LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN IIB Aditya Satriady (140310110047) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran Selasa, 8 April 2014 ABSTRAK Setiap benda memancarkan radiasi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik dimana benda tersebut memancarkan radiasi panas saat suhunya tinggi. Jika benda dipanaskan, maka suhu benda akan meningkat dan terlihat cahaya berwarna-warni pada permukaannya. Terlihatnya cahaya berwarna-warni tersebut menunjukkan bahwa terjadi radiasi elektromagnetik. Benda hitarn atau black body dalam Fisika berarti adalah benda yang dapat menyerap semua radiasi elektrornagnetik yang datang ke benda hitam tersebut sehingga tidak ada radiasi yang terpancar atau dipantulkan. Menurut fisika klasik. walaupun secara teori benda hitam menyerap semua radiasi, namun juga harus memancarkan seluruh panjang gelombang energi yang mungkin karena hanya dari sinilah energi benda tersebut dapat diukur. Pada percobaan ini kita akan mencari nilai konstanta Stefan-Boltzmann dan emisivitas benda hitam
Konstanta Stefan Boltzman dalam Praktikum Fisika Eksperimen IIB, Fisika Universitas Padjadjaran
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN IIB
Aditya Satriady (140310110047)
Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
Selasa, 8 April 2014
ABSTRAK
Setiap benda memancarkan radiasi panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik dimana benda tersebut memancarkan radiasi panas saat suhunya
tinggi. Jika benda dipanaskan, maka suhu benda akan meningkat dan terlihat
cahaya berwarna-warni pada permukaannya. Terlihatnya cahaya berwarna-warni
tersebut menunjukkan bahwa terjadi radiasi elektromagnetik.
Benda hitarn atau black body dalam Fisika berarti adalah benda yang dapat
menyerap semua radiasi elektrornagnetik yang datang ke benda hitam tersebut
sehingga tidak ada radiasi yang terpancar atau dipantulkan. Menurut fisika klasik.
walaupun secara teori benda hitam menyerap semua radiasi, namun juga harus
memancarkan seluruh panjang gelombang energi yang mungkin karena hanya dari
sinilah energi benda tersebut dapat diukur.
Pada percobaan ini kita akan mencari nilai konstanta Stefan-Boltzmann
dan emisivitas benda hitam dengan mengukur daya yang dihasilkan oleh benda
hitam tersebut terhadap kenaikan dan penurunan suhu. Daya akan didapatkan dari
besar tegangan yang dihasilkan menggunakan faktor konversi antara daya dan
tegangan sehingga setelah itu dapat dicari nilai konstanta Stefan-Boltzmann.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setiap benda memancarkan radiasi panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik dimana benda tersebut memancarkan radiasi panas saat
suhunya tinggi. Begitu suhunya ditingkatkan, intensitas relatif dari spektrum
cahaya yang dipancarkannya berubah, menyebabkan pergeseran dalam
warna-warna spektrum yang diamati. Benda yang dapat menyerap semua
radiasi yang datang padanya (tidak ada radiasi yang dipantulkan keluar dari
benda) disebut benda hitam. Benda hitam juga harus dapat memancarkan
seluruh panjang gelombang energi yang mungkin karena dari sinilah energi
benda hitam dapat diukur.
1.2. Rumusan Masalah
1. Menghitung konstanta Stefan Boltzmann
2. Pengaruh tegangan terhadap kenaikan temperatur
3. Pengaruh jarak oven dan termokopel mall terhadap tegangan
4. Pengaruh luas pinhall terhadap tergangan
1.3. Tujuan
1. Memahami teori radiasi benda hitam
2. Menentukan konstanta Stefan Boltzmann
3. Menentukan emisivitas suatu benda
BAB II
TEORI DASAR
2.1. Radiasi Benda Hitam
Jika benda dipanaskan, maka suhu benda akan meningkat dan terlihat
cahaya berwarna-warni pada permukaannya. Terlihatnya cahaya berwarna-warni
tersebut menunjukkan bahwa terjadi radiasi elektromagnetik. Ketika itu,
fenomena tersebut dikaji dalam bahasan termodinamika dan elektromagnetik
(fisika klasik). Dalam keadaan setimbang maka benda akan memancarkan cahaya
yang tersebar secara merata dalam bentuk spektrum frekuensi atau panjang
gelombang.[1]
Para Ilmuwan berusaha mengaitkan besaran intensitas daya radiasi yang
terpancar dari benda hitam seiring perubahan panjang gelombang dan perubahan
waktu. Untuk dapat menghitung emisi atau pancaran energi benda yang kita
panaskan tersebut dibutuhkan benda yang dapat menyerap semua energi emisi
tersebut. Dari sinilah muncul konsep benda hitam. Benda hitam tidak harus selalu
berwarna hitam.
Secara praktis kita dapat membuat benda menyerupai benda hitam dengan
membuat kotak yang mempunyai lubang kecil agar radiasi hanya memasuki
lubang kecil akan terpantul-pantul di antara dinding sehingga tidak ada
kemungkinan radiasi (berupa cahaya) untuk keluar dari kotak (atau sebagai
penyerap sempurna) melewati lubang tersebut.
