-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKERUHAN AIR KETUBAN DI
PUSKESMAS DUKUN KECAMATAN
DUKUN KABUPATEN MAGELANG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Kebidanan STIKES Achmad Yani Yogyakarta
Disusun Oleh:
ERNA TRISTANTI 1309049
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEBIDANAN
YOGYAKARTA 2012
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
P
EkawaNIDN.
FAKTO
Telah DiSa
Penguji,
ati, S.SiT., M. 05.1412.85
OR-FAKTOKETUB
DU
ipertahankanatu Syarat un
Tingg
M,Kes En501 N
HALAMA
KARYA
OR YANG MBAN DI PU
UKUN KAB
DEr
n di Depan Dntuk Mendapi Ilmu Keseh
YTangga
M
Pe
ndah Puji ANIDN 051203
MKetua Prog
STIKES A
Tyasning Y NIDN
AN PENGE
A TULIS IL
MEMPENGUSKESMASUPATEN M
isusun Olehrna Tristant
1309049
Dewan Pengupatkan Gelarhatan Jender
Yogyakartaal : ...............
Menyetujui :
embimbing I
stuti, S.Si.T,38701
Mengesahkangram Studi KA. Yani Yog
Yuni A, S.STN : 05100685
ESAHAN
LMIAH
GARUHI KES KECAMAMAGELAN
: ti
uji dan Diterr Ahli Madyral Achmad
..........
I,
,M.Kes
n, Kebidanan gyakarta
T., M.Kes 501
EKERUHAATAN NG
rima Sebagaya di SekolahYani
Pembim
Ari SulistiyNIDN. 05.0
N AIR
ai Salah h
mbing II,
awati, S.SiT030577.03
T, M.Kes.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
FACTORS AFFECTING AMNIOTIC FLUID TURBIDITY IN PUBLIC HEALTH
CENTER OF DUKUN MAGELANG
ABSTRACT
Erna Tristanti, 1 Endah Puji Astuti, S.Si.T,M.Kes2 Ari
Sulistiyawati, S.SiT, M.Kes3 Background: The result of apremilinary
study conducted by researcher date july 10,2012 at the health
center of dukun magelang from 17 deliveries with the amount of
amniotic fluid is cloudy 7 deliveries,cause by drinking herbal 3
cases,2 cases of parity,and 2 cases of hypertension. Purpose: this
study aimed to analyze the factors that affect water turbidity in
amniotic health center of dukun magelang year 2012 Methods: This
study used the descriptive analitycal study conducted to examine
the realitionship between one variable to another variable (method
used is the cross sectional method.Population in this study 32
maternal samples with accidental sampling technique Results: The
result of chi-square test analysis showed that there is a
relationship between the consumption of herb with amniotic fluid
turbidity at the health center with a sig of dukun magelang
0.000.The result of chi-square test analysis showed that there is
an influence between hypertension with membranes water turbidity at
the health center with a sig of magelang 0.000.The result of
chi-square test analysis showed that there was no correlation
between the turbidity of the water breaks parity in health centers
with sig magelang of 0.540. Conclusion: Factors affecting amniotic
fluid turbidty at the health center of Dukun Magelang is drinking
herbal factors and factors of hypertension Keywords: Amniotic
turbidity,parity,hypertension. __________________________ 1 Student
STIKES A.Yani Yogyakarta 2 Lecture I STIKES A.Yani Yogyakarta 3
Lecture II STIKES A.Yani Yogyakarta
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKERUHAN AIR KETUBAN DI
PUSKESMAS KECAMATAN
DUKUN KABUPATEN MAGELANG
INTISARI Erna Tristanti, 1 Endah Puji Astuti, S.Si.T,M.Kes2 Ari
Sulistiyawati, S.SiT, M.Kes3
Latar Belakang: Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh
peneliti tanggal 10 Juli 2012 di Puskesmas Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang dari 17 persalinan dengan air ketuban keruh
berjumlah 7 persalinan, yang disebabkan kebiasaan minum jamu 3
kasus dengan ketuban keruh,2 kasus paritas, dan 2 kasus hipertensi
dengan ketuban keruh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan air ketuban
di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2012 Metode:
Penelitian ini menggunakan diskriptif analitik yaitu penelitian
yang dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel satu dengan
variabel lain (Metode pendekatan yang digunakan adalah metode cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini 32 ibu bersalin dengan
teknik sampel accidental sampling. Hasil: Hasil uji analisis chi
square menunjukkan, terdapat hubungan antara konsumsi jamu dengan
kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang dengan
sig sebesar 0,000. Hasil uji analisis chi square menunjukkan,
terdapat pengaruh antara Hipertensi dengan Kekeruhan Air Ketuban di
Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang dengan sig sebesar 0,000. Hasil
uji analisis chi square menunjukkan, tidak terdapat hubungan antara
paritas dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten
Magelang dengan sig sebesar 0,540. Simpulan: Faktor yang
mempengaruhi air ketuban keruh di Puskesmas Dukun Kabupaten
Magelang adalah faktor minum jamu dan faktor hipertensi Kata Kunci:
Air Ketuban Keruh,Hipertensi,Paritas. ____________________________
1. Mahasiswa STIKES A.Yani Yogyakarta 2 Dosen I STIKES A. Yani
Yogyakarta 3 Dosen II STIKES A. Yani Yogyakarta
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini
tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu
perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya tulis
atau pendapat yang pernah atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara
tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Yogyakarta, Juli 2012
Yang menyatakan,
Erna Tristanti
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas
segala limpahan rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis mampu
menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekeruhan Air Ketuban di Puskesmas
Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang” Penyusunan karya tulis ilmiah
ini dapat diselesaikan atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari
semua pihak baik secara langsung maupun tidak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada: 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua
Sekolah Tinggi ilmu Kesehatan
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 2. Tyasning Yuni Astuti, S.SiT,
M.Kes selaku Kepala Program Studi Ilmu
Kebidanan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyusun karya tulis ilmiah.
