BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGMenyimak atau mendengarkan
merupakan salah satu keterampilan
berbahasa. Dalam kegiatan sehari-hari merupakan suatu kegiatan
yang sangat penting, sebab dengan menyimak orang akan mendapatkan
informasi untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang
hidup. Pembelajaran menyimak juga memiliki peran yang tidak kalah
pentingnya bagi peserta didik. Dengan menyimak maka peserta didik
dapat menambah pengetahuan, baik menerima maupun menghargai
pendapat orang lain, dan bertujuan untuk menangkap serta memahami
pesan ide ataupun gagasan yang terdapat pada materi simakan.Dengan
demikian menyimak sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Maka dari itu, makalah ini diberi judul
Keterampilan Menyimak.1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latarbelakang diatas dapat diidentifikasikan beberapa
masalah, sebagai berikut :1. Pengertian menyimak
2. Tahap-tahap menyimak
3. Macam-macam menyimak
4. Hakikat dan tujuan menyimak
5. Proses menyimak
6. Kemampuan menyimak Sekolah Dasar
7. Hal-hal yang perlu disimak
8. Suasana menyimak
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menyimak
10. Cara menyimak dengan membuat kesimpulan
11. Ciri-ciri penyimak yang baik1.3. BATASAN MASALAHAgar tidak
timbul kesalahpahaman dalam menafsirkan makalah ini, dirasa penulis
perlu memberikan batasan tentang hal-hal yang menjadi permasalahan.
Makalah ini disusun dengan memusatkan masalah pada:1. Pengertian
menyimak
2. Macam-macam menyimak
3. Tahap-tahap menyimak
4. Proses menyimak
5. Kemampuan menyimak siswa Sekolah Dasar6. Hal-hal yang perlu
disimak1.4. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian di atas dapat
dirumuskan permasalahan, yang akan diulas lebih jauh dalam makalah
ini, yaitu:1. Apa pengertian dari menyimak?
2. Apa saja macam-macam dari menyimak?
3. Bagaimana tahapan-tahapan menyimak?
4. Bagaimana proses menyimak bisa terjadi?
5. Bagaimana kemampuan menyimak siswa Sekolah Dasar?6. Hal-hal
apa saja yang perlu disimak?
1.5. TUJUAN
1.5.1. TUJUAN UMUMSecara umum makalah ini bertujuan untuk
memahami secara rinci tentang keterampilan menyimak yang erupakan
salah
satu keterampilan berbahasa dalam bahasa Indonesia.1.5.2. TUJUAN
KHUSUS
Dari tujuan umum tersebut mengandung beberapa tujuan
khusus makalah yang bersifat operasional sebagai berikut:
1. Memahami pengertian menyimak.2. Mengetahui macam-macam
menyimak.3. Mengkaji tahapan-tahapan menyimak.
4. Mampu menerapkan proses menyimak dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Untuk mengukur kemampuan siswa SD terhadap keterampilan
menyimak.6. Mengetahui hal-hal yang perlu disimak.BAB II
KAJIAN PUSTAKAUntuk memperluas pemahaman tentang Keterampilan
Menyimak, maka penulis perlu jelaskan beberapa teori yang menjadi
landasan, yaitu berupa kajian pustaka yang meliputi 1) Hakikat dan
tujuan keterampilan menyimak; 2) Suasana menyimak; 3) Faktor-faktor
yang mempengaruhi keterampilan menyimak; 4) Ciri-ciri penyimak yang
baik. Berikut ulasannya :2.1HAKEKAT KETERAMPILAN MENYIMAK.Kata
menyimak dalam bahasa Indonesia memiliki kemiripan
makna dengan mendengar, dan mendengarkan. Tarigan, 1990
menyatakan bahwa hakikat menyimak adalah mendengarkan dan memahami
isi bahan simakan. Sehingga, penyimak yang baik adalah penyimak
yang berencana. Menyimak memiliki kandungan makna yang sedikit
lebih spesifik, bila dibandingan dengan mendengar dan
mendengarkan.
