KTI
Minggu, 14 Juli 2013
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BAYI NY. S DI BPS
MARTINI BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BY. NY. S DI BPS
MARTINI BANDAR LAMPUNGTAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAHKarya Tulis
Ilmiah Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MendapatkanGelar
Profesi Ahli Madya Kebidanan Pada Prodi DIII KebidananAdila Bandar
Lampung
Disusun oleh:NAMA : NI NYOMAN NOVIANTINIM :
AB/A/Y.2010.593AKADEMI KEBIDANAN ADILABANDAR LAMPUNGTAHUN2013BAB
IPENDAHULUANA. Latar Belakang Tingkat kesehatan ibu dan anak
merupakan salah satu indikator di suatu negara. Angka kematian
maternal dan neonatal masih tinggi, salah satu faktor penting dalam
upaya penurunan angka tersebut dengan memberikan pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas keadaan masyarakat
yang belum terlaksana. (Sarwono, 2010)Berdasarkan penelitian WHO
seluruh dunia, terdapat kematian bayi khususnya neonatus sebesar
4.000.000 jiwa/tahun. Kematian bayi tersebut terutama di Negara
berkembang sebesar 99% dan 40.000 dari bayi tersebut adalah bayi di
Negara Indonesia. (http://www.poltekes-pontianak.ac.id.2010)Angka
kematian bayi (AKB) di Negara-negara ASEAN seperti Singapura 3/1000
kelahiran hidup. Malaysia 5,5/1000 kelahiran hidup. Thailand
17/1000 kelahiran hidup. Vietnam 18/1000 kelahiran hidup dan
philipina 26/1000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi
(AKB) di Indonesia adalah angka tertinggi di Negara ASEAN.
Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun
2007 angka kematian bayi di Indonesia adalah 35/1.000 kelahiran
hidup. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia pertahun atau
430 bayi meninggal dunia perhari. Dalam Milenium Development Goals
(MDGS) Indonesia menargetkan pada tahun 2015 AKB menurun menjadi
17/1000 kelahiran hidup. Beberapa penyebab kematian bayi baru lahir
(BBL) yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit
pada neonatus, trauma lahir, kelainan kongenital dan hyperbilirubin
(SDKI dalam (http://www.poltekes-pontianak.ac.id.2010)Bayi baru
lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterine. (dewi,2011; h.1)
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 di
Provinsi Lampung pada Tahun 2012 Angka Kematian Neonatal 27/1000
KH, Kematian Bayi 43/1000 KH dan Kematian Balita 30/1000 KH (SDKI
2012). Secara umum Angka Kematian Anak menunjukkan penurunan yang
lambat. Angka Kematian Neonatal mengalami stagnasi 10 tahun
terakhir yaitu 20/1.000 kelahiran hidup pada SDKI 2002 menjadi
19/1.000 pada SDKI 2007 dan SDKI 2012. Padahal kematian neonatal
merupakan proporsi yang besar dari kematian bayi (59%) dan balita
(47%). (Profil dinas kesehatan lampung, 2012)Penelitian telah
menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya
penanganan bayi baru lahir akan menyebabkan kelainan-kelainan yang
akan mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya
sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir yang dapat
mengakibatkan cold stress yang selanjutnya dapat mengakibatkan
hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak.
(prawirohardjo, 2006)Pada Tahun 2012 di Provinsi Lampung terjadi
787 kasus kematian Perinatal, 110 kasus kematian neonatal, 159
kasus kematian bayi dan kasus kematian Balita sebanyak 64 kasus.
Tingginya kasus kematian Ibu dan anak di Provinsi Lampung
memperlihatkan betapa rawannya derajat kesehatan Ibu dan anak.
Karena kematian Ibu bayi dan Balita merupakan salah satu parameter
derajat kesehatan suatu Negara. Masalah kesehatan ibu dan anak ini
perlu diatasi dengan segera karena derajat kesehatan ibu dan anak
akan sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa yang
akan datang.(Profil Dinas Kesehatan Lampung, 2012).Penyebab utama
dari kematian neonatus di kota Bandar Lampung adalah asfiksia
sebanyak 35 kasus (54,72%) BBLR 29 kasus (27,36%) dan penyebab lain
19 kasus (17,92 %) penyebab lain ini yaitu unchepalitis, kejang,
dan kebiruan, kelainan kongenital seperti jantung bawaan,
labiopalatoscizis, atresia esophagus, leukimia,
herniadiafragmatika, dan atresia jejenum, hyperbilirubin,
postmatur, kern ikterus, dan sepsis.(Profil Kesehatan Dinas Kota
Bandar Lampung, 2010)Dari hasil prasurvey yang penulis lakukan pada
tanggal 2 juni 2013 di BPS Martini Bandar Lampung, penulis
mendapatkan dari bulan januari sampai bulan mei tahun 2013 terdapat
42 ibu bersalin 35 dengan bayi baru lahir normal, 5 dengan bayi
asfiksia ringan dan 2 dengan bayi berat lahir rendah.Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis tertarik untuk memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir normal di BPS Martini Bandar Lampung
Tahun 2013.
B. Rumusan MasalahBagaimanakah Asuhan kebidanan pada Bayi Baru
Lahir terhadap By.Ny. S di BPS Martini Bandar Lampung ?C. Tujuan 1.
Tujuan Umum Penulis dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Baru Lahir terhadap By. Ny. S di BPS Martini Bandar Lampung Tahun
2013.2. Tujuan Khusus a. Diharapkan Penulis Dapat Melakukan
Pengkajian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir terhadap By.Ny.S
di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2013.b. Diharapkan Penulis
Dapat Melakukan Interpensi Data Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru
Lahir terhadap By.Ny. S di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2013.c.
