KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PAI DI KELAS 3 SDIT ASSALAMAH UNGARAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah Oleh: Hanifah Lutfiati NIM : 3103025 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008
103
Embed
KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/78/jtptiain-gdl... · KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PAI DI KELAS 3 SDIT ASSALAMAH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KONSEP MULTIPLE INTELLIGENCE DAN
IMPLEMENTASINYA DALAM PAI DI KELAS 3
SDIT ASSALAMAH UNGARAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
Hanifah Lutfiati NIM : 3103025
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG
PENGESAHAN
Skripsi Saudara : Hanifah lutfiati
Nomor Induk : 3103025
Judul : Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya
IIiDalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.
Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan
predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal : 22 Januari 2008.
Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1
tahun akademik 2007/2008.
Semarang, 22 Januari 2008
Ketua Sidang/Dekan Sekretaris Sidang
Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M. A. Drs. Sajid Iskandar NIP. 150 030 529 NIP. 150 231 364 Penguji Penguji Prof. Dr. H. Erfan Soebahar, M. Ag. Ahmad Ismail, M. Ag. NIP. 150 231 369 NIP. 150 279 718 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M. A. Syamsul Ma’arif, M. Ag. NIP. 150 030 529 NIP. 150 321 619
Alamat : Jl. Prof. DR. Hamka Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Semarang 50185
iii
Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M. A.
Jln. Tandang Raya No. 6 Semarang.
Syamsul Ma’arif, M. Ag.
Jati Sari Permai Blok C 11/6.
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks.
Hal : Naskah Skripsi
An. Sdr. Hanifah Lutfiati.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi Saudara :
Nama : Hanifah lutfiati
Nomor Induk : 3103025
Judul : Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya
IIDalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera
dimunaqasyahkan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alikum Wr. Wb.
Semarang, Desember 2007
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M. A. Syamsul Ma’arif, M. Ag. NIP. 150 030 529 NIP. 150 321 619
iv
MOTTO
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar keadilan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar
menemukan cinta dan kehidupan.
Oleh : Dorothy Law Nolte.
v
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan skripsi ini kepada :
Ayahanda H. Muchtar Lutfi dan Ibunda Hj. Chusnul Chotimah
tersayang yang setiap saat rela berkorban demi masa depan anakmu
ini, semoga Allah SWT senantiasa menyayangi dan memberi.,
mencurahkan rahmat-Nya kepada beliau.
Adik-adiku tercinta, Wihdah, Hisnie dan Hasani, thanks atas
dukungannya, aku sayang kalian.
Mas Fahku, yang menjadi penyemangat hidup penulis.
vi
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 8 Januari 2008
Deklarator,
Hanifah Lutfiati NIM. 3103025
vii
ABSTRAK Hanifah Lutfiati (NIM. 3103025) Konsep Multiple Intelligence dan Implementasinya Dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran. Skripsi. Semarang Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo Semarang, 2008.
Penelitian ini berusaha untuk memfokuskan dan mencurahkan segenap pikiran dan wawasan dalam rangka melacak dan mengetahui: (1) Bagaimana konsep umum multiple intelligence dan PAI (2) Bagaimana implementasi konsep multiple intelligence dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis non statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis yang diwujudkan bukan dalam wujud angka melainkan dalam bentuk uraian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Multiple intelligence adalah suatu konsep pemikiran yang timbul untuk menepis anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya dapat diukur dengan penilaian IQ yang hanya menggambarkan dua kecerdasan saja, yaitu kecerdasan linguistik dan kecerdasan logis-matematis. Gardner menafsirkan bahwa penilaian IQ ini terlalu sempit. Kemudian Gardner mengungkapkan kecerdasan manusia berjumlah banyak, antara lain: Kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan merupakan kemampuan seseorang yang dilakukan secara terus menerus, sehingga menjadi sebuah kecerdasan. Teori multiple intelligence (kecerdasan ganda) membahas lingkup potensi manusia, dengan adanya teori multiple intelligence maka setiap individu dapat di kelompokkan ke dalam kecerdasannya masing-masing. (2) Pelaksanaan multiple intelligence dalam pembelajaran menuntut pendidik harus mempunyai daya kreativitas dalam menerapkan pendekatan multiple intelligence. Di SDIT Assalamah Ungaran pembelajaran PAI dengan pendekatan multiple intelligence sangat bervariasi. Pendidik menggunakan variasi metode pembelajaran ada yang menggunakan metode sosiodrama pada kelas interpersonal, pendidik juga menggunakan metode permainan dalam pelaksanaan pelajaran. Sehingga dalam penyampaian materi peserta didik langsung menjadi subjek (yang melakukan), baik itu melalui sosiodrama dan praktek-praktek lainnya sesuai dengan kecerdasan peserta didik Ini akan menjadikan pembelajaran yang mempunyai arti lebih dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (tradisional). Di kelas konvensional, pendidik mengajar sambil berdiri di depan kelas, menulis di depan tulis, bertanya kepada peserta didik tentang materi kemudian peserta didik disuruh mengerjakan soal dan pendidik menunggu. Model pengajaran tradisional sekedar menempatkan pendidik sebagai pemberi materi. Di kelas kecerdasan ganda pendidik dapat mengajar dengan presentasi, menggabungkan metode linguistik, musik, kinestetik secara kreatif.
viii
KATA PENGANTAR
سم الله الرحمن الرحيمب
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.,
yang telah memberikan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Segala kelemahan, kekurangan dan kelalaian yang ada
dalam skripsi ini semata-mata hanyalah dari penulis sendiri. Sedangkan kebenaran
dan kesempurnaan skripsi ini hanyalah pertolongan dari Allah SWT. Karena
kebenaran dan kelebihan hanyalah milik-Nya. Shalawat serta salam selalu penulis
haturkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, Rasul utusan Allah yang
telah membukakan tirai gelap kehidupan manusia.
Dengan sepenuh hati penulis sadar dalam penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan jika tanpa uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak, ucapan
terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan sebagai balasan kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, M. Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang beserta staf, yang telah berkenan menerima judul skripsi
yang penulis ajukan sekaligus memberikan izin untuk penulisan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Djamaluddin Darwis, M.A., selaku dosen pembimbing I
dan Bapak Syamsul Ma’arif, M.Ag., selaku dosen pembimbing II, yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
3. Bapak Drs. Darmuin, M. Ag., selaku wali studi yang telah memberikan
bimbingan dalam permasalahan akademis.
4. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, semoga amalnya bermanfaat.
5. Pihak Sekolah (Kepala sekolah, staf pengajar, dan siswa) SDIT Assalamah
Ungaran, yang telah memberikan tempat, waktu, data dan informasi-informasi
kepada penulis.
6. Kedua orang tuaku, H. Muchtar Lutfi dan Hj. Chusnul Chotimah, yang tanpa
henti memberikan kasih sayang dan do’anya selama ini.
7. Adik-adiku, Wihdah, Hisnie, Hasani, makasih atas dukungannya selama ini.
ix
8. Mas Fah, yang selalu memberikan semangat dan dukungannya untuk segera
menyelesaikan skripsi ini, dan selalu menyakinkan “ Hanifah Pasti Bisa !! ”.
9. Sahabat dan teman-temanku paket K : Isti, Uun, Maria, Asrikah, Hidayah,
Mu’sodah, Lina, Bima, Kasdi, Nur Hadi, Absor, Yazid, Saiful, Riyadi,
1991), Cet. 10, hlm. 81. 16 M. Dahlan al Barry, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Arkola, 94), hlm.
