Top Banner
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI PERIODE MARET-MEI 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi D III Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung ULFAH YULIANI CK.1. 09.049 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN BANDUNG 2012
62

KTI ULFAH YULIANI

Jan 03, 2016

Download

Documents

Ulfah Yuliani

karya tulis ilmiah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KTI ULFAH YULIANI

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMBERIKAN

MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI

BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI

PERIODE MARET-MEI 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan

Pendidikan Program Studi D III Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

ULFAH YULIANI

CK.1. 09.049

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

BANDUNG

2012

Page 2: KTI ULFAH YULIANI

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG

MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6

BULAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI

PERIODE MARET-MEI 2012

NAMA : ULFAH YULIANI

NIM : CK. 1. 09. 049

Bandung, Juni 2012

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Hani Oktafiani, SST Melianah, S.Pd., SST, M.Mkes

Ketua Program Studi Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung

Lia Novita, M.Keb

Page 3: KTI ULFAH YULIANI

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG

MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6

BULAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI

PERIODE MARET-MEI 2012

NAMA : ULFAH YULIANI

NIM : CK. 1. 09. 049

Telah diujikan di STIKes Bhakti Kencana Bandung

Pada tanggal 20 Juni 2012

Penguji I Penguji II

Iceu Mulyati, SST Meda Yuliani, SST

Mengetahui,

Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung

Agus Mi’raj Darajat, SPd., S.Kep., Ners., M.Kes

Page 4: KTI ULFAH YULIANI

ABSTRAK

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan diberikan tanpa

makanan tambahan sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan di samping ASI

dapat pula diberikan makanan tambahan (Rosidah, 2003). Pada Indonesia Sehat

2010, target ASI eksklusif adalah 80%. Menurut Cesilia M. Reveriani pakar gizi

anak IPB, sekitar 49% bayi diberi MP ASI dini. Pemberian MP ASI dini dengan

intensitas tinggi berakibat tidak baik pada anak. Dari survey yang dilakukan

penulis dari 10 bayi terdapat 4 bayi yang diberikan MP ASI dini di BPS Hj.

Heryati.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran ibu yang memberikan

MP ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan umur, paritas, pendidikan, dan

pekerjaan di BPS Hj. Heryati.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasinya adalah ibu yang

memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Sindang Jaya periode Maret-Mei 2012,

sebanyak 98 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia

0-6 bulan yang sudah diberi MP-ASI dini, sebanyak 54 orang. Sampel diambil secara

non random dengan teknik accidental sampling, maka didapat 42 sampel. Jenis

data berupa data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan instrumen

angket berisi petanyaan mengenai umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ibu.

Hasil penelitian dari 42 sampel, didapatkan sebagian besar responden

berumur antara 20-35 tahun, sebanyak 33 orang (78,5%). Lebih dari setengah

responden primipara, sebanyak 23 orang (54,8%). Lebih dari setengahnya

berpendidikan menengah, sebanyak 26 orang (61,9%). Dan lebih dari setengah

responden tidak bekerja, sebanyak 23 orang (54,8%).

Diharapkan para tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan konseling

pentingnya ASI eksklusif kepada para wanita usia subur pranikah, ibu hamil, ibu

nifas, dan ibu menyusui/memiliki bayi berusia di bawah 6 bulan.

Kata kunci : MP ASI Dini, Karakteristik Ibu

Kepustakaan : 19 (1999-2012)

Page 5: KTI ULFAH YULIANI

i

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada Bayi

Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periose Maret-Mei 2012”.

Adapun karya tulis ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas dan salah satu

syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program D III Kebidanan di STIKes

Bhakti Kencana Bandung. Tujuan penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah adalah

untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini

pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei

2012.

Penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan, dan kendala yang

disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan wawasan serta pola

pikir penulis, dan dengan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya hambatan dapat

diatasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan sebagaimana yang

diharapkan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak pihak yang telah

memberikan dukungan dan bantuan bagi penulis, maka dari itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. H. Mulyana, SH. M.Pd, MH. Kes., selaku Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana Bandung

2. Agus Mi’raj Darajat, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes., selaku Ketua STIKes

Bhakti Kencana Bandung

3. Lia Novita M. Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan STIKes Bhakti

Kencana Bandung

Page 6: KTI ULFAH YULIANI

ii

4. Hani Oktafiani, SST. selaku Pembimbing I yang telah sabar dan selalu

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan karya

tulis ilmiah ini.

5. Melianah, S.Pd., SST., M. MKes. selaku Pembimbing II yang juga telah

sabar dan selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Bidan Heryati, SST selaku Pemilik BPS yang telah memberi izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian di BPS yang beliau kelola.

7. Orang tua penulis, H. Haris S. dan Hj. Nurlatifah serta keluarga yang selalu

memberikan dukungan secara moril dan materil yang tiada hentinya.

8. Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswi D III kebidanan angkatan 2012.

Semoga kita dipertemukan dalam kebahagiaan dan kesuksesan.

9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini mempunyai kekurangan, untuk itu

diharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan karya tulis ini ini.

Terakhir penulis mohon maaf jika ditemui kekurangan dan kesalahan dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini. Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan

yang diberikan kepada penulis dengan berlipat ganda. Dan semoga karya tulis

ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Juni 2012

Penulis

Page 7: KTI ULFAH YULIANI

iii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................................... 6

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian ................................................................... 6

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MP ASI ..................................................................................................... 7

Page 8: KTI ULFAH YULIANI

iv

2.1.1 Definisi MP ASI ............................................................................. 7

2.1.2 Tujuan MP ASI ............................................................................... 8

2.1.3 Jenis MP ASI .................................................................................. 8

2.1.4 Persyaratan MP ASI ....................................................................... 8

2.1.5Waktu Pemberian MP ASI .............................................................. 9

2.1.6 Tahapan Pemberian MP ASI menurut kelompok Umur ................ 10

2.1.7 Kerugian dalam pemberian MP ASI Dini ...................................... 11

2.2 Karakteristik .............................................................................................. 12

2.2.1 Umur ............................................................................................... 12

2.2.2 Paritas ............................................................................................. 13

2.2.3 Pendidikan ...................................................................................... 14

2.2.4 Pekerjaan ........................................................................................ 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 17

3.2 Populasi Penelitian .................................................................................... 17

3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel................................................... . 18

3.4 Kerangka Penelitian ................................................................................ . 19

3.4.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... . 20

3.4.2 Kerangka Konsep ........................................................................ . 21

3.5 Definisi Operasional................................................................................ . 22

3.6 Jenis Data dan teknik Pengumpulan Data ................................................. 23

Page 9: KTI ULFAH YULIANI

v

3.7 Pengolahan dan Analisa Data.................................................................... 23

3.8 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 26

4.1.1 Umur ............................................................................................... 26

4.1.2 Paritas ............................................................................................. 27

4.1.3 Pendidikan ...................................................................................... 28

4.1.4 Pekerjaan ........................................................................................ 29

4.2 Pembahasan .............................................................................................. 29

4.2.1 Umur ............................................................................................... 29

4.2.2 Paritas ............................................................................................. 31

4.2.3 Pendidikan ...................................................................................... 33

4.2.4 Pekerjaan ........................................................................................ 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 37

