Top Banner
Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063 Copyright Achmad Farajallah [email protected] http://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/ Kolokium Rina Rodiana G34080063 Rina Rodiana, Dyah Perwitasari, dan Achmad Farajallah. 2011. Morfogenetik Kucing di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kolokium disampaikan tanggal 24 November 2011. Departemen Biologi FMIPA IPB PENDAHULUAN Latar Belakang Kucing telah mengalami domestikasi sekitar 3000 sampai 4000 tahun yang lalu pada zaman Mesir kuno. Kucing yang telah mengalami domestikasi dikenal dengan nama ilmiah Felis domesticus. Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis sylvestris (kucing liar Eropa) (Feldhamer 1999). Felis domesticus termasuk ke dalam kelas Mammalia, ordo Carnivora, famili Felidae (Dattilo 2000). Kucing dimanfaatkan manusia untuk memburu dan mengusir tikus yang berkeliaran di lingkungan rumah serta dijadikan sebagai hewan peliharaan (Robinson 1999). Morfogenetik pada kucing dapat digunakan untuk menduga frekuensi alel yang mengendalikan ekspresi variasi karakter morfologi dalam suatu populasi kucing (Nozawa et al. 2004). Lokus kucing domestik yang memiliki hubungan dominan-resesif antar alel antara lain: A~a, B~b~b l , C~c b ~c s ~c a ~c, D~d, i~I, L~l, m~M, o~O, s~S, T a ~T~t b , w~W (Wright & Walters 1980). Variasi alel pada lokus tersebut menyebabkan variasi pada warna, pola warna, panjang rambut dan ekor. Variasi warna rambut pada mamalia berdasarkan modifikasi genetik dari dua pigmen dasar yaitu eumelanin dan phaeomelanin. Eumelanin memproduksi warna hitam atau cokelat, sedangkan phaeomelanin memproduksi warna merah, oranye, atau kuning (Robinson 1999). Penelitian Kawamoto dan Nozawa (1998) menyatakan bahwa populasi kucing di Malaysia memiliki frekuensi alel dilution (d) dan color-point (c s ) lebih tinggi dibandingkan dengan Indonesia. Nozawa et al. (2004) juga menemukan gen mutan color-point (c s ) di Myanmar, diduga karena adanya migrasi kucing dari Thailand. Penelitian lebih lanjut oleh Nozawa et al. (2004) menyatakan bahwa populasi kucing di Filipina memiliki kesamaan karakter dengan kucing di Asia Tenggara. Kesamaan karakter tersebut antara lain tingginya frekuensi alel gen warna oranye (O) dan kinky-tail, kehadiran alel Abyssinian (T a ), dan ketiadaan alel blotched tabby (t b ). Keragaman gen yang terdapat pada suatu populasi dapat dihitung berdasarkan nilai heterozigositas (h) dan heterozigositas rataan () (Nei 1987). page 1 / 16
16

Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Apr 12, 2019

Download

Documents

PhạmTuyền
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

Kolokium Rina Rodiana G34080063

Rina Rodiana, Dyah Perwitasari, dan  Achmad Farajallah. 2011. MorfogenetikKucing di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi JawaTengah. Kolokium disampaikan tanggal 24 November 2011. Departemen BiologiFMIPA IPB

PENDAHULUANLatar Belakang

Kucing telah mengalami domestikasi sekitar 3000 sampai 4000 tahun yang lalupada zaman Mesir kuno. Kucing yang telah mengalami domestikasi dikenal dengannama ilmiah Felis domesticus. Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis sylvestris (kucing liar Eropa) (Feldhamer 1999). Felis domesticus termasuk kedalam kelas Mammalia, ordo Carnivora, famili Felidae (Dattilo 2000). Kucingdimanfaatkan manusia untuk memburu dan mengusir tikus yang berkeliaran dilingkungan rumah serta dijadikan sebagai hewan peliharaan (Robinson 1999).

