Page 1
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMBERIKAN
MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI
BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI
PERIODE MARET-MEI 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan
Pendidikan Program Studi D III Kebidanan
STIKes Bhakti Kencana Bandung
ULFAH YULIANI
CK.1. 09.049
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
BANDUNG
2012
Page 2
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG
MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6
BULAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI
PERIODE MARET-MEI 2012
NAMA : ULFAH YULIANI
NIM : CK. 1. 09. 049
Bandung, Juni 2012
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Hani Oktafiani, SST Melianah, S.Pd., SST, M.Mkes
Ketua Program Studi Kebidanan
STIKes Bhakti Kencana Bandung
Lia Novita, M.Keb
Page 3
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG
MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6
BULAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI
PERIODE MARET-MEI 2012
NAMA : ULFAH YULIANI
NIM : CK. 1. 09. 049
Telah diujikan di STIKes Bhakti Kencana Bandung
Pada tanggal 20 Juni 2012
Penguji I Penguji II
Iceu Mulyati, SST Meda Yuliani, SST
Mengetahui,
Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung
Agus Mi’raj Darajat, SPd., S.Kep., Ners., M.Kes
Page 4
ABSTRAK
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan diberikan tanpa
makanan tambahan sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan di samping ASI
dapat pula diberikan makanan tambahan (Rosidah, 2003). Pada Indonesia Sehat
2010, target ASI eksklusif adalah 80%. Menurut Cesilia M. Reveriani pakar gizi
anak IPB, sekitar 49% bayi diberi MP ASI dini. Pemberian MP ASI dini dengan
intensitas tinggi berakibat tidak baik pada anak. Dari survey yang dilakukan
penulis dari 10 bayi terdapat 4 bayi yang diberikan MP ASI dini di BPS Hj.
Heryati.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran ibu yang memberikan
MP ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan umur, paritas, pendidikan, dan
pekerjaan di BPS Hj. Heryati.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasinya adalah ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Sindang Jaya periode Maret-Mei 2012,
sebanyak 98 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia
0-6 bulan yang sudah diberi MP-ASI dini, sebanyak 54 orang. Sampel diambil secara
non random dengan teknik accidental sampling, maka didapat 42 sampel. Jenis
data berupa data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan instrumen
angket berisi petanyaan mengenai umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ibu.
Hasil penelitian dari 42 sampel, didapatkan sebagian besar responden
berumur antara 20-35 tahun, sebanyak 33 orang (78,5%). Lebih dari setengah
responden primipara, sebanyak 23 orang (54,8%). Lebih dari setengahnya
berpendidikan menengah, sebanyak 26 orang (61,9%). Dan lebih dari setengah
responden tidak bekerja, sebanyak 23 orang (54,8%).
Diharapkan para tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan konseling
pentingnya ASI eksklusif kepada para wanita usia subur pranikah, ibu hamil, ibu
nifas, dan ibu menyusui/memiliki bayi berusia di bawah 6 bulan.
Kata kunci : MP ASI Dini, Karakteristik Ibu
Kepustakaan : 19 (1999-2012)
Page 5
i
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada Bayi
Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periose Maret-Mei 2012”.
Adapun karya tulis ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas dan salah satu
syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program D III Kebidanan di STIKes
Bhakti Kencana Bandung. Tujuan penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah adalah
untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini
pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei
2012.
Penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan, dan kendala yang
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan wawasan serta pola
pikir penulis, dan dengan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya hambatan dapat
diatasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan bagi penulis, maka dari itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. H. Mulyana, SH. M.Pd, MH. Kes., selaku Ketua Yayasan Adhi Guna
Kencana Bandung
2. Agus Mi’raj Darajat, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes., selaku Ketua STIKes
Bhakti Kencana Bandung
3. Lia Novita M. Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan STIKes Bhakti
Kencana Bandung
Page 6
ii
4. Hani Oktafiani, SST. selaku Pembimbing I yang telah sabar dan selalu
meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
5. Melianah, S.Pd., SST., M. MKes. selaku Pembimbing II yang juga telah
sabar dan selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
6. Bidan Heryati, SST selaku Pemilik BPS yang telah memberi izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian di BPS yang beliau kelola.
7. Orang tua penulis, H. Haris S. dan Hj. Nurlatifah serta keluarga yang selalu
memberikan dukungan secara moril dan materil yang tiada hentinya.
8. Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswi D III kebidanan angkatan 2012.
Semoga kita dipertemukan dalam kebahagiaan dan kesuksesan.
9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini mempunyai kekurangan, untuk itu
diharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan karya tulis ini ini.
Terakhir penulis mohon maaf jika ditemui kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini. Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan
yang diberikan kepada penulis dengan berlipat ganda. Dan semoga karya tulis
ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, Juni 2012
Penulis
Page 7
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................................... 6
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian ................................................................... 6
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MP ASI ..................................................................................................... 7
Page 8
iv
2.1.1 Definisi MP ASI ............................................................................. 7
2.1.2 Tujuan MP ASI ............................................................................... 8
2.1.3 Jenis MP ASI .................................................................................. 8
2.1.4 Persyaratan MP ASI ....................................................................... 8
2.1.5Waktu Pemberian MP ASI .............................................................. 9
2.1.6 Tahapan Pemberian MP ASI menurut kelompok Umur ................ 10
2.1.7 Kerugian dalam pemberian MP ASI Dini ...................................... 11
2.2 Karakteristik .............................................................................................. 12
2.2.1 Umur ............................................................................................... 12
2.2.2 Paritas ............................................................................................. 13
2.2.3 Pendidikan ...................................................................................... 14
2.2.4 Pekerjaan ........................................................................................ 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 17
3.2 Populasi Penelitian .................................................................................... 17
3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel................................................... . 18
3.4 Kerangka Penelitian ................................................................................ . 19
3.4.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... . 20
3.4.2 Kerangka Konsep ........................................................................ . 21
3.5 Definisi Operasional................................................................................ . 22
3.6 Jenis Data dan teknik Pengumpulan Data ................................................. 23
Page 9
v
3.7 Pengolahan dan Analisa Data.................................................................... 23
3.8 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 26
4.1.1 Umur ............................................................................................... 26
4.1.2 Paritas ............................................................................................. 27
4.1.3 Pendidikan ...................................................................................... 28
4.1.4 Pekerjaan ........................................................................................ 29
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 29
4.2.1 Umur ............................................................................................... 29
4.2.2 Paritas ............................................................................................. 31
4.2.3 Pendidikan ...................................................................................... 33
4.2.4 Pekerjaan ........................................................................................ 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 37
5.2 Saran .......................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Page 10
vi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pemberian MP ASI Dini
berdasarkan Karakteristik .................................................................. 22
Tabel 3.2 Acuan Standar Interpretasi Data ........................................................ 25
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Memberikan MP ASI
di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 26
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu yang Memberikan MP ASI
di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 27
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Memberikan MP ASI
di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 28
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Memberikan MP ASI
di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 29
Page 11
vii
DAFTAR BAGAN
halaman
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 21
Page 12
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format Pengajuan Judul dan Proposal Penelitian
Lampiran 2 Lembar Kegiatan Bimbingan KTI
Lampiran 3 Lembar persetujuan Responden
Lampiran 4 Angket Penelitian
Lampiran 5 Master Tabel
Lampiran 6 Output Hasil Analisa Statistik
Page 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus
diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4
bulan dan jika mungkin sampai usia 6 bulan. ASI harus menjadi
makanan utama selama tahun pertama bayi dan menjadi makanan
penting selama tahun kedua. ASI terus memberikan faktor-faktor anti
infeksi unik yang tidak dapat diberikan oleh makanan lain (Rosidah,
2003).
