Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk mempertahankan konsumen yang ada,baik dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen maupun membangun bauran pemasaran perusahan itu sendiri. Menurut Anderson dalam Tjiptono (2006, hal 348-349 ) menyatakan: “Minat beli berkontribusi pada sebuah aspek krusial, seperti terciptanya kepuasan konsumen, meninggkatkan reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya biaya transaksi masa depan dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan". Kepuasan konsumen dianggap penting karena hasil penjualan perusahaan bersumber dari dua kelompok dasar, yaitu konsumen baru dan pelanggan yang membeli ulang. Biaya untuk mencari konsumen baru lebih besar ketimbang mempertahannkan konsumen yang ada. Oleh karena itu perusahaan berusaha agar dapat mempertahankan konsumen 1
78

KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

Jan 19, 2016

Download

Documents

Ari Masjaya

KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak upaya yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk

mempertahankan konsumen yang ada,baik dengan cara memberikan kepuasan

kepada konsumen maupun membangun bauran pemasaran perusahan itu sendiri.

Menurut Anderson dalam Tjiptono (2006, hal 348-349 ) menyatakan: “Minat beli

berkontribusi pada sebuah aspek krusial, seperti terciptanya kepuasan konsumen,

meninggkatkan reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga, berkurangnya

biaya transaksi masa depan dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas

karyawan".

Kepuasan konsumen dianggap penting karena hasil penjualan perusahaan

bersumber dari dua kelompok dasar, yaitu konsumen baru dan pelanggan yang

membeli ulang. Biaya untuk mencari konsumen baru lebih besar ketimbang

mempertahannkan konsumen yang ada. Oleh karena itu perusahaan berusaha agar

dapat mempertahankan konsumen yang ada dengan jalan membuatnya agar selalu

merasa senang. konsumen yang bersedia akan membeli produk kembali kemudian

menceritakan produk itu kepada orang lain.

Tidak cukup bagi perusahaan sekarang jika hanya mencoba mengunci

kepuasan konsumen dengan convenience, paling berkualitas, paling murah, palik

unik, atau bahkan paling experiential. Perusahaan sekarang dituntut untuk bisa

mengunci konsumen dalam dataran yang lebih dalam, bukan hanya pikirannnya,

bukan pula karna hatinya, melainkan spirit-nya. Jika bisa masuk kesana kepuasan

1

Page 2: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

2

yang terbentuk akan tahan lama karena bersumber dari keyakinan (Kartajaya,

2007, hal. 23)

Minat beli berhubungan dengan pelayanan atau mutu dari produk yang

ditawarkan kepada mereka. Kepuasan konsumen, maka kepuasan konsumen

mempunyai tingkat masing-masing tergantung dari apa yang mereka peroleh. Jika

yang konsumen peroleh memenuhi apa yang diharapkan maka akan merasa puas,

jika yang diperoleh dibawah apa yang diharapkan maka akan merasa kecewa dan

jika yang diperoleh diatas apa yang mereka harapkan maka akan merasa sangat

senang.

Dari hasil observasi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara, bahwa terjadinya penurunan minat beli pada

kartu perdana smartfren, harga yang diberlakukan kurang bersaing dengan produk

sejenis.

Tabel I.1Volume Penjualan Kartu Perdana Smartfren 2012-2013 Unit Medan

BulanVolume Penjualan

2012 2013JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuliAgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

56,443120,99276,08154,67867,49178,781118,98685,353116,80652,61052,448116,018

47,94627,1402,6311,508195374198212516

14,65117,1249,429

Total 996,687 121,925

Page 3: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

3

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa volume penjualan untuk produk

kartu perdana smartfren setiap bulannya berfluktuasi, hal ini menunjukkan bahwa

pengaruh kualitas produk dan harga sangat mempengaruh minat beli masyarakat

terhadap kartu perdana smartfren.

Persaingan antar operator seluler dalam mempertahankan pelanggan dan

menarik konsumen baru merupakan satu keuntungan bagi masyarakat. Konsumen

bisa menikmati pesta tarif karena para operator menurunkan tarif mereka sebagai

langkah untuk mempertahankan dan mendapatkan pelanggan baru. Konsumen

dapat memilih produk seluler sesuai dengan murahnya harga kartu perdana,

sehingga membuat konsumen sering bergonta-ganti kartu perdana dan bahkan ada

yang menggunakan lebih dari satu merek operator. Salah satu operator yang ikut

bersaing di pasaran adalah Smartfren.

Saat ini Smartfren memiliki produk dan layanan. Untuk dapat

mempertahankan dan mendapat pelanggan baru Smartfren lebih khususnya kartu

smartfren memberikan berbagai pilihan layanan paket murah untuk telepon, sms,

serta internet, apabila melakukan isi ulang minimal Rp 5.000 dan selama masa

aktif bonus belum berakhir. Tarif dasar adalah Rp 5/ Detik Untuk panggilan dari

FWA Smartfren ke Smartfren lainnya yang berbeda kode wilayah (interlokal) .

Smartfren juga mempunyai layanan Smartfren poin yang merupakan

program loyalitas pelanggan yang ditujukkan untuk seluruh pelanggan Smartfren.

Program ini bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada para pelanggan

Smartfren yang telah setia menggunakan produk dan layanan dari Smartfren.

Dari latar belakang masalah diatas maka penulis berkeinginan untuk

mengadakan penelitian yang lebih mendalam khususnya mengenai pengaruh

Page 4: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

4

kualitas pelayanan dan Minat beli terhadap Kepuasan. Oleh karena itu penulis

memilih judul: "Pengaruh Kualitas Dan Harga Terhadap Minat Beli Pada

Kartu Perdana Smartfren (Studi Kasus Mahasiswa UMSU Fakultas

Ekonomi)"

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penelitian pendahuluan dilakukan pada blackberry, Maka

diidentifikasikan permasalahannya yang timbul yaitu:

1. Menurunnya pembelian kartu perdana smartfren pada mahasiswa fakultas

ekonomi UMSU.

2. Harga yang ditawarkan untuk kartu perdana smartfren kurang bersaing

dengan produk sejenis atau produk pesaing

3. Kualitas sinyal dalam internet sangat kurang dibandingkan dengan merek

yang sejenis

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan dan memperkecil bahasan masalah sehingga tidak

menyimpang dari yang diinginkan maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada

masalah kualitas dan harga pada Smartfren.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah maka permasalahan dapat

dirumuskan yaitu:

Page 5: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

5

a. Apakah ada pengaruh kualitas terhadap minat beli Smartfren pada

mahasiswa UMSU fakultas ekonomi?

b. Apakah ada pengaruh harga terhadap minat beli Smartfren pada

mahasiswa UMSU fakultas ekonomi ?

c. Apakah ada pengaruh kualitas dan harga terhadap minat beli Smartfren

pada mahasiswa UMSU fakultas ekonomi ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh kualitas terhadap minat beli Smartfren pada

mahasiswa UMSU fakultas ekonomi.

2. Mengetahui pengaruh pengaruh harga terhadap minat beli Smartfren pada

mahasiswa UMSU fakultas ekonomi.

3. Mengetahui pengaruh pengaruh kualitas dan harga terhadap minat beli

Smartfren pada mahasiswa UMSU fakultas ekonomi.

Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan berfikir menulis dalam bidang

pemasaran terutama dalam, Minat beli.

2. memberikan masukan kepada pihak lain dalam hal pengaruh kualitas dan

harga terhadap minat beli Smartfren.

