KRISIS NASIONALISME INDONESIAEDITORIAL | Pendidikan Kebangsaan,
11 April 2012DI Indonesia, nasionalisme terkonstruksi berlandaskan
kemajemukan. Indonesia merupakan negeri majemuk, baik manakala
disimak dari aspek suku, agama, ras, etnisitas dan atau
golongan-golongan. Bahkan, secara geografis, Indonesia pun berwatak
majemuk, ditandai oleh luasnya keanekaragaman hayati. Pada sekitar
permulaan abad XX, nasionalisme berbasis kemajemukan itu kian
menemukan bentuk atau formatnya. Sangat bisa dimengerti pada
akhirnya, mengapa para pendiri bangsa senantiasa mengaitkan
nasionalisme Indonesia dengan persatuan dan kesatuan
bangsa.Hubungan antara kemajemukan dan nasionalisme, boleh dikata,
merupakan hubungan yang bersifat aksiomatik. Sejauh kemajemukan itu
terawat utuh, maka sejauh itu pula nasionalisme terpelihara dengan
baik. Tetapi sebaliknya, tatkala kemajemukan rajutannya
porak-poranda, maka seketika itu pula nasionalisme dilanda krisis.
Celakanya, begitu nasionalisme mengalami krisis, mendadak sontak
Indonesia kembali berada di bawah banyangan kelam penjajahan dan
keterjajahan. Inilah sebuah situasi yang oleh Bung Karno
dinarasikan dengan istilah "neoimperialisme" dan
"neokolonialisme".Manakala diletakkan ke dalam sebuah skema, corak
nasionalisme Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama,
kemajemukan yang terkelola dengan baik [ditandai oleh kuatnya
toleransi dan harmoni] berdampak positif pada kukuhnya
nasionalisme. Kedua, kukuhnya nasionalisme bermakna signifikan bagi
terciptanya kemandirian dan kedigdayaan Indonesia dalam arena
hubungan antarbangsa di dunia. Hanya dengan skema nasionalisme
semacam itulah Indonesia mampu membangun daya saing dalam totalitas
dialektika hubungan antarbangsa di dunia. Pertanyannya, apakah
skema nasionalisme semacam itu masih bertahan hingga kini, atau
malah porak-poranda?Jujur harus dikatakan, bahwa selama kurun waktu
sekitar satu dasawarsa terakhir, konstruksi kemajemukan mengalami
korosi dan pengeroposan oleh perkembangan politik dan perekonomian
dalam selubung demokrasi serta dalam kamuflase reformasi. Selama
lebih dari satu dasawarsa berjalan, politik dan perekonomian
bergerak meluluhlantakkan kemajemukan. Politik identitas berjiwa
sektarian justru memosisikan kemajemukan sebagai lawan.
Perekonomian bersukma neolibetalistik mencetuskan tradisi tata
kelola negara yang menghamba pada mekanisme pasar bebas. Politik
dan perekonomian lalu tumpul saat diharapkan mampu mempertegas
terwujudnya keadilan.Kita lalu tak dapat mengelak dari kesimpulan,
bahwa tergerusnya kemajemukan merupakan sebab pokok timbulnya
krisis nasionalisme. Sementara, faktor penyebab kembar hancurnya
kemajemukan adalah politik yang sektarianistik dan ekonomi yang
neoliberalistik. Geneologi krisis nasionalisme, dengan demikian,
sangatlah jelas dan terang benderang. Pada titik ini dunia
pendidikan turut diperhadapkan dengan agenda penyelesaian krisis
nasionalisme. Dunia pendidikan terkondisikan untuk membentuk
kesadaran kritis, bahwa sektarianisme dan neoliberalisme tidak
relevan untuk keperluan jangka panjang merawat nasionalisme.Tanpa
keterlibatan secara aktif dunia pendidikan melawan sektarianisme
dan neoliberalisme, maka krisis nasionalisme akan kian nyata.[]
Jadi Pertanyaan, apa sebenarnya nasionalisme yang sering kita
dengar atau mungkin sering kita bicarakan dan bahkan sama sekali
kita lupakan? Memang sudah kebiasaan masyarakat kita untuk
mengambil yang mudah-mudah: nasionalisme adalah rasa cinta tanah
air, atau sebentuk kebanggaan dengan menampilkan warna merah-putih
dan lambang garuda di jaket. Bolehlah seperti itu, tapi apa harus
berhenti disitu? Apa makna nasionalisme sesungguhnya? Tentunya
harus melihat perwujudan dari nasionalisme itu sendiri.Perwujudan
nasionalisme tidak harus dengan anti-antian terhadap produk budaya
asing, toh istilah nasionalisme sendiri juga merupakan produk
budaya asing. Nasionalisme: dari kata nation yang berarti
bangsa/kebangsaan dan isme yang selalu dipakai untuk menunjuk
paham/ajaran/aliran. Berarti nasionalisme disini adalah paham
kebangsaan atau ajaran kebangsaan.Wujud nasionalisme Indonesia
adalah pancasila, falsafah atau ajaran bangsa yang tidak sedang
dimonopoli oleh partai politik yang sepertinya juga sedang lupa
untuk terus mengkampanyekan ajaran bangsa ini. Pun bukan warisan
dari salah satu ajaran agama yang ada, salah besar kalau ada
anggapan seperti itu, pancasilanya Majapahit dan pancasilanya
Indonesia sudah berbeda. Tentang ini nanti kalau ada kesempatan
bisa kita bicarakan lebih lanjut, yang pasti sementara yang saya
ketahui ajaran pancasila yang masih digunakan dalam agama Budha
adalah pancasila yang berisi anjuran dalamsamadiy-sementara belum
saya mengerti tentang istilah samadiy ini, apakah sama dengan
semedi atau mengheningkan cipta dalam bahasa Indonesia. Cukuplah
dulu diketahui bahwa istilah pancasila adalah istilah yang
diperkenalkan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya tertanggal 1 Juni
1945 dan digunakan untuk menyebut lima dasar negara Indonesia
merdeka, yang pasti tidaklah sama antara keduanya yaitu antara
pancasilanya IndonesiaKenapa harus pancasila? Sebab inilah
kesepakatannya, kesepakatan bahwa kita adalah bangsa yang
berketuhanan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan, bersatu atas dasar
musyawarah dan berkeadilan. Lalu bagaimana nasionalisme ala
pancasila ini? Tentunya dapat kita kaji intisari dari pancasila
yang lima sila ini.Berangkat dari pendapat Soekarno tentang
pancasila, bagi soekarno pancasila yang lima sila ini dapat diperas
menjadi trisila yaitu sosionasionalisme, sosiodemokrasi dan
ketuhanan Yang Maha Esa. Sosionasionalisme adalaha gagasan yang
dirumuskan Soekarno tentang nasionalisme yang layak diterapkan di
Indonesia.Dalam artikel yang ia tulis tahun 1932,Demokrasi-Politik
dan Demokrasi Ekonomi, Soekarno menyinggung inti dari
sosio-nasionalisme yang ia rumuskan;Nasionalisme kita haruslah
nasionalisme yang tidak mencari gebyarnya atau kilaunya negeri
keluar saja, tetapi haruslah mencari selamatnya manusia..
