Top Banner
Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko-Kristologi Terhadap Pemahaman Jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng Kab. Semarang Tentang Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Oleh Rani Natalia Br Sitorus 712014033 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi disusun sebagai salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Sains Teologi (S.Si, Teol) Program Studi Teologi Fakultas Teologi UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2020
30

Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Oct 04, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup

Kajian Eko-Kristologi Terhadap Pemahaman Jemaat GKJTU Sumunar

Krangkeng Kab. Semarang Tentang Kristus Sang Pemelihara Lingkungan

Hidup

Oleh

Rani Natalia Br Sitorus

712014033

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Teologi, Fakultas Teologi

disusun sebagai salah satu persyaratan mencapai gelar Sarjana Sains Teologi

(S.Si, Teol)

Program Studi Teologi

Fakultas Teologi

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

2020

Page 2: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...
Page 3: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...
Page 4: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...
Page 5: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...
Page 6: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

1. Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Dalam tradisi Kristen Protestan, Allah diyakini sebagai pencipta langit dan

bumi. Allah menciptakan langit dan bumi berlangsung enam hari lamanya dan

pada hari yang ketujuh Allah beristirahat. Serupa dengan itu, teologi penciptaan

juga menyakini bahwa seluruh alam semesta ini diciptakan oleh Allah seperti

tertera dalam kitab suci Kristen. Seperti dalam kitab Kejadian 1:1-31 – 2:1-4a dan

kejadian 2:4b-25 diceritakan bahwa alam semesta ini tidak terjadi begitu saja,

tetapi diciptakan oleh Allah.1

Allah tidak hanya dikenal sebagai pencipta alam semesta tetapi juga

dikenal sebagai pemelihara alam semesta. Dalam proses pemeliharaan alam

semesta, Allah bekerja sama dengan ciptaan lainnya yaitu manusia. Manusia

adalah makhluk yang dirancang secara khusus oleh Allah untuk menjaga dan

memelihara ciptaan-Nya, meskipun manusia tidak lebih tinggi atau memiliki

otoritas dari ciptaan lainnya.2 Manusia diberi tanggung jawab oleh Allah dengan

keutamaan mengurus bumi dan ciptaan lainnya sebagaimana yang dilakukan oleh

Allah sendiri.3 Dalam mengurus dan memelihara lingkungan hidup, manusia

harus memiliki kepekaan dan rasa tanggung jawab yang penuh terhadap

lingkungan hidup.4 Kepekaan yang dimulai dari rasa keperihatinan terhadap

kerusakan alam lalu berusaha untuk mencegah kerusakan alam tersebut dengan

cara melestarikan dan memelihara lingkungan hidup.

Namun pada kenyataannya manusia yang diberi tanggung jawab untuk

memelihara lingkungan hidup tersebut malah menjadi akar kerusakan lingkungan

hidup. Menurut data yang diperoleh penulis, sebagian besar kerusakan lingkungan

hidup terjadi karena kepentingan ekonomi manusia. Sebagian manusia

mengeksploitasi kawasan-kawasan produktif, seperti hutan-hutan dibabat,

1 Kasumbogo Untung dan Dwi Warsito Nugroho, Gereja & Kelestarian Lingkungan Hidup

(Yogyakarta: Kanisius, 2015), 84. 2 Ebenhaizer I Nuban Timo, Polifonik Bukan Monofonik (Salatiga: Satya Wacana

University Press, 2015), 105. 3 Louis Leahy, Horizon Manusia dan Pengetahuan ke Kebijaksanaan (Yogyakarta:

Kanisius, 2002), 80. 4 Sony Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup (Yogyakarta: Kanisius, 2014), 125.

Page 7: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

membuang limbah pabrik dengan sembarangan, membuka pertambangan dengan

menyingkirkan aspek keamanan ekologi dan lain-lain.5 Hal tersebut terjadi karena

cara pandang beberapa manusia yang cenderung bersifat anroposentris, dimana

beberapa manusia menganggap makhluk hidup selain manusia hanyalah sekedar

alat dan tidak mempunyai nilai.6 Jadi, dapat dikatakan salah satu kerusakan

lingkungan hidup akibat pola pikir antroposentrisme.

Antroposentrisme yang menjadi pola pikir mendasar perlu diubah untuk

mengatasi persoalan lingkungan hidup. Untuk mengubah pola pikir tentang alam

semesta tidak lain adalah cara pandang yang memahami alam semesta sebagai

sebuah sistem yang holistik atau sebagai sistem yang saling terhubung.7 Menurut

Sudhiarsa, antroposentrisme adalah wujud atau bentuk penolakan terhadap

keberadaan Allah.8 Secara langsung pernyataan dari Sudhiarsa ini menegaskan

pentingnya peranan keagamaan untuk mengingatkan kembali posisi manusia

sebagai bagian ciptaan. Jadi perubahan pola pikir antroposentrisme dapat dilihat

dari pemahaman terhadap semesta secara menyeluruh dan mengembalikan

kesadaran manusia sebagai ciptaan Allah.

Kehadiran gereja di tengah-tengah dunia ini tentunya memiliki peran

untuk terlibat dalam setiap pemecahan masalah-masalah yang ada dan salah

satunya masalah lingkungan hidup yang tak lepas dari Allah sebagai pencipta dan

pemelihara dunia.9 Selaras dengan itu, Kwok Pui-lan juga berpendapat bahwa

gereja merupakan tempat untuk belajar arti perjanjian penyelamatan Allah yang

meluas ke seluruh ciptaan dan gereja haruslah menjadi wadah pembawa damai

bagi seluruh ciptaan karena janji Allah untuk menyelamatkan semua ciptaan,

salah satunya lingkungan hidup dengan dimensi eco-sentris yang terdapat dalam

Alkitab.10

5 Lukas Awi Tristanto, Panggilan Melestarikan Alam Ciptaan (Yogyakarta: Kanisius,

2015), 43. 6 Sonny Keraf, Etika Lingkungan Hidup (Jakarta: Kompas, 2010), 55. 7 Keraf, Filsafat Lingkungan Hidup, 70. 8 Raymundus Sudhiarsa, Menyapa Bumi menyembah Hyang Ilahi: Tinjauan teologis atas

Lingkungan Hidup (Yogyakarta: kanisius 2008), 184. 9 Presbyterian Eco-Justice Task Force, Keeping and Healing the Creation (U. S. A:

Louisville, 1990), 43. 10 Kwok Pui-Lan, Ecology and Christology (Los Angeles: Sage Publication, 2018), 211.

Page 8: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Pada penelitian ini penulis melihat salah satu gereja yang menjadi wadah

untuk belajar menjaga dan memelihara lingkugan hidup yaitu GKJTU Sumunar

Krangkeng Kab. Semarang. Gereja tersebut memiliki visi “Menjadi Komunitas

Penyembuh, Pembaharu dan Pelestari kehidupan”. Melalui visi tersebut GKJTU

Sumunar Batur-Krangkeng, bercita-cita ingin membangun lingkungan desa

mereka menjadi Desa Eden yang mana seluruh ciptaan dapat hidup dengan

nyaman dan tentram. Dalam mencapai visi tersebut, gereja melakukan beberapa

program: pertama, mengajak seluruh jemaat untuk mengumpulkan dan

memisahkan sampah organik dan an-organik. Kedua, mengajarkan dan mengajak

jemaat untuk membuat tempat sampah dari barang bekas. Ketiga, mengajarkan

dan mengajak jemaat untuk membuat pupuk organik. Keempat, mengajak jemaat

untuk menggunakan pupuk organik dalam bertani. Kelima, mengajarkan dan

membuat kerajinan tangan dari sampah an-organik. Keenam, pada minggu kedua

mewajibkan seluruh jemaat untuk tidak menggunakan kendaraan baik mobil

maupun sepeda motor untuk pergi ke gereja. Ketujuh, menanam seribu pohon

disekitar pemukiman desa. Kedelapan, setiap sebulan sekali remaja gereja

bergotong royong mengumpulkan sampah-sampah yang dibuang di sekitaran

lingkungan desa.

