Top Banner

of 19

Konservasi Sumber Daya Alam

Jul 13, 2015

Download

Documents

rasna_wati1638
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Konservasi Sumber Daya Alam dan BuatanKonservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik (Piagam Burra, 1981). Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan cara pengawetan (Peter Salim dan Yenny Salim, 1991). Kegiatan konservasi selalu berhubungan dengan suatu kawasan, kawasan itu sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya (UU No. 24 Tahun 1992). Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Ruang Lingkup Sumber Daya Sifat atau ciri-ciri sumber daya alam di Indonesia yang menonjol ada dua macam, yaitu penyebaran yang tidak merata dan sifat ketergantungan antara sumber daya alam. Sumber daya alam sendiri dapat diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya menjadi dua golongan, yaitu sumber daya alam yang dapat pulih dan sumber daya alam yang tak dapat pulih. Sumber daya alam buatan adalah hasil pengembangan dari sumber daya alam hayati dan/atau sumber daya alam non hayati yang ditunjuk untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan/atau kemampuan daya dukungnya, antara lain hutan buatan, waduk, dan jenis unggul. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI Konservasi Sumber Daya Alam di Indonesia Mulai tahun 1970-an konservasi sumber daya alam di Indonesia berkembang dan memiliki suatu strategi yang bertujuan untuk: a. Memelihara proses ekologi yang penting dan sistem penyangga kehidupan. b. Menjamin keanekaragaman genetik. c. Pelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem. Peranan kawasan konservasi dalam pembangunan meliputi: a. Penyelamat usaha pembangunan dan hasil-hasil pembangunan. b. Pengembangan Ilmu Pendidikan. c. Pengembangan kepariwisataan dan peningkatan devisa. d. Pendukung pembangunan bidang pertanian. e. Keseimbangan lingkungan alam. f. Manfaat bagi manusia. Berdasarkan Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1990 dan Strategi Konservasi Dunia kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya meliputi kegiatan: a. Perlindungan proses-proses ekologis yang penting atau pokok dalam sistem-sistem penyangga kehidupan. b. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. c. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Kawasan dan Kegiatan Konservasi Hayati Menurut UU No. 5 Tahun 1990, Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Kawasan Suaka Alam terdiri dari: a. Cagar Alam.

b. Suaka Margasatwa. c. Hutan Wisata. d. Daerah perlindungan Plasma Nutfah. e. Daerah pengungsian satwa. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam kegiatan pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dapat dilaksanakan di dalam kawasan (konservasi insitu) ataupun di luar kawasan (konservasi exsitu). Konservasi insitu adalah konservasi jenis flora dan fauna yang dilakukan di habitat aslinya baik di hutan, di laut, di danau, di pantai, dan sebagainya. Konservasi exsitu adalah konservasi jenis flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat aslinya. KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman Hayati di Indonesia Berdasarkan proses geologi, dan menurut para ahli biologi, Indonesia dibagi menjadi dua wilayah biogeografi, yaitu: 1. Wilayah Indo-Malaya, meliputi pulau-pulau di wilayah Indonesia Barat, yakni Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali yang terletak di Selat Sunda yang menyatu dengan benua Asia. 2. Wilayah Indo-Australia di wilayah timur yang meliputi pulau Irian dengan kepulauan Kei dan Aru di Selat Sahul yang berhubungan dengan benua Australia. Berdasarkan wilayah biogeografi tersebut di atas, maka dalam kerangka prioritas usaha konservasi, Indonesia dibagi menjadi tujuh wilayah biogeografi utama, yaitu: 1. Sumatera dan sekitarnya. 2. Jawa dan Bali. 3. Kalimantan, termasuk Pulau Natuna dan Pulau Amambas. 4. Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya. 5. Nusa Tenggara, termasuk Wetar dan Tanimbar. 6. Maluku. 7. Irian Jaya, termasuk Kepulauan Kai dan Aru. Indonesia dibagi ke dalam 3 ragam hayati, yaitu: 1. Irian Jaya dengan ciri kekayaan spesies tinggi dan endemisme tinggi. 2. Kalimantan dengan ciri kekayaan spesies tinggi tapi endemisme sedang. 3. Sulawesi dengan ciri kekayaan spesies sedang tetapi endemisme tinggi. Klasifikasi Keanekaragaman Hayati Individu-individu suatu jenis yang menempati ruang yang sama dan pada waktu yang sama pula, membentuk suatu populasi. Populasi jenis dapat dibagi-bagi berdasarkan hambatan fisik (seperti pulau, gunung, danau, dan sebagainya) atau berdasarkan hambatan reproduksi dan genetika. Dengan demikian struktur populasi suatu jenis tidak lain adalah totalitas keterkaitan ekologi dan genetika antar individu-individu sebagai anggotanya dan kelompok-kelompok yang merupakan bagian jenis tersebut. Sehubungan dengan keanekaragaman genetika, dalam populasi suatu jenis organisme tidak ada satu individu pun yang penampilannya persis sama dengan individu lainnya. Keanekaragaman spesies merupakan konsep mengenai keanekaan makhluk hidup di muka bumi dan diukur dari jumlah total spesies di wilayah tertentu. Para ahli biologi memperkirakan jumlah spesies makhluk hidup di muka bumi bervariasi antara 5 juta sampai lebih dari 30 juta spesies, namun hanya 1,4 juta spesies yang telah dideskripsikan secara ilmiah. Ekosistem adalah suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik dan faktor-faktor fisik serta kimia yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Tipe-tipe ekosistem di Indonesia:

1. Kelompok Ekosistem Bahari 2. Kelompok Ekosistem Darat Alami 3. Kelompok Ekosistem Suksesi 4. Kelompok Ekosistem Buatan. KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM NON HAYATI Konservasi Tanah dan Air, dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sedangkan konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien mungkin, dan pengaturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Persoalan konservasi tanah dan air adalah kompleks dan memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti ilmu tanah, biologi, hidrologi, dan sebagainya. Pembahasan tentang konservasi tanah dan air ini selalu tidak akan terlepas dari pembahasan tentang siklus hidrologi. Siklus hidrologi ini meliputi proses-proses yang ada di dalam tanah, badan air, dan atmosfer, yang pada intinya terdapat dua proses yaitu evaporasi dan presipitasi yang dikendalikan oleh energi matahari. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan wilayah yang dibatasi oleh batas alam (topografi) di mana aliran permukaan yang jatuh akan mengalir ke sungai-sungai kecil menuju ke sungai besar akhirnya mencapai danau atau laut. Pengelolaan DAS berupaya untuk menselaraskan dikotomi kepentingan ekonomi dan ekologi. Kepentingan ekonomi jangka pendek akan terancam bila kepentingan ekologi diabaikan. Sebaliknya gerakan perbaikan ekologi yang melibatkan masyarakat tidak akan terpelihara secara terus menerus tanpa memberi dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Untuk mencapai tujuan pengelolaan DAS diperlukan upaya pokok dengan sasaran: a. Pengelolaan Lahan b. Pengelolaan Air c. Pengelolaan Vegetasi. Erosi dan Metode Konservasi Tanah dan Air Erosi merupakan proses pengikisan tanah yang kemudian diangkut dari suatu tempat ke tempat lain oleh tenaga seperti: air, gelombang atau arus laut, angin, dan gletser. Ada dua jenis utama erosi yaitu erosi normal/geologi dan erosi yang dipercepat. Erosi normal yaitu proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi di bawah keadaan vegetasi alami. Proses erosi ini berlangsung sangat lama dan proses ini yang menyebabkan kenampakan topografi yang terlihat sekarang ini, seperti: tebing, lembah, dan sebagainya. Sedangkan erosi dipercepat adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah akibat aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah. Menurut bentuknya erosi dibedakan menjadi: erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai, longsor, dan erosi internal. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi erosi adalah iklim, topografi, tumbuh-tumbuhan, tanah, dan manusia. Eischemeier (1976) mengembangkan persamaan rata-rata tahunan kehilangan tanah yaitu: A = R K L S C P, di mana A adalah banyaknya tanah yang tererosi, R adalah faktor curah hujan dan aliran permukaan, K adalah faktor erodibilitas tanah, L adalah faktor panjang lereng, S adalah faktor kecuraman lereng, C adalah faktor vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman, dan P adalah faktor konservasi tanah. Beberapa metode konservasi tanah dapat dibagi dalam tiga golongan utama, yaitu: (1) metode vegetatif, (2) metode mekanik, dan (3) metode kimia. Konservasi Energi dan Sumber Daya Mineral Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan energi supaya berkelanjutan antara lain adalah bagaimana mengatur penggunaan energi yang berkualitas, meminimumkan penggunaan energi untuk