Nasionalisme kita haruslah lahir daripada menselijkheid.
Nasionalismeku adalah nasionalisme kemanusiaan, begitulah Gandhi
berkata,Nasionalisme kita, oleh karenanya, haruslah nasionalisme
yang dengan perkataan baru yang kami sebut: sosio-nasionalisme. Dan
demokrasi yang harus kita cita-citakan haruslah demokrasi yang kami
sebutkan: sosio-demokrasi.Jelas sudah bahwa nasionalisme Indonesia
haruslah nasionalisme yang bertujuan mencapai kebahagiaan umat
manusia dan bukannya nasionalisme yang mengagung-agungkan negeri
ini di kancah internasional saja. Maka dari itu, Soekarno
menginginkan yang menjadi landasan nasionalisme Indonesia adalah
kemanusiaan. Bukan pula nasionalisme yang mengisolasi dirinya
terhadap dunia luar. Sosionasionalisme secara singkat adalah
nasionalisme yang tidak hanya mencintai tanah airnya semata tapi
lebih mendasarkan diri pada kecintaan terhadap rakyat jelata dan
nasionalisme yang memperjuangkan nasib rakyat jelata, yang dengan
demikian adalah nasionalisme yang memperjuangkan perbaikan hidup
sesama.Sosiodemokrasi adalah demokrasi yang tidak sama dengan
demokrasinya liberal yang hanya mengurusi kehidupan politik, tapi
demokrasi yang mengurusi juga kehidupan ekonomi dan sosial budaya,
yang berarti segala urusan kemasyarakatan, bangsa dan negara adalah
diatur secara gotong royong baik kehidupan ekonominya, politiknya
dan sosial budayanya, jadi pada dasarnya tidak berlaku apa yang
disebutindividualistisdi Indonesia.Ketuhanan Yang Maha Esa,
sekiranya sudah cukup jelas hal ini, bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang bertuhan, bangsa yang beragama meskipun bukan merupakan
negara agama. Sekiranya cukup pulalah dengan bertuhan, tetap
mengakui eksistensi Tuhan maka segala masalah-persoalan
terselesaikan, tapi sering kita temui masyarakat kita sering lupa
akan Tuhan, bahkan kita sendiri juga seringnya lupa kalau bertuhan,
banyaknya kasus korupsi yang terungkap bukannya mengeliminir
tindakan korupsi tersebut, yang terjadi adalah malah menghebatnya
kasus-kasus korupsi yang menunjukkan bahwa Tuhan serasa hilang
dibenak kita. Saya katakan kita sebab diam-diam terkadang kita
turut bermental maling, mumpung nggada yang lihat nyuri dulu ah
atau maksiat dulu ahLebih lanjut dari trisila ini menurut Soekarno
juga masih dapat diperas menjadi eka sila: gotong royong, inilah
inti dari pancasila yang telah disepakati lahir pada tanggal 1 Juni
1945. Sebagaimana semboyan yang melekat pada lambang Negara garuda
pancasila yaitu bhineka tunggal ika yang lengkapnya bhineka tunggal
ika, tan hanna dharma mangrwa yang berarti berbeda-beda tetapi
tetap satu jua, tidak ada kebenaran yang mendua atau berbeda tapi
tetap satu, gotong royong yang utama.Demikian nasionalisme
Indonesia yang seharusnya berbeda dengan nasionalisme Eropa,
nasionalime yang tidak hanya sekedar kebanggan dan rasa cinta tanah
air semata, tapi nasionalisme yang atas dasar kegotong royongan,
yaitu nasionalisme yang memperjuangkan perbaikan hidup sesama.
Pengertian Patriotisme
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah
pecinta dan pembela tanah air. Sedangkan Patriotisme maksudnya
adalah semangat cinta tanah air. Pengertian Patriotisme adalah
sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang
pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan
perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi mengorbankan
segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan
kemakmuran tanah air.Atau
Patriotisme atau Kepahlawanan adalah watak untuk berkorban guna
sesuatu tugas Besar dan Cita2 Besar sebagai perluasan dari Pahlawan
adalah ia yang berkorban untuk Tugas besar dan Cita2 besar [Un hero
est celui, qui se sacrifie a un grand devoir, ou a une grande ide;
Livre dOr, De la Comptesse Diane]. Kepahlawanan bukan monopolinya
seseorang atau segolongan tetapi Kepahlawanan adalah suatu
perhiasan watak, yang setiap rakyat kita dapat memiliki, asal ia
bersedia berkorban untuk un grand devoir (untuk sesuatu Tugas
besar) atau untuk une grand ide (untuk sesuatu Cita2 besar).
Tugas besar dan Cita-cita besar itu ialah tidak lain daripada
hidup merdeka, bernegara kebangsaan, sederajat dengan bangsa2 lain
dalam keadaan mana Rakyat semua memperkembangkan dan dapat
menyuburkan nilai2 kemanusiaannya. Dan bila yang dimaksud dengan
semangat Kepahlawanan itu adalah cara berdaya dan berusaha untuk
menjalankan Tugas besar dan Cita2 besar itu, maka teranglah
kiranya, bahwa cara amal dan cara perbuatan itulah yang penting
sekali.
Amal dan perbuatan, dijiwai dengan semangat bersedia untuk
berkorban, menentukan nilai dan mutu Kepahlawanan setiap orang. Dan
tidak sedikit pula yang diharapkan dari kita semua amal dan
perbuatan yang sesuai dengan keadaan yang nyata daripada Rakyat
kita dewasa ini.
Untuk itupun diperlukan dari kita sekalian keberanian dan
kejujuran dalam menilai keadaan dan perasaan Rakyat kita yang
sebenar-benarnya. Untuk Negara Pancasila, para pahlawan Rakyat kita
dulu itu berjoang dan berkorban ! Dan mereka meninggalkan kepada
kita dewasa ini, suatu Amanat suci dan Amanat keramat yakni Amanat
Kepahlawanan Rakyat Indonesia, amanat tentang caranya melaksanakan
Amanat Penderitaan Rakyat kita.
Pada pokoknya, cara-cara perjuangan dan kebaktiannya itu ialah
secara revolusioner, secara dinamis, secara heroik dan patriotik,
dan terutama secara jujur dan ikhlas, dengan selalu beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Patriotisme Pemuda
Patriotisme pemuda Indonesia telah memiliki peranan penting
dalam mengubah perjalanan sejarah bangsa. Mulai dari Sumpah Pemuda
tahun 1928 hingga era reformasi 1998. Semuanya tak lepas dari peran
pemuda pada saat itu.
Semangat patriotisme generasi muda ini masih diperlukan kendati
kemerdekaan Republik Indonesia telah memasuki usia yang ke 64
tahun. Bagaimana generasi muda saat ini membuktikan patriotismenya
kepada bangsa dan negara ?
Menurut saya banyak cara yang bisa dilakukan para generasi muda
untuk menunjukkan rasa patriotismenya. Yakni dengan mengisi
kegiatan sehari-harinya dengan hal-hal yang positif dan berguna
bagi dirinya sendiri, masyarakat dan bangsa. Seperti lewat kegiatan
olahraga, seni, diskusi, pendidikan dan lain sebagainya.
