Top Banner
Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah PENGKAJIAN HOLISTIC CARING GANGGUAN FUNGSI METABOLIK DAN ENDOKRIN DISUSUN OLEH : KARMILA BR KABAN JAGENTAR PANE SUKHRI HERIANTO RITONGA PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
38

KMB Sistem Imun

Dec 11, 2014

Download

Documents

Eqlima Elfira
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KMB Sistem Imun

Pengkajian Keperawatan Medikal Bedah

PENGKAJIAN HOLISTIC CARING GANGGUAN FUNGSI METABOLIK DAN ENDOKRIN

DISUSUN OLEH :

KARMILA BR KABANJAGENTAR PANE

SUKHRI HERIANTO RITONGA

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA2012

Page 2: KMB Sistem Imun

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

anugerahNya yang luar biasa sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengkajian Holistik

Caring gangguan fungsi Metabolik dan Endokrin ini dalam rangka menyelesaikan tugas kelompok

Keperawatan Medikal Bedah. Banyak hal yang mungkin menjadi kendala bagi kami dalam

menyelesaikan tugas ini namun karena bimbingan dan kesabaran dari dosen mata kuliah Keperawatan

Medikal Bedah ini maka kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.

Walaupun demilikian makalah ini belumlah sempurna dan dengan segala kerendahan hati

kami memohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan kedepan. Dan diakhir kata

kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan ataupun kata-kata yang kurang berkenan

Kelompok

2

Page 3: KMB Sistem Imun

DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………………2

Daftar isi……………………………………………………………………………..3

BAB I Pendahuluan…………………………………………………………………4

A. Latar belakang……………………………………………………………….4

B. Tujuan penulisan…………………………………………………………….4

BAB II Tinjauan teori……………………………………………………………….5

A. Fungsi metabolic hati………………………………………………………..5

B. Fungsi uji hati………………………………………………………………..7

C. Diabetes mellitus…………………………………………………………….8

D. Pengkajian system endokrin dan metabolic…………………………………10

Format pengkajian……………………………………………………………….17

BAB III Penutup…………………………………………………………………….23

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..23

B. Saran…………………………………………………………………………23

Daftar pustaka……………………………………………………………………….24

3

Page 4: KMB Sistem Imun

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sirosis hepatic dan diabetes mellitus merupakan salah satu contoh penyakit akibat gangguan pada

system metabolic dan system endokrin manusia. Penyakit sirosis hepatis merupakan penyebab

kematian terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker (Lesmana, 2004). Diseluruh dunia

sirosis hepatis menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal setiap

tahun akibat penyakit ini. Sirosis hepatis merupakan penyakit hati yang sering ditemukan dalam

ruang perawatan dalam. Gejala klinis dari sirosis hepatis sangat bervariasi, mulai dari tanpa gejala

sampai dengan gejala yang sangat jelas. Apabila diperhatikan, laporan di Negara maju, maka kasus

sirosis hepatis yang datang berobat kedokter hanya kira-kira 30% dari seluruh populasi penyakit ini

dan lebih dari 30% lainnya ditemukan secara kebetulan ketika berobat , sisanya ditemukan saat otopsi

(Sutadi, 2003).

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), pada tahun 2000 sekitar 170 juta umat manusia

terinfeksi sirosis hepatis. Angka ini meliputi sekitar 3% dari seluruh populasi manusia di dunia dan

setiap tahunnya infeksi baru sirosis hepatis bertambah 3-4 juta orang. Angka prevalensi penyakit

sirosis hepatis di Indonesia, secara pasti belum diketahui. Prevalensi penyakit sirosis hepatis pada

tahun 2003 di Indonesia berkisar antara 1-2,4%. Dari rata-rata prevalensi (1,7%), 2 diperkirakan lebih

dari 7 juta penduduk Indonesia mengidap sirosis hepatis (Anonim, 2008). Menurut Ali (2004), angka

kasus penyakit hati menahun di Indonesia sangat tinggi.

Adapun jumlah penderita diabetes mellitus menurut data WHO (World Health Organization),

Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar di dunia. Diabetes mellitus merupakan salah satu contoh

penyakit degeneratif yang akhir-akhir ini menjadi bahan diskusi yang sangat hangat di tengah-tengah

kehidupan saat ini.

Maka, berdasarkan hal di atas kelompok mencoba akan mengangkat pembahasan tentang aplikasi

keperawatan terhadap gangguan system metabolic dan endokrin ini yaitu aspek pengkajian keperawatan

secara holistic.

B. Tujuan Penulisan

1. Mengidentifikasi fungsi metabolik hati

2. Menjelaskan fungsi uji hati

3. Membedakan antara diabetes tipe 1 dan 2 serta menggambarkan etiologi yang

berhubungan dengan diabetes.

4. Melakukan pengkajian holistic pasien diabetes.

4

Page 5: KMB Sistem Imun

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Fungsi metabolik hati

Hati merupakan organ yang paling besar di tubuh manusia dan menempati sekitar 2

persen dari berat tubuh manusia. Hati terletak di kuadran kanan atas abdomen dibawah

diafragma. Tulang rusuk menutupi seluruh bagian hati kecuali pada bagian yang lebih bawah.

Hati memiliki 5 fungsi metabolic, yaitu:

1. Produksi empedu

Hati normalnya memproduksi dan mensekresikan 600 s.d 1200 cc cairan empedu dalam

sehari. Komponen dasar dari cairan empedu adalah air, garam empedu, bilirubin,

kolesterol, asam lemak, lesitin, sodium, potassium, kalsium, klorida dan ion bikarbonat

dan air merupakan komponen terbesar dari cairan empedu tersebut. Karena cairan empedu

terkumpul di kandung empedu, maka air dan elektrolit dalam jumlah besar (kecuali ion

kalsium) di reabsorbsi kembali oleh mukosa kandung empedu.

