KTI PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI RS. MUHAMMADIYAH GRESIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu (AKI) menempatkan Indonesia pada urutan teratas di Asean. Departemen Kesehatan menyebutkan angka kematian ibu di Indonesia mencapai 334/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu yaitu 28% karena perdarahan, eklamsia 24%, komplikasi puerperium 8%, abortus 5%, partus eklamsia 24%, trauma obstetrik 3%, lain-lain 11%. (Mengatasi Keluhan Hamil, 2008) Menurut Hartati Fauzi Bowo, kematian ibu dapat dicegah hingga 22% yaitu melalui Ante Natal Care (ANC) yang teratur, mendeteksi dini adanya komplikasi dalam kehamilan, hidup secara sehat dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KTI PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL
TENTANG SENAM HAMIL DI RS. MUHAMMADIYAH GRESIK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu (AKI) menempatkan Indonesia pada urutan teratas di Asean.
Departemen Kesehatan menyebutkan angka kematian ibu di Indonesia mencapai 334/100.000
kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu yaitu 28% karena perdarahan, eklamsia 24%,
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian. Jakarta: Saleba Medika.
Notoatmodjo, S.,(2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Sastrawinata, S. (2003). Obstetri Fisiologi. Unpad, Bandung.
Purnomo, W. (2002). Kumpulan Bahan Kuliah.
Prawirohardjo, S. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sari, Y. (2008). Pedoman Singkat Perawatan Ibu, Bayi dan Balita.
Sugiyono, (2003). Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Al Fabeta .
Adiyono, W. (2008). Ragam Senam Hamil.
http://www.media-indonesia.com/berita.html.
Andjun, Judi, J. (2003). Mengurangi Rasa Cemas Dengan Senam Hamil. http://www.glorinet.org/wanitahamil.html.
Bascom, (2009). Konsep Perilaku Kesehatan.
http://spaplikom3gtloh.blogspot.com
Fauzi Bowo, H. (2008). Menurunkan Angka Kematian Ibu
http://www.selatan,jakarta.go.id/pkk/index.php
KTI '' Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil diwilayah Kerja Puskesmas Paringin''
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya baik fisik maupun mental dalam menghadapi persalinan. Ibu hamil
sangat membutuhkan tubuh yang sehat dan bugar. Oleh karena itu, selain makan secara teratur,
ibu hamil harus cukup istirahat dan berolahraga sesuai dengan kebutuhannya, salah satu olahraga
yang baik untuk ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil sangat diperlukan oleh setiap ibu
hamil, karena senam hamil dapat membuat tubuh yang bugar dan sehat, dan dapat membuat ibu
hamil tetap mampu menjalankan aktivitas sehari – hari, sehingga stres akibat rasa cemas
menjelang persalinan akan dapat diminimalkan (Indiarti, 2008).
Meskipun tubuh cukup sehat dan dapat menyesuaikan diri dengan adanya perubahan-
perubahan yang terjadi tapi akan sangat membantu jika melakukan olahraga atau senam hamil.
Biasanya proses pemulihan setelah melahirkan pun akan lebih cepat dibandingkan tubuh yang
kondisinya kurang baik. Dengan berlatih senam hamil secara teratur, tingkat kesadaran secara
keseluruhan terhadap hakekat hidup bertambah, kelelahan pun akan berkurang dan ini akan
membuat semangat bertambah.(Musbikin 2005).
Salah satu penelitian yang dilakukann di Yogyakarta oleh Oetomo, Sofoewan (1998) juga
menunjukkan bahwa 100 wanita primigravida, didapat bahwa kejadian partus lama lebih kecil
secara bermakna (1,9%-15%). Dikalangan wanita hamil yang melakukan senam hamil juga lama
persalinan kala II nya juga bermakna lebih singkat dari pada yang tidak melakukan senam
hamil. Secara statistik resiko relatifnya 0,125; artinya resiko partus lama pada ibu yang
melakukan senam hamil 0,125 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan senam
hamil. (Supriatmaja, www.resep.web.id).
Berdasarkan data yang didapat dari Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan jumlah ibu hamil
yang berkunjung ada 298 dan yang melakukan senam hamil hanya 60 orang pada bulan
november sampai desember 2010. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan
pada 6 ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Paringin didapatkan 4 diantaranya tidak
mengetahui tentang senam hamil, tujuan, manfaat, tata cara dan persyaratan yang harus
diperhatikan dalam melakukan senam hamil dan 2 diantaranya mengetahui tentang senam hamil,
mereka melakukan senam hamil karena mengikuti saran teman dan ibu belum sepenuhnya
mengetahui manfaat senam hamil.
Dengan melakukan latihan atau gerakan yang dilakukan dalam senam hamil akan memiliki
tujuan dan manfaat tertentu seperti yang dikemukakan oleh Mellyna Huliana ,2002 menyatakan
bahwa senam hamil mempunyai tujuan mempersiapkan mental ibu hamil yaitu tercapainya
ketenangan rohani dan terbentuknya kepercayaan diri.
Pada wanita hamil, selama pengawasan antenatal diperiksa tentang kehamilanya dan diberikan
nasehat-nasehat serta dibeberapa rumah sakit telah dilakukan senam hamil. Sesungguhnya senam
hamil bukanlah suatu hal yang aneh dan luar biasa karena wanita-wanita di negara maju sangat
menyukai senam dan latihan fisik, baik saat hamil maupun diluar kehamilan, untuk menjaga
kondisi fisik dan mentalnya. Di Indonesia hal ini baru disadari oleh sekelompok masyarakat kota
– kota besar yang modern dan maju demikian pula halnya, dengan latihan senam hamil
(Mochtar, 1998).
