Top Banner
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan Salah satu yang menjadi fakous dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Periode X adalah Program Pendampingan Keluarga. Program ini menugaskan mahasiswa untuk mendampingi keluarga miskin ataupun pra-sejahtera. Sejalan dengan pelaksanaan program pemberdayaan keluarga maka LPPM Universitas Udayana merancang program pendampingan keluarga yang merupakan rangkaian dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat. Program Pendampingan Keluarga ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari permasalahan yang dihadapi oleh keluarga pra-sejahtera dan kemudian memberikan solusi berkaitan dengan permasalahan yang dihadapinya. Banjar Kayuambua yang menjadi pusat konsentrasi KKN PPM Universitas Udayana di Desa Tiga – Susut telah menetapkan 22 KK yang keadaannya paling memenuhi syarat untuk program pendampingan keluarga. Dengan jumlah mahasiswa peserta KKN yang mencapai 22 orang maka setiap keluarga pra sejahtera yang terpilih akan didampingi oleh satu orang mahasiswa yang berasal dari jurusan yang berbeda sehingga mampu mengobservasi masalah dari sudut pandang yang berbeda. 1
42

KK DAMPINGAN_NI MADE SUGIARTINI_1206305002.docx

Sep 28, 2015

Download

Documents

madesugiartini
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IGAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga DampinganSalah satu yang menjadi fakous dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Periode X adalah Program Pendampingan Keluarga. Program ini menugaskan mahasiswa untuk mendampingi keluarga miskin ataupun pra-sejahtera. Sejalan dengan pelaksanaan program pemberdayaan keluarga maka LPPM Universitas Udayana merancang program pendampingan keluarga yang merupakan rangkaian dari Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat. Program Pendampingan Keluarga ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari permasalahan yang dihadapi oleh keluarga pra-sejahtera dan kemudian memberikan solusi berkaitan dengan permasalahan yang dihadapinya. Banjar Kayuambua yang menjadi pusat konsentrasi KKN PPM Universitas Udayana di Desa Tiga Susut telah menetapkan 22 KK yang keadaannya paling memenuhi syarat untuk program pendampingan keluarga. Dengan jumlah mahasiswa peserta KKN yang mencapai 22 orang maka setiap keluarga pra sejahtera yang terpilih akan didampingi oleh satu orang mahasiswa yang berasal dari jurusan yang berbeda sehingga mampu mengobservasi masalah dari sudut pandang yang berbeda.Keluarga yang didampingi penulis dalam kesempatan ini adalah keluarga pra-sejahtera dengan kepala keluarga bernama I Nyoman Bagi. Beliau bertempat tinggal tepat di seberang Balai Banjar Kayuambua. Ini mempermudah akses mahasiswa pendamping untuk melakukan pendampingan dan pelaksanaan program pendampingan keluarga. Bapak I Nyoman Bagi lahir di Kayuambua pada tanggal 01 Desember 1967, saat ini beliau berumur 47 tahun. Kediaman beliau masih sangat sederhana dengan dua bangunan utama yakni dapur, dan kamar tidur yang dijadikan satu dengan tempat bekerja. Kendati demikian, keadaan dari masing masing bangunan ini masih cukup memprihatinkan misalnya saja bangunan dapur yang masih menggunakan anyaman bambu dan tanpa lantai. Beliau mempunyai satu istri dan dua anak beserta di kediamannya terdapat pula keluarga lain yakni saudara kandung dari beliau sendiri. Beliau tinggal bersama istrinya yakni Ibu Nengah Prasi dan satu anak. Satu anaknya saat ini tidak lagi tinggal bersama keluarga, anak sulungnya Wayan Suarmini sudah menikah di usia muda dan sekarang tinggal bersama suaminya sehingga hanya pulang kerumah pada saat hari tertentu saja, sedangkan anak keduanya yang bernama Kadek Suwandi Periasa masih menempuh jenjang sekolah dasar di salah satu sekolah yang ada di desa tiga yang letaknya tidak jauh dari rumah yakni di SDN 2 Tiga. Keluarga ini termasuk dalam golongan keluarga Pra-Sejahtera yang ada di Banjar Kayuambua, ini dilihat dari tingkat penghasilannya dan taraf kehidupannya yang masih kurang. Berikut adalah data lengkap anggota keluarga Bapak I Nyoman Bagi;NoNamaStatusUmurPendidikanPekerjaan