Menurut Alim dan Purwanto, mendengarkan sendiri memiliki arti,
yaitu mengarahkan perhatian dengan sengaja kepada suatu suara atau
menangkap pikiran orang berbicara dengan alat pendengaran kita,
dengan tepat dan teratur. Mendengar dapat dilakukan setiap orang
yang alat pendengarannya normal, sedangkan mendengarkan membutuhkan
kecakapan yang harus dipelajari dengan latihan
berulang-ulang.Hakekat keterampilan menyimak mencakup enam aspek,
yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai sarana atau alat.
2. Sebagai keterampilan berkomunikasi.
3. Sebagai seni.
4. Sebagai proses.
5. Sebagai responsi.
6. Sebagai pengalaman kreatif.2.2 SUASANA MENYIMAK
Suasana menyimak terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Suasana defensif (bertahan).
Suasana suasana defensif atau bertahan biasanya
dimanipulasikan dalam pesan pesan lisan yang mengandung
maksud
yang bersungguh sungguh dan tersirat, antara lain pesan
pesan
yang bersifat :
a) Evaluatif. Ketika seorang penyimak mendengarkan dengan
saksama dengan jelas dari ujaran seseorang pembicara, yang secara
sadar atau tidak sadar memancing penilaian khusus.
b) Mengawasi. Pesan pesan yang disampaikan oleh pembicara
adakalanya para penyimak bersiap siap untuk mengontrol benar
tidaknya, tepat melesetnya, jujur tidaknya, dan objektif
sujektifnya ujaran itu.
c) Strategis. Pesan pesan yang disampaikan oleh seseorang dalam
ujaran atau pidatonya, secara sadar atau tidak sadar, membuat para
penyimak siap untuk memasang kuda kuda siasat atau pertahanan yang
bersifat strategis.
d) Netral. Tidak jarang pesan pesan yang disampaikan oleh
pembicara merangsang para penyimak untuk bertindak atau berfikir
secara netral, tidak memihak pada orang atau golongan tertentu.
e) Superior. Menganggap diri sendiri lebih unggul dari orang
lain.
f) Pasti dan tentu. Sang pembicara yang mengemukakan sesuatu
yang pasti, yang sudah tentu, memancing dan merangsang para
penyimak untuk bertahan atau defensif.2. Suasana suportif
(menunjang).
Kalau suasana komunikasi defensif kerap kali ditimbulkan
oleh pesan pesan manipulatif yang mengimplikasikan evaluasi,
pengawasan, siasat atau strategi, kenetralan, superioritas
atau
kepastian dari pihak pembicara, suasana komunikasi suportif
atau
suasana komunikasi yang bersifat mendukung atau menunjang
justru
timbul dari pesan pesan yang mengimplikasikan deskriptif
atau
pemerian, orientasi masalah, spontanitas, empati, ekualitas,
atau
kesamaan dan profesionalisme pada pihak pembicara. 2.3 FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KETERAMPILAN MENYIMAK
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan menyimak pada
anak, diantaranya adalah:
1. Faktor fisik. 2. Faktor psikologi.3. Faktor pengalaman.
4. Faktor sikap.
5. Faktor motivasi.
6. Faktor jenis kelamin.7. Faktor lingkungan peranan dalam
masyarakat.
8. Faktor peranan dalam masyarakat.2.4 CIRI CIRI PENYIMAK YANG
BAIK.Ada beberapa ciri ciri penyimak yang baik, meliputi :
1. Menghargai pembicara.2. Konsentrasi.3. Bermotivasi.
4. Objektif.
5. Menyimak secara utuh (menyeluruh).
6. Selektif.
7. Tidak emosi dan kontak dengan pembicara.8. Mengerti akan kata
kata yang dipakai.
