Top Banner
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul SOSIOLOGI X Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian SOSIOLOGI X atau yang lebih khususnya membahas penerapan quantum learning, karakteristik sertas perspektif quantum leraning dalam islam Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang SOSIOLOGI X Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Yogyakarta, 03 November 2014 Muhammad Nurlistiadi
47

KLIPING TERBARU

Feb 11, 2016

Download

Documents

SariDewi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KLIPING TERBARU

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul SOSIOLOGI X

Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian SOSIOLOGI X atau yang lebih khususnya membahas penerapan quantum learning, karakteristik sertas perspektif quantum leraning dalam islam Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang SOSIOLOGI X

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta, 03 November 2014

Muhammad Nurlistiadi

Page 2: KLIPING TERBARU

A INTERAKSI SOSIAL

1. Hakikat Interaksi SosialInteraksi antarmanusia terjadi karena manusia saling membutuhkan.setiap

manusia memiliki berbagai kebutuhan,kepntingan,dan hasrat,misalnya kebutuhan untuk

makan,berpakaian,dan memperoleh pendidikan.Tidak semua kebutuhan itu dapat

dipenuhi seorang diri.kebutuhan untuk makan,misalnya,tidak dapat dipenuhi tanpa

petani dan penjual beras dipasar.

Manusia secara kodrati adalah mahkluk sosial.didalmnya dirinya terdapat hasrat

untuk berkomunikasi,bergaul,dan bekerja sama dengan manusia lain.karena

itulah,interaksi dengan orang lain merupakan kebutuhan diri yang mendasar.dalam

interaksi sosial,salah satu pihak memberikan stimulus atau aksi dan pihak lain

memberikan respons atau reaksi.

2. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Menurut Soerjono Soekarto,interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa kontek

sosial dan komunikasi.

a. Kontak Sosial

Kata “kontak” diturunkan dari bahasa Latin: cum yang berarti bersama-sama dan

tangere yang berari menyentuh.jadi kontak berarti bersama-sama menyentuh.

Sifat-sifat kontak sosial:

1.1 Dapat bersifat positif atau negatif.Kontak sosial positif mengarah pada kerja

sama,sedangkan kontak sosial yang negatif mengarah pada pertentangan atau

konflik.

1.2 Dapat bersifat primer atau sekunder.Kontakprimer terjadi ketika seseorang bertatap

muka secara langsung,sementara kontak sekunder terjadi interaksi berlangsung

melalui perantara.

b. Komunikasi

Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Adapun 5 unsur pokok

komunikasi adalah:

1.1. Komunikator,yaitu orang yang menyampaikan pesan,perasaan atau pikiran kepada

pihak lain

Page 3: KLIPING TERBARU

1.2. Komunikan,yaitu orang yang menerima pesan,perasaan,dan pikiran

1.3. Pesan,yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator

1.4. Media,yaitu alat untuk menyampaikan pesan

1.5. Efek,yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan setelah

mendapatkan pesan dari komunikator

Ada 3 tahapan penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahapan tersebut ada sbb:

1.1. Encoding. Pada tahap ini gagasan atau program yang akan dikomunikasikan

diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini harus dipilih kata atau

istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Perlu dihindari

Istilah yang membingungkan komunikasi.

1.2. Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam

bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan

maupun gambar dari keduanya.

1.3. Decoding. Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat

serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

Suatu kontak dapat terjadi tanpa adanya komunikasi. Contohnya, orang bicara

dalam bahasa Batak kepada orang yang hanya mengerti bahasa Sunda. Dalam kasus

tersebut, kontak sosial telah terjadi tapi mereka tidak berkomunikasi sebab yang satu

tidak bisa memahami apa yang ingin disampaikan oleh yang lain. dengan

demikian,kontak sosial tanpa komunikasi tidak berarti apa-apa.

Interaksi sosial sendiri menjadi salah satu kajian penting dalam sosiologi. Beberapa

tokoh sosiologi (sosiolog) mengkhususkan diri dalam melakukan studi terhadap

interaksi sosial. Untuk mempelajari interaksi sosial, sosiologi menggunakan pendekatan

tertentu yang dikenal dengan sebutan perspektif interaksionis (interactionist

perspective).

Salah satu pendekatan yang terkenal dalam perspektif interaksionis adalah interaksionis

simbolik. Kata simbolik mengacu pada penggunaan simbol-simbol dalam interaksi.

Menurut Herbert Blumer, ada tiga pokok pikiran interaksionis simbolik, yaitu act,

thing dan meaning. Seseorang bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) berdasarkan arti

sesuatu itu menurutnya (meaning). Misalnya tindakan (act) orang hindu di india

terhadap sapi (thing), berbeda dengan tindakan orang islam terhadap sapi. Sebab makna

Page 4: KLIPING TERBARU

sapi (meaning) bagi kedua orang itu berbeda. Sapi menurut orang hindu di india adalah

binatang suci,tetapi tidak demikian bagi masyarakat muslim

Sosiolog lain yang memberi sumbangan pentinga dalam kajian interaksi sosial

adalah Erving Goffman. Menurutnya Goffman, individu yang bertemu dengan orang

lain akan memberi informasi tentang orang tersebut agar ia dapat mendefinisikan

situasi. Dalam pertemuan itu, masing-masing pihak, sengaja atau tidak, membuat

pernyataan (ekspresi) agar pihak yang lain terkesan (impresi). Usaha mempengaruhi

kesan orang lain ini disebut Goffman sebagai Pengaturan Kesan (impression

management).

B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial kelihatannya sederhana. Orang bertemu lalu berbicara atau

sekedar bertatap muka. Padahal sebenarnya interaksi sosial merupakan suatu proses

yang cukup kompleks. Interaksi ini dilandasi oleh beberapa faktor psikologis, yang

mendorong terjadinya interaksi sosial, yaitu :

1. Imitasi. Adalah suatu tindakan meniru orang lain. imitasi atau perbuatan meniru

bisa dilakukan dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara, tingkah

laku, adat kebiasaan, pola pikir, dan apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh

orang. Namun demikian, dorongan seseorang untuk meniru orang lain tidaklah

berjalan dengan sendirinya. Perlu ada sikap menerima, sikap mengagumi, dan sikap

menjunjung tinggi apa yang akan diimitasi itu.