3. Bagi pihak lain, sebagai bahan perbandingan atau referensi yang akan

meneliti masalah sama di masa yang akan datang

Page 6: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Uraian Teori

1. Minat beli

a. Pengertian Minat beli

Minat beli yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang

ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali, 2005:9). Minat beli

merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui

berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk

menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto, 2001:3-4). Minat beli merupakan media

informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak,

orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasive sehingga para

konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan suatu

tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengminat beli (Jefkins, 2007:18).

Kotler & Amstrong (2001, hal.30) mengemukakan bahwasanya daya tarik

minat beli (attention) harus mempunyai tiga sifat: Pertama minat beli harus

bermakna (meaningful), menunjukkan manfaat manfaat yang membuat produk

lebih diinginkan atau lebih menarik bagi konsumen. Kedua, pesan minat beli

harus dapat dipercaya (believable), konsumen percaya bahwa produk tersebut

akan memberikan manfaat seperti yang dijanjikan dalam pesan minat beli.

Ketiga distinctive, bahwa pesan minat beli lebih baik dibanding minat beli

merek pesaing

Assael (2002, hal. 60) menjelaskan Interest yaitu munculnya minat beli

konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatu pemasar. Desire

6

Page 7: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

7

yaitu tahap setelah merasa tertarik, timbul hasrat atau keinginan untuk

memiliki objek produk tersebut. Dalam tahap ini khalayak telah mempunyai

motivasi untuk memiliki produk minat beli. Sampai pada tahap ini, anda telah

berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli.

Tujuan minat beli menurut Rhenald Kasali (2005, 159) biasanya dibangun

atas empat komponen, yaitu: 1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan

yang diharapkan pada calon pembeli, 2) Sikap yang diharapkan, yang

menyangkut sikap atau keistimewaan produk, 3) Kesadaran, dalam

mengembangkan produkproduk baru di pasaran merebut calon pembeli, 4)

Positioning, sasaran konsumen. Beberapa pendapat tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa pengertian perminat belian dapat ditinjau dari media,

proses komunikasi dan reaksi konsumen.

Untuk mengetahui Minat beli maka telebih dahulu harus mengetahui

tentang konsumen, konsumen dianggap sebagai sesuatu yang paling penting

karena konsumen merupakan orang yang paling penting dan sangat

dibutuhkan. Sehubungan dalam penelitian ini maka konsumen adalah pihak

yang memaksimumkan nilai (Philip Kotler, 2005, hal. 49).

Minat beli dipengaruhi oleh nasehat kolega, serta janji dan informasi

pemasar para pesaingnya (Sunarto, 2006 : 18). Oleh sebab itu, maka dapat

pula diasumsikan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kualitas

produk, pelayanan, Minat beli dan iklan. Dimana semakin tinggi kualitas

maka menyebabkan semakin tingginya Minat beli dan juga mendukung

harga yang lebih tinggi serta biaya yang lebih rendah (Kotler, 2005 hal.48)

Page 8: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

8

Menurut American Society for Quality Control mendefinisikan kualitas

yaitu keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang

berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau yang tersirat (Kotler, 2005 hal. 49). Kualitas berpusat pada

konsumen sehingga untuk mengetahui tingkat kualitas produk / jasa dapat

diketahui melalui konsumen. Selain itu menurut direktur G.E. John F.

Welch, Jr beliau mengemukakan bahwa kualitas merupakan jaminan terbaik

atas kesetiaan konsumen, pertahanan terkuat dalam menghadapi persaingan

asing dan satu – satunya jalan menuju pertumbuhan dan pendapatan yang

langgeng (Kotler, 2005 hal. 48).

Dalam hal ini konsumen yang menentukan dan menilai sampai seberapa

jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya. Selama sifat dan

karakteristik konsumen

b. Indikator Minat beli

Menurut Ferdinand (2002, hal. 129), minat beli dapat diidentifikasi

melalui indikator-indikator sebagai berikut :

a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk

prefrensinya.

Page 9: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

9

d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dihubungkan bahwa untuk

mengetahui tingkat Minat beli konsumen dapat diketahui melalui tanggapan

konsumen tentang kualitas produk smartfren melalui daya tahan produk yang

mengarah pada nilai yang diperoleh konsumen berupa tingkat Minat beli

konsumen terhadap produk di smartfren tersebut dimana, bila kinerja di bawah

harapan konsumen maka konsumen akan kecewa, dan bila kinerja sesuai

dengan harapan konsumen, maka konsumen akan puas, sedangkan kinerja

melebihi harapan konsumen, maka konsumen akan sangat puas.

2. Kualitas Produk

a. Pengertian Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan fokus utama dalam perusahaan, kualitas

merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing

produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau

paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Berikut ini definisi

kualitas produk dari para pakar utama.

Menurut Crosby (2009, hal.60), kualitas produk adalah produk yang sesuai

dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas

apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

Page 10: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

10

Menurut Juran (2003, hal. 30) kualitas produk adalah kecocokan

penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Menurut Deming (2002, hal.79), Kualitas produk adalah kesesuaian produk

dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan harus benar-benar

memahami apa yang dibutuhkan konsumen. Perusahaan harus benar-benar

memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas suatu produk yang akan

dihasilkan.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Dalam hal mutu suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan

kadang mengalami keragaman. Hal ini disebabkan mutu suatu produk itu

dipengaruhi oleh beberapa faktor, di mana faktor-faktor ini akan dapat

menentukan bahwa suatu produk dapat memenuhi standar yang telah

ditentukan atau tidak, faktor-faktor tersebut antara lain :

1) Manusia

Peranan manusia atau karyawan yang bertugas dalam perusahaan akan

sangat mempengaruhi secara langsung terhadap baik buruknya mutu

dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Maka aspek

manusia perlu mendapat perhatian yang cukup. Perhatian tersebut

dengan mengadakan latihan-latihan, pemberian motivasi, pemberian

Jamsostek, kesejahteraan, dan lain-lain.

2) Manajemen

Tanggung jawab atas mutu produksi dalam perusahaan dibebankan

kepada beberapa kelompok yang biasa disebut dengan Function Group.

Dalam hal ini pimpinan harus melakukan koordinasi yang baik antara

Page 11: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

11

function group dengan bagian-bagian lainnya dalam perusahaan

tersebut. Dengan adanya koordinasi tersebut maka dapat tercapai

suasana kerja yang baik dan harmonis, serta menghindarkan adanya

kekacauan dalam pekerjaan. Keadaan ini memungkinkan perusahaan

untuk mempertahankan mutu serta meningkatkan mutu dari produk

yang dihasilkan.

3) Uang

Perusahaan harus menyediakan uang yang cukup untuk

mempertahankan atau meningkatkan mutu produknya. Misalnya: untuk

perawatan dan perbaikan mesin atau peralatan produksi, perbaikan

produk yang rusak, dan lain-lain.

4) Bahan baku

Bahan baku merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan akan

mempengaruhi terhadap mutu produk yang dihasilkan suatu

perusahaan. Untuk itu pengendalian mutu bahan baku menjadi hal yang

sangat penting dalam hal bahan baku, perusahaan harus memperhatikan

beberapa hal antara lain: seleksi sumber dari bahan baku, pemeriksaan

dokumen pembelian, pemeriksaan penerimaan bahan baku, serta

penyimpanan.

5) Mesin dan peralatan

Mesin serta peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan

mempengaruhi terhadap mutu produk yang dihasilkan perusahan.

