Laporan Praktikum Nama / NPM : Constantia Huinny Asaloei / 1106068724 Fak / Prog. Studi : Teknik / Teknik Lingkungan Group & Kawan kerja : A6, Benedict Ryan, Bramka Arga Jafino Chyannie Amarillio Claudia Hapsari P. Depri Yantri Dessy Ayu Harridi Ilman Tovid No & Nama Percobaan : KR01 – Disipasi Kalor Hot Wire Minggu Percobaan : Pekan 04 Tanggal Percobaan : Selasa, 13 Maret 2012 Nama Asisten : Vino Laboratorium Fisika Dasar UPP IPD Universitas Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Praktikum
Nama / NPM : Constantia Huinny Asaloei / 1106068724
Fak / Prog. Studi : Teknik / Teknik Lingkungan
Group & Kawan kerja : A6,
Benedict Ryan,
Bramka Arga Jafino
Chyannie Amarillio
Claudia Hapsari P.
Depri Yantri
Dessy Ayu
Harridi Ilman Tovid
No & Nama Percobaan : KR01 – Disipasi Kalor Hot Wire
Minggu Percobaan : Pekan 04
Tanggal Percobaan : Selasa, 13 Maret 2012
Nama Asisten : Vino
Laboratorium Fisika Dasar
UPP IPD
Universitas Indonesia
2
KR01 – DISIPASI KALOR HOT WIRE
TUJUAN
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
ALAT
1. kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
TEORI DASAR
Di dalam logam yang berarus listrik, gerak pembawa muatan benumbukan dengan
atom-atom logam akibat tumbukan, pembawa muatan kehilangan sejumlah energinya
sehingga bergerak dengan kecepatan tetap dan atom-atom logam bergetar makin
cepat sehingga menimbulkan panas atau kalor. Bila sejumlah muatan dQ bergerak di
bawah pengaruh beda potensial V, muatanini haruslah mendapat tambahan energi
dU =(dQ)V. akan tetapi arus i tetap, berarti kecepatan tetap, dan encrgi kincLikpun
Lak bcrubah. Energi ini hilang sebagai kalor dan diterima logam dengan daya.
Jika arus i dalam amper dan LeganganV dalam volLmaka daya P dalam watt (w).
Karena bedan potensial V =iR, maka persamaan menjadi P= I2R.
Persamaan ini menyatakan daya yang hilang atas daya disipasi pada konduktor
dengan Resistensi R bila dialiri arus listrik.
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai
sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe
3
seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada
dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber
tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat
menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan
tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik
mengalir.
P = v i Δ t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir
maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir
juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai :
Overheat ratio =
Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).
4
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi
(reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan
dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut.
Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada
temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan
kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan
melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal
230 m/s.
CARA KERJA
Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian
bawah halaman ini.
1. Mengaktifkan Web cam dengan menklik icon video pada halaman web r-Lab
2. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan meng”klik”
pilihan drop down pada icon “atur kecepatan aliran”.
3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan meng”klik” radio button pada
icon “menghidupkan power supply kipas.
4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik
icon “ukur”.
5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230
m/s.
5
TUGAS & EVALUASI
1. Berdasarkan data yang didapat , buatlah grafik yang menggambarkan
hubungan Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk tiap kecepatan aliran
udara.
2. Berdasarkan pengolahan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan
hubungan Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin.
3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat
menggunakan kawat Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?