215.
6
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah bimbingan yang dengan sengaja diberikan oleh
orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhan jasmani dan rohani
agar berguna bagi dirinya sendiri dan masyarakat.17
Sedangkan menurut Zakiah Darajat, pendidikan agama Islam
adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.18 Pendidikan
agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam
rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.19 Pada hakekatnya, pengertian ini memberi makna bahwa
pendidikan agama Islam sebagai sebuah proses penanaman ajaran Islam
dan kajian materi pembelajaran agama Islam dan kajian materi
pembelajaran yang dikemas menjadi bidang studi.
5. SDIT Assalamah Ungaran
SDIT Assalamah Ungaran lembaga pendidikan tingkat dasar
setara dengan madrasah ibtidaiyah adalah tempat di mana penulis
melakukan penelitian berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dalam
judul skripsi ini adalah suatu penelitian terhadap multiple intelligence atau
kecerdasan ganda pendidikan dapat menaruh perhatian pada perbedaan
diantara anak didik dan mencoba menggunakannya dalam pembelajaran
dan pendidikan serta evaluasi yang lebih personal.
17 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: CV. Misaka
Galiza, 2003), Cet. II., hlm. 14. 18 Zakiah Darajat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung,
1989), hlm. 87. 19 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2004), hlm. 132.
7
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah diuraikan di atas,
maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Konsep Umum Multiple Intelligence dan PAI itu ?
2. Bagaimana Implementasi Konsep Multiple Intelligence dalam PAI
di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran ?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan yang
hendak dicapai dari tulisan ini sebagai berikut :
a. Mengkaji secara umum konsep multiple intelligence dan PAI.
b. Mengetahui implementasi dari konsep multiple intelligence dalam PAI
di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.
2. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsep
multiple intelligence dan implementasinya.
b. Meningkatkan kemampuan penulis dalam meneliti berbagai teks
yang terkait dengan persoalan pendidikan dan menuliskannya
dengan menggunakan metode penulisan yang baik dan sistematis.
2. Bagi Masyarakat
Menambah pemahaman, terutama bagi mereka yang mempunyai
perhatian besar terhadap pendidikan multiple intelligence.
8
3. Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan
Menambah wacana dan khazanah ilmu pengetahuan, baik di
bidang ilmu tarbiyah khususnya, metode tarbiyah untuk proses materi
pendidikan pada pendekatan multiple intelligence.
E. Telaah Pustaka
Kecerdasan ganda membantu perubahan dalam sistem pengajaran dan
pendidikan. Sekarang ini banyak sekolah menyesuaikan kurikulumnya,
pembelajaran pengaturan kelas dengan teori kecerdasan ganda, seperti di
madrasah. Madrasah sebagai salah satu bentuk sekolah yang berciri khas Islam
diharapkan menjadi pioner yang dapat memainkan peran strategis dan
diperhitungkan untuk dijadikan modal bagi sekolah umum, dan kaitannya
dengan multiple intelligence yang digulirkan banyak kalangan dewasa ini.
Oleh karena itu madrasah mau tidak mau harus mengadakan perbaikan,
pembaharuan dan pengembangan dalam sistem pengelolaannya.
Dengan fokus kajian tentang konsep multiple intelligence dan
implementasinya yang penulis kaji ini, diharapkan bisa memberikan kontribusi
positif bagi rekonstruksi dan revitalisasi pendidikan di madrasah sehingga
memungkinkan bagi lembaga pendidikan lain untuk mengembangkan
pembelajaran dan pendidikan tentang kecerdasan ganda.
Dalam melakukan penelitian skripsi dengan judul Konsep Multiple
Intelligence dan Implementasinya dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah
Ungaran, penulis mengacu pada buku yang ada relevansinya dengan judul di
atas.
Pertama buku 7 Kinds of Smart menemukan dan meningkatkan
kecerdasan berdasarkan teori Multiple Intelligence, dengan pengarang Thomas
Amstrong, Ph. D. dalam buku tersebut Thomas Amstrong menjelaskan dan
menjabarkan teori kecerdasan ganda yang telah dikembangkan oleh psikolog
Howard Gardner. Dalam bukunya, Gardner berpendapat bahwa kebudayaan
terlalu banyak memusatkan perhatian pada pemikiran verbal dan logis,
kemampuan yang secara tipikal dinilai dalam tes kecerdasan dan
9
mengesampingkan pengetahuan lainnya. Ia menyatakan sekurang-kurangnya
ada tujuh kecerdasan yang patut diperhitungkan secara sungguh-sungguh
sebagai cara berpikir yang penting. Selain memuat teori kecerdasan ganda,
Thomas Amstrong juga menyajikan contoh-contoh konkret perilaku cerdas
dari bermacam-macam pekerjaan dalam berbagai kebudayaan di seluruh
dunia.
Kedua buku Teori Intelligence Ganda dan Aplikasinya di Sekolah,
cara menerapkan Teori Multiple Intelligence Howard Gardner, dengan
pengarang Paul Suparno. Menjelaskan teori Inteligensi ganda Gardner,
dampak teori Inteligensi ganda, mengembangkan inteligensi ganda,
mempersiapkan pembelajaran, model pembelajaran dan tanggapan terhadap
teori inteligensi ganda.
Ketiga buku Anak Ajaib, Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak
Anda Melalui Kecerdasan Majemuk, oleh Andyda Meliala. Mengungkapkan
tentang mengenai setiap jenis kecerdasan dalam diri anak; menggali,
mengasah, dan mempertajam setiap kecerdasan anak; mengembangkan bakat
dan potensi diri anak hingga seluas-luasnya.
Keempat Buku Kerja Multiple Intelligence: Pengalaman new City
School Di St. Louis, AS, Dalam Menghargai Aneka Kecerdasan Anak, oleh
Thomas R. Hoerr. Buku ini menunjukkan bahwa teori multiple intelligence
(kecerdasan ganda) telah membuat New City School di St. Louis, Amerika
Serikat, dapat menjalankan kegiatan belajar mengajarnya secara kreatif dan
memberdayakan. Potensi peserta didik digali lewat pendidikan berbasis
kecerdasan ganda. Buku ini juga berisi tentang bagaimana
mengoperasionalkan kecerdasan ganda di kelas.
Kelima buku Multiple Intelligences:The Theory in Practice, oleh
Howard Gardner. Buku ini berisi tentang pemamparan teori multiple
intelligence, dan implikasinya dalam pendidikan.
Adapun naskah atau tulisan tentang konsep multiple intelligence dalam
bentuk skripsi, tesis dan disertasi, penulis belum menemukannya. Disebabkan
10
beberapa alasan, seperti karya-karya intelektual muslim yang membahas
multiple intelligence masih sangat terbatas.
F. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode antara lain:
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan tergolong jenis penelitian yang
bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
sekarang.20
Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang
didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati dan diarahkan pada latar alamiah dan individu secara holistik atau
menyeluruh.21
Berdasarkan pada permasalahan yang diajukan dalam penelitian,
maka bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Bentuk penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan berbagai
informasi kualitatif tentang penerapan konsep multiple intelligence pada
PAI.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan, baik yang berhubungan dengan studi literatur maupun data
yang dihasilkan dari data empiris. Dalam studi literatur penulis menelaah
buku-buku, karya tulis, karya ilmiah maupun dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan tema penelitian untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan
dan alat utama bagi praktek penelitian lapangan.