Peralatan yang kurang lengkap serta mesin yang sudah kuno dan tidak

ekonomis akan menyebabkan rendahnya mutu dan produk yang

Page 12: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

12

dihasilkan, serta tingkat efisiensi yang rendah. Akibatnya biaya

produksi menjadi tinggi, sedangkan produk yang dihasilkan

kemungkinan tidak akan laku dipasarkan. Hal ini akan mengakibatkan

perusahaan tidak dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis,

yang menggunakan mesin dan peralatan yang otomatis.

3. Harga

a. Pengertian Harga

Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas produk / jasa, atau jumlah

dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat–manfaat karena memiliki atau

menggunakan produk / jasa tersebut (Kotler & Amstrong. 2001, hal. 439).

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

pendapatan bagi organisasi

Sedangkan menurut Basu swastha (2007, hal. 147) Harga adalah jumlah

uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang di butuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Biasanya

para pemasar menetapkan harga untuk kombinasi antara:

1) Barang/jasa spesifik yang menjadi obyek transaksi

2) Sejumlah layanan pelengkap

3) Manfaat pemuasan kebutuhan yang diberikan produk bersangkutan

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan oleh konsumen

untuk mendapatkan manfaat dari produk yang dibeli tersebut.

Page 13: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

13

b. Konsep Harga

Harga adalah sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain

(nonmoneter) yang mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan

untuk mendapatkan suatu jasa. Utilitas merupakan atribut atau faktor yang

berpotensi memuasakan kebutuhan dan keinginan tertentu. Terdapat 5 jenis

pokok utilitas (Basu swastha, 2007, hal. 147), yaitu:

1) Utilitas bentuk (Form Utility)

Berhubungan dengan proses produksi/konversi, yaitu perubahan fisik atau

kimiawi yang membuat suatu produk menjadi lebih bernilai.

Contoh: bahan bangunan yang diolah sedemikian rupa menjadi rumah oleh

arsitek , pengembang dan pihak terkait lainnya.

2) Utilitas Tempat (Place Utility)

Terbentuk jika produk tersedia di lokasi-lokasi tempat konsumen ingin

membelinya. Contoh: Sepatu Reebok akan memiliki utilitas tempat apabila

sudah dikirim dari pabrik ke gerai ritel seperti mal / toserba.

3) Utilitas Waktu (Time Utility)

Tercipta apabila suatu produk tersedia saat dibutuhkan oleh para

pelanggan potensial. Contoh kartu natal dan tahu baru bisa saja diproduksi

di bulan mei namun belum dipasarkan hingga akhir november atau awal

desember. Dengan menyimpan kartu natal dan tahun baru hingga saat

dibutuhkan, pemasar telah menciptakan utilitas waktu.

4) Utilitas Informasi (Information Utility)

Dengan jalan menginformasikan calon pembeli mengenai keberadaan atas

ketersediaan suatu produk. Bila kosumen belum mengetahui keberadaan

Page 14: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

14

suatu produk dan tempat penjualannya, maka produk bersangkutan blom

ada nilainya. Salah satu bentuk utilitas informasi adalah utilitas citra

(image utility) yakni berupa nilai emosional / psikologis yang

diasosiasikan dengan produk / merek tertentu . Utilitas citra bisa dijumpai

pada produk-produk prestisius seperti universitas terkemuka, jasa

penerbangan terkenal, butik dan galeri terkemuka.

5) Utilitas Kepemilikan (Ownership Utility)

Tercipta jika terjadi transfer kepemilikan atau hak milik atau suatu produk

dari produsen ke konsumen. Pendeknya berbagai benefit yang dimiliki

oleh suatu produk jasa harus dibandingkan dengan berbagai biaya

(pengorbanan) yang ditimbulkan dalam mengkonsumsi layanan jasa

tersebut. Dalam berbagai situasi, konsumen dihadapkan pada berbagai

pertimbangan mengenai apa yang akan mereka dapatkan dengan harga

sekian apabila mengkonsumsi layanan jasa tersebut.

Konsumen sangat tergantung pada harga sebagai indikator kualitas sebuah

produk terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan beli sedangkan

informasi yang dimilki tidak lengkap. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa

persepsi konsumen terhadap kualitas produk berubah-ubah seiring perubahan

yang terjadi pada harga. Konsep yang lain menunjukkan apabila harga sebuah

barang yang dibeli konsumen dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka

dapat dikatakan bahwa penjualan total perusahaan akan berada pada tingkat yang

memuaskan, diukur dalam nilai rupiah, sehingga dapat menciptakan langganan.

Dalam harga merupakan suatu cara bagi seorang penjual untuk

membedakan penawarannya dari para pesaing. Sehingga penetapan harga dapat

Page 15: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

15

dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi differensiasi barang dalam

pemasaran. (Basu Swastha, 2007, hal. 148).

c. Tujuan Penetapan Harga

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen. Orang

sering memilih harga yang lebih tinggi diantara 2 barang karena mereka melihat

adanya perbedaan. Apabila harga lebih tinggi, orang cenderung beranggapan

bahwa kualitasnya juga lebih baik. Konsumen sering pula menggunakan harga

sebagai kriteria utama dalam menentukan nilainya. Barang dengan harga tinggi

biasanya di anggap superior dan barang yang mempunyai harga rendah dianggap

inferior (rendah tingkatannya) (Basu Swastha, 2005, hal. 149).

Penetapan harga jasa penting karena terkait dengan revenue, citra, kualitas,

distribusi dan lain-lain. Keputusan penetapan harga juga sedemikian penting

dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilai oleh konsumen, dan

juga dalam proses membangun citra. Penetapan harga juga memberikan persepsi

tertentu dalam hal kualitas (Lupiyoadi, 2001, hal.86).

Menurut Lovelock dan Patterson (2005, hal.193), tujuan umum penetapan

harga adalah untuk mendukung strategi bauran pemasaran secara keseluruhan.

Setiap keputusan mengenai strategi penetapan harga harus didasarkan pada

pemahaman secara mendalam atas tujuan sepesifik yang ingin perusahaan capai.

Ada tiga kategori tujuan spesifik penetapan harga jasa, yakni :

1. Tujuan berorientasi pendapatan

a. Mengejar profit :

1) Menghasilkan surplus sebesar mungkin

Page 16: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

16

2) Mencapai tingkat target spesifik, tetapi tidak berusaha memaksimalkan

laba

b. Menutup biaya :

1) Menutup biaya teralokasi secara penuh (termasuk biaya overhead

institusional)

2) Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk tertentu (setelah

dikurangi biaya overhead institusional dan segala macam hibah spesifik).

3) Menutup biaya penjualan inkremental kepada satu pelanggan ekstra.

2. Tujuan berorientasi kapasitas

Yaitu dengan mengubah harga sepanjang waktu untuk memastikan bahwa

permintaan sesuai dengan penawaran yang tersedia pada setiap waktu tertentu

(sehingga bisa mengoptimalkan kapasitas produktif).

3. Tujuan berorientasi pelanggan

1) Memaksimumkan permintaan (apabila kapasitasnya tidak terbatas) dalam

rangka mencapai tingkat pendapatan minimum tertentu.

2) Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar

berbagai segmen pasar yang menjadi target pemasaran organisasi.

3) Menawarkan metode pembayaran (termasuk fasilitas kredit) yang bisa

meningkatkan kemungkinan membeli.

