Top Banner
KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S. Ag) Dalam Ilmu Aqidah Filsafat Oleh Depi Yanti NIM : 12 34 00 03 FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG 2017 M/ 1438 H
82

KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S. Ag) Dalam

Ilmu Aqidah Filsafat

Oleh

Depi Yanti

NIM : 12 34 00 03

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH

PALEMBANG

2017 M/ 1438 H

Page 2: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Kepada Yth.

Bapak Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam

UIN Raden Fatah Palembang

di –

PALEMBANG

Assalamu’alaikum wr.wb.

setelah mengadakan bimbingan dan perbaikan, maka kami berpendapat bahwa skripsi

berjudul “KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION’’, yang

ditulis oleh saudari :

Nama : DEPI YANTI

NIM :12340003

Sudah dapat diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.

Demikianlah terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Palembang, 21 Oktober 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Zulhelmi, M.Hum Herwansyah, MA

NIP. 195801011986031004 NIP. 196807251997031009

Page 3: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

PENGESAHAN SKRIPSI MAHASISWA

Setelah diajukan dalam sidang Munaqosyah Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam UIN Raden Fatah Palembang pada :

Hari/Tanggal : Selasa / 1 November 2016

Tempat : Ruang Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Maka Skripsi Saudari :

Nama : Depi Yanti

Nim :12340003

Jurusan : Aqidah Filsafat

Judul Skripsi :Konsep Akal Dalam Perspektif Harun Nasution

Dapat diterima untuk melengkapi sebagian syarat guna memperoleh Gelar

Sarjana Agama ( S.Ag) dalam ilmu Aqidah Filsafat.

Palembang, Januari 2017

Dr. Alfi Julizun Azwar, M.Ag

NIP. 19680714 199403 1 008

Page 4: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Tim Sidang Munaqosyah

Ketua, Sekretaris,

Zaharuddin, M.Ag Fajar Tri Utami, M.Si

NIP.1971011211997031002 NIP. 198601142014102666

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Ris’an Rusli, MA Dra. Murtiningsih, M.Pd.I

NIP. 196505191992031003 NIP. 196704191994032003

iv

Page 5: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

MOTTO

“Kepuasan itu terletak pada usaha bukan pada pencapaian hasil, berusaha keras

adalah kemenangan besar’’

( Mahatma Gandhi)

“Ilmu tanpa akal ibarat seperti memiliki sepatu tanpa kaki. Dan akal tanpa ilmu

ibarat seperti memiliki kaki tanpa sepatu’’

( Ali bin Abi Thalib)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

Ayahanda Ernadi dan Ibunda tercinta Masmia

Saudara-saudaraku tersayang Adek Deri Novita dan Desi Yulia

Keluargaku yang ku Banggakan

Dosen-dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang telah memberikan

ilmu dengan ikhlas

Teman-Temanku Fak. Ushuluddin Jur. Aqidah Filsafat Angkatan 2012

Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan inspirasi Nova Haryanti, Dewi Febriani

Karlindo, Tri Nurdiana, Dini Suratiningrum, Desi Faradilla sandy

Teman-Temanku Kosant yang selalu memberikan Motifasi Nia Irma, Lia Riswinda,

Mulyanti, Yunda Novita sari, Dahlia

Almamaterku Tercinta Uin Raden Fatah Palembang

Page 6: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

SURAT PERYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini.

Nama : DEPI YANTI

NIM : 12340003

Tempat/Tanggal Lahir : Bangka, 31 Desember 1994

Status :Mahasiswa Program Studi Aqidah Filsafat Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden Fatah

Palembang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “KONSEP AKAL

DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION‟‟ adalah benar karya saya, kecuali kutipan-

kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila di kemudian hari terbukti tidak benar atau

merupakan hasil jiblakan dari karya orang lain, maka saya siap dan bersedia menerima

sanksi berupa pencabutan gelar.

Pelembang, September 2016

Depi Yanti

Nim, 12340003

Page 7: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam, berkat rahmat dan

kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah Swt

melimpahkan Shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada tauladan sepanjang masa,

Nabi Muhammad saw, serta para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa

Istiqomah dalam sunnahnya hingga akhir zaman. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) dalam Ilmu Aqidah Filsafat pada

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah

Palembang.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan simpati dari

berbagai pihak, baik materi maupun moril. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Ernadi dan Ibunda Masmia, terimakasih

yang tak terhingga atas doa, dukungan, kasih sayang, pengorbanan, dan

ketulusannya dalam mendampingi penulis. Semoga Allah swt, senantiasa

memberikan rahmat dan ridho-Nya kepada keduanya.

Page 8: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

2. Bapak Prof. Drs. H. M. Sirozi, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Raden Fatah

Palembang beserta staf jajarannya.

3. Bapak Dr. Alfi Julizun Azwar, MA, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam.

4. Bapak Drs. Ahmad Yani, M.Pd selaku ketua Jurusan Aqidah Filsafat dan Ibu

Eliawati, M.Si selaku Sekretaris yang telah banyak membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Hedri Nadhiran, M.Ag dan Deddy Ilyas, M.Us mantan ketua dan sekretaris

Jurusan Aqidah Filsafat yang telah banyak membantu dan membimbing saya

selama perkuliahan hingga selesai.

6. Bapak Drs. Zulhelmi, M.Hum sebagai pembimbing I dan Bapak Herwansyah,

sebagai pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing

dan mengarahkan dalam proses penyelesaian penulis skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Raden

Fatah Palembang yang saya hormati.

8. Ibu Dr. Syefriyeni, M.Ag, selaku Penasehat Akademik yang memberikan saran

dan bimbingan selama masa perkuliahan.

9. Sahabat-sahabatku yang ku banggakan, yang serta menemani hari-hariku selama

ini, Khususnya Jurusan AF 2012 teman-teman seperjuangan ku, teman kosant,

PPL, KKN dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

vii

Page 9: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Akhirnya, atas segala amal baik dari semua pihak yang berhubungan dalam penulisan

skripsi ini, penulis serahkan kepada Allah Swt. Semoga amal ibadahnya mendapat pahala

yang sebesar-besarnya, Amin.

Palembang 30 September 2016

Depi Yanti

Page 10: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

ABSTRAK

Skripsi ini diberi judul “Konsep Akal Dalam Perspektif Harun Nasution‟‟. Harun

Nasution adalah salah seorang tokoh pembeharuan Islam Indonesia yang memiliki andil

besar terhadap pemikiran intelektual Indonesia. Bangsa Indonesia pada masa Harun

Nasution banyak dipengaruhi oleh paham jabariyah yang terdapat pada teologi Asy‟ariyah,

yaitu manusia tak ubahnya seperti wayang kulit yang tak dapat bergerak kalau tidak

digerakkan dalang. Akal bagi manusia sangatlah penting, karena ia merupakan sarana yang

dapat mengantarkan manusia kepada kemaslahatan atau kemudharatan. Pemahaman dalam

memakai akal yang tidak sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an dan Hadist akan membuat

manusia hanyut dalam kesenangannya. Berangkat dari fakta inilah, penulis ingin

memaparkan tentang sejarah panjang perjalanan hidup dan pemikiran Harun Nasution yang

memang layak untuk dikaji. Tulisan dirumuskan kedalam 2 pokok permasalahan, yaitu :

Bagaimana Pengertian Akal dalam pandangan Harun Nasution? Bagaimana kedudukan

akal dan Fungsi Wahyu menurut Harun Nasution ?

Penelitian ini merupakan penelitian (library research) dari segi motode, penelitian ini

menggunakan metode kualitatif yaitu data yang bersifat menggambarkan, menjelaskan atau

memaparkan tentang masalah yang berkaitan dengan penelitian. teknik analisa data dengan

menggunakan metode diskriftif kualitatif yaitu menganalisis, mengeksplorasi dan mengali

lebih dalam lagi terhadap pokok pembahasan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik yang

digunakan untuk menggumpulkan data adalah dengan membaca dan menela‟ah literature-

literatur dan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian. Kemudian analisa data

dilakukan setelah mengamati teks-teks yang relevan dengan masalah penelitian. Setelah

mengamati teks-teks dari sumber data yang diperoleh dari buku-buku dan tulisan-tulisan

yang berkaitan dengan penelitian baru kemudian melalui metode diskriftif kualitatif dapat

ditarik kesimpulan secara deduktif, data yang umum menjadi bersifat khusus, data inilah

yang merupakan sebagai hasil penelitian.

Simpulan yang didapat dari hasil penelitian ini, bahwa konsep Akal Dalam Perspektif

Harun Nasution ingin memberikan pengertian yang sebenarnya tentang akal. dan

kedudukan akal itu sendiri, dan bagaimana fungsi wahyu sebenarnya. Dengan menegakkan

Agama Islam yang benar, Harun Nasution berupaya bagaimana masyarakat dapat memakai

akal nya sesuai tuntunan Islam yang sebenarnya. Sehingga dapat menafsirkan Alquran

secara rasional, tidak memandang Islam sesempit apa yang masyarakat pikirkan. Kemudian

dalam penerapannya dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam kehidupan

masyarakat Indonesia.

x

Page 11: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iii

MOTTO PERSEMBAHAN ............................................................... v

SURAT PENYATAAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ....................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 6

C. Batasan Masalah ................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian ................................................................ 6

E. Kajian Pustaka .................................................................... 7

F. Metode Penelitian ............................................................... 8

G. Sistematika Pembahasan ..................................................... 10

BAB II KONSEP AKAL MENURUT ALIRAN KALAM

A. Konsep Akal Menurut Kaum Mu‟tazilah ........................... 15

B. Konsep Akal Menurut Kaum Maturidiah Bukhara............. 16

C. Konsep Akal Menurut Kaum Maturidiah Samarkand ........ 18

D. Konsep Akal Menurut Kaum Ahl as-Sunnah

wa al-jama‟ah ...................................................................... 20

BAB III BIOGRAFI HARUN NASUTION

A. Riwayat Hidup Harun Nasution ......................................... 24

B. Latar Belakang Pendidikan ................................................. 29

Page 12: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

C. Karya-Karya Harun Nasution ............................................. 37

D. Latar Belakang Pemikiran Harun Nasution ........................ 42

BAB IV PANDANGAN HARUN NASUTION TENTANG AKAL

A. Pengertian Akal dalam Pandangan Harun Nasution .......... 48

B. Kedudukan Akal dan fungsi wahyu Menurut Harun

Nasution .............................................................................. 56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 63

B. Saran-saran.......................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xi

Page 13: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk Allah Swt, yang diciptakan dengan berbagai kelebihan

di antara sekalian makhluk lain-Nya.Salah satu kelebihan manusia itu adalah karunia Allah

Swt, berupa akal yang tidak diberikan selain manusia.potensi akal idealnya dapat

mengantarkan manusia pada pilihan yang tegas antara yang baik dan buruk atau antara

benar dan salah, sehingga dalam kehidupannya ia dapat mengembangkan dan menjalankan

amanat sebagai khalifah Allahdi muka bumi dengan baik.1

Menjalankan amanat sebagai khalifah di muka bumi tentunya bukanlah sebuah tugas

yang ringan, sebab dibutuhkan upaya yang maksimal guna membangun kemakmuran dan

kemaslahatan dalam kehidupan. Pada saat yang sama, setiap upaya tersebut haruslah

senantiasa sejalan dengan ketentuan dan ketetapan Allah Swt. Keberadaan akal sebagai

sumber lahirnya pemikiran manusia haruslah difungsikan sesuai dengan bimbingan dan

petunjuk Allah Swt, sehingga dalam berfikir akal tidak menjadi liar, bebas dan

menyesatkan.2

1Muhammad „Abdullah asy‟Syarqawi, Sufisme dan Akal,Terjm Ash- Shufiyyah wa al-„Aql, Pustaka

Hidayah, Bandung, hlm 51 2Muhammad „Abdullah asy‟Syarqawi…, hlm 53

1

Page 14: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Dalam konteks ini Allah Swt, mengingatkan pada Surat Yunus Ayat 100 sebagai

berikut:

Artinya :dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah

menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.(QS.

Yunus : 100)3

Kedudukan akal bagi manusia sangatlah penting, karena ia merupakan ujung

tombak dan sarana yang dapat mengantarkan manusia kepada kemaslahatan atau bahkan

kemudharatan. Dengan demikian, penggunaan akal sehat dalam setiap permasalahan dan

keadaan adalah suatu keniscayaan. Akan tetapi, setiap kebijakan dan pemikiran yang

dilahirkan oleh akal tersebut haruslah sejalan dengan tuntunan yang telah digariskan oleh

Allah Swt, bahkan dalam proses “memfungsikan akal hendaknya dapat mengantarkan

pemiliknya kepada ma‟rifatullah, taat atas semua perintah-Nya dan kekuatan untuk tidak

bermaksiat kepada-Nya”.4

Dalam memahami makna dan fungsi akal orang sering terjebak mengertikannya

dengan otak yang terdapat pada rongga kepala manusia, sehingga ketika sedang

memikirkan sesuatu ia kerap kali memegang atau menunjukkan kearah kepalanya.

3Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, Bandung : CV Dipenegoro 2001

4Hamka, Filsafat Hidup, Umnida, Jakarta, hlm 55

Page 15: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Pemahaman Islam terdapat makna akal sesungguhnya tidaklah tertuju kepada otak, tetapi

bersifat daya pikir yang terdapat di dalam jiwa.5

Akal juga berarti mengetahui hakikat segala sesuatu.Dalam hal ini akal

mengibaratkan sifat ilmu yang terletak di hati.Dan juga yang menangkap dan mendapatkan

segala ilmu.Sebagaimana diterangkan oleh Imam Al-Ghazali “akal kadang-kadang berarti

sifat orang yang berilmu, dan kadang-kadang berarti tempat penemuan (atau yang

menemukan ) segala pengertian.6

Al-Qur‟an menggungkapkan kata akal dalam bentuk kata kerja dan tidak ditemukan

dalam bentuk kata benda. Hal ini mengisyaratkan bahwa akal merupakan sebuah proses

berfikir yang harus dilakukan oleh setiap orang, tidak cukup dengan menerima saja atau

pasrah tanpa reserve. Upaya penggalian, penelitian, analisa dalam setiap sudut kehidupan

manusiamerupakan keniscayaan. Pada akhirnya diharapkan daya kerja akal akan

mengantarkan manusia kepada keimaman, ketaatan dan ketakwaan kepada Allah Swt,

sebagai pencipta akal, tidak justru sebaliknya mengagungkan atau mendewakan akal itu

sendiri.7

Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang merambah dunia pada saat

ini merupakan hasil daya pikir manusia, suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri.Akan tetapi

pada prakteknya kemajuan-kemajuan dalam bidang tersebut tidak selamanya membangun

5Hamka, Filsafat Hidup…, hlm 58

6Imam Ghazali, Keajaiban Hati Terj Ihya‟ ulumuddin juz iii, PT Tinta Mas Indonesia, Bandung, hlm 5

7Imam Ghazali, Keajaiban Hati…, hlm 6

Page 16: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

dampak positif bagi kehidupan manusia dalam konteks kini, kemajuan yang dihasilkan oleh

daya pikir manusia justru melahirkan masalah-masalah baru yang mengancam kehidupan.