transportasi, dan mengubah energi secara efisien. Konservasi energi dapat dilakukan pada bidangbidang transportasi, bangunan, dan industri. Jenis-jenis sumber daya mineral dapat digolongkan menurut kegunaannya yaitu menjadi sumber daya mineral logam dan non logam. Sumber daya mineral logam dibagi menjadi: 1. logam yang berlimpah, contohnya besi dan aluminium. 2. logam yang jarang, contohnya tembaga dan seng. Sumber daya mineral non logam dibagi menjadi: 1. mineral untuk bahan kimia pupuk buatan dan keperluan khusus, contohnya fosfat dan nitrat. 2. bahan bangunan, contohnya pasir dan asbes. 3. bahan bakar fosil, contohnya minyak bumi dan batu bara, dan 4. air, contohnya air sungai dan air tanah. Ketentuan tentang pengelolaan sumber daya mineral diatur dalam Undang-undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan. Pada Pasal 3 Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa bahan-bahan galian dibagi atas 3 golongan, yaitu: golongan A adalah bahan galian strategis, golongan B adalah bahan galian vital, dan golongan C adalah bahan galian yang tidak termasuk dalam golongan A dan B. Pelaksanaan Undang-undang No. 11 Tahun 1967 tersebut ditetapkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 Tahun 1969. Menurut ketentuan Pasal 1 PP tersebut dikatakan kuasa pertambangan untuk melaksanakan usaha pertambangan bahan galian golongan A dan B diberikan oleh Menteri, sedangkan golongan C diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I. KONSERVASI SUMBER DAYA BUATAN DAN CAGAR BUDAYA Pengertian, Lingkup, dan Fungsi Sumber Daya Buatan Sumber daya buatan adalah hasil pengembangan buatan dari sumber daya alam hayati atau non hayati yang ditunjuk untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan atau kemampuan daya dukungnya. Pengertian tersebut di atas menggambarkan bahwa sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang karena intervensi manusia telah berubah menjadi sumber daya buatan. Bentuk sumber daya buatan ini dapat dilihat pada kawasan budidaya, kawasan perdesaan, kawasan perkotaan, maupun kawasan cagar alam. Fungsi kawasan-kawasan tersebut dapat sebagai pelindung kelestarian lingkungan hidup, dibudidayakan, permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan manusia dan kesinambungan pembangunan. Benda Cagar Budaya Benda Cagar Budaya adalah benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya, yang berumur sekurangkurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Benda Cagar Budaya, juga dapat berupa benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Benda Cagar Budaya berada dalam suatu lokasi yang disebut dengan situs, sedangkan situs berada dalam suatu kawasan yang disebut dengan kawasan cagar budaya. Bentuk benda cagar budaya dalam konteks lingkungan kota atau kawasan perkotaan dapat berupa satuan areal, satuan visual atau landscape, dan satuan fisik. Konservasi Sumber Daya Buatan dan Cagar Budaya Konservasi sumber daya buatan dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan yang mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi, adaptasi, dan revitalisasi. Adapun kriteria konservasi sumber daya buatan dapat ditinjau dari estetika, kejamakan, kelangkaan, peranan sejarah, memperkuat kawasan didekatnya, dan keistimewaan dari sumber daya buatan tersebut. Strategi Konservasi Alam Indonesia

Strategi Konservasi Alam Indonesia sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (sekarang UU No. 23 Tahun 1997). Strategi konservasi sumber daya alam disusun dengan maksud untuk memberikan pedoman kepada para pengelolaan sumber daya alam dalam menggunakan sumber daya alam tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pembangunan. Menurut UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lain. Kewenangan lain yang dimaksud meliputi kebijaksanaan tentang antara lain pendayagunaan sumber daya alam serta konservasi. Kebijakan ini dijelaskan lebih lanjut dalam PP No. 25 Tahun 2000 tentang Tugas Pemerintah yang berkaitan dengan konservasi sumber daya hayati Strategi Konservasi Alam Dunia Sasaran Strategi Konservasi Dunia adalah untuk mencapai tiga tujuan utama: 1. Menjaga berlangsungnya proses ekologis yang esensial. 2. Pengawetan keanekaragaman plasma nutfah. 3. Menjamin kelestarian pemanfaatan jenis dan ekosistem. Strategi Konservasi Alam Dunia meliputi: 1. Konservasi sumber daya hayati untuk pembangunan berkesinambungan. 2. Perlindungan Proses Ekologi yang terutama dan Sistem Penyangga Kehidupan. 3. Pengawetan Keanekaragaman Plasma nutfah. 4. Pemanfaatan Jenis dan Ekosistem secara lestari.