Adapun tujuan-tujuan penetapan harga menurut Adrian Payne yang

dikutip dari buku Rambat Lupiyoadi (2001, hal.88), yaitu:

1) Survival, merupakan suatu usaha untuk tidak melaksanakan tindakan-

tindakan untuk meningkatkan profit ketika perusahaan sedang dalam

Page 17: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

17

kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Usaha tersebut cenderung

dilakukan untuk bertahan.

2) Profit maximization, penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan

profit dalam periode tertentu.

3) Sales maximization, penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa

pasar (market share) dengan melakukan penjualan pada harga awal yang

merugikan.

4) Prestige, tujuan penentu harga adalah untuk mempromosikan jasa

perusahaan tersebut sebagai jasa yang eksklusif.

5) ROI, tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on

investment yang diinginkan.

Tujuan penetapan harga bisa mendukung strategi pemasaran berorientasi

pada permintaan primer apabila perusahaan meyakini bahwa harga yang lebih

murah dapat meningkatkan jumlah pemakai, tingkat pemakaian atau minat beli

dalam bentuk atau kategori produk tertentu.

d. Faktor Pertimbangan dalam Penetapan Harga

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga di

bagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Fakor internal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga, meliputi

(Kotler & Amstrong, 341) :

a. Sasaran pemasaran

b. Strategi bauran pemasaran

c. Biaya

d. Pertimbangan organisasi

Page 18: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

18

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan penetapan harga,

meliputi (Kotler & Amstrong, 341) :

a. Pasar dan permintaan

b. Biaya harga dan tawaran pesaing

c. Faktor-faktor eksternal yang lain

Sedangkan menurut Lupiyoadi (2006, hal. 50) penetapan harga perlu

dijabarkan ke dalam program penetapan harga jasa dengan mepertimbangkan

faktor-faktor berikut :

1. Elastisitas harga permintaan

Efektivitas program penetapan harga tergantung pada dampak

perubahan harga terhadap permintaan, karena itu perubahan unit

penjualan sebagai akibat perubahan harga perlu diketahui. Namun,

perubahan harga memiliki dampak ganda terhadap penerimaan

penjualan perusahaan, yakni perubahan unit penjualan dan perubahan

penerimaan per unit. Jadi, manajer jangan hanya berfokus pada

sensitivitas harga di pasar, namun juga mempertimbangkan dampak

perubahan harga terhadap pendapatan total.

2. Faktor persaingan

Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor

penting yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan.

3. Faktor biaya

Struktur biaya perusahaan (biaya tetap dan biaya variabel) merupakan

faktor pokok yang menentukan batas bawah harga.

4. Faktor lini produk

Page 19: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

19

Perusahaan bisa menambah lini produknya dalam rangka memperluas

served market dengan cara perluasan lini dalam bentuk perluasan

vertikal (vertical extension) dan perluasan horizontal.

5. Faktor pertimbangan lain

Faktor-faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam rangka

merancang program penetapan harga antara lain :

a) Lingkungan politik dan hukum, misalnya regulasi, perpajakan,

perlindungan konsumen.

b) Lingkungan internasional, di antaranya lingkungan politik,

ekonomi, sosial budaya, sumber daya alam dan teknologi dalam

konteks global.

Selain faktor-faktor tersebut juga perlu diperhatikan prosedur-prosedur

dalam penetapan harga, meliputi (Basu Swastha, 2007, hal.149) :

1) Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut

2) Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan

3) Menentukan market share yang dapat diharapkan

4) Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar

5) Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan

Keputusan tentang harga (terutama dalam konteks pemasaran jasa) tidak

mudah di lakukan. Disatu sisi harga yang terlalu mahal bisa meningkatkan

laba jangka pendek, tetapi disisi lain sulit dijangkau konsumen dan sukar

bersaing dengan kompetitor. Sedangkan bila harga terlalu murah, pangsa pasar

bisa melonjak, namun margin kontribusi dan laba bersih yang diperoleh akan

Page 20: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

20

berkurang. Selain itu sebagian konsumen bisa saja mempersepsikan kualitasnya

jelek (Tjiptono, 2004, hal.178)

4. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji tentang kepuasan. Penelitian

itu dilakukan oleh: Muhammad Akmal (2011) Dari hasil penelitian diperoleh

menemukan hasil bahwa peminat pembelian melalui website dalam hal ini

keberadaan portal berita tribun-timur.com memberikan pengaruh yang sangat

kuat terhadap minat beli konsumen.

Junidah Alfianasari (2010) Dari hasil analisis, diperoleh hasil bahwa

komunikasi pemasaran (perminat belian, promosi penjualan dan Bauran

pemasaran) memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap kepuasan kartu

perdana IM3 dengan demikian, hipotesis yang diajukan terbukti.

Mochammad Edris (2005) Berdasarkan hasil penelitian, pengulangan

pesan minat beli pasta gigi Pepsodent cukup berpengaruh dalam menarik

perhatian, menimbulkan rasa tertarik, keinginan dan mendorong konsumen untuk

melakukan tindakan pembelian. Minat beli pasta gigi Pepsodent berhasil melekat

dalam ingatan konsumen, sehingga memberikan tanggapan yang positif terhadap

produk tersebut. Tingkat perhatian, ketertarikan, keinginan dan tindakan untuk

melakukan pembelian berada dalam keadaan konstan/tetap, meskipun minat beli

tersebut sudah jarang ditayangkan/hampir tidak pernah ditayangkan.

Page 21: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

21

B. Kerangka konseptual

1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli

Kualitas produk merupakan fokus utama dalam perusahaan, kualitas

merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing produk

yang harus memberi kepuasan kepada konsumen yang melebihi atau paling tidak

sama dengan kualitas produk dari pesaing. Berikut ini definisi kualitas produk dari

para pakar utama.

Menurut Crosby (2009, hal.40), kualitas produk adalah produk yang sesuai

dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas

apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan dan semkain bagus

tingkat kualitas produk akan mempengaruhi minat beli suatu konsumen.

Muhammad Akmal (2011) Dari hasil penelitian diperoleh menemukan hasil

bahwa peminat pembelian melalui website dalam hal ini keberadaan portal berita

tribun-timur.com memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap minat beli

konsumen.

2. Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen. Orang

sering memilih harga yang lebih tinggi diantara 2 barang karena mereka melihat

adanya perbedaan. Apabila harga lebih tinggi, orang cenderung beranggapan

bahwa kualitasnya juga lebih baik. Konsumen sering pula menggunakan harga

sebagai kriteria utama dalam menentukan nilainya. Barang dengan harga tinggi

biasanya di anggap superior dan barang yang mempunyai harga rendah dianggap

inferior (rendah tingkatannya).

Penetapan harga produk sangat penting karena terkait dengan revenue,

citra, kualitas, distribusi dan lain-lain. Keputusan penetapan harga juga

Page 22: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

22

sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilai

oleh konsumen, dan juga dalam proses membangun citra. Penetapan harga juga

memberikan pengaruh terhadap minat beli (Lupiyoadi, 2001, hal.86).

Mochammad Edris (2005) Berdasarkan hasil penelitian, harga akan

mempengaruhi pengulangan pesan minat beli pasta gigi Pepsodent cukup

berpengaruh dalam menarik perhatian, menimbulkan rasa tertarik, keinginan dan

mendorong konsumen untuk melakukan tindakan pembelian.