Morfogenetik pada kucing dapat digunakan untuk menduga frekuensi alel yangmengendalikan ekspresi variasi karakter morfologi dalam suatu populasi kucing(Nozawa et al. 2004). Lokus kucing domestik yang memiliki hubungandominan-resesif antar alel antara lain: A~a, B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l,m~M, o~O, s~S, Ta~T~tb, w~W (Wright & Walters 1980). Variasi alel pada lokustersebut menyebabkan variasi pada warna, pola warna, panjang rambut dan ekor.Variasi warna rambut pada mamalia berdasarkan modifikasi genetik dari duapigmen dasar yaitu eumelanin dan phaeomelanin. Eumelanin memproduksi warnahitam atau cokelat, sedangkan phaeomelanin memproduksi warna merah, oranye,atau kuning (Robinson 1999).

Penelitian Kawamoto dan Nozawa (1998) menyatakan bahwa populasi kucing diMalaysia memiliki frekuensi alel dilution (d) dan color-point (cs) lebih tinggidibandingkan dengan Indonesia. Nozawa et al. (2004) juga menemukan gen mutan color-point (cs) di Myanmar, diduga karena adanya migrasi kucing dari Thailand.Penelitian lebih lanjut oleh Nozawa et al. (2004) menyatakan bahwa populasikucing di Filipina memiliki kesamaan karakter dengan kucing di Asia Tenggara.Kesamaan karakter tersebut antara lain tingginya frekuensi alel gen warna oranye(O) dan kinky-tail, kehadiran alel Abyssinian (Ta), dan ketiadaan alel blotched tabby(tb). Keragaman gen yang terdapat pada suatu populasi dapat dihitung berdasarkannilai heterozigositas (h) dan heterozigositas rataan () (Nei 1987).

page 1 / 16

Page 2: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

Panjang rambut dikendalikan oleh gen panjang rambut (lokus L~l) dan panjang ekordikendalikan oleh gen Manx (lokus m~M) (Wright & Walters 1980). Gen warnaoranye (lokus o~O) terpaut kromosom X, dan akan menghasilkan karakter tortoiseshell jika genotipe heterozigot (Oo) yang umumnya betina. Gen agouti(lokus A~a) menghasilkan warna hitam pada ujung rambut dan warna kuning padadasar rambut. Gen tabby yang terdiri dari Abyssinian (Ta), mackerel (T), dan blotched (tb) merupakan variasi pola warna pada rambut kucing (Robinson 1999).Gen S (lokus s~S) menyebabkan adanya daerah putih dan bersifat dominan (Wright& Walters 1980).

Gen B (lokus B~b~bl) merupakan gen penyandi warna hitam dan bersifat dominandibandingkan alel b (warna cokelat) dan alel bl (cokelat terang). Gen I (lokus i~I)menekan perkembangan pigmen pada rambut kucing. Gen W (lokus w~W) akanmenghasilkan warna dominan putih dengan tiga variasi warna iris mata, yaitu biru,bukan biru, dan odd eyed. Gen C menghasilkan pigmentasi penuh dan mutasi gentersebut menghasilkan warna burmese (cb), siamese (cs), blue eyed albino (ca), danalbino atau tidak berpigmen (c). Gen D (lokus D~d) akan mengekspresikanpigmentasi pekat dan bila dalam keadaan homozigot resesif (dd) akanmengekspresikan pigmentasi pudar (Robinson 1999).

Tujuan

Penelitian ini bertujuan menduga keragaman kucing (Felis domesticus) diKecamatan Wonogiri berdasarkan karakter morfologi seperti warna, pola warna,panjang rambut dan ekor.

 

BAHAN DAN METODE

 

Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Februari sampai Mei 2012. Pengambilangambar kucing akan dilakukan di Kecamatan Wonogiri yang terdiri atas 9 desa(Sendang, Pokoh Kidul,  Purworejo, Bulusulur, Purwosari, Manjung, Sonoharjo,Wonoharjo, Wonokerto) dan 6 kelurahan (Giriwono, Wonokarto, Wonoboyo,

page 2 / 16

Page 3: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

Giripurwo, Giritirto, Wuryorejo). Luas wilayah Kecamatan Wonogiri yaitu 82.92 ha.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk analisis morfogenetik adalah gambar kucing (Felisdomesticus) yang diambil dengan menggunakan kamera digital BenQ tipe DCE1250.

