Date post: | 08-Mar-2016 |
Category: | Documents |
View: | 260 times |
Download: | 14 times |
2 Edisi 13/Tahun II/Agustus 2006
KOMUNIKA
Diterbitkan oleh:
DEPARTEMENKOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA
Pengarah:Menteri
Komunikasi dan Informatika
Penanggungjawab:Kepala Badan Informasi Publik
Pemimpin Redaksi:Kepala Pusat
Pengelolaan Pendapat Umum
Wakil Pemimpin Redaksi:Sekretaris BIP
dan Para Kepala Pusat di BIP
Sekretaris Redaksi:Richard Tampubolon
Redaktur Pelaksana:Nursodik Gunarjo
Redaksi:Selamatta Sembiring, Tahsinul
Manaf, Soemarno Partodihardjo,Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan
Editor/Penyunting:Illa Kartila, MT Hidayat,Dimas Aditya Nugraha
Pra Cetak:Farida Dewi Maharani
DesainD Ananto Hary Soedibyo
Riset dan DokumentasiMaykada Harjono K.
Alamat Redaksi:Jl Medan Merdeka Barat No. 9
JakartaTelp/Faks. (021) 3521538,
3840841e-mail:
Redaksi menerima sumbangan tulisan,artikel dan foto yang sesuai dengan
misi penerbitan.
Redaksi berhak mengubah isi tulisantanpa mengubah maksud dan substansi
dari tulisan tersebut.
Isi KomunikA dapat diperbanyak, dikutipdan disebarluaskan, sepanjangmenyebutkan sumber aslinya.
Editorial
BERANDA
desa
in co
ver:
ahas
. fot
o: m
th, i
mage
bank
RANA
Tangani Flu BurungPerlu Partisipasi Semua Pihak
Penanganan flu burung sangat memerlu-kan partisipasi aktif semua pihak. Pemerintahtelah melakukan penanggulangan, tetapi so-sialisasi yang masih kurang atau penerapantersebut belum merata dilakukan oleh masya-rakat.
Hal ini mungkin disebabkan masyarakatbelum mengetahui teknis pencegahan pe-nularan virus secara komprehensif terutamamasyarakat di perdesaan atau masyarakatyang tingkat pendidikannya relatif rendah.
Pada dasarnya penyebab lambatnya pe-nanganan flu burung adalah lemahnya SDMdan kurangnya pendanaaan. Sehingga perluupaya yang lebih serius dan terkoordinasi un-tuk menangani penyebab penyebaran virustersebut, seperti unggas serta penyuluhankepada masyarakat luas.
Wayan Sudane, S.A.NPimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa
Hindu Dharma Indonesia
Cegah Sejak Dini
Pencegahan kasus flu burung ini harusdilakukan sedini mungkin, sebelum wabah inibenar-benar meluas dan mengancam jiwamanusia. Perkembangan virus ini pun sangatcepat, selayaknya pemerintah harus segeramendata jumlah unggas yang terinfeksi danmelakukan tindak lanjut, misalnya dengan pe-musnahan unggas terinfeksi.
Meski demikian, pemusnahan bukan jalanterakhir, perlu ada penelitian tentang antibodivirus tersebut. Apalagi pemusnahan terus-menerus akan mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem alam.
Irma (16 thn)Siswi SMAN 7 Tangerang
Putus Daur Hidup Virus
Dilihat dari kejadian yang sudah ada, ter-kesan pemerintah lambat menangani wabahflu burung ini, sedangkan korban terus bergu-guran. Begitu ada kasus ditemukan didaerahtertentu pemerintah setempat harusnyalangsung tanggap dengan melakukan pemus-nahan unggas, sebelum menularkan manusia.
Saya setuju dengan langkah pemusnahanmassal unggas atau hewan yang teridenti-fikasi terkena flu burung, bahkan dalam radiustertentu semua unggas harus dimusnahkanjuga. Menurut saya, langkah pemusnahan iniakan lebih efektif untuk memutus mata ran-tai perkembangan virus avian influenza diban-dingkan dengan melakukan vaksinasi.
Erfi Muthmainah, SS., MA.Humas, Lembaga Administrasi Negara RI
Kebersihan Kuncinya
Masyarakat perlu mengantisipasi mewa-bahnya penyakit ini dengan lebih memperha-tikan kebersihan kandang unggas milik priba-di. Sedangkan pemerintah perlu melakukanvaksinasi masal terhadap unggas-unggas.Dengan demikian ada kerjasama yang sinergisantara pemerintah dan masyarakat.
LasdoMahasiswa, Universitas 17 Agustus, Jakarta
Pengetahuan Memadai
Masyarakat umum perlu diberikan penge-tahuan yang lebih baik mengenai flu burung.Untuk pihak kesehatan harus memberikanperawatan yang lebih intensif kepada pasienpenderita flu burung, sehingga mempunyaiharapan hidup yang lebih baik. Dan untukdinas kesehatan harus lebih tanggap untukterjun langsung kelapangan memberikanpenyuluhan.
Dimas (15 thn)Siswa SMAN 7 Tangerang
PerlunyaManajemen KekeringanBagi Indonesia yang memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim
kemarau, sebenarnya kekeringan adalah hal biasa. Namun, akibat kekeringanyang melanda beberapa wilayah di Indonesia telah menyebabkan terjadinya krisisair. Hal ini ditandai dengan penurunan tajam debit air di beberapa waduk dipulau Jawa, termasuk waduk Jatiluhur yang memasok air untuk daerah Jakartadan sekitarnya. Di samping itu, debit air di beberapa sungai juga mengalamipenurunan secara signifikan. Bahkan sumber-sumber air yang biasanya dijadikantempat cadangan air andalan oleh warga desa, juga banyak yang mengering.
