Top Banner
10/12/2013 KTI BP ANAKKU http://putrhyshalju.blogspot.com/ 1/33 KTI BP ANAKKU Rabu, 21 November 2012 kti bp anakku BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini sering menyerang anak-anak dan balita hampir diseluruh dunia. Bila penyakit ini tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan beberapa komplikasi bahkan kematian. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit Pneumonia. Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui hematogen sampai ke Bronkus. (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009). Laporan WHO tahun 1999, menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influenza. Insidensi pneumonia komuniti di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang per tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10 %. Di Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris. Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, Penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di Indonesia. Epidemologi angka mortalitas anak-anak dengan bronchopneumonia di Indonesia tetap tinggi. Angka mortalitas bronchopneumonia secara keseluruhan mencapai 7-28,6%. (Nugroho, 1971). Peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia meliputi usaha promotif yaitu dengan selalu menjaga kebersihan baik fisik maupun lingkungan seperti tempat sampah, ventilasi, dan kebersihan lain-lain. Preventif dilakukan dengan cara menjaga pola hidup bersih dan sehat, upaya kuratif dilakukan dengan cara memberikan obat yang sesuai indikasi yang dianjurakan oleh dokter dan perawat memiliki peran dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopnemonia secara optimal, profesional dan komprehensif, sedangkan pada aspek rehabilitatif, perawat berperan dalam memulihkan kondisi klien dan menganjurkan pada orang tua klien untuk kontrol ke rumah sakit. Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan pnelitian dengan berdasarkan studi kasus tentang: “Asuhan Keperawatan pada klien An. “A” dengan gangguan sistem pernapasan: “Bronkopneumonia” di ruang melati BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2012. 2012 (1) November (1) kti bp anakku Arsip Blog nurul ikhsan Lihat profil lengkapku Mengenai Saya
33

KTI BP ANAKKU.pdf

Feb 08, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 1/33

KTI BP ANAKKU

Rabu, 21 November 2012

kti bp anakku

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini

sering menyerang anak-anak dan balita hampir diseluruh dunia. Bila penyakit ini tidak

segera ditangani, maka akan menyebabkan beberapa komplikasi bahkan kematian.

Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit Pneumonia.

Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai

bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara

penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui hematogen sampai ke

Bronkus. (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009).

Laporan WHO tahun 1999, menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat

penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan

influenza. Insidensi pneumonia komuniti di Amerika adalah 12 kasus per 1000 orang per

tahun dan merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di

negara itu. Angka kematian akibat pneumonia di Amerika adalah 10 %. Di Amerika dengan

cara invasif pun penyebab pneumonia hanya ditemukan 50%. Penyebab pneumonia sulit

ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan

pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan

awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris.

Laporan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001, Penyakit infeksi saluran napas

bawah menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di Indonesia.

Epidemologi angka mortalitas anak-anak dengan bronchopneumonia di Indonesia tetap

tinggi. Angka mortalitas bronchopneumonia secara keseluruhan mencapai 7-28,6%.

(Nugroho, 1971).

Peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan

bronkopneumonia meliputi usaha promotif yaitu dengan selalu menjaga kebersihan baik

fisik maupun lingkungan seperti tempat sampah, ventilasi, dan kebersihan lain-lain.

Preventif dilakukan dengan cara menjaga pola hidup bersih dan sehat, upaya kuratif

dilakukan dengan cara memberikan obat yang sesuai indikasi yang dianjurakan oleh dokter

dan perawat memiliki peran dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan

bronkopnemonia secara optimal, profesional dan komprehensif, sedangkan pada aspek

rehabilitatif, perawat berperan dalam memulihkan kondisi klien dan menganjurkan pada

orang tua klien untuk kontrol ke rumah sakit.

Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan pnelitian dengan

berdasarkan studi kasus tentang: “Asuhan Keperawatan pada klien An. “A” dengan

gangguan sistem pernapasan: “Bronkopneumonia” di ruang melati BLUD Rumah Sakit

Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2012.

▼ 2012 (1)

▼ November (1)

kti bp anakku

Arsip Blog

nurul ikhsan

Lihat profil lengkapku

Mengenai Saya

Page 2: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 2/33

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yaitu bagaimanakah penerapan asuhan keperawatan pada klien

An. A dengan gangguan sistem pernapasan: broncopneumonia di Ruang Melati BLUD

Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2012 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mahasiswa diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien An. A

dengan gangguan sistem pernapasan: bronkopneumonia di Ruang Melati BLUD Rumah

Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien An. A dengan kasus

bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh.

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada klien An. A dengan

bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh.

c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan

bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh.

d. Mampu melaksanakan rencana asuhan keperawatan pada klien An. A dengan

bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh.

e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien An. A dengan

bronkopneumonia di BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama yang

berkaitan dengan asuhan keperawatan pada anak dengan bronchopneumonia.

2. Untuk Pendidikan

Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi rekan-rekan mahasiswa.

3. Untuk Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan

asuhan keperawatan pada pasien dengan bronchopneumonia serta dalam melakukan

pendokumentasian dan penyusunan makalah bronchopneumonia.

E. Metode Penulisan

Metode dalam penulisan makalah Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dan

metode studi kasus kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan

adalah studi kasus dimana peserta didik mengolah 1 (satu) kasus dengan menggunakan

proses keperawatan.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dari penulisan makalah ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu:

1. BAB I :

Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penelitian, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

2. BAB II :

Tinjauan pustaka, yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi (klasifikasi proses

perjalanan penyakit dan manifestasi klinis), komplikasi, penatalaksanaan, konsep tumbuh

kembang anak, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, dan perencanaan

keperawatan.

3. BAB III :

Page 3: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 3/33

Tinjauan kasus, yang meliputi pengkajian keperawatan, analisa data, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.

4. BAB IV :

Pembahasan, yang menjelaskan tentang kesenjangan antara teori dan hasil penelitian

meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi keperawatan.

5. BAB V :

Penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Bronkopneumonia adalah suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai

bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara

penyebaran langsung melalui saluran pernapasan atau melalui hematogen sampai ke

bronkus. (Sujono Riyadi dan Sukarmin, 2009).

Bronkopneumonia adalah merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan

oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang

tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan

produktif. (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

2. Etiologi

Penyebab tersering brokopneumonia pada anak adalah pneumokokus sedang penyebab

lainnya antara lain: streptococcus pneumoniae, stapilokokus aureus, haemopillus

influenza, jamur (seperti candida albicans), dan virus. Pada bayi dan anak kecil ditemukan

staphylococcus aureus sebagai penyebab yang berat, serius dan sangat progresif dengan

mortalitas tinggi.

3. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

Anatomi pernafasan agar udara bisa mencapai paru-paru adalah hidung, laring,

trakhea, bronkhus dan bronkhiolus.

Fungsi masing-masing bagian ini sebagai berikut:

a. Fungsi hidung

1) Terdapat bentukan-bentukan yang berfungsi untuk :

a) Bulu-bulu hidung berguna untuk menyaring udara yang baru masuk,

debu dengan diameter > 5 mikron akan tertangkap.

b) Selaput lendir hidung berguna untuk menangkap debu dengan diameter

lebih besar, kemudian melekat pada dinding rongga hidung.

c) Anyaman vena (Flexus venosus) berguna untuk menyamakan kondisi

udara yang akan masuk paru dengan kondisi udara yang ada di dalam

paru.

d) Konka (tonjolan dari tulang rawan hidung) untuk memperluas

permukaan, agar proses penyaringan, pelembaban berjalan dalam suatu

bidang yang luas, sehingga proses diatas menjadi lebih efisien.

2) Pharing Terdapat persimpangan antara saluran napas dan saluran

pencernaan. Bila menelan makanan glotis dan epiglotis menutup saluran

napas, untuk mencegah terjadinya aspirasi. Pada pemasangan endotrakeal

tube glotis tidak dapat menutup sempurna, sehingga mudah terjadi aspirasi.

3) Laring Terdapat pita suara / flika vokalis, bisa menutup dan membuka saluran napas,

serta melebar dan menyempit.

Page 4: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 4/33

Gunanya:

a) Membantu dalam proses mengejan -Membuka dan menutup saluran napas secara

intermitten pada waktu batuk. Pada waktu mau batuk flika vokalis menutup, saat batuk

membuka, sehingga benda asing keluar.

b) Secara reflektoris menutup saluran napas pada saat menghirup udara yang tidak

dikehendaki.

c) Untuk proses bicara.

d) Trakea dikelilingi tulang rawan berbentuk tapal kuda (otot polos dan bergaris) sehingga

bisa mengembang dan menyempit. Trakea bercabang menjadi 2 bronkus utama.

4) Bronkus Merupakan percabangan trakea, terdiri dari bronkus kanan dan kiri. Antara

percabangan ini terdapat karina yang memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan

bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang. Bronkus kiri dan kanan tak

simetris. Yang kanan lebih pendek, lebih lebar dan arahnya hampir vertikal. Yang kiri

lebih panjang dan lebih sempit dengan sudut lebih tajam. Bronkus ini kemudian

bercabang menjadi bronkus lobaris, bronkus segmentasi, bronkus terminalis, asinus

yang terdiri dari bronkus respiratorius yang terkadang mengandung alveoli, duktus

alveolaris dan sakus alveolaris terminalis.

5) Paru Terdiri dari paru kanan dan kiri yang kanan terdiri dari 3 lobus, kiri 2 lobus.

Dibungkus oleh selaput yang disebut pleura viseralis sebelah dalam dan pleura

parietalis sebelah luar yang menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura

terdapat cavum interpleura yang berisi cairan. Di dalam saluran napas selain terdapat

lendir, juga bulu-bulu getar/ silia yang berguna untuk menggerakkan lendir dan

kotoran ke atas.

a. Pernapasan Eksterna

Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada

pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui

hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa

bronkhial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler

pulmonaris.

Hanya satu lapisan membran, yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen

dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah

merah dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian

tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada

tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.

Di dalam paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu hasil buangan metabolisme,

menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui

pipa bronkhial dan trakhea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan

eksternal :

1) Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara

luar.

2) Arus darah melalui paru-paru.

3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya

dapat mencapai semua bagian tubuh.

4) Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah

berdifusi daripada oksigen. (Evelyn C. Pearce, 2000)

5) Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru

menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah

datang di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2. Jumlah

CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam arteri bertambah. Hal ini

merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan

Page 5: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 5/33

dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi

pengeluaran CO2 dan memungut lebih banyak O2. (Evelyn C. Pearce, 2000)

b. Pernapasan Jaringan atau Pernapasan Interna

Sementara bagaimana oksigen digunakan oleh jaringan dan bagaimana karbon

dioksida dibebaskan oleh jaringan disebut respirasi internal. Darah yang telah

menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh

tubuh dan mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan

memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung dan

darah menerima sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida. (Evelyn

C. Pearce, 2000)

Perubahan- perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang

disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau penapasan jaringan.

1) Udara (atmosfer) yang dihirup :

a) Nitrogen : 79 %

b) Oksigen : 20 %

c) Karbondioksida : 0-0,4

Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.

2) Udara yang dihembuskan

a) Nitrogen : 79 %

b) Oksigen : 16 %

c) Karbon dioksida : 4-0,

Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan

badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan). (Evelyn

C. Pearce, 2000)

Daya Muat Udara oleh Paru-paru Besarnya daya muat udara oleh paru-paru ialah 4.500

ml sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-

kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang dihirup masuk

dan dihembuskan ke luar pada pernapasan biasa dengan tenang. (Evelyn C. Pearce, 2000)

Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada

penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat, disebut kapasitas vital paru-paru.

Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan pada

seorang perempuan 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru , pada

penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot

pernapasan. (Evelyn C. Pearce, 2000)

4. Patofisiologi

Proses perjalanan penyakit kuman masuk ke dalam jaringan paru-paru melalui

saluran pernapasan dari atas untuk mencapai bronkiolus dankemudian alveolus

sekitarnya. Kelainan yang tibul berupa bercak konsolidasi yang tersebar pada kedua

paru-paru, lebih banyak pada bagain basal. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009).

Secara hematogen maupun langsung (lewat penyebaran sel) mikroorganisme yang

terdapat di dalam paru dapat menyebar ke bronkus. Setelah terjadi fase peradangan

lumen bronkus bersebukan sel radang akut, terisi eksudat (nanah) dan sel epitel rusak.

Bronkus dan sekitarnya penuh dengan netrofil (bagian leukosit yang banyak pada saat

awal peradangan dan bersifat fagositosis dan sedikit eksudat fibrinosa. Bronkus rusak

akan mengalami fibrosis dan pelebaran akibat tumpukan nanah sehingga dapat timbul

bronkiektasis. Selain itu organisasi eksudat dapat terjadi karena absorpsi yang lambat.

Eksudat pada infeksi ini mula-mula encer dan keruh, mengandung banyak kuman

penyebab (streptokokus, virus dan lain-lain). Selanjutnya eksudat berubah menjadi

purulen, dan menyebabkan sumbatan pada lumen bronkus. Sumbatan tersebut dapat

Page 6: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 6/33

mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga penderita mengalami sesak nafas.

(Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009).

Terdapatnya peradangan pada bronkus dan paru juga akan mengakibatkan

peningkatan produksi mukosa dan peningkatan gerakan silia pada lumen bronkus

sehingga timbul peningkatan refleks batuk. (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009).

Perjalanan patofisiologi di atas bisa berlangsung sebaliknya yaitu didahului dulu dengan

infeksi pada bronkus kemudian berkembang menjadi infeksi pada paru-paru. (Sujono

Riyadi & Sukarmin, 2009).

5. Manifestasi klinik

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas

selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39-40˚C dan kadang

disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan

cepat dan dangkal disertai cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut,

merintih dan sianosis. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak

ditemukan pada permulaan penyakit, tetapi setelah beberapa hari mula–mula kering

dan kemudian menjadi produktif. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari luas daerah

auskultasi yang terkena. Pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada

auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah nyaring halus atau sedang. (Sujono

Riyadi & Sukarmin, 2009).

Bila sarang bronkopneumomonia manjadi satu mungkin pada perkusi terdengar

keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi terdengar mengeras. (Sujono Riyadi &

Sukarmin, 2009).

6. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut, mungkin juga

komplikasi lain yang dekat seperti etelektasis, emfisema, atau komplikasi jauh seperti

meningitis. Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat. (Ngastiyah,

2005).

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Menurut (Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009).

a. Terapi

1) Pemberian obat antibiotik penisilin 50.000 U/Kg BB/hari, ditambah dengan

kloramfenikol 50-70 mg/Kg BB/hari atau diberikan antibiotik yang

mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai

bebas demam 4-5 hari. Pemberian obat kombinasi bertujuan untuk

menghilangkan penyebab infeksi yang kemungkinan lebih dari 1 jenis juga

untuk menghindari resistensi antibiotik.

2) Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan intravena,

biasanya diperlukan campuran glukusa 5 % dan Nacl 0,9 % dalam perbandingan

3:1 ditambah larutan Kcl 10 mEq/500ml/botol infus.

3) Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabilisme akibat kurang

makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisa

gas darah arteri.

4) Pemberian makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik pada

penderita yang sudah mengalami perbaikan sesak nafas.

5) Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberiakan inhalasi dengan salin normal

dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier seperti pemberian

terapi nebulizer dengan flexotid dan ventolin. Selain bertujuan mempermudah

mengeluarkan dahak juga dapat meningkatkan lebar lumen bronkus.

b. Tindakan medis yang bertujuan untuk pengobatan

Page 7: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 7/33

1) Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predomainan atau dapat ditemukan

leukoponenia yang menandakan prognosis buruk, dapat ditemukan anemia ringan atau

sedang.

2) Pemeriksaan radiologis member gambaran bervariasi :

a) Bercak konsolidasi merata pada bronkopnemonia

b) Bercak komsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris.

c) Gambaran bronkopneumonia difus atau infiltrat pada pneumonia stafilokokus.

3) Pemeriksaan cairan pleura

4) Pemeriksaan mikrobiologi

8. Konsep Tumbuh Kembang Anak

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang

sejak saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal inilah yang membedakan

anak dari orang dewasa. Jadi anak tidak bisa diidentikkan dengan dewasa dalam bentuk

kecil.

Ilmu Pertumbuhan (Growth) dan Perkembangan (Development) merupakan dasar

Ilmu Tumbuh Kembang oleh karena meskipun merupakan proses yang berbeda,

keduanya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain.

Pertumbuhan (growth) merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar,

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur

dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (centi meter, meter).

Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (skill/

keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. (Sujono Riyadi dan

Sukarmin, 2009).

a. Berat badan

Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan mengalami pertambahan setiap

minggu sekitar140-200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali lipat berat badan

lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap

minggu sekitar 25-40 gram danpada akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan tiga kali

lipat berat badan lahir.

b. Tinggi badan

Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap

bulannya. Pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm

setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan

waktu lahir.

c. Lingkar kepala

Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi dengan sangat cepat sekitar 6 bulan pertama,

yaitu dari 35-43 cm. pada usia-usia selanjutnya pertumbuhan lingkar kepala mengalami

perlambatan. Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm.

d. Perkembangan motorik kasar

1) Pada usia 0-28 hari diawali dengan gerakan seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat

kepala.

2) Pada usia 1-4 bulan dimulai dengan kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap,

mencoba duduk sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak,jatuh

terduduk di pangkuan ketika di sokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna,

mengangkat kepala sambil berbaring terlentang, berguling dari terlentang ke miring, posisi

lengan dan tungai kurang fleksi, dan berusaha untuk merangkak.

3) Usia 4-8 bulan dapat dilihat pada perubahan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup pada

Page 8: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 8/33

alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua

tangannya. pada bulan ke-4 sudah mampu memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri;

duduk dengan kepala tegak; membalikan badan; bangkit dengan kepala tegak; menumpu

beban pada kaki dengan lengan berayun ke depan dan ke belakang; berguling dari

terlentang ke tengkurap; serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat.

4) Pada usia 8-12 bulan di awali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan,

bangkit lalu berdiri, berdiri 2 detik, dan berdiri sendiri.

5) Usia 1-2 tahun anak sudah mampu melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18

bulan anak mampu menaiki tangga dengan cara satu tangan dipegang. Pada akhir tahun ke-

2 sudah mampu berlari-lari kecil, menendang bola, dan mulai mencoba melompat.

e. Perkembangan motorik halus

1) Pada usia 0-28 hari di mulai dengan adanya kemampuan untuk mengikuti garis tengah bila

kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan.

2) Pada usia 1-4 perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat melakukan hal-hal

seperti memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi ke sisi, mencoba memegang dan

memasukan benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memerhatikan tangan

dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan walaupun

hanya sebentar.

3) Pada usia 4-8 bulan sudah mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk

memegang mengeksplorasi benda yang sedang di pegang, mengambil objek dengan tangan

tertangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan

bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan objek dari satu tangan ketang

lain.

4) Usia 8-12 bulan mencari atau meraih benda kecil; bila di beri kubus mampu memindahkan,

mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya, serta meletakan

benda atau kubus ke tempatnya.

5) Anak usia 1-2 tahun pada usia ini dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam

mencoba menyususn atau membuat menara kubus (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

f. Perkembangan bahasa

1) Pada usia 0-28 hari dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis)

dan bereaksi terhadap suara atau bel.

2) Pada usia 1-4 ditandai dengan adanya kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan

huruf hidup, berceloteh, mengucapkan kata “ooh/ ahh”, tertawa dan berteriak, menguceh

spontan, serta bereaksi dengan mengoceh.

3) Pada usia 4-8 bulan dapat menirukan bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah suara atau

sumber bunyi, tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak, serta

menggunakan kata yang terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat dua bunyi vokal

yang bersamaan seperti “ba-ba”.

4) Usia 8-12 bulan mampu mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang belum spesifik,

mengoceh hingga mengatakannya secara spesifik, serta dapat mengucapkan 1-2 kata.

5) Usia 1-2 tahun anak mampu memiliki sepuluh perbendaharaan kata; tingginya kemampuan

meniru, mengenal, dan responsif terhadap orang lain; mampu menunjukan dua gambar;

mampu mengombinasikan kata-kata; serta mulai mampu menunjukkan lambaian anggota

badan.

g. Perkembangan prilaku/ adaptasi sosial

1) Pada usia 0-28 hari dapat ditunjukan dengan adanya tanda-tanda tesenyumdan mulai

menatap muka atau mengenali seseorang.