Diciptakannya bermacam bentuk senjata pemusnah misal merupakan salah satu contoh

kecil dari hasil daya pikir manusia. demikian pula sistem informasi seperti internet, di

samping membawa pengaruh positif bagi kehidupan manusia juga mengencam moralitas

generasi muda.8

Akal dalam menjalankan fungsinya menurut konsep agama tidak dapat bekerja

sendiri, tetapi harus berada dalam kontrol wahyu sehingga tidak menjauhkan manusia dari

tuntunan Allah Swt, akal yang bekerja tanpa bimbingan wahyu ilahi akan menyebabkan

manusia gagal mengemban amanat sebagai khalifah di muka bumi.Tuhan telah

memberikan akal kepada manusia dan dengan akal itu manusia dapat memikirkan hal-hal

yang melingkunginya dalam alam kehidupannya dan akhirat ia dapat mengetahui dengan

akalnya tentang adanya Tuhan dan sifat-sifat Tuhan, kemudian Tuhan menambah suatu hal

baru yaitu menurunkan wahyu kepada beberapa orang yang diangkat sebagai utusan-Nya,

di antaranya kepada Nabi Musa, Nabi Isa dan yang terakhir kepada Nabi Muhammad.9

Ilmu kalam memang bertujuan membantu memperoleh dan mempertahankan

keyakinan Muslim yang tertanam. Jadi selain nash, ilmu kalam juga menggunakan

akal. Seperti halnya kaum Mu‟tazilah yang terkenal dengan kaum Rasional,

8Budhy Munawar Rachman, Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Yayasan Paramadina,

Jakarta, hlm 48 9Rasjidi, Filsafat Agama, PT Bulan Bintang, Jakarta, hlm 12-13

Page 17: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Mu‟tazilah membawa kepercayan yang tinggi kepada fungsi akal itu ke dalam teologi

Islam.Maksudnya, Mu‟tazilah banyak menggunakan akal dalam merumuskan

keyakinan teologis, namun tidak serta-merta mengabaikan wahyu.Karena itu,mereka

menjadi kaum yang rasionalis.Harun Nasution adalah salah satu tokoh terkemuka dan

terkenal dengan pemikirannya yang rasional dalam memahami ajaran Islam. Harun

Nasution adalah sebagai salah seorang tokoh pembaharu diantara tokoh yang ada, ia

termasuk tokoh sentral dalam menyampaikan ide pembaruan bersama tokoh lainnya di

Indonesia.10

Harun Nasution seorang ulama Cendikiawan yang diakui dan dihormati baik

oleh pemerintah maupun masyarakat, lebih-lebih di lingkungan perguruan tinggi Islam

di Indonesia.Sebagai salah satu usaha memupuk semangat kajian Islam dan perhatian

terhadap persoalan-persoalan kemanusiaan, yang secara jujur diakui telah dimulai

Harun Nasution.11

Berkaitan dengan tujuan dan fungsi akal manusia Harun

Nasutionmengatakan bahwa “ akal dalam pengertian Islam bukanlah otak, tetapi daya

pikir yang terdapat dalam jiwa manusia yang digambarkan dalam Alquran sebagai

aktifitas berfikir manusia untuk memperoleh pengetahuan”.12

10

Ibn Rusyd, 7 Perdebatan Utama dalam Teologi Islam, PT Gelora Aksara Pratama, hlm 4

11

Abdul Halim, Teologi Islam Rasional Apresiasi terhadap Wacana dan Praksisi Harun Nasution,

Ciputat Pers, Jakarta, hlm 68-70 12

Harun Nasution, Akal dan Wahyu Dalam Islam, UI Press, Jakarta, hlm 13

Page 18: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Sehubungan dengan beberapa penjelasan Harun Nasution tentang akal manusia

dalam berbagai tulisanya, tampak bahwa beliau mempunyai presfektif sendiri tentang

konsep akal. Oleh karena itu, penelitian mengenai konsep akal dalam perspektif Harun

Nasution akan sangat menarik untuk dilakukan, mengingat sosok beliau sebagai tokoh

dan cendiakiawan yang mempunyai kekayaan sudut pandang.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil sebuah rumusan masalah

yang menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian akal dalam pandnagan Harun Nasution?

2. Bagaimana kedudukan akal dan fungsi wahyu menurut Harun Nasution?

C. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan pembahasan ini, mengingat dari berbagai pertimbangan maka,

penelitian ini dibatasi hanya berfokus pada pengertian akal menurut Harun Nasution,

Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu Menurut Harun Nasution.

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi

1. Tujuan penulisan skripsi

Page 19: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Berpijak dari permasalahan tersebut diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penulisan skripsi ini adalah :

a. Untuk menjelaskan pengertian akal dalam pandangan Harun Nasution.

b. Untuk memaparkan kedudukan akal dan fungsi wahyu menurut Harun Nasution.

2. Kegunaan penulisan skripsi

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah :

a. Guna memberikan sumbangan pemahaman bagi umat Islam, terutama tentang

pengertian akal menurut pandangan Harun Nasution

b. Untuk mendiskripsikan kedudukan akal dan fungsi wahyu menurut Harun Nasution

c. Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi pengembangan pendidikan Islam dan

keilmuan UIN Raden Fatah Palembang dan masyarakat umunya.

d. Bagi penulis secara pribadi sungguh sangat berguna. Karena merupakan bentuk

pengembangan wawasan dalam ilmu keagamaan. Serta merupakan pengalaman

pertama kali dalam menyusun skripsi yang merupakan bentuk karya ilmiah yang

diujikan dan merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam, jurusan Aqidah Filsafat, UIN Raden Fatah

Palembang.

E. Kajian Pustaka

Page 20: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Berkaitan dengan peneliti yang akan dilakukan ini, sebelumnya telah banyak penulis-

penulis lain yang telah melakukan penelitian terhadap Harun Nasution sebagai objek

penelitiannya.

sebuah karya ilmiah yang ditulis oleh "Habi Rizal" 2014 Hubungan Agama dan Ilmu

Pengetahuan dalam Pandangan Harun Nasution, hanya membahas mengenai hubungan

agama dalam ilmu pengetahuan.

Karya ilmiah yang ditulis oleh "M.Faris Maani 2010 Pemikiran Filsafat Harun

Nasution,hanya membahas tentang pemikiran filsafat Harun Nasution.

Dari pokok bahasan dalam penelitian ini penekananya pada konsep Akal menurut

Harun Nasution dan Fungsi Wahyu menurut Harun Nasution, berbeda dari penelitian-

penelitian yang dikemukakan diatas.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian berdasarkan tujuannya dan penelitian

berdasarkan tempatnya.Penelitian berdasarkan tujuannya adalah jenis penelitian murni

(basic research) dan penelitian kepustakan (Library Research).Penelitian murni merupakan

penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan.Pustaka pada hakekatnya

merupakan hasil oleh budi manusia dalam bentuk karya tertulis guna menuangkan gagasan/

ide/pandangan hidupnya dari seseorang ataupun sekelompok orang.

Page 21: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

2. Jenis dan sumber data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah kualitatif.Yakni data yang bersifat

menggambarkan, menjelaskan, atau pemaparan tentang masalah yang berkaitan dengan

rumusan masalah di atas.13

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah literatur-literatur pokok (sumber primer) seperti

buku karangan Harun Nasution yang berjudul Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa

Perbandingan, Islam rasional, Filsafat Agama, Akal dan Wahyu dalam Islam, Falsafah

dan Mistisisme dalam Islam, Islam ditinjau dari berbagai Aspeknya, Muhammad Abduh

dan Teologi Rasional Mu‟tazilah, Pembaharuan dalam Islam, Islam Rasional . Dan

lain-lainya yang berkaitan dengan persoalan penelitian, dan bahan tambahan atau

pelengkap (sumber sekunder ) seperti buku karangan Teologi Islam Rasional (Apresiasi

terhadap Wacana dan Praksis Harun Nasution) yang di tulis oleh Abdul Halim, buku

Teologi Islam yang ditulis oleh Ahmad Hanafi. Buku Intelektual Islam yang ditulis oleh

Seyyed Hossein Nasr dan buku peta bumi Intelektualisme Islam di Indonesia ditulis oleh

A.Syafi‟i Ma‟arif. serta buku-buku lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.Teknik pengumpulan Data

13

Kaelan, Filsafat Bahasa Semiotika dan Hermeneutika, Yogjakarta, Paradigma, hlm 15

Page 22: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi kepustakaan, yakni mengkaji,

mempelajari, atau membaca buku-buku yang mengetengahkan permasalahan yang

berhubungan dengan permasalahan yang di bahas.

4.Teknik Analisa Data

Data yang telah didapat dianalisis dengan cara diskriftif kualitatif yaitu menganalisis,

mengeksploirasi dan menggali lebih dalam lagi terhadap pokok pembahasan dalam skripsi.

Setelah proses eksplorasi ini dilakukan, proses analisa dengan mencari keterkaitan antara

semua data yang telah dikumpulkan itu. Kemudian penjelasan itu ditarik kesimpulan secara

deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari permasalahan yang umum menjadi sifat khusus,

sehingga hasil penelitian ini dapat dipahami dengan mudah.

G. Sistematika Pembahasan

Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk karya tulis Ilmiah, yang terdiri dari lima

bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan, yang meliputi :Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II berupa Konsep Akal Menurut Aliran Kalam yang meliputi : Konsep Akal

Menurut Mu‟tazilah, Konsep Akal Menurut Kaum Maturidiah Bukhara, Konsep Akal

Page 23: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Menurut Kaum Maturidiah Samarkand, Konsep Akal Menurut Ahl as-Sunnah wa al-

jama‟ah.

BAB III Biografi Harun Nasution, yang meliputi : Riwayat Hidup, dan Pendidikan,

dan karya-karyanya, Latar Belakang Pemikiran Harun Nasution.

BAB IV berupa Pengertian Akal Dalam Pandangan Harun Nasution.Dan Kedudukan

Akal dan fungsi wahyu Menurut Harun Nasution.

BAB V Penutup yang meliputi : Kesimpulan dan Saran-Saran.

Page 24: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

BAB II

KONSEP AKAL MENURUT ALIRAN KALAM

Sebelum membahas seperti apa konsep akal menurut aliran kalam, ada baiknya

terlebih dahulu untuk meninjau arti perkataan akal dari segi terminologi

(istilah) dan segi etimologi (bahasa). Kata akal yang kini sudah menjadi kata Indonesia

secaraetimologis barasal dari bahasa Arab yang terbentuk dari kata‟al-„aql‟‟ yang berarti

mengikat dan menahan.Kata ini identik dengan kata nous dalam bahasa Yunani yang

berarti daya pikir yang terdapat dalam jiwa manusia.pada zaman Jahiliyah akal digunakan

dalam arti kecerdasan praktis, yang dalam istilah Psikologi disebut kecakapan memecahkan

masalah.14

Kata akal merupakan bentuk baku dari kata „aqala-ya‟qilu, yang mempunyai arti

berpikir. Dan juga dengan makna kata yang berimplikasi luas, yaitu : memikirkan,

memahami, mengerti dan memperhatikan. Adapun keluasan makna al‟ aqlu( akal) ini salah

satunya adalah “ memikirkan ”dalam arti untuk mencegah dari perbuatan dan perkataan

yang hina. Yaitu kata kerjanya berasal dari‟aqila, ya‟qilu, „aqlan.Dengan subjeknya adalah

Al-aqilu. Dan makna kata dasar Al-Aqlu adalah mencegah 15

maka akan timbul pertanyaan

apakah pengertian pemahaman dan

14

Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm 15

Abdul Muis, Mendidik Akal Untuk Berpikir Islam, A.H.Ba‟adillah Press, Jakarta, 2002, hlm 17

Page 25: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

memikirkan dilakukan melalui akal yang berpusat di kepala? dalam Alquran dijelaskan

pada surat al-Hajj ayat 46 sebagai berikut :

Artinya :Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati

yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka

dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,

ialah hati yang di dalam dada.(Qs. Al-Hajj ayat 46)16

Jadi, akal adalah suatu daya berpikir untuk berusaha menempatkan sesuatu pada

tempatnya, supaya terhindar dari mala petaka atau suatu nilai kehinaan.Yaitu : dengan

kererangan, bahwa makhluk ysng berakal harus berpikir, bersikap dan berbuat atau berkata

kearah yang benar atau tepat dan makhluk yang berakal harus mempunyai prioritas tepat

mengenai amal perbuatan yang dilakukanya.17

Demikian tinggi pengertian yang diberikan terhadap akal untuk memikirkan segala

yang ada di langit dan di bumi, bahkan termasuk dalam diri manusia itu sendiri sesuai

16

Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahanya, Bandung : CV Dipenegoro 2011 17

Muhammad „Abdullah asy‟Syarqawi, Sufisme dan Akal,Terjm Ash- Shufiyyah wa al-„Aql, Pustaka

Hidayah, Bandung, hlm 55-56

12

Page 26: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

dengan kamampuan akal itu, akan tetaoi akal juga dilarang untuk memikirkan hal-hal yang

berada di luar batas kemampuannya. Alquran sendiri menuntut agar manusia tidak

mempercayai hal-hal yang tidak diteima akalnya, sampai-sampai masalah ghaib sekalipun,

seperti kebangkitan kembali, hari perhitungan, surge dan neraka, namun manusia dituntut

hanya untuk mengimani dan mempercayai adanya alam ghaib.

