KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAH KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAH DI KAWASAN JABODETABEKPUNJUR DI KAWASAN JABODETABEKPUNJUR (kasus Kota Tangerang) (kasus Kota Tangerang) Anyer Anyer – Serang, 28 Agustus 2008 Serang, 28 Agustus 2008 Oleh: Oleh: Firman M. Hutapea Firman M. Hutapea Kasubdit Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Kasubdit Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Perkotaan dan Metropolitan Wilayah II Perkotaan dan Metropolitan Wilayah II DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
58
Embed
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAKESERASIAN WILAYAH DI KAWASAN JABODETABEKPUNJUR - kasus kota tangerang
HAL-HAL POKOK SUBSTANSI UU No.26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG PERPRES No. 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR ARAHAN PENGEMBANGAN KOTA TANGERANG BERDASARKAN PERPRES No. 54 TAHUN 2008
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAHKESERASIAN PENATAAN RUANG ANTAR WILAYAHDI KAWASAN JABODETABEKPUNJURDI KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
(kasus Kota Tangerang)(kasus Kota Tangerang)
Anyer Anyer –– Serang, 28 Agustus 2008Serang, 28 Agustus 2008
Oleh:Oleh:
Firman M. HutapeaFirman M. HutapeaKasubdit Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Kasubdit Pembinaan Perencanaan Tata Ruang
Perkotaan dan Metropolitan Wilayah IIPerkotaan dan Metropolitan Wilayah II
DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANGDIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANGDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMDEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
OUTLINEI. HAL-HAL POKOK SUBSTANSI UU No.26 TAHUN 2007
TENTANG PENATAAN RUANG
II. PERPRES No. 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN
RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
III. ARAHAN PENGEMBANGAN KOTA TANGERANG
BERDASARKAN PERPRES No. 54 TAHUN 2008
HAL-HAL POKOK SUBSTANSI UU No.26 TAHUN 2007
TENTANG PENATAAN RUANG
1
a. keterpaduan;b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;c. keberlanjutan;d. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;e. keterbukaan;f. kebersamaan dan kemitraan;g. pelindungan kepentingan umum;h. kepastian hukum dan keadilan; dani. akuntabilitas.
BAB II. ASAS DAN TUJUAN
ASAS
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,produktif, dan berkelanjutan berlandaskan WawasanNusantara dan Ketahanan Nasional
TUJUAN
Ps. 2
Ps. 3
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB III. KLASIFIKASI PENATAAN RUANG
DIKLASIFIKASIKAN BERDASARKAN
SISTEM
FUNGSI UTAMA KAWASAN
WILAYAH ADMINISTRATIF
KEGIATAN KAWASAN
NILAI STRATEGIS KAWASAN
Sistem Wilayah Sistem Internal Perkotaan
Kws. BudidayaKws. Lindung
PR Wil. Nasional
PR Wil. Provinsi
PR Wil. Kab. / Kota
PR Kws. PerdesaanPR Kws. Perkotaan
PR Kws Strategis Nasional
PR Kws Strategis Provinsi
PR Kws Strategis Kab./Kota
Ps. 4
Ps. 5 ayat (1)
Ps. 5 ayat (2)
Ps. 5 ayat (3)
Ps. 5 ayat (4)
Ps. 5 ayat (5)BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB IV. TUGAS DAN WEWENANG
TUR, BIN, dan WAS terhadap :- LAK PR wilayah Nasional, provinsi, &
Pemerintah kepada pemerintah daerah dan masyarakat
Pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat
Pemerintah kabupaten/kota kepada masyarakat
Pemantauan Evaluasi Pelaporan
suatu proses untuk
menentukan struktur ruang
dan pola ruang yang
meliputi penyusunan
dan penetapan RTR
upaya untuk mewujudkan
struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan RTR melalui
penyusunan dan pelaksanaan
program beserta
pembiayaannya
upaya untuk mewujudkan
tertib tata ruang
Pembinaan
upaya untuk meningkatkan kinerja
penataan ruang yang diselenggarakan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat
Pelaksanaan
upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
Pengawasan
upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Ps. 1 angka 9 Ps. 1 angka 10
Ps. 1 angka 11
Ps. 1 angka 12
Ps. 12
Ps. 13
Ps.55 ayat (2)
Ps. 1 angka 13 Ps. 1 angka 14 Ps. 1 angka 15
Ps. 14 ayat (1) Ps. 32 ayat (1) Ps. 35
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB V. PENGATURAN DAN PEMBINAAN PENATAAN RUANG
PENGATURAN
Penetapan ketentuan peraturan per-UU-an bidang penataan ruang (termasuk pedoman bidang penataan ruang
PEMBINAAN koordinasi penyelenggaraan penataan ruang; sosialisasi peraturan per-UU-an dan
sosialisasi pedoman bidang penataan ruang; pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan penataan ruang; pendidikan dan pelatihan; penelitian dan pengembangan; pengembangan sistem informasi dan
komunikasi penataan ruang; penyebarluasan informasi penataan ruang
kepada masyarakat; dan pengembangan kesadaran dan tanggung
jawab masyarakat.