Garam empedu diproduksi hati sekitar 0,5 gram per hari. Prekusor garam empedu ini

adalah kolesterol dan keduanya disuplai oleh makanan atau dibentuk sendiri oleh hati

melalui metabolisme lemak. Fungsi dari garam empedu ini ada 2, yaitu yang pertama

adalah sebagai emulsi sehingga menurunkan tekanan permukaaan dari partikel lemak

dalam makanan, akibatnnya adalah memungkinkan untuk pengadukannnya di saluran

pencernaan menjadi ukuran yang lebih kecil lagi. Kedua, garam empedu ini membantu

dalam absorpsi asam lemak, monogliserida, kolesterol dan lipid lainnya di saluran

pencernaan.

Komponen berikutnya adalah bilirubin. Bilirubin adalah sebuah pigmen kuning -orange

atau kuning kehijau-hijauan pada empedu yang diproduksi dari pemecahan hemoglobin.

Kolesterol merupakan precursor asam empedu, dapat mengendap kecuali garam empedu

yang dipertahankan untuk menjaga suspensi.

Biliverdin adalah pigmen pertama yang dibentuk sepanjang produksi empedu. Pigment

yang kehijau-hijauan ini akan segera direduksi menjadi bilirubin tak terkonjugasi dan

dilepaskan ke plasma. Lesitin adalah sebuah substansi lemak dan fospolipid dimana

substansi ini terdiri dari fosporus, asam lemak dan nitrogen basa.

Hati secara terus menerus mensekresikan empedu, kemudian menyimpannya di kantung

empedu sampai empedu tersebut dibutuhkan di duodenum untuk pencernaan. Kantong

empedu ini dapat menyimpan 20 sampai 60 cc empedu dalam satu waktu, dan dapat

mencapai 450 cc sekitar 12 jam. Kantong empedu ini akan terus menyimpan sampai

lemak makanan masuk ke saluran pencernaan dan menstimulasi pelepasan kolesistokinin,

kolesistokinin menstimulasi kontraksi dinding kantong empedu dan proses ini bersama-

sama dengan relaksasinya spinter oddi dan memungkinkan empedu mengalir ke

duodenum dan bercampur dengan makanan. Kantong empedu juga distimulasi oleh syaraf

5

Page 6: KMB Sistem Imun

kolinergik yang juga menstimulasi motilitas usus dan mensekresikannya pada bagian-

bagian saluran pencernaan.

2. Metabolisme karbohidrat

Fungsi utama hati yang berhubungan dengan metabolism glukosa berupa

a. Glikogenesis = konversi glukosa ke glikogen

b. Glikogenolisis = pemecahan glikogen menjadi glukosa

c. Penyimpanan glikogen

d. Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa

e. Glukoneogenesis = mengubah asam amino menjadi glukosa

Ketika glukosa tidak dibutuhkan, tubuh akan menyimpannya sebagai glikogen. Nantinya,

jika glukosa dibutuhkan, hati dapat memecah glikogen menjadi glukosa. Jika gula darah

menurun secara drastic, glukoneogenesis terjadi dengan mempertahankan gula darah

normal.

3. Metabolisme lipid (lemak)

Fungsi utama hati yang berhubungan dengan metabolism lipid (lemak) berupa

a. Oksidasi asam lemak untuk energy

b. Pembentukan lipoprotein

c. Mensintesis kolesterol dan fospolipid

d. Mensintesis lemak dari protein dan karbohidrat

Hati menyediakan energi dari lemak dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan asam

lemak, diikuti dengan proses oksidasi asam lemak tersebut, memicu untuk mengeluarkan

energi dalam jumlah yang sangat banyak. Hati bertanggung jawab pada sebagian besar

metabolism lemak.

4. Metabolisme protein

Walaupun metabolism karbohidrat dan lemak penting, ketahanan manusia tergantung pada

peran hati dalam metabolism protein. Fungsi primer hati yang berhubungan dengan

metabolism protein adalah

a. Deaminasi asam amino

b. Pembentukan urea untuk dikeluarkan bersama ammonia dari tubuh

c. Pembentukan protein plasma

d. Biotransformasi komponen-komponen, hormone, obat-obatan dan zat kimia lainnya.

6

Page 7: KMB Sistem Imun

Kejadian deaminasi asam amino menonjol dihati. Degradasi adalah proses katabolisme

asam amino yang berlebihan. Proses ini dimulai di hati dengan deaminasi berupa

pembuangan kelompok amino (-NH2). Ammonia (NH3), hasil dari deaminasi diubah

menjadi urea oleh hati dan kemudian diekskresikan oleh ginjal dan usus. Bentuk ammonia

di usus oleh aksi bakteri atau protein juga disintesis menjadi urea dan diekskresikan oleh

hati. Pada beberapa gangguan atau penyakit hati, ammonia yang secara normal diubah

menjadi urea oleh hati terakumulasi hingga level yang berbahaya di dalam darah.

Akibatnya terjadilah toksik yang disebut hepatic encelopathy

Hati juga mensintesis protein plasma, misalnya albumin, protrombin, fibrinogen dan

protein yang berhubungan dengan penggumpalan darah (factor V, VI, VII, IX dan X).

Albumin penting untuk mempertahankan tekanan onkotik plasma, ketika protein lainnya

berkontribusi terhadap penggumpalan darah

5. Fungsi sirkulasi

Lebih dari 1000 ml darah bersirkulasi pada saat proses di hati berlangsung melalui

sinusoid dari vena portal dan lebih dari 350 ml darah dari arteri hepatic dalam 1 menit.