Diharapkan penulis dapat melakukan diagnosa potensial Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir terhadap By. Ny. S di BPS Martini
Bandar Lampung Tahun 2013.d. Diharapkan penulis dapat melakukan
tindakan antisipasi Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir terhadap
By. Ny. S di BPS Martini Bandar Lampung ahun 2013.e. Diharapkan
penulis dapat melakukan rencanakan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru
Lahir terhadap By.Ny.S di BPS Martini Bandar Lampung Tahun 2013.f.
Diharapkan penulis dapat melakukan penatalaksanaan Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Baru Lahir terhadap By.Ny.S di BPS Martini Bandar Lampung
Tahun 2013.g. Diharapkan penulis dapat melakukan evaluasi Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir terhadap By. Ny. S di BPS Martini
Bandar Lampung Tahun 2013.D. Ruang lingkup1. SasaranSasaran
objektif pada kasus ini yaitu By. Ny.S2. Tempat Lokasi tempat
pengambilan studi kasus di BPS Martini Bandar Lampung3. WaktuWaktu
penyusunan tugas akhir ini dimulai dari 2 Juni 2013 9 juni 2013E.
Manfaat Penulisan 1. Institusi PendidikanHasil penelitian dapat
menjadi sumber bacaan bagi mahasiswi Akademi Kebidanan Adila Bandar
Lampung dalam menerapkan ilmu dan sebagai acuan penelitian
berikutnya Khususnya pada bayi baru lahir.
2. Bagi Lahan PraktekStudy kasus ini dapat dijadikan gambaran
informasi serta bahan untuk meningkatkan manajemen kebidanan yang
diterapkan oleh lahan praktek.3. Bagi PenulisStudy kasus ini dapat
meningkatkan pengetahuan yang didapat selama perkuliahan serta
mengaplikasikan tentang perawatan bayi baru lahir. F. Metodelogi
dan Tehnik Memperoleh Data1. Metode Penelitian
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan
metode deskriftif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara objektif. Metode penelitian deskriftif digunakan untuk
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan/analisis
data, membuat kesimpulan, dan laporan.
(Notoatmodjo, 2005: h.138)
2. Tekhnik Memperoleh Data
Teknik memperoleh data dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
adalah:
a. Data primer
1) Wawancara (anamnesis)
Yaitu perbincangan dua arah dengan cara tatap muka dan
pertanyaan yang diajukan mengarah pada data yang relavan dengan
pasien, anamnesis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Auto anamnesis
Adalah anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi
yang diperoleh adalah data primer karena langsung dari
sumbernya.
b) Allo anamnesis
Adalah anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien untuk
memperoleh data tentang pasien. (sulistyawati,2012; h.165-166)
2) Observasi
Pengamatan (observasi) adalah suau hasil perbuatan jiwa secara
aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan.
Mula-mula ransangan dari luar mengenai indra dan terjadilah
pengindraan, kemudian apabila ransangan tersebut menarik perhatian
akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan. (notoatmodjo,2005;
h.93)
3) Pemeriksaan fisik
Pengkajian fisik dapat dipandang sebagai bagian tahap pengkajian
pada proses keperawaan atau ahap pengkajian/pemeriksaan klinis dari
sistem pelayanan. Pengkajian prinsip keperawatan pada prinsipnya
menggunakan cara-cara yang sama dengan pengkajian fisik yaitu
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. (prawirohardjo,2006;
h.3)
b. Data sekunder
1. Studi KepustakaanDalam metode ini penulis membaca dan
mempelajari buku-buku, literatur-literatur yang berkaitan dengan
bayi baru lahir dan diperoleh dari beberapa buku terbaru dan
informasi dari internet yang up to date.2. Studi dokumenter
Yang dimaksud sumber informasi dokumenter pada dasarnya adalah
bentuk sumber informasi berhubungan dengan dokumen, baik
dokumen-dokumen resmi maupun tidak resmi. Dokumen resmi adalah
semua bentuk dokumen baik yang diterbitkan atau tidak diterbitkan
yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi misalnya laporan,
statistik, catatan-catatan di dalam kartu klinik dan
sebagainya.
Sedangkan dokumentasi tidak resmi adalah segala dokumen yang
berada atau menjadi tanggung jawab dan wewenang instansi seperti
biografi catatan harian dan semacamnya. (notoatmodjo,2005;
h.62-63)
BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Teori Medis1. Pengertian Bayi
Baru Lahir
a. Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine
ke kehidupan ekstrauterine.
b. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37 minggu - 42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram.
(dewi,2011; h.1)
c. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada
usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan
berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat
bawaan. ( Rukiyah, 2010; h.2)
d. 10
8
Neonatus ialah bayi yang baru melahirkan proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauteri kekehidupan
ekstrauteri. Beralih dari kehidupan intra uteri ke kehidupan ekstra
uteri.beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju
kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan
fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan
toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan
mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi.
Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatic dan
cepat berlangsung adalah pada sistem pernafasan, sirkulasi,
kemampuan menghasilkan sumber glukosa. ( Rukiyah, 2010; h. 2)
e. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000
gram, cukup bulan, lahir menangis, dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) yang berat.
(www.slideshare.net/maristyapalupi/bayi-baru-lahir-normal-ppt)
2. Ciri-ciri Bayi Normal
a. Berat badan 2.500-4000 gram
b. Panjang badan 48-52 cm
c. Lingkar dada 30-38 cm
d. Lingkar kepala 33-35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun sampai 120-110 x/menit
f. Pernafasan 40-60 x/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan
cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa
h. Rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang atau melewati jari jari
j. Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora (pada anak
perempuan), testis sudah turun (pada anak laki-laki).
k. Reflek hisap dan menelan baik
l. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan
memperlihatkan gerakan memeluk.
m. Reflek menggenggam sudah baik
n. Eliminasi baik, urine dan meconium akan keluar 24 jam
pertama, meconium berwarna hitam kecoklatan. (dewi,2011; h.2)
3. Evaluasi Awal Bayi Baru lahirSegera setelah lahir, letakan
bayi diatas kain bersih dan kering yang disiapkan pada perut bawah
ibu. Segera lakukan penilaian awal meliputi:
- Apakah bayi menangis atau bernafas ?
