Microsoft Word - IIIA-chemelementcourse.docxUNIVERSITAS SEBELAS
MARET
empat unsur lainnya yang memiliki sifat kelogaman yang sama.
Unsur-unsur
pada golongan IIIA menunjukkan perbedaan sifat yang cukup
bervariasi.
Boron merupakan unsur non-logam, aluminium merupakan unsur
logam
namun menunjukkan banyak kemiripan sifat kimia dengan boron, dan
unsur
sisanya seluruhnya memiliki karakteristik sebagai unsur logam.
Unsur-unsur
dari logam utama golongan III A adalah : boron ( B), aluminium
(Al), galium
(Ga), indium ( In), thalium (Tl). Unsur-unsur dari logam utama
golongan III
A umumnya dapat bereaksi dengan udara, air, asam, unsur-unsur
halogen
membentuk senyawa. Unsur-unsur dari logam utama golongan III A di
alam
tidak ditemukan dalam bentuk unsur melainkan dalam bentuk
senyawanya.
Oleh karena itu, diperlukan beberapa proses yang digunakan untuk
dapat
mengisolasi unsur tersebut dari senyawanya. Unsur-unsur pada
golongan IIIA
mencakup satu unsur non-logam dan empat unsur lainnya yang memiliki
sifat
kelogaman yang sama. Boron merupakan unsur non-logam,
aluminium
merupakan unsur logam namun menunjukkan banyak kemiripan sifat
kimia
dengan boron, dan unsur sisanya seluruhnya memiliki karakteristik
sebagai
unsur logam. Keadaan oksidasi positif tiga (+3) merupakan
karakteristik
utama untuk semua unsur golongan IIIA. Keadaan positif satu (+1
atau +
saja) terdapat dalam senyawaan semua unsur golongan IIIA kecuali
boron,
dan untuk thallium keadaan tersebut merupakan keadaan oksidasi
yang
stabil. Faktanya thallium menunjukkan kemiripan dengan banyak unsur
lain
(alkali tanah, perak, merkuri, dan timbal ) sehingga disebut
duckbill platypus
di antara unsur-unsur lainnya. Mempunyai titik leleh dan titik
lebur yang
relative tinggi.
A. BORON
Sejarah Singkat
diketahui dan digunakan oleh kebudayaan kuno selama ribuan tahun.
Namun,
boron pertama kali diisolasi sebagian pada tahun 1808 oleh kimiawan
Prancis
Joseph L. Gay-Lussac dan L. J. Thénard dan secara terpisah oleh Sir
Humphry
Davy di London. Pada 1909, kimiawan Amerika, Yehezkiel
Weintraub
menghasilkan 99% boron murni, melalui cara reduksi boron halida
dengan
hidrogen. Hampir satu abad kemudian, pada tahun 2004, Jiuhua Chen
dan
Vladimir L. Solozhenko menghasilkan bentuk baru boron, tetapi tidak
yakin
dengan strukturnya. Boron merupakan unsur semilogam (metaloid) dan
tidak
terdapat secara bebas di alam. Kelimpahan boron di alam sangat
rendah, yaitu
sekitar 0,0003% dan mineral-mineralnya didapatkan dalam bentuk
uleksit, boraks,
kolemanit, dan kernit. Unsur boron memiliki 2 isotop, yaitu isotop
boron-10
denga kelimpahan sekitar 20% dan isotop boron-11 dengan kelimpahan
sekitar
80%.
• Kalor Peleburan : 50,2 kJ/mol
• Kalor Penguapan : 480 kJ/mol
• Struktur Kristal : Rombohedral dan
memiliki sifat diantara sifat logam dan
nonlogam, diantaranya semikonduktor
naiknya suhu. Sebagai unsur metalloid, boron dapat memiliki
struktur kristal
tetrahedral dan rombohedral (α-rombohedral atau β-rombohedral).
Ketika boron
berbentuk kristal, boron sangat stabil (tidak reaktif). Kristal
boron sangat keras
dan tahan terhadap panas atau suhu tinggi yang direpresentasikan
dengan titik
lelehnya yang sangat tinggi.
kedua: 2427.1 kJ/mol
ketiga: 3659.7 kJ/mol
Boron umumnya tidak membuat ikatan ionik, membentuk ikatan kovalen
stabil.
Sintesis Boron
Secara alami, atom boron dihasilkan dari reaksi fusi nuklir di
dalam bintang dalam
tabrakan sinar kosmik. Namun, boron dapat disintesis dengan cara
mereduksi
senyawa B2O3 dengan magnesium sesuai reaksi berikut: B2O3 + 3Mg →
2B +
3MgO
1. Asam Borat, H3BO3
Asam orto-borat atau sering diringkas sebagai asam borat dapat
diperoleh menurut
persamaan reaksi :
Asam borat merupakan padatan putih yang sebagian larut dalam
air.
2. Asam tetrafluoroborat, HBF4
Larutan asam tetrafluoroborat diperoleh dengan melarutkan asam
borat ke dalam
larutan asam hidrofluorida menurut persamaan reaksi :
H3BO3(aq) + 4HF(aq) → H3O+ (aq) + BF4 - (aq) + 2H2O(l)
Jejari atom 85 pm
Jejari kovalen 82 pm
Asam tetrafluorobarat merupakan asam kuat dan oleh karenanya tidak
dapat
diperoleh sebagai HBF4. Dalam perdagangan biasanya dijumpai sebagai
larutan
asam tetrafluoroborat dengan kadar sekita)r 40%.
3. Boron halida, diantaranya adalah diboran (B2H6), dekaboran
(B10H14),
heksaboran (B6H10), pentaboran (B5H9), tetraboran (B4H10).
4. Boron trifluorida (BF3) yang berupa gas dengan titik leleh
-127°C, titik didih -
101°C, dan berat jenis 3,0 kg.
5.Boron triklorida (BCl3) yang memiliki fasa gas, titik leleh
-107°C, titik didih
13°C, dan berat jenis 5.1 kg m-3
6. Boron tribromida (BBr3) yang berbentuk cair, memiliki titik
leleh -46°C, titik
didih 91°C, dan berta jenis 2600 kg m-3
7. Boron triiodida (BI3)
8. Diboron trioksida (B2O3) yang berupa kristal padat berwarna
putih, memiliki
titik leleh 450°C, titik didih 2065°C, dan berat jenis 2550 kg
m-3
9. Diborontrisulfida (B2S3) yang berbentuk padatan berwarna kuning
dengan berat
jenis 1700 kg m-3
10. Boron nitrida (BN)
Boron nitrida memiliki sifat- sifat yang cemerlang karena ia
sekeras berlian, dapat
digunakan sebagai insulator listrik walau dapat menghantar panas
seperti logam.
