1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki kota-kota besar dengan pesona daya tarik tersendiri dimata setiap masyarakat. Pesona yang dimiliki kota-kota besar mampu mendorong masyarakat yang ada di daerah pedesaan atau kota-kota kecil yang ada di sekitarnya, melakukan urbanisasi ke kota-kota besar. Yang termasuk kota besar tersebut salah satunya adalah kota Surabaya yang merupakan kota dengan jumlah kepadatan penduduk terbanyak ke dua di Indonesia, serta sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta. Inilah yang mebuat daya tarik menuju kota Surabaya semakin kuat sehingga membuat masyarakat ingin melanjutkan hidup di kota ini walaupun ada sebagian pendatang yang
202
Embed
KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT URBAN KALIMAS TERHADAP PENGGUSURAN LAHAN
Fenomena penggusuran lahan bukan merupakan sesuatu yang baru terjadi di kota.Penggusuran lahan sering terjadi ketika lahan milik pemerintah yang dipakai oleh masyarakat tanpa ijin yang dimiliki,dan ingin dimanfaatkan kembali oleh pemerintah.Lahan menjadi sesuatu yang begitu berharga ketika hidup di perkotaan yang semakin penuh sesak dengan kepadatan penduduk. Masyarakat pendatang dari berbagai penjuru daerah berbondong-bondong datang ke kotadengan sejuta pesona kota yang menarik semua orang. Masyarakat pada awalnya rela menempati lahan-lahan kosong di kota yang tidak tahu pemiliknya sampai akhirnya mengklaim bahwa tanah tersebut adalah tanah warisan yang sudah ditempati turun temurun.Penggusuran menjadi sesuatu yang dianggap kejam yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat walaupun tidak sepenuhnya salah pemerintah ataupun masyarakat.Akan tetapi tidak hanya pada konflik penggusurannya saja, terkadang dalam negosiasi penyelesaian masalah tidak kunjung diberikan penjelasan oleh pemerintah yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu adanya tata ruang kota untuk mengatur dimana saja lahan yang seharusnya dapat ditempati oleh masyarakat serta lahan mana saja yang diperuntukkan untuk fasilitas pemerintahan.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki kota-
kota besar dengan pesona daya tarik tersendiri dimata setiap masyarakat. Pesona
yang dimiliki kota-kota besar mampu mendorong masyarakat yang ada di daerah
pedesaan atau kota-kota kecil yang ada di sekitarnya, melakukan urbanisasi ke
kota-kota besar.
Yang termasuk kota besar tersebut salah satunya adalah kota Surabaya
yang merupakan kota dengan jumlah kepadatan penduduk terbanyak ke dua di
Indonesia, serta sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta. Inilah yang
mebuat daya tarik menuju kota Surabaya semakin kuat sehingga membuat
masyarakat ingin melanjutkan hidup di kota ini walaupun ada sebagian pendatang
yang tanpa memiliki keahlian khusus sekalipun berani untuk menetap disini.
Surabaya juga merupakan pelabuhan utama dan pusat perdagangan
komersial di wilayah Timur Indonesia, yang sekarang menjadi salah satu kota
terbesar di Asia Tenggara. Sebagai kota besar dan pusat perdagangan surabaya
juga merupakan rumah bagi banyak kantor dan pusat bisnis perekonomian.
1
Surabaya, yang dipengaruhi oleh pertumbuhan baru dalam industri asing
dan beberapa sekmen industri yang akan terus berkembang, serta yang di dukung
oleh berbagai multi etnis dan suku bangsa yang ada di Indonesia, seperti warga
tionghoa, suku jawa, suku batak, madura, bali, bugis, sunda dan masih banyak
lagi. Kehidupan di daerah perkotaan yang memiliki daya tarik bagi masyarakat
baik dari segi pembangunan maupun ekonomi membuat kegiatan-kegiatan lainnya
berkembang di daerah perkotaan, dimana tempat yang ditinggalkan tidak mampu
memberi harapan yang ingin dicapai unuk menjadi lebih baik.
Perpindahan penduduk dari desa ke kota menjadi salah satu proses
pembangunan. Pemukiman/Lahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
dan merupakan faktor penting dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia
serta mutu kehidupan yang sejahtera dalam masyarakat yang adil dan makmur.
Masalah pemukiman/lahan merupakan masalah tanpa akhir (The ebdless
problems). Bagaimana tidak masyarakat urban yang berurbanisasi dari desa ke
kota membuat penyebaran penduduk masih belum merata, adanya kesenjangan
antara pedesaan dan perkotaan membuat masyarakat desa lebih tertarik untuk
menuju ke kota dengan segala bentuk pesona serta daya tariknya yang mendorong
masyarakat desa berbondong-bondong pergi ke kota. Surabaya merupakan kota
sejuta pesona yang menarik berbagai kalangan masyarakat untuk tinggal di kota
pahlawan ini. Semakin banyaknya penduduk yang berdatangan serta ingin
bertempat tinggal dan menetap di Surabaya, menimbulkan permasalahan baru
bagi kota ini yaitu pemukiman/lahan yang semakin menyempit.
1
Namun karena daya saing yang sangat tinggi pada daerah perkotaan
membuat pengaruh yang tidak seimbang antara lahan yang ada dengan penduduk
maupun masyarakat yang datang dari berbagai daerah diluar kota Surabaya,
sehingga lahan perkotaan semakin penuh dan sesak yang membuat pendatang
memilih untuk menempati lahan kosong yang dianggap lahan itu tidak ada yang
memiliki bahkan terkadang daerah rela bertempat tinggal dimana saja, asalkan
masih di lingkup kota.
Semakin banyak penduduk yang berdatangan semakin banyak pula
permasalahan pemukiman atau lahan yang ada diperkotaan. Pemukiman-
pemukiman liar tanpa ijin dan sertifikat mulai bermunculan sebagai tempat
masyarakat pendatang untuk bertahan hidup di kota. Berbagai konflik
permasalahan pemukiman semakin banyak bermunculan, perebutan lahan tidak
sedikit yang terjadi. Perebutan lahan juga terjadi di daerah kalimas surabaya
tepatnya pada jalan jakarta timur, dimana dalam sejarahnya kalimas merupakan
lokasi pelabuhan utama yang merupakan jantung perdagangan surabaya dimana
dalam pelabuhan tersebut digunakan sebagai sentral bisnis bongkar muat.
Dalam perkembanganya kalimas tidak hanya menjadi pelabuhan namun
sekarang telah berkembang menjadi stasiun kalimas, dimana dalam stasiun
kalimas tersebut digunakan sebagai tempat petikemas, dalalam perspektif konflik
lahan yang digunakan untuk petikemas tersebut merupakan lahan tempat tinggal
masyarakat urban atau masyarakat pendatang dari beberapa daerah luar surabaya,
dalam hal ini penguasaan materi terjadi antara PT KAI dan masyarakat urban
yang ada disana.
1
Dari penjelasan diatas dapat ditarik sebuah topik penelitian yaitu tentang
konstruksi sosial masyarakat urban kalimas terhadap penggusuran lahan yang ada
di kalimas, untuk mempertajam analisis penelitian ini menggunakan teori migrasi
dari Everet S Lee yang menyatakan “migrasi dalam arti luas adalah perubahan
tempat tinggal secara permanen atau semi permanen. Disini tidak ada
pembatasan, baik pada jarak perpindahan maupun sifatnya, yaitu apakah
perbedaan itu bersifat sukarela atau terpaksa” dan Teori Migrasi Model Todaro
yaitu “migrasi merupakan suatu proses yang sangat selektif
mempengaruhi setiap individu dengan ciri-ciri ekonomi, sosial, pendidikan dan
demografi tertentu, maka pengaruhnya terhadap faktor-faktor ekonomi dan non
ekonomi dari masing-masing individu juga bervariasi”. Dari penjelasan diatas
maka kelompok kami memfokuskan penelitian sebagai berikut.
1.2 FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini difokuskan pada masyarakat urban kalimas dengan mengetahui
konstruksi warga kalimas yang terkena penggusuran lahan oleh PT.KAI Dari
penjelasan diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dan
diteliti didalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana konstruksi masyarakat urban kalimas terhadap penggusuran
lahan?
2. Bagaimana dampak penggusuran lahan bagi masyarakat urban kalimas?
1
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Untuk mengetahui konstruksi masyarakat urban di kalimas terhadap
penggusuran lahan.
2. Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat penggusuran lahan bagi
masyarakat urban di kalimas
3. Secara akademis untuk persyaratan kelulusan mata kuliah sosiologi perkotaan.
4. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mahasiswa/mahasiswi tentang
masyarakat urban.
5. Diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan penelitian lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
1.4 TINJAUAN PUSTAKA
1.4.1 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian tentang konstruksi sosial masyarakat urbanterhadap
penggusuran lahan, kami menggunakan teori migrasi dari everet s Lee dan model
migrasi todaro untuk mempertajam analisis hasil penelitian kami, dimana
dijelaskan bahwasanya faktor terpenting setiap individu dalam melakukan migrasi
adalah faktor individu itu sendiri, faktor individu memberikan penilaian apakah
suatu daerah dapat memenuhi kebutuhannya atau tidak. Dengan pertimbangan
rintangan yang akan dihadapi antara dapat berupa biaya pindah yang tinggi,
topografi daerah dan juga sarana transportasi.
1
Menurut Robert Norris (1972), diagram yang dibuat Evereet Lee perlu
ditambahi dengan tiga komponen yaitu migrasi kembali, kesempatan antara dan
migrasi paksaan. Norris berpendapat bahwa faktor terpenting dalam terjadinya
migrasi adalah daerah asal. Di dalam digram Norris, kesempatan antara
merupakan kota-kota kecil atau sedang yang terletak antara desa pengirim migran
dan kota tujuan migrasi.
Migrasi kembali adalah proses migrasi migran kembali ke daerah asal
karena berbagai alasan, semisal karena migran tersebut sudah sukses didaerah
tujuan dan karena daerah asal merupakan rumah pertama bagi mereka maka
mereka ingin menghabiskan masa hidupnya kembali di daerah asal. Sedangkan
alasan lainnya misalnya karena migran tersebut tidak dapat menyesuaikan dan
mendapatkan apa yang dia inginkan di kota tujuan maka migran tersebut akan
kembali ke daerah asal. Yang dimaksud dengan migrasi terpaksa adalah migrasi
yang dilakukan karena keadaan darurat semisal terjadinya perang ataupun bencana
alam. Sedangkan Model migrasi dari Todaro memiliki empat pemikiran dasar
sebagai berikut:
1. Model migrasi desa-kota dirangsang terutama sekali, oleh berbagai
pertimbanganekonomi yang rasional dan yang langsung berkaitan dengan
keuntungan atau manfaatdan biaya-biaya relative migrasi itu sendiri (sebagian
besar terwujud dalam satuanmoneter, namun ada pula yang terwujud dalam
bentuk-bentuk atau ukuran lain,misalnya saja kepuasan psikologis).
1
2. Keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat
pendapatanyang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan actual dipedesaan
(pendapatan yangdiharapkan adalah sejumlah pendapatan yang secara rasional
bisa diharapkan akantercapai di masa-masa mendatang).
3. Kemungkinan mendapatkan pekejaan di perkotaan berkaitan langsung
dengan tingkat lapangan pekerjaan di perkotaan, sehingga berbanding terbalik
dengan tingkat pengangguran di perkotaan.
4. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung meskipun telah
melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja. Kenyataan ini memliki landasan
yang rasional, karenaadanya perbedaan ekspetasi pendapatan yang sangat lebar,
yakni para migran pergi kekota untuk meraih tingkat upah lebih tinggi yang nyata.
Dengan demikian, lonjakan penggaruan di perkotaan merupakan akibat yang tidak
terhindarkan dari adanyakesempatan ekonomi berupa kesenjangan tingkat upah
antara di perdesaan dan perkotaan dan ketimpangan itu banyak ditemukan di
dunia ketiga. Terdapat Lima Implikasi kebijakan menurut Todaro
1. Ketimpangan kesempatan kerja antara kota dan desa harus dikurangi.
Karena para imigran diasumsikan tanggap terhadap adanya selisih-selisih
pendapatan, maka ketimpangan kesempatan ekonomi antara segenap sektor
perkotaan dan pedesaan harus dikurangi.
1
2. Pemecahan masalah penggaruan tidak cukup hanya dengan menciptakan
lapangan pekerjaan di kota. Pemecahan masalah pengangguran di perkotaan yang
dilakukan menurut saran-saran ilmu ekonomi Keynesian atau tradisional (yaitu,
melalui penciptaan lebih banyak lapangan kerja disektor modern perkotaan tanpa
harus meningkatkan penghasilan dan kesempatan kerja di pedesaan dalam waktu
bersamaan.
3. Pengembangan pendidikan yang berlebihan dapat mengakibatkan
migrasi dan pengangguran. Model Todaro juga memiliki implikasi kebijakan
penting untuk mencegah invetasi di bidang pendidikan yang berlebihan, terutama
pendidikan tinggi.
4. Pemberian subsidi upah dan penentuan harga faktor produksi
tradisional (tenaga kerja) justru menurunkan produktivitas.
5. Program pembangunan desa secara terpadu harus dipacu. Setiap
kebijakan yang hanya ditujukan untuk memenuhi sisi permintaan kesempatan
kerja di kota, seperti subsidi upah, rekrutmen pegawai lembaga-lembaga
pemerintah, penghapusan distorsi harga-harga faktor produksi dan penyediaan
insentif perpajakan bagi para majikan, dalam jangka panjang ternyata tidak begitu
efektif untuk meniadakan atau menanggulangi masalah pengangguran. Faktor
Pendorong Terjadinya UrbanisasiMenurut Todaro (1985: 75) karakteristik dasar
dalam migrasi adalah sebagai berikut :
1. Dorongan utama migrasi adalah pertimbangan ekonomi yang rasional
terhadap segala keuntungan dan kerugian.
