Top Banner
Edisi Juli 2012 1 Kritis dan Dinamis Edisi Juli 2012 Formatik menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswa Jurnalistik Hal... 10 Pro dan kontra, KKN jalan terus. Membangun citra di masyarakat Hal... 11 Foto cover: Soleh Saputra
12

Komunika Juli 2012

Jul 30, 2015

Download

Documents

Muhammad Badri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 2012 1

Kritis dan Dinamis Edisi Juli 2012

Formatik menjadiwadah yang tepat bagimahasiswa Jurnalistik

Hal... 10

Pro dan kontra, KKNjalan terus. Membanguncitra di masyarakat

Hal... 11

Foto cover: Soleh Saputra

Page 2: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 20122

Liputan Utama

NTERNET saat ini sudah

menjadi kebutuhan pokok

mahasiswa. Banyak aktivitas

yang bergantung pada internet,

mulai tugas hingga urusan

administrasi.

Untuk melihat budaya internet di

kalangan mahasiswa UIN Suska Riau,

pada Mei-Juni 2012, Komunika

mengadakan survei tentang perilaku

penggunaan internet pada mahasiswa.

Hasilnya, dari 75 responden yang

disurvei di delapan fakultas, 30%

menyatakan mengakses internet setiap

hari. Kemudian 45% mengakses internet

antara 3-5 hari dalam sepekan. Selebihnya

mengakses internet kurang dari tiga hari

dalam sepekan.

Perangkat yang paling banyak

digunakan adalah notebook mencapai

55%. Kemudian handphone 18% dan per-

sonal computer 16%. Selebihnya

menggunakan perangkat telepon pintar

dan sejenisnya.

Kegiatan yang paling sering dilakukan

ketika mengakses internet, tanpa tujuan

mencapai 37%. Kemudian mendownload

tugas kuliah 28%, mengakses Facebook

Budaya Internet Kita

Penerbit: Jurusan Ilmu Komunikasi FDIK UIN Suska Riau Penanggung Jawab: Dr Nurdin Abdul Halim MA

Pengarah: Yantos MSi Pembina: M Badri MSi, Musfialdy MSi, Dewi Sukartik MSc Pemimpin Redaksi:Panji Wibowo Redaktur: Evan Gunanzar, Sholeh Saputra, Nasriyal Reporter: Muhammad Iqbal, Anisa

Azizah, Nova Serliana Sari, Titi Yanti, Suryati Endang Lestari, Elvita Rahmi, Syafrian, Efrizal, Undri, Rahima,

M. Zaky Fahmi, Sugoro Arifin Tata Letak/ Grafis: KOMUNIKA Alamat Redaksi Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Sultasn Syarif Kasim Riau. Jl. H.R. Soebrantas No. 155 KM. 15

Simpangbaru, Pekanbaru, Riau. Online: www.komunikanews.com

I

24%, main game online 7% dan

berinteraksi di forum online 4%.

Manfaat kecanggilan teknologi

internet ini, bagi kalangan mahasiswa

ibarat dua sisi mata pisau. Satu sisi dapat

membantu menyelesaian tugas kuliah

secara cepat. Di sisi lain dapat

menimbulkan efek negatif jika

disalahgunaan.

Berdasarkan survei mengedai dampak

penggunaan internet, dampak positif yang

paling banyak diperoleh mahasiswa

adalah bertambahnya pengetahuan,

dengan persentase mencapai 61%.

Sedangkan dampak negatifnya paling

menonjol adalah lupa waktu, yang diakui

63% responden.

Menurut M Fadli Andika (20)

mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UIN

Suska Riau, budaya internet di kalangan

Teknologi internetibarat dua sisi

mata pisau. Apayang dilakukanmahasiswa UIN

Suska?

Page 3: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 2012 3

Liputan Utama

Kepemilikan akun media sosial

DARI survei penggunan media

sosial yang dilakukan Komunika

terhadap 75 responden dari berbagai

fakultas di UIN Suska Riau, ternyata

Facebook masih menjadi situs jejaring

sosial yang paling diminati mahasiswa.

Sebab 93% mahasiswa mengaku

memiliki akun situs pertemanan yang

dibesut Mark Zuckerber tersebut.

Untuk media sosial lainnya, blog

yang notabene menjadi media sosial

paling bergengsi karena hampir sekelas

website, hanya dimiliki oleh 47%

mahasiswa.

Kemudian situs mikroblogging

Twitter hanya dimiliki 47% mahasiswa

dan akun di YouTube hanya dimiliki

20% mahasiswa.

Terkait media dosial, Guru Besar

Komunikasi Universitas Padjajaran

Prof H Deddy Mulyana MA PhD

Facebook Masih Juaramahasiswa dapat membantu memperluas

pengetahuan terutama memudahkan

dalam hal mendapatkan referensi tugas

kuliah.

“Saya merasa dimudahkan dengan

adanya fasilitas internet terutama dalam

membuat tugas kuliah dan pengetahuan

yang lainnya. Selain itu fasilitas internet

juga dapat membantu saya untuk

memperluas bertemanan melalui jejaring

sosial,” kata mahasiswa semester VI ini.

Selanjutnya, Rusmini (22) mahasiswi

Prodi Ilmu Komunikasi UIN Suska Riau,

menurutnya budaya internet di kalangan

mahasiswa dapat digunakan sebagai

wadah untuk menambah informasi,

pengetahuan dan jariangan.

“Dengan internet mahasiswa dapat

dengan mudah berkembang. Bagi mereka

yang bisa menggunakan dengan baik. Tapi

bagi mereka yang tidak bisa menggunakan

dengan baik bisa sebaliknya, kecanduan

bermain game online dan mengakses

berita yang tidak bermanfaat,”nilainya

Menurut Rusmini, keuntungan internet

bagi dirinya adalah dapat mengakses

segala keinginan dengan mudah,

memudahkan mencari tugas kuliah,

memudahkan berhubungan dan

berkomunikasi dengan teman.

“Buat saya fasilitas internet digunakan

untuk Facebook, Twitter, mengakses data-

data berhubungan dengan tugas-tugas

perkuliahan, download lagu, video dan

gambar serta dapat mengakses informasi,”

katanya.

