Top Banner
www.litbang.deptan.go.id Info LITBANG Bulan ini : Vol. VII No.1, Januari 2012 Dari Redaksi Presiden SBY : Jadikan KRPL sebagai Program Nasional Ketahanan Pangan Rumah Tangga Sumber :Sekretariat www.litbang.deptan.go.id unjungan Presiden ke Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) desa Kayen, Kkecamatan Pacitan, Jawa Timur (Jum'at, 13/1/12). kali ini didampingi oleh sejumlah Menteri, yaitu Menteri Pertanian, Mendiknas, Menegpora, Mensekneg, Menkopolhukam dan sejumlah staf ahli Presiden. Tidak ketinggalan Gubernur Jawa Timur, Bupati Pacitan dan segenap jajaranya. Acara kunjungan diawali dengan presentasi Bupati Pacitan dihadapan Presiden dan sejumlah Menteri terkait pengembangan KRPL di Kabupaten Pacitan. "Saya merasa senang dengan apa yang telah diusahakan oleh masyarakat Pacitan, khususnya desa Kayen ini yang telah bersungguh-sungguh mau berusaha mewujudkan ketahanan pangan keluarganya". Pernyataan tersebut disampaikan Presiden SBY dalam kunjungannya Kunjungan Presiden ke lokasi KRPL ini diawali ke lokasi KRPL Strata 2, dimana rumah tangga mempunyai pekarangan. Lokasi strata ini diintegrasikan dengan kolam lele, peternakan ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan irigasi tetes. Dalam sambutan singkatnya Presiden SBY berpesan agar masyarakat memanfaatkan setiap jengkal tanah yang ada dengan tanaman yang merupakan kebutuhan bahan pangan sehari-hari, sehingga bahan pangan tersebut akan selalu tersedia. Pada kesempatan tersebut Presiden juga mencanangkan KRPL ini sebagai program nasional dan dapat direplikasi di seluruh propinsi di Indonesia. Kementerian Pertanian, khususnya Badan Litbang Pertanian diminta untuk selalu memberikan bimbingan dan pendampingan kepada seluruh KRPL, sehingga ketahanan pangan akan selalu terjaga. Di awal tahun 2012 ini, Badan Litbang Pertanian masih gencar dengan gerakan Rumah Pangan Lestari. Gerakan yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono ini direncanakan akan digalakkan di setiap desa di seluruh Indonesia. Badan Litbang sebagai pelopor gerakan ini, melalui BPTP di setiap propinsi diharapkan dapat menjadi penggerak utama di setiap propinsi hingga ke kabupaten. Melalui gerakan ini, diharapkan tiap keluarga di Indonesia dapat mencukupi minimal kebutuhan akan gizi, serta dapat mengenalkan diversifikasi pangan kepada anggota keluarga sehingga terbangun ketahanan pangan keluarga yang berujung pada ketahanan pangan nasional.
8

KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

Mar 13, 2019

Download

Documents

vocong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

www.litbang.deptan.go.id

Info LITBANG Bulan ini :

Vol. VII No.1, Januari 2012

Dari Redaksi

Presiden SBY : Jadikan KRPL sebagai Program Nasional Ketahanan Pangan Rumah Tangga

S u m b e r : S e k r e t a r i a t

www.litbang.deptan.go.id

unjungan Presiden ke Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) desa Kayen, Kkecamatan Pacitan, Jawa Timur (Jum'at,

13/1/12). kali ini didampingi oleh sejumlah Menteri, yaitu Menteri Pertanian, Mendiknas, Menegpora, Mensekneg, Menkopolhukam dan sejumlah staf ahli Presiden. Tidak ketinggalan Gubernur Jawa Timur, Bupati Pacitan dan segenap jajaranya. Acara kunjungan diawali dengan presentasi Bupati Pacitan dihadapan Presiden dan sejumlah Menteri terkait pengembangan KRPL di Kabupaten Pacitan.