Kurangnya pengetahuan ibu terhadap senam hamil mengakibatkan kurangnya minat dan
keinginan ibu untuk melakukan kegiatan senam hamil tersebut. Sehingga berdampak negatif
terhadap keadaan ibu dan janinnya. Dampak tersebut meliputi, terjadinya perdarahan pervagina,
memperlambat proses persalinan, rentan terhadap kelahiran prematur, adanya tanda kelainan
pada janin, eklamsi / pre eklamsi dan sebagainya.
Dampak yang akan terjadi dapat dicegah jika Latihan senam hamil tersebut dilakukan secara
teratur baik ditempat latihan maupun di rumah dalam waktu senggang dapat menuntun ibu hamil
ke arah persalinan yang fisiologis selama tidak ada keadaan patologis yang menyertai kehamilan.
Ibu hamil yang melakukan senam hamil secara teratur selama masa kehamilannya dilaporkan
dapat memberikan keuntungan pada saat persalinan yaitu pada masa kala aktif (kala II) menjadi
lebih pendek, mencegah terjadinya letak sungsang dan mengurangi terjadinya insiden sectio
caesaria.
Mengingat pentingnya senam hamil, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil.
A. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
Ibu tidak mengetahui pentingnya pelaksanaan senam hamil, Berdasarkan study pendahuluan
yang telah dilakukan peneliti di wilayah kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan terhadap
6 responden ibu hamil melalui wawancara, didapat 4 diantaranya tidak mengetahui tentang
senam hamil, tujuan, manfaat, tata cara dan persyaratan yang harus diperhatikan dalam
melakukan senam hamil dan 2 diantaranya mengetahui tentang senam hamil, mereka melakukan
senam hamil karena mengikuti saran teman dan ibu belum sepenuhnya mengetahui manfaat
senam hamil.
2. Pertanyaan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana
gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di wilayah kerja Puskesmas
Paringin Kabupaten Balangan.
B. Rruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Materi
Penelitian yang dilakukan rencananya akan mengukur tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap
senam hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2011.
2. Ruang Lingkup Responden
Ibu hamil yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2011.
3. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian dilakukan bertempat di Wilayah Kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan
Tahun 2011.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang definisi senam hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2011.
b. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang tujuan senam hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2011.
c. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang manfaat senam hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2011.
d. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang syarat-syarat senam hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2011.
e. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang tahapan latihan senam hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Paringin Kabupaten Balangantahun 2011.
f. Mengidentifikasi pengetahuan ibu hamil tentang kontraindikasi senam hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang pengetahuan yang
dimiliki ibu hamil tentang senam hamil.
b. Untuk mengembangkan wawasan tentang metodologi penelitian.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Memberikan masukan informasi pada profesi keperawatan tentang gambaran tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Diharapkan dapat menjadi bahan pustaka, menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa
lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang keperawatan martenitas.
4. Bagi Responden ( pasien)
Untuk memberikan informasi kepada responden tentang pengertian senam hamil, manfaat senam
hamil dan untuk promosi senam hamil di masyarakat.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulisan menggunakan sistematika sebagai berikut:
Bab I pendahuluan menguraikan tentang: latar belakang masalah, perumusan masalah, ruang
lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II tinjauan pustaka yang menguraikan tentang : konsep dasar yang terdiri dari definisi
pengetahuan, definisi Kehamilan, definisi Senam Hamil, dan kerangka konsep.
Bab III Metode penelitian menguraikan tentang: desain penelitian, kerangka kerja, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasiaonal,
metode pengumpulan data, pengolahan dan analisa data, keterbatasan, dan etika penelitian.
Bab IV Hasil dan Pembahasan menguraikan tentang: gambaran umum lokasi penelitian dan hasil
pengukuran serta pengamatan terhadap variabel yang diteliti, analisa / pembahasan masalah dan
pemecahan/cara mengatasi masalah tersebut.
Bab V Kesimpulan dan Saran Menguraikan tentang: kesimpulan penelitian yang merupakan
jawaban dari masalah penelitian, serta saran yang berisikan solusi masalah atau rekomendasi
untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Penginderaan terhadap objek tersebut menghasilkan berbagai informasi
dan pengalaman yang didapatkan oleh responden untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal. Pengetahuan termasuk dalam domain kognitif, dimana
pengetahuan merupakan komponen selain dari sikap dan tindakan untuk merubah perilaku
seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Notoatmodjo (2003), sebelum mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :
a. Awareness(kesadaran)
dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(obyek).
b. Interest(tertarik)
Terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini subyek sudah mulai timbul.
c. Evaluation(menimbang-nimbang)
Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden
sudah lebih baik lagi.
d. Trial
Dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh
stimulus.
e. Adoption
Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalamnya
adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik terhadap suatu bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah,
kata kerja untuk mengukurnya antara lain adalah menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan
dan menyatakan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar objek yang diketahui,
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum,
rumus-rumus, metode, prinsip dalam suatu konteks / situasi lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subjek kedalam suatu
komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(perilaku) dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku
yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmojdo, 2003).
