Top Banner
| 1
48

Korpus FKUI Okt 14

Apr 06, 2016

Download

Documents

Koran Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Edisi Oktober 2014
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Korpus FKUI Okt 14

| 1

Page 2: Korpus FKUI Okt 14

2 |

Pelindung – Dr. dr. Ratna Sitompul SpM(K), dr. Eka Ginanjar, SpPDPenanggung jawab – Dwi Rendra Hadi, Shafira AndrianiTim Redaksi Redaktur Lobi – Anindya Larasati, Felicia Sutandi; Redaktur Desk Tulisan Utama – Kartika Laksmi Hapsari; Redaktur Desk Humaniora – Hans Christian; Redaktur Desk Serba-Serbi – Catharina Nenobais, Kartika Laksmi Hapsari, Ruby Aurora; Redaktur Desk Profil – Ruby Aurora; Reporter – Anara Manurung, Azizah Fajar Priarti, Apri Haryono Hafid, Denisa Widyaputri, Dianita Susilo Saputri, Ferry Liwang, Hardya Gustada, Kamilah Haniyah, Ni Gusti Made Anggreni Nur Hadi, Prinnisa A Jonardi, Silvi Risdia Lina, Syifa Amalia, Gerardien Elham Afifah, Much Ikbal, Muhammad Sobri Maulana, Nadia Utami Al Hadi, Nindia Latwo Septipa, Stephanus SimbolonTim Produksi Anggota - Maharani Utami, Maya Dorothea, Sheila Rizky Melati, Fatira Ratri Audita, Aisyah Aminy M

TIM KORPUS 2014

Anindya LarasatiPimpinan Redaksi

Felicia SutandiWakil Pimpinan Redaksi

Dhiya Farah KPimpinan Produksi

Vanya TedhyKoordinator Umum

Bagus RadityoSekretaris & Bendahara

Page 3: Korpus FKUI Okt 14

| 3SA

LA

M K

OR

PUS

Korpus perdana di semester baru ini terbit diiringi berbagai pengalaman serba baru bagi mahasiswa Kedokteran UI, seperti mulai merasakan manis-pahitnya menjadi

mahasiswa kedokteran bagi mahasiswa baru angkatan 2014, diawalinya perkuliahan di kampus Depok, dimulainya kehidupan sebagai koas, masuk stase baru, dan berbahagia dengan perubahan statusnya dari calon dokter menjadi dokter.

Pengalaman-pengalaman menyenangkan tersebut mungkin hampir tak terbayang dapat terjadi oleh diri kita lima tahun yang lalu, namun pada akhirnya hal-hal tersebut dapat terwujud setelah kita melangkah menghadapi tantangan yang ada. Seperti ungkapan Einstein, “Nothing happens until something moves.”

Kitalah agent of change, maka kobarkanlah semangat untuk maju dan buatlah perubahan untuk menjadi lebih baik dalam segala hal!

Semangat moving forward!

Pemimpin Redaksi Korpus

SALAMKORPUS

| 3

Page 4: Korpus FKUI Okt 14

4 |

HOT ISSUE

TOREHKAN MAKARA HIJAU DI

DEPOK

MED UPDATES

INTERNSHIP

8

24

DA

FTA

R IS

I

SALAM KORPUS DAFTTAR ISI

TENTANG COVER

KOMANG SHARY K

TAHUKAH KAMU& AGENDA

MAHASISWA MALAM

3 4

6 7

TIPS & TRIK

AKADEMIKVS NON

MENCOBA LUCU

2220

SPEAK UP! CERPEN

HALO PILREK!

1614

DAFTAR ISI

Page 5: Korpus FKUI Okt 14

| 5D

AFT

AR

ISI

EVENTS

PSAF 2014

EVENTS

AUTISM AWARENESS

CAMPAIGN

PROFIL

MATTHEWBILLY

DUDU

QUIZ

30 32

40

48

BEM TODAY

KADER IN TEACHING

CADOK GAUL

GALERI MUMMY

MESIR

34 36

42

DAFTAR ISI26

HIGHTLIGHT

PSAF 2014

Page 6: Korpus FKUI Okt 14

6 |

TEN

TA

NG

CO

VER

TEN

TA

NG

CO

VER

TENTANG COVERIlustrasi cover bulan Oktober ini adalah realisasi dari bayangan spontan Komang Shary Karismaputri saat diminta membuat cover, yaitu bayangan tentang mahasiswa-mahasiswa baru yang sedang berjalan ke kampus.

Komang, begitu ia akrab disapa, merupakan seorang mahasiswi FKUI angkatan 2012 yang mulai menggambar sejak usia 3 tahun, dimulai dari meniru gambar tokoh seperti Doraemon, Dragon ball, dan tokoh kartun lainnya sampai mirip, hingga kemudian ia mulai mengarang tokoh buatannya sendiri.

Menurut seorang teman, gaya gambar Komang bagai perpaduan antara gaya orang barat dan timur, jadi bisa dibilang aliran gambar Komang adalah blasteran!

Karyanya sendiri terpengaruh berbagai zaman dalam hidupnya, seperti Naruto saat SD, game Ace Attorney saat SMP dan pianis klasik saat SMA, yang kemudian berkontribusi membentuk style gambar Komang sekarang ini. Banyak juga pelukis yang menginspirasi Komang dan salah satu favoritnya adalah Caspar David Friedrich. Sekarang Komang sedang giat menggambar tokoh buatan sendiri dan cerita yang ia angkat biasanya

bertema fantasy namun sedikit modern.

Komang menggunakan media digital dengan alasan minim peralatan dan dapat memilih warna dengan leluasa, sedangkan duo pensil-kertas ia jadikan peraduan saat ia telah lelah duduk terlalu lama di depan komputer.

Lalu, kenapa Komang tidak menjadikan hobi ini sebagai profesi?

Menurut Komang, seni bagai pemulihan jiwa yang dapat dijadikan tempat untuk menyalurkan hasrat pribadi. Jika dijadikan profesi, maka poin tadi terasa hilang akibat adanya tuntutan yang mengharuskannya mengikuti kemauan orang lain, contohnya klien.

Terakhir, pesan dari Komang,

“Meski sudah susah payah belajar di FK, jangan lupa untuk tetap jadi kreatif!”

Blog: http://komangshary.wordpress.com/

Instagram: @dakomz

Twitter: @daKOMZ

6 |

Page 7: Korpus FKUI Okt 14

| 7T

AH

UK

AH

KA

MU

& A

GEN

DA

Gedung Fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan (FRIK) kampus UI Depok sengaja dibangun untuk memfasilitasi interprofessional collabo-rative teamwork learning, yaitu pembelajaran kolaborasi mahasiswa yang kelak berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Guna menunjang pembelajaran, kampus ini dilengkapi den-gan berbagai laboratorium, salah satunya lab yang dikenal sebagai lab paling horor, yaitu lab anatomi. Bicara soal horornya lab anatomi memang tiada habisnya. Semegah dan sebaik apapun gedung dan ruangan lab anatomi, seperti di kampus FRIK, tetap saja mengisah-kan cerita horor yang membuat bulu kuduk berdiri.

Cerita datang dari jajaran security kampus FRIK. Konon, pada malam sebelum peminda-han sebagian kadaver dari bangsal potong kampus Salemba ke kampus FRIK, sang se-curity yang tengah berpatroli di selasar C belakang melihat sekumpulan orang yang dikiranya mahasiswa. Tentu saja ia memberi-tahu agar para ‘mahasiswa’ itu segera pulang. Namun, karena tak digubris, sang security pun mendekat. Seketika itu juga, ia dipanggil oleh rekannya dan berpaling sebentar. Konon keti-ka ia berpaling lagi ke arah kumpulan ‘maha-siswa’ tadi, mereka telah lenyap.

Keesokan harinya, kadaver dari Salemba pun tiba. Pada malam harinya sang security kem-bali bertugas, dan dari kejauhan, ia melihat kumpulan itu lagi. Konon, jumlah orang yang ada, lengkap dengan rincian jenis kelaminnya, sama dengan jumlah kadaver yang baru saja masuk ke lab anatomi FRIK. (nita)

BEM• 13-14 September 2014: Rapat Paruh

Tahun dan Team BuildingQ• 27 September 2014: Rapat

Kompetensi Badan• 27-28 September 2014: Open

House FKUI 201418 Oktober 2014: Fundraising FKUI

BPM• Pengawasan Langsung BEM• Evaluasi Akhir BEM• Tahun BEM

ISMKI• Rakornas• Bulan Bakti

TBM• 20-21 September 2014: Pengobatan

Massal TBM• 27-28 September 2014: Pelatihan

BLS dengan AGD 118• 20-15 Oktober 2014: E-Fast

Kafetaria• September

• FunFriday• Oktober

• Pelepasan Anggota 2009• Ultah Kafe

BFM• Desember

• Filmologic• Pankreas

AGENDA

| 7

Page 8: Korpus FKUI Okt 14

8 |

HO

T IS

SUE

HO

T IS

SUE

TOREHKAN MAKARA HIJAUDI DEPOK

Isu perpindahan Fakultas Kedokteran Univer-sitas Indonesia (FKUI) ke lingkungan Depok memang masih hangat diperbincangkan kha-layak ramai. Pasalnya, wacana yang telah lama diperbincangkan dengan semua pihak yang terkait tersebut akhirnya terealisasikan pada tahun ajaran 2014/2015 ini. Lantas apa ala-san yang mendasari langkah “pindah rumah” tersebut?

Dr. Nani Cahyani Sudarsono, SpKO, selaku Koordinator Pendidikan S1 FKUI menjelas-kan bahwa sejak dahulu memang telah ada wacana mengadakan fasilitas untuk pendi-dikan dokter. “Berdasarkan diskusi yang pan-

Pepatah tua mengatakan “Rezeki rumah akan banyak jika selalu ada perbaikan”

jang, akhirnya menghasilkan mahasiswa yang berkuliah di Depok adalah tingkat 1 sampai tingkat 3 karena fasilitas yang memungkinkan hanya untuk mereka,” jelas dr. Nani. Sementa-ra itu, kegiatan klinik tetap diadakan di berb-agai rumah sakit pendidikan yang selama ini digunakan.

Di lain pihak, kontroversi datang dari akan di-adakannya pembangunan Medical Education & Research Center (MERC) FKUI yang men-gakibatkan pembongkaran bangunan yang dulunya merupakan ruang kuliah. Akan tetapi, bangunan bersejarah tersebut ternyata tidak sepenuhnya dibongkar, masih terdapat ruan-

Page 9: Korpus FKUI Okt 14

| 9H

OT

ISSUE

HO

T ISSU

E

TOREHKAN MAKARA HIJAUDI DEPOK

Pepatah tua mengatakan “Rezeki rumah akan banyak jika selalu ada perbaikan”

gan yang dapat digunakan sebagai tempat perkuliahan mahasiswa. Pertanyaan seakan timbul untuk memperjelas alasan mengapa FKUI harus pindah.