Hasil rekomendasi WHO dan UNICEF pada pertemuan tahun 1979
di Geneva tentang makanan bayi dan anak antara lain berisi: menyusui
merupakan bagian terpadu proses reproduksi yang memberikan makanan
bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologis
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Memberikan susu formula dengan
dalih apapun pada bayi baru lahir harus di hindarkan (Prawirohardjo, 2002).
Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI
saja pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990,
pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI
(PPASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku
menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai usia 4 bulan. Tahun
Page 14
2
2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif ditingkatkan
menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia no.450/MENKES/SK/VI/2004 (Tasya,
2008).
Menurut PP No.33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif
BAB III pasal 6 yang menyatakan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus
memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya. Tetapi pada
pasal 7 dijelaskan ketentuan tersebut tidak berlaku jika terdapat indikasi
medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari Bayi.
Setelah usia 6 bulan di samping ASI dapat pula diberikan makanan
tambahan, namun pemberiannya harus diberikan secara tepat meliputi
kapan memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah
yang diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi
(Rosidah, 2003). Sehingga saat mulai diberikan makanan tambahan
harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan
kebutuhannya (Narendra, dkk, 2002).
Di negara-negara yang sudah maju seperti Eropa dan Amerika,
makanan padat sebelum tahun 1970 diberikan pada bulan-bulan
pertama setelah bayi dilahirkan, akan tetapi setelah tahun tersebut
banyak dilaporkan tentang kemungkinan timbulnya efek sampingan jika
makanan tersebut diberikan terlalu dini. Waktu yang baik untuk memulai
pemberian makanan padat biasanya pada umur 6 bulan. Resiko pada
pemberian sebelum umur tersebut antara lain adalah kenaikan berat
Page 15
3
badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas (Pudjiadi, 2003).
Di Indonesia terutama di daerah pedesaan sering kita jumpai
pemberian makanan tambahan mulai beberapa hari setelah bayi lahir.
Kebiasaan ini kurang baik karena pemberian makanan tambahan dini dapat
mengakibatkan bayi lebih sering menderita diare, mudah alergi terhadap zat
makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak,
produksi ASI menurun (Narendra, dkk, 2002).
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003
menyatakan bahwa bayi yang memperoleh ASI eksklusif sampai 4-5 bulan
sebanyak 14% dan hanya 7.8% bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai 6
bulan. Tahun 2007, survei yang sama menunjukkan bahwa cakupan ASI
eksklusif sampai 6 bulan meningkat menjadi 32.3%. Peningkatan ini
ternyata masih berada jauh di bawah target cakupan ASI eksklusif di
Indonesia pada tahun 2010, yaitu 80%. Sedangkan dari data Dinas
kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2007 cakupan pemberian ASI
Eksklusif sebanyak 502.172 (53,75%) dari jumlah 934.297 bayi. (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2008).
Hasil penelitian oleh para pakar menunjukkan bahwa gangguan pada
awal masa kehidupan balita, antara lain disebabkan kekurangan gizi sejak
bayi dalam kandungan, pemberian makanan tambahan terlalu dini atau
terlalu lambat, makanan tambahan tidak cukup mengandung energi dan zat
mikro terutama mineral, zat besi, dan zinc, perawatan bayi kurang memadai
dan ibu tidak berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
Page 16
4
(Supriyono, 2003).
Menurut Cesilia M. Reveriani, pakar gizi anak Institut Pertanian
Bogor (IPB) yang menguraikan hasil survey penggunaan makanan
pendamping ASI sekitar 49% bayi sebelum usia 6 bulan sudah diberi susu
formula, 45,1% makanan cair selain susu formula dan 50% makanan
padat. Pemberian susu formula makanan pendamping ASI cair dan yang
diberikan pada bayi kurang dari 6 bulan cenderung dengan intensitas atau
frekuensi yang sangat tinggi sehingga dapat membahayakan dan
berakibat kurang baik pada anak, yang dampaknya adalah kerusakan pada
usus bayi. Karena pada umur demikian usus belum siap mencerna dengan
baik sehingga pertumbuhan berat badan bayi terganggu, antara lain adalah
kenaikan berat badan yang terlalu cepat sehingga ke obesitas dan malnutrisi.
Rendahnya hasil cakupan pemberian ASI ekslusif tersebut tidak
hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI
eksklusif tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang meliputi usia
ibu, paritas, pendidikan, dan pekerjaan (Depkes RI, 2004).
BPS Hj. Heryati berlokasi di Jalan Sindang laya Desa Sindang Jaya
Kecamatan Mandalajati. Di BPS ini melayani pemeriksaan kehamilan,
pertolongan persalinan, KB dan imunisasi. Di BPS Hj. Heryati pada periode
Maret-Mei 2012 terdapat bayi usia 0-6 bulan sebanyak 98 bayi . Dan
berdasarkan survey yang dilakukan dari 10 bayi terdapat 4 bayi yang sudah
diberikan MP ASI sebelum usia 6 bulan.
Dengan melihat latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti
Page 17
5
masalah tersebut di BPS Hj. Heryati “Gambaran Karakteristik Ibu yang
Memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik
Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana “Gambaran Karakteristik Ibu yang
Memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik
Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012”?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP
ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran umur ibu yang memberikan MP ASI Dini
pada bayi usia 0-6 bulan.
2. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu yang memberikan MP ASI
Dini pada bayi usia 0-6 bulan.
3. Untuk mengetahui gambaran pendidikan ibu yang memberikan MP
ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan.
4. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu yang memberikan MP ASI
Dini pada bayi usia 0-6 bulan.