3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penulisan atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita sesuaikan dengan tingkatan -
tingkatan di atas (Notoatmojdo, 2003).
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Ada beberapa faktor yang berpengaruh pengetahuan seseorang :
a. Usia
Usia dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tua usia seseorang tingkat
kemampua dan kematangan seseorang akan lebih tinggi baik dari cara berfikir maupun dalam
segi penerimaan informasi.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin dikatakan dapat mempengaruhi pengetahuan, terutama berkaitan dengan perilaku
model laki dan perempuan. Individu melakukan modeling sesuai dengan jenis kelaminnya.
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi sehingga lebih banyak pula pengetahuan yang ia dapatkan.
d. Intelegensi
Pada prinsipnya pengetahuan kemampuan penyesuaian diri dan cara-cara pengambilan
keputusan individu yang berintelegensi tinggi atau banyak berpartisipasi dan lebih cepat, dan
tepat dalam keputusan.
e. Status Sosial Ekonomi
Status ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya, yang beradal dari keluarga mampu atau
sosial ekonominya tinggi dimungkinkan memiliki sikap positif memandang masa depan.
(Notoatmodjo, 2003).
Sedangkan menurut Irmayanti, (2007) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara
lain :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok serta
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi
pendidikan, semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang didapatkan.
a. Keterpaparan informasi
Informasi sebagai cara untuk menerjemahkan pengetahuan. Informasi dapat dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari serta diteruskan melalui komunikasi interpersonal atau melalui media
massa antara lain televisi, radio, koran dan majalah.
b. Pengalaman
Pengalaman merupakan upaya memperoleh pengetahuan.Sejalan dengan bertambahnya usia
seseorang maka pengalaman juga semakin bertambah. Seseorang cenderung menerapkan
pengalamannya terdahulu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
B. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah Masa mulai terjadinya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
kehamilan normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari hasi
konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan
trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2006).
Kehamilan mempengaruhi perubahan fisik dan mental emosi ibu. Pada masa kehamilan emosi
mudah naik dan turun. Muncul rasa cemas dan takut menhadapi persalinan dan kondisi bayi
dalam kandungan. Hal tersebut bisa diakibatkan perubahan hormon dalam tubuh serta ada
keinginan ibu mendapat perhatian dari suami dan lingkungannya, karenanya ibu hamil perlu
memantau perkembangan kesejahteraan janin dengan bertanya ke bidan atau ke dokter dan
mengikuti kursus persalinan ’’selama hamil aktivitas fisik seperti olahraga harus tetap
dilakukan’’.
C. Senam Hamil
1. Pengertian Senam Hamil
Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan tertentu yang dilakukan khusus
untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil. (Mandriwati,2008).
Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan kepada ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk mengahadapi dan
mempersiapkan persalinan yang cepat, aman dan spontan (Mellyna, 2002).
Senam hamil adalah sebuah program berupa latihan fisik yang sangat penting bagi calon ibu
untuk mempersiapkan saat persalinannya (Indiarti, 2008).
2. Tujuan Senam Hamil
Tujuan senam hamil menurut Mellyna,(2002) yaitu :
a. Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki pada ibu dan memelihara fungsi kaki ibu
sehingga dapat menahan berat badan yang semakin meningkat,rasa nyeri, telapak kaki yang
semakin ceper, varises, bengkak, dan lain – lain.
b. Melatih dan menguasai tehnik pernapasaan yang berperan penting selama kehamilan dan
persalinan, dengan demikian proses relaksasi dapat berlangsung lebih cepat dan kebutuhan
oksigen tubuh dapat terpenuhi.
c. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas Otot – otot perut, ligamentum, otot – otot dasar
panggul, dan otot – otot paha bagian dalam. Dengan demikian proses kontraksi dan relaksasi
yang berhubungan dengan persalinan dapat dikuasai.
d. Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan, dengan demikian ibu hamil dapat
mengatasi keluhan – keluhan yang timbul akibat terjadinya perubahan bentuk – bentuk tubuh
misal sakit pinggang, sakit punggung, dan kejang.
e. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberikan latihan – latihan kontraksi
dan relaksasi. Relaksasi yang sempurna diperlukan selama kehamilan, pada proses persalinan,
mengatasi stress, rasa sakit dari his dan sebagainya.
f. Mendukung ketenangan fisik
Selain tujuan persiapan fisik, senam hamil memiliki tujuan untuk mempersiapkan mental ibu
hamil, yaitu tercapainya ketenangan rohani dan terbentuknya rasa percaya diri.
3. Syarat – syarat senam hamil
a. Kehamilan berjalan normal dengan rekomendasi dari Dokter atau Bidan.
b. Kehamilan berusia minimal 5 bulan.
c. Diutamakan pada kehamilan yang pertama atau kehamilan berikutnya yang mengalami
kesulitan persalinan atau melahirkan prematur.
d. Latihan harus dilakukan secara teratur dalam suasana tenang.
e. Berpakaian cukup longgar.
f. Menggunakan kasur atau matras jangan di lantai.
Sedangkan menurut Mandriwati,(2008) syarat–syarat senam hamil yaitu :
a. Sebelum melakukan latihan harus dilakukan pemeriksaan kesehatan dan minta nasehat Dokter
atau Bidan .
b. Latihan sebaiknya dilakukan di Rumah Sakit atau Klinik Bersalin.