"Saya merasa senang dengan apa yang telah diusahakan oleh masyarakat Pacitan, khususnya desa Kayen ini yang telah bersungguh-sungguh mau berusaha mewujudkan ketahanan pangan keluarganya". Pernyataan tersebut disampaikan Presiden SBY dalam kunjungannya

Kunjungan Presiden ke lokasi KRPL ini diawali ke lokasi KRPL Strata 2, dimana rumah tangga mempunyai pekarangan. Lokasi strata ini diintegrasikan dengan kolam lele, peternakan ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan irigasi tetes.

Dalam sambutan singkatnya Presiden SBY berpesan agar masyarakat memanfaatkan setiap jengkal tanah yang ada dengan tanaman yang merupakan kebutuhan bahan pangan sehari-hari, sehingga bahan pangan tersebut akan selalu tersedia.

Pada kesempatan tersebut Presiden juga mencanangkan KRPL ini sebagai program nasional dan dapat direplikasi di seluruh propinsi di Indonesia. Kementerian Pertanian, khususnya Badan Litbang Pertanian diminta untuk selalu memberikan bimbingan dan pendampingan kepada seluruh KRPL, sehingga ketahanan pangan akan selalu terjaga.

Di awal tahun 2012 ini, Badan Litbang Pertanian masih gencar dengan gerakan Rumah Pangan Lestari. Gerakan yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden RI, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono ini direncanakan akan digalakkan di setiap desa di seluruh Indonesia.Badan Litbang sebagai pelopor gerakan ini, melalui BPTP di setiap propinsi diharapkan dapat menjadi penggerak utama di setiap propinsi hingga ke kabupaten.Melalui gerakan ini, diharapkan tiap keluarga di Indonesia dapat mencukupi minimal kebutuhan akan gizi, serta dapat mengenalkan diversifikasi pangan kepada anggota keluarga sehingga terbangun ketahanan pangan keluarga yang berujung pada ketahanan pangan nasional.

Page 2: KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

Kembalinya Jeruk Manis Pacitan Lewat M-KRPL

ada era tahun 2000 an, kita kenal salah satu daerah penghasil jeruk manis atau di pasaran lebih dikenal dengan Pnama jeruk baby, yaitu Pacitan. Bahkan menjadi terkenal

dengan nama jeruk Pacitan. Kala itu, jeruk manis Pacitan menjadi komoditas yang mampu menopang kesejahteraan rakyat. Disebut jeruk baby, karena rasanya manis tanpa ada rasa asam, sehingga sari buah segarnya banyak diberikan kepada bayi dan balita. Jeruk manis Pacitan ini cukup menarik, bentuk bulat, ukuran diameter antara 7-8 cm, warna kulit buah hijau kekuningan dengan warna daging buah kuning muda-kuning. Karena asalnya dari Pacitan, maka cocok dikembangkan di dataran rendah. Jika ditanam di dataran tinggi, warna kulit buah lebih kuning dengan permukaan kulit buah lebih halus. Jeruk ini dilepas Menteri Pertanian pada tahun 2002 sebagai varietas unggul nasional.

Jika saat ini anda jalan-jalan ke Pacitan dengan udara yang panas menyengat dan ingin menikmati segar dan manisnya jeruk Pacitan, dipastikan anda gigit jari. Pasalnya, jeruk tersebut sudah punah. Menurut informasi penduduk, kejayaan jeruk tersebut direnggut oleh CVPD yang telah menyerang jeruk di Indonesia, tak terkecuali jeruk Pacitan. Namun, Anda tidak perlu kecewa, sekarang jeruk manis Pacitan bisa ditemui di pasar swalayan, pasar buah, terutama di kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Solo dan Malang. Anda juga bisa menjumpai jus segar jeruk manis ini di tenda bazar mingguan, diperas di tempat, langsung minum.

Jeruk manis Pacitan yang berada di pasar swalayan tersebut diproduksi di kecamatan Dau, kabupaten Malang yang saat ini baru mencapai luasan 500 Ha dan terus bertambah. Dari jeruk manis ini telah banyak mengantarkan petani menjadi Haji, karena bisnis ini memang menggiurkan. Panen buahnya bisa berlangsung hampir setiap bulan, dengan puncaknya pada Februari - Juli. Rata-rata per bulan dari kecamatan Dau bisa diproduksi 550 ton, dengan harga saat ini berkisar Rp. 4.000,- per kg, dan saat panen raya bisa mencapai 1650 ton per bulan dengan kisaran harga di tingkat petani Rp. 2.500,-.