Melalui visi dan misi GKJTU Sumunar Krangkeng Kab. Semarang

menjadikan alasan utama penulis menjadikan tempat ini sebagai unit amatan.

Karena GKJTU Sumunar Krangkeng Kab. Semarang mampu membuktikan

sebagai umat Kristen yang menjadi gambaran Kristus sebagai pemelihara

lingkungan hidup, serta dapat mempertanggung jawabkan tugas tanggung jawab

yang diterima dari Allah.

1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan

Adapun yang menjadi titik fokus permasalahan yang dapat dirumuskan

adalah apa pemahaman-pemahaman jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng Kab.

Semarang tentang Kristus pemelihara lingkungan hidup dan bagaimana kajian

Eko-Kristologi tentang Kristus Sang pemelihara lingkungan hidup menurut jemaat

GKJTU Sumunar Krangkeng Kab. Semarang Kec. Getasan. Berdasarkan rumusan

masalah tersebut yang menjadi tujuan penelitian adalah melakukan analisis

Page 9: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

terhadap pemahaman-pemahaman jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng Kab.

Semarang tentang Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup dan melakukan

kajian Eko-Kristologi tentang Kristus Sang pemelihara lingkungan hidup menurut

jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng Kab. Semarang.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini ialah yang pertama untuk memberikan

sumbangan pemikiran ilmiah bagi para pembaca khususnya dibidang Kristologi

dan Eko-Kristologi. Kedua, memberikan pemahaman yang baru bahwa Kristus

bukan saja bagian dari terciptanya lingkungan hidup melainkan juga turut dalam

memelihara lingkungan hidup. Ketiga, implikasi dari penelitan adalah mendorong

setiap gereja untuk peduli lingkungan hidup.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penulisan ini ialah penelitian

kualitatif yang pada dasarnya menggunakan data verbal dan kualifikasinya

bersifat teoritis. Metode penelitian kualitatif adalah sebuah prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari para

informan dan perilaku yang dapat diamati.11 Adapun teknik pengambilan atau

pengumpulan data yang penulis gunakan ialah wawancara terbuka menggunakan

jenis pertanyaan terencana dan menggunakan rekaman audio. Penulis memakai

teknik wawancara untuk menganalisis pokok-pokok bahasan melalui jawaban atau

informasi yang tidak terbatas dan mendalam dari berbagai perspektif yang

diberikan oleh informan. Bersamaan dengan melakukan wawancara, informasi

yang didapat dari responden dimuat dan disimpan dalam bentuk rekaman audio.

Rekaman audio dilakukan agar penulis dapat menangkap keseluruhan inti

pembicaraan dan informasi yang diberikan oleh informan.

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian sebanyak 2 kali, karena

pada penelitian pertama jumlah informan belum memadai kebutuhan penulis

sehingga dilakukan kembali penelitian yang kedua. Pada penelitian yang pertama

penulis melakukan penelitian kepada 8 informan dan pada penelitian yang kedua

11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakaria,

1998), 3.

Page 10: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

penulis juga meneliti informan sebanyak 7 orang sehingga jumlah informan dalam

penelitian ini sebanyak 15 orang. Alasan penulis memilih 15 informan adalah,

dari ke 15 informan tersebut penulis sudah mendapatkan perwakilan dari setiap

kategorial persekutuan jemaat (Pendeta jemaat, majelis jemaat, kaum lansia, kaum

bapak, kaum ibu, kaum remaja, kaum anak dan jemaat berpendidikan sarjana).

Penelitian pertama penulis melakukan wawancara selama lima hari yakni pada

tanggal 14,15, 19, 20 dan 21 Oktober 2018. Hari pertama bersama dua informan,

hari kedua satu informan, hari ketiga dua informan, hari keempat satu informan

dan hari kelima dua informan di kediamannya masing-masing. Kemudian pada

penelitian yang kedua penulis melakukan penelitian kepada 8 orang informan

selama tiga hari yaitu pada tanggal 15, 21 dan 22 April 2019, hari pertama

bersama satu informan, hari kedua tiga orang informan dan hari ketiga 3 orang

informan di kediaman masing-masing.

Dalam penelitian ini penulis hanya menfokuskan kepada 15 Informan dari

153 Jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng yang terdiri dari, 1 orang Pendeta, 3

orang Majelis, 2 orang Kaum Lansia, 2 orang Kaum Bapa, 2 orang Kaum Ibu, 2

orang Pemuda/i, 1 orang kaum remaja dan 2 orang jemaat yang berpendidikan

sarjana. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bukti dalam menguji

kebenaran atau hipotesis, dalam pengolahan data tidak menggunakan perhitungan

matematik dengan berbagai macam rumus statistik. Pengolahan data dilakukan

secara rasional dengan menggunakan pola berpikir tertentu menurut hukum

logika.12 Selain itu dalam penelitian ini juga digunakan metode penelitian

deskriptif guna untuk mendeskripsikan pandangan jemaat GKJTU Sumunar

Krangkeng terhadap Kristus sebagai Sang Pemelihara Lingkungan Hidup dengan

menggunakan teknik pengumpulan data wawancara terhadap jemaat.13

1.5 Sistematika penulisan

Penulisan penelitian ini dideskripsikan dalam lima bagian. Pada bagian

yang pertama penulis memaparkan latar belakang permasalahan, rumusan

masalah, tujuan penelitian, signifikansi (manfaat) penelitian dan sistematika

12 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 1983), 32.

13 Sumardi Suryabarata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), 18.

Page 11: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

penulisan yang menjadi kerangka umum penulisan penelitian ini. Bagian kedua

memuat ajaran Kristen tentang Kristus sebagai pemelihara lingkungan hidup.

Bagian ketiga, memaparkan hasil penelitian berkaitan dengan tema Kristus Sang

Pemelihara Lingkungan Hidup menurut jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng.

Bagian keempat, berisi kajian Eko-Kristologi tentang pandangan jemaat GKJTU

Sumunar Krangkeng mengenai Kristus sebagai pemelihara lingkungan hidup dan

Bagian kelima berisikan kesimpulan dan saran.

2. Eko-Kristologi: Kristus sebagai Sang Pemelihara Lingkungan Hidup

dalam Ajaran Kristen

Dalam studi teologi, kesadaran lingkungan hidup membuat para teolog

berdialog tentang studi-studi lingkungan hidup. Para teolog sadar pada keadaan

serta problematika yang menjadi tantangan di Abab 21 ini. Maka tak heran akhir-

akhir ini makin beragamnya konstruksi-kontruksi teologis yang berakar dari

kesadaran problematika di Abad 21 dan satu di antaranya adalah lahirnya Eko-

Kristologi.

Eko-Kristologi yang lahir dari keprihatinan terhadap kondisi lingkungan

hidup makin marak dibicarakan di masa kini. Eko-kristologi lahir dari kesadaran

adanya keterhubungan antara Kristus dan lingkungan hidup. Untuk itu dalam

uraian ini penulis akan menguraikan apa itu Eko-kristologi, apa unsur-unsur di

dalamnya, dan terakhir penulis akan menutup bagian ini dengan tawaran sebuah

makna eko-kristologi, yakni Kristus sang pemelihara lingkungan hidup.

2.1 Eko-Kristologi

Istilah eko-Kristologi merupakan hal yang belum begitu populer di

kalangan umat kristiani. Secara umum eko-kristologi dipahami sebagai cabang

ilmu dari kristologi dan eko-Teologi yang mengajarkan tentang Kristus dan

lingkungan hidup. Langkah awal untuk memahami eko-Kristologi pembaca

terlebih dahulu harus memahami apa itu kristologi dan eko-Teologi. Kristologi

adalah ilmu pengetahuan tentang siapa Kristus14 sedangkan eko-Teologi adalah

14 Nico Syukur Dister OFM, Kristologi Sebuah Sketsa (Yogyakarta: Kanusius, 1987), 23.

Page 12: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

epistemologi lingkungan yang mengkaji hubungan antara agama dan lingkungan

hidup.15

Eko-kristologi juga merupakan bentuk dari upaya komunitas Kristiani

yang peduli terhadap lingkungan hidup. Upaya tersebut terlihat dari adanya

penafsiran kembali sosok Yesus berkaitan dengan lingkungan hidup. Eko-

Kristologi memiliki potensi untuk memengaruhi cara berteologi, bergereja dan

bermasyarakat. Artinya eko-kristologi sangat dibutuhkan dalam perkembangan

kehidupan berteologi, bergereja dan bermasyarakat.