2) Pada usia 1-4 bulan dapat diawali dengan kemampuan mengamati tangannya; tersenyum

Page 9: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 9/33

spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum; mengenal ibunya dengan

penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak; tersenyum pada wajah manusiaa; waktu

tidur dalam sehari lebih sedikit daripada waktu terjaga; membentuk siklus tidur bangun;

menangis bila terjadi sesuatu yang aneh; membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak

dikenal; senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya; serta terdiam bila ada orang yang

tak dikenal (asing).

3) Pada usia 4-8 bulan anak merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing,

mulai bermain dengan mainan, mudah frustasi serta memukul-mukul lengan dan kaki jika

sedang kesal.

4) Usia 8-12 bulan dimulai dengan kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan,

sudah mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, bermain bola atau lainnya

dengan orang lain.

6) Usia 1-2 tahun anak ditunjukkan dengan adanya kemampuan membantu kegiatan di rumah,

menyuapi boneka, mulai menggosok gigi, serta mencoba mengenakan baju sendiri. (A. Aziz

Alimul Hidayat, 2008).

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan tahap awal dari

proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data

dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan

pasien.

Pengkajian Bronchopneuonia menurut Sujono Riyadi & Sukarmin, (2009) adalah

sebagai berikut.

a. Identitas klien : nama klien, tempat lahir, tanggal lahir, umur, jenis kelamin,

suku bangsa, pendidikan.

b. Riwayat pola makan :frekuensi makan, jenis makan, makanan yang disenangi.

c. Pengkajian antopometri : lingkar lengan atas (LLA), lingkar kepala, leingkar

dada, berat badan (BB), tinggi badan (TB), lipatan kulit.

d. Monitor hasil laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit, laju endap

darah (LED), serum protein (albumin dan globulin) dan hormon pertumbuhan.

e. Timbang berat badan

f. Kaji tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan.

g. Pola persepsi sehat-penatalaksanaan sehat

Data yang muncul sering orang tua berpersepsi meskipun anaknya batuk masih menggap

belum terjadi gangguan serius, bila asanya orang tua menganggap benar-benar sakit apa bila

anak sudah mengalami sesak nafas.

h. Pola metabolik nutrisi

Anak dengan bronkopneumonia sering muncul anoreksia (akibat respon sistemik

melalui kontrol saraf pusat), mual dan muntah (karena peningkatan rangsangan gaster

sebagai dampak peningkatan toksik mikroorganisme).

i. Pola eliminasi

Penderita sering mengalami penurunan produksi urin akibat perpindahan cairan

melalui proses evaporasi karena demam.

j. Pola tidur-istirahat data yang sering muncul adalah anak mengalami kesulitan tidur

Page 10: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 10/33

karena sesak nafas. Penampilan anak terlihat lemah, sering menguap, mata merah, anak

juga sering menangis pada malam hari karena ketidaknyamanan tersebut.

k. Pola aktifitas-latihan

Anak tampak menurun aktifitas dan latihannya sebagai dampak kelemahan fisik. Anak

tampak lebih banyak minta digendong orang tuanya atau bedres.

l. Pola kognitif-persepsi

Penurunan kognitif untuk mengingat apa yang pernah disampaikan biasanya sesaat

akibat penurunan asupan nutrisi dan oksigen pada otak. Pada saat dirawat anak tampak

bingung kalau ditanya tentang hal-hal baru disampaikan.

m. Pola persepsi diri-konsep diri

Tampak gambaran orang tua terhadap anak diam kurang bersahabat, tidak suka

bermain, ketakutan terhadap orang lain meningkat.

n. Pola peran-hubungan

Anak tampak malas kalau diajak bicara baik dengan teman sebaya maupuan yang lebih

besar, anak lebih banyak diam dan selalu bersama dengan orang terdekat orangtua).

o. Pola seksualitas-reproduktif

Pada kondisi sakit dan anak kecil masih sulit terkaji. Pada anak yang sudah mengalami

pubertas mungkin terjadi gangguan yang menstruasi pada wanita terapi bersifat

sementara dan biasanya penundaan.

p. Pola toleransi stress-koping

Aktifitas yang sering tampak saat menghadapi stress adalah anak sering menangis,

kalau sudah remaja saat sakit yang domain adalah mudah tersinggung dan suka marah.

q. Pola nilai-keyakinan

Nilai keyakinan mungkin meningkat seiring dengan kebutuhan untuk mendapat sumber

kesembuhan dari Tuhan.

r. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predomainan atau dapat ditemukan

leukopenia yang menandakan prognosis buruk, dapat ditemukan anemia ringan atau

sedang.

2) Pemeriksaan radiologis member gambaran bervariasi :

a) Bercak konsolidasi merata pada bronkopneumonia.

b) Bercak konsolidasi satu lobus pada pneumonia lobaris.

c) Gambaran bronkopneumonia difus atau infiltrat pada pneumonia stafilokokus.

3) Pemeriksaan cairan pleura.

4) Pemeriksaan mikrobiologi, dapat dibiak dari spesimen usap tenggorok, sekresi

nasofaring, bilasan bronkus atau sputum, darah, aspirasi trakea, fungsi pleura atau

aspirasi paru. (Arif Mansjor, 2000).

2. Diagnosa Keperawatan

Setelah data terkumpul langkah berikutnya adalah menganalisa data, sehingga

diperoleh diagnosa keperawatan yang artinya adalah masalah kesehatan aktual atau

potensial. Terjadi masalah kesehatan (pada seseorang, kelompok, atau keluarga) yang

dapat ditangani oleh perawat untuk menentukan tindakan perawat yang untuk

mencegah, menanggulangi, atau mengurangi masalah tersebut. (Menurut Sujono Riyadi

& Sukarmin, 2009).

Diagnosa yang ditemukan pada penyakit bronkopneumonia antara lainya yaitu;

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

1) Pernapasan cepat dan dangkal (RR mungkin >35 kali/menit)

Page 11: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 11/33

2) Bunyi nafas ronkhi basah, terdapat retraksi dada dan penggunaan otot bantu

pernapasan

3) Pasien mengeluh sesak nafas.

4) Batuk biasanya produktif dengan produksi sputum yang cukup banyak.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

1) Dispnea, sianosis

2) Takipne dan takikardi

3) Gelisah atau perubahan mental

4) Kelemahan fisik

5) Dapat juga terjadi penurunan kesadaran

6) Nilai AGD menujukan peningkatan PCO² (normal PCO² 35-45 mmHg),

sedangkan pada kondisi asidosis dapat menjadi 70 mmHg dan penurunan PH

(normal PH 7,35-7-45, kalau asidosis 7,25 mmhg ).

c. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

1) Pasien mengeluh dadanya sakit.

2) Pasien terlihat meringis kesakitan.

3) Terlihat gerakkan dada terbatas saat bernafas

4) Perilaku distraksi, gelisah.

5) Tampak perilaku seperti meringis kesakitan, menangis, rewel.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan : ketidak seimbangan antara suplai

dan kebutuhan oksigen atau kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola

tidur.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

1) Laporan verbal kelemahan kelelahan, keletihan.

2) Pasien tampak lemah, saat dicoba untuk bangun pasien mengeluh tidak kuat.

3) Nadi teraba lemah dan cepat dengan frekuensi >100 kali permenit.

e. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

1) Pasien mengeluh lemah

2) Berat badan anak mengalami penurunan.

3) Kulit tidak kencang.

4) Nilai laboratorium Hb kurang dari 9 gr/dl (normal usia 1 tahun keatas 9-14 gr/dl.

f. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia.

Kemungkinan dibuktikan dengan data:

1) Pasien tampak merah wajahnya

2) Suhu tubuh sama dengan atau lebih 37,5˚C

3) Pasien menggigil

4) Nadi naik (diatas 100 kali permenit).

3. Intervensi Keperawatan

Tahap selanjutnya yaitu perencanaan yang meliputi perkembangan strategi sasaran

untuk mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi

pada diagnosa keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa

keperawatan dan menentukan rencana dokumentasi.

Page 12: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 12/33

a. DX 1: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi

sputum.

1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas teratasi.

2) Kriteria hasil : Pernapasan normal, bunyi nafas normal, klien tidak sesak, tidak ada sputum.

3) Intervensi keperawatan :

a) Kaji frekuensi atau kedalaman pernadasan dan gerakan dada.

Rasional: takipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris terjadi

karena peningkatan tekanan dalam paru dan penympitan bronkus. Semakin

sempit dan tinggi semakin meningkat frekuensi pernapasannya.

b) Auskultasi area paru, catat area penurunan atau tak ada aliran udara.

Rasional: suara mengi mengindikasikan terdapatnya penyempitan bronkus oleh

sputum. Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan,

krekles terjadi pada area paru yang banyak cairan eksudatnya.

c) Bantu pasien latihan nafas dan batuk secara efektif.

Rasional: nafas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru atau jalan

nafas lebih kecil. Batuk secara efektif mempermudah pengeluaran dahak dan

mengurangi tingkat kelelahan akibat batuk.

d) Section secara indikasi.

Rasional: mengeluarkan sputum secara mekanik dan mencegah obstruksi jalan

nafas.

e) Lakukan fisioterapi dada.

Rasional: merangsang gerakan mekanik lewat vibrasi dinding dada supaya

sputum mudah bergerak keluar.

f) Berikan cairan sedikitnya 1000 ml/hari (kecuali kontra indikasi), tawarkan air

hangat dari pada dingin.

Rasional: meningkatkan hidrasi sputum, air hangat mengurangi tingkat

kekentalan dahak sehingga mudah dikeluarkan.

4) Kolaborasi

a)Terapi obat-obatan bronkodilator dan mukolitik melalui inhalasi. Contoh pemberian obat

ventolin dan bisolvon.

Rasional: memudahkan pengenceran, dan pembuangan secret dengan cepat.

b) Berikan obat bronkodialtor, ekspetoran, dan mukolitik secara oral.