Mulai tahun 2011, Badan Litbang Pertanian mengembangkan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) di desa Kayen, kecamatan Pacitan, kabupaten Pacitan. Melalui kegiatan MKRPL Kayen inilah, jeruk manis Pacitan dikembalikan ke daerah asalnya. Tabulampot jeruk yang telah berbuah saat ini menghiasi halaman masjid, peragaan tanamannya juga terdapat di Kebun Bibit Desa dan di pekarangan warga. Kepada warga masyarakat telah dibagikan tanaman jeruk manis Pacitan yang berumur 1 tahun. Melihat percontohan ini, Pemerintah Kabupaten Pacitan akan menindaklanjuti dengan pengembangan kembali jeruk manis di kabupaten Pacitan.S u m b e r : P u s l i t b a n g h o r t i

Page 3: KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

S u m b e r : H U M A S - S E K R E TA R I AT

ANJARBARU - Badan Litbang Pertanian dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (Badan BPPSDMP), Minggu (29/01/2012) di Banjarbaru, mengadakan acara

Padu Padan Pengembangan Pertanian Lahan Rawa. Kegiatan tersebut, seperti yang dituturkan Kepala Badan Litbang Pertanian Dr. Haryono, untuk media komunikasi dan diseminasi yang efektif dari dan antar pemangku kepentingan untuk mempercepat pengembangan lahan rawa sebagai lumbung pangan khususnya dan pembangunan pertanian pada umumnya.

Menurut Kepala Badan Litbang, lahan irigasi yang selama ini menjadi pemasok pangan utama (terutama di Jawa) banyak beralih fungsi dan produktivitasnya telah mengalami pelandaian. "Oleh karena itu Padu Padan Penelitian Penyuluhan Pertanian Lahan Rawa menjadi sangat penting dilaksanakan," ujarnya.

Lebih jauh, Kepala Badan Litbang mengatakan bahwa potensi lahan rawa yang telah dibuka dan direklamasi, sesuai hasil analisis, dapat dioptimalkan pengelolaannya secara terpadu sehingga dapat meningkatkan produksi padi secara signifikan. Sejak beberapa tahun terakhir, berbagai produk juga telah dihasilkan antara lain Varietas unggul baru spesifik lahan rawa seperti INPARA 3, 5 dan 7 yang mampu memberikan hasil padi 5 -7 ton GKG, pembenah tanah rawa seperti BIOTARA, BIOSURE, ORGANOWA, PUGAM. Hasil-hasil penelitian tersebut penting untuk diaplikasikan dalam skala luas ke lokasi atau wilayah lainnya.

Dalam arahannya, Wakil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan yang turut hardir dalam acara tersebut, mengatakan agar para peneliti dapat menggiatkan pemanfaatan lahan rawa. "Tinggalkan baju peneliti, baju penyuluh, baju pengamat OPT. Semua harus bersatu padu dengan tujuan akhirnya untuk mensejahterakan petani khususnya di lahan rawa ini," ujarnya. "Teknologi sudah ada, varietas unggul sudah tersedia. Sikapilah bahwa rawa itu adalah sebuah anugrah bukan musibah," tegasnya.

Acara tersebut dihadiri pula oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Bupati Barito Kuala, Walikota Banjarbaru, Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, para peneliti, penyuluh serta Bakorluh di Kalimantan Selatan.

