Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan laut lebih dari 75% yang mencapai 5,8 juta km 2 , terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah kanada, yaitu sekitar 81.000 km (Murdianto,2004 dalam Wibowo, 2012). Secara geologi, kepulauan termasuk kepulauan Indonesia terbentuk oleh berbagai proses geologi yang sangat kuat sehingga berpengaruh pada pembentukan pantai (Wibowo, 2012). Wilayah pesisir pantai adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Pantai memiliki berbagai bentuk lahan di dalamnya, namun tidak selalu sama di setiap wilayah, tergantung dari faktor – faktor yang terdapat di wilayah tersebut yang berperan dalam pembentukannya (Rishartati, 2008). Pada dasarnya perairan laut menyangkut dua hal, yakni laut dan pantai. Lautan merupakan wilayah air yang meliputi permukaan lautan, dalam lautan, dan dasar lautan. Sedangkan pantai adalah bagian dari daratan yang berbatasan dengan laut dan merupakan suatu bentang daratan tempat pasang surutnya air laut. Dengan demikian, garis pantai selalu 1
19

klasifikasi pantai

Dec 11, 2015

Download

Documents

bdjabar

tugas geomorgologi pantai, fakultas perikanan dan ilmu kelautan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: klasifikasi pantai

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah perairan laut lebih

dari 75% yang mencapai 5,8 juta km2, terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan garis

pantai terpanjang kedua di dunia setelah kanada, yaitu sekitar 81.000 km

(Murdianto,2004 dalam Wibowo, 2012). Secara geologi, kepulauan termasuk kepulauan

Indonesia terbentuk oleh berbagai proses geologi yang sangat kuat sehingga

berpengaruh pada pembentukan pantai (Wibowo, 2012).

Wilayah pesisir pantai adalah daerah pertemuan antara darat dan laut. Pantai

memiliki berbagai bentuk lahan di dalamnya, namun tidak selalu sama di setiap

wilayah, tergantung dari faktor – faktor yang terdapat di wilayah tersebut yang berperan

dalam pembentukannya (Rishartati, 2008).

Pada dasarnya perairan laut menyangkut dua hal, yakni laut dan pantai. Lautan

merupakan wilayah air yang meliputi permukaan lautan, dalam lautan, dan dasar lautan.

Sedangkan pantai adalah bagian dari daratan yang berbatasan dengan laut dan

merupakan suatu bentang daratan tempat pasang surutnya air laut. Dengan demikian,

garis pantai selalu berubah – ubah tergantung dari pasang surut air laut (Rumbaru,

2014).

Perubahan garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai

yang terjadi secara terus menerus. Perubahan garis pantai yang terjadi di kawasan pantai

berupa pengikisan badan pantai (abrasi) dan penambahan badan pantai (sedimen atau

akresi). Proses – proses tersebut terjadi sebagai akibat dari pergerakan sedimen, arus,

dan gelombang yang berinteraksi dengan kawasan pantai secara langsung. Selain faktor

– faktor tersebut, perubahan garis pantai dapat terjadi akibat faktor antropogenik, seperti

aktivitas manusia di sekitarnya. (Wibowo, 2012).

1

Page 2: klasifikasi pantai

BAB II

KLASIFIKASI PANTAI

2.1 Pantai

Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan. Daerah

daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan mulai dari

batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah lautan adalah daerah yang terletak diatas

dan dibawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk

dasar laut dan bagian bumi dibawahnya (Triadmodjo, 1999 dalam Wibowo, 2012).

Menurut Yuwono (2005) dalam Wibowo (2012), ada beberapa istilah

kepantaian yang perlu diketahui diantaranya :

a. Daerah pantai atau pesisir adalah suatu daratan beserta perairannya yang

masih dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas marine

b. Pantai adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan pasang

tertinggi

c. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan

d. Daratan pantai adalah daerah tepi laut yang masih dipengaruhi oleh aktivitas

laut

e. Perairan pantai adalah perairan yang masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan

f. Sempadan pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi

pengamanan dan pelestarian pantai.

2.2 Perubahan Garis Pantai

Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan.

perubahan lingkungan pantai dapat terjadi secara lambat hingga cepat, tergantung pada

imbang daya antara toppografi, batuan dan sifat - sifatnya dengan gelombang, pasut,

dan angin (Wibowo, 2012). Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi terjadinya

perubahan garis pantai adalah :

2

Page 3: klasifikasi pantai

1. Arus : Arus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam pengangkutan

sedimen di daerah pantai, berfungsi sebagai media transpor sedimen dan sebagai

agen pengerosi (Hutabarat dan Evans, 1985 dalam Wibowo, 2012).