5.2 Saran .......................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: KTI ULFAH YULIANI

vi

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pemberian MP ASI Dini

berdasarkan Karakteristik .................................................................. 22

Tabel 3.2 Acuan Standar Interpretasi Data ........................................................ 25

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Memberikan MP ASI

di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 26

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu yang Memberikan MP ASI

di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 27

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Memberikan MP ASI

di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 28

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Memberikan MP ASI

di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 29

Page 11: KTI ULFAH YULIANI

vii

DAFTAR BAGAN

halaman

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 21

Page 12: KTI ULFAH YULIANI

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pengajuan Judul dan Proposal Penelitian

Lampiran 2 Lembar Kegiatan Bimbingan KTI

Lampiran 3 Lembar persetujuan Responden

Lampiran 4 Angket Penelitian

Lampiran 5 Master Tabel

Lampiran 6 Output Hasil Analisa Statistik

Page 13: KTI ULFAH YULIANI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus

diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4

bulan dan jika mungkin sampai usia 6 bulan. ASI harus menjadi

makanan utama selama tahun pertama bayi dan menjadi makanan

penting selama tahun kedua. ASI terus memberikan faktor-faktor anti

infeksi unik yang tidak dapat diberikan oleh makanan lain (Rosidah,

2003).

Hasil rekomendasi WHO dan UNICEF pada pertemuan tahun 1979

di Geneva tentang makanan bayi dan anak antara lain berisi: menyusui

merupakan bagian terpadu proses reproduksi yang memberikan makanan

bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologis

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Memberikan susu formula dengan

dalih apapun pada bayi baru lahir harus di hindarkan (Prawirohardjo, 2002).

Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI

saja pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990,

pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI

(PPASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku

menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai usia 4 bulan. Tahun

Page 14: KTI ULFAH YULIANI

2

2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif ditingkatkan

menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia no.450/MENKES/SK/VI/2004 (Tasya,

2008).

Menurut PP No.33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif

BAB III pasal 6 yang menyatakan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus

memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya. Tetapi pada

pasal 7 dijelaskan ketentuan tersebut tidak berlaku jika terdapat indikasi

medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari Bayi.

Setelah usia 6 bulan di samping ASI dapat pula diberikan makanan

tambahan, namun pemberiannya harus diberikan secara tepat meliputi

kapan memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah

yang diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi

(Rosidah, 2003). Sehingga saat mulai diberikan makanan tambahan

harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan

kebutuhannya (Narendra, dkk, 2002).

Di negara-negara yang sudah maju seperti Eropa dan Amerika,

makanan padat sebelum tahun 1970 diberikan pada bulan-bulan

pertama setelah bayi dilahirkan, akan tetapi setelah tahun tersebut

banyak dilaporkan tentang kemungkinan timbulnya efek sampingan jika

makanan tersebut diberikan terlalu dini. Waktu yang baik untuk memulai

pemberian makanan padat biasanya pada umur 6 bulan. Resiko pada

pemberian sebelum umur tersebut antara lain adalah kenaikan berat

Page 15: KTI ULFAH YULIANI

3

badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas (Pudjiadi, 2003).

Di Indonesia terutama di daerah pedesaan sering kita jumpai

pemberian makanan tambahan mulai beberapa hari setelah bayi lahir.

Kebiasaan ini kurang baik karena pemberian makanan tambahan dini dapat

mengakibatkan bayi lebih sering menderita diare, mudah alergi terhadap zat

makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak,

produksi ASI menurun (Narendra, dkk, 2002).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003

menyatakan bahwa bayi yang memperoleh ASI eksklusif sampai 4-5 bulan

sebanyak 14% dan hanya 7.8% bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai 6

bulan. Tahun 2007, survei yang sama menunjukkan bahwa cakupan ASI

eksklusif sampai 6 bulan meningkat menjadi 32.3%. Peningkatan ini

ternyata masih berada jauh di bawah target cakupan ASI eksklusif di

Indonesia pada tahun 2010, yaitu 80%. Sedangkan dari data Dinas

kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2007 cakupan pemberian ASI

Eksklusif sebanyak 502.172 (53,75%) dari jumlah 934.297 bayi. (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2008).

Hasil penelitian oleh para pakar menunjukkan bahwa gangguan pada

awal masa kehidupan balita, antara lain disebabkan kekurangan gizi sejak

bayi dalam kandungan, pemberian makanan tambahan terlalu dini atau

terlalu lambat, makanan tambahan tidak cukup mengandung energi dan zat

mikro terutama mineral, zat besi, dan zinc, perawatan bayi kurang memadai

dan ibu tidak berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

Page 16: KTI ULFAH YULIANI

4

(Supriyono, 2003).

Menurut Cesilia M. Reveriani, pakar gizi anak Institut Pertanian

Bogor (IPB) yang menguraikan hasil survey penggunaan makanan

pendamping ASI sekitar 49% bayi sebelum usia 6 bulan sudah diberi susu

formula, 45,1% makanan cair selain susu formula dan 50% makanan

padat. Pemberian susu formula makanan pendamping ASI cair dan yang

diberikan pada bayi kurang dari 6 bulan cenderung dengan intensitas atau

frekuensi yang sangat tinggi sehingga dapat membahayakan dan

berakibat kurang baik pada anak, yang dampaknya adalah kerusakan pada

usus bayi. Karena pada umur demikian usus belum siap mencerna dengan

baik sehingga pertumbuhan berat badan bayi terganggu, antara lain adalah

kenaikan berat badan yang terlalu cepat sehingga ke obesitas dan malnutrisi.

Rendahnya hasil cakupan pemberian ASI ekslusif tersebut tidak

hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI

eksklusif tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang meliputi usia

ibu, paritas, pendidikan, dan pekerjaan (Depkes RI, 2004).

BPS Hj. Heryati berlokasi di Jalan Sindang laya Desa Sindang Jaya

Kecamatan Mandalajati. Di BPS ini melayani pemeriksaan kehamilan,

pertolongan persalinan, KB dan imunisasi. Di BPS Hj. Heryati pada periode

Maret-Mei 2012 terdapat bayi usia 0-6 bulan sebanyak 98 bayi . Dan

berdasarkan survey yang dilakukan dari 10 bayi terdapat 4 bayi yang sudah

diberikan MP ASI sebelum usia 6 bulan.

Dengan melihat latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

Page 17: KTI ULFAH YULIANI

5

masalah tersebut di BPS Hj. Heryati “Gambaran Karakteristik Ibu yang

Memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik

Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana “Gambaran Karakteristik Ibu yang

Memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik

Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012”?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP

ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran umur ibu yang memberikan MP ASI Dini

pada bayi usia 0-6 bulan.

2. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu yang memberikan MP ASI

Dini pada bayi usia 0-6 bulan.