1I Nyoman Bagi Menikah47SD Petani

2Ni Nengah Prasi Menikah 46SDPedagang

3I Wayan SuarminiMenikah21SMA/ sederajat

4Kadek Swandi PeriaseBlm menikah 12SDPelajar

Keluarga pra-sejahtera ini hidup seadanya dengan pekerjaan Bapak Bagi sebagai petani serta menggarap pekerjaan sambilan yakni membuat kerajinan keranjang dari bambu yang biasanya digunakan sebagai tempat ikan sedangkan istrinya sebagai pedagang yang mempunyai warung kecil yang tempatnya menjadi satu dengan rumahnya, ketika jarang ada pembeli Ibu Prasi juga membantu membuat kerajinan keranjang ikan. Bapak bagi tidak bertani di lading sendiri melainkan menjadi petani yang dibayar untuk mengurusi ladang yang berada di wilayah Banjar Kayuambua dan tidak jauh dari kediaman beliau. Sebagai keluarga pra-sejahtera keluarga ini mengalami beberapa permasalahan terutamanya dalam hal perekonomian keluarga. Meski demikian Bapak Bagi mampu menyekolahkan anaknya hingga jenjang Sekolah Menengah Atas.Keluarga ini hidup satu pekarangan dengan satu KK lain yakni saudara laki Bapak I Nyoman Bagi yang pekerjaannya juga sama sebagai petani. Karakteristik pra-sejahtera keluarga ini juga dapat dilihat jelas dari kondisi rumah yang sudah kurang baik. Bapak Bagi sendiri tidak memiliki ladang tapi beliau memiliki ternak yaitu satu sapi, untuk alat transportasi beliau memiliki sepeda motor yang sudah tua. 1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga Bapak I Nyoman Bagi bersumber dari kepala keluarga dan istri. Bapak Bagi yang berprofesi sebagai petani penghasilannya tidak menentu bergantung dari banyaknya hasil dari lading yang digarap. Adapun kisaran pendapatannya yakni dari Rp 20.000,00 hingga Rp 50.000,00, sedangkan untuk Ibu Prasi pun sama setiap harinya tidak menentu. Dari hasil dagang yang ada di warung kecilnya itu mungkin berkisar antara sejumlah Rp 35.000,00 Rp. 100.000. Sedangkan untuk hasil dari kerajinan pula tidak menentu. Hasil kerajinan tersebut sayangnya tidak bisa dijual setiap hari, karena tergantung dari pasar yang hanya buka setiap 3 hari sekali. Pendapatan ini kemudian dikelola masing masing tanpa ada transparansi dana ataupun pembagian penghasilan. Bapak I Nyoman Bagi menyampaikan bahwa pendapatannya pribadi rata rata berada pada kisaran Rp 35.000,00 setiap harinya, sehingga dalam satu bulan beliau mampu memperoleh Rp 1.050.000,00; ini dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi dan sebagiannya disisihkan untuk menyekolahkan anak anak. Pendapatan istrinya yang juga tidak tentu seringkali dimanfaatkan untuk keperluan dapur dan pembelian kebutuhan lainnya seperti untuk sesajen pada saat hari raya dan yang lainnya. Hasil dari kerja yang didapat dari Ibu Prasi pun biasanya disisihkan untuk menabung di salah satu koperasi yang ada di Bangli yakni Koperasi Hastiti Dharma. 1.2.2 Pengeluaran Keluarga 1.2.2.1 Kebutuhan Sehari Hari Pengeluaran Bapak Bagi untuk kebutuhan sehari hari tidaklah menentu. Masalah pengeluaran tidak pernah dirundingkan bersama. Bapak Bagi biasanya memberikan sebagian upahnya kepada istrinya dan menggunakan sisanya untuk memenuhi kebutuhan pribadinya, begitu pula dengan istrinya yang menggunakan penghasilan pribadi untuk keperluan rumah dan pribadinya tanpa menawarkan kepada suaminya. Setiap harinya diperkirakan keluarga ini menghabiskan dana sejumlah Rp 20.000,00 untuk biaya makan dan dana tambahan sebesar Rp 100.000,00 tiap bulan untuk keperluan lain sehingga total dalam satu bulan diperlukan biaya sejumlah Rp 600.000,00 untuk kebutuhan sehari hari. Tidak ada alokasi dana khusus untuk membeli kebutuhan MCK maupun kebutuhan kecil lainnya, hanya setiap harinya dialokasikan dana sebesar Rp 20.000,00 untuk membeli bahan masakan dan sembako lainnya. Suami dan istri membeli kebutuhannya sendiri, dengan uang diperolehnya masing masing. Begitupula dengan memberikan biaya hidup pada kedua orang anaknya, tidak ada sistem yang jelas dalam mengorganisir keuangannya. Terkadang terdapat kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sehari hari, masalah seperti ini diselesaikan dengan meminjam uang kepada Lembaga Perkreditan Desa ataupun Koperasi Hastiti Dharma yang ada di daerah Bangli.Biaya sehari hari lainnya yakni pengeluaran untuk biaya air dan biaya listrik. Pengeluaran untuk membayar tagihan listrik berkisar Rp 30.000,00 dan listrik sebesar Rp 28.000,00 untuk jangka waktu 1 bulan. Pengeluaran ini jika diakumulasikan juga merupakan salah satu pengeluaran yang membebankan. 1.2.2.2 Pendidikan Keluaraga Bapak Bagi tidak memiliki alokasi khusus untuk pendidikan. Kendati demikian, beliau telah mampu menyekolahkan satu anak putrinya hingga jenjang Sekolah Menengah Atas. Belakangan muncul niat dari putri sulungnya untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas, tetapi sayangnya putri sulungnya memilih untuk menikah di usia mudanya.Sejauh ini setiap anak anaknya menagih uang untuk biaya pendidikan, Bapak Bagi kerap menyiasatinya dengan meminjam uang ke LPD Desa Pekraman atau Koperasi Hastiti Dharma. Jalan ini dipilih karena mudahnya kredit yang ditawarkan oleh LPD sehingga Bapak Bagi tidak perlu berpikir keras untuk pelunasannya. Untuk anak kedua dari Bapak Bagi tidaklah begitu membebankan beliau karena anak kedua masih SD kelas 6 dan beliau hanya memberikan uang untuk bekal sekolah saja sedangkan untuk keperluan sekolah lainnya sudah gratis dari dana BOS. 1.2.2.3 Kesehatan Sebagai salah satu keluarga yang terdaftar dalam kelompok Pra-Sejahtera, keluarga Bapak I Nyoman Bagi, terdaftar dalam layanan JKBM. Ini sangat serta merta membantu pengobatan keluarga tersebut dikala sakit. Bapak Bagi maupun istrinya tidak pernah mengalokasikan pendapatannya untuk dana kesehatan. Kesadaran akan menjaga kesehatan juga masih sangat rendah. Layanan JKBM memang dimanfaatkan oleh keluarga dikala sakit ringan tetapi terkadang mereka juga memilih ke bidan dikala sakit karena beliau merasa layanan yang ada di puskesmas tidak begitu baik dan fasilitas yang ada masih kurang. Maka dari itu Beliau memilih untuk ke bidan walaupun harus mengeluarkan uang sebesar Rp 25.000,00 untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik.1.2.2.4 Sosial dan Kehidupan BermasyarakatDari segi sosial Bapak Bagi mengakui bahwa cukup banyak dana harus diluangkan untuk kehidupan sosialnya. Selayaknya orang Bali pada umumnya, memang diperlukan alokasi dana untuk upacara adat maupun acara adat lainnya. Keluarga ini memang tidak mengalokasikan dana khusus untuk bersosialisasi (menyama braya) namun tetap saja hampir tiap bulannya dibutuhkan untuk bidang ini. Beliau bahkan mengakui bahwa dalam kesempatan tertentu seperti rahinan dan piodalan maka pengeluaran untuk banten akan bertambah dan bahkan dalam satu kesempatan piodalan pengeluaran sempat membengkak. Dana untuk kehidupan sosial ini nampaknya memang menghabiskan cukup banyak jumlah dana pendapatan Bapak Bagi dan istrinya. Adapun pengeluaran tetap dalam hal sosial bermasyarakat yakni pengeluaran untuk iuran Banjar pada saa hari raya sugian sebesar Rp 150.000,00. Per 6 bulan serta untuk iuran lainnya yang bersifat mendadak atau incidental misalnya iuran untuk kematian dari salah satu orang di banjar maka akan mengeluarkan iuran sebesar Rp 20.000,00 dan masih ada beberapa hal lagi iuran yang kadang membebankan Bapak Bagi.

