Top Banner
KONSEP KEPEMIMPINAN Oleh : LISA ROSALINA II.B KEPERAWATAN MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN T A N J U N G P I N A N G 2013
18

KONSEP KEPEMIMPINAN 2

Oct 05, 2015

Download

Documents

pangestuuu

KONSEP KEPEMIMPINAN
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KONSEP KEPEMIMPINAN

Oleh :

LISA ROSALINAII.B KEPERAWATAN

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN T A N J U N G P I N A N G2013

KONSEP KEPEMIMPINAN

Oleh :

LISA ROSALINA

II.B KEPERAWATAN

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN T A N J U N G P I N A N G2013KATA PENGANTAR

assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdullillah berkat rahmat dan hidayah Allah SWT., akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KONSEP KEPEMIMPINAN untuk para pembaca.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat tugas pribadi mata kuliah Manajemen dalam keperawatan kelas 2B. Keperawatan.

Dalam hal ini hasil penulisan makalah ini, penulis dapat memilih judul yang berkaitan hasil pembelajaran dan informasi informasi yang didapat penulis. Dengan mengambil judul ini karna objek penulisan adalah hasil konsep pengertian organisasi.

Peningkatan kualitas yang maksimal ini dengan menyampaikan hasil yang lebih efektif telah penulis lakukan melalui perantara buku, media cetak, dan media elektronik. makalah ini juga memuat hal hal baru seperti pengetahuan tentang konsep organisasi.

Dalam membuat makalah ini, penulis lebih banyak mendapatkan bimbingan informasi dan saran dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan, maka pada kesempatan ini penulis ingn menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :1.Bapak Rustam SKM, M.Si, selaku dosen mata kuliah Manajemen dalam keperawatan yang telah memberikan materi dengan baik sehingga pelaksanaan makalah ini berjalan dengan baik.2. dan segenap kawan kawan kelas 2B. Keperawatan, yang telah dapat berdiskusi dan bertukar pikiran dalam makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapakan adanya krititk dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.

Tanjungpinang, Oktober2013

Penulis

KONSEP KEPEMIMPINAN

A. Definisi Kepemimpinan Adapun menurtu beberapa ahli yang membentuk suatu pengertian Kepemimpinan yaitu : 1. N. Copeland Psychology and the Soldier Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan

2. H. Kootz & O Donnel Principles of Management Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama

3. C. K. Warriner Leadership in the small Group, American Journal Soc, 1955 Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain

4. H. Gerth & C.W. Mills Character and Social Structure Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri.

5. R. M. Bellows Creative Leadership Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum

6.Ralp M. Stogdill(1950) Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).Dapat dipahami dari empat batasan di atas bahwa kepemimpinanakanmuncul apabila ada seseorang yang karena sifat - sifat dan perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.

Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi bawahan. Fungsi manajemen ini sangat terkait dengan faktor manusia dalam suatu organisasi, yang mencakup interaksi antar manusia dan berfokus pada kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain.

Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan seorang pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan, namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan ditingkatkan.

B. GAYA GAYA KEPEMIMPINAN Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi antara lain:a)Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. SchmitdtMenurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya partisipasinya.b)Gaya Kepemimpinan Menurut LikertLikert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu:1)Sistem Otoriter-EksploitatifPemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman. Komunikasi yang dilakukan satu arah ke bawah (top-down).2)Sistem Benevolent-AuthoritativePemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas. Pemimpin memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.3)Sistem KonsultatifPemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar. Pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau hukuman. Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.4)Sistem PartisipatifPemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, menggunakan insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.

c)Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori YDikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunyaThe Human Side Enterprise (1960),dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan itu tidak menyukai pekarjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y mengasumsikan bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam yaitu:1)Gaya Kepemimpinan DiktatorGaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.2)Gaya Kepemimpinan AutokratisPada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak pernah dibenarkan. Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.

3)Gaya Kepemimpinan DemokratisDitemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dengan musyawarah. Gaya ini pada dasarnya sesuai dengan Teori Y.4)Gaya Kepemimpinan SantaiPeranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)

d)Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet HouseBerdasarkan Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam (2002) mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu:1)DirektifPemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas. Gaya ini mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.2)SuportifPemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan.3)ParsitipatifPemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan sebuah keputusan.4)Berorientasi TujuanPemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak dalam Nursalam, 1990)

e)Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi:1)Instruksi-Tinggi tugas dan rendah hubungan-Komunikasi sejarah-Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan sangat minimal-Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifikserta mengawasi dengan ketat2)Konsultasi-Tinggi tugas dan tinggi hubungan-Komunikasi dua arah-Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar3)Parsitipatif-Tinggi hubungan rendah tugas-Pemimpin dan bawahan bersama-sama member gagasan dalam pengambilan keputusan4)Delegasi-Rendah hubungan dan rendah tugas-Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dalam pemecahan masalah serta bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan

C. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN Pemimpin memiliki tugas menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompok.