Generasi muda yang anti patriotisme adalah mereka-mereka yang
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan,
norma sosial dan agama serta yang dapat merugikan dirinya sendiri.
Seperti mengkonsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang, gemar
minum minuman keras, pergaulan bebas dan sejenisnya adalah bentuk
dari sikap anti patriotisme.
Seharusnya para pemuda indonesia menerapkan prinsipStudent
Today, Leader Tomorrow. Maksudnya pemuda harus terus belajar
meningkatkan kualitas dirinya, sehingga kelak dapat menjadi
pemimpin yang baik. Karena Pendidikan memiliki peran penting dalam
membentuk jiwa patriotisme para generasi muda.
Ciri-ciri patriotisme, yaitu:1.cinta tanah air;2.menempatkan
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara di atas kepentingan
kelompok dan individu;3.tidak kenal menyerah;4.rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan Negara.
Kegiatan-kegiatan yang mencerminkan jiwa patriotisme,di
antaranya:1.upacara hari besar kenegaraan;2.mengikuti kegiatan
bakti sosial;3.mengikuti kegiatan kepemudaan, seperti pramuka dan
palang merah remaja;4.mengikuti apresiasi seni budaya.B. B. Sikap
Patriotisme
Selain memiliki sikap kepahlawanan para pejuang bangsa kita juga
memiliki sikap patriotisme. Apa yang dimaksud dengan patriotisme?
Patriotisme artinya cinta tanah air. Para pahlawan pendahulu kita
berjuang mengusir penjajah tentunya didasari oleh rasa cinta tanah
air. Mereka tidak rela bangsanya diinjak-injak oleh para penjajah.
Seperti yang sudah dicontohkan oleh Kapitan Pattimura dalam riwayat
di atas. Sikap patriotisme tidak hanya dimiliki oleh para pahlawan
bangsa. Sebagai warga negara yang baik kita pun harus memiliki
sikap patriotisme. Siapa lagi yang mencintai bangsa ini kalau bukan
kita, warga negara Indonesia? Perjuangan kita saat ini sudah
bukanlah perjuangan melawan para penjajah. Setelah merdeka, justru
tantangan semakin besar. Kita saat ini mesti berjuang melawan
kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Sikap patriotisme dapat
diwujudkan dalam banyak hal. Wujud sikap patriotisme antara lain
sebagai berikut:
1.Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri Mencintai dan
menggunakan produk-produk dalam negeri merupakan bagian dari cinta
tanah air. Dengan menggunakan produk dalam negeri berarti kita
memberi keuntungan kepada warga Indonesia sendiri. Baik pembuatnya
ataupun pedagangnya. Berarti juga memberi keuntungan kepada negara.
Sebenarnya produk-produk dalam negeri tak takkalah dengan produk
luar negeri. Bahkan banyak produk-produk asli buatan Indonesia yang
ditiru orang luar negeri.2.Tidak merusak lingkungan hidup
Lingkungan hidup haruslah dijaga kelestariannya. Merusaknya berarti
kita tidak mencintai tanah air. Lingkungan hidup yang rusak akan
merugikan manusia sendiri.3.Ikut serta memelihara fasilitas umum
Fasilitas umum merupakan sarana yang disediakan oleh pemerintah
untuk kebutuhan masyarakat. Contohnya adalah telepon umum,
jembatan, halte, kereta api dan lain-lainnya. Jika kita merusak
fasilitas umum akan merugikan orang lain dan negara. Kita sendiri
juga tidak dapat menggunakannya lagi.4.Ikut serta dalam pembangunan
bangsa Negara kita harus terus membangun agar lebih maju dan
kehidupan rakyatnya lebih baik. Bila kita ingin mencintai tanah
air, maka kita harus ikut serta dalam pembangunan. Ikut serta dalam
pembangunan bisa diwujudkan dengan taat membayar pajak, menjadi
pegawai yang baik, dan sebagainya.5.Mentaati peraturan yang ada
Peraturan dibuat agar masya-rakat tertib dan nyaman. Jika kita
melanggar peraturan akan merugikan diri kita sendiri. Bahkan orang
lain dan negara juga akan dirugikan. Berarti jika kita melanggar
peraturan berarti kita tidak cinta tanah air.6.Melestarikan budaya
bangsa Budaya bangsa merupakan kekayaan bangsa. Menjaga
keles-tarian budaya bangsa berarti mencintai bangsa dan tanah air.
Kita harus bangga memiliki budaya bangsa yang beragam dan unik.
Orang asing saja banyak yang mengagumi budaya bangsa kita. Termasuk
melestarikan budaya bangsa adalah berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar.
Contoh sikap patriotisme dalam kehidupan sehari-hari sangatlah
banyak. Kamu bisa memulai dari hal yang sederhana. Sebagai siswa
kamu dapatmenunjukkan sikap patriotisme dengan cara belajar yang
rajin. Sebab dengan belajar yang rajin berarti kamu sudah ikut
serta dalam perjuangan memberantas kebodohan dan keterbelakangan.
Kamupun dapat mewujudkan sikap pariotisme dengan tidak membuang
sampah di sembarang tempat. Dapatkah kamu memberi contoh lain dari
sikap patriotisme yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan
sehari-hari?C. Manfaat sikap Patriotisme
Kita tahu patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa
pada pelajar. Patriotisme membawa kemajuan bangsa apalagi dalam
bidang pendidikan. Sikap patriotisme, nasionalisme, dan hidup
mandiri merupakan hal yang sangat penting. Karena akan membawa
kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa. Program ini harus ditanamkan
pada anak sejak dini. Dengan menanamkan sikap tersebut sejak dini
generasi penerus kita mampu bertindak sesuai dengan nuraninya dan
mampu membangun bangsa tanpa tergantung pada bangsa lain.Mengingat
pentingnya hal tersebut sehingga harus diajarkan pada anak sejak
usia dini. Sebab pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini
dapat memberikan dasar pengetahuansecara spiritual, emosional, dan
intelektual dalam mencapai potensi yang optimal. Jika pendidikan
sudah diberikan dengan tepat sesuai dengan bakat dan lingkungan
peserta maka lima atau sepuluh tahun ke depan negara kita akan
memiliki aset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga dapat
bersaing dengan bangsa lain dan memiliki keunggulan
Manfaat Sikap Patriotisme Dalam Pendidikan
Kita tahu patriotisme merupakan wujud sikap cinta tanah air.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menyentuh aspek jiwa
pada pelajar. Patriotisme membawa kemajuan bangsa apalagi dalam
bidang pendidikan. Sikap patriotisme, nasionalisme, dan hidup
mandiri merupakan hal yang sangat penting. Karena akan membawa
kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa.