2. Gelombang : Gelombang yang pecah di daerah pantai merupakan salah satu

penyebab utama terjadinya proses erosi dan sedimentasi di pantai (Dahuri, dkk

dalam Wibowo, 2012).

3. Pasang surut : Arus pasang surut berperan terhadap proses – proses di pantai

seperti penyebaran sedimen dan abrasi pantai. Pasang naik akan menyebabkan

majunya sedimen ke dekat pantai, sedangkan bila surut akan menyebabkan

majunya sedimentasi ke arah laut lepas (Nontji, 2002 dalam Wibowo, 2012).

4. Faktor antropogenik : proses antropogenik adalah proses geomorfologi yang

diakibatkan oleh aktivitas manusia.

2.3 Klasifikasi Pantai

Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang, tinggi serta lebarnya

dipengaruhi oleh faktor – faktor tertentu ( salah satunya pasang surut dari air laut), yang

terletak antara daratan dan lautan (Thombury, 1969 dalam Riahdo, 2011). Antara pantai

yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan, umumnya

disebabkan oleh kegiatan gelombang dan arus laut (Asri, 2011).

Bentang alam pantai dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1. Genetic/Genesa

2. Pendekatan genetic/genesa

3. Faktor – faktor pembentukannya

4. Adanya gerak – gerak tektonik

5. Ukuran butiran sedimen pantai

1. Genetic/Genesa

Johnson (1919) dalam Rishartati (2008) membagi bentuk pantai termasuk garis

pantainya berdasarkan asal usulnya (genetic) ke dalam empat kelas, yaitu :

3

Page 4: klasifikasi pantai

1. Pantai tenggelam (shhorelines of submergence) : terjadi apabila permukaan air

mencapai atau menggenangi permukaan daratan yang mengalami

penenggelaman. Disebut pantai tenggelam karena permukaan air berada jauh di

bawah permukaan air yang sekarang (Johnson, 1919 dalam Rumbaru, 2014)

2. Pantai terangkat (shorelines of emegence) : terjadi akibat adanya pengangkatan

daratan atau adanya penurunan permukaan laut. Pengangkatan pantai dapat

diketahui dari gejala – gejala seperti : terdapatnya bagian atau lubang dataran

gelobang yang terangkat, terdapatnya teras – teras gelombang, terdapatnya gisik,

terdapatnya laut terbuka, dan garis pantai yang lurus.

3. Pantai netral (neutral shorelines) : pantai yang tidak mengalami penenggalaman

ataupun penaikkan dan biasanya dicirikan oleh adanya garis pantai yang relatif

lurus, pantainya landai dan ombak tidak besar (Riahdo, 2011).

4. Pantai campuran (compound shorelines) : jenis pantai ini terjadi sebagai

gabungan dari proses diatas, berarti dalam suatu daerah bisa terjadi proses

penenggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya (Asri, 2011).

2. Pendekatan Genetic/Genesa

Klasifikasi pantai menurut Vallentine (1951) dalam Rumbaru (2014) yang dibagi

berdasarkan pendekatan genetic dan adanya perubahan – perubahan pantai saat ini, yaitu

:

1. Pantai maju (prograding shoreline) : kemungkinan dapat terjadi karena pantai

naik (emergence coast), dan pantai karena pengendapan dari laut (prograding).

2. Pantai mundur (retrograding shoreline) : kemungkinan dapat terjadi karena

pantai yang tenggelam, dan pantai yang mengalami abrasi gelombang atau

ombak (retrograding), tebing mundur karena pukulan ombak (cliff borered).

3. Faktor – faktor Pembentukannya

Shepard (1948) dalam Rishartati (2008) mengelompokkan pantai berdasarkan faktor

– faktor pembentukannya yaitu :

4

Page 5: klasifikasi pantai

1. Pantai Primer : pantai yang prosesnya lebih banyak dikontrol oleh proses –

proses darat atau terestial, seperti erosi, deposisional, vulkanik dan diatrofisme.

2. Pantai Sekunder : pantai yang terutama dibentuk akibat aktivitas organisme dan

aktivitas gelombang laut.

Berdasarkan proses terestrial, organisme, aktivitas laut, maka Shepard membagi

tujuh tipe pantai termasuk garis pantainya yaitu :

1. Pantai erosi darat : pantai yang berkembang dibawah pengaruh erosi di daratan

yang diikuti oleh proses inundasi oleh laut.

2. Pantai pengendapan darat : pantai yang terbentuk akibat akumulasi secara

langsung bahan – bahan sedimen sungai, glasial, angin atau akibat longsor lahan

ke arah laut.

3. Pantai gunung api : pantai yang terbentuk akibat proses vulkanik di tengah laut.

4. Pantai struktural : pantai yang terbentuk akibat proses patahan, lipatan, atau

intrusi batuan sedimen.