4. Manfaat Senam Hamil
Menurut (Mandriawati,2008) manfaat senam hamil adalah :
a. Mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung.
b. Memperbaiki sirkulasi darah
c. Membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari.
d. Tidur lebih nyenyak.
e. Mengurangi resiko kelahiran premature.
f. Mengurangi stress.
g. Membantu mengembalikan bentuk tubuh lebih cepat setelah melahirkan.
h. Tubuh lebih siap dan kuat di saat proses persalinan.
i. Bertemu dengan calon ibu lain bila ibu melakukannya kelas senam hamil.(Huliana,2001).
5. Tahapan Senam Hamil
Menurut Mandriwati, (2008) tahapan senam hamil dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Latihan Pendahuluan
Tujuannya untuk melemaskan otot – otot supaya tidak terjadi kekakuan pada otot sebelum
memulai senam hamil.
b. Latihan Inti
Tujuan dari latihan inti ini adalah untuk membentuk sikap tubuh, dan untuk melatih
pernapasan ibu.
Bentuk–bentuk latihan inti diberikan menurut umur kehamilan, yaitu :
1) Latihan untuk kehamilan minggu ke-22 sampai 25.
2) Latihan untuk kehamilan pada minggu ke-28 sampai 30.
3) Latihan untuk kehamilan pada minggu ke-31 sampai 34.
4) Latihan untuk kehamilan pada minggu ke-35 sampai melahirkan.
6. Tahapan Latihan Senam Hamil
Menurut Mellyna,(2002) latihan senam hamil dibagi menjadi :
a. Latihan I (pelemasan otot paha bagian dalam / dari pangkal paha sampai lutut bagian dalam)
1) Kegunaan
Agar kedua paha dapat dibuka selebar mungkin untuk memperluas jalan lahir pada saat
persalinan.
2) Sikap tubuh
(a) Duduk bersila dengan santai dan nyaman.
(b) Kedua telapak tangan diletakkan di atas lutut.
3) Tahap – tahap gerakan
(a) Tekan kedua lutut ke bawah dengan bantuan berat badan sehingga menyentuh kasur
atau matras.
(b) Usahakan bagian pantat jangan sampai terangkat dari kasur atau matras.
(c) Lakukan sebanyak 15-30 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari).
Gambar 2.1 Tahap gerakan pelemasan otot paha bagian dalam / dari pangkal paha sampai lutut
bagian dalam)
b. Latihan II (latihan otot – otot kaki)
1) Kegunaan
(a) Memperlancar sirkulasi darah kaki.
(b) Mencegah terjadinya pembengkakan pada pergelangan kaki.
2) Sikap
(a) Duduk dengan kedua lutut lurus, bersandar, kedua lengan yang diletakkan disamping
kanan.
Gambar 2.2 Sikap latihan otot–otot kaki
3) Tahap - tahap gerakan
Gerakan tegak lurus dan menunduk datar (dorsi fleksi dan plantar fleksi).
(a) Tegakkan kedua telapak kaki. Posisi lutut bagian belakang menekan kasur sehingga
betis dan lutut bagian belakang terasa sakit.
(b) Tundukkan kedua telapak kaki bersama jari-jarinya pada posisi datar. Lakukan
beberapa kali ulangan.
Gambar 2.3 Tahap Gerakan tegak lurus dan menunduk datar
Gerakan menutup dan membuka (inversi dan eversi)
(a) Tegakkan kedua telapak kaki, hadapkan kedua telapak kaki satu sama lain, posisi
lutut tetap menghadap ke atas, lalu tegakkan kembali.
(b) Gerakan telapak kaki kebawah, buka kesamping, tegakkan, lalu kembalikan ke posisi
semula (posisi telapak kaki tetap berhadapan).
Gambar 2.4 Gerakan menutup dan membuka (inversi dan eversi)
Gerakan memutar (sirkulasi duksi)
(a) Tegakkan kedua telapak kaki, tundukkan ke bawah, buka ke samping secara
memutar, lalu tegakkan kembali.
(b) Tegakkan kedua telapak kaki, buka dari atas ke samping secara memutar,
tundukkan kedua telapak kaki, dan tegakkan kembali.
(c) Lakukan setiap gerakan 3 - 4 kali dalam 1 kali latihan (1 hari). Jika terjadi
pembengkakan, lakukan gerakan ini sebanyak mungkin.
Gambar 2.5 Gerakan memutar (sirkulasi duksi)
c. Latihan III (latihan dasar pernapasan)
Kegunaan
1) Melatih ketenangan.
2) Mempercepat sirkulasi darah.
3) Mencukupi kebutuhan oksigen bagi ibu dan janinnya.
Latihan dasar pernapasan terdiri dari pernapasan perut, pernapasan iga-iga, pernapasan
dada, dan pernapasan panting.
a) Pernafasan perut
1) Kegunaan
Untuk melemaskan dinding perut sehingga akan mempermudah pemeriksaan yang dilakukan
oleh dokter atau bidan.
2) Sikap
(a) Pakaian dilonggarkan (pada bagian dada dan pinggang).
(b) Tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibengkokkan, dan dibuka sebesar
20 cm.
(c) Kedua telapak tangan diletakkan di atas perut (disekitar pusat) sebagai
perangsang.