Karena ukuran dan ruang sinusoid, hati menjadi sebuah tempat penerimaan darah dalam

kuantitas yang banyak. Ketika kehilangan darah sistemik terjadi, hati menyediakan suplay

darah emergensi sekitar 500 ml atau hampir 1 liter jika tekanan di atrium kanan tinggi.

Hambatan sepanjang system vena portal, sering disebabkan oleh sirosis dan memicu

peningkatan tekanan sepanjang system yang disebut hipertensi portal. Akibat dari

peningkatan tekanan di system aliran vena ke hati, berikutnya terjadi distensi dan

penurunan aliran darah dari hati ke jantung.

Darah yang mengalir melalui usus membawa bakteri, berikutnya mengalir menuju hati.

Sel kupffer (makrofag pagosit) berupa barisan sinus hepatic, menyaring bakteri dan debris

lainnya dari darah yang masuk ke hati dari vena portal. Dengan menelan partikel asing, sel

kupffer membuat zat toksik dan pathogen tak berbahaya. Kurang dari 1 persen bakteri

memasuki system portal dari usus lewat dari system sirkulasi.

B. Fungsi uji hati

1. Fungsi uji hati

Uji fungsi hati sering disebut di klinik sebagai liver function test, sehingga perawat sering

mengenalnya dengan LFT. LFT adalah merupakan suatu kumpulan analisis laboratorium

yang berkaitan dengan hati baik fungsi hati maupun suatu kondisi hati yang sebenarnya

bukan fungsi hati. Analit ataupun zat yang diperiksa dapat berupa produk metabolisme sel

hati (hepatosit), enzim, protein lain, antigen virus, DNA atau RNA virus maupun antibody

sebagai hasil respon imun humoral tubuh.

2. Jenis-jenis fungsi uji hati

Fungsi uji hati dibedakan menjadi fungsi sintesis, fungsi ekskresi, fungsi detoksifikasi,

fungsi penyimpanan, fungsi filtrasi fagositosis, dan fungsi katabolisme.7

Page 8: KMB Sistem Imun

a. Fungsi sintesis

kadar albumin serum; menurun bila ada gangguan fungsi sintesis hati

elektroforesis protein serum; dapat dilihat dari fraksi albumin menurun sehingga rasio

A/G menjadi terbalik (dari albumin yang lebih banyak menjadi globulin yang lebih

banyak)

aktivitas enzim kolinesterase; menurun

uji masa protrombin dengan respon terhadap vitamin K ; factor-faktor koagulasi

menurun terutama yang melalui jalur ekstrinsik sehingga masa protrombin akan

memanjang yang tidak dapat menjadi normal walaupun diberi vit K melalui suntikan.

b. Fungsi ekskresi

Kadar bilirubin serum menjadi bilirubin direct (konjugasi) dan indirect (unkonjugasi),

bilirubin urin serta produk turunannya seperti urobilonogen dan urobilin dalam urin,

sterkobilinogen dan sterkobilin dalam tinja serta kadar asam empedu serum. Bila ada

gangguan fungsi ekskresi maka kadar bilirubin total serum meningkat terutama

bilirubin direct, bilirubin urin mungkin positif, sedangkan urobilonogen dan urobilin

serta sterkobilinogen dan sterkobilin mungkin menurun sampai tidak terdeteksi. Kadar

asam empedu serum meningkat lebih jelas pasca makan (postprandial).

c. Fungsi detoksifikasi

Bila ada gangguan fungsi maka kadar amoniak meningkat karena kegagalannya

merubah ke ureum, kadar yang tinggi dapat menyebabkan gangguan kesadaran yaitu

ensefalopati atau koma hepatic.

Terdapat pula pengukuran aktifitas beberapa enzim. Dalam hal ini enzim-enzim

tersebut tidak diperiksa fungsinya dalam proses metabolisme hati tetapi aktifitasnya di

dalam darah (serum) dapat menunjukkan adanya kelainan hati tertentu, contohnya

adalah enzim alanin transaminase (ALT) atau nama lama serum glutamate pyruvate

transferase (SGPT) dan enzim aspartate transaminase (AST) atau nama lama serum

glutamate oxaloacetate transferase (SGOT) meningkat bila ada perubahan

permeabilitas atau kerusakan dinding sel hati, sebagai penanda gangguan integritas sel

hati (hepatoseluler)

C. Diabetes mellitus

1. Definisi

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan

kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth, 2002). Menurut Silvia dan

Lorraine (2000), diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara generik dan klinik

termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.

Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan

metabolik akibat hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,

8

Page 9: KMB Sistem Imun

saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan

mikroskop elektron (Arif, 1999).

2. Etiologi

1. DM tipe I (IDDM /Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

– Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu

predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan

genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.

– Faktor-faktor imunologi

Adanya respons autoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah

pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang

dianggapnya sebagai jaringan asing. Yaitu autoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans

dan insulin endogen.

– Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi

selbeta.

2. DM Tipe II (NIDDM /Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin

pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses

terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor resiko :

– Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)

– Obesitas

– Riwayat keluarga

3. DM Malnutrisi

- Fibrocalculus Pankreatis Diabetes Mellitus

Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan protein yang menyebabkan

kalsifikasi pankreas melalui proses mekanik (fibrosis) atau toksik (sianida) sehingga sel-

sel beta menjadi mati.

- Protein Deficient Pancreatic Diabetes Mellitus

Terjadi karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel-sel beta

pankreas.

4. DM Tipe lain

- Penyakit pankreas, seperti: pankreatitis, Ca. pankreas dll.