Senyawa ini juga memiliki sifat lubrikasi seperti grafit. Senyawa
ini berbentuk
kristal padat berwarna putih dengan berat jenis 2200 kg m-3
Manfaat Unsur Boron
1. Boron adalah unsur yang sangat diperlukan dalam magnet NIB
(Neodymium - Iron - Boron). Magnet NIB adalah magnet yang sangat
kuat
yang ditemukan pada awal 1980-an. Magnet ini digunakan dalam
komputer, telepon seluler, peralatan medis, mainan, motor, turbin
angin
dan sistem audio.
neutron yang sangat baik. Boron dicampur dengan baja atau
direaksikan
dengan karbon, titanium atau zirkonium, digunakan dalam batang
kendali
untuk reaktor nuklir.
3. Boron merupakan salah satu unsur hara esensial mikro yang
dibutuhkan
oleh tanaman untuk proses pertumbuhan dan produksi tanaman.
Boron
termasuk unsur mikro jenis anion, diambil tanaman dalam bentuk
anion
terlarut seperti B3-. Menurut Hanafiah (2010) boron juga dapat
diserap
dalam bentuk senyawa (HBO3).
4. Boron oksida (B2O3) digunakan dalam pembuatan kaca dan
keramik.
5. Borax (Na2B4O7.10H2O) digunakan dalam pembuatan fiberglass,
sebagai
cairan pembersih, insektisida, herbisida dan disinfektan.
6. Asam borat (H3BO3) digunakan sebagai antiseptik ringan dan
sebagai
retardan api.
7. Kekerasan Boron Nitride adalah yang kedua setelah berlian,
tetapi
memiliki stabilitas termal dan kimia yang lebih baik, maka keramik
boron
nitrida digunakan dalam peralatan bersuhu tinggi.
8. Boron nitrida nanotube dapat memiliki struktur yang mirip
dengan
nanotube karbon. Nanotube BN lebih termal dan stabil secara
kimia
daripada karbon nanotube dan, tidak seperti karbon nanotube,
nanotube
boron nitrida adalah isolator listrik.
9. Boron karbida (B4C) digunakan dalam tank armor dan rompi anti
peluru.
B. ALUMUNIUM
Sumber gambar: Chemistryworld
Sejarah Unsur Alumunium
Logam dengan warna perak ini bernama Alumunium. Nama ini berasal
dari nama
Latin untuk tawas, 'alumen' yang berarti garam pahit. Pada akhir
1700-an,
aluminium oksida diketahui mengandung logam, tetapi itu mengalahkan
semua
upaya untuk mengekstraknya. Humphry Davy telah menggunakan arus
listrik
untuk mengekstraksi natrium dan kalium dari apa yang disebut 'bumi'
(oksida),
tetapi metodenya tidak melepaskan aluminium dengan cara yang sama.
Orang
pertama yang memproduksinya adalah Hans Christian Oersted di
Kopenhagen,
Denmark, pada tahun 1825, dan dia melakukannya dengan
memanaskan
aluminium klorida dengan potassium. Meski begitu, sampelnya tidak
murni. Itu
jatuh ke kimiawan Jerman Friedrich Wöhler untuk menyempurnakan
metode pada
tahun 1827, dan memperoleh aluminium murni untuk pertama kalinya
dengan
menggunakan natrium, bukan kalium.
Awalnya aluminium belum ditemukan sampai 1808, karena ia terikat
dengan
oksigen dan silikon menjadi ratusan mineral yang berbeda, tidak
pernah muncul
secara alami dalam bentuk metaliknya. Sir Humphrey Davy, ahli kimia
Cornish
yang menemukan logam itu, menyebutnya 'aluminium', setelah salah
satu
senyawanya, tawas. Namun, tak lama setelah itu, International Union
of Pure and
Applied Chemistry (IUPAC) melangkah masuk, menstandarisasi akhiran
menjadi
'ium' yang lebih konvensional. Dalam twist lebih lanjut ke cerita
tata nama,
American Chemical Society membangkitkan ejaan asli pada tahun
1925,
Pada tahun 1825, kehormatan untuk mengisolasi aluminium untuk
pertama
kalinya jatuh ke tangan ilmuwan Denmark, Hans Christian Øersted.
Dia
dilaporkan mengatakan tentang hadiahnya, 'Ini membentuk segumpal
logam yang
menyerupai timah dalam warna dan kemilau "- bukan deskripsi yang
terlalu
menyanjung, tapi mungkin penjelasan untuk kebingungan penumpang
maskapai'
hadir. Kesulitan merobek aluminium dari oksida - untuk semua proses
awal hanya
menghasilkan jumlah kiloan terbaik - memastikan status sementaranya
sebagai
logam mulia, bahkan lebih berharga daripada emas.Bahkan, sebuah
batang
aluminium menyimpan kebanggaan tempat di samping Permata Mahkota
di
Pameran Paris 1855, sementara Napoleon dikatakan telah memesan
peralatan
makan aluminium hanya untuk tamu yang paling terhormat.
Aluminium adalah logam paling melimpah di dunia dan merupakan
unsur
ketiga paling umum yang terdiri dari 8% kerak bumi.
Fleksibilitas
aluminium membuatnya menjadi logam yang paling banyak
digunakan
setelah baja
Kerapatan Aluminium
Aluminium memiliki kepadatan sekitar sepertiga dari baja atau
tembaga sehingga
menjadikannya salah satu logam paling ringan yang tersedia
secara
komersial. Rasio kekuatan terhadap berat yang dihasilkan membuatnya
menjadi
bahan struktural penting yang memungkinkan peningkatan muatan
atau
penghematan bahan bakar untuk industri transportasi pada
khususnya.
Kekuatan Aluminium
sifat yang disesuaikan dengan aplikasi tertentu.
Aluminium sangat cocok untuk lingkungan yang dingin. Ini memiliki
kelebihan
dibandingkan baja karena kekuatan tariknya meningkat dengan
penurunan suhu
sambil mempertahankan ketangguhannya. Baja di sisi lain menjadi
rapuh pada
suhu rendah.
Ketika terkena udara, lapisan aluminium oksida terbentuk hampir
secara instan
pada permukaan aluminium. Lapisan ini memiliki ketahanan yang
sangat baik
terhadap korosi. Ini cukup tahan terhadap sebagian besar asam
tetapi kurang tahan
terhadap alkali.
Konduktivitas Termal Aluminium
Konduktivitas termal dari aluminium sekitar tiga kali lebih besar
dari baja. Ini
menjadikan aluminium sebagai bahan penting untuk aplikasi
pendinginan dan
pemanasan seperti penukar panas. Dikombinasikan dengan itu menjadi
tidak
beracun properti ini berarti aluminium digunakan secara luas dalam
peralatan
memasak dan peralatan dapur.
cukup tinggi untuk digunakan sebagai konduktor listrik. Meskipun
konduktivitas
paduan yang biasa digunakan (1350) hanya sekitar 62% dari tembaga
anil, itu
hanya sepertiga berat dan karena itu dapat melakukan listrik dua
kali lebih banyak
bila dibandingkan dengan tembaga dengan berat yang sama.
Reflektifitas Aluminium
Dari UV hingga infra-merah, aluminium adalah reflektor energi
pancaran yang
sangat baik. Reflektifitas cahaya tampak sekitar 80% berarti itu
banyak digunakan
dalam perlengkapan cahaya. Sifat reflektifitas yang sama
membuat aluminium ideal sebagai bahan insulasi untuk melindungi
terhadap sinar
matahari di musim panas, sementara isolasi terhadap kehilangan
panas di musim
dingin.