9. Memahami dan mengenal bentuk kalimatnya, jadi
10. Menangkap isi dan percakapan itu dengan teratur.
11. Merangkum dan menilai.
12. Memberikan tanggapan.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini akan membahas sesuai rumusan masalah
seperti :pengertian dari menyimak, macam-macam dari menyimak,
tahap-tahap menyimak, proses menyimak, kemampuan siswa Sekolah
Dasar, dan hal-hal yang perlu disimak.
3.1PENGERTIAN DARI MENYIMAK
Dalam bahasa Karo terdapat suatu pemeo yang berbunyi Tuhu nge
ibegina, tapi labo idengkehkenna yang bermakna memang didengarnya,
tapi tidak disimaknya. Para orang tua pun sering memberi nasihat
kepada putra-putrinya : Kalau orang tua sedang bicara, jangan hanya
sekedar mendengar saja, masuk dari telinga kiri keluar dari telinga
kanan, tetapi simaklah, dengarkanlah baik-baik, masuk ke dalam
hati. Dari paparan diatas kita dapat membedakan antara mendengar
dan menyimak.
Menurut Anderson (GT. Henry, 2008), kalau membaca merupakan
proses besar dalam melihat, mengenal, serta menginterpretasikan
atau menafsirkan lambang-lambang tulis, dapatlah kita membatasi
menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal serta
menginterpretasikan lambang-lambang lisan.
Menyimak dan membaca berhubungan erat karena keduannya merupakan
sarana untuk menerima informasi dalam kegiatan komunikasi;
perbedaannya terletak dalam jenis komunikasi: menyimak berhubungan
dengan komunikasi komunikasi lisan, sedangkan membaca berhubungan
dengan komunikasi tulis. Dari uraian diatas dapatlah kita tarik
kesimpulan serta kita susun batasan sebagai berikut :
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami
makna
komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran
atau
bahasa lisan.
Keterampilan menyimak disusun menjadi dua kegiatan belajar yaitu
kemampuan menyimak tingkat dasar dan kegiatan menyimak tingkat
lanjut.
A. Kemampuan menyimak tingkat dasar
Menurut Soedjiatno (Mulyati. Y, 2009), Kemampuan menyimak
tingkat dasar dalam pengembang keterampilan menyimak dibedakan atas
empat tataran pokok sebagai berikut :
1. Tataran Identifikasi
Tataran identifikasi disebut juga tahap pengenalan yang
melibatkan kita untuk mulai terampil mengenal berbagai jenis bunyi
suatu bahasa, kata kata, frase frase, kalimat dalam hubungan timbal
balik antar struktur, baik atas pertimbangan waktu, modifikasi,
bahkan juga logika. Penyimak juga dituntut untuk segera mengenal
elemen elemen kebahasaan dan maknanya yang mungkin dipengaruhi oleh
adanya elemen elemen bunyi suprasegmental, yaitu intonasi, jeda,
nada, dan tekanan. Menyimak pada tataran ini disebut juga dengan
istilah menyimak bahasa.
2. Tataran identifikais dan seleksi tanpa retensi
Dalam Tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi penyimak
diharapkan memperoleh kemampuan mengenal dan memahami sesuatu unit
kontinum bunyi/ujaran, tetapi belum dituntut adanya kemampuan
retensi (kemampuan mencamkan, menyimpan, dan memproduksi) hasil
pemahaman tersebut. Penyimak dituntut mampu mengenal, memahami,
maksud tuturan, belum dituntut adanya kemampuan mengingat
ingat.
3. Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi
jangka pendek
Pada Tataran identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi
jangka pendek menurut penyimak mengenal bunyi bunyi dan kemampuan
memahami, tetapi masih dalam taraf terpimpin.