Dalam cabang ilmu kristologi dan eko-Teologi sangat dibutuhkan

gambaran yang utuh tentang hubungan antara Kristus dan lingkungan hidup.

Kristus digambarkan sebagai Pencipta yang melawat dan mencintai ciptaan-Nya,

jadi setelah Kristus menciptakan segala sesuatu Kristus juga turut dalam

memelihara dan merawat ciptaan-nya.16 Secara garis besar mau dikatakan bahwa

Kristus memiliki kaitan yang erat dengan lingkungan hidup bukan hanya sebatas

Pencipta dengan ciptaan melainkan juga sebagai pemelihara ciptaan. Eko-

Kristologi membantu lingkungan hidup untuk mempertahankan kehidupannya dan

mengajak umat untuk memandang lingkungan hidup sebagai ciptaan yang harus

dipelihara selayaknya Kristus yang turut dalam memelihara lingkungan hidup.

Eko-Kristologi merupakan bentuk perjuangan yang dilakukan oleh orang-

orang Kristen. Perjuangan yang bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan

hidup, dengan memahami pribadi Yesus Kristus, membentuk dan merekontruksi,

serta mentransformasikan pemahamannya tentang manusia dan Tuhan dari

perspektif eko-Kristologi.

15 Fikri Mahzumi, Renungan Ekoteologi (ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman Vol. 12, No

2) (2018): 333. 16 Stephen Tong, Yesus Kristus Juruselamat Dunia (Surabaya: Momentum, 2004) 105.

Page 13: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

2.2 Unsur-unsur Eko-Kristologi

Pada bagian ini penulis akan memaparkan unsur-unsur dari eko-Kristologi.

Unsur-unsur tersebut dapat terlihat dalam cakupan eko-Kristologi yang di

antaranya Kristologi, Ekologi dan eko-Teologi. Dalam ketiga cakupan ini penulis

akan membatasinya dalam dua aspek yakni Kristologi dan eko-Teologi.

Kesimpulan dari bagian penulis ini menunjukan hubungan antara kristologi dan

eko-Teologi dalam satu disiplin ilmu yakni eko-Kristologi.

2.2.1 Kristologi

Kristologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu

Χριστός dan λόγος. Χριστός berarti "yang diurapi", kata ini digunakan sebagai

gelar untuk nama Yesus di dalam Perjanjian Baru.17Λόγος berarti ilmu

pengetahuan. Jadi kristologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang

Kristus atau Yesus. Kristologi sendiri bukanlah ilmu yang berdiri sendiri tetapi

merupakan bagian bahkan sub-bagian dari Teologi khusunya di bidang Teologi

Sistematika. Pada umumnya Kristologi bertugas untuk merenungkan, menyelidiki

dan mengutarakan keyakinan beriman manusia bahwa Yesus dari Nazaret adalah

Kristus dan Tuhan.18 Selain itu, Kristologi tidak hanya membicarakan Yesus

Kristus melainkan juga pikiran umat tentang Yesus Kristus. Untuk itu Kristologi

dilihat sebagai refleksi sekunder dari refleksi umat beriman. Karena dengan iman

manusia dapat mencapai sasarannya untuk mengetahui dan memahami siapa

Yesus Kristus.19

2.2.2 Eko-Teologi

Eko-Teologi merupakan salah satu bidang studi teologi yang berkembang

saat ini. Eko-Teologi terdiri dari dua kata yaitu ekologi dan teologi. Ekologi

merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari hubungan timbal balik antara

organisme-organisme dan hubungan antara organisme-organisme dengan

17 Gelar ini dirujuk dalam arti bahwa Yesus memiliki tiga bentuk ketuhanan, yaitu sebagai

Pencipta-Pemelihara dunia, sebagai Tuhan-Penebus gereja, dan sebagai raja atas seluruh dunia

pada akhir sejarah dunia. lihat Yusak B. Setyawan, Kristologi: Perkenalan, Pendalaman,

Pergumulan, (Bahan Kuliah Dalam Progres) (Salatiga: Fakultas Teologi UKSW, 2013), 62. 18 Dr. Nico Syukur Dister OFM, Kristologi Sebuah Sketsa (Yogyakarta: Kanusius, 1987),

23. 19 Gerald O‟Collins dan Edward G. Farrugia, Kamus Teologi (Yogyakarta: Kanisius, 2006),

170.

Page 14: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

lingkungannya.20 Teologi merupakan studi mengenai Allah.21 Secara harafiah

Eko-Teologi dapat diartikan sebagai epistemologi lingkungan yang berbasis pada

ilmu teologi. Eko-Teologi memberikan perhatian kepada persoalan lingkungan

hidup atau kepada bumi sebagai rumah bagi semua makhluk.22 Eko-Teologi juga

tidak berhenti pada persoalan epistemologi melainkan aksiologi yang menuntut

sebuah etika. Pada titik ini dapat dinyatakan bahwa eko-Teologi sebagai bagian

dari etika Kristen. Jadi secara keseluruhan eko-Teologi adalah sebuah bidang ilmu

yang membahas tentang bentuk epistemologi dan bentuk etika dari teologi

Kristen.

2.3 Eko-Kristologi: Hubungan antara Kristologi dan Eko-Teologi

Penjelasan kedua unsur-unsur di atas telah menggambarkan bahwa

kristologi dan eko-Teologi memiliki korelasi. Pertama dilihat dari orientasi eko-

Teologi untuk membentuk sebuah etika Kristen. Hal ini akan lebih dipertajam

apabila kajian terhadap Kristus menjadi inspirasi bangunan etika bagi komunitas

Kristen. Kedua kajian eko-Teologi yang juga berbicara pada aspek epistemologi

pada konteks Kristen pasti akan memiliki keterhubungan dengan pembicaraan

mengenai sosok Kristus sebagai bagian dari kajian. Hal ini serupa dengan

pernyataan Nuban Timo bahwa Eko-Teologi adalah percakapan mengenai

hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang

dihubungkan dengan iman kepada Allah di dalam Kristus.23

Kedua hal di atas yang menunjukkan korelasi antara Kristologi dan eko-

Teologi telah menunjukan sasaran dari eko-kristologi. Sasaran pertama dapat

dilihat dengan upaya dari eko-kristologi tentang bagaimana relasi Kristus dengan

lingkungan hidup. Hal ini sebagai catatan pencarian terhadap tawaran-tawaran

atau inspirasi etika lingkungan dari perenungan akan Kristus. Sasaran kedua dari

20 Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia, 2005), 182. 21 Teologi berasal dari dua kata “Teos berarti Allah/Tuhan/ Dewa & Logos berarti

Percakapan/Ilmu Pengetahuan/Studi. Ebenhaizer I Nuban Timo, Seribu Wajah Mengcengangkan

Bagi Allah (Menyelam ke Samudera God-Talk Kristen (Hand Out dan Bahan Ajar Pengantar Ilmu

Teologi (Salatiga: Fakultas Teologi UKSW)), 177. 22 Fikri Mahzumi, Renungan Ekoteologi (ISLAMICA: Jurna Studi Keislaman Vol. 12, No

2. 2018), 333. 23 Ebenhaizer I Nuban Timo, Polifonik Bukan Monofonik (Salatiga: Satya Wacana

University Press, 2015), 102.