Valensi 3
Konduktivitas Termal (0-100 ° C) (kal / cms ° C) 0,57
Co-Efficient of Linear Expansion (0-100 ° C) (x10 -6 / ° C)
23,5
Resistivitas Listrik pada 20 ° C (Ω.cm) 2,69
Kepadatan (g / cm 3 ) 2,6898
Modulus Elastisitas (GPa) 68,3
1. Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit
untuk
memperoleh aluminium oksida (alumina), dan
2. Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida
untuk
menghasilkan aluminium murni.
pengolahan logam aluminium dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap
pemurnian dan
tahap elektrolisis. Pengolahan ini dinamakan proses Hall,sesuai
dengan nama
penemunya yaitu Charles Martin Hall (1863-1914).
Secara rinci proses pengolahan aluminium dijelaskan sebagai
berikut:
1. Tahap Pemurnian
ini harus dihilangkan dengan cara melarutkan bauksit tersebut dalam
NaOH(aq).
Besi oksida (Fe2O3) yang bersifat basa tidak larut dalam larutan
NaOH, perhatikan
reaksi berikut:
Atau
Pengotor dipisahkan dengan penyaringan. Selanjutnya, aluminium
diendapan dari
filtrat dengan mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) → 2Al(OH)3(s)+ Na2CO3(aq) + H2O()
Atau
Endapan A1(OH)3 disaring, dikeringkan lalu dipanaskan sehingga
diperoleh
A12O3 murni (alumina).
menurut proses Hall Heroult. Metode elektrolisis itu ditemukan
secara terpisah
tetapi hampir bersamaan pada tahun 1886 oleh dua orang peneliti
muda,
yaitu Charles M. Hall di Amerika Serikat dan Paul Deroun di
Perancis. Kita ingat
bahwa A12O3mempunyai titik leleh yang sangat tinggi, yaitu lebih
dari 2000oC.
Oleh karena itu elektrolisis lelehan A12O3murni tidak ekonomis.
Dalam proses
Hall Heroult, A12O3dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam
bejana dari
baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode.
Dengan cara itu
elektrolisis dapat dilangsungkan pada suhu 950oC. Sebagai anode
digunakan
batang grafit. Elektrolisis menghasilkan aluminium di katode,
sedangkan di anode
terbentuk gas oksigen dan karbon dioksida. Sebenarnya reaksi
elektrolisis ini
berlangsung rumit dan belum sepenuhnya dipahami, tetapi dengan
mengacu pada
hasil akhirnya dapat dituliskan sebagai berikut:
A12O3 () → 2A13+ () + 3O2-
()
Selain Hall, ada juga Proses Bayer, yang dikembangkan oleh Karl
Josef Bayer,
seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman. Proses ini biasanya
digunakan untuk
memperoleh alumunium murni. Bauksit halus yang kering dimasukan
kedalam
pencampur, diolah dengan soda api (NaOH) dibawah pengaruh tekanan
dan pada
suhu dibawah atas titik didih. NaOH bereaksi dengan bauksit
menghasilkan
aluminat natrium yang larut.
Setelah proses selesai, tekanan dikurangi dan ampas yang terdiri
dari oksida besi
yang tak larut, silikon, titanium dan kotoran lainya ditekan
melalui saringan dan
dikesampingkan. Cairan yang mengandung alumina dalam bentuk
aluminat
natrium dipompa ke dalam tangki pengendapan, kemudian dibubuhkan
Kristal
hiroksida alumunium terpisah dari larutan. Hiroksida alumunium
kemudian
disaring dan dipanaskan sampai mencapai suhu 980oC. Alumina siap
dilebur.
Logam alumunium dihasilkan melalui proses elektrolisa dimana
alumina berubah
menjadi oksigen dan alumunium. Alumina murni dilarutkan ke dalam
eriolit cair
(natrium alumunium flourida) dalam dapur elektrolit. Arus listrik
dialirkan dalam
campuran melalui elektrodakarbon. Pada saat tertentu, alumunium
disadap dari sel
dan logam cair tersebut dipindahkan ke dapur penampung untuk
dimurnikan atau
untuk keperluan paduan, setelah itu dituang ke dalam ingot untuk
diolah lebih
lanjut.
mereduksi aluminium klorida dengan kalium-merkurium.
AlCl3(s) + 3K(Hg)x(l) 3 KCl(s) + Al(Hg)3x(l)
Kemudian dengan distilasi, merkurium dapat dihilangkan dan akhirnya
diperoleh
logam aluminium. Pada tahun 1854, Henri Sainte dan Claire Deville
membuat
aluminium dari natrium aluminium klorida dengan cara memanaskannya
dengan
logam natrium.
Padatahun 1886, Charles Hall mulai memproduksi aluminium dengan
proses skala
besar seperti sekarang, yaitu melalui elektrolisis alumina di dalam
kriolit lebur.
Pada tahun itu pula Paul Herault mendapat paten Perancis untuk
proses serupa
dengan proses Hall. Pada tahun 1980, produksi dunia dengan proses
ini mencapai
107 ton. Pada proses ini aluminium diperoleh dengan cara katalis
aluminium
oksida yang dilarutkan dalam leburan kriolit Na3AlF6
Bahan baku bauksit, masih merupakan campuran aluminium oksida,
besi(III)
oksida dan silika. Jadi ada dua tahap dalam produksi aluminium
yaitu reaksi
pemurnian untuk memperoleh alumina murni dan tahap
elektrolisis.
a. Reaksi Pemurnian:
SiO2 + 2 OH-(aq) → SiO3 2-(aq) + H2O(l)
2[Al(OH)4]- (aq) + CO2 →2 Al(OH)3(s) + C O3
2- (aq)
2 Al(OH)3(s) → Al2O3+ 3H2O
b. Elektrolisis dibuat dari baja, yang dilapisi grafit. Grafit ini
berfungsi sebagai
katoda. Anoda dibuat dari karbon.
Reaksi secara keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut:
2Al2O3(dalamKriolit) + 3 C(s)→ 4 Al(l) + 3 CO2(g)
Bayer Siklus Proses Bayer adalah satu siklusdan sering disebut
Bayer siklus. Ini
melibatkan empat langkah: Digestion (pencernaan), Clarification
(klarifikasi),
Precipitation (pengendapan), danCalcination (kalsinasi).
Keunggulan Alumunium
Secara fisik, kimia dan mekanis aluminium adalah logam seperti
baja, kuningan,
tembaga, seng, timah atau titanium. Itu bisa dilelehkan,
dilemparkan, dibentuk dan
dikerjakan seperti logam-logam ini dan melakukan arus listrik.
Bahkan seringkali
alat dan metode fabrikasi yang sama digunakan seperti untuk
baja.
