Top Banner
PROPOSAL PENELITIAN KELOMPOK TAHUN ANGGARAN 2014 Judul Penelitian: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL (Studi pada Perbankan di Provinsi DIY Periode Tahun 2009 - 2013) Nama Peneliti: Suwarno, M.Pd Supriyanto, MM Daru Wahyuni, M.Si Putri Wulandari (NIM 11404241015) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2014
34

Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Dec 28, 2015

Download

Documents

Syada Twinbee
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

PROPOSAL PENELITIAN KELOMPOKTAHUN ANGGARAN 2014

Judul Penelitian:

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGANPERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL

(Studi pada Perbankan di Provinsi DIY Periode Tahun 2009 - 2013)

Nama Peneliti:

Suwarno, M.PdSupriyanto, MM

Daru Wahyuni, M.SiPutri Wulandari (NIM 11404241015)

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TAHUN 2014

Page 2: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENELITIAN KELOMPOK

A. Judul Penelitian

B. Ketua Peneliti :

1. Nama Lengkap 2. NIP 3. Jenis Kelamin 4. Jabatan/Pangkat/Gol 5. Fakultas/Jurusan 6. Bidang Keahlian 7. Alamat Kantor 8. Alamat Rumah

C. Lokasi Penelitian D. Jangka Waktu Penelitian

E. Pembiayaan

: Analisis Perbandingan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional (Studi pada Perbankan diProvinsi DIY Periode Tahun 2009 – 2013)

: Suwarno, M.Pd: 19510709 198003 1 002: Laki-Laki: Lektor Kepala/Pembina Tk I/IV b: Fakultas Ekonomi/Pendidikan Ekonomi: Ekonomi Makro : Fakultas Ekonomi UNY, Karangmalang Yogyakarta. : Jl. Sedah 12, Pringwulung, Sleman, Yogyakarta (0274) 547698 HP 082137567255

: Bank Indonesia (BI) Yogyakarta

: 6 (enam) bulan

: Rp 7.500.000,-

Mengetahui;Ketua Jurusan Pend. Ekonomi

Daru Wahyuni, M.SiNIP. 196811091994032001

Yogyakarta, 11 April 2014Ketua Peneliti,

Suwarno, M.Pd.NIP.195107091980031002

Mengetahui:Dekan FE - UNY

Dr. Sugiharsono, M.Si.NIP. 19550328 1983031002

Page 3: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

A. Judul Penelitian:

ANALISIS PERBANDINGAN PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN

KONVENSIONAL (Studi pada Perbankan di Provinsi DIY Periode Tahun

2009 - 2013)

B. Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU Perbankan no 10 tahun 1998, dunia perbankan di

Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1) Bank Sentral; (2) Bank

Umum Konvensional; (3) Bank Perkreditan Rakyat; dan (4) Bank Umum Syariah.

Bank Umum sendiri (atau Commercial Bank) memiliki peranan yang sangat

penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional, karena lebih dari 95%

Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan nasional yang meliputi Bank Umum

(Commercial Bank), Bank Syariah (Sharia Bank), dan Bank Perkreditan Rakyat

(Rural Bank) berada di Bank Umum (Statistik Perbankan Indonesia, diolah). DPK

ini yang selanjutnya digunakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Bank sebagai lembaga keuangan (financial institution) yang berfungsi

sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan

dana (the lender atau surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (the

borrower/deficit unit). Dengan adanya bank, maka kelebihan dana dari the lender

tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan

manfaat bagi kedua belah pihak. Setelah Bank menerima simpanan dana/uang

dari masyarakat (atau dikenal dengan Dana Pihak Ketiga) dan kemudian bank

akan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit (Bank Umum Konvensioanl)

dan dalam bentuk pembiayaan (Bank Umum Syariah).

Menurut Lukman Dendawijaya (2005) dana-dana yang dihimpun dari

masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola oleh bank

dan kegiatan perkreditan mencapai 70% - 80% dari total aktiva bank. Bila

memperhatikan neraca bank akan terlihat bahwa sisi aktiva didominasi oleh

besarnya kredit yang diberikan, dan bila memperhatikan laporan laba rugi bank

akan terlihat bahwa sisi pendapatan didominasi oleh besarnya pendapatan dari

Page 4: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

bunga dan provisi kredit. Hal ini dikarenakan aktivitas bank yang terbanyak akan

berkaitan erat secara langsung ataupun tidak langsung dengan kegiatan

perkreditan.

Menurut Dahlan Siamat (2005) salah satu alasan terkonsentrasinya usaha

bank dalam penyaluran kredit adalah sifat usaha bank sebagai lembaga

intermediasi antara unit surplus dengan unit defisit, dan sumber utama dana bank

berasal dari masyarakat sehingga secara moral mereka harus menyalurkan

kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sebagaimana umumnya negara

berkembang, sumber pembiayaan dunia usaha di Indonesia masih didominasi oleh

penyaluran kredit perbankan yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi.

Sampai saat ini, pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling

utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi memiliki risiko yang terbesar

dalam bank. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian kredit merupakan aktivitas

terbesar sekaligus juga mempunyai risiko terbesar. Oleh karena itu pemberian

kredit harus dikawal dengan manajemen risiko yang ketat. Salah satu ukuran

risiko kredit di perbankan konvensional adalah angka Non Performing Loan

(NPL), sedangkan di perbankan syariah adalah Non Performing Financing (NPF).

Berdasarkan data yang ada sampai saat ini, penyaluran kredit memegang

peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi negara, namun kredit yang disalurkan

oleh perbankan ternyata belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari Loan to Deposit

Ratio (LDR) Bank Umum periode 2005 - 2009 yang masih berkisar pada angka

59,66% - 74,58% (Statistik Perbankan Indonesia), masih berada dibawah harapan

Bank Indonesia. Ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya berada

disekitar 85% - 110% (Manurung, Rahardja, 2004). LDR sendiri merupakan

indikator dalam pengukuran fungsi intermediasi perbankan di Indonesia. Sesuai

dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio

LDR dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak

termasuk antarbank) dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro,

tabungan, dan deposito (tidak termasuk antarbank). Semakin tinggi LDR

menunjukkan semakin besar pula DPK yang dipergunakan untuk penyaluran

Page 5: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

kredit, yang berarti bank telah mampu menjalankan fungsi intermediasinya

dengan baik. Disisi lain LDR yang terlampau tinggi dapat menimbulkan risiko

likuiditas bagi bank.