3. Pengaruh Kualitas Dan Harga Terhadap Minat Beli

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dihubungkan bahwa untuk mengetahui

tingkat Minat beli / konsumen dapat diketahui melalui tanggapan konsumen /

konsumen tentang kualitas produk smartfren melalui daya tahan produk yang

mengarah pada nilai yang diperoleh konsumen berupa tingkat Minat beli /

konsumen terhadap produk di smartfren tersebut dimana, bila kinerja di bawah

harapan konsumen maka konsumen akan kecewa, dan bila kinerja sesuai dengan

harapan konsumen, maka konsumen akan puas, sedangkan kinerja melebihi

harapan konsumen, maka konsumen akan sangat puas.

Hasil dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suwandi (2003) dengan

hasil penelitian bahwa Bauran pemasaran dan Minat beli memiliki pengaruh

secara simultan terhadap kepuasan konsumen, dan hasil uji secara parsial Bauran

pemasaran memiliki pengaruh terhadap kepuasan konsumen, dan Minat beli

memiliki pengaruh secara persial terhadap kepuasan konsumen pada PT. PLN

Persero.

Page 23: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

Harga(X2)

Minat Beli (Y)

Kualitas (X1)

23

Gambar II-1: Paradigma Penelitian

C. Hipotesis

Berdasarkan batasan dan rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh kualitas terhadap minat beli pada Smartfren.

2. Ada pengaruh harga terhadap minat beli pada Smartfren.

3. Ada pengaruh kualitas dan harga terhadap minat beli pada Smartfren.

Page 24: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

24

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAAN

A. Pendekatan Penelitian

Di dalam penelitian ini di gunakan penedekatan penelitian asosiatif dan

pendekatan penelitian kuantitatif, (Sugiyono, 2005, hal. 11) menyatakan bahwa

“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variable atau lebih”. Dengan penelitan ini maka dapat di

bangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan,

mengontrol suatu gejala. Sedangkan Kun dan Juju (2006, hal. 105) menyatakan

bahwa “Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang menekankan pada jumlah

data yang di kumpulkan”

B. Definisi opersional

1. Minat beli (Y)

Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen

untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan

pada periode tertentu. Menurut Ferdinand (2002, hal. 129), minat beli dapat

diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut

a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli

produk.

b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku

seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.

24

Page 25: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

25

Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk

prefrensinya.

d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang

selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan

mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk

tersebut.

2. Kualitas (X1)

Kualitas produk dalam penelitian ini merupakan penilaian konsumen

terhadap kualitas Smartfren untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan

konsumen.Menurut Kotler dan Armstrong (2004, hal. 286) dimensi kualitas

produk adalah:

1) Kinerja adalah dimensi paling dasar dan berhubungan dengan fungsi

utama suatu produk. Konsumen akan kecewa jika harapan meeka atas

dimensi ini tidak terpenuhi.

2) Reliabilitas, hal yang berkaitan dengan profitabilitas atau kemungkinan

suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam

periode waktu tertentu.

3) Fitur (karakteristik produk) dapat dikatakan sebagai aspek sekunder

karena perkembangan feature ini hampir tidak terbatas sejalan dengan

perkembangan teknologi maka feature menjadi target para produsen

untuk berinovasi dalam rangka memuaskan pelanggan.

4) Keawetan adalah dimensi kualitas produk keempat yang menunjukkan

suatu pengukuran terhadap siklus produk, baik secara teknis maupun

Page 26: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

26

waktu. Produk disebut awet jika bertahan setelah berulang kali digunakan

atau sudah lama sekali digunakan.

3. Harga

jumlah uang yang dibebankan atas produk / jasa, atau jumlah dari nilai yang

ditukar konsumen atas manfaat–manfaat karena memiliki atau menggunakan

produk / jasa tersebut. Menurut Tjiptono (2008, hal 152) untuk mengukur harga

adalah sebagai berikut :

1) Terjangkau

Terjangkau adalah harga suatu produk yang bisa di nikmati semua

kalangan konsumen.

2) Kesesuaian antara harga dengan kualitas

Kesesuaian antar harga dengan kualitas adalah penilaian consumen

terhadap suatu barang yang ingin di consumsi.

3) Persaingan harga

Persaingan harga adalah penentuan produk mana yang akan di beli

consumen.

4) Jumlah

Jumlah adalah berapa banyak produk yang diinginkan konsumen

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Peneliti melakukan penelitian tentang kualitas dan harga terhadap minat

beli Smartfren pada mahasiswa UMSU fakultas ekonomi

Page 27: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

27

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Desember 2013 sampai

bulan April 2014.

Tabel III – 41 : Pelaksanaan Penelitian

KEGIATAN

PENELITIAN

WAKTU PENELITIAN

Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan judul

Pra riset

Pembuatan proposal

Seminar Proposal

Pengumpulan Data

Penyusunan Skripsi

Bimbingan Skripsi

Sidang Meja Hijau

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut sugiyono (2005, hal. 72) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik

tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya

2. Sampel

Menurut Sugiono (2005, hal. 116): “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Cara pengambilan sampel

Page 28: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

28

dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan penelitian

sampling kuota, menurt Sugiyono (2005, hal. 77) “Sampling kuota adalah

teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri

tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan”. Dalam penelitian ini penulis

menentukan sampel di tetapkan besarnya yaitu 100 responden. Pengambilan

sampel dilakukan dengan teknik sampling aksidental atau sampel kebetulan

yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan

sebagai sampel, bila di pandang orang yang di temui itu cocok sebagai sumber

data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam instrument ini menggunakan angket

(Questioner), adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis dalam bentuk angket

kepada responden untuk dijawabnya yang ditujukan kepada para mahasiswa

UMSU fakultas ekonomi dengan menggunakan skala likert dalam bentuk

checklist, dimana setiap pertanyaan mempunyai 5 opsi sebagaimana terlihat pada

table berikut ini :

Tabel III – 5 : Skala Pengukuran Likert

PERTANYAAN BOBOTSangat setuju/SS 5Setuju/ST 4Kuang Setuju/KS 3Tidak Setuju/TS 2Sangat tidak setuju /STS 1

Sumber: Sugiyono (2006, hal. 107-108)

Page 29: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

29

Selanjutnya angket yang sudah diterima diuji dengan menggunakan

validitas dan reliabilitas pertanyaan, yaitu :

a. Validitas Instrumen

1) Tujuan Melakukan Pengujian Validitas

Pengujian Validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau

tidaknya instrumen penelitian yang telah dibuat. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk menngukur apa yang

seharusnya diukur.

2) Rumus Statistik untuk Pengujian Validitas

(Sugiyono, 2006, hal 212)

Dimana :

n = banyak nya pasangan pengamatan

x = Skor-skor item instrument variabel-variabel bebas.

y = Skor-skor item instrument variabel-veriabel terikat.

Untuk pengujian validitas peneliti menggunakan SPSS 16 dengan

rumus Correlate, Bivariate Correlations, dengan memasukkan

butir skor pernyataan dan totalnya pada setiap variabel.

3) Kriteria Pengujian Validitas Instrumen

Kriteria pengujian validitas dilihat dari hasil yang di dapat dari

pengujian validitas dengan membandingkan niali r hitung dengan r

tabel. Dimana, rhitung ≥ rtabel (0.05) = valid dan nilai sig (2tailed < 0,05

= valid)

r xy=n∑ xiyi−(∑ xi ) (∑ yi )

√ {n∑ xi2−(∑ xi )2} {n∑ yi2−(∑ yi )2}

Page 30: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

30

b. Reliabilitas Instrumen

1) Tujuan Melakukan Pengujian Reliabilitas

Pengujian Reliabillitas dilakukan untuk mengetahui reliabel atau

tidaknya instrumen penelitian yang telah dibuat. Reliabel berarti

instrumen dapat digunakan untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama.

