Top Banner
KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR ( Studi Entrepreneurship Soetrisno Bachir Dalam Perspektif Hermeneutika Gadamerian ) DISERTASI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Doktor Oleh SUNARTA 0930202075 PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
237

KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR ( Studi Entrepreneurship Soetrisno Bachir Dalam Perspektif Hermeneutika

Gadamerian )

DISERTASI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Doktor

Oleh

SUNARTA

0930202075

PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2014

Page 2: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

PENGESAHAN UJIAN DISERTASI PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN

DISERTASI

Oleh :

SUNARTA 0930202075

telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal : …………………

dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui, Komisi Promotor,

Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE. Promotor

Prof. Dr. H. Achmad Fatchan Dr. Rofiaty, SE., MM. Ko-Promotor 1 Ko-Promotor 2

Mengetahui,

a.n. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Ketua Program Doktor Ilmu Manajemen

Prof. Armanu Thoyib, SE.,M.Sc.,Ph.D.

ii

Page 3: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

IDENTITAS PROMOTOR DAN PENGUJI

JUDUL DISERTASI : KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR (Studi Entrepreneurship Soetrisno Bachir dalam Perspektif Hermeneutika Gadamerian) Nama Mahasiswa : Sunarta NIM : 0930202075 Program Studi : Ilmu Manajemen Peminatan : Manajemen Strategi KOMISI PROMOTOR : Promotor : Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE. Ko-Promotor : Prof. Dr. H.Achmad Fatchan Ko-Promotor : Dr. Rofiaty, SE., MM. TIM DOSEN PENGUJI : Dosen Penguji 1 : Prof. Dr. Djumilah Hadiwidjojo, SE. Dosen Penguji 2 : Dr. Mintarti Rahayu, SE., MS. Dosen Penguji 3 : Dr. Noermijati, SE., MTM. Dosen Penguji 4 : Prof. H. Ahmad Sonhadji, KH., MA., Ph.D. Dosen Penguji 5 : Prof. Dr. Bambang Widagdo, MM. Tanggal Ujian : 28 Mei 2014 a.n. Dekan Ketua Program Studi Prof. Armanu Thoyib, SE.,M.Sc.,Ph.D.

iii

Page 4: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

PERNYATAAN ORISINALITAS DISERTASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang

pengetahuan saya, di dalam Naskah Disertasi ini tidak terdapat krya ilmiah yang

pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu

Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah

ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Disertasi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Disertasi ini digugurkan dan gelar akademik

yang telah saya peroleh (DOKTOR) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25

ayat 2 dan pasal 70).

Malang, 28 Mei 2014

Mahasiswa,

Sunarta

0930202075

iv

Page 5: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

RIWAYAT HIDUP

Sunarta. Lahir di Gunung Kidul Yogyakarta, 22 Nopember 1963, anak ke 5

dari 7 bersaudara dari ayah Harjo Suwito dan ibu Wasiyem (Almarhum).

Menyelesaikan pendidikan SD, SMP SMA di Kota Gunung Kidul

Yogyakarta, lulus SMA tahun 1983, studi di Akademi Keuangan dan

Perbankan Muhammadiyah lulus tahun 1993, studi di Universitas Satya

Negara Indonesia Jurusan Manajemen lulus tahun 1998, studi Strata 2

Jurusan Manajemen Pemasaran di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kusuma

Negara lulus tahun 2004. Tahun 2009 masuk Program Doktor Ilmu

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

peminatan Manajemen Strategi. Pengalaman kerja sebagai Dosen di

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) sejak tahun

2008 sampai sekarang.

Malang, Januari 2014

Penulis,

Sunarta 0930202075

v

Page 6: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT., atas segala rahmat dan

karuniaNya, sehingga penelitian disertasi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan

salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan keluarganya dan

sahabatnya yang telah memberi suri tauladan bagi umatnya untuk menuju

kehidupan yang lurus demi tercapainya kebahagiaan dunia dan akhirat.

Disertasi ini adalah karya tulis ilmiah yang menjadi rangkaian dari

prasyarat akademik yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa Program

Doktor pada Pascasarjana Universitas Brawijaya. Selesainya penulisan Disertasi

ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan tim promotor serta dukungan dan

partisipasi dari berbagai kalangan. Oleh karena itu dengan penuh ketulusan dan

kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak

terhingga dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito, MS. Rektor Universitas Brawijaya yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menyelesaikan

studi Program Doktor di Universitas Brawijaya.

2. Prof. Chandra Fajri Ananda, SE., M.Sc., Ph.D. Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan

menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Universitas Brawijaya.

3. Prof. Armanu Thoyib, SE., M.Sc., Ph.D. Selaku Ketua Program Studi

Program Doktor Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

yang senantiasa memberikan dorongan, arahan dan saran untuk segera

menyelesaikan studi.

vi

Page 7: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

4. Prof. Dr. Eka Afnan Troena, SE. Selaku Promotor yang dengan sabar telah

membimbing serta menyediakan waktu, tenaga, pikiran untuk konsultasi

secara intensif dan tiada henti memberikan dorongan semangat untuk

menyelesaikan disertasi ini. Semoga segala bimbingan ini menjadikan ilmu

yang bermanfaat.

5. Prof. Dr. H. Achmad Fatchan, M.Pd., M.Si. selaku Ko-Promotor yang telah

memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran dan ketelitian serta selalu

memberikan motivasi dan kepercayaan diri kepada penulis, hingga penulis

dapat melakukan penelitian dengan lancar dan terarah.

6. Dr. Rofiaty, SE., MM. selaku Ko-Promotor yang dengan arif, sabar dan penuh

perhatian serta memberikan semangat telah mengarahkan penulis

menyelesaikan disertasi ini.

7. Prof. Dr. Djumilah Hadiwidjojo, SE. selaku penguji, yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada penulis, sehingga menambah sempurnanya

disertasi ini.

8. Dr. Mintarti Rahayu, SE., MS., selaku penguji, yang selalu dengan sabar dan

tersenyum telah memberikan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan

disertasi ini.

9. Dr. Noermijati, SE., MTM., selaku penguji, yang telah memberikan perbaikan

dan dorongan untuk segera menyelesaikan disertasi ini.

10. Bapak Soetrisno Bachir, SE. selaku subyek penelitian yang telah

mengorbankan waktu dan dengan sabar telah bersedia membeberkan proses

dan pengalaman menjadi entrepreneur. Semoga segala yang disampaikan

melalui disertasi ini menjadi inspirasi bagi umat manusia dan menjadikan ilmu

yang bermanfaat.

Page 8: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

11. Bapak Siswadi yang selalu dengan senyum memberikan informasi, serta

memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan disertasi

ini.

12. Bapak Adi Cahyantono Bachir dan Ibu Eni Apria Diningsih yang dengan

semangat memberikan informasi dan dukungan atas penelitian ini.

13. Ibu Aisyah yang dengan sabar dan semangat telah memberikan informasi

subyek penelitian dari sejak kecil hingga menjadi entrepreneur.

14. Bapak dan Ibu Dosen Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis

yang telah memberikan inspirasi, dorongan serta wawasan baru dan

pendalaman ilmu pengetahuan.

15. Bapak dan Ibu sivitas akademika Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang dengan sabar dan teliti memberikan pelayanan yang baik.

16. Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

HAMKA yang telah memberikan semangat dan dorongan hingga selesainya

disertasi ini.

17. Prof. Dr. Abdul Rachman A.Ghani, M.Pd. Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA yang telah memberikan

motivasi dan semangat untuk menyelesaikan disertasi ini.

18. Kedua orang tua penulis, ayahanda Hardjo Suwito dan ibunda Wasiyem,

yang telah menanamkan kepercayaan akan pentingnya ilmu dan pendidikan

kepada penulis, yang disertai dengan pengorbanan dan do’anya akan

kesuksesan penulis.

19. Istimewa untuk istriku Sutarni yang saya cintai, yang telah memberikan

dorongan dan semangat serta do’a dalam menyelesaikan disertasi ini

Page 9: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

20. Khusu untuk anak-anakku Darusafa Ruhmanto, Rafi Musthafanto,

Muhammad Hibban dan putri cantikku Dini Azzahra yang selalu mendorong

dan menjadi inspirasi dalam menyelesaikan disertasi ini.

21. Bapak H. Sukardi, SH. yang selalu memberikan dorongan dan semangat baik

materiil maupun spirituil untuk segera menyelesaikan disertasi ini.

22. Bapak Ardi yang selalu membatu dan mengantarkan penulis untuk

menghimpun data penelitian hingga disertasi ini selesai dibuat.

Akhir kata, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dari semua pihak

yang telah membantu selesainya disertasi ini.Semoga disertasi ini menjadikan

inspirasi dan membawa manfaat bagi umat manusia dan pengembangan ilmu

pengetahuan. Amien.

Malang, Januari 2014 Penulis, Sunarta

Page 10: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

ABSTRAK

Sunarta. Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, Maret 2014, Kiat Sukses Seorang Entrepreneur (Studi Entrepreneurship Soetrisno Bachir dalam Perspektif Hermeneutika Gadamerian). Promotor: Eka Afnan Troena, Ko-Promotor: H. Achmad Fatchan dan Rofiaty.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif perspektif Hermeneutika Gadamerian. Menurut pandangan Gadamer, pemahaman yang benar adalah pemahaman yang mengarah pada tingkat ontologis bukan metodologis. Artinya kebenaran dapat dicapai bukan melalui metode tetapi melalui dialektika dengan mengajukan banyak pertanyaan. Dengan demikian, bahasa menjadi medium sangat penting bagi terjadinya dialog. Sebagai metode tafsir, hermeneutika menjadikan bahasa sebagai tema sentral. Dalam aliran filsafat hermeneutika Gadamerian memandang makna dicari, dikontruksi dan direkontruksi oleh penafsir sesuai konteks penafsir dibuat, sehingga makna teks tidak pernah baku, senantiasa berubah tergantung dengan bagaimana, kapan dan siapa pembacanya. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri proses dan arah kesadaran identitas (konsep diri) yang mengkaji fenomena sukses dalam entrepreneur. Penelitian ini akan mengungkap realitas subyektif dari sisi seorang yang memasuki dunia entrepreneurship dari lingkungan internal maupun eksternal. Disamping penelusuran sebuah proses entrepreneur, penelitian ini melakukan pemahaman subyek mengenai orientasi sosial yang meliputi pilihan karier dan motif setelah menjadi entrepreneur serta bagaimana cara mamanajemen diri baik dengan orang lain maupun dengan sesama entrepreneur. Temuan penelitian menunjukkan bahwa seorang entrepreneur yang sukses adalah berkaitan dengan konsep dirinya, pembentukan karakter, menjaga hubungan baik dengan menciptakan kepercayaan antar mitra bisnis. Kemampuan berkomunikasi dan kepribadian yang baik, aktif dan kreatif melakukan taktik dan strategi baru, serta mampu mengatasi dalam menghadapi dinamika gejolak sosial dan ekonomi. Seorang entrepreneur yang sukses terkait dengan aspek kemampuan mengkomunikasikan pola pikir dalam berbisnis, mau belajar sepanjang hayat tentang komunikasi, gagasan baru, ide baru, fakta baru dan konsep baru dalam berbisnis. Pilihan karier merupakan panggilan hati dalam konteks pengabdian diri untuk memberi manfaat kepada orang lain. Proses menjadi seorang entrepreneur sukses dipengaruhi oleh internal keluarga dan lingkungan eksternal, pendidikan kewirausahaan sejak usia dini, pola pikir yang melingkupinya, pilihan hidup, sering melakukan komunikasi dengan para pebisnis senior, dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam berbisnis. Kemampuan memimpin, serta tidak cepat merasa puas terhadap hasil yang sudah diraih, harus terus melakukan penyempurnaan. Kata kunci: Kiat Sukses, Entrepreneur, Hermeneutika, Gadamer.

x

Page 11: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

ABSTRACT

Sunarta. Postgraduate Faculty of Economy and Business Brawijaya University Malang, March 2014, Success Tips of an Entrepreneur. Dissertation Supervisor: Eka Afnan Troena, Co-Disertation Supervisor: H. Achmad Fatchan dan Rofiaty. This research aims at exploring the process and direction of identity awareness (self-concept) in assessing the phenomena of success in entrepreneur. This research will reveal the subjective reality from the side of someone who enters the entreprenurship from the internal as well as external environment. In addition to the search an entrepreneur process, this study also wish to discover the the understanding of the subject about social orientation which involves career choice and motive after being an entrepreneur and how to do self-management with other people as well as fellow entrepreneurs.

This research uses the approach of Hermeneutics Gadameran qualitative perspective. According to the views of Gadamer, the true understanding is the one that leads to the ontological level, not methodological, which means that the truth can be achieved not by the means of methods but through dialectics by proposing many questions. Therefore, language becomes a very important medium for the occurrence of dialogue. As the method of interpretation, hermeneutics makes language as the central theme. In the genre of philosophy, hermeneutics Gadamerian views the meaning of being sought, constructed, and reconstructed by interpreter according to the context of interpreter made so that the meaning of the text is never standard, constantly changing depending on how, when, and who the reader is. Research findings show that a successful entrepreneur has relation with personal concept, character building, good relationship by creating trust among businessmen. The ability to communicate and good attitude, active and creative to do new tactic and strategy, and capable in facing social and economic turmoil. A successful entrepreneur is linked with the active to communicate business thinking pattern, life long learning, new ideas finding, and concept in business activities. Career choice is the heart’s intuition in the contextual dedication to give contribution to others. The process to become a successful entrepreneur is influenced by internal family and external environment, early entrepreneurship education, surrounding mindset, choice of life, often communicating with senior businessman, and apply precautionary principle in business. The ability to lead and unsufficiently satisfied feeling upon an achievement need to be pursued. Keywords: Success Tips of an Entrepreneur, Hermeneutics, Gadamer

xi

Page 12: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan

rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyajikan penelitian disertasi

yang berjudul:

KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR (Studi

Entrepreneurship

Soetrisno Bachir dalam Perspektif Hermeneutika Gadamerian)

Di dalam penelitian disertasi ini disajikan pokok-pokok bahasan yang

meliputi:

Latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian dan

kegunaan penelitian serta penelitian terdahulu sebagai gambaran

peneltian acuan.

Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang

dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk

lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun agar

penelitian disertasi ini bisa berguna dan mampu menjawab fenomena

yang ada.

Malang, Januari 2014 Penulis

xii

Page 13: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

DAFTAR ISI

Hal HALAMAN JUDUL …..………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ..………………………………………………… ii

IDENTITAS PROMOTOR DAN PENGUJI .…………………………………

PERNYATAAN ORISINALITAS DISERTASI ……………………………….

RIWAYAT HIDUP ………………………………….…………………………..

iii

iv

v

UCAPAN TERIMA KASIH .……………………………………………………

ABSTRAK ..…………………………………………………………………….

ABSTRACT .……………………………………………………………………

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..

vi

x

xi

xii

DAFTAR ISI ..…………………………………………………………………..

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….

1.1. Latar Belakang Penelitian ……………………………………

1.1.1. Pola pikir/Mindset ………………………………………

1.1.2. Kecerdasan Antara IQ, EQ, SQ dan AQ …………….

1.1.3. Memahami Resource Based View (RBV)……………

1.1.4. Perkembangan Genetika (Pewaris Keturunan)……..

1.1.5. Nabi Muhammad SAW membangun jiwa wirausaha

sejak usia dini ………………………………………….

1.1.6. Sejarah Perjalanan Bisnis Soetrisno Bachir ….........

1.2. Fokus Penelitian ………………………………………………

1.3. Masalah Penelitian ……………………………………………

1.4. Tujuan Penelitian ……………………………………………..

1.5. Manfaat Penelitian ……………………………………………

BAB II KAJIAN TEORITIK …………………………………………………

2.1. Berbagai konsep pengembangan diri ……………………….

2.1.1. Konsep diri ………………………………………………

xiii

xviii

xix

1

1

7

10

21

28

32

36

48

50

51

51

53

53

53

Page 14: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

xiii

2.1.2. Efikasi diri ……………………………………………….

2.1.3. Proses terjadinya efikasi diri …………………………..

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri ……..…

2.1.5. Pengaruh efikasi diri pada tingkah laku ……………….

2.1.6. Teori konsep diri Johari Window ……………………….

2.2. Teori Tindakan Sosial Weber …………………………………..

2.3. Teori Belajar Sosial ………………………………………………

2.4. Teori Entrepreneur ……………………………………………….

2.5. Lingkungan Internal ………………………………………………

2.5.1. Persepsi Diri ……………………………………………….

2.5.2. Intelektual ………………………………………………….

2.5.3. Agama ……………………………………………………..

2.5.4. Pola Asuh ………………………………………………….

2.6. Lingkungan Eksternal ……………………………………………

2.6.1. Sosial dan Moral ………………………………………….

2.6.2. Politik dan Hukum ………………………………………...

2.6.3. Perkembangan Ekonomi …………………………………

2.6.4. Lingkungan Teknologi ……………………………………

2.6.5. Pendidikan …………………………………………………

2.6.6. Etika ………………………………………………………..

2.7. Hermeneutika Gadamerian ……………………………………...

2.7.1. Sejarah Intelektual Gadamer ……………………………

2.7.2. Pokok-pokok Hermeneutika Gadamer …………………

2.7.3. Penerapan Hermeneutika Gadamerian ………………..

2.8. Pendekatan Hermeneutik ……………………………………….

2.8.1. Konsep Dasar Hermeneutika ……………………………

2.8.2. Bahasa dan Wacana Sebagai Pusat Kajian …………..

2.8.3. Hermeneutika dalam pandangan filosofi ………………

2.8.4. Beberapa Varian Hermeneutika ………………………..

2.9. Penelitian Terdahulu …………………………………………….

2.10. Kerangka Konseptual Penelitian ………………………………

55

59

60

62

64

67

68

70

75

75

78

78

79

81

81

83

83

84

85

86

87

87

89

96

98

99

100

102

105

110

115

Page 15: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

2.11. Preposisi Penelitian ……………………………………………..

xiv

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………

3.1. Rancangan Penelitian ……………………………………………

3.2. Subyek Penelitian ………………………………………………...

3.3. Lokasi penelitian dan informan penelitian ……………………..

3.4. Paradigma Penelitian …………………………………………….

3.5. Sumber data penelitian ………………………………………….

3.6. Teknik pengumpulan data ……………………………………….

3.7. Observasi (Pengamatan berperanserta) ………………………

3.8. Wawancara mendalam …………………………………………..

3.9. Studi dokumen ……………………………………………………

3.10.Teknik Analisis Data …………………………………………….

3.11. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ……………………….

3.11.1. Triangulasi Data …………………………………………

3.11.2. Member Check …………………………………………..

3.11.3. Ketekunan Pengamatan ………………………….........

3.11.4. Persistent Observation ………………………………….

3.11.5. Teknik Analisis dan Penafsiran Data ………………….

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ………….

4.1. Gambaran Umum ………………………………………………...

4.1.1. Gambaran umum Kota Pekalongan …………………….

4.1.2. Fenomena Kota Jakarta dalam mempengaruhi

Entrepreneurship …………………………………………

4.2. Deskripsi Subyek Informan Penelitian …………………………

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian …………………………………..

4.3.1. Paparan hasil wawancara dan teks kehidupan subyek

serta temuan tema ……………………………………….

4.3.2. Display Data: Kategorisasi ………………………………

4.3.3. Penarikan Kesimpulan …………………………………...

116

118

118

119

119

121

127

128

128

129

131

132

134

134

136

136

136

137

138

138

138

145

157

160

161

166

170

Page 16: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

BAB V PEMBAHASAN ………………………………………………………...

5.1. Gambaran Diri Soetrisno Bachir Seorang Pengusaha ……….

5.1.1. Konsep Diri Soetrisno Bachir ……………………………

xv

5.1.2. Gambaran Diri Subyek Pengusaha Soetrisno Bachir ...

5.2. Orientasi Sosial Pengusaha Soetrisno Bachir ………………...

5.2.1. Motivasi Menjadi Pengusaha ……………………………

5.2.2. Persoalan Kemiskinan (Ekonomi) ………………………

5.2.3. Persoalan Keluarga ………………………………………

5.3. Pilihan Karier ……………………………………………………...

5.3.1. Berkarier Sebagai Pengusaha …………………………..

5.3.2. Jejak Rasulullah …………………………………………..

5.3.3. Ekonomi Harus Kuat ……………………………………..

5.3.4. Membangun dan Mengembangkan Hubungan Sosial ..

5.4. Pengelolaan Kesan Pengusaha Soetrisno Bachir ……………

5.4.1. Pengelolaan Kesan (Impression Management)

Pengusaha ………………………………………………..

5.4.2. Pengelolaan Kesan Pengusaha berdasarkan setting

komunikasi ………………………………………………...

5.4.2.1. Pertemuan Investor ……………………………..

5.4.2.2. Lokasi Bisnis …………………………………….

5.5. Manajemen diri pengusaha Soetrisno Bachir dengan mitra

sesama pengusaha ………………………………………………

5.6. Proposisi Penelitian ………………………………………………

5.7. Implikasi Hasil Penelitian ………………………………………..

5.7.1. Implikasi Teoritis ………………………………………….

5.7.2. Implikasi Praktis …………………………………………..

BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………

6.1. Kesimpulan ………………………………………………………

174

174

174

179

184

184

185

186

188

188

189

191

192

196

196

199

199

199

200

206

206

206

209

210

210

Page 17: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

6.2. Saran ……………………………………………………………..

6.3. Keterbatasan Penelitian ………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..

LAMPIRAN …………………………………………………………………….

1. Panduan Wawancara dengan Subyek Penelitian

2. Panduan wawancara mendalam

xvi

3. Panduan wawancara dengan masyarakat

4. Panduan Pengamatan

5. Transkip wawancara

6. Photo subyek dan informan

7. Beberapa contoh “statemen” pernyataan subyek hasil wawancara

dan kajian teks dokumen.

211

211

213

219

xiii

Page 18: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

1. Tabel 4.1 Keadaan Penduduk Kota Pekalongan 144 2. Tabel 4.2 Jumlah penduduk kota Pekalongan per kecamatan 145 3. Tabel 4.3 Perkembangan jumlah penduduk Jakarta 147 4. Tabel 4.4 Penduduk Jakarta berdasarkan jenis kelamin 148 5. Tabel 4.5 Komposisi etnis Kota Jakarta 150 6. Tabel 4.6 Data Demografik Informan Penelitian 160

7. Tabel 4.7 Telaah pandangan Soetrisno Bachir seorang entrepreneurship tentang diri dan lingkungannya 162

8. Tabel 4.8 Telaah Orientasi Sosial yang meliputi pilihan karier dan motif setelah menjadi entrepreneurship 163

9 Tabel 4.9 Telaah cara manajemen diri baik dengan orang lain maupun dengan sesama entrepreneurship 165

10. Tabel 4.10 Kategorisasi Tema Menelaah pandangan Soetrisno Bachir seorang entrepreneurship tentang diri dan lingkungannya 166

11. Tabel 4.11 Kategorisasi Tema Menelaah Orientasi Sosial yang meliputi pilihan karier dan motif setelah menjadi entrepreneurship 167

12. Tabel 4.12 Kategorisasi Tema Menelaah cara manajemen diri baik dengan orang lain maupun dengan sesama entrepreneurship 169

13. Tabel 4.13 Penarikan Kesimpulan Temuan Penelitian Telaah pandangan Soetrisno Bachir seorang entrepreneurship tentang diri dan lingkungannya 170

14. Tabel 4.14 Penarikan Kesimpulan Temuan Penelitian Telaah Orientasi Sosial yang meliputi pilihan karier dan motif setelah menjadi entrepreneurship 171

15. Tabel 4.15 Penarikan Kesimpulan Temuan Penelitian Telaah cara manajemen diri baik dengan orang lain maupun dengan sesama entrepreneurship 171

xviii

Page 19: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul halaman

1. Gambar 1.1 Wilayah Penelitian dan Fokus Penelitian 49 2. Gambar 2.1 Model Konsep Diri Johari Window 65 3. Gambar 2.2 Lingkaran Hermeneutik 94 4. Gambar 2.3 Hermeneutika Dialogis Gadamer 97 5. Gambar 3.1 Model induktif dalam penelitian kualitatif 124 6. Gambar 3.2 Model Penelitian Interaktif 125 7. Gambar 3.3 Komponen-komponen analisis data model interaktif 132 8. Gambar 4.1 Model Progresif Turun Temurun Kiat Sukses 204

Seorang Entrepreneur

xix

Page 20: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Krisis ekonomi yang berkepanjangan sangat dirasakan dampaknya

terhadap pemenuhan kebutuhan hidup seseorang maupun kelangsungan

hidup bagi perusahaan. Perbaikan ekonomi terus diupayakan untuk mencari

solusi atas krisis yang terjadi, untuk mencegah agar perekonomian tidak

semakin memburuk. Dalam hal ini perlibatan para pelaku usaha sangat

diperlukan. Salah satu upaya untuk mempercepat dan menggairahkan

pertumbuhan ekonomi di suatu Negara adalah dengan mencetak sebanyak

mungkin wirusaha. Sebagai gambaran jumlah wirausaha di Indonesia pada

tahun 2012 hanya sebesar 1,56 persen dari jumlah penduduk, jumlah

tersebut mengalami peningkatan setelah pada tahun sebelumnya 0,18

persen dan meningkat menjadi 0,24 persen. Idealnya jumlah wirausaha di

suatu Negara setidaknya mencapai 2 persen dari jumlah penduduknya. (hasil

wawancara mendalam).

Ada berbagai alasan mengapa peneliti memilih subyek peneltian

Soetrisno Bachir adalah: Pertama, Soetrisno Bachir sebagai salah seorang

yang memiliki kepribadian yang luar biasa, banyak memberikan sumbangan

yang berharga baik berupa pemikiran maupun perjuangan bagi masyarakat,

Bangsa dan Negara. Kedua, pencapaian prestasi dalam berwirausaha.

Ketiga, Soetrisno Bachir sebagai sosok pribadi yang dapat dijadikan inspirasi

untuk membangun karakter entrepreneur bagi kepentingan generasi muda

saat ini, terbukti dengan adanya kunjungan ke lembaga pendidikan tinggi

Page 21: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

untuk selalu mengajak memperbaiki perekonomian secara individu maupun

kelompok dengan selalu mencari peluang berwirausaha. Keempat, Soetrisno

Bachir dikenal sebagai sosok yang santun, rendah hati, dermawan, dan

murah hati, fakta dalam hal ini subyek penelitian menghibahkan gedung

berlantai tujuh kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk dipergunakan

sebagai kampus pendidikan entrepreneur, hibah ini menurut penilaian

appraisal bernilai enam puluh milyar rupiah. Fakta yang lain bahwa subyek

penelitian selalu memberikan santunan kepada penduduk desa Pesindon

tempat subyek penelitian dilahirkan (sumber: informan penelitian, Aisyah,

penduduk). Sifat-sifat ini dapat dijadikan contoh untuk pembangunan karakter

entrepreneur yang belum banyak dipahami oleh generasi saat ini.

Keempat alasan tersebut menunjukkan bahwa sosok, pemikiran, serta

perjuangan yang perlu dicontoh. Inilah sebabnya peneliti memilih Soetrisno

Bachir sebagai subyek penelitian, selain keempat alasan tersebut juga

karena jika dibandingkan dengan pelaku bisnis yang lain subyek penelitian

adalah orang yang paling sering berinteraksi maupun berdiskusi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa subyek penelitian (Soetrisno

Bachir) hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kelemahan dan

kekurangan, karena kesempurnaan manusia hanyalah milik Nabi Muhammad

SAW. Peneliti berusaha sebisa mungkin menjauhi kultus individu, karena

kultus individu hanya akan menyesatkan. Dari diskusi-diskusi dengan subyek

penelitian, tentunya ada kecenderungan untuk belajar atau ingin mengetahui

tentang kesuksesan dalam memimpin perusahaan atau sukses dalam

berwirausaha.

Page 22: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Selanjutnya dalam menentukan informan yang sesuai dengan

keperluan penelitian untuk memberikan informasi serta data yang valid

(Maxwell, 1992). Informan yang dibutuhkan oleh peneliti adalah dengan

criteria sebagai berikut: (1) Seorang penduduk yang berdomisili di kampung

Pesindon, (2) Mampu dan bersedia menjelaskan pengalamannya kepada

peneliti dengan jujur dan terbuka. Salah satu informan yang berasal dari

penduduk yaitu Ibu Aisyah yang sudah berumur 71 tahun adalah seorang

penduduk asli dari Kampung Pesindon Pekalongan. Ibu Aisyah seorang

pekerja pengrajin batik milik keluarga Bachir Achmad (alm) orang tua dari

Soetrisno Bachir. Ibu Aisyah seorang pekerja yang rajin dan mempunyai

perilaku yang baik, sehingga ketika ibu Latifah Djahrie hamil (Soetrisno

Bachir dalam kandungan ) ibu Aisyah diminta untuk menjadi perewang

(membantu dalam urusan rumah tangga). Ketika Subyek penelitian lahir ibu

Aisyah berperan sangat penting karena dipercaya ngemong (mengasuh)

subyek penelitian hingga dewasa.

Dalam upaya menemukan masa depan yang lebih baik dalam bidang

wirausaha tidak semudah membalikkan tangan tetapi perlu kerja keras

(Dewanti, 2008: 4) Perjalanan menuju masa depan dalam berwirausaha itu

perlu suatu proses yang penuh dengan resiko. Langkah awal yang tumbuh

dari bawah akan menyentuh keberhasilan, itulah yang dilakukan para

pengusaha besar yang telah menemukan pintu (Suryana, 2008: 61), mereka

membangun, mempertahankan dan mengembangkan bisnis yang telah

mereka temukan. Kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu

yang baru dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada.

Tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi

Page 23: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

masyarakat. Wirausahawan adalah orang yang melaksanakan penciptaan

kekayaan dan nilai tambah melalui gagasan baru, memadukan sumber daya

dan merealisasikan gagasan menjadi kenyataan. Di sisi lain bahwa

kewirausahaan juga lebih merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang melekat

pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan

gagasan inovasi ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat

mengembangkannya dengan tangguh. Oleh karena itu, dengan mengacu

pada orang yang melaksanakan proses gagasan, memadukan sumber daya

menjadi realitas, muncul apa yang dinamakan wirausaha/entrepreneur

(Hisrich, 2008: 9). Ilmu ekonomi pembangunan menitik beratkan kajian pada

berbagai dinamika mekanisme ekonomi, transformasi sosial dan institusional

untuk memperbaiki standar kehidupan suatu masyarakat disuatu Negara.

Ruang lingkupnya adalah mengupas alokasi sumberdaya menjadi seefisien

mungkin serta meningkatkan pertumbuhan output agregat secara

berkelanjutan (Hisrich, 2008: 18). Maka tak lepas pula pada manusia

sebagai pelaku ekonomi, termasuk tentang tata nilai penyikapan dalam

berusaha serta penemuan berbagai pilihan sikap acuan guna menjalankan

usahanya secara layak. Pengusaha mengorganisasi serta mengoperasikan

perusahaan dan memberi kontribusi dalam bentuk inisiatif, kemampuan,

kecerdasan membuat rencana. Pengusaha juga menanggung konsekwensi

mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian dari kondisi yang tidak

bisa ditentukan. Sehingga kewirausahaan diartikan sebuah proses

penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya

yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko social,

menerima imbalan yang dihasilkan serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

Page 24: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Faktor-faktor pemicu kewirausahaan (Suryana 2008: 62),

ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan status

keberhasilan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh factor internal dan

eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan (property right),

kemampuan/kompetensi (ability/competency) dan insentif (incentive).

Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment), karena

kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan dan emosi yang

semuanya sangat tergantung pada kondisi lingkungan yang ada, maka

dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari

pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi kemampuan kewirausahaan

merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan

kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi risiko untuk

memperoleh peluang.

Model proses kewirausahaan, (Suryana 2008: 63) diawali dengan

adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor internal

maupun eksternal, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan

lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas,

inovasi, implementasi dan pertumbuhan sehingga dapat membuat seseorang

berkembang menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, inovasi

dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, yaitu toleransi,nilai-nilai,

locus of control, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal

dari lingkungan antara lain model peran, aktivitas dan peluang. Oleh karena

itu inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang

dipengaruhi oleh lingkungan, organisasi dan keluarga.

Page 25: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Jadi kewirausahaan berkembang diawali dengan adanya inovasi.

Inovasi dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi (Hisrich, 2008: 91-

94). Faktor individu yang memicu kewirausahaan adalah pencapaian locus of

control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan,

pengalaman, usia, komitmen dan ketidakpuasan. Faktor pemicu yang berasal

dari lingkungan adalah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, incubator,

sumber daya, dan kebijakan pemerintah, sedangkan factor pemicu yang

berasal dari lingkungan social meliputi keluarga, orang tua, dan jaringan

kelompok. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan

kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok dan lembaga-lembaga

keuangan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen. visi,

kepemimpinan, dan kemampuan manajerial, sedangkan factor yang berasal

dari organisasi adalah kelompok, struktur, budaya, dan strategi. Orang yang

berhasil dalam berwirausaha adalah orang yang dapat menggabungkan nilai,

sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan,

pengalaman, dan keterampilan praktis (Hisrich, 2008: 35-36).

Wirausahawan adalah proses dinamis untuk menciptakan nilai

tambah barang dan jasa serta kemakmuran. Tambahan nilai dan

kemakmuran diciptakan oleh individu wirausaha yang memiliki keberanian

menanggung resiko, menghabiskan waktu, serta menyediakan berbagai

produk barang dan jasa (Suryana, 2008:13).

Pada sisi lain bisnis adalah mengelola resiko, bagaimana kita

menangani resiko. Setiap saat pada kehidupan berbisnis, kita berhadapan

dengan resiko yang jika tidak dikelola dengan baik bisa mematikan usaha.

Resiko yang kita hadapi bisa muncul dari kita sendiri namun dapat juga

Page 26: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

berasal dari luar. Kenalilah segala resiko yang mungkin kita hadapi demi

tetap hidupnya usaha. Melakukan tindakan cepat dalam menangani resiko

harus dilakukan untuk mengambil langkah maju ke depan. Karena resiko

adalah bagian dari bisnis, yang dapat dilakukan hanyalah mengurangi resiko

bukan menghindarinya. Resiko harus kita hadapi dan di atasi sekuat tenaga

karena resiko akan terus mendampingi perjalanan sebuah bisnis (Justin,

Carlos, William, 2001:10).

Dari berbagai paparan teoritis di atas serta relevansinya terhadap

subyek penelitian bahwa makna berwirausaha adalah cara berpikir yang

berbeda dari manusia pada umunya, yaitu mempunyai motivasi panggilan

jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap dan

perilaku sebagai manusia unggul.

1.1.1. Pola pikir (Mindset)

Pola pikir atau lebih popular dengan sebutan mindset menurut

Ibrahim Elfiky (2009:22-23) mempunyai definisi sekumpulan pikiran

yang terjadi berkali-kali di berbagai tempat dan waktu serta diperkuat

dengan keyakinan dan proyeksi sehingga menjadi kenyataan yang

dapat dipastikan disetiap tempat dan waktu yang sama. Akal

seseorang bekerja sesuai arahan, pikiran apapun yang sedang

dipikirkan seseorang akan diterima oleh akal dan ia bekerja kearah

pikiran itu. Berpikir itu sederhana dan hanya butuh waktu sekejab.

Namun ia memiliki proses yang kuat dari sumber antara lain orang

tua, keluarga, masyarakat, sekolah, teman, media masa dan proses

Page 27: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pembentukan pikiran yang bersumber dari diri sendiri. Manusia tidak

mungkin menghasilkan pengetahuan tanpa belajar cara berikir.

Pemikir yaitu orang yang meletakkan pikiran di akalnya,

pemikirlah yang menentukan keinginannya kemudian ia memilih cara

dan merealisasikan dengan perbuatan, seorang pemikir mempunyai

kebebasan dalam memilih,apakah ia akan meletakkan pikiran negatif

atau positif di akalnya. Pemikirlah yang menentukan dan memilih jenis

pikiran yang akan ditanam di akalnya. Pikiran itu akan membuatnya

berpikir, berkonsentrasi, merasakan, bertindak, sampai

mendatangkan hasil yang sesuai dengan pikirannya. Oleh karena itu

bila yang ditanam adalah pikiran negative maka hasilnya akan

negative, jika yang ditanam adalah pikiran positif maka hasilnya akan

positif.

Pikiran, bahwa segala sesuau yang ada di alam semesta ini

dimulai dari pikiran, selanjutnya menjadi kemungkinan, menjadi

tujuan,melahirkan perbuatan dan menjadi kenyataan. Pikiran adalah

sumber segala sesuatu, pikiran positif menghantarkan kita pada

penemuan dan kemajuan yang berguna di dunia. Sedangkan pikiran

negatif menyebabkan tindak berbagai kejahatan bahkan sebagian

besar datangnya penyakit bermula dari pikiran dan kegiatan berpikir.

Berpikir, ketika seseorang memutuskan untuk memilih pikiran

tertentu, negative atau positif, seorang pemikir akan meletakkan

pikiran tersebut diotaknya. Disini akal akan mengidentifikasi dan

menganalisis dari segala sisi, setelah itu akal akan memberinya

wilayah dan makna berdasarkan informasi sejenis yang ada di

Page 28: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

gudang memori. Akal akan membandingkannya dengan pikiran

sejenis yang ada. Akal memberikan alasan dan makna yang dibangun

berdasarkan berbagai informasi serupa yang telah ada. Terakhir akan

mencarikan berbagai data pendukung pikiran yang ada dalam memori

hingga pikiran benar-benar menancap dalam hatinya. Dengan

demikian, pikiran itu telah siap direalisasikan. Jadi pikiran

menciptakan perhatian, konsentrasi, perasaan, serta tindakan dan

akibatnya.

Strategi teladan, sejak kecil kita terbiasa meniru orang lain

untuk membentuk kepribadian kita. Kepribadian adalah sekumpulan

perilaku yang ada pada seseorang dan menjadi pembeda dengan

orang lain. Orang pertama yang kita tiru dan menjadi tempat belajar

adalah orang tua. Peniruan ini menyangkut ekpresi wajah, gerak

tubuh, nilai-nilai, keyakinan, perilaku. Kemudian kita meniru beberapa

kata dari lingkungan keluarga, kita belajar mengungkapkan kata-kata

dari pergaulan teman-teman dan tetangga, setelah itu kita belajar dari

sekolah, guru dan para pemimpin.

Sepanjang perjalanan hidup ini kita sering meniru perilaku,

gaya, ucapan dari dunia luar agar kita menjadi pribadi yang lebih baik

yang dapat berinteraksi dengan semua orang. Strategi teladan ini

berhubungan erat dengan pembentukan cara pandang, keyakinan,

dan nilai-nilai yang ada pada seseorang yang kita anggap sebagai

figur yang baik dalam bidang tertentu. Pengetahuan dan kemempuan

anda dan manfaatnya yang positif membuat hidup anda jadi

pengalaman indah yang menentramkan, oleh karena itu pahamilah

Page 29: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

apa yang anda pikirkan. Ambilah keputusan untuk mengendalikan

pikiran negatif dan mengubahnya menjadi pikiran yang positif yang

berpihak kepada anda. Perubahan yang hakiki dimulai dari pikiran,

supaya itu terjadi, maka harus menyadari dan memahami apa yang

anda pikirkan. Pikiran itu mempunyai kekuatan luar biasa hingga

menentukan perjalanan hidup anak manusia, baik dalam urusan

rumah tangga, social, usaha, kesehatan dan spiritual. Karena itu, jika

ingin benar-benar melakukan perubahan positif dalam hidup harus

memiliki kemauan yang keras dan telah memutuskan untuk

memulainya sekarang yaitu tawakal kepada Allah, dengan demikian

akan mendapatkan kekuatan spiritual yang memadahi untuk

melakukan perubahan.

1.1.2. Kecerdasan antara IQ, EQ, SQ dan AQ

Penyebab dari krisis ekonomi di Negeri yang kita cintai ini

berpangkal pada mutu sumber daya manusia. Telah terbukti bahwa

perilaku dan etika berwirausaha telah jauh dari nilai-nilai kemanusiaan

dan nilai kebenaran yang hakiki. Hukum rimba bisnis, yang tidak

manusiawi yang kuat memakan yang lemah dan orientasi jangka

pendek. Hukum rimba ini mengakibatkan terganggunya

keseimbangan tatanan ekonomi, sosial dan budaya secara meluas

dan sangat dalam. Menurut pandangan Islam tentang usaha, bahwa

antara usaha dan hasil adalah dua hal yang tidak terpisahkan,

manajemen dapat menentukan target hasil yang diharapkan, akan

tetapi manajemen tidak menjangkau falsafah hubungan antara hasil

Page 30: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dan usaha. Islam memandang bahwa hubungan antara keduanya

tidak sepenunhnya ditentukan oleh manusia, tetapi Allah SWT turut

menentukannya (Ginanjar, 2001: xii-xiii).

Sumber daya manusia dalam sistem pendidikan kita selama

ini hanya menekankan pada pentingnya nilai akademik kecerdasan

otak saja atau IQ (Intelligence Quotient), jarang sekali dijumpai

pendidikan tentang kecerdasan emosi atau EQ (Emotional Quotient)

yang mengajarkan integritas, kejujuran, komitmen, visi, kreativitas,

ketahanan mental,kebijaksanaan, keadilan, prinsip kepercayaan dan

penguasaan diri atau sinergi, inilah yang paling penting dalam

pembentukan karakter ( Agustian, 2005 : 38-48). Sedangkan

kecerdasan spiritual SQ (Spiritual Quotient) sebagai kecerdasan

untuk menghadapi persoalan makna atau value yaitu kecerdasan

untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang

lebih luas, juga kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan

hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Jadi

SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ

secara efektif.

Dalam kehidupan ini kita sering menjumpai ada orang yang

berhasil, dan ada pula yang gagal. Ada yang lancar dan lurus-lurus

saja dalam menjalankan roda kehidupan, ada pula yang terseok-seok.

Keberhasilan dan kegagalan merupakan kejadian biasa dan selalu

ada dalam masyarakat mana saja. Selama bertahun-tahun, orang

beranggapan bahwa keberhasilan seseorang ditentukan oleh

kecerdasan intelektual (intelligence Quotient). Kecerdasan ini

Page 31: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah secara logis

dan akademis. Para ahli meyakini IQ sebagai ukuran terbaik atas

kecerdasan dan potensial seseorang dalam meraih sukses. Menurut

teori ini, semakin tinggi IQ seseorang, semakin tinggi pula

kecerdasannya. Sebaliknya, orang yang gagal dalam hidupnya

dianggap memiliki IQ yang kurang baik (baca: rendah), sehingga tidak

mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.

Kemampuan untuk segera lepas dari kehancuran dengan

tidak meratapi peristiwa yang sudah terjadi serta keinginan kuat untuk

menjadi yang terbesar bukan kecerdasan intelektual (IQ), melainkan

kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ). Melalui

EQ yang dimiliki, bisa dengan cepat dan tepat menentukan pilihan

strategi pembangunan, yakni bertumpu pada pengembangan ilmu

pengetahuan untuk selanjutnya menghasilkan teknologi, dan

kemampuan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Bentuk lain dari kecerdasan emosi (EQ) yang dimiliki, juga

keinginan untuk maju dan sanggup bekerja keras merupakan salah

satu wujud EQ yang kuat. Saya sangat setuju dengan pendapat para

pakar di atas bahwa IQ bukan satu-satunya penentu keberhasilan

seseorang. Kita sering melihat tidak sedikit orang yang secara

akademik tergolong pandai dan cerdas dengan indeks prestasi

puncak sehingga diduga memiliki IQ tinggi, tetapi gagal dalam

menentukan pilihan dan jalan hidupnya. Apa penyebab utama

kegagalan tersebut? Tampaknya, kegagalan itu lebih karena faktor

kecerdasan emosional (EQ) yang lemah daripada faktor IQ. Misalnya,

Page 32: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

mereka sulit berinteraksi dengan orang lain, suka berbohong, jika

berkata menyakitkan, tidak jujur, tidak amanah, tidak punya

komitmen, tidak konsisten dalam bersikap, tidak menghormati orang

lain, sulit beradaptasi dengan lingkungan, dan sebagainya.

Karena itu, kita sering mendengar ungkapan “Orang ini

pintar, tapi sayang komunikasinya sulit, dan tidak jujur sehingga tidak

banyak orang yang memberi kepercayaan”. Kita bisa bayangkan apa

yang terjadi jika kita berada dalam lingkungan yang orang-orangnya

seperti itu: sulit berinteraksi, jika janji tidak ditepati, jika bicara

menyakitkan, suka bohong, jika diberi tugas tidak amanah, dan tidak

hormat kepada orang lain. Pandai bergaul, amanah, menghormati dan

menghargai orang lain, dan jujur merupakan nilai-nilai yang

terkandung dalam kecerdasan emosional (EQ). Coba perhatikan

banyak orang berhasil karena menyandang nilai-nilai emosional

seperti itu. Betapa enaknya jika kita bekerja dalam lingkungan yang

orang-orangnya pandai, luwes bergaul, jujur, komitmen tinggi dan

saling menghormati. Suasana kerja tentu akan hidup dan sangat

menyenangkan sehingga meningkatkan produktivitas. Di dalam

lingkungan yang sehat akan tercipta suasana batin yang baik.

Suasana batin yang sehat akan melahirkan produktivitas kerja yang

tinggi. Begitu urutan-urutan kausalitasnya.

Selain itu, menurut saya SQ juga sangat terkait dengan

kesadaran seseorang sebagai makhluk hamba Allah, berikut tugas

dan kewajiban yang harus diemban. Sebagai hamba Allah, manusia

merasa terikat dengan Allah untuk senantiasa menjalankan perintah

Page 33: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dan menjauhi larangan-Nya. Wujud kecerdasan spiritual adalah

dorongan untuk beramal sholeh, berpikiran positif terhadap Allah, dan

mencari hikmah di balik setiap keputusan Allah. Ketika ada

pertanyaan, mana yang paling mendasar di antara ketiga jenis

kecerdasan tersebut. Menurut saya SQ merupakan jenis kecerdasan

yang paling penting, karena merupakan landasan untuk membangun

kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). Dengan

demikian, SQ merupakan kecerdasan tertinggi kita. Sebab, hanya

manusia yang memiliki jenis kecerdasan ini. Demikian gambaran

tentang peran IQ, EQ, dan SQ dalam kehidupan manusia.

Pertanyaannya adalah jika ketiga kecerdasan itu sedemikian penting,

maka bagaimana cara meningkatkannya dan bagaimana pula

ketiganya bekerja? Apakah secara bersamaan atau yang satu

mendahului yang lain? Jika iya, mana yang lebih dulu?. Karena saya

bukan ahli dalam bidang ini, sebaiknya kita serahkan kepada para ahli

atau siapa pun yang punya concern di bidang ini (Ginanjar, 2001: 56-

66).