Page 18
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan berfikir, pengalaman dan pengetahuan tentang perilaku
pemberian MP ASI serta lebih dapat memperdalam ilmu yang diperoleh
pada saat perkuliahan atau saat praktik di lapangan sehingga pada akhirnya
peneliti bersama pihak terkait dapat mewujudkan perilaku pemberian MP
ASI yang tepat dan sesuai.
1.4.2 Bagi Tempat penelitian
Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi BPS dalam meningkatkan
konseling tentang MP ASI dan dalam meningkatkan cakupan pemberian
ASI eksklusif.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat melengkapi bahan bacaan di perpustakaan sebagai bahan
masukan dan informasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
wawasan.
Page 19
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemberian MP ASI
2.1.1 Definisi
Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau
minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk
memenuhi kebutuhan gizinya (Utami, 2006).
Pemberian MP ASI berarti memberi makanan selain ASI.
Makanan lain ini disebut makanan tambahan (Rosidah, 2003).
Menurut Maria dan Dina (2001), MP-ASI adalah makanan yang
diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI
tidak lagi memenuhi kebutuhan zat gizi bayi.
Depkes RI (2007) mengatakan bahwa makanan tambahan atau
makanan pendamping ASI (MP- ASI) adalah makanan yang diberikan
kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI
diberikan mulai umur 6- 24 bulan, dan merupakan makanan peralihan
dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus
dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam
menerima makanan.
Page 20
8
2.1.2 Tujuan Makanan Pendamping ASI
Pemberian makan pada bayi / anak mempunyai suatu tujuan, yaitu:
a. Melengkapi zat gizi ASI yang kurang
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-macam
makanan dengan berbagai rasa dan bentuk
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
(Depkes RI, 2004).
2.1.3 Jenis Makanan Pendamping ASI
1. Makanan pendamping cair seperti sari buah.
2. Makanan lunak atau lembek seperti bubur susu, nasi tim saring, dan
lain-lain.
3. Makanan padat seperti nasi tim,nasi dan makanan orang dewasa
lainnya (Husaini dan Anwar, 2001).
2.1.4 Persyaratan MP ASI
Menurut Narendra (2002), makanan pendamping ASI harus
memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Kebutuhan zat-zat makanan terpenuhi secara adekuat, yaitu tidak
belebihan / kekurangan.
2. Mudah diterima dan dicerna.
3. Jenis makanan dan cara pemberian sesuai dengan pemberian
kebiasaan makan yang sehat.
4. Terjamin kebersihannya dan bebas dari bibit penyakit.
5. Susunan menu seimbang (berasal dari 10 – 15 % dari protein, 25 –
Page 21
9
35% dari lemak dan 50 – 65 % dari karbohidrat).
2.1.5 Waktu Pemberian MP ASI
Tanda bahwa seorang bayi sudah siap untuk menerima
makanan tambahan adalah bahwa bayi tersebut :
1. Sekurangnya berusia 6 bulan karena pada umur tersebut, bayi
sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim
amilase lebih banyak pula, sehingga bayi siap menerima makanan
lain selain ASI.
2. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas
makin bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap, sehingga
diperlukan tambahan makanan selain ASI yang dimulai pada umur
6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain selain ASI.
3. Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan
menggerakkan lidah ke muka belakang. Apabila makanan
disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan
makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Pada saat
inilah bayi diberikan kesempatan mempraktekkan kepandaiannya
tersebut dengan memberikan makanan lunak. Dengan
bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi umur 6 – 9
bulan mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke
atas dan ke bawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih
kasar. Demikian pula dengan kemampuan motorik halus dimana
pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari tangannya
Page 22
10
kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka
untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi diberikan
makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang
dapat dijimpit. Pada umur 6-7 bulan bayi sudah dapat duduk,
sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi duduk. Pada umur
6–9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir,
sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir/gelas yang
dipegang oleh orang lain. Pada tahun kedua, anak belajar makan
sendiri dengan menggunakan sendok. Terlalu lambat mulai
memberikan makanan tambahan juga kurang baik karena dapat
menyebabkan bayi kurang gizi dan menghambat ketrampilan makan
bayi. (Rosidah, 2003 dan Narendra, dkk, 2002)
2.1.6 Tahapan Pemberian MP ASI menurut Kelompok Umur
1. Umur 6–9 bulan
Bayi yang diberi ASI dan makanan pendamping karena pada usia umur 6
bulan lebih ASI mulai menurun, dan system pencernaan sudah berfungsi
dengan baik, makan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung
beras, bubur encer, pisang lumat dan pepaya lumat.
2. Umur 9–12 bulan
Page 23
11
Bayi diberi ASI dan diberi makanan pendamping seperti makanan bubur,
nasi, dan mulai menginjak umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan
makanan keluarga.
3. Umur 12–24 bulan
Bayi tetap terus diberi ASI dan makan lengkap sekurang kurangnya
diberikan 3x sehari dengan porsi separoh makan tetapi diberi makanan
selingan 2-3x sehari.
2.1.7 Kerugian dalam pemberian MP ASI Dini
1. Gangguan menyusui
Pengenalan makanan selain ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan akan
menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi yang merupakan
suatu resiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.
2. Beban ginjal yang meningkat
Sistem organ terutama organ ginjal, yang mempunyai fungsi sebagai
reabsobsi. Apabila makanan yang dimakan bayi terlalu banyak
mengandung natrium akan meningkatkan beban kerja ginjal 2x lipat, dan
kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas sehingga bayi cepat lapar,
haus.
Pemberian MP ASI dini membuka peluang masuknya berbagai jenis
makanan yang mungkin saja berbahaya atau beracun serta mengandung
bakteri. Sementara kemampuan ginjal untuk menyaring kotoran dan benda
Page 24
12
asing belum sempurna, maka akan menimbulkan timbunan kotoran di
dalam ginjal yang dapat mengganggu fungsi ginjal.
3. Alergi terhadap makanan
Pemberian MP ASI dini akan memberikan dampak pada bayi mudah alergi
terhadap makanan. Faktor fisiologis dari alergi makanan pada anak yaitu
belum matang fungsi usus (immaturitas usus). Secara mekanis, lapisan
membrane yang sangat halus yang terbentang dalam usus dan peristaltic
merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Pada usus
immature, system pelindung tersebut masih lemah dan belum dapat
berfungsi secara maksimal sehingga menimbulkan allergen masuk ke
dalam tubuh. Untuk mencegah terjadinya alergi makanan karena
immaturitas usus adalah dengan menunda pemberian makanan pada bayi
di bawah usia 6 bulan, terutama pemberian makanan yang dapat
menimbulkan alergi pada anak. Misalnya telur, ikan laut, dan sebagainya.