Rasional: mengurangi spasma bronkus, memudahkan pengenceran, dan pembuangan secret

melalui silia mucus pada saluran pernafasan.

c)Berikan cairan tambahan misalnya cairan intravena

Rasional: cairan diperlukan untuk menggantikan kehilangan, memobilisasikan secret.

d) Awasi seri sinar X dada, GDA, nadi oksimetri.

Rasional: mengevaluasi kemajuan dan efek proses penyakit dan memudahkan pilihan terapi

yang diperlukan.

e)Kolaborasi pemberian antibiotik.

Rasional: membunuh mikroorganisme penyebab, sehingga bisa mengurangi peningkatan

produk sputum yang merupakan sebagai akibat timbulnya peradangan.

b. DX 2: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler

alveolus.

1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan kerusakan

pertukaran gas teratasi.

2) Kriteria hasil : Tidak terjadi dispnea, tidak sianosis, kesadaran compos mentis, nilai AGD

dalam batas normal.

3) Intervensi keperawatan :

a) Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernafas

Page 13: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 13/33

Rasional: distress pernafasan yang dibuktikan dengan dispnea dan takipnea

sebagai indikasi penurunan kemampuan menyediakan oksigen bagi jaringan.

b) Observasi warna kulit, catat adanya sianosis pada kulit, kuku dan jaringan

sental.

Rasional: sianosis kuku menunjukan vasokonstriksi, sedangkan sianosis daun

telinga, membran mukosa dan kulit sekitar mulut (membran hangat)

menunjukan hipoksemia sistemik.

c) Kaji status mental dan penurunan kesadaran.

Rasional: gelisah, mudah tersinggung, bingung dan samnolen sebagai petunjuk

hipoksia atau penurunan oksigenasi serebral.

d) Awasi frekuensi jantung atau irama.

Rasional: takikardia biasanya ada sebagai akibat demam atau dehidrasi tetapi

dapat sebagai respon terhadap hipoksia.

e) Awasi suhu tubuh.

Rasional: demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan

kebutuhan oksigen dan menggangu oksigenasi seluler.

f) Kaji tingkat ansietas sediakan waktu untuk berdiskusi dengan pasien atau susun

bersama jadwal pertemuan.

Rasional: ansietas adalah manifestasi masalah psikologi sesuai respon fisiologi

terhadap hipoksia.

4) Kolaborasi:

a) Berikan terapi oksigen dengan benar

Rasional: tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2 di atas 60 mmHg (normal

PO2 80-100 mmHg), oksigen diberikan dengan metode yang memberikan pengiriman tepat

dalam toleransi pasien.

b) Pemantauan AGD (Analisa Gas Darah).

Rasional: AGD yang menunjukan penurunan PO2 sebagai indikasi penurunan oksigen

jaringan.

c. DX 3: Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkrim paru.

1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dada hilang.

2) Kriteria hasil : Dada tidak sakit lagi, klien menunjukkan muka yang rileks, ekspresi wajah

santai.

3) Intervensi keperawatan :

a) Tentukan karakteristik nyeri, misalnya tajam, konstan, ditusuk, selidiki perubahan

karakter, atau lokasi atau intensits nyeri.

Rasional: nyeri pneumonia mempunyai karakter nyeri dalam meningkat saat dibuat

inspirasi dan biasanya menetap.

b) Pantau tanda vital

Rasional: nyeri akan meningkat mediator persyarafan yang dapat merangsang

vasokonstriksi pembuluh darah sistermik, meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan

kebutuhan oksigen jaringan.

c) Berikan tindakan distraksi, misalnya mendengarkan musik anak, menonton film tentang

anak.

Rasional: mengurangi fokus terhadap nyeri dada sehingga dapat mengurangi keteganggan

hingga nyeri.

d) Berikan tindakan nyaman, misalnya pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang,

relaksasi, atau latihan nafas.

Rasional: tindakan non-analgesik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan

ketidaknyamanan dan memperbesar efek terapi analgetik.

Page 14: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 14/33

4) Kolaborasi:

a) Berikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi

Rasional: obat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non-produktif atau proksimal

atau menurunkan mukosa berlebihan, meningkatkan kenyamanan atau istirahat umum.

d. DX 4: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan : ketidak seimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen atau kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur.

1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan intoleransi aktivitas teratasi.

2) Kriteria hasil : Klien tidak lemah, tidak letih, klien dapat melakukan aktivitas.

3) Intervensi keperawatan :

a) Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan

kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah

aktifitas.

Rasional: menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien memudahkan pilihan

intervensi.

b) Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai

indikasi.

Rasional: menurunkan stress dan rangsangan berlebihan meningkatkan

istirahat.

c) Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya

keseimbangan aktivitas dan istirahat.

Rasional: tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan

kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.

d) Batu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur.

Rasional: pasien mungkin nyaman dengan posisi tinggi, tidur dikursi atau

menunduk kedepan meja atau bantal.

e) Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan

aktivitas selama fase penyembuhan.

Rasional: meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen.

e. DX 5: Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi.

2) Kriteria hasil : Klien tidak lemah, berat badan klien bertambah, nilai Hb normal.

3) Intervensi keperawatan :

a) Identifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah, misalnya sputum

banyak, pengobatan aerosol, dispnea berat, nyeri.

Rasional: sputum akan merangsang nervus vagus sehingga berakibat mual,

dispnea dapat merangsang pusat pengaturan di medulla oblongata.

b) Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin. Berikan

atau bantu kebersihan mulut setelah muntah.

Rasional: setelah tindakan aerosol dan drainase postural, dan sebelum makan.

c) Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya 1 jam sebelum makan.

Rasional: menurunkan efek mual yang berhubungan dengan pengobatan ini.

d) Auskultasi bunyi usus, Observasi atau palpasi distensi abdomen.

Rasional: bunyi usus mungkin menurun/tak ada bila proses infeksi berat atau

memanjang. Distensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara atau menunjukan

pengaruh toksin bakteri pada saluran gastrointestinal.

e) Berikan makanan porsi kecil.

Rasional: tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin

Page 15: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 15/33

lambat untuk kembali.

f) Evaluasi status nutrisi umum.

Rasional: adanya kondisi kronis seperti PPOM atau alkoholisme atau keterbatasan

keuangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi dan atau

lambatnya respons terhadap

f. DX 6: Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia.

1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan peningkatan suhu tubuh

teratsi.

2) Kriteria hasil : Suhu klien normal (36˚C-37˚C), klien tidak menggigil, nadi klien dalam

batas normal.

3) Intervensi keperawatan :

a) Kaji suhu tubuh dan nadi setiap 4 jam.

Rasional: untuk mengetahui tingkat perkembangan pasien.

b) Pantau warna kulit dan suhu.

Rasional: sianosis menunjukan vasokostriksi atau respon tubuh terhadap

demam.

c) Berikan dorongan untuk minum sesuai perasaan.

Rasional: peningkatan suhu tubuh menimbulkan peningkatan IWL, sehingga

banyak cairan tubuh yang keluar dan harus diimbangi pemasukan cairan.

d) Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan, misalnya: kompres hangat.

Rasional: demam tinggi sangat meningkatakan kebutuhan metabolik dan

mengganggu oksigen selulur.

4) Kolaborasi:

a) Berikan antipiretik yang diresepkan sesuai kebutuhan.

Rasional: mempercepat penurunan suhu tubuh.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan atau

direncanakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Iyer At All,1996).

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang dilaksanakan untuk

mengajukan apakah tujuan yang ditetapakan dapat tercapai atau belum dengan kriteria

hasil standar dari masing-masing masalah keperawatan yang penulis rumuskan dan

rencanakan yang ditetapkan dapat diperoleh hasil sebagai berikut: masalah belum

teratasi, masalah teratasi sebagian dan masalah sudah teratasi.

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Pengumpulan Data

a. Biodata

1) Identitas klien

Nama : An. A

Umur : 2,2 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Belum Sekolah

Alamat : Jl. Durian

Tanggal Masuk : 31-07-2012

Tanggal Pengkajian : 01-08-2012

Diagnosa Medis : Bronchopneumonia

No. Rekam Medis : 023464

Page 16: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 16/33

2) Identitas orang tua

(a) Ayah

Nama : Tn. D

Umur : 31 Tahun

Pendidikan : SMK

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Alamat : Jl. Durian

(b) Ibu

Nama : Ny. I

Umur : 23 Tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Alamat : Jl. Durian

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Ibu klien mengeluh anaknya batuk berlendir.

b. Riwayat keluhan utama

Ibu klien mengatakan anaknya batuk karena sering makan makanan ringan/ jajanan, batuk

berlendir terutama saat menangis dan gelisah, dan sesak di bagian dada, ibu klien

mengatakan klien batuk sejak 1 bulan yang lalu.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Alasan masuk rumah sakit ibu klien mengeluh anaknya batuk berlendir ± 1 bulan yang lalu,

sesak nafas sejak kemarin, ibu klien juga mengeluh anaknya gelisah dan menangis sejak 2

malam, ibu klien mengatakan anaknya demam naik turun ± 1 minggu yang lalu dan mulai

kembali demam sejak semalam, selama sakit Ibu klien sempat membawa klien berobat 3

kali kedokter tetapi tetap tidak sembuh akhirnya Ibu klien membawa klien ke Rumah Sakit

dan diopname sampai sekarang.

d. Riwayat kesehatan masa lalu

1) Perinatal care

a) Ibu klien mengatakan selama hamil melakukan 6 kali pemeriksaan kehamilan.

b) Ibu klien mengatakan tidak ada keluhan selama hamil.

c) Ibu klien mengatakan selama hamil riwayat minum obat vitamin penambah

darah.

d) Ibu klien mengatakan kenaikan BB selama hamil naik 1 kg/bulan.

e) Ibu klien mengatakan selama hamil telah diimunisasi TT 2 kali.

2) Natal

a) Ibu klien mengatakan tempat saat melahirkan klien di rumah.

b) Ibu klien mengatakan bahwa persalinannya spontan dan normal.

c) Saat melahirkan penolong persalinannya didampingi dukun.

3) Post natal

a) Ibu klien mengatakan kondisi bayi saat bersalin sehat, dan BB bayi 3500 gram,

ibu klien mengatakan lupa berapa panjang badan anaknya saat lahir.

b) Ibu klien mengatakan tidak ada masalah menyusui.

4) Ibu klien mengatakan penyakit yang pernah dialami anaknya yaitu batuk, demam, diare,

dan sesak nafas.