Dengan demikian. dapat kita katakan bahwa benda hitarn atau black body
dalam Fisika berarti adalah benda yang dapat menyerap semua radiasi
elektrornagnetik yang datang ke benda hitam tersebut sehingga tidak ada radiasi
yang terpancar atau dipantulkan. Istilah benda hitam diperkenalkan oleh Gustav
Robert Kirchoif tahun 1862 ketika mengamati adanya cahaya yang terpancar dari
benda berwarna hitam.
Gambar 2.1. Contoh alat percobaan radiasi benda hitam[2]
Menurut fisika klasik. walaupun secara teori benda hitam menyerap semua
radiasi, namun juga harus memancarkan seluruh panjang gelombang energi yang
mungkin karena hanya dari sinilah energi benda tersebut dapat diukur. Dari
hukum II Termodinamika, Kirchoff menunjukkan besar radiasi benda hitam
sebagai radiasi termal dari benda yang tidak bersuhu nol kelvin akan
memancarkan energi dalam bentuk gelombang elektromagnet. Ia menyatakan
bahwa emisivitas pada suatu benda sama dengan absorbsivitasnya.
Absorbsivtas permukaan adalah perbandingan antara cahaya yang diserap
dan cahaya yang datang pada permukaan itu. Radiasi termal adalah radiasi
elektromagnet yang dipancarkan oleh sebuah benda sebagal akibat suhu benda itu
sendiri. Contoh radiasi termal adalah ketika kita menggunakan pemanas listrik,
pemanas listrik akan memancarkan sinar Inframerah. Radiasi termal terjadi ketika
panas yang dihasilkan oleh gerak partikel bermuatan listrlk di dalam atom diubah
menjadi gelombang elektromagnetik.
Walaupun suhu benda sama, benda akan tetap memancarkan gelombang
elektromagnetik dengan berbagai macam gelombang. Memang ada yang disebut
gelombang utama. Misalnya. benda-benda yang berwarna merah memancarkan
gelombang cahaya yang tampak merah. Jika suhunya dinaikkan, cahaya yang
dipancarkan akan bergeser ke arah warna biru.
Gambar 2.2. Simulasi radiasi termal[3]
Total radiasi meningkat secara tajam daripada peningkatan suhu benda. Secara
matematis, besar radiasi yang memancar dari sebuah benda sebanding dengan
pangkat empat dari suhunya. Pernyataan ini dapat kita jelaskan dengan
penggunaan persamaan Stefan-Boltzmann yang berguna untuk menghitung total
radiasi benda secara umum.
Secara matematis. persamaan Stefan-Boltzmann dituliskan sebagai
berikut:
E=σ T 4 ..... (1)
Untuk pancaran radiasi termal benda hitam, nilai emisivitasnya sama dengan 1.
Dengan E adalah daya radiasi rata-rata (watt), Q/t adalah laju energi kalor radiasi
(watt), r adalah konstanta Stefan-Boltzmnann dengan nilai 5.67x10-8W/m2. K4, A
adalah luas permukaan (m2), T adalah suhu mutlak (K). dan e adalah emisivitas
benda dari nilal 0 sampal 1.
2.2. Teori Spektrum Radiasi Benda Hitam
Benda hitam merupakan sistem ideal yang menyerap seluruh radiasi yang datang
padanva. Benda hitam juga memancarkan radiasi termal karena suhunya.
Berdasarkan hukum Stefan-Boltzmnann, besar intensitas radiasi termnal benda
hitam sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya. Dengan nilai emisivitas
e = 1, dapat disimpulkan bahwa benda hitam juga merupakan pemancar radiasi
yang sempurna. Jika suhu benda dinaikkan, nilai intensitas maksimum radiasinya
bergeser ke gelombang yang lebih pendek (sama artinya dengan menuju frekuensi
yang lebih tinggi). Hal ini dapat diamati pada perilaku batang besi yang terus
dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi. Awalnya batang besi berwarna
kemerahan. Oleh karena suhunya terus naik warnanya berubah menjadi kuning
kemerahan dan akhirnya memijar. Panjang gelombang cahaya merah lebih besar
daripada panjang gelombang cahaya kuning, artinya frekuensi gelombang cahaya
merah lebih rendah daripada frekuensi gelombang cahaya kuning.
Warna benda bergantung pada panjang gelombang yang dipancarkan. Pada
spektrum cahaya tampak cahaya merah mempunyai frekuensi terendah sedangkan
cahaya ungu (violet) mempunyai frekuensi tertinggi
Gambar 2.3. Panjang gelombang dan frekuensi gelombang elektromagnetik[4]
Perubahan warna pada benda menunjukkan perubahan intensitas radiasi benda.