1
2. Keputusan migrasi lebih bergantung kepada harapan daripada perbedaan
upah riil sesungguhnya yang terdapat di desa dan kota.
3. Kemungkinan seseorang mendapatkan pekerjaan di kota, berbanding
terbalik dengan tingkat pengangguran yang terdapat di kota itu.
4. Tingkat migrasi melebihi tingkat pertumbuhan lapangan kerja di kota
adalah suatu hal yang logis.
5. Keterbatasan fasilitas di desa.
Selain itu ada juga faktor-faktor yang mendorong terjadinya urbanisasi
khususnya di Indonesia, faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir dari desa asal
6. Didak tersedianya sekolah yang memadai di desa.
Pada dua dasawarsa yang akan datang masalah gelombang urbanisasi yang
cepat menjadi topik kebijakan kependudukan yang lebih penting daripada upaya
menghambat laju pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga karena
adanya dampak negatif dari migrasi yaitu memperburuk keseimbangan stuktural
antara desa dan kota secara langsung.
1
Dan pada kenyataannya, dampak negatif yang ditimbulkan oleh migrasi
terhadap proses pembangunan ternyata lebih luas daripada sekedar memperburuk
kondisi maupun tingkat pengangguran di perkotaan, baik secara terbuka atau
terselubung dan sesungguhnya migrasi membawa implikasi negatif yang yang
selalu ditimbulkannya terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan upaya-upaya
pembangunan secara keseluruhan, terutama yang termanifestasikan dari proses
terus memburuknya distribusi pendapatan atau hasil-hasil pembangunan sehingga
topik masalah gelombang urbanisasi yang cepat lebih penting guna memperbaiki
pertumbuhan ekonomi yang mana dengan pertumbuhan ekonomi yang baik akan
membawa pengaruh pada pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga.
1.4.2 Studi Penelitian Terdahulu
Dalam kajian pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian
terdahulu yang memiliki keterkaitan serta relevansi dengan penelitian yang
dilakukan. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung,
pelengkap serta pembanding yang memadai sehingga penulisan laporan penelitian
ini lebih memadai. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat kajian pustaka berupa
penelitian yang ada. Selain itu, karena pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghargai berbagai perbedaan
yang ada serta cara pandang mengenai objek-objek tertentu, sehingga meskipun
terdapat kesamaan maupun perbedaan adalah suatu hal yang wajar dan dapat
disinergikan untuk saling melengkapi.
1
1..4.2.1 Tesis Analisis Faktor Pendorong Migrasi Warga Klaten ke Jakarta
oleh Siti Khatijah.
Dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor Pendorong Migrasi
Warga Klaten ke Jakarta” Siti Khatijah menjelaskan bahwasanya Migrasi warga
Klaten ke jakarta dari tahun ke tahun jumlahnya belum ada pengurangan yang
besar. Hal ini masih banyak faktor penarik yang membuat para migran masih
memilih kota besar untuk mencari penghidupan yang lebih baik serta mencari
pengalaman bekerja di kota tujuan. Dimana kota Jakarta masih menjadi prioritas
pertama didukung semakin banyak dan beragamnya sistem tranportasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahu faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap
jumlah migrasi warga Klaten ke Jakarta periode tahun 1998-2006. data yang
digunakan adalah data sekunder dengan sistem pecacahan pada tiap triwulan dari
Dinas Tenaga Kerja& Transmigrasi kabupaten Klaten,
Biro pusat Statistik Klaten dan Jakarta, serta dinas terkait yang
memberikan informasi untuk penelitian ini. Analisis menggunkan model regresi
linier. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel luas lahan sawah,
pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran di daerah migran berpengaruh
secara signifikan terhadap jumlah migrasi Warga Klaten ke Jakarta. Berdasarkan
hasil penelitian dan hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah migrasi warga
Klaten ke Jakarta adalah luas lahan,pertumbuhan ekonomi dan tingkat
pengangguran, di wilayah tersebut mendorong jumlah migrasi keluar.
1
2. Variabel yang tidak signifikan terhadap jumlah migrasi Warga Klaten ke
Jakarta adalah variabel selisih upah UMR dan kesempatan kerja di wilayah
Klaten.
1.4.2.2 Makna Penggusuran Menurut Masyarakat Miskin Kota Surabaya
(Studi Kasus Pada Warga Miskin Pinggir Rel Korban Rencana Penggusuran
Double Track oleh PT. KAI Dalam Perspektif Konstruksi Sosial Berger di
Kelurahan Sidotopo) oleh Tiandi Zana Hetsy
Penelitian ini dilatar belakangi atas rencana penggusuran yang akan
dilakukan oleh PT.KAI dengan tujuan pembuatan double track. Alasan pemilihan
lokasi penelitian di Kelurahan Sidotopo khususnya warga pinggir rel karena
banyaknya jumlah penduduk pinggir rel, kondisi ekonomi yang rendah (miskin),
warga pinggir rel aktif mengikuti negosiasi dan diskusi dengan PT. KAI dan
Pemerintah Kota Surabaya.
Fokus penelitian adalah bagaimana warga pinggir rel di Kelurahan
Sidotopo memaknai rencana penggusuran yang akan terjadi di wilayah mereka
serta bagaimana reaksi dan usaha warga pinggir rel menghadapi rencana
penggsuran oleh PT. KAI. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial oleh
Peter Berger dan Luckman. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi lapangan dan wawancara mendalam. Hasil
penelitian dijelaskan secara deskriptif bahwa warga pinggir rel memaknai rencana
penggusuran sebagai hal yang negatif atau buruk, warga pinggir rel menghadapi
rencana penggusuran secara tenang namun juga melakukan usaha dengan bentuk
negosiasi dan diskusi dengan pihak PT. KAI dan Pemerintah Kota Surabaya.
1
Kesimpulan pada penelitian ini bahwa warga pinggir rel telah melakukan
berbagai usaha dalam menghadapi rencana penggusuran karena mereka berasumsi
bahwa penggusuran hanya akan merugikan pihak korban apabila tidak diimbangi
dengan relokasi ganti rugi. Berdasarkan teori konstruksi sosial oleh Berger, dapat
diketahui bahwa penolakan terhadap rencana penggusuran yang dilakukan warga
pinggir rel di Kelurahan Sidotopo terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan
yang didapat dari hasil interaksi sehari-hari.
Dialektika simultan berproses pada, penolakan terhadap rencana
penggusuran dimulai dari keadaan lingkungan sekitar dan dimana anggota
interaksi menunjukkan reaksi dan sikap tidak setuju terhadap rencana
penggusuran. Sikap individu tersebut disebabkan berbagai faktor internal dan
eksternal dan kemudian diobjektivasi oleh masing-masing individu terhadap
dirinya sendiri dan pada akhirnya di internalisasi bahwa warga pinggir rel sepakat
atas penolakan penggusuran yang akan dilakukan oleh PT.KAI.
Tahapan dialektika eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi akan terjadi
secara terus menerus dalam sepanjang kehidupan manusia dan membentuk
konstruksi-konstruksi baru karena pengetahuaan yang dimiliki manusia sifatnya
dinamis yaitu akan selalu berkembang. Warga menyatakan keberatan dan
penolakan atas rencana penggusuran yang akan dilakukan oleh PT. KAI. Alasan
keberatan dan penolakan masyarakat adalah karena faktor ekonomi, faktor
kehilangan tempat tinggal, peraturan pemerintah yang dipahami oleh warga
(Undang-Undang Agraria) dan pengetahuaan yang dimiliki masyarakat atas
hukum yang mereka akui benar keberadaannya.
1
Bentuk atas keberatan tersebut dituangkan oleh warga pinggir rel melalui
rapat, protes dan negosiasi antar warga masyarakat dengan PT. KAI. Warga
pinggir rel di Kelurahan Sidotopo khususnya korban penggusuran juga meminta
bantuan kepada walikota Surabaya sebagai penjamin keberadaan mereka di
wilayah Sidotopo agar tidak penggusuran tidak akan pernah terjadi.
Masyarakat miskin kota di Kelurahan Sidotopo (warga pinggir rel korban
penggusuran) tetap bersikeras bertahan di lokasi tempat tinggal mereka. Faktor
pertama karena menurut pemahaman masyarakat, rel di depan perkampungan
mereka merupakan rel mati sehingga tidak mungkin akan dibangun lebih lanjut
karena tidak berfungsi secara maksimal. Faktor kedua adalah masyarakat
mengakui bahwa tanah tersebut adalah tanah milik Negara dan setiap warga
Negara Indonesia berhak menempati. Tanah tersebut dipahami oleh masyarakat
bahwa bukan milik PT. KAI karena PT. KAI tidak mampu menunjukkan bukti
surat legalitas atas kepemilikan tanah. Faktor ketiga adalah tidak adanya tanggung
jawab dari PT. KAI terhadap korban penggusuran mengenai kebijakan ganti rugi.
Ganti rugi di inginkan oleh warga sebagai modal untuk mencari tempat
tinggal yang sifatnya permanen dapat dihuni hingga akhir hayat pemilik sebagai
pengganti tempat tinggal mereka yang akan digusur. Realitas tentang fenomena
penggusuran terbentuk melalui tiga tahapan yaitu eksternalisasi sebagai tahapan
awal dimana masyarakat mengetahui dan memahami tentang penggusuran yang
akan dilakukan oleh PT. KAI, mulai dari sejarah penggusuran, apa bentuk
penggusuran, tujuan penggusuran hingga akibat dari penggusuran. Dari proses
eksternalisasi tersebut, masyarakat telah menjadikan apa yang mereka ketahui
sebagai pengetahuan awal tentang fenomena penggusuran yang akan terjadi.
1
Masyarakat melakukan objektivasi dimana masyarakat berinteraksi dengan
individu lainnya yang berada di dalam lingkungan maupun luar lingkungan.
Pertemuan dengan individu-individu baru mempengaruhi subjektifitas individu itu
sendiri. Dari interaksi tersebut, akan tercipta pandangan-pandangan baru tentang
penggusuran dari individu lainnya atau yang disebut sebagai realitas objektif.
Hasil dari eksternalisasi dan objektivasi menghasilkan pemaknaan penggusuran
yang seragam di kalangan masyarakat miskin pinggir rel korban penggusuran
Kelurahan Sidotopo.
1.4.2.3 Penggusuran sebagai implikasi kebijakan ruang terbuka hijau dalam
perspekti HAM: Studi Kasus Penggusuran taman bersih, manusia dan
berwibawa oleh Siti Manggar F.
This research lifts up issues on forced eviction as an impact of green
space policy, with the case study of forced eviction in BMW’s Park. The research
views forced eviction in Taman BMW through human rights aspect,
where the notions of human rights is to make sure that every citizen
secures guarantee of human rights from the state. To find data of this research the
researcher did the field research by interacted with the subject and interviewed the
expert from National Commission of Human Rights and Jakarta’s Law Aid
Foundation. This research uses descriptive qualitative approach, where the data
were collected by using literature study, interview, observation and interaction to
whom are appropriate to this research. In conclusion, this research found that
forced eviction happened in BMW’s Park gives a lot of victim of human rights
violation and the state is charge, of the human rights violation.
1
Penggusuran di taman BMW yang terjadi pada tanggal 24-25 Agusutus
dan 8 Oktober 2008 oleh Pemerintah Kota Jakarta Utara merupakan sebuah
tindakan yang tidak memandang penegakan hak asasi manusia. Dengan
penggusuran tersebut kurang lebih sejumlah 1.100 KK yang menghuni taman
BMW dan 347 KK yang menghuni Papanggo Ujung menjadi korban. Diantaranya
hak atas perumahan, kesehatan, keamanan, pekerjaan, pendidikan dan kehidupan
yang layak tidak mereka dapatkan.
Pemenuhan terhadap hak-hak warga negara dilindungi oleh negara melalui
Undang-undang, bahkan jaminan atas pemenuhan hak tersebut diakui oleh
berbagai perjanjian hak asasi manusia dalam tingkat internasional dan telah
diratifikasi ke dalam Undang-undang di Indonesia. Tetapi pemerintah Indonesia
masih saja melakukan pelanggaran HAM kepada warganya, dalam hal ini melalui
penggusuran yang dilakukan di lokasi Taman BMW.
Penggusuran sebagai implikasi dari kebijakan ruang terbuka hijau di
Taman BMW menjadi ironi karena sebelumnya taman tersebut tidak berfugsi
sebagaimana mestinya oleh karena kurangnya perhatian pemerintah, sehingga
menyebabkan warga menempati lahan tersebut untuk mendirikan tempat tinggal
dan mencari kehidupan yang layak bagi mereka. Hal ini terjadi selama bertahun-
tahun sampai akhirnya pemerintah melalui surat perintah bongkar melakukan
penggusuran paksa kepada warga penghuni Taman BMW, dan kepada warga
Papanggo Ujung yang bahkan tidak pernah mendapatkan sosialisasi perihal
penggusuran tersebut.
1
Pelanggaran hak asasi manusia adalah sebuah tindakan kejahatan terhadap
kemanusiaan. Pemerintah seharusnya menjadi pihak penjamin atas hak asasi
warganya, dalam hal penggusuran ini malah melakukan tindakan yang
menurunkan derajat kehidupan rakyatnya. Penggusuran dengan alasan untuk
pembangunan dengan mengesampingkan kebutuhan masyarakat ekonomi lemah
adalah pembangunan yang berorientasi pada kepemilikan modal.
