Top Banner
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKERUHAN AIR KETUBAN DI PUSKESMAS DUKUN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN MAGELANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh: ERNA TRISTANTI 1309049 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN YOGYAKARTA 2012
33

KTI ERNA TRISTANTIrepository.unjaya.ac.id/1872/1/Erna Tristanti_1309049... · 2017. 11. 13. · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN FACTORS AFFECTING AMNIOTIC FLUID TURBIDITY

Feb 04, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKERUHAN AIR KETUBAN DI PUSKESMAS DUKUN KECAMATAN

    DUKUN KABUPATEN MAGELANG

    KARYA TULIS ILMIAH

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Achmad Yani Yogyakarta

    Disusun Oleh:

    ERNA TRISTANTI 1309049

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

    YOGYAKARTA 2012

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    P

    EkawaNIDN.

    FAKTO

    Telah DiSa

    Penguji,

    ati, S.SiT., M. 05.1412.85

    OR-FAKTOKETUB

    DU

    ipertahankanatu Syarat un

    Tingg

    M,Kes En501 N

    HALAMA

    KARYA

    OR YANG MBAN DI PU

    UKUN KAB

    DEr

    n di Depan Dntuk Mendapi Ilmu Keseh

    YTangga

    M

    Pe

    ndah Puji ANIDN 051203

    MKetua Prog

    STIKES A

    Tyasning Y NIDN

    AN PENGE

    A TULIS IL

    MEMPENGUSKESMASUPATEN M

    isusun Olehrna Tristant

    1309049

    Dewan Pengupatkan Gelarhatan Jender

    Yogyakartaal : ...............

    Menyetujui :

    embimbing I

    stuti, S.Si.T,38701

    Mengesahkangram Studi KA. Yani Yog

    Yuni A, S.STN : 05100685

    ESAHAN

    LMIAH

    GARUHI KES KECAMAMAGELAN

    : ti

    uji dan Diterr Ahli Madyral Achmad

    ..........

    I,

    ,M.Kes

    n, Kebidanan gyakarta

    T., M.Kes 501

    EKERUHAATAN NG

    rima Sebagaya di SekolahYani

    Pembim

    Ari SulistiyNIDN. 05.0

    N AIR

    ai Salah h

    mbing II,

    awati, S.SiT030577.03

    T, M.Kes.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    FACTORS AFFECTING AMNIOTIC FLUID TURBIDITY IN PUBLIC HEALTH CENTER OF DUKUN MAGELANG

    ABSTRACT

    Erna Tristanti, 1 Endah Puji Astuti, S.Si.T,M.Kes2 Ari Sulistiyawati, S.SiT, M.Kes3 Background: The result of apremilinary study conducted by researcher date july 10,2012 at the health center of dukun magelang from 17 deliveries with the amount of amniotic fluid is cloudy 7 deliveries,cause by drinking herbal 3 cases,2 cases of parity,and 2 cases of hypertension. Purpose: this study aimed to analyze the factors that affect water turbidity in amniotic health center of dukun magelang year 2012 Methods: This study used the descriptive analitycal study conducted to examine the realitionship between one variable to another variable (method used is the cross sectional method.Population in this study 32 maternal samples with accidental sampling technique Results: The result of chi-square test analysis showed that there is a relationship between the consumption of herb with amniotic fluid turbidity at the health center with a sig of dukun magelang 0.000.The result of chi-square test analysis showed that there is an influence between hypertension with membranes water turbidity at the health center with a sig of magelang 0.000.The result of chi-square test analysis showed that there was no correlation between the turbidity of the water breaks parity in health centers with sig magelang of 0.540. Conclusion: Factors affecting amniotic fluid turbidty at the health center of Dukun Magelang is drinking herbal factors and factors of hypertension Keywords: Amniotic turbidity,parity,hypertension. __________________________ 1 Student STIKES A.Yani Yogyakarta 2 Lecture I STIKES A.Yani Yogyakarta 3 Lecture II STIKES A.Yani Yogyakarta

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKERUHAN AIR KETUBAN DI PUSKESMAS KECAMATAN

    DUKUN KABUPATEN MAGELANG

    INTISARI Erna Tristanti, 1 Endah Puji Astuti, S.Si.T,M.Kes2 Ari Sulistiyawati, S.SiT, M.Kes3