4. Tataran identifikasi dengan seleksi retensi jangka
panjangTataran identifikasi, seleksi, dan retensi jangka panjang
adalah taraf menyimak yang menuntut penyimak untuk mampu mengenal
bunyi bunyi dalam kontinum bunyi yang panjang, mampu memahami makna
pesan secara tepat, dengan kemampuan mengingat dalam jangka waktu
yang relatif lama. Penyimak mampu menyimak kontinum wacana yang
panjang, baik ragam bacaan, cerita cerita menarik, berita surat
kabar, percakapan percakapan panjang, ujaran ujaran ekspresif,
percakapan lewat telepon, puisi, drama rekaman, dan sebagainya.
Kemampuan menyimak meliputi :
a) Menyimak bahasa.Proses menyimak merupakan proses interaktif
yang mengubah bahasa lisan menjadi makna dalam pikiran. Faris
(Mulyati. Y, 2009) mengemukakan proses menyimak ada 3 tahap yaitu,
pertama, menerima masukan auditori. Penyimak menerima pesan lisan.
Mendengar saja tidak menjamin adanya pemahaman. Kedua,
memperhatikan masukan auditori. Penyimak berkonsentrasi pada apa
yang disajikan penutur. Ketiga, menafsirkan dan berinteraksi dengan
masukan auditori. Penyimak tidak hanya mengumpulkan pesan tetapi
juga memetakan, membandingkan dan menghubungkan pesan dengan
pengetahuan awal.b) Strategi menyimak bahasa. Ada dua strategi
yaitu :1. Memusatkan perhatian.
2. Membuat catatan. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk
membuat catatan saat menyimak yaitu catatan bersifat sederhana,
catatan menggunakan singktan dan simbol, dan catatan haruslah
jelas.c) Latihan membedakan fonem dalam konteks.
d) Latihan menangkap maksud tuturan melalui unsur segmental dan
suprasegmental.
Menyimak suku kata menghasilkan segmen yang terdiri dari dua
kelas yaitu vokal dan konsonan. Rangkaian bunyi bahasa yang
membentuk suku kata dan kata itu disebut unsur segmental bahasa.
Rangkaian bahasa tidak hanya terdiri dari unsur segmental tetapi
juga supragmental yang berupa panjang-pendek, tekanan dan nada yang
disebut dengan intonasi.e) Menyimak interogatif adalah kegiatan
menyimak intensif yang membutuhkan konsentrasi dan seleksi.B.
Kemampuan menyimak tingkat lanjut
Kemampuan menyimak tingkat lanjut digolongkan pada 3 jenis
menyimak sebagai berikut :
1. Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
sungguh-sungguh untuk memberikan penilaian secara objektif
menetukan keaslian, kebenaran, dan kelebihan serta
kekurangan-kekurangan bahan simakan. Di dalam kegiatan menyimak
kritis , penyimak dituntut dapat menilai informasi yang diperoleh
melalui bahan simakan. Seorang penyimak kritis dikatakan berhasil
jika dia mampu membedakan antara fakta dan opini dan akan mampu
membuat simpulan sebagai hasil simakan, mampu menafsirkan makna
idiom, ungkapan dan majas yang terdapat dalam bahan simakan.2.
Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
Kreativitas pembelajar dapat dilakukan dengan cara menirukan lafal
atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, mengemukakan gagasan
yang sama dengan pembicara, namun struktur dan pilihan katanya
berbeda, merekrontruksi pesan yang disampaikan, menyusun
petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasarkan materi yang disimak.3.
Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan
menemukan gagasan bidang-bidang tertentu, kemudian dikembangkan
menjadi topik-topik baru.Terdapat enam kiat yang dapat digunakan
menangkap gagasan inti
yaitu :
1. Membentuk gambar dalam pikiran
2. Mengelompokkan informasi
3. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan materi
simakan
4. Menemukan pola organisasi informasi
5. Mencatat informasi-informasi penting
6. Memuasatkan perhatian
3.2MACAM-MACAM DARI MENYIMAKKetrampilan menyimak dibagi menjadi
2, yaitu Menyimak Ekstensif dan Menyimak Intensif.