Berat Ringan
Aluminium adalah logam yang sangat ringan dengan berat spesifik 2,7
g / cm 3 ,
sekitar sepertiga dari baja. Misalnya, penggunaan aluminium dalam
kendaraan
mengurangi bobot mati dan konsumsi energi sambil meningkatkan
kapasitas
beban. Kekuatannya dapat disesuaikan dengan aplikasi yang
dibutuhkan dengan
memodifikasi komposisi paduannya.
Aluminium secara alami menghasilkan lapisan oksida pelindung dan
sangat tahan
korosi. Berbagai jenis perawatan permukaan seperti pengadukan,
pengecatan, atau
lacquering dapat semakin meningkatkan properti ini. Ini sangat
berguna untuk
aplikasi di mana perlindungan dan konservasi diperlukan.
Konduktivitas Listrik dan Termality
Aluminium adalah konduktor panas dan listrik yang sangat baik dan
dalam
kaitannya dengan beratnya hampir dua kali lebih baik konduktor
tembaga. Ini
telah membuat aluminium bahan yang paling umum digunakan di jalur
transmisi
listrik utama.
Daya pemantulan
Aluminium adalah reflektor cahaya tampak yang baik serta panas, dan
bersama
dengan beratnya yang rendah, membuatnya menjadi bahan yang ideal
untuk
reflektor, misalnya, pelengkap cahaya atau selimut
penyelamat..
Daur ulang
kembali aluminium membutuhkan sedikit energi: hanya sekitar 5
persen dari
energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan logam primer pada
awalnya
diperlukan dalam proses daur ulang.
Sifat-sifat dari berbagai paduan aluminium telah menghasilkan
aluminium yang
digunakan dalam industri yang beragam seperti transportasi,
persiapan makanan,
pembangkit energi, pengemasan, arsitektur, dan aplikasi transmisi
listrik.
Tergantung pada aplikasinya, aluminium dapat digunakan untuk
menggantikan
bahan lain seperti tembaga, baja, seng, pelat timah, baja tahan
karat, titanium,
kayu, kertas, beton dan komposit.
Kegunaan Aluminium
Penggunaan aluminium makin lama makin penting sejalan
perkembangan
teknologi. Hal ini didukung oleh oleh sifatnya yang menarik dengan
harga yang
relatif murah. Selain itu aluminium termasuk logam yang ringan
bersama-sama
dengan magnesium dan titanium.
Reaksi antara aluminium dengan Fe2O3 dikenal dengan reaksi termit
yang
dihasilkan panas untuk pengelasan baja.
2Al(s) + Fe2O3(s) → Al2O3(s) + Fe(l) H = -852 kJ
Beberapa senyawa aluminium yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-
hari dan industri, antara lain:
• Tawas, KA(SO4)2.12H2O digunakan untuk mengendapkan kotoran
pada
penjernihan air.
(pengikat dalam pencelupan).
keramik, dan industri gelas.
Simbol Ga Titik lebur 29,78oC
Golongan III A Titik didih 2403oC
Periode 4 Massa jenis 5,93 g/cm3
Kategori
unsur
Massa atom 69,723 Warna Abu-abu keperakan
Galium berasal dari bahasa Latin : Gallia berarti Perancis dan juga
dari
bahasa latin, gallus yang berarti Lecoq (ayam jantan). Sebenarnya
pada tahun
1871, Mendeleev telah memprediksikan keberadaan galium, hanya saja
dia
menyebutnya sebagai ekaaluminium. Barulah, ditemukan secara
spektroskopik
oleh Lecoq de Boisbaudran pada tahun 1875, yang pada tahun yang
sama berhasil
mengambil logam ini secara elekrolisis dari solusi hidroksida di
KOH. Perlu
diketahui bahwa Gallium adalah logam yang dapat meleleh di
tangan.
Galium sering ditemukan sebagai elemen yang terkandung di
dalam diaspore, sphalerite, germanite, bauksit dan batubara.
Analisa debu dari
hasil pembakaran batubara pernah menunjukkan kandungan galium
sebanyak
1.5%.
1. Sejarah Penemuan Galium
Sebelum galium ditemukan, unsur ini sudah diprediksi ada oleh ahli
kimia
Rusia bernama Dimitri Mendeleev (pembuat tabel periodik awal
yang
dikembangkan untuk – membuat tabel periodik modern). Dia menamai
unsur
yang belum ditemukan ini dengan nama eka-aluminium karena ia tahu
bahwa
unsur ini jika sudah ditemukan pasti terletak di bawah unsur
aluminium.
Unsur ini pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Prancis bernama
Paul-
Emile Lecoq de Boisbaudran pada thaun 1875. Penemuan terhadap unsur
ini
terjadi setelah ia mempelajari spektrum (suatu spektrum sinar yang
dihasilkan
jika suatu unsur dipanaskan) unsur-unsur kimia selma 15 tahun.
Dengan dasar
bahwa setiap unsur memiliki spektrum sinarnya masing-masing,
sehingga bisa
dijadikan metode untuk mengidentifikasi suatu unsur.
Lecoq de Boisbaudran berpendapat bahwa galium terdapat dalam
bijih
seng, karena kedua unsur ini memiliki nomor atom yang berdekatan
(Zn = 30
dan Ga = 31). Pada Agustus 1875, menggunakan metode spektroskopi,
Lecoq
de Boisbaudran akhirnya memastikan bahwa ia menemukan unsur
galium.
Dalam laporannya, Lecoq de Boisbaudran mengatakan bahwa unsur
spketrum
unsur baru ini terdiri dari sinar ungu/violet yang sempit tetapi
mudah terlihat.
Setahun kemudian, Lecoq de Boisbaudran berhasil medapatkan
logam
galium murni melalui elektrolisis galium hidroksida dalam kalium
hidroksida.
Berkat penemuannya tersebut, Lecoq de Boisbaudran diberi berton-ton
bijih
seng oleh para penambang. Dari bijih ini, dia bisa akhirnya bisa
memproduksi
beberapa gram logam galium murni. Lecoq de Boisbaudran memberi
nama
unsur baru yang ditemukannya sebagai Galium, yang berasal dari
bahasa Latin
untuk negara Perancis, “galia”.
kristal ortorombik, sedangkan galium murni memiliki warna
keperakan
menakjubkan. Unsur ini satu dari empat logam: raksa, cesium dan
rubidium
yang dapat berbentuk cair dekat pada suhu ruangan. Oleh karena itu
galium
dapat digunakan pada termometer suhu tinggi. Ia memiliki tekanan
uap rendah
pada suhu tinggi.
Galium padat cukup lunak sehingga bisa dipotong dengan pisau. Unsur
ini
stabil di udara dan air, tetapi bereaksi dan larut dalam asam dan
basa. Ada
tendensi yang kuat untuk galium menjadi super dingin dibawah titik
bekunya.
Oleh karena itu proses seeding diperlukan untuk menginisiasi
solidifikasi.
Galium yang sangat murni bewarna keperakan dan logam ini
memuai
sebayak 3.1% jika berubah dari bentuk cair ke bentuk padat. Oleh
karena itu,
galium tidak boleh disimpan dalam gelas atau kontainer logam karena
ia akan
merusak tempatnya jika galium tersolidifikasi. Elemen ini tidak
rentan terhadap
serangan asam-asam mineral.