Adversity quotient bentuk kecerdasan yang ditujukan untuk

mengatasi kesulitan. AQ dapat dipandang sebagai ilmu yang

menganalisis kegigihan manusia dalam menghadapi setiap tantangan

sehari-harinya. Kebanyakan manusia tidak hanya belajar dari

tantangan tetapi mereka bahkan meresponnya untuk memeroleh

sesuatu yang lebih baik. AQ juga dapat digunakan untuk menilai

sejauh mana seseorang ketika menghadapi masalah rumit. Dengan

Page 34: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

kata lain AQ dapat digunakan sebagai indikator bagaimana seseorang

dapat keluar dari kondisi yang penuh tantangan.

Hakikat kecerdasan Adversity Quotient adalah agar dapat

bersaing dengan orang-orang, kita harus memiliki sebuah

keterampilan lain yang membuat kita berbeda dari orang lain dan

mungkin hal ini juga yang dapat menjadi ciri khas dari diri kita.

Kemahiran kita dalam kesiapan menghadapi tantangan atau adversity

quation adalah salah satu hal yang mendukung kita menjadi sukses.

AQ berakar pada bagaimana kita merasakan dan menghubungkan

suatu hal dengan tantangannya. Jika seseorang yang memiliki AQ

lebih tinggi maka dia cenderung tidak akan menyalahkan orang lain

karena dia merasa bahwa kegagalan yang dia lakukan adalah bagian

dari kesuksesan yang tertunda dan dia juga merasa bahwa dia siap

untuk menghadapi tantangan yang akan ditemukan serta siap untuk

menyelesaikan masalah yang akan dia hadapi (Stolz, 2009: 5-7).

Adversity Quotient mempunyai tiga bentuk (Stoltz, 2000:9)

yaitu (1) AQ sebagai suatu kerangka kerja konseptual yang baru

untuk memahami dan meningkatkan semua jenis kesuksesan, (2)

merupakan suatu ukuran untuk mengetahui respon terhadap

kesulitan, dan (3) merupakan serangkaian peralatan dasar yang

memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki respon terhadap kesulitan.

Page 35: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Neuro Linguistic Program

Otak merupakan pusat sistem saraf yang ada dalam tubuh manusia.

Otak juga mengatur dan mengkoordinir sebagian besar gerakan,

perilaku dan fungsi tubuh seperti detak jantung, tekanan darah,

keseimbangan cairan tubuh dan mengatur pikiran kita. setelah otak

bekerja, maka yang dipikirkan dilanjutkan kedalam sikap yang berarti

pernyataan terhadap objek, orang atau peristiwa. komponen sifat

adalah kesadaran, perasaan dan perilaku. Sikap yang ditimbulkan

mempengaruhi tingkah laku seseorang yang selanjutnya

menghasilkan sesuatu. Ketika kita berpikiran positif maka hasil yang

didapat juga hasil yang positif, namun jika kita berpikiran tentang hal

yang negatif maka kita juga akan mendapatkan hasil yang negatif.

oleh karena itu, berpikirlah positif agar mendapatkan hasil yang positif

juga yang dapat bermanfaat bagi orang banyak.

Peranan Adversity Quotient dalam kehidupan lebih dikenal

dengan bagaimana kesiapan kita dalam menghadapi tantangan

ternyata cukup berpengaruh dalam kehidupan. Ya bagaimana tidak,

jika seseorang yang memiliki IQ tinggi namun tidak dapat

mengimbangi dengan EQ atau kecerdasan lainnya, yang salah

Page 36: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

satunya adalah tentang kesiapan menghadapi tantangan, maka orang

tersebut belum tentulah akan menjadi sukses. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi AQ, yaitu:

1). Daya saing

Jason Sattefield dan Martin Seligman (dalam Stoltz, 2005. h. 93),

menemukan individu yang merespon kesulitan secara lebih optimis

dapat diramalkan akan bersifat lebih agresif dan mengambil lebih

banyak resiko, sedangkan reaksi yang lebih pesimis terhadap

kesulitan menimbulkan lebih banyak sikap pasif dan hati-hati. Oleh

karena itu, kesiapan dalam menghadapi tantangan sangatlah

dibutuhkan agar dapat mencapai kesuksesan.

2).Kreativitas

Joel Barker (dalam Stoltz, 2005. h. 94), kreativitas muncul dalam

keputusasaan, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi

kesulitan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti. Joel Barker

menemukan orang-orang yang tidak mampu menghadapi kesulitan

menjadi tidak mampu bertindak kreatif. Oleh karena itu, kreativitas

menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan yang oleh hal-hal

yang tidak pasti.

3).Motivasi

Dari penelitian Stoltz (2005) ditemukan orang-orang yang AQ-nya

tinggi dianggap sebagi orang-orang yang paling memiliki motivasi.

4).MengambilResiko

Satterfield dan Seligman (dalam Stoltz, 2005) menemukan bahwa

Page 37: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

individu yang merespon kesulitan secara lebih konstruktif, bersedia

mengambil banyak resiko. Resiko merupakan aspek esensial

pendakian.

5).Perbaikan

Perbaikan terus-menerus perlu dilakukan supaya individu bisa

bertahan hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu juga

karena individu yang memiliki AQ yang lebih tinggi menjadi lebih baik.

Sedangkan individu yang AQ-nya lebih rendah menjadi lebih buruk.

6).Ketekunan

Ketekunan merupakan inti untuk maju (pendakian) dan AQ individu.

Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus walaupun

dihadapkan padakemunduran-kemunduran atau kegagalan.

7).Belajar Carol Dweck (dalam Stoltz, 2005), membuktikan bahwa anak-anak

dengan respon-respon yang pesimistis terhadap kesulitan tidak akan

banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan anak-anak

yang memiliki pola-pola yang lebih optimis.

Dalam konsep Adversity quotient, hidup diumpamakan

sebagai suatu pendakian. Kesuksesan adalah sejauh mana

individu terus maju dan menanjak, terus berkembang sepanjang

hidupnya meskkipun berbagai kesulitan dan hambatan menjadi

penghalang (Stoltz, 1997). Peran Adversity quotient sangat

penting dalam mencapai tujuan hidup atau mempertahankan

visi seseorang, Adversity quotient digunakan untuk membantu

individu memperkuat kemampuan dan ketekunannya dalam

Page 38: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

menghadapi tantangan hidup sehari-hari, sambil berpegang

pada prinsip dan impian yang mejadi tujuan.

Tidak jarang dalam dunia kerja ada sekelompok karyawan yang

memiliki kecerdasan intelektual (IQ) tinggi kalah bersaing oleh para

karyawan lain yang ber-IQ relatif lebih rendah namun lebih berani

menghadapi masalah dan bertindak. Mengapa sampai seperti itu?.

Dalam bukunya berjudul Adversity Quotient: Turning Obstacles into

Opportunities, Paul Stoltz memerkenalkan bentuk kecerdasan yang

disebut adversity quotient (AQ). Menurutnya, AQ adalah bentuk

kecerdasan selain IQ, SQ, dan EQ yang ditujukan untuk mengatasi

kesulitan. AQ dapat digunakan untuk menilai sejauh mana seseorang

ketika menghadapi masalah rumit. Dengan kata lain AQ dapat

digunakan sebagai indikator bagaimana seseorang dapat keluar dari

kondisi yang penuh tantangan. Ada tiga kemungkinan yang terjadi

yakni ada karyawan yang menjadi kampiun, mundur di tengah jalan,

dan ada yang tidak mau menerima tantangan dalam menghadapi

masalah rumit (tantangan) tersebut. Katakanlah dengan AQ dapat

dianalisis seberapa jauh para karyawannya mampu mengubah

tantangan menjadi peluang.

Stolz mengumpamakan ada tiga golongan orang ketika

dihadapkan pada suatu tantangan pendakian gunung. Yang pertama

yang mudah menyerah (quiter) yakni dianalogikan sebaga karyawan

yang sekedarnya bekerja dan hidup. Mereka tidak tahan pada serba

yang berisi tantangan. Mudah putus asa dan menarik diri di tengah

jalan. Golongan karyawan yang kedua (camper) bersifat banyak

Page 39: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

perhitungan. Walaupun punya keberanian menghadapi tantangan

namun dengan selalu memertimbangkan resiko yang bakal dihadapi.

Golongan ini tidak ngotot untuk menyelesaikan pekerjaan karena

berpendapat sesuatu yang secara terukur akan mengalami resiko.

Sementara golongan ketiga (climber) adalah mereka yang ulet

dengan segala resiko yang bakal dihadapinya mampu menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik.

Adversity Quotient dapat dipandang sebagai ilmu yang

menganalisis kegigihan manusia dalam menghadapi setiap tantangan

sehari-harinya. Kebanyakan manusia tidak hanya belajar dari

tantangan tetapi mereka bahkan meresponnya untuk memeroleh

sesuatu yang lebih baik. Dalam dunia kerja, karyawan yang ber-AQ

semakin tinggi dicirikan oleh semakin meningkatnya kapasitas,

produktivitas, dan inovasinya dengan moral yang lebih tinggi. Sebagai

ilmu maka AQ dapat ditelaah dari tiga sisi yakni dari teori,

keterukuran, dan metode. Secara teori, AQ menjelaskan mengapa

beberapa orang lebih ulet ketimbang yang lain. Dengan kata lain apa,

mengapa dan bagaimana mereka berkembang dengan baik walaupun

dalam keadaan yang serba sulit. Dalam konteks pengukuran, AQ bisa

digunakan untuk menentukan atau menseleksi para pelamar dan juga

untuk mengembangkan daya kegigihan karyawan. Sebagai metode,

AQ dapat dikembangkan untuk meningkatkan kinerja, kesehatan,

inovasi, akuntabilitas, fokus, dan keefektifitasan karyawan.

Page 40: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

1.1.3. Memahami Resource Based View (RBV)

Teori RBV (Barney, 2001) memandang perusahaan sebagai

kumpulan sumber daya dan kemampuan. Asumsi RBV yaitu bahwa

perusahaan bersaing berdasarkan sumber daya dan kemampuan.

Perbedaan sumber daya dan kemampuan perusahaan dengan

perusahaan pesaing akan memberikan keuntungan kompetitif.

Sumber daya perusahaan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu,

berwujud, tidak berwujud dan sumber daya manusia. Kemampuan

menunjukkan apa yang dapat dilakukan perusahaan dengan sumber

dayanya. Tingkat kemampuan perusahaan yang lebih tinggi dikenal

dengan ‘dinamika kemampuan’ / capability dynamics. Dinamika

kemampuan merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan,

mempertahankan, atau mengubah kemampuan perusahaan lainnya.

Menurut RBV, strategi dilakukan dengan mengalokasikan sumber

daya kepada kebutuhan pasar pada saat kemampuan perusahaan

pesaing tidak mencukupi sehingga akan memberikan hasil yang

efektif bagi perusahaan. Sumber daya dan kemampuan perusahaan

merupakan hal yang penting dalam strategi tingkat bisnis. Dan

sumber daya bernilai yang dapat mempengaruhi berbagai usaha yang

dilakukan perusahaan merupakan hal yang penting dalam strategi

tingkat korporasi . Pada tingkat bisnis, para peneliti telah meneliti

hubungan antara sumber daya dan keberlangsungan keunggulan

kompetitif Fokus RBV yaitu apa yang dapat membuat sumber daya

menjadi superior dan mengapa para pesaing tidak bisa mendapatkan,

menciptakan atau meniru sumber daya yang lebih baik dengan

Page 41: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

mudah. Jawabannya adalah karakteristik sumber daya dan

kemampuan yang disebut sebagai ’aset strategis’. Aset strategis

seperti budaya perusahaan yang secara sosial kompleks, bersifat

diam dan menyebabkan kebiasan telah menjadi perhatian yang cukup

serius bagi perusahaan karena sangat begitu kompleknya.

Pada Tingkat korporasi juga memperhatikan bagaimana aset

strategis mempengaruhi kinerja perusahaan (Barney,1988).

Pengaruhnya tidak hanya berdasarkan pada karakteristik sumber

daya, tetapi juga pada mekanisme komunikasi dan koordinasi

perusahaan. Faktor-faktor ini memungkinkan perusahaan

mengembangkan aset strategis hingga pada kegiatan usahanya.

Kinerja suatu perusahaan bergantung pada konsistensi internal

diantara ketiga elemen ’ strategi segitiga korporasi’ tersebut – sumber

daya, usaha, dan mekanisme organisasi, dimana didalamnya

termasuk struktur, sistem dan proses organisasi. Hal penting lainnya

dalam strategi korporasi adalah bagaimana sumber daya membawa

pertumbuhan perusahaan. Aset strategis, misalnya, dapat

mengurangi masuknya perusahaan ke dalam pasar baru. Aset

strategis dapat memberikan jalan pada strategi akuisisi sama seperti

petunjuk pengambilan keputusan investasi.

Keberhasilan pertumbuhan dan keberlangsungan

perusahaan, akan bergantung pada pengembangan sumber daya

baru sama seperti mengeksploitasi sumber daya yang lama. Ini juga

terjadi pada perubahan kondisi eksternal. Dengan demikian, RBV juga

memperhatikan pembelajaran organisasi, akumulasi pengetahuan,

Page 42: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

kemampuan pengembangan, dan proses perubahan asosiasi,

Dinamika RBV memberikan perhatian pada hubungan hal-hal

tersebut. Untuk memperkirakan nilai sumber daya perusahaan

dibutuhkan pengetahuan yang mendalam mengenai area persaingan

dan kemampuan para pesaing. Hal ini berarti dibutuhkan

pengetahuan mengenai para pelanggan dan permintaannya. Dan juga

membutuhkan pengetahuan mengenai kemampuan perusahaan itu

sendiri, tetapi yang paling penting diperlukan adanya kebijaksanaan

untuk mengetahui batasan kemampuan tersebut. Kebijaksanaan ini

dan keinginan untuk mengikuti pelaksanaan strategi dibandingkan

dengan rangkaian munculnya peluang mungkin hanya dapat

ditemukan pada tingkat manajemen puncak dalam perusahaan.

Artinya, manajemen puncak memainkan peran yang penting dalam

menentukan strategi pada perusahaan yang melakukan pemusatan.

Strategi ini akan memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan

perusahaan dan, yang lebih penting, apa yang seharusnya tidak

dilakukan, RBV memberi perhatian terhadap dinamika organisasi dan

penyesuaian terhadap perubahan lingkungan. RBV menganggap

variasi, pemilihan, retensi dan kompetisi sebagai proses yang penting,

serta pentingnya rutinitas dan peranan aspirasi dalam mencapai

perubahan.

Kinerja (performance) adalah prestasi kerja yang

dibuktikan dengan wujud hasil yang diperolehnya sehingga

merupakan sebuah keberhasilan. Juga kinerja mengandung arti

keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan

Page 43: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

atau pekerjaan yang merupakan gabungan dari karakteristik

pribadi dan pengorganisasian seseorang. Kinerja mengandung

dua komponen yaitu pertama, kompetensi, yang berarti individu

atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan

tingkat kinerjanya, sedangkan komponen yang kedua, yaitu

produktivitas, bahwa kompetensi dapat diterjemahkan kedalam

tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai

hasil kinerja (outcome). Jadi pada dasarnya kinerja menekankan

apa yang dihasilkan dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan atau apa

yang keluar (outcome). Bila disimak lebih lanjut apa yang terjadi

dalam sebuah pekerjaan atan jabatan adalah suatu proses yang

mengolah in-put menjadi out-put (hasil kerja). Penggunaan

indikator kunci untuk mengukur hasil kinerja individu, bersumber

dari fungsi-fungsi yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan

dengan landasan standar yang jelas dan tertulis. Mengingat

kinerja mengandung komponen kompetensi dan produktifitas

hasil, maka hasil kinerja sangat tergantung pada tingkat

kemampuan individu dalam pencapaiannya. factor yang

berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain yaitu

pertama faktor individu, meliputi kemampuan, ketrampilan, latar

belakang keluarga, pengalaman tingkat social dan demografi

seseorang; kedua factor psikologis, meliputi persepsi, peran,

sikap kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja; ketiga faktor

Page 44: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

organisasi, meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan,

kepemimpinan dan system penghargaan. Meningkatkan prestasi

kerja baik secara individu maupun kelompok setinggi-tingginya,

peningkatan prestasi kerja seseorang pada gilirannya akan

mendorong kinerja individu sehingga merangsang minat dalam

pengembangan pribadi dengan meningkatkan hasil kerja melalui

prestasi pribadi.

Wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang

menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan

ketidakpastian dalam mencapai keuntungan dan pertumbuhan

dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan

menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan

sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan. Pada

abad pertengahan istilah pengusaha sudah digunakan untuk

menggambarkan pelaku maupun orang yang mengelola proyek-

proyek produksi. Munculnya kembali kaitan antara risiko dengan

kewirausahaan berkembang dimana pengusaha adalah orang

yang menjalankan kerjasama dengan pemerintah untuk

menyediakan jasa atau produk yang ditentukan. Pengusaha

mengorganisasi dan mengoperasikan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan. Jadi fungsi seorang pengusaha

adalah mereformasi atau merevolusi pola produksi dengan

mengeksploitasi sebuah penemuan metode teknologi produksi

Page 45: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

komoditas baru serta seorang wirausaha adalah sebuah proses

dinamis dalam menciptakan kekayaan. Kekayaan yang

dihasilkan oleh individu yang menanggung resiko utama dalam

hal modal dan waktu. Sebuah pemikiran tentang perjuangan

eksistensi usaha, apapun yang Anda perbuat dan kerjakan,

lakukanlah itu seperti kepada Tuhan. Situasi krisis tidak

pandang bulu, kita semua bisa terkena imbasnya. Kita harus

berusaha dan berjuang sungguh-sungguh agar dapat

menghadapi krisis dengan bijak. Beruntung perekonomian

Indonesia banyak ditopang oleh usaha-usaha kecil, sehingga

pertumbuhan ekonomi masih dapat dijaga. Usaha-usaha mikro

nampaknya bisa menjadi basis ketahanan ekonomi yang

signifikan. Rata-rata mereka adalah pelaku usaha yang tabah

dan tekun. Berjuang karena mempertahankan hidup dan

eksistensi usaha mereka.

Istilah “entrepreneur” atau “wiraswasta”. Artinya sikap

sebagai pemilik usaha yang punya rasa tanggung jawab besar

karena mengelola usaha miliknya sendiri. Seorang wiraswasta

akan berjuang sungguh-sungguh sepenuh hati untuk

mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Sedangkan

”intrapreneurship” punya arti yang sama, tapi fungsi berbeda.

Intrapreneurship adalah bersikap wiraswasta, tapi dalam

kapasitas sebagai karyawan. Memiliki tanggung jawab dan

Page 46: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

respons sebagai pemilik usaha walaupun dia karyawan.

Ternyata, karakter inilah yang membuat perusahaan sanggup

menghadapi persaingan dan mengatasi krisis. Sebaliknya ada

karyawan yang “merasa memiliki” perusahaan sehingga bekerja

sesuka hati dan mengambil keuntungan hanya bagi dirinya

sendiri.

Sikap seperti ini justru bukan intrapreneurship, tetapi

mentalitas benalu. Banyak perusahaan besar yang mengalami

kejatuhan karena karyawan bahkan pemimpinnya memiliki

mentalitas benalu. Motif utama intrapreneur, menginginkan

kebebasan dan diperbolehkannya mempergunakan

sumberdaya perusahaan. Berorientasi kepada tujuan dan

dorongan diri sendiri, tetapi juga tanggap terhadap imbalan dan

penghargaan perusahaan. Tindakan intrapreneur, bersedia

melakukan pekerjaan kasar, mereka tahu bagaimana

mendelegasikan tetapi jika perlu mengerjakan sendiri apa yang

perlu dikerjakan. Ketrampilan intrapreneur, menguasai seluk

beluk bisnis, pekerjaan menuntut kemampuan yang lebih besar

untuk dapat sukses dalam perusahaan. Keberanian

intrapreneur, percaya diri dan berani, banyak intrapreneur sinis

terhadap system tetapi optimis mampu mengatasinya. Perhatian

intrapreneur, kedalam maupun keluar perusahaan, meyakinkan

karyawan dalam perusahaan tentang perlunya usaha spekulatif

Page 47: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dan pasar, tetapi juga memusatkan perhatiannya kepada

pelanggan. Resiko intrapreneur, tidak keberatan terhadap resiko

yang terbatas, biasanya tidak takut dipecat, jadi menganggap

kecil resiko pribadi. Karakter Intrapreneur antara lain:

1.Proaktif

Saat ini semakin banyak pengangguran, tapi dunia usaha tetap

mengeluh sulit mencari karyawan. Sikap proaktif adalah antusias,

inisiatif, dan kreatif. Banyak orang hanya menunggu diperintah.

Melakukan apa yang ingin dilakukan, bukan apa yang seharusnya

dilakukan. Kondisi ini menjadi penghalang utama dalam kompetisi

usaha. Jika perusahaan lemah, karyawan juga sulit dipertahankan.

2.Loyalitas

Sikap intrapreneurship bagi karyawan ialah loyalitas. Loyalitas adalah

suatu komitmen jangka panjang untuk dukungan, pengorbanan, dan

pembelaan kepada perusahaan. Loyalitas tidak dinilai pada masa

senang, tetapi justru bagaimana respons kita pada masa-masa sulit.

3.Ketekunan

Ketekunan membawa hikmah, karena dalam ketekunan ada

pengharapan. Orang yang tekun selalu dapat melihat keuntungan dari

hasil kerjanya.

1.1.4. Perkembangan Genetika ( Pewaris Keturunan )

Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih

informasi hayati dari generasi ke generasi. Oleh karena cara

Page 48: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya

perbedaan dan persamaan sifat diantara individu organisme, maka

dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa genetika adalah ilmu

tentang pewarisan sifat. Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat

keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi

yang mungkin timbul didalamnya. Genetika disebut juga ilmu

keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya suku

bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara “Etimologi” kata genetika

berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula

kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu tentang asal mula kejadian

meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya dengan

hal itu juga.

Genitika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-

sifat keturunan kita sendiri serta setiap makhuk hidup yang berada

dilingkungan kita. kita sebagai manusia tidak hidup autonom dan

terinsolir dari makhuk lain sekitar kita tapi kita menjalin ekosistem

dengan mereka. karena itu selain kita harus mengetahui sifat-sifat

menurun dalam tubuh kita, juga pada tumbuhan dan hewan. Prinsip-

prinsip genetika itu dapat disebut sama saja bagi seluruh makluk.

Karena manusia sulit dipakai sebagai objek atau bahan percobaan

genetis, kita mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang

terkandung dalam tubuh-tumbuhan dan hewan sekitar. Genetika bisa

sebagai ilmu pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu pengetahuan

terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu

pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu

Page 49: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pengetahuan dasar dalam bidang biologi sendiri seperti bioselluler,

histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi dan

evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak

bidang kegiatan ilmiah dan pelayanan kebutuhan masyarakat.

Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan

dimulai menjelang akhir abad ke 19 ketika seorang biarawan austria

bernama Gregor Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang

cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan

persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum).

Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan

percobaan- percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan

para pendahulunya yang melihat setiap individu dengan keseluruhan

sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati pola pewarisan sifat demi

sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti. Deduksinya

mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan utama

bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu

pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai bapak genetika.

Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut

dipublikasikan pada tahun 1866 di Proceedings of the Brunn Society

for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun tidak pernah

ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga

orang ahli botani secara terpisah, yaitu Hugo de Vries di belanda, Carl

Correns di jerman dan Eric von Tschermak-Seysenegg di Austria,

melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian

mereka masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang

Page 50: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar

prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang

genetika. Hal ini menandai berlangsungnya suatu era yang

dinamakan genetika klasik.

Selanjutnya, pada awal abad ke-20 ketika biokimia mulai

berkembang sebagai cabang ilmu pengetahuan baru, para ahli

genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang hakekat

materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada tahun

1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa

kimia materi genetika adalah asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan

ditemukannya model struktur molekul DNA pada tahun1953 oleh

J.D.Watson dan F.H.C. Crick dimulailah era genetika yang baru, yaitu

genetika molekuler.

Perkembangan penelitian genetika molekuler terjadi

demikian pesatnya. Jika ilmu pengetahuan pada umumnya

mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling time) dalam satu

dasa warsa, maka hal itu pada genetika molekuler hanyalah dua

tahun. Bahkan, perkembangan yang lebih revolusioner dapat

disaksikan semenjak tahun 1970-an, yaitu pada saat dikenalnya

teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA rekombinan

atau dengan istilah yang lebih populer disebut rekayasa genetika.

Saat ini sudah menjadi berita biasa apabila organisme-

organisme seperti domba, babi dan kera, didapatkan melalui teknik

rekayasa genetika yang disebut kloning . sementara itu, pada

manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal

Page 51: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

sebagai proyek genom manusia (human genom project), yang

diluncurkan pada tahun 1990 dan diharapkan selesai pada tahun

2005. ternyata pelaksaan proyek ini berjalan justru lebih cepat dua

tahun dari pada jadwal yang telah ditentukan. Sebagai ilmu

pengetahuan dasar, genetika dengan konsep-konsep di dalamnya

dapat berinteraksi dengan berbagai bidang lain untuk memberikan

kontribusi terapannya.

1.1.5. Nabi Muhammad SAW Membangun Jiwa Wirausaha Sejak Dini

Jiwa kewirausahaan dalam diri seseorang tidak terjadi begitu

saja, tetapi hasil dari proses panjang dan dimulai sejak usia masih

muda. Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi sukses atau

kegagalan seseorang. Pengalaman masa kecil juga bisa

menimbulkan dorongan dan daya kritis, kemauan mencoba,disiplin

dan sebagainya yang akan membantu seseorang untuk

mengembangkan rasa percaya diri serta keinginan berprestasi. Nabi

Muhammad SAW saat umur 12 tahun sudah mulai merintis karier

dagangnya, bahkan sejak kecil putra dari pasangan Abdullah dan

Aminah itu telah menunjukkan kesungguhannya dalam bidang bisnis

atau kewirausahaan. Pekerjaan sebagai pedagang terus dilakukannya

hingga menjelang beliau menerima wahyu.

Page 52: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Perbandingan masa hidup Rasulullah Antara Bisnis dan Kenabian

Periode Kehidupan

Nabi Muhammad SAW

Usia Nabi Muhammad SAW

Masa Kanak-Kanak

01 - 12

25 tahun

Menekuni Dunia Bisnis

12 - 37

Masa Kontemplasi

37 - 40

23 tahun

Mengemban Misi Kenabian

40 - 63

Sumber:Muhammad Syafii Antonio (2011,hal 12)

Menjelang usia dewasa,beliau memutuskan untuk memilih sector

perdagangan sebagai kariernya. Beliau menyadarai bahwa pamannya

bukanlah orang yang kaya. Pengalaman berdagang dimasa kecil

tenah menempa diri Nabi Muhammad SAW sehingga dikemudian hari

beliau menjadi seorang wirausahawan yang andal dan sukses.

Tampak jelas bahwa Nabi Muhammad SAW ingin sekali hidup

mandiri, terlihat dari nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan dan semangat

pantang menyerah sudah tampak pada pribadi insan pilihan Allah ini.

Nabi Muhammad telah membina dirinya menjadi seorang pedagang

professional, yang memiliki reputasi dan integritas luar biasa. Beliau

berhasil mengukir namanya dikalangan masyarakat bisnis pada

khususnya.

Page 53: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Perkembangan Karier Bisnis Nabi Muhammad SAW.

USIA

AKTIFITAS UTAMA KARIER BISNIS DAN DAKWAH

NABI MUHAMMAD SAW

12

Internship / magang usaha dan dagang

17

Usaha mandiri sebagai manager/agen perdagangan regional

25

Menjadi Business Owner dan aliansi dengan investor

37

Peduli dengan masalah akhlaq, social dan ekonomi masyarakat

40

Berdakwah meluruskan tatacara dan moralitas bisnis ummat

53

Membangun pasar di samping Masjid

63

Memastikan umat Islam tidak merugi di akhirat nanti karena pola bisnis yang riba, haram dan tidak bermoral

Sumber:Muhammad Syafii Antonio (2011,20)

Dalam hal kepemimpinan Nabi Muhammad SAW melaksanakan

fungsi manajemen untuk pandangan ekonomi modern saat ini yaitu

pada usia 53 tahun beliau membangun pasar, pasar tersebut

langsung diawasi oleh Rasulullah, beliau juga menertibkan segala

sesuatunya, mengurus, serta member bimbingan dan pengarahan

kepada masyarakat setempat, tujuannya agar tidak ada lagi segala

bentuk transaksi yang menyimpang dari ajaran Islam.

Di dalam keluarga besar Nabi Muhammad SAW., hamper

seluruh kerabatnya adalah pedagang. Darah dagang yang mengalir

dalam diri Nabi Muhammad SAW., rupanya memang keturunan dari

dari kakek besar Hasyim bin Abdu Manaf, turun ke Abdul Muttalib

sang kakek, mengalir ke Abdullah sang Ayah juga ke paman-

pamannya, seperti Sayyidina Abbas dan Abu Talib. Demikian juga

Page 54: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

kerabat setingkat paman yaitu Abu Sufyan. Tidak ketinggalan pula

sepupu dan sahabat-sahabat karib beliau, seperti Ali bin Abi Talib,

Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdurrahman bin Auf, Suhaib Ar-Rumi.

Semuanya adalah pedagang yang sangat sukses dan mandiri, dan

banyak menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakatnya.

Nama, hubungan kekerabatan, dan peran bisnis yang

dilakukan keluarga besar Nabi Muhammad SAW., dapat digambarkan

dalam diagram berikut ini.

Keluarga Nabi Muhammad SAW. Adalah Keluarga Pedagang

Hubungan

Kekerabatan

N a m a

Peran Bisnis

Kakek Besar

Hasyim bin Abdul Manaf

Saudagar besar, penentu jalur perdagangan Syiria-Mekkah-Yaman; pemangku kebijakan pergadangan Quraisy.

Kakek

Abdul Muttalib

Pedagang besar Mekkah, peternak unta dan kambing

Ayah

Abdullah bin Abdul Muttalib

Pedagang regional, meninggal di Madinah saat kembali dari perjalanan bisnis dari Syria menuju Mekkah.

Paman

Abbas bin Abdul Muttalib

Kreditur besar Quraisy, bahkan ayat dan hadist riba diantaranya turun untuk mengingatkan praktek bisnis lamanya.

Paman

Abu Talib bin Abdul Muttalib

Pedagang regional, pernah mengajak Muhammad remaja melakukan perjalanan bisnis hingga ke Busra dekat Damaskus

Page 55: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Kerabat setingkat paman

Abu Sufyan Pedagang besar Quraisy, salah satu seorang terkaya di Mekkah

Isteri

Khadijah binti Khuwailid

Investor terkemuka Quraisy, banyak menjalin hubungan bisnis dengan para agen untuk menjalankan bisnis regional; salah seorang agen dagang tersebut adalah Nabi Muhammad SAW.,

Sepupu

Ali bin Abu Talib

Pedagang Mekkah

Karib kerabat dan teman

Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdurrahman bin Auf, Talhah, Zubair, Suhaib Ar-Rumi

Semuanya adalah pebisnis yang sangat sukses dan mandiri, banyak menciptakan lapangan kerja untuk masyarakatnya.

Sumber:Muhammad Syafii Antonio (2011,7)

1.1.6. Sejarah Perjalanan Bisnis Soetrisno Bachir

Pria kelahiran Pekalongan 10 April 1957, ini berasal dari

keluarga Muhammadiyah yang cukup dekat dengan kalangan

nahdliyin. Dari ayahnya, dia mewarisi nilai keagamaan dan naluri

kewirausahaan. Ayahnya seorang pedagang yang taat beragama, Ia

banyak menghabiskan waktunya di sekitar Pekalongan. Ia

menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) 1969, SLTP 1972 dan

SLTA 1975 semuanya di Pekalongan. Sempat kuliah di Fakultas

Ekonomi Universitas Trisakti, namun tak sampai selesai. Dia kembali

ke Pekalongan untuk menyelesaikan pendidikan S-1 di Fakultas

Ekonomi Universitas Pekalongan (Unika), Jawa Tengah. Ia adalah

suami bagi Anita Rosana Dewi, dinikahi tahun 1989, dan ayah bagi

empat orang anak maisng-masing Meisa Prasati, Layaliya Nadia Putri,

Maisara Putri, dan Muhammad Izzam. Tiga diantara mereka study di

Singapura. Biodata selengkapnya yaitu;

Page 56: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

BIODATA SOETRISNO BACHIR

Nama: Soetrisno Bachir

Lahir: Pekalongan, Jawa Tengah, 10 April 1957

Agama: Islam

Istri: Anita Rosana Dewi (Menikah 1989)

Anak:

1. Meisa Prasati

2. Layaliya Nadia Putri

3. Maisara Putri

4. Muhammad Izzam

Orangtua:

Ayah Bachir Achmad (alm) dan Ibu Latifah Djahrie

Pendidikan:

-Sekolah Dasar (SD), di Pekalongan (1969)

-Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), di Pekalongan (1972)

-Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), di Pekalongan (1975

-Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (tidak selesai)

-Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan ((Unika)

Pengalaman Kerja: -Usaha Batik (1976-1980)

-Vice President Direktor Ika Muda Group (sejak 1981)

-Presiden Direktur Grup Sabira (Merupakan induk bagi 10 perusahaan

bergerak di bidang keuangan, investasi, perdagangan, konstruksi,

properti, ekspor impor, pelabuhan, dan agrobisnis)

Perusahaan Grup Ika Muda: 1. PT Ika Bina Muda (real estat & developer)

2. PT Ika Graha Muda (real estat & developer)

3. PT Ika Sarana Muda (real estat & developer)

4. PT Ika Muda Corpora (ekspor-impor)

5. PT Ika Citra Fishtama (coldstorage & processing)

6. PT Ika Muda Rotanindo (industri rotan)

7. PT Sawo Jajar (tambak udang)

8. PT Ika Muda Hatchery (hatchery)

Page 57: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

9. PT Ika Muda Wisata (biro perjalanan)

10. PT Ika Perfecta Rimba (industri Chopstick)

11. PT Buah Harum (perkebunan)

12. PT Ika Chirza Putra (tambak udang)

13. PT Ika Muda Apraisindo (appraisal)

14. PT Top Mode Indonesia (media massa)

Organisasi: = Partai Amanat Nasional (pernah menjabat ketua)

= Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI)

Menurut penuturan Ali Akbar dalam bukunya tentang Soetrisno

Bachir, SB merupakan sosok yang sangat dekat dengan anak-

anaknya, hal ini digambarkannya ketika Ali Akbar sedang melakukan

pengambilan gambar SB dan keluarga untuk bukunya, SB seperti tidak

ada jarak, kecuali soal usia semata, dengan Izzan putranya ketika

berdialog, mereka bisa berdialog tentang apa saja, dan sang ayah

berusaha menyelaraskan obrolannya dengan nalar sang putra.

Ada yang menarik untuk diulas, yaitu ketika SB diisukan memiliki

hubungan ’khusus’ dengan selebriti bernama Nia Paramitha yang

menyebabkan perceraian antara Nia Paramitha dengan suaminya

Gusti Randa. Nama SB dikaitkan dengan Nia karena kedekatan Nia

dengan PAN dan SB selama proses kampanye pilkada di Kalimantan

Timur.

Nah, bagaimana ceritanya Sutrisno sampai ikut-ikutan disodok

isu panas tersebut? Majalah Gatra membuat ulasannya , politikus yang

pengusaha besar ini memang biasa bergaul dengan siapa saja:

pengusaha, politisi, sampai artis selebriti. Ia juga biasa mengajak para

pesohor tadi setiap berkunjung ke daerah-daerah dalam kegiatan

partai, termasuk kampanye pilkada dan acara-acara sosial.

Memang kebiasaan mengusung artis ini lazim dilakukan politisi

lain, juga para pejabat pemerintahan. Biasalah, buat memeriahkan

Page 58: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

suasana dan menarik massa. Salah satu artis yang belakangan kerap

manggung dalam banyak acara PAN, ya, Nia Paramitha.

Perempuan mungil ini masuk dalam jajaran artis PAN bersama

nama lainnya, seperti Raslina Rasyidin dan Sylvana Herman. Mitha

pun dikenal cukup dekat dengan orang-orang PAN. Ini diakui Dede

Yusuf, artis yang anggota PAN. Namun, dikatakan Dede, kedekatan

Mitha dengan orang-orang PAN sebatas itu saja. ''Ketua kami memang

dekat dengan artis,'' kata Dede kepada pers.

Sikap Sutrisno yang ramah dan gaul memang gampang

mendekatkannya dengan artis. Tak jarang ayah empat anak itu disebut

makan malam berdua dengan artis tertentu, termasuk Mitha. Toh, kata

Raslina Rasyidin, itu hal biasa saja dan tak ada apa-apanya. ''Saya

juga sering makan malam berdua dengannya (Sutrisno),'' ujarnya.

Ada dua hal yang dilakukan oleh Soetrisno Bachir untuk

menghilangkan isu ini, yang pertama adalah dengan membicarakan

masalah ini dengan istrinya. Dan kedua, di tataran partai, bersama

dengan Amin Rais dan AM Fatwa, Soetrisno Bachir mengklarifikasikan

langsung dengan Nia Paramitha.

Dalam pertemuan yang juga dihadiri sejumlah pengurus teras

PAN itu, Mitha membantah keras pernah berhubungan intim dengan

bos Grup Ika Muda itu. ''Tidak benar,'' tutur Mitha, seperti dituturkan

Hakam kepada Gatra. Sutrisno pun waktu itu melontarkan bantahan

untuk kedua kalinya. Bantahan pertama disampaikan Sutrisno sewaktu

dikonfirmasi Amien sebelumnya.

Sutrisno Bahir dan PAN (Bertekad Jadikan PAN Terdepan)

Pendiri Grup Sabira ini terpilih menjadi Ketua Umum DPP Partai

Amanat Nasional (PAN) periode 2005-2010 menggantikan Amien Rais.

Dia terpilih melalaui voting yang alot dalam Kongres PAN ke-2 di

Page 59: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Semarang, 10 April 2005, bertepatan hari ulang tahun kelahirannya

yang ke-48. Pria berjiwa ‘keumatan-kebangsaan’ ini bertekad

menjadikan PAN terdepan, ikhlas dan amanah. Pengusaha ini

terbilang masih hijau dalam dunia politik. Dia mengaku bukan ‘orang

politik’ melainkan seorang profesional. Namun bila profesionalitas

memang diperlukan untuk mengembangkan PAN menjadi partai

berpengaruh, ia menyatakan siap menjalankan amanah itu dengan

seluruh kemampuan dan keterbatasannya.

Sutrisno yang akrab disebut sebagai “SB” ini menjanjikan akan

berusaha meraih 100 kursi DPR untuk Pemilu 2009, dan memenangi

10 persen pemilihan kepala daerah. “Pilihlah saya bukan karena dekat

dengan Amien Rais, tapi karena saya ingin meneruskan perjuangannya,”

ujar Bachir, lalu disambut tepuk tangan ramai para pendukung.

Soetrisno Bachir dikenal sebagai pengusaha.Sepanjang tahun

1976 hingga 1980 ia aktif menggeluti usaha batik. Lalu, ia bersama

kakaknya Kamaluddin Bachir sejak 1981 mulai mengibarkan bendera

bisnis Grup Ika Muda, kini menaungi tak kurang 14 badan usaha

perseroan terbatas. Grup itu bergerak di bidang budidaya udang,

properti (realestat), ekspor-impor, rotan, peternakan dan mediamasa.

Sutrisno kemudian mengembangkan bisnis sendiri melalui Grup

Sabira, induk bagi 10 perusahaan yang bergerak di bidang keuangan

atau investasi, perdagangan, konstruksi, properti, ekspor impor,

pelabuhan, dan agrobisnis.

Soetrisno memang lahir dan besar di tengah-tengah keluarga

pedagang di Pekalongan, Jawa Tengah. Ia adalah pedagang sekaligus

Page 60: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

aktivis organisasi. Anggota Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah ini

adalah aktivis organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan

Mahasiswa Islam (HMI). Ia juga aktivis di sejumlah organisasi profesi

bisnis, misalnya sebagai tokoh dan pengurus Himpunan Pengusaha

Muda Indonesia (Hipmi), Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI),

Kadin, hingga Real Estate Indonesia (REI).

Simbiose citra sebagai pedagang dan aktivis selalu melekat

dalam diri Sutrisno Bachir. Ia banyak menyumbangkan materi hasil

berdagang ke berbagai organisasi sosial keagamaan. Ketika Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) lahir ia memberikan banyak

dukungan. Demikian pula di lingkungan HMI, Muhammadiyah, serta PII

dalam 25 tahun terakhir sangat mengenal Sutrisno sebagai

penyumbang yang dermawan.

Setiap organisasi sosial keagamaan, kalau memerlukan

dukungan finansial, dan lalu menemui ayah empat orang anak ini,

sepanjang rencana kegiatannya bermanfaat jelas maka dijamin pasti

tidak akan pulang dengan tangan hampa. Keringanan tangan

menyumbang itulah yang ‘memperkenalkan’ Sutrisno Bachir dengan

sosok Amien Rais. Apalagi, ia mendapat amanah dari ibunya Latifah

Djahrie yang berpesan untuk bantu Pak Amien. “Ibu saya berpesan

agar saya selalu membantu Pak Amien,” ujar Sutrisno.

Sejak tahun 1998 kendati bisnisnya sedang dihantam badai

krisis ia tetap komit menuruti perintah ibunya. Ia sangat percaya, bila

kita sering membantu yang lain Allah akan membalas berlipat-lipat.

“Saya sering membuktikan hal itu,” kata Sutrisno Bachir yang sangat

Page 61: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

hormat kepada ibunya. Ia yakin kesuksesannya sebagai pengusaha

tidak lepas dari restu ibu. Ia ingat persis hadits Nabi, bahwa ridho Allah

adalah ridho orangtua. Ia juga mengamini hadits lain, yang telah

menjadi semacam ungkapan klasik keagamaan, bahwa ‘surga berada

di bawah telapak kaki ibu’. Sabda Rasul Muhammad SAW di atas

bukanlah sekadar rangkaian kata-kata namun nyata terbukti dalam

kehidupan Sutrisno sehari-hari.

‘Romantisme’ politik antara Amien Rais dan Sutrisno Bachir

sudah berlangsung lama. Amien Rais menyebutkan Sutrisno selalu

berada di sampingnya untuk memberikan dukungan. Sejak PAN lahir

1998 termasuk selama kampanye Pemilu 1999, walau bukan sebagai

pengurus Sutrisno aktif memberikan bantuan financial. Panggilan hati

Sutrisno terjun ke politik praktis dengan sasaran sebagai ketua umum

PAN, selain karena ingat pesan Ibu juga karena nalurinya sebagai

pengusaha tak ingin hanya bergerak pada tataran wacana semata. Dia

yakin partai modern tidak bisa ditegakkan hanya dengan wacana.

Sukses partai pada masa depan tidak cukup ditopang popularitas

pemimpinnya, maupun banyaknya pernyataan yang dikutip media.

Partai modern memerlukan kerja nyata yang sistematis, yang mampu

memahami secara detail kebutuhan masyarakat. Karena itu PAN harus

mampu menempatkan kader-kader terbaiknya dalam jumlah memadai,

baik dalam legislatif maupun eksekutif. Dan, hal itu tidak bisa dibangun

hanya dengan popularitas tapi harus dengan kerja keras. Ia memasuki

gelanggang politik bukan sebagai orang politik atau politisi, namun

murni profesional yang kemudian berpolitik. Ia melihat profesionalitas

Page 62: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

memang diperlukan untuk mengembangkan PAN menjadi partai

berpengaruh, dan ia sudah siap untuk menjalankan amanah itu

dengan seluruh kemampuan dan keterbatasannya. Sutrisno lalu

menerjemahkan keinginannya membesarkan dan memodernkan PAN

pada empat pokok garis perjuangan. Yakni, partai dan pemenangan

pemilu, pengaderan yang andal, partai yang dicintai rakyat, serta

membangun organisasi PAN yang modern. Garis perjuangan itu dia

operasionalkan lagi ke dalam sejumlah program. Program-program

itu, penataan sistem kerja partai, pengembangan sistem informasi

kepartaian, pelatihan-pelatihan kader dan pengurus, pengembangan

kapasitas DPP, DPC, DPD sebagai ujung tombak partai, serta

membangun dan mengukuhkan citra sebagai (satu-satunya) partai

modern di Indonesia.

Kuatnya visi Sutrisno Bachir membangun PAN menjadi partai

modern membuatnya tetap menolak anggapan seolah-olah kader

partai haruslah dari kalangan pebisnis. Ia hanya berprinsip, bila partai

ingin bisa membiayai sendiri maka PAN harus mau membesarkan

pengusaha. Bila ada sepuluh persen saja dari pengurus partai

pengusaha, maka jumlah itu sudah cukup untuk membiayai suatu

partai. Dengan konsep yang dimiliki, Sutrisno Bachir sudah siap

melaksanakan target untuk meraih 100 kursi DPR pada Pemilu 2009,

dan memenangkan 10 persen Pilkada.

Mengukur sukses, apakah ukuran kemajuan sebuah

lembaga, perusahaan, atau negara semata tercermin dari kesehatan

necara, laba rugi, dan cash flow-nya saja? Bila memang demikian,

Page 63: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

tidak heran para pejabat atau pimpinan perusahaan sering kurang

peduli dengan realitas di lapangan, karena catatan finansial positif.

Ada perusahaan yang dinilai sukses karena budayanya, sikap

manusianya, servisnya, padahal perusahaan belum tentu untung.

Hanya saja, pemimpinnya sangat optimis bahwa keuntungan akan ia

raih di masa depan. Negara yang belum terlalu sukses seperti

Vietnam, saat ini memfokuskan perbaikan pendidikan dan infrastruktur,

sementara hitungan kemajuan ekonominya di mata dunia masih belum

diperhitungkan.

Kita tentu tidak boleh terjebak dalam ukuran populer yang

lebih digunakan di masa lampau, saat “knowledge economy” belum

berkembang. Kita perlu secara strategis menghitung tabungan

knowledge yang kita punyai sebagai modal untuk maju di seputar 300

juta rakyat Indonesia. Kita tidak boleh lupa bahwa Human

Development Index (HDI) Indonesia masih berada di peringkat 124 dari

187 negara, yang berarti kualitas hidup dan kesejahteraan masih jauh

dari memuaskan.

