BAB II.1. Latar BelakangIndonesia adalah negara yang bersandar
pada kekuatan hukum sehingga kekuasaan dan penyelenggaraan hidup
dan kehidupan kenegaraan diatur oleh hukum yang berlaku. Dengan
kata lain, hukum sebagai pranata sosial disusun untuk kepentingan
seluruh rakyat dan bangsa yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh
rakyatnya. Kondisi kehidupan nasional itu menjadi salah satu
kekuatan ketahanan nasional karena adanya jaminan kekuasaan hukum
bagi semua pihak yang ada di Indonesia dan lebih jauh daripada itu
adalah menjadi cermin bagaimana rakyat Indonesia mampu untuk tumbuh
dan berkembang dalam suatu wilayah yang menempatkan hukum sebagai
asas berbangsa dan bernegara dengan menyandarkan pada kepentingan
dan aspirasi rakyat.I.2. Pokok-Pokok PikiranUpaya pencapaian
ketahanan nasional sebagai pijakan tujuan nasional yang disepakati
bersama didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :1. Manusia
Berbudayamanusia berbudaya senantiasa selalu mengadakan
hubungan-hubungan sebagai berikut : Manusia dengan Tuhan dinamakan
Agama/Kepercayaan Manusia dengan cita-cita dinamakan Ideologi
Manusia dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik Manusia dengan
pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi
I.2. Tujuan1. Memberikan pemahaman tentang ketahanan nasional
bagi pembaca2. Meningkatkan rasa bela Negara bagi para pembaca
BAB IIII.1. Pengertian Ketahanan Nasional IndonesiaHakikat
Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
yang mengandung kemampuan mengambangkan kekuatan nasional untuk
dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai
tujuan nasional.Pengertian baku ketahanan Nasional bangsa Indonesia
adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. II.2.
Asas-Asas Ketahanan Nasional IndonesiaAsas Ketahanan Nasional
Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri
dari :1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan2. Asas komprehensif
intergral atau menyeluruh terpadu3. Asas KekeluargaanII.2.1Asas
kesejahtraan dan keamanan Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat
mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau
kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur
kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi
mantap/tidaknya ketahanan nasional.
II.2.2 Asas komprehensif/menyeluruh terpaduArtinya, ketahanan
nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut
berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras,
serasi, dan seimbang.
II.2.3. Asas kekeluargaanAsas ini bersikap keadilan,
kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung
jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan
kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan
kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat
merusak/destruktif.
II.3.Sifat Ketahanan Nasional IndonesiaKetahanan nasional
memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung
dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :1. Mandiri2. Dinamis3.
Konsultasi dan kerjasamaII.3.1.Mandiri Ketahanan nasional bersifat
percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan
ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta
bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.
Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang
saling menguntungkan dalam perkembangan global.
II.3.2.DinamisKetahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat
meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi
bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini
sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia
ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan
nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan
dinamikanya di arahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional
yang lebih baik.
II.3.3.ManunggalArtinya ketahanan nasional memiliki sifat
integratif yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
II.3.4.Wibawa Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang
bersifat manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal
suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin
besar pula kewibawaannya.
II.3.5. kerjasamaKetahanan nasional Indoneisa tidak mengutamakan
sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan
kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada
kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
BAB III
III.1. Perstiwa-peristiwa yang Berhubungan dengan Ketahanan
NasionalPeristiwa-peristiwa yang Berhubungan dengan Ketahanan
Nasional sya membaginya menjadi dua bagian yaitu :1. Perjuangan
mempertahankan kemerdekaan2. Gerakan separatisIII.1.1. Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan IndonesiaPada tanggal 17 Agustus 1945
bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Akan tetapi, ada
pihak-pihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik
Indonesia. Ketika negara kita memproklamasikan kemerdekaan, tentara
Jepang masih ada di Indonesia. Sekutu menugaskan Jepang untuk
menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia seperti sebelum Jepang
menyerah kepada Sekutu. Tugas tersebut berlaku saat Sekutu datang
ke Indonesia. Rakyat Indonesia yang menginginkan hak-haknya
dipulihkan, berusaha mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang.
Usaha tersebut mendapat rintangan dari pihak Jepang sehingga di
beberapa tempat terjadi pertempuran antara tentar Jepang dengan
rakyat Indonesia. Pertempuran-pertempuran tersebut menimbulkan
korban di kedua belah pihak. Ketika rakyat Indonesia sedang
menghadapi Jepang, Belanda (NICA) datang membonceng tentara Sekutu.