Program ini harus ditanamkan pada anak sejak dini. Dengan
menanamkan sikap tersebut sejak dini generasi penerus kita mampu
bertindak sesuai dengan nuraninya dan mampu membangun bangsa tanpa
tergantung pada bangsa lain. Mengingat pentingnya hal tersebut
sehingga harus diajarkan pada anak sejak usia dini. Sebab
pendidikan yang diberikan pada anak sejak dini dapat memberikan
dasar pengetahuan secara spiritual, emosional, dan intelektual
dalam mencapai potensi yang optimal. Jika pendidikan sudah
diberikan dengan tepat sesuai dengan bakat dan lingkungan peserta
maka lima atau sepuluh tahun ke depan negara kita akan memiliki
aset SDM yang berkualitas dan tangguh sehingga dapat bersaing
dengan bangsa lain dan memiliki keunggulan.
C.Faktor Penyebab Terjadinya Penurunan Jiwa Patriotisme pada
Kalangan Generasi Penerus Bangsa
Banyak faktor yang mempengaruhi penurunan jiwa patriotisme pada
kalangan generasi penerus bangsa Indonesia, diantaranya pengaruh
globalisasi dan informasi, serta kurangnya pendidikan fisik
terutama di bidang kesejarahan. Hal ini seakan
menjadi ancaman serius bagi generasi muda dalam memaknai dan
menggelorakan semangat kemerdekaan di dalam jiwa mereka.
Penyebab utama dari memudarnya semangat patriotisme dan
kebangsaan dari generasi penerus bangsa terutama disebabkan contoh
yang salah dan kurang mendidik yang diperlihatkan generasi tua atau
kaum tua yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan
golongannya daripada mendahulukan kepentingan bangsa dan rakyat.
Kaum tua juga tidak memberikan contoh sikap disiplin dan rasa
tanggungjawab terhadap suatu apapun.
Kurangnya patriotisme dan hilangnya spirit kemerdekaan di
kalangan generasi penerus bangsa saat ini ternyata membawa dampak
atau pengaruh yang cukup besar terhadap keutuhan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini.
E. D. Cara Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air/Jiwa Patriot Negara
Indonesia
Sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya kita menghormati
bangsa dan negara kita sendiri apapun adanya dan kondisinya.
Orang-orang yang tidak menghormati serta membenci bangsa dan negara
tempat kelahirannya bisa disebut sebagai penghianat. Apa salahnya
tanah air kita yang begitu kaya raya dan indah, karena kesalahan
hanya ada pada manusia-manusianyalah yang menciptakan
kebencian.
Dengan adanya rakyat yang mencintai tanah airnya, maka negara
akan aman dari berbagai macam gangguan yang datang baik dari dalam
maupun dari luar negara. Dengan cinta tanah air kita dapat bahu
membahu membangun negri ini agar bisa sejajar dengan negara-negara
maju. Dengan menyayangi negara indonesia ini kita akan berupaya
sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi sesama, bukan malah
menghancurkannya. Banyak pihak asing yang ingin menguasai dan
merusak negara kita, sehingga perlu kita jaga dan pertahankan
hingga titik darah penghabisan. Kalau bukan kita siapa lagi? dan
kita mau tinggal di mana kalau kita kehilangan negara ini.Tips Cara
Memunculkan/Men Serta Meningkatkan Rasa Cinta Terhadap Tanah Air
Dan Bangsa (Jiwa Patriotisme) Indonesia :1.Mempelajari sejarah
perjuangan para pahlawan pejuang kemerdekaan kita serta menghargai
jasa para pahlawan kemerdekaan.2.Menghormati upacara bendera
sebawai perwujudan rasa cinta tanah air dan bangsa
Indonesia.3.Menghormati simbol-simbol negara seperti lambang burung
garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan
lain sebagainya.4.Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri
agar pengusaha lokal bisa maju sejajar dengan pengusaha asing.
5.Ikut membela mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan bangsa
dan negara Indonesia dengan segenap tumpah darah secara tulus dan
ikhlas.6.Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu
meluruskan yang salah sesuai dengan mekanisme yang
berlaku.7.Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia
kepada warga negara asing baik di dalam maupun luar negeri serta
tidak melakukan tindakan-tindakan yang mencoreng-moreng nama baik
bangsa indonesia.8.Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
pada acara-acara resmi dalam negeri9.Beribadah dan berdoa kepada
Tuhan Yang Maha Esa untuk kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.10.Membantu mewujudkan ketertiban dan ketentraman baik di
lingkungan sekitar kita maupun secara nasional.F. E. Tata Upacara
Bendera Sebagai Contoh Patriotisme
Peran Tata Upacara
Jiwa patriotisme akan terbentuk dan terpelihara melalui upacara
bendera yang mempunyai peranan :Penerapan sikap disiplin;Media
penginformasian UUD 45 dan Pancasila;Menumbuhkan rasa cinta tanah
air;Media pemersatu bangsa;Menumbuhkan rasa memiliki terhadap
bangsa;Menumbuhkan rasa kebanggaan terhadap bangsa;Penghormatan
jasa-jasa pahlawan;Menumbuhkan rasa rela berkorban demi bangsa.
Dari peranan diatas tergambar jelas jiwa patriotisme memiliki
arti semangat cinta tanah air dan rela berkorban yang terdapat
dalam upacara bendera.
Jiwa patriotisme akan tumbuh apabila seseorang merasa dirinya
mempunyai peran dan tanggung jawab akan bangsa dan negaranya.
Loyalitas, produktifitas dan integritas termuat dalam jiwa
patriotisme yang sebagian kecil dapat tercermin dalam upacara
bendera.
Tanggal28 Oktobertelah berlalu. hari itu adalah hari yang sangat
bersejarah bagi bangsa indonesia. Hari terjadinya sumpah bersama
seluruh organisasi-organisasi pemuda, membulatkan suara dengan
ikrar,satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa yakni bahasa
Indonesia.Sejarah telah membuktikan bahwa ikrar benar-benar yang
dipegang teguh, benar-benar sumpah yang dijiwai semangat yang
teguh. Bukan ikrar yang tinggal ikrar atau Sumpah yang menjadi
sampah. ini dibuktikan oleh semangat persatuan dan perjuangan
merebut dan memperthankan kemerdekaan dari tangan penjajah.
berjuang dengan mengorbankan jiwa dan raga. seluruh lapisan
masyarakat terlibat bersama serta saling bahu membahu. Generasi
tua, apalagi generasi mudanya sama-sama terlibat dalam perang fisik
dan perang mental.Terdapat pada peristiwa 10 Nopember 1945, yanitu
suatu pertempuran antara rakyat Indonesia dengan penjajah, dimana
rakyat kita menunjukkan semangat yang luar biasa. pada saat itu
semangat patriotisme muda tampak jelas. Hal ini dapat dimengerti,
karena memang situasinya menghendaki demikian, dimana semangat itu
langsung diuji. Sekarang ini perang tidak ada lagi di Negara ini,
situasi telah berubah dan bentuk perjuangan telah berubah pula.
bangsa kita sekarang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan itu
dengan mengisi pembangunan dalam rangka mencapai tujuan kemerdekaan
itu sendiri.Kata patriot berasal dari bahasa latin yaitu
:patriayang berarti tanah air. Dalam bahasa Inggris patriot
diartikan :one who is devoted to his countryatauNational Loyalty.
Walaupun definisi ini bukan definisi yang paling tepat, paling
tidak kita sudah dapat menggambarkan maksud dari kata-kata itu.