5) Ibu klien mengatakan anaknya sudah ke-empat kalinya dirawat di Rumah Sakit.

6) Ibu klien mengatakan anaknya alergi batuk jika memakan makanan yang

berminyak/makanan ringan.

Page 17: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 17/33

e. Riwayat kesehatan keluarga

1. Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama

dengan anaknya.

2. Genogram tiga generasi

Generasi I

Generasi II

Generasi III

Keterangan :

: laki- laki

: perempuan

X : meninggal

: klien/ pasien

: tinggal serumah

: garis keturunan

3. Riwayat Imunisasi

Tabel 1. Riwayat Imunisasi

No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah

Pemberian

1. BCG 1 bulan Muncul seperti bisul pada

bekas imunisasi.

2. DPT (I, II, III ) 2, 4, 6 bulan dan

1,5 tahun

Demam dan bengkak

pada bekas imunisasi

3. Polio (I,II,III,IV) Setelah lahir, 2, 4,

dan 6 bulan

Tidak ada reaksi demam

dan lain-lain

4. Campak 9 bulan Demam

5. Hepatitis Setelah lahir, 1 dan

6 bulan

Tidak ada demam

4. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan fisik : BB lahir 3500 gram

BB sekarang 17 kg

b. Waktu tumbuh gigi : 7 bulan

c. Perkembangan tiap tahap

1. Ibu klien mengatakan pertama kali klien berguling pada usia 6 bulan.

2. Ibu klien mengatakan klien dapat duduk saat usia 8 bulan.

3. Ibu klien mengatakan klien dapat berdiri saat umur 1 tahun.

4. Ibu klien mengatakan klien dapat berjalan saat usia 1,3 tahun.

5. Ibu klien mengatakan pertama kali klien senyum pada orang lain

saat usia 3 tahun.

6. Ibu klien mengatakan pertama kali bicara saat umur 9 bulan.

5. Riwayat Nurisi

a. Pemberian Asi

1) Ibu klien mengatakan klien di beri ASI sejak lahir.

Page 18: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 18/33

2) Ibu klien mengatakan pemberian ASI pada anaknya setiap kali menangis.

3) Ibu klien mengatakan lama pemberian ASI kepada klien pada usia 1,2 tahun.

b. Pemberian susu formula :

1) Ibu klien mengatakan alasan pemberian susu formula pada anaknya karena

sudah tidak keluar ASI.

2) Ibu klien mengatakan sudah 1 tahun anaknya diberikan susu formula.

3) Ibu klien mengatakan pemberian susu formula dengan menggunakan Dot.

c. Pemberian makanan tambahan

1) Ibu klien mengatakan pertama kali diberi makanan tambahan sejak umur 4

bulan.

2) Ibu klien mengatakan hanya memberikan jenis bubur tim yang dibuat sendiri

dan diberi pisang ambon.

d. Pola perubahan Nutrisi tiap tahap usia sampai Nutrisi saat ini.

Tabel 2. Pola Perubahan Nutrisi Tiap Tahap Usia

No Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

1.

2.

3.

0 - 4 Bulan

4 – 12 Bulan

Saat ini

ASI

Bubur tim, Pisang & ASI

Nasi & Susu formula

1,2 tahun

1,2 tahun

Sampai sekarang

6. Riwayat Psikososial

a. Ibu klien menyatakan anaknya tinggal serumah dengan orang tuanya dirumah sendiri.

b. Ibu klien mengatakan lingkungan rumahnya berada di kota.

c. Ibu klien mengatakan hubungan antar anggota keluarga harmonis.

d. Ibu klien mengatakan pengasuh anaknya yaitu orang tuanya dan neneknya.

7. Aktivitas Sehari – Hari

Tabel 3. Aktifitas Sehari- Hari

Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit

a. Nutrisi- Selera makan- Menu makan- Frekuensi makan- Makanan pantangan

- Pembatasan polamakan

- Cara makan- Ritual saat makan

b. Cairan- Jenis minuman- Frekuensi minum

c. Eliminasi (BAB/ BAK)- Tempat

pembuangan BAK- Frekuensi BAK- Kesulitan BAK- Warna urin- Tempat

pembuangan BAB- Frekuensi BAB- Konsistensi- Kesulitan BAB- Obat pencahar

d. Istirahat Tidur- Jam tidur siang- Jam tidur malam- Pola tidur- Kebiasaan sebelum

tidur- Kesulitan tidur

e. Personal Hygiene- Mandi

- Cara mandi

- Frekuensi- Alat mandi

- Cuci rambut- Frekuensi- Cara

- Baik- Bevariasi- 2-3x/ hari- Tidak ada

- Tidak ada

- Disuap- Tidak ada

- Susu formula, air putih- 4-5x/ hari

- Popok

- ± 5x/ hari- Tidak ada- Kuning- Popok

- 1x/ hari- Lembek- Tidak ada- Tidak ada

- 08:00 - 12:00- 20:00 – pagi- Tidak ada- Minum susu

- Tidak ada

- Ibu klien mengatakandibantu mandikan

- 2x/ hari- Sabun, handuk

- Baik- Nasi, bubur, telur- 3x/ hari- Makanan/ minuman

ringan

- Tidak ada

- Disuap- Tidak ada

- Susu formula, air putih- >4 x/ hari

- Popok

- ± 6x/ hari- Tidak ada- Kuning- Popok

- >3x/ hari- Lembek- Tidak ada- Tidak ada

- 08:00 - 12:00- 20:00 – pagi- Tidak ada- Minum susu

- Tidak ada

- Ibu klien mengatakanbelum pernah

- Belum pernah- Belum pernah

Page 19: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 19/33

- Gunting kuku- Frekuensi- Cara

- Gosok gigi- Frekuensi- Cara

f. Aktivitas Mobilitas Fisik- Kegiatan sehari-hari- Penggunaan alat

bantu- Kesulitan

pergerakan tubuh

- 2x/ hari- Pakai sampo

- 1x/ minggu- Pakai gunting kuku

- Belum pernah- Belum pernah

- Bermain

- Tidak ada

- Tidak ada

- Belum pernah- Belum pernah

- Belum pernah- Belum pernah

- Belum pernah- Belum pernah

- Baring

- Tidak ada

- Tidak ada

8. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum klien: klien tampak lemah

b. Tanda- tanda vital: suhu: 37o C, nadi: 120x/ menit, RR: 40x/ menit.

c. Antropometri:

1) Berat badan: 17 kg

2) Lingkar lengan atas: 20 cm

3) Lingkar kepala: 50 cm

4) Lingkar dada: 59 cm

5) Lingkar perut: 61 cm

6) Skin fold: tidak ada lipatan kulit

d. Sistem Pernafasan :

Hidung: simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada secret atau polip,

mukosa lembab, tidak ada edema, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan atau deformitas,

Leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, ataupun tumor, bentuk dada normal

simetris, tidak ada deformitas, pergerakan dada menggunakan otot pernapasan, suara

napas ronchi basah, tidak ada clubbing finger, dan klien tampak batuk dan gelisah,

frekuensi pernapasan 40x/ menit, irama napas tidak teratur, pernapasan cepat dan

dangkal klien tampak kesulitan bernapas.

e. Sistem Kardiovaskular :

Konjungtiva tampak berwarna merah muda atau tidak anemis, bibir tampak kering,

kurang bersih, dan mengelupas, tidak ada tekanan dan peningkatan vena jugularis (

JVP) , CRT cepat (kembali ≤ 3 detik), bunyi jantung lup-dup (S1-S2), tidak ada bunyi

jantung tambahan.

f. Sistem Pencernaan :

Sklera tidak ikterus, bibir kering kurang bersih, dan mengelupas, klien mampu

menelan dan mengunyah, klien juga mampu menggerakan lidahnya, gaster tidak

kembung, tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites, dan ada gerakan peristaltik (+), feases

lembek, anus normal, kondisi anus tidak ada lecet maupun hemoroid.

g. Sistem Pengindraan :

Kelopak mata normal, distribusi bulu mata lebat dan merata, lipatan epikantus

sejajar dengan ujung atas telinga, reflex berkedip (+), tidak ada trauma maupun

perdarahan pada hidung atau deformitas, tidak ada secret maupun pembengkakan pada

hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung. Klien tampak mendengar dengan jelas,

tidak ada nyeri tekan, tidak ada serumen, keadaan daun telinga utuh.

h. Status Mental :

Saat klien diajak bicara oleh ibu dan nenek klien mengerti, klien dapat mengingat

nenek klien dan keluarganya, terkadang klien bila diajak bicara tidak mau menjawab,

bentuk ekstremitas simetris, ada sensasi tajam, halus, panas, dan dingin, tidak ada

pembengkakan, tidak ada kaku kuduk.

i. Kesadaran (GCS) : 15 Compos Mentis, E (4), M (6), V (5).

j. Sistem Muskuloskeletal :

Page 20: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 20/33

Bentuk kepala simetris dan normal ( mesosephal ) pergerakan kepala normal/

bebas, tidak ada pembengkakan, maupun kekakuan, gerakan lutut normal/ bebas,

gerakan kaki baik/ bebas, tidak ada pembengkakan dan kaku, kemampuan berjalan

baik, klien baring dan terpasang infus, bentuk tangan simetris, gerakan normal/ bebas,

tidak ada pembengkakan.

k. Rambut :

Distribusi rambut merata, lembab, halus, dan bersih,warna kulit putih, temperatur

hangat, kulit lembab, bulu kulit tidak tampak jelas, tidak ada ruam, tekstur halus, kuku

warna merah muda, panjang dan kurang bersih.

l. Sistem Endokrin :

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada eksresi urin berlebih, tidak ada

polidipsi dan polipagi, suhu tubuh seimbang, tidak ada keringat berlebih, tidak ada

riwayat air seni di kelilingi semut.

m. Sistem Perkemihan :

Tidak ada edema palpebra, tidak ada moon face, tidak ada peningkatan tekanan

kandung kemih.

n. Sistem Reproduksi :

Payudara klien belum tampak membesar.

o. Sistem Immun:

Ibu klien mengatakan anaknya akan batuk-batuk jika memakan makanan berminyak

dan makanan ringan.

p. Test Diagnostik/ Pemeriksaan Penunjang:

Hasil laboratorium pada tanggal 31 Juli 2012 Pukul 21 : 10

Tabel 4. Hasil Laboraratorium

Jenis Hasil Nilai Normal Satuan

WBC ( lekosit )

RBC ( erytrosit )

HGB ( hemoglobin )

HCT ( hematokrit )

MCV

MCH

MCHC

PLT

11,8

4,35

11,5

32,9

75,6

26,4

35,0

382

6,0-14

3,8-5,4

10,0-14,0

32-42

72-88

24-30

-

150-400

x 103/ ml

x 106/ ml

g/ dl

%

Fl

Pg

g/ dl

x 103/ ml

q. Terapi Saat Ini:

IVFD KAEN 3B 20 Tetes/ Menit

Ceftriaxone 750 Mg/ Iv/ 12 Jam

Dexamethazone 5 Mg/ Iv/ 12 Jam

Pharacetamol Syrup 3x11/2

Nebulizer dengan Combivent/ 8 Jam

Puyer Batuk 3x1 Bungkus

2. Klasifikasi Data

a. Data Subyektif

1) Ibu klien mengeluh anaknya batuk berlendir

2) Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas

3) Ibu klien mengeluh anaknya gelisah dan menangis terus

4) Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya belum pernah mandi, cuci rambut

dan menggunting kuku.