Data Statistik Perbankan Syariah (2010) dan Statistik Perbankan

Konvensional (2011) menunjukkan kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan

Bank Umum Konvensional yang diukur dari tingkatan Rasio. Dari segi

permodalan bank umum syariah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan

telah memenuhi standar kecukupan modal dari Bank Indonesia, yaitu 8%. Dapat

kita lihat terdapat perbedaan yang tidak terlalu besar antara CAR Bank Umum

Syariah dengan Bank Umum Konvensional, hanya sekitar 6–9%. Dari segi NPL,

Bank Umum Syariah telah memenuhi standar dari Bank Indonesia yaitu di bawah

5% dan tidak terdapat perbedan yang terlalu jauh dibanding Bank Umum

Konvensional. Untuk LDR Bank Umum Syariah juga telah memenuhi standar

terbaik dari Bank Indonesia yaitu antara 85%-110%. Untuk BOPO sendiri Bank

Umum syariah belum memenuhi standar dari Bank Indonesia yaitu 92%. Dari

segi ROA Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional telah memenuhi

standar terbaik dari Bank Indonesia yaitu 1,5%.

Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar

dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan

bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia.

Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik

untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus

diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup adalah kinerja keuangan

bank.

Bank Umum Syariah sebagaimana bank umum konvensional memiliki

fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas

pokok yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas pembiayaan (Financing). Perbedaan

mendasar antara kedua bank tersebut hanyalah bank syariah melakukan kegiatan

usahanya tidak berdasarkan bunga (interest fee), namun didasarkan pada prinsip

Page 6: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

syariah atau prinsip pembagian keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing

principle).

Pembentukan Bank Syari'ah, semula banyak diragukan, alasannya;

pertama, banyak orang beranggapan bahwa sistem perbankan bebas bunga

(interest free) dan riba adalah sesuatu yang tak mungkin dan tak lazim, kedua,

adanya pertanyaan tentang bagaimana bank akan membiayai operasinya. Tetapi di

lain pihak, Bank Syari'ah adalah satu alternatif sistem ekonomi Islam. Bank

syariah merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana

masyarakat serta menyalurkannya dengan mekanisme tertentu. Penghimpunan

dana dilakukan melalui simpanan dan investasi seperti: wadiah, tabungan dan

deposito berjangka. Sedangkan penyaluran dana dilakukan dengan beberapa

macam akad seperti, murabahah, istisna, mudarabah, musyarakah, ijarah dan

lainnya.

Produk pembiayaan dengan sistem bagi hasil seolah-olah tidak berdaya

untuk menjadi pendamping operasional perbankan syariah. Sehingga pembiayaan

dengan sistem jualbeli menjadi pengganti sebagai produk inti dari beroperasinya

bank syariah, seperti murabahah, salam dan istishna. Tercatat dalam data statistik

Bank Indonesia bulan Maret tahun 2008, pembiayaan murabahah masih tetap

menjadi unggulan perbankan syariah. Meskipun sudah mulai mengalami

penurunan tiap bulannya.

Data pada salah satu perbankan syariah, yaitu di Bank Syariah Mandiri

(BSM) merupakan bank umum syariah yang memiliki peranan penting kedua

setelah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pembiayaan murabahah yang telah

disalurkan oleh bank syariah mandiri akhir tahun 2007 sebesar Rp5,18 triliun,

sedangkan untuk pembiayaan mudarabah sebesar Rp. 2,34 triliun dan pembiayaan

musyarakah sebesar Rp. 1,99 triliun. Hal ini menunjukan bahwa pembiayaan

dengan basis jual beli (murabahah) di Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki

kontribusi yang lebih besar dibandingkan penbiayaan dengan basis bagi hasil

(mudarabah dan musyarakah), padahal dalam konsep Islam pembiayaan yang

lebih dianjurkan adalah pembiayaan dengan basis bagi hasil.

Page 7: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional

dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan

yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan

oleh lembaga keuangan kepada nasabah (Muhammad, 2005). Kegiatan

operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss

sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh

pendapatan maupun membedakan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman

karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Bank umum syariah yang dipilih

dalam penelitian ini adalah bank syariah yang telah berdiri lebih dari lima tahun.

Bank umum konvensional yang dipilh untuk dibandingkan dengan bank umum

syariah adalah bank konvensional dengan total asset sebanding dengan bank

umum syariah.

Sukses tidaknya pengelolaan perbankan syariah maupun perbankan

konvensional dapat dilihat dari sisi sehat tidaknya bank tersebut yang dapat

diukur dengan CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity). Di

sisi lain juga dapat dilihat dari kinerja keuangannya atau rasio-rasio keuangannya.

Berbagai sumber informasi dapat digunakan untuk melihat kinerja bank. Salah

satu sumber informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja bank adalah

Laporan Publikasi Keuangan Bank. Pada penelitian ini akan digunakan laporan

keuangan bank selama periode tahun 2009 - 2013. Data yang diambil adalah

laporan triwulan masing-masing bank yang dipublikasikan di surat kabar atau

internet/web bank yang bersangkutan maupun dari statistik perbankan Indonesia.

Ukuran kinerja bank yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

keuangan bank yang meliputi Capital Adequency Ratio (mewakili rasio

permodalan), Non Performing Loan (mewakili rasio kualitas aktiva produktif),

Return on Asset dan Return on Equity (mewakili rasio rentabilitas), Beban

Operasional Pendapatan dibagi Pendapatan Operasional (mewakili rasio

efesiensi), dan Loan to Deposit Ratio (mewakili rasio likuiditas). Oleh karena itu,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan

Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional (Studi pada

Perbankan di Provinsi DIY Periode Tahun 2009 - 2013”.