Berbeda dengan Ayu Dastari (20),

mahasiswi Bimbingan Penyuluhan Islam

(BPI) UIN Suska Riau, secara tegas Ayu

mengatakan internet dapat merusak

mahasiswa yang salah menggunakan.

“Tapi dapat memberikan kemudahan jika

dimanfaatkan dengan baik,” imbuhnya.

Indikator Kampus Kelas Dunia

Kepala Puskom UIN Suska Riau

Wartono mengatakan, untuk menjadi uni-

versitas bertaraf internasional harus

ditunjang oleh IT yang baik. “Salah satu

indikator untuk menjadi world class uni-

versity IT-nya harus mapan,” ujarnya.

Menurutnya, kehadiran internet di

kampus, khususnya adanya pelayanan

online, merupakan salah satu program dari

universitas agar universitas ini bisa

bersaing dengan universitas-universitas

yang sudah maju dan diakui di taraf

internasional.

“Saat ini ada sejumlah pelayanan

online yang sudah dilakukan yaitu

registrasi, wisuda, pengisian KRS dan

KKN. Untuk mendapatkan pelayanan

online tersebut mahasiswa bisa

mengunjungi situs-situs yang sudah dibuat

oleh pihak Puskom,”jelasnya

Wartono menambahkan, pelayanan

online ini dilakukan untuk mempermudah

pegawai bekerja dan mempermudah

mahasiswa untuk mendapatkan pelayanan

dengan fasilitas-fasilitas yang sudah

disediakan oleh Puskom.

“Mahasiswa juga tidak dibebankan

dengan adanya keterbatasan waktu untuk

mendapatkan pelayanan karena sistem

online ini bisa akan melayani selama 24

jam, kecuali jika terjadi gangguan jaringan

dari sistem tersebut,” katanya. (*)

Tim

berpendapat, media sosial hanyalah

perpanjangan panca indra untuk

memudahkan manusia berkomunikasi.

Kehadiran media sosial tetap tidak

dapat menggantikan komunikasi tatap

muka.

“Banyak sekali dampak negatif dari

media sosial. Karena itu saya sepakat

kalau dilakukan social media literacy

bagi masyarakat agar dampak positifnya

yang mengemuka dibanding dampak

negatif,” ujarnya saat menjadi

narasumber seminar “Media Sosial dan

Kontrol Masyarakat” di Hotel Pangeran

Pekanbaru, Sabtu (15/7/2012).

Deddy pun berharap pengguna me-

dia sosial lebih cerdas dalam

menggunakan media baru tersebut.

“Media sosial hanyalah alat. Baik

buruknya tergantung kita sendiri,”

ujarnya. (*)

Tidak7%

Ya93%

Tidak53%

Ya47%

Ya47%

Tidak53%

Tidak80%

Ya20%

Page 4: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 20124

Liputan Utama

NTUK menjadikan UIN

Suska Riau sebagai univer-

sitas bertaraf internasional

harus ditunjang oleh

perangkat Information Tech-

nology (IT) yang baik.

Demikian disampaikan Kepala

Puskom UIN Suska Riau Wartono MSc,

kepada Komunika, Selasa (2/5/2012), di

ruang kerjanya. Ia mengatakan, meskipun

sudah ada upaya untuk memaksimalkan

pelayanan birokasi dari sistem pelayanan

manual ke sistem online, namun hingga

kini masih menimbulkan

persoalan pada tahap

aplikasinya.

Banyaknya persoalan

pelayanan internet tersebut,

berdasarkan hasil survei

Komunika terhadap 75

mahasiswa UIN Suska Riau

dari berbagai fakultas,

menghasilkan ketidakpuasan

sebagian besar mahasiswa.

Karena berdasarkan data

yang dihimpun, 45%

mahasiswa mengatakan tidak

puas dan 39% kurang puas.

Sedangkan yang puas hanya 13%.

Alasannya, sebagian besar

menyebutkan kecepatan akses internet

UIN Suska sangat lambat dan sering tidak

dapat diakses atau koneksinya terputus.

“Jaringan lola (loading-nya lama) sekali

dan sering dimatikan,” tulis salah satu

responden.

Bahkan sejumlah mahasiswa mengaku

keberatan dengan sistem koneksi berbayar

Dari “Lola” hingga Gratisan

yang diberlakukan pihak Puskom.

“Seharusnya gratis bagi mahasiswa, bukan

dibebankan. Bagaimana UIN mau maju

kalau tidak bisa menanggung sendiri.

Banyak mahasiswa yang tidak menyukai

hal seperti ini,” kata Chairul, mahasiswa

Psikologi.

Irfan, mahasiswa Teknik Elektro

Fakultas Sains dan Teknologi juga

berharap agar setiap fakultas bisa

terkoneksi internet dan mahasiswa bebas

mengaksesnya. “Tanpa ada password

karena mahasiswa banyak tidak tahu,”

ujarnya.

Ketidakpuasan tersebut diperkuat

dengan sedikitnya mahasiswa yang

mengakses internet di kampus, hanya 4%.

Sebagian besar mengaku mengkases

internet di rumah (57%) dan warnet

(28%).

Terkait pelayanan, Wartono

mengatakan, bila terjadi kesalahan non

teknis seperti terjadi kesalahan ketika

melakukan pengisian KRS maka

mahasiswa bisa melapor ke bagian

akademik. Jika terjadi kesalahan teknis

seperti situs error maka mahasiwa bisa

menghubungi atau melapor langsung

kepada admin di Puskom.

“Kesalahan-kesalahan dalam sistem

pelayanan online tersebut sudah biasa

terjadi dan itu juga merupakan masukan

bagi kami untuk lebih mengembangkan

sistem online ini kedepannya,” janjinya.

Hal senada juga diungkapkan Kepala

Bagian Akademik UIN Suska Darul

Khutni, ketika terjadi kesalahan dalam

pengisian KRS mungkin itu disebabkan

karena kesalahan memasukkan data atau

nilai yang berubah dan hal ini bisa

merugikan mahasiwa dan bisa juga

menguntungkan mahasiswa.

“Bagi mahasiswa yang nilainya

berubah menjadi lebih baik maka ia akan

diam-diam saja tetapi ketika nilai

mahasiswa tersebut menjadi lebih buruk

maka mereka akan komplain langsung

kebagian akademik,” ujarnya. (*)

Tim

APAKAH ANDA PUAS DENGAN

PELAYANAN INTERNET KAMPUS?