3. Untuk mengetahui gambaran pendidikan ibu yang memberikan MP

ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan.

4. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu yang memberikan MP ASI

Dini pada bayi usia 0-6 bulan.

Page 18: KTI ULFAH YULIANI

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah wawasan berfikir, pengalaman dan pengetahuan tentang perilaku

pemberian MP ASI serta lebih dapat memperdalam ilmu yang diperoleh

pada saat perkuliahan atau saat praktik di lapangan sehingga pada akhirnya

peneliti bersama pihak terkait dapat mewujudkan perilaku pemberian MP

ASI yang tepat dan sesuai.

1.4.2 Bagi Tempat penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi BPS dalam meningkatkan

konseling tentang MP ASI dan dalam meningkatkan cakupan pemberian

ASI eksklusif.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat melengkapi bahan bacaan di perpustakaan sebagai bahan

masukan dan informasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan

wawasan.

Page 19: KTI ULFAH YULIANI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberian MP ASI

2.1.1 Definisi

Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau

minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk

memenuhi kebutuhan gizinya (Utami, 2006).

Pemberian MP ASI berarti memberi makanan selain ASI.

Makanan lain ini disebut makanan tambahan (Rosidah, 2003).

Menurut Maria dan Dina (2001), MP-ASI adalah makanan yang

diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI

tidak lagi memenuhi kebutuhan zat gizi bayi.

Depkes RI (2007) mengatakan bahwa makanan tambahan atau

makanan pendamping ASI (MP- ASI) adalah makanan yang diberikan

kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI

diberikan mulai umur 6- 24 bulan, dan merupakan makanan peralihan

dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus

dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini

dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam

menerima makanan.

Page 20: KTI ULFAH YULIANI

8

2.1.2 Tujuan Makanan Pendamping ASI

Pemberian makan pada bayi / anak mempunyai suatu tujuan, yaitu:

a. Melengkapi zat gizi ASI yang kurang

b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-macam

makanan dengan berbagai rasa dan bentuk

c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan

(Depkes RI, 2004).

2.1.3 Jenis Makanan Pendamping ASI

1. Makanan pendamping cair seperti sari buah.

2. Makanan lunak atau lembek seperti bubur susu, nasi tim saring, dan

lain-lain.

3. Makanan padat seperti nasi tim,nasi dan makanan orang dewasa

lainnya (Husaini dan Anwar, 2001).

2.1.4 Persyaratan MP ASI

Menurut Narendra (2002), makanan pendamping ASI harus

memenuhi persyaratan, yaitu:

1. Kebutuhan zat-zat makanan terpenuhi secara adekuat, yaitu tidak

belebihan / kekurangan.

2. Mudah diterima dan dicerna.

3. Jenis makanan dan cara pemberian sesuai dengan pemberian

kebiasaan makan yang sehat.

4. Terjamin kebersihannya dan bebas dari bibit penyakit.

5. Susunan menu seimbang (berasal dari 10 – 15 % dari protein, 25 –

Page 21: KTI ULFAH YULIANI

9

35% dari lemak dan 50 – 65 % dari karbohidrat).

2.1.5 Waktu Pemberian MP ASI

Tanda bahwa seorang bayi sudah siap untuk menerima

makanan tambahan adalah bahwa bayi tersebut :

1. Sekurangnya berusia 6 bulan karena pada umur tersebut, bayi

sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim

amilase lebih banyak pula, sehingga bayi siap menerima makanan

lain selain ASI.

2. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas

makin bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap, sehingga

diperlukan tambahan makanan selain ASI yang dimulai pada umur

6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain selain ASI.

3. Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan

menggerakkan lidah ke muka belakang. Apabila makanan

disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan

makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Pada saat

inilah bayi diberikan kesempatan mempraktekkan kepandaiannya

tersebut dengan memberikan makanan lunak. Dengan

bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi umur 6 – 9

bulan mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke

atas dan ke bawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih

kasar. Demikian pula dengan kemampuan motorik halus dimana

pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari tangannya

Page 22: KTI ULFAH YULIANI

10

kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka

untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi diberikan

makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang

dapat dijimpit. Pada umur 6-7 bulan bayi sudah dapat duduk,

sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi duduk. Pada umur

6–9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir,

sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir/gelas yang

dipegang oleh orang lain. Pada tahun kedua, anak belajar makan

sendiri dengan menggunakan sendok. Terlalu lambat mulai

memberikan makanan tambahan juga kurang baik karena dapat

menyebabkan bayi kurang gizi dan menghambat ketrampilan makan

bayi. (Rosidah, 2003 dan Narendra, dkk, 2002)

2.1.6 Tahapan Pemberian MP ASI menurut Kelompok Umur

1. Umur 6–9 bulan

Bayi yang diberi ASI dan makanan pendamping karena pada usia umur 6

bulan lebih ASI mulai menurun, dan system pencernaan sudah berfungsi

dengan baik, makan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung

beras, bubur encer, pisang lumat dan pepaya lumat.

2. Umur 9–12 bulan

Page 23: KTI ULFAH YULIANI

11

Bayi diberi ASI dan diberi makanan pendamping seperti makanan bubur,

nasi, dan mulai menginjak umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan

makanan keluarga.

3. Umur 12–24 bulan

Bayi tetap terus diberi ASI dan makan lengkap sekurang kurangnya

diberikan 3x sehari dengan porsi separoh makan tetapi diberi makanan

selingan 2-3x sehari.

2.1.7 Kerugian dalam pemberian MP ASI Dini

1. Gangguan menyusui

Pengenalan makanan selain ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan akan

menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi yang merupakan

suatu resiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI.

2. Beban ginjal yang meningkat

Sistem organ terutama organ ginjal, yang mempunyai fungsi sebagai

reabsobsi. Apabila makanan yang dimakan bayi terlalu banyak

mengandung natrium akan meningkatkan beban kerja ginjal 2x lipat, dan

kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas sehingga bayi cepat lapar,

haus.

Pemberian MP ASI dini membuka peluang masuknya berbagai jenis

makanan yang mungkin saja berbahaya atau beracun serta mengandung

bakteri. Sementara kemampuan ginjal untuk menyaring kotoran dan benda

Page 24: KTI ULFAH YULIANI

12

asing belum sempurna, maka akan menimbulkan timbunan kotoran di

dalam ginjal yang dapat mengganggu fungsi ginjal.

3. Alergi terhadap makanan

Pemberian MP ASI dini akan memberikan dampak pada bayi mudah alergi

terhadap makanan. Faktor fisiologis dari alergi makanan pada anak yaitu

belum matang fungsi usus (immaturitas usus). Secara mekanis, lapisan

membrane yang sangat halus yang terbentang dalam usus dan peristaltic

merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Pada usus

immature, system pelindung tersebut masih lemah dan belum dapat

berfungsi secara maksimal sehingga menimbulkan allergen masuk ke

dalam tubuh. Untuk mencegah terjadinya alergi makanan karena

immaturitas usus adalah dengan menunda pemberian makanan pada bayi

di bawah usia 6 bulan, terutama pemberian makanan yang dapat

menimbulkan alergi pada anak. Misalnya telur, ikan laut, dan sebagainya.

