Top Banner

of 43

KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

Oct 14, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    1/43

    Penyakit-Penyakit GangguanSaraf Tepi

    Yuliarni Syafrita

    Bagian Neurologi FK-Unand

    RS. DR. M. Djamil Padang

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    2/43

    Pendahuluan

    Lesi UMN >< Lesi LMN :

    Saraf pusat Saraf tepi Rf. Fisiologi

    Rf patologi + _

    Atropi -/lambat Cepat Ggn sens pola dermatom Stocking & Glove

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    3/43

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    4/43

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    5/43

    Polineuritis (Polineurodegenerasi)

    Sindroma klinik akibat gangguan fungsi saraf tepiyang luas yang terjadi secara bersamaan

    Gejala Klinik :- Didahului ISPA

    - Kelumpuhan LMN (Distal lebih berat dari proksimal)

    - Gangguan sensorik berupa pola sarung tangan dankaus kaki (stocking and gloves)

    - Reflek tendon berkurang

    - Kadang-kadang melibatkan saraf kranial

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    6/43

    Patologi :

    Degenerasi saraf tepi Demielinisasi selubung mielin

    Demielinisasi axon

    Topik :

    Saraf perifer

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    7/43

    Etiologi :

    Toksik metal : arsen, timah, tembaga Bahan organik : kobalt, INH, streptomicin

    Defisiensi dan metabolik : penyakit kronik,

    defisiensi asam folat, DM, uremia

    Infeksi : dipteri, TBC, sepsis, tetanus

    Penyakit kolagen : SLE

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    8/43

    Pemeriksaan Penunjang

    Lumbal Punksi : LCS normal EMG : untuk menentukan lokasi kerusakan

    (otot, saraf perifer, sel kornu anterior)

    KHS : untuk menentukan derajat kerusakan

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    9/43

    Diagnosis

    Gambaran klinis

    LP : normal EMG : KHS menurun

    Terapi :

    Hilangkan penyebab Simptomatis

    Fisioterapi

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    10/43

    Sindroma Guillan Barre

    Acute Inflamatory Demyelinating

    Polineuropathy (AIDP) Penyakit autoimun

    Demielinisasi luas

    Semua usia

    0,752,00% per 100.000 penduduk

    Topik : radik anterior dan posterior

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    11/43

    - Non familial

    - Ditemukan Autoreactive limfosit T- Didahului oleh infeks, imunisasi, kehamilan

    atau pembedahan.

    - Campylobacter jejuni, kuman tersering

    penyebab AIDP

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    12/43

    Gejala Klinis :

    Kesemutan pada tangan dan kaki (pola kauskaki dan sarung tangan)

    Kelumpuhan LMN, subakut, relatif simetris kiri

    kanan

    Gejala motorik lebih berat dari sensorik

    Lemah bersifat ascenden

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    13/43

    Sistem otonom bisa dikenai (aritmia jantung

    dan TD fluktuatif) Bila mengenai sistem pernafasan bisa fatal

    Reflek tendon berkurang atau hilang

    Paresis N. fasialis bisa terjadi pada 50%

    pasien

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    14/43

    Kelemahan biasanya berlangsung 46

    minggu, diikuti penyembuhan motorik Lebih Kurang pasien memerlukan ventilator

    Prognosis : baik, > 90% sembuh

    Kira kira 35% berkembang jadi Chronik

    Inflamatory Demyelinating Polyneuropathy

    (CIDP)

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    15/43

    Pemeriksaan Penunjang

    Laboratorium :darah dan urin, normal LP : sel normal, protein tinggi (disosiasi

    sitoalbuminik)

    EMG dan KHS

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    16/43

    Diagnosis

    Paralisis flakcid, simetris, ascenden Gejala motorik lebih berat dari sensorik

    LP : disosiasi sitoalbuminik (ditemukan setelah

    lebih dari 96 jam)

    EMG/KHS

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    17/43

    Terapi :

    Awasi fungsi pernafasan Plasmaferesis atau IVIG(0,4g/kgBB selama 5

    hari)

    Steroid

    Neurotropik

    Fisioterapi

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    18/43

    Spasmofilia / Tetani laten

    Otot mudah kejang / terangsang

    lesu, lelah, kesemutan, kram otot, nyeri kepala, emosi

    labil Kolik, kadang-kadang sampai kejang

    Pemeriksaan :

    Cvhostec sign :+ 1 : bibir sesisi berkontraksi+ 2 : ujung hidung turut berkontraksi