2. Sugesti. Yaitu proses dimana berlangsungnya seseorang memberi pandangan atau

sikap yang dianutnya kepada pihak lain, lalu diterima oleh orang lain tersebut.

Biasanya kondisi si penerima dalam keadaan emosi sehingga tidak dapat berpikir

rasional. Segala anjuran atau nasehat yang diberikan langsung diterima dan diyakini

kebenarannya. Pada umumnya, sugesti berasal dari hal-hal berikut :

a. Orang yang berwibawa, karismatis, atau punya pengaruh terhadap yang disugesti,

seperti orang tua, cendikiawan,atau ulama.

b. Orang yang memiliki kedudukan lebih dari yang disugesti. Misalnya, pejabat

negara atau direktur perusahaan.

Page 5: KLIPING TERBARU

c. Kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Misalnya dalam suatu rapat

seseorang, ada seorang yang berpendapat berbeda terhadap suatu masalah. Tapi

karena semua anggota yang rapat berpendapat sebaliknya, maka iapun mengubah

pendapatnya.

d. Reklame atau iklan di media massa. Contoh, iklan yang menggambarkan suatu

produk deterjen mampu menghilangkan noda dalam hitungan detik dapat

menggiring pendengar atau penonton untuk membeli produk itu karena

terpengaruh.

Terjadinya sugesti bukan hanya karena faktor pemberi sugesti, tapi karena

beberapa faktor yang ada di diri orang yang diberi sugesti. Faktor-faktor tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Terhambatnya daya berpikir kritis. Makin kurang kemampuan orang mengkritisi

sesuatu atau seseorang, makin mudah orang itu menerima sugesti dari pihak lain.

daya kritis mengalami hambatan jika individu yang terkena stimulus tengah

emosional. Misalnya, orang yang tengah marah besar pada tetangganya akan mudah

terprovokasi untuk melakukan perkelahian fisik.

b. Kemampuan berpikir terpecah belah (dissosiasi). Disssosiasi terjadi ketiak orang

sedang dilanda kebingungan karena dihadapkan pada berbagai persoalan. Jika

dalam suasana yang demikian ada pandangan, saran, dan pendapat-pendapat orang,

ia akan dengan mudah menerimanya tanpa pikir panjang.

c. Orang yang ragu-ragu dan pendapat yang searah. Orang yang dalam keadaan ragu

pada umumnya akan mudah tersugesti atau akan mudah menerima pendapat atau

saran dari pihak lain apalagi pendapat itu searah dimana orang yang ragu-ragu itu

tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pihak tersebut. Misalnya pada kasus

iklan deterjen di atas, sebenarnya kita meragukan kebenaran iklan tersebut, tetapi

karena kita melihat dan mendengarnya setiap hari tanpa bisa bertanya tentang

kebenarannya, kita pun membelinya

3. Identifikasi. Yaitu merupakan kecendrungan atau keinginan seseorang untuk

menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya

lebih mendalam dibandingkan dengan imitasi karena dalam proses identifikasi,

kepribadian seseorang bisa terbentuk. Orang melakukan proses identifikasi karena

seringkali memerlukan tipe ideal tertentu dalam hidupnya. Contoh, seorang anak

Page 6: KLIPING TERBARU

mengidolakan ayahnya. Ia berusaha mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya

karena sikap, prilaku, dan nilai yang dipegang ayahnya ia perlukan dalam hidup.

Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja. Meskipun

tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar mengenal orang

yang diidentifikasinya sehingga sikap atau pandangan yang diidentifikasi benar-

benar menjiwainya. Contoh, biasanya pemain bulu tangkis junior punya pemain

idola. Setiap idolanya bertanding dia akan mengamati secara cermat bagaimana

strategi bermain dan gaya permainan idolanya. Ia kemudian meniru dan yakin bisa

menjadi seperti idolanya.

4. Simpati.merupakan kondisi ketertarikan seseorang kepada orang lain. melalui

proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain

dan merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang tersebut. Dalam

proses ini, perasaan memegang peranan penting walaupun alasan utamanya adalah

rasa ingin memahami dan bekerja sama dengan orang lain. contoh, ada tetangga

yang sedang tertimpa musibah kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha

untuk membantunya. Pada umumnya, simpati lebih banyak terlihat pada hubungan

teman sebaya, hubungan ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.

5. Empati,merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan

jiwa seseorang.Contohnya,seseorang

Sumber Informasi yang Mendasari Interaksi

Warna kulit

Dalam masyarakat yang mengenai diskriminasi rasial misalnya, interaksi tergantung

pada warna kulit orang yang berinteraksi.

Usia

Cara seseorang berinteraksi dengan orang yang lebih tua seringkali berbeda dengan

orang yang sebaya, atau orang yang lebih muda

Jenis kelamin

Jenis kelamin juga bisa mempengaruhi interaksi seseorang terhadap yang lainnya.

Contoh, laki-laki cenderung menghindari sekelompok perempuan yang tengah

membicarakan kosmetik atau model sepatu terbaru.

Page 7: KLIPING TERBARU

Penampilan fisik

Selain warna kulit, usia, dan jenis kelamin, penampilan fisik juga sering

menjadi sumber informasi dalam interaksi sosial.

Bentuk tubuh

Menurut penelitian Well & Siegal, orang cenderung menganggap bahwa terdapat kaitan

antara bentuk tubuh dengan sifat seseorang.

Pakaian

Sumber informasi juga dapat diperoleh dari pakaian seseorang, seringkali seseorang

yang berpakaian seperti eksekutif muda lebih dihormati dibandingkan dengan orang

yang berpakaian seperti gelandangan.

Wacana

Dari pembicaraan seseorang, kita pun dapat memperoleh informasi tentang dirinya.

Kadang-kadang kita mendengar seseorang berbicara bahwa ia baru saja bertemu dengan

direktur sebuah perusahaan terkenal atau dengan seorang gubernur.