Demikan segala yang membatasi mana yang dibolehkan dan mana yang tidak boleh

dipikirkan oleh akal. Sebab batasan-batasan tersebut hanya untuk menjaga agar manusia

tidak terjerumus ke dalam jalan kesesatan, lebih-lebih masalah yang ghaib. Mengenai hal

ini dapat di jelaskan dalam surat Al-Isra‟ ayat 1 yang berbunyi :

Artinya :Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari

Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami

perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia

adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.(QS. Al-Isra‟ ayat 1).18

Berkaitan dengan ayat di atas Imam Syatibi menyatakan bahwa “Sesungguhnya Allah

menjadikan batasan untuk akal manusia dalam jangkauan dan tidak bisa melampaui batas

18

Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan…,

Page 27: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

dan Ia (Allah) tidak menjadikan baginya suatu jalan untuk mengetahui setiap yang

dituntut”.19

A. Konsep Akal Menurut Kaum Mu’tazilah

Kaum mu‟tazilah sangat berlebih-lebihan dalam meninggikan akal, sehingga mereka

menganggap bahwa fungsi akal lebih tinggi dibandingkan dengan ayat-ayat wahyu Allah

dan Hadist Nabi Saw.segala sesuatu yang bertentangan dengan akal meskipun ada ayat-ayat

Alquran dan Hadist yang menjelaskan dan sesuai dengan masalah itu tetap akan

dibuangnya dan tidak diterima. Demikian ekstrimnya kaum mu‟tazilah dalam

memfungsikan akal dalam praktek kehidupan beragama.Dengan demikian, menurut kaum

mu‟tazilah akal mempunyai fungsi yang lebih tinggi dari pada wahyu, akal menduduki

posisi nomor satu dalam beristidlal.Kalau begitu adanya, maka fungsi akal bagi manusia

menurut mu‟tazilah adalah sebagai dasar utama kehidupan beragama.20

Dalam pandangan kaum Mu‟tazilah, kekuatan akal menduduki posisi paling

tinggi.Manusia menyandarkan pada akal dalam memutuskan dan mengontrol segala

persoalan. Kaum Mu‟tazilah tidak sependapat apabila akal dinisbatkan pada indera semata,

19

Syekh Jamal bin Ahmad bin Basyir, terjm. Abu Fahmi, Ancaman Bagi Kaum Muslim dan Kemurnian

Islam, Wacanalazuardi, Jakarta, hlm 45 20

Muhammad „Abdullah asy‟Syarqawi, Sufisme dan Akal,Terjm Ash- Shufiyyah wa al-„Aql ..., hlm99-

101

Page 28: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

sementara al-Jahizh berpendapat, “ janganlah kamu berpendapat dengan apa yang dilihat

oleh akalmu. Setiap persoalan memiliki dua hukum :hukum zahir yang dimiliki oleh indera,

dan hukum batin yang dimiliki oleh akal. Dan akal lah yang merupakan

argumantasi‟‟.padahal al-Qadhi Abdul Jabbar memandang indera sebagai pintu

pengetahuan, seperti diperkuat dengan wahyu. Pendapat seperti inilah yang

Mungkin disinyalir oleh Ibnu Taimiyah, para ulama kalam itu pada dasarnya bersandar

pada dasar-dasar aktifitas inderawi, dan mereka berargumen berdasarkan indera terhadap

persoalan-persoalan Aqliyah.21

Kaum Mu‟tazilah benar-benar berpegang teguh dan menjunjung tinggi kemampuan

akal, sehingga dalam pandangan mereka, keberadaan Sunnah Nabi saw, keyakinan

keagamaan adalah untuk berkhidmat pada akal. Bahkan, mereka berpegang teguh pada akal

lebih besar dari pada al-Qur‟an. Dengan alasan karena akal telah diberi

kekuasaan(kekuatan) sedemikian rupa yang memungkinkan manusia mampu membangun

argumentasi terhadap segala sesuatu yang terkait dengan Allah Swt. Sehingga tidak ada

garis batas bagi akal kecuali argumentasi-argumentasinya, sebagaimana juga tidak ada

kekeliruan dan kesalahan bagi akal kecuali dengan mencermati argementasi-

argumentasinya. Dengan demikian beragam argumentasi ini digunakan untuk mencermati

21

Muhammad „Abdullah asy-Syarqawi, Sufisme dan Akal, PT Pustaka Hidayah, Bandung, hlm 101-102

Page 29: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

beberapa persoalan yang rumit.Dan sebagian dari kemampuan akal adalah memperoleh

kebenaran melalui argument-argumen yang dibangun didalamnya.22

B. Konsep Akal Menurut Kaum Maturidiah Bukhara

Pemikiran MaturidiahBukhara lebih dominan kepada pemikiran Asy‟ariyah dimana ia

menempatkan posisi akal sangat lemah. Bila kaum Asy‟ariyah memberi angka satu pada

akal maka maturidiah Bukhara member angka dua terhadap akal.Dengan demikian, akal

mempunyai fungsi sebagai penguat wahyu.

Dalam kajian teologi ada empat pertayaan/masalah akal dan wahyu yaitu :

1. Dapatkah akal mengetahui adanya Tuhan ?

2. Kalau ya, dapatkah akal mengetahui kewajiban berterima kasih kepada Tuhan?

3. Dapatkah akal mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk ?

4. Kalau ya, dapatkah akal mengetahui bahwa wajib bagi manusia berbuat baik dan

wajib baginya menjauhi perbuatan buruk?23

Dalam masalah ini al-Bazdawi berpendapat bahwa akal hanya dapat mengetahui

adanya Tuhan dan apa yang baik dan apa yang buruk. Pendapat ini berbeda dengan faham

Maturidiyah Samarkand yang mengatakan bahwa selain kewajiban berbuat baik dan

menjahui perbuatan yang tidak baik, dapat diketahui atau dijangkau oleh akal.Yang satu ini

22

Muhammad „Abdullah asy-Syarqawi, Sufisme dan Akal…, hlm 103 23

Ris‟an Rusli, Teologi Islam…, hlm 162

Page 30: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

hatus datang dari wahyu. Al-Bazdawi memberikan alasan tentang ini dengan menyatakan

ayat „‟Kalaulah kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelumnya, tentulah mereka

akan berkata :ya Allah, kalaulah engkau mengirim rasul kepada kami sebelum ini, pastilah

kami akan mengikutinya sebelum kami berbuat dan dibalasi‟‟.24

Berdasarkan ayat ini Al-

Bazdawi mengatkan bahwa sebelum rasul diutus, manusia tidak berdosa, sebab kewajiban-

kewajiban

Tersebut baru berlaku setelah turunnya wahyu melalui rasul tersebut, tanpa adanya wahyu,

kewajiban-kewajiban tersebut tidak diketahui.25

Pendapat Al-Bazdawi ini berbeda dengan Mu‟tazilah yang mengatakan bahwa

keempat masalah itu dapat diketahui oleh akal, sebagaimana pendapatnya itu berbeda

dengan Asy‟ary yang mengatakan bahwa dapat diketahui oleh akal hanya adanya

Tuhan.Dengan demikian menurut Al-Bazdawi yang dapat diketahui adalah adanya Tuhan

dan mana yang baik dan mana yang buruk.Sementara ketentuan wajibnya harus datang dari

Tuhan sendiri melalui wahyu.Dan pendapatnya ini dilandasi dengan ayat-ayat Al-Qur‟an.26

C. Konsep Akal Menurut Kaum Maturidiah Samarkand

24

Ris‟an Rusli, Teologi Islam…, hlm 163 25

Ris‟an Rusli, Teologi Islam…, hlm 163 26

Ris‟an Rusli, Teologi Islam…, hlm 163

Page 31: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

PemikiranMaturidiah Samarkand tidak terlalu berjauhan dengan pemikiran

mu‟tazilah dimana ia menempatkan posisi akal juga sangat dominan. Kalau kaum

mu‟tazilah memberi angka empat terhadap akal, maka maturidiah Samarkand memberi

angka tiga empat terhadap akal, Dengan demikian akal juga mempunyai fungsi lebih tinggi

dibanding wahyu karena wahyu dianggap hanya sebagai penguat akal.

Menurut Al-Maturidi Samarkand mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui

Tuhan dapat diketahui oleh akal. Kemampuan akal mengetahui kedua hal tersebut

Sesuai dengan ayat Al-Qur‟an, yang mengandung perintah agar manusia menggunakan akal

dalam usaha memperoleh pengetahuan dan iman terhadap Allah melalui pengamatan dan

pemikiran yang dalam tentang makhluk ciptaan-Nya.Kalau akal tidak mempunyai kekuatan

memperoleh pengetahuan tersebut tentu Allah tidak memerintahkan manusia untuk

melakukannya. Orang yang tidak mau menggunakan akal untuk memeproleh iman dan

pengetahuan mengenai Allah, berarti ia meninggalkan kewajiban yang diperintahkan dalam

ayat-ayat tersebut. Tetapi akal, menurut Al-Maturidi, tidak mampu mengetahui kewajiban-

kewajiban lainnya, kecuali dengan bimbingan dari wahyu.27

Pendapat Al-Mataridi ini sama dengan pendapat Mu‟tazilah, tetapi Mu‟tazilah

mengatakan bahwa pada hakekatnya kewajiban mengetahui Tuhan sebenarnya dari Tuhan

itu sendiri. Dalam masalah baik dan buruk, Al-Maturidi berpendapat bahwa baik dan buruk

27

Ris‟an Rusli, Teologi Islam…, hlm 149

Page 32: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

sesuatu terdapat pada sesuatu itu sendiri, sedangkan perintah atau larangan syari‟ah hanya

mengikuti saja ketentuan-ketentuan akal mengenai baik atau buruknya sesuatu.Al-Maturidi

mengakui bahwa akal tidak selalu mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk

dan terkadang akal mampu mengetahui baik dan buruk sebagian saja, maka dalam keadaan

demikian diperlukan bimbingan wahyu28

Al-Maturidi membagi sesuatu itu kepada tiga

macam, yaitu :

1. Sesuatu yang mampu akal secara tersendiri mengetahui baiknya saja

2. Sesuatu yang mampu akal secara tersendiri mengetahui buruknya saja

3. Sesuatu yang tidak jelas bagi akal segi baik atau buruknya, dan akal tidak akan

mampu mengetahuinya kecuali dengan petunjuk ajaran wahyu.29

Tentang dapatkah mengetahui baik atau buruk sesuatu dengan akal, Al-Maturidi

sependapat dengan Mu‟tazilah, kecuali perbedaan diantata mereka.Mu‟tazilah mengatkan

bahwa perintah kewajiban melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk didasarkan

pada pengetahuan akal.Sedangkan Al-Maturidi mengatakan kewajiban tersebut harus

diterima dari ketentuan ajaran wahyu saja.Dibandingkan dengan Asy‟ari, dalam hal ini Al-

Maturidi berbeda pendapat dengannya.Menurut Asy‟ari baik dan buruk itu tidak terdapat

pada sesuatu itu sendiri.Sesuatu dipandang baik karena perintah syara‟ dan dipandang

28

Ris‟an Rusli, Teologi Islam…, hlm 149 29

Ris‟an Rusli, Teologi Islam…, hlm 150

Page 33: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

buruk karena larangan Allah pada poin itu Al-Maturidi berada pada posisi tengah antara

Mu‟tazilah dan Asy‟ari.30

D. Konsep Akal Menurut Ahl as-Sunnah wa al-jama’ah

Menurut Ahl as-Sunnah wa al-jama‟ah yang memegang paham Asy‟ariyah bahwa

fungsi wahyu berupa Alquran dan Hadist Nabi adalah menjadi poko utama, sedangkan akal

berfungsi sebagai penguat nash wahyu Alquran dan hadist, Al-Asy‟ari tidak menjauhan diri

dari pemakaian akal, akan tetapi menentang keras orang yang menggap bahwa pemakaian

akal tidak pernah disinggung oleh Nabi Saw, dalam membicarakan soal-soal agama

termasuk menentang orang yang mementingkan diri yang mengangap bahwa akal

mempunyai kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan wahyu.31

Menurut Al-Asy‟ari, sahabat Nabi sendiri setelah beliau wafat banyak membicarakan

soal-soal baru berdasarkan akal pikiran dengan tidak mengesampingkan Alquran dan

Hadist. Al-Asy‟ari juga menetang orang yang keberatan membela agama dengan ilmu

kalam dan argument pikiran, karena yang demikian ini tidak ada dasarnya dalam Alquran

maupun Hadist.32

Dengan demikian jelas bahwa Al-Asy‟ari adalah sangat gigih membela

kepercayaan dan mempercayai Alquran dan Hadist sebagai dasar yang pokok disamping

menggunakan akal pikiran agar dapat menguatkan nash Alquran dan Hadist Nabi tersebut.

30

Ris‟an Rusli, Teologi Islam…, hlm 150 31

Muhammad „Abdullah asy‟Syarqawi, Sufisme dan Akal,Terjm Ash- Shufiyyah wa al-„Aql ..., hlm103-

104 32

Sahilun A.Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam), PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm 211

Page 34: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Dengan demikian pula, fungsi akal bagi manusia menurut Asy‟ariyah adalah sebagai

penguat wahyu yang berupa Alquran dan Hadist.33

Selain pendapat-pendapat yang telah diterangkan diatas, akal juga mempunyai fungsi

yang lebih mengikat bagi manusia, yaitu fungsi pemahaman terhadap benar dan salah, baik

dan buruk yang dapat menahan atau mengendalikan hawa nafsu untuk menjadikan manusia

sebagai makhluk yang bijaksana atau makhluk yang terbaik. Hal ini menjadi dasarmengapa

manusia merupakan akhluk yang diciptakan dalam sebaik-baik bentuk kejadian dan derajat

yang tertinggi diantara sekalian makhluk yang lain.

Firman Allah Swt :

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya .( QS. At-tiin:4).34

Oleh karena itu, dengan adanya akal, manusia mempunyai tanggung jawab yang

besar untuk menegakkan kebenaran dan kebaikan di permukaan bumi ini sebagai khalifah

33

Muhammad „Abdullah asy‟Syarqawi, Sufisme dan Akal, Terjm Ash- Shufiyyah wa al-„Aql ..., hlm104 34

Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan…,

Page 35: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Allah.Akal sebagai identitas manusia sesungguhnya mempunyai potensi yang sangat besar

yang harus difungsikan secara maksimal sesuai dengan ketentuan dan bimbingan

agama.Hal tersebut dapat mengantarkan manusia kepada derajat kemuliaan yang

sesungguhnya. Namun bila akal ini tidak difungsikan dengan baik dan bahkan dikendalikan

oleh hawa nafsu, maka akan terjadi ialah citra manusia akan berubah menjadi hina dan

rendah, bahkan lebih hina dan rendah dari pada binatang yang tidak dibekali akal, sehingga

jadilah ia sebagai seburuk-buruk makhluk

Namun apa sebenarnya pentingnya posisi akal bagi kalangan Asy‟ari (Abu Musa al-

Asy‟ari) yang menjadi pendiri, dia memiliki pandangan dengan kontrolversial seputar

akal.Dia tidak memandang akal sebagai (potensi) merdeka yang terlepas dari wahyu dan

bukan pula sebagai instrument untuk mengetahui persolan-persoaln ketuhanam, melainkan

hanya sekedar untuk memahami ajaran wahyu dan mendorong kepada keimanan.Namun

demikian, akal tidak dapat menjatuhkan hukum wajib atau menghilangkanya atas

seseorang, tidak juga hukum halal, haram, juga tidak berhak menilai baik dan jelek atas

hukum-hukum tersebut.Seandainya tidak turun wahyu, niscaya tidak ada hukum

wajib(keagamaan) terhadap seseorang pun, karena Allah Swt membangun agama-Nya

berdasarkan pada penyelarasan dan penerimaan pada akal.Karenanya, sebagian dari agama

Page 36: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

adalah ma‟qul(sesuatu yang tidak masuk akal) dalam hal ini, pengikutan atau penyelarasan

pada seluruh ajaran agama disebut kewajiban.35

35

Muhammad „Abdullah asy‟Syarqawi, Sufisme dan Akal, Terjm Ash-Shufiyyah wa al‟Aql…, hlm 104

Page 37: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

BAB III

BIOGRAFI HARUN NASUTION

A. Riwayat Hidup Harun Nasution

Harun Nasution lahir Selasa, 23 September 1919 di Pematang Siantar, Sumatera

Utara. Ayahnya bernama Abdul Jabbar Ahmad, seorang pedagang terkenal asal Mandailing

dan qadhi (penghulu) pada masa pemerintahan Belanda di Kabupaten Simalungun,

Pematang Siantar, Ayah Harun Nasution juga seorang ulama yang menguasai kitab-kitab

Jawi dan suka membaca kitab kuning berbahasa Melayu. Selain itu, ayahnya pun seorang

petani yang mempunyai kebun karet, kebun salak, kayu manis, kelapa, bahkan kolam

ikan.36

Sedangkan, ibunya seorang boru Mandailing Tapanuli, Maimunah keturunan seorang

Ulama, pernah bermukim di Mekkah, dan mengikuti beberapa kegiatan di Masjidil

Haram.37

Harun Nasution berasal dari keturunan yang taat beragama, keturunan orang

terpandang, dan mempunyai strata ekonomi yang lumayan. Kondisi keluarganya yang

seperti itu membuat Harun Nasution bisa lancar dalam melanjutkan cita-citanya mendalami

ilmu pengatahuan pada tahun-tahun selanjutnya. Tapi, tidak berarti Harun Nasution selalu

36

Ris‟an Rusli, Pemikiran Teologi Islam Modern, IAIN Raden Fatah Press, Palembang, hlm 243 37

Harun Nasution adalah putra keempat dari lima bersaudara, yakni H. Mohammad Ayyub, H.