BAB IIIDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1Permasalahan Keluarga 2.1.1 Keuangan Permasalahan keuangan yang dihadapi Bapak Bagi memang nampak ringan di permukaannya namun permasalahan yang dihadapi dapat dikategorikan sebagai masalah yang cukup serius. Apabila tidak diselesesaikan secepatnya permasalahan akan semakin menumpuk dan membebani keuangan keluarga kedepannya. Layaknya keluarga sederhana lainnya, Bapak Bagi belum mengenal pembukuan maupun pencatatan pengeluaran dan pemasukan.Ini bermuara pada tidak terkontrolnya kestabilan pemasukan dengan pengeluaran. Ada kalanya pengeluaran tidak terkontrol terutama disaat ada hari raya besar, odalan dan hal lainnya yang diselenggarakan di sekitar lingkungan Banjar Kayuambua ini membuat Bapak Bagi terlibat di dalamnya tanpa memikirkan uang yang masih tersisa sebagai akibatnya uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan sehari hari akan habis dan untuk menutupinya diambil dari pinjaman LPD, ini membuat jumlah pinjaman makin membengkak. Hasil dari bertani yang tidak seberapa memang membuat Bapak Bagi kesulitan oleh karena itu beliau mengambil kerja sambilan dengan kerajinan keranjang ikan . Setelah uang diperoleh beliau juga tidak pernah membuat pos alokasi untuk dana tersebut, dana yang ada terkadang dimanfaatkan saja tanpa memperhatikan skala prioritas terlebih dahulu. Masalah kurang baiknya manajemen keuangan ini nantinya berimbas pada aspek kehidupan yang lain misalnya pendidikan, kesehatan dan sosial. Apalagi dalam hal pendidikan beliau harus bersiap-siap menyiapkan uang untuk kebutuhan pendidikan anak kedua yang akan segera menamatkan pendidikannya di SD dan akan berlanjut ke SMP yang tentunya akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.Apabila uang dapat dikelola dengan lebih baik, kondisi keluarga ini dapat dielevasi dari pra-sejahtera menuju ke keluarga yang sejahtera. Imbas dari kebiasaan untuk menghabiskan yang popular dengan sebutan budaya konsumtif rupanya tidak hanya jadi bagian dari penduduk kota namun juga dapat dilihat pada kehidupan penduduk pedesaan. 2.1.2 Pendidikan Secara umum, kesadaran keluarga ini akan pentingnya pendidikan masih kurang namun Bapak Bagi selaku kepala keluarga memiliki keyakinan yang agak berbeda dengan anggota keluarga lainnya, beliau menganggap bahwa pendidikan adalah satu satunya jalan untuk memperbaiki kondisi keluarganya. Sebelumnya Bapak Bagi sebenarnya telah mengatasi masalah ini dengan menyisihkan uangnya untuk pendidikan anaknya, buktinya Beliau masih bisa menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang SMA walaupun putus di tengah jalan karena ada suatu hal yang terjadi pada anaknya sehingga tidak bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. biaya yang dikeluarkan oleh Beliau selama anaknya masih SMA tidaklah sedikit, untuk pembayaran SPP setiap bulan beliau harus mengeluarkan uang sebesar Rp 130.000,00 belum lagi keperluan lain dan untuk bekal anaknya. Namun karena anak pertamanya sudah menyelesaikan pendidikan SMA dan memutuskan untuk tidak melanjutkan maka beban tersebut sudah tidak ditanggung apalagi sekarang anaknya yang pertama sudah menikah maka bisa dibilang sudah lepas dari tanggungan. Untuk anak keduanya beliau juga masih memikirkan untuk kedepannya karena sekarang anak keduanya sudah kelas 6 dan bersiap-siap memikirkan kelanjutan pendidikannya ke jenjang SMP. 2.1.3 Kesehatan Masalah kesehatan yang dialami keluarga ini cukup kompleks. dan umumnya kesadaran akan pentingnya kesehatan masih rendah. Misalnya saat bekerja beliau tidak menggunakan alat pengaman dan kondisi rumah yang masih kotor sehingga dapat mengganggu pernafasan. Masalah yang terbilang kompleks adalah masalah Bapak Bagi yang memiliki penyakit Kolik yang diketahui dari 8 bulan yang lalu. Maka dari itu setiap satu minggu sekali beliau harus menyempatkan diri ke rumah sakit untuk control dan harus minum obat setiap hari. Untungnya keluarga ini mengetahui tentang adanya jaminan kesehatan bagi keluarga miskin dan pra sejahtera. Contoh jaminan yang dapat dimanfaatkan keluarga ini adalah JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara) dan sampai saat ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Beliau. Sehubungan dengan kesehatan, kesadaran akan kebersihan juga masih kurang, ini membuat terdapat beberapa bagian rumah yang kurang terawat dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Semisal, halaman belakang rumah dan pekarangan di sekitarnya yang cukup luas namun minim kegunaannya dan tidak dirawat dengan baik oleh keluarganya. 2.1.4 Sosial Budaya Masalah sosial nampaknya sangat erat dengan kehidupan bermasyarakat. Terutama sebagai orang Bali yang diwajibkan untuk mengikuti adat istiadat dan terlibat secara intensif dalam berbagai kegiatan religious dan komunal. Sejauh ini Bapak Bagi dikenal sebagai sosok yang sangat baik dan ramah, namun demikian tetap saja menurut penduduk sekitar beliau termasuk orang yang segan dalam menerima bantuan orang lain. Selain itu Bapak Bagi juga termasuk pribadi yang gemar mengikuti kegiatan yang dilakukan sekitar banjarnya. Misalnya saja Beliau aktif dalam seke gong yang ada di banjar dan secara rutin mengikuti kegiatan tersebut kecuali sangat berhalangan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu hobi yang Beliau gemari. Lingkungan sosial sangat mempengaruhi beliau untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, akibat budaya ini perekonomian keluarga terkadang memang perlu dikorbankan. 2.2Masalah Prioritas Dari masalah masalah yang telah diinventarisasi di atas disusunlah masalah prioritas yang telah dibantu pemecahannya selama kurang lebih satu bulan proses pendampingan keluarga. Sesuai dengan empat bidang lingkup permasalahan yang diuraikan di atas telah dipilih tiga yang utama untuk dijadikan bahan dalam penyusunan program pendampingan keluarga. Penyusunan program ini dimulai pada tanggal 17 Februari 2015 disaat pembagian kelompok program pendampingan keluarga. Teknis dalam penyusunan program yakni; WaktuKegiatanLokasiJmlJam