3. Endah Puji Astuti,S.SiT,M.Kes.selaku Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan,pengarahan dan masukan kepada
penulis dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan karya tulis
ilmiah
4. Ekawati, S.SiT,M.Kes selaku Penguji Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ari Sulistyawati, S.SiT,M.Kes.selaku Dosen Pembimbing II yang
telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada
penulis dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan karya tulis
ilmiah.
6. Kedua orangtua tercinta beserta semua keluarga yang sudah
memberikan dukungan secara materil dan sprituil
7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebabkan satu persatu
Semoga segala bantuan, bimbingan dan do’a yang telah diberikan
kepada
penulis mendapat imbalan dan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan dalam
penyelesaian
karya tulis ilmiah ini, namun penulis berharap semoga karya
tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
perkembangan Ilmu Kebidanan.
Yogyakarta,6 Februari 2012
Peneliti
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
....................................................................................
i HALAMAN PERSETUJUAN
....................................................................
ii HALAMAN PENGESAHAN
...................................................................
iii INTISARI
..................................................................................................
iv ABSTRACT
................................................................................................
v HALAMAN PERNYATAAN
..................................................................
vi HALAMAN MOTTO
..............................................................................
vii HALAMAN PERSEMBAHAN
............................................................. viii
KATA PENGANTAR
...............................................................................
ix DAFTAR ISI
...............................................................................................
x DAFTAR TABEL
.....................................................................................
xii DAFTAR GAMBAR
...............................................................................
xiii DAFTAR LAMPIRAN
............................................................................
xiv BAB I. PENDAHULUAN
..........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah
............................................................ 1 B.
Rumusan Masalah
.....................................................................
4 C. TujuanPenelitian
.......................................................................
4 D. Manfaat Penelitian
....................................................................
4 E. Keaslian Penelitian
....................................................................
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
............................................................... 7
A. Tinjauan Teori
...........................................................................
7
1. Persalinan
............................................................................
7 2. Air Ketuban Keruh
........................................................... 11
a. Pengertian Air Ketuban
.............................................. 11 b. Air Ketuban
Keruh ..................................................... 12 c.
Faktor-faktor yang mempegaruhi kekeruhan air ketuban
...................................................................
17
B. Kerangka
Teori........................................................................
22 C. Kerangka Konsep
....................................................................
23
BAB III. METODE PENELITIAN
......................................................... 24 A.
Desain Penelitian
.....................................................................
24 B. Tempat dan Waktu Penelitian
................................................. 24 C. Variabel
Penelitian
..................................................................
24 D. Defenisi Operasional
............................................................... 25
E. Populasi dan Sampel
............................................................... 26
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data
...................................... 27 G. Metode Pengolahan Data
dan Analisis Data .......................... 28 H. Jalannya
Penelitian
.................................................................
30 I. Etika Penelitian
.......................................................................
31
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
........................................................................
33 B. Pembahasan
.............................................................................
41 C. Keterbatasan Penelitian
........................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
............................................. 46 A. Kesimpulan
.............................................................................
46 B. Saran
.......................................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
...................................................................
6 Tabel 3.1. Definisi Operasional
.................................................................
26 Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Puskesmas Dukun
Kabupaten
Magelang Tahun 2012
................................................................ 34
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Warna Air Ketuban
.............. 35 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Konsumsi Jamu .................... 35 Tabel 4.4. Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Hipertensi ............................. 36
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di
Puskesmas
Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2012
.................................. 36 Tabel 4.6. Distribusi
Frekuensi Berdasarkan Hubungan Konsumsi Jamu
dengan Kekeruhan Air Ketuban
.................................................. 37 Tabel 4.7.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Hipertensi dengan
Kekeruhan Air Ketuban
.............................................................. 38
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Paritas
dengan
Kekeruhan Air Ketuban
..............................................................
39
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka
Teori........................................................................
............ 22 Gambar 2 Kerangka
Konsep.....................................................................