Kahlil, Sa‟idah, Harun, dan Hafsah. Lihat, Aqib Suminto dkk, Refleksi pembaharuan pemikiran Islam 70

Tahun HarunNasution,LSAF, Jakarta, hlm 1-5

24

Page 38: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

lancar dalam studinya, dia juga pernah mendapatkan kendala yang sangat berarti ketika

menuntut ilmu.

Harun Nasution memulai pendidikannya pada waktu berumur tujuh tahun di sekolah

Belanda. Hollandsch Inlandche School, (HIS). Selama tujuh tahun, Harun Nasution belajar

bahasa Belanda dan ilmu pengetahuan umum di HIS itu,38

dia mendapatkan disiplin yang

ketat. Karena itu, kehidupanya selalu teratur, setiap waktunya sangat berarti. Di samping

itu, di rumah, Harun Nasution belajar mengaji, sholat, dan pendididkan agama lainnya.

Setelah tamat di HIS, Harun Nasution merencanakan sekolah ke MULO. Akan tetapi, orang

tuanya tidak merestui. Orang tua Harun Nasution sudah merasa cukup, ia mempunyai ilmu

pengetahuan umum dengan sekolah di HIS. Akhirnya, Harun Nasution melanjutkan

pendidikan ke sekolah agama yang bersemangat modern, yaitu Moderne Islamietische

Kweekschool (MIK)39

, semacam MULO, di Bukittinggi.

Setelah sekolah di MIK, ternyata sikap keberagamaan Harun Nasution mulai tampak

berbeda dari sikap keberagamaan yang selama ini dijalankan oleh orang tuanya, termasuk

lingkungan kampungnya. Harun Nasution bersikap rasional sedangkan orang tua dan

lingkungannya bersikap tradisional. Karena itulah, oleh orang tuanya, Harun Nasution

dipindahkan belajar agama ke Arab Saudi. Di negeri gurun pasir itu, Harun tidak lama dan

38

Pelajaran yang paling disenangi Harun Nasution adalah pengetahuan alam dan sejarah. Cita-cita

Harun Nasution ingin menjadi guru karena kedudukan guru saat itu sangat dihormati masyarakat. 39

MIK adalah sekolah guru menengah pertama swasta modern milik Abdul Ghaffar Jambek, putra

Syekh Jamil Jambek. Disinilah, Harun Nasution belajar Agama selama tiga tahun dengan bahasa pengantar

antara lain bahasa Belanda.

Page 39: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

memohon pada orangtuanya agar mengizinkanya pindah studi ke Mesir. Di Mesir, dia

mulai mendalamiIslam pada fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, namun dia tidak

merasa puas dan pindah ke Universitas Amerika di Kairo. Di Universitas itu, Harun

Nasution bukan mendalami hukum-hukum Islam melainkan mendalami ilmu pendidikan

dan ilmu sosial.40

Setelah selesai dari Universitas tersebut, dengan mengantongi Ijazah BA, Harun

Nasution bekerja di perusahaan swasta dan kemudian di konsulat Indonesia-Kairo. Dari

konsulat itulah, putra Batak yang mempersunting gadis Mesir (bernama Sayedah) ini,41

memulai karir diplomatiknyadari Mesir, Harun Nasution ditarik ke Jakarta bekerja sebagai

pegawai depertemen luar negeri dan kemudian diposisikan sebagai sekretaris pada kedutaan

besar Indonesia di Brussel, ketika masih di Brussel inilah, Harun Nasution pernah terserang

penyakit usus buntu dan harus dioperasi.

Situasi politik dalam negeri Indonesia pada dekade 60-an membuat Harun Nasution

mengundurkan diri dari karir diplomatik dan pergi lagi ke Mesir.42

Di mesir, Harun

40

Ris‟an Rusli, Pemikiran Teologi Islam Modern …, hlm 245 41

Ny. Sayedah lahir pada tanggal 10 Oktober 1925. Dia lebih muda dari Harun Nasution sekitar enam

tahun. Nama orang tua laki-laki Ny. Sayedah adalah Al-Haq al-Taufiq Muhammad al-Duks, sedang yang

perempuan bernama al-Haqqah Bakhathirhah. Harun Nasution menikah dengan Sayedah pada tahun 1943,

berunur lebih kurang 24 tahun dan istrinya lebih kurang 18 tahun. Waktu pernikahan itu, tidak ada dari

keluarga dekat Harun Nasution (yang berasal dari Pematang Siantar) yang datang ke Mesir. Hanya Harun

Nasution hanya didampingi teman-teman dari Indonesia yang ada di Mesir. Resepsi pernikahannya

berlangsung sederhana dan memakai adat kebiasaan Mesir. Baru, setelah Harun Nasution dan istrinya kembali

ke Indonesia dilangsungkan lagi resepsi pernikahan menurut adat kebiasaan Mandailing. 42

Ketika itu, Harun Nasution diberentikan oleh pemerintahan Soekarno sebagai pegawai negeri pada

depertemen luar negeri karena Harun Nasution tidak mau menjadi pendukung Partai Nasional Indonesia (PNI)

pimpinan Soekarno.

Page 40: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Nasution kembali menggeluti dunia ilmu pada sekolah Tinggi Islam, di bawah bimbingan

seorang ulama fikih Mesir terkemuka, Abu Zahroh. Ketika itulah, Harun Nasution

mendapat tawaran untuk mengambil studi Islam di Universitas Mc. Gill, Kanada. Untuk

tingkat Magister di Universitas tersebut, Harun Nasution menulis tentang ‟‟Pemikiran

Negara Islam di Indonesia‟‟, sedang untuk disertasinya, Harun Nasution menulis tentang

“Posisi Akal dalam Pemikiran Teologi Muhammad Abduh”.

Setelah meraih gelar doktor,43

Harun Nasution kembali ke tanah air dan mencurahkan

perhatiannya pada pengembangan pemikiran Islam lewat berbagai IAIN yang ada di

Indonesia. Bahkan, Harun Nasution pernah menjabat rektor IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk dua periode dan paling lama (1973-1978 dan 1978-1984).44

Kemudian

dengan berdirinya program pascasarjana, Harun Nasution menjabat sebagai direktur

program pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sampai meninggal dunia (1998),

diusia lebih kurang 79 tahun.45

Sekitar tahun 1936, Harun Nasution pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji dan

kemudian melanjutkan perjalanan ke Mesir. Harun Nasution sangat tertarik dengan negeri

Mesir karena negeri itu sudah berkembang maju dan hasilnya tampak nyata dengan

43

Harun Nasution menguasai bahasa Arab, Inggris, Belanda, dan Prancis. Lihat Aqib Suminto dkk,

hlm 20 44

Selain Harun Nasution yang pernah memimpin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Prof. R.H.A

Soenarjo, SH (1960-1963), Prof.Drs. Soenardjo (1963-1969), Prof. H. Bustami A. Gani (1969-1970), Prof.

H.M. Toha Yahya Oemar, MA (1970-1973), Prof. Dr. Harun Nasution (1973-1984), Drs, H. Ahmad Syadali

(1984-1992), Prof. Dr. H.M. Quraish Shihab, MA (1992-1998), dan Prof, Dr. Azyumardi Azra (1998-

sekarang ). 45

Abdul Halim, Teologi Islam Rasional …, hlm 5

Page 41: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

munculnya tokoh-tokoh penting Indonesia seperti Mahmud Yunus, Mukhtar Yahya,

Bustami A.Ghani. ketika sampai di Mekkah, Harun Nasution baru sadar bahwa dia sedang

berada di suatu Negara, suatu kota, atau suatu daerah bercorak abad pertengahan di abad

modern (abad ke-20). Di sana tidak ada mobil, yang ada hanya unta atau keledai, jalanan

penuh debu, pasir, kotor, dan penuh lalat. Orang-orangnya berpakaian tradisional. Begitu

pula di dalam rumah, tidak ada meja atau kursi. Keluarga duduk di lantai. Melihat kondisi

itu, Harun Nasution berpikir, bagaimana bisa berhasil belajar di Arab. Usai musim haji,

Harun Nasution coba mencari sekolah, semua sekolah berbahasa Arab. Harun Nasution

belum bisa berbahasa Arab dengan baik. Untuk itu, Harun Nasution mencari guru dan

belajar bahasa Arab, tapi tak ada guru yang khusus mengajarkan bahasa Arab. Harun

bertemu dengan seorang Abdussalam dari Meda. Harun belajar bahasa Arab padanya, tapi

lambat.46

Akhirnya, setelah satu setengah tahun di Mekkah, tanpa menambah ilmu yang

sangat berarti, Harun dengan izin dari orang tuanya, melanjutkan menuntut ilmu agama ke

Mesir.

B. Latar Belakang Pendidikan

Harun Nasution tiba di Mesir pada tahun 1938. Dia tinggal serumah bersama para

pelajar dari Tapanuli. Dari teman serumanya itu, Harun tahu di Al-Azhar ketika itu ada dua

macam pelajaran. Satu sudah modern, yakni Universitas Al-Azhar, yang terbagi ke

bebarapa fakultas, memakai papan tulis, dan lain-lain. Sedang, satunya lagi seperti di

46

Abdul Halim, Teologi Islam Rasional …, hlm 6

Page 42: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Masjidil Haram Mekkah, tapi proses belajar dengan cara menghafal dan tidak ada

kemungkinan berbeda pendapat dengan guru. Dalam hal itu, harun tidak bisa langsung

masuk ke Universitas karena dia hanya memegang surat keterangan selesai kelas tiga MIK

bukittinggi. Beberapa temanya menyarankan bila mau memasuki Universitas, Harun harus

mengambil pelajaran untuk memperoleh Ijazah Ahliyyah, semacam tanda lulus masuk

Universitas dan setiap tahun dibuka.

Setelah belajar dengan sangat serius,47

Harun memperoleh tanda lulus untuk masuk

Universitas. Dia memasuki Universitas Al-Azhar pada fakultas Ushuluddin karena ada

pelajaran umumnya, di fakultas itu, harun belajar filsafat, ilmu jiwa, dan etika serta ilmu

kalam. Selain bahasa Arab, diajarkan juga bahasa Inggris dan Prancis. Ketika kuliah

penyelesaian di Al-Azhar ini, Harun berpikir dan merasa bahwa ilmu agama yang

diperolehnya masih sangat minim sementara selesai nanti dia akan membawa Ijazah Al-

Azhar yang besar. Dia merasa belum memiliki apa-a;pa. untuk itulah, tanpa meninggalkan

Al-Azhar, Harun masuk ke Universitas Amerika yang juga ada di Kairo. Di Universitas itu,

Harun mnegambil fakultas pendidikan. Untuk mendapatkan Ijazah sarjana muda, di

fakultas itu, Harun harus menulis karya ilmiah yang namanya Senior Proyek. Harun

menulis tentang perburuhan di Indonesia dalam bahasa Inggris. Judul itu diambil Harun

47

Untuk ini, setiap hari selama empat bulan, sesuai saran teman-temanya, harun menggaji guru privat

datang ke rumahnya (namanya Hasabullah, seorang mahasiswa fakultas syariah Universitas Al-Azhar asal

Asahan), untuk mengajarkan bahasa Arab dan ilmu agama lainnya. Selama itu juga, Harun belajar membaca

mata ujian balaghah, nahwu, sharraf, dan manthiq, dan cara menjawab pertanyaan dalam ujian nanti.

Page 43: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

karena dosennya ingin mengetahui bagaimana perburuhan di Indonesia untuk

diperbandingkan dengan perburuhan di Mesir.48

Disamping kuliah, Harun mendapatkan pengalaman lain di Mesir. Dia menemukan

semangat nasionalisme sedang bergema di Mesir, di bangun oleh Mustafa Kamil, Harun

dan teman-temanya tidak mau ketinggalan menikmati semangat nasionalisme itu bahkan,

Harun dan teman-temannya dari Indonesia sering dicemooh oleh orang-orang Mesir dengan

mengatakan “kalian punya bangsa lima puluh juta orang, tidak bisa mengusir Belanda yang

hanya punya bangsa tujuh ribu orang‟‟. Dari sinilah ide tentang politik masuk dalam

pemikiran Harun. Dia dan teman-temannya yang lain di Perpindom (Perkumpulan Pemuda

Indonesia Malaysia) membentuk seksi politik dengan tugas memperjuangkan kemerdekaan

Indonesia. Diantara usaha yang dilakukan adalah memperkenalkan Indonesia kepada rakyat

Mesir, terutama pada pimpinanya. Selain itu sebaliknya, Harun dan teman-teman lainnya

membuat karangan tentang perkembangan politik dan pendidikan di Mesir untuk kemudian

dikirimkan ke surat-surat kabar Indonesia. Ketika itu, Harun mulai memikirkan cara politik

yang tidak melalui partai. Akhirnya, setiap mahasiswa yang mau jadi anggota Perpindom,

dibangkitkan semangat nasionalismenya melalui ceramah, diskusi, dan pertemuan-

pertemuan lainnya.49

48

Ris‟an Rusli, Pemikiran Teologi Modern …, hlm 251 49

Dalam pertemuan-pertemuan itulah, Harun antara lain mulai terbiasa membuka acara tidak pakai

basmalah dan al-fatihah, melainkan dengan lagu Indonesia Raya bahkan, masuk ke suatu pertemuan atau

ruangan pun, Harun mulai terbiasa dengan tidak mengucapkan salam, melainkan selamat pagi atau sesuai

kondisi.

Page 44: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Namun kondisi itu berhenti lantaran dengan tiba-tiba perang dunia kedua terjadi.

Tentera Jepang masuk ke Indonesia. Hubungan Indonesia dengan Belanda di Mesir

terputus. Uang kiriman Harun macet, dia tidak bisa belajar lagi, kuliahnya di Universitas

Amerika terbengkalai. Untuk beberapa saat, Harun bisa bertahan hidup, akhirnya uangnya

habis juga. Harun terpaksa mencari pekerjaan. Dia bekerja pada tentara Inggris (1943)

dengan maksud bisa melanjutkan studinya di Universitas Amerika. Dia bekerja sebagai

klerk katib atau juru tulis di tentera Inggris karena bisa berbahasa Inggris dengan baik.