17 Februari 2015

17.00 19.00

Konsultasi mengenai pembagian KK Dampingan dan teknis pendampingan keluarga bersama Kelihan Banjar Di Pemondokan (SKB) bersama kelihan Banjar Dinas Kayuambua2

18 Februari 2015

13.00 14.00Pencarian kediaman Bapak Nyoman Bagi dan memperkenalkan diri Kediaman Bapak I Nyoman Bagi 1

19 Februari 2015 15.00 16.00Perkenalan lebih lanjut dengan keluarga Bapak I Nyoman Bagi dan pencarian data awal pendampingan keluarga Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

17.00 18.00Pembahasan rekomendasi program pendampingan keluarga dengan anggota KKN PPMPosko KKN PPM1

26 Februari 2015 09.00 10.00Membicarakan masalah program pendampingan keluarga bersama keluarga Bapak Nyoman Bagi agar bisa diketahui keluarga bersangkutan Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

28 Februari 201514.00-15.00Menetapkan program kerja yang akan dilaksanakan di kk dampingan serta mulai mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan untuk program bersangkutanDi Pemondokan (SKB)1

TOTAL7

Sesuai dengan jadwal yang diuraikan di atas terhitung sejak tanggal 18 Februari 2015 mulailah dilaksanakan beberapa program pendampingan keluarga di kediaman Bapak I Nyoman Bagi. Kegiatan terselesaikan dengan mengunjungi keluarga dampingan secara rutin hampir setiap harinya dengan menjalankan program yang telah direncanakan sebelumnya. Masalah yang diprioritaskan dalam program pendampingan keluarga ini adalah permasalahan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Prioritas ini dipilih dikarenakan banyaknya masalah yang timbul dalam hal keuangan keluarga dan minimnya pengetahuan serta kepedulian keluarga Bapak I Nyoman Bagi terhadap pentingnya kesehatan dan kebersihan. Dalam bidang perekonomian masalah dengan tingkat urgensi yang paling tinggi adalah perbaikan perekonomian keluarga dan memberikan motivasi serta pemahaman tentang manajemen keuangan yang sederhana sehingga pengeluaran dan pemasukan dapat diseimbangkan. Sedangkan untuk bidang kesehatan dan kebersihan beberapa program sederhana disusun untuk meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya hidup dengan lebih sehat dan pemanfaatan lahan serta sumber daya ayang ada di sekitar untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Masalah pendidikan yang telah diselesaikan adalah meningkatkan motivasi dan pemberian pemahaman kepada KK Dampingan tentang pentingnya penyisihan dana untuk pendidikan dan penarian informasi tentang pendidikan tinggi.