2.2 Karakteristik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Karakter adalah sifat
kejiwaan, ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lainnya, atau ciri–ciri kusus yang mempunyai sifat khas yang sesuai dengan
perwatakan tertentu (Suharso, Retnoningsih, 2005).
Menurut Notoatmoodjo (2003) bahwa karakteritik merupakan salah
satu faktor pendukung yang meliputi antara lain umur, jeniskelamin, status
Page 25
13
perkawinan, etnik, budaya, pendidikan formal, sosial dan lain–lain.
Karakteristik ibu diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut:
2.2.1 Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulangtahun. Tingkat kemampuan atau kematangan individu
dalam berfikir hal ini ibu bisa dilihat dari segi umur seseorang dimana
semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseoramg
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001). Pandangan
yang lain pada umur 20 – 35 tahun, menurut Hurlock (1997) disebutkan
bahwa sebagai masa dewasa dan masa reproduksi, dimana pada masa ini
diharapkan seseorang telah mampu dalam memecahkan sebuah
permasalahan – permasalahan yang sedang dihadapi dengan tenang dan
secara emosional.
Dalam hal ini perkembangan usia ibu sangat menentukan di dalam
pengambilan sebuah keputusan kepada keluarga dalam pemberian makanan
pendamping kepada bayi supaya nantinya tidak terjadi sesuatu hal yang
tidak diinginkan kepada bayinya.
Di dalam diri seseorang diharapkan bahwa semakin meningkatnya
umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan
bekerja akan lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan di dalam
rumah tangga (Hurlock, 2002).
Page 26
14
2.2.2 Paritas Ibu
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu
(Nursalam, 2001).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami
masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu caracara
yang sebenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang
kurang baik yang dialami orang lain hal ini memungkinkan ibu ragu untuk
memberikan ASI pada bayinya (Perinasia, 2004).
Menurut Perinasia (2003), paritas dalam menyusui adalah
pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak
sebelumnya, kebiasaan menyusui dalarn keluarga serta pengetahuan tentang
manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan ibu untuk menyusui atau
tidak. Dukungan dokter bidan/petugas kesehatan lainnya atau kerabat dekat
sangat dibutuhkan terutama untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalarn
pemberian ASI eksklusif, ibu yang yang pertama kali menyusui pengetahuan
terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan
dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya.
Menurut G.J Ebrahim bahwa faktor emosional dan sosial menunjang
keberhasilan pemberian ASI. Salah satu faktor yang dapat disebutkan
diantaranya adalah nasehat dan pengalaman selama masa kehamilan ,
persalinan, Terutama pengalaman menyusui pertamanya.
Page 27
15
2.2.3 Pendidikan ibu
Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
(Notoatmodjo 2003). Sementara itu A Joint Comunitee on Terminologi in
Health Education United States (1973) yang dikutip Notoatmodjo (2003)
menambahkan tentang pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang
mencakup dimensi dan kegiatan – kegiatan dari internal, psikologi dan sosial
yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam
mengambil keputusan secara sadar dan mempunyai kesejahteraan diri,
keluarga, dan masyarakat.
Tingkatan pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan
tingkah laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang
nantinya suatu saat akan muncul dalam keluarga (Satoto, 1992).
Fatimah Muiz (1994) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada
kelompok ibu yang berpendidikan rendah dalam pemberian makanan
tambahan kepada bayinya pada usia 1-2 minggu setelah lahir, sedangkan
pada kelompok ibu yang berpendidikan cukup dalam pemberian makanan
tambahan bayinya setelah berusia lebih dari 1 bulan. Jadi dalam hal ini
tingkat pendidikan ibu dengan berpendidikan yang cukup dan berpendidikan
formal merupakan salah satu faktor pendukung dalam kemampuan
menyerap informasi tentang gizi.
Page 28
16
Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi dapat
meningkatkan daya tangkap ibu dengan masalah gizi dan dalam keluarga
mampu mengambil tindakan secara cepat dalam masalah kesehatan (Fatimah
dan Hernanto, 1992). Ditambah pula factor yang berperan dalam pemberian
makanan pendamping ASI adalah pendidikan yaitu tentang penerimaan
informasi tentang makanan tambahan dari suatu provider atau dari informan.
Sebuah informasi yang disampaikan dengan cepat dengan mudah diterima
oleh seseorang lebih cepat dan dipahami oleh seseorang yang berpendidikan
lebih tinggi bila dibanding oleh seseorang yang berpendidikan rendah
(Saifudin, 1996).
2.2.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegitan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya ( Nursalam, 2001).
Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan
dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif Pengetahuan
responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan
responden yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu yang
bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik
terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang
pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2006).
Seorang ibu yang bekerja akan mempunyai tambahan pendapatan
bagi keluarganya yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan
keluarganya,apabila ia tidak bekerja maka tidak dapat memenuhi kebutuhan
Page 29
17
pokok keluarganya, bekerja untuk perempuan sering kali bukan pilihan
tetapi karena pendapatan suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangganya (Novaria, 2000)
Menurut Utami Roesli (2005), mengatakan bahwa bekerja bukan
alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara ekslusif selama paling
sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya
3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya
perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu
yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara ekslusif.
Page 30
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
objektif (Notoatmojo, 2003). Dalam penelitian ini penulis ingin
mendapatkan Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini
pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periode
Maret-Mei 2012.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi adalah subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk dipelajari atau diteliti dan
kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiono, 2004).
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-
6 bulan di Desa Sindang Jaya periode Maret-Mei 2012, yaitu sebanyak 98
orang.
Page 31
19
3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
Sampel adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Pada
penelitian ini dipilih sampel dengan kriteria ibu yang memiliki bayi usia
0-6 bulan yang sudah diberi MP-ASI dini, yaitu sebanyak 54 orang.
Kriteria Inklusi:
Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan serta sudah diberikan MP ASI dini.
Bersedia menjadi responden
Kriteria Eksklusi:
Ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan dan tidak diberikan MP ASI dini.
Tidak bersedia menjadi responden
Sampel dalam penelitian ini diambil secara non random sampling
dengan teknik accidental sampling yang dilakukan dengan mengambil
kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat yang
sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan
sampel ini dilakukan setiap hari dimulai tanggal 30 Maret-18 Mei 2012,
dan didapatkan 42 sampel ibu yang yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang
sudah diberi MP ASI dini.
.