    Latar Belakang: Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 10 Juli 2012 di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang dari 17 persalinan dengan air ketuban keruh berjumlah 7 persalinan, yang disebabkan kebiasaan minum jamu 3 kasus dengan ketuban keruh,2 kasus paritas, dan 2 kasus hipertensi dengan ketuban keruh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan air ketuban di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2012 Metode: Penelitian ini menggunakan diskriptif analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel satu dengan variabel lain (Metode pendekatan yang digunakan adalah metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini 32 ibu bersalin dengan teknik sampel accidental sampling. Hasil: Hasil uji analisis chi square menunjukkan, terdapat hubungan antara konsumsi jamu dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang dengan sig sebesar 0,000. Hasil uji analisis chi square menunjukkan, terdapat pengaruh antara Hipertensi dengan Kekeruhan Air Ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang dengan sig sebesar 0,000. Hasil uji analisis chi square menunjukkan, tidak terdapat hubungan antara paritas dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang dengan sig sebesar 0,540. Simpulan: Faktor yang mempengaruhi air ketuban keruh di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang adalah faktor minum jamu dan faktor hipertensi Kata Kunci: Air Ketuban Keruh,Hipertensi,Paritas. ____________________________ 1. Mahasiswa STIKES A.Yani Yogyakarta 2 Dosen I STIKES A. Yani Yogyakarta 3 Dosen II STIKES A. Yani Yogyakarta

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    HALAMAN PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat

    karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

    perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya tulis

    atau pendapat yang pernah atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

    tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, Juli 2012

    Yang menyatakan,

    Erna Tristanti

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

    segala limpahan rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekeruhan Air Ketuban di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang” Penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi ilmu Kesehatan

    Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. 2. Tyasning Yuni Astuti, S.SiT, M.Kes selaku Kepala Program Studi Ilmu

    Kebidanan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah.

    3. Endah Puji Astuti,S.SiT,M.Kes.selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan,pengarahan dan masukan kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan karya tulis ilmiah

    4. Ekawati, S.SiT,M.Kes selaku Penguji Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Ari Sulistyawati, S.SiT,M.Kes.selaku Dosen Pembimbing II yang telah

    banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan karya tulis ilmiah.

    6. Kedua orangtua tercinta beserta semua keluarga yang sudah memberikan dukungan secara materil dan sprituil

    7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebabkan satu persatu Semoga segala bantuan, bimbingan dan do’a yang telah diberikan kepada

    penulis mendapat imbalan dan berkat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penyelesaian

    karya tulis ilmiah ini, namun penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya perkembangan Ilmu Kebidanan.

    Yogyakarta,6 Februari 2012

    Peneliti

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii INTISARI .................................................................................................. iv ABSTRACT ................................................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. vi HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. viii KATA PENGANTAR ............................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4 C. TujuanPenelitian ....................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian .................................................................... 5

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 7 A. Tinjauan Teori ........................................................................... 7

    1. Persalinan ............................................................................ 7 2. Air Ketuban Keruh ........................................................... 11

    a. Pengertian Air Ketuban .............................................. 11 b. Air Ketuban Keruh ..................................................... 12 c. Faktor-faktor yang mempegaruhi kekeruhan air ketuban ................................................................... 17

    B. Kerangka Teori........................................................................ 22 C. Kerangka Konsep .................................................................... 23

    BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 24 A. Desain Penelitian ..................................................................... 24 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 24 C. Variabel Penelitian .................................................................. 24 D. Defenisi Operasional ............................................................... 25 E. Populasi dan Sampel ............................................................... 26 F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................... 27 G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data .......................... 28 H. Jalannya Penelitian ................................................................. 30 I. Etika Penelitian ....................................................................... 31

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................ 33 B. Pembahasan ............................................................................. 41 C. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 45

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 46 A. Kesimpulan ............................................................................. 46 B. Saran ....................................................................................... 46

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ................................................................... 6 Tabel 3.1. Definisi Operasional ................................................................. 26 Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Puskesmas Dukun Kabupaten

    Magelang Tahun 2012 ................................................................ 34 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Warna Air Ketuban .............. 35 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Jamu .................... 35 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hipertensi ............................. 36 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di Puskesmas

    Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2012 .................................. 36 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Konsumsi Jamu

    dengan Kekeruhan Air Ketuban .................................................. 37 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Hipertensi dengan

    Kekeruhan Air Ketuban .............................................................. 38 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Paritas dengan

    Kekeruhan Air Ketuban .............................................................. 39

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Kerangka Teori........................................................................ ............ 22 Gambar 2 Kerangka Konsep..................................................................... ........... 23

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Check List Lampiran 4 Jadwal Penelitian Lampiran 5 Surat Penelitian Studi Pendahuluan Lampiran 6 Data Penelitian Lampiran 7 Hasil Olah Data Lampiran 8 Surat Penelitian dari Sekretariat Daerah DIY Lampiran 9 Surat Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Lampiran 10 Lembar Konsultasi

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju Indonesia sehat

    2010 dalam rangka penurunan AKI dan AKB adalah menjaga agar kehamilan

    aman dan bayi baru lahir sehat, dengan pesan – pesan antara lain setiap

    persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, Setiap komplikasi obstetric

    dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat dan Setiap wanita usia subur

    mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan

    penanganan komplikasi keguguran. Penyebab kematian ibu dan anak,

    didominasi oleh beberapa faktor, di antaranya masalah kemiskinan,

    kekurangan gizi, sulitnya akses layanan kesehatan, dan minimnya

    pengetahuan kesehatan (Savitri, 2003).

    Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 AKI Indonesia adalah

    307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB di Indonesia

    sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang

    paling umum di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan infeksi

    11%. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal

    ini menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi

    ibu saat melahirkan (Depkes RI, 2009).

    Angka kematian ibu melahirkan dan bayi baru lahir merupakan

    indikator kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan tingkat keberhasilan

    kwalitas pelayanan dan jangkauan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Hasil

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    survei Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan angka kematian ibu

    (AKI) sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI berdasarkan

    SDKI tahun 2007 sebesar 19/1.000 kelahiran hidup, AKB sebesar 34/1.000

    kelahiran hidup, dan angka kematian balita sebesar 44/1.000 kelahiran hidup

    (Dinkes Kabupaten Magelang, 2009).

    Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di Kabupaten Magelang

    terutama saat melahirkan tergolong cukup tinggi. Untuk daerah Kabupaten

    Magelang tahun 2010 angka kematian ibu tercatat 9 kasus. Penyebab kematian

    antara lain : perdarahan (atonia uteri) 4 kasus, eklamsi 2 kasus, komplikasi

    penyakit jantung 2 kasus, stroke haemorargie 1 kasus. Sedangkan kematian

    bayi tercatat 91 dengan rincian : BBLR 29 kasus, kelainan konginetal 10

    kasus, asfiksia 7 kasus, aspirasi air ketuban 3 kasus, hipotermi 1 kasus, dipneu

    1 kasus, infeksi pernafasan 1 kasus, pneumoni 1 kasus, meningitis 2 kasus

    (Dinkes Kabupaten Magelang, 2011).

    Gangguan nafas pada neonatus merupakan suatu keadaan neonatus

    yang sebelumnya normal atau neonatus dengan asfiksia yang sudah dilakukan

    resusitasi dan berhasil, namun beberapa saat kemudian mengalami gangguan

    nafas. Gangguan nafas ini merupakan salah satu penyebab morbiditas dan

    mortalitas bayi baru lahir selain infeksidan kelahiran prematur dan salah satu

    kegawatan perinatal yang dapat memberi dampak buruk bagi neonatus yaitu

    kematian atau sekuele jika dapat bertahan hidup (Kosim, 2007).

    Gangguan nafas dapat diakibatkan oleh banyak faktor. Penyebab

    gangguan nafas dapat dibagi menurut masa gestasi yaitu bayi kurang bulan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    dan bayi cukup bulan. Pada bayi cukup bulan antara lain sindrom aspirasi

    mekonoim, pneumonia, transient tachyphea of the newborn (TTN), asidosis,

    serta infaktivasi surfaktan karena berbagai sebab. Pada bayi kurang bulan

    dapat disebabkan karena kekuragan surfaktan pneumonia, kelemahan otot dan

    dinding dada maupun karena susunan saraf pusat yang belum matang

    (Gomella, 2004).

    Faktor-faktor yang menyebabkan air ketuban keruh bercampur

    mekonoium meliputi faktor ibu antara lain hipertensi, ekslamsia, penyakit

    paru, ibu dengan diabetes militus, infeksi pada ibu, ibu minum jamu,

    primigravida: faktor janin antara lain umur kehamilan, adanya gawat janin,

    pertumbuhan janin lambat, pertumbuhan janin terhambat dan faktor persalinan

    antara lain persalinan yang berlangsung lama. Faktor risiko terjadinya

    Sindrom Aspirasi Mekonium (SAM) antara lain persalinan dengan air ketuban

    keruh yang kental, hipoksia intra uterine yang lama, adanya skor Apgar yang

    rendah, pH darah yang rendah dan faktor penolong baik keterampilan maupun

    ketersediaan alat yang memadai (Narli, 2001).

    Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 10 Juli

    2012 di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang dari 17

    persalinan dengan air ketuban keruh berjumlah 7 persalinan, yang disebabkan

    kebiasaan minum jamu 3 kasus, 2 kasus paritas, dan 2 kasus hipertensi.

    Berdasarkan permasalahan hasil studi pendahuluan, peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi

    kekeruhan air ketuban di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan

    masalah penelitian sebagai berikut : “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi

    Kekeruhan Air Ketuban di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang?”

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan air

    ketuban di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk menganalisis faktor minum jamu dengan kekeruhah air ketuban di

    di Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

    b. Untuk menganalisis faktor hipertensi dengan kekeruhah air ketuban di

    Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

    c. Untuk menganalisis faktor paritas dengan kekeruhah air ketuban di

    Puskesmas Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Menambah daftar kepustakaan keilmuan di bidang kesehatan pada

    umumnya mengukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian dan

    sebagai sumber informasi untuk dasar penelitian lebih lanjut.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi masyarakat (Ibu Hamil)

    Menambah pengetahuan dan informasi masyarakat khususnya bagi

    ibu hamil tentang faktor-faktor penyebab kekeruhan air ketuban untuk

    mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

    b. Bagi tenaga kesehatan (Bidan)

    Menambah informasi atau masukan bagi bidan sebagai tenaga

    kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan dan melaksanakan

    penyuluhan sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan

    pengetahuan dan prilaku masyarakat khususnya ibu hamil mengenai faktor

    penyebab kekeruhan air ketuban serta persiapan persalinan serta dapat

    memotivasi ibu hamil dalam kesiapan menghadapi persalinan.

    c. Bagi Mahasiswa Stikes A. Yani Yogyakarta

    Dapat menambah bahan bacaan dan wawasan mahasiswa Stikes A.