Gambar 2.6 Sikap latihan dasar pernapasan perut
3) Tahap - tahap gerakan
(a) Secara perlahan - lahan, keluarkan nafas dari mulut (tiup) sambil
menekankan tangan ke dinding perut (mengempiskan perut).
(b) Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup (perut akan mengembang dan
mendorong kedua tangan ke atas).
(c) Konsentrasikan gerakan ini di sekitar perut.Usahakan bagian dada tidak
mengembang / mengempis.
(d) Lakukan sebanyak 6 kali gerakan di pagi hari (bangun tidur) dan dimalam
hari (sebelum tidur).
b) Pernafasan iga-iga
1) Kegunaan
Untuk memperoleh oksigen sebanyak mungkin dibutuhkaan oleh ibu dan janinnya.
2) Sikap
(a) Pakaian dilonggarkan (pada bagian dada dan pinggang).
(b) Tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibengkokkan, dan dibuka sebesar
20 cm.
(c) Kedua tangan mengepal dan diletakkan pada iga-iga sebagai perangsang.
Gambar 2.7 Sikap Latihan Pernafasan iga-iga
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Secara perlahan-lahan, keluarkan nafas dari mulut (tiup) sambil
menekankan tangan pada bagian iga-iga (iga-iga akan menyempit).
(b) Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup sehingga iga-iga akan
mengembang dan mendorong kedua tangan ke luar.
(c) Lakukan sebanyak 6 kali gerakan di pagi hari (bangun tidur) dan di malam hari
(sebelum tidur).
c) Pernafasan dada
1) Kegunaan
Untuk mengurangi rasa sakit dalam menghadapi persalinan.
2) Sikap
(a) Pakaian dilonggarkan (pada bagian dada dan pinggang).
(b) Tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibengkokkan dan di buka sebesar
20 cm.
(c) Kedua telapak tangan diletakkan di dada bagian atas sebagai perangsang.
Gambar 2.8 Sikap Latihan Pernafasan dada
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Secara perlahan - lahan, keluarkan nafas dari mulut (tiup) sambil
menekankan tangan ke dada (rongga dada mengempis).
(b) Tarik nafas dengan mulut terbuka. Rongga dada akan mengembang dan
mendorong kedua tangan (jangan menarik nafas dari hidung karena akan menimbulkan rasa
sakit).
(c) Lakukan 6 kali gerakan di pagi hari (bangun tidur) dan di malam hari
(sebelum tidur).
d) Pernafasan panting
1) Kegunaan
(a) Untuk beristirahat / menghilangkan kelelahan setelah ibu mengejan di saat
persalinan.
(b) untuk menghindari bengkak atau robeknya jalan lahir.
2) Sikap
(a) Pakaian dilonggarkan (pada bagian dada dan pinggang).
(b) Tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibengkokkan dan dibuka sebesar
20 cm.
(c) Tangan di atas dada.
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Keluarkan nafas pendek atau setengah jarak nafas dengan mulut terbuka, lalu
tarik nafas pendek atau setengah jarak nafas dengan mulut terbuka sehingga irama
pernafasan menjadi lebih cepat (seperti habis lari cepat).
(b) Lakukan sebanyak 6 kali geerakan di pagi hari (bangun tidur) dan malam hari
(sebelum tidur).
d. Latihan IV (latihan untuk memperbaiki posisi panggul yang jatuh ke depan)
Dengan bertambahnya usia kehamilan, perut akan jatuh ke depan dan pantat akan jatuh ke
belakang. Melalui penguluran otot perut akan terjadi cekungan pada pinggang bagian
belakang (sikap lordose) sehingga menimbulkan rasa pegal dan sakit pinggang. Melalui
pengeluaran otot pantat akan timbul rasa sakit pada lipatan paha.
1) Kegunaan
(a) Mengembalikan posisi panggul yang berat ke depan.
(b) Mengurangi / mencegah rasa pegal, sakit pinggang, punggung, dan rasa sakit pada
lipatan paha.
2) Sikap
(a) Tidur terlentang dengan bantal tipis, kedua lutut dibengkokkan.
(b) Kedua tangan meraba tonjolan-tonjolan tulang di panggul depan sebagai
pengontrol.
Gambar 2.9 Sikap latihan untuk memperbaiki posisi panggul yang jatuh ke depan
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Tundukkan kepala, kerutkan ke dalam sehingga lepas dari kasur atau matras.
(b) Kempeskan perut sehingga punggung menekan kasur dan tonjolan tulang akan
bergerak ke belakang.
(c) Lepaskan kerutan sehingga tonjolan tulang akan bergerak kembali ke depan dan
seterusnya.
(d) Lakukan sebanyak 15-30 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari).
(e) Gerakan ini dapat juga dilakukan dengan posisi merangkak, sepert
mengepel lantai. Lakukan sebanyak 5-6 kali gerakan dalam satu kali latihan.
e. Latihan V (latihan menguatkan otot perut)
1) Kegunaan
(a) Mencegah terjadinya perut gantung.
(b) Memperkuat otot perut.
2) Sikap
(a) Posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua lutut sejajar panggul.
(b) Kepala dan badan sejajar kasur/matras (sikap awal).
Gambar 2.10 sikap latihan menguatkan otot perut
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Tundukkan kepala dengan lemas, kempeskan perut, tahan sehingga punggung
menjadi bengkok.
(b) Kerutkan pantat, kemudian lepaskan kerutan.
(c) Pandangan ke depan sehingga punggung menjadi cekung.