5. Pantai erosi gelombang : pantai yang terbentuk akibat aktivitas gelombang, yang

mungkin berpola lurus atau tidak teratur, bergantung pada komposisi maupun

struktur dari batuan penyusun, seperti pada proses erosi gelombang pada tebing

pantai.

6. Pantai pengendapan laut : pantai yang dibentuk oleh deposisi material sedimen

laut.

7. Pantai organik : pantai yang terbentuk akibat aktivitas hewan atau tumbuhan.

4. Adanya Gerak – gerak Tektonik

Klasifikasi pantai menurut Catton (1952) dalam Rumbaru (2014), dengan dasar

pembagian gerakan – gerakan tektonik yang terjadi yaitu :

1. Daerah pantai stabil : dipengaruhi oleh penenggelam daratan masa kini (recent

submergence).

2. Daerah pantai yang labil : dipengaruhi oleh adanya pengangkatan atau

penurunan daratan masa kini

5

Page 6: klasifikasi pantai

5. Ukuran Butiran Sedimen Pantai

Sumampouw, dkk (2000) dalam Rishartati (2008) membagi pantai berdasarkan ukuran

butiran sedimen pantai, bentuk medan, aliran sungai dan gelombang laut menjadi 3

bagian, yaitu :

1. Pantai batu : ukuran butir sedimen kerikil atau campuran, bentuk medan landai

sampai terjal, tidak ada atau sedikit pengendapan dari sungai, berhadapan

dengan gelombang besar secara langsung.

2. Pantai pasir : ukuran butir sedimen pasir atau campuran, bentuk medan landai,

ada pengendapan, berhadapan dengan gelombang yang tidak terlalu besar.

3. Pantai lumpur : ukuran butiran sedimen adalah debu/lempung atau campuran,

bentuk medan datar, banyak pengendapan, terlindung dari gelombang.

6

Page 7: klasifikasi pantai

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pantai adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, memiliki berbagai bentuk

lahan di dalamnya, namun tidak selalu sama di setiap wilayah. Perubahan garis pantai

merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan pantai yang terjadi secara terus

menerus. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi perubahan garis pantai adalah :

arus, gelombang, pasang surut, dan faktor antropogenik.

Klasifikasi bentang alam pantai dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

genetic/genesa (Johnson, 1919), pendekatan genetic/genesa (Vallentine, 1951), faktor -

faktor pembentukannya (Shepard, 1948), adanya gerak - gerak tektonik (Catton, 1952),

serta ukuran butiran sedimen pantai (Sumampouw, 2000).

7

Page 8: klasifikasi pantai

DAFTAR PUSTAKA

- Rishartati, P. 2008. Bentuk Lahan Pesisir Di Provinsi Lampung. Skripsi,

Dipublikasikan. FMIPA Universitas Indonesia, Depok. 99 hal.

- Wibowo, Y. A. 2012. Dinamika Pantai. Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan

Universitas Hang Tuah, Surabaya

- Rumbaru, D. 2014. Klasifikasi Pantai. Diunggah 20 Oktober 2014, dari

http://rumbaru.blogspot.co.id/2014/10/klasifikasi-pantai.html

- Riahdo, H. 2011. Bentang Alam Laut & Pantai. Diunggah 26 Januari 2011, dari

https://hendrariahdo.wordpress.com/2011/01/26/hello-world/

- Asri. 2011. Makalah Pantai. Diunggah 21 Januari 2011, dari

http://geoasri.blogspot.co.id/2011/01/makalah-pantai.html

8

Page 9: klasifikasi pantai

LAMPIRAN

Pantai tenggelam (Shhorelines of submergence)

Pantai Tergenang (shrolines of emegence)

Pantai Netral

Pantai Campuran (compound shrolines)

9

Page 10: klasifikasi pantai

Pendekatan Genetic/Ganesa

Pantai Maju (prograding shroline)

Pantai Mundur (retrograding shroline)

Faktor-faktor Pembentukannya

Pantai Primer (contoh: rocky coastal)

10

Page 11: klasifikasi pantai

Pantai sekunder (contoh : Barrier reef)

Berdasarkan proses terestrial

Pantai Erosi darat

Pantai pengendapan darat

11

Page 12: klasifikasi pantai

Pantai Gunung Api

Pantai Struktural

12

Page 13: klasifikasi pantai

Pantai Erosi Gelombang

Pantai Pengendapan laut

Adanya Gerak-gerak Tetonik

Daerah Pantai yang Labil

13

Page 14: klasifikasi pantai

Ukuran Butiran sedimen Pantai

Pantai batu

Pantai pasir

Pantai Lumpur

14

Page 15: klasifikasi pantai

15