Page 32
20
3.4 Kerangka Penelitian
3.4.1 Kerangka Pemikiran
Di dalam keluarga peranan ibu sangat penting dalam melaksanakan
pemberian MP-ASI ini. Penanganan yang baik yang dilakukan oleh ibu
dalam pemberian MP-ASI kepada bayinya berpotensi untuk mencapai bayi
yang sehat baik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Namun dalam
kenyataannya masih banyak terjadi masalah pemberian MP-ASI pada bayi
dan hal tersebut didasari oleh banyak faktor terutama dari faktor perilaku
ibu sendiri.
Perilaku ibu yang tidak sesuai ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang mendasari timbulnya perilaku. Menurut teori Green, yang mendasari
timbulnya perilaku ibu tersebut dikelompokkan menjadi faktor
predisposing, enabling dan reinforcing. Faktor-faktor yang tergolong
sebagai faktor predisposing antara lain umur, tingkat pendidikan,
pengetahuan, penghasilan dan budaya. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
diasumsikan akan menyebabkan tingkat pengetahuan ibu yang juga rendah.
Pengetahuan mengenai MP-ASI terdiri dari waktu pemberian, frekuensi,
porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemerbian MP-
ASI.
Faktor budaya yang secara turun temurun diwariskan dalam pola
makan masyarakat akhirnya akan membentuk pola konsumsi kepada anak
nantinya. Faktor pendukung,, dimana hal yang memudahkan ibu dalam
pemberian makanan pendamping juga mendasari tindakan ibu. Tingkat
Page 33
21
ketesediaan bahan makanan dalam lingkungan (pasar) akan mendorong ibu
untuk mendapatkan dan mengolah bahan makanan tersebut menjadi
makanan pendamping bagi bayinya. Informasi yang diperoleh dari media
massa akan mendasari ibu dalam memilih jenis makanan pendamping baik
tenaga puskesmas maupun posyandu akan mendorong ibu untuk
berperilaku berdasarkan informasi yang didapatkan dari mereka. Sikap dan
tindakan petugas yang mendukung akan menimbulkan minat pada ibu.
Page 34
22
3.4.2 Kerangka Konsep
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Sumber: Lawrence Green (2000)
: Diteliti : Tidak Diteliti
2. Faktor Pemungkin:
- Jarak ke pelayanan
kesehatan
- Keterpaparan media
3. Faktor penguat:
- Dukungan petugas
kesehatan
- Dukungan keluarga
& masyarakat
- Kebiasaan/ adat
istiadat
Pemberian MP ASI
Dini
1. Faktor Pendorong:
- Pengetahuan
- Motivasi
- Sikap
- Karakteristik:
a. Umur
b. Paritas
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
Page 35
23
3.5 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pemberian MP ASI Dini berdasarkan
Karakteristik
3.6 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Variabel Sub
Variabel
Definisi Alat
Ukur
Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Pemberian
MP ASI
Dini
-Umur
- Paritas
- Pendidikan
- Pekerjaan
Usia individu
dihitung dari
dilahirkan sampai
dilakukannya
penelitian.
Jumlah anak hidup
yang dilahirkan ibu.
Jenjang pendidikan
formal yang pernah
dicapai responden
berdasarkan
kepemilikan ijazah
terakhir sampai
dilakukannya
wawancara.
Aktifitas yang
dijalani ibu sehari-
hari baik di dalam
atau di luar rumah.
angket
angket
angket
angket
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Wawancara
1. < 20 Th
2. 20-35 Th
3. > 35 Th
1. 1 (primipara)
2. 2-4 (multipara)
3. > 4 (grande
multi para)
1.Rendah (Tidak
tamat
SD/SD/SMP)
2. Menengah
(SMA)
3. Tinggi
(PT/Akademi)
1. Tidak bekerja
(IRT)
2. Bekerja di rumah
(warung/toko,
menjahit, salon)
3. bekerja di luar
rumah (PNS,
pegawai swasta,
buruh)
Rasio
Ordinal
Ordinal
Nominal
Page 36
24
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan bantuan angket
yang berisi umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ibu.
Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini peneliti
menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa angket
3.7 Pengolahan dan Analisa Data
Setelah data terkumpul maka data tersebut diolah secara manual
melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Editing
Pada tahap ini penulis melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh
kemudian diteliti apakah ada kekeliruan.
2. Coding
Setelah dilakukan editing, selanjutnya memberikan kode tertentu pada
tiap-tiap untuk memudahkan analisa data.
3. Tabulasi
Pada tahap ini responden yang sama dikelompokkan dengan teliti lalu
dihitung, dijumlahkan dan dihitung dalam bentuk tabel.
4. Analisa data
Page 37
25
Dalam pengukuran variabel karakteristik ibu yang memberikan MP ASI
dini pada bayi usia 0-6 bulan menggunakan pedoman wawancara.
Analisa yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis univariat, yaitu
analisis yang dilakukan terhadap tiap sub variabel dari hasil penelitian,
yang meliputi umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ke dalam distribusi
frekuensi dan presentase masing-masing variabel dari semua jawaban
responden. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan
penyeleksian data sesuai kriteria yang ada, kemudian langkah-langkah
yang terkumpul diambil kesimpulan secara umum. Penghitungan
persentase data dilakukan dengan program SPSS. Persentasi atau proporsi
akan menjadi distribusi relatif jika data yang digunakan adalah data
kuantitatif maka digunakan analisa data menggunakan distribusi frekuensi
relatif yang dirumuskan sebagai berikut:
%100xx
fP
Keterangan :
f : Frekuensi jawaban
x : Jumlah responden
P : Presentasi kejadian variabel penelitian. (Arikunto, 2005)
Tabel 3.2 Acuan Standar Interpretasi Data
Page 38
26
Jumlah Responden (%) Interpretasi
0 Tidak Ada
1-5 Hampir Tidak Ada
6-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51-75 Lebih Dari Setengahnya
76-95 Sebagian Besar
96-99 Hampir Seluruhnya
100 Seluruhnya
3.8 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Maret sampai Mei 2012 dan bertempat di BPS
Hj. Heryati.
Page 39
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari kurun waktu Maret sampai
Mei 2012, dengan cara pengambilan sampel menggunakan teknik accidental
sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 42 orang ibu yang memberikan
MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati. Untuk selanjutnya, hasil
penelitian ini akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi mengenai
variabel yang diteliti yaitu:
4.1.1 Umur
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi umur ibu yang memberikan MP ASI dini
di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012
Umur frekuensi Persentase
< 20 tahun 4 9,5%
20-35 tahun 33 78,5%
> 35 tahun 5 12%
Jumlah 42 100%
Page 40
28
Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa dari 42 responden
sebagian besar berumur antara 20-35 tahun berjumlah 33 orang (78,5%),
sebagian kecil berumur > 35 tahun berjumlah 5 orang (12%) , dan sebagian
kecil yang berumur < 20 tahun berjumlah 4 orang (9,5%).