Ps. 13 ayat (2)
Ps.12melalui
melalui
dilakukan kepada Ps. 13 ayat (1)
Pemerintah
Pemerintah Provinsi
Pemerintah Kab/Kota
Masyarakat
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. PELAKSANAAN PENATAAN RUANG
PELAKSANAAN
Perencanaan
Tata Ruang
Pemanfaatan
Ruang
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
suatu proses untuk menentukan struktur ruang & pola ruang yang meliputi penyusunan & penetapan
RTR
upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan RTR melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya
upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan:
Ps.12
Ps. 1 angka 11
Ps. 1 angka 15Ps. 1 angka 13
Ps. 1 angka 14
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RENCANA TATA RUANG
Rencana Sistem Pusat Permukiman
Rencana Sistem Jaringan
Prasarana
Peruntukan Kawasan Lindung
Peruntukan Kawasan Budidaya
Sistem Wilayah
Sistem internal Perkotaan
Rencana Pola RuangRencana Struktur Ruang
Sistem Jaringan Transportasi
Sistem Jaringan Energi & Kelistrikan
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem Persampahan &
Sanitasi
Sistem Jaringan SDA, dll.
Kegiatan Pelestarian
Lingkungan Hidup
Kegiatan Sosial
Kegiatan Budaya
Kegiatan Ekonomi
Kegiatan Pertahanan &
Keamanan
Ps. 17 ayat (1)
Ps. 17 ayat (2) Ps. 17 ayat (3)
Ps. 17 ayat (4)
dalam RTRW ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 %dari luas DAS
Ps. 17 ayat (5)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RTRWN
RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)WANUS & HANAS perkembangan permasalahan regional & global, serta hasil pengkajian
implikasi penataan ruang nasional upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan serta stabilitas ekonomi; keselarasan aspirasi pembangunan nasional dan pembangunan daerah daya dukung & daya tampung lingkungan hidup RPJPN RTR kawasan strategis nasional RTRWP dan RTRWK
tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wilayah nasional
rencana struktur ruang wilayah nasional yg meliputi sistem perkotaan nasional yang terkait dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem jaringan prasarana utama
rencana pola ruang wilayah nasional yang meliputi kawasan lindung nasional & kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional
penetapan kawasan strategis nasional arahan pemanfaatan ruang yang berisi
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
jangka waktu
penyusunan RPJPN penyusunan RPJPMN pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
penataan ruang kawasan strategis nasional
penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota
20 tahun
ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara
Peraturan Pemerintah
diatur dengan
Ps.19
Ps. 20 ayat (1)
Ps. 20 ayat (2)Ps. 20 ayat (3)
Ps. 20 ayat (4)
Ps. 20 ayat (5)
Ps. 20 ayat (6)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RTRWP
RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI (RTRWP)
disusun dengan memperhatikan
perkembangan permasalahan nasional & hasil pengkajian implikasi penataan ruang provinsi
upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi
keselarasan aspirasi pembangunan provinsi & pembangunan kabupaten/kota
daya dukung & daya tampung lingkungan hidup RPJPD RTRWP yang berbatasan RTR kawasan strategis provinsi RTRWK
tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi
rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya & sistem jaringan prasarana wilayah provinsi
rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi
penetapan kawasan strategis provinsi arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi
yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi
jangka waktu
penyusunan RPJPD penyusunan RPJMD pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang dalam wilayah provinsi
mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, & keseimbangan perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi
penataan ruang kawasan strategis provinsi
penataan ruang wilayah kabupaten/kota
20 tahun
ditinjau kembali 1 kali dalam 5 tahun
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara dan/atau provinsi
Peraturan Daerah Provinsi
ditetapkan dengan
RTRWN pedoman bidang
penataan ruang RPJPD
Ps. 22 ayat (1)
Ps. 22 ayat (2)
Ps. 23 ayat (1)
Ps. 23 ayat (2)Ps. 23 ayat (3)
Ps. 23 ayat (4)
Ps. 23 ayat (5)
Ps. 23 ayat (6)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RTRW Kab.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN (RTRW Kab.)
disusun dengan memperhatikan
perkembangan permasalahan provinsi & hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten
upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan ekonomi kabupaten;
keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup RPJPD RTRWK yang berbatasan RTR kawasan strategis kabupaten
tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wilayah kabupaten
rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan & sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten
rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung kabupaten & kawasan budi daya kabupaten
penetapan kawasan strategis kabupaten arahan pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif & disinsentif, serta arahan sanksi.
penyusunan RPJPD penyusunan RPJMD pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
ditinjau kembali lebih dari 1 kali dalam 5 tahun, dalam hal:
perubahan kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana alam skala besar; dan/atau
perubahan batas teritorial negara, prov., dan/atau kab.