Page 21: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 21/33

No. Data Etiologi Masalah

1. DS: - Ibu klien mengeluh anaknya

batuk berlendirDO:- Klien tampak batuk- Suara napas tambahan ronchi

basah

Bakteri

Masuk melalui saluranpernapasan atas

Kuman berlebih dibronkus

Akumulasi secret diBronkus

Penumpukan secret diBronkus

Bersihan Jalan Nafastidak efektif

Bersihan jalannafas tidak efektif

2.

No.

DS:- Ibu klien mengatakan anaknya

sesak napas- Ibu klien mengeluh anaknya

gelisah dan menangis terusDO: - Pergerakan dada menggunakan

otot pernapasan- Frekuensi pernapasan 40x/

menit- Irama napas tidak teratur- Pernapasan cepat dan dangkal- Klien tampak kesulitan

bernapas.- Klien tampak gelisah

Data

Proses peradangan/inflamasi

Peningkatan produksisecret di Bronkus

Penumpukan secret diBronkus

Obstruksi bronchial

Pola nafas tidak efektif

Etiologi

Pola nafas tidakefektif

Masalah

3. DS:- Ibu klien mengatakan selama

sakit anaknya belum pernahmandi, cuci rambut danmenggunting kuku.

DO:- Klien tampak lemah- Bibir tampak kering, mulut

kurang bersih, dan mengelupas- Kuku tampak panjang dan

kurang bersih.

Akibat prosesinflamasi/ peradangan

Kelemahan fisik

Ketidakmampuanmelakukan perawatan

diri

Kurangnya perawatandiri/ kebersihan diri (personal hygiene)

Kurangnyaperawatan diri(personalhygiene)

b. Data Obyektif

1) Klien tampak lemah

2) Klien tampak batuk

3) Suara napas tambahan ronchi basah

4) Pergerakan dada menggunakan otot pernapasan

5) Frekuensi pernapasan 40x/ menit

6) Irama napas tidak teratur

7) Pernapasan cepat dan dangkal

8) Klien tampak kesulitan bernapas.

9) Klien tampak gelisah

10) Bibir tampak kering, kurang bersih, dan mengelupas

11) Kuku tampak panjang dan kurang bersih.

3. Analisa Data

Tabel 5. Analisa Data

B. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret

Page 22: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 22/33

Ditandai dengan:

DS :

- Ibu klien mengeluh anaknya batuk

DO :

- Klien tampak batuk

- Suara napas ronchi basah

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi Bronchial

Ditandai dengan:

DS :

- Ibu klien mengatakan anaknya sesak napas

- Ibu klien mengeluh anaknya gelisah dan menangis terus

DO :

- Pergerakan dada menggunakan otot pernapasan

- Frekuensi pernapasan 40x/ menit

- Irama napas tidak teratur

- Pernapasan cepat dan dangkal

- Klien tampak kesulitan bernapas.

- Klien tampak gelisah

3. Kurangnya perawatan diri (Personal Hyegiene) berhubungan dengan kelemahan fisik.

Ditandai dengan:

DS :

- Ibu klien mengatakan selama sakit anaknya belum pernah mandi, cuci rambut dan

menggunting kuku.

DO :

- Klien tampak lemah

- Bibir tampak kering, mulut kurang bersih, dan mengelupas

- Kuku tampak panjang dan kurang bersih.

C. Intervensi Keperawatan

Tabel 6. Intervensi Keperawatan

No.Diagnosa

Tujuan danKriteria Hasil Intervensi Rasional

1. Bersihan jalannapas tidakefektifberhubungandenganpenumpukansekret.Ditandai dengan:- Ibu klien

mengeluhanaknya batuk

- Klien tampakbatuk

- Suara napasronchi basah

Tujuan:- Bersihan jalan

napas kembaliefektif/teratasi

Kriteria Hasil:- Batuk

berkurangatau hilang.

- Suara napaskembalinormal.

- Tidak adasekret.

1. Kaji frekuensiatau kedalamanpernapasan dangerakan dada.

2. Auskultasi areaparu catat adanyasuara napastambahan.

3. Bantu klienmengeluarkandahak/ sputumdengan pijatanringan setiap kalibatuk.

4. Berikan kliensusu denganmenggunakan airhangat dari padaair dingin.

5. Berikan obatantibiotik.

1. Semakin sempit dantingg bronkussemakin meningkatfrekuensipernapasan.

2. Suara napas yangdisebabkan olehsputum dapatmenyebabkanobstruksi.

3. Sputum yang keluardapat membantujalan napas kembalinormal.

4. Air hangatmengurangi tingkatkekentalan dahaksehingga mudahdikeluarkan.

5. Membunuhmikroorganismepenyebab, sehinggabisa mengurangipeningkatan

Page 23: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 23/33

6. Siapkan untukpemberianhumidifikasimisalnyaNebulizer.

7. Berikan obatbronkodilator.

produksi sputum,yang merupakansebagai akibattimbulnyaperadangan.

6. Memberikankelembaban padamembran mukosadan membantupengenceran secretuntuk memudahkanpembersihan.

7. Memudahkanpengenceran danpembuangan sekretdengan cepat.

2. Pola nafas tidakefektifberhubungandenganobstruksiBronchialDitandai dengan:- Ibu klien

mengatakananaknya sesaknapas

- Ibu klienmengeluhanaknyagelisah danmenangisterus

- Pergerakandadamenggunakanototpernapasan

- Frekuensipernapasan40x/ menit

- Irama napastidak teratur

- Pernapasancepat dandangkal

- Klien tampakkesulitanbernapas.

- Klien tampakgelisah

Tujuan:- Pola napas

kembaliefektif/normal.

Kriteria Hasil:- Tidak

menggunakanotot bantupernapasan

- Frekuensipernapasankembalinormal

- Irama napasteratur dan

- Pernapasannormal

- Klien tampaktenang.

1. Kaji status,frekuensi, dankedalamanpernapasan, catatadanya gerakanotot pernapasan.

2. Auskultasi bunyinapas dan catatadanya bunyinapas abnormal.

3. Tinggikan kepaladi atas tepat tidurdan bantu klienmengubah posisi.

4. Bantu klienuntuk mengatasiketakutan/kecemasan kliendenganmenenangkanklien.

1. Kecepatan biasanyamencapaikedalamanpernapasan.

2. Bunyi napas yangmenurun biasanyaterjadi obstruksi.

3. Memudahkanpernapasan klien.

4. Rasa takut dancemas dapatmemicu tingkatpernapasan.

3. Kurangnyaperawatan diri(PersonalHyegiene)berhubungandengankelemahan fisik.

Tujuan:- Kebersihan

diri sesuaipola

Kriteria Hasil:- Mulut, badan,

rambut, dankuku dalamkeadaanbersih.

- Klien tampakmerasanyaman dandapatberistirahatdengantenang.

1. Kaji kembali polakebersihan.

2. Bantu kliendalam mengatasikebersihandirinya (badan,mulut, rambutdan kuku).

3. Anjurkan padaibu dan keluargaklien untukmenjaga dalamkebersihan klien.

4. Lakukanpendidikankesehatantentangpentingnyakebersihan diri.

1. Data dasar dalammelakukanintervensi.

2. Agar klien merasanyaman dan tampakbersih.

3. Mempertahankanrasa nyaman klien.

4. Meningkatkanpengetahuan danmembuat ibu klienlebih kooperatif.

Page 24: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 24/33

D. Implementasi dan Evaluasi

Tabel 7. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

No.Dx

Tgl/ Jam Implementasi Evaluasi

1. Rabu,01/08/201208.10

08.30

09.15

09.30

10.00

12.00

14.00

20.00

22.00

22.10

04.00

06.00

1. Mengkaji frekuensi ataukedalaman pernapasan dangerakan dada.Hasil: irama napas cepat dandangkal, dan menggunakanotot pernapasan.

2. Mengauskultasi area parucatat adanya suara napastambahan.Hasil: terdengar adanya suaranapas tambahan ronchi basah.

3. Membantu klienmengeluarkan dahak/ sputumdengan pijatan ringan setiapkali batuk.Hasil: klien mengeluarkandahak dua kali.

4. Memberikan klien susudengan menggunakan airhangat dari pada air dingin.Hasil: membuat susu kliendengan air hangat.

5. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

6. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

7. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

8. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

9. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

10. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

11. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

12. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

Jam 08.25 / 02/ 08/ 2012S:- Ibu klien mengatakan

anaknya masih batuk.

O:- Klien tampak batuk.- Suara napas terdengar

adanya sputum.- Irama napas cepat dan

dangkal, menggunakan ototpernapasan.

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi.

2. 08.10

08.30

09.20

1. Mengkaji status, frekuensi,dan kedalaman pernapasan,catat adanya gerakan ototpernapasan.Hasil: Pernapasan cepat dandangkal, menggunakan ototpernapasan.

2. Mengauskultasi bunyi napasdan catat adanya bunyi napasabnormal.Hasil: suara napas terdengarronchi basah.

3. Meninggikan kepala di atastepat tidur dan bantu klienmengubah posisi.Hasil: posisi kepala klien lebihtinggi menggunakan 2 bantal.