- Apakah tonus otot bayi baik ?
Jika bayi tidak menangis atau tidak bernafas atau megap-megap
dan atau tonus otot tidak baik lakukan langkah resusitasi.
(JNPK-KR,2008; h.124)
4. Evaluasi Nilai ApgarEvaluasi ini digunakan 5 menit pertama
sampai 10 menit. Hasil pengamatan masing-masing aspek dituliskan
dalam skala skor 0-2.
Aspek-aspek yang termasuk APGAR dan harus dinilai dan dicatat
ialah:
Table 2.1 APGAR SCORE
TANDASKOR
012
1. Appereance (warna kulit)Seluruh tubuh biru atau pucat Tubuh
merah ekstremitas biruSeluruh tubuh kemerahan
2. Pulse (Bunyi jantung) Tidak ada< 100> 100
3. Grimace (Refleks)Tidak adaEkstremitas sedikit fleksi Gerakan
aktif
4. Activity (Aktivitas) Tidak adaSedikit gerakMenangis kuat
5. Respiratory (Pernapasan) Tidak adaLambat, tidak teratur
Menangis
(dewi,2011; h.2)
Interpretasi
a. Nilai 1-3 asfiksia berat
b. Nilai 4-6 asfiksia sedang
c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
Tabel 2.2 Penaganan Bayi Baru Lahir Berdasarkan APGAR skor
Nilai APGAR lima menit pertamaPenanganan
0-3- Tempatkan ditempat hangat dan lampu sebagai sumber
penghangat- Pemberian oksigen- Resusitasi- Stimulasi- Rujuk
4-6- tempatkan dalam tempat yang hangat- pemberian oksigen-
stimulasi taktil
7-10- dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan bayi lahir
normal.
(sulistyawati dkk,2010; h.208-209)
5. Tahapan pada bayi baru lahir a. Tahap I terjadi segera
setelah lahir
Selama menit pertama kelahiran, pada tahap ini digunakan sistem
scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan
ibu.
b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas
Pada tahap ini dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama
terhadap adanya perubahan prilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodik.
Di tahap ini pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
Dalam merawat bayi kebutuhan yang harus dipenuhi antara
lain:
1) Kebutuhan rasa hangat
2) Makanan pokok yaitu ASI
3) Cairan
4) Istirahat dan tidur
5) Udara yang bersih
6) Latihan gerakan badan
7) Kasih sayang ibu
8) Perlindungan
9) Kebersihan dan sterilisasi
Kebutuhan diatas bersifat terus menerus selama pertumbuhan dan
perkembangan bayi. (dewi,2010; h.3)
6. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Pemantauan bayi baru lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktifitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan
bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a. Dua jam pertama sesudah lahir
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
sesudah lahir meliputi :
1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2) Bayi nampak aktif atau lunglai,
3) Bayi kemerahan atau biru.
(Prawirohardjo. 2006; h. 136)
Tabel 2.3 Yang Perlu Diperhatikan Pada Bayi Baru Lahir
Kesadaran dan reaksi terhadap sekelilingPerlu dikenali kurangnya
reaksi terhadap rayuan, ransangan sakit, atau suara keras yang
mengejutkan atau suara mainan.
KeaktifanBayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki
yang simetris pada waktu bangun. Adanya tremor pada bibir, kaki dan
tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi apabila hal ini
terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang
perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
SimetrisApakah secara keseluruhan badan seimbang
KepalaApakah tidak simetris, berupa tumor lunak dibelakang atas
yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang, sebagai akibat proses
kelahiran, ayau tumor lunak disebelah kiriatau kanan saja, atau
disisi kiri atau kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur
kepala. Ukur lingkar kepala.
Muka wajahBayi tampa ekspresi
Mata Diperhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa bercak
merah yang akan menghilang pada waktu 6 minggu
Mulut Saliva tidak terdapat pada bayi lahir normal. Bila
terdapat sekret yang terlalu berlebihan, kemungkinan ada kelainan
bawaan saluran cerna.
Leher, dada, abdomenMelihat adanya cedera akibat persalinan.
Ukur lingkar perut
Bahu, tungkai, sendi tungkaiPerlu diperhatikan bentuk, geraknya,
fraktur.
Kulit dan kukuDalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan.
Kadang-kadang di dapatkan kulit yang mengelupas ringan.
Pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya
kelainan. Waspadai adanya kulit dengan warna yang tak rata (cutis
mamorata) telapak tangan, telapak kaki, kuku yang menjadi biru,
kulit menjadi pucat dan kuning. Bercak-bercak besar biru yang
sering terdapat disekitar bokong (mongalian spot) akan menghilang
pada umur 1-5 tahun.
Kelancaran menghisap dan pencernaanHarus diperhatikan
Tinja dan kemihDiharapkan keluar dalam 24 jam pertama. Waspada
bila tiba-tiba terjadi perut yang membesar, tampa keluarnya tinja,
disertai muntah, dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera
konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Refleks Refleks rooting, bayi menoleh kearah benda yang
menyentuh pipiRefleks suckling (refleks isap), terjadi apabila
benda menyentuh bibir, yang disertai refleks menelanRefleks
mengeluarkan lidah, terjadi apabila diletakan benda di dalam mulut
yang sering ditafsirkan bayi menolak makanan/minuman.