Peraturan Daerah Kabupaten
Ditetapkan dengan
RTRWN & RTRWP; pedoman & petunjuk
pelaksanaan bidang penataan ruang; dan
RPJPD
Dasar penerbitan perizinan lokasi pembangunan &
administrasi pertanahan
Ps. 25 ayat (1)
Ps. 25 ayat (2)
Ps. 26 ayat (1)
Ps. 26 ayat (2)
Ps. 26 ayat (3)
Ps. 26 ayat (4)
Ps. 26 ayat (5)
Ps. 26 ayat (6)
Ps. 26 ayat (7)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …Lanjutan
RTRW Kota
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA (RTRW Kota)• perkembangan permasalahan provinsi & hasil
pengkajian implikasi penataan ruang kota• upaya pemerataan pembangunan & pertumbuhan
ekonomi kota;• keselarasan aspirasi pembangunan kota• daya dukung & daya tampung lingkungan hidup• RPJPD• RTRWK yang berbatasan• RTR kawasan strategis kota
• tujuan, kebijakan, & strategi penataan ruang wil. kota • rencana struktur ruang wil. kota yg meliputi sistem
perkotaan di wilayahnya yg terkait dgn kws. perdesaan & sistem jaringan prasarana wilayah kota
• rencana pola ruang wil. kota yg meliputi kawasan lindung kota & kawasan budi daya kota
• penetapan kawasan strategis kota• arahan pemanfaatan ruang wil. kota yg berisi indikasi
program utama jangka menengah 5 tahunan• ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wil. kota
yg berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif & disinsentif, serta arahan sanksi
sarana jaringan pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, & ruang evakuasi bencana, yg dibutuhkan utk menjalankan fungsi wil. kota sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah
• penyusunan RPJPD• penyusunan RPJMD• pemanfaatan ruang &
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten
kemudahan prosedur perizinanpemberian penghargaan kepada masyarakat,
swasta dan/atau pemerintah daerah
Subsidi
Dukungan Perwujudan RTR
Pemerintah(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang)
Pemerintah Daerah(dirugikan akibat penyelenggaraan penataan ruang)
Pemerintah Daerah 1(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang)
Pemerintah Daerah 2(mendapat manfaat dari penyelenggaraan penataan ruang)
kompensasi
Dukungan Perwujudan RTR
Pemerintah & Pemerintah Daerah Swasta / MasyarakatDispensasi
Dukungan Perwujudan RTR
pengenaan pajak yang tinggi yg disesuaikan dengan besarnya biaya yg dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat
pemanfaatan ruangpembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti
diberikan oleh:Ps. 38 ayat (5)
Ps. 38 ayat (3)Ps. 38 ayat (2)
Ps. 38 ayat (1)
kepada:
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VI. …LanjutanPENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN
KAWASAN PERKOTAAN: KAWASAN METROPOLITAN:adalah wilayah yg mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dgn susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan & distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, & kegiatan ekonomi
adalah kawasan perkotaan yg terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yg berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dgn kawasan perkotaan di sekitarnya yg saling memiliki keterkaitan fungsional yg dihubungkan dgn sistem jaringan prasarana wilayah yg terintegrasi dgn jumlah penduduk secara keseluruhan sekurang-kurangnya 1 juta jiwa
Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan pada: kawasan perkotaan yang merupakan
bagian wilayah kabupaten kawasan yang secara fungsional berciri
perkotaan yang mencakup 2 atau lebihwilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi
Menurut besarannya dapat berbentuk:kawasan perkotaan kecilkawasan perkotaan
RTR kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten
RTR kawasan perkotaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten/kota pada 1 atau lebih wilayah provinsi merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yg bersifat lintas wilayah
RTR kawasan metropolitan merupakan alat koordinasi pelaksanaan pembangunan lintas wilayah
Penataan ruang kawasan perkotaan yg mencakup 2/ lebih wilayah kabupaten/kota dilaksanakan melalui kerja sama antardaerah
Ps. 1 angka 25 Ps. 1 angka 26
Ps. 41 ayat (1)
Ps. 42 ayat (1)
Ps. 41 ayat (2)
Ps. 43 ayat (1)
Ps. 44 ayat (1)
Ps. 47 ayat (1)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