“Sejak tahun lalu, angkatan 2013 telah melakukan perkuliahannya di Depok, sedang-kan tingkat 2 dan 3 di Salemba. Akan tetapi, penyelenggaraan pendidikan seperti itu tera-sa berat,” kesah dr. Nani. Terdapat beberapa argumen yang dilontarkan untuk memperjelas situasi. “Pertama, dosen atau staf pengajar ha-rus mondar-mandir,” ungkap dr. Nani. Tidak dapat dipungkiri, memang benar bahwa jarak UI Salemba menuju ke kampus UI Depok yang

terpaut 35.5 km adalah jauh. Lebih lagi, kera-maian lalu lintas menyebabkan mobilitas staf pengajar menjadi sangat kurang. Sehingga tidak jarang mereka biasanya memilih untuk selama sehari berada di Depok atau Salemba, bukan keduanya.

“Kedua, fasilitas yang telah disiapkan di De-pok tidak dapat dilaksanakan secara seten-gah-setengah, khususnya skill lab,” lanjut dr. Nani. Seluruh fasilitas skill lab, termasuk manekin tidak dapat disediakan untuk di Sa-lemba dan di Depok karena keterbatasan bi-aya. Kemudian, oleh karena fasilitas skill lab yang ada di Depok jauh lebih bagus diband-

Page 10: Korpus FKUI Okt 14

10

|H

OT

ISSU

E

ingkan dengan yang ada di Salemba, maka keputusan akhir adalah skill lab hanya dapat dipergunakan pada satu tempat, yaitu Depok. Di samping itu, fasilitas lain seperti laborato-rium, khusunya laboratorium anatomi yang juga tidak dapat dilaksanakan di dua tempat, ruang diskusi, ruang kuliah, dan lain sebagain-ya, juga menunjang. Dengan demikian, fasil-itas yang ada di Depok sebenarnya sangat mendukung agar diselenggarakannya perkuli-ahan di Depok.

Oleh karena terbilang menempati gedung baru, yaitu gedung Rumpun Ilmu Kesehatan, kritik dan saran menuju perbaikan fasilitas yang ada tetap diharapkan, baik dari kalangan mahasiswa maupun dosen. Laporan mengenai sarana dan prasarana, meliputi ruang diskusi, ruang kuliah, dan lain sebagainya yang mem-butuhkan perbaikan akan segera ditanggapi.

Ke depannya, mewakili pihak dekanat, banyak harapan terkait “markas” baru FKUI ini. “Fasil-

itas yang diadakan oleh universitas ini telah melalui perjalanan panjang sehingga dapat terwujud. Sehingga yang pertama adalah ini semua patut kita syukuri. Kedua, fasilitas yang telah ada ini harus dipelihara. Tempat ini mer-upakan tempat yang sangat baik untuk belajar hidup bersama termasuk belajar menggu-nakan fasilitas yang ada,” jelas dokter spesialis kedokteran olahraga itu.

Tentu banyak keuntungan yang didapatkan ketika FKUI masuk ke lingkungan UI Depok. Utamanya adalah mahasiswa kedokteran UI dapat bergabung dengan warga UI secara ke-seluruhan. Tentunya suatu terobosan berbeda dari yang sebelumnya di mana FKUI seolah terasingkan dari fakultas lainnya. “Karena seb-etulnya menjadi mahasiswa Universitas Indo-nesia adalah harus mendapatkan kesempatan untuk bersosialisasi dengan mahasiswa lain,” ujar dr. Nani.

Page 11: Korpus FKUI Okt 14

| 11H

OT

ISSUE

Pindah lokasi kampus memang terkadang menjadi masalah tersendiri bagi yang men-galaminya. “Pelajari situasi, adaptasi, dan lihat bagaimana hasilnya ke depan. Tentunya untuk mencapai hal tersebut harus bergaul dengan mahasiswa lain sehingga diharapkan semuan-ya dapat menjadi mahasiswa yang dapat be-lajar untuk hidup bersama, menggunakan fasilitas bersama, belajar bersama, dan belajar yang lainnya secara bersama-sama,” jelas dr. Nani. Sebab, belajar dari lingkungan, bergaul dengan teman yang lain, dan beradaptasi, nis-caya merupakan kunci sukses dalam mengge-luti perkuliahan di Depok.

Ringkasnya, penambahan fasilitas dan per-pindahan mahasiswa kedokteran untuk ke Depok sebenarnya telah direncanakan den-gan baik. Bahkan dalam perencanaannya juga terdapat mahasiswa yang terlibat. “Kita ber-proses ibarat pepatah tua yang mengatakan rezeki dalam suatu rumah akan banyak jika

terus dilakukan perbaikan/renovasi. Artinya jika rumah kita tidak kunjung usai direnovasi, justru di situ rezeki akan mengalir,” ungkap dr. Nani. “Sama halnya dengan jika kalian mera-sa Depok sebagai tempat baru, maka akan banyak rezeki yang dilimpahkan. Untuk ang-katan 2012 memang Depok merupakan suatu hal yang baru, begitu juga dengan angkatan 2014. Tetapi, sudah ada angkatan 2013 yang lebih lama berada di Depok. Oleh karena itu, diharapkan bergurulah dengan “penghuni” yang lebih lama,” tambah beliau. Manfaat positif di Depok harus diambil sebaik-baiknya. Bersepeda santai, lari sore, hidup mandiri bagi yang tinggal di kost, dan manfaatkan fasilitas yang ada, seperti perpustakaan pusat, klub olahraga, dan lain sebagainya. /ferry dan apri

Page 12: Korpus FKUI Okt 14

12

|K

AT

A M

EREK

AK

AT

A M

EREK

A

KATA MEREKASELAMAT TINGGAL

SALEMBA..

HALODEPOK!

Perpindahan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ke Depok menimbulkan pro dan kontra untuk para mahasiswanya.

12

|

Page 13: Korpus FKUI Okt 14

| 13K

AT

A M

EREK

A

Dani M. Trianto, mahasiswa FKUI 2013, men-gatakan bahwa awal mengetahui ia akan berkuliah di depok, ia merasa kecewa karena meninggalkan gedung penuh sejarah dengan fasilitas yang sudah lengkap ke gedung baru yang masih dalam proses penyempurnaan fasilitas. Terlebih lagi awalnya ruangan ke-mahasiswaan untuk FK belum ada. Akibatnya begitu banyak dinamika tentang perebutan penggunaan selasar di RIK. Namun setelah menjalani kegiatan perkuliahan di depok, ia sangat senang dengan internet yang kencang, fasilitas yang lengkap, dan jumlah steker listrik yang memadai.

Berbeda dengan Dani yang akhirnya senang, Yasmina Z. Syadza, mahasiswa FKUI 2012, merasa kepindahannya ke Depok menjadi “bencana” sesaat. Hal ini dikarenakan loka-si rumahnya yang cukup dekat dengan FKUI Salemba dan Salemba yang berada di lokasi strategis, mengingat berbagai pusat per-belanjaan dan toko-toko penjual keperluan mahasiswa kedokteran tersedia disekitarnya. Caca, wanita ini kerap dipanggil, hingga saat ini masih memilih untuk pulang-pergi dengan menggunakan kereta api. Yang ia sayangkan hingga saat ini ialah masih minimnya papan informasi di gedung kuliah sehingga kerap tersasar. Selain itu, ia juga kurang dapat men-genali adik kelasnya karena semua mahasiswa dari rumpun ilmu kesehatan berkumpul disa-na. Ia berharap agar hubungan tiap angkatan dipererat agar mahasiswa FKUI tetap kompak.

Dani M. TriantoFKUI 2013

Yasmina Z. SyadzaFKUI 2012

| 13

Page 14: Korpus FKUI Okt 14

14

|

Euforia pemilihan pemimpin di Universitas In-donesia tidak berakhir begitu saja setelah us-ainya pemilu presiden 2014. Masih ada proses pemilihan yang hasilnya akan sangat memen-garuhi kondisi mahasiswa UI ke depannya. Ya, kita masih akan dihadapkan dengan pemi-lihan rektor UI untuk masa bakti 2014-2019. Proses panjang pemilihan rektor ini sudah dimulai sejak tanggal 11 Agustus 2014. Proses pendafataran calon rektor akan berlangsung selama satu bulan hingga tanggal 11 Septem-ber 2014. Proses pemilihan calon rektor ini terdiri dari pendaftaran, pengumuman calon, uji publik, pengumuman 7 calon rektor terpi-lih, proses seleksi oleh MWA, dan penetapan calon rektor. Mahasiswa UI akan mengetahui siapa rektor yang terpilih untuk memimpin 5 tahun ke depan pada tanggal 20 November 2014.

Tantangan untuk rektor baru nanti dirasa san-gat besar, mengingat begitu banyak PR yang dimiliki untuk memperbaiki UI yang sempat menjadi sorotan media massa setelah gon-jang ganjing UI pada tahun 2012. Belum lagi ditambah dengan turunnya peringkat UI se-cara bertahap selama tiga tahun belakangan ini. Permasalahan-permasalahan dana hingga riset akan mewarnai perjuangan rektor UI ke depannya untuk membawa perubahan bagi UI kita tercinta ini. Menurut POKJA Pemili-han Rektor 2014 MWA UI UM, rektor terpilih nanti haruslah menjadi pemimpin yang mam-

pu membawa terobosan besar untuk UI. Ti-dak hanya terkungkung untuk menjalankan statuta UI, rektor nanti harus memiliki visi yang tepat untuk memberikan terobosan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan UI.

Selain itu, berdasarkan undang-undang baru mengenai perguruan tinggi yang memberi-kan otonomi kepada perguruan tinggi, men-jadikan pergantian kewenangan yang tadinya terdapat pada menteri menjadi pada rektor sehingga rektor bebas merancang UI dengan hanya butuh persetujuan dari MWA UI.

Yang berbeda dari pemilihan rektor tahun ini adalah dengan adanya unsur mahasiswa dalam P3CR (panitia pemilihan calon rektor). Mahasiswa sebagai stakeholder terbesar di Universitas Indonesia memiliki andil yang be-sar dalam penentuan rektor. Salah satu andil yang dimiliki mahasiswa adalah penyuaraan aspirasi akan kebutuhan mahasiswa seperti sarana pendidikan, beasiswa, keringanan bi-aya pendidikan, dan hal lain yang dapat menunjang aktivitas mahasiswa dalam menyelesaikan studinya.

halo pilrek! By Departemen Kajian Strategis

Page 15: Korpus FKUI Okt 14

| 15SPEA

K U

P!SPEA

K U

P!

Q&A Dokter Layanan Primer

1. Apa itu Dokter Layanan Primer (DLP)?

DLP adalah seorang GENERALIS yang pendidikannnya setara dengan program SPESIALIS dalam melayani pelayanan kesehatan primer.

