1 Manfaat Unsur Hara Makro Dan Zpt Pada Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Kebijakan pemerintah mengenai pencabutan subsidi pupuk dan pembebasan tata niaganya sejak tanggal 1 Desember 1998, mengakibatkan harga pupuk semakin mahal dan sering terjadi kelangkaan pupuk pada beberapa tempat di lapangan (Sudika, 2000). Petani tidak mampu membeli pupuk sesuai dengan kebutuhannya, dan hal ini dapat menyebabkan dosis pupuk yang diterapkan sangat bervariasi. Hasil tanaman yang maksimal tidak akan dapat dicapai bila dosis pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan optimal tanaman dan status kesuburan tanah setempat (PPT, 1993). Penggunaan pupuk yang tepat (jenis, dosis, waktu dan cara) akan sangat menguntungkan baik secara ekonomis, teknis, sosial, maupun kesehatan lingkungan. Untuk mendapatkan dosis pupuk yang efisien dan rasional, maka diperlukan dukungan data mengenai status kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman akan unsur hara (Kadir dan Karo, 2006).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Manfaat Unsur Hara Makro Dan Zpt Pada Tanaman Kopi (Coffea Sp.)
Kebijakan pemerintah mengenai pencabutan subsidi pupuk dan pembebasan
tata niaganya sejak tanggal 1 Desember 1998, mengakibatkan harga pupuk
semakin mahal dan sering terjadi kelangkaan pupuk pada beberapa tempat di
lapangan (Sudika, 2000).
Petani tidak mampu membeli pupuk sesuai dengan kebutuhannya, dan hal
ini dapat menyebabkan dosis pupuk yang diterapkan sangat bervariasi. Hasil
tanaman yang maksimal tidak akan dapat dicapai bila dosis pupuk tidak sesuai
dengan kebutuhan optimal tanaman dan status kesuburan tanah setempat
(PPT, 1993).
Penggunaan pupuk yang tepat (jenis, dosis, waktu dan cara) akan sangat
menguntungkan baik secara ekonomis, teknis, sosial, maupun kesehatan
lingkungan. Untuk mendapatkan dosis pupuk yang efisien dan rasional, maka
diperlukan dukungan data mengenai status kesuburan tanah dan kebutuhan
tanaman akan unsur hara (Kadir dan Karo, 2006).
Sabihan dan Anas (2000) mengatakan penyusunan rekomendasi pemupukan
yang sesuai dengan status kesuburan tanah adalah menjadi tujuan penelitian
kesuburan tanah pada saat ini. Hal ini sangat penting mengingat penggunaan
pupuk yang tidak berimbang atau rasional (misalnya N, P, K) secara terus
menerus pada lahan pertanian akan mempercepat pengurangan unsur hara lain
seperti Ca, Mn, S, Cu dan Zn.
Rehabilitasi kebun kopi merupakan kegiatan untuk memulihkan kondisi
kebun kekeadaan yang lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat.
Rehabilitasi tanaman dilakukan pada populasi tanaman yang telah berkurang
2
karena kesalahan kultur teknis (pemupukan), serangan hama penyakit, serta
kekeringan sehingga produksi rendah dan tidak menguntungkan
(Iklanbaliku, 2009).
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui manfaat unsur hara makro dan ZPT pada
Kopi (Coffee sp.)
Kegunaan Penulisan
Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi komponen penilaian di
Laboratorium Budidaya Tanaman Penyegar, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, Medan dan Sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan informasi.
3
Botani Tanaman
Menurut Iklabaliku (2009) klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) adalah
(koumarin, kaemferol) berantagonis dengan IAA. Atonik untuk meningkatkan
produksi tanaman tergolong senyawa polifenolik (Arief, 2011).
Triacontanol merupakan alkohol berantai panjang yang dapat menaikkan
klorofil dan hasil tanaman. Poliamin (misalnya Putresin/Diamin,
Spermidin/Triamin dan Spermin/Tetraamin) berperan mendorong dan membentuk
makromolekul, stabilitas membran, mengontrol struktur protein dan aktifitas
enzim dan memperlambat senesens. Brasinolida dapat menaikkan hasil,
menaikkan ketahanan terhadap suhu dingin, toleran terhadap garam tinggi dan
toksisitas herbisida. Brasinolida berpengaruh juga menyerupai auksin, giberelin
dan sitokinin (Joko dan Anggi, 2012).
Menurut PPT (1993) beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemberian ZPT eksogen di antaranya:
1) ZPT harus sampai di jaringan target (tergantung formulasi ZPT,
konsentrasi, cara pemberian, waktu pemberian dan lingkungan);
2) ZPT harus berada cukup lama di jaringan target. Hal ini tergantung dari
sifat translokasi ZPT dan persistensinya
3) ZPT yang diberikan akan berinteraksi dengan fitohormon, bisa
aditif/sinergis dengan fitohormon pendorong (auksin, GA, sitokinin) atau
antagonis dengan kelompok penghambat (ABA, etilen, senyawa fenolik);
4) Bagian tanaman yang sehat memberi respon.
16
KESIMPULAN
1. Beberapa kegiatan pemeliharaan tanaman kopi di antaranya: Penyulaman,
penggemburan tanah, pemangkasan, pengendalian hama, penyakit dan
gulma; pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh.
2. Pemupukan bermanfaat memperbaiki kondisi tanaman, meningkatkan
produksi, mutu hasil, dan stabilisasi produksi.
3. Kekurangan N dapat dilihat dari daun berwarna pucat hingga kuning,
pertumbuhan tanaman lemah dan merana, hasil merosot.
4. Selesai pembungaan, P diangkut ke biji dan disana mempengaruhi
pemasakannya. Unsur ini juga mempengaruhi kecepatan pertumbuhan dan
pembentukan buah, sehingga menentukan produktivitas tanaman. P
berfungsi juga dalam respirasi, sintesis klorofil.
5. Kekurangan K, timbul gejala warna daun pucat, tepi daun mengering,
mudah timbul penyakit die back.
6. Mg merupakan bagian dari molekul klorofil, diperlukan tidak spesifik oleh
sejumlah besar enzim yang terlibat dalam transfer fosfat.
7. Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang
dalam konsentrasi rendah (<1 mM) mendorong, menghambat atau secara
kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
17
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. W. 2011. Budidaya Kopi Konservas. C.I Indonesia.
Didiek H.G dan Yufnal A. 2008. Teknologi Budidaya Tanaman Kopi. Balai Penelitian Biotek Perkebunan Indonesia.
Foth H.D. 1990. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Edisi ketujuh. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Iklabaliku. 2009. Cara Meningkatkan Produuktivitas Tanaman Kopi. http://Iklanku.com Diakses 19 Oktober 2014
Irfanda, M. 2010. Pemeliharaan dan Pemupukan Kopi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Joko, P. dan S. R. Anggi. 2012. Pemupukan dan Pengairan Tanaman Kopi. Balai Pengkajian teknologi Pertanian Jawa Tengah.
Kadir, S. dan M.Z Karo. 2006. Pengaruh pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi kopi Arabika, Jurnal Agrivigor Vol.6 (1) : 85 – 92.
PPT. 1993. Kombinasi Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Status Kesuburannya. Bogor.
Sabihan S. dan Anas. 2000. Perkembangan Ilmu dalam Bidang Kimia, Biologi dan Kesuburan Tanah. Prosseding Kongres Nasional ke VII HITI Bandung.
Sudika, 2000. Kebijaksanaan Penggunaan Pupuk Alternatif melalui Program Bimas. Makalah Pertemuan Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Bimas Propinsi Bali, Denpasar.