4.1.2 Paritas
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Paritas Ibu yang memberikan MP ASI Dini
di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012
Paritas Frekuensi Persentase
1 (primipara) 23 54,8%
2-4 (multipara) 18 42,8%
>4 (grande multipara) 1 2,4%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa dari 42 responden
terdapat lebih dari setengahnya adalah primipara berjumlah 23 orang
(54,8%), hampir setengahnya adalah multipara berjumlah 18 orang (42,8%),
dan hampir tidak ada responden dengan grande multipara berjumlah (2,4%).
Page 41
29
4.1.3 Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang memberikan MP ASI Dini
di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012
Pendidikan Frekuensi Persentase
Rendah (tidak tamat SD/SD/SMP) 12 28,6%
Menengah (SMA) 26 61,9%
Tinggi (PT/Akademi) 4 9,5%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa dari 42 responden lebih
dari setengahnya memiliki tingkat pendidikan menengah (SMA) berjumlah
26 orang (61,9%), hampir setengahnya memiliki tingkat pendidikan rendah
berjumlah 12 orang (28,6%), dan hanya sebagian kecil yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi berjumlah 4 orang (9,5%).
Page 42
30
4.1.4 Pekerjaan
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi Pekerjaan Ibu yang memberikan MP ASI Dini
di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Tidak bekerja 23 54,8%
Bekerja di rumah 3 7,1%
Bekerja di luar rumah 16 38,1%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa dari 42 responden
terdapat lebih dari setengahnya tidak bekerja berjumlah 23 orang (54,8%),
sedangkan hampir setengahnya bekerja di luar rumah berjumlah 16 orang
(38,1%), dan hanya sebagian kecil yang bekerja di rumah berjumlah 3 orang
(7,1%).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Umur
Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini
berdasarkan umur di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan
dari 42 responden sebagian besar berumur antara 20-35 tahun berjumlah 33
orang (78,5%), sebagian kecil berumur > 35 tahun berjumlah 5 orang (12%),
dan sebagian kecil yang berumur < 20 tahun berjumlah 4 orang (9,5%).
Page 43
31
Tingkat kemampuan atau kematangan individu dalam berfikir, dalam
hal ini ibu, bisa dilihat dari segi umur dimana semakin cukup umur maka
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001).
Dalam hal ini perkembangan usia ibu sangat menentukan di dalam
pengambilan sebuah keputusan kepada keluarga dalam pemberian makanan
pendamping kepada bayi supaya nantinya tidak terjadi sesuatu hal yang
tidak diinginkan kepada bayinya.
Di dalam diri seseorang diharapkan bahwa semakin meningkatnya
umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan
bekerja akan lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan di dalam
rumah tangga (Hurlock, 2002).
Usia 20-35 tahun adalah saat dimana seorang perempuan ada dalam
keadaan masa produktif / aktif sehingga keterpaparan informasi ASI
ekslusif lebih besar. Sedangkan pada ibu yang berumur > 35 tahun yang
walaupun dari segi pengalaman dapat dikatakan cukup banyak tetapi
informasi yang didapat kurang, karena pada usia tersebut sebagian besar ibu
tidak seaktif ibu yang berusia 20-35 tahun.
Hal-hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh,
dimana persentase terbesar ibu yang memberikan MP ASI dini pada bayinya
adalah yang berumur antara 20-35 tahun. Padahal menurut Harlock, pada
umur 20–35 tahun disebut sebagai masa dewasa dan masa reproduksi,
Page 44
32
dimana pada masa ini diharapkan seseorang telah mampu dalam
memecahkan sebuah permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi
dengan tenang dan secara emosional.
Walau begitu umur bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
seorang ibu dalam memberikan MP ASI dini pada bayinya. Menurut
Soetjiningsih terdapat beberapa hal yang mempengaruhi seseorang dalam
memberikan ASI eksklusif seperti:
a. Faktor sosial budaya, antara lain meniru teman, tetangga, atau keluarga
yang memberikan susu formula.
b. Faktor psikologis antara lain takut kehilangan daya tarik sebagai
seorang wanita dan adanya tekanan batin.
c. Faktor kurangnya petugas kesehatan dalam memberikan sumber
informasi atau penerangan dan dorongan tentang manfaat pemberian ASI
pada masyarakat.
d. Meningkatnya promosi atau iklan susu susu formula sebagai pengganti
ASI.
Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat penulis simpulkan
bahwa perkembangan usia ibu tidak menentukan kematangannya dalam
pengambilan sebuah keputusan untuk memberikan makanan pendamping
kepada bayinya.
Page 45
33
4.2.2 Paritas
Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini
berdasarkan paritas di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan
dari 42 responden lebih dari setengahnya adalah primipara berjumlah 23
orang (54,8%), hampir setengahnya adalah multipara berjumlah 18 orang
(42,8%), dan hampir tidak ada responden dengan grande multipara
berjumlah (2,4%).
Menurut Perinasia (2003), paritas dalam menyusui adalah
pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak
sebelumnya, kebiasaan menyusui dalarn keluarga serta pengetahuan tentang
manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan ibu untuk menyusui atau
tidak. Dukungan dokter bidan/petugas kesehatan lainnya atau kerabat dekat
sangat dibutuhkan terutama untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalarn
pemberian ASI eksklusif, ibu yang yang pertama kali menyusui pengetahuan
terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan
dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya.
Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat peneliti simpulkan
bahwa paritas menunjukkan pengalaman seorang ibu dalam mengurus anak
dan dapat berpengaruh terhadap pengetahuannya tentang ASI ekslusif. Ibu
yang pertama kali mempunyai anak tentu mereka belum memiliki
pengalaman menyusui sebelumnya. Seorang ibu dengan bayi pertamanya
mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya
Page 46
34
karena tidak tahu cara-cara menyusui yang benar dan apabila ibu mendengar
ada pengalaman menyusui yang kurang baik yang dialami orang lain, hal ini
memungkinkan ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya. Selain itu
banyak pula ibu dengan primipara memberikan susu formula pada awal
kelahiran bayinya dengan alasan takut bayinya lapar karena ASI belum
keluar. Padahal sebenarnya bayi baru lahir normal akan dapat bertahan
sampai 3 hari tanpa diberi ASI karena bayi masih mempunyai cadangan
lemak dari ibunya. Maka dari itu dalam hal peran seorang petugas kesehatan
sangat dibutuhkan sebagai informan dalam mensukseskan program ASI
eksklusif.
