Top Banner
1
61

Kimia Koloid Ppt (2)

Dec 22, 2015

Download

Documents

Fadli Risfiandi

bahan kuliah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kimia Koloid Ppt (2)

1

Page 2: Kimia Koloid Ppt (2)

2

Tiga macam campuran yang penting:

• Larutan,• Dispersi koloid, • Suspensi

Larutan adalah suatu campuran yang bersifat homogen

Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.

Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan atau dengan sentrifugasi.

Page 3: Kimia Koloid Ppt (2)

3

Tabel 1. Perbedaan larutan, koloid dan suspensi

LARUTAN DISPERSI KOLOID

SUSPENSI

Semua bentuk partikeldari atom,ion ataumolekul (0,1 – 1 nm)

Partikel paling sedikit satukomponen atom, ion ataumolekul kecil (1 – 1000 nm)

Partikel paling sedikit satuKomponen, yang dapat dilihat dibawah mikroskop

Stabil terhadap gravitasi

Kurang Stabil Tidak stabil

Homogen Perbatasan homogen Tidak Homogen

Tembus Cahaya Buram Tidak tembus

Tidak ada efek Tyndall

Efek Tyndall Tidak transparan

Tidak ada gerak Brown

Gerak Brown Partikel terpisah

Tidak dapat dipisahkan denganpenyaringan

Tidak dapat dipisahkandengan penyaringan

Dapat dipisahkandengan penyaringan

Page 4: Kimia Koloid Ppt (2)

4

Penyelidikan terhadap zat yang berupa larutan pertama kali dilakukan oleh Thomas Graham (1861)

Kecepatan difusi : - cepat - lambat

- tidak berdifusi

Graham membagi larutan berdasarkan kecepatan diffusi menjadi :

1. KRISTALOID : Bila zat dilarutkan dalam suatu pelarut maka diperoleh larutan yang homogen yang tidak dapat dibedakan dan mudah berdifusi melalui membran

– larutan gula – larutan garam.

Page 5: Kimia Koloid Ppt (2)

5

2. KOLOID : campuran yang juga bersifat homogen tapi dapat dibedakan.

Kecepatan difusi koloid sangat lambat , hampir tak berdiffusi

Perbedaan utama antara KOLOID dan KRISTALOID berdasarkan ukuran partikelnya :

- KRISTALOID : 10 Ao ( Larutan sejati )

- KOLOID : 10 Ao - 10.000 Ao

- SUSPENSI : > 10.000 Ao

Page 6: Kimia Koloid Ppt (2)

6

Koloid tidak dapat berdifusi melalui membran.

Proses pemisahan berdasarkan difusi pada membran semipermiable : DIALISIS

Page 7: Kimia Koloid Ppt (2)

7

suatu campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall.

Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak dijumpai pengendapan, misalnya.

KOLOID :

Page 8: Kimia Koloid Ppt (2)

8

Di dalam larutan koloid secara umum, selalu terdiri dari dua fase:

Fase terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid, berupa partikel-partikel berukuran koloid

Fase pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid, merupakan medium tempat partikel koloid tersebut tersebar.

Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya.

Page 9: Kimia Koloid Ppt (2)

9

Tabel 2. Jenis-jenis Dispersi Koloid

FASA

TERDISPERSI

MEDIA

PENDISPERSI

JENIS CONTOH

Gas Cair Busa Busa sabun

Gas Padat Busa Padat Batu apung

Cair Gas Aerosol Cair Kabut, halimun, awan

Cair Cair Emulsi Krim, susu, saos

Cair Padat Emulsi Padat Mentega, keju

Padat Gas Asap Debu, partikulat dalam asap

Padat Cair Sol Pati dalam air, jeli, cat

padat padat Sol Padat Aloy, mutiara

Page 10: Kimia Koloid Ppt (2)

10

a. Ditinjau dari jenis partikelnya, koloid dibedakan atas :

- dispersi koloid - larutan koloid sejati / larutan

makromolekul. - koloid asosiasi.

