Top Banner
perbedaan KBK dan KTSP BAB I DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM 1.1. Pengertian Kurikulum Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni „‟Curriculae„‟, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan, bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelanggaraan suatu pendidikan 1.2. Landasan Pengembangan Kurikulum Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan ,kebutuhan pembangunan nasional,perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kesenian,sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum agar berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan. 2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita. 3. Perkembangan peserta didik ,yang menunjuk pada karakteristik perkembangan peserta didik. 4. Keadaan lingkungan ,yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi ( interpersonal ) .lingkungan kebudayaan termasuk iptek ( kultural ),dan lingkungan hidup ( bioekologi),serta lingkungan (geoekologis). 5. Kebutuhan pembangunan yang mencakup lkebutuhan pembangunan di bidang ekonomi,kesejahteraan rakyat,hukum,hankam,dan sebagainya. 6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai denagn sistem, nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa. BAB II MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI 2.1. Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi
40

Ktsp dan kbk

Jul 05, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ktsp dan kbk

perbedaan KBK dan KTSP BAB I

DASAR PENGEMBANGAN KURIKULUM

1.1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni „‟Curriculae„‟, artinya jarak yang

harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum ialah jangka waktu

pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan, bahan kajian dan pelajaran

untuk mencapai tujuan penyelanggaraan suatu pendidikan

1.2. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan

memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan

,kebutuhan pembangunan nasional,perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta

kesenian,sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.

Berdasarkan ketentuan dan konsep-konsep tersebut, pengembangan kurikulum agar

berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan dasar untuk merumuskan tujuan

institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum

suatu satuan pendidikan.

2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.

3. Perkembangan peserta didik ,yang menunjuk pada karakteristik perkembangan peserta didik.

4. Keadaan lingkungan ,yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi ( interpersonal )

.lingkungan kebudayaan termasuk iptek ( kultural ),dan lingkungan hidup ( bioekologi),serta

lingkungan (geoekologis).

5. Kebutuhan pembangunan yang mencakup lkebutuhan pembangunan di bidang

ekonomi,kesejahteraan rakyat,hukum,hankam,dan sebagainya.

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai denagn sistem, nilai dan

kemanusiawian serta budaya bangsa.

BAB II

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

2.1. Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi

A. Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

Page 2: Ktsp dan kbk

Dari beberapa sumber dapat kita temukan bahwa kurikulum dapat dimaknai dalam tiga

konteks, yaitu kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman

belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan program belajar.

Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh

peserta didik merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini banyak mewarnai teori-teori

dan praktik pendidikan. (Saylor, Alexander, Lewis, 1981).

Sebagai mata pelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik, dalam proses

perencanaannya kurikulum memiliki ketentuan sebagai berikut:

1. Perencanaan kurikulum biasanya menggunakan judgement ahli bidang studi. Dengan

mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan faktor pendidikan, ahli tersebut menentukan

mata pelaiaran apa yang harus diajarkan pada siswa.

2. Dalam menentukan dan memyeleksi kurikulum perlu dipertimbangkan beberapa hal seperti

tingkat kesulitan, minat siswa, urutan bahan pelajaran, dan lain sebagainya.

3. Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan kepada penggunaan metode dan

strategi pembelaiaran yang memungkin-kan anak didik dapat menguasai materi pelajaran,

semacam menggunakan pendekatan ekpositori.

Pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar mengandung makna bahwa

kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun di luar

sekolah asal kegiatan tersebut berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah).

Banyak tokoh yang menganggap kurikulum sebagai pengalaman di antaranya adalah

Hollis L. Caswell dan Doak S. Campbell (1935) yang menyatakan bahwa kurikulum adalah:

“All of the experiences children have under the guidance of teacher".

Demikian juga dengan Dorris Lee dan Murray Lee (1940) yang menyatakan kurikulum

sebagai:

“...Those experiences of the child which the school in any way utilizes or attempts to

influence”

Lebih jelas lagi dikemukakan oleh H.H. Giles. ST, McCutchen, dan A.N.Zechiel:

"The curriculum... the total experience with which the school deals in educating young

people”

Bagi mereka, kurikulum itu bukan hanya menyangkut mata pelajaran yang harus di

pelajari, akan tetapi menyangkut seluruh usaha sekolah untuk mempengaruhi siswa belajar

baik di dalam maupun di luar kelas atau bahkan di luar sekolah.

Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis kompetensi

merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang

harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan surnber

daya pendidikan (Depdiknas 2002).

Menurut McAshan, kompetensi itu adalah suatu pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan atau apa kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian

dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.

Page 3: Ktsp dan kbk

Dari pendapat di atas, maka jelas suatu kompetensi harus didukung oleh pengetahuan,

sikap, dan apresiasi, artinya tanpa pengetahuan dan sikap tidak mungkin muncul suatu

kompetensi tertentu.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Gordon (1988) menjelaskan beberapa aspek yang

harus terkandung dalam kompetensi sebagai berikut :

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu tentang pengetahuan seseorang untuk melakukan sesuatu,

misalnya akan dapat melakukan proses berpikir ilmiah untuk memecahkan suatu persoalan

manakala ia memiliki pengetahuan yang memadai tentang langkah-langkah berpikir ilmiah.

2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimemiliki oleh

individu. Misalnya siswa hanya mungkin dapat memecahkan masalah ekonomi manakala ia

memahami konsep ekonomi.

3. Keterampilan (Skill) adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas yang

dibebankan. Misalnya siswa hanya mungkin dapat melakukan pengamatan tentang

mikroorganisme manakala ia memiliki keterampilan bagaimana cara menggunakan

mikroskop sebagai alat.

4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah

menjadi bagian dari dirinya, sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya. Misalnya

standar perilaku siswa dalam melaksanakan proses berpikir seperti keterbukaan, kejujuran,

demokratisasi, kasih saying dan lain sebagainya.

5. Sikap (attitude) yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar,

misalnya perasaan senang, atau tidak senang terhadap munculnya aturan baru; rekreasi

terhadap diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi; dan lain sebagainya.

6. Minat (Interest). Yaitu keenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan

atauperbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari dan memperdalam materi pelajaran.

Dari pengertian kompetensi seperti yang telah dijelaskan di atas, maka dapat kita

simpulkan bahwa dalam KBK bukan hanya sekedar agar siswa memahami materi pelajaran

untuk mengembangkan kemampuan intelektual, saja akan tetapi bagaimana pengetahuan

yang dipahami itu dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupannya.

B. Sejarah dan Perkembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum Berbasis Kompetisi Lahir ditengah-tengah adanya tuntutan mutu pendidikn

di Indonesia. Banyak kalangan yang berpendapat bahwa mutu pendidikan Indonesia semakin

hari semakin terpuruk. Bahkan dengan Negara tetangga pun yang dulu belajar ke Indonesia,

seperti Malaysia, Indonesia tertinggal dalam hal mutu pendidikan. Pendidikan di Indonesia

dianggap hanya melahirkan lulusan yang akan menjadi beban Negara dan masyarakat, karena

kurang ditunjang dengan kompetensi yang memadai ketika terjun dalam masyarakat. Untuk

merespon hal tersebut , pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional menawarkan

kurikulum yang dianggap mampu menjawab problematika seputar rendahnya mutu

pendidikan dewasa ini. Karena dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi peserta didik

Page 4: Ktsp dan kbk

diarahkan untuk menguasai sejumlah kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditentukan

(Kunandar, 2005).

Kurikulum Berbasis Kompetensi digagas ketika Mentri Pendidikan dijabat oleh Prof.

Abdul Malik Fadjar, M.Sc. Ketentuan- ketentuan yang ada dalam Kurikulum Bebasis

Kompetensi adalah:

1. Bersifat : Competency Based Curriculum

2. Penyebutan SLTP menjadi SMP ( Sekolah Menengah Pertama ) dan SMU menjadi SMA

(Sekolah Menengah Atas ).

3. Program Pengajaran SD disusun dalam 7 mata pelajaran

4. Program Pengajaran SMP disusun dalam 11 mata pelajaran

5. Program Pengajaran SMA dilakukan di kelas II, terdiri atas Ilmu Alam, Sosial, dan Budaya

(Kompas,16 Agustus 2005).

Kurikulum Berbasis Kompetensi meskipun sudah diujicobakan di beberapa sekolah

melalui Pilot Project, tetapi ironisnya pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan

Nasional belum mengesahkan kurikulum ini secara formal. Sepertinya pemerintah masih

ragu-ragu dengan kurikulum ini. Hal ini dimaklumi, karena uji coba kurikulum ini menuai

kritik dari berbagai kalangan, baik para ahli pendidikan maupun praktisi pendidikan.

Beberapa Kritik terhadap kurikulum tersebut :

1. Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan guru akan dikejar-kejar materi seperti yang

terjadi pada kurikulum 1994 akan terulang kembali.

2. Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi

terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut.

3. Masih belum jelasnya ( bias ) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada

standar kompetensi kelulusan belum terlalu aplikatif.

4. Adanya system penilaian yang belum begitu jelas dan terukur.

Melalui kebijakan pemerintah, kurikulum berbasis kompetensi mengalami revisi,

dengan keluarnya Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi, Permen Diknas Nomor 23

tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Diknas Nomor 24 tentang Pelaksanaan

kedua permen diatas. Ketiga Permen tersebut dikeluarkan pada tahun 2006. Dengan

dikeluarkannya ketiga Permen tersebut seakan menjawab ketidak jelasan nasib KBK yang

selama ini sudah diterapkan dibeberapa sekolah, baik melalui Pilot Project atau swadaya dari

sekolah tersebut. Keterandalan dan keunggulan kurikulum ini pun masih perlu diuji

dilapangan dan waktu yang nanti akan menjawabnya.