(d) Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari).
(e) Latihan ini bisa dilakukan sambil mengepel. Caranya, posisi duduk di atas tumit,
tangan kanan memegang kain pel. Lakukan posisi merangkak, tundukkan kepala
dengan lemas, kempeskan perut, lalu pel lantai dengan cara mundur sambil mempertahankan
kerutan perut. Jika lelah, kembali duduk di tumit dan lepaskan kerutan sambil membilas
kain pel. Lakukan kegiatan mengepel lantai sampai selesai. Kegiatan mengepel dilakukan
cukup 1 kali sehari dan 1 kamar saja.
Gambar 2.11 Latihan tahap gerakan menguatkan otot perut
f. Latihan VI (latihan menguatkan otot pantat)
1) Kegunaan
(a) Untuk mencegah timbulnya wasir pada waktu mengejan.
(b) Menguatkan otot pantat apabila sudah timbul wasir.
2) Sikap
(a) Tidur terlentang tanpa bantal (supaya leher tidak sakit).
(b) Kedua lutut dibengkokkan dan agak direnggangkan.
(c) Tumit didekatkan ke pantat, kedua tangan di samping badan.
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Kerutkan pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur atau matras.
(b) Angkat penggul ke atas sejauh mungkin (otot pantat tetap berkerut). Tahan selama
6 hitungan, kemudian turunkan panggul secara perlahan (pantat masih berkerut). Sampai di
bawah lepaskan kerutan pantat tersebut. Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan
(1 hari).
Gambar 2.12 Latihan tahap gerakan menguatkan otot pantat
g. Latihan VII (latihan menguatkan otot dasar panggul)
1) Kegunaan
(a) Melemaskan otot dasar panggul yang kuat dalam keadaan yang santai. Pada saat
mengejan otot akan mengendur secara aktif sehingga kepala bayi akan keluar dengan
mudah. Dengan demikian, otot dasar panggul yang lemas tidak akan mudah robek pada
saat melahirkan.
2) Sikap
(b) Tidur terlentang dengan 1 bantal, kedua lutut dibengkokkan, dan dibuka sekitar
20 cm.
(c) Kedua tangan di samping badan.
Gambar 2.13 Sikap latihan menguatkan otot dasar panggul
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Kerutkan pantat, tarik bagian antara pangkal paha ke dalam, dan kempeskan perut.
Langkah ini dilakukan seperti menahan buang air kecil.
(b) Tahan sampai 6 hitungan, kemudian lepaskan perlahan-lahan. Ulangi tahap ini dan
tingkatkan sampai 15 hitungan.
(c) Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari).
h. Latihan VIII (latihan menguatkan otot betis)
1) Kegunaan
(a) Untuk mencegah terjadinya kejang di bagian betis.
2) Sikap
(b) Berdiri tegak di belakang kursi yang diduduki orang lain atau berpegangan pada
sesuatu yang berat. Cara memegangnya, ibu jari menghadap ke bawah dan jari-jari lainnya
menghadap ke atas.
(c) Kaki agak direnggangkan sekitar 20 cm, badan lurus, serta pandangan ke depan.
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Tundukkan kepala, lalu jongkok perlahan-lahan tanpa mengangkat tumit dari lantai
(tumit tetap menapak di lantai).
(b) Setelah jongkok, lemaskan bahu, kempeskan perut, dan secara perlahan kembali
berdiri tegak.
(c) Lepaskan kerutan perut serta arahkan pandangan ke depan.
(d) Lakukan sebanyak 6 kali gerakan dalam 1 kali latihan (1 hari)
Gambar 2.14 Tahap gerakan latihan menguatkan otot betis
i. Latihan IX (pendidikan sikap sempurna)
Kegunaan
a) Menguatkan otot-otot tubuh sehingga dapat menyempurnakan sikap tubuh wanita hamil.
Dengan cara ini, wanita hamil memiliki refleks untuk tetap menjaga dan mempertahankan
sikap tubuh yang baik dan sempurna, baik pada posisi duduk, berdiri, atau berjalan. Posisi
panggul yang normal adalah kunci dari sikap tubuh yang sempurna.
Latihan sikap baik dan sempurna pada posisi terlentang
1) Sikap
(a) Tidur terlentang dengan menempatkan kedua telapak kaki pada dindingdan
posisi lulut lurus.
2) Tahap-tahap gerakan
(a) Kerutkan pantat, kempeskan perut, tekan bahu ke kasur, posisikan leher
sehingga pandangan lurus ke atas, lalu pejamkan mata.
(b) Rasakan posisi sikap sempurna beberapa saat, lalu buka mata Anda.
(c) Lakukan sebanyak 5-6 kali dalam satu kali latihan .
Latihan sikap baik dan sempurna pada posisi duduk
1) Sikap
(a) Duduk sila, tangan di atas paha (pada posisi duduk, pantat tidak perlu
dikerutkan dipakai untuk duduk).
2) Tahap-tahap gerakan
(a) Kempeskan perut, tarik bahu kebalakang, serta posisikan leher sehingga pandangan
kedepan. Lakukan gerakan ini sambil melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya membaca dan
berhias.
Gambar 2.15 Tahap gerakan Latihan sikap baik dan sempurna pada posisi duduk
Latihan sikap baik dan sempurna pada posisi berdiri
1) Sikap
(a) Berdiri dengan otot pantat sudah berkerut.
