Top Banner
VERSHIRE COMPANY Disusun Oleh Kelas-A : Wildan Izzatur R (098 694 005) Dhimas Puguh N. (098 694 011) Nisa Septarini (098 694 027) Bayu Aji P. (098 694 028) Husen Abdul G. (098 694 050)
36

Konvergensi PSAK - IFRS

Jul 21, 2015

Download

Documents

Dhimaz Jelex
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

VERSHIRE COMPANYDisusun Oleh Kelas-A :Wildan Izzatur R Dhimas Puguh N. Nisa Septarini Bayu Aji P. Husen Abdul G. (098 694 005) (098 694 011) (098 694 027) (098 694 028) (098 694 050)

Pertanyaan Kasus VERSHIRE COMPANY1. Jelaskan Kelebihan dan kelemahan dari System Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (SPPM) Vershire Company ! 2. Telusuri proses penganggaran laba di awali pada bulan Mei Desember pada rapat dewan direktur dan Jelaskan aktivitas tiap langkah dalam proses dan tunjukkan masing masing ! 3. Haruskah manajer pabrik di Vershire Company bertanggung jawab atas laba perusahaan ? Jelaskan ! 4. Bagaimana menilai sistem evaluasi yang dilakukan perusahaan pada tampilan 2 dan 3? 5. Apakah anda akan mendesain ulang terhadap struktur SPPM di Vershire Company ?

1. Jelaskan Kelebihan dan kelemahan dari System Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (SPPM) Vershire Company ! Kekuatan: Vershire company merupakan perusahaan yang berada dalam industri yang sangat kompetitif. Seperti yang telah diuraikan melalui analisis porter diatas bahwa perusahaan yang berada dalam industri alumunium can tidak ada yang mempunyai posisi kuat. Jumlah penjualan produknya sangat dipengaruhi oleh perubahan harga jual, luas pasar industri ini juga kurang luas karena banyaknya competitor dan bargaining power dari pembeli yang amat tinggi. Untuk tipe perusahaan yang menghadapi kondisi semacam ini lebih baik untuk menggunakan budget yang berjangka pendek karena kondisi tidak stabil. Vershire menggunakan budget dengan tipe jangka pendek sehingga sudah baik dalam hal perencanaanya.

Perencanaan anggraan baik penjualan maupun produksi dilimpahkan kepada masing-masing divisi dan pabrik, sehingga anggaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi dan pabrik. Melakukan inspeksi dari pihak atas perusahaan ke pabrik pabrik secara langsung yang mencerminkan perhatian dari atasan ke bawahan. Inovasi terhadap campuran alumunium dan baja sehingga menjadi kemasan lebih ringan dapat mengurangi biaya transportasi dan memudahkan dalam pembentukan kemasan, pendaurulangan dan penggambaran pada kemasan. Memiliki system anggaran yang kaku, artinya akan sulit dirubah ketika sudah disahkan. Dengan begitu perusahaan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan. Oleh karena itu, sebaiknya anggaran disusun se-relevan mungkin dengan kondisi perusahaan san lingkungan selama tahun berjalan.

Perencanaan anggraan baik penjualan maupun produksi dilimpahkan kepada masing-masing divisi dan pabrik, sehingga anggaran sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi dan pabrik. Perencanaan anggaran dibuat secara tahap demi tahap yang sangat teliti dengan berbagai macam kondisi dan dampaknya, sehingga kecil kemungkinan anggaran akan meleset. Perencanaan melibatkan peran seluruh level manajer, dan dikendalikan oleh staff controller sehingga kecil kemungkinan untuk terjadi penyalahgunaan anggaran. Pengendalian untuk pusat biaya operasional lebih diarahkan untuk meminimalisir biaya-biaya operasi yaitu dengan jalan menetapkan besarnya biaya standar yang selanjutnya digunakan sebagai tlok ukur. System peramalan penjualan dari bawah ke atas yang dapat menghasilkan komitmen untuk mencapai target yang ditetapkan kepada bawahan.