2.2 Karakteristik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Karakter adalah sifat

kejiwaan, ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang

lainnya, atau ciri–ciri kusus yang mempunyai sifat khas yang sesuai dengan

perwatakan tertentu (Suharso, Retnoningsih, 2005).

Menurut Notoatmoodjo (2003) bahwa karakteritik merupakan salah

satu faktor pendukung yang meliputi antara lain umur, jeniskelamin, status

Page 25: KTI ULFAH YULIANI

13

perkawinan, etnik, budaya, pendidikan formal, sosial dan lain–lain.

Karakteristik ibu diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut:

2.2.1 Umur

Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai saat berulangtahun. Tingkat kemampuan atau kematangan individu

dalam berfikir hal ini ibu bisa dilihat dari segi umur seseorang dimana

semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseoramg

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001). Pandangan

yang lain pada umur 20 – 35 tahun, menurut Hurlock (1997) disebutkan

bahwa sebagai masa dewasa dan masa reproduksi, dimana pada masa ini

diharapkan seseorang telah mampu dalam memecahkan sebuah

permasalahan – permasalahan yang sedang dihadapi dengan tenang dan

secara emosional.

Dalam hal ini perkembangan usia ibu sangat menentukan di dalam

pengambilan sebuah keputusan kepada keluarga dalam pemberian makanan

pendamping kepada bayi supaya nantinya tidak terjadi sesuatu hal yang

tidak diinginkan kepada bayinya.

Di dalam diri seseorang diharapkan bahwa semakin meningkatnya

umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan

bekerja akan lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan di dalam

rumah tangga (Hurlock, 2002).

Page 26: KTI ULFAH YULIANI

14

2.2.2 Paritas Ibu

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu

(Nursalam, 2001).

Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami

masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu caracara

yang sebenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang

kurang baik yang dialami orang lain hal ini memungkinkan ibu ragu untuk

memberikan ASI pada bayinya (Perinasia, 2004).

Menurut Perinasia (2003), paritas dalam menyusui adalah

pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak

sebelumnya, kebiasaan menyusui dalarn keluarga serta pengetahuan tentang

manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan ibu untuk menyusui atau

tidak. Dukungan dokter bidan/petugas kesehatan lainnya atau kerabat dekat

sangat dibutuhkan terutama untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalarn

pemberian ASI eksklusif, ibu yang yang pertama kali menyusui pengetahuan

terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan

dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya.

Menurut G.J Ebrahim bahwa faktor emosional dan sosial menunjang

keberhasilan pemberian ASI. Salah satu faktor yang dapat disebutkan

diantaranya adalah nasehat dan pengalaman selama masa kehamilan ,

persalinan, Terutama pengalaman menyusui pertamanya.

Page 27: KTI ULFAH YULIANI

15

2.2.3 Pendidikan ibu

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat

sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan

(Notoatmodjo 2003). Sementara itu A Joint Comunitee on Terminologi in

Health Education United States (1973) yang dikutip Notoatmodjo (2003)

menambahkan tentang pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang

mencakup dimensi dan kegiatan – kegiatan dari internal, psikologi dan sosial

yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam

mengambil keputusan secara sadar dan mempunyai kesejahteraan diri,

keluarga, dan masyarakat.

Tingkatan pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan

tingkah laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang

nantinya suatu saat akan muncul dalam keluarga (Satoto, 1992).

Fatimah Muiz (1994) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada

kelompok ibu yang berpendidikan rendah dalam pemberian makanan

tambahan kepada bayinya pada usia 1-2 minggu setelah lahir, sedangkan

pada kelompok ibu yang berpendidikan cukup dalam pemberian makanan

tambahan bayinya setelah berusia lebih dari 1 bulan. Jadi dalam hal ini

tingkat pendidikan ibu dengan berpendidikan yang cukup dan berpendidikan

formal merupakan salah satu faktor pendukung dalam kemampuan

menyerap informasi tentang gizi.

Page 28: KTI ULFAH YULIANI

16

Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi dapat

meningkatkan daya tangkap ibu dengan masalah gizi dan dalam keluarga

mampu mengambil tindakan secara cepat dalam masalah kesehatan (Fatimah

dan Hernanto, 1992). Ditambah pula factor yang berperan dalam pemberian

makanan pendamping ASI adalah pendidikan yaitu tentang penerimaan

informasi tentang makanan tambahan dari suatu provider atau dari informan.

Sebuah informasi yang disampaikan dengan cepat dengan mudah diterima

oleh seseorang lebih cepat dan dipahami oleh seseorang yang berpendidikan

lebih tinggi bila dibanding oleh seseorang yang berpendidikan rendah

(Saifudin, 1996).

2.2.4 Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegitan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya ( Nursalam, 2001).

Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan

dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif Pengetahuan

responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan

responden yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu yang

bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik

terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang

pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2006).

Seorang ibu yang bekerja akan mempunyai tambahan pendapatan

bagi keluarganya yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan

keluarganya,apabila ia tidak bekerja maka tidak dapat memenuhi kebutuhan

Page 29: KTI ULFAH YULIANI

17

pokok keluarganya, bekerja untuk perempuan sering kali bukan pilihan

tetapi karena pendapatan suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangganya (Novaria, 2000)

Menurut Utami Roesli (2005), mengatakan bahwa bekerja bukan

alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara ekslusif selama paling

sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya

3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya

perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu

yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara ekslusif.

Page 30: KTI ULFAH YULIANI

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

objektif (Notoatmojo, 2003). Dalam penelitian ini penulis ingin

mendapatkan Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini

pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periode

Maret-Mei 2012.

3.2 Populasi Penelitian

Populasi adalah subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk dipelajari atau diteliti dan

kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiono, 2004).

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-

6 bulan di Desa Sindang Jaya periode Maret-Mei 2012, yaitu sebanyak 98

orang.

Page 31: KTI ULFAH YULIANI

19

3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

Sampel adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Pada

penelitian ini dipilih sampel dengan kriteria ibu yang memiliki bayi usia

0-6 bulan yang sudah diberi MP-ASI dini, yaitu sebanyak 54 orang.

Kriteria Inklusi:

Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan serta sudah diberikan MP ASI dini.

Bersedia menjadi responden

Kriteria Eksklusi:

Ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan dan tidak diberikan MP ASI dini.

Tidak bersedia menjadi responden

Sampel dalam penelitian ini diambil secara non random sampling

dengan teknik accidental sampling yang dilakukan dengan mengambil

kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat yang

sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan

sampel ini dilakukan setiap hari dimulai tanggal 30 Maret-18 Mei 2012,

dan didapatkan 42 sampel ibu yang yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang

sudah diberi MP ASI dini.

.