Aktivitas mahasiswa menggunakan jaringan internet kampus.U

Selamat Datang Mahasiswa BaruJurusan Ilmu Komunikasi FDIK UIN Suska

Internet cepat danmurah menjadi

tuntutan. Bagaimanapendapat mahasiswa

terhadap internetkampus?

Selamat bergabung di

Page 5: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 2012 5

AKULTAS Dakwah dan Ilmu

Komunikasi (FDIK) UIN

Suska Riau mengadakan studi

akademik ke UIN Sunan Kali

Jaga (UIN Suka) dan Univer-

sitas Gadjah Mada (UGM), keduanya di

Yogyakarta, Jumat-Sabtu (6-7/7/2012).

Kegiatan yang diikuti sebagian besar

pimpinan fakultas, dosen dan pegawai

tersebut dan dipimpin langsung Dekan

FDIK UIN Suska Riau Prof Dr Amril M

MA.

“Kita memilih dua universitas tersebut,

karena keduanya lebih tua dan tentunya

lebih berpengalaman. Sehingga kita bisa

lebih banyak menimba ilmu dengan

harapan dapat meningkatkan kinerja

FDIK ke depan,” ujar Amril.

Kunjungan pertama dilakukan di

Fakultas Dakwah UIN Suka, dimana

fakultas tersebut memiliki beberapa pro-

gram studi yang sebagian besar hampir

sama dengan program studi di FDIK UIN

Suska Riau. “Fakultas Dakwah di UIN

Sunan Kali Jaga sudah berdiri sejak tahun

1970 dan kini memiliki empat Jurusan dan

satu Program Studi,” kata Dekan Fakultas

Dakwah UIN Suka Dr H Waryono.

Selain itu, UIN Suka juga memiliki

laboratorium penunjang dan pusat studi

yang mendukung pengembangan

akademik dan kompetensi mahasiswa.

“Kami memiliki Pusat Studi Dakwah dan

Transformasi dan Pusat Pengembangan

Teknologi Dakwah. Kemudian dua

laboratorium, yaitu kesejahteraan sosial

dan manajemen dakwah,” jelas Waryono.

Menurut Sekretaris Jurusan KPI

Saptoni MA, keberadaan pusat studi dan

laboratorium tersebut dapat meningkatkan

kompetensi mahasiswa. Terlebih Pusat

Pengembangan Teknologi Dakwah

(PPTD) memiliki stasiun televisi, radio

kampus dan studio fotografi dan desain

yang berperan penting menambah skill

mahasiswa.

“Dengan fasilitas tersebut, mahasiswa

kami dapat meningkatkan skill praktis

sehingga ketika lulus nanti mereka siap

pakai,” ujarnya.

Universitas Riset

Sementara itu, dalam kunjungan ke

Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UGM,

Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi

Muhamad Sulhan SIP MSi mengatakan,

saat ini fokus kajian jurusan tersebut pada

Jurnalisme dan Komunikasi Strategis.

“Namun kami ingin beda dari yang lainnya,

karena itulah riset menjadi jantung

pengembangan program studi,” ujarnya.

Sulhan mengungkapkan, Jurusan Ilmu

Komunikasi UGM juga memadukan

aspek ilmu pengetahuan dan seni dalam

mendidik mahasiswanya. Karena itulah

mahasiswa Komunikasi UGM banyak

menghasilkan karya yang mendapat

Studi Akademik ke Jogja

Liputan Khusus

prestasi di tingkat nasional dan

internasional.

“Kami memiliki misi alumnus tidak

menjadi tukang. Kalau hanya menjadi

tukang kursus saja dua bulan pasti bisa.

Tapi kelebihan sarjana adalah karya yang

dihasilkan harus berdasarkan riset yang

matang. Riset harus menjadi nilai lebih di

universitas. Sehingga Ilmu Komunikasi

dapat sejajar dengan sains yang lain,”

paparnya.

Salah satu keunggulan Jurusan Ilmu

Komunikasi UGM adalah memiliki

lembaga riset New Media Studies.

Institusi otonom tersebut bertugas

mengembangkan kajian media baru dan

memperluas kerja sama internasional.

“Bahkan untuk menjawab

perkembangan yang terjadi kami tiga

tahun sekali melakukan perubahan

kurikulum. Kami undang mahasiswa,

maunya apa? Itu yang akan kami berikan.

Sehingga output kami update terus

terhadap perkembangan, terutama realitas

media baru,” imbuh Sulhan.

Lebih jauh, Manajer New Media Stud-

ies Syafrizal SIP mengatakan, dengan

adanya institusi tersebut, UGM akan

menjadi rujukan kajian new media di In-

donesia.

Beberapa langkah yang sudah

dilakukan, lanjut Syafrizal, seperti call

paper bertema media baru, seminar-semi-

nar dan kerja sama dengan perguruan

tinggi asing, salah satunya Manchester

University di Inggris. “Kajian new media

yang kami lakukan bersifat holistik,”

ungkapnya. (*)

MC

F

FDIK UIN Suskaberkunjung ke

dua kampusterkemuka di

Yogyakarta. Apayang dicari?

Page 6: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 20126

ERTEPATAN dengan hari

Pers Nasional 9 Februari

2012, dilaksanakan peres-

mian nota kesepahaman

antara Dewan Pers dengan

Kepolisian Republik Indonesia.

Penandatanganan ini sangat penting untuk

melembagakan kemerdekaan pers di In-

donesia. Menurut Anggota Dewan Pers

Agus Sudibyo “perjalanan pembahasan

nota kesepahaman Memorandum of Un-

derstanding (MoU) ini cukup panjang dan

berliku” (Kompas 15/2/2012). Artinya

perintisan nota kesapahaman tersebut

sudah cukup lama, hingga mengalami

masa pergantian Pimpinan Kepolisian RI

dan Kepengurusan Dewan Pers. Mestinya

nota kesepahaman ini menjadi sesuatu hal

yang penting dan sangat berarti dalam

membangun pers nasional. Dalam hal ini

menyelesaikan pertikaian jurnalistik,

menangani kriminalisasi pers dan tentunya

mengarah kepada kemerdekaan pers.