2. Apa saja kompetensi yang dimiliki DLP?

DLP memiliki kompetensi di bidang ilmu kedokteran keluarga, kedokteran komu-nitas dan ilmu kesehatan masyarakat dibandingkan dengan dokter umum

3. Mengapa diperlukan DLP di Indonesia

DLP diperlukan sebagai pelayan keseha-tan primer dan pengatur (gatekeeper) ru-jukan pelayanan kesehatan lanjutan se-hingga mutu dapat dimaksimalkan dan biaya dapat diminimalkan.

4. Bagaimana sistem pendidikan DLP di In-donesia?

Program pendidikan DLP hanya dapat diseleggarakan oleh fakultas kedokteran yang terakreditasi A dan telah memiliki kebijakan program DLP yang ditempat-kan setara dengan program PPDS.

5. Bagaimana pelaksaanaan DLP di era Ja-minan Kesehatan Nasional (JKN)?

Dalam era JKN, tidak semua dokter umum diwajibkan untuk menjadi DLP. Namun, ada kalanya BPJS akan lebih memilih DLP dibandingkan dokter umum.

Flash News

(15/08/2014) WHO: Penderita ebola tembus angka 2100 orang, korban tewas lampaui 1100 orang

(21/08/2014) MK tolak seluruh gugatan Pra-bowo-Hatta, Jokowi-JK resmi menjadi presi-den terpilih

(23/08/2014) Ahok bersiap jadi Gubernur Ja-karta, sesuai ketentuan UU No. 12 2008 ayat 3 wakil kepala daerah menggantikan kepala daerah jika meninggal dunia, berhenti, atau tidak dapat melakukan kewajibannya selama enam bulan

(23/08/2014) Mudah, Swiss tempat favorit euthanasia. Terbukti, dalam rentang empat ta-hun pasien layanan bunuh diri meningkat dua kali lipat

(Panji)

| 15

Page 16: Korpus FKUI Okt 14

16

|C

ERPE

N

Ketika Lari Bukan Lagi

Solusi

CER

PEN

16

|

Page 17: Korpus FKUI Okt 14

| 17C

ERPEN

Suatu malam, pak Toni duduk di kursi goyang kesayangannya sambil ses-ekali meneguk kopi yang tersedia di sampingnya. Waktu menunjuk-kan pukul 9 malam dan suasana di

kompleks rumahnya sudah cukup sunyi. Cuk-up lama bersantai, iakemudian beranjak dari kursinya untuk berjalan menuju kamar mandi namun tiba-tiba ia mendengar suara ketukan pintu. Ia segera menuju pintu depan rumahn-ya dan mendapati sesosok pemuda. Ternyata itu Brian, murid terbaiknya, membawa ransel besar dengan wajah sedih dan mata yang sembab. Tanpa berkata-kata, pak Toni mem-persilakan Brian untuk masuk ke dalam ru-mahnya sambil kebingungan memikirkan apa yang terjadi.

Brian tampak duduk termenung di ruang tamu rumah pak Toni. Tak lama, pak Toni datang membawa membawa teh hangat dan ikut duduk di ruang tamu. Selama beberapa lama mereka hanya diam membisu. Brian ses-ekali meminum teh yang telah tersedia di atas meja.

“Saya kabur dari rumah pak,” kata Brian me-mecahkan kesunyian.

‘’Orang tua saya akan bercerai.’’

‘’Mereka telah bertengkar selama beberapa bulan, dan semuanya semakin parah dalam beberapa minggu terakhir. Ibu memergo-ki ayah saya berselingkuh dengan wanita lain,’’ lanjut Brian yang berusaha menahan air matanya. Suaranya bergetar, menahan emosi saat bercerita kepada Pak Toni.

“Saya benci mereka berdua. Ibu selalu sibuk pergi arisan sedangkan ayah selalu pulang larut malam. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Saya sudah tidak tahan dengan mereka. Rasanya saya ingin pergi dan tak mau bertemu mereka lagi,’’ ujar Brian sambil menundukkan

wajahnya. Kedua tanganya memegang kepala dan menutup kedua matanya.

Melihat hal ini, pak Toni kemudian berpindah untuk duduk disamping Brian, tangannya me-megang pundak Brian dan berusaha member-ikan semangat.

“Orang tua sering kali melakukan kesalahan akibat keegoisan kami. Kedua orang tuamu memang melakukan kesalahan. Tetapi kamu harus bersabar. Bapak tahu kamu anak cerdas dan kuat, kamu pasti bisa melalui semua ini,” ucap Pak Toni, memberi semangat kepada Bri-an.

“Pak, bolehkah saya tinggal disini untuk se-mentara waktu?” tanya Brian.

‘’Bapak tidak melarang kamu tinggal disini, tapi apakah kamu sudah memberi tahu kedua orang tuamu?” tanya pak Toni.

“Tidak perlu, buat apa mereka tahu? Toh mer-eka tak akan peduli!’’ timpal Brian kesal.

“Walaupun mereka bertengkar satu sama lain, bukan berarti cinta mereka padamu berku-rang. Bagaimanapun juga, mereka adalah orang tuamu. Mereka pasti khawatir jika kamu tidak memberikan kabar,” kata Pak Toni lem-but.

“Tapi pak, mereka bahkan berencana memis-ahkan saya dari adik saya Mimi yang sangat saya kasihi. Ibu akan membawanya ke Malay-sia, sehingga saya tinggal bersama ayah saya. Betapa teganya mereka,” ujar Brian sambil berurai air mata.

Pak Toni pun terdiam beberapa saat. Ia sangat prihatin dengna kondisi Brian. Menurutnya tidak sepantasnya anak semuda Brian mener-ima hal semacam ini akibat kesalahan kedua orang tuanya. C

ERPEN

| 17

Page 18: Korpus FKUI Okt 14

18

|C

ERPE

N

“Yasudah kalau begitu, malam ini kau beristi-rahat dulu di rumah bapak. Besok bapak akan mengantarmu kembali ke rumahmu.”

“Tapi pak, saya belum ingin kembali ke mer-eka.”

“Istriku pernah menasihatiku, lari dari masalah bukanlah suatu penyelesaian” kata Pak Toni mengutip perkataan mendiang istrinya, Mari-ah, yang telah meninggal 5 bulan lalu.

“Dulu waktu bapak masih muda, bapak bu-kanlah orang yang seperti sekarang ini. Bapak sama seperti anak-anak nakal di sekolahan yang sering bolos dan berbuat onar,“ lanjut Pak Toni, mulai bercerita mengenai masa mu-danya.

“Jadi dulu bapak sama seperti Riki, Doni, dan Joko?” Tanya Brian penuh rasa penasaran.

“Bahkan lebih buruk. Tapi semuanya berubah, saat dia menamparku,” Jawab Pak Toni sambil tersenyum hangat.

“Dia?”

‘’Ya, dia adalah istri bapak, Mariah. Dulu bapak dan teman-teman membuat keonaran. Kami menghajar beberapa murid di sekolah lain hingga mereka terluka parah. Kami pun dil-aporkan oleh teman-teman mereka. Saat itu kami berempat, namun hanya tiga orang dari kami yang tertangkap oleh polisi. Bapak ber-hasil lolos karena mereka tidak sempat me-lihat wajah bapak. Teman-teman bapak pun tidak ingin mengkhianati persahabatan kami, sehingga tidak ada yang mau berbicara,” lan-jut Pak Toni.

“Beritapun menyebar sampai di sekolah, teta-pi walau diancam oleh guru bahwa tiga orang tadi akan dikeluarkan jika tidak ada yang men-gaku, tetap tidak ada yang berani melaporkan bapak walaupun mereka tahu.”

“Namun, tiba-tiba Mariah datang saat jam istirahat menampar bapak dan mengatakan ‘Lari dari masalah bukanlah suatu penyelesa-ian, aku tahu kamu bukan seorang pengecut seperti itu’ sambil menahan tangis. Wajar saja jika ia ingin menangis karena salah satu dari ketiga orang tersebut adalah sepupunya. Ba-pak kemudian tertegun. Semua orang yang melihat kejadian tersebut hanya diam mem-bisu. Dia kemudian pergi meniggalkan bapak yang hanya diam mematung. Kemudian saat pulang sekolah bapak menyerahkan diri. Kami bereempat pun diskors selama satu bulan,” ucap Pak Toni.

‘’Saya terkejut mendengarnya pak. Lalu bagaimana bapak bisa menikah dengan Ibu Mariah?” tanya Brian penasaran.

“Setelah bapak masuk satu bulan kemudian, ia mulai bersikap baik pada bapak dan pada akhirnya kami menjadi dekat. Padahal, ia tidak pernah berbicara dengan bapak sebelumnya. Tamparan dan perkataanya kemudian adalah yang pertama kali ia ucapkan kepada bapak.”

“Istri bapak benar. Lari dari masalah bukanlah suatu penyelesaian. Saya tidak akan melakuk-kan tindakan pengecut itu lagi,” kata Brian yang mulai menemukan semangatnya kem-bali.

‘’Ya sudah, saatnya kamu beristirahat. Besok bapak akan mengantarmu ke rumah,’’ ujar Pak Toni kemudian mengakhiri percakapan mere-ka malam itu.

Page 19: Korpus FKUI Okt 14

| 19C

ERPEN

Page 20: Korpus FKUI Okt 14

20

|T

IPS

& T

RIK

TIPS dan TRIK ACADEMIC VS NON-ACADEMIC

TIP

S &

TR

IK

Selamat datang di perkuliahan kita yang luar biasa. Sudah kangen kan dengan rubrik tips dan trik? Kali ini kita akan membahas bagaimana menyeimbang-

kan hidup kita di kampus, baik kehidupan aka-demik maupun non-akademik. Ada beberapa tips dan trik yang bisa jadi pedoman.

Pertama, agar dapat bertahan di kehidupan akademis, kita harus melakukan:

1. Perencanaan

Perencanaan yang matang sangat pent-ing dalam memulai pekuliahan. Buatlah rencana kuliah pada awal perkuliahan. Selain itu, jangan lupa tentukan prioritas hidup kita. Berpeganglah pada prinsip ini, “Jangan diatur waktu, tapi aturlah waktu sesuai prioritas hidup.”

2. Ketahuilah cara belajar kita

Setiap orang memiliki metode belajar yang berbeda – beda. Untuk itu,penting untuk kita mencari cara belajar yang te-pat. Kita bisa memulai dengan mencoba suatu metode kemudian mengevaluasin-ya sampai kita menemukan gaya belajar yang paling cocok.

3. Penghargaan kepada diri sendiri

Ketika telah berjuang keras dalam men-jalani kehidupan akademis, jangan lupa memberikan penghargaan terhadap diri sendiri. Tapi penghargaan ini tentu harus diawali dengan target – target dan harus

dicapai pada akhirnya. Dengan begitu kita bisa menghargai pencapaian kita dan menghindari kita dari stres dan jenuh.