Kelemahan: Prosedur perencanaan dan pengusulan anggaran terlalu berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang lama. Anggaran (terutama bagian manufaktur) dibuat berdasarkan anggaran yang diajukan oleh pihak lain (bagian penjualan), dengan demikian anggaran tersebut menjadi tidak relevan dengan kondisi devisi. Penilaian prestasi dan kinerja manajer pabrik yang menggunakan tingkat profitabilitas kurang baik. Karena membandingkan antar pabrik yang mungkin jenis produk dan kapasitas pabriknya berbeda. System insentif hanya diukur berdasarkan keberhasilan divisi dalam memenuhi target keuntungan yang dicantumkan dalam anggaran dan hanya diberikan kepada beberapa orang saja, sehingga tidak memotivasi karyawan bawah untuk bekerja lebih baik.

Penilaian prestasi seharusnya dipakai sebagai alat untuk mengukur efisiensi sehingga manajer pabrik tidak melakukan hal-hal yang mengurangi mutu dan kualitas untuk memenuhi standar efisiensi. Insentif bagi manajemen memunculkan kompetisi di dalam pabrik antara lini produksi dan departemen untuk mengejar efisiensi biaya. Vershire Company hanya melaporkan secraa sederhana laporan evaluasi kinerja untuk sebuah pabrik dengan menggunakan perhitungan selisih atau varians yang kinerjanya tidak dapat menunjukkan sebab sebab terjadinya selisih tersebut. Anggaran yang sudah disetujui akan sulit diubah kembali dengan menggunakan macam macam biaya yang sudah dianggarkan dan biaya yang sesungguhnya. Kinerja manajemen hanya dilihat dari laba yang yang merupakan masa lalu dan tidak dilihat dari kualitas produk.

2. Telusuri proses penganggaran laba di awali pada bulan Mei Desember pada rapat dewan direktur dan Jelaskan aktivitas tiap langkah dalam proses dan tunjukkan masing masing ! Pada bulan Mei, setiap kepala divisi yang ada di Bagian Penjualan menyusun laporan awal yang ditujukan untuk manajemen perusahaan yang berisi prediksian penjualan, pendapatan, dan kebutuhan kapital. Laporan yang dibuat oleh kepala divisi dalam Bagian Penjualan kemudian ditangani oleh staff riset perusahaan. Staff riset inilah yang bertugas menyusun laporan tersebut menjadi bentuk anggaran/forecast dengan dilengkapi data-data ekonomi dan analisis-analisis pasar. Fore cast ini diteliti kesesuaiannya denga tujuan perusahaan. Setelah forecast selesai dibuat dan telah diteliti, forecast kemudian dikembalikan ke kepala divisi di Bagian Penjualan untuk dipelajari dan dikompilasikan dengan forecast buatannya sendiri.

Seluruh forecast/anggaran kemudian diserahkan kepada Kepala Bagian Penjualan untuk direvisi atau disetujui . Anggaran yang telah disetujui oleh pihak puncak kemudian diteruskan ke divisi-divisi dalam Bagian Manufaktur. Bagian Manufaktur menyusun anggaran yang berdasar dan harus sesuai dengan anggaran yang telah dibuat oleh Bagian Penjualan. Controller memeriksa anggaran yang telah dibuat oleh Bagian Manufaktur sebelum akhirnya dikirim ke Divisional General Manager paling lambat tanggal 1 September. Setelah Divisional General Manajger menyetujui anggaran yang telah dibuat, anggaran ini kemudian diajukan ke CEO Vershire. Anggaran konsilodasian disetujui oleh dewan direksi pada bulan Desember.

3. Haruskah manajer pabrik di Vershire Company bertanggung jawab atas laba perusahaan ? Jelaskan !Aktivitas produksi/ manufaktur biasanya digolongkan ke dalam kegiatan pusat biaya, penilaian prestasi manajemen dilakukan atas dasar perbandingan prestasi pengelolaan biayanya dengan standar biaya dan anggaran biaya overhead. Namun, masalah dapat timbul karena prestasi biaya standar sesungguhnya tidak dapat dipakai sebagai ukuran tentang seberapa baik pelaksanaan kegiatan produksi. Sebagai contoh pengendalian mutu mungkin tidak begitu baik, produk-produk yang berada di bawah standar mutu mungkin saja dapat diloloskan dalam usaha untuk memenuhi biaya standar atau ada kemungkinan tidak ada motivasi untuk menghasilkan produk yang sulit atau untuk meningkatkan produksinya. Selain itu, dalam divisi atau pabrik dapat terjadi kompetisi untuk menekan biaya agar dikatakan lebih efisien.