Jika suhu benda berubah maka intensitas benda akan berubah atau terjadi
pergeseran. Pergeseran ini dapat digunakan untuk memperkirakan suhu suatu
benda. Untuk lebih jelas melihat pergeseran intensitas radiasi benda (disebut
pergeseran Wien) terhadap panjang gelombang benda dapat dilihat pada grafik
dibawah
Gambar 2.4. Grafik pengaruh temperatur terhadap panjang gelombang dan
intensitas[5]
Gambar 2.4 menunjukkan grafik intensitas radiasi benda hitam untuk suhu yang
berbeda. Terlihat bahwa apabila suhu benda hitam meningkat, panjang gelombang
untuk intensitas maksimum bergeser ke nilai panjang gelombang yang lebih
pendek. Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Wien diperoleh persamaan
λmax=CT
...... (2)
dengan λmax adalah panjang gelombang untuk intensitas makslmum (nm), T adalah
suhu mutlak untuk benda hitam (K), dan C adalah tetapan pergeseran Wien (2.898
x l0-3 m.K).
Ada dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi benda
hitam, yaitu teori Wien dan teori Rayleigh-Jeans. Teori Wien menyatakan
hubungan antara intensitas radiasi dengan panjang gelombang menggunakan
analogi antara radiasi dalam ruangan dan distribusi kelajuan molekul gas. Namun
teori Wien gagal menjelaskan panjang gelombang yang panjang.
Berbeda dengan Wien, teori Rayleigh-Jeans menyatakan gubungan antara
intensitas dan panjang gelombang radiasi dengan menggunakan penurunan dari
teori klasik murni. Namun ternyata, teori ini hanya berhasil menjelaskan radiasi
benda hitam untuk panjang gelombang yang panjang. Untuk panjang gelombang
yang pendek teori ini tidak dapat dipakai.
Kegagalan ini menggugah Max Planck untuk melakukan penyelidikan
spektrum radiasi benda hitam. Ia menyatakan bahwa cahaya dapat dianggap
sebagai partikel yang terdiri atas paket-paket energi yang disebut sebagai kuanta
atau foton. Teori ini lantas terbukti dengan adanya fenomena efek fotolistrik dan
efek compton yang hanya mampu dijelaskan jika cahaya dianggap sebagai
partikel. Max Planck menggunakan dasar teoritis untuk memperkuat rumus
empirisnya dengan membuat beberapa asumsi sebagai berikut:
- Energi radiasi yang dipancarkan oleh getaran melekul-molekul benda bersifat
diskrit, yang besarnya E = n . h . f. n adalah bilangan kuantum (n = 1, 2, 3, …)
dan f adalah frekuensi getaran molekul, sedangkan h adalah konstanta Planck.
- Molekul-molekul menyerap atau memancarkan energi radiasi dalam paket
diskrit yang disebut kuantum dan foton. Energi radiasi terkuantitasi, dimana
energi satu foton sama dengan konstanta Planck dikalikan frekuensi getaran
molekulnya (h x f)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat – Alat Percobaan
1. Bangku optik (bangku penghubung), berfungsi sebagai dudukan statif
2. Termokopel Mall, berfungsi sebagai sensor suhu yang dapat mengubah
perbedaan suhu pada benda menjadi beda potensial
3. Mikrovoltmeter, berfungsi sebagai pengukur tegangan
4. Tabung oven, berfungsi sebagai alat pemanas
5. Probe suhu (temperatur), berfungsi sebagai pengukur temperatur
6. Alat ukur suhu digital, berfungsi sebagai alat untuk menampilkan suhu
7. Statif besar, berfungsi sebagai tiang untuk menempatkan alat percobaan
8. Multiclamp 4 buah, berfungsi sebagai penahan alat percobaan
9. Kabel penghubung (kuning) 2 buah @1 meter, berfungsi sebagai kabel
penghubung alat percobaan
10. Clamp (jepitan) bunsen, berfungsi sebagai penahan bunsen
11. Diafragma pinhall, berfungsi sebagai objek yang akan diukur
3.2. Prosedur Percobaan
1. Alat-alat seperti pada gambar disusun, dan terlebih dahulu diperiksakan
susunan alat-alat pada asisten sebelum disambungkan pada sumber
tegangan (PLN 220 Volt).
2. Suhu ruangan tempat percobaan dan luas pinhall diukur.
3. Mikrovoltmeter dikalibrasi.
4. Tegangan pada mikrovoltmeter dicatat sebagai tegangan awal. Alat
pemanas benda hitam dipanaskan selama 5 menit, diusahakan agar
panasnya stabil. Suhu dan tegangan setelah 5 menit tersebut diukur.
5. Proses pemanasan dilanjutkan untuk setiap kenaikan suhu tertentu,
kenaikan tegangan yang ditunjukkan mikrovoltmeter dicatat sehingga
suhu benda hitam mencapai 400⁰C.
6. Percobaan di atas dilakukan untuk jarak oven dan termokopel mall yang
berbeda.
7. Dilakukan pula pengukuran dengan beberapa luas pinhall yang berbeda.
Gambar 3.1. Susunan peralatan perrcobaan Stefan-Boltzmann[6]