........... 23
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Persetujuan
Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Check List Lampiran 4 Jadwal
Penelitian Lampiran 5 Surat Penelitian Studi Pendahuluan Lampiran 6
Data Penelitian Lampiran 7 Hasil Olah Data Lampiran 8 Surat
Penelitian dari Sekretariat Daerah DIY Lampiran 9 Surat Penelitian
dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Provinsi Jawa Tengah Lampiran 10 Lembar Konsultasi
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia
sehat
2010 dalam rangka penurunan AKI dan AKB adalah menjaga agar
kehamilan
aman dan bayi baru lahir sehat, dengan pesan – pesan antara lain
setiap
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, Setiap
komplikasi obstetric
dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan Setiap wanita
usia subur
mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan
penanganan komplikasi keguguran. Penyebab kematian ibu dan
anak,
didominasi oleh beberapa faktor, di antaranya masalah
kemiskinan,
kekurangan gizi, sulitnya akses layanan kesehatan, dan
minimnya
pengetahuan kesehatan (Savitri, 2003).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 AKI Indonesia
adalah
307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB di
Indonesia
sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian
maternal yang
paling umum di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan
infeksi
11%. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir
27,97%. Hal
ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh
kondisi
ibu saat melahirkan (Depkes RI, 2009).
Angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir merupakan
indikator kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan tingkat
keberhasilan
kwalitas pelayanan dan jangkauan pelayanan kesehatan ibu dan
anak. Hasil
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
survei Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan angka
kematian ibu
(AKI) sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI
berdasarkan
SDKI tahun 2007 sebesar 19/1.000 kelahiran hidup, AKB sebesar
34/1.000
kelahiran hidup, dan angka kematian balita sebesar 44/1.000
kelahiran hidup
(Dinkes Kabupaten Magelang, 2009).
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Kabupaten
Magelang
terutama saat melahirkan tergolong cukup tinggi. Untuk daerah
Kabupaten
Magelang tahun 2010 angka kematian ibu tercatat 9 kasus.
Penyebab kematian
antara lain : perdarahan (atonia uteri) 4 kasus, eklamsi 2
kasus, komplikasi
penyakit jantung 2 kasus, stroke haemorargie 1 kasus. Sedangkan
kematian
bayi tercatat 91 dengan rincian : BBLR 29 kasus, kelainan
konginetal 10
kasus, asfiksia 7 kasus, aspirasi air ketuban 3 kasus, hipotermi
1 kasus, dipneu
1 kasus, infeksi pernafasan 1 kasus, pneumoni 1 kasus,
meningitis 2 kasus
(Dinkes Kabupaten Magelang, 2011).
Gangguan nafas pada neonatus merupakan suatu keadaan
neonatus
yang sebelumnya normal atau neonatus dengan asfiksia yang sudah
dilakukan
resusitasi dan berhasil, namun beberapa saat kemudian mengalami
gangguan
nafas. Gangguan nafas ini merupakan salah satu penyebab
morbiditas dan
mortalitas bayi baru lahir selain infeksidan kelahiran prematur
dan salah satu
kegawatan perinatal yang dapat memberi dampak buruk bagi
neonatus yaitu
kematian atau sekuele jika dapat bertahan hidup (Kosim,
2007).
Gangguan nafas dapat diakibatkan oleh banyak faktor.
Penyebab
gangguan nafas dapat dibagi menurut masa gestasi yaitu bayi
kurang bulan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
dan bayi cukup bulan. Pada bayi cukup bulan antara lain sindrom
aspirasi
mekonoim, pneumonia, transient tachyphea of the newborn (TTN),
asidosis,
serta infaktivasi surfaktan karena berbagai sebab. Pada bayi
kurang bulan
dapat disebabkan karena kekuragan surfaktan pneumonia, kelemahan
otot dan
dinding dada maupun karena susunan saraf pusat yang belum
matang
(Gomella, 2004).
Faktor-faktor yang menyebabkan air ketuban keruh bercampur
mekonoium meliputi faktor ibu antara lain hipertensi, ekslamsia,
penyakit
paru, ibu dengan diabetes militus, infeksi pada ibu, ibu minum
jamu,
primigravida: faktor janin antara lain umur kehamilan, adanya
gawat janin,
pertumbuhan janin lambat, pertumbuhan janin terhambat dan faktor
persalinan
antara lain persalinan yang berlangsung lama. Faktor risiko
terjadinya
Sindrom Aspirasi Mekonium (SAM) antara lain persalinan dengan
air ketuban
keruh yang kental, hipoksia intra uterine yang lama, adanya skor
Apgar yang
rendah, pH darah yang rendah dan faktor penolong baik
keterampilan maupun
ketersediaan alat yang memadai (Narli, 2001).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 10
Juli
2012 di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang dari 17
persalinan dengan air ketuban keruh berjumlah 7 persalinan, yang
disebabkan
kebiasaan minum jamu 3 kasus, 2 kasus paritas, dan 2 kasus
hipertensi.