Pada tingkat perusahaan, apakah kita masih menghargai

buruh sebatas pada tenaga fisiknya saja? Seberapa jauh kita telah

menghubungkan kekuatan lain selain uang yang bisa menciptakan nilai

tambah pada sasaran kita? Meski menghitung aset intangible tidak

semudah menghitung laporan rugi-laba, namun tidak berarti kita tidak

usah memperhitungkannya. Aset seperti reputasi maupun “knowhow”

yang ada dalam diri individu memang tidak bisa kita akui sebagai harta

lembaga maupun perusahaan. Aset ini bagaikan angin, bisa hilang,

Page 64: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

musnah, bahkan bisa menipu seolah-olah ada tapi tidak ada. Individu

yang telah kita biayai dan didik hingga pandai tetap punya pilihan

bebas ke mana ia akan meletakkan komitmen dan kompetensinya,

bahkan meski telah menandatangani kontrak sekalipun. Meski begitu,

tetap saja kita tidak punya alasan untuk tidak berinvestasi pada

pengembangan aset intangible ini karena ia sangat erat kaitannya

dengan aset yang teraga. Bukankan image dan reputasi ini yang

menyebabkan pelanggan kembali? Bila pelanggan tidak happy,

bukankah ini akan sangat berpengaruh terhadap bisnis kita di masa

depan? Bila kompetensi karyawan tidak dikembangkan, bagaimana

kita akan mendapatkan proyek bergengsi ataupun berkompetisi

dengan organisasi lain? Bagi para pimpinan dan eksekutif di bidang

HRD, ini jelas berarti betapa pengembangan manusia harus dilakukan

secara serius dan perlu dilakukan bersamaan dengan penguatan

engagement. Kekuatan asset intangible Upah karyawan memang ada

di dalam neraca perusahaan dan tercatat sebagai biaya.

Sebaliknya, jumlah kepandaian, spirit, dan kemampuan

karyawan dalam berhubungan dengan orang lain tidak pernah tercatat

sebagai aset. Padahal, Southwest Airlines, jelas bangkit dari

kebangkrutan bukan karena harta yang teraga, tetapi justru karena

spirit dan keinginan karyawannya untuk memperbaiki pelayanan.

Namun, sungguh ketinggalan jaman bila kita masih memandang

manusia sebagai biaya dan bukan aset yang perlu dijaga dan

ditumbuhkan. Pengembangan budaya positif, talent development,

inisiatif untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan positif

Page 65: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

bukanlah pekerjaan sambilan, sebaliknya ini butuh komitmen, bahkan

investasi yang tidak sedikit. Kita perlu sadar bahwa kita tidak lagi

sekadar melakukan efisiensi tetapi justru mengupayakan bagaimana

manusia bisa membuat bisnis lebih efektif. Setiap orang perlu menjadi

pembaca data yang andal sehingga setiap orang mengeluarkan output

yang canggih, cerdas, dan membuat "business impact".

Perusahaan, bahkan Negara perlu berupaya untuk

mengelola informasi dan antar karyawan atau warga, sehingga terjadi

saling mengerti yang mendalam mengenai mindset masing-masing.

Para manager dan karyawan perlu melek data untuk menunjang

keputusan yang tepat dan cepat. Kecepatan gerak, yang tadinya

dianggap sebagai suatu ciri budaya sesungguhnya bisa dijadikan aset,

karena kecepatan bisa membuat pelanggan terpesona. Di samping

ukuran tangible yang terekam dalam catatan finansial, seberapa jauh

kita memperhitungkan betapa berharganya opini pelanggan terhadap

lembaga kita? Seberapa serius kita memperhitungkan opini para turis

terhadap masyarakat kita? Di samping catatan pendapatan

perusahaan, seberapa jauh kita memastikan kepuasan pelanggan

terhadap produk, proses, dan servis kita? Sadarkah bahwa aset

intangible seperti reputasi, image, spirit, sense of belonging, dan

knowhow adalah penentu kekuatan kita di masa depan.

Pola pikir positif yang sudah ada dalam mindset

membuahkan perilaku yang baik, merupakan hasil didikan

membudayakan suka memberi, berzakat, berinfaq, bershodhaqoh

perbuatan suka memberi adalah hal yang baik untuk dilakukan setiap

Page 66: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

orang yang beriman. Istilah Shadaqah, Zakat dan Infaq menunjuk

kepada satu pengertian yaitu sesuatu yang dikeluarkan. Zakat, Infaq

dan Shadaqah memiliki persamaan dalam peranannya memberikan

kontribusi yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan. Adapun

perbedaannya yaitu zakat hukumnya wajib sedangkan infaq dan

Shadaqah hukumnya sunnah. Atau Zakat yang dimaksudkan adalah

sesuatu yang wajib dikeluarkan, sementara Infaq dan Shadaqah

adalah istilah yang digunakan untuk sesuatu yang tidak wajib

dikeluarkan. Jadi pengeluaran yang sifatnya sukarela itu yang disebut

Infaq dan Shadaqah. Zakat ditentukan nisabnya sedangkan Infaq dan

Shadaqah tidak memiliki batas, Zakat ditentukan siapa saja yang

berhak menerimanya sedangkan Infaq boleh diberikan kepada siapa

saja. Perbedaannya juga dapat dicermati antara lain yaitu :

1. Zakat, sifatnya wajib dan adanya ketentuannya/batasan jumlah

harta yang harus zakat dan siapa yang boleh menerima.

2. Infaq, sumbangan sukarela atau seikhlasnya (materi).

3. Shadaqah, lebih luas dari infaq, karena yang disedekahkan tidak

terbatas pada materi saja.

Mengenal Makna Hibah, ketika Anda memberikan sebagian harta kepada

orang lain, pasti ada tujuan tertentu yang hendak Anda capai. Bila tujuan

utama dari pemberian Anda adalah rasa iba dan keinginan menolong

orang lain, maka pemberian ini diistilahkan dalam syariat Islam dengan

hibah. Rasa iba yang menguasai perasaan Anda ketika mengetahui atau

melihat kondisi penerima pemberian lebih dominan dibanding kesadaran

untuk memohon pahala dari Allah. Sebagai contoh, mari kita simak

Page 67: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

ucapan sahabat Abu Bakar ketika membatalkan hibahnya kepada putri

beliau tercinta Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Wahai putriku, tidak ada orang

yang lebih aku cintai agar menjadi kaya dibanding engkau dan sebaliknya

tidak ada orang yang paling menjadikan aku berduka bila ia ditimpa

kemiskinan dibanding engkau. Sedangkan dahulu aku pernah

memberimu hasil panen sebanyak 20 wasaq (sekitar 3.180 Kg). Bila

pemberian ini telah engkau ambil, maka yang sudah tidak mengapa,

namun bila belum maka pemberianku itu sekarang aku tarik kembali

menjadi bagian dari harta warisan peninggalanku.” (HR. Imam Malik)

1.2. Fokus Penelitian

Gambaran diri seorang entrepreneur sebagai seorang manusia pada

umumnya, yang bersifat individual dan sebagai seorang yang memerankan

fungsi-fungsi sosial. Sebagai makhluk sosial, seorang entrepreneur

berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dalam

hubungannya dengan lingkungan, seorang entrepreneur melakukannya

dengan sadar dan atas kemauan dan sesuai dengan motif dan keinginannya.

Tindakan seperti ini menurut perspektif Weber disebut tindakan sosial.

Berdasarkan penjelasan di atas tersebut dapat terungkap dengan menjawab

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Telaah bagaimana pandangan entrepreneur tentang diri dan

lingkungannya (lingkungan internal dan eksternal)?

2. Telaah bagaimana orientasi social (pilihan karier dan motif) setelah

menjadi entrepreneur?

Page 68: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

3. Telaah bagaimana seorang entrepreneur melakukan pengelolaan

hubungan sesama pengusaha?

Untuk lebih memperjelas wilayah penelitian (fokus penelitian) yang akan

dilakukan, berikut ini akan digambarkan secara skematis wilayah kajian yang

menjadi fokus penelitian :

Gambar 1.1 Wilayah Penelitian dan Fokus Penelitian

Sebelum Menjadi

Entrepreneur

Memasuki Dunia

Entrepreneur

Redefinisi Diri

Wilayah Penelitian Dan Fokus Kajian

Kontruksi Diri Dan Perilaku Entrepreneur

Konsep Diri (Pandangan Tentang

Diri & Lingkungannya)

Orientasi Sosial (Pilihan Karier dan

Motif)

Manajemen Diri (Hubungan sesama

Pengusaha )

Page 69: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

1.3. Masalah Penelitian

Berdasarkan realitas di atas tampaknya perlu dikembangkan

pemicu dalam membangun karakter entrepreneur pada setiap manusia.

Sehubungan dengan maksud tersebut, sebagai sebuah kajian

entrepreneur, kajian ini berusaha memahami (to understand) wacana

Soetrisno Bachir lewat pendekatan kebahasaan (verbal approach) dengan

menggunakan perspektif hermeneutika Gadamerian. Hal ini dilakukan

karena pendekatan kebahasaan masih jarang dipakai untuk memahami

dinamika entrepreneur. Menjadi seorang pengusaha dibutuhkan lebih

banyak waktu dan upaya. Menyadarai adanya proses lebih diutamakan

daripada hasil yang diperoleh. Proses adalah perjalanan yang penuh

dengan kehati-hatian untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan.

Menjalankan bisnis yang sukses bukan sekedar risiko keuangan, melainkan

juga risiko emosi. Agar dapat memahami bidang kewirausahaan dengan

lebih baik, penting untuk mempelajari tentang sifat dan perkembangan

kewirausahaan, proses kewirausahaan serta peran kewirausahaan dalam

perkembangan ekonomi suatu Negara.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa yang menjadi

subyek penelitian ini adalah Soetrisno Bachir yang melakukan interaksi di

lingkungannya sebagai wirausahawan . Penelitian inipun akan menjadi

menarik untuk dilakukan, karena akan mengungkap realitas subyektif dari sisi

seorang yang memasuki dunia kewirausahaan. Untuk memahami (meneliti)

realitas aktivitas Soetrisno Bachir harus diawali dengan memahami

bagaimana konsep diri mereka, termasuk mengetahui bagaimana mereka

memandang dan mempersepsi diri dan lingkungannya.

Page 70: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis tentang diri

dan perilaku seorang wirausahawan yang sukses melalui pemahaman

tentang konsep diri, melalui dialogis, sedangkan secara spesifik bertujuan

sebagai berikut:

1. Menelaah pandangan Soetrisno Bachir (wirausahawan) tentang diri

dan lingkungannya.

2. Menelaah orientasi social yang meliputi pilihan karier dan motif

setelah menjadi wirausahawan.

3. Menelaah cara manajemen diri baik dengan masyarakat maupun

dengan sesama pengusaha yang terkait dalam praktek manajemen.

1.5. Manfaat Penelitian

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberi

kontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen, khususnya dalam

rangka memperkaya model-model penelitian dan pengembangan

tradisi/paradigm interpretif yang berperspektif fenomenologi. Lebih dari

itu, penelitian ini juga diharapkan dapat melengkapi referensi ilmiah yang

berkaitan dengan fenomena seorang wirausahawan yang sukses

khususnya mengenai konsep diri dan perilaku terhadap lingkungannya,

sehingga model tersebut dapat memperkaya model sehingga dapat

dipergunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti yang sama dimasa yang

akan datang.

Page 71: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi

positif bagi beberapa kalangan terkait diantaranya : Pertama,

pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan akan mengungkap persoalan-

persoalan yang dirasakan dan dihadapi oleh para pengangguran. Hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan oleh pemerintah dalam hal

ini Kementerian Sosial dan Kementerian Tenaga Kerja sebagai masukan

dan referensi dalam membuat kebijakan-kebijakan yang menyangkut

program pengentasan kemiskinan terutama dalam mengelola masalah

social dan pemberdayaan (empowerment) masyarakat marjinal yang selalu

menjadi persoalan serius dan amat rumit. Kedua, Masyarakat,

Pengungkapan konsepsi, realitas dan fenomena dari interaksi yang

berbuah pada kreatifitas diharapkan membuat masyarakat termotivasi

akan kemandiriannya dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih baik.

Dapatlah dinyatakan bahwa wirausaha mendasari pendobrakan

kemiskinan karena wirausaha didorong motif berprestasi, optimisme,

sikap dan keberhasilan. Kemampuan berwirausaha menunjukkan perilaku

kreatif, berinovasi, kerja keras dan berani menghadapi resiko untuk

memanfaatkan peluang. Pemahaman komprehensif tentang konsep diri

dalam penelitian ini diharapkan sebagai fondasi membangun karakter

sehingga dapat memiliki perilaku wirausaha.

Page 72: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1. Berbagai Konsep Pengembangan Diri

2.1.1. Konsep Diri

Konsep diri (self concept) adalah seperangkat keyakinan tentang

diri kita sendiri yang dianggap penting dari diri kita. Sering kali kita punya

pikiran yang jernih tentang siapa kita, tetapi kadang-kadang kita bingung

dan meragukan diri kita dan merasa tertekan dari desakan orang lain.

Persoalan ini dinamakan kejelasan konsep diri, jadi pemahaman diri yang

jelas dan pasti akan memberikan arah yang jelas. Penghargaan diri (self

esteem) merupakan hasil evaluasi tentang diri kita sendiri, dalam arti

bahwa kita tidak hanya menilai seperti apa diri kita tetapi juga menilai

kualitas-kualitas diri kita. Orang yang memiliki tingkat penghargaan diri

yang tinggi biasanya memiliki pemahaman yang jelas tentang kualitas

persoalannya. Mereka menganggap diri mereka baik, punya tujuan yang

tepat dapat memberikan umpan balik yang penuh dengan wawasan,

menikmati pengalaman-pengalaman positif serta bisa mengatasi situasi

yang sulit (Shelley, 2009: 119).

Sedangkan orang yang memandang rendah dirinya sendiri,

kurang memiliki konsep diri yang jelas, merasa rendah diri, sering memiliki

tujuan yang kurang realitas atau bahkan tidak memiliki tujuan yang pasti,

orang yang merasa dirinya rendah ini cenderung pesimis dalam

menghadapi masa depan dan mengingat masa lalu secara negative serta

berkubang dalam perasaan negative, mempunyai reaksi emosional,

53

Page 73: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

tanggapan yang lebih buruk dalam merespon tanggapan negative dari

orang lain, kurang mampu memunculkan umpan balik positif terhadap

dirinya sendiri, mudah kena depresi dikarenakan berpikir terlalu mendalam

saat mereka menghadapi stress.

Ada dua dimensi yang penting bagi harga diri yaitu kompetensi

diri dan senang pada diri (self liking), yaitu memandang diri sendiri

mampu dan menyukai kepribadiannya sendiri. Beberapa sumber

pengetahuan tentang diri, diantaranya sosialisasi (socialization),

bagaimana seseorang mendapatkan aturan, standard an nilai-nilai

keluarganya, kelompoknya dan kulturnya, sedangkan pengetahuan diri

yang berasal dari sosialisasi bisa dengan cara berpartisipasi dalam

aktivitas yang penting bagi keluarga kita, kita akan menganggap aktivitas

tersebut sebagai bagian penting dari diri kita sendiri; penilaian yang

direfleksikan (reflected appraisals), yaitu evaluasi diri berdasarkan

persepsi dan evaluasi dari orang lain, belajar tentang diri kita sendiri

melalui reaksi dari orang lain terhadap kita, tanggapan orang lain

merupakan tanggapan umpan balik yang objektif.

Teori persepsi diri (self perception theory), orang terkadang

menyimpulkan sikap mereka sendiri berdasarkan perilaku mereka yang

kelihatan, bukan dari keadaan internalnya. Orang juga menyimpulkan

kualitas persoalannya dari pengamatan atas perilaku mereka sendiri,

dalam proses mengamati diri sendiri kita melihat diri kita senantiasa lebih

menyukai suatu aktivitas tertentu daripada aktivitas yang lainnya;

lingkungan merupakan petunjuk lain tentang kualitas personal kita, secara

khusus konsep diri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membuat

Page 74: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

kita berbeda, oleh karena itu ketika kita dalam satu kelompok yang

anggotanya banyak kesamaannya dengan kita maka kita cenderung

memandang diri kita dalam identitas personal yaitu karakteristik yang

membedakan kita dari orang lain; penilaian diri komparatif atau

perbandingan sosial (social comparison), yaitu tindakan membandingkan

kemampuan, opini dan emosi dengan orang lain.

Perbandingan-perbandingan disini bersifat temporal yang bisa

membuat diri kita berubah; identitas sosial (social identity), yaitu bagian

dari konsep diri individu yang berasal dari keanggotaannya dalam

kelompok sosial. Konsep diri dan identitas sosial akan saling menentukan

dan membentuk satu sama lain, identitas sosial dofokuskan pada

identitas etnis (ethnic identity), yaitu pengetahuan diri individu yang

berhubungan dengan keanggotaan dalam kelompok etnis tertentu, jadi

partisipasi dalam aktivitas etnis dan mendapat perlakuan tertentu,karena

latar belakang etnis akan menyebabkan seseorang memiliki perasaan

identitas etnis yang kuat.

2.1.2. Efikasi Diri

Teori efikasi diri ( self efficacy ) dikembangkan dari teori kognitif

sosial oleh Bandura (1977) teori kognitif sosial beramsumsi, setiap orang

mampu menjadi model multi arah yang memberi kesan dimasa

mendatang sebagai fungsi tiga gaya yang saling berhubungan yaitu

pengaruh kondisi lingkungan, tingkah laku manusia dan faktor pribadi

seperti kognitif, efektif dan proses biologi. Bandura (1977), efikasi diri

secara eksplisit berhubungan dengan diri dalam arah hubungan

kemampuan yang dicapai dalam menyelesaikan tugas khusus, secara

Page 75: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

harfiah efikasi diri dapat diartikan sebagai kemujaraban diri. Secara

kontekstual, Bandura menyatakan efikasi diri (self efficacy) sebagai

“beliefs in one”s capabilities to mobilize the motivation, cognitive

resources, and courses of action needed to meet given situational

demands” (Bandura, 1977: 142).

Efikasi diri adalah keyakinan terhadap kemampuan seseorang

untuk menggerakkan motivasi, sumber-sumber kognitif, dan serangkaian

tindakan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan dari situasi

yang dihadapi. Dalam kehidupan manusia memiliki keyakinan diri itu

merupakan hal yang sangat penting. Keyakinan diri mendorong seseorang

untuk memahami secara mendalam atas situasi yang dapat menerangkan

tentang mengapa seseorang ada yang mengalami kegagalan atau

berhasil. Dari pengalaman itu akan mampu untuk mengungkapkan

keyakinan diri. Keyakinan diri merupakan panduan untuk tindakan yang

telah dikunstruksikan dalam perjalanan pengalaman interaksi sepanjang

hidup individu. Efikasi diri yang berasal dari pengalaman tersebut yang

akan digunakan untuk memprediksi perilaku orang lain dan memandu

perilakunya sendiri. Menurut Crick & Dodge (Maryati, 2008: 48) bahwa

efikasi diri merupakan representasi mental individu atas realitas, terbentuk

oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan masa kini, serta disimpan

dalam memori jangka panjang. Dimana skema-skema spesifik, keyakinan-

keyakinan, yang terintegrasi dalam sistem keyakinan akan mempengaruhi

interpretasi individu terhadap situasi spesifik. Proses interpretasi individu

terhadap situasi spesifik ini pada gilirannya diprediksi akan mempengaruhi

perilaku seseorang. Definisi efikasi diri pun terus berkembang.

Page 76: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Bandura (1977: 3) mengartikan efikasi diri sebagai keyakinan

akan kemampuan individu untuk dapat mengorganisasi dan

melaksanakan serangkaian tindakan yang dianggap perlu untuk

mencapai suatu hasil yang diinginkan. Secara kontekstual, Bandura

memberikan definisi bahwa efikadi diri adalah keyakinan seseorang

mengenai kemampuan yang dimilikinya untuk menghasilkan tingkatan

performa yang terencana, dimana kemampuan tersebut dilatih,

digerakkan oleh kejadian-kejadian yang berpengaruh dalam hidup

seseorang. Bagaimana individu itu bersikap, bertingkah laku, dan

bermotivasi diri dapat menjadi salah satu sumber kekuatan individu dalam

memunculkan efikasi diri, sehingga dijelaskan pula oleh Wicaksono

(2008) efikasi diri adalah sebuah unsur yang bisa mengubah getaran

pemikiran biasa; dari pikiran yang terbatas, menjadi suatu padanan yang

masuk ke dalam koridor spiritual; dan merupakan dari dasar semua

mukjizat, serta misteri yang tidak bisa di analisis dengan cara-cara ilmu

pengetahuan. Keyakinan itu merupakan sebuah media tunggal dari satu-

satunya, yang memungkinkan untuk membangkitkan suatu kekuatan dari

sumber energy tanpa batas di dalam diri dan mengendalikannya untuk

dimanfaatkan demi kebaikan manusia itu sendiri, serta merupakan suatu

keadaan pikiran, yang bisa dirangsang atau diciptakan oleh perintah

peneguhan secara terus menerus lewat pikiran dan perkataan positif,

sampai akhirnya meresap ke dalam pikiran bawah sadar.

Berawal dari asumsi – asumsi di atas bahwa efikasi diri seorang

dapat mengarahkan tindakan – tindakan seseorang bukan hanya dengan

orang lain tetapi juga dengan lingkungan yang lebih luas. Efikasi diri

Page 77: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

memiliki fungsi adaptif yang memungkinkan individu memenuhi persyaratan–

persyaratan sosiokultural dan tuntutan kognitif. Efikasi diri juga

memungkinkan individu untuk dapat mengorganisasikan dunianya dalam

cara–cara yang konsisten secara psikologis, melakukan prediksi,

menemukan kesamaan, dan menghubungkan pengalaman – pengalaman

baru dengan pengalaman – pengalaman masa lalu, bahkan memunculkan

kekuatan pikiran yang dapat bahwa hingga kedalam alam bawah

sadarnya. Dari hal – hal tersebut McGillicuddy-DeLisi (Maryati, 2008: 49)

mendefinisikan efikasi diri sebagai alat dalam menetapkan prioritas,

mengevakuasi kesuksesan, maupun alat untuk memelihara efikasi diri.

Pendapat Nuron, dkk (Maryati, 2008: 49) menyatakan bahwa

efikasi diri mencakup control diri, dimana efikasi diri merupakan keyakinan

diri bahwa mereka memiliki keterampilan – keterampilan yang dituntut

dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan spesifik. Efikasi diri sendiri

menurut Robbin (Hambawany, 2007) adalah keyakinan atau kemampuan

yang dimiliki seseorang untuk meraih sukses dalam tugas. Efikasi diri yang

terlah di jelaskan adalah merupakan keyakinan diri seperti dijelaskan dan

di perkuat pula oleh Spears dan Jordon (Maryati, 2008, 50) yang

mengistilahkan keyakinan sebagai efikasi diri yaitu kenyakinan seseorang

bahwa dirinya akan mampu melaksanakan tingkah laku yang dibutuhkan

dalam suatu tugas. Pikiran individu terhadap efikasi diri menentu seberapa

besar usaha yang akan dicurahkan dan seberapa lama individu akan tetap

bertahan dalam menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak

menyenangkan. Berdasarkan para pendapat tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa inti dari efikasi diri adalah keyakinan atas kemampuan

Page 78: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

diri. Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang untuk mengkoordinir

kemampuan dirinya sendiri yang dimanifestasikan dengan serangkaian

tindakan dalam memenuhi tuntutan-tuntutan dalam hidupnya.

2.1.3. Proses Terjadinya Efikasi Diri

Menurut Bandura (1997) efikasi diri berakibat pada suatu tindakan

manusia melalui beberapa jenis proses, antara lain;

a. Proses Motivasional, individu yang memiliki efikasi diri tinggi akan

meningkatkan usahanya untuk mengatasi tantangan dengan

menunjukkan usaha dan keberadaan diri yang positif, hal tersebut

memerlukan perasaan keunggulan pribadi (sense of personal efficacy).

b. Proses kognitif, efikasi diri yang dimiliki individu akan berpengaruh

terhadap pola pikir yang bersifat membantu atau menghambat. Bentuk-

bentuk pengaruhnya yaitu;

1. Jika efikasi diri semakin tinggi maka semakin tinggi pula penetapan

suatu tujuan dan akan semakin kuat pula komitmen terhadap

tujuan yang akan dicapai.

2. Ketika menghadapi situasi-situasi yang kompleks, individu

mempunyai keyakinan diri yang kuat dalam memecahkan masalah

yang dihadapi dan mampu mempertahankan efisiensi berpikir

analitis. Sebaiknya, jika individu bersikap ragu-ragu dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya maka biasanya tidak

efisien dalam berfikir analitis.

3. Efikasi diri berpengaruh terhadap antisipasi tipe-tipe gambaran

konstruktif dan gambaran yang diulang kembali. Individu yang

Page 79: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

memiliki efikasi diri tinggi akan memiliki gambaran keberhasilan

yang diwujudkan dalam penampilan dan perilaku yang positif dan

efektif. Sebaiknya individu yang merasa tidak mampu cenderung

merasa mempunyai gambaran kegagalan.

4. Efikasi diri berpengaruh terhadap kognitif melalui pengaruh yang

sama dengan proses motivasional dan pengolahan informasi.

Semakin kuat keyakinan individu akan kapasitas memori, maka

semakin kuat pula usaha yang dikerahkan untuk memproses

memori secara kognitif dan meningkatkan kemampuan memori

individu tersebut.

c. Proses Afektif, Efikasi diri berpengaruh terhadap seberapa banyak

tekanan yang dialami oleh individu dalam situasi-situasi yang

mengancam. Individu yang percaya bahwa dirinya dapat mengatasi

situasi-situasi yang mengancam yang dirasakannya, tidak akan

merasa cemas dan terganggu dengan ancaman tersebut.

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Efikasi diri

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri, menurut Greenberg

dan Baron (Hambawany, 2007) mengatakan ada dua faktor yang

mempengaruhi efikasi diri yaitu;

a. Pengalaman langsung, sebagai hasil dari pengalaman mengerjakan

suatu tugas dimasa lalu (sudah pernah melakukan tugas yang sama

dimasa lalu).

b. Pengalaman tidak langsung, sebagai hasil observasi pengalaman

orang lain dalam melakukan tugas yang sama (pada waktu individu

Page 80: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

mengerjakan sesuatu dan bagaimana individu tersebut menerjemahkan

pengalamannya tersebut dalam mengerjakan suatu tugas).

Hal yang tidak jauh berbeda diungkapkan pula oleh Bandura (2007)

bahwa efikasi diri seseorang dipengaruhi pula oleh;

a. Pencapaian prestasi, faktor ini berdasarkan oleh, pengalaman-

pengalaman yang dialami individu secara langsung. Apabila seseorang

pernah mengalami keberhasilan dimasa lalu, maka dapat meningkatkan

efikasi dirinya.

b. Pengalaman orang lain, individu yang melihat orang lain berhasil dalam

melakukan aktivitas yang sama dan memiliki kemampuan yang

sebanding dapat meningkatkan efikasi dirinya. Individu yang pada

awalnya memiliki efikasi diri yang rendah akan sedikit berusaha untuk

dapat mencapai keberhasilan seperti yang diperoleh oleh orang lain.

c. Bujukan lisan, individu diarahkan dengan saran, nasehat, bimbingan

sehingga dapat meningkatkan keyakinan bahwa kemampuan-kemampuan

yang dimiliki dapat membantu untuk mencapai apa yang diinginkan.

d. Kondisi emosional, seseorang akan lebih mungkin mencapai

keberhasilan jika tidak terlalu sering mengalami keadaan yang menekan

karena dapat menurunkan prestasinya dan menurunkan keyakinan akan

kemampuan dirinya.

Keempat faktor di atas didukung oleh pendapat Ivancevich dan

Matteson (Maryati, 2008) yang menyatakan bahwa pencapaian prestasi,

pengalaman orang lain, bujukan lisan, kondisi emosional memegang

peranan penting didalam mengembangkan efikasi diri, faktor tersebut

Page 81: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dianggap penting sebab ketika seseorang melihat orang lain berhasil maka

akan berusaha mengikuti jejak keberhasilan orang tersebut. Berdasarkan

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

keyakinan diri yang diungkap dalam efikasi diri yaitu pengalaman langsung,

pengalaman tidak langsung, pencapaian prestasi, pengalaman orang lain,

bujukan lisan, kondisi emosional.

2.1.5. Pengaruh Efikasi diri pada Tingkah Laku

Pandangaan Bandura, bahwa efikasi diri akan mempengaruhi bagaimana

individu merasakan, berfikir, memotivasi diri sendiri, dan bertingkah laku.

Efikasi diri atau kapabilitas yang dimiliki individu akan mempengaruhi

tingkah lakunya dalam beberapa hal antara lain;

a. Tindakan individu, efikasi diri menentukan kesiapan individu dalam

merencanakan apa yang harus dilakukannya. Individu dengan keyakinan

diri tinggi tidak mengalami keragu-raguan dan mengetahui apa yang

harus dilakukannya.

b. Usaha, efikasi diri mencerminkan seberapa besar upaya yang

dikeluarkan individu untuk mencapai tujuannya. Individu dengan

keyakinan terhadap kemampuan diri tinggi akan berusaha makisimal

untuk mengetahui cara-cara belajar serta kegiatan-kegiatan yang sesuai

dengan minatnya. Individu dengan keyakinannya terhadap kemampuan

diri tinggi akan berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Daya tahan individu dalam menghadapi hambatan atau rintangan atau

kegagalan, individu dengan efikasi diri tinggi mempunyai daya tahan

yang kuat dalam menghadapi rintangan atau kegagalan, serta dengan

Page 82: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

mudah mengembalikan rasa percaya diri setelah mengalami kegagalan.

Individu juga beranggapan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan

adalah akibat dari kurangnya pengetahuan, bukan karena kurangnya

keahlian yang dimilikinya. Hal ini membuat individu berkomitmen

terhadap tujuan yang ingin dicapainya. Individu akan menganggap

kegagalan sebagai bagian dari proses, dan tidak menghentikan

usahanya.

d. Ketahanan individu terhadap keadaan tidak nyaman, dalam situasi tidak

nyaman, individu dengan efikasi diri tinggi menganggap sebagai suatu

tantangan, bukan merupakan sesuatu yang harus dihindari. Ketika

individu mengalami keadaan tidak nyaman dalam usaha untuk mencapai

tujuan yang diminati, ia akan tetap berusaha bertahan dengan

mengabaikan ketidak nyamanan tersebut dan berkonsentrasi penuh.

e. Pola pikir, situasi tertentu akan mempengaruhi pola pikir individu.

Individu dengan efikasi diri tinggi, pola pikirnya tidak mudah terpengaruh

oleh situasi lingkungan dan tetap memiliki cara pandang yang luas dari

beberapa sisi. Cara pandang individu yang luas memungkinkan individu

memiliki alternatif pilihan kegiatan belajar yang banyak dari bidang yang

diminati.

f. Stress dan depresi, bagi individu yang memiliki efikasi diri rendah,

kecemasan yang terbangkitkan oleh stimulus tertentu akan membuatnya

mudah merasa tertekan. Jika perasaan tertekan tersebut berkelanjutan,

maka dapat mengakibatkan depresi. Dalam upaya memiliki karir yang

sesuai dengan minatnya, jika individu menganggap realitas sulitnya jalur

yang harus ditempuh, prospek dunia kerja dimasa depan dan

Page 83: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

sebagainya merupakan sumber kecemasan, dan individu meragukan

kemampuannya, maka individu akan menjadi lebih mudah tertekan.

g. Tingkat pencapaian yang akan terealisasikan, individu dengan efikasi diri

tinggi dapat membuat tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

serta mampu menentukan bidang pendidikan sesuai dengan minat dan

kemampuannya tersebut.

2.1.6.Teori Konsep Diri Johari Window

Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini juga

menggunakan teori Johari Window. Sebagai suatu pendekatan komunikasi,

teori ini dapat digunakan untuk menjelaskan bagaimana dan pada bingkai

mana para wirausahawan berkomunikasi. Pendekatan ini didasari atas

pandangan dan asumsi bahwa ada suatu bagan yang dapat menunjukkan

tentang daerah dalam diri kita yang merupakan area public (public self) yang

diketahui orang lain, area pribadi atau private self yang tidak diketahui orang

lain. Aspek diri yang kita ketahui pada sebelah kiri dan aspek diri yang tidak

kita ketahui pada sebelah kanan (Rakhmat, 2000:107). Dalam teori Johari

Window yang lengkap terdapat empat bagian yang disebut sebagai kamar-

kamar jendela yang dapat menjelaskan diri kita. Jendela Johari (Johari

Window) pada dasarnya menggambarkan tingkat saling pengertian antar

orang yang berinteraksi. Jendela Johari ini mencerminkan tingkat

keterbukaan seseorang yang dibagi dalam empat kuadran, Kuadran-

kuadran tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut:

Page 84: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Gambar 2.1

Johari Window (Rakhmat:2000:107)

• Open

Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri dan orang lain.

Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-

motivasinya. Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu

membuka diri dengan menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan

diri bila berjumpa dengan seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui

kelebihan dan kekurangan diri sendiri demikian juga orang lain diluar dirinya

dapat mengenalinya.

• Blind

Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat,

perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain

melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang sok

akrab, padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat tertutup,

tampak formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan. Orang ini sering

Page 85: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat dirinya

sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang lain dapat

melihat ketidak tulusannya.

• Hidden

Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal

ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai keadaan

hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana rasanya

dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka hati

masa lalunya tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah

melupakannya.

• Unknown

Dikatakan “Unknown”, karena baik yang bersangkutan, maupun orang lain

dalam kelompoknya tidak mengetahui hal itu secara individu. Sepertinya

semua serba misterius.

Jendela Johari juga bisa menjelaskan tingkat keterbukaan

seseorang terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Yang dimaksud

dengan daerah publik adalah daerah yang memuat hal-hal yang diketahui

oleh dirinya dan orang lain. Daerah buta adalah daerah yang memuat hal-

hal yang diketahui oleh orang lain tetapi tidak diketahui oleh dirinya. Dalam

berhubungan interpersonal, orang ini lebih memahami orang lain tetapi tidak

mampu memahami tentang diri, sehingga orang ini seringkali menyinggung

perasaan orang lain dengan tidak sengaja. Daerah tersembunyi adalah

daerah yang memuat hal-hal yang diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak

diketahui oleh orang lain. Dalam daerah ini, orang menyembunyikan/

menutup dirinya. Informasi tentang dirinya disimpan rapat-rapat. Daerah

Page 86: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

yang tidak disadari membuat bagian kepribadian yang direpres dalam

ketidaksadaran, yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang

lain. Namun demikian ketidaksadaran ini kemungkinan bisa muncul.

Oleh karena adanya perbedaan individual, maka besarnya masing-masing

daerah pada seseorang berbeda dengan orang lain.

Perbedaan antara konsep diri dan efikasi diri yaitu bahwa konsep

diri adalah pandangan atau gambaran seseorang terhadap dirinya sendiri,

gambaran itu muncul karena dibentuk dan dipengaruhi oleh berbagai

pengalaman yang dijumpai dalam hubungannya dengan individu lain,

terutama orang yang dekat dengannya maupun pengalaman yang ia

temukan dalam peristiwa-peristiwa kehidupan, sejarah hidup dimasa lalu

membuat seseorang bisa memandang diri lebih baik maupun lebih buruk

dari keadaan yang sebenarnya. Sedangkan efikasi diri adalah keyakinan

seseorang akan kemampuannya untuk melaksanakan suatu tugas atau

menyelesaikan masalah. Pikiran individu terhadap efikasi dirinya

menentukan seberapa besar usaha yang dicurahkan dan seberapa lama

individu-individu akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau

pengalaman yang tidak menyenangkan yang ia alami (Shelley, 2009: 119)

2.2. Teori Tindakan Sosial Weber

Tindakan social adalah segala perilaku manusia ketika dan sejauh

individu memberikan suatu makna subyektif terhadap perilaku tersebut,

seperti manusia pada umumnya, seorang wirausahawan adalah makhluk

yang bersifat individual dan sekaligus memerankan fungsi social. Sebagai

makhluk social, seorang wirausahawan berhubungan dan berinteraksi

Page 87: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dengan lingkungan sosialnya. Dalam berhubungan dengan lingkungannya,

seorang wirausahawan melakukannya dengan sadar dan atas kemauan

dan sesuai dengan motif dan keinginannya. Tindakan seperti ini menurut

perspektif Weber disebut tindakan social.

Bagi Weber (dalam Mulyana, 2001:61), tindakan manusia pada

dasarnya bermakna melibatkan penafsiran, berpikir, dan kesengajaan.

Tindakan social adalah tindakan yang disengaja, yaitu disengaja bagi orang

lain dan bagi sang actor sendiri, dimana pikiran-pikirannya aktif saling

menafsirkan perilaku orang lainnya, berinteraksi antara satu dengan yang

lainnya. Oleh karena itu, penelitian tentang genetika sukses seorang

wirausahawan sebagai actor social sangat menarik apabila menelusuri

dimensi konsep diri dan aktivitas sadar lainnya yang mereka lakukan.

2.3. Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial Albert Bandura dikembangkan dari tiga asumsi yaitu;

1).Individu melakukan pembelajaran dengan meniru apa yang ada

dilingkungannya terutama tingkah laku-tingkah laku orang lain; 2).terhadap

hubungan yang kuat antara pelajar dengan lingkungannya; 3).hasil

pembelajaran adalah berupa kode tingkah laku visual dan verbal yang

diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari. Bandura juga mengemukakan

bahwa dalam pandangan belajar fungsi psikologi diterangkan sebagai

interaksi yang continu dan timbal balik dari diterminan-diterminan pribadi dan

diterminan-diterminan lingkungan. Terdapat empat konsep dasar dalam teori

belajar sosial, yaitu:

Page 88: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

1. Pemodelan (modeling): Bandura memperhatikan bahwa penganut-

penganut skinner memberi penekanan pada efek-efek dari konsekwensi-

konsekwensi pada perilaku dan tidak mengindahkan fenomena

pemodelan, yaitu meniru perilaku orang lain dan pengalaman vicarious,

yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain. Bandura

berpendapat bahwa sebahagian besar belajar yang dialami manusia

tidak dibentuk dari konsekwensi, melainkan manusia itu belajar dari

suatu model.

2. Fase belajar, menurut Bandura terdapat empat fase belajar dari model

yaitu (a)fase perhatian (attentional phase) yaitu memberikan perhatian

pada model. Untuk dapat menarik perhatian siswa model belajar harus

menarik, menimbulkan minat dan popular; fase retensi (retention phase)

yaitu fase penyajian simbolik dari penampilan model dalam memori

jangka panjang. Dalam hal ini peranan kata-kata, nama-nama, atau

banyangan kuat yang dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang

dimodelkan dalam mempelajari dan mengingngatkan perilaku menjadi

sangat penting; fase reproduksi (reproduction phase) dalam fase ini

bayangan (imagery) atau kode-kode simbolik verbal dalam memori

membimbing penampilan yang sebenarnya dari perilaku yang baru

diperoleh; fase motivasi (motivational) yaitu fase terakhir dalam bentuk

belajar observasional, dimana siswa akan meniru suatu model, karena

siswa berasumsi dengan meniru suatu model akan meningkatkan

kemungkinan untuk mendapat penguatan (reinforcement).

3. Belajar vicarious, yaitu proses belajar dengan memperhatikan penguatan

(baik positif maupun negative) terhadap perilaku tertentu, dengan tujuan

Page 89: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

memberikan peoses pembelajaran bagi siswa yang tidak mau melihat

model secara langsung.

4. Pengaturan sendiri (self regulation) menurut Bandura didasarkan pada

hipotesis bahwa manusia mengamati perilakunya sendiri,

mempertimbangkan perilaku itu terhadap criteria yang disusunnya

sendiri, dan kemudian member penguatan pada dirinya sendiri.

2.4. Teori Entrepreneur

Wirausaha sukses adalah orang-orang yang unggul dan mampu

menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai dasar untuk hidup, tumbuh dan

berkembang umumnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang merupakan

proses jangka panjang berdasarkan pengalaman dan pendidikan. Beberapa

karakteristik yang melekat pada diri wirausahawan (Zimmerer, and

Scarborough, 1998; Kuratko & Hoodgets, 2007) sebagai berikut:

1. Desire for responsibility

Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi

atas hasil usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan

sumberdaya sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya

tersebut untuk mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka

panjang haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan.

Kemampuan untuk menanggung risiko usaha seperti: risiko keuangan, risiko

teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu

meminimalkan risiko.

Page 90: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

2. Tolerance for ambiguity

Ketika kegiatan usaha dilakukan, mau-tidak mau harus berhubungan

dengan orang lain, baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok bahan,

pemasok barang, penyalur, masyarakat, maupun aturan legal formal.

Wirausaha harus mampu menjaga dan mempertahankan hubungan baik

dengan stakeholder. Keberagaman bagi wirausaha adalah sesuatu hat yang

biasa. Kemampuan untuk menerima keberagaman merupakan .suatu ciri

khas wirausaha guna menjaga kelangsungan hidup bisnis atau perusahaan

dalam jangka panjang.

3. Vision

Wirausaha yang berhasil selalu memiliki cita-cita, tujuan yang jelas

kedepan yang harus dicapai secara terukur. Visi merupakan filosofi, cita-cita

dan motivasi mengapa perusahaan hidup, dan wirausaha akan

menterjemahkan ke dalam tujuan, kebijakan, anggaran, dan prosedur kerja

yang jelas. Wirausaha yang tidak jelas visi kedepan ibarat orang yang

berjalan tanpa arah yang jelas, sehingga kecenderungan untuk gagal sangat

tinggi.

4. Tolerance for failurer

Usaha yang berhasil membutuhkan kerja keras, pengorbanan balk

waktu biaya dan tenaga. Wirausaha yang terbiasa dengan kreativitas dan

inovasi kadangkala atau bahkan sering mengalami ketidakberhasilan.

Proses yang cukup panjang dalam mencapai kesuksesan tersebut akan

meningkatkan kepribadian toleransi terhadap kegagalan usaha.

Page 91: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

5. Internal locus of control

Didalam diri manusia ada kemampuan untuk mengendalikan diri yang

dipengaruhi oleh internal diri sendiri. Wirausaha yang unggul adalah yang

memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri dari dalam dirinya sendiri.

Kerasnya tekanan kehidupan, persaingan binis, perubahan yang begitu

cepat dalam dunia bisnis akan meningkatkan tekanan kejiwaan balk mental,

maupun moral dalam kehidupan keseharian. Wirausaha yang mampu

mengendalikan dirinya sendiri akan mampu bertahan dalam dunia bisnis

yang makin komplek.

6. Continuous Improvement

Wirausaha yang berhasil selalu bersikap positif, mengangap peng-

alaman sebagai sesuatu yang berharga dan melakukan perbaikan terus-

menerus. Pengusaha selalu mencarihal-hal baru yang akan memberikan

manfaat balk dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Wirausaha

memiliki tenaga, keinginan untuk terlibat dalam petualangan inovatif yang

akan membawa konsekuensi menguntungkan dimasa depan.

7. Preference for moderate risk.

Dalam kehidupan berusaha, wirausaha selalu berhadapan dengan

intensitas risiko. Sifat wirausaha dalam menghadapi resiko dapat

digolongkan ke dalam 3 macam sifat mengambil resiko, yaitu risk seeking

(orang yang suka dengan risiko tinggi), moderat risk (orang yang memiliki

sifat suka mengambil risiko sedang), dan risk averse (orang memiliki sifat

suka menghidari risiko) Pada umumnya wirausaha yang berhasil memiliki

kemampuan untuk memilih risiko yang moderate/sedang, di mana ketika

mengambil keputusan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini seja-

Page 92: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

lan dengan risiko wirausaha yang apabila mengalami kegagalan di tanggung

sendiri. Wirausaha akan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman

pribadi yang disesuaikan dengan perubahan lingkungan (Zimmerer, and

Scarborough, 1998)

8. Confidence in their ability to success.

Wirausaha umumnya memiliki keyakinan yang cukup tinggi atas

kemampuan diri untuk berhasil. Mereka memiliki kepercayaan yang tinggi

untuk meiakukan banyak hal dengan balk dan sukses. Mereka cenderung

untuk optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisme, biasanya

berdasarkan kenyataan. Tanpa keyakinan kepercayaan untuk sukses dan

mampu menghadapi tantangan akan menurunkan semangat juang dalam

melakukan bisnis.

9. Desire for immediate feedback.

Perkembangan yang begitu cepat dalam kehidupan usaha menunut

wirausaha untuk cepat mengantisipasi perubahan yang terjadi agar mampu

bertahan dan berkembang. Wirausaha pada umumnya memiliki keinginan

untuk mendapatkan respon atau umpan balik terhadap suatu permasalahan.

Persaingan yang begitu ketat dalam dunia usaha menuntut untuk berpikir

cerdas, cepat menanggapi perubahan. Wirausaha memiliki kecenderungan

untuk mengetahui sebaik apa ia bekerja dan mencari pengakuan atas

prestasi secara terus-menerus.

10. High energy level

Wirausaha pada umumnya memiliki energi yang cukup tinggi dalam

melakukan kegiatan usaha sejalan dengan risiko yang ia tanggung.

Wirausaha memiliki semangat atau energi yang cukup tinggi dibanding

Page 93: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

kebanyakan orang. Risiko yang harus ditanggung sendiri mendorong

wirausaha untuk bekerja keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Bergairah dan mampu menggunakan daya geraknya, ulet tekun dan tidak

mudah putus asa.

11. Future orientation

Keuntungan usaha yang tidak pasti mendorong wirausaha selalu

melihat peluang, menghargai waktu dan berorientasi kemasa depan.

Wirausaha memiliki kecenderungan melihat apa yang akan dilakukan

sekarang dan besuk, tidak begitu mempersoalkan apa yang telah dilakukan

kemarin. Wirausaha yang unggui selalu berusaha memprediksi perubahan

dimasa depan guna meningkatkan kinerja usaha.

12. Skill at organizing

Membangun usaha dari awal memerlukan kemampuan mengor-

ganisasi sumberdaya yang dimiliki berupa sumber-sumber ekonomi berujud

maupun sumber ekonomi tak berujud untuk mendapat manfaat maksimal.

Wirausaha memiliki keahlian dalam melakukan organisasi balk orang

maupun barang. Wirausaha yang unggul ketika memiliki kemampuan

portofolio sumberdaya yang cukup tinggi untuk dapat bertahan dan

berkembang.

13. High Commitment

Memunculkan usaha baru membutuhkan komitmen penuh yang tinggi

agar berhasil. Disiplin dalam bekerja dan pada umumnya wirausaha

membenamkan diri dalam kegiatan tersebut guna keberhasilan cita-citanya.

Page 94: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

14. Flexibility

Perubahan yang begitu cepat dalam dunia usaha mengharuskan

wirausaha untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan apabila tetap

ingin berhasil. Kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan

merupakan modal dasar dalam berusaha, bertumbuh dan sukses.

Fleksibilitas berhubungan dengan kolega seperti; kemampuan

menyesuaikan diri dengan perilaku wirausaha lain, kemampuan

bernegosiasi dengan kolega mencerminkan kompentensi wirausaha yang

unggul.