4.2.3 Pendidikan
Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini
berdasarkan pendidikan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012,
didapatkan dari 42 responden lebih dari setengahnya memiliki tingkat
pendidikan menengah (SMA) berjumlah 26 orang (61,9%), hampir
setengahnya memiliki tingkat pendidikan rendah berjumlah 12 orang
(28,6%), dan hanya sebagian kecil yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi berjumlah 4 orang (9,5%).
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Notoamodjo (2003)
yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting dalam pembentukan perilaku. Pengetahuan ini salah satunya
Page 47
35
diperoleh dari pendidikan baik pendidikan formal maupun informal sehingga
dari pengetahuan tersebut akan menimbulkan seseorang berperan serta.
Tingkat pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan
tingkah laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang
nantinya suatu saat akan muncul dalam keluarga. Tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan daya tangkap ibu dengan
masalah gizi dan dalam keluarga mampu mengambil tindakan secara cepat
dalam masalah kesehatan.
Smert mengemukakan bahwa tingkat pendidikan ibu merupakan
salah satu faktor yang melatarbelakangi pengetahuan. Tingginya tingkat
pendidikan menyebabkan luasnya akses terhadap informasi. Salah satu
faktor yang berperan dalam pemberian makanan pendamping ASI adalah
pendidikan yaitu tentang penerimaan informasi tentang makanan tambahan
dari suatu provider atau dari informan. Sebuah informasi dapat disampaikan
dengan lebih cepat dan mudah diterima oleh seseorang berpendidikan lebih
tinggi dibanding seseorang yang berpendidikan rendah.
Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin
tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan jadi
pengetahuan (Azwar, 2000).
Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat peneliti simpulkan
bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah, wawasan dan pengetahuan yang
terbatas, merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mendukung
Page 48
36
timbulnya anggapan bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi.
Akibatnya, para ibu memberikan aneka bentuk cairan sebagai makanan
pendamping ASI sebelum bayinya mencapai umur 6 bulan. Hal ini
dikarenakan tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang
melatarbelakangi pengetahuan ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu
maka semakin tinggi pengetahuan dan semakin cepat sebuah informasi itu
dapat dipahami. Meskipun demikian, pendidikan bukanlah faktor utama
seorang ibu memberikan MP ASI dini.
4.2.4 Pekerjaan
Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini
berdasarkan paritas di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan
dari 42 responden lebih dari setengahnya tidak bekerja berjumlah 23 orang
(54,8%), sedangkan hampir setengahnya bekerja di luar rumah berjumlah 16
orang (38,1%), dan hanya sebagian kecil yang bekerja di rumah berjumlah 3
orang (7,1%).
Adanya pergeseran paradigma yang dipicu oleh tingginya tingkat
kebutuhan hidup dan meningkatnya pemahaman kaum wanita tentang
aktualisasi diri. Pendidikan dan kebebasan informasi membuat para wanita
masa kini lebih berani memasuki wilayah pekerjaan lain yang dapat
memberdayakan kemampuan dirinya secara maksimal, sehingga ibu tidak
dapat memberikan ASI ekslusif.
Page 49
37
Status pekerjaan ibu dapat digunakan untuk mengetahui waktu
sehari-hari ibu untuk bayi, karena dengan mengetahui status pekerjaannya,
baik ibu yang bekerja ataupun ibu tidak bekerja, akan dapat dijadikan
sebagai latar belakang ibu dalam pemberian MP ASI dini.
Ibu yang tidak bekerja tentu akan mempunyai waktu yang lebih
banyak untuk mengurus dan menyusui bayinya, sehingga kemungkinan
pemberian MP ASI dini dapat lebih dihindari. Berbeda dengan ibu yang
bekerja di luar rumah, waktu mereka tersita sehingga tidak dapat selalu
memberikan ASI kepada bayinya. Maka dari itu banyak dari mereka yang
memberikan susu formula sebagai pengganti ASI selama mereka bekerja.
Tetapi berdasarkan hasil penelitian ini justru menunjukkan lebih dari
setengah responden adalah ibu yang tidak bekerja. Menurut Depkes RI
(2002), pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi kesempatan
ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena ibu yang
bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik
terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang
pemberian ASI eksklusif.
Dari hasil penelitian dan data yang ada dapat peneliti simpulkan
bahwa pekerjaan bukanlah faktor utama yang dapat mempengaruhi seorang
ibu untuk memberikan MP ASI dini pada bayinya, karena banyak pula
faktor pendorong lainnya seperti motivasi, sikap, dan pengetahuan ibu,
Page 50
38
faktor pemungkin seperti keterpaparan media, dan faktor penguat seperti
dukungan keluarga dan kebiasaan/adat-istiadat.
Page 51
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran
karakteristik ibu yang memberikan MP ASI dini di Bidan Praktik Swasta Hj.
Heryati periode Maret-Mei 2012, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Sebagian besar ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-
6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah berumur
antara 20-35 tahun.
2. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi
usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah ibu
primipara.
3. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi
usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012
berpendidikan menengah (SMA).
4. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi
usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah
tidak bekerja.
Page 52
39
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian mengenai gambaran karakteristik ibu yang
memberikan MP ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik Swasta
Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, maka peneliti memberikan saran di
antaranya sebagai berikut:
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Kepada para tenaga kesehatan disarankan dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pemberian MP ASI,
Peran tenaga kesehatan dalam hal ini adalah memberikan konseling
pada wanita usia subur pranikah, ibu hamil, ibu nifas, dan pada ibu
menyusui/memiliki bayi berusia di bawah 6 bulan mengenai
pentingnya ASI eksklusif dan manfaat ASI eksklusif bagi ibu serta
bayinya, sehingga pemberian MP ASI dini dapat dihindari.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hendaknya instansi
pendidikan mampu menambah buku-buku yang mendukung sebagai
referensi bagi mahasiswanya dalam penyusunan karya tulis ilmiah
tersebut.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan sebagai perbandingan atau dasar bagi peneliti selanjutnya
untuk mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan
pemberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan.
Page 53
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi V.Jakarta: Rineka
cipta
Azwar Azrul, 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2003. Gizi Dalam Angka Sampai Tahun 2002. Direktorat Jenderal
Gizi Masyarakat, Jakarta.
__________ 2004. Asi Eksklusif Untuk Ibu Bekerja. Direktorat Jenderal Gizi
Masyarakat, Jakarta.
__________ 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP - ASI) Lokal Tahun 2006. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta.