Kedua, agar dapat tetap bertahan di ke-hidupan non-akademik, kita dapat melakukan:

1. Pergaulan di kampus

Perbanyak dan perluas relasi serta per-gaulan kita, mulai sesama angkatan, senior, junior, staf, mbak – mbak kantin, dan siapa saja yang ada di sekitar kam-pus kita. Mungkin kita tidak merasakan andil mereka sekarang, tetapi bukan ti-dak mungkin mereka akan membantu kita ketika suatu saat kita membutuhkan pertolongan.

2. Mengikuti organisasi

Mengikuti organisasi merupakan wadah yang baik untuk kita mengatur diri sendi-ri dan orang lain, melatih team work, melatih kepemimpinan, melatih komu-nikasi, memperluas relasi, serta masih banyak lagi. Dengan cara mengikuti or-ganisasi, kita bisa menilai kinerja diri saat mendapat suatu tanggung jawab dan dalam memimpin. Maka dari itu, mengi-kuti organisasi sangat penting dalam mengasah soft skill kita yang tidak akan kita pelajari dalam kehidupan akademis.

20

|

Page 21: Korpus FKUI Okt 14

| 21T

IPS & T

RIK

TIPS dan TRIK ACADEMIC VS NON-ACADEMIC

TIPS &

TR

IK

3. Salurkan hobi dalam kegiatan seni atau olahraga

Melalui seni dan olahraga, kita dapat menyalurkan hobi dan melepaskan diri dari kejenuhan dan kekangan akade-mis yang tinggi. Selain menghilang-kan penatdan kejenuhan, kita juga bisa menambah relasi serta menjadi eksis di

kehidupan kampus.

Sekian tips dan trik agar dapat bertahan di ke-hidupan akademik dan non akademik.

Mulailah dari sekarang, karena tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang lebih baik, semangat!

| 21

Page 22: Korpus FKUI Okt 14

22

|M

ENC

OB

A L

UC

U

Warning! Tulisan ini dibuat untuk kepentingan hiburan

semata. Segala kesamaan nama, tempat, dan kejadian hanyalah kebetulan belaka.

Selamat menikmati!

Olahraga Rutin

Seorang pasien datang ke dokter karena kesehatannya memburuk akibat diabetes yang dideritanya. Dokter pun memberikan beberapa nasihat untuk memperbaiki kondisinya.

Dokter : Bapak, sebaiknya Anda melakukan olahraga rutin supaya kesehatan Anda tetap baik.

Pasien : Tapi dok, saya selalu bermain sepak bola, basket, dan tenis setiap harinya, Dok.

Dokter : Benarkah? Berapa lama Anda bermain dalam sehari pak?

Pasien : Sampai baterai di telepon seluler saya habis.

Dokter : ….

Tawaran Menarik

Seorang dokter mencoba membuat sesuatu yang menarik untuk meningkatkan jumlah pasiennya. Setelah berpikir beberapa lama, Ia pun menggantungkan sebuah papan di luar kliniknya yang bertuliskan “BIAYA SELURUH PENGOBATAN HANYA 30 RIBU RUPIAH. JIKA TIDAK SEMBUH, KAMI AKAN BAYAR ANDA 100 RIBU RUPIAH.”

Seorang pasien yang membaca pengumuman itu mencoba menipu dokter tersebut untuk mendapatkan uang Rp 100 ribu.

Pasien : Dok, saya tidak bisa merasakan apa pun di lidah saya.

Dokter : Baik, tunggu sebentar ya pak. Suster, tolong berikan beberapa

MENCOBALUCU

Page 23: Korpus FKUI Okt 14

| 23M

ENC

OB

A LU

CU

tetes obat dari kotak nomor 22.

Setelahnya diberi tetesan obat dari kotak nomor 22, sang pasien tersebut berteriak.

Pasien : Lho apa-apaan ini dok, ini kan URIN!

Dokter : Selamat! Berarti indra pengecap Anda sudah kembali. Tetap sehat ya pak.

Pasien tersebut pun kehilangan 30 ribu rupiah miliknya. Ingin membalas dendam, Ia pun kembali dua minggu setelahnya untuk mendapatkan uangnya kembali dan uang 100 ribu rupiah yang dijanjikan.

Dokter : Selamat pagi pak, ada keluhan apa?

Pasien : Begini dok, saya kehilangan ingatan saya. Bagaimana ya dok?

Dokter : Baik, sebentar ya pak. Suster, tolong berikan beberapa tetes obat dari kotak nomor 22.

Pasien : Tunggu dulu! Itu kan obat untuk kehilangan indra pengecap yang isinya URIN!

Dokter : Wah, selamat pak, berarti ingatan Anda sudah kembali. Tetap sehat ya pak. Terima kasih!

Rumah Sakit Jiwa

Seorang jurnalis sedang mewawancarai seorang dokter di Rumah Sakit Jiwa untuk kepentingan artikel yang sedang ditulisnya.

Jurnalis : Dokter, bagaimana cara Anda menetukan apakah seorang pasien harus dirawat atau tidak?

Dokter : Pertama-tama, kami akan mengisi penuh sebuah bak mandi serta memberikan calon pasien sebuah sendok teh, gelas, dan ember. Lalu calon pasien tersebut harus mengosongkan bak mandi yang terisi penuh.

Jurnalis : Tentu saja orang normal akan memilih ember karena itu yang paling besar.

Dokter : Tidak, orang normal pastinya akan membuka sumbatan penguras bak. Silahkan Anda naik ke tempat tidur nomor 3…

(nadia)

Sumber: www.olaalaa.com

Page 24: Korpus FKUI Okt 14

24

|M

ED U

PDA

TES

MED

UPD

AT

ES

Meds Update by Departemen Pendidikan dan Profesi

INTERNSHIP: SEBUAH PEMBELAJARAN DALAM PENGABDIAN

Setelah bersuka cita mengangkat sumpah, dokter-

dokter baru ini tak lantas bisa berpraktik. Mereka

harus mengikuti internsip. Lantas, apakah ini sebuah pemaksaan? Atau justru

sangat bermanfaat?

Selepas menyandang gelar dokter dari institusi pendidikan, kita diharuskan menjalani program internsip. Selama kurun waktu 1 tahun, menjadi dokter di daerah perifer, mengabdi pada masyarakat di bawah dokter pembimbing, dan mendapatkan penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Setelah itu, barulah bisa mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) untuk berpraktik secara bebas. Bagaimana sebenarnya pelaksanaan program internsip ini?

Internsip sudah tidak asing lagi bagi dunia kedokteran Indonesia. Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) telah dilaksanakan sejak tahun 2008. Pelaksana program ini adalah Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI), ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. KIDI memiliki sekretariat di berbagai wilayah pelaksanaan internsip, sehingga proses operasional dapat diawasi hingga tingkat provinsi. Dasar pelaksanaan program ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 299/Menkes/Per/II/2010 serta Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 1/KKI/Per/2010 dan Undang-Undang No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Menurut undang-undang tersebut, program

24

|

Page 25: Korpus FKUI Okt 14

| 25M

ED U

PDA

TES

internsip merupakan salah satu proses pelatihan keprofesian pra-registrasi untuk mencapai pemahiran dan pemandirian praktik dokter. Hal ini membuat seorang dokter tidak bisa mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) jika belum melaksanakan program internsip. Ini harga mati bagi para sejawat.

Di Indonesia, internsip merupakan bagian dari program penempatan wajib sementara selama paling lama satu tahun. Dalam kurun waktu tersebut, peserta internsip akan ditempatkan di rumah sakit tipe C atau D selama 8 bulan dan puskesmas selama 4 bulan. Wilayah pelaksanaannya telah mencapai 32 provinsi di Indonesia. Atas kinerjanya, peserta mendapatkan tunjangan berupa Bantuan Biaya Hidup (BBH) sebesar Rp1.200.000,00 setiap bulan.

Selain itu, dengan mempertimbangkan etika praktik kedokteran atas dalil ‘pasien tidak diperkenankan dijadikan objek praktik mahasiswa kedokteran,’ setiap bentuk proses pendidikan dan pelatihan, termasuk internship ini, harus berada di bawah pengawasan dokter pendamping. Menurut Kementerian Kesehatan, program ini melibatkan 1509 dokter pendamping. Bukan jumlah yang sedikit tentunya.

Lalu, apakah tujuan dari program ini? Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia dan kualitas dokter lulusan terbaru. Sebagai dokter baru, internsip merupakan kesempatan untuk menangani pasien secara penuh di berbagai tempat pelayanan kesehatan. Disinilah kita bisa mempelajari banyak hal serta menemukan berbagai kasus baru. Kita juga masih dibantu oleh dokter pendamping, walaupun dengan intensitas yang jauh berkurang dibandingkan saat kepaniteraan klinik. Inilah kesempatan terakhir untuk menjadi dokter yang mandiri, mengambil keputusan dengan yakin, dan

mampu untuk membaca situasi dan kondisi. Seusai internsip, kita akan menjadi dokter mandiri, dimana setiap keputusan merupakan tanggung jawab kita.

Program ini sekaligus merupakan ajang untuk mengabdi pada Indonesia. Kita akan ditempatkan di daerah perifer dengan kondisi yang berbeda dari tempat kuliah. Kita juga tidak menarik biaya dari pasien karena telah mendapat penghasilan dari pemerintah. Tidak ada beban bagi kita dalam menjalani internsip ini karena semua fasilitas telah disediakan. Maka, jadikanlah internsip sebagai kesempatan mengabdi setulus hati bagi masyarakat. Pada saat internsip kita akan mendapatkan banyak pelajaran dan mengabdi. Masih ragu untuk menjalani internsip? Tentu tidak bagi dokter lulusan FKUI, karena kita dokter terbaik bangsa ini!

Masih penasaran dengan Program Internsip Dokter Indonesia? Datang ke Doctor’s Career Update yang diadakan Pendpro November nanti ya!

(Fathia)

Sumber:

• BPPSDMK Departemen Kesehatan Indonesia. Program Internsip Dokter Indonesia. 23 Mar 2014 [accessed 21 Aug 2014]. Available from: http://bppsdmk.depkes.go.id/internsip/berita.php?id=7

• Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran.

| 25

Page 26: Korpus FKUI Okt 14

26

|H

IGH

LIG

HT

HIG

HL

IGH

T

PSAFFKUI 2014Tradisi, gaya hidup, dan ritme kehidupan yang berbeda merupakan bagian dari paket “menjadi seorang mahasiswa”. Kehidupan baru yang berbeda dengan kehidupan putih abu – abu sehingga membutuhkan persiapan yang matang agar langkah ke depannya untuk bisa survive di kampus Fakultas Kedokteran Universitas dapat dijalankan dengan baik. Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah Pengenalan Sistem Akademik Fakultas (PSAF) sebagai suatu wadah penanaman nilai, tradisi atau budaya kampus kedokteran, dan tips-tips adaptasi di kehidupan kampus.