5. Berilah analisis dari hasil percobaan ini.
6
PENGOLAHAN DATA DAN EVALUASI
a. Grafik Pengamatan
Berdasarkan data yang didapat, maka grafik hubungan tegangan hot wire dengan
waktu adalah
Grafik 1
y = 2,112R² = 3E-16
2,111155
2,115590
0 2 4 6 8 10 12
Te
gan
gan
(V
)
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
V0
Linear (V0)
7
Grafik 2
Grafik 3
y = 0,000x + 2,066R² = 0,302
2,0645
2,065
2,0655
2,066
2,0665
2,067
2,0675
2,068
2,0685
0 2 4 6 8 10 12
Tega
nga
n (V
)
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
V1
Linear (V1)
y = -0,000x + 2,049R² = 0,369
2,0465
2,047
2,0475
2,048
2,0485
2,049
2,0495
2,05
2,0505
0 2 4 6 8 10 12
Tega
nga
n (V
)
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
V2
Linear (V2)
8
Grafik 4
Grafik 5
y = -5E-05x + 2,039R² = 0,116
2,0388
2,039
2,0392
2,0394
2,0396
2,0398
2,04
2,0402
0 2 4 6 8 10 12
Tega
nga
n (V
)
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
V3
Linear (V3)
y = -5E-05x + 2,035R² = 0,116
2,0338
2,034
2,0342
2,0344
2,0346
2,0348
2,035
2,0352
0 2 4 6 8 10 12
Tega
nga
n (V
)
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
V4
Linear (V4)
9
Grafik 6
Keterangan :
V0 = 0 m/s
V1 = 70 m/s
V2 = 110 m/s
V3 = 150 m/s
V4 = 190 m/s
V5 = 230 m/s
Berdasarkan data yang didapatkan dari R-Lab juga, praktikan dapat membuat grafik
hubungan tegangan hot wire dengan kecepatan aliran angin dengan metode least
square.
y = 2,031R² = 5E-16
2,030187
2,034452
0 2 4 6 8 10 12
Tega
nga
n (V
)
Waktu (s)
Tegangan Vs Waktu
V5
Linear (V5)
10
Grafik 7
Untuk membuktikan m dan b pada persamaan y = mx +b, maka :
No. xi (m/s) yi (v) xi2 yi2 xi.yi
1 0 2,112 0 4,460544 0
2 70 2,0671 4900 4,272902 144,697
3 110 2,0484 12100 4,195943 225,324
4 150 2,0393 22500 4,158744 305,895
5 190 2,0347 36100 4,140004 386,593
6 230 2,031 52900 4,124961 467,13
∑ 750 12,3325 128500 25,3531 1529,639
∑2 562500 152,0906 1,65E+10 642,7796 2339795
Keterangan :
Xi = Kecepatan Angin
Yi = Tegangan rata-rata Hot Wire
Dengan data diatas,
𝑚 = 𝑛 ∑𝑥𝑖 𝑦𝑖 − (∑𝑥𝑖)(∑𝑦𝑖)
𝑛∑𝑥𝑖2 − (∑𝑥𝑖)2
𝑚 =6.1529,639 − 750.12,3325
6.128500 − 562500
y = -0,000x + 2,098R² = 0,875
2
2,02
2,04
2,06
2,08
2,1
2,12
0 50 100 150 200 250
Tega
nga
n (v
)
Kec. Angin (cm/s)
Tegangan Vs Kecepatan Angin
Garis 1
Linear (Garis 1)
11
𝑚 =−71,541
208500
m = -0,000343
𝑏 =∑𝑥𝑖2∑𝑦𝑖 − ∑𝑥𝑖 ∑𝑥𝑖 𝑦𝑖
𝑛∑𝑥𝑖2 − ∑𝑥𝑖 2
𝑏 =128500.12,3325 − 750.1529,639
6.128500 − 562500
𝑏 =437497
208500
b = 2,098
Jadi, persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan Hot Wire adalah,
y = -0,00034x + 2,098
ANALISIS
a. Percobaan
Pada percobaan pekan ke-4 dari praktikum, praktikan mendapat bahan percobaan
yakni disipasi kalor Hot Wire. Dalam melakukan percobaan ini, praktikan membaca
teorinya dengan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan
yang hasilkan oleh fan.