Page 8: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

2. Identifikasi Masalah

Ada banyak permasalahan yang dihadapi perbankan syariah dan

perbankan konvensionaldi Indonesia pada umumnya, lebih khusus lagi perbankan

di provinsi DIY. Adapun permasalahan-permasalahan tersebut antara lain:

a. Masih rendahnya kinerja keuangan bank syariah secara umum

b. Masih rendahnya kinerja keuangan bank konvensional secara umum

c. Masih banyak bank syariah dan bank konvensional yang mengalami kelebihan

likuiditas.

d. Masih banyaknya pembiayaan bank syariah yang bermasalah dan kredit yang

bermasalah bank konvensional.

e. Masih banyak bank syariah dan bank konvensional yang bekerja belum secara

efisien.

f. Masih rendahnya rasio profitabilitas baik bank syariah maupun bank

konvensional

g. Masih terbatasnya penelitian yang membandingkan kinerja perbankan syariah

dan perbankan konvensional, khususnys di provinsi DIY.

3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah kinerja keuangan yang dihadapi perbankan

syariah dan perbankan konvensional di Indonesia pada umumnya dan khususnya

di perbankan provinsi DIY, maka dalam penelitian ini dibatasi hanya pada:

Kinerja keuangan yang diukur dengan rasio keuangan bank yang meliputi Capital

Adequency Ratio (CAR yang mewakili rasio permodalan), Non Performing

Loan (NPL yang mewakili rasio kualitas aktiva produktif), Return on Asset dan

Return on Equity (ROA dan ROE yang mewakili rasio rentabilitas), Beban

Operasional Pendapatan dibagi Pendapatan Operasional (BOPO yang mewakili

rasio efesiensi), dan Loan to Deposit Ratio (LDR yang mewakili rasio likuiditas).

Penelitian ini hanya mengamati 6 rasio keuangan (CAR, NPL, ROA,

ROE, BOPO dan LDR) pada perbankan syariah dan perbankan konvensional di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari tahun 2009 hingga 2013.

Page 9: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah sebagaimana diuraikan di depan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana kinerja keuangan dilihat dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO

dan NPL pada perbankan syariah dan perbankan konvensional di perbankan

provinsi DIY tahun 2009 – 2013?

b. Adakah perbedaan yang signifikan atas kinerja keuangan dilihat dari CAR,

NPL, ROA, ROE, BOPO dan NPL pada perbankan syariah dan

perbankan konvensional di perbankan provinsi DIY tahun 2009 – 2013?

5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

a. Kinerja keuangan dilihat dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan NPL pada

perbankan syariah dan perbankan konvensional di perbankan provinsi DIY

tahun 2009 – 2013.

b. Perbedaan kinerja keuangan dilihat dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan

NPL pada perbankan syariah dan perbankan konvensional di perbankan

provinsi DIY tahun 2009 – 2013.

6. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai ajang untuk memperdalam

pengetahuan di bidang kinerja keuangan pada perbankan syariah dan

perbankan konvensional pada umumnya dan lebih khusus di provinsi DIY.

Lebih khususnya memperluas pengetahuan rasio keuangan berkaitan dengan

CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan NPL. Disamping itu juga sebagai wahana

untuk memperbandingkan antara dunia teori dengan aplikasinya di lapangan.

b. Bagi Bank Syariah

Page 10: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan kajian, bahan pertimbangan dan

masukan (feed back) bagi bank syariah berkaitan dengan penilaian dalam

menilai kinerjanya.

c. Bagi Bank Konvensional

Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan kajian dan masukan bagi Bank

konvensional berkaitan dengan penilaian kinerja keuangannya

d. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah kepustakaan dan dapat

sebagai refererensi untuk penelitian-penelitian lanjutan yang berkaitan dengan

kinerja bank syariah dan bank konvensional.

C. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan

1. Kajian Teori

a. Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup orang banyak (Kasmir, 2010). Sedangkan pengertian Bank

Konvensional adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya secara

konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum Konvensional

dan Bank Perkreditan Rakyat (Booklet Perbankan Indonesia, 2011).

Perbankan adalah suatu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberi jasa

pengiriman uang. Berdasarkan UU Perbankan no 10 tahun 1998, dunia

perbankan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 4, yaitu: (1) Bank

Sentral; (2) Bank Umum Konvensional; (3) Bank Perkreditan Rakyat; dan (4)

Bank Umum Syariah. Dalam penelitian ini peneliti akan membandingkan

kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional.

Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum

Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Prinsip Syariah adalah prinsip

Page 11: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang

syariah (Booklet Perbankan Indonesia, 2011). Pengertian lain bank syariah

atau Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

pada bunga. Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan

uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka

mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian

disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha),

dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.

Menurut sejarah perekonomian, pembiayaan yang dilakukan dengan

akad syariah, telah menjadi tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW.

Di antaranya praktek menerima penitipan harta, meminjamkan uang untuk

keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang. Bank syariah adalah

lembaga keuangan yang usaha produknya memberikan kredit dan jasa-jasa

lain dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi

disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Oleh karena itu, usaha bank akan

selalu berkaitan dengan masalah uang sebagai dagangan usahanya.

Pengertian pembiayaan secara luas, berarti financing atau

pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi

yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang

lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan

yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada

nasabah.

Sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan

uang atau tagihan lain yang dipersamakan dengan ini berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil. Produk penyaluran dana pada bank

syariah dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu transaksi pembiayaan

yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli,

transaksi yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip

Page 12: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

sewa, dan transaksi yang ditujukan untuk kerjasama yang ditujukan guna

mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.

Dalam teori risiko pada bank syariah memberikan penjelasan dimana

risiko merupakan volatilitas suatu hasil yang tidak diekspektasi, secara umum

juga merupakan volatilitas nilai dari asset/kewajiban dari bunga. Risiko dapat

dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang

tidak diinginkan atau tidak terduga. Risiko dapat didefinisikan sebagai

kemungkinan kerugian dari suatu investasi akibat perubahan kondisi yang

mempengaruhi nilai dari investasi tersebut. Risiko mempunyai hubungan yang

positif dan linear dengan return yang diharapkan dari suatu investasi. Oleh

karena itu, semakin besar return yang diharapkan dari suatu investasi, maka

semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh seorang investor.