PSAF yang selalu diselenggarakan setiap tahunnya menghadapi berbagai tantangan di tahun ini dan pelaksanaannya diketuai oleh saudara Bramantya Wicaksana, mahasiswa FKUI angkatan 2011 yang juga menjabat kepala departemen kaderisasi BEM IKM FKUI. PSAF tahun 2014 ini telah diadakan pada tanggal 19–20 Agustus 2014 dan ternyata perolehan kedua tanggal sebagai waktu pelaksanaan PSAF memiliki kisah perjuangan tersendiri. Berdasarkan penelusuran yang telah kami lakukan, PSAF setiap fakultas yang telah dijadwalkan oleh panitia kegiatan mahasiswa baru Universitas Indonesia 2014 pada tanggal

Page 27: Korpus FKUI Okt 14

| 27H

IGH

LIG

HT

HIG

HL

IGH

T

25-26 Agustus 2014 harus ditentang oleh pihak FKUI. Bramantya Wicaksana yang akrab disapa sebagai Bram ini harus menempuh kegiatan FCP (Foundation for Clinical Practice) pada kedua tanggal yang ditetapkan tersebut dan dari pihak dekanat yang pada pelaksanaan PSAF 2014 ini diketuai oleh dr. Arief Cahyadi, Sp.An tidak mengizinkan PSAF yang berjalan tanpa ketua pelaksananya sehingga mereka pun berjuang bersama untuk memperoleh tanggal 19-20 sebagai tanggal pelaksanaan. Perbedaan utama pada PSAF di tahun ini terjadi pada tempat dan waktu pelaksanaan, dan konten acara yang diusung dalam acara ini.

PSAF yang untuk pertama kalinya dilakukan di Depok, tepatnya di Kampus Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) sebagai tempat kuliah yang baru bagi mahasiswa kedokteran bersama mahasiswa 4 fakultas rumpun ilmu kesehatan lainnya, yakni Fakultas Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kedokteran Gigi, dan Keperawatan. Tempat pelaksanaan PSAF tahun 2014 yang berbeda dari tahun sebelumnya tentu menuai kendala dalam pelaksanaannya baik dari segi eksternal maupun internal. Dari segi eksternal sendiri, permasalahan timbul dari penguasaan lapangan yang masih kurang dari panitia yang sebagian besar berkuliah di Salemba dan juga penggunaan fasilitas yang harus dibagi bersama dengan 4 fakultas lainnya. Birokrasi peminjaman ruangan yang berbeda daripada birokrasi yang selama ini dilakukan di kampus Salemba juga menjadi salah satu tantangan baru yang harus diselesaikan bersama oleh panitia.

Sedangkan dari segi internalnya sendiri, keadaan panitia yang sebagian besar tidak berdomisili di Depok sempat menjadi kendala tersendiri, dan juga tidak seluruh panitia merasakan dan mengerti urgensi dari pentingnya pelaksanaan PSAF bagi para

mahasiswa baru. Kendala–kendala ini menjadi kerikil dalam langkah penyuksesan kegiatan PSAF tahun 2014 namun menurut saudara Bram semua kendala ini akhirnya dapat diatasi oleh kerja sama yang baik di antara panitia kegiatan PSAF tahun 2014.

Selain itu PSAF di tahun ini dari segi konten lebih menonjolkan strategi penanaman nilai melalui diskusi fasilitator dan seminar interaktif. Waktu diskusi dengan fasilitator yang diinisiasi oleh pembahasan berbagai pemicu, menjadi salah satu langkah untuk menumbuhkan rasa kesejawatan antarmahasiswa baru, sedangkan seminar interaktifnya sendiri memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru untuk semakin percaya diri dan juga semakin jatuh cinta terhadap profesi seorang dokter. Salah satu kalimat penggugah hati muncul dari dr. Cicilia Gita Parwati, selaku narasumber, yaitu “Ketika kamu memutuskan untuk memilih menjadi dokter, ketika itu pulalah kamu telah memberikan hidupmu sepenuhnya kepada pasien–pasienmu.”

Perbedaan dan tantangan PSAF yang harus diselesaikan oleh panitia ternyata berhasil mendapatkan feedback positif dari mahasiswa baru, yakni pemahaman baru bahwa PSAF bukanlah salah satu bentuk dari perpeloncoan yang selama ini selalu menjadi momok bagi mahasiswa baru, melainkan pemahaman tentang arti penting sebuah kesejawatan yang harus selalu dijaga bersama, dan peran penting seorang dokter bagi pasiennya.

(Made & Nindi)

| 27

Page 28: Korpus FKUI Okt 14

28

|H

IGH

LIG

HT

HIG

HL

IGH

T

Page 29: Korpus FKUI Okt 14

| 29H

IGH

LIG

HT

Page 30: Korpus FKUI Okt 14

30

|EV

ENT

S

PSAF FKUI 2014

PSAF yang selalu diselenggarakan setiap tahunnya menghadapi berbagai tanta-ngan di tahun ini dan pelaksanaannya

diketuai oleh saudara Bramantya Wicaksana, mahasiswa FKUI angkatan 2011 yang juga menjabat kepala departemen kaderisasi BEM IKM FKUI. PSAF tahun 2014 ini telah diadakan pada tanggal 19–20 Agustus 2014 dan ternya-ta perolehan kedua tanggal sebagai waktu pelaksanaan PSAF memiliki kisah perjuangan tersendiri. Berdasarkan penelusuran yang tel-ah kami lakukan, PSAF setiap fakultas yang telah dijadwalkan oleh panitia kegiatan ma-hasiswa baru Universitas Indonesia 2014 pada tanggal 25-25 Agustus 2014 harus ditentang oleh pihak FKUI. Bramantya Wicaksana yang akrab disapa sebagai Bram ini harus mene-mpuh kegiatan FCP (Foundation for Clinical Practice) pada kedua tanggal yang ditetapkan tersebut dan dari pihak dekanat yang pada pelaksanaan PSAF 2014 ini diketuai oleh dr. Arief Cahyadi, Sp.An tidak mengizinkan PSAF yang berjalan tanpa ketua pelaksananya se-

PSAF FKUI 2014

hingga mereka pun berjuang bersama untuk memperoleh tanggal 19-20 sebagai tanggal pelaksanaan. Perbedaan utama pada PSAF di tahun ini terjadi pada tempat dan waktu pelaksanaan, dan konten acara yang diusung dalam acara ini.

PSAF yang untuk pertama kalinya dilakukan di Depok, tepatnya di Kampus Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) sebagai tempat kuliah yang baru bagi mahasiswa kedokteran bersama mahasiswa 4 fakultas rumpun ilmu kesehatan lainnya, yakni Fakultas Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Kedokteran Gigi, dan Keperawatan. Tempat pelaksanaan PSAF tahun 2014 yang berbeda dari tahun sebelumnya tentu menuai kendala dalam pelaksanaannya baik dari segi eksternal maupun internal. Dari segi eksternal sendiri, permasalahan timbul dari pengua-saan lapangan yang masih kurang dari panitia yang sebagian besar berkuliah di Salemba dan juga penggunaan fasilitas yang harus dibagi bersama dengan 4 fakultas lainnya. Birokrasi

Page 31: Korpus FKUI Okt 14

| 31EV

ENT

S

PSAF FKUI 2014

PSAF FKUI 2014

Tradisi, gaya hidup, dan ritme kehidupan yang berbeda merupakan bagian dari paket “menjadi seorang mahasiswa”. Kehidupan baru yang berbeda dengan kehidupan putih abu – abu sehingga membutuhkan persiapan yang matang agar langkah ke depannya untuk bisa survive di kampus Fakultas Kedokteran Universitas dapat dijalankan dengan baik. Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan adalah Pengenalan Sistem Akademik Fakultas (PSAF) sebagai suatu wadah penanaman nilai, tradisi atau budaya kampus kedokteran, dan tips-tips adaptasi di kehidupan kampus.

peminjaman ruangan yang berbeda daripada birokrasi yang selama ini dilakukan di kampus Salemba juga menjadi salah satu tantangan baru yang harus diselesaikan bersama oleh panitia.

Sedangkan dari segi internalnya sendiri, keadaan panitia yang sebagian besar tidak berdomisili di Depok sempat menjadi kend-ala tersendiri, dan juga tidak seluruh panitia merasakan dan mengerti urgensi dari pentin-gnya pelaksanaan PSAF bagi para mahasiswa baru. Kendala–kendala ini menjadi kerikil dalam langkah penyuksesan kegiatan PSAF tahun 2014 namun menurut saudara Bram semua kendala ini akhirnya dapat diatasi oleh kerja sama yang baik di antara panitia kegia-tan PSAF tahun 2014.

Selain itu PSAF di tahun ini dari segi konten lebih menonjolkan strategi penanaman nilai melalui diskusi fasilitator dan seminar inter-aktif. Waktu diskusi dengan fasilitator yang diinisiasi oleh pembahasan berbagai pemicu,

menjadi salah satu langkah untuk menum-buhkan rasa kesejawatan antarmahasiswa baru, sedangkan seminar interaktifnya sendiri memberikan kesempatan kepada mahasiswa baru untuk semakin percaya diri dan juga se-makin jatuh cinta terhadap profesi seorang dokter. Salah satu kalimat penggugah hati yang muncul dari dr. Cicilia Gita Parwati ada-lah “Ketika kamu memutuskan untuk memilih menjadi dokter, ketika itu pulalah kamu telah memberikan hidupmu sepenuhnya kepada pasien–pasien mu.”

Perbedaan dan tantangan PSAF yang harus diselesaikan oleh panitia ternyata berhasil mendapatkan feedback positif dari mahasiswa baru, yakni pemahaman baru bahwa PSAF bu-kanlah salah satu bentuk dari perpeloncoan yang selama ini selalu menjadi momok bagi mahasiswa baru, melainkan pemahaman ten-tang arti penting sebuah kesejawatan yang harus selalu dijaga bersama, dan peran pent-ing seorang dokter bagi pasiennya.

Page 32: Korpus FKUI Okt 14

32

| 3

2 |

EVEN

TS

Selama seminggu penuh di Minggu ketiga September 2014, Jessica Halim, mahasiswa FKUI 2013, melakukan serangkaian aksi so-sial dalam proses seleksi ketat untuk mejadi Ambassador of Public Health AMSA-Indone-sia periode 2014/2015. Acara ini disuguhkan kepada masyarakat luas dan terbagi dalam beberapa rangkaian acara, yaitu volunteer program, health campaign, seminar dan so-sialisasi bertajuk AUTISM AWARENESS.