Yang terjadi selama ini insan pers tidak

merasa aman dalam menjalankan tugas

mulia menyajikan pemberitaan untuk

memberdayakan masyarakat luas, karena

selalu terjadi benturan penafsiran tentang

perlindungan nama baik dan ketertiban

umum dengan prinsip-prinsip universal

tentang kemerdekaan pers. Salah

penafsiran ini seringkali memicu kepada

benturan, kontroversi yang tidak kondusif

antara penegak hukum dan komunitas

pers. Pada hal dalam UU Pers No. 40/

1999 dan Kode Etik Jurnalistik telah

menawarkan penyelesaikan perselisihan

dan sengketa jurnalistik dengan

memaksimalkan hak jawab, hak koreksi,

permintaan maaf, dan mediasi Dewan

Pers. Sanksi pidana baru dilaksanakan

ketika pihak perusahaan media tidak

memenuhi ketentuan hak jawab, atau

melakukan pengulangan terhadap

pelanggaran dan kesalahan yang sudah

perna dilakukan. Yang terjadi di lapangan

adalah penegak hukum selalu

mengabaikan tawaran penyelesaikan

masalah menggunakan UU Pers, tetapi

langsung mengarah kepada pelanggaran

perdata atau pidana.

Analisis

Masa Depan PendidikanJurnalisme

Selama 2011, Dewan Pers mencatat 85

kasus kekerasan terhadap insan pers,

dalam berbagai bentuk: penganiayaan,

perusakan, intimidasi, pengusiran, hingga

penghilangan nyawa (Kompas, 15/2/

2012). Intimidasi dilakukan oleh

kelompok yang merasa dirugikan oleh

OlehDr Nurdin Abd Halim MA

(Ketua Jurusan Ilmu KomunikasiFDIK UIN Suska Riau)

B

Meskipun SarjanaJurnalistik memiliki

kompetensi-kompetensijurnalisme yang

memadai akan tetapikeberhasilan mereka di

lapangan sangatditentukan oleh

pengembangan diri danlingkungan tempat

mereka bekerja.

pemberitaan media. Para pelaku dari

berbagai kalangan, pejabat publik,

pegawai pemerintah, artis, preman

suruhan, dan masyarakat umum.

Ketidakpastian perlindungan berakibat

kepada ketidakberanian para jurnalis

menyuarakan kebenaran karena

mempertimbangkan keselamatan jiwa dan

raga. Akhirnya kebenaran menjadi bulan-

bulanan kepentingan kelompok tertentu,

dan masyarakat tidak mendapatkan

informasi yang benar. Keadaan ini tentu

tidak dapat dibiarkan karena akan

menghancurkan sendi-sendi kehidupan

demokratis dan bertentangan dengan

UUD 1945.

Pada UU Pers No. 40/1999 Pasal 3 (1)

menegaskan bawah pers nasional

mempunyai fungsi sebagai media

informasi, pendidikan, hiburan dan

kontrol sosial. Tujuan ini tidak akan

tercapai kalau insan pers apriori terhadap

tugas dan tanggungjawab yang

diembannya, hanya karena mereka tidak

merasa aman dalam menjalankan tugas

jurnalistik. Dan negara telah menjamin

kebebasan pers, Pasal 4 (3) untuk

menjamin kemerdekaan pers, pers

nasional mempunyai hak mencari,

memperoleh, dan menyebarluaskan

gagasan dan informasi.

Untuk memartabatkan pelaksanaan

UU Pers, salah satu langkah yang sangat

tepat adalah apa yang sudah dilakukan

Dewan Pers dan Kepolisian Republik In-

donesia dengan menandatangani nota

kesepahaman. Dengan MoU tersebut,

kedua belah pihak akan saling

berkordinasi dalam memberikan

pengawasan dan perlindaungan terhadap

insan pers dalam menjalankan tugas

peliputannya di lapangan sehingga

pemahaman dan penafsiran terhadap UU

Pers akan sama dan sejalan.

Namun demikian pembinaan terhadap

insan pers harus terus dilakukan untuk

mengoptimalkan tugas yang mulia ini.

Tugas yang mulia tidak akan dapat

mencapai sasaran yang tepat apabila tidak

dilakukan oleh praktisi-praktisi yang

profesional. Untuk itu profesionalisme

Page 7: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 2012 7

Analisis

Kuliah lapangan mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UIN Suska ke kantor Harian

Koran Riau untuk meningkatkan kompetensi.

wartawan adalah sesuatu yang mutlak dan

tidak dapat ditawar-tawar untuk

menyediakan pemberitaan yang

berkualitas sesuai harapan UU Pers.

Pembinaan dan pengembangan pers tidak

hanya sebatas memperketat pengawasan

dan penegakan aturan bagi yang

melanggar rambu-rambu pemberitaan.

Tapi yang lebih penting adalah pembinaan

dan penataan profesionalisme agar

jurnalis trampil dalam menjalankan tugas-

tugas pemberitaan.

Pendidikan dan

Pembinaan Jurnalis

Masalahnya siapa yang

bertanggunjawab terhadap pembinaan dan

penataan profesionalisme kewartawanan?

Penerbit Surat Kabar, Asosiasi

Kewartawanan, Dewan Pers, atau

Lembaga Pendidikan? Penerbit Surat

Kabar sudah menetapkan standarisasi

pendidikan bagi wartawan adalah Sarjana

Strata Satu (S1). Padahal tidak semua

lembaga pendidikan formal Strata Satu

menyediakan kompetensi-kompetensi

dasar yang diperlukan bagi seorang

jurnalis. Oleh karena itu seharusnya Pro-

gram Studi Jurnalistik (S1), menetapkan

kompetensi dasarnya sebagai berikut: 1)

Memiliki pengetahuan umum tentang

sistem sosial, budaya, hukum, ekonomi

dan politik khususnya dalam konteks

nasional. 2) Memiliki pengetahuan

komunikasi massa dan keterampilan

melakukan berbagai teknik riset media

massa. 3) Memiliki kemampuan persuasi

dan komunikasi antarpribadi dalam

menjalin hubungan dengan sumber berita.

4) Memiliki kemampuan dalam

mewawancarai, menulis, mengedit,

mendesain dan memproduksi berita baik

cetak maupun elektronik. 5) Memiliki

kesadaran dan kemampuan dalam

menggunakan teknologi komunikasi,

informasi dan fotografi untuk

mengoptimalkan praktik jurnalistik. 6)

Memiliki kesadaran dan pengetahuan etis,

sistem hukum pers dan sistem kehidupan

sosial masyarakat.