Harun hanya bekerja setahun disana. Dia tidak senang dengan pekerjaan di tentera Inggris

yang sombong dan disiplin militer yang sangat ketat dan kasar, apalagi ketika itu terjadi

suasana perang antara Sekutu dengan Jerman dan Itali. Sedangkan Inggris menjadikan

Mesir sebagai basis mereka untuk mempertahankan India dan daerah Timur jauh.50

Karena itulah, Harun pindah bekerja ke Philips SA, sebuah perusahaan radio dan

lampu milik sipil yang sangat memerlukan seseorang yang bisa berbahasa Belanda, disitu

Harun menemukan kawan yang banyak dari Mesir, Yahudi, dan Itali. Namun, sebagaimana

sebelumnya, di perusahaan ini pun Harun juga tidak mempunyai waktu untuk melanjutkan

studinya. Setelah tiga tahun bekerja di perusahaan Philips itu, Harun pindah menjadi

perwakilan RI Kairo, karena Indonesia telah merdeka. Harun diposisikan sebagai bagian

Inggris di perwakilan itu dengan H.M. Rasjidi sebagai ketua kantor tahun 1953, Harun

50

Ketika itulah, Harun disarankan oleh teman-temanya untuk menikah yang akhirnya dituruti oleh

Harusn Nasition dengan menikahi seorang gadis Mesir, yang sampai akhir hayatnya tetap mendampingi

Harun Nasution.

Page 45: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

disuruh pulang ke Indonesia dan bekerja di Depeteman luar negeri bagain Timur Tengah.

Dibagian itu, tugas Harun relatif tidak ada kecuali hanya membaca surat kabar terbitan

Timur Tengah.

Setahun kemudian, 1954, Harun Nasution karena menguasahi bahasa Arab

ditugaskan sementara ke Saudi Arabia untuk mengurus jamaah haji. Tapi, mulai akhir

Desember 1955, Harun dipekerjakan di kedutaan RI di Brussel. Selama tiga tahun, Harun

bekerja di sana, dia menjadi sekretaris dan Mr. Razif sebagai dutanya. Kemampuan Harun

berbahasa Belanda, Prancis, dan Inggris, tampaknya sangat diperlukan. Akan tetapi, Harun

tetap tidak bisa melanjutkan kuliah mendalami ilmu agama Islam. Namun, sepanjang

malam, Harun selalu berdoa semoga Tuhan memberikan peluang kepadanya untuk

melanjutkan studi.51

Ketika Harun bertugas di kantor kedutaan RI di Brussel itu yang berkuasa di

Indonesia adalah rezim Soekarno dengan PNI-nya yang kominis.52

Dengan begitu, orang

mengangap Harun sebagai orangnya Soekarno yang bekerja sama dengan PKI. Harun tidak

setuju dengan Soekarno dan PKI yang semakin berpengaruh di Indonesia. Untuk itu, Harun

mengundurkan diri dan keluar dari kedutaan RI di Brussel. Akhirnya, Harun bersama

istrinya Ny. Sayedah pergi ke Mesir pada tahun 1960. Niat Harun untuk melanjutkan

studinya sudah bulat, dia sangat ingin mendalami Islam. Semangat belajar Harun memang

51

Ris‟an Rusli, Pemikiran Teologi Islam Modern …, hlm 253 52

Sikap seorang PNI ketika itu antara lain tidak punya ketegasan dalam menghadapai PKI dan mereka

sangat fanatik dalam membela Bung Karno seolah Bung Karno tidak bisa salah.

Page 46: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

terus berkobar, tapi keadaan keuangannya kian memperhatinkan. Tabungan nya selama

bekerja sebelumnya habis, bahkan barang-barangnya satu persatu terjual. Akan tetapi, dia

belum juga menemukan tempat belajar Islam yang sesuai dengan pemikirannya. Keadaan

Harun dan keluarganya semakin tidak menentu. Dalam keadaan begitu, Harun dan

keluarganya tidak pernah putus asa. Harun selalu shalat malam dan mohon petunjuk,

sehingga suatu saat datanglah tawaran kuliah di Mc. Gill Kanada.53

Pada tanggal 20 September 1962, Harun pergi ke Mc. Gill. Disitulah, Harun betul-

betul puas belajar dan memperoleh pandangan Islam yang luas. Dia mendapat beasiswa

selama beberapa tahun. Dia belajar Islam di Mc. Gill tidak seperti di Al-Azhar Mesir. Di

Mc. Gill, Harun mempunyai banyak kesempatan belajar Islam, biak secara ekonomi

maupun secara waktu. Harun dengan mudah membeli buku-buku modern, karangan orang

Pakistan atau karya orientalis, baik dalam bahasa Inggris, Prancis, Arab, atau Belanda. Di

Mc. Gill, Harun baru melihat Islam bercorak rasional, bukan Islam tradisional seperti

didapatkan di Indonesia, Mekkah, dan Al-Azhar. Melalui buku-buku karangan orientalis,

Harun bisa mengerti mengapa orang perpendidikan Barat tertarik dan mengenal Islam

dengan baik.

53

Tawaran kuliah ke Mc. Gill itu diperoleh Harun Nasution ketika Mc. Gill kekurangan mahasiswa dari

Indonesia. Mereka sudah meminta ke Indonesia tapi tidak ada yang dikirimkan. Karena itu, pihak Mc. Gill

mencari pemuda Indonesia yang ada di luar negeri untuk ditawari kulaih di Mc. Gill melalui informasi dari

H.M. Rasjidi, pihak Mc.Gill bertemu dengan Harun. Ketika pihak Mc. Gill menawarkan untuk kuliah ke

Kanada, Harun langsung menerimanya.

Page 47: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Meskipun demikian, Harun tidak dipengaruhi oleh pemikiran negatif orientalis seperti

yang oleh sebagian orang dituduhkan kepadanya, Harun hanya dipengaruhi oleh pemikiran

rasional dalam Islam seperti filsafat dan ilmu kalam. Di Mc. Gill itulah, Harun sadar bahwa

pengajaran Islam di dalam dan di luar Islam sangat berbeda. Selama di Mc. Gill, Harun

kuliah dengan dialog, semua mata kuliah diseminarkan. Hal itu dimaksudkan agar

mahasiswa tidak hanya menerima pelajaran tetapi terlibat untuk mengerti. Di situlah, Harun

baru mengerti Islam ditinjau berbagai aspeknya.

Setelah kuliah selama dua setengah tahun di Mc. Gill, Harun mendapatkan gelar MA,

tesisnya mengenai Negara Islam di Indonesia berjudul The Islamic State in Indonesia :The

Rice of Ideology, the Movenment for its Creation and the Theory of the Masjumi.54

menurut

penelitian Harun, ide Negara Islam di Indonesia secara resmi tidak ada, baik di NU, Persis,

maupun Masjumi, yang ada hanya konsepnya pada para pemimpin Masyumi. Untuk itulah,

Harun mengambil Natsir, Zaenal Abidin Ahmad, dan Isa Anshari sebagai sampel, karena

pada mereka itu banyak ide Negara Islam.

54

Tesis ini selesai pada bulan Agustus 1965 dan diterima oleh promotornya pada bulan Oktober 1965.

Tesis ini dibagi menjadi tiga bab, Bab pertama, Sejarah Pemikiran mengenai Negara Islam di Indonesia dalam

periode pra-merdeka. Bab kedua, menggambarkan Negara Islam periode 1945-1960 dan pemikiran dalam

organisasi NU dan Masjumi. Bab ketiga, analisis Harun mengenai konsep NegaraIslam menurut tokoh-tokoh

Masjumi.

Page 48: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Selesai memperoleh MA, Harun melanjutkan studinya dua setengah tahun lagi untuk

mendapatkan gelar ph.D.55

Gelar ini perolehnya pada bulan mei 1968 setelah menulis

disertasi berjudul “The Place of Reason in Abduh‟s, Theology, ItsImpact on his Theological

System and Views‟‟(Posisi Akal dalam pemikiran Teologi Muhammad Abduh). Semula

Harun tertarik pada Muhammad Abduh dan Syed Ahmad Khan karena pemikiran kedua

tokoh itu, menurut Harun, bisa dipakai untuk perkembangan dunia Islam modern. Tetapi,

akhirnya Harun hanya memilih Muhammad Abduh karena pengaruhnya di dunia Islam

lebih banyak dibandingkan Syed Ahmad Khan yang hanya punya di India.

Objek studi penelitian disertasi Harun adalah pengaruh Mu‟tazilah pada Muhammad

Abduh. Hal ini dapat dinilai berbahaya oleh Adams, direktur Institut, dengan mengatakan„‟

nanti dunia Islam mengatakan kami disini memperlopori paham mu‟tazilah‟‟. Tanggapan

Adams itu sempat terdengar oleh promotor Harun, Izutsu dan dia berusaha membuat Harun

untuk terus melakukan penelitian. Studi Harun itu banyak menimbulkan rasa curiga,

termasuk salah seorang mahasiswa Pakistan yang beranggapan Bahwa Harun menulis

disertasi itu dengan maksud menghidupkan Mu‟tazilah lewat Abduhnya. Bahkan, ketika

kesimpulan disertasi Harun menjelaskan bahwa Abduh adalah seorang Muktazili didengar

oleh mahasiswa Islam dan termasuk rombongan M. Hatta dan M. Natsir berkunjung ke

55

Dalam ujian terakhir, Harun pernah gagal dalam mata kuliah “ sejarah Islam‟‟, suatu hal yang tidak

pernah diperkirakan oleh Harun. Karena itu, Harun harus menunggu lebih kurang tiga bulan untuk bisa lulus

dalam mata kuliah tersebut.

Page 49: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Aljazair, mereka semua mengatakan bahwa kesimpulan Harun itu adalah sesuatu yang

salah.56

Terlepas dari semua itu, Harun tetap komit dengan pendirian dan ilmu yang yang

dimilinya, apalagi dia selalu mendapatkan perhatian dan dorongan yang sangat luar biasa

dari istrinya. Sebagai seorang istri, Ny Sayedah selalu setia menemani Harun kuliah di

Kanada. Dia senantiasa menjaga makanan dan kesehatan Harun serta memberikan motivasi

kuat agar Harun bisa mencapai gelar Doktor. Harun dan dan sangat istrinya pernah

menumpang tinggal satu tahundi rumah H.M Rasjidi di Kanada. Menurut Ny. Sayedah,

Harun sangat rajin belajar. Harun senang sekali membaca, sampai matanya sakit, dan harus

pakai kaca mata. Selam kuliah di Kanada, meskipun Harun dapat bantuan biaya dari tempat

kuliah, namun Ny. Sayedah juga menjadi tukang jahit di sebuah pabrik di Kanada selama

lebih kurang tujuh tahun. Dia memperoleh gaji sebanyak sepulah dolar per hari dan bekerja

dari pagi (berangkat jam 05-00) sampai sore (tiba dirumah kembali sekitar jam 17.00).

karena itu, tidak jarang yang memasak siapa yang pulang duluan, Harun atau istrinya.

Selesai kuliah di Kanada, Harun dan istrinya kembali ke Mesir, Harun mendapat penyakit

kuning dan harus banyak istirahat. Setelah sembuh, Harun dan istrinya kembali ke

Indonesia setelah terlebih dahulu mendapat tawaran untuk mengabdi di IAIN atau di UI.57

56

Ris‟an Rusli, Pemikiran Teologi Islam Modern …, hlm 256 57

Ris‟an Rusli, Pemikiran Teologi Islam Modern …, hlm 256

Page 50: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

C. Karya-karya Harun Nasution

Dalam rangka mengembangkan pemikiranya, Harun Nasution telah menulis sejumlah

buku dan relatif menjadi buku teks (buku wajib) terutama di lingkungan IAIN dan STAIN

yang ada di Indonesia. Buku-buku yang telah ditulis oleh Harun Nasution antara lain

sebagai berikut :

1. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (1974). Buku ini terdiri dua jilid,

diterbitkan pertama kali oleh UI-Press, yang intinya adalah memperkenalkan

Islam dari berbagai aspeknya. Jilid pertama terdiri enam bab yang berisi tentang

agama dan pengertian agama dalam berbagai bentuknya, Islam dalam pengertian

yang sebenarnya, aspek ibadah, latihan, spiritual dan ajaran moral, aspek sejarah

dan kebudayaan, aspek politik, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Sedangkan, jilid kedua terdiri dari lima bab, yang bersisi tentang aspek hukum,

aspek teologi, aspek falsafah, aspek mistisisme, dan aspek pembaharuan dalam

Islam.

2. Teologi Islam : Aliran-Aliran, Sejarah, Analisa, dan Perbandingan (1977). Buku

ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, mengandung uraian tentang aliran dan

golongan-golongan teologi, bukan hanya yang masih ada tetapi juga yang pernah

terdapat dalam Islam seperti Khawarij, Murji‟ah, Qadariyah dan jabariyah,

Mu‟tazilah dan Ahli sunnah wal jama‟ah. Uraian diberikan sedemikan rupa.

Sehingga di dalamnya tercakup sejarah perkembangan dan ajaran-ajaran

Page 51: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

terpenting dari masing-masing aliran dan golongan itu. Bagian kedua,

mengandung analisa dan perbandingan dari aliran-aliran tersebut. Yang

diperbandingkan bukanlah pendapat teologis terlepas dari sistem teologi dari

aliran bersangkutan dengan pendapat teologis terlepas pula dari sistem teologi

aliran lain, melainkan yang diperbandingkan adalah sistem teologi dengan sistem

teologi lainnya. Dengan kata lain, yang diperbandingkan adalah aliran dengan

aliran lain, sehingga dapat diketahui aliran mana yang bersifat liberal, mana yang

bersifat tradisional, dan mana pula yang mempunyai sifat antara liberal dan

tradisional. Buku ini dicetak pertama kali tahun 1972 oleh UI-Press. Buku ini

merupakan saripati dari disertasi Harun Nasution.

3. Falsafat Agama (1978). Buku ini menjelaskan tentang epistemologi dan wahyu,

keturunan, argumen-argumen adanya Tuhan, roh, serta kejahatan dan kemutlakan

Tuhan. Kandungan buku ini adalah kumpulan dari kuliah-kuliah yang diberikan

Harun Nasution di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan ceramah-ceramah yang

disampaikan kepada kelompok Diskusi Agama Islam di kompleks IKIP Jakarta,

Rawamangun, tahun 1969/1970. Buku ini semula diterbitkan dalam bentuk

stensilan oleh kelompok Diskusi tersebut, namun kemudian Bulan Bintang

bersedia untuk mencetaknya mulai tahun 1973.

4. Falsafat dan Mistisisme dalam Islam (1978). Buku ini juga merupakan kumpulan

ceramah Harun Nasution di IKIP Jakarta. Buku ini terdiri dari dua bagian, yakni

Page 52: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

bagian falsafat Islam dan bagian mistisisme Islam (Tasawuf). Bagian falsafat

Islammenguraikan bagaimana kontak pertama antara Islam dan ilmu pengetahuan

serta falsafat Yunani yang kemudian melahirkan filosof muslim seperti al-Kindi,

al-Razi, al-Farabi, Ibn Sina, al-Ghazali, dan Ibn Rusyd. Sedangkan, bagian

mistisisme Islam menguraikan bagaimana kedudukan tasawuf dalam Islam

sebagai upaya mendekatkan diri pada Tuhan. Pembahasan dalam bagian ini

dilengkapi dengan maqamat dan ahwal sera tokoh-tokoh sufi, konsep-konsep

penting dalam terminology tasawuf seperti al-mahabbah, al-ma‟rifah, al-fana dan

al-baqa, al-ittihad, al-hulul, dan al-wahdah al-wujud. Buku ini terbit perdana

tahun 1973 oleh Bulan Bintang Jakarta.