20 Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Offset, 1989), hlm. 64.
21 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1993), hlm. 3.
11
Adapun untuk data empirik penulis menggunakan beberapa metode
yaitu:
a. Observasi
Data yang dihimpun dengan teknik ini adalah situasi umum
sekolah yang meliputi letak geografis, sarana dan prasarana sekolah
serta proses belajar mengajar. Dalam hal ini, peneliti berkedudukan
sebagai non-participant observer, yakni peneliti tidak turut aktif setiap
hari berada di sekolah tersebut, hanya pada waktu penelitian, metode
observasi ini juga digunakan untuk mengamati :
(1) Kesiapan guru, peserta didik serta sarana belajar dalam
pembelajaran PAI.
(2) Metode pembelajaran yang digunakan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
(3) Alat dan media yang digunakan dalam mendukung
pembelajaran.
(4) Kondisi kelas dalam pembelajaran PAI.
b. Interview
Metode ini digunakan untuk mengadakan wawancara kepada
kepala sekolah SDIT Assalamah Ungaran, Staf Tata Usaha, Guru serta
beberapa orang yang dapat dijadikan sebagai sumber data. Metode
interview ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait
kebijakan-kebijakan sekolah terhadap pembelajaran, yang berkaitan
dengan implementasi multiple intelligence di SDIT Assalamah
Ungaran.
c. Dokumentasi
Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk
mencari data-data otentik yang bersifat dokumen, baik data itu berupa
catatan harian, memori/catatan penting lainnya. Adapun yang
12
dimaksud dengan dokumen di sini adalah data atau dokumen tertulis.22
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan kondisi sekolah, seperti letak geografis, latar belakang sekolah
dan struktur organisasi atau data kepengurusan SDIT Assalamah
Ungaran.
3. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara
sistematis. Dalam hal ini digunakan metode analisis kualitatif dengan
menggunakan pola berpikir induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta atau
peristiwa-peristiwa yang bersifat empiris kemudian temuan tersebut
dipelajari dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan
generalisasi yang bersifat umum.23
Analisis data yang digunakan adalah analisis non statistik, yaitu
menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis yang diwujudkan bukan
dalam wujud angka melainkan dalam bentuk uraian deskriptif. Selanjutnya
dengan analisis ini peneliti akan diketahui konsep multiple intelligence dan
implementasinya dalam PAI di Kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan diperlukan dalam rangka mengarahkan tulisan
agar runtut, sistematis dan mengerucut pada pokok permasalahan, sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami kandungan suatu karya ilmiah.
Adapun sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Bagian Awal, terdiri dari.
Pada bagian ini memuat: Halaman judul, Abstrak Penelitian,
Persetujuan Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata
Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran.
22 Irawan Sarlito, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000),
cet. IV, hlm. 71-73 23 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 42
13
2. Bagian Isi
Bab I : Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah,
penegasan istilah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab II : Konsep umum multiple intelligence dan PAI, yang
mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut : Pengertian, latar belakang dan
tujuan multiple intelligence, teori dan pembelajaran multiple intelligence,
dan strategi pengembangan multiple intelligence. Pendidikan agama
Islam, yang mendiskripsikan : Pengertian, dasar dan tujuan pendidikan
agama Islam; materi pendidikan agama Islam; dan metode pendidikan
agama Islam; dan multiple intelligence dalam perspektif PAI.
Bab III : Gambaran umum SDIT Assalamah Ungaran, berisi
tentang: Gambaran umum SDIT Assalamah Ungaran, meliputi: sejarah
berdirinya, letak geografis, visi dan misi, kondisi peserta didik, pendidik
dan staf; sarana dan prasarana, kegiatan ekstrakulikuler, struktur
organisasi dan pengelolaanya. Selanjutnya akan membahas sistem
pembelajaran SDIT Assalamah Ungaran, dan implementasi multiple
intelligence dalam PAI di kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran.
Bab IV : Analisis konsep multiple intelligence dan
implementasinya dalam PAI di kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran, yang
mendeskripsikan : Analisis konsep umum multiple intelligence dan
analisis implementasi multiple intelligence dalam PAI di kelas 3 SDIT
Assalamah Ungaran.
Bab V : Kesimpulan, Saran-saran, dan penutup.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir skripsi ini memuat : Daftar Pustaka, Lampiran,
dan Daftar Pustaka.
BAB II
KONSEP UMUM MULTIPLE INTELLIGENCE
DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Konsep Umum Multiple Intelligence
1. Pengertian, Latar Belakang dan Tujuan Multiple Intelligence
a.iPengertian Multiple Intelligence
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai
kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk
yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata.1 Gardner juga
mendefinisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologi untuk
memproses bentuk-bentuk informasi yang spesifik dalam cara-cara
tertentu.2
Multiple intelligence is a natural way to structure learning. All
the aspects of the person are taught to, meaning can be extracted, and
applications can be made to life. The childern in our classrooms are
multifaceted and have many abilities.3
“ Kecerdasan ganda adalah cara dasar pada pembelajaran struktur. Semua aspek-aspek manusia telah dipelajari juga, arti dapat dikutip dan penerapan dapat dibuat untuk hidup. Peserta didik di kelas beranekaragam segi dan memiliki banyak kemampuan”.
Menurut Gardner arti dari multiple intelligence di sini adalah
kemampuan untuk menyelesaikan masalah, untuk mendapatkan
jawaban yang spesifik dan untuk belajar materi baru dengan cepat dan
efisien. Intelligence has the ability to solve problems, to find the
answers to specific questions, and to learn new material quickly and
efficiently.4
1 Paul Suparno, Teori Inteligensi Ganda, dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta:
Kanisius 2004), Cet. I, hlm. 17. 2 Howard Gardner, Changing Minds, Seni Mengubah Pikiran Kita dan Orang Lain,
(Jakarta: Transmedia, 2006), hlm. 36. 3 http: //www.mitest.com/omultint.htm. 4 Howard Gardner, Multiple Intelligence : The Theory in Practice, (USA: Basic Books,
1993), hlm. 14.
15
Penelitian Gardner telah menjelaskan kecerdasan manusia
sebelumnya, serta menghasilkan definisi tentang konsep kecerdasan
yang sungguh pragmatis. Gardner tidak memandang kecerdasan
manusia berdasarkan skor tes standar semata, namun Gardner
menjelaskan kecerdasan sebagai berikut:
a) Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
kehidupan nyata.
b) Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru
untuk diselesaikan.
c) Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang akan
menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.
Definisi Gardner Tentang kecerdasan manusia tersebut
menegaskan hakekat teorinya.5 Teori kecerdasan ganda merupakan
validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting.
Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan,
pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-
masing. Teori kecerdasan ganda bukan hanya mengakui perbedaan
individual ini untuk tujuan-tujuan praktis, tetapi juga menganggap
sebagai sesuatu yang normal, wajar dan sangat berharga.6
Pada sisi lain Gardner menjelaskan bahwa kecedasan ganda
mempunyai karakteristik konsep sebagai berikut :
a. Semua inteligensi itu berbeda-beda.
b. Semua kecerdasan dimiliki manusioa dalam kadar yang berbeda.
Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan dan
dikembangkan secara optimal.
c. Adanya indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan.
Dengan latihan, seseorang dapat membangun kekuatan
kecerdasan yang dimiliki.
5 Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelligence, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm. 2. 6 Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences, (Bandung:
Nuansa, 2007), hlm. 11-12.