Dari keinginan itu dapat dipetik keinginan realistis yang dapat dicapai. Selanjutnya, pemimpin harus meyakinkan kelompok mengenai apa yang menjadi keinginan realistis dan mana yang sebenarnya merupakan khayalan. Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu kepemimpinan akan tampak dalam proses dimana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.Untuk keberhasilan dalam pencapaian sutu tujuan diperlukan seorang pemimpin yang profesional, dimana ia memahami akan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan peranannya sebagai seorang pemimpin. Disamping itu pemimpin harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dengan bawahan, sehingga terciptanya suasana kerja yang membuat bawahan merasa aman, tentram, dan memiliki suatu kebebasan dalam mengembangkan gagasannya dalam rangka tercapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.Menurut Hadari (2003;70) menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam kepemimpinan adalah1. Adanya seseorang yang berfungsi memimpin, yang disebut pemimpin(leader).2. Adanya orang lain yang dipimpin3. Adanya kegiatan yang menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan pengarahkan perasaan, pikiran, dan tingkah lakunya4. Adanya tujuan yang hendak dicapai dan berlangsung dalam suatu proses di dalam organisasi, baik organisasi besar maupun kecil.

Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :

1. PemimpinDalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.

2. Pengikut (Followers)Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta adapulayang mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.

3. KomunikasiSalah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi. Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.

4. SituasiDalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harussalingdikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.

D. KARAKTER KEPEMIMPINAN YANG BAIK pemimpin adalah seorang penguasa yang memiliki nilai yang lebih dan tinggi derajat nya dari yang lain.pemimpinng yang baik adalah seorang pemimpin yang bisa memimpin dan bisa dipimpin oleh anggotanya, yang dimaksud dengan yang bisa memimpin adalah seorang yg bisa memimpin anggotanya dengan baik dan adil. sedangkan yang dengan yang dipimpin adalah seorang yang bisa dijadikan sebagai wadah contoh yang baik. Ada beberapa ciri-ciri pemimpin yang baik 1.pemimpin yang adilyang dimaksud dengan pemimpin yang adil adlah pemimpin yang tidak pilih kasih yang tidak ada yang membedakan antara1 dengan yang lain. 2.pemimpin yang jujur yang dimaksud dengan pemimpin yang jujur adalah pemimpin yang selalu berkata dengan sebenarnya apa yang terjadi,dan tidak pernah berkata bohong kepada anggotanya. 3.pemimpin yang amanah pemimpin yang amanah adalah pimimpin yang dapat dipercaya oleh anggotanya dan tidakpernah berdusta ,tetapi diaselalu menepati janji nya sesuai dengan apa yang dikatakan nya.

4.pemimpin yang bijaksanapemimpin yang bijaksana adalah pemimpin yang tidak terlalu cepat mengambil tindakan ,dan selalu bermusyawarah untuk mengambil sebuah keputusan bersama. 5.pemimpin yang tegaspemimpin yang tegas adalah pemimpin yang sifat keras berani mengambil keputusan yang dinilainya baik,tegas memberi sanksi kepada anggota yang bersalah. 6.pemimpin yang bertanggung jawabpimimpin yang brtanggung jawab adalah pemimpin yang selalu bertanggung jawab apabila seorang pemimpin tersebut dinilai salah dan siap menerima sanksi yang telah disepakati bersama.

E. KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron, kegiatan tersebut meliputi :1.Perencanaan dan PengorganisasianPekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncanakan dan diorganisasikan. Semua kegiatan dikoordinasikan sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar. Sebagai seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan di ruangan.2.Membuat Penugasan dan Memberi PenghargaanSetelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para perawat tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan jelas. Dalam memberi pengarahan, seorang pemimpin harus mampu membuat seseorang memahami apa yang diarahkan dan juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan tersebut dikerjakan dengan benar.

3.Pemberian bimbinganBimbingan merupakan unsur yang penting dalam keperawatan. Bimbingan berarti menunjukkan cara menggunakan berbagai metode mengajar dan konseling. Bimbingan yang diberikan meliputi pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan membantu bawahan dalam melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan kepuasan bagi perawat dan klien.