    + 3 : otot muka sesisi turut berkontraksi

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    19/43

    Reflek Weiss + : Ketok sudut lateral orbita maka M.

    orbikularis okuli akan mengerut

    Trousseau sign + : penekanan arteri brakhialis dengan

    manset timbul obstetrical hand

    Patogenesis :

    - Saraf mudah terangsang bila kadar Ca++, Mg++, H+menurun atau kadar K+, Na+dan OH-meningkat

    Terapi : preparat Ca + obat penenang

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    20/43

    Paresis Nervus VII Perifer

    Bila penyebab tidak diketahui disebut Bells

    palsy Tiba-tiba, unilateral, semua usia, pria = wanita

    Patogenesis :

    - Penekanan pada saraf (N.VII) atau pembuluh darah

    di kanalis fasialis udema saraf terjepit

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    21/43

    Gejala Klinis :

    Tergantung tempat lesi Wajah atau mulut mencong, nyeri mastoid, alis

    mata turun / tidak bisa diangkat, lagoftalmus,kerut dahi (-), lipatan nasolabialis datar

    Lesi proksimal korda timpani : gangguan rasakecap

    Lesi cabang N. stapedius : hiperakusis

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    22/43

    Terapi :

    Prednison 4 x 20 mg (kuur) diturunkan tiap 3 hari Neurotropic

    Tetes mata selulosa

    Fisioterapi

    Prognosis : 75-80% sembuh sempurna

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    23/43

    Miastenia Gravis

    o Gangguan pada paut saraf otot(neuromuscular

    junction)

    o Kelemahan subakut dan fluktuatif tanpa ggn sensorik

    o

    Ditemukan antibodi terhadap reseptor asetilkholino Ig G antibodi berikatan dengan reseptor asetilkolin

    o Peningkatan titer AChR Ab pada 90% penderita MG

    o Pertama kali di diskripsikan oleh Thomas Willis pada

    tahun 1672

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    24/43

    Anatomi

    Neuromuscular Junction (NMJ) Komponen:

    Presynaptic membrane

    Postsynaptic membrane

    Synaptic cleft

    Presynaptic membrane berisi vesicles yg

    mengandung Acetylcholine (ACh), yg akan dilepaske celah sinap

    ACh berikatan dg reseptor Ach (AChR) padamembran ostsinaps

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    25/43

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    26/43

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    27/43

    Patofisiologi

    AutoAb berikatan dengan reseptor Ach di

    neuromuscular junction, yang akan

    mengakibatkan

    Berkurangnya jumlah reseptor Ach pada motor end-

    plate

    Berkurangnya jumlah lipatan postsynaptic Celah sinap bertambah lebar

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    28/43

    o Otot skelet mudah lelah

    o Ciri khas : kelemahan membaik dengan beristirahat

    o Gejala : diplopia disertai ptosis(pada 80% penderita),

    ggn mengunyah, disfagia dan disfonia

    o Dijumpai pada anak, dewasa dan orang tua, terbanyak

    pada usia 10-30 tahun

    o Umur dibawah 40 tahun banyak pada wanita, umur

    lebih dari 40 tahun banyak pada pria

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    29/43

    Klasifikasi

    Golongan I : hanya kelumpuhan otot okuler

    Golongan IIa : miastenia gravis umum ringan

    Golongan IIb : miastenia gravis umum sedang

    Golongan III : miastenia gravis akut yang berat

    juga mengenai otot pernafasan Golongan IV : miastenia gravis kronis berat

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    30/43

    Diagnosis

    1. Klinis : bangun tidur penderita merasa segar setelah

    beraktifitas penderita merasa lemah, pandanganganda,suara makin lemah dan kesulitanmenelan(fluktuatif)

    2. Pemeriksaan antibodi anti reseptor asetilkolin : titerantibodi ini meninggi pada 90% penderita MGgolongan IIa dan IIb. Titer antibodi ini berkorelasidengan beratnya penyakit