 

Metode

Pengambilan gambar kucing dengan cara road sampling yaitu berjalan pada setiaplokasi yang telah ditentukan (Ratti & Garton 1996). Waktu pengambilan gambardilakukan antara pukul 07.30-11.00 dan pukul 15.00-17.00 WIB. Lokasi, waktu, danjenis kelamin kucing dicatat saat pengambilan gambar. Pengambilan gambartersebut hanya dilakukan sekali pada setiap ruas jalan untuk menghindaripengulangan. Data gambar yang telah diperoleh dicatat berdasarkan karaktermorfologi yang meliputi warna, pola warna, panjang rambut dan ekor. Terdapat 11lokus yang diamati berdasarkan karakter morfologi tersebut, antara lain: A~a,B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l, m~M, o~O, s~S, Ta~T~tb, w~W. Kemudiandikonversi ke dalam notasi-notasi alel yang mengacu pada Wright and Walters(1980). Perhitungan frekuensi alel dilakukan menggunakan metode square root danmaximum likelihood.

Frekuensi alel untuk gen autosom dihitung dengan metode square root (lokus A~a,B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l, s~S, Ta~T~tb, w~W). Jumlah individu yangmenunjukkan karakter dominan adalah D, sedangkan karakter resesif adalah R,sehingga diperoleh jumlah individu total n=D+R. Frekuensi alel resesif qx dihitungdengan  dan frekuensi alel dominan px dihitung dengan 1-qx, standar eror untuk perhitunganfrekuensi alel adalah

Lokus o~O yang terpaut kromosom X, akan menunjukkan tiga macam fenotipeyaitu oranye (a1), tortoiseshell (a2), dan bukan oranye (a3) dengan jumlah a1+a2+a3=n. Frekuensi alel dapat ditentukan dengan metode maximum likelihood dengan

page 3 / 16

Page 4: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

asumsi perbandingan jantan-betina adalah 1:1, yaitu dengan cara: 

Perhitungan standar eror ditentukan dengan cara:

Ekspresi karakter ekor pendek diduga bersifat poligen, frekuensi alel ekor pendek (qM) dan ekor normal (qm) dalam suatu populasi dihitung dengan cara: qM=D/n, (D=jumlah individu dengan ekor pendek); qm=1-qM. Standar eror ditentukan dengancara:. Nilai heterozigositas (h) dan nilai heterozigositas rataan () yang diperlukanuntuk mengetahui keragaman suatu alel dalam suatu populasi dihitung dengancara: hi=2n(1-Σxi2)/2n-1 ; =Σhi/nh, (hi=nilai heterozigositas lokus i, xi=frekuensi aleldari lokus i, nh=jumlah lokus yang diperoleh). Standar eror untuk kedua nilaitersebut dapat ditentukan dengan cara:

(Nei 1987).

RENCANA PENELITIAN

 

page 4 / 16

Page 5: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

DAFTAR PUSTAKADattilo B. 2000. The Classification of Living Things(Taxonomy). [terhubung berkala].            http://faculty.weber.edu/bdattilo/fossils/notes/classification.html [2 Nov 2011].

Feldhamer GA. 1999. Mammalogy: Adaptation, Diversity, and Ecology. America:McGraw-Hill   Companies.

Kawamoto Y, Nozawa K. 1998. Coat-color and other morphogenetic variations of thecats in Malaysia.   Rep. Soc. Res. Native Livestock 16:161-172.

Nei M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics. New York: Columbia University Press.

Nozawa K et al. 2004. Coat-color and other morphogenetic polymorphisms in thecats of Myanmar.    Rep. Soc. Res. Native Livestock 21:245-256.

Nozawa K, Masangkay JS, Kawamoto Y, Tanaka H, Namikawa T. 2004.Morphogenetic traits and    gene frequencies of the feral cats in the Philippines. Rep. Soc. Res. Native Livestock 21:275-         295.