Page 15: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

eko-kristologi dapat dilihat dari kajian terhadap sosok Kristus dengan tiga bentuk

ketuhanan (Pencipta-Pemelihara dunia, Tuhan-Penebus gereja, dan raja atas

seluruh dunia) yang berkaitan dengan bentuk relasi-Nya dengan lingkungan

hidup.

2.4 Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup

Sasaran Eko-Kristologi di atas akan diuraikan lebih jauh dalam bagian ini.

Untuk itu penulis akan menguraikan mulai dari pertama tentang hubungan Kristus

dan alam, kedua tentang Yesus sebagai pencipta lingkungan hidup dan yang

ketiga lebih spesifik menunjukan Kristus sebagai pemelihara lingkungan hidup.

2.4.1 Hubungan Kristus dan Alam

Hubungan Kristus dan alam yang digambarkan dalam Perjanjian Baru

bersifat paradoks. Pada satu sisi Yesus digambarkan lebih mementingkan manusia

dari pada lingkungan. Hal ini terlihat dari cerita Yesus yang mengutuk pohon ara

yang tidak berbuah (Mrk 12:12-14, 20-26) dan pengusiran setan dari manusia

kepada babi-babi (Mrk 5:1-20). Kedua hal ini dilihat sebagai bentuk

antroposentisme dari Yesus.24 Pada sisi lain Yesus juga memiliki relasi yang baik

dengan lingkungan hidup. Hal ini terlihat dari kehadiran binatang-binatang liar

selama pencobaan Yesus di Gunung Sinai (Mrk 1:13).25

Hubungan Yesus dan alam dalam konteks Kristus sebagai penebus

dimaknai sebagai otoritas Kristus terhadap alam. Menurut Louis Bouyer,

kekuasaan itu bermula dari kemenangan salib dan kebangkitan Kristus.26 Pada sisi

lain Kristus sebagai penebus dipahami oleh Thomas Berry sebagai nilai

pengorbanan. Hal itu terdapat dalam dimensi Kristus dan alam yang memiliki nilai

pengorbanan yang adalah bagian dari realitas kehidupan.27 Jadi dapat dikatakan

bahwa otoritas Kristus bukan semata-mata bersifat menguasai alam melainkan

terdapat unsur pengorbanan.

24 Celia Deane Drummond, Teologi & Ekologi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 32. 25 Drummond, Teologi & Ekologi, 32. 26 Thomas Hidya Tjaya, Kosmos Tanda Keagungan Allah (Yogyakarta: Kanisius, 2002),

67. 27 Thomas Berry, Kosmologi Kristen (Maumere: Ledalero, 2013), 160.

Page 16: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Berkaitan dengan otoritas pengorbanan tampak juga dalam bentuk-bentuk

pengajaran Yesus Kristus. Ajaran yang paling umum dalam Perjanjian Baru

adalah mengasihi. Menurut H. Richard Niebuhr, salah satu pengajaran tentang

kasih yang diajarkan oleh Kristus ialah, tanggung jawab terhadap sesama.

Tanggung jawab tersebut tidak hanya dilihat terhadap sesama manusia melainkan

kata sesama di sini berarti dipercaya dengan kesejahteraan alam dan harta

kekayaan masyarakat demi kehidupan tanaman, manusia dan juga binatang.28

2.4.2 Kristus sebagai Pencipta Lingkungan Hidup

Ketika Allah menciptakan alam semesta Allah tidak dalam keadaan marah,

sombong dan serakah, tetapi dalam suasana hati damai dan penuh kasih sayang

sehingga terciptalah suatu karya yang sungguh amat baik.29 Hal tersebut terjadi

karena semua ciptaan-Nya menempati posisi yang sangat penting bagi Allah.

Hubungan Allah dengan bumi adalah Pencipta dan ciptaan yang Ia dandani dan

rawat dengan saksama (Maz 104). Alkitab dengan eksplisit menegaskan bahwa

cinta kasih Allah terhadap bumi sangatlah besar. Allah tidak mau membiarkan

bumi binasa, melainkan bertindak untuk menyelamatkan dan memelihara

lingkungan hidup (Yoh 3:16-17).30

Selama ini sering dipahami bahwa Allah menciptakan langit dan bumi

berlangsung selama 6 hari dan pada hari yang ke- 7 Allah beristirahat. Allah

berhenti menciptakan namun ayat itu tidak dapat diartikan setelah hari ke-7,

Tuhan tidur dan bersikap tidak perduli. Dalam kitab kejadian 2:8 “... Selanjutnya

Tuhan Allah membuat taman di Eden, di sebelah Timur, di situlah ditempatkan-

Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.”, terdapat kata “selanjutnya”. Kata

“selanjutnya” menunjukkan adanya keaktifan dan dinamika yang progresif dalam

proses penciptaan yang dilakukan oleh Allah. Proses penciptaan yang dilakukan

oleh Allah tidak berhenti pada hari ke-6 saja namun berkelanjutan. Setelah hari

28 Larry L. Rasmussen, Komunitas Bumi Etika Bumi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010),

455. 29 Kasumbogo Untung dan Dwi Warsito Nugroho, Gereja & Kelestarian Lingkungan

Hidup (Yogyakarta: Kanisius, 2015), 95. 30 Ebenhaizer I Nuban Timo, Polifonik Bukan Monofonik (Salatiga: Satya Wacana

University Press, 2015), 107.

Page 17: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

ke-7, Allah terus berkarya agar seluruh ciptaan-Nya tetap dalam keadaan yang

baik.

Dalam konteks penciptaan yang berkelanjutan, seharusnya manusia ikut

mendukung proses tersebut dengan ikut memelihara dan menjaga bumi. Karya

yang berkelanjutan merupakan cara Allah untuk menjaga dan memelihara ciptaan-

Nya. Keberlangsungan hidup ciptaan berada dibawah penguasaan Allah baik yang

ada di darat, laut dan udara. Semuanya dalam keberlanjutan karya Allah karena

Allah tidak ingin ciptaan-Nya musnah begitu saja. Yesus Kristus yang dikenal

sebagai Sang Pencipta itu juga hadir bagi semua ciptaan-Nya. kehadiran-Nya

melalui kekuatan dan potensi Roh alam semesta yang dimiliki. Kehadiran Allah

menjadi bukti bahwa Ia tidak hanya menciptakan melainkan menjadi bagian

dalam pemeliharaan semua yang telah diciptakan. Pemeliharaan yang dilakukan

oleh Allah dapat dilihat dari tindakan Allah yang mau memberkati dan

menguduskan ciptaan-Nya di hari Sabat.31

2.4.3 Kristus sebagai Pemelihara Lingkungan Hidup

Pembicaraan mengenai hubungan Kristus dan alam sampai pada predikat

Kristus sang pemelihara lingkungan hidup. Hal ini bisa dilihat dalam beberapa

kategori yang berkaitan dengan tindakan Yesus apakah sebagai manusia, pengajar

dan Tuhan penebus. Kategori pertama dari bentuk-bentuk tindakan Yesus yang

peduli terhadap semua ciptaan-Nya baik terhadap manusia, hewan dan tumbuhan.

Apalagi dalam bentuk tindakan radikal Yesus sendiri yang menunjukkan

sikap pengorbanan-Nya terhadap keseluruhan ciptaan di dunia melalui jalan salib.

Bahkan bentuk tindakan radikal dari Yesus dianggap Drumond sebagai karya

perdamaian.32 Terlebih dari itu tindakan radikal Yesus dipahami oleh Thomas

Berry sebagai wujud pengorbanan yang kreatif dalam artian pengorbanan itu

terjadi demi sebuah kehidupan yang lain.

Selain dari tindakan radikal Yesus dapat dilihat juga dari sisi Ilahi Yesus

Kristus. Sisi ilahi tersebut dibuktikan dengan doktrin bahwa karena “Dia telah

31 A. Sunarko, OFM & A. Eddy Kristiyanto, OFM, Menyapa BUMI menyembah Hyang

Ilahi (Tinjaun Teologis atas Lingkungan Hidup) (Yogyakarta: Kanisius, 2012), 36-38. 32 Drummond, Teologi & Ekologi, 34.