1. Menyimak Ekstensif
Menyimak Ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai
hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran,
tidak perlu dibawah bimbingan langsung dari pengajar. Penggunaan
yang paling dasar ialah menangkap atau mengingat kembali bahan yang
telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan
cara yang baru. Menurut Brouhton , pada umumnya sumber yang paling
baik bagi berbagai aspek menyimak ekstensif adalah rekaman- rekaman
yang dibuat oleh guru sendiri karena dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Menyimak Ekstensif
meliputi :
a. Menyimak Sosial
b. Menyimak Sekunder
c. Menyimak Estetik
d. Menyimak Pasif
2. Menyimak Intensif
Kalau menyimak ekstensif lebih cenderung pada kegiatan menyimak
secara lebih bebas dan lebih umum serta perlu dibawah bimbingan
langsung dari guru, menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan
yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu.
Perlu diingat bahwa kosakata percakapan kerap kali sangat berbeda
dengan kosakata bahasa tulis yang mungkin saja lebih diakrabi oleh
para siswa. Disamping ke arah leksikal, menyimak pun dapat pula
ditujukan pada maksud-maksud gramatikal. Untuk hal ini harus
dipilih bahasa yang mengandung ciri ketatabahasaan tertentu yang
sesuai dengan tujuan. Cara yang sederhana untuk melatih tipe
menyimak adalah menyuruh para siswa menyimak tanpa teks tertulis,
dengan cara sekali atau dua kali, kemudian memberikan kepada mereka
suatu bagian yang mengandung beberapa penghubung kalimat dan
memberikan kepada mereka teks-teks tertulis dengan mengosongkan
tempat penghubung-penghubung kalimat itu berada. Tugas mereka
adalah mengisinya tanpa menyimak pada pita rekaman lagi. Dalam hal
itu, penekanan dapat diletakkan pada fonologi, kosakata, morfologi,
atau sintaksis, tetapi mata rantai linguistik yang memadukan
kalimat-kalimat menjadi wacana yang logis biasanya terlupakan.
Disamping itu masih ada faktor-faktor lain yang harus
dipertimbangkan. Salah satu diantaranya formalitas bahasa, yaitu
situasi tempatnya berada pada poros berikut ini :
siang akrab netral formal
Menyimak Intensif meliputi :
a. Menyimak Kritis. Kegiatan menyimak yang mencari kekeliruan
bahkan suatu hal yang baik danbenar dari ujaran pembicara dengan
alasan yang logis. Ada empat konsep menyimak kritis sebagai
berikut: Pembicara berpikir secara deduktif.
Pembicara mendukung masalah yang dikemukakan.
Pembicara mengemukakan masalah baru.
Pembicara mendemonstrasikan keyakinannya.
b. Menyimak Konsentratif. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam
menyimak konsentratif antara lain: Mengikuti petunjuk. Mencari
hubungan.
Mencari informasi.
Memperoleh pemahaman.
Menghayati ide-ide.
Memahami urutan ide-ide.
Mencatat fakta-fakta.
c. Menyimak Kreatif. Sejenis kegiatan menyimak yang menyenangkan
bagi para penyimak untuk berimajinasi terhadap bunyi, penglihatan,
gerakan, serta perasaan-perasaan kinestik yang dirangsang apa yang
disimaknya. Kegiatan menyimak kreatif : Mengasosiasikan makna-mkna
dengan pengalaman menyimak.
Merekontruksi imaji-imaji visual sementara menyimak.
Mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif dalam karya.
Memecahkan masalah, memeriksa dan mengujinya.
d. Menyimak Eksplorasif. Kegiatan menyimak intensif dengan
maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu yang terarah dan sempit.