16
d. Semua kecerdasan-kecerdasan tersebut bekerjasama
mewujudkan aktivitas yang dilakukan individu.
e. Semua jenis kecerdasan ditemukan disemua lintas kebudayaan
di dunia dan kelompok usia.
f. Kecerdasan dapat diekspresikan melalui profesi dan hobi.7
b. Latar Belakang Multiple Intelligence
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan
tidak pernah berhenti. Beragam program inovatik ikut serta dalam
reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi
pendidikan, yakni memperbaiki pola hubungan sekolah dengan
lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan
perencanaan serta pola mengembangkan pemberdayaan pendidik dan
restrukturisasi model-model pembelajaran.8
Masalah pokok pendidikan di Indonesia saat ini masih berkisar
pada soal pemerataan kesempatan relevansi, kualitas, efisien dan
efektivitas pendidikan.9 Sesuai dengan masalah pokok tersebut serta
memperhatikan isu dan tantangan masa kini dan kecenderungan di
masa depan, maka dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan untuk mengatasi persoalan dan menghadapi tantangan itu,
perlu diciptakan pendidikan yang unggul yaitu pendidikan yang dapat
mengembangkan potensi dan kapasitas peserta didik secara optimal.
Berbagai bentuk reformasi dan inovasi dikembangkan para tokoh
pendidikan yang berorientasi pada wujud generasi yang lebih
berkualitas.
Dengan memperhatikan hal tersebut, masalah peningkatan
SDM merupakan prioritas utama, maka diperlukan adanya pendekatan
7 Mumbiar Agustin, “Mencoba Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Pada
Anak”. http://www.Pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/21/0703.htm. 8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi
Pendidik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2, hlm. 3. 9 Syaifudin Nurdin, Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu
Siswa dalam KBK, (Jakarta: Quantum Teaching, 2003), hlm. 1.
17
layanan pendidikan yang mempertimbangkan bakat, minat dan
kemampuan dan kecerdasan peserta didik. Dari berbagai penelitian
oleh para ilmuwan psikologi, khususnya di bidang psikologi
perkembangan dan psikologi pendidikan akhirnya terdorong untuk
terus mengembangkan penelitian dan menemukan berbagai metode
baru untuk mendiagnosis dan merencanakan program pendidikan yang
lebih sesuai yaitu dengan memberikan pelayanan peserta didik secara
proporsional.
Dr. Howard Gardner, Co. Director of Project Zero dan Guru
Besar di Harvard University, selama bertahun-tahun telah melakukan
penelitian tentang perkembangan kapasitas kognisi manusia. Howard
telah mendobrak tradisi umum teori kecerdasan yang menganut dua
asumsi dasar, bahwa kognisi manusia itu bersifat satuan dan bahwa
setiap individu dapat dijelaskan sebagai makhluk yang memiliki
kecerdasan yang dapat diukur dan tunggal. Setiap kecerdasan memiliki
ciri perkembangan, dapat diamati dalam populasi tertentu.10
Gardner berpendapat bahwa kecerdasan manusia tidak dapat
disimpulkan hanya dengan penilaian IQ saja, karena nilai tes IQ hanya
menggambarkan 2 jenis kecerdasan saja, yaitu kecerdasan bahasa dan
kecerdasan matematika. Tes IQ bukan mengukur kualitas yang
dibutuhkan untuk sukses dalam pendidikan seperti kemauan keras,
percaya diri, motivasi. Meskipun nilai IQ peserta didik sangat tinggi
pada suatu waktu tanpa pendidikan yang mendukung kecerdasan anak
(kurang stimulus, masalah keluarga, kurang tantangan, dan lain
sebagainya) nilai IQ bisa mengalami penurunan.11
Dari sini tampak bahwa pendidikan berperan dalam
mengembangkan kecerdasan peserta didik. Kecerdasan bukanlah
sesuatu yang sudah mati yang tidak dapat dikembangkan lagi, tetapi
10 Linda Campbell, Bruce Campbell, Dee Dickinson, Metode Praktis Pembelajaran
Berbasis multiple Intellegence, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm. 1-2. 11 Andyda Meliala, Anak Ajaib, Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda
Melalui Kecerdasan Majemuk, (Yogyakarta: Andi, 2004), hlm. 31-32.
18
kecerdasan dapat berkembang lagi. Menurut teori kecerdasan ganda
seseorang anak dapat mempelajari materi apapun, asal materi tersebut
disampaikan sesuai dengan kecerdasan yang cocok dengan kecerdasan
yang menonjol pada anak tersebut.
c. Tujuan Multiple Intelligence
Sekolah melalui pendidik mengatur anak dalam upaya
mengembangkan kecerdasan mencapai kemanfaatan. Di dalam dua
lingkungan dasar yaitu rumah dan sekolah anak memperoleh rasa
percaya diri. Dengan orang tua, anak dapat belajar untuk menghormati
melalui pengalaman untuk membangun citra diri, kepercayaan diri dan
keterampilan. Orang tua dapat mengembangkan rasa hormat dan
penerimaan bawaan anak terhadap semua modalitas. Pendidik dapat
mendorong tumbuhnya modalitas belajar dan membantu anak
menghubungkan keterampilan dengan berkembangnya kecerdasan.12
Secara makro pendidikan bertujuan membentuk organisasi
pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi
dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu
menggunakan nalar, dan memiliki sumber daya manusia yang sehat
dan tangguh. Secara mikro pendidikan bertujuan membentuk manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab),
dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri.13
Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia antara lain
ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang
direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik secara
perorangan atau kelompok. Sumber daya manusia mampu
menghasilkan kerja produktif secara rasional dan memiliki
12 Bob Samples, Revolusi Belajar untuk Anak : Panduan Belajar Sambil Bermain Untuk
Membuka Pikiran Anak-anak Anda, (Bandung: Kaifa, 2002), Terj. Hlm. 145. 13 Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
perkembangannya, anak-anak itu kemudian akan memiliki satu atau
dua kecerdasan yang dominan. Tidak ada kecerdasan yang berdiri
sendiri saat digunakan oleh seseorang. Penggunaan satu kecerdasan
akan melibatkan dua atau lebih kecerdasan lain. Berikut ini teori tujuh
kecerdasan ganda :
1). Linguistic Intelligence (kecerdasan linguistik)
Linguistik berasal dari bahasa Inggris yang artinya ilmu
bahasa.17 Terdapat beberapa definisi yang disampaikan oleh para
pakar tentang kecerdasan linguistik, diantaranya adalah Linda
Campbell. Menurutnya kecerdasan linguistik adalah kemampuan
untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks.18
Thomas Amstrong, dalam bukunya 7 Kinds of Smart
mengartikan kecerdasan linguistik adalah kecerdasan dalam
mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, penyair,
dan pengacara. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat
berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur atau mengajar
dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.19
Sedangkan kecerdasan linguistik dalam arti luas
sebagaimana dinyatakan Howard, adalah hasil kemampuan dalam
penggunaan bahasa lisan dan tulisan.20 Linguistik dapat distimulus
melalui bacaan, latihan, menulis, berdiskusi, bermain dengan kata-
kata. Peserta didik yang mempunyai inteligensi yang tinggi dalam
17 Wojowasito dan Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Bandung:
Hasta, 1982), hlm. 102. 18 Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelligence, (Depok: Intuisi Press, 2006), hlm. 2. 19 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori MI, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 3. 20 Howard Gardner, Changing Minds, Seni Mengubah Pikiran Kita dan Orang Lain,
(Jakarta: Transmedia, 2006), hlm. 39.