Jika memang prestasi manajer pabrik diukur dengan membandingkan dengan standar tertentu ataupun dengan efisiensi dan efektivitasnya dalam menghasilkan produk, harus ada aktivitas pengendalian mutu yang dilakukan oleh orang yang berada di luar bagian manufaktur. Perusahaan dapat menerapkan total quality manajemen sehingga mutu produksi dapat terjamin. Dengan adanya TQM para manajer pabrik harus dapat menjaga kualitas dan juga dapat meningkatkan kuantitas. Apabila hal ini sulit dilakukan, yang dapat dilakukan adalah dengan mengukur prestasi kegiatan manufaktur dengan tingkat laba. Walaupun besarnya volume penjualan yang mempengaruhi tingkat laba dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berada diluar kendali manajer produksi. Alternative ini juga memiliki beberapa kelemahan antara lain dapat terjadinya persaingan antar divisi dan pabrik untuk mendapatkan keuntungan dan persaingan untuk memperoleh konsumen hal ini dikhawatirkan dapat menghancurkan perusahaan. Manajer pabrik dapat diberi tanggungjawab untuk menghasilkan laba, jika tidak ada jaminan kualitas untuk produk dan faktor-faktor yang mempengarauhi laba dapat dikendalikan oleh manajer pabrik.

4. Bagaimana menilai sistem evaluasi yang dilakukan perusahaan pada tampilan 2 dan 3?System evaluasi kinerja yang terdapat dalam tampilan 2 dan 3 sudah baik, jika manajer pabrik diberi tanggungjawab menghasilkan laba, maka prestasi akan diukur berdasarkan tigkat laba. Namun, masih ada kekurangan yaitu tidak adil jika membangdingkan laba dan biaya untuk semua pabrik. Karena produk yang dihasilkan dan kapasitas pabrik tidak sama satu dengan yang lain. Seharusnya laba dan biaya diperbandingkan antar pabrik dengan produk yang sama dan kapasitas yang sama pula. Jika manajer pabrik tidak diberi tanggungjawab laba, maka system evaluasi kinerja pada tampilan 2 tidak perlu mengunakan item penjualan, hanya biaya standard dan biaya aktual saja untuk melihat berapa variansnya. Untuk tampilan 3 juga demikian, tidak perlu ada analisis sales dan perbandingan profit antar pabrik cukup biayanya saja. Penilaian prestasi seharusnya dipakai sebagai alat untuk memastikan bahwa anggaran yang sudah disetujui bersama tidak akan dilebihkan tanpa persetujuan dari pihak manajemen bukan untuk mengukur efisiensi sehingga manajer pabrik tidak melakukan hal-hal yang mengurangi mutu dan kualitas untuk memenuhi standar efisiensi.

Ketika performance perusahaan tidak sama dengan rencana yang diharapkan, kami juga setuju perusahaan melakukan evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh Vershire Company sudah bagus. Dengan laporan tambahan (Supplemental Reports) pihak manajemen atas melakukan analisis terhadap penyebab dari performance perusahaan. Namun, yang perlu diperhatikan yaitu Vershire

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia Selanjutnya periode 1994-1998, nama komite PAI diubah menjadi komite Standar Akuntansi Indonesia (SAK). Mulai 1994, IAI memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dengan melakukan revisi dua kali SAK 1994, yaitu pada 1 Oktober 1995 dan 1 Juni 1996 Pada periode 1998-2002, DSAK yang menggantikan komite SAK, melakukan dua kali revisi PSAK, yaitu revisi per 1 Juni 1999 dan 1 April 2002

Pemutakhiran SAK

Menurut DSAK, pemutakhiran SAK didasarkan pada tiga hal:Mendukung harmonisasi dan konvergensi PSAK dengan IFRS Dalam perumusan SAK, selain menggunakan referensi IFRS, juga mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan usaha di Indonesia Pengembangan SAK yang belum diatur dalam IFRS dilakukan berpedoman pada KDPPLK

Periode April 2002 Oktober 20041.

Pengembangan SAK

2. 3.

4.