1.4.2.4 Kebijakan Ruang terbuka Hijau dan Penggusuran Warga Miskin
Kota di Jakarta: Study Kasus Penggusuran Taman Bersih, Manusiawi dan
Berwibawa (BMW) Oleh : Khalisah Khalid
Dalam penelitiannya yang berjudul “ kebijakan Ruang Terbuka Hijau
dan Penggusuran Warga Miskin kota Jakarta” Khalisah Khalid menjelaskan
bahwasanya sebagai kota besar, dengan kualitas lingkungan hidup yang semakin
buruk, Jakarta membutuhkan berbagai upaya untuk memulihkan kondisi
lingkungan hidup. Salah satunya adalah dengan mengalokasikan daerah ruang
terbuka hijau (RTH). Yang menjadi persoalan berikutnya adalah pemerintah
mengimplementasikan kebijakan pembangunan RTH tersebut, dengan cara
membuat kebijakan yang menyingkirkan rakyat miskin kota dari ruang hidupnya.
Konflik kepentingan, antara kepentingan lingkungan dengan hak dasar miskin
kota serta bagaimana penguasaan atas akses dan kontrol terhadap ruang hidup di
Jakarta oleh rakyat.
1
Konsistensi pemerintah DKI Jakarta dalam mengimplementasikan
kebijakan RTH-nya dianalisis sebagai sebuah basis argumentasi untuk melihat
bahwa seringkali kebijakan pemerintah tidak menyelesaikan akar permasalahan
yang dihadapi oleh kota besar seperti Jakarta. Studi kasus yang diambil adalah
penggusuran terhadap permukiman warga miskin yang berada di taman ”Bersih,
Manusiawi dan Berwibawa” (BMW) yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus
2008. Dari studi ini terlihat adanya ketidakkonsistenan kebijakan pemerintah DKI
untuk mengimplementasikan RTH. Pertarungan kepentingan juga terlihat dengan
adanya dominasi kelompok pemilik modal terhadap tata ruang wilayah,termasuk
RTH. Dapat disimpulkan bahwa penggusuran warga miskin untuk kepentingan
RTH atau apapun bukanlah solusi yang dapat menjawab akar persoalan
lingkungan dan problem perkotaan lainnya. Akses dan kontrol rakyat harus
dibuka secara adil, terhadap sumber-sumber kehidupan termasuk tanah. Selain itu,
problem lingkungan perkotaan juga tidak bisa dilihat begitu sederhana seperti laju
pertumbuhan penduduk, yang selalu dijadikan pembenaran untuk menggusur
orang miskin dengan label pendatang ”illegal”.
Paradigma dan kebijakan ekonomi yang dipilih pemerintah yang bersifat
eksploitatif yang mendorong tingkat konsumsi di perkotaan, serta menempatkan
pemilik modal sebagai pemegang kekuasaan sudah harus diubah. Hal yang
mendorong laju migrasi dari desa ke kota juga harus diselesaikan melalui
kebijakan nasional. Konsekuensinya, problem perkotaan harus diselesaikan
bersamaan dengan penyelesaian krisis yang terjadi di pedesaan. Ini juga termasuk
penyelesaian konflik agraria, yang telah mengakibatkan rakyat kehilangan akses
dan kontrol terhadap sumber kehidupannya.
1
BAB II
PROSEDUR PENELITIAN
2.1 METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan Metode kualitatif, yang memiliki
karakteristik alami (natural setting) sebagai sumber data langsung, deskriptif,
proses lebih dipentingkan dari pada hasil, analisis dalam penelitian kualitatif
cenderung dilakukan secara analisa induktif. Ada 6 (enam) macam metodologi
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu: etnografis, studi kasus,
grounded theory, interaktif, partisipatories, dan penelitian tindakan kelas. Dalam
hal ini penelitian yang digunakan adalah penelitian studi kasus (case study), yaitu:
suatu penelitian yang dilakukan untuk mempelajari secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu,
kelompok, lembaga, atau masyarakat. Dimana dalam studi kasus ini tentang
penggusuran lahan yang dilakukan oleh PT.KAI pada masyarakat urban kalimas.
Dengan digunakan metode kualitatif, maka data yang didapat lebih lengkap, lebih
mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian ini dapat dicapai.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Dalam pendekatan
fenomenologis, peneliti dapat melihat interaksi yang dilakukan oleh obyek yang
ditelitinya.
1
2.2 SETTING PENELITIAN
Penelitian ini bertempat di Jalan Kalimas Baru, Kalimas, Kecamatan
Pabean Cantikan, Surabaya dikarenakan di jalan jakarta timur sudah tergusur dan
telah dibangun proyek double track. Dalam penelitian ini sasaran penelitiannya
pada informan yang terkena penggusuran lahan oleh PT.KAI dan informan
berasal dari luar kota surabaya. Sehingga informan menjadi masyarakat urban
yang berada didalam kota Surabaya. Sehingga kami mewawancarai 5 informan
yang kemudian kami bagi menjadi informan subjek, informan non subjek dan
informan kunci.
2.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan lainnya. Dengan demikian
sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tidakan sebagai sumber
utama, sedangkan sumber data tertulis, foto dan catatan tertulis adalah sumber
data tambahan. Ada dua jenis data yaitu data primer dan sekunder. Berikut
penejelasan data yang kami gunakan dalam penulisan laporan ini.
2.3.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat secara langsung dari lapangan
atau temuan data dilapangan melalui observasi dan wawancara mendalam
(Indepth-Interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan
dalam penelitian kualitatif.
1
Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dengan menggunakan wawancara
terstruktur maka peneliti akan lebih mudah mengkategorikan hasil penelitian.
2.3.2 Data Sekunder
Data sekunder berupa informasi berita dan kasus tentang penggusuran
lahan di situs internet yang kemudian kami temui bahwasanya berita diinternet
adalah benar adanya dan kami melakukan penelitian dari berita yang ada di
Internet. Kami juga menggunakan beberapa artikel ilmiah untuk membantu kami
dalam menjelaskan realitas sosial yang ada didalam masyarakat. Kami juga
menggunakan beberapa jurnal ilmiah sebagai referensi kami untuk penelitian dan
penulisan laporan ini. Dalam jurnal ilmiah tersebut kami memilih 4 jurnal ilmiah
yang bersangkutan dengan penggusuran lahan dan masyarakat urban.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara, observasi
dan dokumentasi. Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti
maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui
wawancara mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut
berlansung dan di samping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi
(tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek).
1
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud
digunakannya wawancara anatara lain adalah (a) mengkonstruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian dan lain-lain, (b) mengkonstruksikan
kebulatan-kebulatan demikian yang dialami masa lalu.
Dalam penelitian ini teknik wawancara yang peneliti gunakan
adalah wawancara mendalam artinya peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus
permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
dapat terkumpul secara maksimal.
Sedangkan karasteristik informan yang diambil terdiri dari:
a) Warga Kalimas yang terkena gusur oleh PT.
b) Warga yang masih tinggal di penampungan karena ganti rugi yang
belum dikucurkan.
c) Warga yang berasal dari luar kota surabaya dan terkena gusur.
Teknik Observasi, dalam penelitian kualitatif observasi
diklarifikasikan menurut tiga cara. Pertama, pengamat dapat
bertindak sebagai partisipan atau non partisipan. Kedua, observasi
dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga,
observasi yang menyangkut latar penelitian dan dalam penelitian ini
digunakan tehnik observasi yang pertama di mana pengamat
bertindak sebagai partisipan.
Tehnik Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data dari
sumber non insani, sumber ini terdiri dari Foto dan rekaman.
1
“Rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh
atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu
peristiwa atau memenuhi accounting.
Sedangkan “Dokumen” digunakan untuk mengacu atau bukan selain
rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujuan tertentu, seperti:
surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-foto dan sebagainya. Setelah semua
data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah pengelolahan dan analisa data.
Yang di maksud dengan analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh dirinya sendiri atau orang lain. Analisis data
dalam kasus ini menggunakan analisis data kualitatif, maka dalam analisis data
selama di lapangan peneliti menggunakan model spradley, yaitu tehnik analisa
data yang di sesuaikan dengan tahapan dalam penelitian, yaitu:
a) Pada tahap penjelajahan dengan tehnik pengumpulan data grand tour
question, yakni pertama dengan memilih situasi sosial (place, actor,
activity),
b) Kemudian setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan
seseorang informan “key informant” yang merupakan informan yang
berwibawa dan dipercaya mampu “membukakan pintu” kepada peneliti
untuk memasuki obyek penelitian. Setelah itu peneliti melakukan
wawancara kepada informan tersebut, dan mencatat hasil wawancara.
1
Setelah itu perhatian peneliti pada obyek penelitian dan memulai mengajukan
pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil wawancara.
Berdasarkan hasil dari analisis wawancara selanjutnya peneliti melakukan
analisis domain.
c) Pada tahap menentukan fokus (dilakukan dengan observasi terfokus)
analisa data dilakukan dengan analisis taksonomi.
d) Pada tahap selection (dilakukan dengan observasi terseleksi) selanjutnya
peneliti mengajukan pertanyaan kontras, yang dilakukan dengan analisis
komponensial.
e) Hasil dari analisis komponensial, melalui analisis tema peneliti
menemukan tema-tema sosial. Berdasarkan temuan tersebut, selanjutnya
“yang jelas bahwa terakhir karena tidak ada titik temu tahu-tahu tanpa pemberi
tahuan yang pasti, yang jelas dari KAI ini kurang lebih ada 1.500 aparat,
kemudian bawa alat macem-macem. Kemudian tanpa negosiasi artinya tanpa
dinegosiasi dulu langsung dari pihak mereka menggusur”. (RW)
Dari konflik lahan yang disebutkan informan kunci kami, kami melakukan
wawancara secara berulang-ulang, 2 kali pengamatan langsung dan indepth 3 kali
dengan warga kalimas yang terkena gusur, ditemui bahwasanya informan subjek
yang kami wawancarai ternyata berada di alamat yang sama yaitu jalan jakarta
timur no.21, berikut bab selanjutnya kami akan menjelaskan alasan masyarakat
pendatang berurbanisasi di kalimas.
3.2 DAYA TARIK KALIMAS
Dalam pembahasan daya tarik kalimas ini dijelaskan bagaimana
masyarakat urban kalimas memilih tinggal dan bahkan menempati lahan yang
menurutnya tidak bertuan dan merupakan tanah hasil rampasan dari belanda.
Namun dari beberapa warga sudah ada yang mengetahui bahwasanya lahan yang
ditempatinya adalah lahan milik pemerintah. Dalam hal lama tinggal atau sejak
kapan informan menempati kalimas, beberapa informan subjek yang telah kami
wawancarai mengatakan bahwasanya ia tinggal selama 20 tahun lebih, dan dalam
undang-undang ketika ada lahan yang tak bertuan maka lahan tersebut telah
menjadi miliknya. Berikut kutipan wawancara dengan informan subjek kami :
“saya asal dari Jombang mbak, sejak tahun 1990 saya di jl.jakarta timur,
sebelum tinggal di jl.jakarta timur saya tinggal di bama timbanagan”. (01-SB)
1
Setelah kutipan wawancara dengan informan subjek tentang lama tinggal,
lalu kami mencoba menanyakan pada informan subjek alasan tinggal dikalimas
dan pindah dari tempat sebelumnya yang beliau tinggali sebelumnya. Berikut
kutipan wawancara dengan informan subjek kami :
“dulu disitukan gak di kontrakan lagi terus saya nyari rumah dapat disini, sini
dulu kontrak mbak dulu disitukan gak di kontrakan lagi terus saya nyari rumah
dapat disini, sini dulu kontrak mbak”. (01-SB)
Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 01-SB:
Tabel 3.2.1
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Sebelum tinggal disini ibu tinggal dimana?
Informan Di bama timbangan
Peneliti Mengapa pindah kesini bu?
Informan Dulu disitukan gak di kontrakan lagi terus saya nyari rumah dapat disini, sini dulu kontrak mbak.
Peneliti Ibu ada pikiran untuk kembali ke jombang lagi atau gak?
Informan Gak saya,, gak ada keluarga
Peneliti ibu tinggal di Surabaya enak gak sih bu menurut ibu?
Informan Enakan disini bisa ada hiburannya, di rumah disana (Jombang) gak ada hiburan, gak ada saudara-saudara
Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 02-NK:
1
Tabel 3.2.2
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Sebelum tinggal disini ibu tinggal dimana?
Informan Di Madura
Peneliti Mengapa pindah kesini bu?
Informan Karena sayai kut orang tua saya mbak, kan sebelum saya lahir orang tua saya sudah tinggal disini. Yang jelas orang tua saya tinggal disisni sejak jaman belanda dan tanah ini juga warisan dari nenek saya saat perang lawan belanda dulu mbak
Peneliti Sejak kapan tinggal disini
Informan Sejak saya lahir, ya sudah 32 tahunan
Peneliti Kenapa ibu gak balik ke Madura?
Informan Asap kita sudah disini mbak, kalau kita balik kita mau kerja apa?
Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 03-KN :
Tabel 3.2.3
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti apa alasan keluarga memilih tinggal dikalimas ini kan sejak
tahun 1982?
Informan Kalau itu belum tahu mbak
Peneliti Belum tahu?
Informan Itukan orang tuanya
Peneliti masnya tinggal di kalimas ini sudah berapa lama, sama
keluarga?
Informan Tahun 82
1
Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 04-AS :
Tabel 3.2.4
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti alasannya apa pak ,kok tetap pilih tnggal di sini itu?
Informan ya pekerjaan itu sulit di desa
Peneliti ow,,, madura itu di desanya
Informan di desa
Peneliti ow,, lebih mudah di sini.