    Yani khususnya mahasiswa Prodi D-III Kebidanan di perpustakaan Stikes

    A. Yani serta diharapkan menjadi masukan dalam rangka pengembangan

    ilmu pengetahuan tentang persiapan persalinan dan kesiapan dalam

    menghadapi persalinan (Askeb I).

    d. Bagi peneliti lain

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

    dan data dasar untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut dengan

    variable yang belum diteliti tentang faktor-faktor penyebab kekeruhan air

    ketuban penyakit paru,Diabetus Melitus,Partus lama,infeksi pada ibu.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    E. Keaslian Penelitian

    Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

    No Nama/ Judul Jenis Penelitian

    Teknik Analisis / Sampel

    Hasil Persamaan/ Perbedaan

    1 Elisa Eka Rukmana (2011) Gambaran Faktor Penyebab Ketuban Keruh Pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Bhakti Rahayu Surabaya

    Deskiptif analitik

    Dianalisis secara deskriptif.

    Purposive sampling

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 80 responden didapat 77 responden yang mengalami ketuban keruh disebabkan oleh faktor minum jamu selama hamil 33 responden (97%), faktor hipertensi 18 responden (87,5%), faktor postdate 8 responden (100%), faktor letak sungsang 12 responden (100%), faktor partus lama 44 respoden (100%).

    Perbedaannya adalah metode penelitian dan lokasi penelitian

    2 Chrisna Hendarwati (2010) Assosiasi Tingkat Kekentalan, Adanya Sterkobilindan Bilirubin pada Air Ketuban Keruh dengan terjadinya Sindrom Aspirasi Mekonium

    Observasional cohort.

    Analisis menggunakan chi square

    Hasil penelitian air ketuban keruh yang kental berhubungan dengan terjadinya SAM (p=0,03) dan faktor risiko terjadinya SAM pada air ketuban keruh yang kental 10,1 kali dibandingkan pada air ketuban keruh yang encer 95%.

    Perbedaan metode penelitian dan lokasi penelitian

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

    Kecamatan Dukun berbatasan dengan beberapa kecamatan yaitu :

    sebelah utara kecamatan sawangan, sebelah timur kecamatan selo boyolali,

    sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Srumbung, dan sebelah barat

    berbatasan dengan kecamatan Muntilan. Kecamatan Dukun secara

    administratif dibagi menjadi 15. Desa terdiri dari : Ketunggeng,

    Ngadipuro, wates, Kalibening, Ngargomulyo, Keningar, Sumber, dukun,

    Banyubiru, banyudono, Mangunsoka, Sewukan, Krinjing, Paten, dan

    Sengi. Luas wilayah kecamatan dukun kurang lebih 3.984.490 km2

    (394.449 hektar) atau kurang lebih 3,94% dari luas wilayah provinsi Jawa

    tengah. Luas wilayah kecamatan Dukun yang paling luas yaitu desa

    Krinjing sebesar 371 kilometer persegi atau 3,71 hektar. Sedangkan

    wilayah yang luasnya paling kecil yaitu Desa Mangunsoka sebesar 131.50

    kilometer persegi atau 13,15 hektar.

    Penelitian dilakukan di Puskesmas Dukun Kecamatan Dukun

    Kabupaten Magelang. Letak Puskesmas Dukun Jl. Veteran km 6

    Banyudono Dukun Magelang. Puskesmas Dukun merupakan salah satu

    sarana pelayanan kesehatan yang melayani pemeriksaan kehamilan,

    keluarga berencana, imunisasi, kontrol nifas serta pemeriksaan umum.

    33

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Dukun pada tanggal 27 Juli sampai

    dengan tanggal 10 September 2012 dengan mengambil data primer ibu

    bersalinyang didapatkan 20 responden.

    2. Karakteristik Responden

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan karakteristik

    responden berdasarkan umur

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, pendidikan dan

    Pekerjaan di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang Tahun 2012

    No Keterangan Frekuensi Persentase (%) Umur

    1 < 20 0 0 2 20-30 17 85 3 31-40 2 10 4 > 40 1 5

    Total 20 100 No Pendidikan 1 SD 8 40 2 SMP 7 35 3 SMA 5 25

    Total 20 100 No Pekerjaan 1 IRT 15 75 2 Swasta 5 25

    Total 20 100 Sumber : Data Primer, 2012.

    Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa umur responden

    sebagian besar adalah umur 20-30 tahun yaitu 17 Responden (85%),

    sedangkan sebagian kecil umur responden adalah lebih dari 40 tahun

    berjumlah 1 responden (5%). Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan

    responden sebagian besar adalah SD yaitu 8 responden (40%), Sedangkan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    sebagian kecil adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 5 Responden

    (25%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah ibu rumah tangga yaitu

    sebanyak 15 responden (75%), sedangkan sebagian kecil adalah swasta

    berjumlah 5 responden (25%).

    3. Analisis Univariat

    a. Warna Air Ketuban Tabel 4.2.

    Distribusi Frekuensi Berdasarkan Warna Air Ketuban No Air Ketuban Frekuensi Prosentase %

    1. Keruh 13 65 2. Tidak Keruh 7 35

    Jumlah 20 100,0 Sumber : Data Primer, (2012)

    Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

    responden air ketuban berwarna keruh yaitu 13 responden (65%)

    sedangkan yang tidak berwarna keruh 7 responden (35%)

    b. Minum Jamu Tabel 4.3

    Distribusi Frekuensi Berdasarkan Konsumsi Jamu No Mengkonsumsi Jamu Frekuensi Prosentase (%) 1. Ya 13 65 2. Tidak 7 35

    Jumlah 20 100,0 Sumber : Data Primer, (2012)

    Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

    responden merupakan ibu yang mengkonsumsi jamu yaitu 13

    responden (65%) dan sebagian kecil tidak mengkonsumsi jamu 7

    responden (35%).

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    c. Hipertensi Tabel 4.4.

    Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hipertensi No Hipertensi Frekuensi Prosentase (%) 1. Ya 12 65 2. Tidak 8 35

    Jumlah 20 100,0 Sumber : Data Primer, (2012)

    Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

    responden hipertensi 12 responden (65%) sedangkan sebagian kecil

    tidak hipertensi 8 responden (35%)

    d. Paritas Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik

    responden berdasarkan jumlah anak dapat didiskripsikan sebagai

    berikut:

    Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang

    Tahun 2012 No Jumlah anak Frekuensi Persentase (%) 1 1 13 65 2 2 -4 6 30 3 > 5 1 5

    Total 20 100 Sumber : Data Primer, (2012).

    Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mempunyai 1 orang

    anak yaitu sebanyak 13 responden (65%), sedangkan sebagian kecil

    adalah mempunyai > 5 anak yaitu 1 responden (5%).

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    4. Analisis Bivariat

    a. Faktor Konsumsi Jamu dengan Kekeruhan Air Ketuban

    Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan Konsumsi Jamu dengan

    Kekeruhan Air Ketuban

    No Konsumsi Jamu Air Ketuban Jumlah

    Nilai sig.

    Nilai Koefisien

    Contingency Keruh Tidak Keruh n % N % N %

    1. Konsumsi 13 65 0 0% 13 100,0

    20.000 0,000 0,707 2. Tidak Konsumsi 0 0 7 35 7 100,0

    Jumlah 13 65 7 35 20 100,0

    Sumber : Data Primer diolah (2012)

    Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa dari total jumlah

    20 responden diperoleh hasil bahwa, dari 13 responden mengkonsumsi

    jamu 13 responden (65%) dengan air ketuban keruh dan 7 responden

    dengan tidak mengkonsumsi jamu 7 responden (35%) dengan air

    ketuban tidak berwarna keruh.

    Berdasarkan tabel 4.6. diperoleh nilai 2 sebesar 20,000

    dengan sig sebesar 0,000. Dengan 1 dan taraf

    signifikansi adalah 5% (0,05) diperoleh 2 15,846. Karena

    2 2 dan nilai p < 0,05 maka ditolak. Hal ini berarti

    bahwa terdapat hubungan antara konsumsi jamu dengan kekeruhan air

    ketuban terhadap Ibu Bersalin di Puskesmas Dukun Kabupaten

    Magelang. 

    Berdasarkan tabel 4.6. dapat diketahui bahwa besarnya nilai

    koefisien contingency adalah 0,707. Menurut Sugiyono (2007) jika nilai

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    koefisien contingency antara 0,600 – 0,799 maka hubungan dua

    variabel itu termasuk kuat. Nilai koefisien contingency pada penelitian

    ini adalah 0,707 atau di antara 0,600 – 0,799. Oleh karena itu dapat

    disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara konsumsi jamu

    dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten

    Magelang.

    e. Faktor Hipertensi dengan Kekeruhan Air Ketuban

    Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Hipertensi

    dengan Kekeruhan Air Ketuban

    No Hipertensi Air Ketuban Jumlah

    Nilai sig.