Kegiatan menyimak eksploratif : Menemukan hal baru Menemukan
informasi tambahan
Menemukan isu menarik.
e. Menyimak Interogatif. Kegiatan menyimak intensif yang
menuntut konsentrasi dan seleksi, serta pemusatan perhatian pada
pembicara.f. Menyimak Selektif. Beberapa bahasa menuntut adaptasi
tertentu terhadap prosedur yang disarankan berikut ini, tetapi bagi
sebagian besar ciri-ciri bahasa yang berurutan, hendaklah disimak
secara selektif yaitu nada suara, bunyi-bunyi asing,bunyi-bunyi
yang bersamaan, kata-kata dan frasa-frasa, bentuk-bentuk
ketatabahasaan.3.3 TAHAP-TAHAP MENYIMAK
Menurut Ruth G. Strickland menyimpulkan bahwa adanya sembilan
tahap menyimak, yaitu sebagai berikut :
1. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat saat sang anak
merasakan
keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;
2. Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat
gangguan dengan adanya selingan selingan perhatian kepada hal hal
diluar pembicaraan;
3. Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu
kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa
yang terpendam dalam hati sang anak;
4. Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau
mengabsorpsi hal hal yang kurang penting, hal ini merupakan
penjaringan pasif yang sesungguhnya;
5. Menyimak sekali sekali, menyimpan sebentar sebentar apa yang
disimak; perhatian secara saksama berganti dengan keasyikan lain;
hanya memperhatikan kata kata sang pembicara yang menarik hatinya
saja;
6. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman pengalaman
pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar benar
tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan
pembicara;
7. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicaraan dengan
membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan;
8. Menyimak secara seksama, dengan sungguh sungguh mengikuti
jalan pikiran sang pembicara;
9. Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan
pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.
Ada pakar lain yang mengemukakan adanya 7 tahapan dalam
menyimak, yaitu:
1. Isolasi. Penyimak mencatat aspek-aspek individual kata lisan
dan memisahkan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi khusus
begitu pula stimulus lainnya.
2. Identifikasi. Sekali saja stimulus tertentu dikenal maka
identitas pun diberikan pada setiap butir berdikari itu.
3. Integrasi. Menyatupadukan sesuatu yang didengar dengan
informasi lain yang disimpan dan direkam dalam otak.
4. Inspeksi. Informasi baru yang telah kita terima dibandingkan
dengansegala informasi yang kita miliki mengenai hal tersebut.
5. Interpretasi. Mengevaluasi sesuatu yang didengar dan
menelusuri dari mana datangnya.
6. Interpolasi. Seseorang dituntut tanggung jawab menyediakan
data-data dan ide-ide penunjang dari latar belakang pengetahuan dan
pengalamannya sendiri. Dengan catatan pesan yang disampaikan tidak
bermakna dalam dan memberi informasi.
7. Instropeksi. Merefleksi dan menguji informasi baru dengan
menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
3.4 PROSES MENYIMAK1. Tahap mendengar(hearing); dalam tahap ini
kita mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara
dalam ujarannya2. Tahap memahami(understanding); setelah mendengar
maka ada keinginan untuk mengerti isi ujaran sang pembicara.3.
Tahap menginterpretasi(interpreting); penyimak yang baik belum puas
kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia
ingin menafsirkan butir-butir pendapat yang terdapat dalam ujaran
sang pembicara.4. Tahap mengevaluasi(evaluating); pada tahap ini
sang penyimak mulai menilai ujaran sang pembicara, dimana kelebihan
dan kekurangannya.5. Tahap menanggapi(responding); merupakan tahap
terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak menyambut,
mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau ide yang
dikemukakan oleh sang pembicara.3.5KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA SEKOLAH
DASAR.
Tujuan utama pengajaran bahasa indonesia adalah agar para siswa
terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak, terampil
berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis.
Taman kanak-kanak
a)Menyimak pada teman sebaya.
b)Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap
cerita dan dongeng.
c)Dapat mengingat petunjuk-petunjuk dan pesan-pesan
sederhana.