Informan iya lebih mudah di sini. Di sana paling apa kerjanya,, bertani
Peneliti menerut bapak untuk pemasukan sendiri, lebih banyak di mana pak
Informan ya di sini
Dari jawaban informan kami kemudian kami membuat tabel dari pernyataan
jawaban, berikut hasil wawancara yang kami dapat dari informan 05-HN:
Tabel 3.2.5
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Apa alasan bapak tinggal disini ?
Informan Saya disini itu mencari pekerjaan mas.
Peneliti Sudah berapa lama mas tinggal disini?
Informan Saya di sini sudah 36 tahun mas,sampai mempunyai istri saya bertempat tinggal disini mas.
Peneliti Apa alasan mengapa bapak hasan masih bertempat tinggal disini ?
Informan Saya tidak ingin mas,jauh-jauh dari orang tua.
1
Dari subbab ini dijelaskan bahwasanya Informan bertempat tinggal di
daerah kalimas Surabaya sudah sejak lama, lebih dari 20 tahun dan informan
berasal dari luar kota surabaya. Dimana pada wilayah kalimas tepatnya jalan
jakarta timur ini merupakan masyarakat pendatang sari berbagai daerah.
Masyarakat pendatang ini tentu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan
dalam memilih wilayah kalimas. Pada beberapa informan mempertimbangkan
pekerjaan apa yang akan dia dapat, dari pekerjaan tersebut beberapa informan
mengatakan faktor ekonomi menjadi hal yang utama untuk berurbanisasi dari kota
ke desa. Contohnya saja informan 02-NK lebih memilih bertempat tinggal di
surabaya yang sudah menganggap bahwasanya kalimas adalah asap nya, berikut
kutipan wawancara yang kami lakukan pada informan 02-NK :
“Asap kita sudah disini mbak, kalau kita balik kita mau kerja apa?”.
Dari pernyataan tersebut informan 02-NK yang merupakan informan non
subjek kami mengatakan bahwasannya tanah yang ditempatinya adalah tanah
nenek moyangnya. Berikut kutipan wawancara yang kami lakukan :
“Karena saya ikut orang tua saya mbak, kan sebelum saya lahir orang tua saya
sudah tinggal disini. Yang jelas orang tua saya tinggal disisni sejak jaman
belanda dan tanah ini juga warisan dari nenek saya saat perang lawan belanda
dulu mbak”. (02-NK)
Dapat diketahui bahwanya tanpa berbekal kemampuan yang memadai
sertapendidikan yang tinggi membuat para masyarakat pendatang ini mengklaim
tanah yang tak bertuan dengan menggunakan nenek moyang sebagai dalih atas
tanah yang ditempatinya. Dalam perkembangannya masyarakat urban atau
masyarakat urban akan berkembang seiring sejalan pertumbuhan kota, dengan
memanfaatkan tanah tak bertuan dan mengklaim tanah sebagai milik pribadi.
Dimana dalam konstruksi masyarakat urban kalimas ini memilih kalimas
dikarenakan banyaknya lapangan kerja dan mudahnya mendapat fasilitas berupa
hiburan kota yang sangat berbeda sekali dengan daerah asalnya. Membuat
masyarakat urban kalimas yang tergusur tetap bertahan di kalimas, namun jika
proses ganti rugi selesai maka informan akan berpindah ketempat lain namun
masih berada di wilayah Kota Surabaya.
1
Konstruksi Masyarakat Urban dengan menggunakan Model Migrasi
Todaro dapat diketahui bahwasanya migrasi desa-kota dirangsang terutama sekali,
oleh berbagai pertimbangan ekonomi yang rasional dan yang langsung berkaitan
dengan keuntungan atau manfaat dan biaya-biaya relative migrasi itu sendiri
(sebagian besar terwujud dalam satuan moneter, namun ada pula yang terwujud
dalam bentuk-bentuk atau ukuran lain, misalnya saja kepuasan psikologis).
Keputusan untuk bermigrasi tergantung pada selisih antara tingkat
pendapatanyang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual dipedesaan
(pendapatan yang diharapkan adalah sejumlah pendapatan yang secara rasional
bisa diharapkan akan tercapai di masa-masa mendatang). Kemungkinan
mendapatkan pekejaan di perkotaan berkaitan langsung dengan tingkat lapangan
pekerjaan di perkotaan, sehingga berbanding terbalik dengan tingkat
pengangguran di perkotaan. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung
meskipun telah melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja. Kenyataan ini
memliki landasan yang rasional, karenaadanya perbedaan ekspetasi pendapatan
yang sangat lebar, yakni para migran pergi kekota untuk meraih tingkat upah lebih
tinggi yang nyata. Dengan demikian, lonjakan penggaruan di perkotaan
merupakan akibat yang tidak terhindarkan dari adanyakesempatan ekonomi
berupa kesenjangan tingkat upah antara di perdesaan dan perkotaan dan
ketimpangan itu banyak ditemukan di dunia ketiga.
1
BAB IV
KONFLIK PENGGUSURAN LAHAN
4.1 KONSTRUKSI PENGGUSURAN LAHAN
Penggusuran adalah pengusiran paksa baik secara langsung maupun secara
tak langsung yang dilakukan pemerintah setempat terhadap penduduk yang
menggunaan sumber-daya lahan untuk keperluan hunian maupun usaha.
Penggusuran terjadi di wilayah urban karena keterbatasan dan mahalnya lahan. Di
wilayah rural penggusuran biasanya terjadi atas nama pembangunan
proyek prasarana besar seperti misalnya bendungan. Di kota besar, penggurusan
kampung miskin menyebabkan rusaknya jaringan sosial pertetanggaan dan
keluarga, merusak kestabilan kehidupan keseharian seperti bekerja dan bersekolah
serta melenyapkan aset hunian. Penggusuran adalah pelanggaran hak tinggal dan
hak memiliki penghidupan. Dialog dan negosiasi dengan pihak atau masyarakat
terkait dilakukan untuk menghindari penggusuran. Akan tetapi, penggusuran
adalah hal yang mutlak untuk menanggulangi penduduk liar. Hal ini karenakan
mereka sama sekali tidak membayar tanah. Seperti yang terjadi pada kasus
penggusuran lahan masyarakat urban kalimas, dimana dalam penggusuran terjadi
secara paksa karena tidak sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini penggusuran terjadi antara pihak PT.KAI dan masyarakat urban kalimas.
bnayaknya warga yang merasa dirugikan karena tidak sesuai dengan kesepakatan.
Berikut adalah kutipan wawancara yang berhasil kami dapatkan dari informan
kunci:
“yang jelas bahwa terakhir karena tidak ada titik temu tahu-tahu tanpa pemberi tahuan yang pasti, yang jelas dari KAI ini kurang lebih ada 1.500 aparat, kemudian bawa alat macem-macem. Kemudian tanpa negosiasi artinya tanpa dinegosiasi dulu langsung dari pihak mereka menggusur.” (RW)
Dari pernyataan informan kunci yang berhasil kami dapatkan, kami
mencari data dengan warga yang terkena penggusuran lahan. Dalam
konstruksinya warga memang menyetujui untuk pindah namun pada tanggal 17
November 2013 waktu penggusurannya. Namun ada juga warga yang mendapat
ganti rugi dan tidak mendapat ganti rugi. Dalam hal ini warga yang tidak
mendapat ganti rugi dikarenakan tidak mempunyai surat bukti kepemilikan tanah
atau sertifikat tanah sehingga dalam ganti ruginya berlangsung alot dan bahkan
tidak mendapat ganti rugi.
Dalam konstruksi penggusuran lahan dijelaskan bagaimana konstruksi
masyarakat urban terhadap penggusuran lahan melalui proses terjadinya
penggusuran lahan yang dilakukan PT.KAI. dengan data dari informan yang kami
dapatkan bahwasanya dari informan subjek,informan non subjek menjelaskan
bahwasnya penggusuran lahan dilakukan karena adanya pembnagunan double
track namun pada kenyataanya PT.KAI bekerja sama dengan PELINDO, ternyata
membangun petikemas dimana digunakan sebagai tempat kontainer ataupun
kereta yang tidak dipakai. Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara
yang kami lakukan bersama masyarakat urban kalimas.
1
Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 01-SB:
Tabel 4.1.1
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi bu?
Informan sebetulnya gini yah mbak ya,,, katanya loh ya ini cuma, saya cuma ada lihatan. Sebetulnya sini nih gak di gusur cuma di bikin pelebaran jalan katanya gitu,,, terus habis itu kok, yang di gusur itu pasar turi sama wonokromo gitu loh katanya.
Peneliti biasanya konflik yang terjadi, atau bertengkar sama sama siapa sih bu? pernah bertengkar gak sih bu selama penggusuran?
Informan yah,, dorong-dorongan sama bapak polisi mbak masa rumah sekian aja personilnya seribu lima ratus, kan gak pantas dilihatnya gitu. Kita yah gak tau mau di gusur,, gak tau saya katanya masi tanggal dua puluh gitu,, saya ya tenang-tenang mbak sampai tangan adek saya sakit itu.
Peneliti untuk ini bu, mau tanya lagi ibu inikan biasanya mau di gusur. Kira-kira tanah yang di gusur ini di gunakan untuk apa sih bu??
Informan depo kontener. Inikah sudah di tempati kontener… (sambil menujuk kearah kumpulan kontener-kontener)
Peneliti terus bagaimana bu?
Informan ow,, disini di tawar satu meternya dua ratus limah puluh mbak, kita bisa apa orang rumah saya cuma enam meter mbak lebarnya,, panjangnya,,
dapat hanya beberapa,, ya untuk makan aja gak cukup mbak,, yah kita ya gak mau.
1
Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 02-NK:
Tabel 4.1.2
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi bu?
Informan Soalnya saya tidak punya sertifikat tanah, dan dari pihak PTKAI sendiri kan juga tidak memiliki sertivikat . aslinya kan itu milik pemerintah,tapi diaku-aku sama PTKAI trus saya merasa sudah tinggal disini selama puluhan tahun ,dan di undang-undang agraria kalau sudah tinggal beberapa puluh tahun berarti sudah otomatis menjadi warfa situ mbak.
Peneliti Kapan buk penggusuran ini terjadi?
Informan Kalau gak salah 17 Desember 2013 saya lupa mbak
Peneliti Sebelum ada aksi penggusuran apa ada surat peringatan dulu buk?
Informan Ya ada mbak ,tapi kan gak ketemu titik terange akhirnya pas itu turun 2000 aparat kepolisian beserta preman-preman . polisinya sambil bawa anjing gedhe-gedhe
1
Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 03-KN:
Tabel 4.1.3
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Warga disini kebanyakan pekerjaanya sebagai apa?
Informan Itu anu, kayaknya si.. mau.. mau membangun sebuah depo
Pewawancara Depo ?
Informan Iya, depo itu kayak anu lho mbak.. emh… kontainer-kontainer
itu lho mbak
Pewawancara Rencana kedepan gimana mas kalau seandainya, atau
berharapnya
gimana?
Informan Berharapnya sih kalau bisa, ada ganti ruginya lho mbak, nah
kalau
misalnya, rumah susun pokoknya tu bisa ditempati sehari hari
gitu lho
mbak
1
Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 04-AS:
Tabel 4.1.4
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Apa yang menyebabkan terjadinya penggusuran lahan di kalimas ini pak?
Informan Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas
Peneliti Sejak kapan penggusuran lahan di kalimas ini pak?
Informan Ya sekitar bulan November tanggal 20, ya dari pertengahan bulan november, ya pokoknya itu mas , ya penggusurannya terjadi tanggal 17 itu tadi
Peneliti selain itu apa lagi pak. Mungkin berkaitan dengan gantirugi ?
Informan Belum ada belum ada
Peneliti kalau menurut bapak itu upaya negosiasi apa yang dilakukan warga kalimas ini dengan pemerintah itu?
Informan selama ini kami bernegosiasi dengan dewan. Sudah di tanggapi sama dewan terus tanah itu akhirnya sama dewan dikasih surat. Gak di perhatikan
1
Berikut data yang telah kami dapatkan dari wawancara yang kami lakukan
pada informan 05-HN:
Tabel 4.1.5
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi ?
Informan Iya mas,karena pihak PT KAI ingin menguasai tempat yang dulunya yang saya tempati.
Peneliti Apa yang menyebabkan terjadinya penggusuran tersebut ?
Informan Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas.
Peneliti Apa protes ganti rugi yang di alami oleh masyarakat tersebut ?
Informan Ada mas, tapii sebagian ada yang dapat ganti rugi..
Peneliti Apa ada ganti rugi dari pemerintah tersebut???
Informan Uww adaa mas, Cuma yang dapat ganti ruginya sebesar 250 ribu mas permeternya mas,padahal saya juga ikut bayar PBB dan pajak lain-lainnya mas.
1
Dari subbab ini ditemui data yang kami dapatkan dari informan subjek dan
non subjek kami, bahwasanya informan tidak mendapat ganti rugi dan bahkan
ganti ruginya tak sepadan dengan apa yang dikeluarkan dulu ketika tinggal
ditanah sebelum tergusur. Dari pemaparan informan jelas terlihat masyarakat
urban kalimas tidak mempunyai legalitas untuk mempertahankan lahannya karena
lahan tersebut sah milik PT.KAI, namun pada pihak PT.KAI juga tidak berhasil
membujuk warga atau bernegoisasi dengan warga kalimas. sehingga dalam
konstruksinya masyarakat urban layak dan sah tinggal di lahan atau tanah yang
tak bertuan. Konstruksi pengusuran lahan i ni membuat konflik didalam proses
penggusuran dimana dalam penyelesaiannya belum sepenuhnya tuntas.