Berat badanSebaiknya tiap hari dipantau. Penurunan berat badan
lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan kekurangan
cairan.
(prawirohardjo,2006; h.137-138)
Pemantauan tanda-tanda vital pada bayi baru lahir
1) Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur dan ketiak
2) Pada pernafasan normal, perut dan dada bergerak hampir
bersamaan tampa adanya retraksi, tampa terdengar suara pada waktu
inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernapasan 30-60 kali per
menit.
3) Nadi dapat dipantau disemua titik nadi perifer
4) Tekanan darah dipantau hanya bila ada indikasi.
(prawirohardjo,2006; h. 138)
7. Pemeriksaan Fisik Dan Sistem Penilaian Pada Bayi Baru
Lahir
Pengkajian atau pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan secara
menyeluruh. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian
dari prosedur perawatan bayi segera setelah lahir. Pengkajian ini
bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dan untuk
memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami penyimpangan.
(muslihatun,2010; h.28)
a. PengukuranPengukuran lingkar kepala, lingkar dada, panjang
badan dan berat badan bayi.
1) Lingkar kepalaLingkar kepala diukur mulai dari bagian depan
kepala (diatas alis/area frontal) dan area oksipital. Lingkar
kepala normalnya 31-35,5 cm. Apabila lingkar kepala lebih kecil
dari pada lingkar dada dicurigai adanya mikrosefalus. Jika lingkar
kepala 4 cm lebih besar dari lingkar dada atau tetap menetap atau
bertambah meningkat selama beberapa hari, maka harus dicurigai
adanya hidrosefalus.
2) Lingkar dadaLingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya
30,5-33 cm. Sekitar 2 cm lebih kecil daripada lingkar kepala.
Pengukuran tepat dilakukan pada garis buah dada. Bila lingkar
kepala 60 x/ menit), ada tarikan dinding dada ke dalam, atau
merintih, maka lakukan hal berikut :
a) Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak
tersumbat.
b) Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.
c) Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men- support
kondisi bayi.
d) Tetap menjaga kehangatan bayi.
3) Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram.
Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang
bulan. Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan BB yang
seharusnya untuk masa gestasi (dismatur)
a) Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature)
(1) Masa gestasi < 37 minggu
(2) Factor penyebabnya adalah sebagai berikut:
(a) Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma
fisik/psikologis, dan DM, atau usia ibu masih terlalu muda (< 20
tahun) dan multigravida dengan jarak kehamilan yang dekat.
(b) Keadaan social ekonomi rendah
(c) Kehamilan ganda atau hidramnion.
(3) Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut :
(a) Berat kurang < 2500 gram
(b) Lingkar dada < 30 cm
(c) Panjang badan < 45 cm
(d)Lingkar kepala < 33 cm.
(e) Kepala lebih besar dari badannya.
(f) Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo.
(g) Lemak subkutan minimal.
4) Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk
masa gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm, aterm,
maupun postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat kecil (BB<
1.500 gram atau usia < 32 minggu) sering masalah berat seperti
:
a) Sukar bernapas;
b) Sukar minum( menghisap);
c) Ikterus berat;
d) Infeksi berat;
e) Rentan hipotermi;
f) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi
tersebut.
5) Letargi
Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin
bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi demikian, maka
segera rujuk.
6) Hipotermi ( suhu < 36 C )
Bayi mengalami hipotermi barat jika suhu aksila < 35 C. untuk
mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut :
a) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar hangat,
atau tempat tidur hangat.
b) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal Intensif
Care Unit ( NICU )
c) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding
dada dan merintih, segera berikan oksigen.
7) Kejang
Kejang pada neonatus di definisikan sebagai suatu gangguan
terhadap neurologi seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi
otonom.
Kebanyakan kejang pada bayi baru lahir timbul beberapa hari,
sebagian kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang lanjutan
dalam kehidupannya kelak.
8) Diare
Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran feses
yang tidak normal, baik dalam jumlah maupun bentuk ( frekuensi
lebih dari normal dan bentuknya cair). Bayi dikatakan diare bila
sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus
dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
9) Obstipasi
Obsipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya
penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna, atau bias
didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari
atau lebih. Lebih dari 90 % bayi baru lahir akan mengeluarkan
mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan mengeluarkan
mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi
maka harus dipikirkan adanya obstipasi. Namun, harus di ingat bahwa
ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi pada bayi yang
menyusu, karena pada bayi bayi yang mengkonsumsi ASI umumnya sering
tidak mengalami defekasi selama 5-7 hari dan kondisi tersebut tidak
menunjukkan adanya gangguan karena nantinya bayi akan mengeluarkan
feses dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi. Seiring dengan
bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya, lambat laun defekasi
akan menjadi lebih jarang dan feses yang dikeluarkan menjadi lebih
keras.
10) Infeksi
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada
masa antenatal, intranatal, dan postnatal.
11) Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death
Syndrome/ SIDS). Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada
bayi sehat secara mendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba
ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. Angka kejadian SIDS
sekitar 4 dari 1.000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS
terjadi pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun. (dewi,2010; h.
6-8)
12. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir
b. Membersihkan jalan nafas dan sekaligus menilai APGAR Score
menit pertama dengan cara menghisap lendir bayi dari mulut dan
hidung dengan memutar, jangan lakukan terus menerus tetapi beri
kesempatan pada bayi untuk bernafas, lakukan penghisapan hingga
bayi menangis keras.
c. Memperhatikan suhu tubuh bayi dengan dibungkus kain hangat
dan tidak memandikan bayi terlebih dahulu.
Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir, kondisi bayi lahir
dengan tubuh basah karena air ketuban atau aliran melalui
jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan
yang akan mengakibatkan bayi akan lebih cepat kehilangan suhu
tubuh. Hal ini akan mengakibatkan serangan dingin yang merupakan
gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak
memperlihatkan gejala mengggigil oleh karena kontrol suhunya belum
sempurna.
Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi yang baru lahir harus
segara dikeringkan dan bungkus dengan kain kering kemudian
diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan kehangatan
dari dekapan ibu.
Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil. Pada BBL cukup
bulan dengan berat badan lebih dari 2500 dan menangis kuat bisa di
mandikan + 24 jam setelah kelahiran dengan tetap menggunakan air
hangat pada BBL yang beresiko dengan berat badan badan kurang dari
2500 gram atau keadaan bayi sangat lemah sebaiknya jangan
dimandikan sampai suhu tubuh stabil dan mampu menghisap ASI dengan
baik. (dewi,2010; h. 3-4)
d. Melakukan dengan teknik skin to skin dengan cara Dalam
keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan bayi di dada
ibu, luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu, kepala
bayi harus berada diantara payudara ibu agar terjadi sentuhan kulit
ibu dan bayi kemudian selimuti kedua agar tidak kedinginan agar
terjalin hubungan antara ibu dan bayi, bayi tidak hipotermi,
membantu bayi agar lebih peka pada putting susu ibu serta memberi
kehangatan pada bayi. Tutup tubuh bayi dari kepala dengan kain
bersih dan kering.e. Melakukan pengukuran antopometri meliputi
menimbang berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada,
dan lingkar lengan atas kemudian dilanjutkan dengan melakukan
pemeriksaan fisik pada bayi yang dilakukan secara menyeluruh.
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir
dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami
penyimpangan. Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah dimulai
dari
Kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, dada, abdomen,
genetalia, anus, dan ekstremitas. (muslihatun,2010; h.28)
f. Memberikan obat mata untuk mencegah terjadinya infeksi pada
mata dengan menggunakan salep eritromisan 0,5% atau tetrasiklin 1%
untuk pencegahan penyakit mata karena klamedia (penyakit menular
sexual).
Cara pemberian salep mata:
1) Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan tujuan
pemberian obat tersebut
2) Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir)
3) Berikan salep dalam satu garis lurus pada kedua mata
4) Ujung tabung salep mata tidak boleh menyentuh mata bayi
5) Jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga
untuk tidak menghapus salep mata tersebut. (JNPK-KR,2008)
g. Memberikan injeksi Vit.K
Semua bayi baru lahir harus di beri Vit K injiksi 1 mg
intramuskuler di paha kiri segera mungkin untuk mencegah perdarahan
pada bayi baru lahir akibat defisiensi Vit K yang dapat di
alamioleh sebagian bayi baru lahir. (Rukiyah. 2010; h. 14)
Di indonesia 67% dari angka kematian biayi merupakan kematian
neonatus di mana salah satu penyebab adalah perdarahan akibat
defisiensi vitamin K. (Prawirohardjo,2011; h.371)
h. Mendekatkan bayi ke ibu dan menetekkan segera setelah
lahir
Rangsangan isapan bayi pada putting akan di teruskan oleh
serabut saraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin. Di mana hormon inilah yang akan memacu payudara untuk
menghasilkan ASI. Pada hari hari pertama kelahiran bayi, apabila
penghisapan putting susu cukup adekuat maka kan di hasilkan secara
bertahap menghasilkan 10-100cc ASI. Produksi ASI akan optimal
setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI
700-800 cc ASI per hari ( kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang
bayi. Produksi ASI mulai menurun (500-700 cc) setelah 6 bulan
pertama dan menjadi 400-600 cc pada 6 bulan kedua. Produksi ASI
akan menjadi 300-500 cc pada tahun kedua usia anak. Reflek laktasi
yang terdapat pada bayi baru lahir seperti ; reflek mencari, reflek
menghisap, dan reflek menelan.
Keuntungan pemberian ASI diantaranya adalah adanya keterikatan
emosional ibu dan bayi, sebagai kekebalan pasti untuk bayi, dan
merangsang kontraksi uterus. Pada saat mulai pemberian ASI anjurkan
ibu memeluk dan menyusui bayinya setelah tali pusat diklem dan
dipotong, sehingga dapat merangsang produksi ASI, memperkuat reflek
menghisap bayi. Pedoman pemberian ASI antara lain: menyusui setelah
lahir, jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI kecuali
ada alasan medis, menyusui bayi dengan posisi yang benar dan
melakukan perawatan payudara.(Rukiyah. 2010; h.13)
i. Memberikan bayi imunisasi Hb0. Imunisasi hepatitis B
bermamfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi hepatitis B pertama
diberikan satu jam setelahpemberian Vitamin K, pada saat bayi
berumur 2 jam.
(JNPK-KR,2008; h.137)
13. Mendeteksi Tanda-Tanda Bahaya Pada BayiJika menemukan
kondisi ini harus segera dilakukan pertolongan dan orang tua harus
mengetahuinya seperti:
a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit
b. Terlalu hangat (>38C)
c. Kulit bayi kering terutama dalam 24 jam pertama, biru pucat
dan memar
d. Hisapan saat menyusui lemah, seringn muntah, mengantuk
berlebihan
e. Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk dan berdarah
f. Tanda-tanda infeksi seperti merah,panas, bengkak, bau
busuk
g. Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK selama 24 jam, tinja
lembek, encer, ada lendir atau darah
h. Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa
tenang, menangis terus menerus.
(rukiyah dkk,2010; h.73)
14. Pengertian ImunisasiImunisasi adalah cara untuk meningkatkan
kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak
terpajanpada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit.