Tahap Pendekatan dan Perenggangan Hubungan dalm Interaksi

SosialTahap yang mendekatkan dirinci menjadi tahap memulai (initiating), menjajaki

(experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integrating), dan

mempertalikan (bonding). Contoh, saat pertama kali masuk sekolah, kalian tentu

memulai menjajaki hubungan dengan orang lain dengan saling bertegur-sapa yang

diikuti dengan obrolan-obrolan ringan, seperti asal sekola darimana, rumahnya dimana,

atau bagaimana cara pergi ke sekolah.

Tahap yang Merenggangkan dalam interaksi, selain terjadi proses pendekatan

terjadi juga proses perenggangan. Proses ini terdiri dari tahap membeda-bedakan

(differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnation), menghindari

(avoiding), dan memutuskan (terminating). Contoh, dua orang yang dulunya berteman

dan biasa melakukan kegiatan secara bersama-sama, mulai melakukan kegiatan sehari-

hari seperti makan atau pulang sekolah sendiri-sendiri.

Tahap selanjutnya adalah memacetkan. Di tahap ini tidak terjadi komunikasi.

Kalaupun ada, hal ini dilakukan karena terpaksa dan dilaksanakan secara sangat hati-

hati. Perbedaan kedua teman itu sudah sangat besar sehingga untuk membicarakan hal

Page 8: KLIPING TERBARU

yang paling sederhana saja pun sulit dan dapat menyulut konflik.

C. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Kerja sama

Kerjasama adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk

mencapai tujuan bersama. Kerja sama timbul apabila orang menyadari memiliki

kepentingan dan tujuan yang sama dan bahwa hal tersebut bermanfaat bagi

dirinya atau orang lain. kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan

terhadap kelompoknya (in-group) dan kelompok lainnya (out-group). Menurut

Charles H. Cooley, kerja sama timbul apabila seseorang menyadari dirinya

mempunyai kepentingan yang sama dengan orang lain dan pada saat bersamaan

memiliki pengetahuan dan pengendalian terhadap dirinya sendiri untuk memenuhi

kepentingan tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan yang sama dan

pengorganisasian diri merupakan fakta penting dalam kerja sama.

Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya yang mengancam.

Selain itu, kerja sama juga dapat bertambah kuat jika ada tindakan-tindakan luar

yang menyinggung kesetian yang secara tradisional atau institusional telah

tertanam dalam kelompok, dalam diri seseorang, atau segolongan orang.

Proses sosial yang erat kaitannya dengan kerja sama adalah konsensus. Konsensus

hanya mungkin terjadi bila dua belah pihak atau lebih yang ingin memelihara

suatu hubungan yang masing-masing memandangnya sebagai kepentingan sendiri.

Keputusan untuk mengadakan konsensus timbul apabila anggota-anggota dari

kelompok atau persekutuan menghadapi beberapa perbedaan pendapat. Dalam

konsensus, pertentangan kepentingan kelihatan cukup nyata tetapi tidak sebesar

dalam konflik.

Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki 5 bentuk, yaitu :

1. Kerukunan atau gotong-royong

2. Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa antara

dua organisasi atau lebih.

3. Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan

pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya cara untuk menghindari konflik

Page 9: KLIPING TERBARU

yang bisa mengguncang organisasi.

4. Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan

yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil sebab mereka

memiliki strukturnya sendiri-sendiri.

5. Joint-venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek tertentu, misalnya

pengeboran minyak, perhotelan, dan lain-lain.

Selain itu beberapa ahli juga membagi kerja sama dalam beberapa bentuk berikut :

1. Kerja sama spontan (kerja sama serta-merta)

2. Kerja sama langsung (hasil dari perintah atasan atau penguasa)

3. Kerja sama kontrak (kerja sama atas dasar tertentu)

4. Kerja sama tradisional (kerja sama sebagai bagian antara unsur dalam sistem sosial,

seperti gotong-royong atau gugur gunung).

Akomodasi

Akomodasi memiliki dua arti, yaitu yang menunjukkan pada keadaan dan yang

menunjukkan pada proses. Akomodasi yang pada keadaan menunjukkan adanya

keseimbangan dalam interaksi antar individu atau antar kelompok yang berkaitan

dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Contoh Akomodasi pada situasi yang

dihadapi. Diantaranya sebagai berikut :

1. menghasilkan sintesis atau titik temu antara dua atau beberapa pendapat yang berbeda

agar menghasilkan suatu pola baru.

2. Mencegah terjadinya pertentangan untuk sementara waktu.

3. Berusaha mengadakan kerja sama antar kelompok sosial Untuk menghasilkan sintesis

atau titik temu antara dua atau beberapa pendapat yang berbeda agar menghasilkan

suatu pola baru.

4. Mencegah terjadinya pertentangan untuk sementara waktu.

5. Berusaha mengadakan kerja sama antar kelompok sosial yang terpisah akibat faktor

sosial dan psikologis atau kebudayaan. Misalnya, kerja sama antar individu yang

berbeda kasta.

6. Mengusahakan peleburan antar kelompok sosial yang tepisah. Misalnya lewat

perkawinan (amalgamasi).

Akomodasi sebagai sebuah proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut :

Page 10: KLIPING TERBARU

1. Koersi , yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan secara fisik maupun

psikologis. Dalam koersi, salah satu pihak berada dalam posisi yang lemah. Misalnya

dalam sistem perbudakan atau penjajahan. 

2. Kompromi , yaitu bentuk akomodasi di mana pihak yang terlibat saling mengurangi

tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian. Contoh, perjanjian antar negara tentang

batas wilayah perairan.

3. Arbitrase , yaitu cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui pihak ketiga sebab

pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Pihak ketiga

ini dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berwenang.

4. Mediasi , hampir mirip dengan arbitrasi, hanya saja pihak ketiganya netral.

Kedudukannya hanya sebagai penasehat yang mengusahakan jalan damai tapi tidak

memiliki wewenang dalam mengambil sebuah keputusan untuk menyelesaikan masalah.

5. Konsiliasi, yaitu suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak

yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan.

6. Toleransi ,yaitu bentuk akomodasi yang terjadinya tanpa persetujuan yang sifatnya

formal. Kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan spontan akibat reaksi

alamiah individu atau kelompok yang ingin menghindari perselisiahan.