Page 4: KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

ernyataan Dr, Ir. Suswono, Menteri Pertanian, tersebut disampaikan pada waktu Acara Panen Kedelai dan Temu Wicara di Desa Sidolaju, P

Kecamatan Widodaren, Ngawi, Jawa Timur (9/1/2012). Menteri Pertanian menyatakan bahwa tahun 2014, swasembada kedelai harus dapat diwujudkan. Hal ini didasarkan pada potensi kawasan hutan milik Perhutani yang mencapai 1,6 juta ha yang dapat ditanami dengan tanaman pangan dan potensi varietas unggul kedelai yang dapat mencapai 2,5 - 3 ton/ha. Jika 20 persen dari 1,6 juta ha lahan perhutani yang tersedia atau seluas 400.000 ha untuk ditanami kedelai 2 x tanam setahun dengan dengan hasil rata-rata 2 ton/ha, maka akan diperoleh tambahan produksi kedelai sebesar 800.000 ton kedelai. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan oleh petani pesanggem (penggarap kawasan hutan) yang dibantu Kementerian Pertanian dan Perhutani akan dapat membantu menjaga kawasan hutan serta menambah kesejahteraan petani dari tambahan pendapatan hasil tanaman pangan, termasuk kedelai. Namun demikian, Menteri Pertanian berpesan agar petani LMDH ikut menjaga dan merawat pohon hutan, khususnya pohon jati muda, disamping membudidayakan kedelai.

Pada waktu Temu Wicara dengan para petani LMDH , penyuluh pertanian, petugas kehutanan sebanyak kurang lebih 450 orang yang berasal dari Ngawi, Ponorogo, Blitar, dan Bojonegoro, Menteri Pertanian menyerahkan benih kedelai kelas FS kepada ketua Kelompok LMDH dari KPH Ngawi, Bojonegoro dan Blitar masing-masing sebesar 1 ton.

Disisi lain, Dr. Haryono, Kepala Badan Litbang Pertanian dalam laporannya menyampaikan bahwa 1) dari daerah Ngawi ini mudah-mudahan muncul semangat baru untuk tanam kedelai agar dapat mendukung program swasembada kedelai 2014 melalui kerjasama Kementerian Pertanian, Perhutani dan petani di kawasan hutan, 2) Badan Litbang Pertanian telah memiliki pengalaman dalam pengembangan tanaman pangan khususnya padi gogo dibawah pohon hutan di daerah Blora, 3) Benih kedelai jenis FS (Benih Dasar) hasil tanaman ini sangat potensial untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi benih SS (Benih Pokok) dan selanjutnya benih ES (Benih Sebar) guna mendukung program pengadaan benih JABALISIM (Jalur Benih Antar Lapang dan Musim), dan 4) Badan Litbang Pertanian telah menfokuskan arah penelitiannya guna mendukung 4 target sukses Kementerian Pertanian.

Kegiatan pengembangan kedelai di kawasan hutan jati ini sejalan dengan program Bupati Ngawi untuk mengembangkan pertanian berbasis ekonomi. Karena kedelai sangat diperlukan untuk mendukung industri tempe. Oleh karena itu, peluang dari Perhutani yang menyediakan lahannya di sela pohon jati muda dapat dikembangkan tanaman kedelai maupun tanaman pangan lainnya seperti jagung dan tanaman rempah seperti jahe, temu ireng, kunir dan lain sebagainya.S u m b e r : P U S L I T B A N G TA N

Page 5: KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

ari penelitian dan perhitungan ekonomis, ternyata kemampuan kelinci untuk menghasilkan daging adalah 20 Dkali lipat dibanding dengan sapi dalam kurun waktu yang

sama. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Pertanian dalam pembukaan Bogor Rabbit Festival, Minggu, 8 Januari 2012. Hadir dalam acara tersebut Kepala Badan Litbang Pertanian, anggota Komisi IV DPR RI, Bupati Phakpak Barat serta para peternak dan pengusaha kelinci.

Acara Bogor Rabbit Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan budidaya dan manfaat dari kelinci, terutama untuk tujuan ekspor. Pada acara tersebut juga diselenggarakan berbagai acara seperti pelatihan budidaya kelinci, demo masak berbahan kelinci, lomba mewarnai dan acara inti yaitu kontes kelinci. Selain itu diadakan soft launching kelinci Reza yang merupakan silangan unggul.

Kelinci merupakan salah satu komoditas yang layak untuk d i ton jo lkan dan d ikembangkan secara luas guna penganekaragaman konsumsi pangan. Hal ini tentunya sesuai dengan arahan Presiden SBY dalam pencangan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan. Gerakan ini bertujuan untuk menggerakan masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang lebih beragam, bergizi seimbang terutama yang dapat di produksi di tingkat lokal.