Page 32: KTI ULFAH YULIANI

20

3.4 Kerangka Penelitian

3.4.1 Kerangka Pemikiran

Di dalam keluarga peranan ibu sangat penting dalam melaksanakan

pemberian MP-ASI ini. Penanganan yang baik yang dilakukan oleh ibu

dalam pemberian MP-ASI kepada bayinya berpotensi untuk mencapai bayi

yang sehat baik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Namun dalam

kenyataannya masih banyak terjadi masalah pemberian MP-ASI pada bayi

dan hal tersebut didasari oleh banyak faktor terutama dari faktor perilaku

ibu sendiri.

Perilaku ibu yang tidak sesuai ini dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang mendasari timbulnya perilaku. Menurut teori Green, yang mendasari

timbulnya perilaku ibu tersebut dikelompokkan menjadi faktor

predisposing, enabling dan reinforcing. Faktor-faktor yang tergolong

sebagai faktor predisposing antara lain umur, tingkat pendidikan,

pengetahuan, penghasilan dan budaya. Tingkat pendidikan ibu yang rendah

diasumsikan akan menyebabkan tingkat pengetahuan ibu yang juga rendah.

Pengetahuan mengenai MP-ASI terdiri dari waktu pemberian, frekuensi,

porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemerbian MP-

ASI.

Faktor budaya yang secara turun temurun diwariskan dalam pola

makan masyarakat akhirnya akan membentuk pola konsumsi kepada anak

nantinya. Faktor pendukung,, dimana hal yang memudahkan ibu dalam

pemberian makanan pendamping juga mendasari tindakan ibu. Tingkat

Page 33: KTI ULFAH YULIANI

21

ketesediaan bahan makanan dalam lingkungan (pasar) akan mendorong ibu

untuk mendapatkan dan mengolah bahan makanan tersebut menjadi

makanan pendamping bagi bayinya. Informasi yang diperoleh dari media

massa akan mendasari ibu dalam memilih jenis makanan pendamping baik

tenaga puskesmas maupun posyandu akan mendorong ibu untuk

berperilaku berdasarkan informasi yang didapatkan dari mereka. Sikap dan

tindakan petugas yang mendukung akan menimbulkan minat pada ibu.

Page 34: KTI ULFAH YULIANI

22

3.4.2 Kerangka Konsep

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

Sumber: Lawrence Green (2000)

: Diteliti : Tidak Diteliti

2. Faktor Pemungkin:

- Jarak ke pelayanan

kesehatan

- Keterpaparan media

3. Faktor penguat:

- Dukungan petugas

kesehatan

- Dukungan keluarga

& masyarakat

- Kebiasaan/ adat

istiadat

Pemberian MP ASI

Dini

1. Faktor Pendorong:

- Pengetahuan

- Motivasi

- Sikap

- Karakteristik:

a. Umur

b. Paritas

c. Pendidikan

d. Pekerjaan

Page 35: KTI ULFAH YULIANI

23

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pemberian MP ASI Dini berdasarkan

Karakteristik

3.6 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Variabel Sub

Variabel

Definisi Alat

Ukur

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Pemberian

MP ASI

Dini

-Umur

- Paritas

- Pendidikan

- Pekerjaan

Usia individu

dihitung dari

dilahirkan sampai

dilakukannya

penelitian.

Jumlah anak hidup

yang dilahirkan ibu.

Jenjang pendidikan

formal yang pernah

dicapai responden

berdasarkan

kepemilikan ijazah

terakhir sampai

dilakukannya

wawancara.

Aktifitas yang

dijalani ibu sehari-

hari baik di dalam

atau di luar rumah.

angket

angket

angket

angket

Wawancara

Wawancara

Wawancara

Wawancara

1. < 20 Th

2. 20-35 Th

3. > 35 Th

1. 1 (primipara)

2. 2-4 (multipara)

3. > 4 (grande

multi para)

1.Rendah (Tidak

tamat

SD/SD/SMP)

2. Menengah

(SMA)

3. Tinggi

(PT/Akademi)

1. Tidak bekerja

(IRT)

2. Bekerja di rumah

(warung/toko,

menjahit, salon)

3. bekerja di luar

rumah (PNS,

pegawai swasta,

buruh)

Rasio

Ordinal

Ordinal

Nominal

Page 36: KTI ULFAH YULIANI

24

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan bantuan angket

yang berisi umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ibu.

Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini peneliti

menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini berupa angket

3.7 Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data terkumpul maka data tersebut diolah secara manual

melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Editing

Pada tahap ini penulis melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh

kemudian diteliti apakah ada kekeliruan.

2. Coding

Setelah dilakukan editing, selanjutnya memberikan kode tertentu pada

tiap-tiap untuk memudahkan analisa data.

3. Tabulasi

Pada tahap ini responden yang sama dikelompokkan dengan teliti lalu

dihitung, dijumlahkan dan dihitung dalam bentuk tabel.

4. Analisa data

Page 37: KTI ULFAH YULIANI

25

Dalam pengukuran variabel karakteristik ibu yang memberikan MP ASI

dini pada bayi usia 0-6 bulan menggunakan pedoman wawancara.

Analisa yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis univariat, yaitu

analisis yang dilakukan terhadap tiap sub variabel dari hasil penelitian,

yang meliputi umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ke dalam distribusi

frekuensi dan presentase masing-masing variabel dari semua jawaban

responden. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan

penyeleksian data sesuai kriteria yang ada, kemudian langkah-langkah

yang terkumpul diambil kesimpulan secara umum. Penghitungan

persentase data dilakukan dengan program SPSS. Persentasi atau proporsi

akan menjadi distribusi relatif jika data yang digunakan adalah data

kuantitatif maka digunakan analisa data menggunakan distribusi frekuensi

relatif yang dirumuskan sebagai berikut:

%100xx

fP

Keterangan :

f : Frekuensi jawaban

x : Jumlah responden

P : Presentasi kejadian variabel penelitian. (Arikunto, 2005)

Tabel 3.2 Acuan Standar Interpretasi Data

Page 38: KTI ULFAH YULIANI

26

Jumlah Responden (%) Interpretasi

0 Tidak Ada

1-5 Hampir Tidak Ada

6-25 Sebagian kecil

26-49 Hampir setengahnya

50 Setengahnya

51-75 Lebih Dari Setengahnya

76-95 Sebagian Besar

96-99 Hampir Seluruhnya

100 Seluruhnya

3.8 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Maret sampai Mei 2012 dan bertempat di BPS

Hj. Heryati.

Page 39: KTI ULFAH YULIANI

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari kurun waktu Maret sampai

Mei 2012, dengan cara pengambilan sampel menggunakan teknik accidental

sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 42 orang ibu yang memberikan

MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati. Untuk selanjutnya, hasil

penelitian ini akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi mengenai

variabel yang diteliti yaitu:

4.1.1 Umur

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi umur ibu yang memberikan MP ASI dini

di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012

Umur frekuensi Persentase

< 20 tahun 4 9,5%

20-35 tahun 33 78,5%

> 35 tahun 5 12%

Jumlah 42 100%

Page 40: KTI ULFAH YULIANI

28

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa dari 42 responden

sebagian besar berumur antara 20-35 tahun berjumlah 33 orang (78,5%),

sebagian kecil berumur > 35 tahun berjumlah 5 orang (12%) , dan sebagian

kecil yang berumur < 20 tahun berjumlah 4 orang (9,5%).