Ratti JT, Garton EO. 1996. Research and experimental design. Di dalam: BookhoutTA, editor. Research and Management Techniques for Wildlife and Habitats. USA:Allen Press. hlm 1–23.

page 5 / 16

Page 6: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

Vella CM, Shelton LM, McGonagle JJ, Stanglein TW. 1999. Robinson’s Genetics forCat Breeders   and Veterinarians. Ed ke-4. London: Reed Educational andProfessional Publishing Ltd.

Wright M, Walters S. 1980. The Book of The Cat. London: Pan Book Ltd.

 Rina Rodiana, Dyah Perwitasari, dan  Achmad Farajallah. 2011. MorfogenetikKucing di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi JawaTengah. Kolokium disampaikan tanggal 24 November 2011. Departemen BiologiFMIPA IPB

PENDAHULUANLatar Belakang

Kucing telah mengalami domestikasi sekitar 3000 sampai 4000 tahun yang lalupada zaman Mesir kuno. Kucing yang telah mengalami domestikasi dikenal dengannama ilmiah Felis domesticus. Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis sylvestris (kucing liar Eropa) (Feldhamer 1999). Felis domesticus termasuk kedalam kelas Mammalia, ordo Carnivora, famili Felidae (Dattilo 2000). Kucingdimanfaatkan manusia untuk memburu dan mengusir tikus yang berkeliaran dilingkungan rumah serta dijadikan sebagai hewan peliharaan (Robinson 1999).

Morfogenetik pada kucing dapat digunakan untuk menduga frekuensi alel yangmengendalikan ekspresi variasi karakter morfologi dalam suatu populasi kucing(Nozawa et al. 2004). Lokus kucing domestik yang memiliki hubungandominan-resesif antar alel antara lain: A~a, B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l,m~M, o~O, s~S, Ta~T~tb, w~W (Wright & Walters 1980). Variasi alel pada lokustersebut menyebabkan variasi pada warna, pola warna, panjang rambut dan ekor.Variasi warna rambut pada mamalia berdasarkan modifikasi genetik dari duapigmen dasar yaitu eumelanin dan phaeomelanin. Eumelanin memproduksi warnahitam atau cokelat, sedangkan phaeomelanin memproduksi warna merah, oranye,atau kuning (Robinson 1999).

Penelitian Kawamoto dan Nozawa (1998) menyatakan bahwa populasi kucing diMalaysia memiliki frekuensi alel dilution (d) dan color-point (cs) lebih tinggidibandingkan dengan Indonesia. Nozawa et al. (2004) juga menemukan gen mutan

page 6 / 16

Page 7: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

color-point (cs) di Myanmar, diduga karena adanya migrasi kucing dari Thailand.Penelitian lebih lanjut oleh Nozawa et al. (2004) menyatakan bahwa populasikucing di Filipina memiliki kesamaan karakter dengan kucing di Asia Tenggara.Kesamaan karakter tersebut antara lain tingginya frekuensi alel gen warna oranye(O) dan kinky-tail, kehadiran alel Abyssinian (Ta), dan ketiadaan alel blotched tabby(tb). Keragaman gen yang terdapat pada suatu populasi dapat dihitung berdasarkannilai heterozigositas (h) dan heterozigositas rataan () (Nei 1987).

Panjang rambut dikendalikan oleh gen panjang rambut (lokus L~l) dan panjang ekordikendalikan oleh gen Manx (lokus m~M) (Wright & Walters 1980). Gen warnaoranye (lokus o~O) terpaut kromosom X, dan akan menghasilkan karakter tortoiseshell jika genotipe heterozigot (Oo) yang umumnya betina. Gen agouti(lokus A~a) menghasilkan warna hitam pada ujung rambut dan warna kuning padadasar rambut. Gen tabby yang terdiri dari Abyssinian (Ta), mackerel (T), dan blotched (tb) merupakan variasi pola warna pada rambut kucing (Robinson 1999).Gen S (lokus s~S) menyebabkan adanya daerah putih dan bersifat dominan (Wright& Walters 1980).

