Top Banner
BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Indonesia semakin mendekatkan diri dengan keadaan bonus demografi yakni keadaan dimana proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan dengan usia nonproduktif. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei beberapa tahun terakhir mengenai angkatan siap kerja di Indonesia. Terdapat kurang lebih 118,05 juta, sebanyak 82,10 juta adalah lulusan Sekolah Dasar, 38,57 juta lulusan SMP, 27,65 juta lulusan SMA, 13,54 juta lulusan SMK, 3,87 lulusan Diploma dan 8,17 juta lulusan Sarjana siap kerja dan diterjunkan ke masyarakat setiap tahun ajaran baru. Salah satu penyumbang lulusan siap kerja tersebut adalah sekolah dan perguruan tinggi dengan jurusan kesehatan. Jurusan tersebut melahirkan pendidik dan praktisi seperti perawat, bidan, dan dokter yang banyak diminati masyarakat. Berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat akan pendidikan, sekolah-sekolah kesehatan pun terus bermunculan dan semakin luas tersebar di daerah- daerah. Sekolah akademi kebidanan juga diantarnya . Terdapat sekitar 726 akademi kebidanan, 3 universitas dengan jurusan S-1 kebidanan dan 2 instansi untuk S-2, maka ada 29.000 bidan baru di Indonesia setiap tahunnya. Fakta tersebut manjadi dasar Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Merubah Mindset Kewirausahaan bagi Lulusan Akademi Kebidanan dengan Pola Out of The Box. Citta Diana. 2014 1
43

Kewirusahaan Kebidanan

Nov 15, 2015

Download

Documents

Citta Diana

makalah kewirausahaan kebidanan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I

PENDAHULAN1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, Indonesia semakin mendekatkan diri dengan keadaan bonus demografi yakni keadaan dimana proporsi penduduk usia produktif lebih tinggi dibandingkan dengan usia nonproduktif. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei beberapa tahun terakhir mengenai angkatan siap kerja di Indonesia. Terdapat kurang lebih 118,05 juta, sebanyak 82,10 juta adalah lulusan Sekolah Dasar, 38,57 juta lulusan SMP, 27,65 juta lulusan SMA, 13,54 juta lulusan SMK, 3,87 lulusan Diploma dan 8,17 juta lulusan Sarjana siap kerja dan diterjunkan ke masyarakat setiap tahun ajaran baru. Salah satu penyumbang lulusan siap kerja tersebut adalah sekolah dan perguruan tinggi dengan jurusan kesehatan. Jurusan tersebut melahirkan pendidik dan praktisi seperti perawat, bidan, dan dokter yang banyak diminati masyarakat. Berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat akan pendidikan, sekolah-sekolah kesehatan pun terus bermunculan dan semakin luas tersebar di daerah-daerah. Sekolah akademi kebidanan juga diantarnya .Terdapat sekitar 726 akademi kebidanan, 3 universitas dengan jurusan S-1 kebidanan dan 2 instansi untuk S-2, maka ada 29.000 bidan baru di Indonesia setiap tahunnya. Fakta tersebut manjadi dasar Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia yang menyatakan bahwa pada tahun 2015 akan terjadi surplus bidan.Hal ini menjadi penting dikarenakan masalah klise yang berjalan beriringan dengan bonus demografi, yakni tingginya angka pengangguran. Akibat lapangan kerja yang terbatas di Indonesia, menyebabkan semakin ketatnya persaingan fresh graduate dalam memperoleh pekerjaan. Menurut hasil survey yang dilakukan, diperoleh angka sebanyak lebih dari 7,24 juta orang pengangguran. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit pengangguran bergelar sarjana terkatung-katung di luar sana, dan termasuk juga lulusan akademi kebidanan. Dilihat dari pengertian bidan menurut IBI, lulusan akademi kebidanan adalah seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi. Lulusan Akademi Kebidanan pada umumnya memiliki harapan bahwa setelah menempuh pendidikan sesuai waktu yang ditentukan, mereka akan bekerja sebagai pegawai, baik pegawai dibawah naungan pemerintahan ataupun swasta. Mindset yang terbentuk dan tertanam selama pendidikan tersebut, akhirnya mencetak lulusan akademi kebidanan menjadi kurang berkembang di bidang lain dan kurang berani mencoba hal baru di luar comfort zone mereka. Mengingat sukarnya keadaan saat ini, stampel berkompetensi dan berkualifikasi pun dirasa tetap rapuh untuk bertahan, jika tanpa usaha dan keterampilan- keterampilan lain.Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah satu dari sekian jawaban atas keadaan saat ini. Semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar, merupakan bagian dari seorang wirausaha. Sekalipun tidak terlepas dari jatuh bangun kegagalan, namun ciri-ciri tersebut menjadikan wirausahawan dirasa dapat bertahan dan menghadapi masa sulit saat ini.

Ketatnya persaingan angkatan kerja di Indonesia untuk memperoleh pekerjaan sesuai, dapat menjadi dasar bagi lulusan akademi kebidanan untuk mulai membuka diri dalam bidang kewirausahaan atau entrepreneurship. Bidan entrepreneur yang kompeten, kualitatif, mampu bersaing dan mandiri di lapangan pekerjaan, kini menjadi harapan lulusan akademi kebidanan. Modal awal yang perlu dimiliki seorang entrepreneur adalah mindset entrepreneur, sehingga langkah awal yang perlu dilakukan adalah merubah mindset kewirausahaan lulusan kebidanan dengan pola out of the box, yang mulanya menjadi pegawai menjadi seorang wirausaha.