Tujuan Belanda ingin menjajah kembali Indonesia. Pada tanggal 29
September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di Indonesia
dan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu membantu
NICA yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia
tidak ingin lagi menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia
bangkit melawan tentara Sekutu dan NICA. Rakyat Indonesia
menggunakan senjata rampasan dari Jepang dan senjata tradisional
yang ada. Berkobarlah pertempuran di mana-mana yaitu :III.1.1.1
Pertempuran SurabayaTanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu
mendarat di Tanjung Perak, Surabaya. Tentara Sekutu di bawah
pimpinan Brigadir Jendral Mallaby. Kedatangan tentara tersebut
diikuti oleh NICA. Mula-mula tentara NICA melancarkan hasutan
sehingga menimbulkan kekacauan di Surabaya. Hal tersebut
menimbulkan bentrokan antara rakyat Surabaya dengan tentara Sekutu.
Tanggal 28 Oktober hingga 31 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang
hebat. Ketika terdesak, tentara Sekutu mengusulkan perdamaian.
Tentara Sekutu mendatangkan pemimpin-pemimpin Indonesia untuk
mengadakan gencatan senjata di Surabaya. Tentara Sekutu tidak
menghormati gencatan senjata. Dalam insiden antara rakyat Surabaya
dan tentara Sekutu, Brigjen Mallaby terbunuh. Letnan Jendral
Christison Panglima Sekutu di Indonesia, meminta kepada pemerintah
Indonesia menyerahkan orang-orang yang dicurigai membunuh Jendral
Mallaby. Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral
Mansergh. Isi ultimatum tersebut, Sekutu memerintahkan rakyat
Surabaya menyerahkan senjatanya. Penyerahan paling lambat tanggal 9
November 1945 pukul 18.00 WIB. Apabila ultimatum tersebut tidak
dilaksanakan, Kota Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan
udara. Gubernur Suryo, diberi wewenang oleh pemerintah pusat untuk
menentukan kebijaksanaannya. Beliau bermusyawarah dengan pimpinan
TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan para pemimpin perjuangan rakyat
di Surabaya. Hasil musyawarah tersebut adalah rakyat Surabaya
menolak ultimatum dan siap melawan ancaman Sekutu Tanggal 10
November 1945 pukul 06.00, tentara Sekutu menggempur Surabaya dari
darat, laut maupun udara. Di bawah pimpinan Gubernur Suryo dan
Sutomo (Bung Tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal
tanah pun kepada tentara Sekutu. Dengan pekik Allahu Akbar, Bung
Tomo membakar semangat rakyat. Dalam pertempuran yang berlangsung
sampai awal Desember itu gugur beribu-ribu pejuang Indonesia.
Pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Hari Pahlawan untuk memperingati jasa para pahlawan. Perlawanan
rakyat Surabaya mencerminkan tekad perjuangan seluruh rakyat
Indonesia. Dokumentasi dari Peristiwa Pertempuran Surabaya yang
kini diperingati pada tanggal 10 November sebagai hari
pahlawan:
Arek-arek Surabaya memanggul bambu runcing dalam pertempuran
Surabaya, mengahadapi pasukan Inggris dan NICA (Belanda) di
Surabaya, Jawa Timur, 10 November 2011.
Pejuang-pejuang Indonesia sedang berjaga di jembatan Merah
Surabaya
Bung Tomo membangkitkan semangat dari para pejuang Indonesia
dengan semboyan Merdeka atau Mati
Pasukan Inggris bersiap memborbardir kota Surabaya dengan
Tank.
III.1.1.2 Pertempuran Lima Hari di Semarang Pertempuran ini
terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih 2000 pasukan
Jepang berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Peristiwa ini memakan
banyak korban dari kedua belah pihak. Dr. Karyadi menjadi salah
satu korban sehingga namanya diabadikan menjadi nama salah satu
Rumah sakit di kota Semarang sampai sekarang. Untuk memperingati
peristiwa tersebut maka pemerintah membangun sebuah tugu yang
diberi nama Tugu Muda.
Peemuda-pemuda Semarang bersiap berperang
III.1.1.3. Bandung Lautan Api Kota Bandung dimasuki pasukan
Inggris pada bulan Oktober 1945. Sekutu meminta hasil lucutan
tentara Jepang oleh TKR diserahkan kepada Sekutu. Pada tanggal 21
November 1945 Sekutu mengultimatum agar kota Bandung dikosongkan.