(ranuh,dkk,2011; h.48-49)
15. Tujuan ImunisasiTujuan imunisasi adalah untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan
penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat (populasi), atau
bahkan menghilangkannya dari dunia seperti yang kita lihat pada
keberhasilan imunisasi cacar variola. (ranuh,dkk,2011; h.48-49)
Tabel 2.6 jadwal imunisasi dasar pada anak
UmurVaksinKeterangan
Hepatitis B 1HB 1 diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir
dilanjutkan pada umur 1 bulan. Apabila status HbsAg-B positif dalam
wakru 12 jam terakhir diberikan HB 0,5 bersamaan dengan vaksin
HB-1. Apabila semula HbsAg tidak diketahui dan ternyata dalam
perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih
dapat diberikan Hblg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
Saat lahirPolio -0Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama untuk
bayi yang lahir di RS/RB polio oral diberikan saat bayi dipulangkan
(untuk menghindari transmisi virus vaksin lain kepada bayi
lain.
1 bulanHepatitis B-2Hb-2 diberikan pada bayi berumur 2 bulan
interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan
0-2 bulanBCGBCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila bayi akan
diberikan pada umur >3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin
terlebih dahulu dan BCG diberikan kalau uji tuberkulin
negatif.Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan karena mamfaatnya
diragukan.
DPT-1DPT-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu dengan
interval 4-6 minggu
2 bulanPolio-1Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan
DPT-1Interval pemberian polio 2,3 dan 4 tidak kurang dari 4
minggu.Vaksin volio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio
4 selanjutnya umur 5-6 tahun.
4 bulanDPT-2DPT-2 dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2.
Polio-2Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT-2.
DPT-3DPT-3 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan
dengan Hib-3
6 bulanPolio-3Polio 3 dapat diberikan bersamaan dengan DPT-3
Hepatitis B-3HB-3 diberikan umur 6 bulan untuk mendapatkan
respon imun optimal interval Hb2 dan Hb3 minimal 2 bulan, terbaik 5
bulan.
9 bulanCampakCampak diberikan pada bayi usia 9 bulan.
(rukiyah dkk,2019; h.83-84)
a. Vaksin BCG (Bacille Calmette-Guerin)Tuberkulosis disebabkan
oleh mycobacterium tuberkulosis dan mycobacterium bovis.
Tuberkulosis paling sering menyerang paru-paru, tetapi dapat pula
menyerang organ-organ lainnya seperti selaput otak tulang dan
lain-lain.
Bacille Calmette-Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari
mycobakterium bovis yang dilemahkan. Di indonesia vaksin BCG yang
dipakai adalah vaksin BCG yang diproduksi oleh biovarma bandung.
Vaksin BCG tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi
tuberkulosis berat, seperti meningitis tuberkulosis berat.
(dewi,2011; h.130)
Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 1 tahun. Vaksin BCG
diberikan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas pada
insersio M.deltoideus sesuai anjuran WHO tidak ditempat lain
(misalnya bokong,paha). Hal ini mengingat penyuntikan intradermal
di daerah deltoid lebih mudah dilakukan (jaringan lemak subkutis
tipis), ulkus yang terbentuk tidak mengganggu struktur otot
setempat (dibanding pemberian didaerah gluteal lateral atau paha
anterior) dan sebagai tanda baku untuk keperluan diagnosis apabila
diperlukan.
Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberkulosis, namun
dapat mencegah komplikasinya. Para pakar menyatakan bahwa:
1) Efektifitas vaksin untuk perlindungan penyakit hanya 40%
2) Sekitar 70% kasus TB berat (meningitis) ternyata mempunyai
parut BCG
3) Kasusu dewasa dengan BTA (bakteri tahan asam) positif di
indonesia cukup tinggi (25% - 36%) walaupun mereka pernah mendapat
BCG pada masa kanak-kanak. (ranuh,dkk,2011; h.48-49)
b. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)KIPI pada imunisasi BCG
yakni ulkus lokal superfisial 3 minggu setelah penyuntikan, ulkus
yang biasanya tertutup krusta akan sembuh dalam 2-3 bulan dan
meninggalkan parut bulut dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis
terlalu tinggi, maka ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila
penyuntikan terlalu dalam , maka parut akan tertarik ke dalam
(retracted).
(muslihatun,2010; h.220)
c. Kontra indikasi pemberian imunisasi BCG1) Reaksi uji
tuberkulin > 5 mm
2) Terinveksi terhadap HIV atau dengan resiko HIV, pengobatan
kortiko steroid, sedang mengalami terapi radiasi, menderita
penyakit keganasan sum-sum tulang belakang.
3) Anak menderita gizi buruk
4) Anak menderita demam tinggi
5) Anak menderita infeksi kulit yang luas
6) Anak pernah menderita tuberkulosis
(dewi,2011; h.131)
Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan karena mamfaatnya diragukan,
mengingat hal berikut. Apabila BCG diberikan setelah umur 3 bulan
perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG
diberikan bila uji tuberkulin negatif. Apabila uji tuberkulin tidak
memungkinkan BCG dapat diberikan namun perlu diobservasi dalam
waktu 7 hari. Apabila terdapat reaksi lokal cepat di tempat
suntikan, perlu tindakan lebih lanjut (tanda diagnostik
tuberkulosis). (ranuh,dkk,2011; h.48-49)
d. Polio Terdapat 2 kemasan polio yang berisi virus polio,
yaitu:
1) OPV (oral polio vaccine), hidup dilemahkan,tetes, oral
2) IPV (inactivated polio vaccine), in-aktif, suntik
e. Jadwal imunisasi polioPolio-0 diberikan pada saat bayi lahir
atau pada kunjungan pertama sebagai tambahan untuk mendapatkan
cakupan imunisasi yang tinggi. Hal ini diperlukan karena indonesia
rentan terhadap transmisi virus polio liar dari daerah endemik
polio.