Mengarahkan lulusan akademi kebidanan menjadi wirausahawan yang sukses, perlu melewati serangkaian perubahan. Berpikir out of the box dari zona nyaman sebagai bidan tentu tidak sederhana, namun bukan berarti tidak bisa. Dengan latar belakang tersebutlah, maka penulis akan dikupas lebih dalam, penulis membuat makalah ini agar dapat mengupas lebih dalam mengenai mindset out of the box, bidan, kewirausahaan, dan Cara Merubah Mindset Kewirausahaan Lulusan Kebidanan dengan Pola Out Of The Box.1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Bidan.2. Bagaimana kewenangan bidan di Indoensia.3. Bagaimana keberadaan bidan di Indonesia.4. Apakah pengertian Mindset.5. Apakah pengertian mindset out of the box.6. Apakah pengertian Kewirausahaan.7. Apakah manfaaat Kewirausahaan.8. Apakah fungsi kewirausahaan.9. Apakah prinsip kewirausahaan.10. Apakah karekteristik wirausahawan.11. Bagaimana mindset kewiraushaan.12. Bagaimana cara merubah mindset kewirausahaan pola out of the box.1.3 Tujuan Umum:

Mengetahui cara merubah mindset kewirausahaan lulusan kebidanan dengan pola out of the box.

Tujuan khusus:

1. Untuk mengetahui pengertian Bidan

2. Untuk mengetahui kewenangan bidan di Indoensia.

3. Untuk mengetahui keberadaan bidan di Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengertian Mindset.

5. Untuk mengetahui pengertian mindset out of the box.

6. Untuk mengetahui pengertian Kewirausahaan.

7. Untuk mengetahui manfaaat Kewirausahaan.

8. Untuk mengetahui fungsi kewirausahaan.

9. Untuk mengetahui prinsip kewirausahaan.

10. Untuk mengetahui karekteristik wirausahawan.

11. Untuk mengetahui mindset kewiraushaan.

12. Untuk mengetahui cara merubah mindset kewirausahaan.BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Bidan

2.1.1Pengertian Bidan

Pengertian bidan menurut IBI(Ikatan Bidan Indonesia)Seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,sertifikasi dan atau secarah sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

Menurut Kepmenkes No. 900/MENKES/SK/VII/2002, bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Pengertian bidan menurut ICM (International Confederation Of Midwives)Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi)untuk melakukan praktik kebidanan.

Pengertian bidan menurut WHOBidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

2.1.2 Kewenangan Bidan di Indonesia

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:1. Kewenangan normal: Pelayanan kesehatan ibu

Pelayanan kesehatan anak

Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokterKewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:

1. Pelayanan Kesehatan Ibu.Ruang Lingkup

Pelayanan konseling pada masa pra hamil

Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

Pelayanan persalinan normal

Pelayanan ibu nifas normal

Pelayanan ibu menyusui

Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilanKewenangan

Episiotomi

Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif

Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum

Penyuluhan dan konseling

Bimbingan pada kelompok ibu hamil

Pemberian surat keterangan kematian

Pemberian surat keterangan cuti bersalin

2. Pelayanan kesehatan anakRuang lingkup:

Pelayanan bayi baru lahir

Pelayanan bayi

Pelayanan anak balita

Pelayanan anak pra sekolah.Kewenangan

Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat

Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah

Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah

Pemberian konseling dan penyuluhan

Pemberian surat keterangan kelahiran

Pemberian surat keterangan kematian.3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:

1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit

2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter)

3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan

4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan

5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah

6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya

8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi

9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah.Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.

2.1.3 Keberadaan Bidan di Indonesia

Kebutuhan bidan yang idal adalah 1 bidan untuk 1.000 warga. Dengan perkiraan populasi Indonesia pada tahun 2012 adalah 250 juta jiwa, maka kebutuhan pada saat itu adalah 250 ribu orang tenaga bidan untuk didistribusikan ke seluruh Indonesia.Menurut catatan PP IBI, saat ini sudah ada sekitar 200.000 lulusan kebidanan dan sudah 101.000 yang terdaftar sebagai anggota PP IBI. Indonesia memiliki sekitar 726 akademi kebidanan, 3 universitas dengan jurusan S-1 kebidanan dan 2 instansi untuk S-2 sehingga setiap tahun ada 29.000 bidan baru yang siap bekerja.

Tabel 2.1

Tabel 2.2 Jumlah Lulusan Tenaga Kesehatan Tahun 2002-2009

Tabel 2.3 Rekapitulasi Pengangkatan Bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT)Tahun 2009

2.2 Konsep Mindset2.2.1 Pengertian Mindset

Pola pikir atau mindset (atau kadang-kadang disebut paradigma) adalah jumlah total keyakinan, nilai, identitas, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, pendapat, dan pola-pola pemikiran, baik tentang diri sendiri, orang lain, dan bagaimana kehidupan bekerja. Ini adalah saringan yang dengannya manusia menafsirkan apa yang dilihat dan dialami. Pola pikir membentuk kehidupan dan menarik kepada pemikir hasil-hasil yang merupakan refleksi pasti pola pikir itu. Pikiran adalah magnet yang sangat kuat. Apa pun yang diberitahukan pola pikir kepada adalah apa yang tarik, baik menyadarinya atau tidak. Saat menciptakan pola pikir sendiri, pada saat yang sama, pola pikir pulalah yang menciptakan diri seseorang.Pola dapat diidentifikasikan sebagai bentuk atau patron atau model atau juga cara. Pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan menjamin masa depan diri dan keluarganya. Pikiran merupakan kekuatan pendorong setiap perbuatan dan dampaknya. Kekuatan yang ditimbulkan mampu menentukan kondisi jiwa, tubuh, kepribadian dan rasa percaya diri.