    Nilai Koefisien

    Contingency Keruh Tidak Keruh n % N % n % 1. Ya 12 60 0 0 12 100,0

    16,154 0,000 0,668 2. Tidak 1 5 7 35 8 100,0

    Jumlah 13 65 7 34 20 100,0

    Sumber : Data Primer diolah (2012)

    Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa dari total jumlah

    20 responden diperoleh hasil bahwa, dari 12 (60%) responden dengan

    riwayat hipertensi dengan air ketuban keruh, 1 responden (5%) dengan

    tidak hipertensi dengan air ketban keruh dan 7 responden tidak

    hipertensi dengan air ketuban tidak berwarna keruh (35%)

    Berdasarkan tabel 4.7. diperoleh nilai 2 sebesar 16154

    dengan sig sebesar 0,000. Dengan 1 dan taraf

    signifikansi adalah 5% (0,05) diperoleh 2 12,537. Karena

    2 2 dan nilai p < 0,05 maka ditolak. Hal ini berarti

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    bahwa terdapat hubungan antara hipertensi dengan kekeruhan air

    ketuban ibu bersalin di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang.

    Berdasarkan tabel 4.7. dapat diketahui bahwa besarnya nilai

    koefisien contingency adalah 0,668. Menurut Sugiyono (2007) jika nilai

    koefisien contingency antara 0,600 – 0,799 maka hubungan dua

    variabel itu termasuk kuat. Nilai koefisien contingency pada penelitian

    ini adalah 0,668 atau di antara 0,600 – 0,799. Oleh karena itu dapat

    disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara konsumsi jamu

    dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten

    Magelang.

    f. Faktor Paritas dengan Kekeruhan Air Ketuban

    Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Faktor Paritas dengan

    Kekeruhan Air Ketuban

    No Paritas Air Ketuban Jumlah Nilai sig. Nilai Koefisien

    Contingency Keruh Tidak Keruhn % N % N %

    1. 1 9 45 4 20 13 65

    1,234 0,540 0,241 2. 2 -4 3 15 3 15 6 30 3 > 5 1 5 0 0 1 5

    Jumlah 13 65 7 35 20 100

    Sumber : Data Primer, (2012)

    Berdasarkan tabel 4.8. dapat diketahui bahwa dari total jumlah

    20 responden diperoleh hasil bahwa, dari 9 (45%) responden ibu

    primigravida dengan air ketuban dan 4 (20%) tidak berwarna keruh,

    sedangkan ibu multipara 3 (15%) dengan air ketuban keruh dan 3 (15%)

    tidak keruh, serta ibu grademultivara 1 (5%) dengan air ketuban keruh.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh nilai 2 sebesar 1,234

    dengan sig sebesar 0,540. Dengan df = 2 dan taraf signifikansi

    adalah 5% (0,05) diperoleh 2 1,532. Karena X2hitung < X2

    tabel dan nilai p > 0,05 maka diterima. Hal ini berarti bahwa tidak

    terdapat hubungan antara paritas dengan kekeruhan air ketuban di

    Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang.

    B. Pembahasan

    1. Faktor Minum Jamu dengan Kekeruhan Air Ketuban

    Hasil penelitian di Puskesmas Dukun Kecamatan Dukun Kabupaten

    Magelang, dari 20 responden diperoleh data, bahwa sebagian besar

    responden merupakan ibu dengan konsumsi jamu 13 responden (65%)

    dengan air ketuban keruh dan 7 responden dengan tidak mengkonsumsi

    jamu 7 responden (35%) dengan air ketuban tidak berwarna keruh.

    Hasil penelitian Kekeruhan Air Ketuban Ibu Bersalin di Puskesmas

    Dukun Kabupaten Magelang diperoleh nilai 2 sebesar 20,000

    dengan sig sebesar 0,000. Dengan 1 dan taraf signifikansi

    adalah 5% (0,05) diperoleh 2 15,846. Karena 2

    2 dan nilai p < 0,05 maka ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat

    hubungan antara konsumsi jamu dengan kekeruhan air ketuban terhadap

    Ibu Bersalin di Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang. 

    Menurut Narli (2001) faktor-faktor yang menyebabkan air ketuban

    keruh bercampur mekonoium meliputi faktor ibu salah satunya adalah

    mengkonsumsi jamu. Jenis jamu gendong yang biasa dijual oleh penjual

    jamu gendong sangat bervariasi. Hal tersebut tergantung dari kebiasaan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    yang mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu yang diminati dan

    pesanan yang diminta konsumen. Jenis-jenis jamu ini mudah dibuat sendiri

    di rumah. Beberapa jenis jamu yang dimaksud di antaranya beras kencur,

    cabe puyang, kudu laos, kunci siruh, uyup-uyup atau gepyokan, kunir

    asam, pahitan dan sinom (Suharmiati, 2003).

    Ibu hamil yang terbiasa mengkonsumsi jamu, air ketubannya bisa jadi

    kental bahkan berwarna hijau keruh. Akibatnya, bayi mengalami kesulitan

    bernafas sewaktu dilahirkan. Belum lagi kalau air ketuban sampai terhirup

    bayi yang berakibat fatal.

