MAKALAH FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI II KONTRASEPSI HORMONAL OLEH OLEH RESKIYANA MULYA HALIM. (70100110100) SRI RAHMAWATI (70100110108) SRI YANTI SADSYAM (70100110109) FARMASI C JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI II
KONTRASEPSI HORMONAL
OLEH
OLEH
RESKIYANA MULYA HALIM. (70100110100)
SRI RAHMAWATI (70100110108)
SRI YANTI SADSYAM (70100110109)
FARMASI C
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang kesadaran akan perlunya kontrol kehamilan menjadi
sangat penting dalam kehidupan moderen. Dari perspektif secara global,
setiap negara di dunia sedang menghadapi krisis pertumbuhan penduduk
yang sangat cepat. Dengan kecepatan pertumbuhan seperti sekarang ini
maka populasi di seluruh dunia akan menjadi dobel dalam 40 tahun ke
depan dan pada beberapa negara dengan kondisi sosial ekonomi yang
jelek, populasi akan menjadi dobel dalam waktu kurang dari 20 tahun.
Pada skala yang lebih kecil kontrol reproduksi yang efektif sangat esensial
bagi keluarga itu sendiri. Salah satu metode untuk mengontrol kehamilan
adalah dengan menggunakan kontrasepsi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu
upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini belum
ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu
kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat,
tidak memerlukan motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal .
Sejak diberlakukannya program KB di Indonesia dan sejak
berkembangnya kontrasepsi di Indonesia, penggunaan kontrasepsi masih
dalam taraf belum cukup memuaskan , sampai saat ini masih banyak
masyarakat Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi
dengan alasan takut akan efek samping yang merugikan bahkan lebih
memprihatinkan adalah bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang
belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama masyarakat Indonesia yang
tinggal di daerah terpencil dan yang tidak berpendidikan. Padahal sampai
saat ini kontrasepsi di Indonesia telah mengalami evolusi yang cukup
signifikan dalam hal daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat dan
efek samping minimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kontrasepsi?
2. Macam-macam kontrasepsi?
3. Bagaimana pandangan Islam terhadap kontrasepsi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata ‘Kontra’ berarti mencegah atau
melawan, sedangkan ‘konsepsi’ adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut.
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya
mengandung preparat estrogen dan progesterone. Kontrasepsi hormonal
mengandung kombinasi estrogen dan progesteron sintetik atau hanya
progestin. Estrogen menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
mencegah perkembangan folikel dominant. Estrogen juga menstabilkan
bagian dasar endometrium dan memperkuat kerja progestin. Progestin
menekan peningkatan Luteinizing Hormone (LH) sehingga mencegah
ovulasi. Progestin juga menyebabkan penebalan mukus leher rahim
sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi endometrium sehingga
menghambat implantasi.
B. Jenis – jenis Kontrasepsi
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam
kontrasepsi hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil)
dan Kontrasepsi Implant.
1) Kontrasepsi Suntikan
1. Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 150
Mg.
2. Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan
estrogen.
3. Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung
derivate testosteron.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan
a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi
pelepasan ovum untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan
pembentukan releasing faktor dari hipotalamus.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
spermatozoa.
c. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna
untuk implantasi dari hasil konsepsi.
Kentungan dan Kerugian
a. Keuntungan ( Hartanto.H,2004 )
Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap
8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian
selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan
dosis 150 mg.
Tingkat efektifitasnya tinggi
Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara
tidak disuntik ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-
bioderdable harus dikeluarkan oleh orang lain.
Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa
perlu memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau
keluarga lain.
Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang
disebabkan estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih
serius seperti timbulnya bekuan darah disamping estrogen juga
dapat menekan produksi ASI.
b. Kerugian ( Hartanto,2004).
Perdarahan yang tidak menentu
terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
Berat badan yang bertambah
Sakit kepala
Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat
ditarik lagi.
Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka
kegagalan 0.7%.
Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
2) Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan
untuk mencegah hamil. Kedua hormon ini memiliki prinsip kerja
menghentikan ovulasi yaitu mencegah lepasnya sel telur dari ovarium
dan membuat servical mucus menjadi tebal sehingga sulit untuk
dilewati sperma. Ada berbagai macam keuntungan dan
kekurangan alat kontrasepsi ini yaitu sebagai berikut:
Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )
1) Mudah menggunakannya
2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur
muda.
3) Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4) Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5) Mengurangi resiko kanker ovarium.
6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang
mengandung estrogen.
Kerugian
1) Harus meminumnya secara teratur
2) Kehamilan diluar kandungan, s/d 90%
3) Kanker indung telur (ovarium) dan endometrium, s/d 40%
4) Benjolan jinak payudara, s/d 40%
5) Kista indung telur, s/d 80%
6) Penyakit radang panggul (PID = Pelvic Inflammatory
Disease),s/d50%
7) Infertilitas primer, s/d 40%
8) Anemia, s/d 50%
Dikenal 4 tipe kontrasepsi oral, yaitu:
1. Tipe Kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil dan setiap pilnya berisi derivate
estrogen dan progestin dosis kecil, untuk penggunaan satu siklus.
Jenis-jenis pil kombinasi yakni:
a. Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dosis yang sama,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Contoh: microgynon
Komposisi
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel
dan 0.03 mg Etinilestradiol serta 7 tablet plasebo.
Dosis dan cara pemakaian
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut.
Kemasan berikutnya dimulai setelah tablet pada kemasan
sebelumnya habis.
Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada
bulan yang lalu). Pemakaian tablet harus dimulai pada hari ke-1
dari siklus alami wanita (yaitu hari pertama menstruasi)
dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai
dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari ke
2-5 diperbotehkan, akan tetapi selama siklus pertama
dianjur¬kan untuk menggunakan metoda pencegahan tambahan
selama 7 hari pertama minum
Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah
kemasan yang baru tanpa terputus pada hari berikutnya, sekali
lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan hari pada saat
itu.
b. Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Contoh: Climen 28
Komposisi
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol valerate 2 mg dan
12 tablet pink berisi estradiol valerate 2 mg dan cyproterone
acetate 1 mg.
Cara pemakaian
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16 hari
dilanjutkan dengan tablet pink satu kali sehari hingga habis.
c. Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. Contoh: TRINORDIOL*-
28.
Komposisi
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet ini
disusun dalam kemasan menurut urutan sebagai berikut: 6
tablet kuning tua dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.05 mg
levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0.04 mg etinilestradiol dan
0.075 mg levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0.03 mg
etinilestradiol dan 0.125 mg levonorgestrel, 7 tablet innert
merah dari 31.835 mg laktosa.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut dalam urutan
yang tepat seperti diuraikan di atas. Tablet-tablet diminum
terus menerus tanpa dihentikan. Segera setelah satu kemasan
habis, mulailah dengan kemasan yang baru dan diminum
seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet Trinordiol*-28
diminum setiap hari pada waktu yang sama, sebaiknya setelah
makan atau pada waktu mau tidur. Bila pemakai merasa mual,
sebaiknya tablet diminum dengan susu.
Mekanisme kerja kontrasepsi hormonal oral
Kombinasi estrogen, progestin, dan sediaan sekuensial bekerja
terutama untuk mencegah ovulasi. Sediaan kombinasi yang
mengandung estrogen dan progestin juga menimbulkan perubahan-
perubahan pada mucus serviks, endometrium dan motilitas tuba
Falopii serta sekresinya.
Pil Kombinasi:
1. Bekerja melalui inhibisi umpan balik pada hipotalamus untuk
menekan GnRH & sekresi gonadotropin plasma sehingga
memblok ovulasi.
2. Menyebabkan endometrium tidak siap menerima janin dengan
mengubah motilitas tuba fallopi sehingga mengubah komposisi
mukus serviks.
Jika obat diberikan secara tunggal, efeknya menurun sehingga
tidak menghambat ovulasi. Pil progesteron bekerja dengan cara
menyebabkan endometrium tidak siap menerima janin dengan
mengubah motilitas tuba fallopi sehinngga mengubah
komposisi mukus serviks sehingga hanya memblok ±25%
ovulasi.
2. Tipe Sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil yang hanya berisi derivate estrogen
dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara
penggunaanya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya lebih
rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan
bila disbanding dengan tipe kombinasi
3. Tipe Pil Mini
Hanya berisi derivate progestin, noretindron atau norgestrel
terdiri dari 21-22 tablet. Cara pemberiannya sama dengan pil
kombinasi.
a. Jenis minipil
Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau 350ug
noretindron.
Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.
b. Cara kerja minipil
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium (tidak begitu kuat).
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit.
Mengentalkan lendir serviks.
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum
terganggu.
c. Efektivitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai
terlupa satu-dua tablet karena akibatnya kemungkinan terjadi
kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik
asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena
dapat meningkatkan penetrasi sperma. Dalam menggunakan
minipil sebaiknya jangan sampai ada tablet yang lupa, tablet
digunakan pada jam yang sama, senggama sebaiknya dilakukan
3-20 jam setelah penggunaan minipil.
d. Keuntungan
Cocok untuk perempuan menyusui.
Sangat efektif jika digunakan secara benar.
Tidak mempengaruhi produksi ASI.
Nyaman dan mudah digunakan.
Kesuburan cepat kembali.
Sedikit efek samping.
Tidak mengandung estrogen
Dapat dipakai sebagai senggama.
Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
Mencegah kanker endometrium.
Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga
relatif aman diberikan pada perempuan DM yang belum
mengalami komplikasi.
4. Tipe Pascasanggama
Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam
waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-
turut.
3) Kontrasepsi Implantasi
Kontrasepsi implant mengandung hormone progesterone saja. Hormon
bekerja unutuk menghentikan ovulasi. Penggunaan alat kontrasepsi ini
dengan menanamkan enam buah susuk yang ditanam di lengan melalui
pembedahan minor. Oleh karena itu, dianjurkan menggunakan tenaga
medis yang sudah ahli. Disisi lain, penggunaan alat kontrasepsi ini
cukup tahan lama karena mencapai waktu lima tahun untuk sekali
pemasangan. Sehingga banyak wanita yang memilih alat kontrasepsi
ini. Ada berbagai macam keuntungan dan kekurangan alat kontrasepsi
ini yaitu:
Keuntungan
1) Efektifitas tinggi setelah dipasang
2) Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
3) Tidak mengandung estrogen
4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
5)Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan
konstant, sehingga terhindar dari dosis awal yang tinggi.
6) Dapat mencegah terjadinya anemia
Kerugian
1). Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
2). Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan
pengangkatan implant.
3). Lebih mahal
4). Sering timbul perubahan pola haid
5). Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
Jenis Kontrasepsi Implant
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan
panjang 3,4 cm, diameter 3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang
kira-kira 4 mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-
keto-dosegestrel dan lamam kerjanya 3 tahun.
Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lamam kerja 3 tahun.
C. Metode Kontrasepsi
1. Metoda effektip jangka panjang
a. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Alat ini terdiri dari plastic dan tembaga kecil yang dimasukkan ke
dalam Rahim. Alat ini akan menghentikan proses pembuahan sel telur
di Rahim. AKDR sangat efektif mencegah kehamilan dan bisa dipakai
selama 4-5 tahun.
Sebaiknya AKDR dipasang setelah 40 hari persalinan karena saat
itu mulut Rahim masih terbuka dan Rahim dalam keadaan lunak.
AKDR ditempatkan dalam rongga Rahim setinggi mungkin. Alat ini
akan diperiksa kembali setelah satu minggu terpasang, kemudian
sebulan sekali, lalu tiga bulan sekali, dan selanjutnya setiap enam bulan
sekali.
Efek samping AKDR:
Biasanya terjadi sedikit perdarahan serta rasa mulas-mulas selama tiga
hari. Pemakaian AKDR harus dihentikan jika ibu terus mengalami
perdarahan. Siklus haid mungkin akan terganggu, kemudian ada risiko
keputihan, dan infeksi jika kebersihan tidak dijaga. Kejang Rahim dan
rasa tidak enak pada perut bagian bawah mungkin terjadi karena
kontraksi Rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang merupakan benda
asing dalam Rahim. Obat analgetik bisa mengatasi keluhan ini.
b. Susuk KB
Susuk KB yang diperkenalkan di Indonesia sejak 1982 dapat
diterima masyarakat sehingga Indonesia merupakan negara terbesar
pemakai norplant. Susuk KB disebut alat KB bawah kulit (AKBK).
Kini sedang diuji coba susuk KB satu kapsul yang disebut implanon.