BAB IIIUSULAN PEMECAHAN MASALAH

3.1Program3.1.1 Bimbingan Belajar Anak Bantuan dalam bimbingan belajar sangatlah dibutuhkan oleh anak kedua dari Bapak Bagi yakni I Kadek Suwandi Periase. Kadek ini masih menempuh pendidikan di SD kelas 6. Berhubung kelas 6 adalah masa mendekati ujian maka dari itu diperlukan beberapa bimbingan belajar untuk membantu menghadapi ujian tersebut.Dengan memberikan bantuan belajar ini maka perlu ditanyakan terlebih dahulu masalah pelajaran apa yang memang perlu untuk diberikan bimbingan. Setelah berkonsultasi ternyata Kadek sendiri menginginkan mata pelajaran yang akan diujikan di sekolah. Setelah memberikan beberapa bantuan / bimbingan belajar, diharapkan Kadek sendiri merasa terbantu dalam proses belajarnya yang akan digunakan seagai bekal untuk jangka panjang. Dalam program ini mahasiswa pendamping mungkin akan memberikan beberapa bahan berupa buku pelajaran dan hadiah buku tulis serta alat- alat belajar lainnya yang mungkin bisa digunakan kedepannya. 3.1.2 Pemberian Buku dan Alat Tulis Pendidikan sangat penting untuk anak, oleh kaena itu diperlukan alat-alat seperti buku, alat tulis dan alat lainnya untuk fasilitas yang digunakan untuk belajar. Dari latar belakang anak kedua dari Bapak Bagi yang masih berpendidikan di SD dan juga berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang SMP, maka pemberian alat seperti alat tulis dan buku akan sangat membantu untuk fasilitas belajar. Diharapkan dengan pemerian alat-alat ini membuatnya lebih terpacu untuk belajar. 3.1.3 Pembersihan dan Optimalisasi Lahan PekaranganLahan pekarangan yang dimiliki keluarga Bapak Bagi sebenarnya cukup luas, namun nampaknya perwatannya masih kurang memadai. Maka dibuatlah program ini dengan harapan mampu memberikan perubahan dan manfaat pada pekarangan miliki Pak I Nyoman Bagi. Kebersihan pekarangan yang masih kurang juga ditakutkan akan menjadi sumber dari berbagai penyakit sehingga disusunlah program untuk membersihkan pekarangan sehingga nampak lebih baik dari sebelumnya dan juga untuk menumbuhkan kesadaran akan kebersihan pada keluarga Bapak Bagi. 3.1.4 Memberikan Penyuluhan tentang penyakit Kolik Karena masalah kesehatan yang dialami oleh Bapak Bagi maka dari itu diperlukan juga beberapa perhatian berupa hal-hal yang perlu dihindari dan memberikan keterangan lebih lanjut mengenai penyakit yang diderita beliau. Kebetulan salah satu anggota KKN Desa Tiga yang berasal dari fakultas kedokteran mengetahui banyak tentang penyakit tersebut. maka akan lebih baik untuk Bapak Bagi diberikan beberapa saran mengenai penyakit yang dideritanya tersebut. 3.1.5 Pemberian Sembako Di Desa Tiga membeli sembako dengan rutin masih susah dilakukan akibat terbatasnya pedagang dan wilayah yang jauh dari pasar. Meskipun jarang ada kesempatan untuk membeli sembako secara lengkap setiap harinya sembako tetaplah diperlukan. Untuk menghindari kekurangan stok, maka diadakanlah pemberian sembako, yang disisipi juga dengan paham pemberdayaan. Diberikan motivasi pada keluarga sasaran bahwa menyediakan persediaan sembako dalam jumlah yang memadai jauh lebih baik daripada membeli seadanya di saat perlu saja. Program ini sejatinya adalah awal dari program manajemen keuangan, dengan memperkenalkan sistem stok ini keluarga Bapak Bagi diharapkan terbiasa untuk mengalokasikan dananya dengan memperhatikan skala prioritas. 3.1.6 Pemberian Alat MCKMasalah kesehatan dan kebersihan diselesaikan dengan pembersihan sarana MCK dan pemberian alat MCK. Pemberian alat MCK dipilih karena dalam inventaris permasalahan masalah kesehatan menjadi salah satu yang dominan setelah dilakukan observasi pada kondisi sarana MCK keluarga Bapak Wayan Likub. Alat alat yang diberikan hanya alat untuk menampung air yang sederhana namun manfaatnya lumayan terasa dikarenakan Banjar Mumbi sering mengalami krisis air.Pengadaan alat penampung air akan mempermudah kebersihan MCK keluarga ini, kebersihan MCK ini menjadi salah satu faktor yang menentukan kesehatan keluarga dampingan. Pemberian alat ini juga bertujuan membuka wawasan dan menyadarkan keluarga sasaran akan pentingnya sarana MCK dalam menunjang kesehatan mereka. 3.1.7 Pemberian dan Penanaman Tanaman Obat Sejalan dengan optimalisasi lahan yang terdapat di pekarangan rumah Bapak Bagi, program yang dirasa perlu adalah pembuatan areal yang tidak hanya hijau namun juga berguna bagi keluarga Bapak Bagi. Maka dipilihlah untuk memberikan bantuan berupa tanaman obat yang kedepannya dapat bermanfaat bagi keluarga sasaran. Program ini juga bertujuan agar keluarga sasaran memahami bahwa pengobatan juga dapat dilakukan di rumah sendiri dengan tanaman tanaman yang telah diberikan mahasiswa. 3.1.8 Membantu Kegiatan Harian Bapak Bagi maupun istrinya pastilah memiliki kegiatan baik itu dilakukan di kediamannya maupun di ladang yang ada di dekat rumahnya. Kegiatan yang mungkin bisa dibantu adalah kegiatan yang masih secara umum bisa dilakukan misalnya saja kegiatan membuat canang, kegiatan membuat keranjang ikan, kegiatan di ladang atau kebun dan kegiatan lainnya yang masih bisa dibantu. Kegiatan harian tersebut merupakan sebagian kecil dari kegiatan yang dilakukan oleh Bapak Bagi maupun istrinya dan diharapkan kegiatan tersebut dapat terbantu dan lebih meringankan keluarga Bapak Bagi 3.1.9 Pemberian Obat Cacing pada Ternak BesarBerhubungan dengan salah satu program dari bidang Peningkatan Produksi yakni mengenai pengendalian penyakit ternak dengan memberikan obat cacing kepada ternak hewan besar. Maka dari itu sasaran yang mungkin bisa diberikan oleh mahasiswa adalah kk dampingan dari masing-masing anggota kelompok KKN Desa Tiga yang kebetulan memiliki hewan ternak besar. Karena secara kebetulan Bapak Bagi memiliki hewan ternak besar yakni 1 sapi maka dari itu beliau akan masuk sasaran dari program ini. Pemberian obat cacing ini akan secara langsung disosialisasikan dari salah satu mahasiswa dari bidang program peningkatan produksi untuk kejelasan manfaat dari obat tersebut. Harapan dari program ini adalah untuk dapat membantu Bapak Bagi dalam hal merawat hewan ternak agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh cacing.