Pola Pikir ataumindset adalahsekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang, yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya.

Pola pikir sebenarnya adalah bentuk pikir atau cara berpikir yang disebutMindsetterdiri dari dua kata yakniminddanset. Definisi Mind dalam kamus electronica Encarta merupakan sumber pikiran dan memori atau pusat kesadaran yang menghasilkan pikiran, perasaan, ide dan menyimpan pengetahuan dan memori tentang segala macam hal hal yang pernah dilakukan sendiri maupun kejadian apa saja yang dibaca, dilihat, dan dilakoni diri sendiri maupun orang lain. Sedangkan set adalah kepercayaan kepercayaan yang mempengaruhi sikap seseorang atau suatu cara berpikir yang menentukan perilaku dan pandangan, sikap dan masa depan seseorang. Dengan demikian pola piker adalah kepercayaan (belief) atau sekumpulan kepercayaan (set of belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku (behavior) dan sikap (attitude) seseorang yang akhirnya menentukan level keberhasilan (nasib) hidupnya.

Pikiran bawah sadar adalah pusat kekuatan yang paling menakjubkan. Pikiran itu adalah sisi spiritual diri manusia, dan beberapa orang bahkan menyebutnya jiwa. Pikiran bawah sadar mengekspresikan diri melalui perasaan dan intuisi. Ia tidak memiliki batas-batas kecuali yang ditempatkan atasnya oleh pikiran sadar Pikiran bawah sadar tidak memiliki kemampuan untuk menyensor atau menolak informasi. Ia langsung bertindak atas perintah apa pun yang diberikan padanya. Pikiran bawah sadar tidak dapat mengetahui perbedaan antara sesuatu yang benar-benar terjadi dan sesuatu yang dibayangkan dengan jelas.

2.2.2 Pengertian Mindset Out of The BoxBerpikirdi luar kotak (out of the box)adalah suatu bentukpemikiran yangberaniuntuk menantangkebiasaan berpikir konvensional,beranimelawan arus dari pola pikir manusia pada umumnya.Berpikirdiluarkotak sangat jarang dilakukan, kebanyakan sudah merasa nyaman dengan pola pikir konvensional, sebenarnya jika mampu dan berani menerapkannyadapat membawalompatanrevolusioner dalamkemajuan manusia.

Berpikir di luar kotakadalah cara berpikir di luar batasan masalah yang ada ataupun cara berpikir dengan menggunakan perspektif yang baru. Yang dimaksud kotak dalam hal ini adalah perumpamaan pembatasan diri seseorang pada saat melihat suatu permasalahan. Dalam definisi yang lebih luas, berpikir di luar kotak dideskripsikan sebagai suatu cara pikir baru di luarkebiasaandari cara berpikir yang sebelumnya, cara berpikir yang berbeda dari orang-orang pada umumnya, cara berpikirkreatif, di luar kemampuan diri dan kelompok, dan cara berpikir yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh siapapun sebelumnya. Pada intinya, berpikir di luar kotak berarti berani untuk berpikir lebih jauh, tidak terfokus hanya pada apa yang dihadapi dan apa yang biasanya orang pikirkan, tapi untuk bisa berfikir lebih jauh dari kemampuan dan kebiasaan yang ada dan orang-orang pada umumnya.

Satu hal yang paling sering dipertanyakan banyak orang adalah bagaimana caranya untuk bisa berpikir di luar kotak. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang untuk mampu berpikir di luar kotak dan akhirnya menemukan suatu hal yang baru dan berbeda dari apa yang pernah dialami dan diterima orang kebanyakan.1. Keluar dari zona amanSetiap orang cenderung menikmati dan terbuai akan zona aman yang sudah dimilikinya pada saat ini, namun itu akan menjadi penghalang dari sebuah inovasi. Karena pada saat seseorang menikmati posisinya di dalam kotak yang ia anggap sudah sangat nyaman, ia tidak akan pernah bisa melihat adanya peluangdi luar sana untuk menemukan suatu terobosan baru atau sebuah peningkatan atas level hidupnya. Maka itu jika seseorang ingin bisa melihat dan berpikir di luar kebiasaan dan kerangka masalah yang ada, beranikan diri untuk keluar dari zona aman.

2. Tinggalkan keraguanSeringkali keraguan berhasil membuat seseorang kembali berpikir di dalam kotak, karena adanya keraguan apakah hal-hal yang ada di luar kotak itu benar akan membawa peningkatan dalam kehidupan, apakah hal-hal di luar kotak bisa memberikan suatu inovasi baru dalam pekerjaan. Keragu-raguan itu harus ditinggalkan, sebab perlu diketahui bahwa tidak ada satupun hal di dunia ini yang tidak memilikiresiko. Jika seseorang ingin mengalami peningkatan dan terobosan dalam hidup, maka selain mulai keluar dari zona aman tersebut, yakinlah untuk memanjat kotak tersebut, dan segeralah keluar dari dalamnya, maka hal-hal baru yang tidak pernah terbayangkan akan ditemui.

3. Dengarkan orang lain, terbuka, dan menerimaOrang-orang yang berpikir di dalam kotak adalah orang-orang yang tidak pernah mau menerima ide-ide yang bermunculan di sekitarnya. Mereka selalu memandang ide-ide tersebut tidak akan bekerja. Oleh karena itu, seorang yang mau untuk berpikir di luar kotak harus memiliki kerendahan hati untuk membuka dirinya, menerima pendapat dan ide-ide dari orang lain, kemudian mengolahnya dengan cara-cara di luar kerangka berpikir yang pada umumnya.