5. Pembaharuan dalam Islam :Sejarah Pemikiran dan Gerakan (1978), buku ini

merupakan kumpulan ceramah dan kuliah Harun Nasution diberbagai tempat di

Jakarta tentang Aliran-Aliran Modern dalam Islam. Buku ini, yang terbit pertama

kali 1975 oleh Bulan Bintang, membahas tentang pemikiran dan gerakan

pembaharuan dalam Islam, yang timbul di zaman yang lazim disebut periode

modern dalam sejarah Islam. Pembahasannya mencakup pembaruan yang terjadi

di tiga Negara Islam, yaitu Mesir pendudukan Napoleon dan pembaharuan di

Mesir, Muhammad Ali Pasya, al-Tahtawi, Jamaluddin al-Afghani, Muhammad

Abduh, Rasyid Ridha, murid dan pengikut Muhamad Abduh,Turki, (topik intinya

: Sultan Mahmud II, Tanzimat, Usmani Muda, Turki Muda, tiga aliran

Page 53: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

pembaharuan, Islam dan Nasionalis, dan Mustafa Kemal). dan India-Pakistan

(topik intinya : Gerakan Mujahidin, Sayyid Ahmad Khan, Gerakan Aligarh,

Sayyid Amir Ali, Iqbal, Jinnah dan Pakistan, Abul Kalam Azad dan Nasionalisme

India. Pada garis besarnya, pemikiran dan gerakan pembaharuan yang timbul dan

terjadi di tiga Negara Islam itu, menurut buku ini, tidak banyak berbeda dari apa

yang terdapat di Negara-negara Islam lainnya, termasuk Indonesia.

6. Akal dan Wahyu dalam Islam (1980). Buku ini menjelaskan pengetian akal dan

wahyu dalam Islam, kedudukan akal dalam al-Quran dan Hadist, perkembangan

ilmu pengetahuan dalam Islam, dan peranan akal dalam pemikiran keagamaan

Islam. Uraian tegas buku ini menyimpulkan bahwa menyimpulkan bahwa dalam

ajaran Islam, akal mempunyai kedudukan tinggi dan banyak dipakai, bukan dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan saja, tetapi juga dalam

perkembangan ajaran keagamaan sendiri. Akal tidak pernah membatalkan wahyu,

akal tetap tunduk kepada teks wahyu. Teks wahyu tetap mutlak dianggap benar.

Akal hanya dipakai untuk memahami teks wahyu dan sekali-kali tidak untuk

menentang. Akal hanya memberi interprestasi terhadap teks wahyu sesuai dengan

kecenderungan dan kesanggupan pemberi interprestasi.

7. Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu‟tazilah (1987). Buku ini merupakan

terjemahan dalam bahasa Indonesia dari tesis PH.D. Harun Nasution yang

berjudul ‟‟The Place Of Reason in Abduh‟s Theology, Its Impact on his

Page 54: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Theological System and Views‟‟, diselesaikan bulan Maret 1968 di McGill,

Montreal, Kanada. Buku ini berisi tentang riwayat hidup Muhammad Abduh,

filsafat wujud, kekuatan akal, fungsi wahyu, paham kebebasan manusia dan

fatalisme, sifat-sifat Tuhan, perbuatan Tuhan dan konsep iman, inti buku ini

menjelaskan bahwa pemikiran teologi Muhammad Abduh banyak persamaannya

dengan teologi kaum Mu‟tazilah, bahkan dalam penggunakan kekuatan akal,

Muhammad Abduh jauh melebihi pemikiran Mu‟tazilah.

8. Islam Rasional (1995). Buku ini merekam hampir seluruh seluruh pemikiran

keislaman Harun Nasution sejak tahun 1970 sampai 1994, terutama mengenai

tuntunan modernisasi bagi umat Islam. Dalam buku ini, Harun Nasution

berpendapat bahwa keterbelakangan umat Islam, tak terkecuali di Indonesia,

disebabkan lambatnya mengambil bagian dalam modernisasi dan dominanya

pandangan hidup tradisional, khususnya teologi Asy‟ariah. Hal itu, menurut

Harun Nasution, harus diubah dengan pandangan Rasional yang sebenarnya telah

dikembangkan oleh teologi Mu‟tazilah. Karena itu, reaktualisasi dan sosialisasi

teologi Mu‟tazilah merupakan langkah strategis yang yang harus diambil,

sehingga umat Islam secara kultural siap terlibat dalam pembangunan dan

modernisasi dengan tetap berpijak pada tradisi sendiri. Karena itulah, buku ini

memiliki kekuatan analisis terhadap berbagai kemandengan umat, serta

menawarkan alternatif solusi fundamental bagi persoalan keislaman.

Page 55: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

D. Latar Belakang Pemikiran Harun Nasution

Seperti yang kita ketahui bahwa sebelum kedatangan agama Islam di Jawa, umumnya

masyarakat Indonesia telah mengenal ajaran-ajaran mistik. Setelah Islam datang maka

terjadilah perkawinan atau akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan lain.

Pada awal abad ke-20 an, saat itu munculnya organisasi Muhammdiyah yang didirikan oleh

ulama yang bernama Ahmad Dahlan, dengan ajaran ingin mengembalikan pemurniaan

Tauhid yaitu mengembalikan kepada ajaran Al-Qur‟an dan hadis.58

Namun seiring perkembangan pemikiran yang dilakukan oleh Muhammadiyah di

Indonesia yang berpaham teologi Asy‟ariyah. Tentunya hal ini dalam pandangan Harun

Nasution akan mengembalikan kepada teologi rasional, dan seperti yang kita ketahui bahwa

tokoh yang nampaknya paling mempengaruhi dalam pemikiran Harun Nasution adalah

Muhammad Abduh. Kita bisa lihat dari tulisan disertasi Harun Nasution yang berjudul

Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu‟tazilah. Dalam menjelaskan Muhammad

Abduh, Harun sering membedakanya dari Rasyid Ridha. Abduh lebih liberal dan Rasyid

lebih fundamentalistik, dan itu dibuktikannya melalui berbagai penelitiannya. Sebagai

seseorang pengagum Muhamad Abduh, Harun boleh disebut “Abduhis”59

Pengaruh Muhammad Abduh kepada pemikiran Harun Nasution dampaknya berupa

suasana kreatifitas intelektual dan learning capacity yang di ciptakan oleh Harun Nasution.

58

Nurcholish Madjid, Abduhisme Pak Harun…, hlm 102 59

Nurcholish Madjid, Abduhisme Pak Harun…, hlm 103

Page 56: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Dalam kiprahnya dalam memajukan perkembangan akademis di Indonesia, dengan

latarbelakang kegiatan akademis inilah maka dengan sendirinya pasaran pemikirannya

terbatas pada IAIN serta cendekiawan dan calon cendekiawan dari perguruan tinggi lain.60

Terutama di IAIN pengaruh Harun Nasution sangat besar.61

dapat dipahami cara Harun

Nasution menyampaikan gagasan dan pengetahuannya kepada pembaca Indonesia. Di

dalam membahas masalah pembaharuan Islam misalnya, terutama pembaharuan Islam pada

masa modern ini, ia tidak menampik adanya pengaruh Barat yang secara tidak langsung

mendorong bangkitnya gerakan-gerakan itu. Sikap Ilimiah yang telah terpatri di dalam diri

Harun Nasution, tidaklah mendorongnya untuk mengingkari bahwa Barat (dalam konteks

ini, Perancis yang mengarah Mesir pada 1798) telah turut serta memacu timbulnya gerakan-

gerakan pembaharuan itu.

Dengan latar belakang inilah terletak sumbangannya kepada dunia pemikiran Islam di

Indonesia. Usaha-usaha yang sistematis, ilmiah yang terkadang sangat bersifat seperti yang

kini berkembang dikalangan perguruan-perguruan Islam Negeri di Indonesia, untuk

sebagian besar, haruslah dikembangkan pada Harun Nasution ini. Ketekunanya

menyebarkan gagasan-gagasannya, melaui pengajaran dan ceramah-ceramahnya di IAIN,

bukan saja telah memberikan dasar-dasar tradisi ilmiah di dalam Islam, tetapi sekaligus

menetralisir warna atau pola-pola pemikiran keagamaan dan kecenderungan-

kecenderungan pemikiran Islam langsung bersifat apologetik. Pudarnya dikotomi

60

Fachry Ali, Tftazani, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution…, hlm 119 61

Abdul Halim, Teologi Islam Rasional…, hlm 157

Page 57: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

“modernism-tradisonalisme‟‟ di dalam pemikiran Islam, terutama dikalangan IAIN Jakarta

adalah salah satu sumbangan kongkret dari kehadiran sosok diri pemikiran-pemikiran

Harun Nasution.62

Dari waktu kurang lebih 20 tahun keterlibatan Harun Nasution di IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,selama dua periode lebih (11 tahun) sebagai Rektor sebelumnya

menjabat Wakil Rektor I, beliau habiskan untuk memimpin IAIN. Dan sejak tahun 1982, di

samping jabatannya sebagai guru besar pada Fakultas Ushuluddin, beliau juga menjadi

Dekan Fakultas Pasca Sarjana pada IAIN Jakarta.63

Bukanlah secara kebetulan kalau

HarunNasution memilih pendidik sebagai profesi yang menurut penilaiannya cukup

bermakna. Sebab dari situ bisa melahirkan generasi-generasi baru yang akan turut

mengembangkan dan menyemarakkan apa yang selama ini menjadi obsesi Harun Nasution,

yaitu ingin melihat umat Islam Indonesia bahkan umat Islam keseluruhan menjadi maju.64

Seperti yang dikemukakan oleh Ahmad Syadali, dalam menjawab tantangan

tantangan pembagunan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia itu, Harun Nasution dengan

sangat tepat merumuskan 4 langkah kebijaksanaan yang diambilnya, sesaat setelah dilantik

menjadi Rektor IAIN Jakarta (4 Juni 1973) menggantikan Prof. Thoha Yahya Umar yang

telah berpulang ke rahmatullah. Keempat langkah kebijaksaan tersebut adalah :

62

Fachry Ali, Tftazani, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution…, hlm 120-

121 63

Ahmad Syadali, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution…, hlm 272 64

Ahmad Syadali, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution…, hlm 272-273

Page 58: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

1. Mendasarkan tujuan dan fungsi IAIN Jakarta atas dasar kebutuhan masyarakat pada

umumnya dan DKI Jakarta khususnya.

2. Mengutamakan kualitas daripada kuantitas

3. Peningkatan mutu ilmiah

4. Penyederhanaan dan penyempurnaan organisasi.65

Kendati langkah kebijaksanaan yang telah dibuat oleh Harun Nasution menjadi

program operasional, seperti membenahi kurikulum dengan di masukkannya beberapa

matakuliah baru yang sebelumnya tidak ada, misalnya saja bidang studi “Pengantar Ilmu

Agama”dengan buku pengangan wajib karangannya “Islam ditinjau dari berbagai

aspeknya‟‟jilid I dan II. Dalam sistem pendidikan dan pengajaran, yang semula dititik

beratkan pada hapalan,diganti dengan sistem diskusi dan seminar, yang memungkinkan

terjadinya dialog, menumbuhkan sikap kritis dan terbuka terhadap beberapa pemikiran

yang diformulasikan oleh para pemikir dan intelektual Islam sebelumnya.

Gebrakan kedua, pembaharuan dalam bidang pendidikan dilakukan saat ia menjabat

Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1973 (yang kini UIN). Gagasan pembaharuan

tersebut antara lain:menumbuhkan tradisi ilmiah, memperbarui kulrikulum IAIN Syarif

Hidayatullah, pembinaan tenaga dosen, menerbitkan Jurnal Ilmiah, pengembangan

perpustakaan, pengembangan organisasi66

65

Ahmad Syadali,Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution…, hlm 274 66

Ahmad Syadali, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution…, hlm 275-276

Page 59: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Bersamaan pembenahan yang dilakukan bersama menteri Agama Harun

mengusahakan berdirinya fakultas pasca sarjana pada 1982. Menurutnya, di Indonesia

belum ada organisasi sosial yang berprestasi melakukan pinpinan umat islam Masa depan.

Baginya pimpinan harus rasional, mengerti Islam secara komprehensif, tahu tentang Ilmu

agama, dan menguasai filsafat, karena menurutnya sangat penting untuk mengetahui

pengertian ilmu secara umum. Pimpinan seperti itulah yang diharapkan lahir dari fakultas

pasca sarjana.67

Selanjutnya pendapat yang dikemukakan oleh Nurcholish Madjid tentang Harun

Nasution, yang ditulis dalam sebuah artikel berjudul “Abduhisme pak Harun‟‟.68

Yang di

kutip oleh Fuzan Saleh dalam bukunya Teologi Pembaharuan. Menurut Madjid, Harun

Nasution telah berhasil membangun sebuah tradisi intelektual baru di kalangan mahasiswa

IAIN hal ini terlihat dari adanya kecenderungan umum para mahasiswa. sejak itu,

mahasiswa mulai berani berbicara dan memperdebatkan secara terbuka berbagai doktrin

yang telah dianggap mapan. Mereka juga berani berspekulasi menolak pandangan bahwa

doktrin adalah sesuatu yang harus diterima secara taken for granted, suatu ungkapan yang

sering digunakan oleh Madjid untuk menegaskan ide-ide pembaharuannya.69

Demikianlah gambaran umum tentang biografi Harun Nasution, mulai dari lahir

hingga akhir hayatnya, yang dapat penulis gambarkan sebagai berikut :

67

Ahmad Syadali, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution…, hlm 277-278 68

Nurcholish Madjid, Abduhisme Pak Harun…, hlm 102 69

Fauzan Saleh, Teologi Islam Pembaharuan…, hlm 309

Page 60: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

1. 1919 lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara.

2. 1934 lulus HIS Pematang Siantar.

3. 1937 lulus Mederne Islamitische Kweek School, Bukittinggi Sumatera Barat.

4. 1940 lulus Aliyah Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.

5. 1953 meraih gelar Sarjana Muda dari Universitas Amerika, Kairo.

6. 1953-1960 menjadi pegawai luar negeri RI di Kairo dan Brussel.

7. 1968 meraih gelar Doktor dari Universitas Mc Gill, Kanada.

8. 1969 menjadi Dosen IAIN Syarif Hidayatullah, IKIP dan Universitas Nasional di

Jakarta.

9. 1973-1984 menjabat Rektor Iain Syarif Hidayatullah, Jakarta.

10. 1982-1998 menjadi Dekan Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. 1998 dia wafat 18 September di Jakarta.

Page 61: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

BAB IV

PANDANGAN HARUN NASUTION TENTANG AKAL

A. Pengertian Akal dalam Pandangan Harun Nasution

Kata akal Berasal dari bahasa Arab al-„aql, dalam kamus-kamus Arab, kata „aql itu

berarti mengikat atau menahan, pengikat serban misalnya, disebut „iqal, menahan orang

dipenjara disebut aqil. Dalam Alquran, kata aql hanya terdapat dalam bentuk kata kerja,

misalnya „aqolu, ta‟qilun, na‟qil, ya‟qiluna, dan ya‟qiluba, semuanya mengandung arti

paham atau mengerti.70

Jadi, akal adalah suatu daya berpikir untuk berusaha menempatkan

sesuatu pada tempatnya, supaya terhindar dari mala petaka atau suatu nilai kehinaan. Yaitu

dengan keterangan, bahwa makhluk yang berakal harus berpikir, bersikap dan berbuat atau

berkata kearah yang benar atau tepat dan makhluk berakal hanrus mempunyai prioritas

tepat mengenai amal perbuatan yang dilakukannya.