- Penyakit Hormonal, seperti: akromegali yang menaikkan GH (Growth Hormone)

sehingga merangsal sel-sel beta pankreas yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan

rusak.

9

Page 10: KMB Sistem Imun

- Obat-obatan yang bersifat toksin terhadap sel-sel beta, seperti: aloxan dan strepozikin

mengurangi produksi insulin.

3. Manifestasi Klinis

1. Gejala awal berhubungan dengan efek langsung dari kadar GD yang tinggi. Jika kadar GD

sampai diatas 160-180 mg/dl, maka glukosa akan sampai ke urine.

2. Jika GD lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan

sejumlah besar glukosa yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah

yang berlebihan, maka penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri).

3. Akibat poliuri haus yang berlebihan banyak minum (polidipsi).

4. Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih BB . Untuk mengkompensasikan hal

ini, penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak makan (polifagi).

5. Gejala lainnya adalah:

Pandangan kabur, mual, pusing, mudah lelah, DM yang tidak terkontrol lebih peka

terhadap infeksi

D. Pengkajian system endokrin dan metabolik

Pasien dengan gangguan sistem endokrin dan metabolik mungkin punya keluhan khusus

seperti mual, diare dan kelemahan. Keluhan ini juga mungkin samar-samar, kadang-kadang

dan manifestasi yang umum, karena perbedaan fungsi dari kelenjar endokrin dan organ-organ

metabolisme dan karena sebagian besar kelenjar dan organ-organ tersebut tidak dapat diakses,

tidak ada yang tunggal, pengkajian yang seragam untuk pasien dengan gangguan system

endokrin dan metabolik. Secara umum pengkajian ini dibagi menjadi 3 yaitu riwayat pasien,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostic.

1. Riwayat pasien

Sepanjang melakukan interview riwayat kesehatan pasien, bantu pasien untuk

menceritakan kembali pengalaman dan tanda gejala secara berurutan.

a. Data biografi dan demografi

Catat data biografi dan demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang etnis dan

wilayah geografi. Beberapa gangguan seperti diabetes dan hepatitis berhubungan

dengan umur dan jenis kelamin.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Tanyakan keluhan utama yang mendorong pasien mencari pelayanan kesehatan.

Tanyakan kapan masalah bermula, onset, durasi, intensitas dan karakteristik masalah

dan perubahan pada status kesehatan yang biasa. Misalnya gangguan gastrointestinal,

gejala umumnya dapat berhubungan dengan gangguan endokrin dan metabolic.

Sepanjang melakukan pengkajian terhadap pasien tanyakan kepada pasien tentang

nyeri, infeksi, masalah perfusi (perdarahan), perubahan sensori dan status mental,

perubahan penglihatan.

c. Riwayat Tumbuh Kembang 10

Page 11: KMB Sistem Imun

Kelainan-kelainan fisik atau kematangan dari perkembangan dan pertumbuhan

seseorang yang dapat menjadi – mempengaruhi keadaan penyakit seperti ada riwayat

pernah icterus saat lahir yang lama, atau lahir premature, kelengkapan imunisasi, pada

form yang tersedia tidak terdapat isian yang berkaitan dengan riwayat tumbuh

kembang.

d. Riwayat psikologi dan riwayat sehari-hari 

Bagaimana pasien menghadapi penyakitnya saat ini apakah pasien dapat menerima,

ada tekanan psikologis berhubungan dengan sakitnya. Kita kaji tingkah laku dan

kepribadian, karena pada pasien dengan sirosis hati dimungkinkan terjadi perubahan

tingkah laku dan kepribadian, emosi labil, menarik diri, dan depresi. Fatique dan

letargi dapat muncul akibat perasaan pasien akan sakitnya. Dapat juga terjadi

gangguan body image akibat dari edema, gangguan integument, dan terpasangnya alat-

alat invasive (seperti infuse, kateter). Terjadinya perubahan gaya hidup, perubaha

peran dan tanggungjawab keluarga, dan perubahan status financial

e. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien

Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang

dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila dihubungkan

dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,kondisi

ini tidak dikeluhkan, seperti:

1) Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu rambut tidak

tumbuh, payudara tidak berkembang dan lain-lain.

2) Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun

banyak makan dan lain-lain.

3) Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampuber

konsentrasi, dan lain-lain.

4) Hospitalisasi perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya.

5) Bila klien dirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.

6) Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masa

lalu.

7) Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang diperoleh dari dokter atau petugas kesehatan

maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.

8) Jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas

hormonal seperti hidrokortison, evothyroxine, kontrasepsi oral, dan obat-obatan

anti hipertensif 

f. Riwayat pembedahan

Tanyakan kepada pasien jika memiliki riwayat pembedahan, kemoterapi, atau terapi

radiasi untuk gangguan metabolic dan endokrin, khususnya pada leher dan kepala.

Pada tindakan radiasi sebagian dapat menyebabkan masalah fungsional pada kelenjar

tiroid

g. Alergi11

Page 12: KMB Sistem Imun

Pasien ditanya untuk mengidentifikasi apakah ada alergi pada makanan ataupun

pengobatan,khususnya reaksi pada yodium

h. Obat-obatan

Tanyakan kepada pasien terutama pada penggunaan hormone dan steroid termasuk

nama, dosis dan durasi penggunaan. Selain itu ditanyakan juga penggunaan obat-

obatan juga bahan-bahan kimia. Sebagian obat-obatan dan bahan kimia sangat

potensial menyebabkan hepatotoksik seperti alcohol, senyawa emas, merkuri, fosfor,

acetaminophen, arsenic, tiazid diuretic dan obat anti kanker.