C. Karakteristik dan Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual 'maupun klasikal.

Ini mengandung pengertian bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi menekankan kepada

ketercapaian kompetensi. Artinya isi KBK pada intinya adalah sejumlah kompetensi yang

Page 5: Ktsp dan kbk

harus; dicapai oleh siswa, kompetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal

atau kemampuan dasar.

2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. Ini artinya,

keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah

yang selanjutnya dijadikan acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau

belum. Proses pencapaian hasil belajar itu tentu saja sangat tergantung pada kemampuan

siswa. Sebab diyakini, siswa memiliki kemampuan dan kecepatan yang berbeda. KBK

memberikan peluang yang sama kepada seluruh siswa untuk dapat mencapai hasil belajar

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi. Artinya

sesuai dengan keberagaman siswa, maka metode yang digunakan dalam proses pembelajaran

harus bersifat multimetode. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuan berpikir

siswa. Bahwa belajar sebagai proses menerima informasi dari guru, dalam KBK harus

ditinggalkan. Belajar adalah proses mencari dan menemukan. Belajar adalah proses

mengonstruksi pengetahuan oleh siswa. Oleh sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi.

4. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur

edukatif. Artinya, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya

teknologi informasi, dewasa ini siswa bisa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber

belajar yang tersedia. Guru, dalam pembelajaran KBK, guru bukan sebagai satu-satunya

sumber belajar. Guru berperan hanya sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar

dari berbagai macam sumber belajar.

5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau

pencapaian suatu kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur

dari sejauh mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi juga bagaimana

cara mereka menguasai pelajaran tersebut. Oleh sebab itu, KBK menempatkan hasil dan

proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.

Tujuan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah mengembangkan potensi peserta didik

untuk menghadapi perannya di masa datang dengan mengembangkan sejumlah kecakapan

hidup (life skill). Kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang

untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa

tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi sehingga

akhirnya mampu mengatasinya.

2.2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

A. Asas Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai pedoman dan alat

pendidikan bagi guru, didasarkan pada tiga asas pokok, yaitu asas filosofis, asas psikologis,

dan asas sosiologis teknologis. Selanjutnya makna ketiga asas tersebut dijelaskan di bawah

ini.

Pertama, asas filosofis berkenaan dengan sistem nilai (value system) yang berlaku di

masyarakat. Di Indonesia system nilai yang berlaku adalah Pancasila, oleh sebab

Page 6: Ktsp dan kbk

itu membentuk manusia yang Pancasilais merupakan tujuan dan arah dari segala ikhtiar

berbagai level dan jenis pendidikan. Dengan demikian, isi KBK yang disusun harus

memuat dan mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Kedua, asas psikologis berhubungan dengan aspek kejiwaan dan perkembangan peserta

didik. Mengapa KBK harus didasarkan pada asas psikologis? Oleh sebab (1) secara

psikologis anak didik memiliki perbedaan baik perbedaan minat, bakat maupun potensi yang

dimilikinya. Walaupun secara fisik mungkin saja ada dua orang anak yang sama, akan tetapi

secara psikologis tidak sama. Anak adalah organisme yang unik, yang berbeda satu dengan

yang lain. (2) Anak adalah organisme yang sedang berkembang. Pada setiap tahapan

perkembangannya mereka memiliki karakteristik dan ciri tertentu. Berdasarkan karakteristik

dan ciri-ciri itulah setiap anak harus menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Sebab,

manakala tugas perkembangan pada suatu tahap tidak terselesaikan, maka akan mengganggu

tahapan berikutnya. Dengan demikian baik tujuan, isi dan strategi pengembangan KBK harus

memerhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar anak.

Ketiga Pengembangan KBK juga didasarkan kepada asas sosiologis dan teknologis. Hal

ini didasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar

mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Oleh karena itu kurikulum sebagai alat dan

pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan

masyarakat.

B. Prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi

a) Prinsip Pengembangan KBK

Terdapat sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam proses

pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu :

a. Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti luhur, dan Penghayatan Nilai-nilai Budaya

Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia yang beriman dan

bertakwa sejalan dengan filsafat bangsa, maka peningkatan keimanan dan pembentukan budi

pekerti luhur, merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan oleh para pengembang

KBK. Dengan demikian, prinsip ini harus digali, dipahami, dan diamalkan sehingga

mewarnai proses pengembangan kurikulum.

b. Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika

Pembentukan manusia yang utuh merupakan tujuan utama pendidikan. Manusia utuh

adalah manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual dan sikap dan moral serta

keterampilan. Pengembangan KBK harus memerhatikan ketiga keseimbangan tersebut.

c. Penguatan Integritas Nasional

Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dengan latar budaya yang

sangat beragam. Pendidikan harus dapat menanamkan pemahaman dan penghargaan terhadap

perkembangan budaya dan peradaban bangsa yang majemuk, sehingga mampu memberikan

sumbangan terhadap peradaban dunia.

d. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi

Page 7: Ktsp dan kbk

Pengembangan KBK diarahkan agar anak memiliki kemampuan berpikir dan belajar

dengan cara mengakses, memilih dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang

cepat berubah dan penuh tantangan serta ketidakpastian melalui perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi.

e. Pengembangan Kecakapan Hidup

Kecakapan hidup mencakup keterampilan diri (personal skills), keterampilan berpikir

rasional (thinking skills), keterampilan sosial (social skills), keterampilan akademik

(academic skills), keterampilan vokasional (vocational skills). Kurikulum mengembangkan

kecakapan hidup melalui pembudayaan membaca, menulis, dan berhitung; sikap, dan

perilaku adaptif, kreatif, kooperatif, dan kompetitif.

f. Pilar Pendidikan

Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam empat pilar, yaitu: (1) belajar

untuk memahami; (2) belajar untuk berbuat kreatif; (3) belajar hidup dalam kebersamaan; dan

(4) belajar untuk membangun dan mengekspresikan jati diri yang dilandasi ketiga pilar

sebelumnya.

g. Komprehensif dan Berkesinambungan

Komprehensif mencakup keseluruhan dimensi kemampuan dan substansi yang

disajikan secara berkesinambungan mulai dari usia Taman Kanak-kanak atau Rauddhatul

Athfal sampai dengan pendidikan. menengah. Kemampuan mencakup pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir, dan perilaku. Substansi mencakup norma, nilai-nilai,

dan konsep, serta fenomena dan kenyataan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

h. Belajar Sepanjang Hayat

Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan peberdayaan peserta didik yang

berlanjut sepanjang hayat.

i. Diversifikasi Kurikulum

Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah dam peserta didik

b) Prinsip Pelaksanaan KBK

Terdapat sejumlah prinsip dalam pelaksanaan KBK, yaitu:

a. Kesamaan Memperoleh Kesempatan

Prinsip ini mengandung pengertian, bahwa melalui KBK penyediaan tempat yang

memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan dan sikap sangat diutamakan. Seluruh peserta didik dari berbagai

kelompok seperti kelompok yang kurang beruntung secara ekonomi dan sosial, yang

memerlukan bantuan khusus, berbakat, dan unggul berhak menerima pendidikan yang tepat

sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

b. Berpusat pada Anak

Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri

diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman, dan

Page 8: Ktsp dan kbk

pengetahuannya. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik perlu terus-

menerus diupayakan. Penilaian berkelanjutan dan komprehensif menjadi sangat penting

dalam rangka pencapaian usaha tersebut. Penyajiannya disesuaikan dengan tahap-tahap

perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

c. Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan

Semua pengalaman belajar dirancang secara berkesinambungan mulai dari Taman

Kanak-kanak dan Rauddhatul Athfal, kelas 1 sampai dengan kelas XII. Pendekatan yang

digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta

didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian

pengalaman belajar menuntut kemitraan dan tanggung jawab bersama dari peserta didik,

guru, sekolah dan madrasah, orang tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, dan

masyarakat.

d. Kesatuan dalam Kebijakan dan Keberagaman dalam Pelaksanaan

Standar kompetensi disusun pusat dan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah dan madrasah. Standar

kompetensi dapat dijadikan acuan penyusunan kurikulum berdiversifikasi berdasarkan pada

satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, serta taraf internasional.

2.3. Pengembangan Silabus dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

Salah satu inovasi dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah adanya peluang bagi

daerah dan sekolah untuk mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

masing-masing. Sekolah yang mempunyai kemampuan mandiri dapat menyusun silabus yang

sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya setelah mendapat persetujuan dari Dinas Pendidikan

setempat (provinsi, kabupaten/kota).

Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau instansi yang

relevan di daerah setempat seperti tokoh masyarakat, instansi pemerintah, instansi swasta

termasuk perusahaan dan industry, dan perguruan tinggi. Bantuan dan bimbingan teknis

untuk penyusunan silabus sepanjang diperlukan dapat diberikan oleh Pusat Kurikulum.

1. Prosedur Pengembangan Silabus KBK

Untuk memberi kebutuhan kepada daerah dan sekolah dalam mengembangkan silabus,

maka dirasakan perlu menyajikan prosedur pengembangan silabus KBK, yang mencakup

perencanaan, pelaksanaan, dan revisi.

a. Perencanaan.

Dalam perencanaan ini tim pengembang silabus mengumpulkan informasi dan

referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk narasumber yang diperlukan dalam

pengembangan silabus.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

Page 9: Ktsp dan kbk

1. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi pembelajaran

yang memuat kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator hasil belajar.