22
linguistik mempunyai kepekaan yang tajam terhadap bunyi atau
fonologi.21
Di awal sejarah manusia, bahasa mengubah spesialisasi dan
fungsi otak manusia untuk menggali dan mengembangkan
kecerdasan manusia. Membaca telah memungkinkan manusia
untuk mengetahui objek, tempat, proses dan konsep yang secara
personal tidak mengalaminya. Kemampuan berpikir melalui kata-
kata dapat mengingat, menganalisis, menyelesaikan masalah,
merencanakan ke depan dan mencipta sesuatu.22 Pusat kecerdasan
melibatkan keterampilan mengolah angka dan kemahiran
menggunakan logika atau akal sehat. Ciri-ciri orang yang cerdas
secara logis matematis mencakup kemampuan dalam penalaran,
berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis.25 Pusat
kecerdasan logika matematika adalah terletak pada otak kiri.26
Kecerdasan logis matematis dapat dilatih dan
dikembangkan melalui banyak tantangan dan inovasi dari
bermacam-macam teknologi multimedia. Peserta didik dari
21 N. Tientje dan Yul Iskandar, Pendidikan anak Usia Dini Untuk Mengembangkan
Multiple Intelligensi, (Jakarta: Dharma Graha, 2004), hlm.38. 22 Linda Campbell, Bruce dan Dee Dickinson, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis
Multiple Intelligence, (Jakarta: Intuisi Press, 2006), hlm. 10. 23 N. Tientje dan Yul Iskandar, Op. Cit., hlm. 39. 24 Ibid, hlm. 2. 25 Thomas Armstrong, 7 Kinds of Smart Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan
Anda Berdasarkan Teori MI, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 3. 26 N. Tientje dan Yul Iskandar, Pendidikan Anak Usia Dini Untuk Mengembangkan
kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk
mengekspresikan gagasan dan perasaan.29 Kecerdasan ini juga
meliputi keterampilan fisik dalam bidang koordinasi,
keseimbangan, daya tahan, kekuatan dan kecepatan. Kecerdasan ini
sangat menonjol pada diri seorang penari, atlit, pematung,
pemusik, aktor, mekanik, dokter, peserta didik dapat diberdayakan
dengan menggunakan teknik simulasi, permainan peran, dan
drama.30
Untuk mengoptimalkan kecerdasan kinestetik diperlukan
ruang kelas yang kondusif, artinya ruang kelas dalam proses
belajar mengajar harus memberikan pemahaman bahwa ruang
kelas harus menjadi sebuah hal yang aktif yaitu ruang kelas bisa
menjadi sarana bagi pengembangan lingkungan pembelajaran. Para
peserta didik lebih banyak orientasi gerakan dalam kebutuhan
sebuah proses belajar. 31
Hal yang terpenting bagi pendidik adalah untuk
memberikan contoh aktivitas fisik sebagai metode pembelajaran
dan kesadaran peserta didik dalam proses pembelajaran. Sebagai
contoh dalam mata pelajaran bahasa: pesrta didik dapat
mempelajari kosakata dengan menggambarkan bagian kata atau
ucapan tersebut. Secara individual mereka dapat menembangkan
jari atau tubuh kemudian mempraktikkan di kelas.
29 Paul Suparno, Teori Intelligence ganda dan Aplikasinya di Sekolah, (Yogyakarta:
Kanisius, 2004), Cet. I., hlm. 34. 30 Adi W. Gunawan, Genius Learning Starategy,Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan
Accelarated Learning, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 240-241. 31 Linda Campbell, Bruce dan Dee Dickson, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis
emosional yang tepat dan menawarkan umpan balik pada perilaku
emosional.40 Pusat kecerdasan terletak pada lobus depan, lobus
pariental.41
b. Pembelajaran Multiple Intelligence
1.) Proses Pembentukan Belajar
Akal yang berpusat di otak (al-dimagh), adalah komponen
yang ada dalam diri manusia yang memiliki kemampuan memperoleh
pengetahuan secara nalar. Kemampuan memperoleh maupun
39 Julia Jasmine, Panduan Praktis Mengajar Berbasis MI, (Bandung: Nuansa, 2007), Cet.
I., hlm. 27-28. 40 Linda Campbell, Bruce Campbell dan Dee Dickinson, Metode Praktis Pembelajaran
Berbasis Multiple Intelligence, (Jakarta: Intuisi Press, 2006), hlm. 201-217. 41 Thomas Armstrong, “ Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligence di Dunia
Pendidikan, Op. cit., hlm. 13.
28
menyimpan ini berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain,
bergantung pada wadah kognitif yang dimiliki seseorang. Penggunaan
akal untuk berpikir mengantarkan individu menjadi pribadi yang
unggul.42
Kecerdasan intelektual dapat dikembangkan untuk mencapai
sukses. Kecerdasan intelektual dapat dikembangkan optimal dengan
memahami bagaimana sistem kerja otak manusia dan seperangkat
latihan praktis.43
Otak manusia adalah massa protoplasma yang paling kompleks
yang pernah dikenal di alam semesta ini.44 Sebagaimana firman Allah
SWT dalam surat At-Tiin ayat 4 :
)4: التني سورة( لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقومي
Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. At-Tiin ayat 4). 45
Manusia diberi otak yang luar biasa kemampuannya, namun ini
baru potensi, potensi ini harus dikembangkan. Kecerdasan seseorang
sebenarnya tergantung pada seberapa banyak koneksi yang terjadi di
antara setiap sel otak tersebut.
Teori otak Triune pertama kali dicetuskan oleh Dr. Paul
Maclean. Di dalam kepala manusia terdapat tiga macam otak yang
berkembang sesuai dengan tahap evolusi manusia. Perkembangan
terjadi secara bertahap mulai dari otak reptil, otak mamalia dan
neo-cortex.46 Masing-masing bagian juga mempunyai struktur saraf
tertentu dan mengatur tugas-tugas yang harus dilakukan. Yang
tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup.
Pendidik sebagai pelaksana utama penyelenggaraan
pendidikan agama akan menghadapi peserta didik yang memiliki
watak dan kemampuan yang tumbuh secara individual. Setiap peserta
didik harus menjadi pusat perhatian, dalam hal tingkat perkembangan
dan kecerdasan anak. Sehingga peserta didik mampu memahami
pelajaran dalam proses pembelajaran.
b. Dasar Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah mempunyai
dasar yang kuat. Dasar-dasar tersebut dibagi menjadi tiga jenis. Ketiga
jenis itu adalah dasar hukum yuridis, dasar hukum agama dan dasar
hukum psikologi. Masing-masing dasar hukum akan dijelaskan
dibawah ini.
1.) Dasar Hukum (Yuridis)
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari
perundang-undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama di sekolah
secara formal. Dasar yuridis tersebut terdiri dari tiga macam :62
1. Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila, sila
pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Dasar Struktural / Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab
XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi: 1) Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.
62 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2004), hlm.132.