4. Keterbukaan untuk melakukan hal yang berbeda, dan melakukan suatu hal dengan cara yang berbedaAlbert Einsteinmengatakan hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda akan tetapi menggunakan cara-cara yang sama. Intinya harus bisa untuk selalu berinovasi dan berpikir kreatif.

5. Berpikirlah terbalikDengan merubah rutinitas kecil sehari-hari tidak seperti biasa misalnya jika biasanya pergi bekerja melaluirute A,rubahlah melalui rute B, atau jika biasanya membaca koran dari halaman depan, cobalah untuk mulai dari halaman belakang, dan lain sebagainya, dengan begitu akan didapatkan pengalaman baru dari hal-hal baru yang dilakukan sehari-hari.6. Jangan remehkan kemampuan otak sendiriSaat seseorang memberitahu cara melakukan sesuatu, sering kali kita dengan mudahmelakukan sesuai petunjuk dari orang tersebut, cobalah untuk memikirkan dengan cara andasendiri untuk melakukan hal tersebut secara efektif dan lebih mudah.

7. Catatlah ide-ide yang ditemukanDisaat menemukan sebuah ide, catatlah di notebook atau di handphone, dansusunlah menjadi sebuah buku yang berisi ide-ide kreatif, sehingga akan lebihmudah mencari ide-ide yang dibutuhkan di kemudian hari. Dan ingatlah"Kerjakan yanganda catat, dan catatlah apa yang anda kerjakan".8. Kegagalan bukanlah sesuatu yang "gagal"Cobalah memandang bahwa dalam setiap kegagalan yang temui pasti adapegalaman,hikmah, bahkan suatu keberhasilan yang tidak pernah pikirkan.9. Ispirasikan diri dari lingkungan ser.Buatlah diri peka terhadap lingkungan, perhatikan hal-hal kecil yang dilakukan orang lain sebagai inspirasi. 10. Bersedia untuk selalu mencoba.

Jika menemui hal baru yang menarik untuk dicoba, jangan ragu-ragu untuk mencobanya, karena jika tidak pernah mencoba tidak akan menemukan suatu pengalaman dan pengetahuan mengenai hal tersebut. :2.3 Konsep Kewriausahaan2.3.1 Pengertian Wirausaha dan KewirausahaanDari etimologi, wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti: pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuatsesuatu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.

2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Entrepreneur berarti orang yng memulai (The originator) suatu usaha bisnis baru. Atau seorang manajer (digaris bawahi oleh kami), yang berupa memperbaiki sebuah unit keorganisasian melalui serangkaian perubahan-perubahan produktif. Rumusan yang dikemukakan oleh Stoner dan Edward Freman dalam buku mereka yang berjudul Management menjelaskan kepada bahwa seorang manajer dapat pula namanakn seorang entrepreneur, apabila ia dianggap sanggup melaksanakanperubahan-perubahan yang berisfat inovatif dalam proses produksi yang dimanaje olehnya.Secara sederhana artiwirausahawan(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

John J.Kao (1993) mendefinisikan berkewirausahaan sebagai usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan resiko yang tepat, dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan proyek supaya terlaksana dengan baik.Menurut Robert D. Hisrichet al.(2005) adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan kekayaan. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil resiko utama dengan syarat-syarat kewajaran, waktu, dan atau komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa. Produk dan jasa tersebut tidak atau mungkin baru atau unik, tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawan dengan penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan dan sumber-sumber daya.Kewirausahaanadalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja baru, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.2.3.2 Manfaat KewirausahaanKewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial,yaitu:1. Memperkuat pertumbuhan ekonomi: menyediakan pekerjaan barudalam ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagiwirausahawan misalnya: permintaan pelayanan sektor jasa meledak

2. Meningkatkan produktivitas: kemampuan untuk menghasilkan lebihbanyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.

3. Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: komputer digital, mesin fotokopi, laser, power steering.

4. Mengubah dan meremajakan persaingan pasar: pasar internasionalmenyediakan peluang kewirausahaan.Thomas W. Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri

2. Memberi peluang melakukan perubahan

3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya

4. Memiliki peluang untu meraih keuntungan seoptimal mungkin

5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usahanya.

Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya.

2.3.3 Fungsi Kewirausahaan

Setiap wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai berikut:

1. Fungsi pokok wirausaha, yaitu:

a. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil risiko tentang tujuan dan sasaran perusahaan.

b. Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan

c. Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani

d. Menghitung skala usaha yang diinginkannya

e. Menentukan permodalan yang diinginkannya (modal sendiri dan modal dari luar)

f. Memilih dan menetapkan kriteria pegawai/karyawan dan memotivasinya

g. Mengendalikan secara efektif dan efisien

h. Mencari dan menciptakan berbagai cara baru

i. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan atau input, serta mengolahnya menjadi barang atau jasa yang menarik

j. Memasarkan barang dan atau jasa yang menarik

k. Memasarkan barang dan atau jasa tersebut untuk memuaskan pelanggan dan sekaligus dapat memperoleh dan mempertahankan keuntungan maksimal.

2. Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:

a. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan peluang usaha.

b. Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.

c. Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat maupun merusak lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya.

d. Meluangkan dan peduli atas CSR (Corporate Social Responsibility). Setiap pengusaha harus peduli dan turut serta bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial di sernya.