Galium tidak terdapat dalam bentuk murni di alam. Galium
sebenarnya
lebih berlimpah dari timbal tapi lebih sulit diakses karena tidak
terkonsentrasi
selektif dalam mineral sehingga persebarannya cenderung luas.
Beberapa bijih
logam seperti bauksit mengandung sejumlah kecil galium. Selain itu,
batubara
juga memiliki konten galium relatif tinggi.
3. Kegunaan Galium
sekitar 95 persen galium yang diproduksi setiap tahunnya digunakan
untuk
membuat galium arsenida (GaAs), suatu senyawa yang digunakan
untuk
membuat sirkuit mikrowave dan infrared, semikonduktor dan LED
berwarna
biru dan ungu. Galium arsenida bisa menghasilkan cahaya laser jika
dialiri oleh
listrik sehingga bisa digunakan untuk membuat penel surya.
Senyawa galium nitrida (GaN) digunakan sebagai semikonduktor
dalam
teknologi Blu-ray (suatu format DVD yang didesain untuk menyimpan
data
dan video high definition), smartphone, sensor tekanan untuk
teknologi layar
sentuh.
Galium dapat dengan mudah berikatan dengan unsur logam
lainnya
sehingga sering digunakan untuk membuat alloy (campuran logam)
dengan
titik leleh yang rendah. Galium merupakan salah satu dari 4 unsur
logam (3
lainnya adalah raksa, rubidium dan cesium) yang bisa berwujud cair
pada suhu
kamar. Diantara keempat logam tersebut, galium merupakan unsur yang
paling
tidak reaktif dan tidak beracun. Sifat ini membuat galium aman
digunakan oleh
manusia dan lingkungan sehingga sering dimanfaatkan untuk
membuat
termometer suhu tinggi, barometer, dan AC.
Galium cair bersifat lengket sehingga akan mudah menempel pada
kaca,
kulit tubuh atau pada kebanyakan bahan kecuali grafit, pasir dan
teflon. Galium
cair juga mengembang ketika membeku sehingga logam ini tidak bisa
disimpan
dalam wadah kaca. Galium juga punya manfaat dibidang
kesehatan.
Contohnya, isotop radioaktif Ga-67 sering digunakan untuk mengecek
ada atau
tidaknya peradangan, infeksi atau kanker di dalam tubuh seseorang.
Galium
nitrat digunakan dalam banyak obat-obatan, seperti untuk
menyembuhkan
penyakit hiperkalsemia (suatu penyakit yang bisa memicu munculnya
tumor
pada tulang).
Galium membasahi gelas atau porselen dan membentuk kaca yang
menakjubkan jika dicat pada gelas. Unsur ini banyak digunakan
sebagai bahan
doping untuk semikonduktor dan transistor. Galium memiliki
sifat
semikonduktor, terutama sebagai gallium arsendite (GaAs). Galium
arsenide
(GaAs) dapat mengubah aliran listrik menjadi cahaya dan dapat
dipakai
sebagai bahan campuran logam, digunakan dalam light emitting diodes
(LED)
pada berbagai layar alat elektronik dan jam tangan.
Galium cair jika dikenakan pada permukaan porselin dan kaca
akan
membentuk lapisan terang sangat reflektif yang bisa digunakan
membuat
cermin. Galium mudah berpadu dengan sebagian besar logam
sehingga
digunakan untuk membentuk paduan dengan titik leleh rendah.
Plutonium pit
pada senjata nuklir menggunakan paduan logam galium untuk
menstabilkan
alotrop plutonium. Analog integrated circuit merupakan salah satu
aplikasi
paling umum untuk galium, dengan perangkat optoelektronik
(kebanyakan
dioda laser dan dioda pemancar cahaya) sebagai penggunaan terbesar
kedua.
4. Isotop Galium
Ada dua isotop galium terstabil yaitu 69Ga dan 71Ga. 69Ga
memiliki
kelimpahan 60,11% dan stabil dengan 38 neutron sedangkan 71Ga
memiliki
kelimpahan 39,89% dan stabil dengan 40 neutron.
D. INDIUM
Warna: Putih keperakan Proton: 49
Massa atom: 114,82 Neutron: 66
Bentuk: Padat Elektron: 2,8,18,18,3
Titik leleh: 156,6 oC, 429,8 K Konfigurasi elektron: [Kr] 4d10 5s2
5p1
Titik didih: 2070 oC, 2343 K Massa jenis @ 20oC: 7.31 g/cm3
a. Sejarah Indium
Reich dan Hieronymous Theodor Richter menguji bijih dari
pertambangan di sekitar Freiberg, Saxony. Mereka melarutkan
mineral pirit, arsenopirit, galena, dan sfalerit dalam asam klorida
serta
mendistilasi seng klorida mentah. Reich, yang merupakan
seorang
penderita buta warna, mengangkat Richter sebagai asistennya
untuk
mendeteksi warna garis spektrum. Mereka mengetahui bahwa
bijih
dari area tersebut kadang-kadang mengandung thallium, mereka
mencari garis spektrum emisi thallium yang berwarna hijau.
Tidak
disangka, mereka malah menemukan garis biru terang. Oleh
karena
garis biru tersebut tidak cocok dengan unsur yang telah
dikenal,
mereka membuat hipotesis adanya unsur baru dalam mineral.
Mereka
menyebutnya indium, dari warna indigo yang mereka lihat dalam
spektrum tersebut, sesuai nama Latinnya, indicum. Richter
mengisolasi
logam tersebut pada tahun 1864. Unsur itu dinamai sesuai dengan
garis
spektral karakteristiknya yaitu ‘indi’ yang berasal dari warna
nila.
b. Sifat Fisika
kilau terang.
pisau.
4) Anggota golongan 13 pada tabel periodik.
5) Seperti timah, suara melengking bernada tinggi terdengar
saat
indium ditekuk – suara berderak akibat pengembaran kristal.
6) Seperti galium, indium mampu membasahi kaca.
7) Memiliki titik leleh rendah, 156,60 °C (313,88 °F); lebih
tinggi
daripada homolognya yang lebih ringan, galium, tapi lebih
rendah daripada homolognya yang lebih berat, thallium, dan
lebih rendah daripada timah.
8) Titik didihnya adalah 2072 °C (3762 °F), lebih tinggi
daripada
thallium, tapi lebih rendah dari galium, terbalik dengan
kecenderungan titik leleh pada umumnya, tetapi kecenderungan
menurunnya sesuai dengan golongan logam pasca transisi
lainnya karena lemahnya ikatan logam dengan sedikit elektron
terdelokalisasi.
galium, tapi lebih rendah daripada thallium.
10) Di bawah temperatur kritis, 3,41 K, indium
menjadi superkonduktor.