Berdasarkan permasalahan hasil studi pendahuluan, peneliti
tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi
kekeruhan air ketuban di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten
Magelang.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat
merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah faktor-faktor yang
mempengaruhi
Kekeruhan Air Ketuban di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten
Magelang?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan
air
ketuban di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menganalisis faktor minum jamu dengan kekeruhah air
ketuban di
di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
b. Untuk menganalisis faktor hipertensi dengan kekeruhah air
ketuban di
Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
c. Untuk menganalisis faktor paritas dengan kekeruhah air
ketuban di
Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah daftar kepustakaan keilmuan di bidang kesehatan
pada
umumnya mengukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian
dan
sebagai sumber informasi untuk dasar penelitian lebih
lanjut.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat (Ibu Hamil)
Menambah pengetahuan dan informasi masyarakat khususnya bagi
ibu hamil tentang faktor-faktor penyebab kekeruhan air ketuban
untuk
mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
b. Bagi tenaga kesehatan (Bidan)
Menambah informasi atau masukan bagi bidan sebagai tenaga
kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan dan
melaksanakan
penyuluhan sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan prilaku masyarakat khususnya ibu hamil mengenai
faktor
penyebab kekeruhan air ketuban serta persiapan persalinan serta
dapat
memotivasi ibu hamil dalam kesiapan menghadapi persalinan.
c. Bagi Mahasiswa Stikes A. Yani Yogyakarta
Dapat menambah bahan bacaan dan wawasan mahasiswa Stikes A.
Yani khususnya mahasiswa Prodi D-III Kebidanan di perpustakaan
Stikes
A. Yani serta diharapkan menjadi masukan dalam rangka
pengembangan
ilmu pengetahuan tentang persiapan persalinan dan kesiapan
dalam
menghadapi persalinan (Askeb I).
d. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan
dan data dasar untuk melakukan penelitian-penelitian lebih
lanjut dengan
variable yang belum diteliti tentang faktor-faktor penyebab
kekeruhan air
ketuban penyakit paru,Diabetus Melitus,Partus lama,infeksi pada
ibu.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Keaslian Penelitian
No Nama/ Judul Jenis Penelitian
Teknik Analisis / Sampel
Hasil Persamaan/ Perbedaan
1 Elisa Eka Rukmana (2011) Gambaran Faktor Penyebab Ketuban
Keruh Pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Bhakti Rahayu Surabaya
Deskiptif analitik
Dianalisis secara deskriptif.
Purposive sampling
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 80 responden didapat 77
responden yang mengalami ketuban keruh disebabkan oleh faktor minum
jamu selama hamil 33 responden (97%), faktor hipertensi 18
responden (87,5%), faktor postdate 8 responden (100%), faktor letak
sungsang 12 responden (100%), faktor partus lama 44 respoden
(100%).
Perbedaannya adalah metode penelitian dan lokasi penelitian
2 Chrisna Hendarwati (2010) Assosiasi Tingkat Kekentalan, Adanya
Sterkobilindan Bilirubin pada Air Ketuban Keruh dengan terjadinya
Sindrom Aspirasi Mekonium
Observasional cohort.
Analisis menggunakan chi square
Hasil penelitian air ketuban keruh yang kental berhubungan
dengan terjadinya SAM (p=0,03) dan faktor risiko terjadinya SAM
pada air ketuban keruh yang kental 10,1 kali dibandingkan pada air
ketuban keruh yang encer 95%.
Perbedaan metode penelitian dan lokasi penelitian
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Kecamatan Dukun berbatasan dengan beberapa kecamatan yaitu :
sebelah utara kecamatan sawangan, sebelah timur kecamatan selo
boyolali,
sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Srumbung, dan
sebelah barat
berbatasan dengan kecamatan Muntilan. Kecamatan Dukun secara
administratif dibagi menjadi 15. Desa terdiri dari :
Ketunggeng,
Ngadipuro, wates, Kalibening, Ngargomulyo, Keningar, Sumber,
dukun,
Banyubiru, banyudono, Mangunsoka, Sewukan, Krinjing, Paten,
dan
Sengi. Luas wilayah kecamatan dukun kurang lebih 3.984.490
km2
(394.449 hektar) atau kurang lebih 3,94% dari luas wilayah
provinsi Jawa
tengah. Luas wilayah kecamatan Dukun yang paling luas yaitu
desa
Krinjing sebesar 371 kilometer persegi atau 3,71 hektar.
Sedangkan
wilayah yang luasnya paling kecil yaitu Desa Mangunsoka sebesar
131.50
kilometer persegi atau 13,15 hektar.
Penelitian dilakukan di Puskesmas Dukun Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang. Letak Puskesmas Dukun Jl. Veteran km 6
Banyudono Dukun Magelang. Puskesmas Dukun merupakan salah
satu
sarana pelayanan kesehatan yang melayani pemeriksaan
kehamilan,
keluarga berencana, imunisasi, kontrol nifas serta pemeriksaan
umum.