Gen B (lokus B~b~bl) merupakan gen penyandi warna hitam dan bersifat dominandibandingkan alel b (warna cokelat) dan alel bl (cokelat terang). Gen I (lokus i~I)menekan perkembangan pigmen pada rambut kucing. Gen W (lokus w~W) akanmenghasilkan warna dominan putih dengan tiga variasi warna iris mata, yaitu biru,bukan biru, dan odd eyed. Gen C menghasilkan pigmentasi penuh dan mutasi gentersebut menghasilkan warna burmese (cb), siamese (cs), blue eyed albino (ca), danalbino atau tidak berpigmen (c). Gen D (lokus D~d) akan mengekspresikanpigmentasi pekat dan bila dalam keadaan homozigot resesif (dd) akanmengekspresikan pigmentasi pudar (Robinson 1999).

Tujuan

Penelitian ini bertujuan menduga keragaman kucing (Felis domesticus) diKecamatan Wonogiri berdasarkan karakter morfologi seperti warna, pola warna,panjang rambut dan ekor.

 

BAHAN DAN METODEWaktu dan Tempat

page 7 / 16

Page 8: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Februari sampai Mei 2012. Pengambilangambar kucing akan dilakukan di Kecamatan Wonogiri yang terdiri atas 9 desa(Sendang, Pokoh Kidul,  Purworejo, Bulusulur, Purwosari, Manjung, Sonoharjo,Wonoharjo, Wonokerto) dan 6 kelurahan (Giriwono, Wonokarto, Wonoboyo,Giripurwo, Giritirto, Wuryorejo). Luas wilayah Kecamatan Wonogiri yaitu 82.92 ha.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk analisis morfogenetik adalah gambar kucing (Felisdomesticus) yang diambil dengan menggunakan kamera digital BenQ tipe DCE1250.

 

Metode

Pengambilan gambar kucing dengan cara road sampling yaitu berjalan pada setiaplokasi yang telah ditentukan (Ratti & Garton 1996). Waktu pengambilan gambardilakukan antara pukul 07.30-11.00 dan pukul 15.00-17.00 WIB. Lokasi, waktu, danjenis kelamin kucing dicatat saat pengambilan gambar. Pengambilan gambartersebut hanya dilakukan sekali pada setiap ruas jalan untuk menghindaripengulangan. Data gambar yang telah diperoleh dicatat berdasarkan karaktermorfologi yang meliputi warna, pola warna, panjang rambut dan ekor. Terdapat 11lokus yang diamati berdasarkan karakter morfologi tersebut, antara lain: A~a,B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l, m~M, o~O, s~S, Ta~T~tb, w~W. Kemudiandikonversi ke dalam notasi-notasi alel yang mengacu pada Wright and Walters(1980). Perhitungan frekuensi alel dilakukan menggunakan metode square root danmaximum likelihood.

Frekuensi alel untuk gen autosom dihitung dengan metode square root (lokus A~a,B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l, s~S, Ta~T~tb, w~W). Jumlah individu yangmenunjukkan karakter dominan adalah D, sedangkan karakter resesif adalah R,sehingga diperoleh jumlah individu total n=D+R. Frekuensi alel resesif qx dihitungdengan  dan frekuensi alel dominan px dihitung dengan 1-qx, standar eror untuk perhitunganfrekuensi alel adalah

page 8 / 16

Page 9: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

Lokus o~O yang terpaut kromosom X, akan menunjukkan tiga macam fenotipeyaitu oranye (a1), tortoiseshell (a2), dan bukan oranye (a3) dengan jumlah a1+a2+a3=n. Frekuensi alel dapat ditentukan dengan metode maximum likelihood denganasumsi perbandingan jantan-betina adalah 1:1, yaitu dengan cara: 

Perhitungan standar eror ditentukan dengan cara:

Ekspresi karakter ekor pendek diduga bersifat poligen, frekuensi alel ekor pendek (qM) dan ekor normal (qm) dalam suatu populasi dihitung dengan cara: qM=D/n, (D=jumlah individu dengan ekor pendek); qm=1-qM. Standar eror ditentukan dengancara:. Nilai heterozigositas (h) dan nilai heterozigositas rataan () yang diperlukanuntuk mengetahui keragaman suatu alel dalam suatu populasi dihitung dengancara: hi=2n(1-Σxi2)/2n-1 ; =Σhi/nh, (hi=nilai heterozigositas lokus i, xi=frekuensi aleldari lokus i, nh=jumlah lokus yang diperoleh). Standar eror untuk kedua nilaitersebut dapat ditentukan dengan cara:

(Nei 1987).