12) Indium menampilkan respons viskoplastik ulet, yang
ditemukan sebagai ketegangan dan kompresi yang tidak
tergantung pada ukuran. Namun, ini memiliki efek
ukuran dalam pembengkokan dan lekukan, terkait dengan skala
panjang pada tingkat 50-100 µm, relatif besar bila
dibandingkan dengan logam lainnya.
c. Sifat Kimia (Karakteristik)
2) Dalam beberapa kasus, pasangan elektron 5s tidak
disumbangkan,
menghasilkan In+.
indium(I) adalah reduktor kuat.
dalam bentuk senyawa.
indium(III) oksida dan hidroksida bersifat lebih asam.
Sebenarnya Indium (III) bereaksi dengan air akan menghasilkan
Indium (III) hidroksida yang mudah larut dan bersifat
amfoter.
5) Logam indium tidak bereaksi dengan air, namun dioksidasi
oleh
oksidator kuat seperti halogen, menghasilkan senyawa
indium(III).
Dalam bentuk logam Indium tidak bereaksi dengan air, karena
dapat bereaksi dengan air ketika berbentuk Indium (III)
oksida
atau In2O3 yaitu logam indium yang sudah dioksidasi oleh
oksidator kuat.
Indium memiliki 39 isotop yang diketahui, dengan rentang
nomor
massa antara 97 sampai 135. Hanya dua isotop yang terjadi
secara
alami yaitu 113Indium yang merupakan satu-satunya isotop stabil,
dan 115Indium yang memiliki waktu paruh 4,41×1014 tahun.
Waktu
paruh 115In sangat lama karena peluruhan beta
menjadi 115Sn adalah spin-terlarang. 115Indium menyusun 95,7%
dari
total indium, dan 113Indium menyusun 4,3% dari total indium.
Indium
adalah satu dari tiga unsur yang diketahui (yang lain
adalah telurium dan renium) di mana isotop stabil kurang berlimpah
di
alam daripada radioisotop primordial berumur panjang.
Isotop buatan paling stabil adalah 111Indium, dengan waktu
paruh
kira-kira 2,8 hari. Semua isotop lainnya memiliki waktu paruh
lebih
pendek dari 5 jam. Indium juga memiliki 47 keadaan meta, di
antaranya 114m1Indium (waktu paruh sekitar 49,51 hari) adalah
yang
paling stabil, lebih stabil daripada keadaan dasar setiap isotop
indium
selain isotop primordial. Semua peluruhan merupakan transisi
isomerik. Isotop indium yang lebih ringan daripada 115In
terutama
meluruh melalui tangkapan elektron atau emisi positron untuk
membentuk isotop kadmium, sedangkan isotop indium lainnya
mulai 115In dan yang lebih besar didahului peluruhan peluruhan
beta
minus untuk membentuk isotop timah.
e. Kelimpahan Indium di Alam
Di kerak bumi, indium jarang berada sebagai butiran logam
bebas,
terlalu langka dan kecil untuk kepentingan komersial. Indium
adalah unsur paling melimpah di kerak bumi kira-kira 160 ppb,
kira-
kira sama melimpahnya seperti kadmium. Kurang dari 10 mineral
indium yang diketahui dan tidak ada satupun endapan yang
bermakna.
Dua di antaranya adalah dzhalindite (In(OH)3) dan indit
(FeIn2S4).
Indium cenderung berada bersama dengan seng dalam mineral
sulfida
karena kedua unsur tersebut memiliki jari-jari atom dan sifat
kimia
yang serupa. Berdasarkan kandungan indium dalam bijih seng,
total
cadangan indium yang layak secara ekonomis sekitar 6.000 ton.
Kelimpahan di kerak bumi yaitu 250 bagian per miliar berat atau
47
bagian per miliar mol. Kelimpahan di tata surya yaitu 4 bagian
per
miliar berat atau 40 bagian per triliun per mol.
f. Produksi Indium
yang tinggi. Secara komersial, indium diekstraksi sebagai
produk
sampingan dari permuniam seng. Indium juga diekstraksi dari
besi,
timbal, dan bijih tembaga. Keterbatasan deposit mineral indium
dan
adanya fakta bahwa indium banyak dalam deposit
sulfida timbal, timah, tembaga, besi, dan terutama seng,
membuat
produksi seng dan timbal menjadi sumber utama indium. Indium
biasanya dari terak (slag) dan debu produksi seng. Pemurnian
lanjutan
dilakukan dengan cara elektrolisis. Proses pastinya bervariasi
sesuai
komposisi tepatnya dari terak dan debu. Produksi utama indium
berasal dari residu yang dihasilkan selama pemrosesan bijih
seng,
tetapi juga ditemukan dalam bijih besi, timbal, dan tembaga.
China merupakan produsen utama indium (390 ton pada tahun
2012), diikuti Kanada, Jepang, dan Korea Selatan dengan
masing-
masing 70 ton. Pabrik pengolahan Teck Cominco di Trail,
British
Columbia, adalah produsen indium salah satu sumber tunggal
terbesar,
dengan produksi sebesar 32,5 ton pada tahun 2005, 41,8 ton
pada
tahun 2004 dan 36,1 ton pada tahun 2003. Tambang Malku Khota
di
Bolivia yang dioperasikan oleh South American Silver
Corporation adalah sebuah sumber indium besar dengan cadangan
terlihat 1.481 ton dan cadangan rekaan sebesar 935 ton.
Tambang
Mount Pleasent di New Brunswick, Kanada, yang dioperasikan
oleh Adex Mining Inc memegang sebagian besar sumber daya
indium
dunia.
• Tahun 1924, indium ditemukan memiliki sifat yang berharga
yaitu
untuk menstabilkan logam non-besi, dan itu menjadi penggunaan
signifikan pertama unsur tersebut.
pelapisan bantalan pada mesin pesawat terbang berkinerja
tinggi
selama Perang Dunia II, untuk melindungi dari kerusakan
dan korosi.
dan pengumpul PNP transistor sambungan dwikutub. Indium
digunakan dalam PNP transistor sambungan
dwikutub dengan germanium dimana bila disolder pada suhu
rendah, indium tidak menekan germanium.
• Pada pertengahan dan akhir 1980an,
pengembangan semikonduktor indium fosfida dan film
tipis indium timah oksida untuk penampil kristal cair (LCD)
membangkitkan banyak minat.
akhir terbesar.
panel elektroluminesen. Indium timah oksida digunakan sebagai
filter cahaya di lampu uap natrium bertekanan rendah. Radiasi
inframerah dipantulkan kembali ke lampu, yang meningkatkan
suhu di dalam tabung dan meningkatkan kinerja lampu.
• Indium memiliki banyak aplikasi yang berhubungan
dengan semikonduktor.
• InAs dan InSb digunakan untuk transistor dengan suhu rendah
dan
InP untuk transistor dengan suhu tinggi.
• Dalam fotovoltaik sebagai semikonduktor tembaga indium
galium
selenida (Copper Indium Gallium Selenide, CIGS), yang disebut
juga sel surya CIGS, suatu jenis sel surya film tipis generasi
kedua.
• Kabel Indium digunakan sebagai segel segel vakum dan
konduktor
termal pada aplikasi kriogenik dan vakum ultra-tinggi, dalam
aplikasi manufaktur seperti gasket yang berubah bentuk untuk
mengisi celah.