Meskipun Sarjana Jurnalistik memiliki

kompetensi-kompetensi jurnalisme yang

memadai akan tetapi keberhasilan mereka

di lapangan sangat ditentukan oleh

pengembangan diri dan lingkungan tempat

mereka bekerja. Disamping itu

kemampuan kompetisi mereka di

lapangan sangat ditentukan oleh

penguasaan praktikal yang terkait dengan

pengalaman dan jam terbang seorang

jurnalis dalam menghadapi dunia

pemberitaan. Dengan demikian banyak

sekali yang mempengaruhi kompetensi

seorang jurnalis dalam melaksanakan

tugas.

Yang harus dioptimalkan adalah

pengawasan pelaksanaan tugas di

lapangan yang dilakukan oleh Dewan Pers

agar tidak terjadi benturan atau

meminimalisir terjadinya pelanggaran.

Permasalahannya adalah bagaimana

mungkin Dewan Pers dapat mengawasi

semua aspak terjang para jurnalis di

lapangan yang jumlahnya mencapai

puluhan ribu bahkan jutaan yang tersebar

di seluruh pelosok nusantara, sementara

Dewan Pers punya keterbatasan untuk

menjangkau wilayah-wilayah pemberitaan

di republik ini?

Pada hal Dewan Pers dihadapkan pada

keharusan untuk meningkatkan kapasitas

dalam menangani kasus-kasus pers secara

cepat, adil dan menyeluruh. Tidak hanya

menangani kasus-kasus pers, tetapi Dewan

Pers juga harus terlibat aktif dalam

mendidik insan pers agar profesional

sehingga tidak terjadi pelanggaran dan

penyalahgunaan wewenang yang

diberikan oleh UU Pers. Bukankah

mencegah terjadinya pelanggaran jauh

lebih baik dari pada menyelesaikan

sengketa pelanggaran.

Dewan Pers memang berhadapan

dengan tugas yang berat untuk mengawasi

dan membina insan pers yang cukup

banyak jumlanya dan tersebar di seluruh

pelosok nusantara, dengan berbagai

macam bentuk karakter, budaya dan

tradisi. Disampiang itu, Dewan Pers juga

harus membuktikan fungsinya tidak

sekedar melindungi kemerdekaan pers,

tetapi juga menegakkan kode etik

jurnalistik tanpa pandang bulu. Hal ini

diperlukan untuk menegakkan martabat

pers dan untuk memberikan rasa keadilan

bagi semua pihak. Keseimbangan dalam

pemberitaan adalah sangat sukar untuk

dijalankan dan keberpihakan selalu saja

dimenangkan oleh orang yang punya

hubungan dengan media dan media dapat

memetik keuntungan.

Kerja berat Dewan Pers tentu sedikit

terbantu dengan adanya penandatanganan

nota kesepahaman dengan Kepolisian

Republik Indonesia, sehingga aparat

penegak hukum juga dapat mengawasi

langkah dan gerak praktisi jurnalistik.

Disamping itu keikutsertaan semua pihak

meliputi Penerbit Surat Kabar, Asosiasi

Kewartawanan, dan Pendidikan Tinggi

untuk memperbaiki, mengawasi dan

memberikan kontribusi guna mendidik

dan mengarahkan para kuli tinta dalam

menjalankan tugas adalah sangat

diharapkan sehingga dapat menghasilkan

jurnalis yang profesional dalam

menjalankan tugas kewartawanan. Sesuai

amanat UU Pers No. 40/1999, dan Kode

Etik Kewartawanan. (*)

Page 8: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 20128

Lintas Berita

IMPUNAN Mahasiswa Ilmu

Komunikasi (Himakom)

Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komuniniaksi Universitas Is-

lam Negeri Sultan Syarif

Kasim (UIN-Siska) Riau periode 2012-

2013 dipimpin kaum hama.

Keizerina Chairani Hutagalung (19)

mahasiswi semester IV dan Hamdi

Hamzah (20) mahasiswa semester II

terpilih sebagai ketua dan wakil ketua

Himakom FDIK UIN Suska Riau.

Pada proses pemilihan ketua dan wakil

ketua Himakom kali ini sedikit berbeda

dengan pemilihan tahun-tahun

sebelumnya, kali ini hanya ada satu

pasangan calon tunggal.

Saat ditemui Komunika di Sekretariat

BEM FDIK, Ketua Himakom Keizerina

mengaku kecewa bercampur senang atas

terpilih dirinya sebagai Ketua Himakom.

Kecewa karena minimnya keinginan

mahasiswa untuk memajukan komunikasi

khususnya mahasiswa semester IV.

Senangnya karena terpilih sebagai Ketua

Himakom.

Menurut Keizerina, salah satu

diindikasi hanya ada satu calon tunggal

karena pada pemilihan tidak ada

mahasiswa komunikasi yang berminat

memajukan komunikasi.

“Saya berencana akan langsung

bekerja untuk membuat terobosan baru,

terutama memajukan komunikasi dengan

membuat kegiatan besar seperti CGT

Kaizerina Pimpin Himakom

namun tentunya dengan konsep yang

berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,”

katanya, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, untuk program lainnya

belum bisa disebutkan karena masih

dalam perekrutan anggota namun dia

mengaku akan membuat program yang

baru supaya mahasiswa komunikasi tidak

bosan.

Selain itu, dia juga menegaskan siap

menampung aspirasi mahasiswa

komunikasi untuk memajukan

komunikasi.

Di sisi lain, saat diminta pandangannya

mengenai statusnya sebagai wanita

menjadi pemimpin, ia mengatakan, kita

bukanlah negara Islam namun universitas

Islam. Sementara dalam dirinya tidak

mempermasalahkan wanita jadi pemimpin

dan dia juga berkeinginan untuk menjadi

Ketua Himakom.

“Seperti kita lihat tidak adanya yang

ingin menjadi Ketua Himakom, pemimpin

wanita bukan berarti laki-laki di bawah

wanita. Walaupun suatu saat saya gagal

menjalankan fungsi saya sebagai Ketua

Himakom namun saya tidak akan turun

dari jabatan sebaiknya saya koreksi diri

dan menerima masukkan yang positif dari

teman-teman semua,” janjinya

Sementara itu, untuk pereklutan

anggota Himakom kali ini juga berbeda

dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,

kali ini dilakukan dengan wawancara.