33
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Dukun pada tanggal 27 Juli
sampai
dengan tanggal 10 September 2012 dengan mengambil data primer
ibu
bersalinyang didapatkan 20 responden.
2. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
karakteristik
responden berdasarkan umur
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, pendidikan
dan
Pekerjaan di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2012
No Keterangan Frekuensi Persentase (%) Umur
1 < 20 0 0 2 20-30 17 85 3 31-40 2 10 4 > 40 1 5
Total 20 100 No Pendidikan 1 SD 8 40 2 SMP 7 35 3 SMA 5 25
Total 20 100 No Pekerjaan 1 IRT 15 75 2 Swasta 5 25
Total 20 100 Sumber : Data Primer, 2012.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa umur responden
sebagian besar adalah umur 20-30 tahun yaitu 17 Responden
(85%),
sedangkan sebagian kecil umur responden adalah lebih dari 40
tahun
berjumlah 1 responden (5%). Sedangkan berdasarkan tingkat
pendidikan
responden sebagian besar adalah SD yaitu 8 responden (40%),
Sedangkan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
sebagian kecil adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 5
Responden
(25%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu rumah
tangga yaitu
sebanyak 15 responden (75%), sedangkan sebagian kecil adalah
swasta
berjumlah 5 responden (25%).
3. Analisis Univariat
a. Warna Air Ketuban Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Warna Air Ketuban No Air
Ketuban Frekuensi Prosentase %
1. Keruh 13 65 2. Tidak Keruh 7 35
Jumlah 20 100,0 Sumber : Data Primer, (2012)
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar
responden air ketuban berwarna keruh yaitu 13 responden
(65%)
sedangkan yang tidak berwarna keruh 7 responden (35%)
b. Minum Jamu Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Jamu No Mengkonsumsi
Jamu Frekuensi Prosentase (%) 1. Ya 13 65 2. Tidak 7 35
Jumlah 20 100,0 Sumber : Data Primer, (2012)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar
responden merupakan ibu yang mengkonsumsi jamu yaitu 13
responden (65%) dan sebagian kecil tidak mengkonsumsi jamu 7
responden (35%).
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
c. Hipertensi Tabel 4.4.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hipertensi No Hipertensi
Frekuensi Prosentase (%) 1. Ya 12 65 2. Tidak 8 35
Jumlah 20 100,0 Sumber : Data Primer, (2012)
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian
besar
responden hipertensi 12 responden (65%) sedangkan sebagian
kecil
tidak hipertensi 8 responden (35%)
d. Paritas Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
karakteristik
responden berdasarkan jumlah anak dapat didiskripsikan
sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di
Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang
Tahun 2012 No Jumlah anak Frekuensi Persentase (%) 1 1 13 65 2 2
-4 6 30 3 > 5 1 5
Total 20 100 Sumber : Data Primer, (2012).
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mempunyai 1
orang
anak yaitu sebanyak 13 responden (65%), sedangkan sebagian
kecil
adalah mempunyai > 5 anak yaitu 1 responden (5%).
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
4. Analisis Bivariat
a. Faktor Konsumsi Jamu dengan Kekeruhan Air Ketuban
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Konsumsi
Jamu dengan
Kekeruhan Air Ketuban
No Konsumsi Jamu Air Ketuban Jumlah
Nilai sig.
Nilai Koefisien
Contingency Keruh Tidak Keruh n % N % N %
1. Konsumsi 13 65 0 0% 13 100,0
20.000 0,000 0,707 2. Tidak Konsumsi 0 0 7 35 7 100,0
Jumlah 13 65 7 35 20 100,0
Sumber : Data Primer diolah (2012)
Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa dari total
jumlah
20 responden diperoleh hasil bahwa, dari 13 responden
mengkonsumsi
jamu 13 responden (65%) dengan air ketuban keruh dan 7
responden
dengan tidak mengkonsumsi jamu 7 responden (35%) dengan air
ketuban tidak berwarna keruh.
Berdasarkan tabel 4.6. diperoleh nilai 2 sebesar 20,000
dengan sig sebesar 0,000. Dengan 1 dan taraf
signifikansi adalah 5% (0,05) diperoleh 2 15,846. Karena
2 2 dan nilai p < 0,05 maka ditolak. Hal ini berarti
bahwa terdapat hubungan antara konsumsi jamu dengan kekeruhan
air
ketuban terhadap Ibu Bersalin di Puskesmas Dukun Kabupaten
Magelang.
Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa besarnya nilai
koefisien contingency adalah 0,707. Menurut Sugiyono (2007) jika
nilai
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
koefisien contingency antara 0,600 – 0,799 maka hubungan dua
variabel itu termasuk kuat. Nilai koefisien contingency pada
penelitian
ini adalah 0,707 atau di antara 0,600 – 0,799. Oleh karena itu
dapat
disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara konsumsi
jamu
dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten
Magelang.
e. Faktor Hipertensi dengan Kekeruhan Air Ketuban
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor
Hipertensi
dengan Kekeruhan Air Ketuban
No Hipertensi Air Ketuban Jumlah
Nilai sig.