    3. Pemeriksaan antibodi anti oto skelet : ditemukan 90%pada penderita dengan timoma

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    31/43

    4. Tes tensilon(edrofonium) : positif apabila adaperbaikan kekuatan otot yang jelas. Edrofonium

    adalah suatu inhibitor asetilkholinesterase.5. Stimulasi repetitif dg frekwensi 3 x/dtk pada suatu

    saraf motorik, respon decremental berupa penurunanamplitudo lebih dari 10%

    6. Single fiber electromyography (SFEMG)7. Foto dada : untuk melihat adanya timus persisten

    atau timoma

    8. Wartenberg test

    9. Tes prostigmin

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    32/43

    Penatalaksanaan

    1. Monitoring fungsi pernafasan dan menelan

    2. Periksa dan obati infeksi, hipokalemia danggn pada tiroid

    3. Antikolin esterase : piridostigmin 30-

    120mg/oral tiap 3 jam atau neostigminbromida 15-45mg oral tiap 3 jam

    4. Pertimbangkan plasmaferesis atau IVIG

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    33/43

    Penatalaksanaan

    5. Steroid : prednison paling sesuai untuk MGdiberikan secara selang-seling (alternate day)

    6. Azatioprin : dosis 2,5mg/kh BB selama 8

    minggu pertama

    7. Timektomi

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    34/43

    Krisis Miastenik

    Keadaan klinis yang memburuk akibatpenyakitnya sendiri atau adanya keadaan akut

    yang mempresipitisasi sep. infeksi, hipokalemia,

    peny. tiroid atau obat-obat ttt.

    Klinis : kelemahan yang akut dan progresif,disfungsi bulbar, kemungkinan aspirasi dan

    kegagalan pernafasan.

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    35/43

    .

    Tindakan : kontrol jalan nafas, dosis antikolinesterase ditingkatkan.

    Plasmaferesis

    Bila diperlukan dapat diberikan obat

    imunosupresan(Prednison 4060 mg/hr atau

    Azatioprin 24 mg/kg/hr)

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    36/43

    .Obat Obat yang Memperburuk Miastenia Gravis:

    Antibiotik : Streptomisin, Kanamisin, Gentamisin,

    Tobramisin, Polimiksin B, Kolistin, Oksitetrasiklin,

    Linkomisin dan Klindamisin.

    Antireumatik :d-penisilamin. Chloroquin

    Obat Kardiovaskuler : Lidokain, kinin,

    kuinidin,prokainamid, propanolol, oksprenolol

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    37/43

    Antikonvulsan : fenitoin, trimetadon

    Psikotropik : garam litium, khlorpromasin Hormon : hormon tiroid

    Lain-lain : garam magnesium, narkotika,

    barbiturat

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    38/43

    Krisis Kholinergik

    Terjadi akibat dosis antikolin esterase yang berlebihan

    Tindakan :

    - Kontrol jalan nafas, hentikan antikolin esterase untuk

    sementara, kemudian mulai lagi dengan dosis yang

    lebih rendah

    - Bila diperlukan dapat diberikan obat imunosupresan

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    39/43

    Sering muncul bersamaan dengan penyakit

    Autoimmun lainnya

    Hyperthyroidism Terjadi pada 10-15% pasien MG

    Adanya exopthalamos dan tachycardia adalah

    petunjuk adanya hyperthyroidism

    Kelemahan tidak membaik dwngan pemberian obat2

    MG

    Rheumatoid arthritis

    Scleroderma

    Lupus

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    40/43

    Poliomyeitis

    (Poliomielitis Anterior Akut)

    Penyakit sistemik akut

    disebabkan oleh : virus polio

    dapat merusak sel motorik di :

    - Kornu anterior medula spinalis

    - Batang otak

    - Area motorik kortek serebri (jarang)

    Sangat menular (oral-fecal), inkubasi 4-17hari, bisasampai 5 minggu

    terutama daerah sanitasi jelek

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    41/43

    Patogenesis

    Saluran oropharing

    multiplikasi virusdijaringan limfoid tonsil atau pada Tr. Intestinal

    (plakpeyeri) masuk kedarah (viremia) bisa

    mencapai sistem saraf

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    42/43

    Gambaran Klinis

    1. Subklinik (+ 95%) tanpa gejala kadang-kadang hanya

    demam, malaise, nausea, diare / muntah2. Aseptik meningitis : nyeri kepala, tanda rangsangan

    meningeal, kelainan LCS (+)

    3. Tipe paralitik :

    a. Tipe spinal : terjadi kelemahan pada tungkai, nyeri otot,asimetrik, cepat terjadi atrofi

    b. Tipe bulber : menimbulkan kelemahan otot muka, faring,laring, lidah

    c. Tipe spinobulber : gabungan spinal dan bulber

  • 5/24/2018 KP 3.6 Gangguan Saraf Tepi

    43/43

    Pengobatan :

    Bedrest pada fase akut, cegah kontraktur

    Medika mentosa : analgetik + sedatif

    Fisioterapi

    Pencegahan :

    Vaksin anti polio Isolasi penderita