2.5. Lingkungan Internal

2.5.1. Persepsi Diri

Sebagaimana Gerungan (2004:59) mengungkapkan bahwa

manusia diciptakan sebagai makhluk individu dan makhluk social

untuk selalu dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya,

lingkungan fisik dan psikis. Beberapa individu memiliki dorongan

yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih berjuang untuk memperoleh

pencapaian pribadi daripada memperoleh penghargaan. Mereka

memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau

lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Dorongan ini merupakan

kebutuhan pencapaian (nAch). Dari penelitian terhadap kebutuhan

pencapaian (McClelland) menemukan bahwa individu dengan

prestasi tinggi membedakan diri mereka dari individu lain menurut

keinginan mereka untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik.

Page 95: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Mereka mencari situasi-situasi dimana bisa mendapatkan tanggung

jawab pribadi guna mencari solusi atas berbagai masalah. Individu

berprestasi tinggi, mereka tidak suka berhasil secara kebetulan.

Mereka lebih menyukai tantangan menyelesaikan sebuah masalah

dan menerima tanggung jawab pribadi untuk keberhasilan atau

kegagalan daripada menyerahkan hasil pada kesempatan atau

tindakan individu lain.

Dari semua tindakan yang paling penting adalah diri (self) siapa

anda dan bagaimana anda mempersepsikan diri sendiri dan orang

lain. Dalam pokok ini kita mendalami dua aspek dalam diri (self).

Pertama menelaah kesadaran diri dan mengamati beberapa dalam

diri (self) seorang pedagang/wirausahawan. Kedua membahas

pengungkapan diri, yaitu seseorang mengungkapkan sesuatu

tentang siapa diri.

Konsep diri tidak hanya berkenaan dengan masalah psikologis,

menurut Mulyana (2001:7-8) mengatakan bahwa konsep diri adalah

pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita

peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita.

Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain tidak

mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Kita

sadar bahwa kita manusia karena orang-orang disekeliling kita

menunjukkan kepada kita lewat prilaku verbal dan nonverbal mereka

bahwa kita manusia. Konsep diri kita yang paling dini umumnya

dipengaruhi oleh keluarga dan orang-orang lain yang dekat disekitar

kita. Mereka itulah yang disebut significant other. Orang-orang diluar

Page 96: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

keluarga kita juga memberikan andil terhadap konsep diri seseorang.

Semua mengharapkan kita memainkan peran kita. Kita kesulitan

memisahkan siapa kita dan siapa kita menurut orang lain, dan

konsep diri kita memang terikat rumit dengan definisi yang diberikan

kepada kita. Oleh karena itu, pembahasan tentang fenomena

kesuksesan pedagang batik harus disertakan juga kajian tentang

konsep dirinya. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang

dirinya berdasarkan informasi yang diberikan orang lain ini suatu

proses yang terbentuk melalui interaksi social individu dengan

individu lainnya. (Mulyana, 2001:73). Jadi orang lain (significant

others) merupakan variable terpenting dalam membangun kerangka

rujukan bagi terbentuknya konsep diri, karakter diri sesuai dengan

identitas seseorang, istilah yang lain sebagai the looking glass-self,

individu akan menemukan tampilan dirinya pada orang lain melalui

pengharapan, kesan, dan citra mereka saat interaksi terjadi. Cermin

diri ini selanjutnya akan membentuk tingkah laku didalam kelompok

social.

Namun perlu diingat bahwa tingkah laku itu sendiri

merupakan sebuah respon yang bersifat aktif. Artinya sebagai

sebuah tanggapan ia tidak secara serta-merta tetapi disertai pula

oleh adanya kesadaran dan pemikiran terhadap berbagai alternatif

tindakan yang dapat diambil sebagai sebuah kesempatan atau

peluang untuk bertindak. Jadi tingkah laku disini bukan berarti

seluruh aktivitas dan gerak tubuh seseorang dalam merespon

lingkungannya, melainkan perilaku yang dilakukan secara sadar dan

Page 97: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

bertujuan. Pada dasarnya pikiran yang melahirkan tindakan

merupakan sebuah percakapan sebagai refleksi dari interaksi yang

telah terjadi antara seseorang dengan orang lain.

2.5.2. Intelektual

Modal intelektual dapat diwujudkan dalam bentuk ide-ide sebagai

modal utama yang disertai pengetahuan, kemampuan, keterampilan,

komitmen, serta tanggung jawab. Ide merupakan modal utama yang

akan membentuk modal lainnya. Untuk memahami modal intelektual

dalam kewirausahaan, kompetensi intinya terletak pada kreativitas

dan inovasi dalam rangka menciptakan nilai tambah untuk meraih

keuggulan dengan berfokus pada pengembangan pengetahuan dan

keunikan. Kemampuan, keterampilan dan pengetahuan merupakan

merupakan kompetensi inti wirausaha untuk menciptakan daya saing

khusus agar memiliki posisi tawar-menawar yang kuat dalam

persaingan.

2.5.3. Agama

Agama mendefinisikan gagasan tentang hidup yang tercermin dalam

nilai dan sikap individu serta seluruh masyarakat. Dampak agama

terhadap kewirausahaan, konsumsi dan bisnis secara umum akan

bervariasi bergantung pada kekuatan dari ajaran-ajaran religious yang

dominan, serta dampak ajaran-ajaran tersebut pada nilai-nilai dan

sikap-sikap dari kultur. Jadi perilaku terbukti sebagai kekuatan besar

yang berasal dari nilai-nilai ajaran agama.

Page 98: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

2.5.4. Pola Asuh

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat memegang

peranan penting didalam penanaman nilai-nilai wirausaha. Oleh

sebab itu orang tua hendaknya mau dan mampu memahami

perkembangan kepribadian masing-masing anak dengan karakter

yang berbeda. Fondasi kepribadian seorang anak dibangun di

lingkungan rumahnya. Untuk itu perlu dikondisikan hal-hal yang

mendasari terbentuknya cirri atau sikap mental wirausaha pada anak.

Pola asuh orang tua adalah penerapan dalam pelatihan anak. Orang

tua meminta kepada anak untuk berpartisipasi dalam membuat

keputusan tentang keluarga dan nasibnya sendiri. Membesarkan dan

merawat seorang anak berbakat merupakan hal yang menantang

Keunikan dari bakat yang dimiliki menyebabkan anak membutuhkan

penanganan yang kusus dalam merawat, mendidik dan memberikan

konseling sebagai upaya agar bakat mereka berkembang optimal.

Jadi, kunci untuk membesarkan anak berbakat adalah respek, respek

terhadap keunikan yang dimilikinya, respek terhadap gagasan dan

ide-idenya, respek terhadap mimpi-mimpinya. Mengasuh anak yang

berbakat membutuhkan orang tua yang responsive dan fleksibel

terhadap hal-hal yang dikerjakan oleh anak yang terlalu muda untuk

anak seusianya. Seorang anak butuh dan cukup memperolehnya dari

dunia luar, tetapi di rumah seorang anak butuh mengetahui bahwa

keunikan yang ia miliki dihargai dan diterima sebagai seorang individu

dengan dirinya (Reni Akbar-Hawadi, 2001:151).

Page 99: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Perkembangan manusia sebagai pribadi sangat dipengaruhi

oleh perkembangan masyarakatnya. Pengertian perkembangan

menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna,

perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan

tidak dapat diputar kembali. Pertumbuhan fisik juga mempengaruhi

perkembangan psikis, seperti bertambahnya fungsi otak

memungkinkan anak bisa tertawa, berjalan, berbicara dan lain

sebagainya. Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya

mengenai isi proses perkembangan. Apa yang berkembang berkaitan

dengan perilaku belajar. Jadi perkembangan dapat diartikan sebagai

proses yang kekal dan tetap yang menuju kearah suatu organisasi

pada tingkat integrasi yang lebih tinggi berdasarkan pertumbuhan.

Terjadilah suatu organisasi atau struktur tingkah laku yang lebih

tinggi. Pengertian organisasi atau struktur berarti bahwa diantara

tingkah laku ada saling berhubungan yang bersifat khas dan

menunjukkan kekhususan seseorang pada suatu tingkat umur

tertentu. Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang

dinamis, dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan

menentukan tingkah laku (Monks,Knoers,Siti Rahayu,2002:1-3 ).

Menumbuhkan nilai-nilai kewirausahaan pada anak, generasi

anak sekarang lebih cenderung pilih bekerja pada perusahaan swasta

daripada menjadi pegawai negeri. Patokan utamanya tidak lagi pada

status kepegawaian seperti pandangan orang tua zaman dahulu.

Banyak anak muda mulai terbuka wawasan pikirannya, tidak terpaku

hanya untuk bekerja disektor pemerintahan saja, tapi untuk melihat

Page 100: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dan memanfaatkan potensi dalam diri anak, dengan kata lain mereka

diajak untuk berusaha diatas kaki sendiri. Dan mereka tidak ragu lagi

memilih bidang pekerjaannya sebagai wiraswasta. Penggunaan kata

wiraswasta akhirnya mengalami perubahan bentuk menjadi kata yang

berarti pengusaha. Dan mungkin untuk alasan itu kata wiraswasta

diubah menjadi wirausaha yang menunjuk pada kata sifat. Ciri-ciri

apakah yang ada dalam kata wirausaha? Apakah cirri-ciri itu bisa

ditanamkan sejak usia kanak-kanak, yang terkandung dalam kata

wirausaha tersebut adalah profil seorang pengusaha. Kata wirausaha

merupakan kata sifat, sehingga yang ingin dicetak bukan para

pengusaha atau wiraswastawan dalam arti kata benda namun adanya

sekumpulan sifat untuk setiap orang dimasa mendatang, agar

memiliki mental wirausaha. Untuk mendapatkan cirri-ciri atau sifat

yang ada dalam kata wirausaha itu, bisa dari seseorang pengusaha

yang sudah sukses. Hal pertama seorang wirausaha yang merujuk

pada sosok manusia atau individu yang memiliki hasrat untuk

berprestasi yang besar, mereka siap bekerja keras dalam keadaan

bagaimanapun, artinya mereka seseorang yang memiliki ketekunan

bekerja atau keuletan dalam berjuang yang pada akhirnya

mempunyai keyakinan besar terhadap diri sendiri (Reni Akbar

,2001:107).

2.6. Lingkungan Eksternal

2.6.1. Sosial dan Moral

Sosial dan Moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan

kepercayaan, sehingga terbentukknya sebuah citra. Seorang

Page 101: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

wirausaha yang baik biasanya memiliki etika wirausaha yang tinggi

seperti; kejujuran, memiliki integritas, menepati janji, kesetiaan,

kewajaran, suka membantu orang lain, menghormati orang lain,

warga Negara yang baik dan taat hukum, mengejar keunggulan, dan

bertanggung jawab. Pada konteks ekonomi maupun sosial bahwa

kejujuran, integritas dan ketepatan janji merupakan modal sosial yang

dapat menumbuhkan kepercayaan dari waktu ke waktu. Penting bagi

setiap pengusaha untuk membangun sebuah jaringan dukungan

moral keluarga dan teman-teman. Keluarga dan teman-teman

memainkan sebuah peran sangat penting selama masa-masa sulit

dan sepi yang muncul disepanjang proses wirausaha. Seorang

pengusaha besar menyatakan bahwa suami atau istri merupakan

pendukung yang paling hebat dan memungkinkan mereka untuk

mencurahkan waktu yang diperlukan bagi usaha baru. Teman-teman

juga memainkan peran penting dalam jaringan dukungan moral.

Teman-teman tidak hanya memberi nasihat tetapi juga member

dorongan, pengertian dan bahkan bantuan. Akhirnya kerabat, anak-

anak, orang tua, kakek atau nenek, bibi dan paman juga dapat

merupakan sumber-sumber dukungan moral yang kuat, terutama

apabila mereka juga merupakan pengusaha. Seperti yang dikatakan

oleh seorang pengusaha, bahwa semua dukungan keluarga yang

saya terima merupakan kunci keberhasilan saya. Mempunyai sebuah

jaringan dukungan moral yang pengertian, memberikan dorongan

yang memungkinkan untuk tetap bertahan dalam banyak kesulitan

dan masalah.

Page 102: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

2.6.2. Politik dan Hukum

Lingkungan Politik dan Hukum dalam pasar domistik maupun pasar

internasional menciptakan masalah-masalah bisnis yang sangat

berbeda, bisa terjadi membuka peluang pasar bagi beberapa

pengusaha dan menyisihkan yang lainnya. Elemen strategi bisnis

seorang pengusaha berpotensi terpengaruh oleh keragaman

lingkungan hukum. Keputusan-keputusan harga, strategi periklanan,

pemberian label, bahan baku, pengemasan dan produk dipengaruhi

oleh persyaratan-persyaratan hukum. Jenis kepemilikan dan bentuk

organisasional sangat beragam yang tertera dalam undang-undang

yang mengatur perjanjian bisnis sangat bervariasi. Jadi sistem hukum

dan politik yang dihadapi oleh pengusaha bervariasi secara signifikan.

Sistem hukum sustu Negara terdiri atas peraturan dan undang-

undang yang digunakan untuk mengatur perilaku seperti proses-

proses dimana hokum ditegakkan. Undang-undang suatu Negara

mengatur praktik-praktik bisnis dalam sebuah Negara, cara transaksi

dilakukan, serta hak dan kewajiban yang tercakup dalam transaksi

bisnis antar berbagai pihak.

2.6.3. Perkembangan Ekonomi

Peran kewirausahaan dalam perkembangan ekonomi meliputi

peningkatan output dan pendapatan perkapita. Didalamnya mencakup

prakarsa dan penetapan perubahan dalam struktur bisnis dan

masyarakat. Perubahan ini selaras dengan pertumbuhan dan

peningkatan output, yang memungkinkan kekayaan dibagikan kepada

Page 103: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

sejumlah partisipan. Dalam teori pertumbuhan ekonomi

memperlihatkan inovasi sebagai kunci, bukan hanya dalam

pengembangan produk atau jasa tetapi juga dalam membuat

ketertarikan investasi dalam bisnis baru yang dibentuk. Investasi dan

inovasi dalam perkembangan ekonomi di suatu wilayah sangat

penting untuk memahami tentang proses evolusi produk. Sebuah

proses yang harus dilalui dimana inovasi dikembangkan dan

dikomersilkan dengan aktivitas kewirausahaan yang kemudian

merangsang pertumbuhan ekonomi. Dalam strategi bisnis domistik

maupun internasional, selalu menciptakan sebuah strategi bisnis

untuk area multinegara yang terkait dengan perbedaan-perbedaan

dalam tingkat perkembangan ekonomi, penilaian mata uang, regulasi

pemerintah, perbankan, modal perusahaan, pemasaran dan sistem

distribusi.

2.6.4. Lingkungan Teknologi

Ketersediaan teknologi diharapkan bisa menghasilkan produk-produk

yang relative seragam dan terstandarisasi, sehingga diharapkan

produk untuk mencapai tingkat kualitas yang konsisten. Produk-

produk baru dalam sebuah Negara diciptakan berdasarkan kondisi

dan infrastruktur yang terdapat dalam Negara tersebut. Ada sejumlah

ketidakpastian yang mengelilingi sebuah teknologi baru, seperti

apakah teknologi tersebut akan berfungsi seperti yang diharapkan

dan apakah sebuah teknologi alternatif akan diperkenalkan yang

mampu mengalahkan teknologi saat ini. Bahkan jika teknologinya

bekerja sesuai harapan, ada kemungkinan bahwa suatu teknologi

Page 104: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

unggul mungkin akan diperkenalkan, yang bisa memberikan suatu

keunggulan kompetitif pada pendatang berikutnya. Oleh karena itu,

ketika ketidakpastian teknologi tinggi, merupakan keuntungan penggerak

awal mungkin dilampaui oleh kerugian penggerak awal sehingga

pengusaha harus mempertimbangkan untuk menunda usaha.

2.6.5. Pendidikan

Peranan pendidikan dalam membentuk kewirausahaan sangat besar

sekali. Pendidikan formal maupun informal sangat mempengaruhi

dalam menjalankan bisnis. Pendidikan kewirausahaan dilaksanakan

dengan menanamkan nilai-nilai kewirausahaan antara lain kejujuran,

percaya diri, kreatif, kepemimpinan, inovatif, dan berani menanggung

resiko. Nilai-nilai tersebut merupakan bagian dari nilai-nilai pendidikan

karakter. Sehingga pendidikan kewirausahaan menyumbangkan

penanaman nilai-nilai pendidikan karakter. Pendidikan sangatlah

penting dalam perjalanan pengusaha. Pentingnya hal tersebut tidak

hanya tercermin dalam tingkat pendidikan yang dicapai, tetapi juga

dalam kenyataan bahwa pendidikan terus memainkan peranan

penting dalam membantu para pengusaha mengatasi masalah-

masalah yang mereka hadapi. Meskipun pendidikan formal tidak

begitu penting untuk memulai sebuah bisnis baru, seperti yang

tercermin dalam keberhasilan orang-orang yang keluar dari sekolah,

tetapi pendidikan tetap memberikan sebuah latar belakang yang baik,

terutama ketika pendidikan tersebut berhubungan dengan bidang

usaha tersebut. Pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap

kesempatan bahwa seseorang akan menemukan peluang-peluang

Page 105: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

baru, pendidikan tidak menentukan apakah orang itu akan

menciptakan sebuah bisnis baru untuk mengeksploitasi peluang yang

telah ditemukan. Sejauh mana individu-individu yakin bahwa

pendidikan mereka telah membuat tindakan wirausaha lebih layak,

maka kemungkinan besar mereka akan menjadi pengusaha.

2.6.6. Etika

Dalam menghadapi situasi harian yang penuh tekanan serta kesulitan

lain, terdapat kemungkinan bahwa pengusaha akan menyeimbangkan

antara tuntutan etika, tuntutan ekonomi, dan tanggung jawab sosial,

sebuah keseimbangan yang berbeda dari titik moral dimana pimpinan

perusahaan mengambil sikap dalam cara berpikirnya. Sikap seorang

pimpinan perusahaan dalam hal tanggung jawab sosial korporat

terkait dengan iklmi organisasional yang dipandang mengacu pada

hukum dan kode etik professional. Meskipun lebih menggunakan

system nilai mereka sendiri, pengusaha tampak lebih sensitive

terhadap tekanan kelompok dan norma sosial umum masyarakat,

sebagaimana tekanan yang didapat dari para kompetitornya.

Peningkatan signifikan jumlah bisnis yang berorientasi internasional

berdampak pada semakin meningkatnya perhatian tentang kesamaan

dan perbedaan dalam sikap dan praktik bisnis di Negara yang

berbeda. Sampai tingkat tertentu bidang ini telah dieksplorasi dalam

konteks budaya dan sekarang mulai dieksplorasi dengan konsep etika

yang lebih individualis. Konsep budaya dan etika saling terkait, jika

etika mengacu pada studi tentang apa yang baik dan benar menurut

manusia, maka etika bisnis lebih pada penelitian praktik bisnis dalam

Page 106: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pandangan nilai-nilai manusia. Etika adalah bidang ilmu umum yang

mengeksplorasi sifat dasar umum dari moral dan pilihan moral

spesifik yang diambil oleh individu ketika berinteraksi dengan orang

lain.

2.7. Hermeneutika Gadamerian

2.7.1. Sejarah Intelektual Gadamer

Hans-Georg Gadamer lahir di Marburg (1900). Ia belajar filsafat, antara

lain dari Nikolai Hartman, Martin Heidegger dan Rudolf Bultmann pada

universitas kota asalnya. Gelar doktor filsafat diperoleh tahun 1922. Pada tujuh

tahun setelah kelulusannya (1929), Gadamer mulai mengajar di Marburg, hingga

pada tahun 1937 menjadi guru besar di tempat yang sama. Pernah mengajar di

Leipzing (1939), kemudian Fankfurt (1947), dan sejak 1949 mengajar di

Heidelberg hingga pensiun.

Karya terbesar Gadamer (Truth and method) ditulis semula dalam bahasa

Jerman (wabrbeit and methode) terbir pertama kali menjelang dia pensiun

(1960). Karya ini, pada dasarnya merupakan dukungan sangat berharga bagi

karya salah satu gurunya, Heidegger (Being and time). Meskipun jelas-jelas

merupakan karya filsafat, tulisan Gadamer tersebut telah dibaca tidak hanya oleh

para ahli filsafat tetapi juga diamati dan memberikan pengaruh terhadap ilmu-

ilmu kemanusiaan, ilmu-ilmu sosial, dan bahkan ilmu alam.

Namun demikian, sebagaimana banyak dikemukakan oleh para

komentatornya, sangat sulit untuk memahami karya-karya Gadamer. Menurut

Palmer (1969 : 166), salah satu penyebab sulitnya memahami karya Gadamer

adalah karena argument-argumen Gadamer sangat mengandalkan analisis

kritisnya terhadap bahasa, kesadaran sejarah, serta pengalaman estetik.

Page 107: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Membaca Truth and Method (edisi 1975), misalnya bukan usaha yang gampang.

Ini seolah mencerminkan pemikirannya tentang perpaduan cakrawala (fusion of

borizone) antara pemikiran Kant, Dilthey dan Aquinas, serta tentu saja gagasan

Gadamer sendiri.

Pernyataan dan permasalahan seringkali menjadi sub judul dari tiga

bagian besar buku Truth and method. Ini menunjukkan bahwa dalam

menguraikan pikirannya, Gadamer tidak mengandalkan proposisi-proposisi yang

serba pasti, melainkan justru dengan mengajukan pertanyaan. Gadamer berpikir

melalui bertanya. Demikian pula, walaupun Gadamer member judul bukunya

Truth and method, buku itu ternyata tidak bermaksud menjadikan hermeneutic

sebagai metode dan berada jauh dari klaim kebenaran. Gadamer tidak berupaya

mencapai kebenaran melalui metode, melainkan melalui dialektika, sebab dlam

proses dialektik kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara bebas lebih

banyak kemungkinannya daripada dalam proses metodik.

Seperti judul yang diberikan terhadap bukunya, persoalan hermeneutik

pertama yang dikritik oleh Gadamer (1975) adalah tentang hubungan antara

metode dan kebenaran. Dia menolak pendapat sangat umum, sejak masa

Descartes, bahwa metode merupakan jalan emas menuju kebenaran. Telah

diterima begitu saja bahwa prosedur-prosedur metodik bias menghilangkan

gangguan dari unsure-unsur lain, termasuk subjektivitas seorang pengkaji. Alih-

alih menerima begitu saja pendapat tersebut, Gadamer (1975) memperkenalkan

pandangan hermeneutic filosofisnya.

He argues that this tradition erred in restricting the problem of understanding to methods for ascertaining an agent’s or author’s intentions; rather, understanding remains primarily a historically situated understanding og the possible validity of texts or such “text-analogous” as actions, practices and social norms. Inthis critique of the hermeneutic tradition, Gadamer already introduces

Page 108: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

two of the important tenets of his own ”philosophical hermeneutics” : the possible “truth” of texts or text-analogous and the historically conditioned or prejudice character of understanding (Warnke, 1987:ix). Pemikiran tersebut dibangun di atas landasan “matinya sang pengarang”,

sebuah idiom yang jika dilacak ke belakang akan ditemukan referensinya pada

gagasan Friedrich Nietzsche tentang kematian Tuhan. Konsep hermeneutika ini

menemukan titik kulminasinya pada Hans-Georg Gadamer yang menyatakan

bahwa sekali teks hadir di ruang public, ia telah hidup dengan nafasnya sendiri.

Hermeneutika tidak lagi bertugas menyingkap maksa objektif yang dikehendaki

oleh pengarangnya, tetapi adalah untuk memproduksi makna yang seluruhnya

memusat pada kondisi historisitas dan sosialitas pembaca (Hamdi, 2003:48).

Harus diakui bahwa konsep pemikian ini telah menggeser secara

revolusioner perlakuan atas teks. Makna teks tidak lagi terbatas pada pesan

yang dikehendaki pengarangnya, sebabteks bersifat terbuka bagi pemaknaan

pembacanya. Dengan demikian, penafsiran merupakan kegiatan produktif,

memberikan makna atau lebih tepatnya mengaktualisasikan makna yang

potensial dalam teks itu.

2.7.2. Pokok-Pokok Hermeneutika Gadamer

Salah satu persoalan penting- yang menjadikan pemikiran Gadamer

relevan – dalam ilmu-ilmu sosial adalah jawaban yang tepat terhadap pertanyaan

mengapa (why). Problema ini melahirkan dua aliran utama filsafat ilmu sosial.

Kelompok pertama, yang sering disebut sebagai aliran positivism, mengajukan

jawaban berupa penjelasan tindakan manusia (explaining human actions).

Kelompok kedua, yang sering disebut sebagai aliran interpretivisme, mengajukan

jawaban berupa pemahaman tindakan manusia (understanding human action).

Page 109: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Kaum positivis berupaya mengenali sejumlah penyebab (causes) perilaku,

sedangkan kaum interpretivis berupaya menggali alasan (reasons) tindakan.

Throughout his work, however, he emphasizes the necessity of distinguishing between two forms of understanding: the understanding of truth-content and the understanding of intentions. The first form of understanding refers to the kind of substantive knowledge one has when one is justified in claiming the one understanding Euclidean geometry or an ethical principle, for example. Here understanding means seeing the “truth” of something, grasping that the sum of the sequence of the two side of a right triangle is equal to the square of the hypotenuse, that the validity of Euclidean geometry is relativized by the discovery of other forms of geometry or that murder is wrong. Understanding in this sense involves insight into a subject-matter or, as Gadamer puts it, an understanding of die Sacbe. The second sense of understanding, in contrast, involves a knowledge of conditions: the reason why a particular person says that murder is wrong or the intention behind someone’s claiming that a geometrical proposition is true. This kind of understanding thus involves an understanding of the claim or action as opposed to a substantive understanding of the claim or action itself. What is understood is not the truth-content of a claim or the poin of an action but the motives behind a certain person’s making certain claim or performing a given action (Warnke, 1987 : ix). Menurut pandangan Gadamer, pemahaman yang sebenarnya lebih

menunjuk pada bentuk pemahaman pertama, yakni sebagai suatu pemahaman

substantive terhadap kebenaran dan bukan pemahaman intensional.

Pemahaman intensional, yang mengacu pada keniatan produsen wacana belum

bias dinyatakan sebagai pemahaman yang sebenarnya. Hal ini merupakan cirri

utama hemeneutika Gadamer. Jadi, pemahaman bukan sekedar keniatan pelaku

tindakan, melainkan kesepakatan bersama.

Understanding (Verstanding) is first of all agreement (Einvertandnis). So human beings usually understanding one another immediately or they comminisate (sich veerstandigen) until they reach an agreement. Reaching an understanding (Verstandigung) is thus always reaching an understanding about something (Gadamer, 1975 : 156).

Page 110: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Tampak jelas bahwa suatu makna bersifat baik multivalen atau diadik:

multivalent karena tindak intensional atau produknya akan memiliki banyak

makna tergantung pada penafsir yang terlibat; dan diadik karena makna hanya

muncul dar hubungan antara dua subjek, pelaku dan pensfsirnya.

This sharply contrasts with intentionalism, according to which meaning is both univalent (each act has a specific meaning) and monadic (this meaning results fromjust one subject, namely, the agent). Notice that according to intentionalism the meaning of the act is already contained in it by virtue of the intentionality it embodies. Meaning is something already present waiting to be grasped, a meaning which exists independently of those who seek to discover it (Fay, 1996: 142-143). Dalam hermeneutika Intensionalisme sebenarnya makna sudah menanti,

tinggal ditemukan oleh penafsiran. Tidak diperlukan kegiatan lain, terutama

kegiatan penafsiran agar sesuatu tindakan bermakna, sebab locus makna ada

pada kegiatan penciptanya, bukan dari kegiatan khalayak penafsirnya.

Penegasan locus makna bukan pada keniatan pelaku tindakan, tetapi

sebagai hasil komunikasi – ada yang menyebut dialog, dialektika, dan kadang-

kadang Gadamer menyebut kesepakatan – antara pelaku tindakan dengan

khalayak penafsirannya merupakan “pembaharuan” yang dilakukan oleh

Gadamer terhadap sejumlah kecenderungan hernebeutika sebelumnya.

Implikasi lebih lanjut dari penempatan locus makna ini adalah makna

selain niscaya majemuk, makna niscaya juga membaharui Majemuk karena

tergantung pada hasil komunikasi antara produsen teks dengan penafsir.

Membaharu karena walaupun bias saja teksnya tidak mengalami perubahan,

tentu ada perubahan pada diri penafsir teks tersebut. Implikasi ini dijelaskan oleh

Grondin (1994: 15) sebagai berikut:

This can best be seen ny means of a negative example, non-understanding. Whenever we cannot understanding a text, the reason is that it says nothing to us or has nothing to say. So there is

Page 111: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

noting to be surprised or complain about if understanding occurs differently from one period to another, or even from one individual to another. Motivated by particular question of the moment, understanding is not just reproductive but because it involves application, always also a productive activity. Makna tindak intensional dan produknya tidak bias merupakan

peninjauan kembali atau penemuan kembali niat masa lalu para agen atau

menemukan intensionalitas pada tindak-tindak itu sendiri. Tindak yang bermakna

menjadi bermakna hanya jika ditempatkan dalam suatu konteks interpretif

tertentu oleh seorang interpreter khusus yang melakukannya guna

mengejawantahkan maknanya. Bila horizon interpretif berbagai interprenter

berbuah, dimensi-dimensi baru makna akan muncul. Hal ini menyiratkan bahwa

makna tindak dan produknya tidak hanya akan berubah di sepanjang waktu

namun tidak akan pernah disadari secara pasti. Makna tindak intensional atau

produknya akan berbeda bagi orang yang berbeda. Dalam ungkapan lebih

ringkas, “… meaning only emerges when it is interpreted, and continues with

each new interpretation” (Fay, 1996: 143).

Unsur penting lainya dari hermeneutika Gadamer (1975) menyangkut

hakikat penafsiran. Penafsiran bukan proses psikologis empati, namun proses

membiarkan signifikansi suatu objek atau tindak intensional mengemuka sendiri.

Gadamer menguraian interpretasi sebagai suatu “fusi horizon-horison” di mana

suatu objek atau tindak yang bermakna yang berasal dari satu dunia konseptual

diterjemahkan ke dalam pengertian yang sesuai bagi orang lain.

Hence an essential part of the concept of situation is the concept of “horizon”. The horizon is the range of vision that includes everything that can be seen from a particular vantage point. Applying this to the thinking mind, we speak of narrowness of horizon, of the possible expansion of horizon, of the opening up of new horizon etc. (Gadamer, 1990: 269)

Page 112: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Horison, bagi Gadamer adalah “kepenempatan” (situatedness) semua

penafsiran yang terjadi dalam suatu wacana. Horizon bergerak sewaktu mereka

yang memandang horizon itu juga bergerak. Dengan “fusi” (verschmelzung),

Gadamer bermaksud menunjuk pada proses penuturan objek asing atau masa

lalu kepada penafsir tertentu di tempat atau lingkungan budaya mereka. Jadi

penafsiran lebih mudah dan lebih baik dipahami sebagai proses penerjemahan.

Penafsir menerjemahkan teks yang diproduksi oleh pelaku.

“Fusi” menunjuk pada pertemuan dua horizon sehingga menyatu, yakni

ketika perbedaan antara kedua horizon telah dihilangkan. Di sini pembaca

Gadamer perlu waspada. Hermeneutika Gadamer bukan bersifat subjektivis,

yang menyatakan bahwa suatu teks adalah apapun yang dikatakan oleh seorang

penafsir mengenai teks tersebut. Ini berarti bahwa meskipun Gadamer mengakui

peran aktif penafsir dalam proses aktualisasi makna(Bertens, 1981: 231) tidak

berarti bahwa penafsir sekedar membaca secara sendiri terhadap peristiwa-

peristiwa dan objek-objek, atau dengan ungkapan lagi sekadar melakukan

refleksi-diri. Sebab dalam prose penafsiran ini, penafsir menyertakansemacam

cadangan makna yang tersembunyi dalam diri mereka, sehingga dikatakan oleh

Fay (1996: 144) bahwa dalam konteks baru, aspek-aspek berbeda dari makna

mengemuka.

In this it is interpreted speaking to interpreters in their own tongue, not the interpreters speaking to themselves using the interpreted as a mere stimulus for their own self-enclosed conversation. Interpretation, according to Gadamer, is not a hall of mirrors in which interpreters only see themselves in different proses and shapes depening on the shape and angle of the morror which confronts them. Rather, interpretation is a process of listening to what others through their words and deeds have to say to us (in full recognition that what an act or its product says to us maywell differ from what it says to others in different interpretive situations) (Fay, 1996: 144).

Page 113: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Pokok pikiran penting berikutnya dari Gadamer (1975) berkenaan dengan

siklus hermeneutika (hermeneutic circle). Sebelumnya lazim diterima bahwa

pemahaman kita terhadap suatu bagian akan mengubah pemahaman kita pada

keseluruhan (Gadamer, 1988: 68). Sebaliknya, pengubahan pada pemahaman

kita terhadap keseluruhan akan mengubah pemahaman kita pada bagian, dan

seterusnya. Lingkaran hermeneutika sering digambarkan sebagai logika bagian-

keseluruhan (part-whole) sebagai berikut (Alvesson and Skoldberg, 2000: 53):

Gambar 2.2 Lingkaran Hermeneutik

Siklus hermeneutika Gadamer digambarkan agak bebeda, yang pada

dasarnya justru merupakan salah satu kekhususan hermeneutikanya. Bagian-

bagiannya terdiri dari objek-objek yang ditafsirkan, sedangkan keseluruhannya

terdiri atas hubungan antara objek-objek dan berbagai khalayak penafsirnya.

Dengan kata lain, dalam hermeneutika Gadamer, siklus hermeneutika terdiri atas

pencabangan terus-menerus antara sesuatu yang diinterprestasikan dan

interpreternya, karena makna bukan sifat suatu objek namun bidang tempat

suatu objek dalam interpretasi. Hanya dengan berhubungan dengan penafsirnya,

maka makna objek atau peristiwa teraktualisasi. Keseluruhan, dalam

hermeneutika Gadamer adalah gabungan antara objek yang ditafsirkan (the

PART

WHOLE

Page 114: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

interpreted) dan yang menfsirkan (the interpreter). Mengacu pemikiran ini, maka

ketika pemahaman atas “ keseluruhan teks” menurut Hirsch tercapai, sebenarnya

menurut Gadamer itu baaru sebagian, sebab makna sejati adalah suatu bahasa

bersama, yang di depan diistilahkan sebagai mencapai kesepakatan.

The view separates him not only from Hirsch but from so-called “reception” theorists and reader-response critics as well. For, if textual meaning cannot be located in the author’s intentions, neither can it be indentified with a reader’s – even an informed or ideal reader’s – experiende. Rather, when a text is understood its meaning cannot be attributed to either writer or reader. The meaning of the text is a shared language, shared in the sense that it is no one persons’ possession but is rather a common view of subject-matter (Warnke, 1987: 48). Kalau varian-varian hermeneutika yang lain, sebagaimana telah diuraikan

sebelumnya cenderung menegasi atau cenderung mengabaikan kenyataan

bahwa setiap penafsir niscaya memiliki prasangka-prasangka, tradisi,

kepentingan praktis, bahasa dan budaya masing-masing, maka Gadamer justru

menempatkan hal ini sebagai bagian (part) dari keseluruhan (whole) siklus

hermeneutika. Lebih dari itu, interaksi antara objek yang bermakna dengan

masyarakat interpretif bukan peristiwa yang terjadi sekali saja.

Pemahaman menuntut partisipasi (understanding as participation). Tidak

ada pemahaman terhadap buku, bila tidak ada partisipasi dari para pembacanya.

“Not text and book speaks if it does not speak the language that reaches the

other person”, (Gadamer, 1981: 50). Karena pada dasarnya penafsir

berpartisipasi dalam menciptakan makna, maka makna pun niscaya bukan

sekedar cerminan, seperti teori mimesis, juga bukan sekadar ulangan, seperti

dalam teori reproduksi, melainkan hasil penciptaan kembali.

Interpretation is probably in a certain sense recreation. This recreation however, does not follow a preceding creative act; it rather follows the figure of the created work that each person has to

Page 115: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

bring to respresentation in accord with the meaning he finds in it (Gadamer, 1975: 107). Sebagai hasil penciptaan ulang, maka makna selain berbeda antara satu

orang penafsir dengan penafsir lain, juga bias berubah-ubah. Ini semua akan

membentuk suatu proses pertukaran terus-menerus, sehingga ada perubahan

pada makna objek dan hakikat masyarakat interpretif. Lingkaran hemeneutik

akan membentuk suatu spiral keberulangan karena interpretasi baru aras objek-

objek bermakna di masa lalu mengubah hakikat penafsirnya (Gadamer, 1988:

68). Masyarakat mengubah penafsiran atas objek-objek yang bermakna, dan

terus terjadi seperti itu sampai tak terhingga. Tampak bahwa siklus hermeneutika

Gadamer membentuk semacam spiral pemahaman yang menautkan objek

penafsiran dengan subjek penafsirnya.

Hal yang sama juga berlaku pada peristiwa-peristiwa yang penting dalam

sejarah. Makna suatu kejadian sejarah terus berubah dan apresiasi terhadap

cara perubahan makna itu merupakan salah satu faktor penyumbang pada

perubahan-perubahan di masyarakat.

2.7.3. Penerapan Hermeneutika Gadamerian

Dalam proses interpretif, menurut Gadamer, terjadi interaksi antara

penafsir dan teks, di mana penafsir mempertimbangkan konteks historisnya

bersama dengan prasangka-prasangka sang penafsir seperti tradisi, kepentingan

praktis, bahasa dan budaya. Secara ringkas, Maulidin (2003: 27)

menggambarkannya sebagai berikut:

Page 116: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Gambar 2.3 Hermeneutika Dialogis Gadamer

P=Penafsir A=Author (pengarang)

Sebagaimana tampak dalam bagan 2.2., kerangka pemikiran Gadamer

mengandaikan ada dua pihak yang terlibat dalam penafsiran, antara wacana

(text) dengan penafsir (intepreter). Kerangka demikian, sejauh hanya diperlukan

oleh seseorang untuk menafsirkan karya orang lain memang cukup memadai.

Namun demikian, bila seorang bermaksud menggunakan perspektif Gadamer,

maka yang tentu saja haarus melaporkan hasilannya, tidak bias dihindari harus

melakukan modifikasi agar perspektif tersebut menjadi aplikatif.

Dengan ungkapan lain, sejauh hanya bermaksud memahami wacana

entrepreneur Soetrisno Bachir, maka cukup bagi untuk memakai kerangka

pemikiran Gadamer. Justru yang harus banyak dilaporkan adalah tradisi,

kepentingan praktis, bahasa, dan kultur, serta konteks historis ketika wacana

entrepreneur yang ditafsirkan muncul.

Akan halnya bila bermaksud menjangkau pemaknaan yang diberikan oleh

orang lain, maka harus mengumpulkan datanya dari orang lain yang

bersangkutan. Dalam hal ini, apa yang sangat diperlukan oleh adalah tetap peka

Tradisi KepentinganPraktis Bahasa Kultur

Pemaknaan KEBENARAN

Konteks Historis

A P TEKS

Page 117: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dan mempertimbangkan tradisi, kepentingan praktis, bahasa, dan kultur orang

lain tersebut, serta konteks historis ketika wacana politik yang ditafsirkan muncul.

Secara metodologis, ini tampak pada bagan sebagaimana disajikan pada bab

pendahuluan.

Karena menggunakan perspektif Gadamer yang sudah di modifikasi, alih-

alih menggunakan istilah Hermeneutika Gadamer, penulis memilih istilah

Hermeneutika Gadamerian. Kerangka dasar yang digunakan tetap

mengedepankan pokok-pokok pemikiran Gadamer, tetapi dilakukan penyesuaian

agar kerangka tersebut aplikatif untuk kepentingan kajian ini.

2.8. Pendekatan Hermeneutik

Kajian ini mengarah pada permasalahan suatu kondisi tertentu yang

menyebabkan manusia bertindak untuk menghasilkan sesuatu dan

menginterpretasikan makna dari tindakannya itu. Dengan asumsi bahwa

pemahaman terhadap orang lain akan mungkin tercapai jika dapat

memahami terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu. Dengan demikian suatu

pemahaman berarti menciptakan hubungan diantara keduanya. Suatu

pemahaman hermeneutic selalu merupakan pemahaman terhadap pra-

pengertian. Pemahaman situasi orang lain hanya mungkin tercapai melalui

pemahaman atas situasi diri sendiri terlebih dahulu. Pemahaman berarti

menciptakan komunikasi antar kedua situasi tersebut. Komunikasi tersebut

akan menjadi semakin intensif apabila situasi yang hendak dipahami, oleh

pihak yang hendak memahami, diaplikasikannya pada dirinya sendiri.

Dengan asumsi dasar bagaimana suatu perilaku social atau tindakan social

seseorang dimaknai oleh orang lain. Pemaknaan dari orang lain itulah yang

Page 118: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

harus dipahami oleh para peneliti dengan menggunakan pendekatan

hermeneutik. (Fachan 2011:52).

2.8.1.Konsep Dasar Hermeneutika Pada dasarnya, hermeneutika berusaha memahami apa yang

dikatakan dengan kembali pada motivasinya atau kepada konteksnya,

diperlukan konsep kuno yang bernama “kata batin” ( inner

word.).Hermenetika, yang dalam bahasa Inggrisnya adalah hermeneutics,

berasal dari kata Yunani hermeneutine dan hermeneia yang masing –

masing berarti “menafsirkan dan “ penafsiran”, Hermeneutica juga bermuatan

pandangan hidup dari penggagasnya.

Dalam tradisi Yunani, istilah hermeneutika diasosiasikan dengan

Hermes (Hermeios), seorang utusan dewa dalam mitologi Yunani kuno yang

bertugas menyampaikan dan menerjemahkan pesan dewa ke dalam bahasa

manusia. Menurut mitos itu, Hermes bertugas menafsirkan kehendak dewata

(Orakel) dengan bantuan kata-kata manusia. Tiga makna hermeneutika yang

mendasar yaitu :

a). Mengungkapkan sesuatu yang tadinya masih dalam pikiran melalui kata-

kata sebagai medium penyampaian.

b). Menjelaskan secara rasional sesuatu yang masih samar- samar sehingga

maknanya dapat dimengerti

c). Menerjemahkan suatu bahasa yang asing ke dalam bahasa lain.

Tiga pengertian tersebut terangkum dalam pengertian ”menafsirkan” –

interpreting, understanding.

Dengan demikian hermeneutika merupakan proses mengubah

sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti. Definisi lain,

hermeneutika metode atau cara untuk menafsirkan simbol berupa teks untuk

dicari arti dan maknanya, metode ini mensyaratkan adanya kemampuan

untuk menafsirkan masa lampau yang tidak dialami, kemudian di bawa ke

masa depan. Pengertian lain hermeneutika adalah ilmu yang merefleksikan

bagaimana satu kata atau satu peristiwa di masa dan kondisi yang lalu bisa

dipahami dan menjadi bermakna di masa sekarang sekaligus mengandung

Page 119: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

aturan – aturan metodologis untuk diaplikasikan dalam penafsiran dan

asumsi-asumsi metodologis dari aktivitas pemahaman. Semula hermeneutika

berkembang di kalangan gereja dan dikenal sebagai gerakan eksegegis

(penafsiran teks-teks agama) dan kemudia berkembang menjadi filsafat

penafsiran. Sebagai sebuah metode penafsiran, hermeneutika memperhatikan

tiga hal sebagai komponen pokok dalam kegiatan penafsiran yakni teks,

konteks dan kontekstualisasi. Dengan demikian setidaknya terdapat tiga

pemahaman mengenai hermeneutika yakni :

1. Sebagai teknik praksis pemahaman atau penafsiran, dekat dengan

eksegegis, yakni kegiatan memberi pemahaman tentang sesuatu atau

kegiatan untuk mengungkapkan makna tentang sesuatu agar dapat

dipahami.

2. Sebagai sebuah metode penafsiran, tentang the conditions of possibility

sebuah penafsiran. Hal–hal apa yang dibutuhkan atau langkah-langkah

bagaimana harus dilakukan untuk menghindari pemahaman yang keliru

terhadap teks.

3. Sebagai penafsiran filsafat.

Pada dasarnya semua objek itu netral, sebab objek adalah objek.

Arti atau makna diberikan kepada objek oleh subjek, sesuai dengan cara

pandang subjek. Untuk dapat membuat interpretasi, lebih dahulu harus

memahami atau mengerti. Mengerti dan interpretasi menimbulkan lingkaran

hermeneutik. Mengerti secara sungguh-sungguh akan dapat berkembang bila

didasarkan atas pengetahuan yang benar. Hukum Betti tentang interpretasi

(Sensus non est inferendus sed efferendus) makna bukan diambil dari

kesimpulan tetapi harus diturunkan. Penafsir tidak boleh bersifat pasif tetapi

merekonstruksi makna. Alatnya adalah cakrawala intelektual penafsir.

Pengalaman masa lalu, hidupnya saat ini, latar belakang kebudayaan dan

sejarah yang dimiliki.

2.8.2.Bahasa dan Wacana Sebagai Pusat Kajian

Karena objek utama hermeneutika adalah teks dan teks adalah hasil

atau produk praksis berbahasa, maka antara hermeneutika dengan bahasa

Page 120: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

akan terjalin hubungan sangat dekat. Dalam Gadamer’s Philoshopical

hermeneutics dinyatakan, Gadamer places language at the core of

understanding.

Bahasa pada dasarnya merupakan sistem lambang (symbol),

sebagai gejala khas manusia, bahasa bukan sembarang lambang,

sembarang isyarat (code), ataupun sembarang tanda (sign), tetapi rangkaian

lambang suara dan terucap (vocal and verbal symbol), yang kemudian

berkembang menjadi lambang tertulis. Gejala paling kongkrit bahasa berupa

ujaran (parole). Karena kelahiran bahasa bermula dari ujaran, maka gejala

terkecil bahasa adalah bunyi. Gejala ini dipelajari oleh cabang kajian fonetik

atau fonologi (phonetics and phonology), gejala bahasa terkecil kedua berupa

morfem (morpheme) dan kata (word). Serba-serbi kata dipelajari oleh

morfologi (morphology), perbendaharaan kata ini dipelajari oleh leksikologi

(lexicology), sedangkan kata sebagai tanda dikaji oleh semiotika (semiotics).

Gejala bahasa berupa kelompok kata dengan susunan terpola (patterned

order of word), baik frasa maupun kalimat dipelajari oleh cabang kajian

sintaksis. Karena bahasa niscaya digunakan untuk bertukar pesan, maka

unsure sangat penting bahasa berikutnya adalah makna (meaning). Gejala

bahasa ini dipelajari oleh cabang kajian semantika (semantics). Selanjutnya

gejala bahasa berupa percakapan dan atau wacana dipelajari baik oleh

cabang kajian pragmatika (pragmatics), hermeneutika (hermeneutics)

maupun analisis wacana.

Wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para linguis di Indonesia

dan negeri-negeri berbahasa Melayu lainnya sebagai terjemahan dari istilah

bahasa inggris discourse. Maka discourse analysis pun diterjemahkan

Page 121: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

menjadi analisis wacana. Dalam perkembangannya istilah wacana juga

dipakai oleh berbagai disiplin ilmu. Dalam linguistic mengartikan istilah

wacana sebagai suatu rangkaian sinambung bahasa yang lebih besar dari

pada kalimat (Oetomo, 1993:4). Jadi unit itu bisa berupa paragraph, konsep

ini merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal yang lebih memperhatikan

unit kata, frase atau kalimat semata tanpa melihat keterkaitan diantara unsur-

unsur tersebut. Dalam psikologi, wacana diartikan sebagai pembicaraan.

Wacana disini agak mirip dengan struktur dan bentuk wawancara dan praktik

dari pemakainya.

Dalam kontek pengusaha, wacana tidak bisa dilepaskan dari

pemikiran Foucault (1972) yang melihat realitas sosial sebagai arena

diskursif (discursive field) yang merupakan kompetisi tentang bagaimana

makna dan pengorganisasian institusi serta proses-proses sosial itu diberi

makna melalui cara-cara khas. Dalam pengertian demikian, wacana merujuk

pada berbagai cara yang tersedia untuk berbicara atau menulis untuk

menghasilkan makna yang didalamnya melibatkan beroperasinya kekuasaan

untuk menghasilkan obyek dan efek tertentu (Sparingga, 2002:1). Dengan

demikian, telaah wacana memusatkan pada penggunaan bahasa, sebab

bahasa merupakan aspek sentral dari penggambaran suatu subyek, dan

lewat bahasa ideologi terserap didalamnya, jadi ideologi membentuk dan

dibentuk oleh bahasa, karena itu selain bahasa, ideologi juga merupakan

konsep sentral dalam analisis wacana, sebab teks, percakapan adalah

bentuk dari praktek ideologi.

2.8.3.Hermeneutika Dalam Pandangan Filosofi a. Friedrich Ernst Daniel Schleiermarcher

Page 122: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Hermeneutika sebagai metode interpretasi dan menganggap semua

teks dapat menjadi objek kajian hermeneutka. Hermeneutika adalah

sebuah teori tentang penjabaran dan interpretasi teks mengenai

konsep-konsep tradisional kitab suci dan dogma. Makna bukan

sekedar isyarat yang dibawa oleh bahasa, sebab bahasa dapat

mengungkapkan sebuah realitas dengan jelas, tetapi pada saat yang

sama dapat menyembunyikan rapat-rapat. Schleiermacher

menawarkan sebuah metode rekonstruksi histories, objektif dan

subjektif terhadap sebuah pernyataan, membahas dengan bahasa

secara keseluruhan. Tugas utama hermeneutika adalah memahami

teks sebaik atau bahkan lebih baik daripada pengarangnya sendiri dan

memahami pengarang teks lebih baik daripada memahami diri sendiri.

Model hermeneutika Schleiermacher meliputi dua hal :

1. Pemahaman teks melalui penguasaan terhadap aturan-aturan

sintaksis bahasa pengarang sehingga menggunakan pendekatan

linguistic.

2. Penangkapan muatan emosional dan batiniah pengarang secara

intuitif dengan menempatkan diri penafsir ke dalam dunia batin

pengarang.

b. Wilhelm Dilthey

Hermeneutika pada dasarnya bersifat menyejarah, makna tidak pernah

berhenti pada satu masa, tetapi selalu berubah menurut modifikasi

sejarah.

c. Martin Heidgger

Pemikiran filsafat Heidgger meliputi dua periode sebagai berikut :

1. Periode 1 meliputi hakikat tentang “ada” dan “waktu”. Manusia

adalah satu-satunya makhluk yang menanyakan tentang “ada”.

Sebab, manusia pada hakikatnya”ada” tetapi tidak begitu saja

ada, melainkan senantiasa secara erat berkaitan dengan “adanya”

sendiri.

2. Periode 2 Menjelaskan pengertian”kehre” yang berarti

“pembalikan”. Ketidaktersembunyian ”ada” merupakan kejadian

Page 123: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

asli. Berpikir pada hakikatnya adalah terikat pada arti. Oleh karena

itu, manusia bukanlah pengauasa atas apa yang ”ada” melainkan

sebagai penjaga padanya.

Bahasa bukan sekedar alat untuk menyampaikan dan

memperoleh informasi. Bahasa pada hakikatnya adalah”bahasa

hakikat” artinya berpikir adalah suatu jawaban, tanggapan atau

respons dan bukan manipulasi ide yang hakikatnya telah terkandung

dalam proses penuturan bahasa dan bukan hanya sebagai alat

belaka. Dalam realitas, bahasa lebih menentukan daripada fakta atau

perbuatan. Bahasa adalah tempat tinggal ” sang ada”. Bahasa

merupakan ruang bagi pengalaman yang bermakna. Pengalaman

yang telah diungkapkan adalah pengalaman yang telah mengkristal,

sehingga menjadi semacam substansi dan pengalaman menjadi tak

bermakna jika tidak menemukan rumahnya dalam bahasa.

Sebaliknya, tanpa pengalaman nyata, bahasa adalah ibarat ruang

kosong tanpa kehidupan. Pemahaman teks terletak pada kegiatan

mendengarkan lewat bahasa manusia perihal apa yang dikatakan

dalam ungkapan bahasa.Bahasa adalah suatu proses, suatu dinamika,

atau suatu gerakan.

d. Hans-Georg Gadamer

Konsep Gadamer yang menonjol dalam hermeneutika adalah

menekankan apa yang dimaksud ”mengerti”. Lingkaran hermeneutika

( hermeneutic circle) bagian teks bisa dipahami lewat keseluruhan

teks dan hanya bisa dipahami lewat bagian- bagiannya. Setiap

pemahaman merupakan sesuatu yang bersifat historis, dialetik dan

peristiwa kabahasaan. Hermeneutika adalah ontologi dan fenomologi

pemahaman.

e. Jurgen Habermas

Hermeneutika bertujuan untuk memahami proses pemahaman

(understanding the process of understanding). Pemahaman adalah

suatu kegiatan pengalaman dan pengertian teoritis berpadu menjadi

satu. Tidak mungkin dapat memahami sepenuhnya makna sesuatu

fakta, sebab selalu ada juga fakta yang tidak dapat diinterpretasikan.

Page 124: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Bahasa sebagai unsur fundamental dalam hermeneutika. Sebab,

analisis suatu fakta dilakukan melalui hubungan simbol-simbol dan

simbol-simbol tersebut sebagai simbol dari fakta.

f. Paul Ricoeur

Teks adalah otonom atau berdiri sendiri dan tidak bergantung pada

maksud pengarang. Otonomi teks ada tiga macam sebagai berikut :

a. Intensi atau maksud pengarang.

b. Situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks.

c. Untuk siapa teks dimaksud.

Tugas hermeneutika mengarahkan perhatiannya kepada makna

objektif dari teks itu sendiri, terlepas dari maksud subjektif pengarang

ataupun orang lain. Interpretasi dianggap telah berhasil mencapai

tujuannya jika ”dunia teks” dan ” dunia interpreter” telah berbaur

menjadi satu.

g. Jacques Derrida

Dalam filsafat bahasa – dalam kaitan dengan hermeneutika,

membedakan antara ”tanda” dan ”simbol”. Setiap tanda bersifat arbitrer.

Bahasa menurut kodratnya adalah ”tulis”Objek timbul dalam jaringan

tanda, dan jaringan atau rajutan tanda ini disebut ”teks”. Segala

sesuatu yang ada selalui ditandai dengan tekstualitas. Tidak ada

makna yang melebihi teks. Makna senantiasa tertenun dalam teks.

2.8.4.Beberapa Varian Hermeneutika

a. Hermeunitka Romantis

Dengan tokoh Friedrich Ernst Daniel Schleiermacher, bapak

hermeneutka

Makna hermeuneutika berubah dari sekedar kajian teologis – teks

bible menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat.

Bagaimana pemahaman manusia dan bagaimana ia terjadi.

Dua teori pemahaman pertama pemahaman ketatabahasaan –

grammayical understanding, terhadap semua ekspresi, kedua

Page 125: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pemahaman psikologis terhadap pengarang – dikembangkan menjadi

intuitive understanding yang operasionalisasi merupakan rekonstruksi

– merekonstruksi pikiran pengarang.

Tujuan pemahaman lebih merupakan makna yang muncul dalam

pandangan pengarang yang telah direkonstruksi.

Tidak hanya melibatkan pemahaman konteks kesejarahan dan

budaya pengarang tetapi juga pemahaman terhadap subjektivitas

pengarang.

Ada lima unsur dalam pemahaman penafsir, teks, maksud pengarang,

konteks historis dan konteks kultural.Hasil interpretasi akan lebih baik

jika penafsir mengatahui latar belakang sejarah pengarang teks.

Bagan Hermeneutika Romantisme

Konteksi Historis

Penafsir Teks Maksud Pengarang

Konteks Kultural

b). Hermeneutika Metodis

Tokoh Wilhem DiltheyManusia sebagai makhluk eksestensial.

Manusia adalah makhluk yang memahami dan menafsirkan dalam

setiap aspek kehidupan.

Makna teks harus ditelusuri dari subjek tif pengarangnya.

Merupakan metode pemahaman – interpretative methode.

Hermeneutika adalah teknik memahami ekspresi tentang kehidupan

yang tersusun dalam bentuk tulisan.

Hermeneutika historis.

Page 126: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

c). Hermeneutika Fenomologis

Tokoh Edmund Husserl.

Pengetahuan dunia objektif bersifat tidak pasti.

Proses pemikiran harus kembali pada data, bukan pada pemikiran,

yakni pada halnya sendiri harus menanmpakan diri.

Pengetahuan sejati adalah kehadiran data dalam kesadaran budi,

bukan rekayasa pikiran untuk membentuk teori.

Membebaskan diri dari prasangka, yakni membiarkan teks berbicara

sendiri.

Teks merefleksikan kerangka mentalnya sendiri dan penafsir harus

netral dan menjauhkan diri dari unsur-unsur subjektifnya atas objek.

Menafsirkan teks berarti secara metodologis mengisolasi teks dari

semua hal yang tak ada hubungannya – termasuk bias –bias subjek

penafsir dan membiarkannnya mengkomunikasikan maknanya sendiri

pada subjek.

Ada tiga langkah yang harus dilakukan :

1. Reduksi fenomologis, dengan menempatkan dunia dalam tanda

kurung.

2. Reduksi eiditik yang dikerjakan dengan memusatkan perhatian

dan pengamatan pada esensi sesuatu yang coba dipahami.

3. Rekonstruksi dengan menghubungkan hasil reduksi fenomologis

dengan hasil reduksi eidetik.

d). Hermeneutika Dialektis

Dengan eksemplar Martin Heidegger.

Prasangka historis atas objek merupakan sumber pemahaman,

karena prasangka adalah bagian dari eksistensi yang harus dipahami.

Pemahaman adalah sesuatu yang muncul dan sudah ada mendahului

kognisi.

Keragaman makna dan dinamika eksistensial.

Memahami teks yang sama secara baru dengan makna baru.

Page 127: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

e). Hermeneutika Dialogis

Dengan eksemplar Hans-Georg Gadamer.

Pemahaman dimuai dengan pra-penilaian – pre-judgement.

Pemahaman yang benar adalah pemahaman yang mengarah pada

tingkat ontologis.

Kebenaran dapat dicapai melalui dialektika dengan mengajukan

beberapa pertanyaan.

Bahasa menjadi medium penting bagi terjadinya dialog.

Pembangkitan kembali makna teks.

Proses pemahaman adalah proses peleburan horizon-horizon.

f). Hermeneutika Kritis

Dengan tokoh Jurgen Habermas.

Merupakan teori kritis, menemukan kesalahan dan kekurangan pada

kondisi yang ada.

Mempertautkan antara beragam domain realitas, antara partikular dan

universal, antara kulit dan isi dan antara teori dan praktek.

Pemahaman didahului kepentingan, kepentingan sosial dan

kepentingan kekuasaan.

Merupakan refleksi kritis penafsir.

Penafsir mengambil jarak atau melangkah keluar dari tradisi dan

prasangka.

Setiap penafsiran dipastikan ada bias-bias dan unsur-unsur kepentingan

politik, ekonomi, sosial termasuk bias strata kelas, suku dan gender.

g). Hermeneutika Integrasi Dialektis

Integrasi daliketis antara penjelasan – explanatory dan pemahaman –

understanding.

Merupakan perbedaan fundamental antara paradigma interpretasi

teks tertulis dan wacana – discourse dan percakapan – dialogue.

Berbagai interpretasi yang dapat diterima menjadi mungkin.

h). Hermeneutika Dekonstruksionis

Dengan eksemplar Jacques Derrida.

Bahasa merupakan sistem yang tidak stabil.

Makna tulisan – teks, selalu mengami perubahan, tergantung pada

konteks pembacanya.

Page 128: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Menolak makna esensial yang tunggal dan utuh.

Lebih menekankan pencarian makna eksistensial.

Perkembangan hermeneutika sebagai berikut :

1. Friedrich Ernst Daniel Scheleiermacher, mengubah makna hermenetika dari

sekedar kajian teks keagamaan – bible menjadi kajian pemikiran filsafat,

hermeneutika romantic.

2. Wilhelm Dilthey, makna herneneutika menjadi kajian sejarah, tokoh

hermeneutika metodis.

3. Edmund Husserl, pengetahuan dunia objektif bersifat tak pasti, karena

pengetahuan sesungguhnya diperoleh dari apparatus sensor yang tak sempurna.

Sebagai tokoh hermeneutika fenomenologis

4. Martin Heidegger, Hermeneutika sebagai kajian ontologis. Sebagai tokoh

hermeneutika dialektis.

5. Hans –Georg Gadamer, Menekankan dialektika – dialogis.

6. Jurgen Habermas, Menggeser makan hermeneutika kepada pemahaman

yang diwarnai oleh kepentingan.

7. Paul Ricoeur, Aspek pandangan hidup interpreter sebagai faktor utama.

Varian integrasi dialektis.

8. Jacques Derrida, bahwa bahasa juga sistem simbol yang lain merupakan

sesuatu yang tidak stabil. Tokoh hermeneutika dekontruksionis.

Dari perkembangan filsafat hermeneutika di atas, maka penelitian ini

lebih tepat menggunakan dialektika dialogisnya Hans-Georg Gadamer. Hal inilah

yang menjadi titik tekan penelitian kewirausahaan. Tujuan penelitian untuk

mengungkap bagaimana kinerja individu atau organisasi sangat tergantung atau

bersifat saling mempengaruhi dengan lingkungan maupun konteks sosialnya.

Page 129: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang mengeksplorasi mengenai kesadaran identitas

(konsep diri) adalah penelitian yang dilakukan oleh Schmid dan Jones (1991)

yaitu tentang fenomena penghuni penjara di Amerika, terutama untuk melihat

perubahan sikap dan orientasi serta konsep diri (transformasi identitas) mereka

setelah menempati dan merasakan tempat dan suasana yang baru di penjara.

Pada beberapa bagian dari penelitiannya, Schmid dan Jones juga mengamati

fenomena impression management dari penghuni penjara, terutama ketika

berhadapan dengan orang lain. Penelitian dengan judul “Suspended Identity:

Identity Transformation in a Maximum Security Prison” tersebut menggunakan

pengamatan berperanserta dan wawancara mendalam sebagai teknik

pengumpulan datanya.

Hasil peneitian Schmid dan Jones memperlihatkan bahwa identitas

seseorang itu dapat berubah setelah mengalami proses transformasi radikal di

penjara. Lingkungan penjara yang dimaknai para napi sebagai suatu hal yang

tidak mengenakkan mendorong mereka untuk mengantisipasi diri dengan

melakukan trategi pertahanan diri berdasarkan sudut interpretasi subyektif

masing-masing. Hal ini cukup menunjukkan bahwa konsep identitas diri

seseorang itu dapat dimanipulasi, dapat dibongkar pasang atau dapat berubah-

ubah. Diri dapat menjadi diri yang lain sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Fokus penelitian tersebut hanya pada realitas penghuni penjara, tanpa

secara maksimal melakukan studi historis pada kehidupan subyek penelitiannya

sebelum masuk penjara, padahal studi tentang hal tersebut penting untuk

menemukan arah perubahan sikap dan konsep dirinya.

Page 130: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Rahardjo (2010) penelitian dengan pendekatan kuaitatif perspektif

hermeneutika Gadamerian dengan tema bahasa dan kekuasaan. Temuannya

makna wacana dan tindakan politik Abdurrahman Wahid sebagaimana

ditafsirkan oleh elit politik bukan pemerintah.

Temuan Kelly mempertegas studi sebelumnya yang dilakukan oleh Leslie

(1995), McHuffie (1997), dan Mattelart (1994) yang menemukan bahwa

terminologi globalisasi sebagai kontruksi sosial dalam strategi bisnis dan

periklanan.

Temuan M.J. Scheepers (2008), dalam penelitiannya yang berfokus

pada pola pikir kewirausahaan dalam informasi dan komunikasi bahwa tiga

indicator dari pola pikir kewirausahaan terkait erat hubungannya dengan kinerja.

Tiga indicator tersebut adalah orientasi wirausaha, E-Bisnis inisiatif dan Iklim

organisasi yang mendukung. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pola

pikir kewirausahaan teknologi informasi dan komunikasi dan penerapannya pada

ruang e-bisnis. Ruang e-bisnis mengacu pada e-bisnis produk, layanan, proses,

dan strategi. Pola pikir kewirausahaan menggambarkan mengejar inovasi dan

peluang. Hubungan variabel pada penelitian kuantitatif terutama pada variabel

pola pikir dan kinerja menunjukkan hubungan yang signifikan, sedangkan pada

penelitian ini hubungan variabel kewirausahaan dengan kinerja dijembatani oleh

variabel moderating pola pikir/mindset yang akan memaksimalkan variabel

kinerja. Pada penelitian yang lain hubungan variabel internal dan eksternal

sangat mempengaruhi adanya pembentukan karakter kewirausahaan, pada

penelitian ini variabel internal dan eksternal sangat mendukung bahwa kontribusi

variabel internal maupun eksternal sangat mempengaruhi adanya karakter

seorang wirausaha dan ada penambahan indicator yang mempengaruhi adanya

Page 131: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pembentukan karakter entrepreneur antara lain pendidikan dan pola asuh

keluarga. Penelitian terdahulu lebih banyak menggunakan metode kuantitatif,

sedangkan peneltian ini menggunakan metode kualitatif

Temuan dalam penelitian yang telah dilakukan Besnik A. Krasniqi,

penelitian ini membangun fondasi ekonomi mikro untuk teori kewirausahaan dan

pertumbuhan, fokus pada inovasi dan peluang. Penelitian ini berargumentasi

bahwa biaya transaksi adalah perekat diantara variabel-variabel kewirausahaan.

Tehnologi produksi didefinisikan sebagai perluasan dimana keputusan tehnik

berpengaruh terhadap efisiensi produksi. Penurunan biaya transaksi akan

menekan organisasi yang lain untuk melakukan hal yang sama. Perusahaan

menyediakan biaya yang sangat elastic tergantung pada kebutuhan dana yang

diperlukan untuk merealisasikan peluang tersebut.

Jaysinha S. Shinde, meneliti tentang bidang kewirausahaan sosial dan

spiritual dan religius di tempat kerja memunculkan bidang-bidang di daerah

management. Penelitian ini mempresentasikan pengertian entrepreneurship

turunan dari literatur-literatur spiritual. Dengan menggunakan filosofi yang abadi,

penelitian ini menawarkan suatu kerangka dimana menyediakan Suatu pandangan

baru pada kewirausahaan. Penelitian ini juga mengembangkan konsep

kewirausahaan spiritual dengan memperoleh definisi yang kongkret dan

mengidentifikasi dimensi yang penting.

Hmieleski, Keith; dan Andrew Corbett, dalam penelitiannya memeriksa

hubungan antara improvisasi dan itensi-itensi wirausaha dan menemukan bahwa

itensi-itensi wirausaha berhubungan dengan ukuran-ukuran kepribadian,

Page 132: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

motivasi, gaya kognitif, model social, dan improvisasi. Hubungan yang paling

kuat ditemukan antara itensi-itensi wirausaha dan improvisasti.

Research Gap

Dari hasil pelacakan secara intensif terhadap berbagai kajian mengenai

entrepreneur baik secara substantif maupun formal, sejauh ini belum ditemukan

kajian entrepreneur dengan pendekatan kebahasaan melalui perspektif

hermeneutika Gadamerian. Beberapa penelitian kajian lewat pendekatan

hermeneutika sebagaimana dipaparkan, semuanya menggunakan perspektif

hermeneutika intensionalisme atau Hirschian, bukan Gadamerian. Jadi, semua

kajian belum menempatkan hermeneutika sebagai perspektif yang relevan bagi

kajian ilmu-ilmu sosial. Potensi tersebut menjadi kekhususan penelitian ini.

Karena itu, selain untuk memperkaya kajian-kajian sejenis sebelumnya penelitian

ini diharapkan menjadi varian lain atau turut memperluas dalam kajian

entrepreneur.

Hasil Penelitian dan Publikasi

NO

PENELITI

JUDUL JURNAL

METODE

TEMUAN

1.

2.

Besnik A. Krasniqi (2009) Jaysinha S. Shinde (2011)

Personal, household and business envronmental determinants of entrepreneurship The Perennial Perspective on Entrepreneurship

Menggunakan metode penelitian kuantitatif serta melakukan pendekatan bentuk penyelidikan ekonometrik dan survei Menggunakan metode penelitian kualitatif

Karakter seseorang, dukungan keluarga dan lingkungan bisnis menentukan keberhasilan wirausaha. Perbandingan wirausaha komersil, wirausaha sosial,

Page 133: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Oscar Gonzales-Benito,Pablo A.Munoz Gallego Janiver Gonzales Benito (2008) Philip E.Auerswald (2008) M.J. Scheepers (2008) Dr.Fakhrul Anwar Zainol dan Dr.Selvamalar Ayadurai (2011) Nurlina Rahman (2004) Syaiful Rohim (2011)

Role of entrepreneurship and market orientation in firms success. Entrepreneurship in the Theory of the firm. Entrepreneurial Mindset of Information and Communication Technology Firms Entrepreneurial Orientation and Firm Performance: The Role of Personality Traits in Malay Family Firms in Malaysia Konsep Diri Pemakai Narkoba dalam konteks komunikasi antar pribadi di Jakarta Kontruksi Diri dan Perilaku Komunikasi

Menggunakan metode penelitian kuantitatif serta melakukan survei Menggunakan metode penelitian kuantitatif studi kasus Menggunakan metode penelitian kuantitatif, empiris survei Menggunakan metode penelitian kuantitatif, tes empiris adat Menggunakan metode penelitian kualitatif serta melakukan pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam sebagai teknik Menggunakan metode penelitian

wirausaha institusional dan wirausaha spiritual (spiritual intrepreneurship). Adanya hubungan yang kuat antara orientasi pasar dengan kewirausahaan. Adanya hubungan antara kewirausahaan dengan inovasi dan cara perusahaan merealisasikan peluang bisnis. Pola pikir terkait erat dengan kinerja. Sehingga menjadikan manajer memberikan dukungan dengan imbalan dan kebebasan untuk berinisiatif. Kepribadian digunakan untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan Bagaimana proses perubahan konsep diri sebelum dan sesudah pemakai Gelandangan”manusia gerobak” berupaya

Page 134: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

9.

10.

Mudjia Rahardjo (2010) Rasyidah (2011)

Gelandangan di Kota Jakarta Hermeneutika Gadamerian (kuasa bahasa dalamwacana politik Gusdur) Hermeneutika Gadameran dan Implikasinya Terhadap Pemahaman Kontemporer Al-Qur’an

kualitatif serta melakukan pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam sebagai teknik Kuaitatif perspektif hermeneutika Gadamerian Kuaitatif perspektif hermeneutika Gadamerian

untuk menciptakan kondisi yang dapat menghasilkan demi tercapainya tujuannya yaitu pemenuhan kebutuhan hidup dalam menghadapi lingkungan dan dinamika social yang berubah-ubah ditengah kemiskinan perkotaan. Perilaku gelandangan muncul menimbulkan implikasi menguatnya dorongan menjadi perilaku yang menular.

Makna wacana dan tindakan politik Abdurrahman Wahid sebagaimana ditafsirkan oleh elit politik bukan pemerintah. Kajian hermeneutikanya terkait dengan pertanyaan kunci tentang pemahaman teks, Gadamer telah mengalihkan corak hermeneutika dari tataran epistemology-seputar metode- menjadi ontologism.

2.10. Kerangka Konseptual Penelitian

Secara ringkas kerangka konsep penelitian mendasarkan pada pengalaman

sadar individu sebagai entrepreneur. Kajian mengenai pengetahuan yang berasal

dari kesadaran, atau cara bagaimana orang-orang memahami obyek-obyek dan

peristiwa-peristiwa atas pengalaman sadar mereka, Kuswarno (2009: 5)

Page 135: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

menyatakan bahwa fenomena itu sesuatu yang masuk ke dalam kesadaran kita

baik dalam bentuk persepsi, khayalan, keinginan atau fikiran.

Sebagai seorang manusia pada umumnya, pengusaha sebagai makhluk

sosial yang bersifat individual dan sekaligus sebagai seseorang yang memerankan

fungsi-fungsi sosial. Sebagai makhluk sosial, seorang pengusaha berhubungan

dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dalam berhubungan dengan

lingkungannya, seorang pengusaha melakukan dengan sadar dan atas kemauan

dan sesuai dengan motif dan keinginannya. Tidakan seperti ini menurut

perspektif Weber disebut tidakan sosial.

Dalam perspektif hermeneutika Gadameran, bahwa bahasa merupakan

medium sangat penting bagi terjadinya dialog, memandang makna dicari dan

dikontruksi dan direkontruksi oleh penafsir sesuai konteks penafsir dibuat

sehingga makna teks tidak pernah baku. Bahasa didefinisikan sebagai sistem

simbol bunyi bermakna dan berartikulasi yang bersifat arbiter dan konvensional

yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk

melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo, 2001: 3). Sedangkan menurut Hikam

(dalam Mudjia Rahardjo, 2010: 48) bahasa sebagai representasi berperan pula

dalam membentuk jenis-jenis subyek tertentu.

2.11. Preposisi Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian, masalah penelitian dan landasan teori

maka dikembangkan preposisi penelitian. Preposisi penelitian ini berdasarkan

pada prinsip preposisi teorem (theorem proposition) yaitu usulan atau dalil yang

diungkapkan belum tentu benar dan harus diuji kebenarannya. Pernyataan

preposisi bukan bermaksud untuk mengarahkan hasil penelitian, tetapi merupakan

Page 136: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pendugaan sementara terhadap hasil penelitian. Preposisi ini dibangun sesuai

dengan tujuan penelitian dan kajian teori serta rekomendasi penelitian terdahulu,

adapun preposisi penelitian ini yaitu:

1. Pandangan tentang diri dan lingkungannya, dalam konteks konsep diri

merupakan faktor yang sangat menentukan dalam membangun karakter

seseorang, karena setiap orang bertingkah laku dan berkomunikasi sedapat

mungkin sesuai dengan konsep dirinya.

2. Orientasi sosial serta pilihan karier dan motif menjadi pengusaha,

menciptakan lapangan pekerjaan merupakan perbuatan yang berdampak

sosial dan sangat tepat untuk cara mendekatkan diri dengan masyarakat

secara umum.

3. Interaksi pergaulan manusia yang satu dengan yang lainnya merupakan

salah satu bentuk peristiwa komunikasi dalam masyarakat, melakukan

aktivitas yang ada keterkaitannya dalam praktek manajemen.

Page 137: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Ancangan dasar kajian ini adalah fenomena hermeneutik, yang

termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Berbeda dari tradisi positivistik

yang cenderung menjelaskan perilaku manusia, tradisi fenomenologi

hermeneutik cenderung mengedepankan eksistensi manusia sebagai

sesuatu yang harus ditafsirkan, karena kajian bertujuan memahami subyek.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perspektif

hermeneutika Gadamerian.

Peneliti perspektif hermeneutika Gadamerian, sebagaimana

dinyatakan Valdes (1991), bahwa hanya akan berdialog dengan teks, jelas

Valdes (1991:303), “with written texts, the discourse must speak by it self”,

Menurut Valdes ketika teks sudah hadir, maka produser teks sudah lepas

dari teks itu sendiri dan interpretasi atas teks diserahkan sepenuhnya

kepada pembacanya. Menurut Fasya (2002:43) kompetensi atau wewenang

yang dimiliki para pihak atau lembaga untuk menentukan makna final atau

paling absah dari seluruh tulisan/teks, dengan demikian analisis teks

digambarkan Barthes sebagai ruang terbuka karena tak ada yang berhak

mengganggu. Pembaca belajar mendewasakan diri dihadapan teks untuk

menjadi autor baru dan merupakan korektor dan pemersatu fungsi teks yang

heterogen. Konsep yang dibangun Barthes adalah posisi disela-sela (in-

betweeness) antara pembaca dan teks. Dalam analisis teks, Barthes dengan

tegas mengingatkan bahwa teks bukan untaian kata-kata yang siap

melepaskan makna tunggalnya semata, yaitu pesan dari sang penciptanya

118

Page 138: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

saja, tetapi berasal dari ruang multidimensi yang ada dan tersebar dalam

tulisan. Teks tidak lain merupakan sejumlah kutipan yang tergambar dari

pusat-pusat budaya yang jumlahnya tidak terbatas.

“We know a text is not a line of words releasing a single theological, meaning (the message of Author-God but a multi-dimensional space in which avariety of writing, none of original, blend, and clash. The text is a tissue of quotations drawn from the innumerable centres of culture” (Barthes, 1977: 146).

Butir penting gagasan Barthes tersebut bagi pengkaji hermeneutika

Gadamerian adalah teks akan dikupas maknanya jauh lebih dalam daripada

penciptanya sendiri. Otoritas sebuah tulisan berada di tangan pembaca

(Fasya, 2002: 43).

3.2. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian adalah Soetrisno Bachir yang lahir di

Pekalongan dan berdomisili di DKI Jakarta, subyek penelitian ini dipilih karena

sukses dalam berwirausaha dan kesediaan mereka untuk mengeksplorasi

dan mengartikulasikan pandangan dan pengalamannya secara sadar.

3.3. Lokasi Penelitian dan informan Penelitian

a. Penentuan Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di DKI Jakarta dan Kota

Pekalongan Jawa Tengah. DKI Jakarta adalah tempat tinggal subyek

dalam menjalankan aktivitasnya. Kota Pekalongan adalah tempat

lahirnya subyek dan aktivitas usahanya. Dalam proses mendapatkan

data penelitian paling tidak akan dikonsentrasikan pada dua lokasi

tersebut. Disamping untuk melakukan wawancara dengan subyek

Page 139: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

penelitian, lokasi-lokasi tersebut juga akan dijadikan sebagai tempat

untuk mengamati interaksi subyek baik dengan sesama wirausahawan

maupun dengan kelompok sosial lainnya. Lokasi tersebut sangat

penting didatangi karena untuk mengamati fenomena interaksi juga

untuk melihat impression management yang mereka lakukan.

b. Penentuan Informan Penelitian

Sumber informan penelitian : 1) Soetrisno Bachir (subyek penelitian),

dipilih karena memiliki kepribadian yang luar biasa banyak memberikan

sumbangan yang berharga baik berupa pemikiran maupun perjuangan

bagi masyarakat, Bangsa dan Negara; sebagai sosok pribadi yang dapat

dijadikan inspirasi untuk membangun karakter entrepreneur, pencapaian

prestasi dalam berwirausaha, juga dikenal sebagai sosok yang santun,

rendah hati, dan dermawan. 2) Masyarakat sekitar subyek penelitian

dilahirkan (Aisyah),ibu yang berumur 76 tahun ini lahir di Kampong

Pesindon, beliau bekerja sebagai pengrajin batik milik keluarga Bachir

Achmad orang tua dari subyek penelitian, ibu Aisyah diberi suatu

kepercayaan untuk turut mengasuh subyek penelitian ketika masih anak-

anak. 3) Keluarga subyek penelitian,(kakak kandung: Adi Cahyantono

Bachir dan adik kandung Eni Apria Diningsih), kedua saudara kandung

ini paling interaktif dan dipandang cakap memberikan informasi

mengenai subyek penelitian 4) Teman seprofesi pengusaha (Siswadi)

rekan bisnis yang paling lama bermitra dengan subyek penelitian.

Page 140: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

3.4. Paradigma Penelitian

Linguistikalitas hermeneutic bagi Gadamer bahwa bahasa merupakan

kata kunci utama setelah dialogasi, Bahasa dalam pandangan Gadamer

adalah individu dan struktur sosial yang meliputi tradisi, budaya norma dan

nilai. Sebagaimana tradisi fenomenologi yang pada umumnya menjelaskan

makna pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala

(Creswell, 1998:51). Dalam penelitian ini akan mendiskripsikan pengalaman

subyek penelitian dalam mencapai kesuksesan berwirausaha (Soetrisno

Bachir), dengan menggunakan faktor-faktor lingkungan internal dan Ekternal

serta pola pikir. Pikiran melahirkan kebiasaan, bahwa kebiasaan manusia

terbentuk dengan cara pengulangan perilaku, kemudian diikat oleh

perasaan. Maka terbentuklah file khusus yang berkaitan dengan kebiasaan

itu. Setiap kali perilaku itu diulang maka kuatlah rekaman yang tersimpan di

akal bawah sadar. Setiap kebiasaan yang diprogram manusia sehingga

menjadi kuat dan tidak bisa diubah. Jadi kebiasaan adalah pikiran yang

diciptakan seseorang dalam benaknya, kemudian dihubungkan dengan

perasaan dan diulang-ulang hingga akal menyakininya sebagai bagian dari

perilakunya.

Apapun yang menjadi pusat konsentrasi, akan mempengaruhi sikap,

perilaku, dan perasaan. Sistem kerja akal bawah sadar membuat pikiran

meluas dan menyebar hingga membuka pintu bagi hukum berpikir pararel

yang bisa membuat mengetahui sesuatu yang serupa dengan yang

dipikirkan. Selanjutnya membuka pintu bagi hukum berpikir yang dianggap

paling berbahaya jika digunakan untuk berpikir negatif, tapi menjadi

penunjang terkuat menuju keberhasilan dan kebahagiaan jika digunakan

Page 141: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

untuk berpikir positif. Dalam mengubah hidup yang perlu diperhatikan adalah

mengubah pikiran dan keyakinan, segala sesuatu yang dipikirkan adalah

proyeksi dan itu berhubungan dengan perasaan. Manusia ketika melakukan

sesuatu dan mendapatkan hasil tertentu maka ia memproyeksi hasil yang

sama. Jika seseorang menginginkan hasil yang berbeda maka ia harus

menciptakan perubahan dalam pikiran yang membentuk proyeksi.

Selanjutnya bahwa keyakinan melahirkan perbuatan. Jika yakin maka

terdorong sikap seperti yang ada dalam keyakinannya, sebaliknya bila

merasa tidak yakin maka sikap akan sejalan dengan keyakinan itu. Jadi

keyakinan adalah kekuatan luar biasa yang mengukuhkan pikiran seseorang

sehingga menumbuhkan perasaan, perbuatan, hasil dan membuat

kehidupan persis seperti yang ada dalam pikiran. Akal selalu menemukan

alasan yang mendukung kenyataan, apa yang ada dalam akal hidup dalam

hati, kemudian mengalir dalam pembuluh darah dan terwujud dalam

kehidupan. Selagi ada kemanuan, kesabaran dan sikap pantang menyerah

keberhasilan bisa diraih. Jadi akal akan selalu mendukung bergerak

membantu menggapai apa yang diinginkan.

Pendekatan kualitatif ini diharapkan mampu memperoleh gambaran

utuh dari fenomena interaktif baik secara intrapersonal maupun

interpersonal kesuksesan seorang wirausahawan. Pendekatan ini diyakini

mampu mengarahkan pencarian paradigma baru dalam ilmu manajemen

yang dikombinasikan antara perspektif subyek yang diteliti yaitu Soetrisno

Bachir, serta dari perspektif peneliti sendiri. Pertimbangan lainnya, karena

menurut Muhadjir (2000:149), “lebih mampu mengungkapkan realitas ganda,

lebih mengungkapkan hubungan yang wajar antara peneliti dengan

Page 142: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

informan, dan karena metode kualitatif lebih sensitive dan adaptif terhadap

peran pelbagai pengaruh timbal-balik”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, menurut Bongdan

dan Taylor (Moleong, 2000:3) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Garna (1999:32) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif dicirikan

oleh tujuan penelitian yang berupaya memahami gejala-gejala yang

sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantifikasi atau gejala-gejala

tersebut tidak mungkin diukur secara tepat.

Dasar paradigma yang diacu dalam paradigma kualitatif adalah tetap

memandang manusia bertindak rasional, namun dalam penyelesaian masalah

hidup sehari-hari adalah menggunakan penalaran praktis bukan logika

formal. Paradigma phenomenology berusaha memahami arti (mencari makna)

dari peristiwa dan kaitannya dengan orang-orang (Leksono, 2009:91).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

tradisi penelitian fenomenologis, dalam istilah Lindlof (1995:27) disebut

dengan paradigm interpretif (interpretive paradigm) (Creswell, 1998:14)

mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang tempat dan

waktunya secara alamiah. Paradigma ini juga memungkinkan untuk

dilakukan interpretasi secara kualitatif atas data-data penelitian yang telah

diperoleh. Selain itu penelitian ini akan memberi peluang yang besar untuk

dibuat interpretasi-interpretasi alternatif. Mulyana (2002) menyebut

penelitian kualitatif ini sebagai perspektif subyektif.

Page 143: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Dalam penelitian kualitatif peran teori tidak sejelas dalam penelitian

kuantitatif, karena modelnya induktif, yaitu dengan urutan: 1) mengumpulkan

informasi, 2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan, 3) membangun kategori-

kategori, 4) mencari pola-pola (teori), dan 5) membangun sebuah teori atau

membandingkan pola dengan teori-teori lain (Alwasilah,2011:75).

Gambar 3.1. Model induktif dalam penelitian kualitatif

(Sumber: Alwasilah,2011:76)

Penelitian kualitatif bersifat interaktif dan terintegrasi secara baik antara tujuan,

konteks konsepsi, pertanyaan penelitian, metode dan validitasnya. Adapun

model penelitian interaktif ini dapat dilihat pada Maxwell (Maxwell,1996:4-5),

sebagai berikut :

1 Peneliti

mengumpulkan informasi

2 Mengajukan pertanyaan

3 Membangun

Kategori-kategori

4 Mencari pola-pola

(teori-teori)

5 Mengembangkan teori Atau membandingkan

Pola dengan teori

6 Pemahaman baru Atau teori baru, hipotesis baru

Page 144: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Gambar 3.2. Model Penelitian Interaktif (Sumber: Maxwell,1996:5)

1. Purposes (Tujuan): Apa saja tujuan akhir dari penelitian ini? Isu-isu apa yang diharapkan dapat dijelaskan oleh penelitian ini, dan praktek-praktek apa yang akan dipengaruhi? Mengapa anda ingin melakukan penelitian ini, dan mengapa kita harus memperhatikan hasil-hasilnya? Mengapa penelitian sangat penting dilakukannya?.

2. Conceptual Context (Konteks konsepsi): Apa yang anda harapkan akan terjadi dengan fenomena yang anda rencanakan untuk diteliti? Teori-teori, temuan-temuan dan kerangka-kerangka konsepsi apa yang berkaitan dengan fenomena ini akan mengarahkan atau memberitahu penelitian anda, literature, penelitian terdahulu, serta pengalaman pribadi apa yang akan anda gambarkan? Komponen-komponen model ini memuat teori yang telah anda hasilkan atau mengembangkan tentang keadaan atau isu-isu yang anda teliti. Ada empat sumber utama untuk teori ini: pengalaman anda sendiri, teori dan penelitian yang ada, hasil-hasil dari setiap penelitian percobaan atau penelitian pendahuluan yang telah anda lakukan, dan percobaan-percobaan pemikiran.

3. Research Questions (Pertanyaan Penelitian): Secara khusus, apa yang ingin anda ketahui dengan melakukan penelitian ini? Apa yang anda tidak ketahui tentang fenomena yang anda teliti yang ingin anda pelajari? Pertanyaan-pertanyaan apa yang akan dicoba untuk dijawab melalui penelitian anda, dan bagaimana pertanyaan-pertanyaan ini berkaitan dengan satu sama lainnya?.

4. Methods (Metode): Apa sebenarnya yang akan dilakukan didalam melaksanakan penelitian ini? Pendekatan-pendekatan dan teknik-teknik apa yang akan anda gunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data anda, dan bagaimana pendekatan serta teknik ini menjadi strategi yang terpadu? Komponen model anda ini meliputi

Purposes Conseptual Context

Research Question

Methods Validity

Page 145: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

empat bagian utama: Hubungan penelitian anda dengan orang-orang yang anda teliti, Keputusan-keputusan penarikan sampel dan pemilihan tempat penelitian anda, metode-metode pengumpulan data anda, dan teknik-teknik analisis data yang akan anda gunakan.

5. Validity (Validitas): Bagaimana anda dapat menjadi salah? Apa saja penjelasan alternatif yang masuk akal dan ancaman-ancaman validitas terhadap kesimpulan-kesimpulan potensial penelitian anda, dan bagaimana anda akan menghadapi masalah ini? Bagaimana cara anda memperoleh data, atau cara anda mengumpulkan, dukungan atau gagasan anda dalam menghadapi tantangan masalah yang dihadapi? Mengapa hasil anda dipercayai orang?

Menurut (Alwasillah,2011:182) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan,

artinya kata-kata dan tindakan dari subyek hanyalah sebuah catatan

(informasi) yang tidaklah memberikan arti apapun sebelum dikategorisasikan

dan direduksi. Jadi kemampuan peneliti adalah menangkap data, bukan

sekedar mencerna informasi verbal tetapi mampu pula mengungkap dibalik

tindakan atau bahasa nonverbal responden.

Data dapat berupa data lisan, tulisan, tindakan, ataupun artefak yang

diperoleh dari sumber informasi. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama dan

didokumentasikan melalui catatan tertulis, pengambilan foto, ataupun film.

Sedangkan sumber data lain seperti buku-buku, dokumen, surat kabar, dan

lain sebagainya, tidak juga dapat diabaikan karena merupakan pelengkap

untuk mengkontruksikan realitas yang ada. Untuk melihat proses interaksi,

peneliti akan menggunakan Soetrisno Bachir sebagai sumber data dengan

tujuan untuk memperoleh informasi dan sekaligus sebagai cross check atas

informasi yang didapat oleh peneliti berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu melalui teknik, waktu serta sarana yang ada. Adapun

informasi dalam penelitian ini bergantung pada tingkat kenyakinan dan

kepuasan data yang diperoleh peneliti.

Page 146: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Salah satu karakter penelitian kualitatif fenomenologis adalah

melakukan pengamatan dan berinteraksi dengan subyek penelitian untuk

berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka atas dunianya. Hal seperti

ini juga dipertegas oleh Creswell (1998:14) bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang latar tempat dan waktunya alamiah. Paradigma ini juga

memungkinkan untuk dilakukan interpretasi secara kualitatif atas data-data

penelitian yang telah diperoleh.

3.5. Sumber Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah berasal dari

kata-kata, perbuatan, tindakan dan atau perilaku sehari-hari dari para

subyek yang diteliti serta data yang dapat diungkap/diambil berupa bahasa

yang berasal dari pembicaraan diantara para subyek penelitian. Penelitian

inipun menjadikan pernyataan (ungkapan) dan tindakan sadar Soetrisno

Bachir sebagai sumber data utamanya. Disamping menjadikan pernyataan

dan tindakan sebagai sumber data utama penelitian, terdapat beberapa

kalangan yang dijadikan sumber data di luar subyek penelitian. Pemilihan

sumber data tersebut didasarkan pada kebutuhan penelitian (Fatchan,

2011:105).

Data dalam kajian ini diperoleh dengan menggunakan metode

dokumenter. Dokumen yang dikumpulkan teks-teks lisan dan tulis dari

subyek dan para informen.Data berupa rekaman wawancara, tulisan di surat

kabar, foto-foto, buku karya subyek, pidato, penelusuran lewat teman

sejawat, penelusuran lewat masyarakat lingkungan subyek.

Page 147: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan,

pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara

mendalam, observasi (pengamatan) berperan serta dan studi pustaka serta

dokumen teks. Dengan demikian, peneliti yang merupakan instrument pokok

dalam penelitian bertindak sebagai partisipan penuh melalui keikutsertaan

sebagai bagian dari tempat yang diamati. Bertindak sebagai partisipan

penuh dilakukan untuk membangun situasi. Tindakan tersebut juga berguna

dalam mempertajam, tidak saja kemampuan panca indera tetapi juga

perasaan dan intuisi yang digunakan dalam menggali data di lapangan.

Dalam penelitian ini, teknik yang paling utama digunakan peneliti adalah

dengan melakukan pengamatan berperan serta dan kajian teks kehidupan

dan dokumen tentang subyek yang diteliti. Sedangkan teknik lainnya seperti

penggunaan dokumentasi dan wawancara mendalam adalah sebagai

pendukung, walaupun keduanya tidak bisa dikesampingkan sama sekali.

3.7. Observasi (Pengamatan Berperan-serta)

Pengamatan berperan-serta adalah strategi lapangan yang secara

simultan memadukan analisis dokumen, wawancara dengan responden dan

informan, partisipasi dan abservasi langsung serta instropeksi

(Denzin,2011:526). Sedangkan Pengamatan berperan-serta menurut

(Mulyana,2011:162) dilakukan dengan keterlibatan langsung peneliti dalam

kehidupan sehari-hari dari subyek yang menjadi obyek penelitian. Pengamat

juga menyesuaikan diri atau terlibat secara langsung dengan mengikuti

orang-orang yang diteliti dalam kehidupan sehari-hari, melihat apa yang

Page 148: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dilakukan, kapan, dengan siapa, dan dalam keadaan apa, serta bertanya

mengenai tindakan tersebut, teknik ini memaksimalkan peluang peneliti

untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan yang sahih mengenai gejala

yang dipelajarinya, karena:

1. Keterlibatan peneliti dalam kehidupan sehari-hari warga dalam masyarakat yang ditelitinya membuat ia lambat-laun diterima sebagai bagian yang wajar dalam kehidupan mereka, sehingga merekapun akan bertingkah laku sebagaimana lazimnya seperti sebelum kehadiran peneliti di sana. Ini mengurangi masalah reaktivitas, yakni masalah yang muncul karena ada kecenderungan orang bertingkah laku lain ketika mereka menyadari sedang diamati oleh orang asing.

2. Keterlibatan peneliti memungkinkannya merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang masuk akal bagi subyek yang diteliti, dalam bahasa atau ungkapan-ungkapan setempat.