4.Medorong Kerjasama dan PartisipasiKerjasama diantara perawat perlu ditingkatkan dalam melaksanakan keperawatan. Seorang pemimpin perlu menyadari bahwa bawahan bekerjasama dengan pemimpin bukan untuk atau dibawah pimpinan. Kerjasama dapat ditingkatkan melalui suasana demokrasi dimana setiap individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, dan mereka mendapat pujian serta kritik yang membangun. Bawahan perlu mengetahui bahwa pemimpin mempercayai kemampuan mereka. Hubungan antar manusia yanng baik dapat meningkatkan kerjasama. Disamping itu setiap individu dalam kelompok diusahakan untuk berpartisipasi. Hal ini akan membuat setiap perawat merasa dihargai termasuk bagi mereka yang sering menarik diri atau yang pasif. Partisipasi setiap perawat dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.5.Kegiatan KoordinasiPengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang penting dalam kepemimpinan keperawatan. Seorang pemimpin perlu mengusahakan agar setiap perawat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja bawahan. Agar dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu perencanaan yang baik dan penggunaan kemampuan setiap individu dan sumber-sumber yang ada.6.Evaluasi Hasil Penampilan KerjaEvaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap staf dan pekerjaan mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan staf sehingga dapat mendorong mereka mempertahankan pekerjaan yang baik dan memperbaiki kekuranngan yang ada. Agar seorang pemimpin dapat menganalisa perawat lain secara efektif, ia juga harus dapat menilai diri sendiri sebagai seorang perawat dan seorang pemimpin secara jujur.Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai seorang pemimpin bertanggung jawab dalam :a.Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukanb.Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatanc.Tanggungjawab atas tindakan keperawatan yang dilakukand.Pelaksanaan keperawatan berdasarkan standare.Penyelesaian pekerjaan dengan benarf.Pencapaian tujuan keperawatang.Kesejahteraan bawahanh.Memotivasi bawahan

F. TEORI MOTIVASI Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejaklamamemiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan. Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara lain :(1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyailimatingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua (keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengancaralain, misalnya dengan menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenalpuladengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal,mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.

Menarik pula untuk dicatat bahwa dengan makin banyaknya organisasi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan makin mendalamnya pemahaman tentang unsur manusia dalam kehidupan organisasional, teori klasik Maslow semakin dipergunakan, bahkan dikatakan mengalami koreksi. Penyempurnaan atau koreksi tersebut terutama diarahkan pada konsep hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Istilah hierarki dapat diartikan sebagai tingkatan. Atau secara analogi berarti anak tangga. Logikanya ialah bahwa menaiki suatu tangga berarti dimulai dengan anak tangga yang pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Jika konsep tersebut diaplikasikan pada pemuasan kebutuhan manusia, berarti seseorang tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan tingkat kedua,- dalam hal ini keamanan- sebelum kebutuhan tingkat pertama yaitu sandang, pangan, dan papan terpenuhi; yang ketiga tidak akan diusahakan pemuasan sebelum seseorang merasa aman, demikian pula seterusnya.

Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia makin mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :

Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang; Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai titik jenuh dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif.

G. CIRI CIRI TENAGA PROFESIONAL KEPERAWATAN Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi (occupation) meskipun keduanya sama-sama melakukan pekerjaan tertentu.Profesi mempunyai ciri ciri sebagai berikut :1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-menerus dan bertahap.3.Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan.4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).

Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.a.Fungsi IndependenMerupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.b.Fungsi DependenMerupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain.c.Fungsi InterdependenFungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan lain.

DAFTAR PUSTAKA

- Swanburg Russel C. ( 2000 ),Pengantar kepemimpinan & manajemen keperawatan,EGC, Jakarta. - http://andaners.wordpress.com/2011/06/24/kepemimpinan-dalam-keperawatan/- http://vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/05/konsep-kepemimpinan-dalam-keperawatan.html- http://vytabaretha10.blogspot.com/2012/12/kepemimpinan-dalam-keperawatan.html- http://erlanggaba.blogspot.com/2013/06/faktor-yang-mempengaruhi-kepemimpinan.html- http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_859.html- http://muhammad-firdaus7.blogspot.com/2013/03/karakter-pemimpin-yang-baik.html- http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/- http://hanaf1225ari.blogspot.com/2013/03/standar-profesional-dalam-praktik.html- http://oktavia-nurse.blogspot.com/2012/04/makalah-keperawatan-sebagai-profesi.html