Klasifikasi Koloid

Page 11: Kimia Koloid Ppt (2)

11

DISPERSI KOLOID :

Terdiri dari zat-zat yang tidak larut dengan partikel –partikel yang terdiri dari gabungan banyak molekul.

Misal : - dispersi koloid Au , AS2 S3

- minyak dalam air.

- Kedua fase, terdispersi dan dispersi medium dapat berupa gas, padat, cair,

- Secara termodinamik, dispersi koloid tidak stabil karena nisbah permukaan dan volume sangat besar

Page 12: Kimia Koloid Ppt (2)

12

LARUTAN KOLOID SEJATI / LARUTAN MAKRO MOLEKUL

Terdiri dari larutan dengan zat terlarut yang BM nya tinggi ( makro molekul : misal pati, protein ).

Secara termodinamik sistim ini stabil. Dapat disintesis, misal polistiren, nylon Sifat larutan polimer ini mirip sol liofil

Page 13: Kimia Koloid Ppt (2)

13

KOLOID ASOSIASI KOLOID ELEKTROLIT :

•Sistim terdiri dari molekul yang BM nya rendah yang beragregasi membentuk partikel berukuran koloid.

•Secara termodinamik sistim ini juga stabil. Contoh : larutan sabun dan deterjen, alkil

sulfat dan sulfonat.

Page 14: Kimia Koloid Ppt (2)

14

SABUN

           

molekul organik - gugus liofil ( hidrofilik ) - gugus liofob ( hidrofobik )

Page 15: Kimia Koloid Ppt (2)

15

BAGAIMANA SABUN DAN DETERGENT BEKERJA

Page 16: Kimia Koloid Ppt (2)

16

Klasifikasi Koloid

b. Berdasarkan sifat adsorpsi partikel koloid terhadap medium pendispersinya, dikenal 2 macam koloid :

1.Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Mis : kanji,protein, agar-agar

2.Koloid liofob yaitu koloid yang ”tidak suka cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Misal : sol sulfida dan sol logam

Page 17: Kimia Koloid Ppt (2)

17

c. Berdasarkan jenis muatannya dikenal dua macam koloid, yaitu :

•Koloid bermuatan positif , misal koloid Fe(OH)3 mengadsorbsi ion H+ , sehingga menjadi bermuatan (+). Karena muatan senama maka koloid Fe(OH)3, akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling mengumpul.

•Koloid bermuatan negatif, misal koloid As2S3 mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan (-)

Klasifikasi Koloid

Page 18: Kimia Koloid Ppt (2)

18

Karena muatannya sejenis, maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid.

Namun secara keseluruhan system koloid bersifat netral, karena partikel koloid yang bermuatan ini akan menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dalam medium pendispersinya.

Page 19: Kimia Koloid Ppt (2)

19

SOL , EMULSI , Busa

SOL :Dispersi koloid dimana fase

terdispersinya merupakan zat padat

Sol Liofobik butir – butir koloid tidak suka pelarut.

Sol Liofilik butir – butir koloid suka pelarutnya.

d. Koloid berdasarkan fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya:

Klasifikasi Koloid

Page 20: Kimia Koloid Ppt (2)

20

Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi:

1. Sol Padat, merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contoh : paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.

2. Sol Cair (Sol), merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contoh : cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat,

3. Sol Gas (Aerosol Padat), merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contoh : debu di udara, asap pembakaran, dll.

Page 21: Kimia Koloid Ppt (2)

21

Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: • Emulsi Gas (Aerosol Cair) : medium pendispersi

gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon,

• Emulsi Cair : medium pendispersi cair , yang melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan

• Emulsi Padat atau Gel, merupakan emulsi didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap terbentuk akibat penggumpalan sebagian sol cair.