2) Tahap-tahap gerakan
(a) Kempeskan perut, tarik bahu ke belakang, serta posisikan leher sehingga
pandangan lurus ke depan.
(b) Lakukan gerakan ini sambil melakukan kegiatan sehari - hari , seperti
menggoreng dan menyetrika.
Gambar 2.16 tahap gerakan Latihan sikap baik dan sempurna pada posisi berdiri
Sikap dan sempurna saat mengambil barang dari bawah atau menaruh barang kebawah
1) Sikap
(a) Pada posisi sikap baik berdiri.
2) Tahap-tahap gerakan.
(a) Posisi badan berdiri, lalu langkahkan kaki kanan ke depan sebanyak 1 langkah.
(b) Bengkokkan lutut, lalu jongkok dan ambil barang yang dimaksud.
(c) Kembalikan kaki kanan ke posisi semula dengan pandangan ke depan.
(d) Untuk menaruh barang, lakukan langkah di atas mulai dari urutan terakhir.
(e) Lakukan hal yang sama saat berjalan atau sambil membawa perlengkapanke
kamar mandi.
Gambar 2.17 tahap gerakan Sikap dan sempurna saat mengambil barang dari bawah atau
menaruh barang kebawah
Latihan sikap baik dan sempurna pada posisi bangun setelah berbaring
1) Kegunaan
(a) Untuk menghindarkan ketegangan otot-otot perut saat bangun yang sering
menimbulkan rasa sakit yang hebat.
(b) Memberikan kesempatan aliran darah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
posisi tubuh agar tidak pingsan.
2) Sikap
(a) Tidur terlentang dengan satu bantal dan kedua lutut dibengkokkan.
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Geserkan tubuh ke tepi tempat tidur
(b) Miringkan tubuh ke arah yang dituju.
(c) Dengan bantuan kedua tangan, bangunlah secara perlahan dan turunkan kaki.
(d) Diamlah beberapa saat dengan posisi duduk agar sirkulasi darah lancar kembali.
(e) Setelah merasa nyaman, barulah berdiri.
(f) Lakukan gerakan ini setiap kali meskipun dalam keadaan terburu-buru. Begitu
pula jika ingin bangkit dari tempat duduk, condongkan tubuh perlahan dan diamlah
sejanak sebelum berdiri.
Gambar 2.18 Tahap gerakan Latihan sikap baik dan sempurna pada posisi bangun setelah
berbaring
j. Latihan X (latihan anti sungang)
1) Kegunaan
(a) Mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar bagian kepala tetap dibawah.
2) Sikap
(a) Posisi merangkak di atas kasur atau matras, kedua lengan sejajar bahu, kedualutut
sejajar, dan panggul agak direnggangkan.
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Letakkan kepala di antara kedua tangan. Hadapkan kepala ke kiri atau kekanan.
(b) Letakkan siku di atas kasur atau matras, lalu jauh siku sejauh mungkin kesamping
ke kiri dan kanan sehingga bagian dada menyentuh kasur atau matras.
(c) Lakukan sebanyak 3 kali gerakan, masing-masing dengan kepala
menghadap ke kiri dan ke kanan dalam 1 kali latihan (1 hari).
(d) Untuk peningkatan, gerakan ini dapat diawali selama 5 menit, kemudian tingkatkan
sampai 15-20 menit.
Gambar 2.19 Tahap gerakan latihan anti sungang
k. Latihan XI (belajar mengejan dilakukan jika kehamilan sudah mencapai usia 8,5 bulan)
Belajar mengejan
1) Kegunaan
(a) Untuk mempersiapkan kondisi mengejan yang benar.
2) Sikap
(a) Duduk bersila sambil bersandar dengan 1 bantal melintang di punggung.
(b) Kedua tangan diletakkan pada dada bagian atas dengan siku lemas.
Gambar 2.20 Sikap latihan belajar mengejan
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Tarik dan keluarkan nafas dengan mulut terbuka sebanyak 3 kali ulangan.
(b) Tarik nafas dengan mulut terbuka. Lalu keluarkan nafas bunyi (sepertiorang
mengeluh) sebanyak 3 kali ulangan.
(c) Tarik nafas yang dalam dengan mulut terbuka, lalu tahan sampai 10 detik.
Selanjutnya, keluarkan nafas, jika memungkinkan keluarkan nafas bunyi. Lakukan latihan ini
sebanyak 3 kali ulangan.
(d) Lakukan latihan mengejan biasa. Caranya, ganti tarikan nafas yang ditahan
dengan mengejan biasa. Tarik nafas yang dalam dengan mulut terbuka, tundukkan kepala,
kempeskan pertu, lalu mengejan (seperti buang air kecil). Terakhir keluarkan nafas bunyi.
(e) Lakukan sebanyak 3 kali mengejan dalam 1 kali latihan (1 hari).
Tindakan mengejan yang sebenarnya (pada kehamilan 36 minggu)
1) Kegunaan
(a) Untuk memperlancar proses kelahiran jika pembukaan sudah lengkap (sebesar 10
cm).
2) Sikap
(a) Posisi ½ duduk dengan bersandar pada 2 bantal. Satu bantal bagianbelakang
dengan arah melintang untuk menyokong kepala dan bantalbagian depan dengan arah
membujur untuk menyokong pinggang.
(b) Kedua lutut dibengkokkan dan agak renggang.