Page 18: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

menciptakan segala sesuatu” dan segala sesuatu yang telah diciptakan memiliki

tempat tersendirinya dalam Kristus. hal ini menunjukkan bahwa Kristus adalah

dasar dari segala sesuatu atau dasar dari keseluruhan ciptaan.33 Sebagai dasar dari

segala ciptaan dapat diandaikan bahwa keberadaan Yesus terus ada sampai saat

ini, selagi keberadaan ciptaan-Nya ada di dunia. Dari hal ini menegaskan juga

bahwa kerjaan Allah ada di dunia.

Kristus sebagai pemelihara juga tidak terlepas dalam bentuk konseptual

semata melainkan sebagai sebuah dorongan terhadap yang percaya kepada-Nya

Karena, sosok Yesus Kristus meninggalkan sebuah ajaran tentang sebuah

pengorbanan demi yang lain. Jadi bentuk pemeliharaan Yesus menuntut orang

percaya atau pengikutnya untuk melakukan pemeliharaan terhadap seluruh ciptaan

dengan mendasarkan pada sifat pengorbanan yang kreatif. Dari ulasan ini dapat

ditemukannya sebuah etika Kristen yakni pemeliharaan kepada seluruh ciptaan

adalah sebuah bentuk atau wujud pengorbanan yang kreatif.

3. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian mengenai Kristus Pemelihara

Lingkungan Hidup Menurut Jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng Kec.

Getasan.

GKJTU Sumunar Krangkeng merupakan salah satu gereja suku Jawa yang

berdomisili di Jawa Tengah. Secara geografis, GKJTU Sumunar Krangkeng

berada di desa Batur-Krangkeng Kecamatan Getasan. GKJTU Sumunar

Krangkeng berdiri pada tanggal 27 Agustus 1967 hingga saat ini. Pada saat ini

Gereja tersebut memiliki 2 orang pendeta (Pdt. Paini dan Pdt. Cladius) dan 153

orang jemaat. Sebagian besar jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng berprofesi

sebagai petani. Profesi ini menunjukkan hubungan GKJTU Sumunar krangkeng

memiliki hubungan yang erat dengan tumbuhan dan hewan. Hubungan ini juga

terjadi karena lingkungan gereja dan rumah jemaat yang dikelilingi oleh

tumbuhan dan juga hewan.

Kondisi di atas mendorong GKJTU Sumunar Krangkeng memiliki

program kegiatan pelestarian lingkungan hidup. Adapun kegiatan tersebut ialah

33 Drummond, Teologi & Ekologi, 33.

Page 19: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

pertama membuat tempat sampah dari barang bekas. Kedua, memisahkan sampah

organik dan an-organik. Ketiga, membuat pupuk organik dari sampah organik.

Keempat, membuat kerajinan tangan dari sampah an-organik. Kelima, pada

minggu kedua tidak menggunakan kendaraan untuk pergi ke gereja. Keenam,

pada tahun 2013, jemaat menanam seribu pohon disekitar lingkungan desa dan

membuat pakan untuk ternak dari bahan-bahan organik. Ketujuh, setiap sebulan

sekali remaja gereja bergotong royong mengumpulkan sampah-sampah yang

dibuang sekitaran lingkungan desa.

3.1 Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis hendak menyajikan analisis deskriptif terhadap

hasil penelitian yang telah penulis lakukan untuk melihat padangan jemaat

GKJTU Sumunar Krangkeng mengenai Kristus Sang Pemelihara Lingkungan

Hidup. Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh penulis kepada ke-15

informan, penulis menemukan empat poin penting yang berkaitan dengan Kristus

Pemelihara Lingkungan Hidup di Jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng. Inti dari

pemahaman dan refleksi dari ke-15 informan, dan penulis merangkumnya

kedalam empat bentuk reflektif, pertama, Kristus sang maha hadir yang

dikemukakan oleh Bapak S1, Bapak S2 dan Ibu S. Kedua, Kristus adalah petani

yang dikemukakan oleh Ibu D, Ibu T, Mba E dan Mbah Y. Ketiga, Kristus adalah

tanah yang subur yang dikemukakan oleh Bapak M, Bapak S, Ibu E dan Bapak

Pdt. C. Keempat, Kristus sang pemelihara yang dikemukakan oleh Mbah S, Bapak

S, Bapak M, Mba M dan Mba N.

3.2.1 Kristus Sang Maha Hadir

Kristus yang dikenal dan disembah oleh umat Kristen adalah Kristus yang

maha hadir, Maha hadir merupakan cara Kristus untuk tinggal bersama seluruh

ciptaan-Nya. Kehadiran-Nya tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu dan

kehadiran-Nya ditujukan kepada seluruh ciptaan-Nya tanpa terkecuali. Meskipun

terkadang kehadiran-Nya tidak terlalu dirasakan oleh ciptaan-Nya tetapi perlu

Page 20: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

disadari bahwa Kristus selalu hadir bagi seluruh ciptaan-Nya.34 Kehadiran Kristus

di bumi membawa keselamatan bagi seluruh ciptaan baik manusia, hewan dan

tumbuhan.35 Kehadiran-Nya merupakan bukti cinta kasih Kristus kepada ciptaan-

nya. Karena melalui kehadiran-Nya, Kristus menyelamatkan seluruh ciptaan-Nya

yang diwujudkan dalam kehidupan yang nyata.36

Hal ini dapat dibuktikan melalui keselamatan hidup yang diberikan Kristus

kepada ciptaan-Nya. Menyelamatkan ciptaan adalah cinta. Cinta itu bersumber

pada cinta Sang Pencipta yang menciptakan alam ini, dari tiada menjadi ada.37

Maka dari itu penyelamatan ciptaan seharusnya dilakukan dengan penuh

kelembutan. Kristus Maha hadir adalah Kristus yang tidak pernah meninggalkan

ciptaan-Nya. Dimana pun ciptaan-Nya berada di situ Kristus pun ada, tanpa

kehadiran Kristus seluruh kehidupan ciptaan-Nya akan punah dan sia-sia.38

Kehadiran Kristus bagi ciptaan bukan hanya sekadar hadir, diam dan tinggal,

namun Kristus turut berkarya dalam seluruh kehidupan ciptaan-Nya untuk

menyelamatkan kehidupan yang semakin hari semakin punah. Kristus sungguh

mencintai ciptaan-Nya dan tidak akan pernah meninggalkan ciptaan-Nya.

3.2.2 Kristus adalah Petani

Seorang petani akan selalu berjuang untuk menghidupkan pertaniannya.

Hal yang biasa dilakukan oleh seorang petani ialah menyirami tanamannya setiap

hari, memberikan pupuk, membersihkan lingkungan, melindungi tanaman dari

hama dan lain-lain. Tujuan dari seorang petani memperjuangkan tanamannya

ialah agar petani dapat melangsungkan kehidupannya dan dapat menopang

kehidupan makhluk yang lainnya. Petani merupakan pengelola bagi tumbuhan,

tanpa seorang petani tumbuhan mungkin tidak akan bisa berkembang biak dengan

baik.

34 Perry Noble, “Tuhan Yang Maha Hadir” dalam buku What is God Really Like, ed. Craig

Groeschel (Jakarta: Benaiah Books, 2011), 103. 35 Bedasarkan hasil wawancara dengan Bapak S1, pada tanggal 14 Oktober 2018 pukul

19,20 WIB 36 Bedasarkan hasil wawancara dengan Ibu S, pada tanggal 15 Oktober 2018 pukul 19.45

WIB 37 Lukas Awi Tristanto, Hidup Dalam Realitas Alam (Sketsa-sketsa Ekoinspirasi),

(Yogyakarta: Kanisius, 2016), 16. 38 Bedasarkan hasil wawancara dengan Bapak S2, pada tanggal 22 April 2019 pukul 20.30

WIB.