Tanyakan juga kepada pasien penggunaan obat-obatan herbal seperti jus lidah buaya,

fenugreek dll karena herbal ini sebagian dapat menurukan tekanan darah

(fenugreek/klabet)

i. Asupan Nutrisi

Pola makan dikaji karena pola makan tertentu dapat memicu gangguan endokrin dan

metabolic ini misalnya makanan yang asam, makan dalam jumlah besar, makanan

berlemak.

j. Riwayat kesehatan keluarga

Ketika mengkaji pasien dengan gangguan endokrin dan metabolic, tanyakan kepada

pasien tentang riwayat keluarga. Karena sejumlah gangguan ini diwariskan dalam

keluarga. Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan

seperti yang dialami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara langsumg

dengan gangguanhormonal seperti:

1) Obesitas

2) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

3) Kelainan pada kelenjar tiroid

4) Diabetes mellitus

5) Infertilitas

Dalam mengidentifikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat menerjemahkan

informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan dimengerti oleh

klien atau keluarga.

k. Riwayat Sosial 

Keadaan sosial dan ekonomi berpengaruh, apakah pasien suka berkumpul dengan

orang-orang sekitar yang pernah mengalami penyakit hepatitis, berkumpul dengan

orang-orang yang dampaknya mempengaruhi perilaku pasien yaitu peminum alcohol,

karena keadaan lingkungan sekitar yang tidak sehat.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada gangguan endokrin dan metabolic melibatkan pengkajian yang

hati-hati pada seluruh tubuh dan terintegrasi melalui interaksi dengan pasien.

a. Kesadaran umum dan keadaan umum pasien.12

Page 13: KMB Sistem Imun

Perlu dikaji tingkat kesadaran pasien dari sadar – tidak sadar (compos mentis – coma)

untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien, kekacuan fungsi dari

hepar salah satunya membawa dampak yang tidak langsung terhadap penurunan

kesadaran, salah satunya dengan adanya anemia menyebabkan pasokan O2 ke

jaringan kurang termasuk pada otak.

b. Tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik kepala-kaki

Tekanan darah, nadi, respirasi rate, temperatur yang merupakan tolak ukur dari

keadaan umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai

kaki dan lebih fokus pada pemeriksaan organ seperti hati, abdomen, limpa dengan

menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi, disamping itu juga

penimbangan BB dan pengukuran tinggi badan dan LLA untuk mengetahui adanya

penambahan BB karena retreksi cairan dalam tubuh disamping juga untuk

menentukan tingkat gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan

nutrisi yang dibutuhkan.

Poin-poin penting pemeriksaan fisik gangguan endokrin dan metabolic.

Tahapan Temuan normal Temuan abnormalInspeksi- Warna kulit

- Mata- Kesimetrisan,

kontur dan bentuk abdomen- Permukaan

abdomen

- Area rectal

- Status nutrisi

- Kuku dan Rambut

- Muka (inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah), inspeksi posisi mata

Sama atau lebih terang daripada area yang lainSklera putihDatar dan bulat

Halus

Tidak ada hemoroid

Cukup

Kemerahan, sianosis, jaundice, lesi, ekimosis.Sklera warna kuningBuncit, tidak simetris, ada massaKetat, mengkilat, membesar, vena menonjol, spider neviAda hemoroid

Obesitas atau malnutrisi

Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkanoleh klien dengan penyakit addison desease,kering, . tebal. dan rapuh terdapat pada penyakithipotiroidisme, rambut lembut]hipertyroidisme.Hirsutisme terdapat pada penyakit cushingSyndromeVariasi dan bentuk dan struktur muka mungkindapat diindikasikan dengan penyakit akromegalimata.

AuskultasiLetakkan stetoskop di kuadran kanan atas abdomen

Tidak ada dengungan venaTidak ada gesekan atau gosokan

Ada dengungan vena dengan komponen sistol dan diastol

Perkusi- Abdomen, catat Timpani di kandung kemih, Dullness, menunjukkan asites

13

Page 14: KMB Sistem Imun

suara perkusi pada keempat kuadran

usus. Dullness di hati

Palpasi- Palpasi hati- Kelenjar Thyroid

Palpasi kelenjar tyroid terhadap ukuran dan konsistensinya. Pemeriksa berdiri di belakang klien dan tempatkan keduatangan anda pada sisi lain pada trachea di bawah kartilago thyroid. Minta klien untuk miringkan kepala ke kanan Minta klien untuk menelan. Setelah klien menelan. pindahkan pada sebelah kiri.selama palpasi pada dada kiri bawah

Tidak ada nyeri dan massa Kaku, nyeri dan ada massaTidak membesar pada klien dengan penyakit graves atau goiter. Multiple nodulus terdapat pada metabolik. seperti yang ditunjukkan hanya padanodul yang bisa diindikasi bisul, tumor malignandan. benigna.

3. Pemeriksaan diagnostik

a. Basal Metabolic Rate

Tujuan: pengukuran secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan di bawah

kondisi basal selama beberapa waktu

Persiapan :

1) Klien puasa 12 jam

2) Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress

3) Klien harus tidur sedikit nya 8 jam

4) Tidak mengkonsumsi analgetik & sedative

5) Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya

6) Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan di lakukan.

Penatalaksanaan:

Pengukuran kalorimetri dengan menggunakan metabolator.

Nilai normal :

Pria 53 kalori perjam

Wanita 60 kalori perjam

Metode Harris Benedict Untuk Mengukur BMR

Pria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn) )

Wanita BMR = 665 + (9,6 x BB(kg) + (1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U (thn) )

b. Scanning Thyroid

c. Radio loding scanning

Untuk menentukan apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk dan berfungsi atau tidak

berfungsi

d. Uptake iodine

Untuk menentukan pengambilan yodium dari plasma

Nilai normal 10-30% dalam 24jam

14

Page 15: KMB Sistem Imun

e. Pemeriksaan diagnostik kelenjar pankreas

1) Pemeriksaan Gula Darah (puasa)

Tujuannya untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam.