Pengertian Konservasi Konservasi sumber daya alam adalah penghematan penggunaan sumber daya alam dan memperlakukannya berdasarkan hukum alam. Pengertian konservasi adalah suatu upaya atau tindakan untuk menjaga keberadaan sesuatu secara terus menerus berkesinambungan baik mutu maupun jumlah. Wartaputra (1990) titik tolak konservasi sumberdaya alam hayati bersumber dari strategi konservasi dunia yang pada tahun 1980 diumumkan di Indonesia (bersama 30 negara lain) oleh empat orang menteri: Menteri Pertanian, Menteri Penerangan, Menteri RISTEK dan Menteri PPLH

yang mengandung tiga aspek yaitu: Perlindungan sistem penyangga kehidupan Perlindungan proses ekologis sebagai sistem penyangga kehidupan, karena sistem penyangga kehidupan harus dalam keadaan yang seimbang. Lingkungan asli/alam (sudah dalam keseimbangan yang stabil) dan lingkungan buatan (dalam keadaan tidak stabil). Pengawetan/pelestarian aneka ragam genetik yang ada Kegunaan pelestarian genetik adalah untuk kesinambungan pembangunan. Pelestarian manfaat Pemanfaatan spesies flora dan fauna sudah banyak dilakukan. Pemanfaatan spesies-spesies yang tidak dilindungi dapat terjamin dalam keseimbangan alam. Sedangkan pemanfaatan spesies-spesies yang dilindungi diperlukan peraturan perundang-undangan. Beberapa masalah dalam menangani konservasi sumber daya alam: Jumlah penduduk dengan penyebaran yang tidak merata, yang sebagian besar berada di P. Jawa Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi Mata pencaharian yang bersifat agraris akan memerlukan lahan, dan terjadi tumpang tindih kepentingan antara konservasi dan eksploitasi Sumber daya alam adalah modal dasar pembangunan yang harus dimanfaatkan baik sebagai obyek maupun

subyek pembangunan Oleh karena itu untuk melestarikan sumber daya alam terutama sumberdaya alam hayati, sebagai benteng terakhir oleh pemerintah adalah ditetapkannya kawasan konservasi sebagai perwakilan berbagai ekosistem (di Indonesia terdapat kurang lebih 80 ekosistem)Pengertian Sumberdaya Alam SDA berdasarkan manfaat yang diperoleh dibagi : SDA Stock atau non-renewable SDA yang apabila tidak dimanfaatkan ketersediaanya tidak bervariasi secara nyata menurut waktu. Keadaannya tidak bertambah atau berkurang. Dengan demikian setiap bentuk pemanfaatan saat ini akan menurunkan ketersediaannya di masa mendatang. SDA flow atau renewable SDA yang ketersediaannya bervariasi menurut waktu, walaupun tidak dimanfaatkan laju. Ketersediaannya mungkin meningkat atau menurun menurut waktu. SDA ini terbagi : SDA dengan zona kritis ( with critical zone ) Hutan, ikan satwa liar, dan tanah, yang semuanya dapat menjadi habis jika pemanfaatannya melebihi produksinya, disini aspek pengelolaan menjadi hal yang penting mengingat sumberdaya alam ini dapat diperbaharui SDA tidak dengan zona kritis ( with no critical zone ). Sinar matahari, angin dan ombak. SDA ini dapat diperoleh menurut waktu asal terdapat flow yang permanen.Konservasi Tanah