3.2Jadwal Kegiatan 3.2.1 Bimbingan Belajar Anak WaktuKegiatanLokasiJmlJam

7 Maret 2015

13.00-14.00Mengunjungi Kediaman Bapak Bagi dan bertemu dengan Swandi ( anak kedua Beliau) dan mendiskusikan materi apa yang perlu bimbingan Kediaman Bapak Bagi 1

14.00-16.00Mulai memberikan bimbingan belajar yang diperlukan untuk Swandi Kediaman Bapak Bagi2

8 Maret 2015 12.00-14.00 Mengajak Swandi untuk belajar di Posko dan memberikan bimbingan kembali untuk Swandi Posko KKN2

14.00- 15.00 Mengantar Swandi pulang dan memberikan beberapa tugas latihan untuk dikerjakan oleh Swandi Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

9 Maret 14.00-16.00Memeriksa tugas latihan yang diberikan dan tetap memberikan bimbingan belajar untuk SwandiKediaman Bapak I Nyoman Bagi2

TOTAL 8

3.2.2 Pemberian Buku dan Alat Tulis WaktuKegiatanLokasiJmlJam

9 Maret 2015

17.00-19.00

Pemberian Buku dan alat tulis kepada Swandi (anak kedua dari Bapak Bagi) Kediaman Bapak I Nyoman Bagi2

TOTAL 2

3.2.3 Pembersihan dan Optimalisasi Lahan PekaranganWaktuKegiatanLokasiJmlJam

5 Maret 2015

16.00-18.00

Membersihkan pekarangan dan survey halaman belakang Kediaman Bapak I Nyoman Bagi2

5 Maret 2015 18.00-20.00Membersihkan halaman belakang dan pemisahan sampah Kediaman Bapak I Nyoman Bagi2

6 Maret 2015 09.00-10.00Penataan pekarangan belakang rumah Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

13.00-14.00 Melanjutkan Penataan halaman belakang dibantu oleh Ibu PrasiKediaman Bapak I Nyoman Bagi1

7 Maret 2015 07.00 09.00 Membersihkan pekarangan belakang, membakar sampah organic dan anorganik serta memberi makan ternak Kediaman Bapak I Nyoman Bagi2

TOTAL 8

3.2.4 Penyuluhan Penyakit Kolik WaktuKegiatanLokasiJmlJam

19 Februari 2015

17.00-18.00

Mencari data yang berhubungan dengan kesehatan keluarga secara umum Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

20 Februari 201518.00 20.00Berdiskusi mengenai kesehatan KK Dampingan bersama dengan teman kkn yang kebetulan dari fakultas kedokteran (juruan perawat)Di Pemondokan (SKB)2

26 Februari 2015 10.00 11.00Konsultasi dengan KK Dampingan mengenai akan adanya penyuluhan penyakit yang diderita oleh Bapak BagiKediaman Bapak I Nyoman Bagi1

28 Februari 201515.00 17.00 Berkonsultasi kembali dengan teman dari fakultas kedokteran untuk menentukan jadwal penyuluhan untuk kk dampingan mengenai penyakit kolikKediaman Bapak I Nyoman Bagi2

10 Maret 2015 15.00-17.00Memberikan penyuluhan mengenai penyakit kolik (tindakan pencegahan dan pengobatan) oleh teman kkn dari fakultas kedokteran Kediaman Bapak I Nyoman Bagi2

TOTAL 8

3.2.5 Pemberian Sembako WaktuKegiatanLokasiJmlJam

7 Maret 2015

15.00-16.00

Mendaftar keperluan sembako keluarga Bapak I Nyoman Bagi Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

8 Maret 2015 19.00 22.00Pembelian keperluan sembako KK Dampingan Klungkung 3

14 Maret 201510.00 11.00Memilah sembako yang akan dibagikan ke KK DampinganPemondokan (SKB)1

12.00 15.00Menyerahkan bantuan sembako dan ucapan terimakasih Pemondokan 3

TOTAL 8

3.2.6 Pemberian Alat MCKWaktuKegiatanLokasiJmlJam

29Februari 201520.00-22.00

Merencanakan program pendampingan keluarga; pemberian alat MCK Pemondokan (SKB)2

11 Februari 201507.00-09.00Mengecek dan membersihkan tempat mandi dan tempat penampungan air Kediaman Bapak I Nyoman Bagi2

09.00-10.00Konsultasi tentang sarana MCK yang baik dengan keluarga Bapak I Nyoman Bagi Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

11 Februari 2015 12.00 14.00 Pembelian kebutuhan alat MCK lainnyaPemondokan (SKB)1

14.00 15.00Pembelian kebutuhan alat MCK lainnya Klungkung 1

TOTAL 7

3.2.7 Pemberian dan Penanaman Tanaman Obat WaktuKegiatanLokasiJmlJam

24 Februari 2015

16.00 17.00

Membeli tanaman obat Klungkung1

21.00 23.00 Menyusun rencana program pemberian dan penanaman tanaman obat Pemondokan 2