2) Rumus Statistik untuk Pengujian Reliabilitas

(Husein Umar,, 2004, hal.95)

Dimana :

ri = Reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan

ke dua.

Untuk pengujian validitas peneliti menggunakan SPSS 16 dengan

rumus scale, realibility analisys dengan memasukkan butir skor

pernyataan dan totalnya pada setiap variabel.

3) Kriteria Pengujian Reliabilitas Instrumen

Kriteria pengujian reliabilitas menurut Ghozali (2005, hal.42)

adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,60 maka instrumen memiliki

reliabilitas yang baik.

r11=[ k(k−1) ][∑ σ

b2

σ12 ]

Page 31: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

31

2) Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,60 maka instrumen memiliki

reliabilitas yang kurang baik.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kuantitatif, yakni menguji dan menganalisis data dengan perhitungan angka-angka

dan kemudian menarik kesimpulan dari pengujian tersebut dengan alat uji korelasi

product moment dan korelasi berganda tetapi dalam praktiknya pengolahan data

penelitian ini tidak diolah secara manual,namun menggunakan software statistik

SPSS.

1. Analisis regresi linier berganda

Y = Minat beli

a = konstanta persamaan regresi

b1,b2, = koefisien regresi

x1 = Kualitas

x2 = Harga

e = Eror

(Sugiyono, 2006, hal 212)

2. Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah

menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik

regresi meliputi (Imam Ghozali dalam Sugiyono, 2005, hal.70)

Y= a + b1x1 + b2x2 +e

Page 32: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

32

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain:

Analisis grafik dan analisis statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal (menyerupai lonceng), regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data

menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Uji Gejala Multikolinearitas

Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan

persamaan regresi berganda adalah multikolinearitas, yaitu suatu keadaan yang

variabel bebasnya berkorelasi dengan variabel bebas lainnya atau suatu variabel

bebas merupakan fungsi linier dari variabel bebas lainnya. Adanya

Multikolinearitas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation

factor (VIF). Sujianto (2009, hal. 65) menyatakan jika nilai Variance Inflation

Factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka model terbebas dari multikolinearitas.

Page 33: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

33

c) Uji Gejala Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedasitas. Metode

yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala heterokedasitas antara lain: metode

grafik, park glejser, rank spearman dan barlett.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala

heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat

(ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas

dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang terletak di

Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka

mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen yang terdiri atas kualitas produk dan harga terhadap minat beli.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai

berikut

Page 34: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

34

1). Merumuskan hipotesis

H0 : tidak ada pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli.

H1 : ada pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli.

Jika tsig > α 0,05 berarti Ho diterima dan H1 Ditolak

Jika tsig ≤ α 0,05 berarti Ho ditolak. Dan H1 Diterima

b. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-

sama terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut:

1). Merumuskan hipotesis

H0 : tidak ada pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli.

H1 : ada pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli

2). Membandingkan hasil Fsig dengan nilai probababilitas α 0,05 dengan kriteria

sebagai berikut:

Jika Fsig > α 0,05 berarti Ho diterima dan H1 Ditolak

Jika Fsig ≤ α 0,05 berarti Ho ditolak. Dan H1 Diterima

1. Uji Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar persentase hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat, digunakan rumus uji Determinasi

Dimana:

D = koefisien determinasi

R2 = hasil kuadrat korelasi berganda

D = R2 x 100 %.

Page 35: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Angket

Pada penelitian ini penulis menyebarkan angket kepada seluruh responden

yang berjumlah 100 orang dengan menggunakan teknik independent sampling.

Dimana responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang membeli produk

kartu perdana smartfren. Pada penelitian ini pula penulis menggunakan angket

sebagai alat untuk menganalisa data agar dapat menghasilkan penelitian yang

berguna. Untuk mendapatkan itu semua, penulis menggunakan skala likert

sebagai acuan untuk pilihan jawaban yang akan diisi oleh para responden.

Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden

menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan

memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Skala likert ini memiliki penilaian

untuk masing-masing pilihan jawaban. Berikut ini adalah tabel skala likert yang

penulis gunakan pada penelitian ini :

Tabel IV-1

Skala Likert

Pernyataan BobotSangat Setuju 5Setuju 4Kurang Setuju 3Tidak Setuju 2Sangat Tidak Setuju 1

35

Page 36: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

36

a. Karakteristik Responden

Dalam menyebarkan angket yang penulis lakukan terhadap 100 responden,

tentu memiliki perbedaan karateristik baik itu secara jenis kelamin, usia, ataupun

pekerjaannya. Oleh karena itu perlu adanya pengelompokan untuk masing-masing

identitas pribadi para responden.

Data kuesioner yang disebarkan diperoleh beberapa karakteristik

responden, yakni jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Tabel-tabel

dibawah ini akan menjelaskan karakteristik responden penelitian.

Tabel IV-2Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

NO Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1

2

Wanita

Laki-Laki

48 orang

52 orang

48%

52%

Jumlah 100 orang 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa responden penelitian ini terdiri wanita

48 orang (48%) dan laki-laki 52 orang (52%). Persentase pelanggan antara

pelanggan laki-laki dan pelanggan perempuan memiliki jumlah yang hampir sama

banyaknya. Hal ini berarti karakteristik berdasarkan jenis kelamin pelanggan di

Smartfren tidak didominasi jenis kelamin, tetapi setiap laki-laki maupun

perempuan memiliki keputusan yang sama untuk membeli produk Smartfren

Page 37: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

37

Tabel IV-3Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase (%)

1

2

17-20 tahun

20 -25 tahun

60 orang

40 orang

60%

40%

Jumlah 100 orang 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa pelanggan Smartfren terdiri dari

berbagai karakteristik usia yang berbeda-beda dari yang muda sampai yang tua.

Hal ini berarti keputusan pembelian tidak didominasi satu karakteristik usia tetapi

dari yang muda sampai yang tua mempunyai keputusan yang sama untuk membeli

pada Smartfren Medan.

b. Data Variabel Penelitian

Variabel – variabel dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel. Yaitu minat

beli ( Y ), Produk (X1), harga (X2),. Deskrispi dari setiap pernyataan akan

menampilkan opsi jawaban setiap responden terhadap setiap item pernyataan yang

diberikan penulis kepada responden.

Tabel IV.4 Hasil Angket Minat BeliNo

pernya

Taan

SangatSetuju

Setuju KurangSetuju

TidakSetuju

Sangat Tidak Setuju Jumlah

F % F % F % F % F % F %1 40 40 60 60 0 0 0 0 0 0 100 100

2 36 36 63 63 1 1 0 0 0 0 100 100

3 23 23 64 64 11 11 2 2 0 0 100 100

4 55 55 41 41 4 4 0 0 0 0 100 100

5 36 36 53 53 10 10 1 1 0 0 100 100

Sumber: Hasil Penelitian Angket Tahun 2014

Page 38: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

38

Berdasarkan table IV.5 diatas dapat disimpulkan bahwa responden lebih

banyak menjawab setuju dibandingkan dengan yang lain. Hal ini menunjukkan

bahwa Kartu perdana smartfren dapat memberikan minat beli yang sesuai dengan

yang diharapkan pelanggan, sehingga pelanggan memiliki minat beli terhadap

produk yang ditawarkan Smartfren Medan. dan ada juga yang menjawab kurang

setuju, tidak setuju, hal ini mungkin yang jadi permasalahan.