2. Menentukan metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran.

3. Menentukan alat penilaian berbasis kelas sesuai dengan misi KBK.

c. Revisi

Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis

kualitas silabus, penilaian ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian

dilakukan revisi. Revisi ini pada hakekatnya perlu dilakukan secara kontinu dan

berkesinambungan, sejak awal penyusunan draft sampai silabus dilaksanakan dalam situasi

belajar yang sebenarnya.

Pengembangan silabus KBK hendaknya dilakukan berdasarkan seleksi terhadap

kompetensi yang akan dikembangkan, sehingga rumusan kompetensi yang diperoleh

merupakan kompetensi yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta didik sesuai dengan

tuntutan dan beban tugas yang akan dilakukannya setelah mengikuti pembelajaran. Bila

kurikulum berbasis kompetensi ini dimplementasikan pada sekolah menengah, maka perlu

pemahaman yang mendalam tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sekolah

menengah. Kompetensi-kompetensi yang ingin dicapai oleh suatu sekolah perlu

dideskripsikan secara jelas dan tertulis, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan,

maupun sikap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagaimana yang tertuang dalam tujuan

sekolah yang bersangkutan.

Mc. Ashan (1981 : 57) menjelaskan 6 cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan

analisis kompetensi dalam hubungan dengan pengembangan KBK, yaitu :

1. Analisis tugas; untuk mendeskripsikan indicator-indikator kompetensi.

2. Pola analisis; untuk mengembangkan keterampilan baru yang belum ada dalam pekerjaan.

3. Research; analisis kompetensi berdasarkan hasil-hasil penellitian dan diskusi.

4. Expert judgement; analisis kompetensi berdasarkan pertimbangan ahli.

5. Individual or group interview data; analisi kompetensi berdasarkan wawancara, baik secara

individu maupun kelompok.

6. Role play; analisis kompetensi berdasarkan pengamatan dan penilaian terhadap sejumlah

orang yang melakukan peran tertentu.

Hasil analisis tersebut merupakan bahan untuk merumuskan tujuan pendidikan dalam

setiap mata pelajaran. Setiap tugas harus drumuskan dengan jelas agar peserta didik

mengetahui apa yang harus mereka pelajari. Berdasarkan kompetensi dan tujuan yang akan

dicapai dikembangkan alat evakuasi untuk mengukur ketercapaian tujuan sesuai dengan

kompetensi yang telah ditetapkan.

2. Peran dan Tanggung Jawab Berbagai Pihak dalam Pengembangan Silabus

Pihak-pihak yang memiliki peran dan tanggung jawab secara langsung dalam

pengembangan silabus dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah pusat

pengembangan kurikulum departemen pendidikan nasional, dinas pendidikan provinsi, dinas

Page 10: Ktsp dan kbk

pendidikan kabupaten/kota, serta sekolah yang akan mengimplementasikan KBK, sesuai

dengan kapasitas dan proporsinya masing-masing.

Peran dan tanggung jawab tersebut antara lain :

a. Pusat Kurikulum Depdiknas

1) Memberikan pelayanan kepada tim perekayasa kurikulum tingkat provinsi, dan bila

dimungkinkan memberikan pelayanan langsung ke tingkat kabupaten atau kota.

2) Menyelanggarakan seminar, dan lokakarya untuk meningkatkan kualitas implementasi

kurikulum.

3) Menguji kelayakan silabus KBK melalui penilaian ahli, yang melibatkan berbagai ahli, baik

ahli kurikulum, ahli bahasa maupun ahli bidang studi.

4) Melakukan penilaian secara berkala dan berkesinambungan tentang efektifitas dan efesiensi

kurikulum berbasis kompetensi secara nasional.

b. Dinas Pendidikan Provinsi

1) Memberikan kemudahan dalam pembentukan tim pengembangan silabus tingkat kabupaten

atau kota, melalui pembinaan, penataran, dan pelatihan.

2) Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan

silabus.

3) Mengupayakan dana secara rutin untuk kepentingan pengembangan kurikulum berbasis

kompetensi, khususnya dalam pengembangan silabus; termasuk penilaian dan monitoring.

4) Memantau penyusunan silabus dan implementasi KBK pada tingkat kabupaten dan kota.

5) Menyelenggarakan pelatihan dan lokakarya untuk meningkatkan kualitas implementasi

kurikulum pada tingkat kabupaten dan kota.

6) Memberikan layanan operasional implementasi KBK, dan penyusunan silabus bagi seluruh

kabupaten dan kota

c. Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota

1) Mengembangkan rambu-rambu pengembangan silabus yang sesuai dengan kebutuhan

daerah yang bersangkutan, sebagai pedoman tim pengembang silabus, dan bagi sekolah yang

mampu mengembangkannya sendiri.

2) Memberikan kemudahan bagi sekolah yang mampu mengembangkan silabus KBK sendiri.

3) Mengkaji kelayakan silabus yang dibuat oleh sekolah-sekolah yang memiliki kemampuan

untuk mengembangkannya.

4) Memberikan dukungan sumber-sumber daya pendidikan untuk kepentingan penyusunan

silabus.

5) Membentuk tim pengembang silabus pada tingkat kota dan kabupaten.

6) Mendistribusikan silabus KBK untuk diimplementasikan oleh setiap sekolah.

7) Melakukan supervise, penilaian, dan monitoring terhadap implementasi kurikulum berbasis

kompetensi, khususnya yang berkaitan dengan kesesuaian silabus.

8) Mengupayakan tersedianya sumber dana pada tingkat kabupaten dan kota yang

dialokasikanuntuk pengembangan, pelaksanaan, evaluasi, dan perbaikan silabus.

Page 11: Ktsp dan kbk

d. Sekolah

1) Membentuk tim pengembang silabus KBK tingkat sekolah bagi yang mampu

melakukannya.

2) Mengembangkan silabus sendiri bagi yang mampu dan memenuhi kriteria untuk

melakukannya.

3) Mengidentifikasi kompetensi sesuai dengan perkembangan pesertadidik dan kebutuhan

daerah yang perlu dikembangkan ke dalam silabus KBK.

4) Memohon bantuan dinas kabuoaten dan kota dalam proses penyusunan silabus.

5) Mengimplementasikan silabus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah, baik

buatan sendiri maupun yang disusun oleh sekolah lain.

6) Menguji kelayakan silabus KBK yang diimplementasikan di sekolahnya, melalui analisis

kualitas silabus, dalam kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik.

7) Memberikan masukan kepada dinas pendidikan kabupaten dan kota, dinas pendidikan

provinsi, dan pusat kurikulum departemen pendidikan nasional, berkaitan dengan efektifitas

dan efesiensi silabus KBK, berdasarkan kondisi aktual di lapangan.

BAB III

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

3.1. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Istilah Kurikulum dari bahasa latin “Curiculum”, sedangkan menurut bahasa Prancis

“Cuurier” artinya “to run” berlari.

Berikut ini pengertian kurikulum menurut beberapa pakar kurikulum.

1. Alice Miel dalam bukunya Changing the Curriculum : a Social Proses (1946) menyatakan

bahwa kurikulum adalah segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang

diperoleh anak di sekolah. Kurikulum mencakup pengetahuan, kecakapan, kebiasaan-

kebiasaan, sikap, apresiasi, cita-cita, norma-norma, pribadi guru, kepala sekolah, dan seluruh

pegawai sekolah.

2. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam bukunya Curuiculum Planning for Better

Teaching and Learning (1956) mengartikan kurikulum adalah segala usaha untuk

memengaruhi anak belajar, apakah dalam ruangan kelas, di halaman sekolah atau di luar

sekolah, termasuk kurikulum. Kurikulum juga meliputi kegiatan ekstrakurikuler.

3. Harold B. Albertycs dalam bukunya Reorganizing the High School Curriculum(1965)

mengartikan kurikulum sebagai semua kegiatan baik didalam kelas maupun diluar kelas yang

berada dibawah tanggung jawab sekolah.

Page 12: Ktsp dan kbk

4. William B. Ragan dalam bukunya Modern Elementary Curriculum (1966) menyatakan

bahwa kurikulum meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala

pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi

pelajaran, tetapi juga meliputi seluruh kehidupan dalam kelas, termasuk di dalamnya

hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar, dan cara mengevaluasi.

5. B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores mengartikan kurikulum sebagai

sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak dan pemuda, agar

mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan masyarakatnya.

6. J.Lloyd Trump dan Delmas F.Miller dalam bukunya Secondary School Improvement (1973)

mengartikan kurikulum meliputi metode mengajar dan belajar, cara mengevaluasi murid dan

seluruh program, perubahan tenaga mengajar, bimbingan dan penyuluhan supervise dan

administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah ruangan, serta kemungkinan

memilih mata pelajaran.

Sementara itu, menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan , isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

B. Sejarah Perkembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangan

diri Kurikulum Berbasis Kompetensi atau ada yang menyebut Kurikulum 2004. KTSP lahir

karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat dalam hal ini

Depdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena

itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan

pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk

mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus, dan beberapa komponen

kurikulum lainnya.

C. Karakteristik dan Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Beberapa karakteristik KTSP yaitu :

1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah Dan Satuan Pendidikan

KTSP memberikan otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan disertai

seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi

setempat dan juga kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan

pembelajaran serta menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.

2. Partisipasi Masyarakat Dan Orang Tua Yang Tinggi

Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya medukung sekolah melalu bantuan

keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta

mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Kepemimpinan Yang Demokratis Dan Profesional

Page 13: Ktsp dan kbk

Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-

orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Dalam pengambilan keputusan,

kepala seklah mengimplementasikan proses “bottom up” secara demokratis, sehingga semua

pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaannya.

4. Tim Kerja Yang Kompak Dan Transparan

Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh

kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam

pendidikan.