4.1.2 Paritas

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Paritas Ibu yang memberikan MP ASI Dini

di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012

Paritas Frekuensi Persentase

1 (primipara) 23 54,8%

2-4 (multipara) 18 42,8%

>4 (grande multipara) 1 2,4%

Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa dari 42 responden

terdapat lebih dari setengahnya adalah primipara berjumlah 23 orang

(54,8%), hampir setengahnya adalah multipara berjumlah 18 orang (42,8%),

dan hampir tidak ada responden dengan grande multipara berjumlah (2,4%).

Page 41: KTI ULFAH YULIANI

29

4.1.3 Pendidikan

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang memberikan MP ASI Dini

di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012

Pendidikan Frekuensi Persentase

Rendah (tidak tamat SD/SD/SMP) 12 28,6%

Menengah (SMA) 26 61,9%

Tinggi (PT/Akademi) 4 9,5%

Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa dari 42 responden lebih

dari setengahnya memiliki tingkat pendidikan menengah (SMA) berjumlah

26 orang (61,9%), hampir setengahnya memiliki tingkat pendidikan rendah

berjumlah 12 orang (28,6%), dan hanya sebagian kecil yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi berjumlah 4 orang (9,5%).

Page 42: KTI ULFAH YULIANI

30

4.1.4 Pekerjaan

Tabel 4.4

Distribusi frekuensi Pekerjaan Ibu yang memberikan MP ASI Dini

di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Tidak bekerja 23 54,8%

Bekerja di rumah 3 7,1%

Bekerja di luar rumah 16 38,1%

Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa dari 42 responden

terdapat lebih dari setengahnya tidak bekerja berjumlah 23 orang (54,8%),

sedangkan hampir setengahnya bekerja di luar rumah berjumlah 16 orang

(38,1%), dan hanya sebagian kecil yang bekerja di rumah berjumlah 3 orang

(7,1%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Umur

Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini

berdasarkan umur di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan

dari 42 responden sebagian besar berumur antara 20-35 tahun berjumlah 33

orang (78,5%), sebagian kecil berumur > 35 tahun berjumlah 5 orang (12%),

dan sebagian kecil yang berumur < 20 tahun berjumlah 4 orang (9,5%).

Page 43: KTI ULFAH YULIANI

31

Tingkat kemampuan atau kematangan individu dalam berfikir, dalam

hal ini ibu, bisa dilihat dari segi umur dimana semakin cukup umur maka

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001).

Dalam hal ini perkembangan usia ibu sangat menentukan di dalam

pengambilan sebuah keputusan kepada keluarga dalam pemberian makanan

pendamping kepada bayi supaya nantinya tidak terjadi sesuatu hal yang

tidak diinginkan kepada bayinya.

Di dalam diri seseorang diharapkan bahwa semakin meningkatnya

umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan

bekerja akan lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan di dalam

rumah tangga (Hurlock, 2002).

Usia 20-35 tahun adalah saat dimana seorang perempuan ada dalam

keadaan masa produktif / aktif sehingga keterpaparan informasi ASI

ekslusif lebih besar. Sedangkan pada ibu yang berumur > 35 tahun yang

walaupun dari segi pengalaman dapat dikatakan cukup banyak tetapi

informasi yang didapat kurang, karena pada usia tersebut sebagian besar ibu

tidak seaktif ibu yang berusia 20-35 tahun.

Hal-hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh,

dimana persentase terbesar ibu yang memberikan MP ASI dini pada bayinya

adalah yang berumur antara 20-35 tahun. Padahal menurut Harlock, pada

umur 20–35 tahun disebut sebagai masa dewasa dan masa reproduksi,

Page 44: KTI ULFAH YULIANI

32

dimana pada masa ini diharapkan seseorang telah mampu dalam

memecahkan sebuah permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi

dengan tenang dan secara emosional.

Walau begitu umur bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi

seorang ibu dalam memberikan MP ASI dini pada bayinya. Menurut

Soetjiningsih terdapat beberapa hal yang mempengaruhi seseorang dalam

memberikan ASI eksklusif seperti:

a. Faktor sosial budaya, antara lain meniru teman, tetangga, atau keluarga

yang memberikan susu formula.

b. Faktor psikologis antara lain takut kehilangan daya tarik sebagai

seorang wanita dan adanya tekanan batin.

c. Faktor kurangnya petugas kesehatan dalam memberikan sumber

informasi atau penerangan dan dorongan tentang manfaat pemberian ASI

pada masyarakat.

d. Meningkatnya promosi atau iklan susu susu formula sebagai pengganti

ASI.

Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat penulis simpulkan

bahwa perkembangan usia ibu tidak menentukan kematangannya dalam

pengambilan sebuah keputusan untuk memberikan makanan pendamping

kepada bayinya.

Page 45: KTI ULFAH YULIANI

33

4.2.2 Paritas

Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini

berdasarkan paritas di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan

dari 42 responden lebih dari setengahnya adalah primipara berjumlah 23

orang (54,8%), hampir setengahnya adalah multipara berjumlah 18 orang

(42,8%), dan hampir tidak ada responden dengan grande multipara

berjumlah (2,4%).

Menurut Perinasia (2003), paritas dalam menyusui adalah

pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak

sebelumnya, kebiasaan menyusui dalarn keluarga serta pengetahuan tentang

manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan ibu untuk menyusui atau

tidak. Dukungan dokter bidan/petugas kesehatan lainnya atau kerabat dekat

sangat dibutuhkan terutama untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalarn

pemberian ASI eksklusif, ibu yang yang pertama kali menyusui pengetahuan

terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan

dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya.

Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat peneliti simpulkan

bahwa paritas menunjukkan pengalaman seorang ibu dalam mengurus anak

dan dapat berpengaruh terhadap pengetahuannya tentang ASI ekslusif. Ibu

yang pertama kali mempunyai anak tentu mereka belum memiliki

pengalaman menyusui sebelumnya. Seorang ibu dengan bayi pertamanya

mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya

Page 46: KTI ULFAH YULIANI

34

karena tidak tahu cara-cara menyusui yang benar dan apabila ibu mendengar

ada pengalaman menyusui yang kurang baik yang dialami orang lain, hal ini

memungkinkan ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya. Selain itu

banyak pula ibu dengan primipara memberikan susu formula pada awal

kelahiran bayinya dengan alasan takut bayinya lapar karena ASI belum

keluar. Padahal sebenarnya bayi baru lahir normal akan dapat bertahan

sampai 3 hari tanpa diberi ASI karena bayi masih mempunyai cadangan

lemak dari ibunya. Maka dari itu dalam hal peran seorang petugas kesehatan

sangat dibutuhkan sebagai informan dalam mensukseskan program ASI

eksklusif.