Sama seperti percobaan sebelumnya, praktikum remote lab ini, walaupun terbilang
canggih, namun masih saja mengalami kekurangan yang sama yaitu, masih tidak
dapat menampilkan video, sehingga tentu saja akan terjadi kesalahan dalam hal
kalibrasi. Praktikan tidak dapat menyamakan nilai awal yang harus sesuai pada
gambar seperti dibawah ini
12
Praktikan tidak dapat menyamakan angka yang tertera pada gambar tersebut karena
video untuk melakukan praktikum tidak dapat berfungsi. Selain itu, dalam
pengambilan data, kesalahan lainnya dapat terminimalisir karena praktikan
melakukan percobaan dengan tidak langsung sehingga mengurangi kesalahan pada
pembacaan voltmeter. Percobaan ini menggunakan hotwire dengan sumber udara
berupa kipas angin. Dalam percobaan ini, kecepatan angin juga divariasikan yaitu 0
m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, 230 m/s.
Ada sedikit kerancuan di sini. Pada modul percobaan dikatakan kecepatan angin
dalam satuan m/s. Tetapi pada percobaan r-lab, dituliskan bahwa kecepatan angin
menggunakan satuan cm/s. Karena adanya kerancuan tersebut, praktikan memutuskan
untuk menggunakan salah satu satuan tersebut. Bagi praktikan, satuan yang masuk
akal untuk sebuah kecepatan angin kipas angin adalah cm/s.
Pengukuran dilakukan dari kecepatan 0 m/s yaitu pada saat kipas belum dinyalakan.
Karena v= 0 cm/s, maka arus dan tegangan listrik tentu saja belum terpengaruh.
13
Saat kipas dinyalakan, tegangan kemudian diukur dan diklasifikasikan kedalam
besarnya kecepatan angin yang diberikan. Dari hal ini dapat dilihat bahwa, semakin
besar kecepatan angin, maka arus listrik akan semakin besar. Berarti bahwa, arus
listrik dan kecepatan angin berbanding lurus. Sementara hal sebaliknya terjadi pada
tegangan. Semakin besar kecepatan angin, ,maka tegangan yang diberikan makin
kecil. Hal ini disebabkan oleh udara yang berasal dari kipas angin mempengaruhi
resistensi pada kawat dan kemudian berdampak pada arus dan tegangan.
Ketika angin dialirkan pada probe, angin menerpa kawat pijar, dengan kecepatan v
dan gaya F. Hembusan angin itu kemudian memberikan perubahan nilai resistensi
pada kawat yang sebanding dengan kecepatan angin.
Semakin kencang angin yang dialirkan, semakin besar pula arus listrik yang
dihasilkan. Sebaliknya, semakin besar kecepatan angin yang diberikan, semakin kecil
tegangan yang dihasilkan. Besar kecilnya perubahan resistensi inilah yang
mempengaruhi perubahan kalor yang terjadi pada probe.
b. Grafik
Berdasarkan grafik pertama sampai ke-enam, perilaku yang diberikan sama, hanya
berbeda pada besarnya kecepatan angin. Grafik yang menggambarkan besarnya
tegangan terhadap waktu. Berdasarkan grafik-grafik di atas, dapat dikatakan rata-rata
perubahan kecepatan angin stabil dan ada juga yang konstan. Kalaupun berubah,
perubahan tegangan hanya berselisih kecil dan cukup jarang terjadi. Hal ini terjadi
karena udara dari kipas angin tidak langsung mengubah kecepatannya. Tetapi
melakukan percepatan terlebih dahulu.
Penurunan yang cukup tajam sering terjadi karena kemungkinan terburuknya adalah
karena praktikan tidak menggunakan video yang menunjang dalam pengambilan data
sehingga pada awal pengukuran, tegangan masih sama tinggi dengan hasil tegangan
terakhir pada percobaan sebelumnya.
14
Pada grafik yang kedua, seperti yang telah dituliskan sebelumnya bahwa tegangan
berbanding terbalik dengan kecepatan angin, sehingga tidak heran bahwa grafik akan
menurun ke bawah. Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, penurunan drastis ini
juga kemungkinannya bisa karena kesalahan yang terjadi saat melakukan praktikum.