Fungsi yang bersifat spesifik bagi para entrepreneur adalah kemampuan unutk mengumulakn factor-faktor produksi, yakni tenaga-tenaga kerja, modal, dan kemudian meanfaat kan merea unutk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa baru

2.3.4 Prinsip-Prinsip KewirausahaanDari prinsip-prinsipentrepreneurshipyang diungkapkan oleh Dhidiek D. Machyudin, Khafidlul Ulum dan Leonardus Saiman, maka prinsip-prinsip berwirausaha dapat disempurnakan menjadi 14 prinsip, antara lain:

1. Mulailah dan jangan takut gagal;2. Penuh semangat;3. Kreatif dan inovatif;4. Sabar, tekun, tabah;5. Optimis;

6. Membangun relasi dan network dengan sesama wirausahawan;

7. Bertindak dengan penuh perhitungan;

8. Pantang menyerah;

9. Ambisius;

10. Peka terhadap pasar;

11. Berbisnis dengan standar etika;

12. Mandiri;

13. Jujur; dan

14. Peduli terhadap lingkungan merupakan modal penting dalam mencapai kunci sukses berwirausaha.2.3.5 Karakteristik KewirausahaanMenurut McGrath dan MacMillan (2000) dalam Rambat (2004), lima karakteristik yang umumnya dimiliki pengusaha adalah :

1. Pengusaha sangat bersemangat melihat peluang-peluang baru.

2. Pengusaha mengejar peluang dengan disiplin yang kuat.

3. Pengusaha hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang yang lain yang belum jelas.

4. Pengusaha berfokus pada pelaksanaan.

5. Pengusaha mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka.Drucker (1998) dalam KAdjatmiko & Gana (2001) berpandangan bahwa inovasi sesungguhnya bersumber pada suatu yang eksis di perusahaan, dan diluar perusahaan. Ducker(1998) dalam Kadjatmiko & gama (2001) menyatakan bahwa inovasi yang efektiv adalah sederhana, focus, menerima apa ang dikatakan orang, spesifik, jelas, dimulai dari tang kecil dan design aplikasi yang hati-hati.

Cirri utama wirausahawan (Drucker, 1983) dalam purnomo (1999), adalah mereka yang selalu mencari perubahan , berusaha mengikuti dan menyesuaikan pada perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta mampu memilih dan mengambil keputusan alternative yang paling tinggi produktivitasnya. Terdapat Sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan ciriciri pribadi (personal traits):

1. Dorongan prestasi yang tinggi,

2. Bekerja keras, tidak tinggal diam,

3. Memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa,

4. Bertanggung jawab penuh,

5. Berorientasi pada imbalan yang wajar,

6. Optimis,

7. Berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented),

8. Mampu mengorganisasikan, dan

9. Berorientasi pada uang.

2.3.6 Mindset KewirausahaanMenurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut:

1. Memiliki Locus of Control internal.

Menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya.

2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas.

Seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah banyak contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil justru diserbu pelanggannya. Begitu pula dengan pendirian sebuah BPS maupun Klinik bersalin, tidak harus di tempat yang ramai,

3. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya.

Seorang Bidan yang membuka praktek mandiri maupun klinik bisa bekerja sama dengan bidan lain maupun dokter spesialis kebidanan dan anak sehingga bersinergi.

4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal.

Sebagai contoh:Dalam menjalankan praktek sebagai penolong persalinan seorang bidanbukan hanya menolong persalinan saja tetapi juga menawarkan jasa lain satu paket dengan jasa persalinan dengan tarif tertentu. Misalnya: PaketA:`Tarif1.000.000 dengan layanan sebagai berikut: persalinan normal 2 hari+biaya mecuci ari-ari+biaya mengurus akte lahir bayi+biaya pijat ibu dan bayi.

5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan

Bidan selaku wirausahawan selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Bidan dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa mampu membaca trend jaman.

6. Rasa urgenitas yang tinggi.

Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini inovasi atau mati. Apa artinya. Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi.

7. Perseverance

Usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya.

8. Resilience (ketahanan)

Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerambab oleh kerasnya kehidupan.

9. Optimis.

Secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivitas ke aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri.

10. Rasa humor tentang diri sendiri.

Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi bahkan mengkritik diri sendiri. Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal.

Sebagai mindset , kewirausahaan mewakili pola pikir, asumsi dasar, nilai atau yang mendasari pemikiran . Ia adalah sesuatu yang berbeda diantara stimulus dan respon. Ia adalah pembeda antara seorang individu dengan individu lainnya. Mindset adalah hal yang berpotensi mewarnai pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan . Mindset wirausaha dalam hal ini adalah pola pikir positif, pantang menyerah, selalu berusaha melihat peluang.

2.3.7 Merubah Mindset Kewirausahaan1. Brainwashing

Merubah anggapan bahwa wirausaha merupakan bakat yang tidak semua orang dapat lakukan. Berani mengambil resiko, cepat dalam memutuskan, jujur, kreatif dan lain-lain. Selain itu, harus men-switch bawah sadar menjadi bermental wira-usaha. Perlu diketahui bahwa sebagian besar perilaku sangat dipengaruhi oleh aktivitas bawah sadar ini. Jadi, jika ingin mengubah perilaku dan kesadaran, maka ubah dulu yang berada di bawah sadar.2. Temukan Alasannya