Sementara tahun sebelumnya, diambil dua

orang per kelas, wawancara dilakukan

Ketua Himakom secara langsung. dan

dibantu mantan-mantan pengurus

Himakom.

Di tempat yang sama aktivis BEM

FDIK UIN Suska Riau, Fawahid

mengatakan perlunya wawancara

dilakukan karena kita butuh mahasiwa-

mahasiswa yang aktif dan tidak asal pilih

saja takutnya seperti tahun-tahun

sebelumnya dari awalnya 30 orang

akhirnya hanya tinggal lima orang saja

yang aktif.

“Wawancara ini juga sebagai

pengalaman buat teman-teman.

Rencananya perekrutan anggota akan

diambil sekitar 30 orang,” jelasnya

Sementara saat ditanya tentang kriteria

penilaiannya, Fawahid mengatakan

pengalaman menjadi modal, seberapa

besar keinginan teman-teman untuk

mengabdi diri untuk Himakom dan

prestasi mereka apalagi yang berminat di

bidang olahraga. (*)

Sugoro Arifin

Keizerina Chairani Hutagalung

H

“Saya berencana

langsung bekerjauntuk membuatterobosan baru”

Page 9: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 2012 9

Lintas Berita

SEKOLAH Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Batusangkar melakukan

Studi Banding (stuban) ke Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK)

UIN Suska Riau, Rabu (30/5/2012).

Pertemuan yang diadakan di gedung

Teather FDIK UIN Suska Riau juga

dihadiri Pembantu Dekan II Darusman

M.Ag dan Pembantu Dekan III Drs

Silawati MPd.

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FDIK

UIN Suska Riau Dr Nurdin Abdul Halim

MA mengungkakan, stuban yang

dilakukan STAIN Batusangkar ini dapat

membangun silahturahmi, bertukar

pengalaman apa yang sudah dilakukan dan

yang belum dilakukan.

“Harapannya ke depan, kita juga bisa

melakukan stuban ke universitas lain,

untuk melihat apa yang dilakukan di uni-

versitas lain yang bisa dikembangkan di

universitas kita,’ujarnya

Deklarator UKM-BKM Batusangkar,

Elfi SPdi, mengatakan hasil stuban ke

Prodi Ilmu Komunikasi FDIK UIN Suska

STAIN Batusangkar Stuban ke FDIK

SEKELOMPOK mahasiswa Prodi

Ilmu Komunikasi semester IV Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK)

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim (UIN-Suska) Riau mengadakan

pameran foto bertajuk “Dari Mata

Lensa”.

Pameran foto yang di gelar di kafe

Riau ini dapat diambil hal-hal yang

bersifat positif yang bisa diterapkan di

STAIN Batusangkar. Harapannya

kedepan STAIN batusangkar juga punya

Prodi Ilmu Komunikasi.

Akhir silahturahmi, ditandai dengan

penyerahan plakat dari Deklarator UKM-

BKM STAIN Batusangkar kepada Ketua

Jurusan Prodi Ilmu Komunikasi. (*)

M Iqbal

Penyerahan plakat oleh Elfi SPdI dari STAIN Batusangkar kepada Ketua Jurusan

Ilmu Komunikasi Dr Nurdin MA dalam acara studi banding di Gedung Teater FDIK.

Oblend Jalan Paus Pekanbaru tersebut

dikuti 32 karya mahasiswa.

Disela-sela pameran, saat ditemui

Komunika, dosen pengampu matakuliah

fotografi Prodi Ilmu Komunikasi Fachrozi

Amri mengatakan, kegiatan pameran foto

ini sebagai ajang pembuktian eksistensi

mahasiswa di luar kampus. Disamping ini

Pameran Foto “Dari Mata Lensa”bagian dari tugas akhir semester.

Dijelaskan Fachrozi, pameran foto

kali ini mengambil beberapa tema yaitu

human interes, people in the news,

makro, dan landscape.

Lebih lanjut ditegaskan Fachrozi,

lima karya terbaik peserta akan

diserahkan ke pihak FDIK UIN Suska

Riau untuk selanjutkan dipajang atau

diikutkan pada kegiatan pameran

selanjutnya baik di lingkungan kampus

maupun luar kampus bahkan ke tingkat

nasional.

Arif (22) salah seorang pengunjung

pameran mengungkapkan bahwa

pameran foto ini cukup menarik.

“Acaranya bagus menambah wawasan

fotografi,” ujarnya.

Meskipun masih dalam tahap

fotografi dasar, para peserta dari

kalangan mahasiswa ini sudah

menciptakan karya yang bagus. (*)

Soleh Saputra

Pengunjung

pameran

sedang

melihat-lihat

foto hasil

karya

mahasiswa.

Page 10: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 201210

Lintas Berita

ULISLAH apa yang pantas

dibaca, atau paling tidak

lakukanlah hal yang pantas

dituliskan. Bisa jadi ungkapan

Negarawan Benjamin Franklin

inilah yang dirasa pantas menggambarkan

apa yang harus dilakukan mahasiswa.

Melakukan sesuatu yang bukan

kebiasaan tentu bukanlah hal yang mudah,

bahkan untuk hal yang sederhana

sekalipun. Meluangkan waktu hingga larut

malam di sela jadwal perkuliahan tentu

butuh perjuangan ditengah keterbatasan

sarana dan prasana yang ada di Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FDIK)Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim (UIN Suska) Riau.

Forum Mahasiswa Jurnalistik

(Formatik) bisa jadi tak banyak orang

yang tahu. Bahkan dikalangan mahasiswa

FDIK sekalipun. Forum yang

beranggotakan mahasiswa Jurnalistik

angkatan 2009 ini diawali dari sekadar

obrolan ringan.

Menurut cerita salah seorang anggota

Formatik, Evan Gunanzar, awal

terbentuknya Formatik ini ketika sejumlah

mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik

angkatan 2009 sedang berkumpul di

rumah dosen guna menyelesaikan tugas

kuliah. Tepat awal Januari 2012

terbentuklah Formatik. Harapannya,

Formatik mencoba menjadi wadah yang

tepat bagi mahasiswa Jurnalistik untuk

saling berbagi informasi seputar dunia

Jurnalistik.