Untuk imunisasi dasar (polio-2,3,4) diberikan pada umur 2,4, dan
6 bulan interval tidak kurang dari 4 minggu.
Dosisi imunisasi polio OPV adalah 2 tetes per-oral, imunisasi
ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio 4 selanjutnya
saat masuk sekolah (5-6 tahun). (ranuh,dkk,2011; h.48-49)
Vaksin yang digunakan sejak lahir sebanyak 2 tetes oral ini
kemudian menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibody
dalam epitalium usus yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap
virus polio liar yang datang masuk kemudian. Vaksin virus polio ini
dapat bertahan selama 6 minggu setelah pemberian. (dewi,2011;
h.141)
B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN MENURUT VARNEY1.
PengertianManajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah
yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan,
dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu
keputusan yang berfokus terhadap klien.
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang
dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varneys Midwifery, edisi
ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan
yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan
siklik.
(Soepardan,2008; h. 96)
Manajemen kebidanan adalah bentuk pendekatan yang dilakukan oleh
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan metode
pemecahan masalah. Varney mengatakan bahwa seorang bidan perlu
lebih kritis melakukan analisis dalam menerapkan manajemen untuk
mengantisipasi diagnosis dan masalah potensial. Dengan demikian
pengertian manajemen kebidanan menurut varney adalah pendekatan
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. (Nurhayati at
all.2012;h.139)2. Langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney
I. Pengkajian (Pengumpulan data dasar)Mengumpulkan data adalah
menghimpun informasi tentang klien/ orang yang meminta asuhan. Pada
langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.Teknik
pengumpulan data ada tiga, yaitu observasi, wawancara, dan
pemeriksaan. Data secara garis besar diklasifikasikan menjadi data
subjektif dan data objektif. (Nurhayati dkk.2012;h.141)a. Data
Subjektif1) Identitas Orang tuaa) UmurUmur pasien dikaji untuk
mengetahui apakah pasien dikatakan berpengaruh / memiliki resiko
jika 35 tahun rentan sekali terjadi komplikasi-komplikasi dalam
kehamilan dan perdarahan dalam masa nifas, jadi usia reproduktif
(subur) seorang wanita yang baik dalam siklus reproduksi berkisar
dari usia 20-35 tahun. (Manuaba, dkk, 2010; h. 75)b)
PendidikanBerpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan
konseling sesuai dengan pendidikannya.
c) PekerjaanGunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut. (ambarwati,2009; h. 130-133)
d) Riwayat antenatalUmur kehamilan neonatus cukup bulan (NCB)
adalah 37 minggu sampai 42 minggu.e) Penyakit selama hamil
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, misalnya
penyakit rubela. (maryunani dkk, 2008; h.20)B. Data Objektif
a. Keadaan umum
Yang perlu diperhatakan dalam kondisi umum ini adalah keadaan
umum: kesadaran dan keaktifan. (maryunani dkk, 2008; h.74)b. Tonus
ototMengkaji tonus otot merupakan bagian penting karena pemeriksaan
tonus otot dapat memberikan informasi tentang kondisi kematangan
bayi.Hipotonia: kepala bayi tampak terkulaiHipertonia: peningkatan
perlawanan tampak jelas pada waktu tangan dan kaki direntangkan.
(maryunani dkk, 2008; h.109)c. PernafasanPernafasan yang normal
pada bayi baru lahir adalah berkisar 30-60 x/menit, pengukuran
dilakukan selama 60 detik ( 1 menit). Pengukuran dilakukan dengan
menghitung 60 detik penuh untuk mendeteksi ketidakteraturan dalam
kecepatan.
d. Warna kulitPada bayi baru lahir kulit tampak kemerahan.
Observasi warna kulit bayi dalam hubungannya dengan perubahan
aktifitas dan temperatur. Penurunan temperatur meningkatkan derajat
sianosis.(maryunani dkk,2008; h. 73-75)e. Lama persalinanLama
persalinan pada primigravida dan multigravida
Kala persalinanPrimigravidaMultigravida
I10-12 jam6-8 jam
II1-1,5 jam0,5-1 jam
III10 menit10 menit
IV2 jam2 jam
Jumlah (tampa memasukan kala IV yg bersifat observasi10-12
jam8-10 jam
(Manuaba,dkk,2010; h.175)
II. Diagnosa Masalah Dan KebutuhanPada langkah ke-dua dilakukan
identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan
masalah dan diagnosa yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun
rumusan masalah keduanya harus ditangani, meskipun masalah tidak
bisa dikatakan sebagai diagnosis tetapi harus mendapatkan
penanganan.
1) Diagnosa kebidananDiagnose kebidanan adalah diagnose yang
ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomeklatur diagnosis kebidanan. Diagnose didapatkan dari
data subjektif dan data objektif.
2) MasalahMasalah adalah hal- hal yang berkaitan dengan
pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosis.
3) KebutuhanKebutuhan adalah hal- hal yang dibutuhkan oleh klien
dan belum terdentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang
didapatkan dalam melakukan analisa data. (soepardan,2008;
h.101)
III. Mengidentifikasi Diagnosa Dan Masalah PotensialPada langkah
ke-tiga ini mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan
diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. IV.
Identifikasi Tindakan SegeraMengidentifikasi kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera. Beberapa data demi menunjukan situasi
emergensi dimana kita perlu bertindak demi keselamatan klien. V.
PerencanaanPada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen kebidanan terhadap diagnosa atau masalah yang
telah diidentifikasikan atau di antisipasi. Pada langkah ini
informasi data yang tidak lengkap dilengkapi. VI. PelaksanaanPada
langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efesien mungkin. Perencanaan
ini boleh seluruhnya dilakukan oleh bidan, namun juga boleh
dilakukan secara kolaborasi. (Nurhayati dkk.2012;h. 143-144) VII.