• Penampang tangkapan neutron tinggi Indium untuk neutron
termal
membuatnya sesuai untuk digunakan dalam batang kendali pada
reaktor nuklir, biasanya dalam paduan perak 80%, indium 15%,
dan kadmium 5%. Dalam teknik nuklir, reaksi (n,n') 113In
digunakan untuk menentukan besarnya fluks neutron.
E. TALIUM
Talium adalah suatu unsur kimia yang terdapat pada golongan
IIIA
(kelompok boron) dengan nomor atom 81. Logam ini sangat beracun dan
pernah
digunakan sebagai bahan racun tikus dan insektisida. Namun, karena
diketahui
unsur ini dapat menyebabkan kanker penggunaan unsur Talium untuk
hal tersebut
telah dikurangi atau dilarang di banyak negara. Unsur ini juga
dipergunakan
sebagai detektor inframerah.
Bentuk murni Talium tersedia di kerak bumi dan merupakan logam
putih
kebiruan. Talium merupakan unsur tidak berwarna dan tidak berbau
dalam
bentuknya yang murni. Talium adalah logam yang sangat lembut yang
bisa
dipotong dengan pisau pada suhu kamar. Talium mudah teroksidasi
pada kontak
lama dengan udara dan menghasilkan lapisan oksida terbentuk pada
Talium. Oleh
karena itu, untuk menghindari pembentukan oksida ini, Talium
disimpan dalam
minyak. Ini akan bergabung dengan uap air di atmosfer untuk
membentuk
hidroksida. Talium larut dengan cepat dalam asam sulfat dan asam
nitrat dan
membentuk garam sulfat dan nitrat. Logam Talium ini juga diperoleh
sebagai
hasil sampingan dari zinc dan pemurnian timah.
a. Sejarah
Unsur Talium pertama kali ditemukan oleh seorang ahli kimia
Inggris, Sir
William Crookes pada tahun 1861. Crookes memperoleh lumpur yang
tersisa
dari produksi asam sulfat (H2SO4). Setelah membuang semua selenium
dari
lumpur lalu diperiksa dengan alat yang dikenal sebagai spektroskop
untuk
mencari tanda-tanda telurium. Dari pengamatan garis spektrum kuning
yang
dihasilkan oleh telurium, ia juga mengamati garis hijau terang yang
belum
pernah dilihat sebelumnya.
Crookes menamai unsur baru yang diproduksi dari garis hijau
dengan
nama Talium, yang berasal dari kata Yunani ‘Thalos’ yang berarti
ranting
hijau. Kemudian pada tahun berikutnya Talium diperoleh dengan
isolasi dari
sampelnya. Talium ditemukan dalam mineral crooksite (CuThSe),
lorandite
(TlAsS2) dan hutchinsonite ((Pb, Tl) 2As5S9), tapi biasanya
diperoleh sebagai
produk sampingan dari produksi asam sulfat atau sebagai produk
sampingan
dari penyulingan seng atau timbal.
b. Karakteristik
1. Talium adalah logam keperakan yang sangat lunak, lunak,
berkilau, dan
mencair pada suhu rendah yang memudar di udara menjadi oksida
abu-abu
kebiruan.
3. Logam dapat dengan mudah dipotong dengan pisau.
4. Biasanya ada dalam keadaan monovalen, Tl , dalam
senyawanya.
5. Jika di larutkan dalam air, terbentuk talium hidroksida yang
beracun
beracun (TlOH).
6. Talium larut perlahan dalam asam klorida dan asam sulfat encer
dan larut
dengan cepat dalam asam nitrat.
c. Cara memperoleh talium
Logam talium diperoleh sebagai produk pada produksi asam
belerang
dengan pembakaran pyrite dan juga pada peleburan timbal dan bijih
besi.
Walaupun logam talium agak melimpah pada kulit bumi pada
taksiran
konsentrasi 0,7 mg/kg, kebanyakan pada gabungan mineral potasium
pada
tanah liat, tanah dan granit. Sumber utama talium ditemukan pada
tembaga,
timbal, seng dan bijih sulfida lainnya. Sumber lain adalah pirit
besi, yang
mengandung jejak Talium. Dasar lautan adalah sumber lain yang
mengandung
nodul mangan yang mengandung Talium, namun bentuk ekstraksi Talium
ini
dilarang karena dapat merusak samudra dan mengganggu ekosistem laut
yang
dapat berakibat fatal. Sebuah survei geologi Amerika Serikat yang
dilakukan
menunjukkan mayoritas produksi Talium dapat diperoleh sebagai
produk
sampingan, dengan peleburan seng, tembaga dan bijih besi.
Logam talium ditemukan pada mineral crooksite (CuThSe),
lorandite
(TlAsS2) dan hutchinsonite ((Pb, Tl) 2As5S9). Isolasi logam Talium
mentah
terdapat di alam dalam bentuk debu dari cerobong asap bersama-sama
dengan
arsen, kadmium, indium, germanium, timbal, dan zink. Talium
dipisahkan dari
campuran tersebut dengan melarutkan campuran itu ke dalam larutan
asam
sulfat menghasilkan endapan PbSO4. Lalu ditambahkan lagi dengan HCl
agar
terbentuk endapan TlCl. Pemurnian lebih lanjut dapat dicapai
dengan
elektrolisis larutan garam Talium. Kelimpahan talium pada kerak
bumi adalah
850 bagian per milyar berat, 80 bagian per milyar per mol,
sedangkan
elimpahan dalam tata surya adalah 1 bagian per miliar berat, 10
bagian per
triliun mol.
pengoksidasian lebih lanjut. Pada reaksi dengan oksida talium
menghasilkan Tl2O3 yang berwarna hitam cokelat yang
terdekomposisi
menjadi Ti2O pada suhu 100oC
2 Tl(s) + O2(g) à Tl2O
- Reaksi talium dengan air
Talium terlihat tidak dapat bereaksi dengan air. Akan tetapi, logam
talium
ini memudar dengan lambat dalam air basah atau larut dalam air
yang
menghasilkan racun talium(I)hidroksida
- Reaksi talium dengan halogen
(F2), klorin (Cl2), dan bromin (Br2) membentuk talium (III)
flourida,
talium (III) klorida, talium (III) bromida di mana ketiga senyawa
ini
bersifat racun.
- Reaksi talium dengan asam
Talium larut dengan lambat pada asam sulfat atau asam klorida
(HCl)
karena racun garam yang dihasilkan tidak larut.
e. Kegunaan
2. Digunakan sebagai dopant ( meningkatkan) kristal natrium iodida
pada
peralatan deteksi radiasi gamma seperti pada kilauan alat
pendeteksi
barang pada mesin hitung di supermarket.
3. Radioaktif talium-201 (waktu paruh 73 jam) digunakan untuk
kegunaan
diagnosa pada pengobatan inti.
4. Jika talium digabungkan dengan belerang, selenium dan arsen,
talium
digunakan pada produksi gelas dengan kepadatan yang tinggi
yang
memiliki titik lebur yang rendah dengan jarak 125 dan 1500 C.