Dalam Islam, akal mendapat perhatian dan penghargaan yang tinggi. Tidak sedikit

ayat Alquran atau Hadist yang menganjurkan manusia agar menggunakan akalnya atau

berpikir dengan baik dalam memahami ajaran-ajaran agama atau mengembangan ilmu

pengetahuan.71

Seperti kaum teologi yang berpendapat bahwa akal sebagai daya untuk

memperoleh pengetahuan. Akal dalam pengertian Islam, tidaklah otak, tetapi adalah daya

berpikir yang terdapat dalam jiwa manusia, daya yang sebagai digambarkan dalam

70

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam, UI-Press, Jakarta, hlm 5 71

Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm 153

54 48

Page 62: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Alquran, memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Akal dalam

pergertian inilah yang dikontraskan dalam Islam dengan wahyu yang membawa

pengetahuan dari luar diri manusia yaitu Tuhan.72

Menurut Abu al-Huzail, sebagimana yang dikutip oleh Harun Nasution, mengatakan

bahwa, akal adalah “ daya untuk memperoleh pengetahuan, dan juga daya yang membuat

seseorang dapat memperbedakan antara dirinya dan benda lain dan antara benda-benda atau

dari yang lain”.73

Menurut Muhammad Abduh, akal adalah suatu daya yang hanya dimiliki manusia,

dan karena itu akal lah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Akal adalah toggak

kehidupan manusia dan dasar kelanjutan wujudnya. Peningkatan daya akal merupakan

salah satu dasar pembinaan budi pekerti mulia yang menjadi dasar dan sumber kehidupan

dan kebahagian bangsa-bangsa.74

Dalam upaya membuktikan peranan akal dalam soal membahas ketuhan dan

kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan, Harun Nasution berpendapat bahwa

memakai akal dan wahyu dalam memperoleh pengetahuan tentang kedua soal tersebut.

Akal menurutnya, sebagai daya berpikir yang ada dalam diri manusia, berusaha keras untuk

sampai kepada diri Tuhan, dan wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun

72

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 13 73

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 12 74

Harun Nasution, Muhammad Abduh Teologi Rasional Mu‟tazilah, UI-Press, Jakarta, hlm 44

Page 63: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

kepada manusia dengan keterangan-keterangan tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban

manusia terhadap Tuhan.75

Menurut Harun Nasution, Tuhan berdiri di puncak alam wujud dan manusia di

kakinya berusaha dengan akalnya untuk sampai kepada Tuhan, dan Tuhan sendiri dengan

belas kasihan-Nya terhadap kelemahan manusia, diperbandingkan dengan keMaha

Kekuasaan Tuhan, menolong manusia dengan menurunkan wahyu melalui Nabi-nabi dan

Rasul-rasul. Konsep Harun Nasution ini sejalan dengan aliran-aliran Teologi Islam yang

berpendapat bahwa akal menusia akal bisa sampai kepada Tuhan.76

Dalam membahas tentang peranan akal dan fungsi wahyu terhadap permasalah yaitu

adanya Tuhan serta kebaikan dan kejahatn. Harun Nasution membagi empat hal berikut ini

:

1. Dapatkah akal mengetahui adanya Tuhan ?

2. Kalau dapat, apakah akal dapat mengetahui kewajiban berterima kasih kepada

Tuhan ?

3. Dapatkah akal mengetahui yang baik dan yang buruk ?

4. Kalau dapat, apakah akal dapat mengetahui kewajiban berbuat baik dan buruk

itu?77

75

Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan…, hlm 79 76

Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan…, hlm 79-80 77

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam …, hlm 76

Page 64: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Kaum Mu‟tazilah menempatkan akal manusia pada kedudukan yang sangat tinggi,

sepakat bahwa dasar-dasar pengetahuan dapat diketahui oleh akal78

Menurut Harun

Nasution yang ditulisnya di dalam buku Akal dan Wahyu dalam Islam, menurutnya kaum

mu‟tazilah berpendapat bahwa ke empat masalah tersebut dapat diketahui oleh akal. Bagi

kaum mu‟tazilah, demikian Al-Syahrastani, semua pengetahuan dapat diperoleh melalui

akal dan kewajiban-kewajiban dapat diketahui dengan pemikiran yang mendalam. Dengan

demikian berterima kasih kepada Tuhan sebelumnya turunnya wahyu wajib. Baik dan

buruk adalah sifat esensi bagi kebaikan dan kejahatan. Kebaikan dan kejahatan wajib

diketahui melalui akal dan demikian pula mengerjakan yang baik dan menjahui yang jahat.

Kaum Mu‟tazilah berpendapat bahwa ke-empat masalah tersebut diketahui oleh akal

Golongan Asy‟ariyah mengatakan bahwa akal dapat mengetahui hanya satu dari keempat

masalah itu, yaitu adanya Tuhan.79

menurut penjelasan Al-Asy‟ari sendiri, semua kewajiban

dapat diketahui hanya melalui wahyu. Akal tak dapat membuat sesuatu menjadi wajib dan

tak dapat mengetahui yang baik dan menjauhi yang buruk adalah wajib bagi manusia. betul

akal dapat menegathui Tuhan, tetapi wahyullah yang mewajibkan orang untuk mengetahui

Tuhan dan berterima kasih kepadaNya. Juga dengan wahyu lah dapat diketahui bahwa yang

78

Ris‟an Rusli, Teologi Islam Telaah Sejarah dan Pemikiran Tokoh-tokohnya,Tunas Gemilang Press,

Palembang, hlm 178 79

Ris‟an Rusli, Pemikiran Teologi Islam Modern, IAIN Raden Fatah Press, Palembang, hlm 278

Page 65: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

patuh kepada Tuhan akan memperoleh upah dan yang tidak patuh kepada-Nya akan

mendapat hukuman.80

Menurut Harun Nasution bahwa dari kutipan-kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa

jelas antara golongan Mu‟tazilah dan golongan Asy‟ari terdapat perbedaan dalam

membahas tentang peranan akal manusia. menurut golongan Mu‟tazilah daya pikir manusia

lah yang kuat, sedangkan pendapat Asy‟ari akal tak mampu untuk mengetahui kewajiban-

kewajiban manusia. untuk inilah wahu diperlukan. Akal dalam pada itu dapat mengetahui

Tuhan. Tetapi apakah akal dapat juga mengetahui baik dan jahat, hal ini tidak jelas dalam

karangan-karangan Al-Asy‟ari.

Kaum Maturidiah Samarkand memberi jawaban yang lain terhadap ke-empat

pertanyaan tersebut, bagi mereka hanya satu, yaitu kewajiban berbuat baik dan menjahui

perbuatan jahat, yang tidak dapat diketahui oleh akal. Ketiga masalah lainnya adalah dalam

jangkauan akal. Akal dapat mengetahui adanya Tuhan, wajibnya manusia berterima kasih

kepada Tuhan dan kebaikan serta kejahatan. Sedangkan kaum Maturidiyah Bukhara tidak

sepaham dengan pendapat Samarkand diatas sebagaimana pendapat Maturidiah Bukhara

yang mengatakan bahwa akal dapat mengetahui adanya Tuhan dan yang baik dan yang

buruk. Tetapi akal tidak dapat mengetahui kewajiban berterima kasih kepada Tuhan dan

kewajiban manusia berbuat baik dan menjahui yang buruk.81

80

Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbadingan…, hlm 82-83 81

Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, Rineka Cipta, Jakarta, hlm 47

Page 66: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Menurut Harun Nasution yang ditulisnya dalam buku Akal dan Wahyu dalam Islam.

Akal menurut nya adalah melambangkan kekuatan manusia karena akalnya lah maka

manusia mempunyai kesanggupan untuk menaklukkan kekuatan makhluk lain disekitarnya.

Bertambah tinggi akal manusia bertambah tinggi kesanggupannya untuk mengalahkan

kekuatan-kekuatan makhluk lain itu. Bertambah lemah kekuatan akal manusia bertambah

rendah kesanggupannya menghadapi kekuatan-kekuatan lain tersebut.82

Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa Harun Nasution membagi akal manusia

menjadi dua pertama akal yang kuat jika manusia dengan menggunakan akalnya maka

manusia itu akan mempunyai kesanggupan untuk menaklukan makhluk lain. Semakin

bertambah tinggi akal nya maka semkin tinggi pula kesanggupannya. Dan yang kedua akal

yang lemah yaitu jika manusia mempunyai akal lemah maka kekuatan akal manusia itu

akan bertambah lemah dalam menghadapi kekuatan-kekuatan makhluk lain.

Sejalan dengan pendapat ini selanjutnya Harun Nasution berpendapat bahwa manusia

dalam pandangan Mu‟tazilah dan Maturidiyah Samarkand merupakan merupakan manusia

yang kuat sedangkan pandangan As‟Ariyah dan Maturuidiyah Bukhara manusia merupakan

manusia yang lemah. Diungkapkan dengan kata lain, kalau dalam Mu‟tazilah dan

Maturidiyah Samarkand manusia merupakan manusia dewasa dan dapat berdiri sendiri,

dalam paham Asy‟ariyah dan Maturidiyah Bukhara, manusia merupakan anak yang belum

dewasa dan masih banyak bergantung pada bimbingan orang lain.

82

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 80

Page 67: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Selanjutnya menurut Harun Nasution yang ditulisnya dalam buku Islam Ditinjau dari

Berbagai Aspeknya, terdapat masalah perbutan baik dan perbuatan buruk. Perbuatan baik

ada diantaranya yang wajib dikerjakan perbuatan buruk ada yang sunnah dikerjakan.

Perbuatan buruk yang haram dikerjakan dan ada makruh dikerjakan. Perbuatan tidak baik

yang haram atau makruh dikerjakan, membawa kepada kemudaratan dan kesengsaraan,

sedang perbuatan-perbuatan baik yamg wajib atau yang sunnah, kalau dikerjakan

membawa kepada kebaikan dan kebahagiaan.83

Menurut Harun Nasution, karena mengangap akal manusia mempunyai daya besar,

dibandingkan dengan anggapan Al-Asy‟ariyah dan Maturidiah Bukhara, aliran teologi

Mu‟tazilah mengambil bentuk rasional yang kerasionalnya lebih tinggi dari kerasionalan

aliran-aliran lain. Dalam memahami ayat-ayat Alquran Mu‟tazilah lebih banyak memakai

penafsiran majazi atau metaforis dari pada penafsiran lafzi atau letterlek. Sebagai umpama

dapat disebut ayat-ayat tajsim atau antropormorfis yang terdapat dalam dalam Alquran.

Wajah Tuhan ditafsirkan menjadi esensi Tuhan dan tangan Tuhan menjadi kekuasaan

Tuhan. Sedangkan Al-Asy‟ari lebih banyak berpegang kepada arti lafzi, yaitu wajah tetap

wajah dan tangan tetap berarti tangan, hanya wajah dan tangan Tuhan berbeda dari wajah

dan tangan manusia.84

83

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya,…, hlm 25 84

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 81

Page 68: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Perlu ditegaskan bahwa semua aliran teologi ini dalam memperkuat pendapat mereka

masing-masing, disamping membawa argumen-argumen rasional, juga membawa ayat-ayat

Alquran . argument rasional tanpa didukung oleh ayat-ayat Al-Qur‟an dianggap belum

cukup kuat. Demikian juga dengan aliran itu, termasuk Mu‟tazilah, dalam pemikiran

teologis mereka, tidak menentang nas atau teks ayat. Semuaya tunduk kepada nas atau teks

Alquran, hanya nas itu diberi interprestasi yang sesuai dengan pendapat akal. Perbedaannya

hanyalah bahwa golongan Mu‟tazilah membeikan interprestasi yang lebih liberal dari

golongan Al-Asy‟ari. Dengan kata lain, penafsiran Asy‟ariyah dekat kepada Arti lafzi

sedangkan penafsiran Mu‟tazilah jauh dari arti lafzi. Tetapi, bagaimanapun semua aliran

itu, termasuk Asy‟ariyah, mempergunakan akal dalam memahami ayat-ayat Alquran.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa Harun Nsution memberikan

sebuah penjelasan bahwa didalam aliran teolgi Islam dalam memberikan pendapat-

pendapat mereka menggunakan ayat-ayat Alquran. Walaupun seperti kaum Mu‟tazilah

yang rasional terhadap penggunaan akal, namun masih menggunakan nas atau teks-teks

ayat-ayat Alquran. Namun teks-teks Alquran tersebut diberi interpestasi yang sesuai dengan

pendapat akal. Walaupun Asy‟ariyah tidak terlalu dalam menggunakan akal namun tidak

halnya dalam memahami ayat-ayat Alquran, mereka masih memakai akal mereka dalam

memahami teks-teks Alquran.

Page 69: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

B. Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu Menurut Harun Nasution

Manusia dalam Islam dapat diambil dari Ayat Alquran dalam Al-Mu‟minun Ayat 12-14

yang berbunyi :

Artinya: dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)

dari tanah. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat

yang kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal

darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang

belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan

Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (

QS. Al-Mu‟minun ayat12-14)85

Dari Ayat diatas jelas keliatan bahwa manusia tersusun dari dua unsur, materi dan

imateri, jasmani dan rohani. Tubuh manusia berasal dari tanah dan ruh atau jiwa berasal

dari substansi imateri di alam gaib. Tubuh pada akhirnya akan kembali menjadi tanah dan

ruh atau jiwa akan pulang kealam gaib.86

Tubuh mempunyai daya-daya fisik atau jasmani,

yaitu mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium, dan daya gerak baik di tempat

seperti, menggerakkan tangan, kepala, kaki, mata dan lain sebagainnya. Dalam pada itu ruh

85

Depertemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung, CV.Dipenogoro 2011 86

Harun Nasution, Islam Rasional, Mizan, Bandung, hlm 3

Page 70: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

atau jiwa juga disebut al-nafs mempunyai dua daya : daya berpikir yang disebut akal yang

berpusat di kepala dan daya rasa yang berpusat di kalbu yang berpusat di dada.

Daya rasa yang berpusat di dada dipertajaam melalui ibadah ( shalat, puasa, haji dan

zakat), karena intisari dari semua ibadah dalam Islam ialah mendakatkan diri kepada Tuhan

yang mahasuci Allah Swt. Yang mahasuci hanya dapat didekati oleh ruh yang suci. Ibadah

adalah latihan untuk menyucikan ruh atau jiwa, makin banyak seseorang beribadah secara

ikhlas, makin suci pula ruh atau jiwanya. Sesuai dengan konsep manusia Alquran berbicara

dengan akal dan hati manusia. kepada akal diperintahkan untuk berpikir, selain melalui

ayat-ayat kosmos, juga melalui ajaran-ajaran yang argumentasinya terdapat dalam Alquran.