Jam 08.45/ 02/ 08/ 2012S:- Ibu klien mengatakan

anaknya masih sesak.- Ibu klien mengatakan

kadang-kadang anaknyagelisah dan rewel.

O:- Pergerakan dada

menggunakan ototpernapasan

- Frekuensi pernapasan 30x/menit

- Pernapasan cepat dandangkal

- Klien tampak kesulitan

Page 25: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 25/33

09.45 4. Membantu klien untukmengatasi ketakutan/kecemasan klien denganmenenangkan klien di dekatibunya.Hasil: Klien tampak tenangjika di dekat ibunya.

bernapas.- Klien tampak gelisah.

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi.

3. 08.15

09.00

09.25

10.15

1. Mengkaji kembali polakebersihan.Hasil: klien belum bisamelakukan perawatan dirisendiri.

2. Membantu klien dalammengatasi kebersihan dirinya(badan, mulut, rambut dankuku).Hasil: klien tampak bersih dannyaman

3. Menganjurkan pada ibu dankeluarga klien untuk menjagadalam kebersihan klien.Hasil: ibu klien maumembantu menjagakebersihan klien.

4. Melakukan pendidikankesehatan tentang pentingnyakebersihan diri.Hasil: ibu dan keluarga klienmengerti tentang pentingnyakebersihan diri.

Jam 08.50 / 02/ 08/ 2012 S:- Ibu klien mengatakan sudah

memotong kuku klien.

O:- Badan klien tampak bersih

dan nyaman.- Badan, rambut, mulut dan

kuku tampak pendek danbersih.

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan Intervensi.

1. Kamis,02/08/201208.15

08.25

08.50

09.10

10.15

12.10

14.05

20.00

22.00

22.05

04.10

06.15

1. Mengkaji frekuensi ataukedalaman pernapasan dangerakan dada.Hasil: irama napas cepat dandangkal, dan menggunakanotot pernapasan.

2. Mengauskultasi area parucatat adanya suara napastambahan.Hasil: terdengar adanya suaranapas tambahan ronchi basah.

3. Membantu klienmengeluarkan dahak/ sputumdengan pijatan ringan setiapkali batuk.Hasil: klien dapatmengeluarkan dahaknya.

4. Memberikan klien susudengan menggunakan airhangat dari pada air dingin.Hasil: membuat susu kliendengan air hangat.

5. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

6. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

7. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

8. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

9. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

10. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

11. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.

Jam 08.15 / 03/ 08/ 2012S:- Ibu klien mengatakan

anaknya masih batuk.

O:- Klien tampak batuk.- Suara napas terdengar

adanya sputum.- Irama napas cepat dan

dangkal, menggunakan ototpernapasan.

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi.

Page 26: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 26/33

Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

12. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

2. 08.15

08.25

08.46

12.05

1. Mengkaji status, frekuensi,dan kedalaman pernapasan,catat adanya gerakan ototpernapasan.Hasil: Pernapasan cepat dandangkal, menggunakan ototpernapasan.

2. Mengauskultasi bunyi napasdan catat adanya bunyi napasabnormal.Hasil: suara napas terdengarronchi basah.

3. Meninggikan kepala di atastepat tidur dan bantu klienmengubah posisi.Hasil: posisi kepala klien lebihtinggi menggunakan 2 bantal.

4. Membantu klien untukmengatasi ketakutan/kecemasan klien denganmenenangkan klien di dekatibunya.Hasil: Klien tampak tenangjika di dekat ibunya.

Jam 08.25 / 03/ 08/ 2012S:- Ibu klien mengatakan

anaknya masih sesak.- Ibu klien mengatakan

kadang-kadang anaknyagelisah dan rewel.

O:- Pergerakan dada

menggunakan ototpernapasan

- Frekuensi pernapasan 30x/menit

- Pernapasan cepat dandangkal

- Klien tampak kesulitanbernapas.

- Klien tampak gelisah.

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi.

1. Jumat,03/08/201208.10

08.15

08.30

08.55

10.10

12.15

14.05

20.00

22.05

22.15

04.10

06.05

1. Mengkaji frekuensi ataukedalaman pernapasan dangerakan dada.Hasil: irama napas cepat dandangkal, dan menggunakanotot pernapasan.

2. Mengauskultasi area parucatat adanya suara napastambahan.Hasil: terdengar adanya suaranapas tambahan ronchi basah.

3. Membantu klienmengeluarkan dahak/ sputumdengan pijatan ringan setiapkali batuk.Hasil: klien mengeluarkandahak dua kali.

4. Memberikan klien susudengan menggunakan airhangat dari pada air dingin.Hasil: membuat susu kliendengan air hangat.

5. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

6. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

7. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

8. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

9. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

10. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

11. Menyiapkan untuk pemberian

Jam 08.20 / 04/ 08/ 2012S:- Ibu klien mengatakan

anaknya masih batuk.

O:- Klien tampak batuk.- Suara napas terdengar

adanya sputum.- Irama napas cepat dan

dangkal, menggunakan ototpernapasan.

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi.

Page 27: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 27/33

Nebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

12. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

2. 10.00

10.20

10.35

12.00

1. Mengkaji status, frekuensi,dan kedalaman pernapasan,catat adanya gerakan ototpernapasan.Hasil: Pernapasan mulainormal, menggunakan ototpernapasan mulai berurang.

2. Mengauskultasi bunyi napasdan catat adanya bunyi napasabnormal.Hasil: suara napas tambahanronchi basah mulai berkurang.

3. Meninggikan kepala di atastempat tidur dan bantu klienmengubah posisi.Hasil: posisi kepala klien lebihtinggi menggunakan 2 bantal.

4. Membantu klien untukmengatasi ketakutan/kecemasan klien denganmenenangkan klien di dekatibunya.Hasil: Klien tampak tenangjika di dekat ibunya.

Jam 08.27 / 03/ 08/ 2012S:- Ibu klien mengatakan sesak

anaknya mulai berkurang.- Ibu klien mengatakan

anaknya sudah tidak gelisahlagi.

O:- Pergerakan otot pernapasan

mulai berkurang- Frekuensi pernapasan 28x/

menit- Pernapasan mulai normal- Klien tampak mulai tenang.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi.

1. Sabtu,04/08/201208.17

08.25

08.45

9.00

10.00

12.15

14.10

20.00

22.05

22.15

04.15

1. Mengkaji frekuensi ataukedalaman pernapasan dangerakan dada.Hasil: gerakan dada mulainormal, dan tidakmenggunakan ototpernapasan.

2. Mengauskultasi bunyi napasdan catat adanya bunyi napasabnormal.Hasil: suara napas tambahanronchi basah terdengar sudahberkurang.

3. Membantu klienmengeluarkan dahak/ sputumdengan pijatan ringan setiapkali batuk.Hasil: klien dapatmengeluarkan dahaknya.

4. Memberikan klien susudengan menggunakan airhangat dari pada air dingin.Hasil: susu klienmenggunakan air hangat.

5. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

6. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

7. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

8. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

9. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

10. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/

Jam 09.10 / 05/ 08/ 2012S:- Ibu klien mengatakan

batuknya berkurang.

O:- Batuk tampak berkurang.- Suara sputum berkurang.- Irama napas normal.

A: Masalah teratasi sebagian.

P: Lanjutkan intervensi.

Page 28: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 28/33

06.05Iv/ 12 Jam

11. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

12. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

2. 10.17

10.25

10.40

12.00

1. Mengkaji status, frekuensi,dan kedalaman pernapasan,catat adanya gerakan ototpernapasan.Hasil: Pernapasan normal,gerakan otot pernapasanberkurang.

2. Mengauskultasi bunyi napasdan catat adanya bunyi napasabnormal.Hasil: suara napas tambahanronchi basah berkurang.

3. Meninggikan kepala di atastempat tidur dan bantu klienmengubah posisi.Hasil: posisi kepala klien lebihtinggi menggunakan 2 bantalklien tampak lebih mudahbernapas.

4. Membantu klien untukmengatasi ketakutan/kecemasan klien denganmenenangkan klien di dekatibunya.Hasil: Klien tampak tenangjika di dekat ibunya.

Jam 09.30 / 05/ 08/ 2012S: - Ibu klien mengatakan

anaknya sudah tidak sesak.- Ibu klien mengatakan

anaknya sudah tidak gelisahdan rewel.

O:- Tidak menggunakan otot

pernapasan- Frekuensi pernapasan 24x/

menit.- Klien tampak tenang.

A: Masalah teratasi.

P: Hentikan intervensi.

1. Minggu,05/08/201209.05

09.20

09.45

10.00

10.15

11.55

14.00

20.00

22.05

22.15

04.05

1. Mengkaji frekuensi ataukedalaman pernapasan dangerakan dada.Hasil: gerakan ototpernapasan berkurang.

2. Mengauskultasi area parucatat adanya suara napastambahan.Hasil: suara napas tambahanronchi basah berkurang.

3. Membantu klienmengeluarkan dahak/ sputumdengan pijatan ringan setiapkali batuk.Hasil: klien mengeluarkandahaknya.

4. Memberikan klien susudengan menggunakan airhangat dari pada air dingin.Hasil: susu klienmenggunakan air hangat.

5. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

6. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

7. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

8. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

9. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

10. Memberikan Obat InjeksiHasil: Injeksi Ceftriaoxone 750 Mg/

Jam 09.00 / 06/ 08/ 2012S:- Ibu klien mengatakan

anaknya sudah tidak batuklagi.

O:- Batuk tampak berkurang.- Suara sputum berkurang.- Irama napas normal.

A: Masalah teratasi.

P: Hentikan intervensi.