Mengapa Autisme? Alasannya, karena autisme merupakan topik yang jarang diperbincang-

kan di masyarakat walaupun tanpa disadari mereka tersebar merata di antara kita. Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah sekelompok syndrome abnormal pada anak yang meliputi keterlambatan perkembangan sosial, komuni-kasi, dan perilaku. ASD sudah mencapai angka 1 di antara 68 anak di masyarakat dan lebih banyak ditemukan di antara anak laki-laki dibandingkan perempuan di berbagai lapisan masyarakat dari berbagai ras, etnik, dan ke-las sosial. Autisme merupakan penyakit yang memiliki keterkaitan dengan genetik dan bisa dipicu oleh faktor risiko lainnya seperti sistem

AUTISM AWARENESS CAMPAIGN

Page 33: Korpus FKUI Okt 14

| 33EV

ENT

S

imun, lingkungan, bahan kimia, dan infeksi pada masa gestasi. Autisme tidak dapat disem-buhkan secara total, namun efek dari perilaku autisme yang tidak terkontrol dapat dimin-imalisir sehingga anak-anak tersebut bisa melakukan hal-hal seperti orang normal pada umumnya. Dari situlah, tema besar ini diusung.

Sebagian orang tua tidak men-yadari akan pentingnya men-gawasi perkembangan mental, sosial, dan psikomotor anak sejak dini dan mengenali tan-da-tanda yang abnormal pada anak. Untuk mengatasinya, masih ada beberapa jalan kel-uar seperti menjalankan tera-pi untuk melatih kemampuan anak autisme sejak usia dini.

Jessica, yang juga aktif beror-ganisasi di STUNICA dan AMSA ini memulai aksinya dengan menjadi volunteer di Yayasan Indriya Bogor, sebuah yayasan homeschooling untuk anak autis. Dari kegiatan ini ia men-

yadari bahwa mereka merupakan sekelompok anak dengan semangat, harapan, dan tekad yang kuat untuk bisa ‘sembuh.’ Ia menyadari bahwa memiliki motivasi itu penting karena bila ada keinginan pastilah ada jalan, apalagi bila mereka mendapat dukungan positif dan suportif dari pihak luar.

Kampanye sosial yang mengangkat #every-secondcounts sebagai taglinenya ini, dilakukan di area Car Free Day Sudirman dimana Jessica dibantu oleh teman-temannya untuk menye-barkan secara luas segala detail informasi mengenai Autisme.

Melalui kegiatan kampanye menyenangkan seperti #ASDfoodchallenge, Jessica yang akrab disapa Chika, menarik orang-orang untuk ikut berpartisipasi untuk terlibat dalam kampanye. Pada kegiatan ini, peserta mengisi penuh mu-lutnya dengan makanan dan diminta untuk berbicara. Faktanya, hampir semua tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Tantangan ini bertujuan menyampaikan pesan kepada mas-yarakat untuk mencoba mengerti keadaan anak autisme, tatkala bagaimanapun mereka sesungguhnya memiliki akal budi, mereka mengalami kesulitan untuk mengutarakan perasaan dan keinginannya.

Untuk mengedukasi masyarakat secara leb-ih mendetail dan menyeluruh, dr. Giyayanti Hadisukanto SpKJ (K) dan seorang terapis dari Yayasan Indriya turut diundang sebagai pem-bicara dan tamu kehormatan di acara seminar yang diselanggarakan di TK Pakuan Bogor dengan ibu-ibu muda sebagai sasarannya. Kesuksesan acara ini dapat dilihat dari beta-pa antusias dan tertariknya para pendengar mengenai isu autisme. Selain mengedukasi masyarakat luas, gadis berambut panjang ini juga tak lupa untuk menyebarkan informa-si ini pada komunitas yang lingkupnya lebih sempit, yaitu antar mahasiswa kedokteran, yang juga merupakan calon orang tua bagi penerus-penerus bangsa di masa mendatang.

Singkatnya, perempuan asal Bogor ini men-gangkat tema Autism Awareness dengan harapan bahwa masyarakat akan semakin waspada dan “Spot the Signs,” dengan men-genali tanda-tanda autisme sejak dini serta menjadi cepat dan tanggap untuk mengam-bil langkah yang tepat dalam penanganan. Dengan banyaknya sumber informasi seperti internet dan sosial media, selain dari kampa-nye sosial kali ini, diharapkan semua kalangan dapat saling berbagi informasi untuk mewu-judkan masa depan yang lebih baik.

AUTISM AWARENESS CAMPAIGN

| 33

Page 34: Korpus FKUI Okt 14

34

|B

EM T

OD

AY

siap membantunya mewujudkan visi itu.

“Kita tentu memang harus mengevaluasi diri terkait apa saja yang kita lakukan, karena it-ulah selalu ada evaluasi kaderisasi berkelan-jutan pada setiap tingkatnya. Saya berharap, setiap anggota saya dapat melakukannya dengan baik.”

PSAF ini terlihat berbeda dari biasanya. Hal ini dikarenakan PSAF tahun 2014 ini adalah PSAF pertama yang melibatkan wilayah kampus Rumpun Ilmu Kesehatan, Depok. Bukan hanya itu, adaptasi dari beberapa panitia yang ma-sih belum mengenal baik wilayah dan fasilitas yang ada di Depok.

“Inilah salah satu hal baru, yang dapat menghambat, tetapi juga sekaligus mem-

KaderInTeaching

Kaderisasi yang dilaksakan bukan hanya di-tujukan kepada para mahasiswa baru, tetapi juga mahasiswa-mahasiswa yang sudah lama berada di Fakultas Kedokteran Universitas In-donesia. Hal inilah yang dikenal sebagai ka-derisasi berkelanjutan, yang memang akan selalui dieevaluasi di setiap tingkat agar dapat dilihat sudah seberapa dalam nilai-nilai sev-en-stars doctor didalami oleh setiap anggota IKM FKUI.

“Jika tidak memiliki integritas sebagai seorang dokter, mungkin memang sebenarnya orang tersebut kurang cocok untuk menjadi seorang dokter,” ujarnya menekankan.

Tentu saja saudara Bramantya tidak sendi-ri dalam mengerjakan pekerjaannya ini. Ia dibantu oleh teman-temannya yang berasal dari departemen yang sama. Ia memiliki per-sonil-personil di dalam departemennya yang

Tahun ajaran baru, suasana baru, pelajaran baru, dan tentu saja tidak tertinggal, mahasiswa baru. Pengenalan Sistem Akademik Fakultas, atau biasa disingkat

PSAF, merupakan salah satu agenda kegiatan mahasiswa baru yang membuat BEM sangat sibuk. Hal ini juga dibenarkan oleh saudara Bramantya Wicaksana,

kepala Departemen Kaderisasi BEM FKUI.

Kader & Co

Inovasi dalam

Page 35: Korpus FKUI Okt 14

| 35B

EM T

OD

AY

beri penyegaran dalam kegiatan PSAF,” ucap saudara Bramantya Wicaksana, selaku ketua pelaksanaan PSAF tahun 2014 ini.

Melalui PSAF ini, ia berharap agar mahasiswa baru menjadi mahasiswa-mahasiswa yang visioner, dan memiliki cita-cita yang tinggi. Sambil tertawa, dirinya juga mengakui, bah-wa nilai-nilai yang ia tanamkan itu sebenarnya memang juga berasal dari dirinya sendiri.

“Saya mengakui jika saya adalah seoarng yang visioner.”

(a yakin, walaupun mahasiswa baru pasti ma-sih memiliki pikiran negatif, mereka masih perlu belajar banyak hal sebelum mulai berke-giatan di FKUI. Mereka sendiri mengerti, be-gitu banyak konsekuensi yang harus mereka ambil.

“Tentu tidak semua maba (mahasiswa baru) dapat secara penuh berpikir positif akan apa yang akan kita kerjakan pada kegiatan kami, baik di PSAF maupun selama mengikuti Ma-bim (Masa Bimbingan) nantinya. Tapi, saya percaya bahwa mereka akan menunjukkan kesatuan mereka sebagai angkatan.”

“Sebagai angkatan baru di FKUI, terlebih lagi mereka berasal dari berbagai daerah yang memiliki latar belakang, tradisi, juga agama yang berbeda, mereka harus bisa menjadi satu angkatan yang kokoh untuk bertahan mengh-adapi dunia akademik maupun non-akademik yang ada di Depok.”

Masa bimbingan bersangkutan dengan mem-persiapkan anggota IKM yang belum aktif un-tuk bisa nantinya menjadi anggota IKM yang aktif. Semuanya sudah tertulis dan tentunya menjadi ketentuan untuk semua orang yang menjadi anggota IKM FKUI.

Melewati serangkaian kegiatan yang bukan hanya menghabiskan banyak waktu, tetapi juga banyak sumber daya. Kata-kata “esensi” menjadi salah satu kata yang akan sering dan bahkan selalu dikumandangkan di dalam ke-giatan ini.

“Bukan tidak mungkin kita masing-masing in-gin berkarya ke tempat yang jauh, sebut saja daerah pedalaman, atau tempat lainnya. Jadi tradisi yang benar harus memang dibawa.”

“Menjadi dokter yang biasa saja semua juga bisa. Jadilah dokter yang visioner, dan gapa-ilah visi itu hingga tingkat setinggi apapun.”

Kata-kata tersebut keluar beberapa kali dalam wawancara ini. Dengan mendukung setiap an-ggota IKM FKUI dengan nilai-nilai yang tepat, mereka akan siap memasuki dunia organisasi sekaligus perkuliahan dengan baik dan benar.

“Jangan mau menjadi dokter biasa.”

Masa Bimbingan

Pesan-Pesan

Page 36: Korpus FKUI Okt 14

36

|C

AD

OK

GA

UL

Siapa bilang jalan-jalan di galeri museum itu membosankan? Pasti belum pernah mencoba ke museum ini. Di sini, pengunjung disambut oleh “para mantan” penghuni Mesir ribuan ta-hun lalu, khas dengan balutan heliks kain pu-tih kusam. Ya, galeri mummy Mesir. Terletak di Philadelphia, Amerika Serikat, galeri ini mer-upakan bagian dari Museum Penn. Tidak ha-nya berjumpa dengan mummy, pengunjung galeri juga dapat melihat langsung cara Mesir terdahulu membuat mummy.

Galeri Mummy Mesir

Yuk, bikin mummy!

Mengenal MummyDi sini, pengunjung ditemukan dengan mum-my Mesir. Bagi yang sudah pernah melihat film ”The Mummies” pasti tidak asing dengan bentuknya. Berbalut kain mirip perban alias lignin dari kepala hingga ujung kaki setebal empat balutan. Tidak semua mummy masih berbalut lignin, ada juga yang sengaja dibuka untuk diperlihatkan. Rata-rata mummy yang berusia sekitar 5500-an tahun menambah suasana ke-mistis-an tersendiri.