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan

memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada

lembaga penddikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara

partisipasif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidkan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam

mengembangkan kurikulu, mengelola, memberdayakan sumber daya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum

melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan

yang akan dicapai.

3.2. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

A. Pengembanan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pengembangan kurikulum mencakup beberapa tingkat, yaitu :

1. Pengembangan Kurikulum Tingkat Nasional

Kurikulum tingkat nasional dikembangkan dengan memperhatikan konteks pendidikan

yakni Kebangkitan Islam, Otnomi Daerah, Millenium Goals 2015 (Globalisasi),

Demokratisasi, Pembangunan Berkelanjutan, Perkembangan IPTEKS, dan Ekonomi Berbasis

spiritual, Moral, dan Intelektual. Pada tingkat ini, kurikulum dibahas dalam lingkup nasional,

meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah baik secara vertikal (meliputi jenjang

pendidikan) maupun horisontal (berkaitan keselarasan antarberbagai jenis pendidikan dalam

berbagai jenjang) dalam rangka merealisasikan tujuan pendidikan nasional sesuai landasan

spiritual, filosofis, sosiologis, dan psikologis dengan memperhatikan standar nasional

pendidikan.

2. Pengembangan KTSP

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, antara lain :

a. Menganalisis dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.

b. Merumuskan tujuan, visi dan misi pendidikan.

c. Mengembangkan bidang studi untuk merealisasikan tujuan tersebut.

d. Mengembangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kependidikan sesuai dengan

kualifikasi yang diperlukan.

Page 14: Ktsp dan kbk

e. Mengidentifikasi fasilitas pembelajaran yang diperlukan untuk memberi kemudahan daam

belajar.

3. Pengembangan Silabus

Pada tingkat ini dilakukan pengembangan silabus untuk setiap bidang studi.

Penyusunan silabus mengacu pada KTSP dan perangkat komponennya yang dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi dan standar isi yang dikembangkan oleh BSNP. Kegiatan

yang dilakukan antara lain:

a. Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta tujuan setiap bidang studi.

b. Mengembangkan kompetensi dasar dan materistandar yang diperlukan dalam pembelajaran.

c. Mendeskripsikan kompetensi dasar serta mengelompokan sesuai dengan ruang lingkup dan

urutannya.

d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi dan kriteria pencapaiannya.

e. Mengembangkan instrumen penilaian.

4. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pengembangan kurikulum pada tingkat ini adalah menyusun dan

mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran atau persiapan mengajar.

5. Kurikulum Aktual (Pelaksanaan Pembelajaran)

Kurikulum aktual adalah interaksi antara peserta didik dengan guru dan lingkungan

pembelajaran. Aktualisasi sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan

pembelajaran.

B. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menyusun kurikulum yang dibuat oleh

BSNP sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan tuntutan

lingkungannya

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta didik yang meliputi

substansi komponen muatan wajib, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Karena kurikulum

dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

berkembang secara dinamis.

4. Relevan dengan kehidupan

Pengembangan kurikulum harus mempertimbngkan dan memperhatikan pengembangan

integritas pribadi, kecerdasan spiritual, keterampilan berpikir, kreatifitas sosial, kemampuan

akademik, dan keterampilan vokasional.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi dan disajikan secara

berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

Page 15: Ktsp dan kbk

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembanga, pembudayaan dan pemberdayaan peserta

didik yang berlangsung sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal untuk membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

C. Strategi Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP

yaitu :

1. Sosialisasi KTSP di Sekolah

Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar dapat dipahami

dan diterapkan secara optimal karena sosialisai merupakan langkah penting yang akan

menunjang dan menentukan keberhasilan KTSP.

2. Menciptakan Suasana yang Kondusif

Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang

dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar yang

kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan. Pengembangan KTSP

memerlukan ruangan yang fleksibel serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Iklim belajar yang kondusif antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan

kegiatan sebagai berikut:

a. Menyediakan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun cepat dalam melakukan tugas

pembelajaran.

b. Memberikan pembelajaran remedial bagi peserta didik yang kurang berprestasi.

c. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman dan aman.

d. Menciptakan kerjasama saling menghargai, baik antarpeserta didik maupun antara peserta

didik dengan guru.

e. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.

f. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama sehingga guru lebih

banyak bertindak sebagai fasilitator.

g. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran.

3. Menyiapkan Sumber Belajar

Sumber belajar yang perlu dikembangkan dalam KTSP di sekolah antara lain

laboratorium, pusat sumber belajar, dan perpustakaan, serta tenaga pengelola yang

profesional. Dalam pengembangan sumber belajar, guru di samping harus mampu membuat

sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan

sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkrit.

4. Membina Disiplin

Ini bertujuan untuk membantu peserta didik menemukan diri, mengatasi dan mencegah

timbulnya problem-problem disiplin serta berusaha menciptakan situasi menyenangkan bagi

Page 16: Ktsp dan kbk

kegiatan pembelajaran sehingga mereka mentaati segala peraturan yang ditetapkan.

Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam membina disiplin disekolan, yaitu:

a. Konsep diri; untuk menumbuhakn konsep diri, guru disarankan bersikap empatik, menerima,

hangat, dan terbuka sehingga peserta didik dapat mengekplorasikan pikiran dan perasaan

dalam memecahkan masalah.

b. Keterampilan berkomunikasi; guru harus memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif

agar mampu menerima semua perasaan dan mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.

c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; perlaku yang salah terjadi karena peserta didik

telah mengembangkan kepercayaan yang salah terhadap dirinya sehingga guru disarankan

untuk menunjukan tujuan perilaku salah dan memanfaatkan akibat logis dan alami dari

perilaku yang salah.

d. Klarifikasi nilai; untuk membantu peserta ddik dalam menjawab pertanyaannya sendiri

tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.

e. Analisis transaksional; disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa ketika berhadapan

dengan peserta didik yang menghadapi masalah.

f. Terapi realitas; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan

keterlibatan.

g. Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekannkan pengendalian penuh oleh guru untuk

mengembangkan dan mempertahankan peraturan.

5. Mengembangkan Kemandirian Kepala Sekolah

Dalam pengembangan KTSP diperlukan kepala sekolah yang mandiri dan profesional

dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh agar mampu mengambil

keputusan dan prakasa dan dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui

program-progran yng dilaksanakan secara terencana dan bertahap untuk meningkatkan mutu

sekolah.

6. Membangun Karakter Guru

Guru merupakan faktor terpenting yang besar pengaruhnya terhadap prosesdsn hasil

belajar, bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam belajar.

Pengembangan KTSP menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam membentuk kompetensi

pribadi peserta didik. Agar guru mampu memerankan dirinya sebagai fasilitator

pembelajaran, terdapat beberapa hal yang harus dipahami dari peserta didik, yaitu

kemampuan, potensi, minat, hoby, sikap, kepribadian, kebiasaan, catatan ksehatan, latar

belakang keluarga, dan kegiatannya di sekolah. Agar KTSP dapat dikembangkan secara

efektif serta meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal berikut:

a. Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain

dengan baik

b. Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi

c. Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan, dan prestasinya

Page 17: Ktsp dan kbk

d. Mnggunakan metoda yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk kompetensi peserta

didik

e. Mengeliminsi bahan-bahan yang kurang penting dalam kaitannya dengan pembentukan

kompetensi

f. Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir

g. Menyiapkan proses pembelajaran

h. Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik

i. Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dikembangkan.

7. Memberdayakan Staf

Manajemen staf di sekolah haru sditujukan untuk memberdayakan staf secara efektif

dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal namun tetap menyenangkan. Pemberdayaan

staf dalam kaitannya dengan pengembangan KTSP dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Meningkatkan kesejahteraan staf

b. Memperhatikan pendidikan prajabatan

c. Memperhatikan rekrutmen dan penempatan staf

d. Peningkatan kualitas staf

e. Pengembangan karier tenaga kependidikan

Dalam rangka menyuksekan implementasi KTSP secara utuh dan menyeluruh,

hendaknya setiapsekolah mampu mengembangkan berbagai potensi peserta didik secara

optimal terutama dalam pengembangan akhlak dan moral. Hal ini penting karena...There is

no excellent performance without high morale. No Morale, no excellence. Excellence can be

experienced at every level and in every serious kind of education (Gardner).

3.3. Pengembangan Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

A. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema

tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan

pendidikan. Suatu silabus minimal memuat lima komponen utama, yaitu:

1. Standar kompetensi

2. Kompetensi dasar

3. Indikator

4. Materi standar

5. Standar proses (kegiatan belajar-mengajar)

6. Standar penilaian

B. Prinsip Pengembangan Silabus

Pengembangan silabus dalam KTSP diserahkan sepenuhnya kepada setiap satuan

pendidikan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus, antara lain :

Page 18: Ktsp dan kbk

1. Ilmiah; keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar,

logis dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2. Relevan; ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam

silabus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, yakni : tingkat perkembangan

intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.

3. Fleksibel; pelaksana program, peseeta didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan

kebebasan dalam bertindak.

4. Kontinuitas; setiap program pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan

satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik.

5. Konsisten; antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang konsisten.

6. Memadai; ruang lingkup indikator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan

sistem penilaian dapat mencapai kompetens dasar yang telah ditetapkan.

7. Aktual dan Kontekstual; ruang lingkup kompetensi dasar, indikator, materi pokok,

pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni mutakhir yang sedang terjadi.

8. Efektif; memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan

tingkat pembentukkan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan.

9. Efisien; berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat dana, daya, dan waktu

tana mengurangi hasil atau kompetensi standar yang ditetapkan.