Page 29: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 29/33

06.10

Iv/ 12 JamInjeksi Dexamethazone 5 Mg/Iv/ 12 Jam

11. Menyiapkan untuk pemberianNebulizer dengan combivent.Hasil: klien telah di berikanNebulizer.

12. Memberikan obat batukpuyer.Hasil: klien meminum obatbatuk puyer 1 bungkus.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan gangguan sistem

pernapasan : bronchopneumonia di ruang melati BLUD rumah sakit binyamin guluh

kabupaten kolaka tahun 2012. peneliti berusaha menerapkan proses keperawatan mulai

dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan/ intervensi keperawatan,

implementasi dan evaluasi.Pada bab ini, akan diuraikan mengenai kesenjangan antara teori

dengan hasil penelitian, faktor pendukung dan penghambat, dalam menerapkan asuhan

keperawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk

mengumpulkan data tentang klien agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah

kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual. Pada saat pengumpulan data

peneliti tidak mengalami hambatan dalam pengambilan data dari klien dan keluarga hal

ini dikarenakan klien dan keluarga sangat kooperatif pada perawat. Selain itu, data-data

dari perawat ruangan yang telah membantu dan memfasilitasi pengumpulan data serta

dokumentasi dengan melihat buku status klien di ruangan.

Data-data yang didapatkan oleh peneliti dalam pengumpulan data meliputi keluhan

utama klien dan saat pengkajian di lahan penelitian data yang didapatkan dari klien

adalah bersihan jalan napas tidak efektif.

Dalam teori klien yang menderita dengan Bronchopneumonia akan mengeluh sesak

napas, sehingga ini berarti tidak ada kesenjangan antara teori dengan realita di lahan

penelitian.

Dalam pengumpulan data terdapat kesenjangan antara teori dengan realita di lahan

penelitian seperti dalam teori saat dikaji biasanya ditemukan demam/ peningkatan suhu

tubuh pada klien, namun saat pengkajian di lahan penelitian tidak ditemukan data tersebut.

Itu dikarenakan, kondisi klien yang sudah membaik karena ibu klien berusaha merawat

klien di rumah dan membawa klien kedokter untuk diperiksa dan adanya pengobatan

sebelumnya. Maka pada tahap pengkajian ini ada kesenjangan antara teori dan aktual.

Kesenjangan lainnya secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:

1. Sikap klien dan keluarga yang mau menerima dan kooperatif dengan pengkaji dan

pelaksana asuhan keperawatan.

2. Psikologi dan manajemen koping yang dimiliki setiap individu yang berbeda-beda.

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah data terkumpul, peneliti kemudian mengelompokkan data dan menganalisa

data, setelah peneliti/ pelaksana asuhan keperawatan merumuskan diagnosa

keperawatan berdasarkan hasil pengkajian dan studi kasus di lahan penelitian.

Secara teori (Menurut Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009), diagnosa yang mungkin

muncul pada klien dengan Bronchopneumonia adalah:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus.

Page 30: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 30/33

3. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan : ketidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen atau kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur.

5. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

6. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia.

Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian pada klien yakni:

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Obstruksi Bronchial

3. Kurangnya perawatan diri (Personal Hyegiene) berhubungan dengan kelemahan fisik.

Diagnosa yang tidak ditemukan saat setelah pengkajian dan ada dalam teori (Menurut

Sujono Riyadi & Sukarmin, 2009) adalah:

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan tekanan kapiler alveolus.

2. Nyeri dada berhubungan dengan kerusakan parenkim paru.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan : ketidak seimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen atau kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur.

4. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

5. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan toksemia.

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien hanya tiga diagnosa, sedangkan pada

teori enam diagnosa, berarti ada kesenjangan antara teori dan aktual. Itu dikarenakan,

kondisi klien yang sudah membaik karena ibu klien berusaha merawat klien di rumah dan

membawa klien kedokter untuk diperiksa dan adanya pengobatan sebelumnya.

C. Perencanaan/Intervensi

Peneliti/pelaksana asuhan keperawatan membuat perencanaan asuhan

keperawatan yang berorientasi pada masalah yang muncul pada saat pengkajian dan

melalui analisa data yang didasarkan pada teori yang didapat peneliti.

Perencanaan pada klien dengan Bronchopneumonia, difokuskan pada tindakan

keperawatan untuk mengatasi jalan napas tidak efektif, pola napas tidak efektif, dan

kurangnya perewatan diri (personal hygiene).

Hal- hal yang mendukung dalam kelancaran proses perencanaan, klien dan keluarga

kooperatif, dukungan dari perawat ruangan, tersedia sarana dan prasrana yang

memadai, tersedianya literatur/referensi, dan saran pembimbing yang sangat

membantu dalam penyusunan perencanaan. Sedangkan untuk hambatan- hambatan

yang dialami oleh pelaksana asuhan keperawatan selama membuat perencanaan tidak

ada.

D. Implementasi

Dalam melaksanakan implementasi keperawatan, pelaksana asuhan keperawatan

berusaha melakukan sesuai dengan rencana keperawatan, baik secara mandiri maupun

kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Dalam proses pelaksana tindakan keperawatan,

pemberi asuhan keperawatan dapat melaksanakan semua rencana tindakan

keperawatan pada klien.

Sedangkan selama melaksanakan perencanaan yang telah direncanakan, peneliti

menemukan hambatan dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, peneliti tidak

dapat mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dengan lengkap pada klien

selama 24 jam sehingga peneliti tidak dapat mengetahui secara penuh perkembangan

klien, seperti memberikan antibiotik dan Bronchodilator. Namun hal tersebut dapat

ditangani dengan mendelegasikan kepada perawat ruangan dan keluarga klien. Selain

itu buku status klien dan buku jadwal injeksi membantu dalam pengontrolan peneliti

dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

E. Evaluasi

Page 31: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 31/33

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang berguna untuk

menilai asuhan yang telah diberikan. Tahap ini dilakukan mulai tanggal 01 sampai 05

agustus 2012.

Dari tiga masalah yang ditemukan pada klien An. A dengan gangguan Sistem

Pernapasan : Bronchopneumonia.

1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret teratasi karena

ibu klien tidak mengeluh batuk berlendir lagi dan batuk klien tampak berkurang.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Obstruksi Bronchial telah teratasi karena ibu

klien mengatakan anaknya sudah tidak sesak lagi, dan pernapasan kembali efektif.

3. Kurangnya perawatan diri (Personal Hyegiene) berhubungan dengan kelemahan fisik dapat

teratasi karena ibu klien mengatakan kien telah dimandikan, memotong kuku,

membersihkan mulut klien, kuku pendek, dan klien tampak bersih.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis memberikan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan

Gangguan Sistem Pernapasan : Bronchopneumonia Di Ruang Melati BLUD Rumah

Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka yang dilakukan mulai tanggal 01 agustus

2012 sampai dengan 05 agustus 2012, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tahap Pengkajian

Dari hasil pengkajian penulis tidak menemukan data senjang pada klien timbulnya

keluhan utama jalan napas tidak efektif dan keluhan yang biasa didapatkan berdasarkan

teori yakni sama, jalan napas tidak efektif.

2. Tahap Diagnosa Keperawatan

Dari data senjang yang diperoleh berdasarkan hasil pengkajian, maka peneliti

merumuskan diagnosa keperawatan sebagai berikut :

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret

b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi Bronchial

c. Kurangnya perawatan diri (Personal Hyegiene) berhubungan dengan

kelemahan fisik.

3. Tahap Perencanaan Keperawatan

Perencanaan yang dibuat sesuai dengan tujuan dan dasar pemikiran dari tiap intervensi

berdasarkan studi literatur yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Perencanaan yang dibuat peneliti untuk menyelesaikan masalah pada diagnosa

keperawatan jalan nafas tidak efekif yakni menganjurkan dan menganjurkan ibu klien

untuk mengeluarkan dahak klien dan kolaborasi dalam pemberian bronchodilator dan

antibiotik.

4. Tahap Implemenasi Keperawatan

Dalam melakukan tindakan keperawatan, penulis berusaha melakukannya sesuai

dengan rencana keperawatan, baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim

kesehatan lain. Dalam pelaksaan tindakan, peneliti dapat melaksanakan semua rencana

tindakan keperawatan pada klien.

Tindakan yang dilakukan dalam menangani masalah klien disesuaikan dengan

intervensi yang telah direncanakan. Selain itu,dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan dilakukan setiap shift pagi sampai siang.

5. Tahap Evaluasi

Evaluasi keperawatan dilakukan pada setiap shift jaga dan ke 3 (tiga) masalah semua

teratasi.

B. Saran

Untuk melaksanakan dan meningkatkan kualitas studi kasus asuhan keperawatan,

Page 32: KTI BP ANAKKU.pdf

10/12/2013 KTI BP ANAKKU

http://putrhyshalju.blogspot.com/ 32/33

perlu beberapa usulan dan saran sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut :

Dalam menyusun studi kasus asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan

gangguan sistem pernapasan : Bronchopneumonia sebaiknya dilakukan pengawasan

serta pelayanan yang lebih intensif, karena pada klien Bronchopneumonia dapat

memberikan dampak yang lebih besar dan bahkan memberika dampak yang dapat

menyebabkan kematian. Maka diharapkan lebih fokus kepada pendidikan kesehatan

untuk lebih ditingkatkan agar tidak terjadi kekambuhan ulang. Keluarga klien penting

di berikan pendidikan kesehatan tentang gangguan sistem pernapasan:

Bronchopneumonia untuk mengatasi permasalahan yang timbul seperti jalan napas

tidak efektif dan pola napas tidak efektif.

Kerjasama yang baik antara sesama perawat, dokter, klien An. A dan keluarga

sebaiknya selalu dipertahankan dan ditingkatkan. Hal ini untuk meningkatkan mutu

studi kasus asuhan keperawatan serta pengembangan profesi keperawatan itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, dkk, (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 2, Jakarta: Media

Aesculapius.

A. Aziz Alimul Hidayat, (2008). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Jakarta: Salemba

Medika.

A. Aziz Alimul Hidayat, (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan

Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika.

A. Aziz Alimul Hidayat, (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Jakarta: Salemba

Medika.

Eva Ellya Sibagariang, SKM, Dkk, (2010). Buku Saku Metodologi Penelitian Untuk

Mahasiswa Diploma Kesehatan, Jakarta: TIM.

Evelyn C. Pearce (2000). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

http://diaryofeffatazebaoth.blogspot.com/2011/07/kti-damuz

bronkopneumonia.html

http://journal-kesehatan.blogspot.com/2012/01/askep-bronchopneumoni-pada-

anak.html

http://jurnal-kesehatanmu.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-pada-

anak-dengan-bronchopneumoni.html

Ngastiyah, (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Sujono Riyadi & Sukarmin, (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi pertama.

Yogyakarta: Graha Ilmu.