Setelah puas berkenalan dengan mummy, pe-ngunjung dapat melihat demonstrasi mumi-fikasi atau pembuatan “cadaver” ala Mesir. Awalnya, mumifikasi di Mesir Kuno ini muncul karena kepercayaan adanya kehidupan setelah mati. Mereka percaya kelak akan hidup kem-bali dengan jasad yang sama sehingga timbul keinginan untuk menyimpan jasad hingga mereka “pakai” kembali. Mummy Mesir yang

Mumifikasi

paling tua termumifikasi secara alami. Mereka yang mati, dikubur dangkal di bawah gurun hingga kering bersama timbunan pasir akibat sinar matahari dan iklim yang kering.

Proses pembuatan mummy ini yang didemon-strasikan oleh galeri Mummy adalah proses yang sudah berkembang. Setelah organ da-lam (selain jantung) dan otak dikeluarkan, jasad dimasukkan ke dalam natron (mirip garam) hingga mengering. Setelah menger-ing barulah jasad dimandikan, diberi suatu “racikan”, dan dililit lignin. Terlihat sederhana, tetapi proses ini memakan waktu 70 hari. Jadi, siap ikut bikin mummy?

Page 37: Korpus FKUI Okt 14

| 37C

AD

OK

GA

UL

Page 38: Korpus FKUI Okt 14

38

|C

AD

OK

GA

UL

Punya ayah seorang konsultan dalam bidang penyakit infeksi yang terkemuka di masanya menjadi suatu motivasi tersendiri bagi Barron H. Lerner untuk meniti karier di bidang kedokteran. Ayahnya yang dikenal ramah dan disayang pasien-pasiennya, bahkan masih dikenang setelah beliau meninggal, menimbulkan decak kagum tersendiri pada diri Barron. Ibaratnya, kata “sempurna”-lah yang paling menggambarkan kualitas ayahnya, Philip Lerner, sebagai seorang dokter pada masa itu.

DILEMA DOKTER

YANG "SEMPURNA”

DILEMA DOKTER

YANG "SEMPURNA”

Tapi, apa yang terjadi ketika Lerner menemukan fakta bahwa selama bertahun-tahun ayahnya kerap kali melakukan permainan “playing God”? Dari jurnal-jurnal pribadi ayahnya, Lerner menemukan bahwa ayahnya melakukan banyak tindakan yang bertentangan dengan etik kedokteran yang ia anut selama ini. Dalam suatu bagian jurnalnya, Philip Lerner menceritakan bagaimana ia yang seorang senior konsultan penyakit infeksi menghalangi kolega-koleganya untuk melakukan resusitasi pada pasien sekarat yang tidak memiliki DNR order. Philip Lerner menindih pasien tersebut hingga beberapa waktu sampai kolega-koleganya menyerah melakukan resusitasi dan akhirnya pasien tersebut meninggal dunia. Pada beberapa kesempatan, Philip Lerner tidak menginformasikan bahwa salah satu pasien kankernya berada dalam fase terminal dan mengambil keputusan tanpa melibatkan keluarga pasien.

38

|

Page 39: Korpus FKUI Okt 14

| 39C

AD

OK

GA

UL

Membaca jurnal-jurnal pribadi ayahnya dan belajar lebih dalam mengenai bioetik kedokteran, Lerner sampai pada suatu fase tercengang dan mempertanyakan praktik kedokteran yang dijalankan ayahnya selama ini. Seorang dokter panutan yang menyayangi pasiennya, bertalenta, dan sangat luar biasa selama bertahun-tahun ternyata melakukan praktik kedokteran yang bertentangan dengan etik kedokteran yang ada saat ini.

“The Good Doctor” bukanlah suatu kisah sejarah biasa. Kisah ini bukanlah sebuah cerita

Barron H. Lerner

fiksi atau film yang dibuat oleh sutradara terkenal. Kisah ini adalah cerita nyata pahitnya sejarah kedokteran, bagaimana praktik-praktik dokter didikan tahun 1950-an yang masih sangat terbatas dalam hal bioetik. Pada masa Philip Lerner menempuh pendidikan dokter, antibiotik masih tergolong suatu penemuan yang baru dan bahkan vaksin

polio yang sudah begitu awam bagi kita saat ini, belum ditemukan kala itu. Dokter benar-benar dianggap sebagai dewa. Dokter tahu segalanya dan keputusan dokter adalah suatu hal yang mutlak, yang terbaik bagi pasien, tidak peduli apapun risiko yang akan dialami pasiennya.

Pengalaman Philip Lerner tentu saja berbeda dengan yang dialami oleh anaknya, Baron H. Lerner, yang menulis kembali kisah ini. Ia menempuh pendidikan sekitar tahun 1980-an dimana pada masa itu teknologi dalam bidang

kedokteran, seperti CT Scan dan MRI mulai ditemukan dan autonomy pasien menjadi fokus dalam pelayanan kesehatan. Kini, dr. Barron H. Lerner bekerja sebagai seorang ahli dalam bidang bioetik, sejarah kedokteran, dan internis di NYU’s School of Medicine, dan telah menulis banyak buku. Tulisan-tulisan Lerner juga sudah banyak dimuat di The New York Times, The Atlantic, dan The Huffington Post.

Ketika, kita (sejujurnya) muak dengan kuliah etik kedokteran yang kita dapat

selama ini dan (sayangnya) kurang mengerti mengenai pentingnya semua hal itu, sangat saya sarankan untuk membaca buku ini. Dan, pada akhirnya kita kembali merefleksikan diri, sudahkan kita siap menjadi “the good doctor”?

Sudahkah kita siap menjadi “the good doctor”?

Page 40: Korpus FKUI Okt 14

40

|

D A R I U N T U KD: Kakak-Kakak di FKUIU: Adik-Adik 2014DU: Anggota IKM FKUI bertambah 229 orang! Selamat datang! dr. Andreas Koas Racun said, quoting Liverpool, “You’ll never walk alone”. Jadi jangan ragu ya untuk minta bantuan ke kami! :)

D: SatuU: 2012DU: Semangat tingkat 3nya! Semoga sukses Ligmed Baksos dan Risetnya!

D: AnonU: Kaum Adam FKUIDU: please be more gentleman-like and chivalrous toward everyone

D: dr. IkhsanU: PLD FKUIDU: Selamat, alhamdulillah sudah selesai UKMPPD nya. Moga semua yang ikut UKMPPD kemarin lulus 100%. Semoga kalian bisa segera internship :)

D: BuletU: Rizky EPYDU: Happy Birthdaaaayy sodara beda setaun seharii :D semoga rajin terus, ambi terus sampe lulus :D

D: LadyU: Official & Members CIMSA UIDU: I love you <3

D: 2012U: KemasDU: 2012 Satu Harmoni!

D: MachantaU: BelindaDU: Cepet sembuh non belin!!

D: Kakak KTBU: Calon adik KTB 2014DU: Holaaaaaa selamat bergabung dan bertumbuh dalam Kristus wuhuuuuu...

D: unknownU: IKM FKUIDU: Halo IKM :) siap siap dengan IKM kita yg berpisah jauh ya (salemba-depok) :””) dan jangan lupa siap siap untuk menyambut pemimpin kita yg baru, pemimpin IKM kita bersama, jadi bersiaplah untuk meramaikan suasana pemilihan!

D: 2013U: 2013DU: ABDI!

D: AbdulU: IKM FKUIDU: Indahnya kalau saling mendukung satu sama lain, sinergis atas nama FKUI. Bukan semua harus jadi organisatoris, tapi setiap orang menggunakan kesenangannya utk membangun FKUI... Rasa didukung oleh

D e n g a n U C A P A NDU

DU

40

|

Page 41: Korpus FKUI Okt 14

| 41

D A R I U N T U Ksejawat untuk berprestasi dalam bidangnya menjadi sesuatu yg harus kita pupuk. Buat teman2 yg hobi main bola, silahkan... Silahkan main dengan senang sampai jago dan kami akan dukung, buat teman2 yg senang riset silahkan... Silahkan buat riset2 yg mendobrak ilmu pengetahuan dan kami akan dukung. Silahkan... Silahkan lakukan yg kita senangi, sinergis saling mendukung atas nama FKUI. IKM FKUI, ayo berprestasi kami mendukungmu...

D: Aku yang gagal menemanimuU: Seorang anak kader 2013DU: Semangat kuliahnya, semangat mabimnya :)

D: Mahasiswa FKUIU: Tim KORPUSDU: Korpus tahun ini terbitnya lebih banyak dong

D: Caca fans clubU: CacaDU: Caca, kangen banget deh, sini Caaa... Hidup rasanya tidak berwarna tanpa dirimu

D: FKUI 2009U: Civitas FKUIDU: Terima kasih banyak atas kebersamaan selama 5 tahun di kampus perjuangan ini. Segala situasi dan kondisi yang terciptakan di FKUI membantu dan memudahkan kami

untuk tumbuh dari seorang siswa menjadi mahasiswa hingga akhirnya menjadi dokter. Salam sayang dari kami semua, semoga kesuksesan dan kemuliaan selalu menyertai jalan kita semua.

D: ChlorideU: NatriumDU: Natrium dan chloride emang bisa dipisahkan. Tapi mungkin suatu saat bisa menyatu kembali~

D: Hamba AllahU: Ami BestariDU: Hai ami Jangan nyerah ya hidup di BEM Siaplah tahun depan koor PSDM Sama jangan suka PHPin banyak laki2 dong, kasian Albi

D: AldiU: 2012DU: Semangat!

D: Korpus 2014U: IKM FKUIDU: Semoga makin cinta baca korpus ya dan bisa bermanfaat buat teman-teman semua ;)

D: 2012U: Kakak-Kakak FKUI 2009DU: Sukses selalu ya kak! We love you J Terimakasih buat bimbingannya!

D e n g a n U C A P A N DU

DU

| 41

Page 42: Korpus FKUI Okt 14

42

|PR

OFI

L

MATTHEW BILLY

Page 43: Korpus FKUI Okt 14

| 43

Sekilas tak ada yang berbeda pada sosok mahasiswa tinggi, berkulit putih dan berkacamata seperti Matthew Billy. Namun di balik sosoknya yang sederhana, Matthew Billy merupakan seorang mahasiswa dengan segudang prestasi yang juga aktif dalam berorganisasi. Selain menjuarai berbagai kompetisi ilmiah, Billy, panggilan akrab Matthew Billy, juga pernah menjadi ketua NMGBC, yaitu kompetisi yang menguji pengetahuan medis dan biologi para pesertanya. Pada kesempatan kali ini Korpus mewawancarai Matthew Billy yang baru saja mengikuti lomba di Malaysia. Menarik sekali!

Halo Billy, selamat pagi! Sekarang sedang sibuk apa saja?