C. Tugas dan Tanggung Jawab Pengembangan Silabus

Penyusunan silabus dapat dilakukan dengan melibatkan para ahli atau institusi yang

relevan di daerah setempat. Pengembangan silabus melibatkan berbagai pihak yang memiliki

tugas dan tanggung jawab masing-masing.

1. Departemen Pendidikan nasional (Depdiknas)

a. Menyiapkan peraturan

b. Menetapkan standar nasional

c. Mengembangkan model/contoh silabus

d. Menyediakan anggaran

2. Dinas Pendidikan Provinsi

a. Menyesuaikan buku teks pembelajaran

b. Membuat contoh silabus yang efektif dan efisien

c. Memberi kemudahan dan dukungan dalam pembentukan tim pengembangan silabus

d. Menyiapkan dana untuk pengembangan kurikulum

e. Menyesuaikan aturan-aturan

3. Dinas Pendidikan Kota

a. Membentuk tim pengembang silabus

b. Mengembang rambu-rambu pengembngan silabus

c. Mengalokasikan anggaran

Page 19: Ktsp dan kbk

d. Memfasilitasi sekolah

4. Sekolah

a. Membentuk TIM kelompok kerja guru atau musyawarah guru mata pelajaran

b. Mengembangkan program (KTSP, Silabus dan RPP)

c. Membentuk komite sekolah

d. Menetapkan tim rekayasa kurikulum

e. Memberikan layanan administrasi

5. Guru

a. Menganalisis rancangan kompetensi dan indikator kompetensi serta materi standar

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

D. Prosedur Pengembangan Silabus

Pengembangan silabus KTSP mencakup langkah-langkah sebaga berikut :

1. Mengisi kolom identitas

2. Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi

3. Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar

4. Mengidentifikasikan materi standar

5. Mengembangkan pengalaman belajar (standar proses)

6. Merumuskan indikator keberhasilan

7. Menentukan penilaian (standar penilaian)

8. Alokasi waktu

9. Menentukan sumber belajar

E. Proses Pengembangan Silabus

Proses pengembangan silabus yaitu :

1. Perencanaan

Tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan referensi serta mengidentifikasi

sumber belajar dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran serta menentukan materi standar yang

memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan indikator hasil belajar.

b. Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran

c. Menentukan alat evaluasi berbasis kelas dan alat ujian berbasis sekolah

d. Menganalisis kesesuaian silabus dengan pengorganisasikan pengalaman belajar dan waktu

yang tersedia sesuai dengan kurikulum

3. Penilaian

Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan

menggunakan model-model penilaian.

4. Revisi

Page 20: Ktsp dan kbk

Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis

kualitas silabus, penilaian ahli dan uji lapangan kemudian dari hasil uji kelayakan dilakukan

revisi.

BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

4.1 Petunjuk Pengisian Format RPP

A. Identitas

Tuliskan identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas-/Semester,

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.

Catatan:

1. RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.

2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun dan

telah diberlakukan dalam suatu satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK).

Menjadi perhatian: Standar kompetensi – kompetensi dasar – indikator adalah suatu alur pikir

yang saling terkait tidak dapat dipisahkan.

Indikator adalah perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa

telah mencapai kompetensi dasar.

Kompetensi Dasar adalah sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa

telah mencapai standar kompetensi.

3. Indikator merupakan:

Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat

diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi

daerah.

Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Page 21: Ktsp dan kbk

Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

Disusun dengan kalimat operasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD (Audience =

Siswa, Behavior = Perilaku, Competency = Kompetensi dan Degree = peringkat/ukuran).

4. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam

jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu, waktu untuk

mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali

pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya.

B. Tujuan Pembelajaran

Tuliskan output (hasil langsung) dari satu paket pengalaman belajar yang dikemas oleh

guru, karena itu penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar

siswa.

Misalnya:

Pengalaman belajar: Mengumpulkan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan

stroke dari berbagai sumber (SMP/MTs).

Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat melaporkan hasil pengumpulan informasi tentang

penyakit tekanan darah tinggi dan stroke.

Contoh lain:

Pengalaman belajar: Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia dan

mengkomunikasikan kepada sesama siswa di kelas.

Tujuan pembelajaran, boleh salah satu di antara atau keseluruhan tujuan pembelajaran

berikut:

1. Siswa dapat menjawab pertanyaan guru berikut:

a. Organ apa saja yang termasuk ke dalam alat-alat peredaran darah.

b. Sebutkan bagian-bagian jantung.

c. Deskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.

2. Siswa dapat merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman

sekelasnya.

3. Siswa dapat mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan

oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran

juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga target-target produk tiap pembelajaran

jelas kelihatan.

C. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran dan indikator. Materi dikutip dari materi pokok yang ada dalam silabus. Materi

pokok tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk

memudahkan penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator.

Contoh:

Indikator: siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan (SMA/MA)

Page 22: Ktsp dan kbk

Materi pembelajaran:

Ciri-Ciri Kehidupan:

Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

Contoh lain:

Indikator: Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan (IPA Kelas IV SD)

Tujuan Pembelajaran: Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan meliputi hewan darat dan

hewan air.

Materi pembelajaran:

Jenis-jenis makanan hewan:

Jenis-jenis makanan hewan hidup di darat

Jenis-jenis makanan hewan yang hidup di air

D. Metode Pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai

model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau

strategi yang dipilih.

Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode-metode yang

diintegrasikan dalam satu pengalaman belajar siswa:

1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual,

pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya.

2. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan

seterusnya.

E. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap

pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan

pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan pendahuluan

Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan

dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat

kabar dan sebagainya.

Contoh:

”Anak-anak sekalian, perhatikan apa yang saya pegang. Karim, silahkan kamu menyebutkan

apa yang saya pegang”.

Penyebutan nama siswa dalam RPP akan sangat membantu guru dalam melakukan

pengendalian siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran.

Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan.

Contoh:

Siswa mengamati gambar (gunting koran) tentang bangunan/benda-benda yang rusak akibat

Page 23: Ktsp dan kbk

gempa bumi (gambar tidak harus seragam).

Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki

siswa, dapat digali dengan melakukan pretest.

Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang

pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.

Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat

berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.

Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelak-sana¬an pengalaman belajar

(sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

b. Kegiatan inti

Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai

dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian

rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan

pembelajaran dan indikator.

Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa

(LKS).

Catatan: LKS yang ada pada buku LKS yang diperdagangkan belum tentu sesuai dengan

rencana yang disusun oleh guru.

c. Kegiatan penutup

Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan.

Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau

meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk

tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya.

Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah

atau tugas sebagai bagian remidi-/pengayaan.

2. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian

kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan

sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan.

Contoh:

Pada suatu pembelajaran digunakan model ”Pembelajaran Langsung”. Langkah-langkah

pembelajaran disusun sesuai dengan sintaks pembel-ajaran langsung sebagai berikut:

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan pembelajaran/indikator,

informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

Fase 2

Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan Mendemonstrasikan keterampilan yang

benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

Page 24: Ktsp dan kbk

Fase 3

Membimbing pelatihan Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

Fase 4

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek apakah siswa telah berhasil

melakukan tugas dengan baik, memberi umpan.

Fase 5

Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Mempersiapkan

kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada

situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari – hari

F. Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang

dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan,

lingkungan, media, narasumber (tenaga ahli, seperti bidang, lurah, polisi, dsb), alat, dan

bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam

silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut,

pengarang, dan halaman yang diacu.

G. Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang

dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik

horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk

kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

Contoh:

Soal : Tuliskan 3 akibat tidak memiliki rasa tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari

Pedoman Penskoran:

No. Kunci/Kriteria Jawaban Skor

1. Sering mendapat masalah 1

2. Pekerjaan terbengkalai 1

3. Diremehkan orang lain 1

Skor maksimum 3

Contoh lain:

1. Di manakah letak kelenjar pankreas?

2. Tuliskan dan jelaskan enzim yangdihasilkan pankreas!

3. Di manakah enzim-enzim itu aktif?

Pedoman Penskoran:

No. Kunci/Kriteria Jawaban Skor

1. Pankreas terletak di rongga perut 1

2. Enzim yang dihasilkan pankreas:

Tripsin untuk mengubah protein menjadi peptida dan asam-asam amino 2

Amilase untuk mencerna tepung menjadi maltosa dan disakarida lain 2

Page 25: Ktsp dan kbk

Lipase untuk mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol 2

Bikarbonat untuk menetralisir HCl yang masuk ke usus dari lambung 2

3. Enzim-enzim itu aktif di usus halus 1

Skor maksimum 10

Perlu disadari oleh guru, bahwa:

1. RPP yang benar akan berdampak pada penulisan materi ajar dan LKS sendiri oleh guru.

Sebab materi ajar pada Buku Pegangan Belajar Siswa dan LKS (yang dijual bebas) belum

tentu sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru.

2. Karena RPP disusun sendiri oleh guru, maka akan timbul dorongan pada diri guru untuk

menyiapkan fasilitas pembelajaran untuk memudahkan siswa untuk belajar.

3. Ide-ide kreatif yang bertujuan membelajarkan siswa akan berdampak pada peningkatan

efektifitas pembelajaran.

4. Ide-ide kreatif tersebut hanya dapat dihasilkan oleh seorang guru yang ikhlas berusaha

mencerdaskan siswanya.

4.2 Contoh RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

A. Identitas

Nama Sekolah : ...................................

Mata Pelajaran : ...................................

Kelas/Semester : ...................................

Standar Kompetensi : ...................................

Kompetensi Dasar : ...................................

Indikator : ...................................