Tujuan utama konservasi tanah adalah untuk mendapatkan tingkat keberlanjutan produksi lahan dengan menjaga laju kehilangan tanah tetap di bawah ambang batas yang diperkenankan, yang secara teoritis dapat dikatakan bahwa laju erosi harus lebih kecil atau sama dengan laju pembentukan tanah. Erosi merupakan proses alam yang sama sekali tidak dapat dihindari, khususnya untuk lahan pertanian, maka yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi laju erosi, Untuk itu maka diperlukan strategi konservasi tanah: Melindungi tanah dari hantaman air hujan dengan penutup permukaan tanah Mengurangi aliran permukaan dengan meningkatkan kapasitas infiltrasi Meningkatkan stabilitas agregat tanah Mengurangi kecepatan aliran permukaan dengan meningkatkan kekasaran permukaan lahan Secara garis besar metode konservasi tanah dapat digolongkan menjadi 3, yaitu: Konservasi secara agronomis Konservasi secara mekanis Konservasi secara kimiawiKonservasi secara Agronomis Adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan atau sisa tumbuhan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi laju erosi dengan cara mengurangi daya rusak hujan yang

jatuh dan jumlah daya rusak aliran permukaan. Konservasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: Penanaman tanaman tumbuhan penutup tanah secara terus menerus (permanent plant cover) Penanaman dalam strip (strip cropping) Penanaman berganda (multilple cropping) Penanaman bergilir (rotation cropping) Pemanfaatan mulsa (residue management) Sistem pertanian hutan (agroforestry)Tanaman Penutup Tanah tanaman penutup tanah adalah tanaman yang dengan sengaja ditanam untuk melindungi tanah dari erosi, menambah bahan organic tanah dan sekaligus meningkatkan produktivitas tanah. Tanaman penutup tanah ini dapat dikelompokkan menjadi: Tanaman penutup tanah rendah, jenis rumput-rumputan dan tanaman merambat atau menjalar yang dipergunakan pada pola penanaman rapat, dalam barisan, untuk keperluan khusus dalam perlindungan tebing, talud, teras, dinding saluran irigasi maupun drainase Tanaman penutup tanah sedang berupa semak, digunakan dalam pola penanaman teratur diantara barisan tanaman pokok, digunakan dalam barisan pagar, dan ditanam di luar tanaman pokok yang merupakan sumber mulsa atau pupuk hijau Tanaman penutup tanah tinggi, dipergunakan dalam pola penanaman teratur diantara barisan tanaman pokok, ditanam dalam

barisan, dan dipergunakan khusus untuk melindungi tebing dan penghutanan kembali Tumbuhan rendah alami (semak dan belukar) Tumbuhan penggangguPenanaman dalam strip Adalah cara bercocok tanam dengan beberapa jenis tanaman yang ditanam berselang seling dalam strip-strip pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau kontur. Cara ini ada beberapa tipe yaitu: Penanaman dalam strip menurut garis kontur (Contour strip cropping) susunan strip-strip harus tepat sejajar dengan kontur dengan urutan pergiliran yang tepat pula Penanaman dalam strip lapangan (field strip contour) terdiri dari strip-strip tanaman yang tidak perlu sejajar, namun lebarnya seragam dan disusun melintang/memotong arah lereng Penanaman dalam strip penyangga (buffer strip cropping) terdiri dari strip-strip rumput atau leguminosae yang dibuat diantara strip-strip tanaman pokok, strip lebarnya dapat seragam atau tidak.Penanaman berganda Berguna meningkatkan produktivitas lahan sambil menyediakan proteksi terhadap tanah dari erosi. Sistem ini dapat dilakukan baik dengan cara penanaman beruntun, tumpang sari atau tumpang gilir 1. Penanaman beruntun (sequential cropping)

Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang tanah, dimana tanaman kedua dan ketiga ditanam pada saat tanaman pertama panen 2. Penanaman tumpangsari (inter cropping) Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam serentak atau bersamaan pada sebidang tanah baik secara campuran ataupun terpisah dalam baris yang teratur, sistem ini mampu menekan laju erosi dan aliran permukaan 3. Penanaman tumpang gilir (relay cropping) Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang tanah, dimana tanaman kedua atau berikutnya ditanam setelah tanaman pertama berbunga, sehingga apabila tanaman pertama dipanen, tanaman kedua sudah tumbuh. 4. Penanaman lorong (allay cropping) Menggunakan dua atau lebih jenis tanaman pada sebidang tanah, dimana salah satu jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman non pangan, tanaman pokok ditanam di lorong diantara tanaman non pokok sebagai pagar, sedangkan fungsi tanaman pagar adalah sebagai sumber pupuk hijau, dapat mengurangi erosi, sumber kayu bakar dan sumber makanan ternak. Penggunaan mulsa Mulsa adalah sisa-sisa tanaman yang disebarkan di atas permukaan tanah. Dari segi konservasi penggunaan mulsa mempunyai beberapa keuntungan yaitu memberi pelindung terhadap permukaan tanah dari hantaman air hujan sehingga mengurangi laju erosi, mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan, memelihara