Page 21: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Kristus seorang Petani adalah Kristus yang menjaga alam semesta. Salah

satu cara Kristus menjaga alam semesta ialah dengan memberikan pertumbuhan

kepada pertanian. Hal tersebut dilakukan oleh Kristus dengan tujuan untuk

menghidupi semua ciptaan-Nya. Kristus mengetahui bahwa pertanian memiliki

manfaat yang banyak baik untuk hewan, manusia dan tumbuhan. Dalam

memberikan pertumbuhan bagi pertanian, Kristus juga bekerja sama dengan

manusia. Sebelum bekerja sama dengan manusia, Kristus terlebih dahulu

memberikan kemampuan kepada manusia untuk mengelola, menjaga dan

melindungi pertanian.39 Setelah memberikan kemampuan tersebut, barulah

Kristus bekerja sama dengan manusia. Manusia yang menanam, menyirami dan

Kristus yang memberikan pertumbuhan.40 Jauh sebelum Kristus bekerjasama

dengan manusia untuk menjaga pertanian. Kristus sudah terlebih dahulu

melakukannya, Kristus menciptakan, menjaga dan mengelola ciptaan-Nya.

Kristus merupakan sosok panutan bagi beberapa orang petani hingga masa kini.

Pengalaman hidup sebagai pemimpin jemaat sekaligus petani membuat

seorang informan percaya bahwa dalam kemampuannya bertani tidak lepas dari

campur tangan Kristus.41 Sehingga informan dapat mengelola, merawat dan

melindungi pertaniannya dengan baik. Dengan menjadi seorang petani, Kristus

dapat membuktikan bahwa Ia bukanlah pencipta yang tidak mengelola, menjaga

dan melindungi ciptaan-Nya melainkan pencipta yang mau mengelola, menjaga

dan melindungi ciptaan-Nya. Menjadi seorang petani juga merupakan cara Kristus

untuk berkarya atas ciptaan-Nya.42

3.2.3 Kristus adalah Tanah yang Subur

Tanah subur adalah salah satu unsur yang sangat vital bagi semua ciptaan,

karena jika di bumi tidak terdapat tanah yang subur maka tanaman tidak akan bisa

bertumbuh. Tanah yang subur dapat menghasilkan tumbuhan yang subur,

39 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak M dan Bapak S1, pada tanggal 20 Oktober

2018 Pukul 18.00 WIB & 19 Oktober 2018 Pukul 13.00 WIB. 40 Bedasarkan hasil wawancara dengan Ibu E, pada tanggal 21 April 2019 pukul 17.45

WIB. 41 Bedasarkan hasil wawancara dengan Bapak C, pada tanggal 22 April 2019 pukul 17.00

WIB. 42 Bedasarkan hasil wawancara dengan Bapak C, pada tanggal 22 April 2019 pukul 17.00

WIB.

Page 22: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

tumbuhan yang subur akan menghasilkan oksigen, jika di bumi tidak terdapat

tumbuhan secara otomatis juga tidak akan ada oksigen. Ketika oksigen tidak

dihasilkan maka seluruh kehidupan ciptaan akan punah. Selain itu tumbuhan juga

menghasilkan air bagi bumi, ketika tumbuhan tidak ada maka air di bumi pun

tidak akan ada. Hal ini membuktikan bahwa tanah merupakan sumber kehidupan,

terlebih pada tanah yang memang subur dan kaya akan unsur hara dan air.43

Menurut beberapa informan Kristus adalah tanah yang subur. Tanah yang

subur digambarkan sebagai Kristus yang mampu menopang pertumbuhan

pertanian.44 Kristus menolong pertanian dengan cara menjadi tanah yang subur.

Melalui tanah yang subur, Kristus membuat tanaman menjadi sehat, terhindar dari

hama, menyimpan cadangan air lebih banyak, membantu proses pertumbuhan

tanaman menjadi lebih subur dan lain-lain.45 Informan menyakini bahwa tanpa

pertolongan Kristus para petani tidak akan mendapatkan hasil pertanian yang

baik, sekali pun dengan pupuk yang berkualitas tinggi karena pertanian tanpa

tanah yang subur tidak akan bisa hidup dan berkembang dengan baik.

Kristus adalah tanah yang subur merupakan gambaran bahwa Kristus

memberikan kehidupan kepada ciptaan-Nya. Kristus sebagai tanah yang subur

adalah Kristus yang senantiasa menunjang kehidupan ciptaan-Nya.46 Kristus tidak

hanya menciptakan ciptaan-Nya melainkan turut dalam menolong dan menunjang

kehidupan-Nya. Dalam menolong dan menunjang kehidupan ciptaan-Nya, Kristus

sangat serius melakukannya Ia rela menjadi sama seperti ciptaan-Nya demi

keberlangsungan seluruh ciptaan-Nya termaksud menjadi tanah yang subur.47

3.2.4 Kristus Sang Pemelihara

Pemeliharaan artinya tidak ada satupun yang terlepas dari perhatian

Kristus sehingga segala kebutuhan ciptaan-Nya selalu dipenuhi. Pemeliharaan

43 Lukas Awi Tristanto, Hidup Dalam Realitas Alam (Yogyakarta: Kanisius, 2016), 111. 44 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu D, pada tanggal 14 Oktober 2018 pukul 18.00

WIB. 45 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu T, pada tanggal 21 Oktober 2018 pukul 14.30

WIB. 46 Bedasarkan hasil wawancara dengan Mbah Y, pada tanggal 22 April 2019 pukul 19.00

WIB. 47 Bedasarkan hasil wawancara dengan Mba E, pada tanggal 21 April 2019 pukul 18.30

WIB.

Page 23: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

yang dilakukan oleh Kristus merupakan bukti dari cinta kasih Kristus kepada

ciptaan-Nya.48 Pemeliharaan Kristus terhadap ciptaan-Nya dapat dilihat dari

kelebihan yang dimiliki oleh semua ciptaan-Nya, melalui kelebihan tersebut

Kristus menghendaki ciptaannya untuk saling menolong satu dengan yang

lainnya.49 Karena pada dasarnya seluruh ciptaan Kristus saling membutuhkan satu

dengan yang lain, jika satu ciptaan punah maka ciptaan lainnya pun akan punah.50

Namun banyak orang yang belum paham dengan pemeliharaan Kristus

melalui kehadiran ciptaan lainnya, sehingga banyak orang yang tidak peduli

dengan ciptaan lainnya. Contohnya membuang sampah sembarangan, bertani

dengan menggunakan pupuk an-organik, memburu hewan liar secara brutal dan

lain-lain.51 Pemeliharaan Kristus bagi dunia merupakan hal yang sangat luar biasa

dimana Kristus memelihara ciptaan-Nya dengan begitu adil dan bijaksana. Cara

Kristus memelihara ciptaan-Nya bukan saja dengan memberikan kelebihan

kepada setiap ciptaan tetapi juga dengan memenuhi segala kebutuhan ciptaan

tanpa ada pengecualian.52

Beberapa informan percaya bahwa setelah Allah menciptakan ciptaan-

Nya, Allah juga memelihara ciptaan-nya. Kristus memelihara ciptaan-Nya dengan

cara memenuhi seluruh kebutuhan ciptaan dan menghadirkan ciptaan lainnya

sebagai pelengkap kebutuhan.53 Pemeliharaan Kristus terhadap ciptaan-Nya tidak

akan pernah berhenti karena Kristus sungguh mengasihi seluruh ciptaan-Nya.

Kristus memelihara seluruh ciptaan dengan cara memenuhi seluruh kebutuhan

ciptaan.54

3.3 Kesimpulan

48 Robert P. Borrong, Etika Bumi Baru (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), 201. 49 Bedasarkan hasil wawancara dengan Mbah S, pada tanggal 21 Oktober 2018 pukul 13.30

WIB. 50 Bedasarkan hasil wawancara dengan Bapak S2, pada tanggal 15 Oktober 2018 pukul

18.00 WIB. 51 Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak M pada tanggal 20 Oktober 2018 Pukul

18.00 WIB. 52 Sunarko, OFM & Kristiyanto, OFM, Menyapa BUMI menyembah HYANG ILAHI

(Tinjaun Teologis atas Lingkungan Hidup) (Yogyakarta: Kanisius, 2012), 57. 53 Berdasarkan hasil wawancara dengan Mba M pada tanggal 16 April 2019 Pukul 08.00

WIB 54 Bedasarkan hasil wawancara dengan Mba N, pada tanggal 21 April 2019 pukul 19.30

WIB.