Saat ini usaha peternakan kelinci di Indonesia telah berkembang di hampir seluruh propinsi, dengan pola pengelolaaan yang relative sederhana. Sentra produksi kelinci yang telah terbentuk berada di Berastagi, Bogor, Lembang, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, Magelang, Semarang, Temanggung, Batu, Malang, Magetan, Blitar, Kediri, Bedugul-Tabanan dan Wamena di Papua. Namun pasar kelinci ternyata juga terdapat di Sumbar, Lampung, Batam, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Sulut. Saat ini telah berkembang konsep pengembangan kelinci sebagai industri berbasis kelompok, dengan nama 'Kampoeng Industri Kelinci". Analisis ekonomi menunjukkan bahwa dimana kelompok peternak kelinci dengan anggota minimal 100 orang dengan rataan induk sebanyak 20 ekor/kk.

S u m b e r : P u s l i t b a n g n a k

Page 6: KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

Light Trap: Pemonitor dan Pengendali Serangga

S u m b e r : B B - P a d i

erangan hama tanaman tidak dapat dihindarkan. Namun bukan berarti tidak dapat dicegah sejak dini, salah satunya dengan menggunakan Lampu S

Perangkap. Lampu perangkap merupakan suatu unit alat untuk menangkap atau menarik serangga yang tertarik cahaya pada waktu malam hari. Alat ini berfungsi untuk mengetahui keberadaan atau jumlah populasi serangga di lahan pertanian.

Komponen utama dari lampu perangkap atau yang dikenal juga dengan light trap ini yaitu lampu, corong dan kantung plastik, serta rangka beratap. Lampu, dengan daya minimal 100watt, berfungsi untuk menarik serangga pada waktu malam hari. Corong merupakan tempat masuknya serangga, kantung plastik berfungsi untuk menampung serangga yang tertangkap. Kemudian, rangka beratap fungsinya untuk melindungi lampu dan hasil tangkapan terutama dari hujan.

Cara kerja perangkap ini, lampu diletakkan di dalam lahan sawah di pinggir pematang. Letak bisa disesuaikan dengan kondisi tempat karena alat ini menggunakan lampu sehingga memerlukan sumber aliran listrik. Satu unit lampu perangkap sebagai monitoring dapat digunakan untuk luasan 300-500 ha, sedangkan untuk pengendalian seluas 50 ha.

Lampu dinyalakan setiap hari mulai dari pukul 6 pagi - 6 sore dan hasil tangkapan diambil setiap pagi kemudian diamati jenis serta jumlah serangga yang tertangkap. Selain untuk monitoring, lampu perangkap tersebut juga sebagai pengendali. Mendeteksi dini wereng coklat imigran dan Ngengat penggerek batang padi sehingga dapat mengetahui datangnya hama imigran dan puncak tangkapan populasi suatu hama.

Rekomendasi waktu semai atau tanam adalah 15 hari setelah puncak hasil tangkapan. Untuk pengendalian penggerek batang padi, 4 hari setelah adanya penerbangan (hasil tangkapan) dilakukan penyemprotan insektisida. Pada saat kondisi lahan sedang bera atau pengolahan tanah, lampu perangkap digunakan terus untuk memantau perkembangan populasi serangga hama terutama wereng coklat dan penggerek batang.

Serangga-serangga yang dapat tertangkap antara lain wereng coklat (dewasa makroptera), Ngengat penggerek batang padi, orong-orong (anjing tanah), kepinding tanah (Scotinophara coarctata ), Coccinella Sp, Paederus Sp, Ophionea Sp, dan lain-lain.

Pada saat populasi tinggi, lampu perangkap di BB Padi Sukamandi dapat menangkap wereng coklat 376 ribu ekor /malam/unit, Ngengat penggerek batang padi kuning 12 ribu ekor/malam/unit dan kepinding tanah 146 ribu ekor/malam/unit.