    2. Teratogenik

    Teratogenik adalah kelainan pembentukan kongenital yang dapat

    menyebabkan kecacatan pada bayi. Salah satu penyebabnya adalah

    konsumsi kosentrat yang tak direkomendasikan tersebut adalah jamu.

    Bukan tak mungkin dalam kosentrat tadi terkandung zat-zat bahaya yang

    dapat mengancam dan menimbulkan masalah pada janin yang pada giliran

    berikutnya bisa mengakibatkan kecacatan pada janin.

    3. Kelainan jantung.

    Jamu juga bisa menyebabkan gangguan jantung pada janin, salah

    satunya adalah kebocoran sekat jantung, terlebih bila konsumsi hamil

    muda.Ada juga sebagian orang beranggapan, jamu tidak berbahaya.(Narli,

    2001)

    2. Faktor Hipertensi dengan Kekeruhan Air Ketuban

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap Ibu Bersalin di Puskesmas

    Dukun Kabupaten Magelang diketahui bahwa dari total jumlah 20

    responden diperoleh hasil bahwa, dari 12 (60%) responden dengan

    riwayat hipertensi dengan air ketuban keruh, 1 responden (5%) dengan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    tidak hipertensi dengan air ketuban keruh dan 7 responden tidak hipertensi

    dengan air ketuban tidak berwarna keruh (35%)

    Berdasarkan tabel 4.7. diperoleh nilai 2 sebesar 16154

    dengan sig sebesar 0,000. Dengan 1 dan taraf signifikansi

    adalah 5% (0,05) diperoleh 2 12,537. Karena 2

    2 dan nilai p < 0,05 maka ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat

    hubungan antara hipertensi dengan kekeruhan air ketuban ibu bersalin di

    Puskesmas Dukun Kabupaten Magelang.

    Ibu hipertensi mengalami penurunan aliran darah ke uterus yang

    selanjutnya akan menurunkan perfusi plasenta dan memicu terjadinya

    hipoksia intrauterin yang akan menyebabkan relaksasi spinkter ani. Masa

    gestasi posterm sering disertai dengan air ketuban bercampur mekonium.

    Janin yang mengalami gawat janin intrauterin yang ditandai dengan tanda

    klinis akan mengalami relaksasi spinkter ani sehingga memicu terjadinya

    pengeluaran mekonium (Derek. 2001).

    Faktor-faktor yang menyebabkan air ketuban keruh bercampur

    mekonoium meliputi faktor ibu antara lain hipertensi, ekslamsia, penyakit

    paru, ibu dengan diabetes militus, infeksi pada ibu, ibu minum jamu

    (Narli, 2001).

    Air ketuban keruh bercampur mekonium merupakan faktor risiko

    berbagai masalah perinatal. Bayi dengan Air ketuban keruh kental lebih

    sering mempunyai masalah yang lebih besar dibanding bayi dengan Air

    ketuban keruh yang encer. Secara umum kandungan mekonium di dalam

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    air ketuban dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu encer, sedang, dan

    kental. Penilaian kandungan mekonium tergantung sepenuhnya pada

    pengamatan subjektif para klinisi (Sholeh, 2010).

    3. Faktor Paritas dengan Kekeruhan Air Ketuban

    Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Dukun Kabupaten

    Magelang dari total 20 responden diperoleh hasil bahwa, dari 9 (45%)

    responden ibu primigravida dengan air ketuban dan 4 (20%) tidak

    berwarna keruh, sedangkan ibu multipara 3 (15%) dengan air ketuban

    keruh dan 3 (15%) tidak keruh, serta ibu grademultivara 1 (5%) dengan

    air ketuban keruh.

    Berdasarkan tabel 4.8. diperoleh nilai 2 sebesar 1,234

    dengan sig sebesar 0,540. Dengan df = 2 dan taraf signifikansi

    adalah 5% (0,05) diperoleh 2 1,532. Karena X2hitung < X2 tabel dan

    nilai p > 0,05 maka diterima. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat

    hubungan antara paritas dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas

    Dukun Kabupaten Magelang.

    Kata paritas berasal dari bahasa Latin, pario, yang berarti

    menghasilkan. Secara umum, paritas didefinisikan sebagai keadaan

    melahirkan anak baik hidup ataupun mati, tetapi bukan aborsi, tanpa

    melihat jumlah anaknya. Dengan demikian, kelahiran kembar hanya

    dihitung sebagai satu kali paritas (Stedman, 1998).

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    Tidak adanya hubungan antara faktor paritas dengan kekeruhan air

    ketuban keruh karena hanya terdapat 1 responden dengan paritas lebih dari

    4 hal ini sesuai dengan pernyataan Saunders (2002) yang menyatakan

    bahwa berbagai faktor dapat terjadi pada primigravida antara lain keadaan

    janin dalam stress karena durasi persalinan yang lama dan adanya partus

    macet. Jumlah paritas lebih dari 4 yang berisiko terjadi air ketuban keruh

    (Saunders, 2002).