Menerbitkan KDPPLK Bank Syariah sebagai landasan konseptual pelaporan keuangan bank syariah Menerbitkan PSAK 59 tentang akuntansi perbankan syariah Menerbitkan lima PSAK revisi: PSAK 58 tentang operasi dalam penghentian; PSAK 8 tentang kontinjensi dan Peristiwa Setelah Tanggal Neraca; PSAK 51 tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi; PSAK 24 tentang Imbalan Kerja; PSAK 38 tentang Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Menerbitkan tiga Interpretasi SAK: ISAK 5 Interpretasi par 14 PSAK 50 tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Evek dalam Kelompok Tersedia untuk dijual; ISAK 6 interpretasi par 12&16 PSAK 55 tentang Instrumen Derivatif melekat pada kontrak dalam mata uang asing; ISAK 7 interpretasi par 5&19 PSAK 4 tentang konsolidasi entitas bertujuan tertentu

Referensi Penyusunan PSAKReferensi International Accounting Standards (IAS) Jumlah 28

Disusun IAI sendiri FASB Statement of Standards Statement Financial Accounting Standards Accounting Principles Board Opinion Accounting Research Bulletin

1117 2 1

Total Nomor PSAKSumber: Diolah dari Ikatan Autan Indonesia

59

Perbandingan IFRS dan PSAK (1)IFRS PSAK

S/d status 2006, terdiri 37 standar dan 20 interpretasi: 7 new standards IFRS 30 standar IAS 9 new Interpretation (IFRIC) 11 Interpretasi (SIC)

S/d status 2006, PSAK s/d 2006, terdiri dari 59 standar dan 6 interpretasi, umumnya diadopsi dari IAS, namun beberapa menggunakan referensi SFAS.

Dimulai sejak 1974 (IAS) Lebih merupakan standar umum, hanya ada 4 standar khusus industri

Dikembangkan sejak 1994 (PAI) Ada banyak standar khusus industri (15 standar)

Menurut Ketua DSAK, khusus untuk 7 IFRS, sebenarnya hanya IFRS 1 yang belum diadopsi pengaturannya, sedangkan untuk 6 IFRS lainnya secara substansi sudah diatur dalam PSAK, walau masih ada beberapa perbedaan pengaturan di dalamnya.

Perbandingan IFRS dan PSAK (2)IFRS1. 2.3.

PSAK1. 2.3.

First time adoption of IFRS Share-based paymentBusiness Combinations

4. 5.

Insurance Contract Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations Exploration for and Evaluation of Mineral Resources Financial Instruments: Disclosures

4.5. 6. 7.

6. 7.

Belum diadopsi. PSAK 53 belum adopsi IFRS 2, referensi menggunakan US SFAS 123. PSAK 22 belum mengadopsi IFRS 3, referensi menggunakan IAS 22 (1993). PSAK 28 dan 36, belum adopsi IFRS 4, referensi menggunakan US SFAS dan regulasi industri asuransi. PSAK 58 belum adopsi IFRS 5, referensi menggunakan IAS 35 (1998). PSAK 29 dan 33, belum adopsi IFRS 6, referensi US SFAS dan regulasi industri PSAK 31 dan 55, belum adopsi IFRS 7, referensi menggunaka IAS 30, US SFAS dan regulasi industri.

Konvergensi IFRS Menurut DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan:1. Full Adoption, pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan menterjemahkan word by word. 2. Adapted, mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikandengan kondisi di suatu negara. 3. Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomor standar atau paragraf tertentu 4. Referenced, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar 5. Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.

Keputusan adopsi IFRS oleh IAI akan ditentukan pada tahun 2008

Konvergensi IFRS1.

Keputusan DSAK saat ini adalah mendekatkan PSAK dengan IAS/IFRS dengan membuat dua strategi:

2.

Strategi selektif. Strategi ini dilakukan dengan tiga target yaitu; mengidentifikasi standar-standar yang paling penting untuk diadopsi seluruhnya dan menentukan batas waktu penerapan standar yang diadopsi, melakukan adopsi standar selebihnya yang belum diadopsi sambil merevisi standar yang telah ada, dan target terakhir adalah melakukan konvergensi proses penyusunan standar dengan IASB. Strategi dual standard. Strategi ini dilakukan dengan menerjemahkan seluruh IFRS sekaligus dan menetapkan waktu penerapannya bagi listed companies. Sedangkan bagi non listed companies tetap menggunakan PSAK yang telah ada.