Masyarakat urban kalimas mempertanyakan akan dibuat apa tanah ini, dengan
konstruksi akan digunakan untuk double track nyatanya digunakan
Kesimpang siuran akan digunakan apa lahan yang yang digusur itu membuat
konstruksi warga yang terkena gusur berbeda-beda karena ketidakpastian akan
tanah dan perjanjian yang disepakati atau dinegoisasikan. Hal itu dapat dibuktikan
jawaban para informan ketika kami menanyakan proyek apa yang akan dibangun
PT.KAI. beriukut hasil kutipan wawancara yang kami lakukan pada salah satu
informan kami untuk mendukung gagasan dari kelompok kami :
“Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas.” (05-HN)
1
4.2 DAMPAK PENGGUSURAN LAHAN
Penggusuran merupakan pengusiran paksa baik secara langsung ataupun tidak
langsung yang dilakukan pemerintah setempat terhadap penduduk yang
menggunakan sumber daya lahan untuk keperluan hunian maupun usaha.
Penggusuran tersebut kerap terjadi di wilayah urban, dengan dalih karena
keterbatasan dan mahalnya lahan, sedangkan di wilayah rural penggusuran
biasanya terjadi atas nama pembangunan proyek prasarana besar seperti
bendungan dan lainnya. Berikut pola-pola penggusuran paksa yang kerap terjadi,
antara lain :
1. Kekerasan dan penggunaan kelompok urban dan organisasi kepemudaan
oleh pemerintah. Dalam hal ini warga biasanya akan bertahan bilamana
terjadi penggusuran, bentrok fisik antara pihak penggusur dan warga
seringkali terjadi dan mengakibatkan korban fisik dan jiwa. Oleh karena
seringnya aparat-aparat seperti trantib, polisi dan militer biasanya dibantu
oleh kelompok-kelompok preman, maka memaksa warga yang bertahan
untuk terlibat dalam kekerasan;
2. Penggusuran dan kriminalisasi. Dalam hal ini penggusuran dapat
menyebabkan kriminalisasi, salah satu contoh dalam hal terjadi
penggusuran, setelah dilakukan penggusuran maka akan dilakukan
pemagaran terhadap lokasi yang ditertibkan. Dan warga merespon dengan
dara merusak pagar yang kemudian dilanjutkan dengan kriminaslisasi;
1
3. Korupsi dan penggusuran bersiklus proyek. Dalam hal ini penggusuran
erat kaitannya dengan penggunaan anggaran dasar belanja daerah yang
dialokasikan untuk biaya penentraman dan penertiban. Keadaan ini
menjadikan penggusuran yang dilakuakan oleh pemerintah tidak sesuai
dengan keinginannnya untuk menertibkan pemukiman ilegal, akan tetapi
untuk membayar tenaga penggusur.
Penggurusan wilayah penduduk miskin di kota besar memang menyebabkan
rusaknya jaringan sosial pertetanggaan dan keluarga, merusak kestabilan
kehidupan mereka sehari-hari. Namun, penggusuran juga merupakan hal yang
mutlak untuk menanggulangi penduduk liar. Hal ini kerap terjadi karena mereka
tidak memiliki hak legal formal atas tanah yang didiaminya. Terkait hal tersebut
diatas, maka dalam hal terjadi kasus penggusuran terdapat 2 (dua) pelanggaran
yang terjadi yakni :
1. Pelanggaran terhadap hak sipil dan politik; dan
2. Pelanggaran terhadap hak ekonomi, sosial serta budaya.
Pembebasan tanah sendiri diatur sesuai dengan Surat Edaran Badan Pertanahan
Nasional Nomor 508.2-5568-D.III tanggal 6 Desember 1990 dan Surat
Keputusan Menteri Agraria/ Kepala BPN Nomor 22 Tahun 1993 tanggal 4
Desember 1993, yang mengatur bahwa pembebasan hak atas tanah demi
kepentingan swasta dapat dilakukan secara musyawarah langsung dengan
masyarakat, serta mengikutsertakan pihak BPN.
1
Namun, surat keputusan menteri tersebut, seringkali tidak dihiraukan,
sehingga pihak swasta lebih sering menempuh jalan memakai jasa pihak ketiga,
seperti camat, lurah dan kepala desa, serta preman, untuk mengintimidasi para
pemilik tanah agar mau menerima ganti rugi yang lebih kecil daripada yang
seharusnya, atau bahkan sangat kecil. Penekanan dan intimidasi ini biasanya
mendapatkan perlawanan dari pihak pemilik tanah sehingga sering terjadi gejolak
kekerasan dan menimbulkan korban jiwa, sebagaimana yang kerap terjadi akhir-
akhir ini. Beberapa dampak negatif dari sebuah penggusuran paksa pun
mengakibatkan terciptanya tunawisma-tunawisma baru, ketidakamanan masa
depan termasuk tetiadaan keamanan atas lahan, kehilangan tempat tinggal dan
terisolasi dari komunitas, keluarga dan teman-teman, penderitaan ekonomi,
kehilangan pekerjaan atau peluang pekerjaan, kekerasan terhadap perempuan, dan
lain-lain.
Dari penjelasan tersebut kami melakukan wawancara dengan informasn
subjek dan non subjek kami dimana dalam subbab ini akan dijelaskan perihal
dampak penggusuran lahan bagi masyarakat urban kalimas. Dari salah satu
informan kami mendapatkan keuntungan, dimana dalam penggusuran lahan
tersebut dengan rumah yang ditempatinya sebagai kontrakan akhirnya mendapat
tampungan tempat tinggal dari tetangganya. Informan 01-SB yang sudah tidak
mempunyai sanak saudara dan hanya sebatang kara memilih tetap tinggal
ditempat penampungan dan tidak kembali kedaerah asalnya.
1
Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
01-SB:
Tabel 4.2.1
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Berapa kerugian yang dialami, saat ada kerugian ibu?
Informan Iyaa rumah sendiri,,, saya bangun rumah habis seratus tujuh puluhlah. Belinya empat puluh lima terus saya bangun.
Peneliti terus gimana ibu sertifikat tanah udah ada terus kenapa kok masih di persulit ibu?
Informan sebetulnya itu, katanya loh mau ada ganti sampai sekarang kok gak ada gitu makanya saya itu nunggu disini sampai dapat ganti gitu mbak sampai sekarang.
Peneliti semua dulu yang tinggal di jalan Jakarta timur mayoritas kerja sebagai apa ibu?
Informan kurang tau saya mbak,, cuma saya yang sama adek saya yang kerja tadi di pabrik indomie. Dulu teluk kumaikan ada indomie terus sekarang mungkin dia kontrknya mahal pindah di pasuruan.
Peneliti jadinya sekarang tidak bekerja lagi ya bu ya,,,?
Informan enggak,,,
Peneliti begini bu untuk fasilitas umum, sekarangkan ibu di tumpangi bu untuk fasilitas kamar mandi, bagaimana ibu sudah layak gak sih menurut ibu?
Informan semua di tampungan sini,, ndak layak.
1
Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
02-NK:
Tabel 4.2.2
MateriWawancaraPeneliti Informan
Peneliti BagaimanaDampak Penggusuran Lahan?
Informan Saya sebenere tidak ikut digusur mbak, tapi saya ikut-ikut mempertahankan penggusuuran itu. Karena saya takut rumah saya ikut tergusur. Saya takut lama kelamaan penggusuran itu akan menjalar kemana-mana dan saya ikut kegusur. Selain itu banyak korban dari penggusuranlahan ini yang mata pencahariannya terputus, dan mereka menjadi pengangguran.
Peneliti Apa tidak ada ganti rugi dari pihak PTKAI nya bu?
Informan Ya ada mbak tapi Cuma 500.000 per meter. Apa dikira rumah kambing?
Peneliti Selain karena PTKAI penggusuran lahan ini tidak ada karena faktor pihak lain buk?
Informan Kayaknya sih perusahaan asing mbak, apa itu namanya bukan menyenangkan pihak asing dan menyengsarakan warga mbak?
1
Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
03-KN:
Tabel 4.2.3
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Terus masnya inikan sekarang kan ngekos, menurut mas
bagaimana
dengan fasilitas yang mas tempati sekarang? Lebih nyaman di
rumah sendiri atau..
Informan Iya lebih nyaman di rumah sendiri sih mbak (semua enak
dirumah
sendiri mbak, nggak menegeluarkan uang buat bulanan… sahut
ibu-
ibu yang tadi) Kalau bisa sih, kalau ada ganti ruginya warga
kan biar
enak biar nggak kepikiran terus, kan takunya sebagian ada yang
stress…lha itu..
Peneliti Kalau misalkan nggak kunjung ada hasilnya gimana mas?
Informan Ya, kalau saya sih.. saya ini kurang tahu mbak saya ini apa kata
orang tua, kalau saya inikan sebagai anak nunutkan mbak, lha
apa
kata orang tua kalau ngomongnya gini ya gini kalau gitu ya gitu,
cuma orang tua ini mau hasilnya doang, cuma tahu hasilnya
doang
gitu aja, gimana, rundingannya itu gimana hasilnya gimana gitu
aja
1
Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
04-AS:
Tabel 4.2.4
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Menurut bapak itu penggusuraan lahan di kalimas itu terjadi konfik?
Informan wo sering,
Peneliti konfliknya seperti apa?
Informan kalau PT KAI itu, door to door dia itu, maksudnya yang takut di takut-takuti. Kalau ada warga itu dia lari bersama aparatnya juga, banyak aparatnya. Lha yang terjadi di nomer berapa itu polisinya, mask polisinya maksa. Memaksa untuk tanda tangan.
Peneliti apakah waktu terjadinya penggusuran itu kondisinya seperti apa pak?
Informan ow,, sudah siap. Siap bertempur, ada adu fisik, adu fisiknya itu dengan aparat. Nah kira-kira itu 1.500
Peneliti trus apakah waktu terjadi selisih dengan preman,aparat sama warga itu apakah ya ada adu mulut atau gimana itu
Informan dorong-dorongan, a,, itu wakil Rtnya itu sempat di gigit anjing
1
Berikut data yang kami dapatkan dari hasil wawancara dengan informan
05-HN:
Tabel 4.2.5
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Setelah penggusuran terjadi,bagaimana masyarakat yang terkena penggusuran untuk tetap bertahan hidup atau survival?
Informan Ya itu mas,kalau yang punya banyak uang bisa pindah di daerah lain mas,tetapi seperti saya ini masih tetap tinggal disini mas,untuk menagih janji kepada pemerintah mas.
Peneliti Apa dampak yang terjadi setelah penggusuran itu telah terjadi ?
Informan Dampaknya itu banyak mas,seperti kesehatan itu kurang mas,karena sebelum ada penggusuran itu ada puskesmas keliling mas,jadi kalau ada orang sakit itu mudah untuk di obati mas.
Peneliti Apa ada kerugian dengan adanya penggusuran lahan tersebut?
Informan Kerugiannya banyak mas,dan selain itu saya sekarang bertempat tinggal tidak seperti dulu mas,seperti memulai hidup dari awal lagi mas.
1
Dari subbab ini ditemui data bahwasanya sebagian warga yang tergusur
belum mendaptkan ganti rugi dan bahkan ganti rugi berlangsung alot. Namun
pada kenyataanya banyak warga yang tergusur pindah ke tempat dan lain dan ada
pula yang kembali kedaerah asal. Dalam hal ini banyak warga kalimas yang
tergusur dirugikan secara ekonomi berupa kehilangan barang dan uang dalam
penggusuran yang tidak sesuai dengan tanggal yang ditetapkan.
Dampak penggusurann lahan kalimas membuat warga yang belum
mendapat ganti rugi harus tinggal ditempat penampungan warga lain yang
simpatik denganterjadinya penggusuran lahan yang dilakukan PT.KAI. Fasilitas
untuk kehidupan sehari-hari belum layak untuk digunakan sebagai tempat tinggal.
Penampungan memang identik dengan orang banayak yang hidup dalam satu
tempat dengan kondisi yang tidak memungkinkan dari fasilitas MCK,bentuk
bangunan, tempat tidur dan laiinya.
Dari penampungan tersebut warga kalimas yang tidak mempunyai biaya
dan ganti rugi harus bertahan hidup dengan pemberian warga ataupun terus
melanjutkan kehidupannya sembari menunggu ganti rugi selesai.
Dampakpenggusuran lahan sangatlah berdampak pada kehidupan informan yang
kami wawancarai, dan dampak itu bersikap negatif dalam segiekonomi,sosial
dan bahkan budaya yang selama terjalin lebih dari 20 tahun harus sirna karena
penggusuran lahan yang terjadi padatanggal 17 November 2013. Dalam
menyebutkan tanggal terjadinyapenggusuran lahan, informan bahkan sudah agak
lupadengan terjadinya penggusuran lahan.
1
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari pemaparan dan keterangan serta data yang telah kami dapat dari hasil
wawancara yang kami lakukan pada tanggal 24 Mei 2014, ditemui bahwasanya
konstruksi masyarakat urban kalimas didapati kesimpulannya bahwa masyarakat
urban akan berubanisasi ke tempat-tempat yang mempunyai fasilitas yang lengkap
dan semua mudah didapat. Dengan banyaknya fasilitas membuat lahan menjadi
semakin sempit di kota surabaya, dengan banyaknya mall yang ada di surabaya,
membuat lahan menjadi sempit dan bahkan hanya tersisa hanya dipinggiran kota.
Dari hal tersebut masyarakat urban memanfaatkan lahan yang tersisa seperti yang
terjadi didaerah kalimas, dimana masyarakat urban ini menempati lahan/tanah tak
bertuan dipinggiran rel kereta api. Dalam hal ini ternyata lahan dan rumah tidak
bersertifikat. Pihak PT.KAI kesulitan dalam mencapai mufakat dengan warga
kalimas. Sehingga terjadi konflik dalam penggusuran lahan warga kalimas. dari
subbab daya tarik kalimas ditemui bahwasnya. Pada fokus penelitian tentang
dampak penggusuran lahan diperoleh kesimpulan bahwasanya penggusuran yang
tidak sesuai dengan tanggal yang ditetapkan.