Ada rumus lagi berkaitan dengan bawah sadar, bahwa bawah sadar lebih mementingkan mengapa, bukan bagaimana. Maksudnya, gambarkan dalam imajinasi apa yang mendorong sehingga ingin berwira-usaha. Bukan bagaimana caranya berwira-usaha. Dengan melakukan secara rutin penggambaran mental tersebut, dapat meningkatkan motivasi diri untuk mencapai apa yang gambarkan itu. Selain itu, menurut Hukum Tarik Menarik apa yang dipikirkan, akan memancarkan ke alam semesta, yang selanjutnya alam semesta akan mengirim balik frekuensi pikiran tersebut kepada pemiliknya dalam bentuk berbagai hal yang dapat mewujudkan isi pikiran tersebut. Singkatnya, apa yang dipikirkan, alam akan membantu mewujudkan pikiran tersebut.3. Fokuskan PotensiSelain membangkitkan kekuatan bawah sadar, harus mengelola otak sadar dan tenaga. Dunia wira-usaha terbentang sangat luas. Banyak pilihan ada di sana. Banyaknya pilihan seringkali membingungkan new comers. Orang-orang yang mau berwira-usaha seringkali kebingungan mereka akan bergerak di bisnis apa. Jika tidak pandai menyikapi banyaknya pilihan ini bisa membuat seorang wira-usahawan mondar-mandir tanpa pernah mencapai hasil sukses. Oleh karena itu, sebelum memulai berbisnis, mantapkan lebih dahulu, mengambil bidang apa. Setelah itu, pelajari segala liku-liku dari bisnis tersebut. Pelajari peluang-peluangn, kesulitan-kesulitan, dan berapa modal minimal yang dibutuhkan untuk bisa berhasil.4. Belajar dari sang ahli

Yang dimaksud ahli di sini adalah orang-orang yang telah sukses di bisnis tertentu. Orang yang telah sukses di dunia bisnis adalah orang-orang yang telah berhasil mengatasi berkali-kali kegagalan, rintangan maupun kesalahan pada bisnis tersebut. Selain itu, mereka juga telah menemukan jalan rahasia bagi kesuksesannya pada bisnis yang digelutinya. Maka, merupakan langkah yang sangat tepat untuk belajar menjadi pengusaha sukses pada mereka.

Pelajari langkah-langkah apa yang telah mereka lakukan dalam membangun bisnisnya; tanyakan sikap mental apa yang mereka kembangkan sehingga mereka menjadi sukses; bagaimana cara mereka mengatasi masalah-masalah bisnis yang dihadapinya; dan hal-hal lain yang penting.

5. Take Action

BAB II

PEMBAHASAN

Adalah lulusan akademi kebidanan yang saat ini keberadaannya menjadi sorotan di Indonesia. Mengapa demikian? Seperti yang masyarakat tahu, bidan merupakan seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan baik Diploma III, Diploma IV, S-1 hingga S-2, yang kemudian diakui oleh Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk mendapat lisensi menjalankan praktik kebidanan. Berbekal syarat-syarat yang sah dalam menjalankan praktik kebidanan, bidan memiliki batas-batas kewenangan dan perijinan yang cukup luas di bidangnya. Dibawah payung Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010, bidan memiliki tiga kewenangan dan perijinan. Pertama kewenangan normal, yakni kewenangan dalam: pelayanan kesehatan ibu; kesehatan anak; kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana. Kedua kewenangan dalam menjalankan program pemerintah, seperti layanan alat kontrasepsi KB dan pemantauan tumbuh kembang anak. Ketiga kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter. Latar belakang tesebut menjadikan bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

Keberadaan bidan begitu dekat dengan masyarakat dan menjadi role-model yang cukup disegani. Masyarakat pun mulai berasumsi bahwa bidan merupakan salah satu profesi yang menjanjikan dimasa mendatang, sehingga selain tenaga kesehatan dokter dan perawat, profesi bidan kini banyak diminati dan diburu masyarakat luas. Seiring dengan hal tersebut, kebutuhan masyarakat akan pendidikan formal kebidanan pun turut meningkat. Peluang ini dibaca baik oleh banyak pihak, sehingga mereka memutuskan untuk mendirikan akademi-akademi kebidanan di berbagai daerah. Hingga saat ini sudah terdapat sekitar 726 akademi kebidanan, 3 universitas dengan jurusan S-1 kebidanan dan 2 instansi untuk S-2, maka ada 29.000 bidan baru di Indonesia setiap tahunnya. Sekolah-sekolah ini terus bermunculan dan dan melahirkan bidan-bidan kompeten di Indonesia, dan melihat perhitungan tersebut Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2015 akan terjadi surplus bidan. Inilah mengapa lulusan akademmi kebidanan kini menjadi highlight di Indonesia.Belum beranjak dari istilah surplus, selain profesi bidan terdapat pula jurusan angkatan kerja lain yang mengalami surplus. Hasil survei di Indonesia menunjukan bahwa lebih dari 118,05 juta, sebanyak 82,10 juta adalah lulusan Sekolah Dasar, 38,57 juta lulusan SMP, 27,65 juta lulusan SMA, 13,54 juta lulusan SMK, 3,87 lulusan Diploma dan 8,17 juta lulusan Sarjana siap kerja. Bersama dengan angkatan siap kerja yang lain, lulusan akademi kebidanan harus bersaing ketat guna selamat dari 7,24 juta orang pengangguran lainnya. Sementara jumlah lapangan pekerjaan Indonesia yang semakin terbatas, tentu menuntut para fresh-garduate menjadi lebih dari yang lain, termasuk juga lulusan akademi kebidanan.Pandangan masyarakat mengenai profesi bidan pada umunya adalah sama, yakni setelah berjerih lelah menempuh pendidikan tiga tahun atau lebih, lulusan akademi kebidanan akan menjadi pegawai di bawah naungan pemerintah atau swasta dengan gaji tetap. Mindset yang merupakan sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi perilaku dan sikap seseorang ini, barang tentu mengakar dalam benak orang tua dan mahsiswi akademi kebidanan itu sendiri. Pola pikir menjadi pegawai, nampaknya terbentuk sebagai salah satu motivasi untuk tetap berjuang dijalurnya, namun melihat saat ini tidak sedikit sarjana yang masih tergantung nasibnya setelah lulus bangku kuliah, lulusan akademi kebidanan perlu berpikir lebih dari angkatan kerja lainnya.