temperatur dan kelembaban tanah, meningkatkan kemantapan struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organic tanah dan mengendalikan tanaman pengganggu. Bahan mulsa yang paling baik adalah tanaman yang sukar lapuk seperti batang jagung, jerami, sorgum. Penghutanan kembali (reboisasi) Penghutanan kembali merupakan cara yang cocok untuk menurunkan erosi dan aliran permukaan, terutama jika dilakukan pada bagian hulu daerah tangkapan air untuk mengatur banjir, secara lebih luas, penghutanan kembali dapat diartikan sebagai usaha untuk memulihkan dan menghutankan kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia, maupun biologi, baik secara alami maupun oleh ulah manusia. Tanaman yang digunakan biasanya tanaman yang bisa mencegah erosi, baik dari segi habitus maupun umur, juga tanaman keras yang bernilai ekonomi. Dari segi konservasi, tanaman yang dipilih harus mempunyai perakaran yang kuat, dalam dan luas sehingga membentuk jaringan akar yang rapat, mempunyai pertumbuhan yang cepat, mempunyai nilai ekonomi dan dapat memperbaiki kualitas kesuburan tanah.Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya Definisi : Pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Tujuan: Mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberday alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Kegiatan Pokok : 1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan 2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya 3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya Secara sederhana, kegiatan konservasi pada dasarnya mencakup 3 (tiga) unsur kegiatan yang saling terkait, yaitu : 1. Melindungi dan menyelamatkan ragam hayati(saving) 2. Mengkaji ragam hayati(studying) 3. Memanfaatkan ragam hayati(using) Secara umum kita memerlukan konservasi agar sumberdaya alam hayati yang ada dapat lestari dan generasi mendatang juga ikut merasakan. Nilai manfaat ekonomi yang dapat kita peroleh antara lain: - Pelestarian tanah dan air - Stabilitas iklim - Hasil hutan non kayu - Perlindungan plasma nutfahKONSERVASI SUMBER DAYA ALAM

Konsevasi sumber daya alam sangat sangat penting bagi nilai ekonomi , contoh seperti satwa satwa liar dan tumbuhan yang memberikan keuntungan dan income bagi modal pembangunan umat manusia seperti untuk obat obatan, makanan , serat, varietas, dan lain lainnya. Semuanya berasal dari sumber daya alam yang tak disngka sangka yang justru dapat lebih bertahan lama nilai strategis dengan sendirinya dibandingkan dengan rancangan dan upaya pengelolaan manusia.

Konservasi menjadi tarik ulur, apakah sesuai harviahnya mengembalikan seperti semula ataukah menggunakan sumber daya alam secara bijaksana dan lestari disini mencangkup 3 aspek. 1. Perlindungan Konservasi suber daya alam sebagai program anti sipasi kelangkaan dan penyangga jalannya kehidupan ini. 2. Pengawetan dan Pemeliharaan Penggunaan sumber daya alam secara efektif dan efesien. 3. Pemanfaatan. Secara lestari dan terjaminnya sumber daya alam untuk masa berkelanjutan.

Dengan semakin banyaknya yang hilang sumber daya alam atau keanekaragam hayati sudah bisa dikata dalam kisaran bahaya. Telah dikalkulasikan kalau konsevasi berkelanjutan / reboisasi mungkin hanya sekitar 5 sampai 10 persen spesies didunia yang hilang mungkin berkdekade sesudah 30 tahun . dengan perkiraan 10 juta di bumi ini merupakan jumplah potensial hilang dari 50.000 100.000 jenis pertahun.