3. Pengamatan terlihat memberikan pemahaman intuitif kepada peneliti mengenai makna dari hal-hal yang terdapat dalam masyarakat yang ditelitinya.

4. Banyak masalah penelitian yang hanya dapat dijelaskan secara memadahi melalui pengamatan terlibat.

Berkaitan dengan penelitian ini, teknik pengamatan berperan serta

akan dilakukan peneliti untuk ikut terlibat bersama subyek penelitian

mengamati, mengikuti, setiap aktivitas yang dilakukan subyek pada lokasi

penelitian yang sudah ditentukan. Teknik observasi partisipasi ini dilakukan

dengan menggunakan buku catatan guna memperoleh dan mencatat data

yang mungkin muncul diluar dugaan.

3.8. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh peneliti (Soehartono, 1999:67). Wawancara

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali

keterangan yang dibutuhkan dalam mengkontruksi realitas yang ada.

Page 149: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Pertanyaan harus dibuat luwes serta disesuaikan dengan kondisi kebutuhan,

sehingga baik peneliti maupun informan dapat saling memahami.

Wawancara secara garis besar dibagi dua yaitu wawancara tak struktur dan

wawancara terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut

wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif,

wawancara terbuka dan wawancara etnografis; sedangkan wawancara

terstruktur sering juga disebut wawancara baku yang susunan

pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya dengan pilihan-pilihan

jawaban yang juga sudah disediakan.

Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2003:135) maksud

mengadakan wawancara antara lain: mengkonstruksi mengenai orang,

kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian

dan kebutuhan lain; Merekontruksi kejadian yang dialami masa lalu;

Memproyeksikan harapan dimasa yang akan datang; Memverifikasi,

mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain; Juga

memverifikasi, mengubah dan memperluas kontruksi yang dikembangkan

oleh peneliti sebagai pengecekan data. Jadi wawancara dimaksudkan

untuk melakukan refocus, klarifikasi, menggali kesadaran kritis, dan

meminta penjelasan dan informasi kepada responden.

Dalam melakukan wawancara, peneliti harus bersifat netral dan tidak

mengarahkan jawaban responden, artinya jawaban atau tanggapan yang

diberikan merupakan pemahaman yang sebenarnya, dan bukan jawaban

yang ideal menurut responden. Dalam wawancara peneliti tidak hanya

memfokuskan perhatiannya pada jawaban yang diberikan, tetapi juga

memperhatikan gerakan-gerakan nonverbal. Dalam hal ini, peneliti membuat

Page 150: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

suatu daftar wawancara terhadap subyek yang menjadi obyek penelitian

dalam bentuk format isian atau pedoman wawancara dan dilakukan secara

fleksibel, tidak serta merta terpaku pada pedoman wawancara.

Interviu merupakan salah satu cara pengambilan data yang dilakukan

melalui kegiatan komunikasi lisan dalam bentuk tersetruktur, semi

terstruktur, dan tak tersetruktur. Interviu yang tersetruktur merupakan bentuk

interviu yang sudah diarahkan oleh sejumlah pertanyaan secara ketat.

Interviu semi terstruktur yaitu meskipun interviu sudah diarahkan oleh

sejumlah daftar pertanyaan tidak tertutup kemungkinan memunculkan

pertanyaan baru yang idenya muncul secara spontan sesuai dengan

konteks pembicaraan yang dilakukannya. Interviu secara tak terstruktur

(terbuka) merupakan interviu dimana peneliti hanya berfokus pada pusat-

pusat permasalahan tanpa diikat format-format tertentu secara ketat.

Pelaksanaan wawancara bisa secara individual atau kelompok. Dalam

interviu secara individual maupun kelompok tersebut peneliti sebagai

interviewer bisa melakukan interviu secara directive, artinya peneliti selalu

berusaha mengarahkan topik pembicaraan sesuai dengan fokus

permasalahan yang mau dipecahkan. Namun demikian bisa juga peneliti

melakukan interviu secara nondirentive. Hal ini dilakukan apabila peneliti

bukannya ingin memfokuskan pembicaraan pada suatu masalah tetapi juga

ingin mengeksplorasi suatu masalah (Fatchan, 2011: 81-82).

3.9. Studi Dokumen

Untuk melengkapi hasil penelitian, peneliti menggunakan pula data

yang bersumber dari dokumen-dokumen yang terkait dengan hal penelitian

Page 151: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

ini. Dokumen yang membantu dalam penelitian ini antara lain; teks berita

dari Koran maupun artikel majalah, teks dokumen resmi, brosur, foto dan

sebagainya. Data yang diperoleh merupakan data pendukung terhadap hasil

pengamatan dan wawancara yang dilakukan. Sumber dokumen lain seperti

surat atau catatan pribadi yang sebenarnya dapat memberikan informasi

penting, dalam hal ini tidak dimasukkan sebagai bahan kajian.

3.10. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan

kedalam suatu pola, kategori, dan satuan urutan dasar. Dalam penelitian

kualitatif, analisis data dilakukan sepanjang penelitian berlangsung. Hal ini

dilakukan melalui deskripsi data penelitian, penelahan tema-tema yang ada,

serta penonjolan pada tema tertentu (Creswell, 1998:65).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mengikuti tiga tahap analisis data yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman

yaitu: reduksi data, penyajian (display) data, dan penarikan kesimpulan serta

verifikasi, yang diskematisasikan sebagai berikut:

Gambar 3.3 Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif

Sumber: Mattew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan Tjetjep Rohendi, UI-Press, h.20.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Reduksi Data

Page 152: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Setelah proses pengumpulan data, maka dilakukan analisis data.

Langkah awal dalam analisis data adalah melakukan reduksi data. Data atau

informasi yang ada dikelompokkan sesuai dengan topik permasalahan

penelitian. Dalam konteks penelitian ini, dilakukan pengelompokkan data

yang berkaitan dengan Soetrisno Bachir, menjadi dua kategori data yaitu

data tentang pandangan Soetrisno Bachir tentang diri, keluarga dan

lingkungannya (yang berkaitan dengan konsep dirinya), orientasi sosial

(motif dan karier) serta pengelolaan kesan.

Setelah reduksi data, maka dilakukan penyajian (display) data,

setelah data direduksi, tersusun secara sistematis dan dikelompokkan

sesuai dengan jenis dan polanya, selanjutnya disusun dalam bentuk bagan-

bagan atau narasi-narasi sehingga membentuk rangkaian informasi yang

bermakna sesuai dengan permasalahan penelitian.

Langkah berikutnya adalah pengambilan kesimpulan dan

verifikasi. Setelah melewati tahap pertama dan kedua, selanjutnya langkah

yang harus diambil adalah mengambil kesimpulan. Kesimpulan diambil

berdasarkan hasil reduksi dan penyajian data. Setelah mendapatkan

kesimpulan langkah selanjutnya adalah verifikasi. Verifikasi dilakukan

dengan cara mencari data baru yang lebih mendalam untuk mendukung

kesimpulan yang sudah didapatkannya. Tahap ini dimaksudkan untuk

menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah

informan penelitian yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya

dari fokus penelitian ini. Dalam tahap ini, juga dimungkinkan untuk dibuatnya

model sebagai bentuk konstruk derajat kedua (second order construct) dari

penelitian ini.

Page 153: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

3.11. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data.

Setiap penelitian ilmiah bertujuan menghasilkan pengetahuan yang

obyektif. Artinya, kebenarannya yang dihasilkan dibatasi oleh kesepakatan

serta bakuan-bakuan ilmu pengetahuan, dan oleh kenyataan empiris yang

dikaji. Dua kriteria yang penting bagi obyektivitas suatu penelitian kualitatif

menurut Kirk dan Miler adalah keandalan (reliability) yang menyangkut

langkah-langkah penelitian tersebut, dan kesahihan (validity) yang berkaitan

dengan isi penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen pokok.

Reliabilitas dan validitas data banyak ditentukan oleh hubungan antara

peneliti dengan sasaran penelitiannya. Peneliti bukan saja dituntut

menguasai alat-alat konseptual dan teoritis yang relevan dengan gejala

yang ditelitinya, tetapi juga perlu pula mengetahui keragaman para calon

responden dan informannya menurut kedudukan masing-masing dalam

struktur sosial dan struktur interaksi yang ada dikehidupan yang nyata.

Relevansi disini adalah signifikansi dari pribadi terhadap lingkungan senyatanya.

Usaha menemukan kepastian dan keaslian merupakan hal yang penting

dalam penelitian kualitatif. Validitas data juga perlu dijaga dengan

penggabungan berbagai sumber informasi serta metode pengumpulan data.

Upaya agar mendapatkan data yang valid peneliti melakukan seperti berikut.

3.11.1. Triangulasi data

Triangulasi pada hakekatnya merupakan pendekatan multimetode

yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis

data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat

dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi

Page 154: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

jika didekati dari berbagai sudut pandang. Memotret fenomena

tunggal dari sudut pandang yang berbeda-beda akan

memungkinkan diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Oleh

karena itu triangulasi adalah usaha mengecek kebenaran data atau

informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang

berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang

terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data (Mudjia Rahardjo).

Konsep triangulasi digunakan dalam penelitian ini, dilandasi asumsi

bahwa setiap bias yang inheren dalam sumber data, peneliti, atau

metode tertentu, akan dinetralkan oleh sumber data, peneliti atau

metode lainnya (Creswell, 1994:174). Reliabilitas dan validitas hasil

penelitian dapat dikendalikan secara terencana melalui triangulasi.

Triangulasi merujuk pada penggabungan berbagai metode dalam

suatu kajian tentang satu gejala tertentu. Reliabilitas dan validitas

data dijamin dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu

sumber atau metode tertentu dengan data yang didapat dari sumber

atau metode lain.

Sebagai bukti konkrit informasi dari teks berupa berita

yang menginformasikan bahwa subyek penelitian melakukan

kegiatan sosialnya berupa hibah sebuah bangunan gedung

bertingkat tujuh kepada Persyarikatan Muhammadiyah dengan nilai

kurang lebih enam puluh milyar rupiah. Dengan adanya berita

tersebut, peneliti mencari bukti berupa dokumen yang berupa serah

terima dan bukti sertifikat tanah.

Page 155: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

3.11.2. Member check

Dengan suatu upaya meningkatkan keabsahan data dalam kajian ini

dilakukan member check yaitu memeriksa dan mendiskusikan hasil

penelitian dengan subyek maupun dengan para informan dengan

tujuan agar diperoleh pengertian dan kesimpulan yang tepat dan

melihat kekurangan-kekurangan yang ada untuk dimantapkan

sehingga menjadi data yang akurat.

3.11.3. Ketekunan pengamatan

Maksud melakukan pengamatan dengan tekun, untuk menemukan

cirri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan

persoalan atau isu yang sedang dicari, sehingga penyelidikan lebih

dapat dipusatkan pada hal-hal tersebut secara rinci. Oleh karena itu,

peneliti melakukan observasi partisipasi dan tinggal atau membaur

beberapa waktu di daerah penelitian bersama subyek yang sedang

diteliti. Tujuannya agar para peneliti dapat dengan tekun melakukan

pengamatan terhadap berbagai pembicaraan atau perbincangan,

perilaku/perbuatan dan atau tindakan subyek penelitian, Dengan

melakukan begitu peneliti dapat memahami dengan baik noumena

yang ada dibalik semua pembicaraan dan tindakan mereka itu.

3.11.4. Persistent observation

Melalui observasi yang dilakukan secara terus menerus mengikuti

subyek penelitian diharapkan agar memahami secara utuh dan

Page 156: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

menyeluruh terhadap gejala yang timbul dari berbagai percakapan

ataupun tindakan yang dilakukan oleh subyek penelitian.

3.11.5. Teknik Analisis dan Penafsiran Data

Dalam penelitian kualitatif sejak pengumpulan data yang pertama,

peneliti sudah harus melaksanakan analisis dan penafsiran data.

Analisis tersebut dilakukan secara terus menerus dan simultan,

hingga ditemukan suatu simpulan yang benar, alamiah, dan seperti

apa adanya. Jenis teknik analisis data tersebut yaitu; analisis kasus

perkasus, analisis antar kasus, analisis kawasan, analisis taksonomi,

analisis komponensial, analisis tematik, dan analisis interaktif.

Page 157: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pemaparan mengenai lokasi penelitian berdasarkan letak geografis merupakan

bagian penting untuk dikemukakan. Dalam bab ini secara garis besar menyajikan

paparan data dan hasil penelitian yang terdiri dari beberapa pokok bahasan,

antara lain: gambaran umum Kota Pekalongan dan Kota Jakarta sebagai lokasi

penelitian, deskripsi informan penelitian, analisis data hasil penelitian, dan

proposisi penelitian.

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Gambaran Umum Kota Pekalongan

Kota Pekalongan terletak di pesisir pantai utara Provinsi Jawa

Tengah. Kota ini berbatasan dengan laut jawa di utara, Kabupaten

Pekalongan di sebelah selatan dan barat dan Kabupaten Batang di timur.

Kota Pekalongan terdiri atas 4 kecamatan, yakni Pekalongan Utara,

Pekalongan Barat, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur. Kota

Pekalongan terletak di jalur pantai Utara Jawa yang menghubungkan

Jakarta-Semarang-Surabaya. Kota Pekalongan berjarak 384 km di timur

Jakarta dan 101 km sebelah barat Semarang. Kota Pekalongan mendapat

julukan kota batik. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bahwa sejak puluhan

dan ratusan tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi

batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya batik Pekalongan

menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan. Batik telah

menjadi nafas penghidupan masyarakat Pekalongan dan terbukti tetap

138

Page 158: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dapat eksis dan tidak menyerah pada perkembangan jaman, sekaligus

menunjukkan keuletan dan keluwesan masyarakatnya untuk mengadopsi

pemikiran-pemikiran baru. Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik

mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di

Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di

Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil

berupa bahan baju.

Perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang

Diponegoro atau perang Jawa pada tahun 1825-1830. Terjadinya peperangan

ini mendesak keluarga kraton Mataram serta para pengikutnya banyak yang

meninggalkan daerah kerajaan terbesar ke Timur dan Barat. Di daerah-

daerah baru itu mereka kemudian menggembangkan batik. Ke arah timur

berkembang dan mempengaruhi batik yang ada di Mojokerto, Tulunggagung,

hingga menyebar ke Gresik, Surabaya, dan Madura. Sedangkan ke barat

berkembang di banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan.

Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah berkembang

sebelumnya semakin berkembang, Terutama di sekitar daerah pantai

sehingga Pekalongan kota, Buaran, Pekajangan, dan Wonopringgo.

Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa

seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau

telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik. Sehingga

tumbuh beberapa jenis motif batik hasil pengaruh budaya dari berbagai

bangsa tersebut yang kemudian sebagai motif khas dan menjadi identitas

batik Pekalongan. Motif Jlamprang diilhami dari Negeri India dan Arab. Motif

Encim dan Klenengan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Motif Pagi-Sore

Page 159: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dipengaruhi oleh orang Belanda, dan motif Hokokai tumbuh pesat pada

masa pendudukan Jepang.

Kota Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar di Pulau

Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil

tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu Kota

Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut,seperti ikan

asin, ikan asap, tepung ikan, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan

bersekala besar maupun industri rumah tangga. Kota Pekalongan terkenal

dengan nuansa religiusnya, karena mayoritas penduduknya memeluk agama

Islam. Ada beberapa adat tradisi di Pekalongan yang tidak dijumpai di

daerah lain semisal; syawalan, sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan

adalah perayaan tujuh hari setelah Idul Fitri dan disemarakkan dengan

pemotongan lopis raksasa untuk kemudian dibagi-bagikan kepada para

pengunjung.

Nama Pekalongan sampai saat ini belum jelas asal-usulnya, belum

ada prasasti atau dokumen lainnya yang bisa dipertanggungjawabkan, yang

ada hanya berupa cerita rakyat atau legenda. Dokumen tertua yang

menyebut nama Pekalongan adalah Keputusan Pemerintah Hindia Belanda

(Gouvernements Besluit) Nomer 40 tahun 1931:nama Pekalongan diambil

dari kata ‘Halong‘ (dapat banyak) dan dibawah simbul kota tertulis ‘Pek-

Alongan‘. Kemudian berdasarkan keputusan DPRD Kota Besar Pekalongan

tanggal 29 januari 1957 dan Tambahan Lembaran daerah Swatantra Tingkat

I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958, Serta persetujuan Pepekupeda

Teritorium 4 dengan SK Nomer KTPS-PPD/00351/II/1958:nama Pekalongan

berasal dari kata ‘A-Pek-Halong-An‘ yang berarti pengangsalan (Pendapatan).

Page 160: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Pada masa VOC (abad XVII) dan pemerintahan Kolonial Hindia

Belanda, sistem Pemerintahan oleh orang pribumi tetap dipertahankan.

Dalam hal ini Belanda menentukan kebijakan dan prioritas, sedangkan

penguasa pribumi ini oleh VOC diberi gelar Regant (Bupati). Pda masa ini,

Jawa Tengah dan jawa Timur dibagi menjadi 36 kabupaten Dengan sistem

Pemerintahan Sentralistis. Pada abad XIX dilakukan pembaharuan

pemerintahan dengan dikeluarkannya Undang-Undang tahun 1954 yang

membagi Jawa menjadi beberapa Gewest/Residensi. Setiap Gewest

mencakup beberapa afdelling (setingkat kabupaten) yang dipimpin oleh

asisten Residen, Distrik (Kawadenan) yang dipimpin oleh Controleur, dan

Onderdistrict (Setinkat kecamatan) yang dipimpin Aspiran Controleur.

Di wilayah Jawa Tengah terdapat lima Gewest, Yaitu:

• Semarang gewest yang terdiri dari semarang, Kendal, Demak, Kudus,

Pati, Jepara dan Grobongan.

• Rembang Gewest yang terdiri dari Rembang, Blora, Tuban, dan

Bojonegoro

• Kedu Gewest yang terdiri dari Magelang, Temanggung, Wonosobo,

Purworejo, Kutoarjo, Kebumen, dan karanganyar.

• Banyumas Gewest yang terdiri dari Banyumas, Purwokerto, Cilacap,

Banjarnegara, dan Purbalingga.

• Pekalongan gewest terdiri dari Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan,

Batang.

Pada pertengahan abad XIX dikalangan kaum liberal Belanda muncul

pemikiran etis-selanjutnya dikenal sebagai Politik Etis‘ yang menyerukan

Program Desentralisasi Kekuasaan Administratip yang memberikan hak

Page 161: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

otonomi kepada setiap Karesidenan (Gewest) dan Kota Besar (Gumentee)

serta pemmbentukan dewan-dewan daerah di wilayah administratif tersebut.

Pemikiran kaum liberal ini ditanggapi oleh Pemerintah Kerajaan Belanda

dengan dikeluarkannya Staatbland Nomer 329 Tahun 1903 yang menjadi

dasar hukum pemberian hak otonomi kepada setiap residensi (gewest); dan

untuk Kota Pekalongan, hak otonomi ini diatur dalam Staatblaad Nomer 124

tahun 1906 tanggal 1 April 1906 tentang Decentralisatie Afzondering van

Gelmiddelen voor de Hoofplaatss Pekalongan uit de Algemenee

Geldmiddelen de dier Plaatse yang berlaku sejak tanggal ditetapkan. Pada

tanggal 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menandatangani

penyerahan kekuasaan kepada tentara Jepang. Jepang menghapus

keberadaan dewan-dewan daerah, sedangkan Kabupaten dan Kotamadya

diteruskan dan hanya menjalankan pemerintahan dekonsentrasi.

Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

pada tanggal 17 Agustus oleh dwitunggal Soekarno-Hata di Jakarta,

ditindaklanjuti rakyat Pekalongan dengan mengangkat senjata untuk

merebut markas tentara Jepang pada tanggal 3 Oktober 1945. Perjuangan

ini berhasil, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945 Pekalongan bebas dari

tentara Jepang. Secara yuridis formal, Kota Pekalongan dibentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomer 16 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus

1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Jawa

Barat/Jawa Tengah/Jawa Timur dan Daerah Istimewa Jogjakarta.

Selanjutnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965

tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, maka Pekalongan berubah

sebutannya menjadi Kotamadya Dati II Pekalongan. .

Page 162: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Terbitnya PP Nomer 21 Tahun 1988 tanggal 5 Desember 1988 dan

ditinjaklanjuti dengan Inmendagri Nomor 3 Tahun 1989 merubah batas

wilayah Kotamadya Dati II Pekalongan sehingga luas wilayahnya berubah

dari 1.755 Ha menjadi 4.465,24 Ha dan terdiri dari 4 Kecamatan, 22 desa

dan 24 kelurahan. Sejalan dengan era reformasi yang menuntut adanya

reformasi disegala bidang, diterbitkan PP Nomer 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah dan PP Nomer 32 Tahun 2004 yang mengubah

sebutan Kotamadya Dati II Pekalongan menjadi Kota Pekalongan.

Kota Pekalongan terletak di Pantai Utara Pulau Jawa, dengan

orbitasi antara 6°50’44’’-6°55’44’’ Lintang Selatan dan 109°37’55’’-

109°42’19’’ Bujur Timur. Batas-batas wilayah administratif Kota Pekalongan

yaitu: Sebelah Utara berbatasan Laut Jawa; Sebelah Timur berbatasan

Kabupaten Batang; Sebelah Selatan berbatasan Kabupaten Pekalongan

dan Kabupaten Batang. Sebelah Barat adalah Kabupaten Pekalongan.

Jarak terjauh dari Utara ke Selatan ± 9Km dan dari Barat ke Timur ± 7 Km.

Luas Wilayah Kota Pekalongan 4.525 ha dengan topografis terletak di

dataran rendah pantai Utara Pulau Jawa, dengan ketinggian lahan antara 0 -

6 meter dpl dengan keadaan tanah berwarna agak kelabu jenis tanah aluvial

kelabu kuning dan aluvial yohidromorf.

Secara administratif Kota Pekalongan terbagi menjadi 4 kecamatan

dan 47 kelurahan, yaitu antara lain; Kecamatan Pekalongan Barat, terdiri

dari 13 kelurahan; Kecamatan Pekalongan Timur, terdiri dari 13 kelurahan;

Kecamatan Pekalongan Selatan, terdiri dari 11 kelurahan; Kecamatan

Pekalongan Utara, terdiri dari 10 kelurahan.

Page 163: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Dari luas Kota Pekalongan seluas 4.525 ha, terdiri dari tanah sawah

seluas 1.266 ha dan tanah kering seluas 3.259 ha. Tanah sawah sebagian

besar yang memiliki irigasi teknis seluas 1.164 ha. Sedangkan lahan kering

dipergunakan untuk pemukiman, bangunan dan pekarangan seluas 2.543

ha, tegalan seluas 299 ha, dan rawa-rawa yang tidak ditanami seluas 171

ha, serta lahan pertambakan seluas 163 ha.

Jumlah Penduduk Kota Pekalongan pada tahun 2005-2009

mengalami peningkatan, tahun 2005 sebanyak 264.932 jiwa meningkat pada

tahun 2009 menjadi 276.158 jiwa yang terdiri dari 134.332 jiwa laki-laki

(48,64%) dan 141.826 jiwa perempuan (51,36%), jumlah rumah tangga

adalah 82.473 KK. Rata-rata setiap rumah tangga terdiri dari 3 – 4 jiwa,

termasuk kategori rumah tangga kecil. Rata-rata kepadatan penduduk

sebesar 6.484 jiwa per Km², termasuk tingkat kepadatan tinggi dibandingkan

dengan Jawa Tengah (1.002 jiwa).

Tabel 4.1.

Keadaan Penduduk Kota Pekalongan Tahun 2004-2009

Indikator 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Luas Daerah

(Km²) 45,25 45,25 45,25 45,25 45,25 45,25

Jumlah

Penduduk 264.932 267.574 268.47 271.99 273.911 276.158

Kepadatan

Penduduk

(per Km²)

5.855 5.913 5.933 6.011 6.053 6.484

Jumlah

Rumah

Tangga

66.092 66.556 66.778 67.2 67.675 82.473

Sumber: BPS Kota Pekalongan 2009

Page 164: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Distribusi penduduk per kecamatan tidak merata, di mana konsentrasi

penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Pekalongan Barat, yakni

mencapai 87.905 jiwa. Sementara jumlah penduduk terkecil pada

Kecamatan Pekalongan Selatan, yaitu sebanyak 51.354 jiwa. Sedangkan

Kecamatan Pekalongan Utara sebanyak 72.625 jiwa, dan Kecamatan

Pekalongan Timur sebanyak 64.274 jiwa. Perbandingan jumlah penduduk

per kecamatan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2.

Jumlah Penduduk per Kecamatan

No Kecamatan Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Pekalongan Barat 42649 45256 87905

2 Pekalongan Timur 30854 33420 64274

3 Pekalongan Selatan 25513 25841 51354

4 Pekalongan Utara 35316 37309 72625

JUMLAH 134332 141826 276158

Sumber : ‘Kota Pekalongan Dalam Angka 2009‘ (Bappeda & BPS, 2010)

4.1.2. Fenomena Kota Jakarta dalam Mempengaruhi Entrepreneurship.

Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah ibukota Negara Indonesia,

yang merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status wilayah

setingkat provinsi. Jakarta dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa

sebelum tahun 1527, Jayakarta (1527-1619), Batavia (1619-1942), dan Djakarta

Page 165: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

(1942-1972). Pada tahun 2004, luasnya sekitar 740 km2; dan pendudukya

berjumlah 8.792.000 jiwa.

Jakarta berlokasi di halaman utara pulau Jawa, di muara sungai Ciliwung,

Teluk Jakarta. Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggin rata-rata 8 meter

di atas permukaan laut. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir.

Selatan Jakarta merupakan dataran tinggi yang dikenal dengan daerah Puncak.

Jakarta dialiri oleh 13 sungai yang kesemuanya bermuara ke Teluk Jakarta.

Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua.

Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan

disebelah Barat berbatasan dengan provinsi Banten. Kepulauan seribu, sebuah

kabupaten administrative, terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak

sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.

Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis.

Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan

pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter (14

inchi) dengan suhu rata-rata 27 0C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal

Februari sangat ekstrim, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya,

dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curh hujan 60

milimeter (2,4 inchi). Bulan September dan awal Oktober adalah hari-hari yang

sangat panas di Jakarta, suhu udara dapat mencapai 40 0C. Suhu rata-rata

tahunan berkisar antara 25 0C – 38 0C (77 0- 100 0F). Sebagaimana dapat dilihat

dalam grafik di bawah ini:

Jumlah penduduk Jakarta sekitar 7.512.323 (2006), namun pada siang

hari, angka tersebut akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota

satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/Kabupaten yang

Page 166: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

paling dapat penduduknya adalah Jakarta Timur dengan 2.131.341 penduduk,

sementara Kepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk,

yaitu 19.545 jiwa20. Berikut table pertambahan jumlah penduduk kota Jakarta dari

tahun 1870-2010

Tabel 4.3.

Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Jakarta

Tahun

Jumlah penduduk

1870 65.000

1875 99.100

1880 102.900

1883 97.000

1886 100.500

1890 105.100

1895 114.600

1901 115.900

1905 138.600

1918 234.700

1920 253.800

1925 290.400

1928 311.000

1930 435.184

Tahun/Tanggal Jumlah penduduk

1940 533.000

1945 600.000

1950 1.733.600

1959 2.814.000

31 Oktober1961 2.906.533

24 September1971 4.546.492

31 Oktober1980 6.503.449

31 Oktober1990 8.259.639

30 Juni 2000 8.384.853

1 Januari 2005 8.540.306

1 Januari 2006 7.512.323

Juni 2007 7.552.444

2010 9.588.198 *

Sumber GPS (* Sensus Penduduk 2010)

Selain diakui oleh Warga Negara Indonesia, di kota Jakarta juga terdapat

penduduk yang berasal dari luar negeri atau warga negar asing (WNA) yang

menetap. Secara rinci mengenai jumlah penduduk Jakarta berdasarkan jenis

kelamin dan asal keturunan dapat dilihat dalam table berikut ini:

Page 167: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Table 4.4.

Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta berdasarkan Jenis Kelamin dan Asal Keturunan/Kewarganegaraan

Wilayah

WNI

WNA

Total

LK

PR

Jumlah

LK

PR

Jumlah

Jakarta Pusat

501.932

411.744

919.676

181

146

337

920.013

Jakarta Utara

777.170

645.502

1.422.672

269

240

509

1.423.181

Jakarta Barat

869.187

765.782

1.634.969

334

302

636

1.635.605

Jakarta Selatan

1.061.674

831.474

1.893.148

407

250

657

1.893.805

Jakarta Timur

1.429.913

1.203.513

2.633.426

127

109

236

2.632.662

Sumber : Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi Oktober 2010

Jumlah penduduk dan komposisi etnis di Jakarta berubah dari tahun ke

tahun. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2000, tercatat bahwa setidaknya

terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta. Suku Jawa merupakan etnis

terbesar dengan populasi 35,16% penduduk kota.

Populasi orang Jawa melebihi suku Betawi yang terhitung sebagai

penduduk asli Jakarta. Orang jawa banyak yang berprofesi sebagai pegawai

negeri, buruh pabrik, atau pembantu rumah tangga. Etnis Betawi berjumlah

27,65% dari penduduk kota. Mereka pada umumnya berprofesi di sector

Page 168: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

informal, seperti pengendara ojek, calo tanah, atau pedagang asongan.

Pembangunan Jakarta yang cukup pesat sejak awal tahun 1970-an, telah banyak

menggusur kaum etnis Betawi di pinggiran kota. Tanah-tanah milik orang Betawi

di daerah Kemayoran, Senayan, Kuningan dan Tanah Abang, knini telah terjual

untuk pembangunan sentral-sentral bisnis.

Disamping orang Jawa dan Betawi, orang Tionghoa yang telah hadir

sejak abad ke-17, juga menjadi salah satu etnis besar di Jakarta. Mereka biasa

tinggal mengelompok di daerah-daerah pemukiman mereka sendiri, yang biasa

dikenal dengan istilah Pecinan. Pecinan atau kampong Cina dapat dijumpai di

Glodok, Pinangsia dan Jatinegara. Namun kini banyak perumahan-perumahan

baru yang mayoritas di huni oleh orang Tionghoa, seperti perumahan di wilayah

Kelapa Gading, Pluit, dan Sunter.

Orang Tionghoa umumnya berprofesi sebagai pengusaha. Banyak

diantara mereka yang menjadi pengusaha terkemuka, menjadi pemilik perusahan

manufaktur, perbankan, dan perdagangan ekspor-impor. Disamping etnis

Tionghoa, etnis Minangkabau juga banyak yang berprofesi sebagai pedagang. Di

pasar-pasar tradisional kota Jakarta, perdagangan grosir dan eceran banyak

dikuasai oleh orang Minang.

Page 169: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Table 4.5 Komposisi etnis Kota Jakarta

Etnis

Persentase

Jawa Betawi Sunda

Tionghoa Batak

Minangkabau Melayu Bugis

Madura Banten Banjar

35,16% 27,65% 15,27% 5,53% 3,61% 3,18% 1,62% 0,59% 0,57% 0,25% 0,10%

Data berdasarkan sensus penduduk tahun 2000

Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam, menurut data

pemerintah DKI pada tahun 2009, komposisi penganut agama di kota ini adalah:

Islam (84,4%), Kristen Protestan (6,2%), Katolik (5,7%), Hindu (1,2%), Buddha

(3,5%) dan Tidak Beragama (0,3%).21

Nama Jakarta dianggap sebagai kependekkan dari kata Jayakarta. Nama

ini diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon dibawah pimpinan Fatahillah

(Faletehan) setelah merebut pelabuhan Sunda Kelapa dari Kerajaan Sunda pada

tanggal 22 Juni 1527. Nama ini biasa diterjemahkan sebagai kota kemenangan

atau kota kejayaan, namun sejatinya artinya ialah “kemenangan yang diraih oleh

sebuah perbuatan atau usaha” dari bahasa Sansekerta Jayakarta nama lain atau

sinonim “Jayakarta” pada awal adalah “Surakarta”.

Jakarta pertama kali dikenal sebagai salah satu perlabuhan kerjaan

Sunda yang bernama Sunda Kelapa (397-1527), berlokasi di Muara Sungai

Page 170: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Ciliwung. Ibukota kerjaan Sunda yang dikenal sebagai Dayeuh Pakuan Pajajaran

atau Pajajaran (sekarang Bogor) dapat ditempuh dari pelabuhan Sunda Kelapa

selama dua hari perjalanan.

Menurut sumber Portugis, Sunda Kelapa merupakan salah satu

pelabuhan yang dimliki Kerajaan Sunda selain pelabuhan Banten, Pontang,

Cigede, Tamgara, dan Cimanuk. Sunda Kalapa yang dalam teks ini disebut

Kalapa dianggap pelabuhan terpenting karena dapat ditempuh dari Ibukota

kerajaan yang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern:

dayeuh yang berarti ibu kota) dalam tempo dua hari. Kerjaan Sunda sendiri

merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara pada abad ke-5 sehingga

pelabuhan ini diperkirakan telah ada sejak abad ke-5 dan diperkirakan

merupakan ibukota Tarumanegara yang disebut Sundapura.

Pada abad ke-12, peabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang

sibuk. Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan

Timur Tengah sudah berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti

poselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian kuda, anggur, dan zat warna untuk

ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.

Orang Eropa pertama yang datang ke Jakarta adalah orang Portugis.

Pada abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda meminta bantuan Portugis yang ada

di Malaka untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa sebagai perlindungan dari

kemungkinan serangan Cireboan yang akan memisahkan diri dari Kerjaan

Sunda. Upaya permintaan bantuan Surawisesa kepada Portugis di Malaka

tersebut diabadikan oleh orang Sunda dalam cerita pantun seloka Mundinglaya

Dikusumah di mana Surawisesa diselokakan dengan nama gelarnya yaitu

Mundinglaya.

Page 171: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Namun sebelum pendirian benteng tersebut terlaksana, Cirebon yang

dibantu Demak langsung menyerang pelabuhan tersebut. Orang Sunda

menyebut peristiwa ini tragedi karena penyerangan tersebut

membungihanguskan kota pelabuhan tersebut dan membunuh banyak rakyat

Sunda disana termasuk sahbandar pelabuhan. Penetapan hari jadi Jakarta

tangga 22 Juni adalah berdasarkan tragedy penaklukan peabuhan Sunda Kalapa

oleh Fatahillah pada tahun 1527 dan mengganti nama kota tersebut menjadi

Jayakarta (1527-1619) yang berarti “kota kemenangan”.

Orang Belanda datang ke Jayakarta sekitar akhir abad ke-16, setelah

singgah di Banten pada tahun 1596. Pada tahun 1619, VOC dipimpin oleh Jan

Pieterszoon Coen menaklukan Jayakarta dan kemudian mengubah namanya

menjadi Batavia (1619-1942). Selama kolonialisasi Belanda, Batavia

berkembang menjadi kota yang besar dan penting. (Lihat Batavia). Untuk

pembangunan kota, Belanda banyak mengimpor budak-budak sebagai pekerja.

Kebanyakan dari mereka berasal dari Bali, Sulawesi, Maluku, Republik Rakyat

Cina dan pesisir Malabar, India.

Sebagian berpendapat bahwa mereka ini lah yang kemudian membentuk

komunitas yang dikenal dengn nama suku Betawi. Walaupun sebelum mereka

datng sudah ada penduduk yang tinggal di wilayah Jayakarta dan pada umunya

menyingkir dari batas wilayah kekuasaan Belanda, merekalah penduduk asli

Jakarta yang sering disebut Suku Betawi. Sedangkan suku-suku dari etnis

pendatang, pada zaman kolonialisme Belanda, membentuk wilayah

komunitasnya masing-masing karena taktik Belanda “Divide Et Impera”. Maka di

Jakarta ada wilayah-wilayah bekas komunitas itu seperti Pecinan (Glodok),

Kampung Ambon, Bali Mester, Manggarai (suku di NTT).

Page 172: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Pada tanggal 9 Oktober 1740, terjadi kerusuhan di Batavia dengan

terbunuhnya 5.000 orang Tionghoa. Dengan terjadinya kerusuhan ini, banyakorang

Tionghoa yang lari keluar kota dan melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Dengan selesainya Koningsplein (Gambir) pada tahun 1818, Batavia

berkembang ke arah selatan. Tahu 1910, Belanda membangun kota taman

Menteng, dan wilayah ini menjadi tempat baru bagi tinggi Belanda menggantikan

Molenvliet di utara. Di awal abad ke-20, Batavia di Utara, Koningsplein, dan

Mester Cornelis (Jatinegara) telah terintegrasi menjadi sebuah kota.

Ketika penjajahan oleh Jepang dimulai pada tahun 1942 dan mengganti

nama Batavia menjadi Jakarta (1942-1972) untuk menarik hati penduduk pada

Perang Dunia II. Kota ini juga merupakan tempat dilangsungkannya Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 dan diduduki Belanda

sampai pengakuan kedaulatan tahun 1949.

Semenjak dinyatakan sebagai ibukota, penduduk Jakarta melonjak

sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hamper

semua terpusat di Jakarta. Berbagai kantung pemukiman kelas menengah baru

kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Rawamangun,

dan Pejompongan. Pusat-pusat pemukiman juga banyak dilakukan secara

mandiri oleh berbagai kementerian, dan institusi milik Negara lainnya, seperti

Perum Perumnas.

Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan

proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno, Mesjid Istiqlal dan Monumen

Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai

dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-

Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat pemukiman besar pertama yang dibuat oleh

Page 173: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya)

pada akhir decade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.

Kerajaan Tarumanegara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda

Kalapa, pernah diserang dan ditaklukan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera.

Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh

sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan Bahasa Melayu, yang umum

digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa Nasional.

Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-

20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis

yang berbeda degan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata

turunan dari Batavia).

Walaupun demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang

masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti Ancol, Pancoran,

Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah

menjadi Cideung dan terakhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai

dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[10]

yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.

Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa

Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa

Indonesia dialek Betawi. Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk

yang berasal dari daerah lain, seperti Jawa, Sunda, Minang, Batak, Madura,

Bugis, dan juga Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah tempat

berbagai suku bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku

bangsa, digunakan Bahasa Indonesia.

Page 174: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda

dengan kata-kata yang terkadang dicampur dengan bahasa asing. Beberapa

contoh penggunaan bahasa ini adalah Please dong ah!, Cape deh!, dan So what

gitu loh!. Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak

digunakan, terutama untuk kepentingan diplomatic, pendidikan dan bisnis.

Bahasa Mandarin juga menjadi bahasa asing yang banyak digunakan, terutama

dikalangan pembisnis Tionghoa.

Budaya Jakarta merupakan budaya Mestizo, atau sebuah campuran

budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota

Indonesia yang menarik pendatang dari seluruh Nusantara. Suku-suku yang

mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain

dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya

luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugal.

Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh

penduduk pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah

yang ada di Provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya Betawi pun

tersingkirkan oleh budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat. Untuk

melestarikan budaya Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.

A. Kisah Indah Mengenang Kampong Kelahiran

Kampong Pesindon adalah salah satu kampong yang penduduknya

mempunyai keahlian dalam karya seni membatik. Pesindon nama kampong yang

selalu terbayang dalam benak Soetrisno Bachir, karena di kampong inilah subyek

penelitian di lahirkan. Kenangan indah serta perasaan rindu pada masa lalu,

perasaan rindu kepada seseorang yang telah tiada yang hanya bisa disampaikan

lewat do’a, selain do’a bisa juga berziarah ke makamnya mengenang saat-saat

Page 175: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

indah bersamanya, kenangan indah bersamanya akan selalu abadi dalam

sanubari, rindu pada saat sekolah, rindu masa kecil yang berada dalam

lingkungan hiruk pikuknya orang-orang yang beraktivitas mengukir karya seni

yang menghasilkan sebuah komoditi. Kampong Pesindon telah mengukir sejarah

anak manusia dalam pembentukan karakter entrepreneur. Banyak hal yang telah

mempengaruhi kesuksesan Soetrisno Bachir sebagai entrepreneur, satu dalam

ikatan keluarga pedagang. Lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat

setempat merupakan pembentukan karakter yang paling berdampak pada

seseorang.

Benih-benih mimpi masa lalu kini menjadi kenyataan, seorang

entrepreneur yang kecukupan harta tapi hidup sederhana, suka menolong orang

yang sedang tertimpa musibah, peduli terhadap pendidikan terutama pendidikan

dalam bidang wirausaha. Sebagai wujut syukur dan mengenang masa kecil

ketika masih di kampong halaman, Soetrisno Bachir selalu memberikan sedekah

kepada orang-orang kampong Pesindon yang kurang mampu, ini sebagai wujut

cinta dan sayang terhadap kampong halaman dan lingkungan masyarakatnya.

B. Menyoal Masalah Kota Jakarta

Kota Jakarta sebagaimana umumnya kota metropolitan, kota yang

berpenduduk di atas 10 juta ini memiliki banyak persoalan dan masalah-masalah

sosial yang mendorong manusia untuk bertahan hidup. Kemacetan lalu-lintas,

menurunnya interaksi sosial karena gaya hidup individualistik juga menjadi

penyebab stress di kota Jakarta. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak

humanis menyisakan ruang-ruang yang mengundang tindak laku criminal.

Menjamurnya kaum urban yang hendak mengadu nasib di kota Jakarta

Page 176: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

kemudian hidup menjadi seorang gelandangan semakin menambah

kesemrawutan kota Jakarta. Ketertarikan pendatang untuk mencari peruntungan

di Jakarta dengan pertimbangan bahwa daerah asal sudah tidak lagi menjamin

kehidupan. Namun yang tidak mereka sadari, mengadu nasib ke Jakarta

bukanlah hal yang mudah tanpa persiapan ketrampilan yang memadai.

Lain halnya dengan orang yang mempunyai keahlian yang memadahi,

kota Jakarta merupakan kota yang sangat potensial untuk mengaplikasikan

mimpi besar bagi orang-orang yang berwawasan entrepreneur, seperti Soetrisno

Bachir seorang urban yang sukses dalam bisnisnya dan kota Jakarta merupakan

tempat aktivitas usahanya. Keberadaan kota Jakarta sebagai kota multi kultur

dan sebagai Ibu Kota Negara sudah sewajarnya sebagai pertemuan para

pengusaha di seluruh dunia. Bagi seorang pengusaha seperti Soetrisno Bachir

tidak mau kehilangan kesempatan atau peluang, di kota Jakarta inilah subyek

penelitian merintis bisnis hingga mencapai kesuksesan.

4.2. Deskripsi Subyek Informan Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan seorang subyek penelitian yaitu Soetrisno

Bachir dan empat (4) informan, informan pertama kakak kandung subyek

penelitian, informan yang kedua yaitu adik kandung, informan yang ketiga adalah

tokoh masyarakat yang mengerti tentang lahirnya subyek penelitian hingga

menjadi seorang entrepreneur, sedangkan informan yang keempat adalah rekan

bisnis sekaligus teman bermain sejak dikampung hingga sekarang menjadi mitra

bisnisnya. Seluruh informan yang telah dihubungi bersedia untuk menjadi

informan dan bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Adapun deskripsi informan penelitian sebagai berikut:

Page 177: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

1. Adi Cahyantono Bachir

Bapak Adi Cahyantono Bachir yang biasa dipanggil pak Yanto adalah

kakak kandung bapak Soetrisno Bachir. Sebagai kakak kandung dan pelaku

entrepreneur, beliau sudah barang tentu mengerti sejarah perkembangan

Soetrisno Bachir dari sejak lahir hingga menjadi seorang entrepreneur. Ketika

ditemui di rumahnya tepatnya di Desa Pesindon Kota Pekalongan, sore hari

dengan cuaca yang begitu cerah sekitar pukul 16 an pak Yanto secara gamblang

dan raut muka yang menunjukkan kejujuran memberikan tanggapan terhadap

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yang berhubungan dengan tujuan

penelitian. Pak Yanto yang sudah berumur 58 tahun ini dengan suara dan

tingkah laku, gerak-gerik mirip subyek penelitian memberikan penjelasan

mengenai sejarah Soetrisno Bachir dari lahir hingga menjadi seorang

entrepreneur sehingga menjadi sumber data dalam penelitian.

2. Eni Apria Diningsih

Ibu Eni adalah putri Bapak Achmad Bachir yang paling bungsu, selama

duduk di bangku kuliah ibu Eni ikut tinggal bersama bapak Soetrisno Bachir.

Bertemu dengan ibu Eni pada pagi hari sekitar jam 10 an di rumahnya sekaligus

tempat bekerja membatik. Ibu Eni sebagai pewaris usaha membatik dari keluarga

bapak Achmad Bachir dan Ibu Lathifah. Dari tujuh bersaudara, Ibu Eni adalah

satu-satunya pewaris yang melestarikan usaha keluarga dalam hal membatik.

Sebagai adik dan pernah tinggal bersama subyek penelitian, ibu Eni menjelaskan

dengan gamblang tentang suksesnya bapak Soetrisno Bachir dalam berbisnis.

Page 178: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

3. Aisyah

Pertemuan dengan ibu Aisyah pada malam hari sekitar pukul 19 an di

rumahnya. Ibu Aisyah asli penduduk kampong Pesindon, Ibu Aisyah yang

berumur 71 tahun ini menjawab pertanyaan penelitian dengan jelas dan antusias

sekali. Semangat untuk menjelaskan subyek penelitian disebabkan beliau

mengerti betul bagaimana kehidupan Soetrisno Bachir dari sejak lahir hingga

menjadi entrepreneur. Ibu Aisyah pernah bekerja pada usaha batik yang dikelola

oleh bapak Achmad Bachir dan ibu Lathifah. Banyak pengalaman yang dialami

ibu Aisyah dalam hal batik membatik. Tempat tinggal ibu Aisyah tidak jauh dari

subyek penelitian, jadi ibu Aisyah mengerti betul kehidupan keluarga subyek

penelitian.

4. Siswadi

Pria kelahiran 7 September 58 ini bernama Siswadi yang biasa dipanggil pak

Sis. Separuh umur dalam hidupnya telah menjadi bagian mitra rekan bisnis

Soetrisno Bachir. Pak Siswadi kelahiran Pekalongan yang sudah 25 tahun

menjadi mitra bisnis pak Tris, mengetahui bagaimana pak Tris menjadi seorang

pengusaha. Pertemuan dengan pak Sis selalu di jadwalkan waktu menjelang

istirahat jam kantor, pukul 11 sampai dengan 13 siang. Dengan sambutan yang

selalu tersenyum, beliau memberikan informasi dengan semangat membeberkan

apa adanya tentang perjalanan bisnis Soetrisno Bachir.