Menurut Iqbal salah seorang anggota

Formatik lain, hal ini sesuai dengan misi

Formatik. Formatik mencoba

menyadarkan mahasiswa untuk

pengembangan diri dan mengapresiasi

karya yang dimiliki dan tidak sekadar

kuliah dan terus pulang tanpa melakukan

kegiatan yang bermanfaat. Dalam

perjalanannya Formatik tidak hanya

berjalan sendiri, tapi juga mendapatkan

dukungan dari salah seorang dosen

fotografi di Prodi Ilmu Komuniaksi UIN

Suska Riau, Fachrozi Amri.

Menurut cerita Iqbal, dukungan yang

diberikan Fachrozi Amri, agar Formatik

menjadi salah satu wadah kreatif untuk

pengembangan yang positif terhadap

mahasiswa dalam melihat nilai kekayaan

jurnalistik baik tulisan atau foto sehingga

harus mnedapat didukung.

Berkumpul tiap Selasa malam pukul

20.00 WIB tiap minggunya menjadi

jadwal wajib bagi anggota Formatik.

Membahas topik-topik hangat atau juga

membedah foto baik itu karya dari

mahasiswa maupun tokoh fotografi

terkemuka semisal Misha Gordin dan

James Nacthwey .

“ Biasanya ada anggota yang tampil

presentasi pada tiap pertemuannya setelah

sebelumnya hunting foto atau menyiapkan

materi tulisan , baik kelompok atau pribadi

dan tempatnya menyesuaikan,” terang

Iqbal.

Menurutnya hal ini dilakukan guna

mengasah kemampuan dan membiasakan

diri tampil dihadapan orang banyak. Guna

memperkenalkan Formatik kepada

kalangan di luar kampus, Formatik juga

tampil memberikan materi dibeberapa

Komunitas Fotografi di luar kampus,

semisal Komunitas Fotografi Pekanbaru

(KFP) dan Forum Baca Foto.

“ Hal ini juga kita lakukan guna saling

berbagi pengetahuan dan berdiskusi

mengenai dunia Fotografi terutama

berkaitan dengan Jurnalistik,” tambah

Iqbal.

Waktu itu Formatik diwakili salah satu

anggotanya, Putra yang menampilkan

karya bertema “Kondisi kampusku” yang

menceritakan kondisi mahasiswa dalam

aktifitas perkuliahannya. “Mereka juga

menyambut baik yang kita sampaikan,”

tambahnya.

Kedepannya masih banyak hal yang

ingin dilakukan Formatik selain

memperbaiki manjemen keanggotaan

yang ada dan tentunya bagaimana agar

seluruh mahasiswa jurnalistik tahu dan

tertarik untuk memanfaatkan forum ini

guna memberi pengetahuan tentang dunia

jurnalistik dan fotografi guna mewujudkan

misi Jurusan Ilmu Komunikasi yaitu

mewujudkan sumber daya manusia yang

bermutu, yang mampu mengembangkan,

memajukan dan menerapkan Ilmu

Komunikasi secara akademik dan

profesional dalam rangka penyiaran Islam.

(*)

Panji Wibowo

Belajar Jurnalistikdi Formatik

T

Salah satu kegiatan Formatik

Formatik mencobamenyadarkanmahasiswa untukpengembangan diridan mengapresiasikarya.

Page 11: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 2012 11

Lintas Berita

ESKIPUN terjadi pro dan

kontra terhadap pelaksanaan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di

kalangan mahasiswa, namun

tahun ini Universitas Islam

Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau

(Suska) Riau tetap melaksanakannya.

Tema tahun ini “Pemberdayaan

masyarakat berbasis masjid”.

Kepala Pusat Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat (LPM) UIN Suska Riau,

Hendri Sayuti MA mengatakan, tahun ini

UIN Suska Riau menurunkan 332 orang

mahasiswa. Tiap lokasi ditentukan

sepuluh orang mahasiswa untuk periode

25 Juni hingga 18 Agustus 2012. Yang

tersebar di tiga lokasi yakni Kabupaten

Kampar, Siak dan Kabupaten Rokan Hilir.

Sementara itu, Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan tidak ikut melaksanakan

KKN bersama fakultas lainnya. Hal ini

disebabkan karena jadwal KKN dan

jadwal PPL yang bersamaan.

Tentang pelaksanaan KKN itu sendiri,

terdapat pro dan kontra di kalangan

mahasiswa. Widia (21) mahasiswi Jurusan

Administrasi Negara Fakultas Ekonomi

dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau

menegaskan tidak setuju dengan KKN

karena setelah lulus kuliah mahasiswa

akan tetap terjun ke masyarakat.

Berbeda dengan Nanda (23),

mahasiswi Ekonomi Islam Fakultas

Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau

mengatakan setuju dengan pelaksanaan

KKN karena lewat KKN ini dapat

dibuktikan mana mahasiswa yang bisa

bersosialisasi dengan masyarakat dan

mana yang tidak. Sebab tidak semua

mahasiswa dapat bersoasialisasi dengan

masyarakat dengan baik.

Hal senada juga diungkapkan Syukri

(22), mahasiswa FDIK UIN Suska Riau

semester VI, mendukung pelaksanaan

KKN karena melatih dari dalam bersikap

mandiri serta bertanggungjawab terhadap

apa yang kita kerjakan serta mengabdikan

pada masyarakat.

“Tidak setuju jika pelaksanaan KKN

tidak ada persiapan dan program yang

jelas. Jadi tidak hanya membuang waktu

di kampung orang,” ujarnya.

Selanjutnya, Iman (20) mahasiswa

Fapertapet Semester VI, setuju dengan

pelaksanaan KKN, sebab dengan KKN

dapat melatih mental dan pembentukan

jati diri serta belajar tentang arti kehidupan

sosial dan bermasyarakat.

Ditanya soal tujuan dilaksanakannya

KKN, Hendri Sayuti menjelaskan, tujuan

dilaksanakannya program KKK ini adalah

dengan KKN diharapkan calon-calon

sarjana UIN Suska terlatih terampil

sebagai motivator dan inovator

pembangunan masyarakat.

“Kemudian untuk membantu

pemerintah dalam melaksanakan

pembangunan terutama di pedesaaan.