MENGAPA SUMBER DAYA ALAM DI KONSERVASIKAN ? Konservasi sumber daya alam sangatlah penting bagi kehidupan dan nilai ekonomi mengingat tanda tanda kelangkaan sangatlah menyolok. Berbagai tindakan yang sangat perlu, terkait hidup matinya manusia tidak khususnya dengan demikian pendekatan kultur masyarakatmodern maupun tradisional perlunya ada sikap tidak difocuskan hanya pada bagian tertentu saja yang penting yang mempuyai daya tarik, dan sumber daya alam yang dianggap terancam. Amat penting untuk meningkatkan kesadaran dan mengurangi ancaman terhadap sumber daya alam tersebut tetapi jarang berhadapan langsung dengan masalah yang lebih mendasar dalam skala yang lebih luas yang berkaitan dengan hilangnya suber daya alam pad umumnya. Dengan alasan tersebut kegiatan kegiatan konservasi akan lebih di tingkatkan dan lebih difokuskan pada tngkat penyelamatan ekosistem. Bagaimanapun waktu terus berlanjut dan ekosistem yang penting terus harus ( wajib ) diplih untuk kegiatan konservasi pada saat ini. Diharapkan / dianjurkan bagi manusia dalam upaya penyelamatan 70 % keanekaragam hayati yang ada didunia. Dengan demikian dapat dapat dianggap ekosistem dinegara negara dunia mendapat perhatian. Satu pendekatan konservasi sumber daya alam didunia menggali wilayah wilayah potensi.

SASARAN KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM. 1. Menjamin terpeliharanya proses ekologi yang menunjang system penyangga kehidupan bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia. 2. Menjamin terpeliharanya keanekaragam sumber daya alam sumber kinetik dan tipe tipe ekosistemnya sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan dan tehnologi yang memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan sumber daya alam hayati bagi kesejahteraan 3. Mengendalikan cara cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga menjamin kelestarian ( azas perlindungan, pengawetan pelestarian )

PENERAPAN KONSEVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI 1. Konservasi sumber daya alam nabati merupakan suatu barang baru bagi masyarakat kita dan masyarakat lainnya didunia dan ini bertentangan dengan aham masyarakat pada umumnya. Maka diperlukan perjuangan yang cukup gigih dan berat untuk memasyarakatkan konservasi sumber daya alam.

2. Bahwa penempatan suaka alam dan kawasan pelestarian alam bukanlah suatu keputusan yang mubadzir tetapi adalah tindakan yang harus dilakukan untuk mencadangkan 10 % kekayaan alam yang sewaktu waktu bisa dimanfaatkan secara bertanggung jawab. 3. Keberhasilan rogram konsevasi sumber daya alam hayati tidak semenarik keberhasilan program lainnya seperti program peningkatan pangan program listrik masuk desa dan lain lain. Hal ini berdampak fisik dan spikologis pada kebijaksanaan masyarakat. 4. Pembuktian perlu tidaknya konservasi sumber daya alam menggunakan disiplin ilmu yang kompleks. Jadi sulit dicerna oleh rata rata masyarakat. 5. Rata rata kebutuhan jangka pendek dan menengah bagi penduduk Indonesia belum tercapai, maka sulit untuk menyakinkan masyarakat bahwa kebutuhan jangka panjang juga perlu diperjuangkan sejak dini. 6. Terbatasnya sumber sumber managemen ditengah tengah masyarakat. Oleh karena itu masyarakat selalu cenderung mementingkan hal yang actual dan menarik. 7. Persepsi masyarakat terhadap tindakan pelanggaran hukum di bidang konservasi tidak sama dengan tindakan atau kejahatan lainnya.