Patriotisme ini perlu dimiliki oleh setiap warga negara suatu
bangsa, karena hal itu merupakan modal utama untuk menumbuhkansense
of belongingdansense of responsibility, serta merupakan hal
esensial dalam melaksanakan berbagai perjuangan.Perasaan
patriotisme (sentiment of patriotism) itu tidak mempunyai standar
tertentu, tetapi perasaan itu ada dalam setipa diri manusia. hal
itu disebabkan bahwa dalam jiwa manusia itu ada perasaan cinta dan
setia. Perasaan setia dan setia ini termasuk golongan sifat yang
terpuji. Oleh sebab itumasalahnya tidak lepas dari masalah
nilai-nilai moral (moral values). Secara naluriah, hati nurani
manusia itu cenderung untuk nilai-nilai yang baik. memang diakui
adanya penyimpangan dari hal tersebut, akan tetapi itu disebabkan
oleh hal-hal yang mendatang kemudian. ini tidak akan terjadi selama
manusia itu sadar akanself-interestdanself-esteemyang ada padanya
sebagai salah satudari sekian banyak individu. Sifat setia dan
cinta inilah yang merupakanmental potential pada diri seseorang
yang dapat berkembang keluar darinya.(JA)
Apakah patriotisme itu? Apakah cinta dengan tempat lahir
seseorang, tempat seseorang mengenang masa kecil, mimpi dan
aspirasinya? Dengan sebuah tempat, dimana kita dengan jiwa
kekanak-kanakan memandang awan yang bergerak dan bertanya mengapa
kita tak dapat begerak secepat awan itu? Dengan tempat dimana kita
melihat bintang-bintang betebaran di langit? Dengan tempat dimana
kita mendengar kicauan burung dan berangan-angan ingin bisa terbang
seperti burung ke tempat nun jauh? Atau, apakah cinta dengan tempat
kita dipangku ibu mendengar dongeng-dongengnya? Singkatnya, apakah
patriotisme itu adalah cinta dengan setiap jengkal tempat dimana
kita dibesarkan dan bermain, dimana kita dapat mengenang masa kecil
yang penuh dengan kegembiraan?
Kalau itu adalah patriotisme, hanya sedikit orang Amerika yang
bisa menjadi patriotik, karena tempat bermainnya sudah dibangun
menjadi pabrik-pabrik dan dengungan mesin telah menggantikan musik
(kicauan) burung.
Kalau begitu, apakah patriotisme itu? Leo Tolstoy, anti
patriotisme terbesar zaman ini, mendefinisikan patriotisme sebagai
suatu prinsip yang membenarkan pelatihan pembunuh; suatu usaha yang
memerlukan peralatan yang lebih canggih untuk membunuh manusia
daripada untuk membuat keperluan manusia, misalnya, sepatu, pakaian
dan rumah; usaha yang dapat membawa kebesaran dan sukses, lebih
daripada usaha-usaha lain.
Gustava Herve, juga seorang anti patriot yang besar, mengartikan
patriotisme dengan tepat. Menurutnya, patriotisme adalah takhyul
yang lebih bahaya dan brutal daripada agama. Takhyul agama berasal
dari ketidak mampuan manusia untuk menjelaskan fenomena alami.
Misalnya, ketika seorang manusia primitif mendengar geledek dan
melihat kilat, dia tidak dapat menjelaskan kejadian itu dan
menganggap bahwa ada kekuatan yang lebih besar darinya. Dia juga
akan menganggap semua fenomena lain, seperti hujan sebagai fenomena
gaib. Lain dengan patriotisme yang merupakan takhyul yang
diciptakan dan dipertahankan secara artifisial, melalui jaringan
penipuan dan kebohongan; tahkyul yang merebut kehormatan seseorang
dan membuatnya sombong.
Memang, egoisme dan kesombongan adalah sifat-sifat yang harus
dimiliki seorang patriot. Saya akan coba menjelaskan pernyataan di
atas. Paham patriotisme menganggap bahwa dunia ini terpecah menjadi
bagian -begian kecil, setiap bagian dikelilingi pintu besi. Mereka
yang beruntung (kebetulan) lahir dalam sebuah bagian tersebut, akan
menganggap diri mereka lebih tinggi derajatnya, lebih pandai dan
lebih segala-galanya (dibandingkan dengan manusia di luar pintu
besinya). Jadi merupakan tugas bagi setiap orang yang lahir di
bagian yang terpilih itu untuk berperang, membunuh dan mati untuk
membuktikan "kebenaran dan kelebihannya" kepada orang lain di luar
pintu besinya.
Mereka yang tinggal di bagian-bagian lain, akan mempunyai jalan
pikir yang sama. Sudah pasti demikian, karena sejak masih
kanak-kanak pikiran mereka sudah diracuni dengan cerita-cerita yang
penuh prasangka (untuk menimbulkan kebencian) terhadap orang-orang
asing. Ketika anak -anak itu sudah menjadi dewasa, pikirannya sudah
dipenuhi dengan kepercayaan bahwa dia adalah yang "terpilih" oleh
Tuhan untuk membela negaranya dari serangan orang-orang asing.
Untuk memenuhi maksud tersebut, kita di Amerika, mempersiapkan
angkatan bersenjata, amunisi dan kapal perang yang semakin megah
dan yang jumlahnya semakin banyak.
Untuk memenuhi maksud patriotismne, baru-baru ini, Amerika
mengeluarkan empat ratus juta dolar dalam waktu yang singkat.
Cobalah kita pikirkan, empat ratus juta dolar yang diambil dari
hasil keringat warga negara (mereka yang membayar pajak). Sudah
pasti, bukanlah orang-orang kaya yang menunjang patriotisme. Mereka
(orang-orang kaya) adalah manusia kosmopolitan, merasa "di rumah"
di setiap negara. Kita di Amerika, tahu mengenai fakta ini dengan
jelas sekali; bukankah, orang kaya Amerika, menjadi orang Perancis
di Perancis, orang Jerman di Jerman, atau orang Inggris di Inggris.
Tetapi patriotisme itu bukanlah untuk mereka yang berkuasa dan yang
kaya. Patriotisme, seperti agama, cukup diterapkan bagi orang awam.
Kita diingatkan kepada Frederick the Great, kawan dekat Voltaire,
yang berkata, " agama adalah penipuan (yang terorganisir), tetapi
harus dipertahankan untuk orang awam ".
Patriotisme adalah sebuah institusi yang mahal, tidak ada orang
yang akan menyangkalnya setelah meneliti statistik di bawah ini.
Kenaikan perbelanjaan militer (darat dan udara) yang besar
mengejutkan setiap pelajar ekonomi yang kritis. Dari tahun 1881
sampai 1905, perbelenjaan militer Inggris naik dari $ 2.101.848.936
ke $4.143.226.885; bagi Perancis, dari $3.324.500.000 ke
$3.455.109.900; bagi Jerman, dari $725.000.200 ke $ 2.700.375.600;
bagi Rusia, dari $ 1.900.975.500 ke $ 5.250.445.100; bagi Amerika,
dari $ 1.275.500.750 ke $ 2.650.900.450; bagi Itali, dari $ 1.