Nilai normal

Dewasa : 70-110mg/dl

Anak-anak : 60-100mg/dl

Bayi : 50-80mg/dl

Persiapan:

Klien dipuasakan 8-10 jam sebelum pemerksaan

Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan

Pelaksanaan:

Spesimen adalah darah vena ± 5 cc.

Gunakan antikoagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan

Pengobatan insulin atau oral hipoglikemi sementara dihentikan

Setelah pengambilan darah, klien diberi minum dan makan serta obat sesuai

program

f. Pemeriksaan diabetes mellitus

Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu,

kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral

standar.

1) Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua, tekanan darah tinggi,

obesitas, dan adanya riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan

negatif, perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun. Bagi beberapa pasien yang

berusia tua tanpa factor resiko, pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3

tahun.

Tabel interpretasi kadar glukosa darah (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM DMKadar glukosa darah sewaktuPlasma vena <110 110 – 199 >200Darah kapiler <90 90 – 199 >200Kadar glukosa darah puasaPlasma vena <110 110 – 125 >126Darah kapiler <90 90 – 109 >110

2) Tes Toleransi Glukosa Oral/TTGO

Tes ini telah digunakan untuk mendiagnosis diabetes awal secara pasti, namun

tidak dibutuhkan untuk penapisan dan tidak sebaiknya dilakukan pada pasien

dengan manifestasi klinis diabetes dan hiperglikemia.

Cara pemeriksaan :

Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien makan seperti biasa

Kegiatan jasmani cukup.

Pasien puasa selama 10 – 12 jam.

15

Page 16: KMB Sistem Imun

Periksa kadar glukosa darah puasa.

Berikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam

waktu 5 menit.

Periksa kadar glukosa darah saat ½, 1, dan 2 jam setelah diberi glukosa.

Saat pemeriksaan, pasien harus istirahat, dan tidak boleh merokok.

Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat jalan dengan

toleransi glukosa normal adalah 70 – 110 mg/dl. Setelah pemberian glukosa, kadar

glukosa akan meningkat, namun akan kembali kekeadaan semula dalam waktu 2

jam. Kadar glukosa serum yang < 200 mg/dl setelah ½, 1, dan 1 ½ jam setelah

pemberian glukosa dan <140 mg/dl setelah 2 jam setelah pemberian glukosa,

ditetapkan sebagai nilai TTGO normal.

g. Abdominal ultrasonografi

Pemeriksaan ultrasonografi menyediakan informasi diagnostik tentang kondisi hati,

pancreas dan salurah empedu. Persiapan untuk pemeriksaan ini sedikit.

h. Radiography

i. Angiography

Angiography adalah pencitraan pembuluh darah menggunakan air-larut ionik atau

nonionik media yang kontras sinar X disuntikkan ke dalam aliran darah arteri

(arteriografi) atau pembuluh darah (venography). Untuk pembuluh getah bening,

media kontras digunakan berminyak. Angiografi memungkinkan visualisasi hati,

empedu, dan pembuluh arteri pancreas

j. Biopsy

Biopsi adalah analisis contoh jaringan hati yang sangat kecil. Contoh diperiksa untuk

tanda parutan, atau penyakit atau kerusakan lain.

16

Page 17: KMB Sistem Imun

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Jl. dr. Mansur No. 9 Padang Bulan Medan 20155 Sumatera Utara

IndonesiaTELP. +62 61 8213318 FAX. +62 61 8213318 Email : http://fkep,usu,ac.id

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN SISTEM ENDOKRIN & METABOLIK

Pengkajian tgl. : Jam :MRS tanggal : No. RM :Diagnosa Masuk : Hari Rawat Ke :Ruangan/kelas :

A. IDENTITAS PASIENNama : Penanggung jawab biaya :Usia : Nama :Jenis kelamin : Alamat :Suku /Bangsa : Hub. Keluarga :Agama : Telepon :Pendidikan :Status perkawinan : Pekerjaan :Alamat :

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGKeluhan Utama :Kapan mulai : Onset : Durasi :Intensitas :Karakteristik Masalah :Perubahan pada status kesehatan yang biasa :Nyeri :Infeksi :Perdarahan :Perubahan Sensori :Status mental :Perubahan Penglihatan :

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU1. Pernah di rawat ya, jenis : ....................... tidak2. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak3. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak4. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak

- Kapan : ...............................- Jenis Operasi : ...............................

5. Lain-lain :...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGADiabetes mellitus HepatitisGangguan pada kelenjar tyroid InfertilitasAddison disease Lainnya

GENOGRAM17

Page 18: KMB Sistem Imun

E. PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATANPerilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan

Alkohol ya tidakKeterangan ..........................................................................................................Merokok ya tidakKeterangan ..........................................................................................................Obat ya tidakKeterangan ..........................................................................................................Olahraga ya tidakKeterangan ..........................................................................................................