36
3. Dasar Operasional, yaitu terdapat dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2.) Dasar Agama
Dasar agama dalam uraian ini adalah dasar-dasar yang
bersumber dari ajaran agama Islam yang terdapat dalam al-Qur’an
dan Hadits. Al-Qur’an sebagai wahyu Tuhan yang disampaikan
kepada manusia dengan perantara Nabi Muhammad saw membawa
pengajaran dan pendidikan. Al-Qur’an memuat beberapa ayat yang
menjadi landasan adanya pendidikan agama:
)25:سورة النحل(...ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة
Artinya : “ Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan secara hikmah dan ajaran yang bijaksana”. (QS. an-Nahl:125)63
Arti ayat di atas terdapat pendidikan dan pengajaran ialah
mengajar dengan menggunakan metode dalam ilmu. Memberi
pengajaran dengan bijaksana, mengenai bahan atau metode harus
sesuai dengan kemampuan.
3.) Dasar Psikologis
Yang dimaksud dasar-dasar psikologis yaitu dasar-dasar
kejiwaan dan kejasmanian manusia. Realitas psikologis manusia
menunjukkan bahwa pribadi manusia merupakan kesatuan antara:
a) Potensi-potensi dan kesadaran rohaniah baik segi piker, rasa,
karsa, cipta maupun budi pekerti.
b) Potensi-potensi dan kesadaran jasmani yakni jasmani yang
sehat dengan pancaindera secara fisiologis bekerja sama
dengan system syaraf dan kejiwaan.
63 Departemen Agama, Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya, (Semarang: Toha putra, 1996), hlm. 224.
37
c) Potensi-potensi psikologis berada dalam suatu lingkungan
hidup alamiah (fisik).
Ketiga kesadaran ini menampilkan watak dan kepribadian
seseorang sebagai suatu keutuhan.64 Sehingga proses belajar
mengajar inilah psikologi memegang peranan yang penting.
Kajian-kajian dalam psikologi, menunjukkan bahwa
memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai dari seseorang kepada
peserta didik tidak hanya menerima dalam keadaan pasif tetapi
aktif dan mempunyai tiga syarat yang harus diwujudkan agar
pembelajaran dapat terjadi dengan baik. Pertama harus ada
rangsangan dari pendidik. Kedua adanya respon peserta didik, dan
ketiga respon diteguhkan seperti dengan memberikan sanksi
apabila peserta didik tidak memperhatikan pelajaran.
Tugas pendidik adalah menolong peserta didik belajar
dengan menekankan pada kemampuan dan potensi untuk
mengetahui dan mengaplikasikan hasil belajar mereka, agar potensi
kecerdasan anak digunakan secara optimal.
Beberapa dasar yang penting dalam membimbing anak
dalam proses pembelajaran yaitu setiap anak memiliki sifat
kepribadian yang unik, tiap-tiap anak memiliki kecerdasan yang
berbeda-beda, dan setiap pertumbuhan mempunyai cirri-ciri
tertentu.65
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama Islam secara umum, ialah :
a. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia.
b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
64 Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1980), hlm. 137-138. 65 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), (Jakarta: PT.Rineka Cipta,1997), hlm.97-101.
38
c. Menumbuhkan semangat ilmiah pada peserta didik untuk
mengetahui dan mengkaji ilmu tersebut.
d. Menyiapkan peserta didik dengan potensi, agar dapat
menguasai potensi tertentu, dan keterampilan sehingga
mengamalkannya dalam hidup.66
Pendidikan agama bertujuan untuk meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengarahan peserta didik tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
masyarakat, berbangsa dan bernegara.67 Tujuan pendidikan merupakan
hal yang dominan dalam pendidikan, baik makna maupun tujuan harus
mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak melupakan etika
sosial atau moralitas sosial.
Dalam kurikulum PAI tahun 2004 pendidikan agama Islam
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.68
Secara konseptual pendidikan Islam bertujuan untuk
membentuk muslim yang seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah dan
berhubungan setiap pribadi dengan Allah SWT, manusia dan alam
semesta.69 Dengan demikian pendidikan Islam berupaya
mengembangkan individu seutuhnya.
66 Zuhairimi, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 17. 67 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 58. 68 Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang
SDIT Assalamah Ungaran memberikan pilihan kepada siswanya
dalam memilih jenis kegiatan ekstra kurikuler sesuai dengan skill untuk
menunjang kegiatan yang positif bagi siswa. Kegiatan ekstra kurikuler
SDIT Assalamah Ungaran, meliputi :
a. Drum band g. Sains Club.
b. Kaligrafi h. Teater.
c. Jurnalistik i. Rebana.
d. Melukis j. English Club.
e. Tilawah Al-Qur’an k. Elektronika.
f. PMR l. Bola basket.
7. Struktur Organisasi dan Pengelolaannya
Struktur organisasi SDIT Assalamah Ungaran tahun 2006/2007.6
6 Dokumentasi SDIT Assalamah Ungaran.
55
B. Sistem Pembelajaran SDIT Assalamah Ungaran
SDIT Assalamah Ungaran menggunakan sistem full day school
(belajar dari pukul 07.00-15.30. WIB). Menjadikan sekolah ini lebih leluasa
mengembangkan kurikulumnya dan dengan tekat mencetak generasi muda
yang berakhlak mulia yang menguasai ilmu pengetahuan yang baik, terampil
dan kreatif sesuai dengan norma agama. Sebagaimana misi SDIT Assalamah
Ungaran, maka SDIT Assalamah Ungaran merupakan sistem pendidikan
sebagai berikut :
1. Program pendidikan akademis di SDIT Assalamah Ungaran
menerapkan kurikulum sekolah dasar yang telah digariskan oleh
Departemen Pendidikan Nasional, antara lain : Matematika,
Bahasa Indonesia, PPKN, Sains, Pengetahuan sosial, KTK,
penjakes, dan Muatan Lokal.
2. program pendidikan non agama yang dirancang oleh sekolah antara
lain : Bahasa Inggris, Bimbingan Konseling (BK), Audio Visual,
dan Komputer.
3. Program pendidikan Agama Islam yang dirancang sendiri oleh
sekolah antara lain : Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadits, Fiqih,
Bahasa Arab, Baca Al-Qur’an, Tahfiz dan Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI).
Dilihat dari jumlah materi pelajaran di atas dapat diketahui bahwa
pendidikan agama mempunyai porsi yang hampir sama dengan pengetahuan
non agama. Hal ini dimaksudkan bahwa SDIT Assalamah Ungaran menjadi
sekolah yang mempunyai nilai lebih (plus) yang menekankan nilai-nilai
keagamaan, disamping pengetahuan dan keahlian yang harus dikuasai oleh
peserta didik.
56
C. Implementasi Multiple Intelligence Dalam PAI di Kelas 3 SDIT
Assalamah Ungaran
Multiple intelligence adalah pendekatan pembelajaran yang
mendorong pendidik menjadi lebih kreatif dan inovatif karena pendidik harus
menemukan strategi yang tepat untuk mengoptimalisasikan setiap kecerdasan
yang ada. Optimalisasi potensi peserta didik dapat dilakukan secara baik
melalui kecerdasan yang menonjol yang dimiliki peserta didik.
Hal ini dilakukan oleh SDIT Assalamah dengan mengelompokkan
kecerdasan yang dimiliki peserta didik menjadi tiga kelompok di kelas 3,
yaitu:
a. Kelas 3 Al-Fargani : Kelas musik, kinestetik dan linguistik.
b. Kelas 3 Al-Jabar : Kelas intrapersonal dan logis-matematis.
c. Kelas 3 Al-Biruni : Kelas interpersonal dan visual.7
Pembagian kelas berdasarkan kecerdasan peserta didik, sehingga
proses pembelajaran PAI akan berjalan dengan efektif. Dengan adanya
pendekatan multiple intelligence, termasuk dalam pembelajaran PAI maka
akan terjadi hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dirasakan
harmonis, serta dapat mewujudkan tujuan akhir dalam pendidikan agama
Islam. Ada beberapa hal penting kaitannya dengan penerapan multiple
intelligence di SDIT Assalamah, antara lain persiapan pendidik PAI dalam
menerapkan pendekatan multiple Intelligence dalam pembelajaran PAI.