600.975.750 ke $1.755.500.100; bagi Jepang, dari $182.900.500 ke $
700.925.475.
Dalam periode 1881-1905 kenaikan dalam pengeluaran untuk
angkatan bersenjata Inggris naik empat kali lipat; Amerika, tiga
kali lipat; Rusia, dua kali lipat; Jerman 35%; Perancis 15%; dan
bagi Jepang, hampir 500%.
Secara proporsi, pengeluaran militer (darat dan udara)
negara-negara tesebut dari total pengeluaran negara, juga naik
(untuk periode 1881-1905)): Di Inggris dari 20 ke 37%, di Amerika
dari 15 ke 23%, di Prancis dari 16 ke 18%, di Itali dari 12 ke 15%,
di Jepang dari 12 ke 14%. Tetapi, di Jerman, pengeluaran untuk
militer menurun dari 58 ke 25%; penurunan ini terjadi karena
kenaikan dalam pengeluaran untuk hal-hal yang lain yang luar biasa
besar jumlahnya.
Perbelanjaan untuk angkatan laut juga sama luar biasa besarnya.
Dalam periode yang sama, kenaikan dalam pengeluaran marinir adalah
sebagai berikut: Inggris, 300%; Perancis, 60%; Jerman, 600%;
Amerika, 525%; Rusia, 300%; Itali, 250%; Jepang, 700%.
Dalam periode 1881-1885, pengeluaran untuk angkatan laut Amerika
adalah $6.20 untuk setiap $100 pengeluaran negara; jumlah ini naik
menjadi $6.60 dalam lima tahun berikutnya, menjadi $8.10 pada lima
tahun berikutnya dan akhirnya, $16.10 untuk periode 1901-1905. Kita
bisa pasti, berdasarkan statistik yang ada, bahwa pengeluran
tersebut akan terus naik di tahun-tahun berikutnya.
Kenaikan anggaran perbelanjaan militer dapat kita ilustrasikan
lebih jauh dengan menghitung perbelanjaan tersebut sebagai pajak
per kapita. Dari (lima tahun) periode pertama (1801-1805) sampai
periode kelima (1901-1905), perbandingan pengeluran militer sebagai
pajak per kapita dapat kita lihat: di Inggris, dari $18,47 ke
$52,50; di Perancis dari $19,66 ke $23.62; di Jerman dari $10,17 ke
$15.51; di Amerika dari $5.62 ke $13,64; di Rusia dari $6,14 ke
$8,37; di Itali dari $9,59 ke $11,24; di Jepang dari $0,86 ke
$3,11.
Penghamburan yang luar biasa yang dibutuhkan patriotisme,
merupakan alasan yang cukup untuk menyembuhkan orang yang mempunyai
kepandaian rata-rata dari penyakit tersebut.
Orang-orang awam digalakkan untuk menjadi patriotik, dan untuk
kemewahan tersebut mereka harus bersedia untuk membantu
pembela-pembela negara dan kadang mengorbankan anak mereka.
Patriotisme membutuhkan kesetiaan seseorang terhadap bendera, yang
artinya kesediaan untuk membunuh ibu, bapa dan sanak saudara.
Alasan pro-militarisme yang sering kita dengar adalah "kita
membutuhkan angkatan bersenjata untuk menjaga negara kita dari
serangan orang asing." Setiap orang yang pandai tentunya tahu bahwa
alasan tersebut hanya dipakai untuk menakut-nakutkan dan memaksa
mereka yang jahil. Pemerintah negara-negara di dunia mengetahui
keinginan masing-masing dan tidak akan secara sembarang menyerang
satu sama lain. Mereka tahu bahwa keinginan mereka bisa dicapai
dengan lebih efektif dengan diplomasi. Bahkan, menurut Carlyle,
"perang adalah perrgaduhan antara dua orang pencuri yang terlalu
takut untuk berperang sendiri; jadi mereka memakai mereka merekrut
orang-orang, memberikan mereka seragam dan senjata, dan membiarkan
mereka lepas seperti binatang liar membunuh satu sama lain.
Setiap perang yang dikaji, pasti mempunyai sebab yang sama.
Misalnya perang Spanyol-Amerika, yang dikatakan sebagai perang yang
hebat dan penuh nilai patriotik dalam sejarah Amerika. Bagaimana
perasaan kita dipenuhi dengan kemarahan terhadap orang Spanyol yang
kejam! Betul, bahwa kemarahan kita tidak bangkit secara spontan.
Perasaan itu dibangkitkan dengan agitasi koran-koran selama
berbulan-bulan.
Tetapi setelah perang usai dan yang gugur telah dikubur; akibat
perang itu dirasakan oleh orang awam, dalam bentuk kenaikan harga
barang-barang dan harga sewa rumah. Setelah kita sadar dari buaian
patriotisme, tiba-tiba kita tahu bahwa sebab perang Spanyol-Amerika
adalah karena harga gula; atau secara lebih kasar, nyawa, darah dan
uang orang Amerika telah dipakai untuk menjaga interest kapitalis
Amerika dalam perdagangan gula. Pernyatan di atas tidaklah
dilebih-lebihkan, tetapi berdasarkan fakta dan angka.
Penggunaan kekerasan seperti yang disebutkan di atas juga bukan
insiden yang langka, contohnya adalah kebijakan pemerintah Amerika
terhadap buruh-buruh di Kuba. Ketika Kuba masih dikuasai Amerika,
pasukan yang sama yang membebaskan Kuba, diperintahkan untuk
menembak buruh tembakau Kuba yang sedang mogok kerja.
Bukanlah hanya kita (di Amerika) yang melakukan perang untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Penyebab perang Rusia-Jepang yang
brutal telah diumumkan oleh menteri perang Rusia, Kuropatkin.
Kaisar Rusia dan kerabatnya baru berinvestasi dalam usaha pembuatan
peralatan perang, dan maksud perang tersebut adalah untuk membuka
pasar bagi peralatan perang tersebut.
Alasan bahwa kekuatan militer yang besar adalah jaminan untuk
menjaga perdamaian sama logikanya dengan pernyataan bahwa individu
yang merasa damai adalah dia yang menjaga dirinya dengan
persenjataan yang berat. Pengalaman membuktikan bahwa individu yang
bersenjata mempunyai tendensi untuk memamerkan "kekuatannya".
Begitu juga halnya dengan pemerintah. Negara yang benar-benar ingin
perdamaian tidak akan membuang waktu dan tenaga untuk persiapan
perang; inilah perdamaian abadi. Tetapi keinginan untuk memperbesar
kekuatan militer bukanlah karena ancaman dari luar. Ancaman datang
dari dalam negeri; ketidak puasan masa dan buruh atas pemerintah.
Angkatan bersenjata dipersiapkan untuk menangani musuh-musuh
internal tersebut; musuh yang kalau telah kesadarannya bangkit,
akan jauh lebih berbahaya daripada kekuatan asing dari manapun.