Risiko dapat berupa potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang

mampu memberikan pengaruh negatif yang dapat menimpa siapa saja, apa

saja, kapan saja, dan dimana saja.Tak terkecuali terhadap perbankan, risiko

yang terjadi tentunya dapat menimbulkan kerugian karenanya perlu dicegah

dan jika terlanjur terjadi maka wajib hukumnya ditanggulangi. Secara spesifik

Bank Indonesia menyebutkan terdapat delapan jenis resiko yang perlu

diwaspadai, dipantau dan selanjutnya ditanggulangi, yaitu: 1) resiko kredit, 2)

resiko pasar, 3) resiko likuiditas, 4) resiko operasional, 5) resiko hukum, 6)

resiko reputasi, 7) resiko strategik , dan 8) resiko kepatuhan. Konsep syariah

sebenarnya tidak berkutat pada masalah agama saja, akan tetapi juga

membahas untung rugi dan profesionalitas dalam aktivitas ekonomi.

b. Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada perbankan menunjukkan kinerja keuangan

yang telah dicapai perbankan pada suatu waktu. Kinerja keuangan tersebut

dapat diketahui dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat

mengetahui kinerja tersebut dengan menggunakan analisis rasio, yakni rasio

likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan efisiensi operasional. Analisis rasio ini

merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu

Page 13: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

dalam neraca maupun laporan rugi laba bank secara individual maupun secara

bersama-sama (Abdullah dalam Isna Rahmawati, 2008).

Aspek likuiditas yang dipakai dalam rasio perbankan dapat diketahui

dengan menghitung quick ratio, banking ratio, dan loan to asset ratio. Rasio

keuangan untuk mengukur solvabilitas bank dapat diketahui dengan

menghitung capital adequacy ratio (CAR), primary ratio, dan capital ratio.

Rasio Rentabilitas dapat diketahui dengan menghitung return on asset (ROA),

return on equity (ROE), dan gross profit margin (GPM). Sementara rasio

efisiensi operasional dapat diketahui dengan menghitung leverage multipler

ratio, asets utillization ratio (AUR), dan operating ratio (Martono dalam Isna

Rahmawati, 2008). Selain itu, analisis rasio juga membantu manajemen dalam

memahami apa yang sebenarnya terjadi pada perbankan berdasarkan suatu

informasi laporan keuangan baik dengan perbandingan rasio-rasio sekarang

dengan yang lalu dan yang akan datang pada internal perbankan maupun

perbandingan rasio perbankan dengan perbankan yang lainnya atau dengan

rata-rata industri pada saat titik yang sama/perbandingan eksternal (Munawir

dalam Isna Rahmawati, 2008).

c. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal

minimum sebesar 8% dari total Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Presentase kebutuhan modal minimum ini disebut Capital Adequacy Ratio

(CAR). Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank

(capital adequacy) didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal

yang dimiliki bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Aktiva dalam perhitungan ini mencakup aktiva yang tercantum dalam neraca

maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam

kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan

bagi pihak ketiga.

Langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank

adalah sebagai berikut:

Page 14: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

1) ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal

masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko dari

masing-masing pos aktiva neraca tersebut.

2) ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara mengalikan nilai nominal

rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot risiko dari

masing-masing pos rekening tersebut.

3) Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administratif.

4) Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal

bank (modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR. Rasio tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR = Modal Bank/ATMR

5) Hasil perhitungan rasio di atas kemudian dibandingkan dengan kewajiban

penyediaan modal minimum (yakni sebesar 8%).

Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, dapatlah diketahui apakah

bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal)

atau tidak. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan

kewajiban penyediaan modal minimum sama dengan 100% atau lebih, modal

bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal).

Sebaliknya, bila hasilnya kurang dari 100%, modal bank tersebut tidak

memenuhi ketentuan CAR.

d. Non Performing Loan (NPL) atau NPF (Non Performing Financing)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas

Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun

valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank,

penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.

Kualitas aktiva produktif dinilai berdasarkan:

1) Prospek usaha

2) Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur

3) Kemampuan membayar

Page 15: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Berdasarkan analisis dan penilaian terhadap faktor penilaian mengenai

prospek usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan

mempertimbangkan komponen-komponen yang tidak disebutkan, kualitas

kredit ditetapkan menjadi:

1) Lancar

2) Dalam perhatian khusus

3) Kurang lancar

4) Diragukan

5) Macet

Aktiva produktif bermasalah atau Non Performing Loan merupakan

aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet.

Besarnya NPL dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPL = Total Kredit Bermasalah/Total Seluruh Kredit

NPF adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup lagi

membayar sebagian atau seluruh kewajiban kepada bank seperti yang telah

diperjanjikannya. Jika tidak ditangani dengan baik, maka pembiayaan

bermasalah merupakan sumber kerugian yang sangat potensial bagi bank.

Karena itu, diperlukan penanganan yang sistematis dan berkelanjutan.

NPF (Non Performing Financing) sangat berpengaruh dalam

pengendalian biaya dan sekaligus juga berpengaruh terhadap kebijakan

pembiayaan yang akan dilakukan bank itu sendiri. NPF (Non Performing

Financing) dapat mendatangkan dampak yang tidak menguntungkan, terlebih

lagi bila NPF (Non Performing Financing) tersebut dalam jumlah besar.

Dengan melihat NPF sebelumnya (t-1), bank dapat mempertimbangkan

berapa besar pembiayaan yang akan disalurkan sekarang. Sehingga semakin

tinggi NPF maka semakin buruk kualitas aktiva produktif bank tersebut yang

akan mempengaruhi biaya dan permodalan bank tersebut karena dengan NPF

yang tinggi akan membuat bank mempunyai kewajiban dan harus

mengeluarkan biaya untukmemenuhi PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif) yang terbentuk. Bila ini terus menerus terjadi maka modal bank

akan tersendot untuk PPAP sehingga menurunkan nilai profitabilitas bank.