Dampak penggusurann lahan kalimas membuat warga yang belum
mendapat ganti rugi harus tinggal ditempat penampungan warga lain yang
simpatik denganterjadinya penggusuran lahan yang dilakukan PT.KAI. Fasilitas
1
untuk kehidupan sehari-hari belum layak untuk digunakan sebagai tempat tinggal.
Penampungan memang identik dengan orang banayak yang hidup dalam satu
tempat dengan kondisi yang tidak memungkinkan dari fasilitas MCK,bentuk
bangunan, tempat tidur dan laiinya.
Dari penampungan tersebut warga kalimas yang tidak mempunyai biaya
dan ganti rugi harus bertahan hidup dengan pemberian warga ataupun terus
melanjutkan kehidupannya sembari menunggu ganti rugi selesai.
Dampakpenggusuran lahan sangatlah berdampak pada kehidupan informan yang
kami wawancarai, dan dampak itu bersikap negatif dalam segiekonomi,sosial
dan bahkan budaya yang selama terjalin lebih dari 20 tahun harus sirna karena
penggusuran lahan yang terjadi pada tanggal 17 November 2013. Dalam
menyebutkan tanggal terjadinyapenggusuran lahan, informan bahkan sudah agak
lupadengan terjadinya penggusuran lahan.
5.2 SARAN
Dalam penelitian ini hendaknya mmasyarakat urban kalimas bahwasanya
kami sebagai peneliti bukan sebagai penyalur aspirasi atau suara penggusuran
lahan. Kami sebagai peneliti bersikap senetral-netralnya. Dalam hal ini PT.KAI
juga hendaknya memberi kejelasan terkait ganti rugi. Dari kami sebagai peneliti
dengan laporan sosiologi perkotaan dengan topik penggusuran lahan bertempat di
jalan kalimas baru, kalimas, kecamatan Pabean Cantikan berharap bisa digunakan
sebagai referensi untuk penelitan dan peneliti selanjutnya.
Peneliti Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi bu?
Informan sebetulnya gini yah mbak ya,,, katanya loh ya ini cuma, saya cuma ada lihatan. Sebetulnya sini nih gak di gusur cuma di bikin pelebaran jalan katanya gitu,,, terus habis itu kok, yang di gusur itu pasar turi sama wonokromo gitu loh katanya.
Peneliti biasanya konflik yang terjadi, atau bertengkar sama sama siapa sih bu? pernah bertengkar gak sih bu selama penggusuran?
Informan yah,, dorong-dorongan sama bapak polisi mbak masa rumah sekian aja personilnya seribu lima ratus, kan gak pantas dilihatnya gitu. Kita yah gak tau mau di gusur,, gak tau saya katanya masi tanggal dua puluh gitu,, saya ya tenang-tenang mbak sampai tangan adek saya sakit itu.
Peneliti untuk ini bu, mau tanya lagi ibu inikan biasanya mau di gusur. Kira-kira tanah yang di gusur ini di gunakan untuk apa sih bu??
Informan depo kontener. Inikah sudah di tempati kontener… (sambil menujuk kearah kumpulan kontener-kontener)
Peneliti terus bagaimana bu?
Informan ow,, disini di tawar satu meternya dua ratus limah puluh mbak, kita bisa apa orang rumah saya cuma enam meter mbak lebarnya,, panjangnya,,
dapat hanya beberapa,, ya untuk makan aja gak cukup mbak,, yah kita ya gak mau.
Peneliti Berapa kerugian yang dialami, saat ada kerugian ibu?
Informan Iyaa rumah sendiri,,, saya bangun rumah habis seratus tujuh puluhlah. Belinya empat puluh lima terus saya bangun.
Peneliti terus gimana ibu sertifikat tanah udah ada terus kenapa kok masih di persulit ibu?
Informan sebetulnya itu, katanya loh mau ada ganti sampai sekarang kok gak ada gitu makanya saya itu nunggu disini sampai dapat ganti gitu mbak sampai sekarang.
Peneliti semua dulu yang tinggal di jalan Jakarta timur mayoritas kerja sebagai apa ibu?
Informan kurang tau saya mbak,, cuma saya yang sama adek saya yang kerja tadi di pabrik indomie. Dulu teluk kumaikan ada indomie terus sekarang mungkin dia kontrknya mahal pindah di pasuruan.
Peneliti jadinya sekarang tidak bekerja lagi ya bu ya,,,?
Informan enggak,,,
Peneliti begini bu untuk fasilitas umum, sekarangkan ibu di tumpangi bu untuk fasilitas kamar mandi, bagaimana ibu sudah layak gak sih menurut ibu?
Informan semua di tampungan sini,, ndak layak.
1
TRANSKRIP OBSERVASI
No. : 02Koding : Ob-02/24-05/2014TanggalPengamatan : 24 Mei 2014Jam : 17.25-18.00Kegiatan yang Diobservasi : Setting Wawancara dengan Informan
Wawancara dengan nurul khasanah dilakukan tanggal 24 Mei 2014 di sore
hari di rumah ibu nurul, pada saat itu ibu nurul sedang mencuci piring. Disitu ada
anaknya juga yang sedangbermain.
Suami ibu nurul juga keluar masuk rumah dengan membawa sangkar
burung peliharaannya. Namun keadaan itu tidak terlalu mengganggu hasil indept
interview yang di lakukan bersama ibu nurulkhasanah.
No. : W-02/q-2/24-05/2014Kode : 02-NKNamaInforman : Nurul KhasanahTanggalPengamatan : 24 Mei 2014Jam : 17.25-18.00TempatWawancara : Kalimas, Kec.Pabean CantikanTopikWawancara : Alasan Tinggal di Kalimas
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Sebelum tinggal disini ibu tinggal dimana?
Informan Di Madura
Peneliti Mengapa pindah kesini bu?
Informan Karena sayai kut orang tua saya mbak, kan sebelum saya lahir orang tua saya sudah tinggal disini. Yang jelas orang tua saya tinggal disisni sejak jaman belanda dan tanah ini juga warisan dari nenek saya saat perang lawan belanda dulu mbak
Peneliti Sejak kapan tinggal disini
Informan Sejak saya lahir, ya sudah 32 tahunan
Peneliti Kenapa ibu gak balik ke Madura?
Informan Asap kita sudah disini mbak, kalau kita balik kita mau kerja apa?
Peneliti Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi bu?
Informan Soalnya saya tidak punya sertifikat tanah, dan dari pihak PTKAI sendiri kan juga tidak memiliki sertivikat . aslinya kan itu milik pemerintah,tapi diaku-aku sama PTKAI trus saya merasa sudah tinggal disini selama puluhan tahun ,dan di undang-undang agraria kalau sudah tinggal beberapa puluh tahun berarti sudah otomatis menjadi warfa situ mbak.
Peneliti Kapan buk penggusuran ini terjadi?
Informan Kalau gak salah 17 Desember 2013 saya lupa mbak
Peneliti Sebelum ada aksi penggusuran apa ada surat peringatan dulu buk?
Informan Ya ada mbak ,tapi kan gak ketemu titik terange akhirnya pas itu turun 2000 aparat kepolisian beserta preman-preman . polisinya sambil bawa anjing gedhe-gedhe
Informan Saya sebenere tidak ikut digusur mbak, tapi saya ikut-ikut mempertahankan penggusuuran itu. Karena saya takut rumah saya ikut tergusur. Saya takut lama kelamaan penggusuran itu akan menjalar kemana-mana dan saya ikut kegusur. Selain itu banyak korban dari penggusuranlahan ini yang mata pencahariannya terputus, dan mereka menjadi pengangguran.
Peneliti Apa tidak ada ganti rugi dari pihak PTKAI nya bu?
Informan Ya ada mbak tapi Cuma 500.000 per meter. Apa dikira rumah kambing?
Peneliti Selain karena PTKAI penggusuran lahan ini tidak ada karena faktor pihak lain buk?
Informan Kayaknya sih perusahaan asing mbak, apa itu namanya bukan menyenangkan pihak asing dan menyengsarakan warga mbak?
TRANSKRIP OBSERVASI
1
No. : 03Koding : Ob-03/24-05/2014Tanggal Pengamatan : 21 Mei 2014Jam : 17.25-18.00Kegiatan yang Diobservasi : Setting Wawancara dengan Informan
Wawancara dengan kurniawan ini dilakukan tanggal 21 Mei 2014 di sore
hari di penampungan di salah satu rumah warga penggusuran lahan PT KAI,
keadaan di sekitar sedikit kurang mendukung karena suasana sekitar lumayan
ramai akibat banyak aktivitas warga yang terjadi dan berdekatan dengan teman-
teman yang melakukan wawancara juga, namun tidak terlalu mengganggu hasil
indept interview yang di lakukan bersama kurniawan.
Peneliti Apa yang menyebabkan terjadinya penggusuran lahan di kalimas ini pak?
Informan Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas
Peneliti Sejak kapan penggusuran lahan di kalimas ini pak?
Informan Ya sekitar bulan November tanggal 20, ya dari pertengahan bulan november, ya pokoknya itu mas , ya penggusurannya terjadi tanggal 17 itu tadi
Peneliti selain itu apa lagi pak. Mungkin berkaitan dengan gantirugi ?
Informan Belum ada belum ada
Peneliti kalau menurut bapak itu upaya negosiasi apa yang dilakukan warga kalimas ini dengan pemerintah itu?
Informan selama ini kami bernegosiasi dengan dewan. Sudah di tanggapi sama dewan terus tanah itu akhirnya sama dewan dikasih surat. Gak di perhatikan
TRANSKIP WAWANCARA
1
No. : W-04/q-3/24-05/2014Kode : 04-ASNama Informan : Abdul SalamTanggal Pengamatan : 24 Mei 2014Jam : 17.25-18.00Tempat Wawancara : Kalimas, Kec.Pabean CantikanTopik Wawancara : Alasan Tinggal di Kalimas
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti alasannya apa pak ,kok tetap pilih tnggal di sini itu?
Informan ya pekerjaan itu sulit di desa
Peneliti ow,,, madura itu di desanya
Informan di desa
Peneliti ow,, lebih mudah di sini.
Informan iya lebih mudah di sini. Di sana paling apa kerjanya,, bertani
Peneliti menerut bapak untuk pemasukan sendiri, lebih banyak di mana pak
Informan ya di sini
TRANSKIP WAWANCARA
1
No. : W-04/q-4/24-05/2014Kode : 04-SBNama Informan : Abdul Salam Tanggal Pengamatan : 24 Mei 2014Jam : 17.25-18.00Tempat Wawancara : Kalimas, Kec.Pabean CantikanTopik Wawancara : Dampak Penggusuran Lahan
Materi WawancaraPeneliti Informan
Peneliti Menurut bapak itu penggusuraan lahan di kalimas itu terjadi konfik?
Informan wo sering,
Peneliti konfliknya seperti apa?
Informan kalau PT KAI itu, door to door dia itu, maksudnya yang takut di takut-takuti. Kalau ada warga itu dia lari bersama aparatnya juga, banyak aparatnya. Lha yang terjadi di nomer berapa itu polisinya, mask polisinya maksa. Memaksa untuk tanda tangan.
Peneliti apakah waktu terjadinya penggusuran itu kondisinya seperti apa pak?
Informan ow,, sudah siap. Siap bertempur, ada adu fisik, adu fisiknya itu dengan aparat. Nah kira-kira itu 1.500
Peneliti trus apakah waktu terjadi selisih dengan preman,aparat sama warga itu apakah ya ada adu mulut atau gimana itu
Informan dorong-dorongan, a,, itu wakil Rtnya itu sempat di gigit anjing
TRANSKRIP OBSERVASI
1
No. : 05Koding : W-05/q-4/24-05/2014Tanggal Pengamatan : 24 Mei 2014Jam : 17.25-18.00Kegiatan yang Diobservasi : Setting Wawancara dengan Informan
Wawancara dengan bapak hasan ini dilakukan tanggal 24 Mei 2014 di
sore hari di penampungan di salah satu rumah warga penggusuran lahan PT
KAI, keadaan di sekitar sedikit kurang mendukung karena suasana sekitar
lumayan ramai akibat banyak aktivitas warga yang terjadi dan berdekatan
dengan teman-teman yang melakukan wawancara juga, namun tidak terlalu
mengganggu hasil indept interview yang di lakukan bersama Bapak Hasan.
Peneliti Bagaimana penggusuran lahan bisa terjadi ?
Informan Iya mas,karena pihak PT KAI ingin menguasai tempat yang dulunya yang saya tempati.
Peneliti Apa yang menyebabkan terjadinya penggusuran tersebut ?
Informan Karena PT KAI ingin menguasai tempat yang saya tinggal mas,dan selain itu sendiri PT KAI pun melanggar perjanjian mas,padahal katanya mau di buat double trek mas,eh ternyata dibuat investasi lain mas.
Peneliti Apa protes ganti rugi yang di alami oleh masyarakat tersebut ?
Informan Ada mas, tapii sebagian ada yang dapat ganti rugi..
Peneliti Apa ada ganti rugi dari pemerintah tersebut???
Informan Uww adaa mas, Cuma yang dapat ganti ruginya sebesar 250 ribu mas permeternya mas,padahal saya juga ikut bayar PBB dan pajak lain-lainnya mas.
Peneliti Setelah penggusuran terjadi,bagaimana masyarakat yang terkena penggusuran untuk tetap bertahan hidup atau survival?