7. Stalemate, terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang seimbang

hingga akhirnya kedua pihak menghentikan pertikaian.

8. Ajudikasi , yaitu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan.

9. Segresi ,yaitu masing-masing pihak memisahkan diri dan saling menghindar dalam

rangka mengurangi ketetangan.

10. Eliminasi , yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik

karena mengalah.

11. Subjugation atau domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan besar untuk

meminta pihak lainnya mentaatinya.

12. Keputusan mayoritas, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak

dalam voting

13. Minority consent, yaitu golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan tetapi

dapat melakukan kegiatan bersama.

14. Konversi, yaitu penyelesaian konflik di mana salah satu pihak bersedia mengalah

Page 11: KLIPING TERBARU

dan mau menerima pendirian pihak lain.

15. Genjatan senjata yaitu penundaan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.

Asimilasi

Asimilasi adalah usaha-usaha untuk menghilangkan perbedaan antar individu atau

kelompok-kelompok. Asimilasi akan membuat ciri masing-masing individu atau

kelompok hilang dan membentuk satu ciri yang baru. Misalnya, perkawinan campuran

(amalgamasi).

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai berikut :

1. Sikap toleransi

2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi (tiap-tiap individu mendapat kesempatan

yang sama untuk mencapai kedudukan tertentu atas dasar kemampuan dan jasanya).

3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.

4. Sikap terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat.

5. Persamaan dalam unsur kebudayaan.

6. Perkawinanan campuran (amalgamasi)

7. Adanya musuh bersama dari luar.

Sebaliknya, faktor-faktor yang menjadi penghalang terjadinya asimilasi adalah sebagai

berikut :

1. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.

2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.

3. Adanya perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi

4.Adanya perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih

tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.

5. Adanya perbedaan warna kulit atau ciri-ciri fisik.

6. Adanya in-group feeling yang kuat. Artinya, ada suatu perasaan yang kuat bahwa

individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.

7. Adanya gangguan golongan minoritas terhadap golongan yang berkuasa

8. Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.

4) Akulturasi 

Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang membentuk kebudayaan baru tanpa

menghilangkan ciri dari masing-masing kebudayaan tersebut.

Page 12: KLIPING TERBARU

B. Proses Disosiatif

Proses disosiatif atau oposisi dibedakan ke dalam 3 bentuk, yaitu sebagai berikut :

Persaingan adalah suatu perjuangan dari berbagai pihak untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Persaingan mempunyai dua tipe, yaitu yang bersifat pribadi dan tidak

bersifat pribadi. Tipe yang bersifat pribadi disebut juga dengan rivalry. Dalam rivalry,

individu akan bersaing secara langsung, misalnya, untuk memperoleh kedudukan

tertentu dalam sebuah organisasi. Dalam tipe yang bersifat tidak pribadi, yang langsung

bersaing bukan individu-individu, melainkan kelompok.

Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpuasan dan ketidakpastian nengenai diri

seseorang, rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau

keragu-raguan terhadap kepribadian seseorang.

Menurut Leopold von Wiese dan Howard Becker, kontravensi memiliki 5 bentuk, yaitu

sebagai berikut :

a. Umum, seperti penolakan, keengganan, perlawanan, protes, perbuatan menghalang-

halangi, melakukan kekerasan, atau mengacaukan rencana pihak lain.

b. Sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di muka umum, memaki melalui

surat selebaran, atau mencerca.

c. Intensif, seperti penghasutan atau menyebarkan desas-desus.

d. Rahasia, seperti mengumumkan rahasia lawan atau berkhianat.

e. Taktis, seperti mengejutkan lawan, membingungkan pihak lawan, provokasi, atau

intimidasi.

Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau kelompok

sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai

dengan ancaman atau kekerasan. Bentuk-bentuknya dapat berupa konfrontasi, perang,

dan sebagainya. 

Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk khusus. Diantaranya sebagai berikut :

• Pertentangan pribadi.

• Pertentangan rasial

• Pertentangan antar kelas sosial

• Pertentangan politik

Page 13: KLIPING TERBARU

• Pertentangan yang bersifat internasional.

D.Status dan Peran dalam Interaksi SosialStatus dan peran merupakan unsur-unsur struktur sosial yang mempunyai arti

penting bagi sistem sosial.Sistem Sosial adalah pola yang mengatur hubungan timbal

balik antarindividu dalam masyarakat.

Status(kedudukan)

Menurut Ralph Linton, dalam kehidupan masyarakat terdapat 3 macam status, yaitu

ascribed status, achieved status, dan assigned status.

1.Ascribed status merupakan status seseorang yang dicapai dengan sendirinya tanpa

memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Status tersebut bisa diperoleh

sejak lahir. Contohnya, anak yang lahir dari keluarga bangsawan, dengan sendirinya

langsung memperoleh status bangsawan. Pada umumnya, ascribed status lebih banyak

dijumpai pada masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup seperti masyarakat

feodal.

2.Achieved status merupakan status yang diperoleh seseorang dengan usaha-usaha yang

disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasas keturunan akan tetapi tergantung pada

kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Jadi,

status ini bersifat terbuka bagi siapa saja. Contoh, setiap orang bisa menjadi hakim

asalkan memenuhi persyaratan tertentu, seperti lulusan fakultas hukum, masa kerja

mencukupi, dan lulus ujian.

3.Assigned status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain. assigned

status mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status. Artinya, suatu kelompok

atau golongan memberikan status yang lebih tinggi kepada seorang yang berjasa. Status

ini diberikan karena orang tersebut telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi

kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Contoh, gelar-gelar seperti pahlawan revolusi,

siswa teladan, dan peraih kalpataru.

Peran

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Perananan adalah perilaku

yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban seseuai

dengan status yang dimilikinya.