Berdasarkan grafik pengaruh tegangan pada kecepatan angin juga telah memberikan
kesimpulan seperti yang telah dikatakan sebelumnya.
c. Hasil
Hasil percobaan KR01 tentang disipasi kalor hot wire ini bahwa semakin besar
kecepatan angin yang dihembuskan, maka semakin besar arus listrik yang mengalir
pada hot wire dan tegangan pada kawat tersebut pun semakin kecil. Selain itu,
didapatkan grafik dari pengolahan data-data di atas.
Untuk menghitung hubungan tegangan hot wire dengan kecepatan aliran angin,
digunakan metode least square yang kemudian menghasilkan, y = -0,00034x + 2,098.
Berdasarkan uji coba memasukkan data-data ke persamaan di ata, didapatkan bahwa
kesalahan dari percobaan ini relatif besar sehingga dari sini disimpulkan bahwa kawat
Hot Wire tidak dapat digunakan untuk mengukur nilainya.
KESIMPULAN
1. Kecepatan angin berbanding terbalik dengan tegangan (V) dan berbanding
lurus dengan arus listrik (I)
2. Adanya kesalahan dalam percobaan ini karena video yang menunjang
praktikan tidak bisa difungsikan. Selain itu, karena hot wire tidak bisa
mendukung kecepatan angin.
3. Kesalahan yang muncul kemungkinan besarnya adalah human error.
15
4. Kawat hot wire hanya bisa digunakan untuk memperkirakan besar/kecilnya
angin, bukan untuk menentukan nilainya, yaitu dengan melihat perubahan
tegangan dan arus yang terjadi pada kawat hot wire.
5. Hasil persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hot wire adalah
y= - 0,00034x + 2,098
REFERENSI
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice
Hall, NJ, 2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition, John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
LAMPIRAN
Waktu Kec Angin V-HW I-HW
1 0 2,112 54,3
2 0 2,112 53,9
3 0 2,112 53,9
4 0 2,112 53,9
5 0 2,112 54,1
6 0 2,112 54,8
7 0 2,112 55,1
8 0 2,112 54,5
9 0 2,112 53,9
10 0 2,112 53,9
1 70 2,068 54,4
2 70 2,065 55,8
3 70 2,066 56,5
4 70 2,066 55,1
5 70 2,067 54,1
6 70 2,068 54,0
7 70 2,068 54,4
8 70 2,067 55,6
9 70 2,068 56,5
10 70 2,068 55,6
1 110 2,048 55,0
2 110 2,05 54,2
3 110 2,05 54,4
16
4 110 2,049 55,7
5 110 2,048 57,0
6 110 2,048 56,3
7 110 2,048 54,8
8 110 2,047 54,2
9 110 2,048 54,4
10 110 2,048 55,5
1 150 2,039 54,5
2 150 2,04 56,3
3 150 2,039 57,4
4 150 2,04 56,1
5 150 2,039 54,6
6 150 2,04 54,3
7 150 2,039 54,8
8 150 2,039 56,4
9 150 2,039 57,4
10 150 2,039 56,3
1 190 2,035 56,4
2 190 2,035 54,6
3 190 2,035 54,4
4 190 2,035 55,8
5 190 2,034 57,4
6 190 2,034 56,4
7 190 2,035 54,7
8 190 2,035 54,3
9 190 2,035 55,3
10 190 2,034 57,0
1 230 2,031 58,2
2 230 2,031 56,6
3 230 2,031 54,9
4 230 2,031 54,4
5 230 2,031 54,8
6 230 2,031 56,6
7 230 2,031 57,7
8 230 2,031 56,5
9 230 2,031 54,8
10 230 2,031 54,4
Data-data percobaan yang digunakan untuk menghitung dan membuat grafik.
17
Gambar di atas merupakan grafik gambar percobaan saat melakukan percobaan.