Seperti diungkapkan oleh Edward Montet menyatakan “ Islam adalah agama yang pada

dasarnya rasionalitis dalam arti seluas-luasnya rasionalistis dalam arti sistem yang

berdasarkan keyakinan pada prinsip-prinsip yang ditunjang rasio‟‟.87

Harun Nasution dalam menjelaskan kedudukan akal bagi manusia dalam pandangan

nya ia merujuk pada pemikiran pemikiran pembaharuan dalam Islam. Seperti Ahmad Khan

menurut nya hanya Al-Qur‟an lah yang bersifat absolut dan dipercayai. Semua lainnya

hanya bersifat relative, boleh diterima, boleh di tolak tetapi disamping itu ia mempunyai

kepercayaan kuat kepada akal dan hukum alam. Di samping itu Harun menjelaskan bahwa

seorang ulama yang juga memberi kedudukan tinggi ke pada akal adalah Al-Syaikh

Muhammad Abduh, menurutnya kedudukan akal dalam diri seseorang, sama seperti

87

Harun Nasution, Islam Rasional…, hlm 38

Page 71: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

kedudukan Nabi sesuatu umat. Akal adalah sendi kehidupan dan dasar kelanjutan hidup

manusia. akal merupakan salah satu kriteria pembedaan antara sesama manusia. menurut

Muhammad Abduh kecuali karena amal, akal dan pengetahuan dan tidak ada yang dapat

mendekatkan manusia kepada Tuhan kecuali kesucian akal dari rasa ragu-ragu.88

Mengenai kekuatan akal Muhammad Abduh. Menurutnya akal dapat mengetahui : a)

Tuhan serta sifat-sifatnya kesempurnaan-Nya, b) kewajiban berterima kasih kepada Tuhan,

c) kebaikan serta kejahatan, dan d) kewajiban berbuat baik serta kewajiban menjauhi

perbuatan jahat. Disamping semua itu akal dapat pula membuat hukum mengenai hal-hal

diatas untuk diamalkan untuk manusia.89

Menurut Harun Nasution jelas bahwa kekuatan akal seperti yang diyakini oleh

Muhammad Abduh ini, sama dengan kekuatan akal yang terdapat dalam paham Mu‟tazilah,

bahkan keliatannya lebih tinggi lagi karena Menurut Muhammad Abduh akal dapat

membuat hukum untuk dipatuhi manusia. pendapat sama seperti pendapat yang ada pada

Mu‟tazilah.

Muhammad Abduh dalam tulisan-tulisannya memang memberi penghargaan tinggi

kepada akal, seperti yang diungkapkan oleh Dr. Sulaiman bahwa ia lebih memberi kekuatan

kepada akal dari golongan Mu‟tazilah dan bahwa jalan pemikirannya hampir sama dengan

88

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 97 89

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 98

Page 72: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

jalan pemikiran kaum filosof, sikap Muhammad Abduh, dalam pendapatnya, adalah sikap

terletak diantara kaum filosof dan teologi.

Bagi Muhammad Abduh Islam adalah agama yang rasional. Dalam Islamlah agama

dan akal buat pertama kali mengikat manusia, bahkan Islamlah yang berteriak keras kepada

akal manusia hingga ia terkejut dan bangun dari tidurnya yang nyenyak. Islam sungguhpun

datang dengan hal-hal yang sulit untuk dapat dipahami, tidak mungkin membawa hal-hal

yang sulit untuk dapat dipahami, tidak mungkin membawa hal-hal yang bertentangan

dengan akal. Jika ada teks ayat yang pada zahirnya keliatan bertentangan dengan akal, akal

wajib berkeyakinan bahwa bukanlah arti lahir yang dimaksud, dan selanjutnya akal boleh

memilih antara memakai ta‟wil atau menyerah diri kepada Tuhan. Menurut Muhammad

Abduh, ada orang yang memilih jalan pertama dan ada pula yang memilih jalan kedua.

Menurut Harun Nasution diantara paham-paham lama yang telah mulai ditinggalkan

adalah paham fatalism atau paham kada dan kadar, bahwa segala yang telah terjadi telah

ditentukan oleh Tuhan semenjak azali. Manusia hanya menunggu suratan tangan yang

telah ditentukan. Kini umat Islam menurut pandangannya sudah menganut paham ikhtiar

yang dekat dengan paha, qadariah atau kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan.

Paham statis lama telah banyak ditinggalkan dan sebagai gantinya timbul paham baru yang

dekat dengan paham dinamika.

Page 73: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Lebih lanjut Harun mengatkan paham lama bahwa Adam adalah manusia pertama

telah pula mulai ditinggalkan dan mulai diterima teori antropologi bahwa Adam bukan

manusia pertama. Paham ini timbul hanya sebagai interprestasi ulama terhadap ayat

Alquran mengenai Adam diangkat Tuhan menjadi khalifah di muka bumi.

Artinya : Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya

isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang

ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga

kegelapan. yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai

kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (QS. Az-

Zumar ayat 6)90

Penafsiran lama menyebut bahwa yang dimaksud dengan tiga kegelapan adalah

tulang belakang, rahim dan perut. Kalau diteliti lebih lanjut sebenarnya tulang belakang dan

perut merupakan satu lingkaran dan rahim satu lingkaran lain, sehingga penafsiran lama ini

tidak sesuai dengan tiga kegelapan yang disebut ayat datas. Tetapi sekarang adanya

kemajuan yang dicapai dalam embriologi diketahui bahwa yang dimaksud dengan tiga

kegelapan adalah dinding rahim, korion dan amnion.

90

Depertemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya…,

Page 74: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

a. Fungsi wahyu

Wahyu berasal dari kata Arab al-wahy, dan al-wahy adalah kata asli Arab dan bukan

kata pinjaman dari bahasa asing. Kata itu berarti suara, api dan kecepatan. Di samping itu ia

juga mengandung arti bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Al-wahy selanjutnya mengandung

arti pemberitahuan secara tersembunyi dan dengan cepat. Tetapi kata itu lebih dikenal

dalam arti “apa yang disampaikan Tuhan kepada nabi-bani‟‟. Dalam kata wahyu dengan

demikian terkandung arti penyampaian sabda Tuhan kepada orang pilihan-Nya agar

diteruskan kepada umat manusia untuk dijadikan pengangan hidup.sabda Tuhan itu

mengandung ajaran, petunjuk dan pedoman yang diperlukan umat manusia dalam

perjalanan hidupnya baik di dunia maupun diakhirat nanti.91

Wahyu berfungsi memberi informasi bagi manusia. Yang dimaksud memberi

informasi disini yaitu wahyu memberi tahu manusia, bagaimana cara berterima kasih

kepada tuhan, menyempurnakan akal tentang mana yang baik dan yang buruk, serta

menjelaskan perincian upah dan hukuman yang akan di terima manusia di akhirat. Memang

sulit saat ini membuktikan jika wahyu memiliki kekuatan, tetapi kita tidak mampu

mengelak sejarah wahyu ada, oleh karna itu wahyu diyakini memiliki kekuatan karena

beberapa faktor antara lain:

1. Wahyu ada karena ijin dari Allah, atau wahyu ada karena pemberian Allah.

2. Wahyu lebih condong melalui dua mukjizat yaitu Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

91

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 15

Page 75: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

3. Membuat suatu keyakinan pada diri manusia.

4. Untuk memberi keyakinan yang penuh pada hati tentang adanya alam ghaib.

5. Wahyu turun melalui para ucapan nabi-nabi.

Penjelasan tentang cara terjadinya komunikasi antara Tuhan dan nabi-nabi,

diberikan oleh Al-Qur‟an sendiri. Salah satu ayat dalam surat Al-Syura menjelaskan :

Artinya : dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan

Dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus

seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia

kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana

(QS.Al-Syura: 51).92

Jadi ada tiga cara, pertama, melalui jantung hati seseorang dalam bentuk ilham,

kedua, dari belakang tabir sebagai yang terjadi dengan Nabi Musa, dan ketiga, melalui

utusan yang dikirimkan dalam bentuk malaikat.93

Seperti yang telah diungkap diatas

Konsep wahyu menurut Harun Nasution terkandung pengertian adanya komunikasi antara

Tuhan, yang bersifat imateri dan manusia yang bersifat materi.94

92

Depertemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya…, 93

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 16 94

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam…, hlm 16

Page 76: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dikemukakan pada uraian terdahulu, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Konsep dasar Harun Nasution dalam upaya membuktikan perananan akal dalam

soal membahas ketuhan dan kewajiban-kewajiban manusia terhadap Tuhan,

Harun Nasution berpendapat bahwa memakai akal dan wahyu dalam memperoleh

pengetahuan tentang kedua soal tersebut. Akal menurutnya, sebagai daya berpikir

yang ada dalam diri manusia, berusaha keras untuk sampai kepada diri Tuhan,

dan wahyu sebagai pengkhabaran dari alam metafisika turun kepada manusia

dengan keterangan-keterangan tentang Tuhan dan kewajiban-kewajiban manusia

terhadap Tuhan.

Dari pendapat Harun Nasution diatas bahwa Harun Nasution tertarik dengan

Mu‟tazilah dari tulisan disertasinya yang berjudul “ Muhammad Abduh dan

Teologi Rasional Mu‟tazilah” usaha Harun Nasution ingin mengangat posisi umat

Islam dengan memberikan penghargaan yang tinggi pada rasio, tampaknya dapat

dipahami jika Harun Nasution terobsesi untuk untuk dapat mengaplikasikan

pandangan-pandangan Mu‟tazilah Abduh di Indonesia. Dia berharap bisa

63

Page 77: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

menggunakan ide-ide Abduh dan kalam Mu‟tazilah sebagai basis untuk

membangun filsafat dan teologi Islam yang rasional dan modern.

2. Menurut Harun Nasution, Wahyu berfungsi memberi informasi bagi manusia.

Yang dimaksud memberi informasi disini yaitu wahyu memberi tahu manusia,

bagaimana cara berterima kasih kepada tuhan, menyempurnakan akal tentang

mana yang baik dan yang buruk, serta menjelaskan perincian upah dan hukuman

yang akan di terima manusia di akhirat. Memang sulit saat ini membuktikan jika

wahyu memiliki kekuatan. Jadi ada tiga cara, pertama, melalui jantung hati

seseorang dalam bentuk ilham, kedua, dari belakang tabir sebagai yang terjadi

dengan Nabi Musa, dan ketiga, melalui utusan yang dikirimkan dalam bentuk

malaikat. Seperti yang telah diungkap diatas Konsep wahyu menurut Harun

Nasution terkandung pengertian adanya komunikasi antara Tuhan, yang bersifat

imateri dan manusia yang bersifat materi.

B. Saran-saran

Dalam rangka memahami pemikiran dan ajaran Islam secara komprehensip dan

universal, hendaknya bagi setiap pengikut, insan akademis serta lapisan masyarakat muslim

yang tertarik untuk mengkaji dan memahami pemikiran Harun Nasution untuk dapat lebih

meningkatkan cara berfikir serta ilmu pengetahuan, agar tidak terjebak pada satu pemikiran

yang sempit dalam suatu kelompok ataupun individu yang pada akhirnya dapat

Page 78: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

mengakibatkan pada kekeliruan dalam pemikiran, pemahaman dan perbuatan serta

perpecahan umat. Dan juga hendaknya tertanam dalam diri kita selaku kaum muslim

keistiqamahannya dalam keimanan kita, baik dari kepercayaan di dalam hati, dengan lisan

dan perbuatan kita sehari-hari. Dan hendaknya selalu berpedoman pada Al-qur‟an dan

Hadits.

Page 79: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khurasyi, Sulaiman Bin Shalih, Pemikiran Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam Timbangan,

diterjemahkan oleh Muhammad. Abdul Ghaffar, Bogor, Pustaka Iman Asy‟syafi‟I

2003

Asy-Syarqawi, Muhammad „Abdullah, Sufisme dan Akal, Bandung, Pustaka Hidayah

2003

Asmuni, Yusran, Ilmu Tauhid, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 1993

Esha, Muhammad In‟am, Teologi Islam Isu-isu Kontemporer, Malang, UIN-Malang Press,

2008

Garishah, Ali, Metode Pemikiran Islam, Jakarta, Gema Insani Press, 1992

Halim, Abdul, Teologi Islam Rasional (Apresiasi Terhadap Wacana dan Praktis), Jakarta,

PT RajaGrafindo Persada, 2012

Hanafi, Ahmad, Theology Islam(Ilmu Kalam), Jakarta, Bulan Bintang 1974

Hidayat, Komaruddin, dkk, Islam Negara & Civil Society ( Gerakan dan Pemikiran Islam

Kontemporer), Jakarta, Paramadina 2005

Kiswati, Tsuroya, Al-Juwaini Peletak dasar Teologi Rasional dalam Islam, Surabaya, PT

Gelora Aksara Pratama, 2005

Muhammad, Afrizal, Ibn Rusyd 7 Perdebatan Utama dalam Teologi Islam, Pekanbaru, PT

Gelora Aksara Pratama, 2006

Muthahhari, Murtadha, Mengenal Ilmu Kalam, diterjemahkan oleh Ilyas Hasan, Jakarta,

Pustaka Zahra, 2002

Nasir, K.H. Sahilun A, Pengantar Ilmu Kalam, Jakarta, CV Rajawali, 1991

_______, Pemikiran Kalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya,

Jakarta, Rajawali Pers, 2010

Page 80: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Nasr, Seyyed Hossein, Intelektual Islam (Teologi, Filsafat, dan Gnosis), Yogyakarta,

Pustaka Pelajar 1991

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspreknya, Jakarta, Universitas Indonesia,

1979

_______, Filsafat Agama, Jakarta, Bulan Bintang, 1973

_______, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Mu‟tazilah, Jakarta, UI-Press 1987

_______, Teologi Rasional : Landasan Bagi Pembaruan dan Pembangunan Umat,

Bandung, Mizan, 1995

_______, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran, Bandung, Mizan, 1995

_______, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta, PT Bulan

Bintang, 1984

_______, Falsafat dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta PT Bulan Bintang, 2004

_______, Akal dan Wahyu dalam Islam, Jakarta, UI-Press, 1986

_______, Teologi Islam : Aliran-aliran, Sejarah, Analisa, dan Perbandingan, Jakarta, UI-

Press 1986

Nata, Abuddin, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf (Dirasah Islamiyah IV), Jakarta, PT

RajaGrafindo Persada, 2001

Noer, Deliar, Harun Nasution dalam Perkembangan Pemikiran Islam di Indonesia, Jakarta,

CV Guna Aksara, 1989

Rachman, Budhy Munawar, Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Jakarta,

Yayasan paramadina, 1994

Page 81: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...

Rais, Muhammad Amien, Islam di Indonesia Suatu Ikhtiar Mengaca Diri, Jakarta, PT

RajaGrafindo Persada, 1994

Rusli, Ris‟an, Pemikiran Teologi Islam Modern, Palembang, IAIN Fatah Press, 2006

_______, Teologi Islam (Tela‟ah Sejarah dan Pemikiran Tokohnya), Palembang, Tunas

Gemilang Press, 2014

Saleh, Fauzan, Teologi Pembaharuan, Jakarta, PT Serambi Ilmu Semesta, 2004

Salmah, Afidah, Teologi Islam Terapan ( Upaya Antisipatif Terhadap Henonisme

Kehidupan Modern), Solo, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003

Suminto, Aqib, refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution, Jakarta,

CV, Guna Aksara, 1989

Page 82: KONSEP AKAL DALAM PERSPEKTIF HARUN NASUTION SKRIPSI ...