Page 14: KLIPING TERBARU

BAB 2

Page 15: KLIPING TERBARU

Bab3

Page 16: KLIPING TERBARU

A. Realitas SosialPeter Berger dan Thomas Luckman dalam buku mereka yang berjudul The sosial

Construction of Reality, mengemukakan bahwa realitas adalah kualitas yang berkaitan dengan fenomena yang kita anggap berada di luar kemauan kita (sebab ia tidak dapat dienyahkan). Berger dan Luckman melihat melihat bahwa realitas sosial memiliki dimensi objektif dan subjektif. Dimensi objektif dilihat dari adanya lembaga atau pranata sosial beserta nilai dan norma yang menunjukan bahwa masyarakat cenderung menginginkan keteraturan. Karena itu, masyarakat cenderung mewariskan nilai dan norma kepada generasi berikutnya melalui proses internalisasi (sosialisasi). Namun demikian, manusia tidak harus selalu dipengaruhi oleh lingkungannya. Manusia memiliki peluang untuk melakukan interpretasi berbeda atas realitas yang diperolehnya melalui sosialisasi (sosialisasi tidak sempurna) yang dilihatnya sebagai cermin dunia objektifnya. Interpretasi yan berbeda ini secara kolektif akan membentuk sebuah realitas baru. Berger menyebut proses ini sebagai

Eksternalisasi.

Eksternalisasi berjalan lambat namun pasti. Proses ini mengakibatkan terjadinya perubahan aturan atau norma dalam masyarakat. Artinya, akan terbentuk system nilai atau norma baru yang dapat mempengaruhi generasi-generasi berikutnya. Menurut Berger, masyarakat sebetulnya adalah produk dari manusia. Manusia tidak hanya dibentuk oleh masyarakat, tetapi juga mencoba mengubah masyarakat, termasuk perubahan yang berakibat munculnya masalah-masalah sosial.

B. Masalah Sosial

Masalah sosial sesungguhnya merupakan akibat dari interaksi sosial antar individu, antar individu dengan kelompok, atau antar kelompok. Dalam keadaan normal, interaksi sosial dapat menghasilkan integrasi. Namun, interaksi sosial juga dapat menghasilkan konflik. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Soerjono Soekanto membedakan masalah sosial menjadi empat yaitu sebagai berikut:

A. Masalah sosial dari faktor ekonomis, seperti kemiskinan dan pengangguranB. Masalah sosial dari faktor biologis, seperti penyakit menularC. Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti penyakit syaraf dan bunuh diriD. Masalah sosial dari faktor kebudayaan, seperti perceraian dan kenakalan remaja

Page 17: KLIPING TERBARU

Dalam menentukan apakah suatu masalah merupakan masalah sosial atau bukan, para sosiolog menggunakan beberapa dasar sebagai ukuran, yaitu:

1. Kriteria umum

Masalah sosial terjadi karena ada perbedaan antara nilai-nilai dalam suatu masyarakat dengan kondisi nyata kehidupan. Artinya, ada ketidakcocokan antara anggapan masyarakat tentang apa yang seharusnya terjadi dan kenyataan sebenarnya. Kriteria umum masalah sosial pun berbeda-beda di setiap masyarakat, hal ini tergantung pada nilai-nilai yang mereka anut. Contoh, di Indonesia “kumpul kebo” dilihat sebagai sebuah masalah, tetapi tidak demikian di amerika.

2. Sumber masalah sosial

Selain bersumber dari interaksi sosial yang efektif, masalah sosial juga dapat bersumber dari gejala-gejala alam, seperti gempa bumi atau kemarau panjang. Namun tidak semua gejala alam menjadi sumber masalah sosial. Gejala alam menjadi sumber masalah sosial jika gejala tersebut mengakibatkan masalah sosial tertentu. Contohnya, banjir bukanlah masalah sosial. Namun akibat yang ditimbulkanya, seperti kehilangan tempat tinggal atau pencurian merupakan masalah sosial.

3. Pihak yang menetapkan masalah sosial

Dalam masyarakat, umumnya terdapat sekelompok kecil individu yang mempunyai kekuasaan dan wewenang untuk menentukan apakah sesuatu dianggap sebagai masalah sosial atau bukan. Kelompok-kelompok tersebut diantaranya adalah pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial, dewan atau musyawarah masyarakat.

4. Masalah sosial nyata dan laten

Masalah sosial nyata adalah masalah sosial yang timbul akibat terjadinya kepincangan yang disebabkan ketidaksesuaian tindakan dengan norma dan nilai masyarakat. Masalah sosial nyata umumnya berusaha dihilangkan. Masalah sosial laten adalah masalah sosial yang ada dalam masyarakat, tetapi tidak diakui sebagai masalah. Hal ini umumnya disebabkan ketidakberdayaan masyarakat untuk mengatasinya.

5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial

Suatu kejadian atau peristiwa berubah menjadi masalah sosial ketika hal tersebut menarik perhatian masyarakat. Masyarakat secara intens membahas dan menggugat peristiwa tersebut. Namun demikian, tidak semua masalah sosial menjadi perhatian masyarakat. Sebaliknya suatu yang menjadi perhatian masyarakat belum tentu merupakan masalah. Contohnya, merebaknya pelanggaran lalu lintas adalah masalah,

Page 18: KLIPING TERBARU

namun tidak menarik perhatian masyarakat. Sebaliknya sebuah bus yang terbalik dijalan raya bukanlah masalah sosial walaupun menarik perhatian masyarakat.

Beberapa Masalah Sosial Masa Kini

1. Kemiskinan

Kemiskinan diartikan sebagai keadaan seseorangyang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok, dan tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Dalam masyarakat modern, kemiskinan dilihat sebagai keadaan seseorang tidak memiliki harta yang cukup untuk memenuhi standar kehidupan dilingkungannya. Secara sosiologis, masalah kemiskinan ini timbul karena lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi tidak berfungsi dengan baik.

2. Kejahatan

Kejahatan terbentuk melalui proses imitasi, pelaksanaan peran social, asosiasi diferensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi diri, dan kekecewaan yang agresif. Kejahatan juga dapat dipicu oleh pola hidup konsumtif yang tidak Di imbangi dengan produktivitas.

3. Disorganisasi Keluarga

Adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peran sosialnya. Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga adalah keluarga yang tidak lengkap karena hubungan diluar nikah, perceraian, buruknya komunikasi antaranggota keluarga, krisis keluarga karena kepala keluarga meninggalkan keluarga (seperti meninggal, dihukum pidana atau berperang), serta terganggunya mental salah satu anggota keluarga.