Turunnya debit air secara drastis di berbagai "kantong-kantong air" iniberdampak bukan saja terhadap tanaman padi para petani yang lahannya sedangkrisis air, tetapi juga terhadap suplai air bersih kepada masyarakat untuk kebutuhansehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak dan minum.
Kekeringan pada dasarnya, dapat terjadi akibat dua faktor, karena dampakperubahan iklim global dan iklim lokal. Perubahan iklim global dan lokal adalahsuatu keniscayaan, sehingga yang harus dilakukan adalah menerapkan manajemenkekeringan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dini (early warning detection)guna mengantisipasi akibat yang timbul.
Ada beberapa daerah yang telah melakukan dropping air bersih kepadapenduduk, namun tampaknya pembagian air ini belum memadai. Oleh karenaitu, terus menurunnya debit air di tandon-tandon air seperti waduk, situ, embung,sungai dan sumber air lainnya yang mengakibatkan terjadinya penurunan dankekurangan suplai air bersih ke daerah-daerah sekitarnya perlu diantisipasi, karenadikhawatirkan dapat menimbulkan masalah-masalah sosial. Jika tidakdimanajemeni secara baik, "rebutan" air dapat menimbulkan pertentangan seriusyang pada akhirnya dapat berkembang menjadi konflik di kalangan masyarakat.
Lahirnya UU No 7/2004 secara tidak langsung dapat mengubah pandanganmasyarakat terhadap posisi sumber daya air. Jika semula penggunaan air dominanuntuk kepentingan pertanian dan air minum, kini berubah untuk berbagaikepentingan (industri, tenaga listrik, perikanan). Dengan demikian, fungsi air selainbersifat sosial dan milik umum (common property) bertambah fungsi menjadikomoditas ekonomi dan juga bisa dikuasai pemilik modal (private property).Implikasinya, kompetisi penggunaan air di antara berbagai kepentingan kianmeningkat baik di tingkat masyarakat pemakai air maupun dengan perusahaan.Di musim kering seperti sekarang ini, persaingan semacam ini harus diantisipasi.
Mulai sekarang, masyarakat juga harus mulai berlatih memanfaatkan air bersihsecara efisien, mendistribusikan air bersih secara bergilir dan mengkampanyekangerakan hemat air bersih guna mengantisipasi ancaman krisis air bersih di musimkering seperti sekarang ini. Hal ini perlu untuk diperhatikan, karena tidak semuaorang menggunakan air dalam jumlah yang sama.
Berdasarkan perbedaan orientasi dan keragaman kepentingan terhadapterjadinya kekeringan, maka perlu disediakan data dan informasi kekeringan sertadampaknya, yang aksesnya mudah dijangkau masyarakat sehingga dapatdimanfaatkan secara maksimal. Salah satunya adalah menyampaikan kondisiaktual kekeringan yang terjadi di seluruh wilayah, kecenderungan perkembang-annya serta dampak yang ditimbulkannya.
Pemantauan kekeringan dapat dilakukan dengan mengembangkan sistemdeteksi dini kekeringan (early detection system for draught) secara spasial dantemporal, dengan memanfaatkan berbagai media masa, sarana komunikasi dantelekomunikasi yang ada secara optimal. Di samping itu memanfaatkan teknologisatelit yang sudah dimiliki oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
Dengan mengetahui dan mempelajari tabiat-kemarau beserta dampak yangditimbulkannya, maka dapat dicarikan jalan keluar pemecahannya secara bijakdan adil. Dengan kata lain, kekeringan dapat dimanajemeni sehingga dampaknegatifnya dapat direduksi.*
Para pemenang Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN), pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) danpemenang Lomba Debat Bahasa Inggris Tingkat SMU dan SMK, mengikuti seleksi babak penyisihan nasional pemilihandelegasi Indonesia dalam ASEAN Quiz III-2006. Seleksi dilaksanakan di Departemen Komunikasi dan Informatikaawal Agustus lalu. Lomba cerdas cermat tentang ASEAN ini akan digelar tanggal 16-20 September 2006 di Kualumpur,Malaysia. (foto: goro)
Lebih Tanggap
Seharusnya pemerintah lebih tanggapdalam menangani kasus flu burung. Pemus-nahan unggas tidak dapat menyelesaikan ma-salah jangka panjang, kemungkinan akanmengakibatkan timbulnya masalah baru. Ma-syarakat harus diberikan penyuluhan tentangcara memelihara unggas dengan benar, ter-masuk menjaga kebersihan kandang unggas.
ErnaSiswi SMAN 1 Cisauk, Tangerang
3Edisi 13/Tahun II/Agustus 2006
KOMUNIKA
Kembangkan KEK,Undang Investor
Kembangkan KEK,Undang Investor
Batam kerap dijadikan salah satualternatif tujuan mencari kerja bagimereka yang tak ingin ke luar negeri.Bahkan tak jarang ada lembaga yang meng-koordinir pengiriman angkatan kerja antardaerah ini. Perkembangan perdagangan danindustri serta kedekatan secara geografisdengan Singapura membuat perekonomianBatam mengalami percepatan drastis.
Sebenarnya pemerintah telah meran-cang berbagai kebijakan untuk percepatanpertumbuhan ekonomi dan perluasan kesem-patan kerja. Tidak hanya khusus untuk wila-yah Batam saja. Secara nyata, paket kebijak-an ini diarahkan untuk menurunkan biaya danmeningkatkan kepastian usaha melalui per-baikan regulasi, pelayanan serta penyeder-hanaan prosedur dan birokrasi.
Kita tidak boleh tertinggal dari negara-negara lain terutama di A