F. RIWAYAT TUMBUH KEMBANGRiwayat ikterus ya tidakLahir prematur ya tidakImunisasi lengkap tidak

G. RIWAYAT SOSIALLingkungan alkohol ya tidakLingkungan merokok ya tidak

H. OBAT-OBATANPengguna obat-obatan kimia ya tidakDurasi:Pengguna obat-obatan herbal ya tidak

I. RIWAYAT PSIKOLOGI Respon terhadap penyakit menerima tidakMekanisme koping efektif inefektifGangguan body image ya tidakKeadaan emosi stabil labilMenarik diri ya tidakDepresi ya tidakFatique ya tidakLetargi ya tidakSulit bergaul ya tidakPerubahan gaya hidup ya tidakPerubahan peran ya tidakTidak konsentrasi ya tidak

J. PEMERIKSAAN FISIK1. Tanda-tanda vital

S : N : TD : RR : Nyeri: SkalaLokasiFrekuensiPerilaku nyeri Guarding Facial grimacing Wording Bracing SighingMASALAH KEPERAWATAN :...................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

18

Page 19: KMB Sistem Imun

2. Status nutrisia. BB: kg TB: cmb. LILA: cm

c. Nafsu Makan Baik Menurun Frekuensi :...............x/hari jumlah:............... jenis : .......................Keterangan ..........................................................................................................

3. Kepala dan lehera. Inspeksib. Palpasi

4. MataSklera putih kekuninganPosisi mata ya tidakWajah simetris tidak simetris

5. ThorakParu-paru

a. Keluhan : Sesak Nyeri waktu sesak OrthopneaBatuk Produktif Tidak ProduktifSekret : .................... Konsistensi : .......................Warna : ................... Bau : ....................................

b. Pola nafas irama: Teratur Tidak teraturc. Jenis Dispnoe Kusmaul Ceyne Stokes Lain-lain:

Pernafasan cuping hidung ada tidakSeptum nasi simetris tidak simetrisLain-lain :

d. Bentuk dada simetris asimetris barrel chestFunnel chest Pigeons chest

e. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/Sf. Alat bantu nafas Ya Tidak

Jenis .........................Flow ................LpmJantung

i. Keluhan nyeri dadaya tidakii. CRT : ...............

iii. Konjungtiva pucat ya tidak

iv. Bunyi jantung: Normal Murmur Gallop lain-lainv. Irama jantung: Reguler Ireguler S1/S2 tunggal Ya Tidak

vi. Akral: Hangat Panas Dingin kering Dingin basah

MASALAH KEPERAWATAN :.................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

6. AbdomenAbdomen Supel Tegang nyeri tekan, lokasi :

Luka operasi Jejas lokasi :Pembesaran hepar ya tidakPembesaran lien ya tidakAscites ya tidakMengkilat ya tidakKetat ya tidakVena menonjol ya tidakSpider nevi ya tidakDengungan vena ya tidak

19

Page 20: KMB Sistem Imun

Drain Ada Tidak- Jumlah : ......................- Warna : ......................- Kondisi area sekitar insersi : .....................................Mual ya tidakMuntah ya tidakTerpasang NGT ya tidakBising usus :..........x/mntNyeri tekan ya tidak

7. GenitaliaKeluhan Kencing Ada TidakPola Menstruasi Teratur TidakKemampuan berkemihProduksi urine : ...........................ml/jamWarna : ...............................Bau : ...............................Kandung kemih : Membesar Ya TidakNyeri Tekan : Ya Tidak

8. Status Cairan

Intake Cairan : Oral :....................cc/hari Parenteral : ..............cc/hariOutput Cairan : Balance Cairan : ..........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................Lain-lain : .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................MASALAH KEPERAWATAN : .............................................................................................................................................

9. Integumen

Inspeksi : kering lembabKelenturan: lentur tidak.Alopecia: ya tidakWarna kulit kemerahan TidakSianosis ya TidakJoundice ya TidakJoundice ya TidakEkimosis ya Tidak

Penilaian risiko decubitus :Aspek yang

dinilaiKRITERIA YANG DINILAI NILA

I1 3 3 4PERSEPSI SENSORI

TERBATAS SEPENUHNY

A

SANGAT TERBATAS

KETERBATASAN RINGAN

TIDAK ADA GANGGUAN

KELEMBABAN

TERUS MENERUS

BASAH

SANGAT LEMBAB

KADANG-KADANG BASAH

JARANG BASAH

AKTIVITAS BEDFAST CHAIRFAST KADANG-KADANG

JALAN

LEBIH SERING JALAN

MOBILISASI IMMOBILE SEPENUHNY

A

SANGAT TERBATAS

KETERBATASAN RINGAN

TIDAK ADA KETERBATAS

ANNUTRISI SANGAT

BURUKKEMUNGKIN

AN TIDAK ADEKUAT SANGAT BAIK

20

Page 21: KMB Sistem Imun

ADEKUATGESEKAN & PERGESERA

N

BERMASALAH

POTENSIAL BERMASALA

H

TIDAK MENIMBULKAN MASALAH

NOTE : Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien beresiko mengalami dekubitus (Pressure ulcers)(15 or 16 =low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less= high risk)

TOTAL NILAI

Warna : ...........................................................Pitting edema : +/- grade : .............................Ekskoriasis : ya tidakPsoriasis : ya tidakUrtikaria : ya tidakLain-lain : ..........................................................................................................................................................................................................................................................................MASALAH KEPERAWATAN .....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................10. Sistem Endokrin Pembesaran kelenjar tyroid ya tidakPembesaran kelenjar getah bening ya tidakHiperglikemia Ya Tidak Hipoglikemia Ya TidakSeks Sekunder Berkembang Tidak berkembangKondisi kaki DM :- Luka gangren Ya Tidak - Jenis Luka : .....................................................- Lama luka : .....................................................- Warna : .....................................................- Luas Luka : .....................................................- Kedalaman : .....................................................- Kulit Kaki : ..............................................- Kuku kaki : ..............................................- Telapak kaki : ..............................................- Jari kaki : ..............................................- Infeksi : Ya Tidak- Riwayat luka sebelumnya : Ya Tidak

- Tahun : ..................................................- Jenis Luka : ..................................................- Lokasi : ..................................................