Pada tahun 1982 telah dipasang Norplant di 11 rumah sakit
sebanyak 10.000. Tahun 1987 telah ditingkatkan tempat pemasangan
Norplant dengan program extended field trial dengan jumlah 30.000
wanita. Pemasangan norplant makin lama makin meningkat dengan
alasan pemasangan sederhana, pemakaian selama lima tahun, dan
komplikasi tidak terlalu tinggi.
Pemasangan norplant (susuk KB) sederhana dan dapat diajarkan,
tetapi masalah mencabut susuk KB memerlukan perhatian karena sulit
dicari metode yang mudah, murah, dan aman; jumlah yang memerlukan
pelayanan pencabutan makin besar; dan dijumpai penyulit dan
komplikasi saat mencabut.
Teknik pemasangan susuk KB
Prinsip pemasangan susuk KB adalah dipasang pada lengan kiri
atas dan pemasangan seperti kipas mekar dengan 6 kapsul.
Teknik pemasangan susuk KB adalah sebagai berikut:
Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat seperti kipas terbuka.
Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan lidokain
2%
Dibuat insisi kecil, sehingga trocar dapat masuk
Trokar ditusukkan subkutan sampai batasnya
Kapsul dimasukkan ke dalam trocar, dan didorong dengan alat
pendorong sampai terasa tertahan
Untuk menempatkan kapsul, trocar ditarik keluar
Untuk meyakinkan bahwa kapsul telah ditempatnya, alat
pendorong dimasukkan sampai terasa tidak ada tahanan.
Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplast
(band aid).
Mekanisme kerja susuk KB
Setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mgr Levonorgestrel
yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg. Konsep
mekanisme kerjanya sebagai progesterone yang dapat menghalangi
pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lender
serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa, dan menyebabkan
situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi.
Keuntungan metode susuk KB:
1. Dipasang selama lima tahun
2. Kontrol medis ringan
3. Dapat dilayani di daerah pedesaan
4. Penyulit medis tidak terlalu tinggi
5. Biaya ringan
Kerugian metode susuk KB:
1. Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat
menstruasi dan perdarahan yang tidak teratur.
2. Berat badan bertambah
3. Menimbulkan akne, ketegangan payudara
4. Liang senggama terasa kering.
2. Metoda mantap.
a. Metoda operasi wanita (MOW/Tubektomi)
Tubektomi dilakukan dengan cara operasi yang memerlukan
pembiusan. Jika melihat situasi di mana tubektomi tidak dilakukan
bersamaan dengan proses melahirkan, maka prosedur yang paling
populer saat ini adalah dengan laparaskopi. Laparaskopi dilakukan
dengan sedikit menyayat bagian perut, kemudian memasukkan
semacam selang kecil untuk meneropong. Setelah saluran telur
ditemukan, lalu diikat.
Teknik ini membutuhkan pembiusan umum/total, sehingga
sebelumnya perlu diperiksa apakah kondisi kesehatan ibu --terutama
sistem pernapasan, jantung, dan pembuluh darah-- aman untuk
dilakukan pembiusan umum.
Kelebihan metode KB ini adalah angka keberhasilannya dalam
mencegah kehamilan paling baik dibandingkan metode KB lainnya,
angka keberhasilannya mencapai 99 persen. Metode ini juga aman
untuk orang yang berisiko bila memakai metode KB yang bersifat
hormonal seperti pil suntik atau susuk. Sebenarnya, setelah
tubektomi juga dapat dilakukan penyambungan kembali saluran telur
dengan teknik operasi khusus menggunakan mikroskop.
Kelemahannya adalah karena prosedurnya memerlukan operasi
dan pembiusan sehingga terdapat risiko baik dari pembiusan maupun
tindakan pembedahannya.
Perdarahan dan infeksi adalah risiko operasi yang bisa juga
terjadi pada prosedur operasi lainnya secara umum. Risiko dari
pembiusan adalah alergi terhadap obat bius dan gangguan napas.
Sementara risiko dari tindakan pembedahannya adalah perdarahan,
infeksi, cedera organ-organ dalam yang berdekatan dengan tempat
operasi, dan gangguan irama jantung (karena CO2 pada tindakan
laparaskopi). Tapi, risiko ini kecil kemungkinannya terjadi.
Risiko lain adalah meningkatnya kemungkinan terjadinya
kehamilan di luar kandungan. Untuk itu, maka biasanya Ibu akan
dilarang melakukan hubungan seksual sekitar empat hari sebelum