Page 7: KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

S u m b e r : P u s l i t b a n g t a n

enteri Pertanian Dr. Suswono optimis swasembada kedelai pada tahun 2014 akan tercapai. Untuk tercapainya swasembada tersebut, ada tiga Mpendekatan yaitu peningkatan produktivitas, peningkatan intensitas

tanam, dan perluasan areal tanam.

Indonesia sendiri memiliki potensi lahan untuk perluasan kedelai di lahan sawah yang cukup besar. Daerah-daerah yang pernah menjadi sentra produksi kedelai di era tahun 1980-1990an terutama merupakan lahan sawah dimana kedelai ditanam setelah musim tanam padi pada MK-1 dan/atau MK-2.

Inovasi teknologi produksi hasil penelitian untuk mendukung pengembangan budidaya kedelai di lahan sawah, salah satunya melalui penelitian pengembangan varietas-varietas unggul kedelai yang sesuai di lahan sawah yang sudah dihasilkan saat ini. Perkembangan harga kedelai yang baik saat ini sangat memungkinkan dan merangsang petani untuk mau menanam kedelai dan hal ini merupakan peluang bagi perluasan penanaman kedelai di lahan sawah.

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi peluang, masalah, dan kelayakan perluasan areal tanaman kedelai di lahan bekas sawah, serta merumuskan saran opsi kebijakan untuk perluasan areal kedelai di lahan sawah. Rencananya, penelitian dilaksanakan pada agroekosistem lahan sawah di provinsi Banten dan Jawa Timur.Lahan sawah di provinsi Banten seluas 195.176 hektar terdiri dari lahan irigasi teknis, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana, dan tadah hujan. Dari lahan sawah tersebut, yang mempunyai potensi dan peluang untuk peningkatan indeks pertanaman (IP) dengan pola padi-padi-kedelai atau padi-kedelai seluas 48.509 hektar atau + 24,85% dari luas lahan sawah yang ada di provinsi Banten. Dari enam kabupaten/kota yang ada di provinsi Banten, daerah yang berpotensi dan berpeluang untuk pengembangan tanaman kedelai terpusat di tiga kabupaten, yakni Pandeglang, Lebak, dan Serang yang merupakan sentra komoditas pertanian.Penanaman kedelai yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir di provinsi Banten mencapai luas panen 2.041 hektar, ini meliputi + 1,0% dari luas baku lahan sawah yang ada di provinsi Banten. Masalah pokok sulitnya pengembangan kedelai di provinsi Banten antara lain petani kurang menyenangi kedelai, usahatani kedelai dinilai kurang menguntungkan, petani belum terbiasa menanam kedelai, serta tidak tersedianya benih untuk menanam kedelai.

Untuk provinsi Jawa Timur, pengembangan kedelai di lahan sawah bersaing dengan komoditas-komoditas lain yang lebih menguntungkan seperti jagung, semangka dan lain-lain. Hampir seluruh lahan sawah di Jawa Timur sudah menerapkan IP200 dan IP300. Luas tanam kedelai di provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun fluktuatif dan cenderung menurun. Namun demikian, dari kabupaten contoh di kabupaten Ponorogo dan Jombang menunjukkan adanya potensi dan peluang untuk perluasan pertanaman kedelai di lahan sawah.

Hal ini menunjukkan bahwa perluasan kedelai di lahan sawah dengan pengembangan pola padi-padi-kedelai masih bisa dilakukan. Faktor-faktor penyebab menurunnya produksi kedelai di Jawa Timur antara lain karena usahatani kedelai kurang menguntungkan, kalah bersaing dengan kedelai impor yang harganya relatif lebih murah. Masalah perbaikan harga yang memihak petani akan merangsang petani untuk beralih ke pertanaman kedelai kembali.