Konvergensi IFRS Dalam penerapan kedua strategi tsb harus mempertimbangkan lima hal:1. Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri. Hal ini perlu dipertimbangkan karena DSAK belum memutuskan kapan melakukan konvergensi. 2. Ketersediaan dana untuk penerjemahan standar. 3. Ketersediaan sumber daya manusia. 4. Ketentuan perundang-undangan di Indonesia. 5. Sosialisasi standar dan peluang moral hazards dalam penyusunan laporan keuangan.

Perbedaan yang Seringkali Muncul (Survey GAAP 2001)Hambatan konvergensi biasanya muncul atas beberapa isu akuntansi dan pelaporan keuangan berikut: Pengakuan dan pengukuran: financial assets and derivative financial instruments, impairment losses, provisions, employee benefit liabilities, income taxes;

Akuntansi Penggabungan Usaha Pengungkapan atas: related party transactions, segment information.

GAAP Convergence 2002 IASB melakukan survey terhadap standar akuntansi yang diterapkan di 59 negara dan upaya untuk mencapai konvergensi dengan IFRS. Tiga hal yang menjadi pertanyaan kunci dalam survey GAAP 2002

Apakah ada perencanaan untuk mengadopsi IFRS atau konvergensi standar akuntansi dengan IFRS? Apa yang mendasari masing-masing negara (yang disurvey) untuk melakukan konvergensi? Apa hambatan yang dihadapi masing-masing negara untuk melakukan konvergensi dengan IFRS?

GAAP Convergence 2002 Terdapat beberapa hambatan yang masih dihadapi: Masih adanya ketidaksesuaian standar di beberapa negara dengan ketentuan IFRS yang signifikan (seperti aturan tentang instrumen keuangan dan standar pengukuran berdasar fair value accounting) Masih terdapat perbedaan kepentingan antara IFRS yang berorientasi pada capital market dengan standar akuntansi negara-negara yang berorientasi pada ketentuan perpajakan Berbagai aturan yang kompleks dalam IFRS dianggap sebagai hambatan bagi sebagian negara untuk melakukan konvergensi. Masih terdapat gap yang cukup besar antara IFRS dengan standar akuntansi nasional yang diterapkan untuk perusahaan kecil dan menengah (UKM)

(tax-driven)

GAAP Convergence 2002 Untuk mendukung upaya konvergensi dibutuhkan partisipasi berbagai pihak diantaranya: Pemerintah/Regulator Profesi Akuntansi (IAI) Dewan Standar Akuntansi (DSAK) IASB Perusahaan Akademisi/Universitas Analis Pasar Modal dan Investor

GAAP Convergence 2002 Hasil survey menunjukkan lebih dari 90% negara menyatakan berkeinginan untuk melakukan konvergensi standar akuntansinya dengan IFRS dan menganggap IASB sebagai lembaga yang representatif. Sebagian besar negara yang disurvey telah menyatakan secara formal untuk melakukan konvergensi. Pernyataan ini biasanya berawal dari ketentuan pemerintah, otoritas pasar modal maupun dari dewan penyusun standar. Pada umumnya, negara mewajibkan hanya bagi listed companies untuk mengadopsi ketentuan IFRS. Di beberapa negara, dewan penyusun standar berupaya mengurangi perbedaan yang ada diantara IFRS dengan standar akuntansi yang diterapkan yang nantinya akan diadopsi baik oleh perusahaan yang listed maupun yang nonlisted.

Perencanaan Untuk Mengadopsi IFRS atau Konvergensi Standar Akuntansi Dengan IFRS

Strategi Konvergensi

Hambatan Konvergensi

Hambatan Konvergensi

Negara-negara yang disurvey GAAP Convergance 2002

Terima Kasih

1. Mengapa ada Akuntansi Internasional2. Mengapa diperlukan standar akuntansi international, beri penjelasan 3. Mengapa kita melakukan konvergensi ke standar Akt Internasional 4. Jelaskan karakteristik dari standar Akt Internasional 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perubahan harga dalam akuntansi internasional

SOAL

6. Perubahan harga dalam akuntansi berpotensi menyesatkan bagi penggunanya. Mengapa