Nilai Koefisien
Contingency Keruh Tidak Keruh n % N % n % 1. Ya 12 60 0 0 12
100,0
16,154 0,000 0,668 2. Tidak 1 5 7 35 8 100,0
Jumlah 13 65 7 34 20 100,0
Sumber : Data Primer diolah (2012)
Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa dari total
jumlah
20 responden diperoleh hasil bahwa, dari 12 (60%) responden
dengan
riwayat hipertensi dengan air ketuban keruh, 1 responden (5%)
dengan
tidak hipertensi dengan air ketban keruh dan 7 responden
tidak
hipertensi dengan air ketuban tidak berwarna keruh (35%)
Berdasarkan tabel 4.7. diperoleh nilai 2 sebesar 16154
dengan sig sebesar 0,000. Dengan 1 dan taraf
signifikansi adalah 5% (0,05) diperoleh 2 12,537. Karena
2 2 dan nilai p < 0,05 maka ditolak. Hal ini berarti
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
bahwa terdapat hubungan antara hipertensi dengan kekeruhan
air
ketuban ibu bersalin di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang.
Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa besarnya nilai
koefisien contingency adalah 0,668. Menurut Sugiyono (2007) jika
nilai
koefisien contingency antara 0,600 – 0,799 maka hubungan dua
variabel itu termasuk kuat. Nilai koefisien contingency pada
penelitian
ini adalah 0,668 atau di antara 0,600 – 0,799. Oleh karena itu
dapat
disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara konsumsi
jamu
dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten
Magelang.
f. Faktor Paritas dengan Kekeruhan Air Ketuban
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Paritas
dengan
Kekeruhan Air Ketuban
No Paritas Air Ketuban Jumlah Nilai sig. Nilai Koefisien
Contingency Keruh Tidak Keruhn % N % N %
1. 1 9 45 4 20 13 65
1,234 0,540 0,241 2. 2 -4 3 15 3 15 6 30 3 > 5 1 5 0 0 1
5
Jumlah 13 65 7 35 20 100
Sumber : Data Primer, (2012)
Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa dari total
jumlah
20 responden diperoleh hasil bahwa, dari 9 (45%) responden
ibu
primigravida dengan air ketuban dan 4 (20%) tidak berwarna
keruh,
sedangkan ibu multipara 3 (15%) dengan air ketuban keruh dan 3
(15%)
tidak keruh, serta ibu grademultivara 1 (5%) dengan air ketuban
keruh.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh nilai 2 sebesar 1,234
dengan sig sebesar 0,540. Dengan df = 2 dan taraf
signifikansi
adalah 5% (0,05) diperoleh 2 1,532. Karena X2hitung < X2
tabel dan nilai p > 0,05 maka diterima. Hal ini berarti bahwa
tidak
terdapat hubungan antara paritas dengan kekeruhan air ketuban
di
Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang.
B. Pembahasan
1. Faktor Minum Jamu dengan Kekeruhan Air Ketuban
Hasil penelitian di Puskesmas Dukun Kecamatan Dukun
Kabupaten
Magelang, dari 20 responden diperoleh data, bahwa sebagian
besar
responden merupakan ibu dengan konsumsi jamu 13 responden
(65%)
dengan air ketuban keruh dan 7 responden dengan tidak
mengkonsumsi
jamu 7 responden (35%) dengan air ketuban tidak berwarna
keruh.
Hasil penelitian Kekeruhan Air Ketuban Ibu Bersalin di
Puskesmas
Dukun Kabupaten Magelang diperoleh nilai 2 sebesar 20,000
dengan sig sebesar 0,000. Dengan 1 dan taraf signifikansi
adalah 5% (0,05) diperoleh 2 15,846. Karena 2
2 dan nilai p < 0,05 maka ditolak. Hal ini berarti bahwa
terdapat
hubungan antara konsumsi jamu dengan kekeruhan air ketuban
terhadap
Ibu Bersalin di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang.
Menurut Narli (2001) faktor-faktor yang menyebabkan air
ketuban
keruh bercampur mekonoium meliputi faktor ibu salah satunya
adalah
mengkonsumsi jamu. Jenis jamu gendong yang biasa dijual oleh
penjual
jamu gendong sangat bervariasi. Hal tersebut tergantung dari
kebiasaan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
yang mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu yang diminati
dan
pesanan yang diminta konsumen. Jenis-jenis jamu ini mudah dibuat
sendiri
di rumah. Beberapa jenis jamu yang dimaksud di antaranya beras
kencur,
cabe puyang, kudu laos, kunci siruh, uyup-uyup atau gepyokan,
kunir
asam, pahitan dan sinom (Suharmiati, 2003).
Ibu hamil yang terbiasa mengkonsumsi jamu, air ketubannya bisa
jadi
kental bahkan berwarna hijau keruh. Akibatnya, bayi mengalami
kesulitan
bernafas sewaktu dilahirkan. Belum lagi kalau air ketuban sampai
terhirup
bayi yang berakibat fatal.