Page 16: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Salah satu implikasi lain bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya

pembiayaan bermasalah adalah hilangnya kesempatan untuk memperoleh

pendapatan dan pembiayaan yang diberikan sehingga mengurangi perolehan

laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. Maka dari itu semakin

tinggi NPF (Non Performing Financing) yang dimiliki oleh suatu bank maka

bank akan lebih hati-hati dengan mengurangi pembiayaan.

e. Return On Asset (ROA)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Return On Asset (ROA). Return on Asset mengukur kemampuan

manajemen dalam menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh asset

yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin

besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang

dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan aset (Siamat, 2005). Ketentuan Bank Indonesia ROA dianggap

baik bila sama dengan atau lebih dari 1,5 %. Rumus yang digunakan adalah :

ROA = Laba Bersih/Total Aktiva x 100%.

f. Return On Equity (ROE)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau

mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank

yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

selain ROA, juga menggunakan Return On Equity (ROE). ROE mengukur

kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba bersih (laba setelah pajak

atau earning after tax/EAT) dengan menggunakan equity atau seluruh modal

sendiri yang dimilikinya. Semakin besar ROE suatu bank, maka semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik

pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan equity. Ketentuan Bank

Page 17: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Indonesia ROE dianggap baik bila sama dengan atau lebih dari 12 %. Rumus

yang digunakan adalah : ROE = Laba Bersih setelah Pajak/Equity x 100%

g. Biaya Operasi dan Pendapatan Operasi (BOPO)

BOPO menggambarkan tingkat efisiensi pengelolaan bank. Angka

BOPO diperoleh dengan membandingkan beban biaya operasi dibandingkan

dengan pendapatan dari operasi. Ketentuan BI, bank dengan tingkat efisiensi

yang baik kalau BOPO-nya dibawah 92%. Jadi semakin rendah tingkat

BOPO-nya menunjukkan operasional bank tersebut semakin efisien.

Rasio biaya efisiensi adalah perbandingan antara biaya operasional dan

pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Siamat, 2005).

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional x 100%

h. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Finacing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata

lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih

serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar

rasio ini semakin likuid (Kasmir, 2010). Dalam penelitian ini, rasio likuiditas

yang digunakan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to deposit ratio

adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan

dibandingkan dengan jumlah dana dari masyarakat (Kasmir,2010). Rasio ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali

kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan

kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi

rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya, tetapi terlalu tinggi juga

menjadi tidak baik. Ketentuan Bank Indonesia LDR yang baik antara 85%

samapi dengan 110% . Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR = Total Pembiayaan/Dana pihak ketiga x 100%

Page 18: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

2. Penelitian yang Relevan

Pembahasan mengenai perbandingkan kinerja keuangan perbankan syariah

dan perbankan konvensional sudah banyak di bahas baik dalam bentuk buku,

jurnal, maupun karya ilmiah lainnya.

Penelitian Chandra Puspita Ningtyas, dkk. (2012) bertujuan untuk

mengetahui perbedaan kinerja keuangan PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dan

PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk periode 2009-2012. Jenis penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data sekunder. Analisis

data yang digunakan adalah analisis rasio keuangan yang terdiri dari rasio

permodalan yang diwakili rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), rasio kualitas

aktiva produktif (KAP), rasio rentabilitas diwakili rasio Return On Assets (ROA),

Return On Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM) atau Net Operating Margin

(NOM) untuk bank syariah, Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

atau Rasio Efisiensi kegiatan Operasional (REO) untuk bank syariah, serta rasio

likuiditas diwakili current ratio.Hasil penelitian yang menggunakan analisis rasio

keuangan menunjukkan bahwa rasio permodalan Bank Mandiri lebih baik

daripada Bank Syariah Mandiri, rasio kualitas aktiva produktif Bank Mandiri

lebih baik daripada Bank Syariah Mandiri, rasio rentabilitas dari rasio ROA, NIM,

dan BOPO Bank Mandiri lebih baik yang menunjukkan tren meningkat daripada

Bank Syariah Mandiri yang mengalami fluktuasi namun sebaliknya pada rasio

ROE yang lebih baik adalah Bank Syariah Mandiri, serta rasio likuiditas Bank

Mandiri dan Bank Syariah Mandiri sama-sama mengalami fluktuasi. Kinerja

keuangan secara keseluruhan menunjukkan Bank Mandiri memiliki kinerja

keuangan yang lebih baik daripada Bank Syariah Mandiri.

Dalam penelitian skripsinya Wisnu Nugroho (2012) yang berjudul

“Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah dan Bank Konvensional”

menggunakan sampel 3 bank syariah dan 26 bank konvensional yang masuk

kriteria sampel. Alat uji yang digunakan untuk melakukan pengolahan data adalah

Independent Sample T-test untuk menguji perbedaan kinerja keuangan antara

bank syariah dan bank konvensional. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan kinerja keuangan antara bank syariah dan bank konvensional

Page 19: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

untuk indikator rasio CAR, NPL, ROA, BOPO, LDR dan IRR. Dilihat dari

indikator CAR, ROA, LDR dan IRR bank konvensional lebih tinggi dari bank

syariah sehingga kinerja bank konvensional lebih baik dari bank syariah. Dilihat

dari indikator NPL dan BOPO bank syariah lebih tinggi dari bank konvensional

sehingga kinerja bank konvensional lebih baik dari bank syariah karena semakin

rendah rasio NPL dan BOPO maka semakin baik kinerja bank.

Rubitoh (2003), melakukan penelitian dengan membandingkan kinerja

keuangan Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama dengan enam bank

konvensional selama1997-2001. Kriteria yang digunakan dalam penelitian itu

adalah RORA (profitabilitas), CAR (rasio kecukupan modal), LDR (rasio

penyaluran terhadap dana pihak ketiga), FBI, NNRF, hasil kredit, dan

produktifitas karyawan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara

umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada jugakinerja bank

syariah dibawah bank konvensional. Bahkan perkembangan bank syariah

mencapai 53 persen, sedang bank konvensional hanya lima persen.

Penelitian Widya Wahyuningsih (2012) dalam skripsinya bertujuan untuk

melakukan perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank

Umum Konvensional di Indonesia pada periode 2006-2010 dengan menggunakan

rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR, LDR, NPL,

BOPO, dan ROA. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum tahun 2006 hingga 2010 yang

diterbitkan oleh masing-masing Bank yang bersangkutan. Setelah melewati tahap

purposive sample, maka sampel yang layak digunakan sebanyak 4 sampel, 2 Bank

Umum Syariah (Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah), dan 2 Bank

Umum Konvensional (Bank Mandiri dan Bank Mega). Teknik analisis yang

digunakan untuk melihat perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah

dengan Bank Umum Konvensional adalah metode Independent sample t-test.

Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

untuk masing-masing rasio keuangan antara Bank Umum Syariah dengan Bank

Umum Konvensional di Indonesia. Bank Umum Syariah lebih baik kinerjanya

Page 20: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

dari segi rasio LDR dan ROA, sedangkan Bank Umum Konvensional lebih baik

kinerjanya dari segi rasio CAR, NPL, dan BOPO

Penelitian yang akan penyusun lakukan merupakan bentuk penelitian yang

hampir sama dengan salah satu bentuk penelitian di atas. Perbedaan signifikan

dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel yang akan diteliti yaitu

meliputi CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, BOPO, dan LDR/FDR pada perbankan

syariah dan perbankan konvensional dengan menggunakan data laporan keuangan

bulanan bank syariah dan bank konvensional serta situs resmi bank Indonesia

www.bi.go.id. Data yang diambil adalah data bulan Januari 2009 sampai

Desember 2013. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adakah perbedaan

variabel-variabel rasio keuangan seperti CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR

antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional.

3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan telaah pustaka dan diperkuat dengan penelitian terdahulu

diduga ada perbedaan rasio keuangan seperti CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan

LDR antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Dengan kerangka

pikir penelitian seperti pada gambar berikut:

Page 21: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Gambar 1: Kerangka Berpikir

4. Hipotesis

Berdasarkan hubungan antara tujuan penelitian serta kerangka pemikiran

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

CAR NPL ROA ROE BOPO LDR

KINERJAKEUANGAN

BANK UMUMSYARIAH

BANK UMUMKONVENSIONAL

BANK

BANK UMUM

LAPORANKEUANGAN

RASIO-RASIOKEUANGAN

Page 22: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

H1: Diduga ada perbedaan signifikan rasio keuangan seperti CAR, NPL, ROA,

ROE, BOPO dan LDR antara perbankan syariah dengan perbankan

konvensional pada perbankan di provinsi DIY periode tahun 2009 - 2013

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Bank

Syariah dan Bank Konvensional di Provinsi DIY yang meliputi rasio keuangan

seperti CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR. Data diperoleh dari Statistik

Perbankan Indonesia dan Statistik Ekonomi Moneter Indonesia periode tahun

2009 - 2013 (bulanan).

2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah dan Bank

Umum Konvensional yang ada di provinsi DIY. Penelitian ini menggunakan

metode sampling, dengan teknik purposive sampling. Dimana tidak keseluruhan

Bank Syariah dan Bank Konvensional yang terdapat dalam periode penelitian

dijadikan sebagai obyek penelitian. Penelitian menggunakan data 60 waktu

amatan (N = 60) (bulan Januari - Desember periode tahun 2009 - 2013).

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi

dokumentasi. Studi dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan

dengan kategori dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan

masalah penelitian. Data yang dikumpulkan adalah CAR, NPL, ROA, ROE,

BOPO dan LDR pada perbankan syariah dan perbankan konvensional pada

perbankan di provinsi DIY, yang diperoleh dari Statistik Perbankan Indonesia dan

Statistik Ekonomi Moneter Indonesia.

4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel-variabel rasio keuangan seperti CAR,

NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR. Definisi operasional dan skala pengukuran

dari variabel-variabel yang digunakan dipaparkan sebagai berikut:

Page 23: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

a. CAR adalah rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara

modal bank (modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR. Rasio tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR = Modal Bank / ATMR

b. NPL adalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup lagi

membayar sebagian atau seluruh kewajiban kepada bank seperti yang telah

diperjanjikannya. NPL atau aktiva produktif bermasalah merupakan aktiva

produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet.

Besarnya NPL dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPL = Total Kredit Bermasalah / Total Seluruh Kredit x 100%

Pengukuran NPL pada akhir periode bulanan yang dinyatakan dalam

persentase.

c. ROA adalah rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan dengan asset

yang dimilikinya. Rumus yang digunakan adalah: ROA = Laba Bersih / Total

Aktiva x 100%

d. ROE adalah rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh keuntungan (laba bersih setelah pajak) secara

keseluruhan dengan equity (modal sendiri yang dimilikinya). Rumus yang

digunakan adalah: ROE = Laba Bersih setelah Pajak / Equity x 100%

e. BOPO adalah rasio biaya efisiensi, perbandingan antara biaya operasional dan

pendapatan operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

BOPO = Biaya Operasional/Pendapatan Operasional x 100%

f. LDR adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan

dibandingkan dengan jumlah dana dari masyarakat.

LDR = Total Pembiayaan / Dana pihak ketiga x 100%

5. Metode Analisis Data

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu

dilakukan pengujian asumsi klasik, meliputi masalah normalitas dan autokorelasi.

Page 24: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Jika semua itu terpenuhi berarti bahwa model analisis telah layak digunakan

(Gujarati, 1995).

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, maka untuk pengujian

hipotesis menggunakan compare mean - independent sample t test. Penggunaan

independent sample t test digunakan untuk menguji adakah perbedaan CAR, NPL,

ROA, ROE, BOPO dan LDR antara perbankan syariah dan perbankan

konvensional di provinsi DIY selama periode 2009 – 2013.

E. Daftar Pustaka

Alamsyah, Halim, dkk. 2005. Banking Disintermediation and Its Implication for Monetery Policy : The Case of Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter danPerbankan. Maret 2005 : 499 – 521

Ali, Mashud. 2004. Asset Liability Management : Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional. Jakarta : PT. Gramedia

Biro Pusat Statistik. 2011. Data trategis BPS. Jakarta

Candra Puspita Ningtyas, dkk. 2013. Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan (Studi pada PT Bank Mandiri, Tbk. dan PT Bank Syariah Mandiri, Tbk. Periode 2009 – 2012), Jurnal, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Malang.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometrics. Singapore : Mc Graw Hill, Inc

Kasmir. 2008. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Lestari, Indah. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Tingkat Penyaluran Kredit pada Bank- Bank Umum di Indonesia

Page 25: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Masyitha, Mira. Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI dan Faktor - Faktor Penawaran Kredit Perbankan terhadap Realisasi Penyaluran Kredit di Jawa Timur

Setiyati, Tatik. Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, Dana Pihak Ketiga, dan Produk Domestik Bruto terhadap Penyaluran Kredit pada Perbankan diIndonesia

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan : Kebijakan Moneter danPerbankan. Jakarta : FE UI

Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Susilo, Y. Sri, Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi Santoso. 2006. Bank & Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat

Taswan. 2006. Manajemen Perbankan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Republik Indonesia. Undang – Undang Perbankan No. 10 tahun 1998. Jakarta

Widya Wahyu Ningsih. 2012. Perbandingan Kinerja KeuanganBank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia pada Periode 2006 – 2010. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanudin.