(c) Kedua tangan diletakkan di depan lutut dari arah samping luar.
Gambar 2.21 Sikap Tindakan mengejan
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Tarik kedua lutut bersamaan ke samping luar sejauh mungkin sehingga telapak
kaki lepas dari kasur atau matras (dalam posisi ini ibu mengejan).
(b) Tarik nafas yang dalam dengan mulut terbuka. Lakukan bersamaan dengan
menarik kedua lutut (posisi tangan tetap pada lutut).
(c) Tundukkan kepala, kempeskan perut, lalu mengejan (seperti buang air kecil
sekuat-kuatnya). Keluarkan nafasbunyi, tangan tetap pada lutut.
(d) Lakukan pernafasan panting untuk menghilangkan rasa lelah, kemudian
lanjutkan tindakan mengejan seperti tahap sebelumnya.
(e) Dalam satu his (rasa mules) yang baik, seorang ibu diharapkan dapat
mengejan sebanyak 3 kali berturut-turut.
(f) Lakukan 3 kali mengejan dalam 1 kali latihan (1 hari).
l. Latihan XII ( istirahat penuh atau sempurna )
1) Kegunaan
(a) Untuk melatih ketenangan agar mulut rahim / kandungan dapat membuka dengan
wajar dan cepat sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar.
2) Sikap
(a) Posisi tidur miring ke kiri atau ke kanan (bayinya tidak banyak bergerak)
sehingga perut dapat tersangga dengan baik. Bantal dipasang miring, kepala diletakkan pada
bantal bagian atas lengan atas diletakkan pada bantal bagian samping dengan ketiak terbuka.
(b) Lengan yang ada di bawah diletakkan di belakang punggung dengan siku
sedikit bengkok.
(c) Kaki yang ada di atas diletakkan ke depan dengan lutut sedikit bengkok,
sedangkan kaki yang ada di bawah diletakkan ke belakang dengan lutut
sedikit bengkok pula.
(d) Kepala ditundukkan agar punggung menjadi bengkok.
Gambar 2.22 Sikap istirahat penuh atau sempurna
3) Tahap-tahap gerakan
(a) Kerutkan beberapa kelompok otot, mulai kelompok otot pergelangan kaki
sampai panggul, bahu, lengan, sampai ke otot-otot muka. Hasil akhir akan tercapai kerutan
otot-otot seluruh badan.
(b) Lepaskan kerutan sehingga akan terasa nikmat.
(c) Setelah selesai, lakukan istirahat jasmani secara toral.
(d) Lakukan istirahat mental dengan posisi yang sama sambil memejamkan mata dan
bernafas dengan mulut terbuka. Irama pernafasan makin lama makin panjang dan lambat.
(e) Untuk mencapai istirahat mental secara total, segala pikiran yang
mengganggu harus dilepaskan.
4) Tahap-tahap istirahat mental
(a) Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat, posisi telapak tegak, tahan, lalu
lepaskan. Lakukan sebanyak 2 kali ulangan.
(b) Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat, posisi telapak tegak, tahan, lalu
kempeskan perut, kerutkan pantat, tahan dan lepaskan. Lakukan sebanyak dua kali ulangan.
(c) Bengkokkan jari - jari kaki dengan kuat, posisi telapak tegak, tahan, lalu
kempeskan perut, kerutkan pantat, tahan, rapatkan bahu ke badan, genggam jari-jari tangan
dengan kuat, tahan, dan lepaskan. Lakukan sebanyak dua kali ulangan.
(d) Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat, posisi telapak tegak, tahan, lalu
kempeskan perut, kerutkan pantat, tahan, rapatkan bahu ke badan, genggam jari-jari tangan
dengan kuat, tahan, pejamkan mata, kerutkan alis dengan kuat, rapatkan rahang dengan
kuat, tahan, dan lepaskan. Lakukan sebanyak 3-4 kali ulangan.
(e) Jika kondisi jasmani sudah lelah, konsentrasikan pikiran pada proses
pernafasan saja jangan memikirkan hal-hal yang lainnya).
(f) Setelah selesai, keluarkan nafas dari mulut (tiup), kemudian tarik nafas dengan
mulut terbuka sebanyak tiga kali ulangan. Tiup nafas panjang-panjang, lalu tarik nafas
dengan mulut terbuka.
(g) Lanjutkan pernafasan dengan irama yang semakin panjang dan lambat sampai
anda tertidur. Saat terjaga, jangan langsung bangun, tetapi tidur terlentang dulu dan
konsentrasikan pikiran, lalu bangun.
(h) Lakukan latihan ini 1 kali sehari sesudah makan siang atau malam (sebelum tidur).
4) Kontra indikasi Senam Hamil
Kontraindikasi senam hamil menurut Mandriwati, (2008) yaitu :
a) Penyakit miokardialatif.
b) Kelainan jantung.
c) Tromboflebitis.
d) Emboli paru.
e) Isoimunisasi akut.
f) Rentan terhadap kelahiran premature.
g) Perdarahan pervaginam.
h) Ada tanda kelainan pada janin.
i) Hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan.
D. Kerangka Konsep
Faktor yang mempengaruhi1. Pendidikan2. Informasi3. Budaya4. Pengalaman5. Sosial ekonomiTingkat Pengetahuan1. Baik2. Cukup baik3. Kurang baikPengetahuan ibu hamil tentang senam hamil