Hal ini tidak diindahkan oleh TRI dan rakyat. Perintah ultimatum
tersebut diulang tanggal 23 Maret 1946. Pemerintah RI di Jakarta
memerintahkan supaya TRI mengosongkan Bandung, tetapi pimpinan TRI
di Yogyakarta mengintruksikan supaya Bandung tidak dikosongkan.
Akhirnya dengan berat hati TRI mengosongkan kota Bandung. Sebelum
keluar Bandung pada tanggal 23 Maret 1946 para pejuang RI menyerang
markas Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan. Untuk
mengenang peristiwa tersebut Ismail Marzuki mengabadikannya dalam
sebuah lagu yaitu Hallo-Hallo Bandung.
III.1.2.1Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
GAM adalah sebuah organisasi (yang dianggap separatis) yang
memiliki tujuan supaya daerah Aceh atau yang sekarang secara resmi
disebut Nanggroe Aceh Darussalam lepas dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Konflik antara pemerintah dan GAM yang
diakibatkan perbedaan keinginan ini telah berlangsung sejak tahun
1976 dan menyebabkan jatuhnya hampir sekitar 15.000 jiwa. Gerakan
ini juga dikenal dengan nama Aceh Sumatra National Liberation Front
(ASNLF). GAM dipimpin oleh Hasan di Tiro yang sekarang bermukim di
Swedia dan berkewarganegaraan Swedia.Pada 27 Februari 2005, pihak
GAM dan pemerintah memulai tahap perundingan di Vantaa, Finlandia.
Mantan presiden Finlandia Marti Ahtisaari berperan sebagai
fasilitator.Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari,
tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan
GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota
kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses
perdamaian selanjutnya dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh
Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN dan
beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Di antara poin
pentingnya adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut
memfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan
pemberian amnesti bagi anggota GAM.Seluruh senjata GAM yang
mencapai 840 pucuk selesai diserahkan kepada AMM pada 19 Desember
2005. Kemudian pada 27 Desember, GAM melalui juru bicara
militernya, Sofyan Daud, menyatakan bahwa sayap militer mereka
telah dibubarkan secara formal.
III.1.2.2Republik Maluku Selatan (RMS)
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah daerah yang diproklamasikan
merdeka pada 25 April 1950 dengan maksud untuk memisahkan diri dari
Negara Indonesia Timur (saat itu Indonesia masih berupa Republik
Indonesia Serikat). Namun oleh Pemerintah Pusat, RMS dianggap
sebagai pemberontakan dan setelah misi damai gagal, maka RMS
ditumpas tuntas pada November 1950
Bendera RMS
Pelantikan dalam rangka pemusnahan RMS
DAFTAR ISIBAB I1. Latar Belakang2. Pokok Pikiran3. TujuanBAB
II1. Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia2. Asas-Asas Ketahanan
Nasional IndonesiaII.1.1Asas Kesejahteraan dan KeamananII.1.2Asas
komprehensif intergral atau menyeluruh terpaduII.1.3Asas
Kekeluargaan
BAB III1. Perstiwa-peristiwa yang Berhubungan dengan Ketahanan
NasionalIII.1.1 Perjuangan mempertahankan kemerdekaanIII.1.1.1
Pertempuran SurabayaIII.1.1.2 Pertempuran Lima Hari di
SemarangIII.1.1.3 Bandung Lautan ApiIII.1.2 Gerakan
separatisIII.1.2.1 Gerakan Aceh Merdeka (GAM)III.1.2.2 Republik
Maluku Selatan (RMS)DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
http://haxims.blogspot.com/2011/10/daftar-gerakan-separatis-yang-pernah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Maluku_Selatan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/cc/Kopasus28.jpg
http://www.mabesad.mil.id/palagan/foto_juni/korps3.jpg
http://4.bp.blogspot.com/_A0tVuQ7u_XA/TKHl5ERajcI/AAAAAAAAAAo/oVyCXjvY4gI/s1600/kopassusmarchveh1.jpg
http://1.bp.blogspot.com/-mFUND7cpU2o/TZSSfcGceUI/AAAAAAAAACM/VdRp8nPXq14/s1600/KOPASSUS3.JPG
http://2.bp.blogspot.com/-KIdUHL9jJ0w/Txlbnp9p-pI/AAAAAAAAAN0/7TOIrW4WPcA/s1600/OPM.jpeg