Alokasi Waktu : ..... x 40 menit (… pertemuan)

B. Tujuan Pembelajaran

C. Materi Pembelajaran

D. Metode Pembelajaran

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

Pertemuan 2

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

Pertemuan 3

dst

Page 26: Ktsp dan kbk

F. Sumber Belajar

G. Penilaian

Mengetahui:

Kepala Sekolah..................., Guru Mata Pelajaran,

.............................................. ..................................................

NIP. NIP.

Berikut ini contoh RPP yang masih bersifat umum, masih membutuhkan rincian

kegiatan pembelajaran yang spesifik sesuai dengan kebutuhan belajar siswa di masing-

masing sekolah/daerah.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP

Mata Pelajaran : Bahasa Inggris

Kelas/Semester : I/1

Alokasi waktu : 10 jam

Tujuan : Siswa dapat berinteraksi secara lisan dalam bahasa Inggris terutama dalam hal

perkenalan diri dan orang lain, sapaan, ucapan terima kasih dan permintaan maaf

SK dan KD

Listening-Speaking

Siswa dapat berinteraksi secara interpersonal sangat sederhana dengan lingkungan terdekat,

terutama dalam

- Perkenalan diri/orang lain

- sapaan

- ucapan terima kasih

- permintaan maaf

Indikator

- Siswa terbiasa menyapa orang lain dengan ungkapan yang benar dalam bahasa Inggris

sesuai dengan waktu dan orang yang diajak bicara.

- Siswa dapat menyebutkan anggota keluarga inti dan terdekat, dengan ungkapan seperti

„This is my father. This one is my mother.

- Siswa dapat menyebutkan nama benda-benda yang ada di rumahnya dengan ungkapan

seperti: „I have a big bed, my living room is small but nice.‟, dengan ucapan dan tata bahasa

yang benar.

Page 27: Ktsp dan kbk

Materi Ajar

Tema: My Family

Sub-Tema:

- Family Life

- Identity

- Home Environment

Metode Pembelajaran

Family Life:

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mengamati model interaksi interpersonal yang diperagakan oleh guru atau teman

PR: menghafal secara lisan model percakapan pendek tertulis yang diberikan guru

Siswa membiasakan diri untuk menyapa, meminta maaf, berterimakasih kepada guru dan

teman dalam bahasa Inggris setiap kali ada kesempatan yang tepat, terutama dalam mata

pelajaran Bahasa Inggris

Identity

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mengamati model cara menyebutkan hubungan keluarga dalam keluarga inti dan keluarga

terdekat PR: menyebutkan orang-orang dan hubungan keluarga dalam keluarga inti dan

keluarga terdekat: diri sendiri, teman, saudara, dsb. Berlatih secara terus menerus

menyebutkan hubungan keluarga antar orang-orang yang ada di sekitarnya atau siapa saja

yang diketahui.

Home Environment

Tatap Muka Terstruktur Mandiri

Mengamati model cara mengucapkan nama-nama benda PR: menghafal nama benda-benda

yang sudah dipelajari sebelumnya dengan ucapan yang benar Dengan bekerja sama dengan

teman-temannya dan bantuan guru, orang tua atau orang lain di sekitarnya (jika ada),

berusaha mendapatkan nama-nama dalam bahasa Inggris berbagai benda lain yang terdapat di

rumahnya dan lingkungan sekitarnya.

Alat dan Sumber Belajar

Page 28: Ktsp dan kbk

Family Life

- Ucapan-ucapan guru ketika mengajar dengan bahasa Inggris

- Contoh-contoh teks fungsional pendek tertulis dari buku teks atau sumber-sumber lain

Identity

- Gambar

- Orang-orang dalam keluarga inti dan keluarga dekat siswa

Home Environment

- Ucapan-ucapan guru ketika mengajar dengan bahasa Inggris

- Contoh-contoh teks fungsional pendek tertulis dari buku teks atau sumber-sumber lain

Penilaian

Aspek yang dinilai

Mendengarkan/Berbicara:

- Tercapai tujuan (terhibur atau mendapatkan nilai moral yang disampaikan)

- Penggunaan ungkapan

- Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata

- sikap

Membaca Pemahaman:

- Mengidentifikasi hubungan keluarga orang-orang yang ada dalam teks

Membaca nyaring:

- Pengucapan, intonasi, tata bahasa, kosa kata

- Sikap

Menulis:

- Ketepatan penggunaan sebutan untuk hubungan keluarga sesuai dengan bagan silsilah yang

diberikan.

- Ejaan, tanda baca, tulisan tangan

Cara penilaian:

- Tes lisan/tertulis

- Observasi kelas

- Penilaian guru

- Penilaian teman

- Penilaian diri

- Portofolio.

Contoh Rubrik Penilaian

Page 29: Ktsp dan kbk

Format Penilaian „Retelling Story‟

(Menggunakan Skala Penilaian)

Nama Siswa: ________ Kelas: _____

No. Aspek Yang Dinilai Nilai

1 2 3 4

1. Content

2. Fluency

3. Language

a. Pronunciation and intonation

b. Grammar

c. Vocabulary

4. Performance ( eye contact, facial expression, gesture)

Jumlah

Skor Maksimum 20

Keterangan penilaian:

1 = tidak kompeten

2 = cukup kompeten

3 = kompeten

4 = sangat kompeten

Jika seorang siswa memperoleh skor 20 dapat ditetapkan ”sangat kompeten”. Dan seterusnya

sesuai dengan jumlah skor perolehan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen

Mata Pelajaran : KKPI / TIK

Kelas/Semester : II / 1 (satu)

Alokasi Waktu : 6 x 45‟

Standart Kompetensi : Mengoperasikan Sistem Operasi Software

A. Kompetensi Dasar

2.2. Mengoperasikan Software Pengolah Kata

B. Indikator

Page 30: Ktsp dan kbk

1. Mendeskripsikan fungsi Software Pengolah Kata dengan benar

2. Mendeskripsikan Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon

3. Mendeskripsikan berbagai Software Pengolah Kata sesuai dengan SOP

4. Mendeskripsikan Perintah pengelolaan file dokumen, New, Open, Save, Save As, Close dan

Exit program

5. Mendeskripsikan File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw (text

document), doc, rtf (rich tex format), txt (plain text), odt (open document), html (web page)

6. Mendeskripsikan File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana, al : mengetik

dan menyelipkan huruf/kata/kalimat, memformat font, text aligment, numbering, bulletm

page break, kolom, paragraph, border dan shading, format painter, edit, paste, cut mail merge

7. Mendeskripsikan file dokumen diatur dengan perintah, pengaturan, al : ukuran kertas,

portrait dan landscape, margin.

8. Mendeskripsikan Header and Footer, pemberian halaman, penomoran isian berulang

diaplikasikan pada file dokumen

9. Mendeskripsikan Perintah pencetakan seperti, print setup, print preview, diaplikasikan sesuai

dengan parameter kertas dan printer

10. Mendeskripsikan File dokumen dicetak sesuai parameter standar seperti mencetak semua

halaman, halaman tertentu, halam yang sedang aktif/edit.

C. Tujuan Pembelajaran

Memberikan pengetahuan dan pengalaman pada siswa tentang :

1. Fungsi Software Pengolah Kata

2. Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon

3. Berbagai Software Pengolah Kata sesuai dengan SOP

4. Perintah pengelolaan file dokumen, New, Open, Save, Save As, Close dan Exit program

5. File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw (text document), doc, rtf

(rich tex format), txt (plain text), odt (open document), html (web page)

6. File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana, al : mengetik dan menyelipkan

huruf/kata/kalimat, memformat font, text aligment, numbering, bulletm page break, kolom,

paragraph, border dan shading, format painter, edit, paste, cut mail merge

7. File dokumen diatur dengan perintah, pengaturan, al : ukuran kertas, portrait dan landscape,

margin.

8. Header and Footer, pemberian halaman, penomoran isian berulang diaplikasikan pada file

dokumen

9. Perintah pencetakan seperti, print setup, print preview, diaplikasikan sesuai dengan

parameter kertas dan printer

10. File dokumen dicetak sesuai parameter standar seperti mencetak semua halaman, halaman

tertentu, halam yang sedang aktif/edit.Fungsi SOperasi dengan benar

D. Materi Pembelajaran

1. Fungsi Software Pengolah Kata

Page 31: Ktsp dan kbk

2. Software Pengolah Kata melalui perintah, Start, menu atau Icon

3. Macam Software Pengolah Kata

4. Perintah Pengelolaan file dokumen

5. File dokumen disimpan menggunakan berbagai format, al : sxw, doc, rtf, txt, odt, html

6. File dokumen dijalankan dengan perintah editing sederhana

7. File dokumen diatur dengan layout

8. Header and Footer

9. Perintah pencetakan (printer)

10. File dokumen dicetak sesuai parameter standar

E. Metode Pembelajaran

1. Strategi Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning

2. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

3. Metode Pembelajaran : Pendekatan Konsep, Ketrampilan proses, Lingkungan

F. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pertemuan Pertama (6 x 45‟)

a. Kegiatan awal (10‟)

Menginformasikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran :

- Menginformasikan tentang pengertian dan kegunaan Sotware Pengolah Kata yang digunakan

- Menginformasikan Kompetensi Dasar dan Indikator yang hendak dicapai serta tujuan

pembelajaran

b. Kegiatan Inti (240‟)

- Appersepsi guru menggali pengalaman siswa tentang program Software Pengolah Kata yang

digunakan

- Siswa dibagi 2 kelompok masing-masing kelompok diberi nomor 1 dan 2 untuk menggali

informasi dengan cara membaca SUMBER BELAJAR tentang Software Aplikasi Pengolah

Kata yang digunakan. Setiap kelompok menyiapkan diskusi tentang Software Aplikasi

Pengolah Kata dengan pembagian kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok 1 tentang : Fungsi software pengolah kata, pengelolaaan file dokumen, file

dokumen disimpan dengan berbagai format dan memberikan contohnya

2. Kelompok 2 tentang : File dokumen dijalankan dengan perintah editing, Pemberian Header

and Footer dan file dokumen dicetak sesuai parameter standar dan memberikan contohnya

Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi tentang Sistem Operasi dan Software

Aplikasi dengan cara :

- Guru memfasilitasi presentasi kelompok

- Masing-masing kelompok membuat laporan

c. Kegiatan Penutup (20‟)

- Guru dan siswa menyimpulkan tentang fungsi dan kegunaan Software Aplikasi Pengolah kata

dalam melakukan kegiatan awal Praktikum di Lab Komputer.