Berpikir Out of the Box merupakan cara berpikir diluar kebiasaan, diluar cara konvensional yang selama ini masih dipertahankan. Memang tidak mudah untuk berpikir diluar kebiasaan, namun untuk tetap bertahan pada masa sulit seperti ini banyak hal positif yang masih dapat dicoba. Langkah pertama untuk berpikir out of the box adalah keluar dai zona nyaman karena pada saat seseorang menikmati posisinya di dalam kotak yang ia anggap sudah sangat nyaman untuk menemukan suatu terobosan baru atau sebuah peningkatan atas level hidupnya. Kedua, tinggalkan keraguan, sebab perlu diketahui bahwa tidak ada satupun hal di dunia ini yang tidak memilikiresiko. Ketiga, mendengarkan orang lain, terbuka, dan menerima ide-ide baru. Keempat, adalah keterbukaan untuk melakukan hal yang berbeda. Kelima, berpikir terbalik dengan merubah rutinitas kecil sehari-hari sehingga akan didapatkan pengalaman baru dari hal-hal yang baru. Keenam, jangan remehkan kemampuan otak sendiri, untuk melakukan hal-hal secara efektif dan lebih mudah. Ketujuh, mencatat ide-ide yang ditemukan. Kedelapan, kegagalan bukanlah sesuatu yang "gagal" sebab dalam setiap kegagalan yang temui pasti adapegalaman dan hikmah, bahkan suatu keberhasilan yang tidak pernah pikirkan. Kesembilan, inspirasikan diri dari lingkungan sekitar, dan kesepuluh bersedia untuk selalu mencoba.

Berpikir diluar kotak tentu dapat bermanfaat dalam segala bidang, dengan harapan mendapat pengalaman baru dan bertahan di era global. Melalui mindset out of the box ini, banyak orang beralih dari seorang pegawai menjadi seorang wirausaha. Wirausahawan(entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Harapan dengan memilih kewirausahaan adalah mendapat peluang dan kebebasan untuk: mengendalikan nasib sendiri; melakukan perubahan; mencapai potensi diri sepenuhnya; meraih keuntungan seoptimal mungkin; dan memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan atas usahanya. Disamping manfaat kewirausahaan diatas, terdapat fungsi pokok dan tambahan yang mengikuti kewirausahaan. Prinsip-prinsip serta karakteristik yang kuat dari seorang wirausahawan,yakni mulai dan tidak takut gagal; penuh semangat; kreatif dan inovatif; sabar, tekun, tabah; optimis; membangun relasi dan network dengan sesama wirausahawan; bertindak dengan penuh perhitungan; pantang menyerah; ambisius; peka terhadap pasar; berbisnis dengan standar etika; mandiri; jujur; dan peduli terhadap lingkungan merupakan modal penting dalam mencapai kunci sukses berwirausaha, dirasa mampu bertahan dan mandiri.

Tentu tidak diragukan lagi kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki bidan di Indonesia, namun guna mengkokohkan diri dalam menghadapi masa sukar mendatang tidak ada salahnya untuk mulai membuka diri dalam bidang kewirausahaan atau entrepreneurship. Bidan entrepreneur yang kompeten, kualitatif, mampu bersaing dan mandiri di lapangan pekerjaan, kini menjadi harapan lulusan akademi kebidanan.Mencetak lulusan akademi kebidanan menjadi wirausahawan yang sukses, perlu melewati serangkaian perubahan. Modal awal yang perlu dimiliki seorang entrepreneur adalah mindset entrepreneur, sehingga langkah awal yang perlu dilakukan adalah merubah mindset kewirausahaan lulusan kebidanan dengan pola out of the box, yang mulanya menjadi pegawai menjadi seorang wirausaha. Lalu bagaimana caranya?

Pertama brainwashing, yakni swisth mindset atau pola pikir bahwa menjadi seorang wirausaha, harus belajar bisnis atau terlahir dengan bakat entrepreneur. Selama ada kemauan dan kerja keras lulusan akademi kebidanan juga bisa menjadi wirausahawan.Kedua adalah menemukan alasan untuk berwirausaha. Alasan tersebut akan menjadi motivasi terbesar lulusan akademi kebidanan untuk berjuang dan mencapai tujuan. Sehingga setiap kali mengalami jatuh bangun dimasa mendatang, alasan tersebut akan memberi semangat untuk bangkit kembali.

Ketiga memfokuskan pilihan. Kenali potensi diri sendiri, dari sekian banyak talenta pasti ada yang paling digemari dan ingin digeluti lebih dalam. Oleh karena itu, sebelum memulai berbisnis, mantapkan lebih dahulu, mengambil bidang apa. Setelah itu, pelajari segala liku-liku dari bisnis tersebut. Pelajari peluang-peluangn, kesulitan-kesulitan, dan berapa modal minimal yang dibutuhkan untuk bisa berhasil.

Keempat adalah belajar dari sang ahli. Mengapa mereka mengambil jalan wirausaha dan menjadi sukses. Maka, merupakan langkah yang sangat tepat untuk belajar menjadi pengusaha sukses pada mereka melalui buku, seminar, wawancara dan banyak hal disekitar.