Page 179: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Tabel 4.6. Data Demografik Informan Penelitian

Nama Informan & Jenis Kelamin (L/P)

Sebutan Status Dalam Penelitian

Kode Usia Asal Suku

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan

Soetrisno Bachir (L)

Trisno

Subyek Penelitian (Key Informan)

Pengu1

55 th

Jawa

Sarjana

Entrepreneur

Siswadi (L)

Sis

Rekan Bisnis

Pengu2

54 th

Jawa

Sarjana

Entrepreneur

Aisyah (P)

Aisyah

Penduduk

Pend

71 th

Jawa

Sekolah Dasar

Buruh

Adi Cahyantono Bachir (L)

Yanto

Saudara (kakak kandung)

Kel1

58 th

Jawa

Sarjana

Entrepreneur

Eni Apria Diningsih (P)

Eni

Saudara (adik kandung)

Kel2

47 th

Jawa

Sarjana

Entrepreneur

Sumber: Hasil Penelitian, 2013.

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian

Pada sub bab ini menyajikan data hasil penelitian berdasarkan fokus

penelitian yang dianalisis berdasarkan model analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman (1994) yang terdiri dari tiga tahapan yaitu 1) paparan

hasil wawancara dan penentuan tema, 2) Display data kategorisasi, 3) penarikan

kesimpulan, seperti yang telah dijelaskan dalam bab III.

Page 180: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

4.3.1. Paparan Hasil Wawancara dan Teks Kehidupan Subyek serta

Temuan Tema

Bahasa menurut Claude Lancelor dan Antoine Arnauld, adalah cermin

pikiran pemakainya. “Language is a mirror of thought” (Baert, 1998: 16).

Sedangkan dalam perspektif komunikasi, pernyataan di atas dipandang sebagai

bentuk komunikasi yang tidak ideal, sebab menurut Johannesen (1996: 50)

komunikasi harus lebih meningkatkan kerjasama sosial. Dari sudut retorika,

menurut Weaver dan Burke (dalam Johannesen, 1996: 4), pemilihan kata-kata

seperti itu dengan sendirinya mengekspresikan pilihan, sikap dan kecenderungan

komunikator. Menurut Hikam (1996: 81), sejauh bahasa adalah proses produksi

simbul, maka ia tidak bisa dipisahkan dari maksud sang pembicara. Sedangkan

hermeneutika Gadamerian Baginya pemahaman yang benar adalah pemahaman

yang mengarah pada tingkat ontologism bukan metodologis, artinya kebenaran

dapat dicapai bukan melalui metode tetapi melalui dialektika dengan mengajukan

banyak pertanyaan. Dengan demikian bahasa menjadi medium sangat penting

bagi terjadinya dialog. Sebagai metode tafsir, hermeneutika menjadikan bahasa

sebagai tema sentral. memandang makna dicari, dikontruksi dan direkontruksi

oleh penafsir sesuai konteks penafsir dibuat sehingga makna teks tidak pernah

baku, senantiasa berubah tergantung dengan bagaimana, kapan dan siapa

pembacanya. Setelah melakukan wawancara mendalam dengan subyek

penelitian dan berbagai teks tentang tindakan subyek serta 4 orang informan

penelitian, diperoleh beberapa pernyataan seperti tampak pada tabel-tabel

berikut:

Page 181: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Tabel 4.7.

Telaah pandangan Soetrisno Bachir seorang entrepreneurship tentang diri dan lingkungannya

Subyek & Informan

Pernyataan

Tema yang muncul

Soetrisno Bachir

Saya merasakan sangat beruntung tinggal bersama gerombolan pedagang (kelompok pedagang) sehingga saya tahu jaringan gerombolan pedagang yang lain. Saya banyak dipengaruhi oleh orang tua dan kehidupan keluarga saya sebagai pedagang, model peranan yang sangat penting bagi saya adalah orang tua dan keluargaku. (Pengu1)

Pendidikan internal keluarga dan peran orang tua serta lingkungan

Siswadi

Banyak faktor ya, diantaranya disebabkan dia itu memang keluarga pengusaha, bapaknya, kakeknya, juga karena lingkungannya, pendidikan dari orang tuanya juga mengarah pendidikan berdagang, jadi yang ada dibenaknya pak Tri itu sudah penuh dengan selok belok pengusaha. (Pengu2)

Keluarga pengusaha dan pendidikan orang tua serta peran orang tua dan lingkungannya sebagai pemicu entrepreneur.

Aisyah

Saya ingat betul waktu kecil, masih sekolah SD, sering diajak ibunya keliling kampong berjualan batik, trisno itu anak yang nurut orang tua, ikut nyantri juga, wajar kalau sekarang jadi pengusaha, mungkin itu hasil didikan orang tuanya, nurun prigele dadi wong dagang. (Pend.)

Pengenalan berdagang sejak usia dini, pendidikan orang tua sangat mempengaruhi dan membentuk karakter entrepreneur.

Adi Cahyantono Bachir

Sebenarnya lulus SMA sudah mulai kegiatan bisnis, karena dari kecil memang sudah dididik dan memang dalam lingkungan pengusaha, terus mengembangkan bisnisnya itu, peluang yang ada memang usaha property ketika itu. (Kel1)

Kegiatan bisnis dimulai sejak kecil serta pengaruh dari kegiatan orang tua dan lingkungan yang mempengaruhi pola pikirnya.

Page 182: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Eni Apria Diningsih

Sejak saya masih sekolah dasar mas Tris sudah menjadi pengusaha, saya pikir penyebabnya pendidikan lingkungan keluarga kami. Saya selalu minta arahan dari mas Tris, agar bisnis batik warisan keluarga,bisa bertahan dan berkembang, semata-mata saya ingin tahu juga mengelola bisnis yang baik itu kaya apa, ya saya akan mencontoh mas Tris, kan harus tahu resepnya. (Kel2)

Terbentuknya karakter pengusaha dan pengembangan bisnis dengan menimba pengalaman dari pebisnis senior.

Tabel 4.8.

Telaah Orientasi Sosial yang meliputi pilihan karier dan motif setelah menjadi entrepreneurship

Informan Pernyataan Tema yang Muncul Soetrisno Bachir

Tidak ada profesi lain, saya ini dibesarkan dilingkungan orang yang beraktivitas berwirausaha, jadi dari kecil sudah dididik kemandirian, ya inilah saya sampai sekarang tekat saya menjadi pengusaha, saya mengharapkan dari teman-teman seprofesi saling bermitra, saling menjalin hubungan bisnis yang sehat dan selalu memikirkan lingkungan sosialnya, sadar akan tujuan hidup ini, harapan saya bagi teman yang dari kampong, secara khusus agar berupaya menjadi orang yang berdampak pada lingkungan dimana mereka dilahirkan dan secara umum mereka juga harus memikirkan dampak perekonomian Negara Indonesia yang kita cintai ini. (Pengu1)

Bertekat menjadi seorang entrepreneur karena cita-cita dan kebebasan berkarya setinggi mungkin. Serta pengembangan bisnis yang berorientasi sosial.

Page 183: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Siswadi

Harapan saya tentu saja lebih banyak lagi adanya wirausahawan-wirausahawan seperti pak Tris, juga dukungan saya untuk berbuat banyak lagi dalam hal mengurangi pengangguran dengan menciptakan usaha-usaha kecil sehingga masyarakat kecil bisa meningkatkan kesejahteraannya. (Pengu2)

Berprofesi sebagai pengusaha turut berkontribusi dalam perekonomian Negara dan menciptakan lapangan kerja sehingga turut mengentaskan kemiskinan.

Aisyah

Dari kecil saya melihat Trisno itu sudah tidak canggung dengan keadaan pasar tempat jualan batik, anaknya prigel, wajar kalau sekarang menjadi pengusaha besar, dan tidak lupa dengan kampong halamannya untuk berbagi, ya karena didikan orang tuanya, keturunan orang baik. Ah biasa, enggak ada yang berubah, Trisno itu dekat sekali dengan saya, Cuma kalau pulang itu tidak lama, trus balik ke Jakarta (Pend)

Karakter entrepreneur yang sukses selalu menjalin hubungan sosial dengan rekan bisnis maupun dengan masyarakat umum.

Adi Cahyantono Bachir

Saya yakin karena didikan dari keluarga kami, juga lingkunganlah secara alamiah menjadikan Trisno itu mengerti dan punya pengalaman dalam berwiraswasta, serta Trisno itu tidak suka terikat, dari dulu orangnya suka kebebasan dan sepertinya dari pengalaman itu muncullah kemandirinnya, sehingga Trisno menentukan pilihannya menjadi pengusaha. (Kel1)

Profesi entrepreneur bisa mengembangkan ide seluas mungkin,

Eni Apria Diningsih

Terutama bisa membuat keluarga bahagia karena kecukupan materi dan secara umum bisa memberikan hal terbaik buat masyarakat melalui karya yang bisa membuat orang lain mempunyai pendapatan. (Kel2)

Profesi pengusaha bisa memberikan dampak/perubahan perekonomian bagi masyarakat serta profesi entrepreneur merasa berguna bagi orang lain.

Page 184: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Tabel 4.9.

Telaah cara manajemen diri baik dengan orang lain maupun dengan sesama entrepreneurship

Informan Pernyataan Tema yang Muncul Soetrisno Bachir

Kalau yang dimaksud itu bisnis yang mempunyai indikasi ke arah bisnis yang tidak sehat, ya ada kaitannya dengan agama, saya diajarkan nilai-nilai kejujuran oleh orang tua saya, dulu saya disantrikan, alhamdullilah saya diberi kekuatan oleh Allah punya prinsip tidak ikut-ikutan bisnis yang tidak sehat. Komitmen saya terhadap keluarga tentang menjunjung nama baik, merupakan harga mati, dan itu merupakan karakter pengusaha terutama saya.(Pengu1)

Nilai-nilai kejujuran merupakan dasar prinsip karakter pengusaha

Siswadi

Sebenarnya kalau dipahami pertemuan bisnis pak Tris itu pengembangan dari silaturahmi, terjadinya komunikasi bisnis dengan tidak hanya pada orientasi keuntungan dunia tetapi ada nilai akhiratnya yaitu bisnis didasari dengan ibadah. (Pengu2)

Perlunya komunikasi dengan baik dan tidak hanya orientasi keuntungan tapi juga ada nilai ibadahnya.

Aisyah

Trisno itu orangnya senang main kesana kemari dengan teman sebayanya, tapi kalau saatnya nyantri ya harus nyantri, anaknya rajin,disiplin, sampai sekarang kalau pulang kampong ya, main ke tetangga, sosialnya tinggi, apalagi sekarang banyak duit, peduli dengan orang kampong sini. (Pend)

Komitmen dan disiplin dalam berbisnis merupakan tindakan yang penting, dalam menjalin hubungan kerja maupun bermasyarakat.

Adi Cahyantono Bachir

Sejak dulu Trisno itu kalau ada perlu langsung menemui, tapi jaman sudah maju, ya berhubungan dengan HP (handphone), bicara bisnis yang penting pegang prinsip

Prinsip berhubungan bisnis adalah kejujuran dan kepercayaan harus diangun dengan baik.

Page 185: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

nilai-nilai kejujuran dan kepercayaan harus dibangun dengan baik.(Kel1).

Eni Apria Diningsih

Ya senang sekali, bangga punya kakak yang sukses dan mempunyai prinsip yang kuat artinya tidak terpengaruh pada teman sesama pebisnis maupun masyarakat lain yang memberikan informasi bisnis tapi tidak sehat, saya senang dan saya mencontohnya.(Kel2).

Pengusaha selalu melihat peluang yang ada dan prinsip kehati-hatian merupakan prinsip dalam pengambilan keputusan.

4.3.2. Display Data: Kategorisasi

Display data kategorisasi tema yang muncul berdasarkan pernyataan

informan yang selanjutnya nampak pada table-tabel berikut ini:

Tabel 4.10. Kategorisasi Tema

Menelaah pandangan Soetrisno Bachir seorang entrepreneurship tentang diri dan lingkungannya

Informan Tema yang Muncul Kategorisasi Tema

Pengusaha

Soetrisno Bachir Siswadi

Pendidikan internal keluarga dan peran orang tua serta lingkungan Keluarga pengusaha dan pendidikan orang tua serta peran orang tua dan lingkungannya sebagai pemicu entrepreneur.

Pendidikan keluarga dan lingkungan, Keluarga pengusaha, dan lingkungannya

Page 186: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Penduduk

(Masyarakat)

Aisyah

Pengenalan berdagang sejak usia dini, pendidikan orang tua sangat mempengaruhi dan membentuk karakter entrepreneur.

Pengenalan menjadi pengusaha sejak usia dini.

Keluarga Kandung

Adi Cahyantono Bachir (kakak) Eni Apria Diningsih (adik)

Kegiatan bisnis dimulai sejak kecil serta pengaruh dari kegiatan orang tua dan lingkungan yang mempengaruhi pola pikirnya. Terbentuknya karakter pengusaha dan pengembangan bisnis dengan menimba pengalaman dari pebisnis senior.

Pendidikan orang tua dan lingkungan mempengaruhi pola pikir Pembentukan karakter dan berbagi pengalaman dengan pebisnis senior.

Tabel 4.11. Kategorisasi Tema

Menelaah Orientasi Sosial yang meliputi pilihan karier dan motif

setelah menjadi entrepreneurship

Informan Tema yang Muncul Kategorisasi Tema

Pengusaha

Soetrisno Bachir

Bertekat menjadi seorang entrepreneur karena cita-cita dan kebebasan berkarya

Keluarga pedagang dan cita-cita menjadi pengusaha

Page 187: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Siswadi

setinggi mungkin. Serta pengembangan bisnis yang berorientasi sosial. Berprofesi sebagai pengusaha turut berkontribusi dalam perekonomian Negara dan menciptakan lapangan kerja sehingga turut mengentaskan kemiskinan.

Profesi pengusaha berkontribusi mengentaskan kemiskinan

Penduduk

(Masyarakat)

Aisyah

Karakter entrepreneur yang sukses selalu menjalin hubungan sosial dengan rekan bisnis maupun dengan masyarakat umum.

Karakter entrepreneur dan hubungan sosial

Keluarga Kandung

Adi Cahyantono Bachir (kakak) Eni Apria Diningsih (adik)

Profesi entrepreneur bisa mengembangkan ide seluas mungkin, Profesi pengusaha bisa memberikan dampak/ perubahan perekonomian bagi masyarakat serta profesi entrepreneur merasa berguna bagi orang lain.

Profesi entrepreneur Dampak perekonomian masyarakat dan negara

Page 188: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Tabel 4.12.

Kategorisasi Tema

Menelaah cara manajemen diri baik dengan orang lain maupun dengan sesama entrepreneurship

Informan Tema yang Muncul Kategorisasi Tema

Pengusaha

Soetrisno Bachir Siswadi

Nilai-nilai kejujuran merupakan dasar prinsip karakter pengusaha Perlunya komunikasi dengan baik dan tidak hanya orientasi keuntungan tapi juga ada nilai ibadahnya.

Nilai kejujuran Komunikasi bisnis dan etika

Penduduk

(Masyarakat)

Aisyah

Komitmen dan disiplin dalam berbisnis merupakan tindakan yang penting, dalam menjalin hubungan kerja maupun bermasyarakat.

Komitmen dan disiplin

Keluarga Kandung

Adi Cahyantono Bachir (kakak) Eni Apria Diningsih (adik)

Prinsip berhubungan bisnis adalah kejujuran dan kepercayaan harus diangun dengan baik. Pengusaha selalu melihat peluang yang ada dan prinsip kehati-hatian merupakan prinsip dalam pengambilan keputusan.

Kejujuran dan kepercayaan Prinsip kehati-hatian merupakan prinsip dalam pengambilan keputusan

Page 189: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

4.3.3. Penarikan Kesimpulan

Dalam hal penarikan kesimpulan ini pada dasarnya menjelaskan hasil

temuan penelitian berdasarkan tujuan dan fokus penelitian yang diklasifikasikan

menurut jenis informan. Adapun temuan dan kesimpulan temuan penelitian

Nampak pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.13. Penarikan Kesimpulan Temuan Penelitian

Telaah pandangan Soetrisno Bachir seorang entrepreneurship tentang diri dan lingkungannya

Temuan Penelitian

Stakeholder Pengusaha

Temuan Penelitian

Stakeholder Penduduk

(Masyarakat)

Temuan Penelitian

Stakeholder Keluarga Kandung

Kesimpulan Temuan

Penelitian

Tema temuan

Penelitian

Pendidikan keluarga dan lingkungan, pengalaman dalam berbisnis ,pengambilan keputusan, pertemuan dan bertanya kepada pengusaha yang sukses lebih dahulu, menyadari adanya sebuah proses menjadi pengusaha dan mewujudkan mimpi yang besar menjadi kenyataan. Keluarga pengusaha, pendidikan orang tua dan lingkungannya

Pengenalan menjadi pengusaha sejak usia dini dan pendidikan internal keluarga

Pengenalan bisnis dimulai sejak kecil dan pendidikan orang tua serta pengaruh lingkungannya Pendidikan keluarga dan lingkungannya

Pemahaman tentang diri dan lingkungannya bermakna bahwa: (1) Siapa diri kita menurut diri sendiri dan siapa diri kita menurut orang lain (2) Lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat pembentuk karakter pengusaha (3) Pembentukan pola fikir pengusaha dimulai sejak usia dini.

Pendidikan keluarga dan lingkungannya

Page 190: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Tabel 4.14. Penarikan Kesimpulan Temuan Penelitian

Telaah Orientasi Sosial yang meliputi pilihan karier dan motif

setelah menjadi entrepreneurship

Temuan Penelitian

Stakeholder Pengusaha

Temuan Penelitian

Stakeholder Penduduk

(Masyarakat)

Temuan Penelitian

Stakeholder Keluarga Kandung

Kesimpulan Temuan

Penelitian

Tema temuan

Penelitian

Keluarga pedagang dan cita-cita menjadi pengusaha Profesi pengusaha lebih tampak berkontribusi terhadap perekonomian dan dampak sosial

Pendidikan orang tua dan hubungan antar manusia sebagai makhluk Allah yang sewajarnya dilakukan sebagai tali silaturohim dan komunikasi.

Pengaruh pendidikan keluarga dan lingkungan sekitarnya mempengaruhi prose terbentuknya karakter seseorang. Pendidikan keluarga dan lingkungan sekitarnya,

Pilihan karier dan motif dipengaruhi oleh Keluarga Pedagang, Pendidikan orang tua, pengaruh lingkungan dan cita-cita.

Keluarga Pedagang

Tabel 4.15. Penarikan Kesimpulan Temuan Penelitian

Telaah cara manajemen diri baik dengan orang lain maupun dengan sesama entrepreneurship

Temuan Penelitian

Stakeholder Pengusaha

Temuan Penelitian

Stakeholder Penduduk

(Masyarakat)

Temuan Penelitian

Stakeholder Keluarga Kandung

Kesimpulan Temuan

Penelitian

Tema temuan Penelitian

Pendidikan internal keuarga

Membangun hubungan dengan

Kejujuran dan kepercayaan merupakan

Manajemen diri bermakna bahwa tidak

Membangun komunikasi dengan mitra

Page 191: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

menjadikan pengusaha jujur. Komunikasi bisnis mempunyai etika sehingga terjalin hubungan yang harmonis

masyarakat maupun dengan mitra bisnis harus selalu dilakukan dengan sopan dan jujur

prinsip dalam berbisnis. Prinsip kehati-hatian merupakan prinsip dalam pengambilan keputusan

terpengaruh pada peluang bisnis yang tidak sehat, prinsip kehati-hatian dasar membangun hubungan dengan rekan bisnis dan masyarakat

bisnis

Dari hasil analisis data penelitian di atas diperoleh beberapa kesimpulan

penelitian, antara lain:

1. Suatu ciri seorang entrepreneur aktif dan kreatif adalah melahirkan

taktik-taktik baru yang diperoleh dari pengalaman yang berkaitan

dengan menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk

kebutuhan hidup perusahaan. Hal tersebut dilakukan seorang

entrepreneur tujuannya agar kelangsungan hidup usahanya tetap

bertahan walaupun pada kondisi dinamika dan konjungsi sosial dan

ekonomi yang terus berubah.

2. Konsep diri seorang entrepreneur menentukan berbagai perilaku

komunikasi dan persepsi dalam fikirannya sebagai suatu realitas

dan kepribadiannya. Jika seorang entrepreneur ingin merubah

realitas dirinya maka harus pula mengubah persepsi dalam

fikirannya.

3. Proses belajar seorang entrepreneur yang aktif dan kreatif

komunikasi bisnis yang berupa proses penyampaian pesan,

Page 192: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

gagasan, ide, fakta, makna dan konsep yang sengaja dirancang

sangat diperlukan. Hal tersebut diperlukan sebagai dasar

pembentukan kepribadian bisnis bagi seorang entrepreneur.

Page 193: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Diri Soetrisno Bachir Seorang Pengusaha

5.1.1. Konsep Diri Soetrisno Bachir

Dalam sub bab ini peneliti akan menyajikan hasil analisis

mengenai gambaran diri Soetrisno Bachir yang menjadi subyek penelitian

sebelum menjadi dan selama menjalani kehidupan sebagai pengusaha.

Gambaran ini peneliti peroleh dari hasil wawancara mendalam dengan

subyek penelitian. Sebelum itu peneliti akan menganalisis gambaran diri dari

subyek penelitian dari aspek fisik, psikologis dan sosial. Hal-hal yang

berkaitan dengan elemen fisik diantaranya meliputi segi jasmani dan

penampilan diri, sedangkan elemen yang bersifat psikis meliputi hal-hal yang

berkaitan dengan perilaku personal, misalnya tanggungjawab, harapan,

kemauan menerima, percaya diri, jujur. Elemen sosial erat kaitannnya

dengan kedudukan atau persepsi diri yang berkenaan dengan perilaku

sosial misalnya persahabatan, hubungan keluarga, tingkat pendidikan,

organisasi dan sebagainya.

Hal yang paling penting dalam menafsirkan kepribadian

seseorang adalah melalui konsep diri yang dimiliki oleh individu tersebut.

Konsep diri merupakan peranan yang paling utama sebagai faktor didalam

integrasi kepribadian, dalam memotivasi tingkah laku dan mencapai

kesehatan mental. Konsep diri dapat menentukan bagaimana individu

bertingkah laku dalam segala situasi. Pemahaman mengenai konsep diri

dapat memudahkan untuk memahami tingkah laku individu.

174

Page 194: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Konsep diri yang dimaksud dalam konteks penelitian ini adalah

semua pandangan subyektif dari setiap subyek peneitian, baik yang

menyangkut dirinya dan juga tentang lingkungannya, yang didalamnya

menyangkut pandangan tentang anak dan keluarganya, pandangannya

mengenai orang lain, pandangannya tentang profesinya, dan pandangannya

tentang arti kehidupan yang dijalaninya.

Konsep diri merupakan perasaan paling mendasar yang dimiliki

seseorang tentang dirinya yang juga sebagai patokan dan pijakan individu

bersangkutan untuk bertindak dan mengambil keputusan. Termasuk

keputusan seseorang untuk menjadi seorang pengusaha. De Vito (1997:37)

menyatakan:

“Self disclosure (pengungkapan diri) sebagai suatu bentuk komunikasi, dimana informasi tentang diri yang biasanya disimpan atau disembunyikan dikomunkasikan kepada orang lain. Self disclosure merupakan perilaku komunikasi dimana pembicara secara sengaja menjadikan dirinya diketahui pihak lain, Self disclosure terjadi apabila seseorang secara sukarela menceritakan mengenai dirinya kepada orang lain, dimana orang lain tersebut lebih senang mendapatkan informasi langsung dari yang bersangkutan daripada sumber lain”

Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan

manusia selalu ditandai dengan pergaulan jalinan relasi antar manusia.

Adapun hakekat pergaulan itu ditunjukkan antara lain oleh derajat keintiman,

frekuensi pertemuan, jenis relasi, mutu interaksi diantara mereka, terutama

faktor sejauhmana keterlibatan dan saling memengaruhi (Rahman,

2004:94). Pada dimensi interaksi dan hubungan pergaulan inilah manusia

melakukan komunikasi antar pribadi. Kemampuan setiap individu dalam

melakukan komunikasi antar pribadi tentunya sangat berbeda. Kepribadian

sebagai unsure psikologis dalam diri manusia merupakan sekumpulan sifat

Page 195: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

yang diyakini akan menjadi cirri khas seseorang (karakter) dan gambaran

kualitas dirinya. Peran kepribadian manusia yang berpengaruh terhadap

komunikasi antar pribadinya sangat ditentukan oleh kualitas konsep dirinya.

Hurlock (1986) menyebut konsep diri sebagai “core” atau “center of gravity”,

yang mempengaruhi pengarahan energy manusia.

Dari uraian beberapa ahli tentang konsep diri dapat disimpulkan

bahwa konsep diri sebenarnya merupakan gambaran seseorang yang

relative stabil tentang dirinya yang berkenaan dengan pikiran dan perasaan

dirinya sendiri tentang psikis atau kejiwaan, fisik atau penampilan maupun

sosial kemasyarakatan berdasarkan pengalaman dan interaksi dirinya

bersama orang lain dalam pergaulan sehari-hari.

Dengan demikian konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif

saja melainkan mencakup penilaian seseorang terhadap dirinya. Jadi

konsep diri meliputi apa yang dipikirkan dan dirasakan seseorang tentang

dirinya. Dalam konsep diri terdapat dua komponen yaitu komponen kognitif

atau disebut citra diri (self image) dan komponen afektif disebut harga diri

(self esteem), keduanya berpengaruh besar pada pola komunikasi

interpersonal. Self Esteem adalah suatu bentuk kebutuhan manusia untuk

merasakan bahwa dirinya dibutuhkan dan berharga bagi orang lain

sedangkan self image merupkan gambarn diri yang dimiliki oleh orang lain.

Konsep diri merupakan faktor yang sangat penting dalam

komunikasi antar probadi. Keberhasilan komunikasi antar pribadi banyak

bergantung pada kualitas konsep diri positif atau negatif. Konsep diri positif

mendukung keberhasilan komunikasi antar pribadi, sebaliknya konsep diri

yang negatif akan menghambat komunikasi antar pribadi.

Page 196: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

a). Konsep diri Positif

Konsep diri positif sangat menunjang komunikasi antar pribadi dan

akan lahir pola komunikasi antar pribadi yang positif pula (Rakhmat,

1998:105). Orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal:

1. Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah 2. Ia merasa setara dengan orang lain 3. Ia menerima pujian tanpa rasa malu 4. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,

keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. 5. Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan

aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha merubahnya.

b). Konsep diri Negatif

Menurut Rakhmat (1998:104) kecenderungan untuk bertikah laku sesuai

dengan konsep diri disebut sebagai nubuat yang di penuhi sendiri.. Bila

anda berfikir anda orang bodoh,anda akan benar-benar menjadi orang

bodoh. Bila anda merasa memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan,

maka persoalan apapun yang anda hadapi pada akhirnya dapat di atasi.

Anda berusaha hidup sesuai dengan label yang anda lekatkan pada diri

anda. Menurut william De Brook dan Philip Emert (Rakhmat, 1976:42-43)

ada lima tanda orang yang memiliki konsep diri negative;

1. Ia peka terhadap kritik, orang ini sangat tidak tahan kritik yang di terimanya dan mudah marah atau naik pitam. Bagi orang ini koreksi seringkali dipersepsikan sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam komunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi atau logika yang keliru.

2. Orang yang memiliki konsep diri yang negatif, responsif sekali terhadap pujian. Walaupun mungkin ia pura-pura menghindar dari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang-orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatian.

Page 197: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun bersikap hiperkritis terhadap orang lain.

3. Heperkritis, Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.

4. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan.

5. Bersikap pesimis terhadap kompetisi.

Konsep diri negatif dapat menghambat komunikasi antar pribadi.

Dalam berkomunikasi orang yang mempunyai konsep diri negatif cenderung

menghindari dialog terbuka dan selalu bersikeras mempertahankan

pendapatnya walaupun kadangkala degan argument yang tidak benar.

Pada penelitian mengenai konsep diri ada beberapa elemen yang

dapat dilihat melalui semua dimensi dari konsep diri (‘’me’’ bersifat pribadi

perceive self ’’me‘ ’bersifat ideal). Elemen yang dijadikan patokan dalam

mencari gambaran yang menyeluruh dari konsep diri tersebut adalah

elemen fisik, psikologi dan sosial. Elemen fisik meliputi segi jasmani dan

penampilan diri. Elemen psikologi mencakup sifat-sifat personal seperti

tanggung jawab, cepat marah, spontanitas, ambisi, panik, percaya diri,

mudah tertekan, dan sebagainya. Sedangkan elemen sosial meliputi

persahabatan, hubungan dengan kelurga, pendidikan, dan lain-lain yang

berkaitan dengan kedudukan individu sebagai anggota masyarakat.

Seorang pengusaha memiliki karakteristik yang khas yang membedakan

dengan manusia lainnya. Pandangan tentang diri (konsep diri) akan

mempengaruhi bagaimana karakter dan model komunikasi yang dilakukan

oleh seseorang dengan lingkungannya (Rakhmat, 2005:104). Konsep diri

dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau

Page 198: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai

konsep diri negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah,

tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang,

tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup.

Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri bisa berada diantara dua titik

yaitu konsep diri negatif sampai konsep diri positif. Dengan mengetahui

posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah kemana.

Orang dengan konsep diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik

terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat

tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Orang

dengan konsep diri negatif, akan mudah menyerah sebelum berperang dan

jika gagal, aka ada dua pihak yang disalahkan, entah itu menyalahkan diri

sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang lain. Sebaliknya seseorang

dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya

diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu,juga terhadap

kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian,

namun lebih menjadikannya sebagai penemuan dan pelajaran berharga

untuk melangkah kedepan. Orang dengan konsep diri yang positif akan

mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat

dilakukan demi keberhasilan dimasa yang akan datang.

5.1.2. Gambaran Diri Subyek Pengusaha Soetrisno Bachir

Hasil temuan di lapangan setelah melakukan wawancara mendalam

dengan subyek penelitian, peneliti memperoleh hasil analisis yang dibuat

dalam kategori berdasarkan kecenderungan sikap, pandangan, persepsi dan

Page 199: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

orientasi dari subyek penelitian. Pendapat, sikap, pandangan, motif dan

ungkapan-ungkapan sadar yang mereka ungkapkan saat wawancara

mendalam tersebut di atas merupakan landasan peneliti dalam memberikan

kategorisasi atas konsep diri yang mereka miliki.

Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan

bahkan hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa

sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep

diri. Dengan kemampuan berpikir dan menilai, manusia malah suka menilai

yang macam-macam terhadap diri sendiri maupun sesuatu atau orang lain

dan bahkan menyakini persepsinya yang belum tentu obyektif.

1). Keluarga Pedagang

Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,

memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggungjawab

diantara individu tersebut. Dalam hidupnya dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Reni Akbar, 2001;

129).

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar

pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan

situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan

pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan

yang terdapat dalam keluarga antara lain ayah sebagai suami dari istri dan

sekaligus ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah,

pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga.

Page 200: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-

anak melaksanakan peranan sesuai dengan tingkat perkembangannya baik

fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Menurut Cassidy (dalam Reni Akbar, 2001; 130-131), beberapa

fungsi yang dijalankan keluarga adalah fungsi pendidikan dalam hal ini

dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk

mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak. Fungsi sosialisasi anak

dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota

masyarakat yang baik. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga

melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa

aman. Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif

merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam

berkomunikasi dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga, sehingga

saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam

keluarga. Fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan

dan mengajak anak untuk anggota keluarga lain melalui kepala keluarga

menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain

setelah dunia. Fungsi ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga

mencari penghasilan serta mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga

Page 201: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga. Fungsi rekreatif dilihat dari

bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga.

Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan

sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih sayang, perhatian dan rasa

aman dalam keluarga serta membina pendewasaan kepribadian anggota

keluarga. Nabi Muhammad saw merupakan sosok yang dari berbagai sisi

memang layak untuk diteladani (Muhammad Syafii Antonio, 2011; 182-189).

Bachir Achmad dan Latifah Djahrie adalah sepasang suami istri

yang berhasil menata keluarga harmonis. Kurang lebih dua tahun setelah

beliau menikah tepatnya pada tahun 1953 mereka merintis usaha batik. Dari

sinilah mereka hidup sebagai profesi pedagang batik dan sekaligus sebagai

tumpuan hidup bagi kelauarga. Waktu membangun usahanya dulu bekerja

sendirian, merancang sistem bisnis sendiri, negosiasi sendiri, tapi pada saat

memasarkan bukan pak Bachir namun ibu Latifah, ini merupakan kebiasaan

para pengrajin batik dari pekalongan seperti yang disampaikan oleh

Soetrisno Bachir berikut;

…..kebiasaan pengrajin batik di Pekalongan ini, laki-lakinya yang berproduksi terus istrinya atau ibu-ibunya yang memasarkan keliling, kecuali kalau memasarkan keluar kota atau ke daerah-daerah yang jauh dari pekalongan itu biasanya yang memasarkan bapak-bapaknya.

usaha batik ini sudah turun temurun dari kakek trus ke pak Bachir, kami

benar-benar keluarga pedagang, oleh karena itu jiwa kami jiwa pengusaha

sejak kecil seperti disampaikan Soetrisno Bachir berikut;

waktu saya masih kecil sebelum masuk SD (sekolah dasar) saya selalu diajak keliling kampong bahkan diajak keluar masuk pasar untuk menjual batik hasil buatan bapak ( Bachir Achmad ) bahkan sudah sekolahpun saya juga selalu diajak untuk menjajakan batik, ya tentu saja setelah pulang sekolah dan itu merupakan kebiasaan

Page 202: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Generasi dagang ini hasil didikan keluarga, serta lingkungan yang mendukung,

baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan dimana saya tinggal.

2). Pendidikan Internal

Pendidikan internal dalam keluarga merupakan faktor terpenting

didalam membangun karakter seseorang termasuk karakter pengusaha.

Dalam pendidikan keluarga yang dijalankan cenderung kepada berbagai

fungsi, dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk

mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak. Fungsi sosialisasi

anak, dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi

anggota masyarakat yang baik. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana

keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan

merasa aman. Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga merasakan

perasaan dan suasana anak dan anggota keluarga yang lain

dalamberkomunikasi dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga,

sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga. Fungsi agama, dilihat dari bagaimana

keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang

lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur

kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Fungsi ekonomi, dilihat dari

bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan

sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Fungsi rekreatif, dilihat dari

bagaimana keluarga menciptakan suasana yang menyenangkan dalam

keluarga. Fungsi biologis, dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan

Page 203: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

keturunan sebagai generasi selanjutnya. Jadi pendidikan keluarga

merupakan dasar untuk mengarahkan anak dalam menjalani kehidupannya.

5.2. Orientasi Sosial Pengusaha Soetrisno Bachir

5.2.1. Motivasi Menjadi Pengusaha

Pada sub bab ini peneliti menggambarkan dan membahas tentang

orientasi sosial meliputi motif dan pilihan karier pengusaha serta terkait

alasan tentang subyek melakukan suatu tindakan sebagai suatu pilihan

menjadi pengusaha. Dalam hubungan sosial manusia, tidak pernah terlepas

dari adanya motif atau dorngan yang melekat/menyertai tindakan manusia.

Dalam kesadaran intersubyektifnya, manusia melakukan pertukaran motif

(the reciprocity of motives) melalui proses membayangkan diri sendiri dalam

posisi orang lain dan memandang segala sesuatu melalui perspektif orang

lain. Motif ini dibagi menjadi dua jenis yaitu because motives dan in order

motives.

Motif pertama, merujuk kepada pengalaman masa lalu manusia

dan tertanamkan pengetahuannya itu (preconstituted knowledge) dan

berorientasi ke masa lalu. Motif kedua, merupakan tujuan yang digambarkan

sebagai maksud, rencana, harapan, minat dan sebagainya, yang diinginkan

oleh actor dan karena itu berorientasi ke masa depan (Deddy Mulyana,

2003:81).

Dengan penjelasan mengenai motif inilah, dapat diketahui

mengapa seseorang melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan.

Selanjutnya dari masing-masing motif tersebut ternyata berimplikasi pada

terciptanya kategori-kategori sosial, yang akhirnya mengarah pada identitas

Page 204: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

yang lebih khusus. Identitas tersebut merupakan bentuk pengkhasan

(typication) dalam kontruksi realitas sosial berdasarkan kebiasaan-

kebiasaan perilaku yang ditunjukkan oleh pengusaha.

5.2.2. Persoalan Kemiskinan (Ekonomi)

Secara umum kemiskinan mempunyai arti ketidakmampuan

seseorang untuk memenuhi kebutuhan fisik dan nonfisik, memandang

kemiskinan dan cirri-cirinya sebagai suatu kebudayaan atau sebagai sub

kebudayaan dengan struktur dan hakekatnya yang tersendiri, yaitu sebagai

suatu cara hidup yang diwarisi dari generasi ke generasi melalui garis

keluarga (Suparlan, 1993:4-5).

Menjadi pengusaha merupakan jalan terbaik dari semua pilihan

dengan segala resiko yang harus diterima. Berdasarkan wawancara

mendalam dengan subyek penelitian yang terungkap bahwa subyek

mengungkapkan dirinya memutuskan menhjadi pengusaha atau

berwiraswasta dengan berbagai masalah dan resiko dalam perekonomiah.

Salah satu alasan yang mendorong subyek merantau ke Jakarta

dikarenakan usaha batik yang dikelola oleh keluarga sangat lambat

perkembangannya, sebagaimana diungkapkan subyek penelitian berikut:

Saya sudah lama ikut mengelola usaha batik BL (Bachir Latifah) dari tahun 1976 hingga 1980 an dan yang saya rasakan perkembangannya lambat sehingga saya berpikir harus mengembangkan usaha yang lain walaupun usaha batik ini mesti dipertahankan karena merupakan warisan keluarga sudah turun temenurun.

Page 205: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Subyek penelitian berpendapat bahwa dirinya menjadi pengusaha ini karena

keturunan dari orang tuanya dan perginya ke kota Jakarta dalam rangka

mengembangkan usahanya untuk memperkuat ekonominya.

Dalam penelitian ini, penulis menunjukkan bahwa kehadiran

subyek ke kota Jakarta merupakan wujud dari subyek yang aktif dan kreatif

yang degan segala kapasitasnya senantiasa bergeliat, merespon terhadap

situasi dan perubahan dan memilih satu peran yang paling menguntungkan.

Pada tahap selanjutnya, pengusaha sebagai salah satu golongan yang

berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi serta peduli terhadap

pengangguran turut membuat atribut-atribut pemerataan pendapatan

menjadi relative dan menjadikan atribut-atribut tersebut sebagai medium

untuk memproduksi strategi pertahanan hidup.

5.2.3. Persoalan Keluarga

Selayaknya jika anak ingin membahagiakan orang tua dengan

menunjukkan kemampuan kemandiriannya. Ini bukan masalah kemiskinan

ataupun ekonomi dalam keluarga tetapi keinginan bebas dari

ketergantungan orang tua, sebagaimana diutarakan oleh subyek:

“…..waktu itu yang ada dalam pikiran saya, hanya bagaimana

membahagiakan orang tuaku dengan mengikuti kemauan mereka, dan saya berpikir inilah nasibku, tapi semakin lama saya merenung sepertinya pas dengan kemauan saya yaitu kebebasan artinya saya bukan orang kantoran yang harus mengikuti aturannya”

Hal menarik yang turut mendorong subyek menjadi pengusaha, yaitu

keinginan dari orang tua yang selalu memberikan dorongan atas keyakinan

dan kemampuan sehingga menimbulkan kepercayaan diri atas kemamdirian

Page 206: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

seseorang. Percaya diri merupakan modal awal seoraqng calon pengusaha

sukses. Jika seorang pengusaha bersikap pesimis akan usaha yang ia

bangun, maka bisnis tersebut tidak akan memiliki kekuatan untuk berjalan

lebih jauh, oleh karena itu seorang pengusaha harus tetap optimis akan

kesuksesan bisnisnya kelak.

Berkaitan dengan hal ini, Schutz menjelaskan bahwa dalam

hubungan sosial, manusia tidak pernah terlepas dari adanya motif atau

dorongan yang melekat/menyertai tindakan manusia. Dalam kesadaran

intersubyektifnya, manusia melakukan pertukaran motif (the reciprocity of

motives) melalui proses dengan cara membayangkan diri sendiri dalam

posisi orang lain dan memandang segala sesuatu melalui perspektif orang

lain. Motif ini dibagi menjadi dua jenis yaitu in order motives dan because

motives.

Motif pertama merupakan tujuan yang digambarkan sebagai

maksud, rencana, harapan, minat dan sebagainya, yang diinginkan actor

dan karena itu berorientasi ke masa depan. Motif kedua, merujuk kepada

pengalaman masa lalu manusia dan tertanamkan pengetahuannya itu

(preconstituted knowledge) dan berorientasi ke masa lalu. Dengan

penjelasan mengenai motif inilah, dapat diketahui mengapa seseorang

melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan (Deddy Mulyana, 2003: 81).

Dari gambaran tersebut, jelas bahwa terdapat seperangkat

argumentasi yang menjadikan seseorang memilih menjadi pengusaha.

Menggambarkan bahwa pilihan itu hasil pendidikan informal dalam keluarga.

Page 207: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

5.3. Pilihan Karier

5.3.1. Berkarier Sebagai Pengusaha

Berangkat dari keluarga yang berlatar belakang pedagang,

Soetrisno Bachir melewati masa kecilnya penuh dengan pendidikan dan

pembelajaran yang mereka lihat dalam lingkungan keluarga maupun

lingkungan masyarakat yang memang dilahirkan di kampong yang

berpenduduk berwiraswasta. Berkat kerja keras pada usia yang relatif

sangat muda ketika masih dibangku sekolah, Soetrisno Bachir sudah

produktif. Membantu orang tuanya memasarkan hasil industri batik,

sehingga Soetrisno Bachir sangat mungkin memahami terminologi dari

kosa kata bisnis,ia memiliki semangat kewirausahaan yang membantu

berfokus pada visinya dan memberinya energi untuk terus menemukan

gagasan-gagasan baru. Soetrisno Bachir mampu untuk menyoroti gagasan

dengan emosi yang benar dan strategi yang tepat, serta mengidentifikasi

sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan dari sebuah

peluang. Jadi pengusaha itu mempunyai suatu pendapatan yang tidak

menentu serta mempunyai resiko yang tinggi dan itu ada disetiap kegiatan

transaksi. Suatu proses kekayaan yang dihasilkan menanggung resiko

dalam hal modal, waktu dan komitmen karier. Menjadi pengusaha yang

sukses diperlukan lebih dari sekedar kerja keras dan keberuntungan, tapi

juga dibutuhkan kemampuan untuk berpikir dalam lingkungan dalam tingkat

ketidakpastian yang tinggi, fleksibel dan belajar kesalahan orang lain.

Menjadi seorang pengusaha dan membangun usaha itu dibutuhkan waktu

yang lebih banyak serta upaya yang maksimal, seperti yang diutarakan

oleh subyek berikut ini:

Page 208: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

“Menjadi pengusaha itu harus memahami adanya proses, nah proses ini terkait dengan sabar, saya menjalani proses wirausaha itu puluhan tahun untuk sukses, tapi ya inilah pilihan saya menjadi pengusaha, walaupun pendapatan tidak menentu, itu resiko pengusaha, pilihan karier saya tetap menjadi pengusaha”

Kesuksesan yang diraih dalam berwirausaha, menempuh perjalanan yang

sangat panjang dan proses sulit yang dilaluinya..

Sebagai seorang pengusaha, menyadari lebih banyak kesempatan

untuk berkarier setinggi mungkin dan berbuat sesuatu yang baik dan

berdampak terhadap lingungan sosialnya. Membangun karakter wirausaha

dengan baik maka akan muncul secara alamiah sebuah proses yang sangat

luar biasa seperti; mencintai pekerjan, jiwa dan sikap kewirausahaan

muncul seiring dengan proses kreatif dan inovatif, penuh dengan percaya

diri, dengan percaya diri maka muncullah keyakinan, optimis, berkomitmen,

disiplin bertanggung jawab, selalu memiliki inisiatif, cepat bertindak, aktif

dan penuh energy, juga memiliki motif berprestasi, akan muncul orientasi

hasil dan wawasan ke depan. Memiliki jiwa kepemimpinan, akan muncul

berani tampil beda, dipercaya serta tangguh dalam bertindak, berani

mengambil resiko dengan penuh perhitungan.

5.3.2. Jejak Rasulullah

Perjalanan hidup Rasulullah SAW dalam berdagang selama 25

tahun, menginspirasi banyak orang. Sang pencerah umat manusia ini,

merupakan seorang pedagang ulung yang hidupnya berada dalam keluarga

pedagang, sehingga membuatnya terlibat dalam urusan bisnis atau

Page 209: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

berdagang sejak usia muda. Seperti yang diutarakan oleh subyek Soetrisno

Bachir sebagai berikut:

“……saya berusaha mengikuti cara berbisnis Nabi Muhammad SAW, saya juga dilahirkan di lingkungan keluarga pedagang, contoh Rasulullah dalam berdagang itu sangat aplikatif dalam jaman pasar bebas seperti sekarang ini. Masih sangat relevan cara manajemennya, kepemimpinannya dalam perusahaan, kejujuran, cara mengambil keuntungan dan saling menguntungkan kedua belah pihak, menjual produk yang berkualitas dan lain-lain pokoknya Nabi Muhammad SAW itu sang Uswatun Khasanah”.

Kesuksesan bisnis Rasulullah juga sangat dipengaruhi adanya faktor

lingkungan eksternalnya, usaha perdagangan Rasulullah terlibat dalam

perdagangan internasional, ini menandakan bahwa pentingnya jaringan

bisnis dan melihat peluang yang ada. Kesuksesan yang bermodal kejujuran

dan kepercayaan dapat membuktikan bahwa modal seorang pedagang tidak

hanya harta atau uang yang banyak. Dalam hal ini kepercayaan merupakan

amanah yang harus dilaksanakan dengan jujur, tidak merugikan orang lain,

menepati janji,memberikan pelayanan yang terbaik sehingga tidak

mengecewakan pelanggannya, juga memberikan kemudahan dalam

bertransaksi dagang. Mendapatkan laba atau keuntungan merupakan hal

yang penting dalam berbisnis, keberhasilan dalam memanfaatkan

keuntungan yang mempunyai nilai ibadah sangat membuat hati terasa

damai karena berdampak kemanusiaan dan janji Allah akan dilipatgandakan

bila berinfaq dan sodaqoh di jalan Allah. Seperti yang diutarakan oleh

subyek Soetrisno Bachir berikut:

Belum pernah saya dengar orang berinfaq dan bersodaqoh terus jatuh miskin, kalau tambah kaya saya percaya. Janji Allah itu pasti akan ditepati, karena tersurat dalam Al-Qur’an dan Nabi Muhammad SAW melakukan itu. Keuntungan

Page 210: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

berbisnis ada haknya orang lain, jadi harus kita berikan kepada yang berhak menerimanya.