Kelas satu (51/2 7 tahun)
a)Menyimak untuk menjelaskan, menjernihkan pikiran dan untuk
mendapat jawaban atas pertanyaan.
b)Dapat mengulangi secara tepat apa-apa yang telah
didengarkan.
c)Menyimak bunyi-bunyi tertentu pada kata-kata lingkungan
Kelas dua (61/2 8 tahun)
a)Menyimak dengan kemampuan memilih yang meningkat.
b)Membuat saran-saran, usul-usul, dan mengemukakan pertanyaan
untuk mengecek pengertiannya.
c)Sadar akan situasi, bila sebaiknya menyimak atau
sebaliknya.
Kelas tiga dan empat (71/2 10 tahun)
a)Sungguh-sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai sumber
informasi dan kesenangan.
b)Menyimak pada laporan orang lain, dengan maksud tertentu serta
dapat menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan itu.
c)Memperlihatkan keangkuhan dengan kata-kata atau ekspresi yang
tidak mereka pahami maknanya.
Kelas lima dan enam (91/2 11 tahun)
a)Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan, kesalahan,
propaganda, dan petunjuk yang keliru.
b)Menyimak pada aneka ragam cerita puisi, rima kata-kata, dan
memperoleh kesenangan dalam menemui tipe-tipe baru..6 HAL-HAL YANG
PERLU DISIMAK
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi,
serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau
pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Kegitan menyimak dibagi
menjadi dua yaitu : kegiatan keterampilan menyimak tingkat dasar
dan kemampuan keterampilan menyimak tingkat lanjut. Pengembangan
keterampilan menyimak ada empat antara lain : tataran identifikasi,
tataran identifikasi dan seleksi tanpa retensi, tataran
identifikasi dengan seleksi terpimpin dan retensi jangka pendek,
tataran identifikasi dengan seleksi retensi jangka panjang.
Kemampuan keterampilan menyimak tingkat lanjut digolongkan menjadi
3 jenis menyimak yaitu : menyimk kritis, menyimak kreatif, menyimak
eksploratif.2. Macam-macam menyimak ada dua, menyimak ekstensif
(menyimak Sosial, menyimak Sekunder, menyimak Estetik, menyimak
Pasif) dan menyimak intensif (menyimak kritis, menyimak
konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak
interogatif, dan menyimak selesktif).3. Tahap-tahap menyimak
meliputi isolasi, identifikasi, integrasi, inspeksi, interpertasi,
interpolasi, dan introspeksi.
4. Proses menyimak mencakup tahap mendengar, tahap memahami,
tahap menginterpretasi, tahap mengevaluasi, tahap menanggap.5.
Kemampuan menyimak siswa Sekolah Dasar disesuaikan dengan tingkatan
kelasnya.
6. Hal-hal yang perlu disimak sebagai berikut bunyi-bunyi
distingtif, urutan-urutan bunyi, kata-kata tugas, infleksi,
perubahan bunyi dalam derivasi, pengelompokan struktural, petunjuk
urutan kata, makna kata-kata, kata-kata salam dan sapaan, dan makna
budaya.4.2 SARAN
Keterampilan menyimak itu sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari karena dari kegiatan menyimak kita mendapatkan
informasi guna menambah ilmu dan pengetahuan. Maka dari itu, sangat
disarankan sekali bagi siapapun yang membaca makalah ini khususnya
peserta didik baik dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi,
untuk meningkatkan keterampilan menyimaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.Mulyati, Yeti. 2009. Keterampilan
Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Purwanto, N dan Alim, D. Metodologi Penngajaran Bahasa Indonesia
di SD. Jakarta: Rosda Jayaputra.
Maryam, S. 2001. Bahasa Indonesia Kelas Tinggi untuk MI.______:
DIREKTORAT JENDRAL PEMBINAAN KELEMBAGAAN AGAMA SLAM DEPARTEMEN
AGAMA RIKETERAMPILAN MENYIMAK (KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA
SD)| 1