Langkah terakhir adalah berakasi. Selama proses itu berjalan memantapkan mindset kewirausahaan, yakni: memiliki locus of control internal (menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya); memiliki toleransi untuk ambiguitas (seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem); kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas; konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal; dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan; rasa urgenitas yang tinggi; perseverance (usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya); resilience (ketahanan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerambab oleh kerasnya kehidupan); optimis; dan rasa humor tentang diri sendiri (ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal).

Indonesia memiliki potensi yang luas bagi lulusan akademi kebidanan dan pemuda-pemudinya untuk berkarya. Merubah mindset kewirausahaan memang sulit, namun bukan berarti tidak bisa. Selama memiliki kemauan, kerja keras, dan kepercayaan kuat, menjadi wirausahawan sukses bukan tidak mungkin dicapai lulusan akademi kebidanan. Mari berjuang lulusan akademi kebidanan!

Artikel salah satu bidan berwirausaha sukses di Indonesia. (Gambar 3.1)

(Gambar 3.2)Bidan Sunarti melakukan usaha di luar bidang profesinya yaitu dengan mengembangkan potensi ekonomi dan sumber daya di wilayah Kokap, Kulonprogo, Yogyakarta dengan mengembangkan usaha pemberdayaan jamur. Beliau juga mengajari ibu-ibu di wilayahnya untuk ikut kreatif dalam usaha pemberdayaan jamur ini. Tujuan bidan Sunarti tidak hanya semata finansial saja, beliau juga mengaplikasikan usahanya ini untuk meningkatkan status gizi masyarakat di sekitarnya. Atas dasar ini pula lah bidan Sunarti memperoleh penghargaan Srikandi Award yaitu penghargaan bagi bidan inspiratif.BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bidan merupakan seorang perempuan yang telah lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister,sertifikasi dan atau secarah sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Memiliki kewenangan terbatas menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010. Seorang lulusan akademi kebidanan bersaing dengan 29.000 teman sejawat bidan setiap tahunnya untuk memperoleh pekerjaan sebagai pegawai negeri maupun swasta. Demi bertahan dan berjuang lulusan akademi kebidanan perlu berpikir lebih dari angkatan kerja lainnya. Berpikir Out of the box menjadi seorang bidan berwirausaha manjadi salah satu jawabannya. Wirausaha atau entrepreneur adalah orang dengan sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan yang dirasa mampu bersaing dimasa kini. Modal awal yang harus dimiliki adalah mindset kewirausahaan, sehingga lulusan akademi kebidanan perlu merubah mindset mereka sebagai pegawai menjadi pengusaha. Melalui brainwashing; menemukan alasan berwirausaha; memfokuskan pilihan; belajar dari sang ahli; dan beraksi. Sepanjng ada kemauan, kerja keras, dan kepercayaan untuk sukses, maka bukan tidak mungkin lulusasn akademi kebidanan menjadi bidan berwirausaha yang sukses.3.2 Saran

Diharapkan kepada seluruh mahasiswi akademi kebidanan, lulusan akademi kebidanan yang saat ini telah menjadi bidan maupun yang masih berjuang, dengan konsep kewirausahaan yang saat ini semakin berkembang, dapat menjadi motivasi untuk mecoba hal-hal baru, merasakan tantangan baru, dan berani mengambil risiko menjadi bidan entrepreneur sukses. Diharapkan pula kepada akademi-akademi kebidanan yang tersebar luas di Indonesia, untuk terus menanamkan dan mengembangkan konsep kewirausahaan kepada mahasiswi-mahasiswi kebidanan menurut talenta atau bakat yang dimilikinya. Sehingga jiwa entrepreneur muda akan melekat dan membawa mereka siap bersaiang diluar tembok kuliah.

Estiwidani D. et-al, Konsep Kebidanan, 2008: 7

http://bidanendah.blogspot.com/2013/06/pengertian-bidan-menurut-ibi-icm-serta.html

HYPERLINK "http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171" http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171

HYPERLINK "http://health.detik.com/read/2012/02/02/132912/1832424/763/indonesia-akan-mengalami-surplus-bidan-pada-2015" http://health.detik.com/read/2012/02/02/132912/1832424/763/indonesia-akan-mengalami-surplus-bidan-pada-2015

Ditjen Dikti KemDikBud 2011

Ibrahim Elfiky,2009 : 1

Adi W. GunawandalamYoga, 2008 : 1

Adi W Gunawan, 2007 : 2

HYPERLINK "http://addiegoddie.blogspot.com/berpikir-di-luar-kotak.html" http://addiegoddie.blogspot.com/berpikir-di-luar-kotak.html

Rozaki Z., The Big 4 In Life, 2011

Priyadi, D. A et-al, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa Kebidanan, 2011: 1

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kasmir, Kewirausahaan, 2007:18

Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995

Thomas W. Zimmerer et-al, Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil : 2005

HYPERLINK "http://sondix.blogspot.com/2014/01/pengertian-dan-proses-kewirausahaan.html" http://sondix.blogspot.com/2014/01/pengertian-dan-proses-kewirausahaan.html

Neal Thornberry. 2006. Lead Like an Entrepreneur. McGraw-Hill Company

HYPERLINK "http://rohadientrepreneurship.blogspot.com/2011/02/membangun-mindset-wirausaha.html" http://rohadientrepreneurship.blogspot.com/2011/02/membangun-mindset-wirausaha.html

Merubah Mindset Kewirausahaan bagi Lulusan Akademi Kebidanan dengan Pola Out of The Box. Citta Diana. 201427