EMULSI :Dispersi koloid dimana fase terdispersinya adalah zat cair

Page 22: Kimia Koloid Ppt (2)

22

Emulsi Cair yang paling dikenal : • Emulsi minyak dalam air (O / W )

• Emulsi air dalam minyak ( W / O )

Agar stabil EMULGATOR

Sifat emulsi cair yang penting ialah: • Demulsifikasi. Kestabilan emulsi cair dapat

rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi. 

• Pengenceran. Diencerkan dengan medium pendispersinya

Page 23: Kimia Koloid Ppt (2)

23

Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar.

Salah satu emulsi adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air.

Dalam susu terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi.

Page 24: Kimia Koloid Ppt (2)

24

Emulsi Padat / Gel

Gel merupakan emulsi didalam

medium pendispersi zat padat. Berdasarkan sifat elastisitasnya, gel dapat

dibagi menjadi:

• Gel elastis, contoh adalah sabun dan gelatin

• Gel non-elastis, contoh adalah gel silika Gel memiliki sifat tiksotropi : menjadi cairan

ketika digoyang, tetapi kembali memadat ketika dibiarkan tenang

Page 25: Kimia Koloid Ppt (2)

25

Dengan mengganti cairan dengan gas, dimungkinkan untuk membentuk aerogel ('gel udara'), yaitu bahan dengan sifat yang khusus, seperti massa jenis rendah, luas permukaan yang sangat besar, dan isolator panas yang sangat baik.

Aerogel adalah zat berbahan dasar-silikon dan merupakan benda padat kepadatan-terendah di dunia. Terbentuk dari 99,8% udara dan foam yang kaku dengan kepadatan 3 miligram per cm³.

Page 26: Kimia Koloid Ppt (2)

26

Aerogel dibuat dengan mengeringkan sebuah gel yang terdiri dari silika koloid dalam sebuah lingkungan yang ekstrim.

Alkohol cair, seperti ethanol dicampur dengan prekursor silikon alkoksida membentuk sebuah gel silikon dioksida (gel silika).

Melalui proses yang disebut pengeringan superkritikal, alkohol disingkirkan dari gel.

Biasanya dilakukan dengan menukar etanol dengan CO2 cair dan membuat CO2 berada di atas titik kritis.

Terakhir menghilangkan seluruh cairan dari gel dan menggantikannya dengan gas, tanpa membuat struktur gel rusak atau berkurang volumenya.

Page 27: Kimia Koloid Ppt (2)

27

Koloid Buih / Busa

Buih merupakan koloid dimana fase terdispersinya merupakan gas.

Berdasarkan medium pendispersinya, buih dapat dibagi menjadi:• Buih Cair (Buih), sistem koloid dengan fase

terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair. Contohnya adalah buih yang dihasilkan alat pemadam kebakaran dan kocokan putih telur.

• Buih Padat, fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat padat .Contoh : roti,styrofoam, batu apung

Page 28: Kimia Koloid Ppt (2)

28

SIFAT – SIFAT KOLOID

1. Menurut ukuran partikelnya :10 A - 10.000A. Umumnya dengan BM besar. Misalnya albumin BM = 44.000.

2. EFEK TYNDALL

Ahli fisika Inggris

Tahun 1869 Tyndall menemukan : bila seberkas sinar dilewatkan pada larutan koloid maka cahaya tadi akan kelihatan.

Page 29: Kimia Koloid Ppt (2)

29

Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.

Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan.

Penghamburan cahaya terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut

Contoh efek Tyndall : sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa ; langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.

Page 30: Kimia Koloid Ppt (2)

30

Berkas cahaya akan kelihatan karena adanya pantulan atau hamburan cahaya oleh permukaan partikel koloid.

Efek Tyndall Mikroskop UltraDapat digunakan untuk memperkirakan BM koloid karena intensitas hamburan cahaya bergantung pada ukuran partikel

Efek Tyndall merupakan Sifat Optik.