Page 32: Ktsp dan kbk

3. Alat/Bahan

1. Bahan : FlashDisk, CD-R, CD-RW, Kertas ( LKS ), CD Bootable Sistem Operasi

CD Program yang diperlukan ( Cd Office )

2. Alat : Komputer, Printer, Scanner, Camera Digital, Layar LCD, White Board

4. Nilai Hasil Belajar

Bentuk penilaian dapat berupa :

a. Penilaian Individu

Penilaian dilakukan terhadap siswa atas pencarian informasi dan mengkaji SUMBER

BELAJAR ( Komputer aktif / Buku Komputer / Majalah Komputer /Internet, dll ).

b. Penilaian kelompok berupa kerjasama, kemampuan berpendapat, kemampuan menerima

pendapat, kualitas beragumentasi kemampuan membuat kesimpulan hasil diskusi.

c. Uraian Bebas

i. Sebutkan kegunaan program aplikasi Pengolah Kata

ii. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Bullet and Numbering

iii. Sebutkan 3 cara menyimpan file dalam program Ms. Word

iv. Sebutkan langkah menyisipkan nomor halaman

v. Apa manfaat dari penggunaan mailmerge

vi. Jelaskan cara menyisipkan gambar dan meletakkannya dalam ms. Word

vii. Jelaskan cara membuat amplop, posisi, dan mencetaknya

LEMBAR PENILAIAN PENGAMATAN

Aspek : AFEKTIF

d. Indikator : 1. Mendeskripsikan Fungsi Software Pengolah Kata

Kelas : II. APK & AKT

Nama Siswa : -

NO K O M P O N E N KETERANGAN

SL SR JR TP

1 Saya mengikuti pelajaran KKPI

2 Saya tidak mengikuti pelajaran KKPI

3 Saya merasa pelajaran KKPI sangat penting

4 Saya berusaha mengejar tugas dengan tepat waktu

5 Saya selalu mengerjakan soal/tugas/latihan di rumah

6 Saya selalu mendiskusikan materi KKPI

7 Saya berusaha mencari SUMBER BELAJAR di

Perpustakaan/majalah/pinjam buku ke pengajar

Skor pertanyaan positif Skor Maksimum

Page 33: Ktsp dan kbk

Aspek yang dinilai

1 = selalu 4 4

2 = sering 3 3

3 = jarang 2 2

1 = tidak pernah 1 1

LEMBAR PENILAIAN PENGAMATAN

Aspek : PSIKOMOTOR

e. Indikator : 1. Mendeskripsikan Fungsi Software Aplikasi Pengolah Kata

Kelas : II. APK & AKT

Nama Siswa : -

No. Materi Penilaian

Benar Sedang Salah

1 Jelaskan cara, membuat bullets and

numbering serta memberi borders

and shading (page border)

10 5 1

2 Jelaskan cara membuat mailmerge

data undangan dan anvelopes and

labels

10 5 1

3 Jelaskan cara membuat catatan kaki

dan memberi nomor halaman 10 5 1

4 Mencari informasi di Internet yang

berkaitan dengan Software S.O. dan

Software Aplikasi

10 5 1

I. Sumber Belajar

Sumber Bahan Belajar :

1. Adi Kusrianto : Mengupas Tuntas Formula dan Fungsi Ms. Excel : 2000 : PT. Elex Media

Komputindo : Jakarta

2. Vincentia Dwiyani S : Menjadi mahir tanpa guru Ms. Excel 97 : 97 : PT. Elex Media

Komputindo : Jakarta

3. Ir. Hokky Puji Haryodi : Koleksi Latihan Lotus 123, Soal jawab : 96 : Dinastindo : Jakarta

4. Abdul Razaq R, SIP : 101 langkah cepat & praktis excel 2003 : 2006 : CV. YRAMA

WIDYA : Bandung

5. Rijanto Tosin & Valentina R.I : Koleksi Latihan excel 2000 : 2000 : Dinastindo : Jakarta

6. Akhmad Fauzi : Buku latihan Kolaborasi Word & Excel dalam membuat mailmerge : 2004 :

PT. Elex Media Komputindo : Jakarta

Page 34: Ktsp dan kbk

7. Johar Arifin & Akhmad Fauzi : Aplikasi Excel dalam aspek financial studi kalayakan : 1999

: PT. Elex Media Komputindo : Jakarta

8. DepDikNas DirPenMenJur : Modul KKPI : 2004 : Software Aplikasi Spreadsheet

9. L K E : Modul KKPI XI : 2004 : CV. HaKa MJ : Solo

10. TIM MGMP Komputer : Buku Panduan Ms. Access 97 : 2004 : Perintis : Magetan Jatim

11. Mico Pardosi : Internet edisi baru Email, Website & Chatting : 2005 : Indah : Surabaya

12. Siyamta : Belajar praktis membuat E-Mail : 2003 : PPPGT VEDC : Malang Jatim

13. Budi Permana, S.E., Ak., M.Sc. & Kuwerni, S.E., Ak : SPK Access 2003 : 2004 : PT. Elek

Media Komputindo : Jakarta.

15. Rijanto Tosin & Ir. Hokky P.H : Cara Mudah Belajar Acces 97 : 1997 : PT.Elek Media

Komputindo : Jakarta.

16. Madcoms : Rumus dan Fungsi pada Access 97, 2000, 2003 : 2004 : Madcom : Madiun

17. Kurweni Ukar, SE, Ak : 36 jam belajar komputer word 2003 : 2005 : PT. Elek Media

Komputindo : Jakarta.

18. Ir. Hokky P.H : Koleksi latihan soal jawab word 97 : 1998 : Dinastindo : Jakarta

19. Abdul Razaq : Mudah, cepat, lancar Kupas tuntas Access 2003 : 2003 : Indah : Surabaya

20. Abdul Razaq : Trik cepat belajar sendiri Access untuk SMP, SMA, SMK dan umum : 2006 :

CV. Yrama Widya : Bandung

21. Derry I, Jubilee Enterprise : 101 tip & trik Powerpoint 2003 : 2006 : PT. Elek Media

Komputindo : Jakarta.

22. Drs, Daryanto : Belajar komputer Power Point : 2005 : CV. Yrama Widya : Bandung

23. Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam Word Xp : 2003 : Gava Media :

Jogjakarta

24. Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam windows : 2004 : Gava Media :

Jogjakarta

25. Efvy Zamidra Zam : Menggali lebih dalam 101 teknik rahasia windows : 2003 : Gava Media

: Jogjakarta

26. Efvy Zamidra Zam : 101 teknik tersembunyi dalam Word Xp : 2003 : Gava Media :

Jogjakarta

27. Djoko Pramono : Ms. Access 2.0. : 1996 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta.

28. Alan Simpson : UP & Running with DOS 6.22 : PT. Elek Media Komputindo : Jakarta.

29. Sistem Operasi DOS untuk SMA : Bambang Agus Mulyadi : 1995 : PT. Elek Media

Komputindo : Jakarta.

30. Sutiono Gunadi & Thomas Setiawan : Belajar sendiri Lotus 123 release 2.4. : 1996 : PT.

Elek Media Komputindo : Jakarta.

31. Ardiansyah Nur Rohman : Modul belajar KKPI : 2004 : Gema Aksara : Surakarta

32. Anam ( team media Rizki ) : Buku panduan Excel : 2000 : Media Raya : Surakarta

33. Drs. M.K. Alamsyah : Pelajaran Komputer SMK cawu 123 : 1993 : C.V. Armico : Bandung

34. Ir. Eko Nugroho : Pengenalan komputer (lengkap) : 1993 : Andi Offset : Jogjakarta

Page 35: Ktsp dan kbk

35. LPKBM Madcom Madiun : Panduan lengkap Word 6 for windows : 1996 : Andi : Jogjakarta

36. Paulus Joko Purwanto & Teguh Wahyono, S.Kom : Kupas tuntas harddisk (maintence &

Trobleshooting : 2004 : Gava Media : Jogjakarta

37. Ali Akbar, S.T. : panduan merakit Komputer dengan cepat dan mudah : M2S : Bandung

38. Mandiri Information System : Panduan praktis merakit & mengupgrade PC : 2004 : PD

Anindya : Jogjakarta

39. Tim penulis naskah (Sulardi, M.Pd, Drs. Agus Priyanto) : KKPI (KBK) untuk SMK : 2004 :

CV. HaKa MJ : Solo

40. Warron Budianto & Ridwan M. Sutejo : KKPI Sistem Operasi, Software Pengolah Kata

untuk SMK : 2004 : HaKa MJ : Solo

41. Ridwan M Sutejo : PBK Excel untuk SMA/SMK paket 2 : Citra

42. Suwardi : Modul KKPI kelas XI smt 1 : 2004 : CV. MJ : Solo

43. Ridwan M. Sutejo, dkk : KKPI untuk SMK sederajat 2 B : 2004 : Citra Pustaka Mandiri

44. Mico Pardosi : Sistem Operasi Windows 2000 Professional : 2000 : Indah : Surabaya

Kepanjen, 17 Juli 2007

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Susanto Setiawan Y u n a d i, S.Pd

KTAM. 943 060 KTAM. 840 367

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Bila kita lihat dari beberapa aspek yang terdapat dalam KBK maupun KTSP, ada

kesamaan antara keduanya. Kesamaan tersebut diantaranya adalah :

1. Pendekatan pembelajaran berorintasi pada kompetensi (competence based approach).

2. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman

3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi

4. Penilaian memperhatikan pada proses dan hasil belajar (authentic assessment)

5. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur

edukatif

Sedangkan, perbedaan di antara keduanya dapat dilihat pada :

ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006

1. Landasan

Hukum Tap MPR/GBHN Tahun 1999-2004

UU No. 20/1999 – Pemerintah-an

Daerah

UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian

UU No. 20/2003 – Sisdiknas

PP No. 19/2005 – SPN

Permendiknas No. 22/2006 –

Standar Isi

Page 36: Ktsp dan kbk

diganti dengan UU No. 20/2003

PP No. 25 Tahun 2000 tentang

pembagian kewenangan

Permendiknas No. 23/2006 –

Standar Kompetensi Lulusan

2. Implementasi

/

Pelaksanaan

Kurikulum

Bukan dengan Keputusan/ Peraturan

Mendiknas RI

Keputusan Dirjen Dikdasmen

No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun

2004.