4. Masalah Generasi Muda Masyarakat Modern

Umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yaitu keinginan untuk melawan dan sikap apatis. Keinginan untuk melawan antara lain ditunjukan dalam sikap radikalisme. Sementara, sikap apatis misalnya penyesuaian yang membabi buta terhadap ukuran moral generasi tua. Dalam masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolah terjepit antara norma lama dan norma baru (yang kadang belum terbentuk).

5. Peperangan

Merupakan sebuah bentuk pertentangan antara kelompok atau masyarakat (termasuk Negara) yang umumnya diakhiri dengan akomodasi.

6. Pelanggaran Terhadap Norma-Norma Masyarakat

Page 19: KLIPING TERBARU

a. Pelacuran Dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan berupa penyerahan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan seksual guna mendapatkan upah. Factor penyebab pelacuran umumnya berasal dari dalam maupun dari luar pelaku. Factor dari dalam antara lain nafsu seksual yang tinggi, sifat malas, dan keinginan untuk hidup mewah. Factor dari luar antara lain factor ekonomi dan urbanisasi.

b. Kenakalan Remaja Umumnya berupa perilaku atau tindakan yang tidak disukai masyarakat seperti, perkelahian, kebut-kebutan, mencoret-coret fasilitas umum , merampok, atau meminta uang dan barang-barang secara paksa.

c. Korupsi,Umumnya dimengerti sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang (Negara, perusahaan, atau lembaga) yang bukan menjadi hak seseorang. Korupsi biasanya dilakukan dengan cara menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki.

Page 20: KLIPING TERBARU

BAB 4

Page 21: KLIPING TERBARU

A.RANCANGAN DAN PENELITIAN SOSIAL

A. Penalaran

Sesuai dengan kodratnya manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu. Dengan adanya hasrat ingin tahu itu dalam diri manusia selalu muncul berbagai macam pertanyaan. Sebagai akibatnya, manusia juga selalu berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul tadi. Hasrat ingin tahu tersebut akan terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan baru atau mampu memecahkan masalah sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sendiri.

Biasanya manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan banyak permasalahan. Akan tetapi, tidak semua masalah membuat kita terdorong untuk memikirkannya secara sungguh-sungguh. Kegiatan berpikir tentang sesuatu secara sungguh-sungguh dan logis inilah yang biasanya disebut penalaran.

Menurut John Dewey, proses penalaran manusia melalui tahapan sebagai berikut.

A.Timbulnya rasa kesulitan, baik dalam bentuk kesulitan penyesuaian terhadap suatu peralatan, kesulitan mengenai sifat, ataupun kesulitan dalam menerangkan berbagai hal yang muncul secara tiba-tiba.

B.Perasaan kesulitan ini selanjutnya diberi definisi dalam bentuk permasalahan

C.Ide-ide pemecahan tersebut diuraikan secara rasional dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).

D.Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkan baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan

Suatu penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

A. Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang shahih.

B. Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun, atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.

Page 22: KLIPING TERBARU

C. Rasional, artinya adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam Penalaran merupakan salah satu cara memperoleh pengetahuan. Penalaran dapat dilakukan melalui tiga cara berikut.

a. Deduktif

adalah suatu cara berpikir ilmiah yang bertolak dari pernyataan atau alasan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan menggunakan kaidah logika tertentu. Penalaran deduktif dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur berikut.

Dasar pemikiran utama (premis mayor)

Dasar pemikiran kedua (premis minor)

Kesimpulan

Contoh:

Premis mayor : semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran sosiologi

Premis minor : Tuti adalah siswi kelas X SMA

Kesimpulan : Tuti wajib mengikuti jam pelajaran sosiologi

b. Induktif

Cara ini sangat berbeda dengan deduktif, sebab memulai suatu penalaran dari hal-hal atau pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus untuk mementukan kesimpulan atau hukum yang bersifat mum. Dalam penalaran induktif, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta, peristiwa, atau pernyataan yang bersifat khusus. Misalnya setiap manusia yang diamati akan merasa lapar jika tidak makan apapun selama 12 jam. Oleh sebab itu disimpulkan bahwa manusia akan merasa lapar jika tidak makan selama 12 jam.

c. Pendekatan ilmiah

Merupakan gabungan antara cara penalaran deduktif dan induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai suatu dugaan sementara (hipotesis).

B. Definisi Penelitian

Menurut Kamus Webster’s international penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta serta prinsip-prinsip atau suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.

Page 23: KLIPING TERBARU

Penelitian adalah usaha memperoleh fakta atau prinsip dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data (informasi) yang dilaksanakan dengan jelas, teliti, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sebagai akibat definisi di atas, penelitian mempunyai ciri sebagai berikut:

a. Bersifat ilmiah, artinya dilakukan melalui prosedur yang sistematis dan fakta harus diperoleh secara objektif

b. Merupakan suatu proses yang berjalan terus- menerus, karena hasil suatu penelitian harus dapat disempurnakan lagi.

B. Sikap dan Syarat Seorang Peneliti

Keberhasilan penelitian yang dilakukan akan tergantung pada sikap dan cara berpikir si peneliti.

1. Cara berpikir

a. Berpikir skeptis, artinya peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta.

b. Berpikir analitis, artinya peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.

c. Berpikir kritis, artinya peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika.

Sikap-sikap lain

a. Bersikap objektif, artinya si peneliti harus dapat memisahkan pendapat pribadi dengan kenyataan.

b. Kompeten artinya seorang peneliti harus memiliki kompetensi (kemampuan) menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.

c. Faktual, artinya seorang peneliti harus bekerja dengan menggunakan fakta.

d. Jujur, seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data.

e. Terbuka, seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya.