Page 24: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Melalui pengalaman iman dan refleksi masing-masing informan, terdapat

gambaran Kristus yang baru. Informan menyakini bahwa Kristus bukan saja

menciptakan lingkungan hidup melainkan juga memelihara dan menghidupkan,

memberikan perlindungan serta menyediakan keselamatan bagi lingkungan hidup.

Berkaitan dengan hasil analisa yang ada, gambaran Kristus sebagai pemelihara

lingkungan hidup dari para informan sangat dipengaruhi oleh pengalaman iman

dan pengalaman hidup sehari-hari. Sehingga muncul berbagai macam gambaran

Kristus yang memelihara lingkungan hidup yaitu: Kristus sang maha hadir,

Kristus adalah petani dan Kristus adalah tanah yang subur dan kristus sang

pemelihara. Gambaran Allah dalam Yesus Kristus tidak bisa dipahami lagi, hanya

sebagai pencipta lingkungan hidup. Sebab Kristus juga memelihara lingkungan

hidup. Kristus Pemelihara bukanlah Kristus yang “deisme” dimana setelah Kristus

menciptakan ciptaan-Nya, Ia lalu pergi dan tidak campur tangan lagi.

4. Kajian Eko-Kristologi tentang Kristus Sang Pemelihara Lingkungan

Hidup menurut Jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng Kec. Getasan.

Pada bagian ini penulis akan melakukan kajian Eko-Kristologi tentang

pandangan jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng mengenai Kristus Sang

Pemelihara Lingkungan Hidup.

4.1 Kristologi Umum dan Eko-Kristologi

Kristologi secara umum adalah ilmu pengetahuan tentang Kristus, yang

secara sistematis menyelidiki siapa Kristus di dalam diri-Nya sendiri dan di dalam

diri orang-orang yang percaya kepada-Nya. Menyelidiki Kristus dalam kehidupan

setiap orang percaya adalah bentuk perenungan iman yang didorong oleh

keingintahuan untuk mengenal Allah. Dengan demikian Kristologi bukanlah

sekedar perbincangan tentang Yesus Kristus, tetapi penghayatan serta pengalaman

orang kristen dalam berbagai perjumpaan dengan-Nya khususnya pergumulan

iman umat tentang diri-Nya. Gronen menjelaskan bahwa Kristologi merupakan

buah pikiran umat tentang Kristus berdasarkan hubungan pribadi, serta

pengalaman umat dalam perbagai perjumpaan dengan-Nya. Melalui pengertian

tersebut lahirlah berbagai pandangan tentang sosok Kristus.

Page 25: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Eko-Kristologi merupakan salah satu hasil refleksi umat beriman terhadap

Kristus. Bermula dari keprihatinan umat kristen terhadap lingkungan hidup yang

semakin hari semakin punah. Eko-Kristologi merupakan bentuk perjuangan yang

dilakukan oleh orang-orang Kristen untuk menggambarkan hubungan antara

Kristus dan lingkungan hidup. Dimana secara garis besar mau dikatakan bahwa

Kristus memiliki kaitan yang sangat erat dengan lingkungan hidup. Perjuangan ini

bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan hidup dan memahami pribadi Yesus

Kristus yang turut dalam menjaga dan memelihara lingkungan hidup.

4.2 Kajian Eko-Kristologi: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup di

mata Jemaat GKJTU Sumunar Krangkeng Kec. Getasan.

4.2.1 Kristus yang “Bertanggung jawab” Hadir di Dalam Ciptaan.

Saat Kristus dikenal hanya sebagai pencipta, disitulah Kristus terlihat tidak

bertanggung jawab terhadap ciptaan-Nya. Ciptaan-Nya berkembang biak dengan

sendirinya tanpa pertolongan tangan Kristus. Namun hal ini tidaklah demikian,

setelah Kristus di dalam Allah menciptakan semua ciptaan-Nya, Allah berhenti

dengan pekerjaan-Nya itu lalu pada hari yang ketujuh Kristus hadir dan tinggal di

dalam ciptaan-Nya. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian kedua tulisan ini.

Kristus tidak pernah meninggalkan ciptaan-Nya, Ia selalu bersama-sama dengan

ciptaan-Nya.55

Kehadiran Kristus di dalam ciptaan-Nya merupakan bentuk tanggung

jawab Kristus dalam memelihara ciptaan-Nya. Kristus tidak menghendaki

ciptaan-Nya punah begitu saja sehingga Kristus turut dalam memelihara ciptaan-

Nya. Kristus merupakan sang pencipta yang bertanggung jawab terhadap ciptaan-

Nya, Ia rela hadir dan tinggal bersama ciptaan-Nya agar ciptaan dapat

berkembang biak dengan baik. Kehadiran Kristus untuk memelihara ciptaan

tertuju kepada seluruh ciptaan tanpa terkecuali.

4.2.2 Kristus Sang Guru dan Teladan juga Pemelihara Lingkungan Hidup

55 A. Sunarko & A. Eddy Kristiyanto, Menyapa Bumi Menyembah Hyang Ilahi (Tinjaun

Teologis atas Lingkungan Hidup) (Yogyakarta: Kanisius, 2012), 36-38.

Page 26: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Seseorang dapat dikatakan sebagai guru jika ia memiliki kemampuan

tertentu, memiliki murid, bisa mengajar dan lain-lain. Yesus Kristus merupakan

guru yang memiliki kemampuan lebih dan memiliki murid yang banyak. Ia selalu

memberikan pengajaran kepada murid-muridnya baik secara langsung maupun

melalui simbol-simbol. Yesus Kristus bukan saja seorang guru tetapi juga seorang

teladan bagi para muridnya, Ia tidak hanya mengajar tetapi mempraktekan

pengajaran yang diberikan. Kristus memberikan pengajaran kepada setiap orang

yang ditemuinya baik secara langsung maupun tidak.

Di dalam keseharian-Nya Kristus sering disebut Rabi oleh para murid-

Nya, Rabi artinya “guru”, guru yang memberikan teladan bagi para murid.

Keteladanan Kristus dapat dilihat dari sikap hidup Kristus setiap hari, seperti tidak

terobsesi untuk memiliki harta duniawi, rendah hati untuk bergaul dengan siapa

saja, berlaku adil, berkarakter baik dan meninggalkan kehormatan diri demi

mewartakan kerajaan Allah.

Keteladanan Kristus juga dapat dilihat dari sikap Kristus yang mau

memelihara ciptaan-Nya. Sebelum Kristus memberikan tugas kepada manusia

untuk mengurus bumi agar alam semesta tetap subur dan indah, Kristus terlebih

dahulu telah melakukan tugas yang diberikan kepada manusia itu.56 Kristus adalah

guru dan teladan bagi semua murid-Nya, dalam pengajaran-Nya Ia bukan saja

berteori melainkan juga mempraktekkan pengajaran-Nya itu.

4.3 Kristus Sang Pemelihara bagi kehidupan Jemaat GKJTU Sumunar

Krangkeng Kec. Getasan.

Kristus Sang Mahahadir: artinya di mana pun ciptaan berada di situ

Kristus berada, Kristus tidak pernah meninggalkan ciptaan-Nya. Ia selalu berada

di dalam diri ciptaan, mulai dari diciptakannya ciptaan sampai dengan saat ini dan

berlaku bagi seluruh ciptaan. Kristus adalah Tanah yang Subur: Kristus tanah

yang subur merupakan gambaran Kristus yang menunjang kehidupan lingkungan

hidup khususnya dalam pertanian karena dengan menjadi tanah yang subur

Kristus dapat membantu pertumbuhan pertanian dari dalam. Kristus adalah

56 Ebenhaizer I Nuban Timo, Polifonik Bukan Monofonik (Salatiga: Satya Wacana

University Press, 2015), 105.