Institusi negara adalah kekuatan yang telah beratus-ratus tahun
memperbudak masa melalui penguasaan psikologi masa. Aparatus negara
tahu bahwa sebagian besar masa adalah anak kecil yang bisa dibujuk
dengan mainan. Dan kalau mainan ini semakin berwarna-warni, mereka
akan semakin suka.
Angkatan bersenjata sebuah negara merupakan "mainan" tersebut.
Untuk membuat "mainan" itu lebih menarik ratusan ribu dolar telah
dipakai untuk "menghiasinya". Contohnya: pemerintah Amerika
mengirim satu konvoi angkatan laut ke Pasifik supaya setiap warga
negara Amerika merasa bangga dengan negaranya itu. Kota San
Fransisco menghabiskan seratus ribu dolar untuk menyambut konvoi
tersebut; Los Angeles, enam puluh ribu; Seattle dan Taccoma sekitar
serartus ribu. Untuk menyambut konvoi tersebut?? Untuk makan dan
minum dengan prajurit-prajurit pangkat atas, sedangkan
prajurit-prajurit (bawahan) lainnya harus melakukan unjuk rasa
untuk sekedar makan yang cukup. Ya, dua ratus enam puluh ribu
dihabiskan untuk petasan, pesta dan foya-foya, pada waktu kaum
perempuan dan kanak-kanak sedang mengalami kelaparan di seluruh
negara; ketika ribuan penganggur bersedia untuk menjual tenaga
mereka semurah-murahnya.
Dua ratus enam puluh ribu dolar! Apa yang tidak bisa dibeli
dengan uang sebanyak itu? Tetapi, bukan untuk roti dan rumah;
anak-anak kota-kota tersebut diajak untuk melihat pesta penyambutan
angkatan laut tersebut, supaya mereka ingapat dijatuhkan dari
pesawat terbang ke target masyarakat. Kita merasa bangga mengetahui
bahwa Amerika akan menjadi negara terkuat di dunia, dan kemudian
akan menanamkan kaki besinya di leher negara-negara lain. Itu semua
adalah logika patriotisme.
Tetapi, segala dampak buruk patriotisme terhadap masyarakat awam
tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan penghinaan dan luka
yang dirasakan mereka yang bekerja di militer. Mereka adalah korban
kejahilan dan takhyul yang patut dikasihani. Dia, pembela dan
penjaga negara, apakah yang dapat diberikan patriotisme terhadap
seorang prajurit? Sehari-harinya mereka harus selalu tunduk.
Kehidupan mereka penuh dengan kebiasaan buruk (vice), bahaya dan
kematian. Ketika saya sedang dalam tur memberikan kuliah di San
Fransisco, saya mengunjungi sebuah tempat yang paling indah. Dari
sana kita dapat melihat "the Bay" dan "Golden Gate Park". Tempat
itu semestinya digunakan untuk sebuah taman untuk anak-anak dan
untuk pertunjukan musik. Tetapi, di tempat itu dibangun barak
militer yang jelek.
Di barak yang menyedihkan tu, prajurit-prajurit diangon seperti
binatang. Di situ mereka membuang waktu mengelap sepatu lars dan
lencana mereka untuk diperlihatkan kepada pemimpin mereka.
Kehidupan bagi prajurit seringkali tidak mempersiapkannya untuk
hidup kembali secara normal dalam masyarakat. Kebanyakan dari
mereka tidak mempunyai keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Bagi mereka yang mempunyai keterampilan, kadang
mereka tidak bisa beeradaptasi dengan kehidupan normal, dan
keterampilannya tersebut tidak dapat sepenuhnya dimanfaatkan.
Mereka terbiasa dengan kehidupan yang "idle" (pasif) dan penuh
dengan petualangan (adventure). Tidak ada pekerjaan normal yang
bisa memuaskan diri mereka. Pendek kata, mereka tidak lagi dapat
melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Tetapi, biasanya yang masuk barak itu adalah eks tahanan; karena
mereka susah mencari penghidupan atau memang karena mentalitas
mereka sesuai dengan kehidupan militer. Sesudah kontrak militer
selesai, biasanya mereka akan kembali kepada kehidupan kriminal,
lebih zalim dari sebelumnya. Di Amerika memang lumayan banyaknya
eks serdadu yang meringkuk di penjara; dan angkatan bersenjata juga
dipenuhi dengan eks tahanan.
Dari semua akibat patriotisme yang telah saya jelaskan, yang
paling merusakkan adalah pelecehan harga diri seseorang seperti
yang diderita oleh serdadu William Buwalda. Karena dia dengan
bodohnya percaya bahwa dia bisa menjadi seorang tentara dan juga
dapat menerima hak penuhnya sebagai manusia, otoritas militer telah
memberikan hukuman berat baginya.
Memang betul bahwa dia telah bertugas untuk negara selama lima
belas tahun, dan dalam waktu itu, arsipnya bersih dan sempurna.
Menurut Jendral Funston yang meringankan hukumannya menjadi tiga
tahun penjara, "tugas seorang serdadu adalah kesetiaan yang tidak
dapat dipertanyakan kepada pemerintah, meskipun dia tidak setuju
dengan pemerintah tersebut." Funston telah menjelaskan arti
kesetiaan. Menurutnya, jika seseorang masuk militer, dia secara
otomatis menolak Deklarasi Kemerdekaan (bagi dirinya).
Memang suatu perkembangan yang aneh, patriotisme membuat seorang
mahluk yang berpikir menjadi mesin yang terprogram. Untuk
membenarkan hukuman yang dijatuhkannya kepada Buwalda, Funston
memberi tahu orang Amerika bahwa tindakan serdadu itu adalah
"tindakan kriminal yang serius yang sama beratnya dengan
pengkhianatan ." Apakah tindakan tersebut? William Buwalda adalah
salah satu dari seribu lima ratus orang yang menghadiri sebuah
pertemuan di San Fransisco, dan dia berjabat tangan dengan orator
Emma Goldman.
Buwalda telah memberikan hidup dan kejantanannya bagi negaranya.
Tetapi semua itu tidak ada artinya. Patriotisme, seperti monster
yang tak pernah kenyang, menghendaki semuanya. Patriotisme tidak
mengakui bahwa seorang serdadu itu juga adalah seorang manusia,
yang mempunyai perasaan dan opininya sendiri, kesukaan dan
pahamnya. Tidak, patriotisme tidak dapat mengakui itu. Hal itu
adalah pengalaman yang harus dipelajari oleh Buwalda; pelajaran
yang mahal. Kalau dia sudah dibebaskan, dia akan kehilangan
kerjanya di militer tetapi dia akan memperoleh kembali harga
dirinya. Setelah usai, kebebasan itu memang berharga tiga tahun
penjara.
Seorang penulis mengenai kondisi militer Amerika, dalam sebuah
artikel baru-baru ini , memberikan komentar tentang kekuasaan yang
dipunyai seorang pemimpin militer atas masyarakat sipil di Jerman.
Penulis itu berkata bahwa Republik kita (Amerika) tidak mempunyai
arti lain, tetapi hanya untuk menjamin hak yang sama bagi semua
orang; dan itu membenarkan keberadaannya.