Page 24: KLIPING TERBARU

Menurut Whitney (1960) ada beberapa kriteria yangharus dimiliki oleh seorang peneliti, yaitu sebagai berikut.

a. Daya nalar. Seorang peneliti harus memiliki daya nalar yang tinggi, yaitu kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif maupun deduktif.

b. Orisinalitas. Seorang peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan kreatif. Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang terencana, serta harus penuh dengan ide-ide rasional dan menghidnarkan peniruan atau jiplakan.

c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis, serta dapat dengan sigap melayani serta menguasai fakta.

d. Kewaspadaan. Peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi atas suatu variabel atau sifat suatu fenomena.

e. Akurat. Peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta perhitungan yang akurat, tajam dan beraturan.

f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus memiliki kekuatan untuk berkonsentrasi yang tinggi, kemauan yang besar, dan tidak cepat merasa bosan.

g. Dapat bekerja sama. Seorang peneliti harus mempunyai sifat kooperatif sehingga dapat bekerja sama dengan siapapu, serta harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual dan dapat bekerja secara kelompok (team work).

h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat baik jiwa maupun fisiknya.

i. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, kejujuran moral, beriman dan dapat dipercaya.

E. Macam-macam penelitian

1. Menurut tujuannya

Menurut tujuannya penelitian dibagi atas penelitian murni dan penelitian terapan.

Page 25: KLIPING TERBARU

a. Penelitian murni adalah dasar penelitian yang bertujuan menemukan suatu generalisasi atau keumuman dan berusaha menemukan dalil atau teori yang berlaku secara umum.

b. Penelitian terapan adalah penelitian yang berusaha mengumpulkan informasi atau data-data unuk membantu memecahkan suatu perosalan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Menurut tingkat analisis data

a. Penelitian eksplorasi adalah penelitian yang berupaya mendapatkan informasi mencasar tentang suatu permasalahan, yang belum pernah atau masih jarang diteliti.

b. Penelitian Pengembangan adalah penelitian yang memperluas dan menggali lebih dalam suatu relitas atau problem yang sudah ada.

c. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang memberikan penjelasan tentang ciri-ciri suatu keadaan yang diteliti. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak memberikan simpulan umum, peneliti hanya memaparkan, memberikan gambaran, melaporkan suatu objek, keadaan atau peristiwa.

d. Penelitian Eksplanasi adalah penelitian yang menjelaskan alasan terjadinya suatu peristiwa dengan cara menganalisis hubungan antara variabel yang satu dan lainnya yang diteliti.

e. Penelitian Inferensial adalah penelitian yang tidak hanya melukiskan suatu peristiwa, tetapi juga mengambil simpulan umum dari masalah yang tengah dibahasnya.

f. Penelitian Prediksi adalah penelitian yang mencoba menggambarkan dan menjelaskan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa pada masa datang.

3. Menurut tempat pengambilan data

a. Penelitian Laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan di tempat khusus untuk menghasilkan suatu simpulan.

b. Penelitian Lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya.

Page 26: KLIPING TERBARU

c. Penelitian Perpustakaan merupakan penelitian yang berdasarkan pada buku-buku, naskah-naskah, dokumen, majalah, catatan di perpustakaan untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian.

4. Menurut pendekatannya

a. Penelitian survei. Pada umumnya dilakukan untuk membuat generalisasi dari suatu pengamatan terbatas menjadi simpulan yang berlaku umum bagi populasi.

b. Penelitian Kualitatif. Dilakukan untuk memahami fenomena sosial untuk pandangan pelakunya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi partisipasi, wawancara secara mendalam, dan metode lain yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang dialami objek penelitian.

c. Penelitian Kuantitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka yang dianalisis dengan menggunakan statistik.

d. Penelitian Historis dilakukan untuk dapat merekonstruksi dan mengaktualisasikan kembali peristiwa dan perkembangan masyarakat yang terjadi pada masa lampau.

e. Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang bertujuan menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dengan cakupan luas.

F. Penyusunan Rancangan Penelitian

Sebuah rancangan penelitian akan bermanfaat apabila memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat sebuah rancangan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Sistematis, artinya unsur-unsur yang ada dalam rancangan penelitian harus tersusun dalam urutan yang logis.

b. Konsisten, artinya terdapat kesesuaian di antara unsur-unsur tersebut.

c. Operasional, artinya dapat menjelaskan cara penelitian itu dilakukan.

Page 27: KLIPING TERBARU

Secara umum, rancangan penelitian meliputi langkah-langkah, yaitu menentukan topik penelitian (latar belakang masalah), merumuskan masalah, menentukan objek penelitian, menentukan sumber data, dan menentukan pendekatan penelitian.

1. Menentukan Topik Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Akan tetapi topik merupakan yang pertama kelihatan dan sering ditanyakan. Dalam menentukan topik suatu penelitian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Topik atau judul yang menarik minat

b. Topik atau judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti, peneliti perlu mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan:

1) Tersedianya sumber data

2) Perolehan data

3) Tersedianya alat pengumpul data yang sesuai

4) Tersedianya dana dan tenaga untuk pengumpulan data

c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti.

d. Dalam menentukan topik atau judul haruslah dihindari terjadinya duplikasi dengan judul lain.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan agar judul atau topik kita memenuhi syarat sebagai judul atau topik yang tepat dan baik, yaitu:

a. Judul ditulis dalam kalimat pernyataan bukan pertanyaan

b. Cukup jelas, singkat dan tepat

c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti

d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

2. Merumuskan Masalah

Page 28: KLIPING TERBARU

Rumusan masalah penelitian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

b. Masalah dirumuskan dalam kalimat yang sederhana

c. Rumusan masalah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicapai

d. Rumusan masalah tidak mempersulit pencarian data lapangan

e. Rumusan masalah harus direfleksikan ke dalam judul penelitian

Rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih mudah dan terarah dalam menyusun instrumen pengumpul data, seperti kuesioner atau daftar pertanyaan wawancara.

Berikut ini adalah contoh bahwa rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul penelitian.

Judul Penelitian : Minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar

Rumusan masalah : Bagaimana minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar?

Rumusan masalah dapat terdiri dari beberapa variabel. Variabel adalah faktor yang apabila diukur memerikan nilai yang bervariasi. Contoh jenis kelamin, tingkat kecerdasan, hasil belajar, usia. Dilihat dari fungsinya dalam penelitian

Contoh rumusan masalah penelitian yang menggunakan variabel:

“Apakah latar belakang pendidikan yang berbeda memberi pengaruh terhadap prestasi kerjas karyawan PT. Rafa Indonet?”