Tabel IV.5 Hasil Angket Kualitas Produk ( X1 )

No pernya

Taan

SangatSetuju

Setuju KurangSetuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju Jumlah

F % F % F % F % F % F %1 34 34 46 46 18 18 2 2 0 0 100 100

2 25 25 59 59 13 13 3 3 0 0 100 100

3 21 21 61 61 15 15 3 3 0 0 100 100

4 24 24 53 53 20 20 3 3 0 0 100 100

Sumber: Hasil Penelitian Angket Tahun 2014

Berdasarkan table IV.6 diatas dapat disimpulkan bahwa responden lebih

banyak menjawab setuju dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini menunjukkan

bahwa Smartfren Medan dalam menerapkan kualitas produk sesuai dengan yang

diharapkan pelanggan. Namun ada juga yang menjawab kurang setuju, tidak

setuju dan sangat tidak setuju dan hal ini mungkin yang menjadi salah satu

permasalahan.

Page 39: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

39

Tabel IV.6 Hasil Angket Harga ( X2 )

No pernya

Taan

SangatSetuju

Setuju KurangSetuju

TidakSetuju

Sangat Tidak Setuju Jumlah

F % F % F % F % F % F %1 33 33 57 57 8 8 2 2 0 0 100 100

2 31 31 32 32 33 33 4 4 0 0 100 100

3 20 20 55 55 21 21 4 4 0 0 100 100

4 34 34 42 42 18 18 4 4 2 2 100 100

Sumber: Hasil Penelitian Angket Tahun 2014

Berdasarkan table IV.8 diatas dapat disimpulkan bahwa responden lebih

banyak menjawab setuju dibandingkan dengan jawaban yang lainnya. Hal ini

menujukkan bahwa Smartfren memiliki harga berupa yang baik dimata

pelanggan. Namun ada juga pelanggan yang menjawab kurang setuju, tidak setuju

dan sangat tidak setuju .Hal ini mungkin yang jadi permasalah.

2. Uji Validitas dan Reabilitas Data

a. Uji Validitas

Tabel IV.7Uji Validitas Variabel Minat Beli

Pernyataan Nilai Korelasi Probabilitas Keterangan

Pernyataan 1 0,825 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 2 0,530 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 3 0,797 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 4 0,826 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 5 0,696 (positif) 0,000<0,05 Valid

Page 40: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

40

Sumber : Data Diolah SPSS 2014

Dari 5 pernyataan mengenai minat beli berupa ketanggapan yang diajukan

penulis kepada responden, 5 pernyataan dinyatakan valid.

Tabel IV.8

Tabel Uji Validitas Kualitas Produk

Pernyataan Nilai Korelasi Probabilitas Keterangan

Pernyataan 1 0,741 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 2 0,755 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 3 0,441 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 4 0,905 (positif) 0,000<0,05 Valid

Sumber : Data Diolah SPSS 2014

Dari 4 pernyataan mengenai kualitas produk berupa ketanggapan yang

diajukan penulis kepada responden, 4 pernyataan dinyatakan valid

Tabel IV.9

Tabel Uji Validitas Harga

Pernyataan Nilai Korelasi Probabilitas Keterangan

Pernyataan 1 0,721 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 2 0,753 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 3 0,721 (positif) 0,000<0,05 Valid

Pernyataan 4 0,794 (positif) 0,000<0,05 Valid

Sumber : Data Diolah SPSS 2014

Dari 4 pernyataan mengenai harga berupa ketanggapan yang diajukan

penulis kepada responden, 4 pernyataan dinyatakan valid.

Page 41: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

41

b. Uji Reabilitas

Tabel IV.10Uji Reliabilitas Minat Beli

Cronbach's AlphaN of Items

,776 5

Dari hasil pengujian reablitiy dengan menggunakan SPSS dapat dilihat

bahwa nilai dari cronbach alpha 0.776 > 0.6 maka reability data tersebut cukup

baik.

Tabel IV.11Reliability Kualitas Produk

Cronbach's AlphaN of Items

,862 4

Nilai koefisien reliability ( Cronbach Alpa ) diatas adalah 0,862 > 0,6

maka kesimpulan instrumen yang diuji tersebut adalah reliable (terpercaya ).

Tabel IV.12Reliability Harga

Cronbach's Alpha

N of Items

,848 4

Nilai koefisien reliability ( Cronbach Alpa ) diatas adalah 0,848 > 0,6

maka kesimpulan instrumen yang diuji tersebut adalah reliable

(terpercaya ).

Page 42: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

42

3. Menguji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas tentu saja untuk mengetahui apakah

suatu variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti mempunyai distribusi

data yang normal. Normal atau tidaknya data berdasarkan patokan distribusi

normal data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Jadi uji normalitas pada

dasarnya melakukan perbandingan antara data yang kita miliki dengan

berdistribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan

data.

Untuk mengetahui apakah data penelitian ini memiliki normal atau tidak

bisa melihat dari uji kolmogorov smirnov melalui SPSS apakah membentuk data

yang normal atau tidak.

Tabel IV.13Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 YN 100 100 100

Normal Parameters(a,b) Mean 19,9500 16,0400 21,5800 Std. Deviation 2,38842 1,81976 2,09945Most Extreme Differences

Absolute,140 ,221 ,179

Positive ,095 ,109 ,179 Negative -,140 -,221 -,128Kolmogorov-Smirnov Z 1,399 2,212 1,788Asymp. Sig. (2-tailed) ,140 ,163 ,113

a Test distribution is Normal.b Calculated from data.

Hasil Pengolahan data tersebut, dapat diperoleh bahwa data dalam

penelitian berdistribusi normal. Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal

apabila memiliki nilai uji kolmogorov Asym.Sig lebih besar dari 0.05.

Page 43: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

43

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006: 91),” uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

( independen)”. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

antar variabel independen, karena korelasi yang tinggi antara variabel-variabel

bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di

antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap

variabel terikatnya menjadi terganggu Pengujian multikolinearitas dilakukan

dengan melihat VIF antar variabel independen. Jika VIF menunjukkan angka

lebih kecil dari 10 menandakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Disamping

itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika nilai VIF diantara

variabel independen lebih besar dari 10.

Tabel IV.14Uji Multikolinearitas

Coefficients(a)

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

,756 1,323

,691 1,448

,782 1,278a Dependent Variable: Y

Dari data diatas setalah diolah menggunakan SPSS dapat diliha bahwa

nilai tolerance setiap variabel lebih kecil nilai VIF < 10 hal ini membuktikan

bahwa nilai VIF setiap variabelnya bebas dari gejala multikolinearitas.

c. Uji Heterokedastisitas

Page 44: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

44

Menurut Ghozali (2006:105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain, karena karena untuk melihat apakah

terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat

kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap

atau disebut homoskedastisitas. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk menguji ada tidaknya situasi

heteroskedastisitas dalam varian error terms untuk model regresi. Dalam

penelitian ini akan digunakan metode chart (Diagram Scatterplot), dengan dasar

pemikiran bahwa :

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar keatas dan dibawah 0

pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 45: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

45

3. Uji Hipotesis

a. Regresi Linier Berganda

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.