Dalam penerapan multiple intelligence perlu persiapan yang matang
dari seorang pendidik. Pendidik harus tahu dan paham persiapan dan
penerapannya. Persiapan ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni persiapan
tertulis dan tidak tertulis. Persiapan tertulis meliputi persiapan lesson plan
(perencanaan pembelajaran), sedangkan persiapan tidak tertulis meliputi
persiapan mental, penguasaan bahan, dan lain sebagainya. Persiapan pendidik
PAI SDIT Assalamah secara tertulis antara lain:
7 Dokumentasi SDIT Assalamah Ungaran.
57
a. Mempersiapkan lesson plan, sebagai acuan pada saat mengajar,
dengan metode-metode yang digunakan untuk menyampaikan
materi. Contoh lesson plan dapat dilihat dalam lampiran.
b. Mempersiapkan bahan atau materi ajar dalam bentuk teks atau
tugas yang disesuaikan dengan lesson plan.
c. Setelah bahan ajar, persiapan selanjutnya adalah persiapan sarana
dan prasarana yang menunjang pembelajaran PAI yang
disesuaikan dengan materi. Hal ini berkaitan dengan media yang
digunakan untuk menyampaikan materi.
d. Langkah selanjutnya adalah proses pembelajaran dilakukan. Dalam
proses pembelajaran PAI, kegiatan awal pelajaran pendidik lebih
dahulu melakukan scene setting, yaitu pemberian pengalaman
belajar sebelum masuk ke materi pelajaran. Scene setting ini
bermacam-macam antara lain: Bertanya, mendengarkan,
pertandingan kompetisi, riset, interview, membangun, memainkan,
menggambar, mencatat, laporan. Sumber ide scene setting dari
kegunaan atau manfaat, sebab akibat, penyampaian informasi atau
berita, cerita imajinatif, pertanyaan film.8 Dalam melakukan scene
setting pendidik dituntut menyampaikannya dalam bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta didik. Sebagai contoh dalam
pelajaran bahasa Arab materi ال بسم (pakaian), pendidik
melakukan scene setting dengan sumber ide cerita imajinatif. Jadi
pendidik menceritakan suatu peristiwa kemudian peserta didik
mendengarkan. Setelah scene setting dilakukan, pendidik
melanjutkan pada pokok atau inti pelajaran sesuai dengan lesson
plan. Sehingga suasana dan aktivitas pembelajaran lebih
mengena.9
8 Munif Chatib, Lebih Jauh dengan Scene Setting, (Gresik:2007), hlm. 1-5. 9 Observasi, tanggal 30 Oktober 2007.
58
Secara garis besar pelaksanaan pendekatan multiple intelligence dalam
pembelajaran PAI di kelas 3 adalah sebagai berikut:
1. Kelas 3 Al-Fargani
Kecerdasan yang dimiliki peserta didik kelas 3 Al-Fargani
ini antara lain musik, kinestetik dan linguistik. Pada proses
pembelajaran bahasa Arab pendidik menggunakan metode
bernyanyi dan demonstrasi. Pendidik menyanyikan materi ال بسم
yang diikuti peserta didik. Setelah semua dapat mengucapkan kosa
kata pakaian ke dalam bahasa Arab, peserta didik berlatih
percakapan dengan intonasi yang baik dan benar.10
Dengan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan
kemampuan peserta didik, maka cepat memahami materi pelajaran.
Penilaian yang dilakukan oleh pendidik, meliputi tiga aspek :
- Aspek Kognitif : Siswa menerjemahkan arti kata ke
dalam bahasa Indonesia.
- AspekiPsikomotor : Penilaian ini dilakukan pada saat
percakapan dalam hal kelancaran
bertanya atau menjawab, kebenaran
dan intonasi.
- Aspek Afektif : Meliputi kedisiplinan, kepatuhan dan
perhatian pada saat pelajaran.11
2. Kelas 3 Al-Jabar
Peserta didik kelas 3 Al-Jabar ini mempunyai kecerdasan
dalam interpersonal dan logis-matematis. Peserta didik lebih
tenang (diam) dalam menerima dan memahami materi pelajaran.
Pendidik dalam menerangkan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI) bab kisah-kisah Rasul-rasul Allah, sub bab kisah Nabi Isa
10 Observasi, tanggal 30 Oktober 2007. 11 Observasi, tanggal 30 Oktober 2007.
59
lebih difokuskan pada menerangkan materi, kemudian peserta
didik diberi tugas mengerjakan lembar kerja siswa (LKS).12
Penilaian yang meliputi 3 aspek, sebagai berikut:
- Aspek Kognitif : Peserta didik mengerjakan tugas di LKS.
- Aspek Psikomotor : Peserta didik diberi tugas membuat cerita
tentang kisah Nabi Isa sesuai yang
pendidik terangkan.
- Aspek Afektif : Sikap peserta didik dalam memperhatikan
pelajaran.
3. Kelas 3 Al-Biruni
Kecerdasan yang dimiliki peserta didik kelas 3 Al-Biruni
adalah interpersonal dan visual. Pada saat proses pembelajaran
bahasa Arab pendidik menggunakan metode kelompok. Setelah
melakukan scene setting yaitu melalui cerita, pendidik membagi
kelompok kemudian pendidik memerintah untuk menghafal kosa
kata tentang ال بسم (pakaian). Peserta didik menghafalkannya
dengan metode sendiri-sendiri. Jadi peserta didik diberi kebebasan
dalam mengekspresikan hafalan. Ada yang dengan lagu-lagu dan
ada juga hanya hafalan biasa. Peserta didik sangat antusias dalam
proses pelajaran karena penyampaian materi pelajaran mudah
dicerna, dan sesuai dengan kemampuan peserta didik. Ini
memudahkan peserta didik untuk menghafal setiap kosakata.
Dalam penilaian, pendidik mengacu pada tiga ranah yaitu :
Kognitif, psikomotor dan afektif.
- Aspek Kognitif : Setelah melakukan menghafal secara
berkelompok, peserta didik
mengerjakan soal di lembar kerja.
12 Observasi, tanggal 19 Nopember 2007.
60
- Aspek Psikomotor : Dalam penilaian ini pendidik menilai
pada saat maju menghafal secara
berkelompok.
- Aspek Afektif : Sikap atau antusias peserta didik
selama pelajaran.
Sedangkan implementasi dari cara pembelajaran multiple intelligence
di kelas 3 SDIT Assalamah Ungaran adalah.
a.) Implementasi Belajar dengan Cara Linguistik
Pada saat pelajaran bahasa Arab, pendidik memerintahkan
kepada peserta didik untuk mengucapkan dan berlatih dengan
percakapan tiap kosa kata, tentang ال بسم (pakaian).