Serta memberikan penyuluhan pada

masyarakat tentang penghayatan dan

pengalaman ajaran Islam dalam rangka

mencapai tujuan pembangunan nasional,”

jelasnya.

Tujuan lainnya, untuk mendekatkan

jarak UIN Suska Riau dengan masyarakat,

KKN Melatih Calon Inovator

M

guna menyusun program pendidikan UIN

Suska Riau untuk kepentingan masyarakat

dan pembangunan nasional.

“KKN juga untuk membantu calon-

calon sarjana mengembangkan pola fikir

dalam rangka pemecahan problematika

yang dihadapi masyarakat terutama di

pedesaan,” jelasnya.

Hendri mengungkapkan, melalui

KKN kampus mempersiapkan calon

sarjana yang lebih menghayati dan

memahami kompleksitas permasalahan

yang langsung dihadapi masyarakat. Juga

memperluas wawasan pemikiran serta

belajar menanggulangi permasalahan

secara praktis penting dilakukan.

“Selama dua bulan mahasiswa tuntut

untuk bisa menjalin hubungan silaturahmi

dengan masyarakat desa atau lokasi

mereka tinggal agar terjadi hubungan

saling menghargai, menghormati serta

saling berbagi. Tidak hanya itu mahasiswa

harus bisa mempraktekkan langsung ilmu

yang didapatnya di kampus dalam

lingkungan masyarakat,” harapnya

Selain itu, dikatakan Hendri, pihak

universitas juga sangat berharap misi

KKN ini berhasil sehingga dapat

memberikan pandangan yang baik dari

masyarakat kepada kampus UIN Suska

Riau dan mahasiswa, sehingga tercipta

mahasiswa yang berlandaskan Al-qu’an

dan sunnah bisa terjawab,”ungkapnya. (*)

Ima, Indrawati dan Nasrial

Pembekalan KKN UIN Suska Riau 2012

Hendri

Sayuti

Page 12: Komunika Juli 2012

Edisi Juli 201212

Sosok

JatniHJ JATNI AZNA AR, mahasiswa

semester VI Konsentrasi Broadcast

FDIK UIN Suska Riau asal Pelalawan

ini, memiliki segudang prestasi .

Wanita kelahiran Rantau Baru 14

November 1989, ini juga mempunyai

banyak pengalaman organisasi baik di

lingkungan kampus dan di luar kampus.

Sejumlah organisasi yang sempat

bahkan hingga kini masih ditekuni

adalah Suska TV, FLP (Forum Lingkar

Pena, IRMA Agung An-Nur (Ikatan

Remaja Masjid Agung An-nur),

IKAPDH (Ikatan Alumni Pondok

Pesantren Dar El Hikmah),

IKAMABAS (Ikatan Mahasiswa

Bandar Sei Kijang) dan sebagainya.

Dengan sejumlah organisasi yang

ditekuninya, menghantarkan wanita

yang hobbi fotografi, perfilman,

menulis, melukis, dan membaca untuk

menorehkan sejumlah prestasi.

Berbagai prestasi yang pernah

diraihnya adalah: juara II Lomba

Menulis Cerpen Riau Pos 2010, juara

II Lomba Menulis Cerpen Kelas

Menulis Cerpen Writing Revolution

Segudang Prestasi

(WR) 2010, Juara III Lomba Menulis Surat Cinta

Untuk Ibu 2011, Juara III Lomba Menulis Cerpen

Islami Forum Kajian Intensif Islam (FKII)

2011, Nominator Anugerah Pena I Forum

Lingkar Pena (FLP) 2011.

Kemudian Festival of The Best Producer

at Communication Departement, State Is-

lamic University of Sultan Syarif Kasim

2012, Festival of The Best Short Movie

“Menari Bersama Angin” at Commutication

Dapartement, State Islamic University of

Sultan Syarif Kasim 2011, Nominator

Puisi Mengukir Cahaya

Ramadhan 2011, Nominator

Cerpen Ramadhan Writing Revolution 2011

dan Nominaor FF. humor 2011.

Selain itu, karya-karyanya juga terbit

di beberapa media cetak dan online di

Pekanbaru. Diantara antologi: Cita

Cahaya Gelora Tinta, Sehangat Dalam

Dekapan Ramadhan, Salad Bowl Ajaib,

FF. Humor. (*)

Panji Wibowo

Putra dan Kameranya...SOLEH SAPUTRA, kelahiran Indrapura 21 tahun lalu,

adalah sosok yang cukup menyenangkan bagi teman-

temannya. Saat ini dia masih tercatat sebagai mahasiswa se-

mester VI pada Prodi Ilmu Komunikasi Konsentrasi

Jurnalisik FDIK UIN Suska Riau.

Menurut Putra, sapaan akrab teman-teman di

kampusnya, mengabadikan suatu peristiwa

merupakan hal wajib baginya.

“Mengabadikan karya foto akan lebih

berharga lagi jika di share ke publik,” sebut

pengagum James Nachtwey ini.

Menurutnya sebuah foto tidak hanya dinilai

dari hasil akhirnya, tetapi bagaimana proses

mendapatkannya.

Baginya, untuk mendalami dunia fotografi

tidak cukup hanya di ruang kelas saja, Putra

juga sering mengikuti pelatihan fotografi dan

juga membentuk forum-forum yang

berkaitan dengan bidang jurnalistik,

khususnya fotografi. Berbagai ajang

fotografi juga telah diikuti.

Rumah Foto FDIK UIN Suska Riau

2011, Pameran Foto Esai Jurnalistik

2012, Exhibition of Photography Col-

laboration FISIP UR 2012 hingga yang

teranyar ialah Pameran PFI Pekanbaru

2012 dengan tema” Rekam Jejak Riau

2011" merupakan ajang yang telah

diikuti.

Pameran yang terakhir ialah yang

paling berkesan baginya, hal ini

dikarenakan Ia menjadi Citizen Jour-

nalist terpilih. “ Sebuah kebanggaan

bisa menyumbangkan karya bersama

para pakar foto jurnalistik di Riau,”

ujarnya.

Sejumlah prestasi yang pernah

ditorehkannya diantaranya foto

terbaik pertama dalam pameran

rumah Foto FDIK UIN Suska 2011,

Citizen Journalist terpilih dalam PFI

Riau 2012 dan Stringer Foto LKBN

Antara Riau. (*)

Panji Wibowo