Hurlock, 2002. Psikologi Perkembangan. Edisi 5. Jakarta. EGC
Notoatmodjo, S, 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta
,2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ed.Rev.Cetakan
Pertama. Jakarta: RinekaCipta
,2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan
Pertama. Jakarta: RinekaCipta
Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Infomedika
Page 54
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Perinasia, 2003.Melindungi,Meningkatkan dan Mendukung Menyusui,Cetakan
Ke-2.Jakarta: Bina Rupa Akasara
Pudjiadi, S., 2001. Bayiku Sayang: Petunjuk Bergambar untuk Merawat Bayi
dan Jawaban atas 62 Pertanyaan yang Mencemaskan. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI
Purwanti, 2004. Konsep Penerapan ASI ekslusif. Buku Kedokteran. Jakarta:
EGC
Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Roesli,Utami,Dr,2004.Mengenal ASI Eksklusif,Seri I.Jakarta.
Saifuddin,A.B,2001.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matemal dan
Neonatal. Jakarta: JMPKKF-POGI dan Yayasan Bina Pustaka
Soetjiningsih, 2000. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC
, 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Page 56
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu / Responden
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi program D3 Kebidanan
STIKes Bhakti Kencana Bandung, saya akan melakukan penelitian tentang
“Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6
Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periose Maret-Mei 2012””. Untuk
keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu/Saudari untuk menjadi responden
dalam penelitian ini untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dengan
kejujuran dan apa adanya.
Demikian, lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasi
Ibu/Saudari saya sampaikan terima kasih.
Bandung,………………………
Responden Peneliti
.
…………………………. Ulfah Yuliani
Page 57
GAMBARAN IBU YANG MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA
BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK
DI BPS HJ. HERYATI PERIODE MARET-MEI 2012
IDENTITAS IBU
Nama Ibu : ………………………………….
Alamat : ………………………………….
Umur : ………..tahun
Jumlah anak : ………………
Pendidikan terakhir :
SD/tidak tamat SD SMP SMA Perguruan Tinggi
Pekerjaan :
IRT/tidak bekerja Buruh Wiraswasta Pegawai Swasta
PNS Lainnya: …………………….
IDENTITAS BAYI
Umur Bayi ; ………bulan
Umur bayi saat diberi MP ASI : ………bulan
NO. RESPONDEN:
Page 58
MASTER TABEL
No.
Resp Umur paritas pendidikan pekerjaan
1 32 tahun 2 SMA bekerja
2 19 tahun 1 SMA tdk bekerja
3 22 tahun 1 SMA bekerja
4 27 tahun 2 SMA bekerja
5 33 tahun 3 SMP tdk bekerja
6 24 tahun 1 D3 bekerja
7 20 tahun 1 SMA tdk bekerja
8 19 tahun 1 SMP tdk bekerja
9 24 tahun 1 SMA tdk bekerja
10 25 tahun 1 S1 bekerja
11 28 tahun 2 SMA bekerja
12 22 tahun 1 SMA tdk bekerja
13 35 tahun 1 SMA bekerja di rumah
14 37 tahun 3 SMP tdk bekerja
15 18 tahun 1 SMP tdk bekerja
16 20 tahun 1 SMA tdk bekerja
17 23 tahun 2 SMA tdk bekerja
18 22 tahun 1 SMA bekerja
19 30 tahun 2 SMP tdk bekerja
20 20 tahun 1 SMP tdk bekerja
21 28 tahun 2 SMA bekerja
22 37 tahun 4 SD tdk bekerja
23 22 tahun 1 SMA bekerja
24 34 tahun 2 S1 bekerja
25 18 tahun 1 SMP tdk bekerja
26 26 tahun 1 SMA bekerja
27 24 tahun 2 SMA bekerja
28 36 tahun 4 SMP tdk bekerja
29 33 tahun 3 SMP tdk bekerja
30 27 tahun 1 SMA bekerja
31 26 tahun 1 SMA bekerja di rumah
32 39 tahun 4 SMP tdk bekerja
33 22 tahun 2 SMA tdk bekerja
34 43 tahun 5 SD tdk bekerja
35 32 tahun 2 SMA bekerja di rumah
36 27 tahun 1 SMA bekerja
37 23 tahun 1 SMA tdk bekerja
38 30 tahun 3 SMA tdk bekerja
Page 59
39 22 tahun 1 SMA tdk bekerja
40 28 tahun 2 SMA bekerja
41 21 tahun 1 SMA tdk bekerja
42 25 tahun 1 D3 bekerja
Page 60
OUTPUT HASIL ANALISA STATISTIK
Statistics
UMUR IBU PARITAS
PENDIDIKAN
IBU
PEKERJAAN
IBU
N Valid 42 42 42 42
Missing 0 0 0 0
Mean 26.74 1.76
Median 25.50 1.00
Mode 22 1
Std. Deviation 6.298 1.055
Minimum 18 1
Maximum 43 5
UMUR IBU
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18 2 4.8 4.8 4.8
19 2 4.8 4.8 9.5
20 3 7.1 7.1 16.7
21 1 2.4 2.4 19.0
22 6 14.3 14.3 33.3
23 2 4.8 4.8 38.1
24 3 7.1 7.1 45.2
25 2 4.8 4.8 50.0
26 2 4.8 4.8 54.8
27 3 7.1 7.1 61.9
28 3 7.1 7.1 69.0
30 2 4.8 4.8 73.8
32 2 4.8 4.8 78.6
33 2 4.8 4.8 83.3
34 1 2.4 2.4 85.7
35 1 2.4 2.4 88.1
36 1 2.4 2.4 90.5
37 2 4.8 4.8 95.2
39 1 2.4 2.4 97.6
43 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
Page 61
PARITAS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 23 54.8 54.8 54.8
2 11 26.2 26.2 81.0
3 4 9.5 9.5 90.5
4 3 7.1 7.1 97.6
5 1 2.4 2.4 100.0
Total 42 100.0 100.0
PENDIDIKAN IBU
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid D3 2 4.8 4.8 4.8
S1 2 4.8 4.8 9.5
SD 2 4.8 4.8 14.3
SMA 26 61.9 61.9 76.2
SMP 10 23.8 23.8 100.0
Total 42 100.0 100.0
PEKERJAAN IBU
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK BEKERJA 23 54.8 54.8 54.8
BEKERJA DI RUMAH 3 7.1 7.1 61.9
BEKERJA DI LUAR RUMAH 16 38.1 38.1 100.0
Total 42 100.0 100.0
Page 62
Statistics
KELOMPOK UMUR
N Valid 42
Missing 0
Mean 2.0238
Median 2.0000
Mode 2.00
Std. Deviation .46790
Minimum 1.00
Maximum 3.00
KELOMPOK UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 20 TAHUN 4 9.5 9.5 9.5
20-35 TAHUN 33 78.6 78.6 88.1
> 35 TAHUN 5 11.9 11.9 100.0
Total 42 100.0 100.0