Page 31: Kimia Koloid Ppt (2)

31

3. GERAK BROWN

Gerak Brown adalah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan).

Dibawah mikroskop ultra,akan terlihat partikel-partikel tersebut akan bergerak membentukzig zag.

Page 32: Kimia Koloid Ppt (2)

32

Koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri.

Gerak Brown dipengaruhi oleh :suhu ukuran partikel koloid

Gerak Brown merupakan SIFAT KINETIK

Page 33: Kimia Koloid Ppt (2)

33

Sifat kinetik ini timbul, bisa disebabkan oleh :• Gerakan termal dari partikel koloid

• Pengaruh gravitasi Pergerakan partikel koloid bukan karena

penguapan lokal, tapi akibat tumbukan acak dengan molekul pelarut. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang, sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown

Pengaruh gravitasi, bisa bersifat alami atau buatan.

Page 34: Kimia Koloid Ppt (2)

34

4. ADSORPSIPeristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain

pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel

Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.

Page 35: Kimia Koloid Ppt (2)

35

Contoh :

(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.

(ii) Koloid As2S3

bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S -2.

Page 36: Kimia Koloid Ppt (2)

36

Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:

• Pemutihan gula tebu.

• Norit.

• Penjernihan air.

Misal : koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.

Page 37: Kimia Koloid Ppt (2)

37

5. ELEKTROFORESISPartikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik.

Pergerakan ini disebut elektroforesis

Partikel koloid yang bermuatan positif bergerak menuju elektrode negatif dan sebaliknya

Page 38: Kimia Koloid Ppt (2)

38

Koloid akan membentuk suatu permukaan bermuatan listrik bila berhubungan dengan medan listrik

Peristiwa elektroforesis merupakan SIFAT ELEKTRIK

Terjadinya Elektroforesis

Page 39: Kimia Koloid Ppt (2)

39

Adanya muatan listrik pada butir-butir koloid menyebabkan terjadinya beda potensial antara permukaan zat padat dan larutan

Menurut Helmholtz dan Debye-Huckel, pada permukaan koloid terdapat lapisan rangkap listrik, karena adanya ion-ion yang mengimbangi, butir-butir koloid tersebut selalu bergerak

Gerakan koloid dalam alat elektroforesis menentukan jenis muatan partikel koloid

Page 40: Kimia Koloid Ppt (2)

40

PEMBUATAN KOLOID SOL

Metode kondensasi : merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran koloid.

Metode dispersi : merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid.

Page 41: Kimia Koloid Ppt (2)

41

A. Metode Kondensasi

Pembuatan koloid sol dengan metode ini umumnya dengan cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggantian pelarut.

1. Reaksi dekomposisi rangkap- Sol As2S3, dibuat dengan cara mengalirkan H2S perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;

As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2S3 (koloid) + 3H2O(l)

- Sol AgCl, dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;

AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

Page 42: Kimia Koloid Ppt (2)

42

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

- Sol Fe(OH)3, dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3, yaitu dengan memanaskan larutan FeCl3, atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;

FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)

`- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;

AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)

2. Reaksi hidrolisis

Page 43: Kimia Koloid Ppt (2)

43

- Sol emas atau sol Au, dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dengan reduktor HCOH;

2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l)

2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq) - Sol belerang dibuat dengan mereduksi SO2 yang

terlarut dalam air dengan mengalirkan gas H2S ;

2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)

3. Reaksi redoks

Page 44: Kimia Koloid Ppt (2)

44

4. Penggantian pelarut

Dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semula larut, setelah diganti pelarutnya menjadi berukuran koloid.

Misal : membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol .

Belerang terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh.

Selanjutnya larutan belerang dalam etanol ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk.

Page 45: Kimia Koloid Ppt (2)

45

B. Metode Dispersi

Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid, kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya.

Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:• Cara Mekanik

• Cara peptisasi

• Cara Busur Bredig

Page 46: Kimia Koloid Ppt (2)

46

1.Cara Mekanik

Cara mekanik : penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan penggilingan partikel-partikel berukuran koloid.

Misal :- industri makanan untuk membuat jus buah,

selai, krim, es krim,dsb.- Industri kimia rumah tangga untuk membuat

pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.- Industri kimia untuk membuat pelumas padat,

cat dan zat pewarna.- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.

Page 47: Kimia Koloid Ppt (2)

47

2. Cara peptisasi

Cara peptisasi adalah :pembuatan koloid daributir-butir kasar atau dari suatu endapan denganbantuan suatu zat pemecah. Zat pemecah dapat berupa elektrolit, Contoh:

- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ;

- Endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.

Page 48: Kimia Koloid Ppt (2)

48

3. Cara Busur Bredig Cara busur Bredig biasanyadigunakan untuk membuatsol-sol logam, seperti Ag, Au, Pt. Logam yang akan diubah jadi

partikel koloid digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam

medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan.

Kedua elektrode diberi loncatan listrik. Panas yang timbul menyebabkan logam

menguap, dan terkondensasi menghasilkan pertikel-pertikel kolid.

Page 49: Kimia Koloid Ppt (2)

49

Koagulasi Koloid

Jika partikel-partikel koloid bersifat netral, maka akan terjadi penggumpalan dan pengendapan karena pengaruh gravitasi.

Proses penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan ini disebut : koagulasi.

Page 50: Kimia Koloid Ppt (2)

50

Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:• Perubahan suhu.

• Pengadukan.

• Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).

• Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

Page 51: Kimia Koloid Ppt (2)

51

Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid dapat dilakukan empat cara :

1. Menggunakan prinsip elektroforesisProses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel mencapai elektrode, maka system koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.

2. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawananKetika koloid bermuatan positif dicampur dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilang dan bersifat netral.

Page 52: Kimia Koloid Ppt (2)

52

3. Penambahan elektrolitJika suatu elektrolit ditambahkan pada system koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengasorpsi ion positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya. Dari adsorpsi ini maka terjadi proses koagulasi.

4. PendidihanKenaikan suhu menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel dengan molekul air bertambah banyak. Akibatnya elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid lepas dan partikel jadi tidak bermuatan.

Page 53: Kimia Koloid Ppt (2)

53

Kestabilan Koloid Partikel-partikel koloid bermuatan sejenis,

sehingga terjadi gaya tolak-menolak yang mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi.

Jadi, selain gerak Brown, muatan koloid juga berperan besar dalam menjaga kestabilan koloid.

Page 54: Kimia Koloid Ppt (2)

54

Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil , koloid ini bersifat lebih stabil.

Jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil.

Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.

Koloid pelindung

Page 55: Kimia Koloid Ppt (2)

55

Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.

Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil

Page 56: Kimia Koloid Ppt (2)

56

PEMURNIAN KOLOID

a.Dialisys :Proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya menggunakan membran semipermiable

Pemisahan atau pemurnian koloid dapat dilakukan dengan cara :

Page 57: Kimia Koloid Ppt (2)

57

b. Elektro dialysis Proses dialysis di

bawah pengaruh medan listrik.

Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut yang berupa elektrolit

Page 58: Kimia Koloid Ppt (2)

58

Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti dengan kertas saring

Caranya: Kertas saring diresapi

dengan selulosa seperti selofan penyaring ultra

Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuk lambat, jadi tekanan harus dinaikkan

c. Penyaring ultra

Page 59: Kimia Koloid Ppt (2)

59

Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari

Sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.

Page 60: Kimia Koloid Ppt (2)

60

Selain industri, sistem koloid juga banyak dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari• Penggumpalan darah

• Pembentukan delta di muara sungai

• Pengambilan endapan pengotor

• Pemutihan gula

Page 61: Kimia Koloid Ppt (2)

61