25 Februari 201516.00 18.00Menyiapakan tempat penanaman bersama Bapak I Nyoman Bagi Kediaman Bapak I Nyoman Bagi2

20.00-22.00 Pembuatan laporan perkembangan KK Dampingan Pemondokan 2

26 Maret 201514.00-16.00Penanaman tanaman obat bersama keluarga kk dampingan Kediaman Bapak I Nyoman Bagi2

TOTAL9

3.2.8 Membantu Kegiatan HarianWaktuKegiatanLokasiJmlJam

8 Maret 201509.00-10.00Berkunjung dan melihat kegiatan harian yang dilakukan KK dampingan Kediaman Bapak I Nyoman Bagi 1

11.00 13.00Membantu setiap kegiatan yang kk dampingan lakukan misalnya membuat keranjang dan membuat canang / banten Pemondokan 2

11 Maret 201509.00 10.00 Berkunjung dan melihat kegiatan harian yang dilakukan KK dampingan Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

11.00 13.00 Membantu setiap kegiatan yang kk dampingan lakukan misalnya membuat keranjang dan membuat canang / banten Pemondokan 2

13 Maret 201509.00 10.00 Berkunjung dan melihat kegiatan harian yang dilakukan KK dampingan Kediaman Bapak I Nyoman Bagi1

11.00 13.00 Membantu setiap kegiatan yang kk dampingan lakukan misalnya membuat keranjang dan membuat canang / banten Pemondokan 2

TOTAL 9

3.2.9 Pemberian Obat Cacing pada Ternak Besar WaktuKegiatanLokasiJmlJam

28Februari 201520.00-22.00

Merencanakan program pendampingan keluarga; pemberian obat cacing pada ternak besar dengan bidang PP Pemondokan (SKB)2

4 Maret 201520.00- 22.00Mendiskusikan penetapan tanggal pemberian obat cacing bersama dengan bidang PP yang memiliki program kerja tersebut. Pemondokan (SKB)2

8 Maret 201509.00 12.00Pemberian Obat cacing ke KK dampingan bersama dengan kormabid PP yang akan memberikan petunjuk penggunaan obat cacing tersebutKediaman Bapak I Nyoman Bagi3

TOTAL 7

BAB IVPELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALAPENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Bimbingan Belajar AnakTahap pelaksanaan program ini berlangsung sesuai dengan penjadwalan awal, adapun pelaksanaan surveynya disisipkan di tengah kesibukan untuk melaksanakan program pokok dan program bantu. Untungnya Swandi cukup antusias untuk diberikan bimbingan belajar karena memang diperlukan untuk ujiannya yang sudah semakin dekatHasil yang diperoleh adalah adanya tambahan semangat Swandi untuk lebih giat belajar dan ingin lebih menambah wawasan. Bapak Bagi dan Istrinya juga ikut antusias dengan kegiatan bimbingan belajar ini dan mengakui bahwa dengan adanya bimbingan belajar ini membuat Swandi lebih rajin untuk membaca. Kendala yang dihadapi adalah memang sangat sulit menentukan jadwal ke kk dampingan karena sibuk dengan kegiatan program kerja serta sulit juga untuk menentukan jadwal Swandi yang terkadang tidak ada di rumah. Oleh karena itu diperlukan kesepakatan dengan Swandi mengenai tanggal berapa akan berkunjung kesana sebelum menuju ke rumahnya.

4.2 Pemberian Buku dan Alat Tulis Pemberian Buku dan Alat tulis hanya membutuhkan waktu yang singkat. Hanya membeli dan langsung menyerahkan ke Swandi. Namun kendalanya kembali lagi ke jadwal yang padat di program sehingga harus menyempatkan waktu keluar untuk membeli alat-alat tersebut. Dengan adanya pemberian buku dan alat tulis tersebut membuat Swandi senang dan ingin cepat-cepat untuk menggunakannya.

4.3 Pembersihan dan Optimalisasi Lahan PekaranganPembersihan pekarangan dilaksanakan dalam beberapa hari berturut turut dan melibatkan anggota keluarga Bapak I Nyoman Bagi. Pelaksanaan telah sesuai dengan jadwal yang direncanakan sehingga kegiatan ini relatif lancar. Pekarangan belakangpun tidak luput dari pembersihan sehingga disaat lahan sudah bersih kegunaannya akan menjadi makin optimal. Pekarangan yang bersih ini menunjang kesehatan anggota keluarga sasaran. Dalam program ini juga disempatkan untuk berbincang dan berdiskusi untuk membahas tentang kerapian rumah dan kesehatan penghuni rumah apabila kebersihan pekarangan dijaga dengan baik. Ditekankan juga agar areal pekarangan belakang tidak hanya dimanfaatkan untuk membakar sampah saja tanpa dirawat dengan baik, sehingga kedepannya kebersihan di pekarangan belakang dapat tetap dijaga. Hasil yang diperoleh dari program ini adalah munculnya niat untuk menjaga kebersihan pekarangan namun masih perlu diingatkan dengan intensif agar program tetap berjalan. Kendala yang dihadapi adalah mencocokkan jam untuk bertamu dengan jam kerja Ibu Prasi yang masih bekerja untuk mengurus warung pada saat ramai. 4.4 Memberikan Penyuluhan tentang Penyakit Kolik Program ini terlaksana dengan baik dan sudah sesuai dengan jadwal. Bapak Bagi cukup antusias mendengarkan penyuluhan yang diberikan oleh teman dari fakultas kedokteran. Diharapkan pula Bapak bagi merealisasikan apa yang sudah dijelaskan. Tetapi karena penyakit ini adalah adalah penyakit bawaan, maka akan sulit pula untuk melakukan tindakan pengobatan, yang bisa dilakukan adalah tindakan pencegahan agar penyakit tersebut tidak terlalu parah. Kendalanya hanya memang pada waktu itu Bapak Bagi tergesa-gesa maka penyuluhan hanya diberikan sebentar saja dan tidak tahu tindak lanjut yang mungkin dilakukan oleh Bapak Bagi apakah benar-benar merealisasikannya atau hanya sekedar tahu saja. 4.5 Pemberian Sembako Program ini juga terlaksana dengan baik dan sudah sesuai dengan jadwalnya. Namun dalam pelaksanaan agak keteteran dikatrenakan masih dalam minggu pertengahan dimana program pokok dan bantu sedang gencar gencarnya digarap. Dalam memberikan sembako kesulitan terletak pada pembelian yang harus mencari lokasi pasar yang agak jauh dari pemondokan dan ditambah dengan pemilihan sembako yang sesuai untuk diberikan kepada keluarga Bapak I Nyoman Bagi. Respon yang didapat dari pengadaan sembako ini sangat positif, keluarga Bapak Bagi menyatakan keuangan keluarganya dapat sedikit terbantu dengan sumbangan sembako tersebut. Kendala terdapat pada pembelian sembako yang dilaksanakan secara bertahap karena kendala transportasi.