Informan Ya itu mas,kalau yang punya banyak uang bisa pindah di daerah lain mas,tetapi seperti saya ini masih tetap tinggal disini mas,untuk menagih janji kepada pemerintah mas.
Peneliti Apa dampak yang terjadi setelah penggusuran itu telah terjadi ?
Informan Dampaknya itu banyak mas,seperti kesehatan itu kurang mas,karena sebelum ada penggusuran itu ada puskesmas keliling mas,jadi kalau ada orang sakit itu mudah untuk di obati mas.
Peneliti Apa ada kerugian dengan adanya penggusuran lahan tersebut?
Informan Kerugiannya banyak mas,dan selain itu saya sekarang bertempat tinggal tidak seperti dulu mas,seperti memulai hidup dari awal lagi mas.
1
B. Informan
INFORMAN KUNCI
Identitas informan :
Nama : Misdi
Umur : 58 tahun
Alamat : jln. Kalimas baru no 28 rt 05 rw 01
Pekerjaan : swasta.
Pada hari kamis tanggal lima juli 2014 tepatnya jam setengah enam saya
dan teman saya melakukan indepth interview kepada informan kunci yaitu bapak
RW.
Peneliti : assalamu’alaikum
Informan : waalaikumsalam,,,
Peneliti : maaf pak, jam segini baru sampai sini. Langsung saja ya pak
saya mulai wawancaranya
Informan : ow,, iya gak papa, silahkan mau tanya apa..
Peneliti : sejak kapan bapak tinggal di sini?
Informan : sejak tahun enam puluhan gitu. Sejak tahun enam puluhan.
Peneliti : alasan bapak tinggal di sini?
Informan : ya ikut orang tua, orang tua kan disini dulu. Jadi Sejak kecil
1
Peneliti : apa itu, menurut bapak itu mayoritas penduduk di kalimas itu
berasal dari daerah mana pak?
Informan : mayoritas di,,, ow penduduk di sini, mayoritas ya jawa sama
madura.
Peneliti : itu mayoritas...,pendatang atau,,,,
Informan : endak,,,ya semuanyakan pendatang. Dulukan disini kosong semua
gitu lo..., jadi mereka datang itu ya ke sini. Artinyakan, lahan ini
dulu memang kosong tapi ada rumah gitu lo. .. ahh dulukan orang
tua kariyawannya kereta api
Peneliti : trus bapak sendiri bekerja sebagai apa?
Informan : sekarang..., saya swasta. Di basuki rahmat
Peneliti : terus kalau menurut bapak itu di kalimas apa sering terjadi
konflik pak?
Informan : penggusuran ini kan ada tahapan gitu, awal itu memang ya sudah
ada pembicaraan. Cumakan konfliknya itukan yang digusur itu
maunya gak mau digusur. Dia punya keinginan ingin memiliki,
ingin memiliki tempat itu gitu lo. Karena apa dia kan di undang-
undang agraria 20 tahun menempat, ini bisa di, diminta kan gitu.
Peneliti : itu asal muasalnya tanahnya itu milik siapa ya pak?
1
Informan : yang jelas kalau disini itu tanahnyakan punyanya PELINDO.
Tapi disini orang-orangkan menempati di sini diakan karna
karyawan kereta api, dia punya surat penunjukan untuk
menempati. Jadi rumah ini punyanya KAI.
Peneliti : jadi sayakan pernah melakukan wawancara terhap salah satu
informan di jalan jakarta timur, yang lokasinya berdekatan
dengan stasiun kalimas itu pak. Itu mereka itu menganggap bahwa
tanah itu dulunya itu bekas rampasan perang, itu apa betul pak?
Informan : gini, tanah itu yang jelas awal itu yo tek e negoro kabeh kan gitu.
Awal itu,, awal itu kita gak tau awal itu siapa, tapi yang jelas disini
sudah ada tanahnya PT kereta api , jadi sudah ada gedung itu juga
sudah ada, jadi apa itu istilahnya,, mulai jaman beland. Orang
nganggep, ini dianggep bekas rampasan itu. Tapi yang jelas bahwa
tempat ini bekasnya Orang-orang belanda yang di stasiun ini.
Peneliti : rencananya kedepannya itu dibangun untuk apa pak?
Informan : itu ya ndak tahu,yang jelas itu formasi ee realitas sampai sekarang
itukan pt petikemas itu lo
Peneliti : waktu terjadinya penggusuran lahan ituapakan ada tindak
kekerasan terhadap para warga atau sebaliknya dari aparat, dari
warga kepada aparat itu pak
1
Informan : yang jelas bahwa terakhir karena tidak ada titik temu tahu-tahu
tanpa pemberi tahuan yang pasti, yang jelas dari KAI ini kurang
lebih ada 1.500 aparat, kemudian bawa alat macem-macem.
Kemudian tanpa negosiasi artinya tanpa dinegosiasi dulu langsung
dari pihak mereka menggusur.
Penelit : sebelumnya apakah tidak ada dari aparat bahwa sebelum ada
penggusuran itu
Informan : gak ada, jadi memang tanpa ada mediasi tanpa ini,oleh karena itu
gak ada
Peneliti : itu sejak kapan pak konflik itu terjadi?
Informan : awal tahun lalu. Artinya awal itu ee2013 kalau gak salah.
Peneliti : Menurut bapak ketika terjadi konflik itu siapa saja yang terlibat
Informan : yang jelas warga, jadi yang gusur itukan dari PT. KAI. Artinya
PT. KAI yang punya kaya gitu. Tapi pada sat terjadi itukan aparat
ini yang melakukan
Peneliti : yang mengalami konflik itu aparat, warga,
Informan : yang jelas yang gusur PT.KAI gitu lo
Peneliti : terus katanya juga ada sejumlah preman-preman untuk membantu
aparat.
Informan : artinyakan gini, informasi ada preman ini rombongannya dari
PT.KAI
1
Peneliti : kalau menurut bapak itu negosiasi apa yang dilakukan warga
kalimas dengan pemerintah pak?
Informan : yang jelas itu sampai hari ini, itukan baru beberapa rumah yang
mendapat biyaya ganti rugi masih ada beberap yang belum selesai.
Jadi itu kita upayakan untuk , kemudian kalau ndak salah itu.
Makannya dalam bulan-bulan ini akan diselesaikan gitu untuk
ganti rugi.
Peneliti : tapi nyatanya sudah selesi semua atau masih ada yang belum
Informan : belum, jadi masih yang rumah dinas. Ada tujuh, tujuh rumah
dinas. Kemudian ada delapan yang di sekitar rumah dinas, lalu ada
sekitar dua tiga yang berada diluar rumah dinas.
Peneliti : yasudah, sekian wawancara dari kami terimakasih atas informasi
yang telah diberikan.
Informan : iya sama-sama.
1
INFORMAN NON SUBJEK
Identitas Responden
Nama lengkap : Nurul Khasanah
Umur : 32 tahun
Bekerja :Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir :S1
Peneliti : Permisi buk mau tanya
Informan : Iya mbak ada apa? (bergegar meninggalkan cuciannya kemudian
berjalan kearah peneliti)
Peneliti : Di daerah baru saja terjadi penggusuran yaa buk?
Informan : Iya mbak saya juga kena gusur
Peneliti : oh begitu buk. Kalo ibu berkenan apakah kita boleh minta
waktunya sebentar untuk wawancara buk?
Informan :ya tentu saja bisa mbak. Tapi mbak-mbak nya ini dari mana ya?
Kok pada pakek jas warna biru-biru?
Peneliti :ooh begini buk. Kami dari Universitas Airlangga jurusan
Sosiologi. Disini kami ada tugas kuliah lapangan mengenai
penggusuran lahan.
1
Informan :jadi kayak KKN gitu tah mbak
Peneliti : iya buk kurang lebihnya seperti itu. Ibu sejak kapan buk
menempati lahan yang digusur itu?
Informan : ya sejak saya lahir mbak. Ya udah 32 tahunan lah mbak.
Peneliti : kenapa buk kok tinggal didaerah sini?
Informan : la saya ikut orang tua saya mbak kan dari sebelum saya lahir
orang tua saya sudah tinggal disini.
Peneliti : sebelum orang tua ibu tinggal didaerah sini tinggal dimana buk?
Informan : ya dimadura mbak
Peneliti : loh kok bisa pindah ke sini kenapa buk?
Iinforman : wah kurang jelas mbak. Yang jelas orang tua saya tinggal disini
sejak jaman belanda dan tanah ini juga warisan dari nenek saya
saat perang lawan belanda dulu mbak.
Peneliti :oh jadi kebanyakan warga sini juga dari madura juga buk?
Informan : ya enggak semua mbak tapi emang banyak yang dari madura.
Ada juga mbak ibu-ibu yang duduk disebelah sana itu (sambil
menunjuk ke ibu-ibu yang duduk disebelah warung)
Peneliti : iya buk kenapa?
Informan : ibu itu dri jombang mbak
Peneliti : warga didaerah sini itu kebanyakan bekerja sebagai apa buk?
1
Informan : kebanyakan sih dagang mbak. Tapi setelah lahan ini di gusur gak
tau lagi ya mbak orang-orangnya pada pergi kemana.
Peneliti : dagang apa aja buk?
Informan : ya dulu yang punya rumah sebelah situ (sambil menunjuk lahan
yang telah digusur) itu jual martabak terus yang sebelah situ juga
jualan bakso tapi gak tau mbak mereka sekarang pada kemana.
Peneliti : penggusuran lahan seperti ini sering terjadi ya buk di sini?
Informan : ya enggak mbak baru kali ini saja
Peneliti :oh jadi baru terjadi kali ini ya buk?
Informan : iya mbak sebelum sebelumnya gak pernah kok.
Peneliti : kapan buk penggusuran ini terjadi?
Informan : tanggal berapa ya mbak saya lupa. Kalo gak salah sih tanggal
tujuh belas desember dua ribu tiga belas itu mbak.
Peneliti : sebelum ada aksi penggusuran apa ada surat peringatan dulu buk?
Informan : ya ada mbak tapi kan gak temu titik terang akhirnya pas itu
langsung turun aparat polisi 2000 aparat mbak sama preman-
preman gitu. Iya kalo polisi aja gak papa mbak tapi ini polisinya
sambil bawa anjing gede-gede mbak.
Peneliti : emang lahan ini mau dibuat apa buk?
1
Informan : ya katanya sih doubeltrak mbak tapi setelah dikonformasi ke
pihak pusat yang ada di bandung katanya gak ada. La sebenarnya
bisa dikatakan tanah ini itu tanah tak bertuan mbak.
Peneliti : maksudnya gimana buk? Apa ibu gak punya sertifikat tanahnya
buk?
Informan :ya kami emang gak punya serifikatnya mbak tapi kan menurut
undang-undang kamin udah tinggal disini puluhan tahun jadi kami
memang penduduk sini. La kami juga punya KSK sama KTP sini
juga kok mbak.
Peneliti : oh gitu ya buk
Informan : iya mbak tapi dari pihak PT KAI nya juga gak punya surat-surat
kepemilikan lahan ini mbak
Peneliti : pengusuran ini terjadi antara siapa dengan siapa buk?
Informan : ya kami sama PT KAI mbak
Peneliti : tidak ada pihak-pihak lain buk?
Informan : ya mestinya sih ada mbak. Kayaknya perusahan asing mbak. La
buktinya bukan dibuat doubeltrak malah dibuat tempat box-box itu
mbak. Apa itu bukannya menyenangkan pihak asing mbak tapi
warganya jadi kayak gini (berkata dengan penuh emosi).
Peneliti :apa tidak ada ganti rugi yang ditawarkan dari pihak PT KaI buk?
1
Informan : ya ada mbak tapi cumak Rp500.000 per meter apa di kira rumah
kambing.
Peneliti :emang warga minta ganti rugi berapa buk?
Informan : kami hanya minta harga yang sewajarnya saja mbak
Peneliti : jika diberi ganti rugi apakah semua warga disini mau pindah buk?
Informan : ya gak semua mbak ada yang mau ada yang tidak. Jadi lokasinya
bolong-bolong gitu mbak.
Peneliti : buk kenapa ibu gak balik ke madura saja buk?
Informan : asap kita sudah disini mbak kalau balik kemadura kita mau kerja
apa.
Peneliti :oh lalu sampai kapan buk kasus ini akan berlanjut?
Informan : ya kita masih menunggu pemilu presiden mbak
Peneliti :kenapa buk kok nunggu pemilu?
Informan : ya kan anggota DPR DPR ini masih sibuk ngurusin pemilu mbak.
Saya rasa ya mbak ini tuh sudah banyak yang disogok soalnya
abah saya kan termasuk tokoh di waraga-warga sekitar sini nah
abah saya mau disogok mbak sama PT KAI biar gak ikut-ikut
masalah ini mbak tapi abah saya gak mau.
Peneliti : wah ditawari berapa buk?
1
Informan : berapa M gitu mbak tapi lupa mbak pastinya berapa. Saya itu
kecewa mbak kenapa pada saat itu tidak ada satu pun mahasiswa
seperti kalian ini. Padahal pada saat itu kami itu membutuhkan
sang pencerah seperti mahasiswa kayak kalian ini mbak.
Peneliti :ya kami mohon maaf buk. Disini kami bukan sebagai aktifis
mahasiswa untuk membantu konflik disini namun kami sebagai
mahasiswa yang sedang melakukan penelitian sosial demi
kebutuhan tugas kuliah buk.
Informan : ya meskipun kalian bukan aktifis tapi kalian kan punya teman
aktifis ya setidaknya saya mohon dengan sangat sampaikan lah
pesan saya kepada mereka bahwa kami sanyat membutuhkan
pertolongan kalian. Kalo tidak daripada penelitian ini hanya
menjadi sebuah laporan ke dosen ya alangkah baiknya
menyampaikan hal ini kepada pihak media dalam bentuk tulisan.