RENCANA PENELITIAN

 

page 9 / 16

Page 10: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

DAFTAR PUSTAKADattilo B. 2000. The Classification of Living Things(Taxonomy). [terhubung berkala].            http://faculty.weber.edu/bdattilo/fossils/notes/classification.html [2 Nov 2011].

Feldhamer GA. 1999. Mammalogy: Adaptation, Diversity, and Ecology. America:McGraw-Hill   Companies.

Kawamoto Y, Nozawa K. 1998. Coat-color and other morphogenetic variations of thecats in Malaysia.   Rep. Soc. Res. Native Livestock 16:161-172.

Nei M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics. New York: Columbia University Press.

Nozawa K et al. 2004. Coat-color and other morphogenetic polymorphisms in thecats of Myanmar.    Rep. Soc. Res. Native Livestock 21:245-256.

Nozawa K, Masangkay JS, Kawamoto Y, Tanaka H, Namikawa T. 2004.Morphogenetic traits and    gene frequencies of the feral cats in the Philippines. Rep. Soc. Res. Native Livestock 21:275-         295.

Ratti JT, Garton EO. 1996. Research and experimental design. Di dalam: BookhoutTA, editor. Research and Management Techniques for Wildlife and Habitats. USA:Allen Press. hlm 1–23.

page 10 / 16

Page 11: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

Vella CM, Shelton LM, McGonagle JJ, Stanglein TW. 1999. Robinson’s Genetics forCat Breeders   and Veterinarians. Ed ke-4. London: Reed Educational andProfessional Publishing Ltd.

Wright M, Walters S. 1980. The Book of The Cat. London: Pan Book Ltd.

 Rina Rodiana, Dyah Perwitasari, dan  Achmad Farajallah. 2011. MorfogenetikKucing di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi JawaTengah. Kolokium disampaikan tanggal 24 November 2011. Departemen BiologiFMIPA IPB

PENDAHULUANLatar Belakang

Kucing telah mengalami domestikasi sekitar 3000 sampai 4000 tahun yang lalupada zaman Mesir kuno. Kucing yang telah mengalami domestikasi dikenal dengannama ilmiah Felis domesticus. Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis sylvestris (kucing liar Eropa) (Feldhamer 1999). Felis domesticus termasuk kedalam kelas Mammalia, ordo Carnivora, famili Felidae (Dattilo 2000). Kucingdimanfaatkan manusia untuk memburu dan mengusir tikus yang berkeliaran dilingkungan rumah serta dijadikan sebagai hewan peliharaan (Robinson 1999).

Morfogenetik pada kucing dapat digunakan untuk menduga frekuensi alel yangmengendalikan ekspresi variasi karakter morfologi dalam suatu populasi kucing(Nozawa et al. 2004). Lokus kucing domestik yang memiliki hubungandominan-resesif antar alel antara lain: A~a, B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l,m~M, o~O, s~S, Ta~T~tb, w~W (Wright & Walters 1980). Variasi alel pada lokustersebut menyebabkan variasi pada warna, pola warna, panjang rambut dan ekor.Variasi warna rambut pada mamalia berdasarkan modifikasi genetik dari duapigmen dasar yaitu eumelanin dan phaeomelanin. Eumelanin memproduksi warnahitam atau cokelat, sedangkan phaeomelanin memproduksi warna merah, oranye,atau kuning (Robinson 1999).