4.6 Pemberian Alat MCK Pemberian MCK telah dilaksanakan dan sampai laporan ini disusun alat penampung air yang diberikan masih digunakan dengan baik. Alat yang diberikan pada realisasinya juga berupa sabun, rinso, sikat dan lain sebagainya yang dapat digunakan selayaknya oleh Keluarga Bapak Bagi. Pelaksanaan program telah disesuaikan dengan jadwal yang direncanakan dan program terlaksana memang kurang tepat waktu. Namun kendalanya ada pada kesadaran keluarga sasaran pada sarana yang disumbangkan, masih kurangnya itikad baik untuk menjaga sarana yang diberikan dan menjaga kebersihan tempat MCK yang ada di kediamannya.

4.7 Pemberian dan Penanaman Tanaman Obat Pelaksanaan program ini dilakukan bersama dengan anggota KKN PPM lainnya yang juga mengadakan pemberian tanaman obat. Program dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan kemudian realisasi penanamannya dilakukan bersama keluarga Bapak I Nyoman Bagi dengan menjelaskan kegunaan dari setiap tanaman obat yang diberikan. Kendalanya adalah dalam penentuan jadwal agar bisa bertemu dengan tuan rumah sehingga penanaman bisa berlangsung lebih cepat. Kendala lain adalah kurangnya lahan untuk menanam tanaman obat serta minimnya pengetahuan keluarga sasaran untuk memanfaatkan tanaman obat yang diberikan.

4.8 Membantu Kegiatan Harian Program ini telah berjalan tetapi tidak bisa sesuai dengan jadwal yang direncanakan karena setiap mengunjungi KK dampingan baru bisa membantu kegiatan harian yang dilakukan oleh keluarga. Ini memang cukup membantu meringankan kegiatan apalagi kegiatan ini dilakukan bersama kk dampingan sambil berbicang-bincang yang tujuannya tidak lain adalah melakukan pendekatan agar bisa lebih akrab dengan keluarga tersebut. kendala yang dihadapi yakni terkadang ada beberapa kegiatan yang biasa dilakukan oleh kk dampingan tetapi tidak bisa dilakukan karena sulit untuk melakukan kegiatan tersebut misalnya keinginan untuk membantu membuat keranjang ikan, tetapi sayangnya harus belajar terebih dahulu untuk melakukan kegiatan/ pekerjaan tersebut.

4.9 Pemberian Obat Cacing pada Ternak BesarProgram terakhir adalah program yang dirancang oleh bidang peningkatan produksi mengenai pemberian obat cacing pada ternak besar, yang akan diberikan kepada masing-masing kk dampingan yang punya ternak besar dan kebetulan Bapak Bagi punya ternak berupa 1 sapi, kegiatan ini telah terlaksana sesuai dengan jadwal. Di dalam program ini tidak begitu ada kendala karena hanya memberikan obat cacing serta memberikan petunjuk pemakaian. Bapak Bagi pun merasa senang dengan pemberian obat cacing tersebut, pemberian ke ternak dilakukan sendiri oleh Beliau karena memang sudah diberikan petunjuk mengenai hal tersebut.

BAB VPENUTUP

5.1 Simpulan Seluruh program pendampingan keluarga dirasa telah dijalankan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang dibuat di awal penyusunan program. KK dampingan juga merasa senang dan antusias dengan adanya program yang telah direncanakan bersama. Dengan adanya beberapa kegiatan program tersebut Bapak Bagi dan Keluarga merasa terbantu dan mengucapkan terimakasih. Terdapat beberapa kendala seperti susahnya mencocokkan waktu dengan keluarga dampingan dan juga susahnya merubah kebiasan yang sudah melekat di diri mereka meskipun kebiasan tersebut tidak baik bagi dirinya sendiri dan orang lain.

5.2 RekomendasiRekomendasi kepada Pemerintah daerah agar senantiasa memperbaharui data tentang keluarga miskin dan membuat lebih banyak program pemberdayaan masyaraka menengah ke bawah yang bertempat tinggal di daerah pedesaan.Program pendampingan keluarga ini selayaknya terus dilanjutkan di KKN PPM periode berikutnya hanya saja mekanisme pendampingan keluarga harus diperjelas. Mahasiswa diberikan pegangan pelaksanaan program dan parameter yang jelas untuk kesuksesan pelaksanaan program. Begitupula dengan pemenuhan jam pendampingan keluarga yang sebaiknya dikurangi sehingga tidak berbenturan dengan pelaksanaan program pokok dan program bantu.

LAMPIRAN

26