Variabel bebas : latar belakang pendidikan

Variabel tergantung : prestasi kerja karyawan

3. Hipotesis

Page 29: KLIPING TERBARU

Hipotesis secara harfiah diartikan sebagai dugaan sementara tentang kemungkinan jawaban yang akan diperoleh si peneliti. Dalam suatu penelitian, hipotesis adalah suatu pernyataan yang menghubungkan dua variabel. Jadi, pernyataan dalam suatu hipotesis harus menyatakan dengan jelas bagaimana hubungan atau keterkaitan antara variabel-varibel yang ditentukan.

Pada umumnya ada dua hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

a. Hipotesis kerja

Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel dalam masalah penelitian. Misalnya, “terdapat pengaruh positif antara minat baca dan prestasi belajar siswa”.

b. Hipotesis statistik atau hipotesis nol

Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel-variabel dalam masalah tersebut. Misalnya, “Tidak terdapat pengaruh positif antara pemberian julukan atau labeling terhadap penyimpangan sosial”.

Menurut Borg dan Gall, ada empat kriteria untuk mengembangkan hipotesis yang baik. Kriteria itu antara lain:

a. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan antara dua variabel.

b. Peneliti harus memiliki alasan yang tepat dan didasarkan pada teori atau bukti untuk mempertimbangkan bahwa hipotesis itu layak diuji kebenarannya.

c. Sebuah hipotesis harus bisa diuji, artinya variabel yang ada di dalamnya harus bisa diukur.

d. Hipotesis harus dirumuskan sesingkat mungkin demi kejelasannya.

4. Variabel

Page 30: KLIPING TERBARU

Variabel penelitian memiliki posisi yang penting dalam penelitian. Setiap penelitian memang harus memiliki beberapa variabel. Pada hakikatnya, permasalahan penelitian pada akhirnya harus diterjemahkan dalam berbagai variabel penelitian agar permasalahan tersebut bisa terjawab dengan suatu penelitian. Variabel adalah setiap karakteristik yang memiliki variasi nilai.

Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu menurut kedudukannya dalam analisis dan menurut jenis.

a. Menurut kedudukannya dalam analisis

1) Variabel bebas (independen variable)

Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat.

2) Variabel terikat/tergantung (dependent variable)

Adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.

b. Menurut jenis

1) Organismic variable

Adalah variabel yang karakteristiknya berkaitan erat dengan individu manusia, seperti jenis kelamin, intelegensi, dan sikap.

2) Intervening variable

Adalah variabel yang keberadaannya hanya dapat disimpulkan dari adanya suatu teori tertentu, tetapi tidak dapat dimanipulasi atau dikur.

3) Control variable

Merupakan variabel penelitian yang dampaknya terhadap dependent variable dapat diketahui oleh peneliti.

4) Moderator variable

Adalah variabel penelitian yang memiliki akibat secara tidak langsung terhadap dependent variable. Artinya, variabel tersebut dapat memperkuat atau melemahkan hubungan atau pengaruh independet variable terhadap dependent variable.

Page 31: KLIPING TERBARU

5. Memilih Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian (populasi). Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian saja dari populasi.

Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh popolasi yang diteliti

b. Dapat menentukan hasil penelitian

c. Sederhana dan mudah dilaksanakan

d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang serendah-rendahnya.

e. Merupakan penghematan yang nyata dalam soal waktu, tentaga dan biaya.

Cara-Cara Pengambilan Sampel

a. Sampel Random (Sampel Acak)

Acak maksudnya setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih ke dalam keseluruhan unit populasi.

b. Sampel Berstrata (stratified sampling)

Apabila populasi terbagi atas tingkat atau strata maka pengambilan sampel harus diwakili oleh setiap strata. Contohnya penelitian tentang kehadiran siswa, peneliti harus mengambil sampel dari wakil tiap-tiap tingkatan kelas.

c. Sampel Wilayah (area sampling)

Dilakukan apabila terdapat perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Sampel wilayah adalah cara yang dilakukan dnegna mengambil wakil dari

Page 32: KLIPING TERBARU

setiap wilayah yang terdapat dalam populasi. Misalnya suatu Provinsi yang dibagi atas 10 daerah dipilih beberapa daerah secara random untuk dijadikan sampel.

d. Cluster Sampling

Adalah sampel yang ditarik dengan cara memilih secara random beberapa strata. Seluruh anggota strata yang terpilih atau sebagian besar dimasukkan ke dalam sampel.

e. Sampel Proporsi

Sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. Kadangkala banyaknya subjek pada setiap strata atau wilayah tidak sama, maka pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.

e. Sampel Bertujuan (purposif)

Pemilihan sampel dilakukan atas dasar tujuan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian

6. Mengenali Jenis-Jenis Data

a. Pengertian

Data ialah bahan keterangan yang berupa himpunan fakta-fakta, angka-angka, huruf-huruf, kata-kata, grafik, tabel, gambar dan lambing-lambang yang menyatakan sesuatu pemikiran, obyek, kondisi dan situasi. Dapat pula dikatakan bahwa data adalah kejadian-kejadian khas yang dinyatakan sebagai fakta tetapi dalam bentuk hasil pengukuran seperti jumlah pemuda yang putus sekolah, angka kematian bayi dan sebagainya.

b. Kegunaan Data

1) Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Misalnya, pemerintah mengumpulkan data tentang pendidikan, data penduduk dan sebagainya.

Page 33: KLIPING TERBARU

2) Untuk membuat keputusan atau memecahkan persoalan. Setiap persoalan yang timbul pasti ada penyebabnya. Memecahkan persoalan berarti berusaha menghilangkan faktor penyebab tersebut.

c. Jenis-jenis data

Menurut cara memperoleh atau sumbernya, data terdiri dati:

1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama. Misalnya petugas sensus penduduk mendatangi setiap rumah tangga dan menanyakan tentang jumlah keluarga.

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkan dan mengolahnya. Misalnya suatu departemen memperoleh data dari Biro pusat statistik.

Menurut sifatnya, data terdiri dari:

1) Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.

2) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.