Penelitian Kawamoto dan Nozawa (1998) menyatakan bahwa populasi kucing diMalaysia memiliki frekuensi alel dilution (d) dan color-point (cs) lebih tinggidibandingkan dengan Indonesia. Nozawa et al. (2004) juga menemukan gen mutan

page 11 / 16

Page 12: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

color-point (cs) di Myanmar, diduga karena adanya migrasi kucing dari Thailand.Penelitian lebih lanjut oleh Nozawa et al. (2004) menyatakan bahwa populasikucing di Filipina memiliki kesamaan karakter dengan kucing di Asia Tenggara.Kesamaan karakter tersebut antara lain tingginya frekuensi alel gen warna oranye(O) dan kinky-tail, kehadiran alel Abyssinian (Ta), dan ketiadaan alel blotched tabby(tb). Keragaman gen yang terdapat pada suatu populasi dapat dihitung berdasarkannilai heterozigositas (h) dan heterozigositas rataan () (Nei 1987).

Panjang rambut dikendalikan oleh gen panjang rambut (lokus L~l) dan panjang ekordikendalikan oleh gen Manx (lokus m~M) (Wright & Walters 1980). Gen warnaoranye (lokus o~O) terpaut kromosom X, dan akan menghasilkan karakter tortoiseshell jika genotipe heterozigot (Oo) yang umumnya betina. Gen agouti(lokus A~a) menghasilkan warna hitam pada ujung rambut dan warna kuning padadasar rambut. Gen tabby yang terdiri dari Abyssinian (Ta), mackerel (T), dan blotched (tb) merupakan variasi pola warna pada rambut kucing (Robinson 1999).Gen S (lokus s~S) menyebabkan adanya daerah putih dan bersifat dominan (Wright& Walters 1980).

Gen B (lokus B~b~bl) merupakan gen penyandi warna hitam dan bersifat dominandibandingkan alel b (warna cokelat) dan alel bl (cokelat terang). Gen I (lokus i~I)menekan perkembangan pigmen pada rambut kucing. Gen W (lokus w~W) akanmenghasilkan warna dominan putih dengan tiga variasi warna iris mata, yaitu biru,bukan biru, dan odd eyed. Gen C menghasilkan pigmentasi penuh dan mutasi gentersebut menghasilkan warna burmese (cb), siamese (cs), blue eyed albino (ca), danalbino atau tidak berpigmen (c). Gen D (lokus D~d) akan mengekspresikanpigmentasi pekat dan bila dalam keadaan homozigot resesif (dd) akanmengekspresikan pigmentasi pudar (Robinson 1999).

Tujuan

Penelitian ini bertujuan menduga keragaman kucing (Felis domesticus) diKecamatan Wonogiri berdasarkan karakter morfologi seperti warna, pola warna,panjang rambut dan ekor.

 

BAHAN DAN METODE

page 12 / 16

Page 13: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

 

Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan Februari sampai Mei 2012. Pengambilangambar kucing akan dilakukan di Kecamatan Wonogiri yang terdiri atas 9 desa(Sendang, Pokoh Kidul,  Purworejo, Bulusulur, Purwosari, Manjung, Sonoharjo,Wonoharjo, Wonokerto) dan 6 kelurahan (Giriwono, Wonokarto, Wonoboyo,Giripurwo, Giritirto, Wuryorejo). Luas wilayah Kecamatan Wonogiri yaitu 82.92 ha.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk analisis morfogenetik adalah gambar kucing (Felisdomesticus) yang diambil dengan menggunakan kamera digital BenQ tipe DCE1250.

 

Metode

Pengambilan gambar kucing dengan cara road sampling yaitu berjalan pada setiaplokasi yang telah ditentukan (Ratti & Garton 1996). Waktu pengambilan gambardilakukan antara pukul 07.30-11.00 dan pukul 15.00-17.00 WIB. Lokasi, waktu, danjenis kelamin kucing dicatat saat pengambilan gambar. Pengambilan gambartersebut hanya dilakukan sekali pada setiap ruas jalan untuk menghindaripengulangan. Data gambar yang telah diperoleh dicatat berdasarkan karaktermorfologi yang meliputi warna, pola warna, panjang rambut dan ekor. Terdapat 11lokus yang diamati berdasarkan karakter morfologi tersebut, antara lain: A~a,B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l, m~M, o~O, s~S, Ta~T~tb, w~W. Kemudiandikonversi ke dalam notasi-notasi alel yang mengacu pada Wright and Walters(1980). Perhitungan frekuensi alel dilakukan menggunakan metode square root danmaximum likelihood.