PENERAPAN KONSERVASI DI INDONESIA Program konservasi di Indonesia dilaksanan dalam berbagai kegiatan antara lain : 1. Kegiatan In situ : yakni perlindungan plasma nuftah ( flora/fauna dihabitat asli ). Dalam hal in In situ sudah ditarjetkan menetapkan kawasan hutan dan kawasan lainnya seluas kurang lebih 10 % dari ekosistem alami sebagai kawasan konservasi, yang dikenal sebagai kawasan suaka alam ( cagar alam suaka marga satwa kawasan pelestarian alam taman nasional taman hutan raya dan taman wisata alam ) kawasan tersebut sekarang disebut kawasan hutan 2. Kegiatan ek situ : adalah upaya pelestarianflora dan fauna diluar habitataslinya. Dalamhal ini dikenal dengan penangkaran dan budi daya flora dan fauna ( kebun binatang, taman safari, kebun raya ) 3. Penerangan hukuman yang berlaku ( penegakan hukum ) adalah upaya upaya mengatur pemanfaatan flora dan fauna secara pemanfaatan flora dan fauna secara bertanggung jawab. Kegiatan kongkritnya berupa pengawasan lalu lintas flora dan fauna, penetapan quota dan penegakan hukum. 4. Peningkatan peran serta masyarakat adalah salah satu upaya meningkatan kepedulian masyarakat dalam bidangkonsevasi sumber daya alam hayati. Program ini dilakukan melalui pendidikan, penyuluhan dan slogan / dalam poster (kampanye) juga disalurkan melalui kelompok pecinta alam, kader konservasi , kelompok pelestari sumber daya alam.

Konservasi SDA

Sumber Daya Alam Hayati adalah unsur-unsur hayati dialam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama-sama dengan unsur non hayati disekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Ekosistem Sumber Daya Alam Hayati adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur dalam alam baik hayati, maupun non hayati yang saling tergantung dan pengaruh mempengaruhi. Tumbuhan adalah semua jenis sumber daya alam nabati, baik yang hidup didarat maupun di air. Satwa adalah semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup didarat, dan/atau diair, dan/atau diudara. Tumbuhan Liar adalah tumbuhan yang hidup di alam bebas dan/atau dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya. Satwa Liar adalah semua binatang yang hidup di darat, dan/atau di air, dan/atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia. Habitat adalah lingkungan tempat tinggal tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang secara alami. Erosi adalah proses hilangnya permukaan tanah yang disebabkan oleh aliran air, hujan, es atau berbagai penyebab geografis lainnya, termasuk proses-proses akibat gravitasi bumi. Frugivora adalah binatang pemakan buah-buahan. Keanekaragaman Hayati adalah keragaman yang ada diantara berbagai jenis organisme dan ekosistem dimana suatu organisme merupakan bagiannya.

Populasi adalah jumlah organisme dari jenis binatang/tumbuhan yang sama, yang menempati kawasan atau tempat yang sama, yang berpotensi untuk kawin sekerabat dan memiliki sumber gen yang sama. Regenerasi adalah pertumbuhan kembali tegakan hutan, yang berlangsung alami atau kerena penanaman kembali. Penangkaran adalah upaya pembangunan melalui pengembangbiakkan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Lembaga Konservasi adalah lembaga yang bergerak dibidang konservasi tumbuhan dan satwa di luar habitatnya (ex-situ), baik berupa lembaga pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Pengawetan adalah upaya untuk menjaga agar keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya baik didalam maupun diluar habitatnya tidak punah. Identifikasi Jenis Tumbuhan dan Satwa adalah upaya untuk mengenal jenis, keadaan umum status populasi dan tempat hidupnya yang dilakukan di dalam habitatnya. Inventarisasi Jenis Tumbuhan dan Satwa adalah upaya untuk mengetahui kondisi dan status populasi secara lebih rinci serta daerah penyebarannya yang dilakukan di dalam dan di luar habitatnya maupun di lembaga konservasi.

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dan masyarakat.

Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan : 1. Perlindungan system penyangga kehidupan 2. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya 3. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

KAMUS ISTILAH KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUPLingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelang-sungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain; Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup Pembangunan Berkelanjutan yang Berwa-wasan Lingkungan Hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Ekosistem adalah tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuk menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah rangkaian untuk memelihara kelang-sungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendu-kung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Pelestarian Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Pelestarian Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya. Sumber Daya adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam, baik hayati maupun non hayati, dan sumber daya buatan. Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsure lingkungan hidup, Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan ling-kungan hidup tidak bisa berfungsi lkagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan, Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Sumber: UU.No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Konservasi merupakan pengaturan pemanfaatan biosfer oleh manusia sehingga diperoleh hasil yang berkelanjutan bagi generasi sekarang dengan menjaga potensi untuk kebutuhan generasi mendatang. Sumber Daya Alam Hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur alam hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem (Anonim, 1990). Konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilai (Undang-undang No. 5 1990). Tujuan konservasi menurut undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya adalah mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejateraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.