Keputusan Direktur Dikme-num No.

766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No.

1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003.

Peraturan Mendiknas RI No.

24/2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Menteri No. 22 tentang

SI dan No. 23 tentang SKL

3. Ideologi

Pendidik-

an yang Dianut

Liberalisme Pendidikan : terciptanya

SDM yang cerdas, kompeten,

profesional dan kompetitif

Liberalisme Pendidikan :

terciptanya SDM yang cerdas,

kompeten, profesional dan

kompetitif

4. Sifat (1) Cenderung Sentralisme Pendidikan :

Kurikulum disusun oleh Tim Pusat

secara rinci; Daerah/Sekolah hanya

melaksanakan

Cenderung Desentralisme

Pendidikan : Kerangka Dasar

Kurikulum disusun oleh Tim

Pusat; Daerah dan Sekolah dapat

mengembangkan lebih lanjut.

5. Sifat (2) Kurikulum disusun rinci oleh Tim

Pusat (Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur

dan Puskur)

Kurikulum merupakan kerangka

dasar oleh Tim BSNP

6. Pendekatan Berbasis Kompetensi

Terdiri atas : SK, KD, MP dan

Indikator Pencapaian

Berbasis Kompetensi

Hanya terdiri atas : SK dan KD.

Komponen lain dikembangkan

oleh guru

7. Struktur Berubahan relatif banyak

dibandingkan kurikulum sebelumnya

(1994 suplemen 1999)

Ada perubahan nama mata pelajaran

Ada penambahan mata pelajaran

(TIK) atau penggabungan mata

pelajaran (KN dan PS di SD)

Penambahan mata pelajaran

untuk Mulok dan Pengem-bangan

diri untuk semua jenjang sekolah

Ada pengurangan mata

pelajaran (Misal TIK di SD)

Ada perubahan nama mata

pelajaran

KN dan IPS di SD dipisah lagi

Ada perubahan jumlah jam

pelajaran setiap mata pelajaran

8. Beban Belajar Jumlah Jam/minggu : Jumlah Jam/minggu :

Page 37: Ktsp dan kbk

SD/MI = 26-32/minggu

SMP/MTs = 32/minggu

SMA/SMK = 38-39/minggu

Lama belajar per 1 JP:

SD = 35 menit

SMP = 40 menit

SMA/MA = 45 menit

SD/MI 1-3 = 27/minggu

SD/MI 4-6 = 32/minggu

SMP/MTs = 32/minggu

SMA/MA= 38-39/minggu

Lama belajar per 1 JP:

SD/MI = 35 menit

SMP/MTs = 40 menit

SMA/MA = 45 menit

9.

Pengembangan

Kurikulum lebih

lanjut

Hanya sekolah yang mampu dan

memenuhi syarat dapat

mengembangkan KTSP.

Guru membuat silabus atas dasar

Kurikulum Nasional dan RP/Skenario

Pembelajaran

Semua sekolah /satuan

pendidikan wajib membuat

KTSP.

Silabus merupakan bagian tidak

terpisahkan dari KTSP

Guru harus membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

10. Prinsip

Pengembangan

Kurikulum

1. Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan

Nilai-nilai Budaya

2. Penguatan Integritas Nasional

3. Keseimbangan Etika, Logika,

Estetika, dan Kinestetika

4. Kesamaan Memperoleh Kesempatan

5. Perkembangan Pengetahuan dan

Teknologi Informasi

6. Pengembangan Kecakapan Hidup

7. Belajar Sepanjang Hayat

8. Berpusat pada Anak

9. Pendekatan Menyeluruh dan

Kemitraan

1. Berpusat pada potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan

lingkungannya

2. Beragam dan terpadu

3. Tanggap terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni

4. Relevan dengan kebutuhan

kehidupan

5. Menyeluruh dan berkesinam-

bungan

6. Belajar sepanjang hayat

7. Seimbang antara kepentingan

nasional dan kepentingan daerah

11. Prinsip

Pelaksanaan

Kurikulum

Tidak terdapat prinsip pelaksanaan

kurikulum 1. Didasarkan pada potensi,

perkembangan dan kondisi

peserta didik untuk menguasai

kompetensi yang berguna bagi

dirinya.

1. Menegakkan lima pilar belajar:

1. belajar untuk beriman dan

Page 38: Ktsp dan kbk

bertakwa kepada Tuhan YME,

2. belajar untuk memahami dan

menghayati,

3. belajar untuk mampu

melaksanakan dan berbuat secara

efektif,

4. belajar untuk hidup bersama

dan berguna bagi orang lain,

5. belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri, melalui

proses pembela-jaran yang efektif,

aktif, kreatif & menyenangkan.

3. Memungkinkan peserta didik

mendapat pelayanan perbaik-an,

pengayaan, dan/atau percepatan

sesuai dengan potensi, tahap

perkembangan, dan kondisinya

dengan memperhatikan

keterpaduan pengembangan

pribadi peserta didik yang

berdimensi ke-Tuhanan,

keindividuan, kesosialan, dan

moral.

1. Dilaksanakan dalam suasana

hubungan peserta didik dan

pendidik yang saling meneri-ma

dan menghargai, akrab, terbuka,

dan hangat, dengan prinsip tut

wuri handayani, ing madia

mangun karsa, ing ngarsa sung

tulada

5. Menggunakan pendekatan

multistrategi dan multimedia,

sumber belajar dan teknologi yang

memadai, dan meman-faatkan

lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar.

6. Mendayagunakan kondisi alam,

Page 39: Ktsp dan kbk

sosial dan budaya serta kekayaan

daerah untuk keberhasilan

pendidikan dengan muatan

seluruh bahan kajian secara

optimal.

7. Diselenggarakan dalam kese-

imbangan, keterkaitan, dan

kesinambungan yang cocok dan

memadai antarkelas dan jenis

serta jenjang pendidikan.

12. Pedoman

Pelaksanaan

Kurikulum

1. Bahasa Pengantar

2. Intrakurikuler

3. Ekstrakurikuler

4. Remedial, pengayaan, akselerasi

5. Bimbingan & Konseling

6. Nilai-nilai Pancasila

7. Budi Pekerti

8. Tenaga Kependidikan

9. Sumber dan Sarana Belajar

10. Tahap Pelaksanaan

11. Pengembangan Silabus

12. Pengelolaan Kurikulum

Tidak terdapat pedoman

pelaksanaan kurikulum seperti

pada Kurikulum 2004.

5.2 Kritik dan Saran

A. Kritik

1. Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi

terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut.

2. Masih belum jelasnya ( bias ) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada standar

kompetensi kelulusan belum terlalu aplikatif.

3. Adanya system penilaian yang belum begitu jelas dan terukur.

B. Saran

1. Untuk pengembangan model Kurikulum berbasis Kompetensi sebaiknya para Guru

menetapkan sasaran materi yang jelas sehingga tidak adanya lagi rasa ketakutan guru

terhadap ketersediaan waktu yang ada dengan banyanknya materi yang pembelajaran.

2. Pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional jangan terlalu intervensi

terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum yang mereka

kembangkan.

3. Jika belajar dari beberapa perkembangan model pembelajaran yang telah berkembang di

Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kurikulum yang ingin dikembangkan itu

Page 40: Ktsp dan kbk

tidak ada penelitian tentang hasil prestasi yang dicapai dari model kurikulum yang

sebelumnya. Sehingga seperti yang telah terjadi pada pengembangan KBK serta kurikulum

sebelumnya justru menimbulkan kritikan pedas karena ketidakberhasilanmodel kurikulum

tersebut.

4. Sebaiknya jika ingin membuat kebijakan kurikulum baru atau sejenisnya, terlebih dahulu

membuat riset atau penelitian untuk kurikulum sebelumnya. Jadi kita bias bercermin dari

pengembangan kurikulum yang terdahulu. Jika mengalami kekurangan, maka itulah yang

harus dibenahi. Tetapi jika ada sisi positifnya, maka pertahankan untuk pengembangan

kurikulum yang baru. Sehingga untuk ke depannya akan diperoleh pendidikan Indonesia yang

bermutu dan tidak akan ada lagi yang beranggapan bahwa pendidikan Indonesia tidak

bermutu.

http://umirazanah.blogspot.com/2012/01/perbedaan-kbk-dan-ktsp.html