Page 27: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Petani: Kristus menjadi panutan dan rekan sekerja manusia dalam mengelola

pertanian. Kristus memberikan kemampuan kepada manusia untuk bertani dan

mengajak manusia untuk berkerja sama. Manusia yang menanam, menyirami lalu

Kristuslah yang mmberikan pertumbuhan bagi pertanian. Kristus Sang

Pemelihara: lahir di dalam lingkungan yang beragam membuat beberapa

informan percaya bahwa semua ciptaan tidak dapat hidup seorang diri saja tanpa

pertolongan ciptaan lainnya. Setiap ciptaan memiliki kekurangan dan kelebihan,

melalui kekurangan tersebut ciptaan dituntut untuk meminta pertolongan dari

ciptaan lainnya. Sehingga tidak ada satu pun ciptaan yang dapat hidup seorang

diri saja. Kelebihan dan kehadiran ciptaan lainnya merupakan bukti pemeliharaan

Kristus bagi ciptaan, Kristus memenuhi kebutuhan ciptaan dengan cara

menghadirkan ciptaan lainnya.

Pemahaman para responden mengenai sosok Kristus sang pemelihara

lingkungan hidup dapat dibenarkan mengingat pandangan mereka lahir atas

refleksi iman dan pengalaman hidup mereka. Hal ini dapat dibuktikan melalui

paparan pada bagian sebelumnya bahwa Kristologi adalah usaha yang dilakukan

oleh informan dalam merefleksikan iman kepercayaannya kepada Kristus sang

pemelihara lingkungan hidup maka pemahaman mereka dibenarkan.

4.4 Kesimpulan

Melalui pekerjaan dan tempat tinggal yang dikelilingi oleh pertanian,

mampu membuat responden merefleksikan Kristus Sang Pemelihara Lingkungan

Hidup sesuai pengalaman iman dan tentu saja kontekstual. Awalnya memang

sedikit sulit bagi informan memahami Kristus Sang pemelihara lingkungan hidup

namun setelah diberikan penjelasan tentang Kristus Sang Pemelihara Lingkungan

Hidup, informan dengan mudahnya menceritakan pengalaman imannya tentang

Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup. Para informan kini telah memahami

bahwa Kristus di dalam Allah bukan saja menciptakan lingkungan hidup

melainkan juga turut dalam memelihara lingkungan hidup.

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Page 28: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Kristologi merupakan buah penghayatan serta pengalaman iman orang

Kristen dalam berbagai perjumpaan dengan Kristus. Eko-Kristologi sendiri adalah

penghayatan iman jemaat yang mencintai lingkungan hidup dan yang peduli

terhadap lingkungan hidup kepada Kristus sang pemelihara lingkungan hidup.

Para teolog ekologi memahami Kristus adalah pencipta yang tidak pernah

meninggalkan ciptaan-Nya, Ia sungguh mencintai dan memelihara lingkungan

hidup. Sama halnya dengan ciptaan lainnya, yang juga diciptakan dan dipelihara-

Nya dengan cinta kasih. Kristus tidak dipandang hanya sebagai pencipta alam

semesta saja namun juga dipandang sebagai Tuhan yang memelihara ciptaan-Nya.

Kristus tidak menghendaki ciptaan-Nya punah begitu saja sehingga Ia juga turut

dalam pemeliharaan ciptaan-Nya termasuk lingkungan hidup.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Gereja

Dalam kehidupan sosial khususnya di dalam komunitas bergereja saat ini,

masih banyak gereja yang terlalu fokus terhadap pembangunan gedung gereja dan

administrasi gereja ketimbang fokus pada lingkungan hidup. Gereja sebagai

lembaga perpanjangan tangan Tuhan dalam memberitakan dan mengajarkan kasih

harusnya mampu menjadi komunitas yang juga mengasihi lingkungan hidup.

Lingkungan hidup merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan bergereja

karena lingkungan hidup merupakan sumber kehidupan.

5.2.2 Bagi Masyarakat

Hidup dalam lingkungan hidup, seharusnya membuat masyarakat lebih

menghargai lingkungan hidup, menghargai lingkungan hidup dengan cara

menjaga dan memeliharanya. Masyarakat harus sadar bahwa hidupnya tergantung

dengan lingkungan hidup. Jika masyarakat ingin hidupnya sehat dan baik maka

lingkungan hidupnya juga harus sehat dan baik. Keberadaan lingkungan hidup

berada di tangan masyarakat, jika masyarakat tidak perduli dengan lingkungan

hidup maka semakin lama lingkungan hidup pun akan punah. Punahnya

lingkungan hidup akan mengancam kehidupan masyarakat, jadi perlu bagi

masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan.

Page 29: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Daftar Pustaka

A. Buku

Bagus, Lorens. Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia, 2005.

Berry, Thomas. Kosmologi Kristen, Maumere: Ledalero, 2013.

Borrong, Robert P. Etika Bumi Baru, Jakarta: Gunung Mulia, 2000.

Drummond, Celia Deane. Teologi & Ekologi, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.

Keraf, Sonny. Etika Lingkungan Hidup, Jakarta: Kompas, 2010.

___________. Filsafat Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Kanisius, 2014.

Leahy, Louis. Horizon Manusia Dan Pengetahuan ke Kebijaksanaan,

Yogyakarta: Kanisius, 2002.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja

Rosdakaria, 1998.

Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1983.

Noble, Perry. “Tuhan Yang Maha Hadir” dalam buku What is God Really Like,

ed. Craig Groeschel, Jakarta: Benaiah Books, 2011.

O‟Collins, Gerald dan Edward G. Farrugia, Kamus Teologi, Yogyakarta:

Kanisius, 2006.

OFM, Nico Syukur Dister. Kristologi Sebuah Sketsa, Yogyakarta: Kanusius,

1987.

OFM, Sunarko & Kristiyanto, OFM, Menyapa BUMI menyembah HYANG ILAHI

(Tinjaun Teologis atas Lingkungan Hidup), Yogyakarta: Kanisius, 2012.

Rasmussen, Larry L. Komunitas Bumi Etika Bumi, Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2010.

Sudhiarsa, Raymundus. Menyapa Bumi menyembah Hyang Ilahi: Tinjauan

teologis atas Lingkungan Hidup, Yogyakarta: kanisius 2008.

Sunarko A & Kristiyanto A. Eddy. Menyapa BUMI Menyembah Hyang Ilahi

(Tinjaun Teologis atas Lingkungan Hidup), Yogyakarta: Kanisius, 2012.

_______. Gereja & Kelestarian Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Kanisius,

2015,

Suryabarata, Sumardi. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1998.

Page 30: Kristus Sang Pemelihara Lingkungan Hidup Kajian Eko ...

Timo, Ebenhaizer I Nuban. Polifonik Bukan Monofonik, Salatiga: Satya Wacana

University Press, 2015.

Tristanto, Lukas Awi. Panggilan Melestarikan Alam Ciptaan, Yogyakarta:

Kanisius, 2015,

Tristanto, Lukas Awi. Hidup dalam Realitas Alam (Sketsa-sketsa Ekoinspirasi),

Yogyakarta: Kanisius, 2016.

Tjaya, Thomas Hidya. Kosmos Tanda Keangungan Allah, Yogyakarta: Kanisius,

2002.

Tong, Stephen. Yesus Kristus Juruselamat Dunia, Surabaya: Momentum, 2004.

Untung, Kasumbogo dan Dwi Warsito Nugroho, Gereja & Kelestarian

Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Kanisius, 2015.

B. Jurmal

Mahzumi, Fikri. Renungan Ekoteologi (ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman Vol.

12, No 2, 2018).

Presbyterian Eco-Justice Task Force, Keeping and Healing the Creation (U. S. A:

Louisville, 1990).

Pui-Lan, Kwok. Ecology and Christology (Los Angeles: Sage Publication, 2018).