EvaluasiDalam langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dngan kebutuhan
sebagimana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa.
Manajemen kebidanan merupakan suatu kontinum, maka perlu mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses
manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak
efektif serta malakukan penyesuaian pada rencana asuhan berikutnya.
(Wildan dkk.2008; h.34-39).C. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDANNOMOR
1464/MENKES/PER/X/2010TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA1. Kewenangan normal:a. Pelayanan kesehatan ibub.
Pelayanan kesehatan anak2. Kewenangan dalam menjalankan program
Pemerintah3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah
yang tidak memiliki dokterKewenangan normal adalah kewenangan yang
dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:a. Pelayanan
kesehatan ibuRuang lingkup:Pelayanan ibu menyusui4. Kewenangan:a.
Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air
susu ibu (ASI) eksklusifb. Penyuluhan dan konseling5. Pelayanan
kesehatan anak1. Ruang lingkup:a. Pelayanan bayi baru lahirb.
Pelayanan bayi2. Kewenangan:a. Melakukan asuhan bayi baru lahir
normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu
dini (IMD),
injeksi vitamin K, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal
(0-28 hari), dan perawatan tali pusatb. Penanganan hipotermi pada
bayi baru lahir dan segera merujukc. Penanganan kegawatdaruratan,
dilanjutkan dengan perujukand. Pemberian imunisasi rutin sesuai
program Pemerintahe. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita
dan anak pra sekolahf. Pemberian konseling dan penyuluhang.
Pemberian surat keterangan kelahiranh. Pemberian surat keterangan
kematian (http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171)
BAB IIITINJAUAN KASUSASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP BY. NY. S DI BPS MARTINI BANDAR LAMPUNGTAHUN 2013 Nama
Mahasiswa: Ni Nyoman Novianti
NIM
: 2010.593
Tanggal
: 2 Juni 2013
Pukul
: 17: 35 WIB
Tempat
: BPS Martini Bandar Lampung A. Data Subjektif1. Anamnesa a.
Bayi
Nama bayi
: Bayi Ny. S
Tgl lahir
: 2 Juni 2013
Jam
: 17:35 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke
: 2
73
b. Orang Tua
Nama Ibu
: Ny. S
Umur
: 26 tahun
Suku/Bangsa: Sunda/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: IRT
Alamat : Jl. Raja basa raya Gg.madiun
Nama Ayah: Tn. N
Umur
: 27 tahun
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: Buruh
Alamat : Jl. Raja basa raya Gg.madiun
c. Riwayat antenatal
G2P1A0 Umur Kehamilan : 40 Minggu 5 hari
Riwayat ANC : Teratur, 6 kali, di BPS Martini
Keluhan saat kehamilan : Mual muntah saat TM I
Tidak ada keluhan saat TM II
Sering kencing saat TM III
Penyakit selama kehamilan
1) Diabetes Mellitus: Tidak Ada
2) Hepatitis
: Tidak Ada
3) HIV/ AIDS
: Tidak Ada
Komplikasi Ibu
1) Pendarahan
: Tidak ada
2) Pre-eklamsi
: Tidak ada
3) Eklamsia
: Tidak ada
4) Penyakit kelamin
: Tidak ada
5) Lain-lain
: Tidak ada
d. Riwayat intranatal
Lahir tanggal : 2 Juni 2013
Pukul : 17:35 WIB
Jenis Persalinan: Spontan
Penolong : Bidan
B. DATA OBJEKTIFKedaan umum
: Baik
Tonus otot
: Baik
Pernafasan
: Spontan, Menangis kuat
Warna kulit
: Kemerahan
1. Data penunjang
Riwayat natal
Tempat lahir: BPS Martini Bandar Lampung
Ditolong oleh: Bidan
Usia kehamilan: 40 minggu 5 hari
Jenis persalinan: Spontan
Lahir tanggal : 2 juni 2013/ Pukul : 17: 35 WIB
Jenis kelamin
: Perempuan
Cacat bawaan
: Tidak Ada
Plasenta
: Lahir Spontan
Keadaan air ketuban
: Jernih
Waktu pecahnya air ketuban
: Pukul 17.20 WIB
Lilitan tali pusat
: Tidak ada
2. Lama persalinanKala 1: 6 jam 15 menitKala 2: 0 jam 20
menitKala 3: 0 jam 10 menit
Kala 4: 2 jam 0 menitLamanya : 8 jam 45 menit
Diposkan oleh nyoman wardana di 02.55 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat Email
HYPERLINK
"http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=759036671274293833&postID=1732572557276536681&target=blog"
\o "BlogThis!" \t "_blank" BlogThis!
HYPERLINK
"http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=759036671274293833&postID=1732572557276536681&target=twitter"
\o "Berbagi ke Twitter" \t "_blank" Berbagi ke Twitter
HYPERLINK
"http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=759036671274293833&postID=1732572557276536681&target=facebook"
\o "Berbagi ke Facebook" \t "_blank" Berbagi ke Facebook
HYPERLINK
"http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=759036671274293833&postID=1732572557276536681&target=pinterest"
\o "Bagikan ke Pinterest" \t "_blank" Bagikan ke PinterestPosting
Lebih Baru Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Mengenai Saya
nyoman wardana Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
HYPERLINK
"http://ninyomannoviantiakbidadilaangkatanv.blogspot.com/search?updated-min=2013-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2014-01-01T00:00:00-08:00&max-results=1"
2013 (1)
HYPERLINK
"http://ninyomannoviantiakbidadilaangkatanv.blogspot.com/2013_07_01_archive.html"
Juli (1)
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP BAY...
Template Picture Window. Gambar template oleh nicolas_.
Diberdayakan oleh Blogger.