Page 8: KPangan Lestari (KRPL) desa Kayen, - litbang.pertanian.go.id · ayam dan kambing. Kunjungan diakhiri dengan melihat Kebun Bibit Desa (KBD) yang telah dilengkapi dengan teknologi pengairan

8 -

PENANGGUNGJAWAB : Mappaona WAKIL PENANGGUNGJAWAB : M. Sabran REDAKTUR : Seta R. A

EDITOR : Hermanto; Sanuki P; Jusniarti; Ifan Mutaqien; Linda Yunia; Ashari; Ida Noviatri; Widhya Adhy; Sri Wahyuni Adi

A. Subaidi; Gagad Restu; Baharuddin; Misgiyarta DESAIN LAYOUT : Irawan R; Yanuar Budi; Gatot Gito; Tundun Sekar

SEKRETARIAT : Widi Hastini; Agus Setiadi; Lely Sulistiani; Sri Ratnawati; Teguh Wahyudi

ALAMAT REDAKSI : Badan Litbang Per

AKARTA - Badan Litbang Pertanian dengan PT Polowijo Gosari menandatangani Naskah Kerjasama Lisensi Pupuk PUGAM-A di JGedung Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian (Badan Litbang Pertanian), Jumat (20/1/2012).

Penandatanganan diwakili oleh Direktur Utama PT Polowijo Gosari A. Djauhar Arifin serta Sri Rochyati mewakili Balai Penelitian Tanah, Badan Litbang Pertanian.

Pupuk yang dilisensi, PUGAM-A, adalah pupuk untuk lahan gambut dengan formulasi bahan terak baja yang diperkaya dengan fosfat dan bahan lain yang aktif sebagai senyawa pengkhelat. PUGAM-A adalah pupuk slow release berbentuk granul yang berperan mensuplai hara tanaman, juga berfungsi sebagai amelioran untuk mengurangi pengaruh buruk asam organik beracun, dan efektif menekan menekan emisi Co2.

Sifat slow release yang dimiliki Pugam juga membuatnya efektif mengurangi pencucian P dan membentuk tapak jerapan positif pada gambut sehingga mampu menahan pencucian P.Mitra Badan Litbang Pertanian, dengan adanya kerjasama ini, diharapkan dapat mengembangkan produk tersebut untuk masyarakat tani sebagai upaya dalam mendukung pencapaian Empat Target Sukses pembangunan pertanian.

S u m b e r : H u m a s - S e k r e t a r i a t

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) kembali membunyikan genderangnya. Kali ini di Rumah Pintar Kompleks Pertanian Atsiri Permai Citayam. Bidikan utamanya adalah para ketua Rukun Tetangga (RT) dan tokoh masyarakat sekitar kompleks. Para ketua RT ini akan menjadi penggerak warga untuk memanfaatkan setiap jengkal pekarangan dengan aneka tanaman sesuai kebutuhan sehari-hari.

Badan Litbang Pertanian mengadakan sosialisasi KRPL dan pelatihan budidaya sayuran perkarangan dengan narasumber dari Puslitbang Hortikultura Ir. Sulusi Prabawati, MS., Ir. Maesti Mardiharini, MS dari Balai Besar P2TP dan Dr. Yudi Sastro dari BPTP DKI. Acara yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 21/1 ini dihadiri oleh dua belas Ketua RT, Ketua RW, Istri Kepala Desa Ragajaya, Anggota PKK dan Pengurus Rumah Pintar.

Kegiatan tersebut merupakan implementasi dan tindak lanjut arahan Kepala Badan Litbang Pertanian pasca kunjungan Presiden SBY di KRPL Pacitan, 13 Januari silam. Badan Litbang Pertanian konsisten untuk terus menggarap KRPL di semua lini.

Kompleks pertanian Atsiri Permai dengan penduduk sekitar 2000 kepala keluarga saat ini mempunyai potensi besar. Beberapa di antaranya sudah memiliki rumah kompos dan produksi Kunyit Asam Atsiri sebagai hasil Sentra Kriya dari Rumah Pintar.

KRPL memungkikan tersedianya bahan baku kunyit oleh warga melalui tanaman pekarangan dan lahan kosong. Selain itu, dengan dukungan SDM yang rata-rata mempunyai pengetahuan tentang pertanian, akan mudah untuk bergerak menjadi usaha agribisnis.Dalam kesempatan tersebut juga dibagikan aneka benih sayuran seperti kangkung, cabe rawit, caisim, bayam merah dan terong.

S u m b e r : S e k r e t a r i a t