    C. Keterbatasan Penelitian

    1. Tidak semua faktor yang mempengaruhi air ketuban keruh diteliti antara lain

    ekslamsia, penyakit paru, ibu dengan diabetes militus, infeksi pada ibu. Faktor

    janin antara lain umur kehamilan, adanya gawat janin, pertumbuhan janin

    lambat, pertumbuhan janin terhambat dan faktor persalinan antara lain

    persalinan yang berlangsung lama.

    2. Kesulitan dalam mencari responden dan lamanya persalinan.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Penelitian ini dilakuakan untuk mengetahui faktor-faktor yang

    mempengaruhi kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten

    Magelang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Hasil uji analisis chi square menunjukkan, terdapat hubungan antara

    konsumsi jamu dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun

    Kabupaten Magelang dengan sig sebesar 0,000.

    2. Hasil uji analisis chi square menunjukkan, terdapat pengaruh antara

    Hipertensi dengan Kekeruhan Air Ketuban di Puskesmas Dukun

    Kabupaten Magelang dengan sig sebesar 0,000.

    3. Hasil uji analisis chi square menunjukkan, tidak terdapat hubungan antara

    paritas dengan kekeruhan air ketuban di Puskesmas Dukun Kabupaten

    Magelang dengan sig sebesar 0,540.

    B. Saran

    1. Bagi masyarakat

    Ibu hamil lebih meningkatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang

    dapat menyebabkan kekeruhan air ketuban melalui petugas kesehatan

    maupun melalui media informasi sehingga dapat mencegah terjadinya air

    ketuban keruh saat persalinan

    45

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    e. Bagi tenaga kesehatan (Bidan)

    Diharapkan petugas kesehatan memberikan informasi atau masukan bagi

    ibu hamil tentang faktor penyebab kekeruhan air ketuban melalui

    penyuluhan sehingga nantinya diharapkan mampu meningkatkan

    pengetahuan dan prilaku masyarakat khususnya ibu hamil mengenai faktor

    penyebab kekeruhan air ketuban serta persiapan persalinan serta dapat

    memotivasi ibu hamil dalam kesiapan menghadapi persalinan.

    f. Bagi Stikes A. Yani Yogyakarta

    Perlunya menambah referensi tentang kekeruhan air ketuban untuk

    pengembangan ilmu pengetahuan tentang persiapan persalinan dan

    kesiapan dalam menghadapi persalinan

    g. Bagi peneliti lain

    Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor

    penyebab kekeruhan air ketuban ibu dengan penyakit paru,diabetus

    melitus,partus lama,ekslamsia.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

    Safitri. (2003). Kesehatan ibu dan anak.Jakarta : Citra Medika. Chalik TMA. Mekonium dalam Cairan Ketuban. Dalam: Ilmu Kedokteran

    Fetomaternal. Hariadi R, penyunting. Edisi perdana. Himpunan Kedokteran Fetomaternal. Surabaya: POGI; 2004.h.413-8.

    Chrisna, H (2010), Assosiasi Tingkat Kekentalan, Adanya Sterkobilindan

    Bilirubin pada Air Ketuban Keruh dengan terjadinya Sindrom Aspirasi Mekonium. Tesis. Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak. Universitas Diponegoro Semarang.

    Derek. (2001), Dasar-dasar Obstetri dan Ginokologi, Jakarta: Hipokrates.

    Kosim, M. (2010). Pemeriksaan Kekeruhan Air Ketuban. Semarang : Bagian FK UNDIP RSUP. Dr. Kariadi Semarang

    Sholeh K. (2010) Buku Ajar Neonatologi, Edisi I Jakarta: Badan Penerbit IDAI Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

    Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, S (2009). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Rukmana, (2010), Gambaran Faktor Penyebab Ketuban Keruh Pada Ibu Bersalin

    di Rumah Sakit Bhakti Rahayu Surabaya, Karya Tulis Ilmiah. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

    Alfabeta.

    Saryono, (2009) ,Metode penelitian kesehatan.Jakarta :Yayasan Bina Pustaka

    Yanti, (2010), Buku Ajar Kebidanan Persalinan.Yogyakarta :Pustaka

    Saryono, (2008), Metodologi Penelitian Kesehatan.Jogyakarta :Mitra Medika

    Depkes RI, (2009),Sistem Kesehatan Nasional.Jakarta

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    Suharmiati dan Handayani, L., 1998. Bahan Baku, Khasiat dan Cara Pengolahan jamu Gendong: Studi Kasus di Kotamadya Surabaya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan kesehatan, Departemen Kesehatan RI, http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/art-1.htm diakses pada tanggal 25/5/2008

    Sunarsih, T, dkk. (2010). Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Stikes Ahmad

    Yani. Yogyakarta : Kanisius.

     

    LAMPIRAN

    Halaman JudulHalaman PengesahanAbstractIntisariPernyatan KeaslianKata PengantarDaftar IsiBAB IBAB IVBAB VDaftar pustaka