2. Teratogenik
Teratogenik adalah kelainan pembentukan kongenital yang
dapat
menyebabkan kecacatan pada bayi. Salah satu penyebabnya
adalah
konsumsi kosentrat yang tak direkomendasikan tersebut adalah
jamu.
Bukan tak mungkin dalam kosentrat tadi terkandung zat-zat bahaya
yang
dapat mengancam dan menimbulkan masalah pada janin yang pada
giliran
berikutnya bisa mengakibatkan kecacatan pada janin.
3. Kelainan jantung.
Jamu juga bisa menyebabkan gangguan jantung pada janin,
salah
satunya adalah kebocoran sekat jantung, terlebih bila konsumsi
hamil
muda.Ada juga sebagian orang beranggapan, jamu tidak
berbahaya.(Narli,
2001)
2. Faktor Hipertensi dengan Kekeruhan Air Ketuban
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Ibu Bersalin di
Puskesmas
Dukun Kabupaten Magelang diketahui bahwa dari total jumlah
20
responden diperoleh hasil bahwa, dari 12 (60%) responden
dengan
riwayat hipertensi dengan air ketuban keruh, 1 responden (5%)
dengan
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
tidak hipertensi dengan air ketuban keruh dan 7 responden tidak
hipertensi
dengan air ketuban tidak berwarna keruh (35%)
Berdasarkan tabel 4.7. diperoleh nilai 2 sebesar 16154
dengan sig sebesar 0,000. Dengan 1 dan taraf signifikansi
adalah 5% (0,05) diperoleh 2 12,537. Karena 2
2 dan nilai p < 0,05 maka ditolak. Hal ini berarti bahwa
terdapat
hubungan antara hipertensi dengan kekeruhan air ketuban ibu
bersalin di
Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang.
Ibu hipertensi mengalami penurunan aliran darah ke uterus
yang
selanjutnya akan menurunkan perfusi plasenta dan memicu
terjadinya
hipoksia intrauterin yang akan menyebabkan relaksasi spinkter
ani. Masa
gestasi posterm sering disertai dengan air ketuban bercampur
mekonium.
Janin yang mengalami gawat janin intrauterin yang ditandai
dengan tanda
klinis akan mengalami relaksasi spinkter ani sehingga memicu
terjadinya
pengeluaran mekonium (Derek. 2001).
Faktor-faktor yang menyebabkan air ketuban keruh bercampur
mekonoium meliputi faktor ibu antara lain hipertensi, ekslamsia,
penyakit
paru, ibu dengan diabetes militus, infeksi pada ibu, ibu minum
jamu
(Narli, 2001).
Air ketuban keruh bercampur mekonium merupakan faktor risiko
berbagai masalah perinatal. Bayi dengan Air ketuban keruh kental
lebih
sering mempunyai masalah yang lebih besar dibanding bayi dengan
Air
ketuban keruh yang encer. Secara umum kandungan mekonium di
dalam
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
air ketuban dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu encer,
sedang, dan
kental. Penilaian kandungan mekonium tergantung sepenuhnya
pada
pengamatan subjektif para klinisi (Sholeh, 2010).
3. Faktor Paritas dengan Kekeruhan Air Ketuban
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Dukun Kabupaten
Magelang dari total 20 responden diperoleh hasil bahwa, dari 9
(45%)
responden ibu primigravida dengan air ketuban dan 4 (20%)
tidak
berwarna keruh, sedangkan ibu multipara 3 (15%) dengan air
ketuban
keruh dan 3 (15%) tidak keruh, serta ibu grademultivara 1 (5%)
dengan
air ketuban keruh.
Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh nilai 2 sebesar 1,234
dengan sig sebesar 0,540. Dengan df = 2 dan taraf
signifikansi
adalah 5% (0,05) diperoleh 2 1,532. Karena X2hitung < X2
tabel dan
nilai p > 0,05 maka diterima. Hal ini berarti bahwa tidak
terdapat
hubungan antara paritas dengan kekeruhan air ketuban di
Puskesmas
Dukun Kabupaten Magelang.
Kata paritas berasal dari bahasa Latin, pario, yang berarti
menghasilkan. Secara umum, paritas didefinisikan sebagai
keadaan
melahirkan anak baik hidup ataupun mati, tetapi bukan aborsi,
tanpa
melihat jumlah anaknya. Dengan demikian, kelahiran kembar
hanya
dihitung sebagai satu kali paritas (Stedman, 1998).
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
Tidak adanya hubungan antara faktor paritas dengan kekeruhan
air
ketuban keruh karena hanya terdapat 1 responden dengan paritas
lebih dari
4 hal ini sesuai dengan pernyataan Saunders (2002) yang
menyatakan
bahwa berbagai faktor dapat terjadi pada primigravida antara
lain keadaan
janin dalam stress karena durasi persalinan yang lama dan adanya
partus
macet. Jumlah paritas lebih dari 4 yang berisiko terjadi air
ketuban keruh
(Saunders, 2002).