Wisnu Nugroho. 2012. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

F. Jadwal Penelitian

No Kegiatan BulanApril Mei-

JuniJuli -Agustus

Sept Okt Nop

1 Instrumen Data XX2 Sem Proposal XX3 Pengumpulan Data XX4 Pengolahan Data XX XX 5 Draf Hasil

Penelitian XX

6 Hasil Penelitian XX7 Penyusunan

Laporan Akhir XX

8 Penyelesaian Administratif

XX

Page 26: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

G. Organisasi dan Personalia Penelitian

Ketua Peneliti:

1. Nama : Suwarno, M.Pd

2. NIP : 19510709 198003 1 002

3. Jabatan/Pangkat/Golongan : Lektor Kepala/Pembina Tk 1/IVb

4. Fakultas/Prodi : Fakultas Ekonomi/Pend. Ekonomi

5. Pengalaman Penelitian : ya

6. Waktu yang diperlukan : 8 jam/minggu

7. Tugas Penelitian : Mengkordinir, merancang dan menganalisis

Anggota Peneliti 1:

1. Nama : Supriyanto, MM

2. NIP : 19650720 200112 1 001

3. Jabatan/Pangkat/Jabatan : Asisten Ahli/Penata Muda Tk 1/IIIb

4. Fakultas/Prodi : Fakultas Ekonomi/Pend. Ekonomi

5. Pengalaman Penelitian : ya

6. Waktu yang diperlukan : 8 jam/minggu

7. Tugas Penelitian : Mengkordinir, merancang dan menganalisis

Anggota Peneliti 2:

1. Nama : Daru Wahyuni, M.Si

2. NIP : 19681109 199403 2 001

3. Jabatan/Pangkat/Jabatan : Lektor/Penata/IIIc

4. Fakultas/Prodi : Fakultas Ekonomi/Pend. Ekonomi

5. Pengalaman Penelitian : ya

6. Waktu yang diperlukan : 8 jam/minggu

7. Tugas Penelitian : Mengkordinir, merancang dan menganalisis

Page 27: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Anggota Peneliti dari Mahasiswa:

1. Nama : Putri Wulandari

2. NIM : 11404241015

3. Fakultas/Prodi : Fakultas Ekonomi/Pendidikan Ekonomi

4. Waktu yang diperlukan : 8 jam/minggu

5. Tugas Penelitian : Pengumpulan Data dan membantu analisis

H. Rencana Anggaran Biaya Penelitian

Anggaran biaya penelitian ini sejumlah Rp 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus

ribu rupiah) dengan rincian.

1. Honorarium

No Uraian Volume Biaya Satuan(Rp)

Jumlah(Rp)

1 Ketua Peneliti 1 650.000,- 650.000,-2 Anggota Peneliti 2 600.000,- 1.200.000,-3 Anggota Peneliti

(dari Mahasiswa)1 400.000,- 400.000,-

J u m l a h 2.250.000,-

2. Bahan Habis Pakai

No Nama Barang Volume Harga Satuan(Rp)

Jumlah(Rp)

1 Kertas HVS A4 70 gr 10 rim 55.000,- 550.000,-

2 Kertas HVS A4 80 gr 4 rim 60.000,- 240.000,-

3 Foto Copy Proposal 10 exp 50.000,- 500.000,-

4 Foto Copy DataPerbankan

20 exp 80.000,- 1.600.000,-

5 Foto Copy Lap Akhir 10 bh 56.000,- 560.000,-

6 CD, Tinta, Amplop dll - 300.000,- 300.000,-

J u m l a h 3.750.000,-

Page 28: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

3. Transpot Perjalanan

No Uraian Volume Biaya Satuan(Rp)

Jumlah(Rp)

1 Ketua Peneliti 1 org x 4 50.000,- 200.000,-2 Anggota Peneliti 2 org x 4 50.000,- 400.000,-3 Anggota Peneliti

(dari Mahasiswa)1 org x 3 50.000,- 150.000,-

J u m l a h 750.000,-

4. Pelaporan

No Uraian Volume Biaya Satuan(Rp)

Jumlah(Rp)

1 Laporan Penelitian 15 50.000,- 750.000,- J u m l a h 750.000,-

Page 29: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

CURICULUM VITAE

A. Data Pribadi:

1. Nama Lengkap : Drs. Suwarno, M.Pd

2. NIP : 195107091980031002

3. Tempat danTanggal Lahir : Kulonprogo, 9 Juli 1951

4. Jabatan/Pangkat/Golongan :: Lektor Kepala/Pembina Tk I / IVb

5. Jurusan/ Program Studi : Pendidikan Ekonomi

6. Fakultas/ Universitas : FE/ UNY

7. Alamat Kantor : Jurusan Pendidikan Ekonomi FE, UNY

8. Alamat Rumah : J1 Sedah 12, Pringwulung, Sleman

YOGYAKARTA

B. PengalamanPenelitian

Tahun Judul Penelitian Sumber Dana

Jumlah Dana (Rp)

Jumlah Anggota

2009 “Implementasi Model Pembelajaran Teams Game Tournament (TGT) dalam Mata Kuliah Dasar-Dasar Koperasi

DIPA 5000.000 3/anggota

2010 Evaluasi Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Studi Kasus : Sektor Pendidikan di Propinsi DIY)

DIPA 7.500.000 3/anggota

2011 Implementasi Metode Simulasi dan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran dalam mata Kuliah Ekonomi Kerakyatan (Strategi Memantabkan Nilai–nilai Karakter)

DIPA 7.500.000 3/ anggota

2012 ModeI Internalisasi Nilai-Nilai Anti Korupsi Dalam Pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Wahid Hasyim Yogyakarta

DIPA 7.500.000 3/ anggota

Page 30: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

C. Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat

Tahun Judul Pengabdian Sumber Dana

Jumlah Dana (Rp)

Jumlah Anggota

2009 Pelatihan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Ekonomi (Strategi Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Pada Guru dan Siswa)

DIPA 12.500.000 3/Ketua

2009

2010

Pendampingan Pengembangan Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk Guru-Guru MTs Wahid Hasyim Yogyakarta.