4.2.3 Pendidikan

Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini

berdasarkan pendidikan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012,

didapatkan dari 42 responden lebih dari setengahnya memiliki tingkat

pendidikan menengah (SMA) berjumlah 26 orang (61,9%), hampir

setengahnya memiliki tingkat pendidikan rendah berjumlah 12 orang

(28,6%), dan hanya sebagian kecil yang memiliki tingkat pendidikan yang

tinggi berjumlah 4 orang (9,5%).

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Notoamodjo (2003)

yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting dalam pembentukan perilaku. Pengetahuan ini salah satunya

Page 47: KTI ULFAH YULIANI

35

diperoleh dari pendidikan baik pendidikan formal maupun informal sehingga

dari pengetahuan tersebut akan menimbulkan seseorang berperan serta.

Tingkat pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan

tingkah laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang

nantinya suatu saat akan muncul dalam keluarga. Tingkat pendidikan dan

pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan daya tangkap ibu dengan

masalah gizi dan dalam keluarga mampu mengambil tindakan secara cepat

dalam masalah kesehatan.

Smert mengemukakan bahwa tingkat pendidikan ibu merupakan

salah satu faktor yang melatarbelakangi pengetahuan. Tingginya tingkat

pendidikan menyebabkan luasnya akses terhadap informasi. Salah satu

faktor yang berperan dalam pemberian makanan pendamping ASI adalah

pendidikan yaitu tentang penerimaan informasi tentang makanan tambahan

dari suatu provider atau dari informan. Sebuah informasi dapat disampaikan

dengan lebih cepat dan mudah diterima oleh seseorang berpendidikan lebih

tinggi dibanding seseorang yang berpendidikan rendah.

Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin

tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan jadi

pengetahuan (Azwar, 2000).

Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat peneliti simpulkan

bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah, wawasan dan pengetahuan yang

terbatas, merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mendukung

Page 48: KTI ULFAH YULIANI

36

timbulnya anggapan bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi.

Akibatnya, para ibu memberikan aneka bentuk cairan sebagai makanan

pendamping ASI sebelum bayinya mencapai umur 6 bulan. Hal ini

dikarenakan tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang

melatarbelakangi pengetahuan ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu

maka semakin tinggi pengetahuan dan semakin cepat sebuah informasi itu

dapat dipahami. Meskipun demikian, pendidikan bukanlah faktor utama

seorang ibu memberikan MP ASI dini.

4.2.4 Pekerjaan

Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini

berdasarkan paritas di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan

dari 42 responden lebih dari setengahnya tidak bekerja berjumlah 23 orang

(54,8%), sedangkan hampir setengahnya bekerja di luar rumah berjumlah 16

orang (38,1%), dan hanya sebagian kecil yang bekerja di rumah berjumlah 3

orang (7,1%).

Adanya pergeseran paradigma yang dipicu oleh tingginya tingkat

kebutuhan hidup dan meningkatnya pemahaman kaum wanita tentang

aktualisasi diri. Pendidikan dan kebebasan informasi membuat para wanita

masa kini lebih berani memasuki wilayah pekerjaan lain yang dapat

memberdayakan kemampuan dirinya secara maksimal, sehingga ibu tidak

dapat memberikan ASI ekslusif.

Page 49: KTI ULFAH YULIANI

37

Status pekerjaan ibu dapat digunakan untuk mengetahui waktu

sehari-hari ibu untuk bayi, karena dengan mengetahui status pekerjaannya,

baik ibu yang bekerja ataupun ibu tidak bekerja, akan dapat dijadikan

sebagai latar belakang ibu dalam pemberian MP ASI dini.

Ibu yang tidak bekerja tentu akan mempunyai waktu yang lebih

banyak untuk mengurus dan menyusui bayinya, sehingga kemungkinan

pemberian MP ASI dini dapat lebih dihindari. Berbeda dengan ibu yang

bekerja di luar rumah, waktu mereka tersita sehingga tidak dapat selalu

memberikan ASI kepada bayinya. Maka dari itu banyak dari mereka yang

memberikan susu formula sebagai pengganti ASI selama mereka bekerja.

Tetapi berdasarkan hasil penelitian ini justru menunjukkan lebih dari

setengah responden adalah ibu yang tidak bekerja. Menurut Depkes RI

(2002), pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi kesempatan

ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena ibu yang

bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik

terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang

pemberian ASI eksklusif.

Dari hasil penelitian dan data yang ada dapat peneliti simpulkan

bahwa pekerjaan bukanlah faktor utama yang dapat mempengaruhi seorang

ibu untuk memberikan MP ASI dini pada bayinya, karena banyak pula

faktor pendorong lainnya seperti motivasi, sikap, dan pengetahuan ibu,

Page 50: KTI ULFAH YULIANI

38

faktor pemungkin seperti keterpaparan media, dan faktor penguat seperti

dukungan keluarga dan kebiasaan/adat-istiadat.

Page 51: KTI ULFAH YULIANI

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran

karakteristik ibu yang memberikan MP ASI dini di Bidan Praktik Swasta Hj.

Heryati periode Maret-Mei 2012, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Sebagian besar ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-

6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah berumur

antara 20-35 tahun.

2. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi

usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah ibu

primipara.

3. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi

usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012

berpendidikan menengah (SMA).

4. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi

usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah

tidak bekerja.

Page 52: KTI ULFAH YULIANI

39

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian mengenai gambaran karakteristik ibu yang

memberikan MP ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik Swasta

Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, maka peneliti memberikan saran di

antaranya sebagai berikut:

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Kepada para tenaga kesehatan disarankan dapat meningkatkan

pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pemberian MP ASI,

Peran tenaga kesehatan dalam hal ini adalah memberikan konseling

pada wanita usia subur pranikah, ibu hamil, ibu nifas, dan pada ibu

menyusui/memiliki bayi berusia di bawah 6 bulan mengenai

pentingnya ASI eksklusif dan manfaat ASI eksklusif bagi ibu serta

bayinya, sehingga pemberian MP ASI dini dapat dihindari.

2. Bagi Instansi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hendaknya instansi

pendidikan mampu menambah buku-buku yang mendukung sebagai

referensi bagi mahasiswanya dalam penyusunan karya tulis ilmiah

tersebut.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan sebagai perbandingan atau dasar bagi peneliti selanjutnya

untuk mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan

pemberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan.

Page 53: KTI ULFAH YULIANI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi V.Jakarta: Rineka

cipta

Azwar Azrul, 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI.

Depkes RI. 2003. Gizi Dalam Angka Sampai Tahun 2002. Direktorat Jenderal

Gizi Masyarakat, Jakarta.

__________ 2004. Asi Eksklusif Untuk Ibu Bekerja. Direktorat Jenderal Gizi

Masyarakat, Jakarta.

__________ 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air

Susu Ibu (MP - ASI) Lokal Tahun 2006. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan

Masyarakat, Jakarta.