5. Talium digunakan pada elektroda dan larut pada penganalisaan
oksigen.
6. Talium juga digunakan pada pendeteksi inframerah. Senyawa Talium
yang
digunakan adalah Talium bromida (TiBr), Talium sulfida (TI2 S)
dan
Talium iodida (TlI). Konduktivitas listrik dari perubahan sulfida
Talium
saat terpapar radiasi infra merah. Oleh karena itu senyawa ini
berguna
pada resistor foto.
7. Talium adalah racun dan digunakan pada racun tikus dan
insektisida, tetapi
penggunaannya dilarang oleh banyak negara. Sejak tahun 1972,
Amerika
Serikat melarang penggunaan Talium sebagai racun tikus karena
masalah
keamanan.
8. Garam-garam Talium (III) seperti talium trinitrat, talium
triasetat adalah
reagen yang berguna pada sintesis organic yang menunjukkan
perbedaan
perubahan bentuk pada senyawa aromatik, keton dan yang
lainnya.
9. Talium memiliki aplikasi yang luas di bidang medis. Talium
digunakan
sebagai zat utama untuk kardiologi nuklir sebelum Technetium
ditemukan
dalam kedokteran nuklir. Ini masih digunakan untuk tes stratifikasi
risiko
untuk penyakit arteri coroner
10. Uji stress nuklir dilakukan di bidang obat. Talium digunakan
untuk
melakukan stress test. Dalam tes ini, sebuah radio farmasi (agen
yang
digunakan untuk diagnosis masalah medis) seperti Talium atau
sestamibi
disuntikkan ke pembuluh darah tubuh manusia setelah orang
tersebut
diminta untuk beristirahat sejenak. Foto diambil menggunakan
kamera
gamma untuk memastikan distribusi farmasi radio yang tepat dalam
darah
dan kemudian diminta berlari di atas treadmill dan tingkat EKG
dipantau.
Proses ini diulang lagi dan pembacaan EKG dicatat. Perbedaan
dalam
pembacaan EKG akan membantu dokter menentukan masalah yang
berhubungan dengan jantung manusia.
f. Talium memiliki 31 isotop yang waktu paruhnya diketahui, dengan
jumlah
massa dari 179 hingga 210. Tungsten yang terjadi secara alami
merupakan
campuran dari dua isotop stabilnya, Tl dan Tl dengan kelimpahan
alami
masing-masing 29,5% dan 70,5%
Nihonium adalah unsur kimia sintetik dalam sistem periodik unsur
yang
memiliki lambang Nh dan nomor atom 113 (dulu namanya adalah
Ununtrium).
Nihonium pertama kali dilaporkan telah dibuat pada tahun 2003 oleh
Joint
Institute for Nuclear Research di Dubna, Rusia dan pada tahun 2004
oleh tim
ilmuwan Jepang di RIKEN. Pada bulan Desember 2015, Persatuan Kimia
Murni
dan Terapan Internasional (IUPAC) dan Persatuan Fisika Murni dan
Terapan
Internasional (IUPAP) mengakui unsur tersebut dan memberikan
prioritas
penemuan tersebut kepada RIKEN. Pada bulan November 2016,
IUPAC
menerbitkan sebuah deklarasi yang mendefinisikan namanya sebagai
nihonium.
Nama itu berasal dari nama Jepang yang umum untuk Jepang ( nihon ).
Pada
tanggal 28 November 2016, namanya resmi
NIHONIUM DI TABEL PERIODIK
• Titik lebur : 700 K
• Titik Didih : 1430 K
yang bersifat radioaktif
• Energi Ionisasi:
Konfigurasi elektron unsur Nihonium (Model Bohr) adalah sebagai
berikut:
Nihonium dibuat menggunakan RIKEN’s Linear Accelerator Facility
dan
pemisah ion GARIS di Wako, Jepang. Isotop yang dihasilkan adalah
nihonium-
278, yang tidak bertahan lama waktu paruhnya kurang dari
seperseribu detik. Tim
Morita telah memulai pekerjaan mereka pada September 2003. Ion seng
(70Zn)
dibentuk menjadi berkas dalam akselerator partikel dan ditembakkan
pada lapisan
tipis bismuth (209Bi) dalam reaksi fusi dingin. Dengan menggunakan
metode ini,
para ilmuwan percaya mereka membuat satu atom unsur 113 pada bulan
Juli 2004
dan lagi pada bulan April 2005. Pada setiap kesempatan atom dengan
cepat
mengalami empat peluruhan alfa, pertama ke roentgenium-274, diikuti
oleh
meitnerium-270, bohrium-266, dan dubnium-262.
Peluruhan alfa : 278Nh ==> 274Rg ==> 270Mt ==> 266Bh
==> 262Db
Hasil ini tidak cukup untuk memenuhi IUPAC dan IUPAP. Pada tahun
2011
karena belum adanya koneksi yang kuat ke nuklida yang dikenal.
Kemudian
peneliti melakukan penelitian kembali dan menyatakan suatu
hipotesis yang baru
yaitu sinar ion natrium bertabrakan dengan target kurium
menciptakan 266Bh yang
kemudian meluruh menjadi 262Db. Pada 12 Agustus 2012 para
ilmuwan
mengamati peristiwa peluruhan ketiga dan konklusif. Nihonium
diciptakan
dengan cara yang sama seperti sebelumnya dan mengalami peluruhan
alfa empat
yang sama seperti sebelumnya. Selain itu, 262Db terus mengalami
peluruhan alfa,
menghasilkan 258Lr diikuti oleh 254Md. Karena rantai tersebut telah
sepenuhnya
dikarakterisasi, ini diambil sebagai demonstrasi yang jelas bahwa
sumber rantai
peluruhan itu memang Nihonium, unsur 113. Pada tahun 2015, Partai
Kerja
Bersama IUPAC / IUPAP (JWP) meninjau pekerjaan dan menyatakan
bahwa:
“Tim kolaborasi RIKEN di Jepang telah memenuhi kriteria untuk
elemen Z = 113
dan akan diundang untuk mengusulkan nama dan simbol permanen.
DAFTAR PUSTAKA
Classes. https://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=2863
Modifikasi Cuaca, Vol. 11, No. 1.
https://www.chemicool.com/elements/boron.html
Isopropylphosphido and arsenido derivatives of gallium and
indium.
Isolation of gallium-phosphorus and indium-phosphorous dimmers
and
trimers. Organometallics, 10(5), 1635-1637.
DARI ASAM
https://www.scribd.com/doc/260433804/BORON-HIDRIDA-pdf
Pettruci. Ralph.H. (1999). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Edisi ke 4
Jilid III. Jakarta : Erlangga.
Sugiyanto, Kristian H dan Suyanti, Retno D. (2010). Kimia Anorganik
Logam.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Widom, M dan Mihalkovic, Marek.2007. Symmetry-broken crystal
structure of
elemental boron at low temperature.
https://www.researchgate.net/publication/1901699_Symmetry-
broken_crystal_structure_of_elemental_boron_at_low_temperature