PelatihanPengembangan RPP BerorentasiSoft skillBagi Guru–guru SMK di DIY

DIPA

DIPA

2.000.000

7.500.000

3/Ketua

4/Anggota

2011

2011

Pelatihan Implementasi Metode Simulasi dan Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran (Strategi Memantabkan Nilai–nilai Karakter Pada Guru dan Siswa)

Pelatihan Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Kompetensi bagi Guru –guru SMP di Kabupaten Kulon Progo

DIPA

DIPA

5000.000

5.000.000

4/Ketua

3/Ketua

2012 Pendampingan Pengembangan SilabusDalam Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan Yang MengintegrasikanPendidikan Karakter Untuk Guru SMA Muhammadiyah Borobudur

DIPA 5.000.000 3/ Angg

2013 Workshop Menggali Kreativitas Dan EtosKerja Guru Melalui PemanfaatanBarang Bekas Sebagai Media Pembelajaran

DIPA 15.000.000 3/ ketua

Yogyakarta, 10 April 2014

Yang Bersangkutan,

Drs. Suwarno, M.PdNIP 195107091980031002

Page 31: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI

Nama : Drs. Supriyanto, M.M.NIP : 19650720 200112 1 001Tempat dan Tanggal Lahir : Cilacap, 20 Juli 1965Jabatan/Pangkat/Golongan : Asisten Ahli/Penata Muda Tk I/IIIbJurusan/Program Studi : Pendidikan EkonomiFakultas : EkonomiPerguruan Tinggi : Universitas Negeri YogyakartaBidang Keahlian : Manajemen dan Bank Lembaga KeuanganAlamat : Karangmalang YogyakartaAlamat Rumah : Jl. Soga 21 A Kel. Tahunan Umbulharjo

YogyakartaTelp./Faks. : 08122716927Alamat e-mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGITahun Lulus

Program Pendidikan (Diploma, magister,

spesialis dan doktor)

Perguruan Tinggi Jurusan/ Program Studi

1989 S1 (Sarjana) IKIP Yogyakarta PDU/Pendidikan Koperasi

1993 S2 (Magister) Universitas Gajah Mada

Magister ManajemenKonsentrasi Keuangan

PELATIHAN PROFESIONAL Tahun Jenis Pelatihan (Dalam/Luar

Negeri)Penyelenggara Jangka

Waktu2011 Pelatihan Penulisan Proposal

Penelitian Hibah Bagi Dosen FISE – UNY

FISE UNY 1 hari

2010 Training Of Trainers (TOT) Kewirausahaan Dosen UNY

FISE UNY 2 hari

2010 Workshop Modul Wirausaha Mandiri

PT Bank Mandiri, Tbk

2 hari

2010 Workshop Silabi dan RPP Kewirausahaan

PR 1 UNY 1 hari

2008 Introduction to JA Worldwides Entrepreneurship Education

Prestasi Junior Indonesia

1 hari

2007 Lokakarya Pengembangan Model FISE UNY 1 hari

Page 32: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Laboratorium Out Door IPS Terpadu

2006 Pelatihan Computable General Equilibri-um (CGE) Dosen Ekonomi Se Indonesia

DIKTI 48 jam

PRODUK BAHAN AJARMata Kuliah Program

PendidikanJenis Bahan Ajar (cetak

dan noncetak)Sem/Tahun Akademik

Pengantar Manajemen

S1 Modul Pengantar Manajemen(cetak)

2005

Pengantar Bisnis S1 Modul Pengantar Bisnis (cetak)

2005

Bahan Diklat Profesi Guru IPS SMP

PLPG –Guru IPSSMP

Modul Uang dan Lembaga Keuangan (cetak)

2008

Bahan Diklat Profesi Guru Ekonomi SMA

PLPG –Guru Ekonomi SMA

Modul Mengenal Bursa Efek (cetak)

2008

Bahan Ajar PPGPendidikan Ekonomi

PPG Pend.Ekonomi

Modul Moneter dan Lembaga Keuangan (cetak)

2010

Bahan Ajar PPGPendidikan Ekonomi

PPG Pend.Ekonomi

Modul Uang, Pasar Modal, Moneter, Manajemen Badan Usaha dan Kewirausahaan (cetak)

2012

PENGALAMAN PENELITIANTahun Judul Penelitian Ketua/anggota

TimSumber Dana

2013 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudarahah Perbankan Syariah (Studi pada Bank Umum Syariah di Provinsi DIY Periode Tahun 2009 -2013)

Ketua DIPA

2013 Pengembangan Software Anbuso Sebagai Solusi Alternatif Bagi Guru dalam Melakukan Analisis Butir Soal Secara Praktis dan Aplikatif

Anggota DIPA

2013 Produktifkah Pengeluaran Publik Pemerintah Daerah dalam Human Capital Invesment? Fakta

Anggota DIPA

Page 33: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0

Desentralisasi Fiskal di Indonesia 2012 Komparasi Perbankan Syariah

Indonesia dan Malaysia dalam Perekonomian Global

Anggota DIPA

2012 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum di Propinsi DIY Periode Tahun 2007 - 2011)

Ketua DIPA

2010 Tracer Study Analisis Tingkat Keterserapan, Daya Saing dan Relevansi Lulusan Pendidikan Ekonomi FISE UNY Dalam Dunia Kerja

Ketua DIPA

2006 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan dan Pengaruhnya bersama Beban Bunga, Return on Asset terhadap Rentabilitas Modal Sendiri pada Industri Perdagangan Eceran yang Go Public di Bursa Efek Jakarta

Anggota DIKS

2006 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden pada Perusahaan Go Public di BEJ

Ketua DIKS

2005 Evaluasi Pelaksanaan Pengajaran Mikro pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi FIS UNY

Anggota DIKS

2004 Peningkatan Kualitas Pembelajaran dengan Pendekatan Cooperative Learning (Pada Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Ekonomi)

Anggota SP4

2002 Strategi Mengatasi Kemiskinan di Kabupaten Kulonprogo

Anggota Pemda

Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.

Yogyakarta, 10 April 2014

Yang menyatakan,

Supriyanto, M.M. NIP 19650720 200112 1

Page 34: Kinerja Perbankan Syariah Dan Konvensional 2014_0