Jadi keutamaan berdagang atau berbisnis secara halal akan bernilai pahala,

mewujudkan keharmonisan sosial, kehormatan diri terjaga, syarat

terkabulnya do’a, menghapus dosa dan dihadapkan pada Allah dengan

wajah berseri. Memaknai berdagang cara Nabi, ketika berdagang tidak

sekedar menjual produk tapi juga menjual nilai-nilai (selling values) ketika

bertransaksi dengan mitra bisnis dan para pelanggannya. Berkat

keberhasilannya dalam menjual nilai-nilai itulah beliau menjadi pedagang

yang sukses. Maksud dari menjual nlai-nilai dalam konteks ini adalah

senantisa mengedepankan etika bisnis yang dijiwai dengan nilai-nilai syar’i.

Dalam Islam, bekerja atau berbisnis bukan sekedar kegiatan ekonomi,

melainkan aktivitas cermin keimanan, manifestasi tauhid dan bukti

ketinggian akhlaq dan barometer ketakwaan kepada Allah, aktivitas bisnis

yang tidak didasari keimanan adalah kezaliman.

5.3.3. Ekonomi Harus Kuat

Dalam kehidupan manusia selalu ada hasrat untuk mencapai hasil

yang terbaik guna mencapai kepuasan karena pada dasarnya adanya

kebutuhan yang harus dipenuhi. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk

mengoptimalkan potensi jasmani dan rohani demi meningkatkan kualitas diri

termasuk dalam bekerja dan berbisnis. Begitu pentingnya untuk

mendapatkan rezeki secara halal. Seorang pekerja harus selalu termotivasi

dengan keinginan untuk mendapatkan keridhlaan Allah.

Page 211: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Harta harus disikapi dengan berorientasi pada kebaikan dan

manfaat yang optimal. Bukan untuk diri sendiri akan tetapi untuk

kebahagiaan bersama saudara-saudara yang lain. Pmilik harta yang mutlak

adalah Allah, sementara manusia hanyalah pemegang amanah.

Kepemilikan harta dapat ditempuh melalui usaha dan kerja keras, miskin

harta dapat membahayakan aqidah dan iman. Selain bisa menggoyahkan

keimanan dan mengarahkan diri kepada kekufuran, kemiskinan kerap

menimbulkan permasalahan dalam keluarga dan lingkungan. Diantara

permasalahan yang timbul akibat kemiskinan yaitu terancamnya

kelangsungan hidup berumah tangga, terjadinya pencurian, dan berbagai

tindak criminal lainnya. Seperti yang diutarakan oleh subyek penelitian:

“…..lebih baik memberi dari pada meminta, tangan kanan selalu di atas jangan miskin harta, karena kemiskinan itu dekat dengan kufur, kita harus banyak harta sehingga kita bisa berbagi dengan fakir miskin dan kaun dhuafa, intinya dalam kehidupan, ekonomi harus kuat dan berwiraswasta itulah jalan yang menurut saya tepat untuk mengatasi hal tersebut”.

Oleh karena itu, rezeki yang telah kita dapatkan harus kita manfaatkan

secara proporsional dan tepat sasaran karena nanti akan diminta

pertanggungjawabkan oleh Allah. Dari mana harta diperoleh dan kemana

dibelanjakan.

5.3.4. Membangun dan Mengembangkan Hubungan Sosial

Dalam hal ini akan disajikan hasil penelitian, analisis tentang

gambaran diri subyek penelitian dalam berinteraksi dengan lingkungan atau

mitra bisnis. Setiap individu dimana ia tinggal, mau tidak mau harus

berinteraksi dengan masyarakat. Itulah manusia yang secara kodrati

Page 212: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

diciptakan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Setiap orang dalam

melakukan penyesuaian sosialnya berbeda antara yang satu dengan yang

lainnya karena setiap individu itu berbeda-beda (individual differences)

dalam berbagai hal, begitu pula dalam hal penyesuaian sosial (social

adjustment), oleh karena itu diperlukan pemahaman terhadap makna

penyesuaian sosial.

Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk peristiwa

komunikasi dalam masyarakat. Menurut Schram (1974) diantara manusia

yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi namun ada pula

yang membagi gagasan dan sikap. Demikian halnya dengan pendapat Merill

dan Lowenstein (1971), bahwa dalam pergaulan manusia selalu terjadi

proses penyesuaian pikiran, penciptaan simbol yang mengandung suatu

pengertian bersama. Theodorson juga mengemukakan bahwa komunikasi

adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang

dengan menggunakan symbol-symbol tertentu kepada satu orang atau

kelompok lain. Proses pengalihan informasi tersebut selalu mengandung

pengaruh tertentu.

Dalam kamus lengkap psikologi, Chaplin (2000: 469) memberikan

pengertian social adjustment sebagai perjalinan secara harmonis atau relasi

dengan lingkungan sosial, mempelajari pola tingkah laku yang diperlukan

atau mengubah kebiasaan yang ada, sedemikian rupa sehingga cocok bagi

satu masyarakat sosial. Horlock (1997: 287) memberikan pengertian tentang

penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan

diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada

khususnya. Selanjutnya Hurlock menambahkan bahwa istilah penyesuaian

Page 213: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

tersebut mengacu kepada seberapa jauhnya kepribadian seseorang

mempunyai manfaan secara baik dan efisien dalam masyarakat.

Pendapat Vebriarto (1994: 29), masyarakat modern yang serba

komplek sebagai produk dari kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi

dan urbanisasi memunculkan banyak masalah yang akan membawa

dampak negatif. Masalah sosial tersebut terjadi karena adanya

penyimpangan terhadap konsep masyarakat ideal. Masyarakat ideal adalah

masyarakat yang terbaik yang dicita-citakan, sehingga konsep masalah

sosial itu tergantung pada konsep tentang masyarakat sempurna atau

masyarakat yang disempurnakan. Konsep masyarakat ideal dipengaruhi

oleh kondisi masyarakat pada saat hidupnya, oleh karena itu masalah sosial

dapat ditentukan oleh kebudayaan.

Pada masyarakat yang mempunyai keteraturan sosial sering

memandang hal-hal yang diluar kewajaran sebagai sesuatu yang

menyimpang dan melanggar norma. Penyimpangan adalah setiap perilaku

yang dinyatakan sebagai suatu pelanggaran terhadap norma-norma

kelompok atau masyarakat. Norma diciptakan dan menjadi pedoman bagi

masyarakat melalui proses kesepakatan sosial yang merujuk pada tuntunan

agama atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan

meskipun sesungguhnya norma-norma tersebut mengalami pergeseran dan

pada perkembangan selanjutnya bentuk-bentuk penyimpangan perilaku

sosial dianggap sebagai suatu kewajaran. Serangkaian norma-norma

penting, yang tidak dinyatakan dalam pepatah-pepatah dan tidak disadari

serta dianggap biasa merupakan aturan yang procedural untuk mengatur

kehidupan sosial sehari-hari dan pihak-pihak yang tidak mengikuti aturan

Page 214: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

yang prosedural akan terkena bermacam-macam sanksi sosial (Berry, 2003:

62).

Pengusaha mampu menyakinkan diri untuk dapat melangsungkan

hidup dengan berwirausaha berkat kepercayaan dan pada kapasitas diri

sendiri. Pengusaha dengan pakasitas yang dimilikinya dituntut untuk

mengembangkan kreatifitasnya dalam memanfaatkan peluang-peluang yang

tersedia dan tersebar diantara actor-aktor lain dan diberbagai tempat serta

waktu dalam kehidupan berwiraswasta.

Dengan membangun hubungan sosial, seorang pengusaha akan

memperbesar kekuatan sekaligus kemampuannya berkomunikasi dengan

actor-aktor lain dan mengkoordinasikan tindakannya. Pada aspek actor-

aktor lain, seorang pengusaha membangun hubungan dengan rekan

bisnisnya yang diharapkan bisa saling member informasi bisnis yang

menguntungkan kedua belah pihak.

Kebudayaan pengusaha mencirikan golongan dalam lingkup

ekonomi yang lebih mapan lalu mengakibatkan sifat eksklusif individualis.

Menyadari kenyataan yang ada bahwa yang dapat menjamin kelangsungan

hidup berbisnis bukan diri sendiri, maka pengusaha mengembangkan taktik

dengan membangun hubungan-hubungan dengan pihak lain. Hubungan-

hubungan yang dimaksud adalah jaringan yang berifat bisnis. Hubungan

sosial tersebut diperlukan agar kepentingan dapat dipenuhi dan dapat

memperoleh sumber daya sosial-ekonomi dan mengatasi berbagai kesulitan

yang dihadapi.

Dalam hubungan-hubungan tersebut, terdapat dua kategori, yaitu

hubungan sosial horizontal dan hubungan sosial vertical sebagai motif

Page 215: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

sosial. Hubungan sosial horizontal adalah hubungan-hubungan yang

melibatkan pihak-pihak yang memiliki status sosial-ekonomi yang relative

sama, dalam arti sumber daya yang diperolah maupun sumber daya yang

dipertukarkan. Sedangkan hubungan sosial secara vertical yaitu hubungan

yang dibangun yang tidak memiliki status sosial ekonomi yang simetris.

Apapun kategori hubungannya, hubungan-hubungan sosial yang

dibangun dapat berbasis kekerabatan, pertemanan dan jaringan bisnis.

Dengan hubungan sosial ini, pengusaha akan memperbesar kekuatan

sekaligus kemampuan mereka berkomunikasi dengan yang lain dan

mengkoordinasikan tindakan-tindakannya. Nilai-nilai dalam hubungan sosial

seperti kejujuran serta komitmen yang senantiasa dipelihara bukan hanya

pilihan yang bernilai secara etis, melainkan juga memiliki nilai ekonomis

Dalam hubungan-hubungan tersebut, ada konteks tertentu dalam

bentuk kepentingan-kepentingan khusus yang mengikat kedua belah pihak,

membangun kerjasama dan mewujudkan integrasi sosial diantara keduanya.

Hubungan ini mengindikasikan bahwa pengusaha memerlukan jaringan

sosial yang berusaha untuk memenuhi kepentingan-kepentingan dalam bisnis.

5.4. Pengelolaan Kesan Pengusaha Soetrisno Bachir

5.4.1. Pengelolaan Kesan (Impression Management) Pengusaha

Dalam penelitian sub bab ini akan dijelaskan dan dipaparkan

pertunjukan “diri” seorang pengusaha sebagai bentuk perilaku komunikasi

dalam beberapa bagian permainan peran yang dilakukan yakni setting

komunikasi yang meliputi; pertemuan investor dan lokasi bisnis serta

manajemen diri seorang pengusaha dengan mitra bisnisnya. Pada dasarnya

Page 216: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

interaksi manusia menggunakan simbol-simbol, cara manusia menggunakan

simbol,merepresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomuniksi

dengan sesamanya. Itulah ineraksi simbolik dan itu pulalah yang mengilhami

perspektif dramaturgis, dimana Erving Goffman sebagai salah satu

eksponen interaksionisme simbolik, maka hal tersebut banyak mewarnai

pemikiran-pemikiran dramaturgisnya. Menurut interaksi simbolik, manusia

belajar memainkan peran dan mengasumsi identitas yang relevan dengan

peran-peran ini, terlibat dalam kegiatan menunjukkan kepada satu sama

lainnya siapa dan apa mereka.

Erving Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang

berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan

diterima orang lain, upaya tersebut sebagai “pengelolaan pesan” (impression

management), mengenai teknik-teknik yang digunakan actor untuk

memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu dan untuk mencapai

tujuan tertentu. Kebanyakan atribut yang dimiliki aktivitas manusia digunakan

untuk presentasi diri, termasuk busana yang di pakai, rumah yang di huni

dan perabotannya, cara berjalan dan berbicara, pekerjaan yang dilakukan

dean cara menghabiskan waktu luang, segala sesuatu yang terbuka

mengenai diri dapat digunakan untuk memberitahu orang lain siapa diri kita.

Dalam kebanyakan kasus, menurut Erving Goffman pelaku dan

khalayah mencapai apa yang disebut “consensus kerja” (working

consensus) mengenai definisi atas satu sama lain dan situasi yang

kemudian memandu interaksi mereka. Seperti actor panggung, actor sosial

membawakan peran, mengasumsikan karakter dan bermain melalui adegan-

adegan ketika terlibat dalam interaksi dengan orang lain.

Page 217: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Meskipun demikian Erving Goffman mengakui bahwa drama

kehidupan sosial sehari-hari, lebih penting daripada produksi teater bagi

mereka yang melaksanakan dan menyaksikannya. Erving Goffman

menunjukkan bahwa kedua jenis drama tersebut menggunakan teknik yang

sama yaitu actor sosial, seperti actor teater, tergantung kepada busana,

make-up, pembawaan diri, dialek, pernik-pernik dan alat dramatik lainnya

untuk memproduksi pengalaman dan pemahaman realitas yang sama.

Erving Goffman menyebut bahwa aktivitas untuk mempengaruhi orang lain

sebagai “pertunjukan” (performance). Sebagian pertunjukan itu mungkin kita

perhitungkan untuk memperoleh respon tertentu, sebagian lainnya kurang

kita perhitungkan dan lebih mudah kita lakukan karena pertunjukkan itu

tampak alami, walaupun pada dasarnya kita tetap menyakinkan orang lain

agar menganggap kita sebagai orang yang ingin kita tunjukkan.

Dalam usaha untuk mempresentasikan diri, terkadang sang actor

menghadapi antara citra diri yang ia inginkan dilihat orang lain, dengan

identits yang sebenarnya, karena ia memiliki stigma (cacat), baik stigma fisik

maupun stigma sosial. Dalam kasus stigma fisik, actor mangasumsikan

bahwa khalayak mengetahui bahwa actor memang secara fisik berbeda

dengan mereka, sedangkan dalam kasus stigma sosial khalayak tidak

mengetahui dan melihatnya. Bagi Erving Goffman tampaknya hampir tidak

ada isyarat seperti “berpaling kea rah lain”, atau “menjaga jarak” dengan

orang asing yang dimaksudkan untuk menjaga privasi orang adalah ritual

antar pribadi atau dalam istilah Erving Goffman menghargai diri yang

“keramat”, bukan sekedar adaptasi kebiasaan. Tindakan-tindakan tersebut

menandakan keterlibatan sang actor dan hubungan yang terbina dengan

Page 218: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

orang lain, juga untuk menunjukkan bahwa sang actor layak atau berharga

sebagai manusia.

5.4.2. Pengelolaan Kesan Pengusaha berdasarkan setting Komunikasi

Pengusaha, sebagaimana digambarkan sebelumnya, mempunyai

salah satu tipologi kelompok pengusaha yang menyandang atribut dan asesori

eklusif (banyak uang) yang selalu melekat dengan dirinya. Sebagaimana

Shultz mengatakan bahwa manusia adalah makhluk kreatif, dinamis dan

memiliki keinginan bebas, demikian halnya dengan pengusaha yang

mempunyai keinginan pengembangan kreatifitas setinggi mungkin.

Sebagaimana Erving Goffman menyebut aktivitas untuk mempengaruhi

orang lain sebagai “pertunjukkan” (performance), sebagian pertunjukkan itu

mungkin kita perhitungkan untuk memperoleh respon tertentu dari orang lain.

Dalam penelitian ini dipaparkan beberapa strategi pertemuan investor dan lokasi

bisnis serta manajemen diri seorang pengusaha dengan mitra bisnisnya.

5.4.2.1. Pertemuan Investor

Bekerja sebagai pengusaha dituntut untuk memiliki keahlian

pendekatan antar manusia, melalui keahlian tersebut keberlanjutan

nasib bisnis bisa dipertahankan. Pertemuan antar investor selalu

dilakukan dengan waktu yang telah ditentukan dengan harapan

selalu memberi informasi bisnis yang menyegarkan.

5.4.2.2. Lokasi Bisnis

Seorang pengusaha selalu memperhitungkan keberadaan

lokasi bisnis sebagai tempat perusahaan beraktifitas. Letak

perusahaan yang strategis banyak menguntungkan bagi

Page 219: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

perusahaan. Kelancaran aktivitas dalam berinteraksi dengan mitra

bisnis membuat mitra bisnis merasa nyaman dan tidak melelahkan

dalam menuju lokasi.

5.5. Manajemen Diri Pengusaha Soetrisno Bachir dengan Mitra Sesama

Pengusaha

Kaum dramaturgi memandang manusia sebagai actor-aktor di

atas panggung metaforis yang sedang memainkan peran-peran mereka.

(Litlejohn, 1999: 166). Dalam paradigm definisi sosial orang berpreilaku

sesuai dengan definisi yang dia buat berdasarkan realitas sosial yang

dihadapi dan menurut Erving Gofman tafsir atau situasi itu berlangsung

terus-menerus dalam kehidupan manusia, sehingga peran-peran yang

ditampilkannyapun terus berubah.

Manusia adalah actor yang berusaha untuk menggabungkan

karakteristik personal dan tujuan kepada orang lain melalui “pertunjukan

dramanya sendiri”. Dalam mencapai tujuannya tersebut, menurut konsep

dramaturgis, manusia akan mengembangkan perilaku-perilaku yang

mendukung perannya tersebut. Selayaknya pertunjukkan drama, seorang

actor drama kehidupan juga harus mempersiapkan kelengkapan

pertunjukan. Kelengkapan ini antara lain memperhitungkan setting, kostum,

penggunaan kata (dialog) dan tindakan non verbal lain, hal ini tentunya

bertujuan untuk meninggalkan kesan yang baik pada lawan interaksi dan

memuluskan jalan mencapai tujuan.

Diri adalah produk dialektis sebagai hasil interaksi dramatis antara

actor dan audiens (Ritzer, 2003: 298). Bagi Erving Goffman individu tak

sekedar mengambil peran orang lain untuk melengkapkan citra diri tersebut

Page 220: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

(Mulyana, 2004: 110). Erving Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-

orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan

diterima orang lain. Ia menyebut upaya itu sebagai “pengelolaan pesan”

(Impression Management), yakni teknik-teknik yang digunakan actor untuk

memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu dan ntuk mencapai

tujuan tertentu. Komunikasi interaksi, dan presentasi diri yang dilakukan oleh

pengusaha secara umum melakukan interaksi dan komunikasi dengan

kelompok atau sesama rekan pengusaha atau pebisnis.

Pengusaha selalu mengadakan hubungan komunikasi dengan

rekan sesama pengusaha dengan tujuan saling memberi manfaat

pengusaha yang satu dengan pengusaha yang lain, hubungan dengan

rekan sesama pengusaha ini dikembangkan berdasarkan pengalaman

mereka dalam hal saling tukar informasi untuk menopang kelangsungan

hidup bisnisnya, mereka terkadang saling bertemu dilokasi tertentu.

Persainangan bisnis merupakan hal yang wajar, kompetisi yang terbuka

menjadikan para pengusaha merasa nyawan dalam bersaing.

Pada umunya isu-isu yang berkaitan dengan persaingan internal

(antar pengusaha) relative kurang dianggap sebagai persoalan pokok yang

mengancam kelangsungan hidup bisnisnya. Walaupun persaingan antar

internal pengusaha dalam memperebutkan peluang bisnis potensial selalu

menghiasi kegiatan sehari-hari mereka, namun persoalan ini relative

tenggelam apabila dihadapkan pada persaingan kaum pengusaha dalam

mendapatkan peluang bisnis yang datangnya dari pesaing eksternal.

Keadaan semacam ini sebenarnya menambah kuatnya solidaritas kaum

Page 221: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pengusaha sebagai kelompok yang mendapatkan tekanan dalam berbisnis

dengan kelompok lain.

Pengusaha lain bukan hanya sebatas teman kerja, rekan sesama

pengusaha pada kondisi tertentu sudah seperti sebuah keluarga yang

mensosialisasikan nilai-nilai, saling menjaga, saling membantu juga saling

mengasuh satu dengan yang lainnya. Kadang-kadang saling mengingatkan

jika ada masalah diantara pengusaha. Dalam suatu komunikasi sosial

individu dituntut unutk menyesuaikan diri dengan lingkugannya, ini dapat

diawali oleh individu dengan cara melakukan pergaulan yang baik dan

harmonis sehingga tercipta sebuah persahabatan dan hubungan

bertemanan.

Dari penjelasan tentang aspek-aspek di atas memberikan makna

yang luas tentang penyesuaian sosial, bahwa penyesuaian sosial

merupakan suatu kemampuan seseorang untuk merespon realitas sosial

berdasar pada situasi dan hubungannya dengan ligkungan. Selain berbagi

pengalaman, rekan sesame pengusaha juga biasa saling menolong. Dalam

hal ini, sikap tolong menolong tersebut digerakkan oleh hubungan timbale

balik, artinya seseorang yang pernah menolong tentu akan menerima

pertolongan balik dari pihak yang pernah ditolongnya. Meskipun tampak

seperti tanpa pamrih bagaikan diberikan secara sukarela, pada akhirnya

pertolongan itu akan melahirkan kewajiban bagi pihak yang menerimanya

dikemudian hari untuk membalasnya.

Beberapa kunci sukses sebagai entrepreneur, orang yang punya

visi biasanya memiliki nilai dan kiat tertentu yang menonjol dan digenggam

erat hingga mengantarkannya menjadi pengusaha sukses. Dorongan dirinya

Page 222: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses yaitu kemauannya untuk

belajar dan mengembangkan diri. Pebisnis harus mencermati dan menjalani

prosesnya, proses yang baik harus diawali dengan membangun hubungan

yang baik dengan mitra bisnis. Untuk menjadi pebisnis yang handal ada

beberapa kunci suksesnya sebagai berikut:

1. Kunci utama berbisnis adalah menjaga hubungan baik dan menciptakan

kepercayaan antar mitra bisnis. Kemampuan berkomunikasi dan

kepribadian yang baik merupakan eloemen faktor sukses.

2. Pengembangan diri dengan terus belajar. Memperbanyak belajar dan

bertanya kepada entrepreneur senior tentang kesuksesan yang telah

diraihnya.

3. Kemampuan memimpin, serta jangan cepat merasa puas terhadap hasil

yang sudah diraih, harus terus melakukan penyempurnaan.

Dari hasil Penarikan Kesimpulan di atas, Temuan Penelitian ini selanjutnya dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 223: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Gambar 5.1 Model Progresif Turun Temurun

Kiat Sukses Seorang Entrepreneur

PRIBADI

- Pencapaian Locus of Control

- Toleransi - Pengambilan

resiko - nilai-nilai pribadi - pendidikan - pengalaman

ORGANISASI

- Kelompok - Strategi - Struktur - Budaya - Produk

SOSIOLOGI

- Jaringan kelompok

- Orangtua - Keluarga - ModelPeranan

PRIBADI

- Pengambilan resiko

- Ketidakpuasan - Pendidikan - Usia - komitmen

PRIBADI

- Wirausahawan - Pemimpin - Manager - Komitmen - Visi

MEMASUKI DUNIA

ENTREPRENEUR

MENJADI ENTREPRENEUR

SUKSES

SEBELUM MENJADI

ENTREPRENEUR

LINGKUNGAN

- Peluang - Model Peranan - Aktivitas

LINGKUNGAN

- Kompetisi - Sumber Daya - Inkubator - Kebijakan

Pemerintah

LINGKUNGAN

- Pesaing - Pelanggan - Pemasok - Investor, Bankir

Page 224: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Penjelasan Gambar 5.1. Model Progresif Turun Temurun Kiat Sukses Seorang Entrepreneur: Pemicu perilaku Entrepreneur dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan dan kemampuan, sedangkan

faktor eksternal meliputi lingkungan. Kemampuan afektif yang mencakup sikap,

nilai, aspirasi,perasaan dan emosi yang semuanya sangat tergantung pada

kondisi lingtkungan yang ada, maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan

kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan entrepreneur. Jadi

kemampuan entrepreneurship merupakan fungsi dari perilaku entrepreneur

dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian

menghadapi resiko untuk memperoleh peluang..

Proses entrepreneur diawali dengan adanya inovasi, inovasi tersebut

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu pendidikan, sosiologi,

organisasi, kebudayaan, dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk

locus of control, kreativitas, implementasi dari faktor pribadi, sosiologi maupun

organisasi, sehingga dapat membuat seseorang berkembang menjadi

entrepreneur yang sukses. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi, sosiologi dan

lingkungan. Faktor individu yang memicu entrepreneur yaitu pencapaian locus of

control, toleransi, pengambilan resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman,

usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan

yaitu peluang, model peran, aktivitas, pesaing, incubator, sumber daya, dan

kebijakan pemerintah, sedangkan faktor pemicu yang berasal dari lingkungan

sosial meliputi keluarga, orang tua, dan jaringan kelompok. Jadi tahap perintisan

sampai dengan pertumbuhan seorang entrepreneur sangat tergantung pada

kemampuan pribadi, organisasi dan lingkungan. Faktor lingkungan yang

mempengaruhi pertumbuhan seorang entrepreneur yaitu pesaing, pelanggan,

Page 225: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

pemasok, dan lembaga-lembaga keuangan yang akan membantu pendanaan.

Faktor yang berasal dari pribadi yaitu komitmen, visi, kepemimpinan dan

kemampuan manajerial, sedangkan faktor yang berasal dari organisasi yaitu

kelompok, struktur, budaya, dan strategi. Seorang yang sukses dalam

entrepreneur yaitu orang yang dapat menggabungkan nilai, sifat utama, dan

perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktis.

5.6. Proposisi Penelitian

1. Kiat seorang entrepreneur yang sukses berkaitan dengan konsep dirinya, pembentukan karakter, menjaga hubungan baik dan menciptakan kepercayaan antar mitra bisnis. Kemampuan berkomunikasi dan kepribadian yang baik, aktif dan kreatif melakukan taktik dan strategi baru, serta mampu mengatasi dalam menghadapi dinamika gejolak sosial dan ekonomi.

2. Seorang entrepreneur yang sukses terkait dengan aspek kemampuan mengkomunikasikan pola pikir dalam berbisnis, mau belajar sepanjang hayat tentang komunikasi, gagasan baru, ide baru, fakta baru dan konsep baru dalam berbisnis. Pilihan karier merupakan panggilan hati dalam konteks pengabdian diri untuk memberi manfaat kepada orang lain.

4. Proses menjadi seorang entrepreneur sukses dipengaruhi oleh internal keluarga dan lingkungan eksternal, pendidikan kewirausahaan sejak usia dini, pola pikir yang melingkupinya, pilihan hidup, sering melakukan komunikasi dengan para pebisnis senior, dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam berbisnis. Kemampuan memimpin, serta tidak cepat merasa puas terhadap hasil yang sudah diraih, harus terus melakukan penyempurnaan.

5.7. Implikasi Hasil Penelitian

5.7.1. Implikasi Teoritis

Temuan penelitian ini mendukung tesis dasar yang diajukan oleh

Gadamer, Penjelasan yang diberikan oleh hermeneutika Gadamerian cukup

jelas, bahwa tidak bisa ada pemahaman tunggal terhadap apa yang

dikemukakan seorang pengusaha. Namun demikian telaah mendasar

Page 226: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

perspektif Gadamerian menegaskan bahwa persoalannya tidak

sesederhana proposisi tersebut. Penggunaan bahasa sebagai piranti yang

ditujukan terhadap masyarakat penafsir yang berlawanan kepentingan,

karena akan diolah oleh masyarakat penafsirnya sehingga tampak menjadi

penipuan melalui bahasa. Gadamer menyinggung persoalan ini secara tidak

langsung sebagai bagian dari tanggapannya terhadap kritik yang diajukan

oleh Habermas.

Hermeneutika sebagai ilmu tentang semua pemahaman bahasa,

permasalahan sosial tidak pernah lepas dari unsur bahasa sebagai

medianya, sebab bahasa merupakan sarana seseorang mengungkapkan

ide, berpikir, menulis, berbicara, mengapresiasi karya. Hermeneutika

sebagai sistem penafsiran dapat diterapkan baik secara kolektif maupun

secara individu. Filsafat hermeneutika menguak seluruh realitas bahasa

sebagai ungkapan hakikat manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan

menjadikan bahasa sebagai pusat berawal dan berakhirnya segala

persoalan manusia. Jadi, Filsafat manajemen adalah bagian yang terpenting

dari pengetahuan dan kepercayaan dasar yang luas untuk menetapkan

pemecahan permasalahan manajerial. Oleh karena itu dalam filsafat

manajemen terkandung suatu dasar pandangan hidup yang mencerminkan

keberadaan, identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan

efektivitas dalam pekerjaan manajemen. Faktor-faktor dasar dalam falsafat

manajemen yang diperlukan terdiri atas: kepentingan umum, tujuan usaha,

pimpinan pelaksana, kebijakan, fungsi, struktur organisasi, prosedur dan

moral kerja.

Page 227: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Mengikuti model Boulding (1963), tindakan bersama terbentuk

setelah mereka berhasil mengembangkan pemaknaan dan cara pandang

bersama. Pemaknaan dan cara pandang bersama ini pula yang secara

teoritik memungkinkan tumbuh kembangnya kesadaran akan kepentingan

objektif mereka. Bila proses berlangsung dalam kondisi teknik, sosial yang

kondusif, maka perkembangan kesadaran akan kepentingan objektif tidak

hanya membentuk kelompok tersembunyi tetapi juga bisa membentuk

konflik terbuka. Bila terjadi konflik terbuka maka dalam persaingan yang

tidak sehat, sehingga timbulnya kecurangan dalam bisnis, tidak saling

percaya antar sesama rekan bisnis.

Titik tekan penelitian kewirausahaan dalam teoritis yaitu

bagaimana kinerja individu atau organisasi sangat tergantung atau bersifat

saling mempengaruhi dengan lingkungan/konteks sosialnya. Penelitian ini

mengarah pada bagaimana keterhubungan dan dampak dari aktivitas

kewirausahaan sosial terhadap masyarakat. Pandangan bahwa individu

mempengaruhi konteks sosial dalam aspek kewirausahaan dikenalluaskan

oleh Mclelland (1961). Sedangkan konteks lingkungan mampu membentuk

jiwa-jiwa wirausaha pada masyarakat disebarluaskan oleh Burt (1992).

Temuan riset ini sebagai komparasi teoritik bahwa seorang

entrepreneur yang sukses berkaitan dengan karakter aktif dan kreatif,

melakukan taktik dan strategi baru, serta mampu mengatasi dalam

menghadapi dinamika gejolak sosial dan ekonomi. Seorang entrepreneur

yang sukses terkait dengan aspek kemampuan mengkomunikasikan pola

pikir dalam berbisnis, mau belajar sepanjang hayat tentang komunikasi,

gagasan baru, ide baru, fakta baru dan konsep baru dalam berbisnis. Proses

Page 228: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

menjadi seorang entrepreneur sukses dipengaruhi oleh internal keluarga

dan lingkungan eksternal, pendidikan kewirausahaan sejak usia dini, pola

pikir yang melingkupinya, pilihan hidup, sering melakukan komunikasi

dengan para pebisnis senior, dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam

berbisnis.

5.7.2. Implikasi Praktis

Dari penerimaan tesis dasar Gadamer ini, bahwa Gadamer telah

menyumbangkan keseimbangan bahwa bahasa bisa digunakan sebagai

piranti pemerolehan suksesnya seorang pengusaha, tetapi tentu ada

prasyaratnya, yaitu sepanjang tidak terjadi persilangan kepentingan antara

produsen teks (the author) dengan khalayak penafsirnya (its interpreter).

Proses menjadi seorang pengusaha yang sukses, nampak pendidikan

internal keluarga sangat berpengaruh, demikian juga dengan lingkungan

ekternalnya.

Sasaran dalam penyadaran terhadap perubahan lingkungan untuk

membentuk kerangka kerja mengenai perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan dan pengendalian. Peranan dari fungsi manajemen dalam

diri seseorang maupun dalam organisasi sangat mempengaruhi suksesnya

perwujudan gagasan kedepan dalam memperoleh keberhasilan yang sudah

dimimpikan. Manajemen adalah segala sesuatu yang menyangkut bekerja

dan melalui hubungan manusia, jadi dalam riset ini memberikan pencerahan

bahwa menyadari sebuah proses menunjukkan keberhasilan dalam

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Page 229: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian, pemaparan hasil penelitian dan pembahasan serta

merujuk kembali kepada rumusan masalah penelitian, serta tujuan penelitian

berikut disajikan beberapa kesimpulan:

1) Kiat entrepreneur yang sukses harus matang dalam membangun karakter

melalui pengalaman menjalankan aktifitas dalam berintrepreneur. Sumber

pembangunan karakter seorang pengusaha juga terdapat pada pendidikan

internal keluarga sejak kecil. Konsep diri seorang pengusaha merupakan

produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan organisasi serta

pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman psikologis ini merupakan

hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan dan refleksi dari dirinya yang

diterima dari orang lain.

2) Kiat entrepreneur yang sukses sangat dipengaruh oleh lingkungan internal

dan external, dalam lingkungannya seseorang akan terpengaruh pada faktor

psikologis yang sangat mendukung dan mempengaruhi pola pikir seorang

pengusaha, serta memiliki hasrat untuk berprestasi yang besar juga siap

bekerja keras, tekun, mempunyai keyakinan besar dan keuletan dalam

berjuang.

3) Kiat entrepreneur yang sukses yaitu mempunyai konsep diri dan arah tujuan

yang jelas. Pemilihan karier dengan menjadi pengusaha yang didasarkan

pada pertimbangan dan pilihan rasionalnya serta efektivitas tujuan untuk

berkreasi yang setinggi mungkin.

210

Page 230: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran atau masukan yang dapat

dikemukakan antara lain:

1. Dalam proses menjadi pengusaha yang sukses adalah menanamkan jiwa

wiraswasta sejak kecil dan banyak bertanya serta belajar dari orang yang

sudah sukses.

2. Pengusaha hendaknya tidak membatasi pergaulan dan perilaku dalam

kehidupan sosialnya, sehingga tidak terkesan eksklusif.

3. Dalam rangka mengurangi jumlah pengangguran para pengusaha bisa

berbuat lebih banyak untuk mengadakan pembinaan-pembinaan yang

mengarah kepada perbaikan ekonomi.

6.3. Keterbatasan Penelitian

Tiada gading yang tak retak, penelitian inipun jauh mendekati

kesempurnaan, akhirnya sejauh menyangkut substansi tentang pemahaman

pemaknaan dari subyek, temuan-temuan penelitian ini memang

mengukuhkan tesis Gadamer. Namun demikian berkenaan dengan

metodologi kajian, pendekatan Gadamer tidak member panduan yang

semestinya sehingga menjadi kurang praktikal sebagai perspektif teoritik.

Bertolak dari kerangka pemikiran Gadamer adanya dua pihak yang terlibat

dalam penafsiran antara produk teks dengan penafsir, Kerangka pikir

demikian ternyata tidak cukup aplikatif, sehingga peneliti harus

mengembangkan sendiri metodologi kajiannya sepanjang tetap konsisten

dengan kerangka pemikiran dasar Gadamer. Sudah barang tentu

terkandung sejumlah kelemahan dalam metode yang digunakan dalam

Page 231: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

kajian ini. Karena itu,penulis mendorong masyarakat akademik untuk

mempertanyakan dan menyempurnakan metode yang telah digunakan

dalam penelitian ini.

Page 232: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah,Chaedar,A.,2011,Pokoknya Kualitatif,Pustaka Jaya,Jakarta Antonio, Syafii ,Muhammad, 2011,Kepemimpinan dan Pengembangan

Diri,Cetakan II,Tazkia Publishing,Jakarta Antonio, Syafii Muhammad, ,2011,Bisnis dan Kewirausahaan,Cetakan II,Tazkia

Publishing,Jakarta. Antonio, Syafii, Muhammad, ,2011,Kepemimpinan Sosial dan Politik,Cetakan

II,Tazkia Publishing,Jakarta Aedy,Hasan,2011,Etika Bisnis Islam,Alfabeta,Bandung Bachir,Soetrisno,2011,Terus Melangkah,Delokomotif,Yogyakarta Baert, Patrick,1998, Social Theory in the Twentieth Century,Combridge,Blackwell

Publishers Ltd. Bandura, Albert,1977,Social Learning Theory, Upper Saddle River,NJ:Prentice

Hall. Barney,J.B., & Arikan,A.M., 2001, The Resource-based view: origin and

implication, The Blackwell handbook of strategic management. Barthes,R.1975a, The Pleasure of the Text, terj. Miler, New York, Hill & Wang Berry, D.,2003, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, terj. Wirutama, Raja

Grafindo Persada, Jakarta Besnik A. Krasniqi, Personal, household and business environmental

determinants of entrepreneurship, Journal of Small Business and Enterprise Development, vol.16 no.1.2009

Bleicher,Josef, 1980, Contemporary Hermeneutics: Hermeneutics as Method,

Philosophy and Critique, London, Boston and Henley Routledge & Kegan Paul.

Cresswell, W, John,1998, Qualitative Inquiry and Research Design Choosing

Among Five Traditions, California, Sage Publications, Inc. Chaplin,J.P.,2005, Kamus Lengkap Psikologi,terj.Dr.Kartini Kartono, Raja

Grafindo Persada, Jakarta Denzin, Norman, K. & Yvonna S. Lincoln, 2009, Handbook of Qualitative

Research,Edisi Bahasa Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

213

Page 233: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

De Vito,Joseph,1997, Komunikasi Antar Manusia,ed.V.terj.Agus Maulana, Profesional Books

Dewanti,Retno,2008, Kewirausahaan,Mitra Wacana Media,Jakarta Elfiky,Ibrahim,2009,Terapi Berpikir Positif,Zaman,Jakarta Elfiky,Ibrahim,2011,Personal Power,Zaman,Jakarta Fatchan, H.A,2011, Metode Penelitian Kualitatif, Jenggala Pustaka Utama,

Surabaya Fatchan,H.A.,2013, , Metode Penelitian Kualitatif, Universitas Negeri Malang,

Malang Fakhrul Anwar Zainol dan Dr.Selvamalar Ayadurai, Entrepreneurial Orientation

and Firm Performance: The Role of Personality Traits in Malay Family Firm in Malaysia, International Journal of Business and Social Science, vol. 2 no.1, Januari, 2011

Fasya,Teuku Kemal,2002, Semiotika dan Martabat Sebuah Tuisan, Kompas, 1

Nopember Fay,Brian,1996, Contemporary Philosophy of Social Science, Oxford Blackwell Ferdinand,Augusty,2006,Metode Penelitian Manajemen,Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Edisi 2,Semarang Gadamer, Hans-Georg, 1975, Truth and Method, translation revised by Joel

Weinsheimer and Donald G. Marshall, Sheed and Ward Ltd. and The Continuum Publishing Group, Continuum London*New York.

Gadamer, Hans-Georg, 1976, Philosophical Hermeneutics, Translated and

Edited by David E. Linge, Berkeley, Los Angeles, London, University of California Press.

Gadamer, Hans-Georg, 1986, The History of Concepts and the Language of

Philosophy, in Leon J. Goldstein, The State University of New York at Binghamton.

Gadamer, Hans-Georg, 1990, Historicity of Understanding, in Kurt Mueller-

Vollmer, The Hermeneutics Reader: Texs of the German Tradition from the Enlightenment to the Present, New York, Continuum.

Gadamer, Hans-Georg, 1980, Dialogues and Dialectic: Eight Hermeneutical

Studies on Plato, translation by P.Christoper Smith, New Heaven and London: Yale University Press.

Garna, K.,Judistira,1992, Metode Penelitian: Pendekatan Kualitatif, Primaco

Akademika, Bandung

Page 234: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Ginanjar, Ary,2001,Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spiritual, Arga, Jakarta Goffman,Erving,1959, The Presentation of Self on Everyday Live, Reat Britain,

Cox & Wyman Ltd. Grondin, Jean,1994, Introduction to Philosophical Hermeneutic,London:

Grounded Theory, Procedures and Techniques, New Bury Park, California, Sage, Publication,Inc.

Grondin, Jean, 2010, Sejarah Hermeneutik dari Plato sampai Gadamer, Ar-Ruzz,

Media, Yogyakarta Hamdi,A.Zaenul,2003, Hermeneutika Islam: Intertekstualitas, Dekontruksi,

Rekontruksi, Gerbang, No.14, vol.V.hal.3-44 Hikam,Muhammad AS,1996, Bahasa dan Politik, Bandung, Mizan Hisrich, D.Robert,Michael P.Peters,Dean A.Shepherd, 2008, Entrepreneurship,

7th ed. McGraw-Hill, 1221 Avenue of the Americas, NY, 10020 Hitt, Michael A.,R.Duane Ireland,Robert E. Hoskisson,2001,Manajemen Strategis

Daya Saing dan Globalisasi, Salemba Empat,Edisi Pertama, ,Jakarta Hurlock,Elizabet,B.,1993, Psikologi Perkembangan Anak, Jilid 2 ed.VI,Erlangga,

Jakarta Jaysinha S. Shinde and Udaysinha S. Sinde, The Perennial Perspective on

entrepreneurship, Journal of Strategic Innovation and Sustainability, vol. 7(1), 2011

Kasali,Rhenald,2011,Wirausaha Muda Mandiri,PT.Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta Kuswarno, Engkos, 2009, Fenomenologi Konsepsi, Pedoman, dan contoh

Penelitian, Bandung, Media Padjadjaran Kertajaya,Rudi,2011,Berpikir Positif,Sinar lmu,Bantul,Yogyakarta

Kertajaya,Rudi,2011,Berpikir Positif,Sinar Ilmu,Bantul,Yogyakarta Leksono, S, 2009, Runtuhnya Modal Sosial Pasar Tradisional, CV. Citra,Malang Lindlof, Thomas R., 1995, Qualitative Communication Research Methods,

Calofornia, USA, Sage Publication Lockett, A., Thomson, S., and Morgenstern, U., 2009, The Development of the

resource-based view: A critical appraisal, International Journal of Management Reviews.

Page 235: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Longenecker,G.Justin,Carlos,W.Moore,J.William,Petty,Small,Business, Management, Salemba Empat, Jakarta

Lofland,J.,& Lofland, L.,1984,Analizing Sosial Setting:A guide to Qualitative

Observation and Analysis,edeisi 2,Belmont,CA:Wadsworth Publishing Company,Inc.

Maulidin,2003, Teori Kritis Society, Jurnal Studi Agama dan Demekrasi,No.13

vol.V.Okt.-Des. Maxwell, J.A.,1992,Understanding and validity in Qualitative Research,Harvard

Educational Review No.63. Moleong, Lexy, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda

Karya,Bandung. Marthasasmita, Mumung H.,2008, Kewirausahaan Suatu Pengantar Menuju

Trampil Berwirausaha, Uhamka Press,Jakarta Mulyana, Deddy, 2003, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosda

Karya,Bandung Mulyana, Deddy, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan ilmu Sosial Lainnya, Remaja Rosda Karya,Bandung Milles, B, Mattew, Huberman, A. Michael, 1992, Analisis Kualitatif, Terjemahan

Tjetjep Rohendi, h.20,UI Press,Jakarta Muhadjir, Noeng, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi IV, Rakai

Sarasin,Yogyakarta M.J. Scheepers, Entrepreneurial Mindset of Information and Communication

Technology Firms, Peer Reviewed Article, vol. 10 (4), December 2008 Naisbitt,John,2009,Mind Set,Cetakan 4,Daras Books,Jakarta Oscar Gonzales-Benito, Janiver Gonzales Benito and Pablo A. Munoz Gallego,

Role of entrepreneurship and Market orientation in firms success, European Journal of Marketing, vol. 43, no. ¾, 2009

Philip E. Auerswald, Entrepreneurship in the Theory of the firm, Small Business

Economics, 30.111-126, 2008 Pinchot, Gifford,III,1988, Intrapreneuring, Alih Bahasa Drs.Zulkifli Kasip,

Erlangga,Jakarta Poerwadarminto, W.J.S, 1984, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka,Jakarta

Page 236: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Putra, I Gusti Ngurah, 1999, Manajemen Hubungan Masyarakat, Universitas Atmajaya Press,Jakarta

Rahardjo, Mudjia, 2010, Hermeneutika Gadameran, UIN Maliki Press, Malang Rahardjo, Mudjia, 2008, Dasar-Dasar Hermeneutika antara Intensionalisme dan

Gadamerian, Ar-Ruzz Media, Jakarta Rahman, Nurlina, 2004, Konsep Diri Pemakai Narkoba dalam kontek komunikasi

antar pribadi, Unpad, Bandung Rakhmat,Jalaluddin,1984,Metode Penelitian Komunikasi, Remaja Rosda

Karya,Bandung Rakhmat,Jalaluddin,,2005, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Remaja Rosda

Karya,Bandung Rasyidah, 2011, Hermeneutika Gadamer dan Implikasinya Terhadap

Pemahaman Kontemporer Al-Qur’an, Religia vol.14 no.2, IAIN Ar-Raniri, Banda Aceh

Reni,Akbar,2001, Psikologi Perkembangan anak, Gramedia, Jakarta Ritzer,G.Douglas J.Goodman,2004, Teori Sosiologi Modern, terj.Alimandan,

Kencana,Jakarta Riyanti,Dwi,Prihatin,Benedicta,2003,Kewirausahaan Dari Sudut Pandang

Psikologi Kepribadian,Grasindo,Jakarta Rohim, Syaiful, 2011, Kontruksi Diri dan Perilaku Komunikasi Gelandangan di

Kota Jakarta, Unpad, Bandung Suryana, Yuyus, Kartib Bayu, 2010, Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik

Wirausahawan Sukses, Kencana Prenada Media Group,Jakarta Suryana,2008,Kewirausahaan, Salemba Empat,Jakarta Sumardi, Dr.,2006, PasWord Menuju Sukses, Erlangga,Jakarta Soehartono, Irawan, 2002, Metode Peneltian social, PT. Remaja Rosda

Karya,Bandung Sparringa,Daniel,2001, Analisis Wacana Kertas Kerja,Fisip Universitas Airlangga Stoltz,Paul G.,2000, Adversity Quotient at Work Make Everyday Challenges the

key to your success, New York Stoltz,Paul G.,& Weihen Mayer,E.,2006, The Adversity Advantage, New York.

Page 237: KIAT SUKSES SEORANG ENTREPRENEUR

Taylor, Shelley E.,Letitia Anne Peplau, David O.,Sears, 2009, Social Psychology, 12TH Edition, Prentice Hall

Trump,Donald.,Meredith Mciver,2010, Think Like A Champion, Cetakan I,Daras

Books,Jakarta Valdes,Mario J.,1991,A.Ricoeur Reader: Reflection of Imajination, New

York,Harvester Wheatsheaf. Vembrianto,ST.,1994, Patologi Sosial, Yogyakarta,Yayasan Pendidikan

Paramitha Winardi, J.,Dr,Prof, 2003, Entrepreneur & Entrepreneurship, Prenada Media,

Jakarta Wibisono,Dermawan,2011,Manajemen Kinerja Korporasi dan organisasi,

Erlangga,Jakarta Zimmerer W.Thomas,Norman M.Scarborough,Essentials of Entrepreneurship

and Small Management,Salemba Empat,Edisi 5,Jakarta