C. Keterbatasan Penelitian
1. Tidak semua faktor yang mempengaruhi air ketuban keruh
diteliti antara lain
ekslamsia, penyakit paru, ibu dengan diabetes militus, infeksi
pada ibu. Faktor
janin antara lain umur kehamilan, adanya gawat janin,
pertumbuhan janin
lambat, pertumbuhan janin terhambat dan faktor persalinan antara
lain
persalinan yang berlangsung lama.
2. Kesulitan dalam mencari responden dan lamanya persalinan.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilakuakan untuk mengetahui faktor-faktor
yang
mempengaruhi kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun
Kabupaten
Magelang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hasil uji analisis chi square menunjukkan, terdapat hubungan
antara
konsumsi jamu dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas
Dukun
Kabupaten Magelang dengan sig sebesar 0,000.
2. Hasil uji analisis chi square menunjukkan, terdapat pengaruh
antara
Hipertensi dengan Kekeruhan Air Ketuban di Puskesmas Dukun
Kabupaten Magelang dengan sig sebesar 0,000.
3. Hasil uji analisis chi square menunjukkan, tidak terdapat
hubungan antara
paritas dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun
Kabupaten
Magelang dengan sig sebesar 0,540.
B. Saran
1. Bagi masyarakat
Ibu hamil lebih meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor
yang
dapat menyebabkan kekeruhan air ketuban melalui petugas
kesehatan
maupun melalui media informasi sehingga dapat mencegah
terjadinya air
ketuban keruh saat persalinan
45
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
e. Bagi tenaga kesehatan (Bidan)
Diharapkan petugas kesehatan memberikan informasi atau masukan
bagi
ibu hamil tentang faktor penyebab kekeruhan air ketuban
melalui
penyuluhan sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan prilaku masyarakat khususnya ibu hamil mengenai
faktor
penyebab kekeruhan air ketuban serta persiapan persalinan serta
dapat
memotivasi ibu hamil dalam kesiapan menghadapi persalinan.
f. Bagi Stikes A. Yani Yogyakarta
Perlunya menambah referensi tentang kekeruhan air ketuban
untuk
pengembangan ilmu pengetahuan tentang persiapan persalinan
dan
kesiapan dalam menghadapi persalinan
g. Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang
faktor-faktor
penyebab kekeruhan air ketuban ibu dengan penyakit
paru,diabetus
melitus,partus lama,ekslamsia.
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Safitri. (2003). Kesehatan ibu dan anak.Jakarta : Citra Medika.
Chalik TMA. Mekonium dalam Cairan Ketuban. Dalam: Ilmu
Kedokteran
Fetomaternal. Hariadi R, penyunting. Edisi perdana. Himpunan
Kedokteran Fetomaternal. Surabaya: POGI; 2004.h.413-8.
Chrisna, H (2010), Assosiasi Tingkat Kekentalan, Adanya
Sterkobilindan
Bilirubin pada Air Ketuban Keruh dengan terjadinya Sindrom
Aspirasi Mekonium. Tesis. Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak.
Universitas Diponegoro Semarang.
Derek. (2001), Dasar-dasar Obstetri dan Ginokologi, Jakarta:
Hipokrates.
Kosim, M. (2010). Pemeriksaan Kekeruhan Air Ketuban. Semarang :
Bagian FK UNDIP RSUP. Dr. Kariadi Semarang
Sholeh K. (2010) Buku Ajar Neonatologi, Edisi I Jakarta: Badan
Penerbit IDAI Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, S (2009).
Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Rukmana, (2010),
Gambaran Faktor Penyebab Ketuban Keruh Pada Ibu Bersalin
di Rumah Sakit Bhakti Rahayu Surabaya, Karya Tulis Ilmiah.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R
& D. Bandung:
Alfabeta.
Saryono, (2009) ,Metode penelitian kesehatan.Jakarta :Yayasan
Bina Pustaka
Yanti, (2010), Buku Ajar Kebidanan Persalinan.Yogyakarta
:Pustaka
Saryono, (2008), Metodologi Penelitian Kesehatan.Jogyakarta
:Mitra Medika
Depkes RI, (2009),Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta
-
STIKES
JEND
ERAL A
. YANI Y
OGYAK
ARTA
PERPUS
TAKAA
N
Suharmiati dan Handayani, L., 1998. Bahan Baku, Khasiat dan Cara
Pengolahan jamu Gendong: Studi Kasus di Kotamadya Surabaya, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan kesehatan, Departemen
Kesehatan RI, http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/art-1.htm
diakses pada tanggal 25/5/2008
Sunarsih, T, dkk. (2010). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Stikes Ahmad
Yani. Yogyakarta : Kanisius.
LAMPIRAN
Halaman JudulHalaman PengesahanAbstractIntisariPernyatan
KeaslianKata PengantarDaftar IsiBAB IBAB IVBAB VDaftar pustaka