- Riwayat amputasi sebelumnya : Ya TidakJika Ya

- Tahun : ..........................- Lokasi : .........................- Lain-lain : .....................................................................................................

MASALAH KEPERAWATAN :................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

21

Page 22: KMB Sistem Imun

11. Pengkajian PsikososialPersepsi klien terhadap penyakitnya

cobaan Tuhan hukuman lainnyaEkspresi klien terhadap penyakitnya

murung gelisah tegang marah/menangisReaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curigaGangguan konsep diri ya tidakMASALAH KEPERAWATAN :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

12. Pengkajian SpiritualKebiasaan beribadah

- Sebelum sakit sering kadang-kadang tidak pernah- Selama sakit sering kadang-kadang tidak pernah

Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

MASALAH KEPERAWATAN : ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

13. Personal HygieneKebersihan diri :............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan :- Mandi : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Ganti pakaian : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Keramas : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Sikat gigi : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Memotong kuku: Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Berhias : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri- Makan : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri

MASALAH KEPERAWATAN : ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

14. Pemeriksaan Penunjang

A. Darah Lengkap :

22

Page 23: KMB Sistem Imun

Leukosit :…………………. (N: 3.500 – 10.000/µl)Eritrosit :…………………. (N:1.2 juta – 1.5 juta/ µl)Trombosit :…………………. (N:150.000 – 350.000/ µl)Haemoglobin :…………………. (N:11.0 – 16.3 gr/dl)Haematokrit :…………………. (N:35.0 – 50 gr/dl)Kadar ACTH :

B. Kimia Darah :

Ureum :…………………. (N:10 – 50 mg/dL)Creatinin :…………………. (N:07 – 1,5 mg/dL)SGOT :…………………. (N:2 -17)SGPT :…………………. (N: 3 - 19)BUN :…………………. (N:20-40/ 10-20 mg/dL)Bilirubin :…………………. (N:1,0 mg/dL)Total Protein :…………………. (N:6,7 – 8,7 mg/dL)GD Puasa :………………… (N:100 mg/dL)GD 2 jpp :………………… (N:140 - 180 mg/dL)

C. Analisa Elektrolit :

Natrium : ………………………… (N:136 -145 mmol/L)Kalium : ………………………… (N:3,5 -5,0 mmol/L)Clorida : ………………………… (N:98 -106 mmol/L)Calsium : ………………………… (N:7,6 -11,0 mmol/L)Phospor : ………………………… (N:2,5 -7.07 mmol/L)

D. Pemeriksaan T3/T4 :............................ (Dewasa :Iodium bebas : .................................. 0,1 – 0,3 mg/dlT3 : ................................................... 0,2 – 0,3 mg/dlT4 : ................................................... 6 – 12 mg/dlAnak-anak / bayi :T3 : .................................................. 180 -240 mg/dl

E. Kadar Growth Hormone :.................... 10 µg/mlF. Kadar TSH :......................................... 6-10µg/mlG. Uptake Radioaktif : ........................... < 5 ml/dl H. Protein Bound iodine : ...................... 4 – 8 mg %

E. Pemeriksaan Radiologi :

Foto Kranium :

Foto Tulang :

CT Scan Otak :

F. ...

Jika ada jelaskan gambaran hasil Photo Rontgen, USG, EEG, EKG, CT-Scan

23

Page 24: KMB Sistem Imun

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Pengkajian merupakan aspek yang sangat penting dalam mengelola klien. Namun,

format pengkajian yang terstandart dan digunakan secara bersama-sama oleh instansi

kesehatan belum dilaksanakan secara maksimal. Dalam pembahasan diatas sudah disusun tiga

aspek yang harus ada dalam pengkajian, yakni pengkajian riwayat klien, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan diagnostik.

Pengkajian riwayat kesehatan klien dilakukan dengan wawancara yang mendalam

dengan klien dan juga keluarga, seluruh aspek dikaji termasuk masalah transkultural yang

sering kali terabaikan oleh perawat. Selanjutnya pemeriksaan fisik dengan tetap menggunakan

teknik inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi. Pemeriksaan fisik ini dapat dimulai dengan

terfokus sekaligus mengatasi masalah kesehatan utama dan seterusnya dapat dilanjutkan

dengan pemeriksaan persistem atau head to toe. Terakhir adalah pemeriksaan diagnostik. Pada

tahap ini perlu kolaborasi dengan dokter dan juga laboran agar pemeriksaan dapat secara

akurat dengan kondisi sebenarnya.

B. Saran.

Dalam aplikasi pelaksanaan pengkajian ini tidak semudah membuat formatnya karena

pemahaman tentang format pengkajian dan teknik pelaksanaan harus sinergis. Maka oleh

karena itu, penulis menyarankan:

1. Pendidikan

Untuk terus melakukan kajian-kajian ilmiah dalam aspek proses keperawatan dan juga

melakukan pelatihan-pelatihan kepada perawat secara berkala.

2. Perawat.

Untuk terus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan secara mandiri agar pelaksanaan

proses keperawatan ini berjalan dengan maksimal.24

Page 25: KMB Sistem Imun

3. Mahasiswa

Untuk terus membuat inovasi baru dalam rangkan akselerasi profesi perawat di Sumatera

Utara dan juga Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Aru, W. S et al. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 3, ed 5. Jakarta: Internal Publishing.

Black, J. M & Hawks, J. H.(2009). Medical-surgical nursing clinical management for positive outcomes. 8 th ed. Singapore: Saunders Elsevier.

Brunner & Sudarth. ( 2002 ) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi, 8. Jilid 2. Jakarta: EGC

Price, Sylvia (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta: EGC

25