Pada saat pelajaran aqidah akhlak peserta didik diberi tugas
untuk membuat cerita yang berkaitan dengan materi. Dengan
mengambil bahan dari buku cerita yang ada di perpustakaan. Di
perpustakaan peserta didik mencari sendiri buku cerita, kemudian
setelah dibaca peserta didik disuruh merangkum isi dari buku
tersebut.13
b.) Implementasi Belajar dengan Cara Logis-matematis
Pada saat pelajaran akidah akhlak tentang hormat kepada
tetangga peserta didik diminta untuk mengelompok macam-macam
tata cara bertetangga yang baik, ke dalam suatu klasifikasi yang bagi
mereka untuk mudah dimengerti. Seperti: saling hormat, rukun dan
saling bertenggang rasa. Setelah mengelompokkannya, siswa diminta
untuk mengaplikasikan ke dalam pemecahan persoalan yang baru.
Yaitu peserta didik diajak untuk mengemukakan contoh sederhana
tentang hormat kepada tetangga dalam bentuk penyelesaian masalah.14
13 Observasi, tanggal 30 Oktober 2007. 14 Observasi, tanggal 12 Nopember 2007.
61
c.) Implementasi Belajar dengan Cara Visual
Pendidik menggunakan media audio visual yaitu memutar
VCD cerita Islam pada pelajaran SKI. Peserta didik dibawa ke ruang
laboratorium, di sana pendidik memutar film, peserta didik
memperhatikan cerita, kemudian setelah selesai, pendidik
menerangkan materi pelajaran dikaitkan dengan cerita film yang telah
dilihat. Sehingga peserta didik lebih paham dalam memahami materi
pelajaran.15
d.) Implementasi Belajar dengan Cara Kinestetik
Implementasi dengan kinestetik antara lain pada saat proses
belajar fiqih bab salat sunah rawatib. Pendidik menyuruh peserta didik
untuk praktek pelaksanaan salat sunah rawatib. Setiap peserta didik
maju untuk mempraktekkannya dengan benar.
e.) Implementasi Belajar dengan Cara Musik
Saat maju hafalan peserta didik mengekspresikannya dengan
menggunakan lagu yang mereka suka. Karena untuk memudahkan
dalam menghafal kata, sehingga peserta didik akan selalu
mengingatnya.16
Hal lain dalam penerapan di kelas musik, kadang pada saat
proses pembelajaran diiringi dengan memutar lagu-lagu Islami,
sehingga peserta didik aktif dan senang mengikuti pelajaran,
memberikan suasana yang berbeda.17
f.) Implementasi Belajar dengan Cara Interpersonal
Pada pembelajaran aqidah akhlak, tentang akhlak terpuji
pendidik menggunakan metode sosiodrama. Pada saat pelajaran
dimulai guru membagi kelompok untuk mengekspresikan gagasan
mereka tentang contoh sederhana dari menempati janji. Kegiatan ini
15 Wawancara dengan Ibu Ninik, (guru PAI), tanggal 6 Nopember 2007. 16 Observasi, tanggal 6 Nopember 2007. 17 Wawancara, dengan Ibu Rohmah (Guru PAI), tanggal 5 Nopember 2007.
62
dimaksudkan agar peserta didik mudah memahami akhlak terpuji tema
menepati janji. Karena kecerdasan interpersonal mempunyai
kemampuan yang menonjol dalam bekerjasama dengan teman.18
g.) Implementasi Belajar dengan Cara Intrapersonal
Cara intrapersonal dalam memahami pelajaran dengan suasana
yang tenang untuk berkonsentrasi memahami pelajaran. Pada saat
pelajaran Fiqih bab shalat sunah rawatib, pendidik lebih aktif, karena
peserta didik cenderung pendiam, tidak gaduh pada saat pelajaran.
Kecuali jika diperintah maka peserta didik akan melaksanakannya.
Pada proses pembelajaran, pendidik menerangkan pengertian, waktu
dan bilangan rakaat salat sunah rawatib. Kemudian pendidik
memerintahkan peserta didik untuk menjelaskan pengertian salat
sunah rawatib dan mengetahui jumlah bilangan rakaat salat sunah
Menurut Gardner Multiple Intelligence adalah kemampuan
menyelesaikan masalah atau menghasilkan produk yang dibuat dalam satu
atau beberapa budaya.1 Gardner mendefinisikan multiple intelligence
sebagai kecerdasan yang dimiliki seseorang, baik itu dalam bentuk
kreativitas, kemampuan berpikir, keterampilan.
Proses perkembangan kecerdasan manusia berbeda-beda dan
sangat dinamis. Suatu bentuk kecerdasan dapat berguna untuk
membangkitkan jenis kecerdasan yang lain. Kecerdasan manusia dapat
dibangkitkan dengan latihan pembelajaran ini dapat berupa hobi atau
kesenangan dan permainan yang biasa dilakukan.
Teori kecerdasan ganda dapat digunakan sebagai pendekatan
pembelajaran yang mengoptimalisasikan kecerdasan yang dimiliki peserta
didik. Adapun analisis ketujuh teori kecerdasan ganda sebagai berikut :
1. Linguistic Intelligence (Kecerdasan linguistik)
Kecerdasan Linguistik didefinisikan oleh Linda Campbell.
sebagai kemampuan untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan
menggunakannya untuk mengekspresikan dan menghargai makna
yang kompleks.2 Kemampuan peserta didik yang suka berbicara dalam
mengekspresikan gagasan, memahami atau menghafal pelajaran.
Biasanya yang terjadi dalam kenyataan bila peserta didik selalu ribut
di dalam kelas, selalu membuat gaduh maka pendidik akan marah,
1 Thomas Armstrong, Setiap Anak Cerdas: Panduan Membantu Anak Belajar dengan
Memanfaatkan Multiple Intelligencenya, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 19. 2 Linda Campbell, Bruce dan Dee Dickson, Metode Praktis Pembelajaran Berbasis
Nurdin, Syaifudin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK, Jakarta : Quantum Teaching, 2003.
Purwadarminta dan Wojowasito, Kamus Lengkap Inggris – Indonesia, Bandung : Hasta, 1980, Cet. 10.
Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : CV. Misaka Galiza, 2003, Cet. 2.
R. Hoerr, Thomas, Buku Kerja Multiple Intelligence : Pengalaman New City School di St. Louis, AS, Dalam Menghargai Aneka Kecerdasan Anak, Bandung : Kaifa, 2007.
Salam, Burhanuddin, Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997.
Samples, Bob, Revolusi Belajar untuk Anak: Panduan Belajar Sambil Bermain untuk Membuka Pikiran Anak-anak Anda, Bandung : Kaifa, 2002.
Sarlito, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. IV.
Shaleh, Abd. Rachman, Didaktik Pendidikan Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 1992.
Silberman, Melvin L., Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung : Nuansa, 2004.
Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1989.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Suparno, Paul, Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah, Yogyakarta : Kanisius, 2004, Cet. I.
Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dari Konsepsi Sampai dengan Implementasi, Yogyakarta : Hikayat, 2004.
Surya, Sutan, Melejitkan Multiple Intelligence Anak Sejak Dini, Yogyakarta : Andi, 2007.
Surakhmad, Winarno, Dasar dan Teknik Interaksi Mengajar dan Belajar, Bandung : Tarsito, 1973, Cet. 3.
Teungku Ramly, Amir, Pumping Talent : Memahami Diri, Memompa Bakat, Jakarta : Kawan Pustaka, 2005, Cet. II.
Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996, Cet. I.
Tientje, N. dan Yul Iskandar, PADU untuk Mengembangkan MI, Jakarta : Dharma Graha, 2004.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1980.
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia, 1997, Cet. I.
Widodo, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta : Absolut, 2002, Cet. II.
Zuhairini, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1991.