Peneliti : ya maaf buk sebelumnya kami tidak bisa menjanjikan apa-apa.
Kami hanya dapat memberikan souvenir ini kepada ibu sebagai
bentuk terima kasih kami karena berkenan untuk dijadikan
informan (sambil memberikan souvenir kepada informan).
1
INFORMAN NON SUBJEK
Identitas Informan
Nama lengkap : kurniawan
Umur : 19 tahun
Pekerjaan : belum bekerja baru lulus Sma tahun 2014
Pendidikan terakhir : SMK, lulusan SMK 7 Surabaya
Alamat : Jalan Jakarta Timur/21A
RW/RT : 1/3
Tempat wawancara : salah satu rumah warga kalimas di sebelah daerah yang
terkena gusur
yang merupakan rumah anak yang orang tuanya menjadi
korban
penggusuran
Tanggal wawancara : Rabu, 21 Mei 2014
Durasi wawancara : 21 menit 44 detik
Suasana rumah : suasana saat wawancara sedikit kurang kondusif karena
wawancara
yang dilakukan bersebelahan dengan beberapa teman yang
lain yang
juga melakukan wawancara dan suasana diluar rumah
lumayan ramai
banyak anak-anak kecil yang bermain, serta kendaraan
berlalu-lalang
1
di depan rumah tempat wawancara.
Salah satu teman menunjukkan pada kami untuk mewanwancarai salah
satu korban penggusuran lahan yang terjadi di Kalimas. Wawancara yang kami
lakukan duduk di kursi di depan rumah salah satu warga dekat lokasi penggusuran
lahan. Pritya memegang HP buat merekam pembicaraan duduk di samping kiri
informan serta sesekali mengajukan pertanyaan sedangkan Suci yang mengajukan
pertanyaan, posisi duduk di depan informan.
Peneliti : Maaf mas, namanya siapa?
Informan : Kurniawan (suara kendaraan lewat)
Peneliti : Lengkapnya, nama lengkapnya?
Informan : Iya, Kurniawan (terdengar teriakan anak kecil di jalan)
Peneliti : Bekerja sebagai apa mas?
Informan : Saya masih anu, barusan lulusan
Peneliti : Umurnya berapa? (pritya)
Informan : Umurnya 19
Peneliti : Sekarang bekerja atau gimana?
Informan : Iya mau nyari mbak
Peneliti : Masih mau nyari?
Informan : iya
Peneliti : Jadi lulusnya 2014 ini?
Informan : Iya, lulusan ini
Peneliti : Mas, ini alamatnya mana?
1
Informan : Ini, iya Jalan Jakarta Timur, Jalan Jakarta Timur (kurang
jelas)
Peneliti : Jalan Jakarta Timur? (sambil mencatat)
Informan : Iya, nomor 21A
Peneliti : Nomor?
Informan : 21A
Peneliti : RT/RW nya mas?
Informan : RW 3 e, RW 1/RT 3
Peneliti : Penggusurannya disini dilakukan tanggal berapa mas
kemaren?
Informan : penggusurannya ituuu… sekitaran Tahun kemaren bulan
November (pegang jidat sambil mengingat-ngingat)
Peneliti : Malah tahun kemaren?
Informan : Iya
Peneliti : Sekarang mas nya tinggal dimana?
Informan : Ini masih ngekos di tetangga
Peneliti : Kos di tetangga?
Informan : Iya
Peneliti : Begini mas, masnya tinggal di kalimas ini sudah berapa
lama, sama keluarga?
Informan : Tahun 82 (maksudnya 1982)
Peneliti : Sama keluarga?
Informan : Iya
1
Peneliti : Terus sekarang keluarganya dimana? Disini semua atau…
(sudah disahut dijawab)
Informan : Keluarganya ada yang disini, ada yang sebagian di desa
Peneliti : Desanya mana?
Informan : Gresik
Peneliti : Gresik yang mana mas?
Informan : Di gresik nya…Desa Gurang Anyar
Peneliti : Itu yang mana mas?
Informan : Anu.. ikut apa sih…(sedikit berpikir sambil pegang jidat),
pokoknya ikut gresiknya itu lho mbak, ya ikut gresiknya
cuma desanya, tapi bukan di kotanya…
Peneliti : Bukan kota?
Informan : Iya, desanya
Peneliti : Terus ini apa alasan keluarga memilih tinggal dikalimas
ini kan sejak tahun 1982?
Informan : Kalau itu belum tahu mbak
Peneliti : Belum tahu?
Informan : Itukan orang tuanya (mah… terdengar teriakan anaka
kecil memanggil orang tuanya dijalan depan rumah saat
wawancara)
Peneliti : Warga disini kebanyakan pekerjaannnya sebagai apa?
Informan : Pekerjaannya… kebanyakan sih pekerjaanya pensiun
PJKA
Peneliti : Pensiun PJKA?
1
Informan : Iya, PT KAI itu mbak
Peneliti : Kebanyakan kan pensiunan KAI tapi kenapa malah yang
menggusur PT KAI?
Informan : Ya itu mbak apa, inikan ada PT lain, PT lain ini kerjasama
dengan KAI gitu lho, lha… terus habis itu, ya PT KAI itu
mau merncanakan mau menjual tanahnya.. lha terus
sedangkan tanah ini tanah resmi warga ya gitu lho, lha tapi
sedangkan katanya kai itu, katanya.. itu tanah milik Kereta
Api, tapi sebenarnya tidak gitu lho
Peneliti : Tapi warga disini punya surat? (pritya)
Informan : Punya, punya jadi itu ditunjukkin itu mbak suratnya
Peneliti : Iya, heeh
Informan : Sama ditujukin ke aparat itu masih tetep saja maksa
Peneliti : Tapi PT KAI nya punya surat apa tidak?
Informan : Lha itu dimintain tapi nggak anu anu apa nggak
Peneliti : Nggak kunjung dikasih? (pritya)
Informan : Iya, nggak kunjung dikasih
Peneliti : Jadi nggak ada kejelasannya, yang sini punya tapi PT
KAInya nggak mau tahu?
Informan : Iya, iya
Peneliti : Tidak kunjung dikasih?
Informan : Iya, iya.. warga itu cuma minta buktinya kalau tanah ini
punyaknya KAI itu suratnya mana, kok nggak diberikan ke
warga gitu lho mbak, warga mintanya cuma itu doang.
1
Peneliti : Lahannya yang habis di gusur itu masih nggak dinagun-
bangun atau masih diapakan? (kurang terdengar)
Informan : Ini, apanya mbak? (mengulang pertanyaan)
Peneliti : Lahannya ini?
Informan : Lahannya ini masih apa.. kayak dirapiin gitu lho mbak, ya
sebagian masih ada yang kurang ini baru 80% yang sudah
jadi, cuma daerah situ…(mengulang perkataan) nunggu
daerah situ (sambil menunjuk tempat yang sudah terlebih
dahulu dilakukan penggusuran)
Peneliti : Luas nya berapa mas lahannya? (pritya)
Informan : Ya ini, muter ini mbak sampek jalan raya itu
Peneliti : Berapa jumlah kepala keluarga?
Informan : Saya?
Peneliti : Bukan, warga yang terkena gusur
Informan : ow, sini.. kira kira…
Peneliti : Kurang lebih?
Informan : Kira kira itu 150 lebih mbak, kurang lebih 150
Peneliti : Kepala keluarganya 150?
Informan : Iya
Peneliti : Ada RT/RW nya nggak kira-kira mas?
Informan : Nggak ada
Peneliti : Nggak ada RT/RW nya?
Informan : Ow, ada
Peneliti : Terus sekarang RT nya dimana?
1
Informan : Ada, ow ada ada di gang barat sebelahnya Pak RT nya
ada (makasih ya mbak, terdengar suara ibu-ibu yang telah
selesei diwawancarai teman kami disebelah)
Peneliti : Sebelumnya pernah ada sosialisasi masalah penggusuran
lahan ini apa tidak mas?
Informan : Maksudnya? (kurang paham)
Peneliti : Maksudnya kan, datang tiba-tiba PT KAI meminta
lahannya kan?
Informan : Iya
Peneliti : Nah, itu gimna? Sebelumnya pernah ada negosiasi atau?
Informan : pada waktu itu mbak, pas tanggal 17 november 2013 itu,
hah itu kejadian pemberontakan langsung,
Peneliti : Langsung
Informan : Iya, langsung demo.. langsung di gusur setelah itu di
bongkar
Peneliti : Yang demo?
Informan : Yang demo ya warga sini mbak
Peneliti : Pemberitahuan sebelumnya sehari atau sebelumnya
pernah ada negosiasi?
Informan : Iya sudah, terus habis gitu demonya itu datangnya pas
waktu perencanaan bongkar itu mendadak, dadakan.. habis
gitu, warga inikan warga yang demo yang bongkaran itu
pas hari kerja, nah..wargakan sebagian nggak ada, habis
gitu ya.. ya aparat ya maksa gitu lho mbak.
1
Peneliti : Langsung?
Informan : Iya, pada waktu itu, terus warga mau minta waktu, mau
minta waktu itu nggak dikasih
Peneliti : Nggak dikasih?
Informan : Iya gitu
Peneliti : Sebenarnya bagaimana tanggapan warga disini?
Informan : Warga, ada yang mau dan ada yang nggak mau
Peneliti : Jadi waktunya itu 17 November?
Informan : Iya
Peneliti : Sebelumnya sudah ada peringatan atau sosialisasi masalah
lahan ini?
Informan : Iya, iya sih iya, cuma itu kurang lebih dua bulanan mbak?
Peneliti : Dua bulan?
Informan : Iya sebulan dua bulan, iya
Peneliti : Tetapi belum ada kejelasan?
Informan :Iya, sini.. warga sini cuma kepengen anu..
mempertahankan doang gitu lho mbak
Peneliti : Tapi kalau udah di gusur ini sudah ada ganti rugi atau
belum?
Informan : Itu sampai sekarang itu belum ada ganti rugi, sepeserpun
nggak ada
Peneliti : Belum ada ganti rugi sama sekali?
Informan : Belum
Peneliti : Terus kelanjutannya gimana? (pritya)
1
Informan :Ya ini, cuma tadinya rundingan, rundingan tapi
rundingannya itu kok nggak ada hasilnya gitu lho, itukan
tadi yang membuat rencana pembongkaran ini dicari, dicari
mbak, itu.. itu orangnya keadaan itu ya orang KAI juga,
orangnya itu.. sekarang kalau dinasnya itu biasanya di
gubeng situ mbak.
Peneliti : Ow, di gubeng?
Informan : Iya di gubeng
Peneliti : Namanya siapa?
Informan : Namanya Pak Jainuri
Peneliti : Pak Jainuri?
Informan : Iya
Peneliti : Rumahnya dimana mas?
Informan : Kalau gak salah rumahnya itu di daerah anu.. (diam
sejenak sambil berpikir) Sidotopo situ mbak
Peneliti : Jadi tinggalnya di Sidotopo?
Informan : Iya, anu.. itu kan orang KAI juga mbak
Peneliti : Kan pekerjaan warga disini sebagian tadi kan pensiunan
PJ KAI?
Informan : Iya
Peneliti : Terus warga yang lain pekerjaannya sebagai apa?
Informan : Iya
Peneliti : Dari kepala keluarga yang lain?
1
Informan : ow, iya ada yang kuli, ada yang kuli.. terus kebanyakan
sini sih emhh.. pensiunan KAI
Peneliti : Berarti sudah lama mas tinggal disini?
Informan : Kisaran itu itu mbak, kisaran itu kurang lebih 20
Peneliti : 20 tahun?
Informan : Iya, itu minimal 20 tahun
Peneliti : Minimal 20 tahun, yang paling lama berapa kira-kira mas?
Informan : Ow, ada.. yang 40 tahun
Peneliti : 40 tahun?
Informan : Iya, 40 tahun
Peneliti : Kalau disini kebanyakan berasal dari daerah mana mas?
Informan : Owh, kurang tahu mbak
Peneliti : Disini?
Informan : Sini Jawa-Madura
Peneliti : Kalau yang digusur?
Informan : Iya, Jawa-Madura
Peneliti : Kan ini sudah digusur, jadi masnya ngekos, dan ada yang
kembali ke daerah asal, kira-kira dareah asalnya itu
dimana?
Informan : Itu.. kebanyakan sih ada yang ngekos ya..daerah
Surabaya, ya sisanya
ada yang pulang ke desanya
Peneliti : Kira-kira desanya mana aja?
Informan : Ow, kurang tahu mbak
1
Peneliti : Tapi kebanyakan jawa-madura?
Informan : Iya, Jawa-Madura Sempat berhenti sebentar (Dessy lewat)
Peneliti : Sebelum-sebelumnya pernah ada sosialisasi nggak, kayak
tahun kemaren 2011 atau 2012, atau kemudian ada isu-isu?
(sahut pritya)
Informan : Ya pernah sih pernah, cuma warga kalau mau rundingan
bersama itu lho nggak bisa soalnya dia/warga ini kan
bareng-bareng sama kerja gitu lho mbak, jadikan…jadikan
warga itu maunya semuanya warga kumpul jadi gimana
setuju atau nggak setidaknya itu tau kan mbak, cuma itu
warga, terus pada waktu itu warga itu ndak tahu orang
suami-suaminya ibuk ibuk itu lho, nggak tahu kalau
rumahnya sudah habis mbak
Peneliti : Berarti posisi kerja?
Informan : Iya, itu posisinya masih kerja mbak
Peneliti : Kalau masnya sendiri ini, orang tuanya masih ada?
(pritya)
Informan : Masih ada
Peneliti : Pekerjaan orang tuanya sebagai apa mas?