Hurlock, 2002. Psikologi Perkembangan. Edisi 5. Jakarta. EGC

Notoatmodjo, S, 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta: Rineka Cipta

,2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ed.Rev.Cetakan

Pertama. Jakarta: RinekaCipta

,2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan

Pertama. Jakarta: RinekaCipta

Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Infomedika

Page 54: KTI ULFAH YULIANI

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang

Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

Perinasia, 2003.Melindungi,Meningkatkan dan Mendukung Menyusui,Cetakan

Ke-2.Jakarta: Bina Rupa Akasara

Pudjiadi, S., 2001. Bayiku Sayang: Petunjuk Bergambar untuk Merawat Bayi

dan Jawaban atas 62 Pertanyaan yang Mencemaskan. Jakarta: Fakultas

Kedokteran UI

Purwanti, 2004. Konsep Penerapan ASI ekslusif. Buku Kedokteran. Jakarta:

EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Roesli,Utami,Dr,2004.Mengenal ASI Eksklusif,Seri I.Jakarta.

Saifuddin,A.B,2001.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matemal dan

Neonatal. Jakarta: JMPKKF-POGI dan Yayasan Bina Pustaka

Soetjiningsih, 2000. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC

, 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Page 55: KTI ULFAH YULIANI

LAMPIRAN

Page 56: KTI ULFAH YULIANI

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Kepada Yth.

Ibu / Responden

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi program D3 Kebidanan

STIKes Bhakti Kencana Bandung, saya akan melakukan penelitian tentang

“Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6

Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periose Maret-Mei 2012””. Untuk

keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu/Saudari untuk menjadi responden

dalam penelitian ini untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dengan

kejujuran dan apa adanya.

Demikian, lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasi

Ibu/Saudari saya sampaikan terima kasih.

Bandung,………………………

Responden Peneliti

.

…………………………. Ulfah Yuliani

Page 57: KTI ULFAH YULIANI

GAMBARAN IBU YANG MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA

BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK

DI BPS HJ. HERYATI PERIODE MARET-MEI 2012

IDENTITAS IBU

Nama Ibu : ………………………………….

Alamat : ………………………………….

Umur : ………..tahun

Jumlah anak : ………………

Pendidikan terakhir :

SD/tidak tamat SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Pekerjaan :

IRT/tidak bekerja Buruh Wiraswasta Pegawai Swasta

PNS Lainnya: …………………….

IDENTITAS BAYI

Umur Bayi ; ………bulan

Umur bayi saat diberi MP ASI : ………bulan

NO. RESPONDEN:

Page 58: KTI ULFAH YULIANI

MASTER TABEL

No.

Resp Umur paritas pendidikan pekerjaan

1 32 tahun 2 SMA bekerja

2 19 tahun 1 SMA tdk bekerja

3 22 tahun 1 SMA bekerja

4 27 tahun 2 SMA bekerja

5 33 tahun 3 SMP tdk bekerja

6 24 tahun 1 D3 bekerja

7 20 tahun 1 SMA tdk bekerja

8 19 tahun 1 SMP tdk bekerja

9 24 tahun 1 SMA tdk bekerja

10 25 tahun 1 S1 bekerja

11 28 tahun 2 SMA bekerja

12 22 tahun 1 SMA tdk bekerja

13 35 tahun 1 SMA bekerja di rumah

14 37 tahun 3 SMP tdk bekerja

15 18 tahun 1 SMP tdk bekerja

16 20 tahun 1 SMA tdk bekerja

17 23 tahun 2 SMA tdk bekerja

18 22 tahun 1 SMA bekerja

19 30 tahun 2 SMP tdk bekerja

20 20 tahun 1 SMP tdk bekerja

21 28 tahun 2 SMA bekerja

22 37 tahun 4 SD tdk bekerja

23 22 tahun 1 SMA bekerja

24 34 tahun 2 S1 bekerja

25 18 tahun 1 SMP tdk bekerja

26 26 tahun 1 SMA bekerja

27 24 tahun 2 SMA bekerja

28 36 tahun 4 SMP tdk bekerja

29 33 tahun 3 SMP tdk bekerja

30 27 tahun 1 SMA bekerja

31 26 tahun 1 SMA bekerja di rumah

32 39 tahun 4 SMP tdk bekerja

33 22 tahun 2 SMA tdk bekerja

34 43 tahun 5 SD tdk bekerja

35 32 tahun 2 SMA bekerja di rumah

36 27 tahun 1 SMA bekerja

37 23 tahun 1 SMA tdk bekerja

38 30 tahun 3 SMA tdk bekerja

Page 59: KTI ULFAH YULIANI

39 22 tahun 1 SMA tdk bekerja

40 28 tahun 2 SMA bekerja

41 21 tahun 1 SMA tdk bekerja

42 25 tahun 1 D3 bekerja

Page 60: KTI ULFAH YULIANI

OUTPUT HASIL ANALISA STATISTIK

Statistics

UMUR IBU PARITAS

PENDIDIKAN

IBU

PEKERJAAN

IBU

N Valid 42 42 42 42

Missing 0 0 0 0

Mean 26.74 1.76

Median 25.50 1.00

Mode 22 1

Std. Deviation 6.298 1.055

Minimum 18 1

Maximum 43 5

UMUR IBU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 18 2 4.8 4.8 4.8

19 2 4.8 4.8 9.5

20 3 7.1 7.1 16.7

21 1 2.4 2.4 19.0

22 6 14.3 14.3 33.3

23 2 4.8 4.8 38.1

24 3 7.1 7.1 45.2

25 2 4.8 4.8 50.0

26 2 4.8 4.8 54.8

27 3 7.1 7.1 61.9

28 3 7.1 7.1 69.0

30 2 4.8 4.8 73.8

32 2 4.8 4.8 78.6

33 2 4.8 4.8 83.3

34 1 2.4 2.4 85.7

35 1 2.4 2.4 88.1

36 1 2.4 2.4 90.5

37 2 4.8 4.8 95.2

39 1 2.4 2.4 97.6

43 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 61: KTI ULFAH YULIANI

PARITAS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 23 54.8 54.8 54.8

2 11 26.2 26.2 81.0

3 4 9.5 9.5 90.5

4 3 7.1 7.1 97.6

5 1 2.4 2.4 100.0

Total 42 100.0 100.0

PENDIDIKAN IBU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid D3 2 4.8 4.8 4.8

S1 2 4.8 4.8 9.5

SD 2 4.8 4.8 14.3

SMA 26 61.9 61.9 76.2

SMP 10 23.8 23.8 100.0

Total 42 100.0 100.0

PEKERJAAN IBU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK BEKERJA 23 54.8 54.8 54.8

BEKERJA DI RUMAH 3 7.1 7.1 61.9

BEKERJA DI LUAR RUMAH 16 38.1 38.1 100.0

Total 42 100.0 100.0

Page 62: KTI ULFAH YULIANI

Statistics

KELOMPOK UMUR

N Valid 42

Missing 0

Mean 2.0238

Median 2.0000

Mode 2.00

Std. Deviation .46790

Minimum 1.00

Maximum 3.00

KELOMPOK UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 20 TAHUN 4 9.5 9.5 9.5

20-35 TAHUN 33 78.6 78.6 88.1

> 35 TAHUN 5 11.9 11.9 100.0

Total 42 100.0 100.0