Dalam penelitian ini terdapat enam variabel independen, yaitu Relation

Marketing, Bukti Fisik, Keandalan, Ketanggapan, Jaminan, Empati, serta satu

variabel dependen yaitu Loyalitas Pelanggan. Adapun rumus dari regresi linier

berganda adalah sebagai berikut :

Y= a + b1x1 + b2x2 +e

Tabel IV.15Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant) 12,156 2,616 4,648 ,000 X1 ,099 ,193 ,074 ,515 ,608 X2 ,450 ,216 ,300 2,081 ,040

Sumber : Data diolah SPSS 2014

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan SPSS 15.0 diatas

akan didapat persamaan regresi berganda model regresi sebagai berikut :

Y= 12,156 + 0.009X1 + 0.450X2

Berdasarkan persamaan regresi tersebut dianalisis pengaruh citra dan iklan

terhadap keputusan pembelian yaitu :

Jadi persamaan bermakna jika adalah

1. 12,156 menunjukkan bahwa apabila variabel kualitas produk dan harga

Page 46: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

46

adalah nol (0) maka nilai minat beli sebesar 12,156.

2. 0.099 menunjukkan bahwa apabila variabel kualtias produk ditingkatkan

100% maka nilai minat beli akan berkurang bertambah 9.9%

3. 0.450 menunjukkan bahwa apabila variabel harga ditingkatkan 100%

maka nilai minat beli akan bertambah sebesar 45.0%.

b. Uji t

Model Unstandardized

CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta1 (Constant) 12,156 2,616 4,648 ,000 X1 ,099 ,193 ,074 ,515 ,608 X2 ,450 ,216 ,300 2,081 ,040

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi kualitas produk

berdasarkan uji t diperoleh sebesar 0.608 (Sig 0.608 > α0.05). dengan demikian Ho

diterima. kesimpulannya : tidak ada pengaruh signifikan kualitas produk terhadap

minat beli.

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi harga berdasarkan uji t

diperoleh sebesar 0.040 (Sig 0.040 < α0.05). dengan demikian Ho ditolak.

kesimpulannya : ada pengaruh signifikan harga terhadap minat beli.

c. Uji F

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 92,026 2 46,013 7,189 ,001(a)

Residual 620,884 97 6,401Total 712,910 99

a Predictors: (Constant), X2, X1b Dependent Variable: y

Page 47: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

47

Berdasarkan hasil uji F diatas diperoleh nilai signifikan 0.001 (Sig. 0.001 >

α0.05), dengan demikian H0 ditolak . kesimpulannya : ada pengaruh signifikan

pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli

d. Uji Determinasi

Model R R SquareAdjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,359(a) ,129 ,111 2,52999

a Predictors: (Constant), X2, X1b Dependent Variable: y

Dari hasil uji R Square dapat dilihat bahwa 0.129 dan hal ini menyatakan

bahwa variable pengaruh kualitas produk dan harga sebesar 12,9% untuk

mempengaruhi variabel minat beli sisanya dipengaruhi oleh factor lain atau

variable lain. Alasan menggunakan R Square karena  peneliti memilih sampel

dengan non-random (misalnya sampling purposif, accidental) maka individu yang

kita teliti namanya subjek atau partisipan, bukan sampel. Pada kasus ini kita

cukup menggunakan R2 saja karena tidak bertujuan untuk menggeneralisasikan ke

populasi yang lebih luas.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi kualitas produk

berdasarkan uji t diperoleh sebesar 0.608 (Sig 0.608 > α0.05). dengan demikian Ho

diterima. kesimpulannya : tidak ada pengaruh signifikan kualitas produk terhadap

minat beli.

Page 48: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

48

Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi harga berdasarkan uji t

diperoleh sebesar 0.040 (Sig 0.040 < α0.05). dengan demikian Ho ditolak.

kesimpulannya : ada pengaruh signifikan harga terhadap minat beli.

Berdasarkan hasil uji F diatas diperoleh nilai signifikan 0.001 (Sig. 0.001 >

α0.05), dengan demikian H0 ditolak . kesimpulannya : ada pengaruh signifikan

pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli.

Dari hasil uji R Square dapat dilihat bahwa 0.129 dan hal ini menyatakan

bahwa variable pengaruh kualitas produk dan harga sebesar 12,9% untuk

mempengaruhi variabel minat beli sisanya dipengaruhi oleh factor lain atau

variable lain. Alasan menggunakan R Square karena  peneliti memilih sampel

dengan non-random (misalnya sampling purposif, accidental) maka individu yang

kita teliti namanya subjek atau partisipan, bukan sampel. Pada kasus ini kita

cukup menggunakan R2 saja karena tidak bertujuan untuk menggeneralisasikan ke

populasi yang lebih luas

Page 49: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi kualitas produk

berdasarkan uji t diperoleh sebesar 0.608 (Sig 0.608 > α0.05). dengan

demikian Ho diterima. kesimpulannya : tidak ada pengaruh signifikan

kualitas produk terhadap minat beli.

2. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai signifikansi harga berdasarkan uji t

diperoleh sebesar 0.040 (Sig 0.040 < α0.05). dengan demikian Ho ditolak.

kesimpulannya : ada pengaruh signifikan harga terhadap minat beli.

3. Berdasarkan hasil uji F diatas diperoleh nilai signifikan 0.001 (Sig. 0.001

> α0.05), dengan demikian H0 ditolak . kesimpulannya : ada pengaruh

signifikan pengaruh kualitas produk dan harga terhadap minat beli.

4. Dari hasil uji R Square dapat dilihat bahwa 0.129 dan hal ini menyatakan

bahwa variable pengaruh kualitas produk dan harga sebesar 12,9% untuk

mempengaruhi variabel minat beli sisanya dipengaruhi oleh factor lain

atau variable lain.

B. Saran

Page 50: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

50

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan

pada penelitian selanjutnya antara lain

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan periode penelitian

yang lebih panjang sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil yang

lebih akurat dan dapat digeneralisasi

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen

yang turut mempengaruhi minat beli.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menggunakan sampel yang lebih

banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai sektor

sehingga hasilnya lebih baik lagi.

49

Page 51: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

51

DAFTAR PUSTAKA

Bahrul Kirom. 2012. Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen, Bandung: Pustaka Reka Cipta

Costabille, 2000, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan Indonesia, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo

Fandy Tjiptono, 2006, Manajemen Pelayanan Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta

Hendra Teguh, Ronny A. Rusli, dan Benjamin Molan,1997. Marketing Management.10th ed.(2000). PT Penhallindo,Jakarta

Kartajaya, Hermawan, 2007, Marketing Plus Siasat Memenangkan Persaingan Global, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Kotler, Philip & Garry Amstrong, 2008 “Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 2, Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip & Kevin Lance, 2008 “Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2, Jakarta: Erlangga

Ratih Hurriyati, 2005, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan : Untuk Menaikkan Pangsa Pasar, Jakarta, Penerbit PT. Rineka Cipta

Rusdarti, 2004,”Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Nilai Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Bank BPD Jawa Tengah Cabang Semarang”, Jurnal Bisnis Strategi,Vol. 13, Juli,pp 54-65

Simamora, Bilson. 2003. Panduan Riset Perilaku Konsumen, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Smith & Lauren. K. Wright, 2004, Manajemen Pemasaran di indonesia Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Salemba Empat

Sugiyono. 2006. “Metode Penelitian Bisnis”, Alfa beta, Bandung Supranto J. 2005.”Statistik”, Erlangga. Jakarta

Sunarto. 2006. Manajemen Pemasaran 2. Adityamedia, Yogyakarta.

Thamrin Abdullah. 2012. Manajemen Pemasaran.Jakarta : Raja Grafindo Persada

Page 52: KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN PELANGGAN

52

Zulkarnain. 2012. Ilmu Menjual, Pendekatan Teoritis, dan Kecakapan Menjual,Yogyakarta: Graha ilmu.