Frekuensi alel untuk gen autosom dihitung dengan metode square root (lokus A~a,B~b~bl, C~cb~cs~ca~c, D~d, i~I, L~l, s~S, Ta~T~tb, w~W). Jumlah individu yangmenunjukkan karakter dominan adalah D, sedangkan karakter resesif adalah R,sehingga diperoleh jumlah individu total n=D+R. Frekuensi alel resesif qx dihitungdengan  

page 13 / 16

Page 14: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

dan frekuensi alel dominan px dihitung dengan 1-qx, standar eror untuk perhitunganfrekuensi alel adalah

Lokus o~O yang terpaut kromosom X, akan menunjukkan tiga macam fenotipeyaitu oranye (a1), tortoiseshell (a2), dan bukan oranye (a3) dengan jumlah a1+a2+a3=n. Frekuensi alel dapat ditentukan dengan metode maximum likelihood denganasumsi perbandingan jantan-betina adalah 1:1, yaitu dengan cara: 

Perhitungan standar eror ditentukan dengan cara:

Ekspresi karakter ekor pendek diduga bersifat poligen, frekuensi alel ekor pendek (qM) dan ekor normal (qm) dalam suatu populasi dihitung dengan cara: qM=D/n, (D=jumlah individu dengan ekor pendek); qm=1-qM. Standar eror ditentukan dengancara:. Nilai heterozigositas (h) dan nilai heterozigositas rataan () yang diperlukanuntuk mengetahui keragaman suatu alel dalam suatu populasi dihitung dengancara: hi=2n(1-Σxi2)/2n-1 ; =Σhi/nh, (hi=nilai heterozigositas lokus i, xi=frekuensi aleldari lokus i, nh=jumlah lokus yang diperoleh). Standar eror untuk kedua nilaitersebut dapat ditentukan dengan cara:

(Nei 1987).

RENCANA PENELITIAN

page 14 / 16

Page 15: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

 

DAFTAR PUSTAKADattilo B. 2000. The Classification of Living Things(Taxonomy). [terhubung berkala].            http://faculty.weber.edu/bdattilo/fossils/notes/classification.html [2 Nov 2011].

Feldhamer GA. 1999. Mammalogy: Adaptation, Diversity, and Ecology. America:McGraw-Hill   Companies.

Kawamoto Y, Nozawa K. 1998. Coat-color and other morphogenetic variations of thecats in Malaysia.   Rep. Soc. Res. Native Livestock 16:161-172.

Nei M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics. New York: Columbia University Press.

Nozawa K et al. 2004. Coat-color and other morphogenetic polymorphisms in thecats of Myanmar.    Rep. Soc. Res. Native Livestock 21:245-256.

Nozawa K, Masangkay JS, Kawamoto Y, Tanaka H, Namikawa T. 2004.Morphogenetic traits and    gene frequencies of the feral cats in the Philippines. Rep. Soc. Res. Native Livestock 21:275-         295.

Ratti JT, Garton EO. 1996. Research and experimental design. Di dalam: BookhoutTA, editor. Research and Management Techniques for Wildlife and Habitats. USA:

page 15 / 16

Page 16: Kolokium Rina Rodiana G34080063 - achamad.staff.ipb.ac.idachamad.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Achmad Farajallah...Felis domesticus merupakan hasil domestikasi dari Felis

Achmad Farajallah | Kolokium Rina Rodiana G34080063Copyright Achmad Farajallah [email protected]://achamad.staff.ipb.ac.id/2011/11/25/kolokium-rina-rodiana-g34080063/

Allen Press. hlm 1–23.

Vella CM, Shelton LM, McGonagle JJ, Stanglein TW. 1999. Robinson’s Genetics forCat Breeders   and Veterinarians. Ed ke-4. London: Reed Educational andProfessional Publishing Ltd.

Wright M, Walters S. 1980. The Book of The Cat. London: Pan Book Ltd.

 

page 16 / 16