Pagi! Dalam organisasi internal di FKUI, saya aktif sebagai anggota LPP dan AMSA. Menjelang masuk, kegiatan organisasi jadi makin sibuk, dan hal ini terjadi di kedua badan (organisasi) saya: AMSA sedang mempersiapkan acara ‘Preparation for International Competition,’ salah satu proker divisi akademik, sedangkan LPP sedang mempersiapkan acara ‘Pelatihan SPSS’ di tanggal yang sama, yaitu 13 September 2014! Yang lebih mengejutkan, pada tanggal tersebut saya mengikuti lomba di Palembang, yaitu SPORA, dan harus mempersiapkan diri sehingga tidak bisa ikut di kedua acara tadi. Selain itu saya adalah salah satu anggota Seksi Pendidikan di Senat angkatan, sehingga harus aktif membantu angkatan saya (2012) untuk survive di akademik agar bisa lulus bareng- bareng. Amin!

Oh iya saya juga mengikuti organisasi eksternal FKUI, yaitu JAMSA, Journal of The Asean Medical Student Association. Di JAMSA saya menjabat di bagian editor yang bertugas menyeleksi paper-paper dalam jurnal ini dan JIMKI, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, bagian redaksional.

Wah, kegiatannya padat sekali ya Bily! Lalu, bagaimana cara Billy menyeimbangkan organisasi dan akademis?

Yang harus diingat adalah positive thinking bahwa antara akademis dan organisasi memang harus seimbang. Beberapa orang mengutamakan akademik karena berpendapat organisasi tak ada gunanya dan hanya membuang waktu. Beberapa orang justru terlalu mengutamakan organisasi dengan alasan lebih seru dan terkadang menjadi ‘jalan keluar’ dari akademis yang sulit. Bagi saya pribadi, saya berpikir bahwa kedua hal tersebut bisa saling mengisi. Akademis berguna untuk bekal menjadi dokter nanti yang sebagian besar fungsinya dari otak kiri, sedangkan organisasi bisa melatih softskill dan kreativitas saya, yang mana merupakan fungsi dari otak kanan. Apabila kita dapat menyeimbangkan otak kiri dan kanan, hal tersebut akan berguna bagi profesi dokter, yang bukan hanya science tapi juga ‘art’.

Setuju! Memang menjadi dokter itu tidak cukup dengan pintar saja. Nah Billy, apakah pernah merasakan sebuah kegagalan?

Pernah! Baru saja saya mengikuti lomba 12th Inter-Medical School Physiology Quiz (IMSPQ) di Malaysia. Saya dan beberapa teman dari FKUI lolos di babak written test, tetapi tidak lolos di babak selanjutnya yaitu oral session.

Lalu, bagaimana cara menghadapi kegagalan tersebut dan moving forward?

PRO

FIL

Page 44: Korpus FKUI Okt 14

44

|

Pasti sedih rasanya! Tetapi saya tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan. Harus maju! Moving forward! Lagipula, saya sudah mendapat pengalaman yang banyak di sana baik segi ilmu maupun koneksi dengan mahasiswa kedokteran dari seluruh penjuru dunia. Hasil ini pasti sudah yang terbaik yang Tuhan berikan, tidak usah ada yang dikecewakan. Lagipula tahun depan saya ingin mengikuti lomba ini lagi! Tentu dengan pengalaman dari keikutsertaan tahun ini dan keinginan yang lebih kuat untuk menang. Seharusnya tahun depan bisa menang! Doakan ya!

Boleh tidak Billy memberikan quote yang menginspirasi kehidupan sehari-hari? Agar teman-teman pembaca Korpus bisa ikut terinspirasi untuk berprestasi seperti Billy.

‘Never feel satisfied until you reach the highest peak’ dan ‘Do your best, and God will do the rest.’

Quote pertama mungkin terdengar ambisius ya? Haha. Tidak apalah karena kalau tidak ada itu, kita tidak bisa memacu diri untuk menjadi lebih baik lagi to be a better doctor.

Menurut saya yang terpenting tidak merugikan

orang lain atau MT—makan temen— istilahnya. Setelah

itu, setelah kita lakukan yang terbaik,Tuhan akan mengatur hasilnya. So, tidak usah kecewa dengan hasil yang didapat jika tidak sesuai dengan keinginan karena itulah yang terbaik yang diberikan oleh Tuhan.

Terima kasih ya Billy atas waktunya. PRO

FIL

PRO

FIL

Page 45: Korpus FKUI Okt 14

| 45

Semoga Billy dapat semakin berprestasi dan membanggakan nama FKUI!

Aamiin aamiin!

Sekilas daftar prestasi Matthew Billy:

• First winner in Scientific Paper Competition in Scientific Fair, Universitas Diponegoro

• First winner in Scientific Paper Competition in Lomba Karya Tulis Ilmiah – ‘World TB day’, Rumah Sakit Paru Jember, Jember at March 24th – 25th 2014

• Second winner in Scientific Poster Competiton in Scientific Atmosphere 7, Universitas Udayana, Bali at February 20th-23th 2014

• First winner in Scientific Paper Competition in Indonesian

Medical Student Training and Competition (IMSTC)

2014, Universitas Rinjani at

February 27th –

March 2nd 2014

• First winner in Scientific Poster

Competition in Atmacordis - ADRENALINE, Atmajaya Catholic University at February 5th-15th 2014

• First Rank at Academic in batch 2012 Grade 1

• Gold Medalist in Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) of Research Project in Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM) 2013 Universitas Indonesia at September 30th – October 8th 2013

• First winner in ‘Survey Gateway’

PRO

FILPR

OFIL

Page 46: Korpus FKUI Okt 14

46

|

proposal competition by Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu dan Bayi (ATKIB) UI at December 3th 2013

• Fourth winner in Scientific Poster competition in Pre Conference Competition (PCC) Asian Medical Students’ Association (AMSA) Indonesia

• Top five in National Research Proposal Competition (NRPC) Asian Medical Students’ Association

12-15th 2013

• Third Winner in Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) of Research in Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM) 2013 Faculty of Medicine, Universitas Indonesia at July 27th 2013

• Third Winner in Medical Competition of Cardiology and Respiratory Medicine in Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM) 2013 Faculty of Medicine, Universitas Indonesia at July 27th 2013

• First winner in Review Article Competition Anggota Muda Lembaga Pengkajian dan Penelitian (LPP) BEM IKM FKUI

• Participant in Gagasan Tertulis Scientific Fair 2013 by Universitas Diponegoro

• Participant in PKM Penelitian by Pendidikan Tinggi (Dikti) Indonesia

• Second Place Winner in National Medical and General Biology Competition (NMGBC) 2012 by AMSA, University of Indonesia

• Gold Medalist for Biology in 10th Nasional Science Olympiad 2011

• First Place Winner in BIOSCOPE - Biotechnology Science Competition and Open House 2011

• Second Place Winner in Biology and Dentistry Competition in Open House FKGUI 2011 – Be a Dentist, Be Different

• Silver Medalist for Biology in 9th Nasional Science Olympiad 2010

PRO

FIL

PRO

FIL

(AMSA) Indonesia for AMSC 2014

• First Winner in Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) of Research in Olimpiade Ilmiah Mahasiswa (OIM) 2013 Faculty of Medicine, Universitas Indonesia at July 27th 2013

• Silver Medal in Medical Olympiad of Scientific Project and Olympiad of Sriwijaya (SPORA) 2013 Universitas Sriwijaya at Universitas Sriwijaya, Palembang, September

Page 47: Korpus FKUI Okt 14

| 47

• Finalist for National Biological Competition in Bogor Agricultural University 2010

(prinnisa)

PRO

FIL

Page 48: Korpus FKUI Okt 14

48

|

1       1    

5    

   

     

 7  

 

     

2                                

    2  

     

 3              

 4                                                

     

       

     

     

 

     

     

5           8      

     

     

     

     

 

     

     

     6                              

 

     

7                          

 

8                                    

   

 

9                    

3    

   

     

 

     

     

10                                  

 

     

6    

11           4                  

 

     

     

     

   

     

     

 

     

     

12                      

 

       

Mendatar  1.  Semua  nyeri  dada,  bila  belum  terbukti  lain,  harus  didiagnosis  sebagai…  2.    Proteinuria,  hipoalbuminemia,  dan  edema  merupakan  ciri  khas  dari  sindrom…  3.  Badan  siliaris,  koroid,  dan  iris  terletak  pada  lapisan  …    4.  Obat  anti-­‐artimia  dengan  efek  samping  sindrom  menyerupai  lupus  5.  Protein  strukturan  untuk  menstabilkan  myosin    6.  Kelenjar  pada  saluran  pernapasan  merupakan  perkembangan  dari  …    7.  Insufisiensi  katup  jantung  menyebabkan  terjadinya  ….    8.  Paru-­‐paru  tidak  kolaps  karena  memiliki  surfaktan  yang  bersifat  …  9.  Nervus  yang  mempersarafi  arkus  aorta  10.  Perubahan  cis-­‐retinal  menjadi  trans-­‐retinal  11.  Pengendapan  eritrosit  membentuk  formasi  ….  12.  Sel  yang  menghasilkan  Lisozim  pada  saluran  pencernaan    

Menurun  

Quiz berhadiah Rp 150.000!!!Kirimkan bukti lembaran jawabanmu (berupa scan/foto) ke email [email protected] dengan subjek: JawabanQuiz-OktoberApabila foto kurang jelas, lampirkan jawaban yang telah diketik pada email.

Menurun1. Produk ketogenesis yang diekskresikan melalui urin dan napas2. Pasien dengan dysuria, kalsifikasi ureter dan kandung kemih, serta baru saja pulang dari afrika, dugaan kasus tersebut … 3. Sefalosporin generasi pertama yang tidak dapat menembus sistem saraf pusat4. Apo CII pada HDL mengaktivasi … 5. Jenis abses hati dengan kasus terbanyak6. Efek meningkatnya kapasitas angkut CO2 karena menurunnya kadar OxyHb 7. Obat lini pertama gagal jantung akut8. Imunoglobulin berbentuk pentamer

Mendatar1. Semua nyeri dada, bila belum terbukti lain, harus didiagnosis sebagai…2. Proteinuria, hipoalbuminemia, dan edema mer-upakan ciri khas dari sindrom…3. Badan siliaris, koroid, dan iris terletak pada lapisan … 4. Obat anti-artimia dengan efek samping sindrom menyerupai lupus5. Protein strukturan untuk menstabilkan myosin 6. Kelenjar pada saluran pernapasan merupakan perkembangan dari … 7. Insufisiensi katup jantung menyebabkan terjad-inya …. 8. Paru-paru tidak kolaps karena memiliki surfaktan yang bersifat …9. Nervus yang mempersarafi arkus aorta10. Perubahan cis-retinal menjadi trans-retinal11. Pengendapan eritrosit membentuk formasi ….12. Sel yang menghasilkan Lisozim pada saluran pencernaan

QUIZQUIZ