Saya yakin bahwa penulis itu tidak berada di Colorado semasa
rezim patriotik Jenderal Bell. Dia mungkin akan menukar pikirannya,
kalau dia menyaksikan bagaimana orang-orang dilempar ke dalam
kandang kerbau, diseksa dan diperlakukan dengan tindakan-tindakan
yang merendahkan; semuanya dilakukan dalam nama patriotisme dan
republik (Amerika). Kejadian di Colorado hanyalah sebuah contoh
bukti perkembangan militer di Amerika. Jika ada pemogokan, jarang
sekali tentara dan anggota militia tidak dikerahkan untuk
melindungi mereka yang berkuasa; dan jarang sekali mereka tidak
bertindak brutal dan sombong seperti orang-orang yang memakai
seragam Kaiser.
Suatu kemalangan bagi penulis-penulis di negara ini adalah
mereka sama sekali tidak tahu mengenai hal-hal yang baru terjadi
(current affairs) atau mereka tidak mempunyai kejujuran untuk
memberitakan apa yang terjadi. Penulis kita itu menyatakan bahwa
militer tidak akan menjadi kekuatan di Amerika seperti di luar
negeri, karena pendaftaran militer adalah sukarela, bukannya
keharusan seperti di negara -negara lain. Tetapi penulis ini lupa
mempertimbangkan dua fakta yang sangat penting. Pertama, wajib
militer di Eropa telah menimbulkan kebencian terhadap militer oleh
seluruh kelas-kelas masyarakat. Beribu-ribu rekrut baru mendafatar
dengan terpaksa, dan setelah mereka berada di barak, mereka akan
berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkannya. Kedua, wajib militer
lah yang telah menimbulkan gerakan-gerakan anti militer yang kuat,
yang merupakan kekuatan yang paling ditakuti oleh
pemerintah-pemerintah di Eropa. Gerakan dan sentimen anti
militarisme dianggap sebagai ancaman bagi pemerintah (kapitalis)
karena benteng yang melindungi dan memperkuat kapitalisme adalah
militarisme. Pada saat militarisme dikalahkan, kapitalisme akan
hancur.
Memang betul bahwa tidak ada wajib milliter di negara kita,
pemuda/i kita tidak dipaksa untuk menjadi tentara, tetapi ada
paksaan yang lebih hebat: mereka yang masuk dalam militer berbuat
demikian karena kebutuhan. Bukankah suatu fakta bahawa dalam
depresi industrial, pendafatran masuk militer meningkat dengan
drastis? Karir dalam militer bukan hanya menarik dan dihargai,
tetapi juga lebih baik daripada susah-susah mencari pekerjaan,
antri roti atau tidur di tempat-tempat amal. Karir tersebut
setidak-tidaknya memberikan tiga belas dolar sebulan, tiga kali
makan setiap harinya dan tempat untuk tidur. Tetapi bagi mereka
yang mempunyai harga diri dan prinsip, kebutuhan bukanlah alasan
untuk masuk militer. Kita tidak perlu heran kalau otoritas militer
menyatakan bahwa materi orang-orang yang mendaftar belakangan ini
berkualitas buruk. Pernyataan ini adalah tanda yang baik. Artinya
rata-rata orang Amerika masih mempunyai sifat mandiri, cinta
kebebasan dan berani menanggung resiko kelaparan daripada memakai
seragam.
Orang-orang bijak di seluruh dunia mulai sadar bahwa patriotisme
adalah sebuah konsep yang picik dan terlalu sempit untuk memenuhi
kebutuhan zaman sekarang. Sentralisasi kekuasaan telah menimbulkan
solidaritas internasional antara mereka yang tertindas; solidaritas
anatara kaum buruh di Amerika dan diluar negeri; solidaritas yang
tidak perlu takut dengan serangan dari luar, karena kaum buruh akan
membuat pernyataan kepada majikan mereka,"kalau anda mahu membunuh
silahkan lakukan pembunuhan tersebut sendiri, kami telah
melakukannya untuk anda untuk cukup lama."
Solidaritas itu juga telah menyadarkan tentara-tentara bahwa
mereka semua adalah bagian dari umat manusia. Contohnya,
tentara-tentara Paris menolak menjalankan perintah untuk membunuh
saudara-saudara mereka dalam revolusi Commune 1871. Solidaritas
tersebut juga telah memberikan keberanian kepada tentara angkatan
laut Rusia untuk berontak dalam kapal perang mereka. Solidaritas
akhirnya akan mempersatukan kaum tertindas untuk melawan penindas
mereka. Kaum proletar Eropa telah sadar dengan kekuatan dashyat
solidaritas, dan karena itu telah menyatakan perang terhadap
patriotisme dan militarisme. Beribu-ribu orang memenuhi
penjara-penjara di Prancis, Jerman, Rusia dan Scandinavia karena
mereka berani melawan tahkyul kuno tersebut (patriotisme). Gerakan
ini juga tidak hanya terbatas dengan kaum buruh, tetapi juga
seniman, sastrawan/ita dan ahli tehnik.
Amerika harus mengikuti gerakan solidaritas tersebut. Mentalitas
militer telah tertanam dalam kehidupan sehari-hari orang Amerika.
Saya percaya bahwa militarisme sangat berbahaya karena mereka
didukung kaum kapitalisme (sebaliknya kaum kapitalis sangat
membutuhkan mereka untuk menjaga kepentingan mereka).
Institusi yang paling dahulu diracuni dengan mentalisme
militarisme tersebut adalah sekolah. Pemerintah mempunyai konsep
,"Berilah seorang anak itu kepada saya dan saya akan mengajarnya
menjadi orang. Anak-anak diajari taktik militer, perjuangan militer
diagung-agungkan dalam kurikulum pendidikan dan pikiran anak-anak
itu dibentuk supaya sesuai dengan tujuan negara. Pikiran anak-anak
yang masih murni tersebut dibanjiri dengan moralitas patriotisme.
Kaum pekerja Amerika telah banyak menderita di tangan tentara, dan
kejijikannya terhadap parasit berseragam itu memang beralasan kuat.
Tetapi kebencian saja tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Yang kita perlukan adalah pendidikan propaganda untuk
tentara-tentara; bacaan-bacaan anti patriotik yang akan menyadarkan
mereka akan keburukan pekerjaannya itu dan yang akan menyadarkan
mereka akan hubungan yang sebenarnya antara mereka dan kaum pekerja
yang dengan hasil kerjanya menghidupi mereka. Tepatnya inilah yang
paling ditakuti oleh pemerintah. Bagi seorang tentara, sekedar
menghadiri pertemuan yang radikal saja sudah dianggap sebagai
pengkhianatan, apalagi kalau dia membaca pustaka radikal. Tetapi
bukankah merupakan sifat pemerintah yang selalu mengecap segalanya
yang berbau kemajuan sebagai khianat/subversif? Bagi mereka yang
berjuang untuk mengubah keadaan sosial mustilah bersedia untuk
menghadapi semua itu; karena mungkin lebih penting untuk
menyebarkan kebenaran di dalam barak daripada di dalam pabrik.
Kalau kita dapat mengabaikan patriotisme, kita telah membuka jalan
menuju masyarakat yang bebas dimana semua nationalitas berada di
bawah naungan persaudaraan universal.