KONSEP KAWASAN METROPOLITAN
KELURAHAN
KEC
AM
ATA
N
KOTA BESAR/ METROPOLITAN/MEGAPOLITAN
UN
IVER
SITA
S
TAMANTAMAN KECAMATAN
TK
RUMAH
SDTAMAN KELURAHAN
KIOS
Pertokoan
STRUKTUR RUANG PERKOTAAN
BHK_DJPR_Dep. PU
Kota Inti
Daerah Pinggiran
Kota Inti
Daerah Suburban
Kota Satelit
Daerah Pinggiran
Ruang Terbuka
hijau
Kota Inti
Daerah Suburban
Kota Satelit
BAB VI. …Lanjutan
BHK-DJPR/Presentasi/DR
Penataan ruang kawasan perdesaan diarahkan untuk: pemberdayaan masyarakat perdesaan; pertahanan kualitas lingkungan setempat & wilayah yg
didukungnya konservasi sumber daya alam pelestarian warisan budaya lokal pertahanan kawasan lahan abadi pertanian pangan
untuk ketahanan pangan penjagaan keseimbangan pembangunan perdesaan-
perkotaan
BAB VI. …LanjutanPENATAAN RUANG KAWASAN PERDESAAN
KAWASAN PERDESAAN: KAWASAN AGROPOLITAN:adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi
adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis
Penataan ruang kawasan perdesaan diselenggarakan pada: kawasan perdesaan yang merupakan bagian
wilayah kabupaten kawasan yang secara fungsional berciri
perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten pada satu atau lebih wilayah provinsi
dapat berbentuk kawasan agropolitan
RTR kawasan perdesaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten
RTR kawasan perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas wilayah
RTR kawasan agropolitan merupakan rencana rinci tata ruang 1 atau beberapa wilayah kabupaten
Penataan ruang kawasan perdesaan yang mencakup 2 atau lebih wilayah kabupaten dilaksanakan melalui kerja sama antardaerah
Ps. 1 angka 23 Ps. 1 angka 24
Ps. 49
Ps. 49 ayat (2)
Ps. 51 ayat (1)
Ps. 54 ayat (1)
Ps. 48 ayat (3)
Ps. 48 ayat (4)
Ps. 48 ayat (1)
Pelindungan thd kawasan lahan abadi pertanian pangan
diatur dgn UU Ps. 48 ayat (2)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VII. PENGAWASAN PENATAAN RUANG
PENGAWASAN PENATAAN RUANG
Kinerja PengaturanPenataan
Ruang
dilakukan terhadap
Pemantauan Evaluasi
Pelaporan
terdiri atas
dilaksanakan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah Masyarakat
melibatkan
menyampaikan laporan dan/atau pengaduan kepada Pemerintah
dan pemerintah daerah
dilakukan dengan
dilakukan dengan
mengamati & memeriksa kesesuaian antara penyelenggaraan
penataan ruang dgn ketentuan peraturan
per-UU-an
terbukti terjadi penyimpangan administratif
Menteri, Gubernur, & Bupati/Walikota mengambil
langkah penyelesaian sesuai dengan kewenangannya
Gubernur mengambil langkah penyelesaian yang tidak
dilaksanakan Bupati/Walikota
dalam hal Bupati/Walikota tidak melaksanakan
langkah penyelesaian
Menteri mengambil langkah penyelesaian yang tidak dilaksanakan Gubernur
dalam hal Gubernur tidak melaksanakan langkah
penyelesaian
Kinerja pembinaanPenataan
Ruang
Kinerja Pelaksanaan
Penataan Ruang
kinerja fungsi dan manfaat
penyelenggaraan penataan ruang
kinerja pemenuhan standar pelayanan
minimal bidang penataan ruang
Ps. 55 ayat (1)
Ps. 55 ayat (2)
Ps. 55 ayat (3)
Ps. 55 ayat (4)
Ps. 55 ayat (5)
Ps. 56 ayat (1)
Ps. 56 ayat (2)Ps. 56 ayat (3) Ps. 56 ayat (4)
Ps. 58 ayat (1)
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB VIII. HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT
H A K KEWAJIBAN
a. mengetahui RTRb. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai
akibat penataan ruangc. memperoleh penggantian yg layak atas
kerugian yg timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yg sesuai dgn RTR
d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan di wilayahnya yg tidak sesuai dengan RTR di wilayahnya
e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yg tidak sesuai dengan RTR kepada pejabat berwenang
f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yg tidak sesuai dgn RTR menimbulkan kerugian.
a. menaati RTR yg telah ditetapkan;
b. mematuhi larangan: memanfaatkan ruang tanpa
izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang
melanggar kekentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang
menghalangi akses terhadap sumber air, pesisir pantai, serta kawasan-kawasan yg dinyatakan oleh peraturan per-UU-ansebagai milik umum
PERAN
a. partisipasi dalam penyusunan RTR
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
setiap orang yang melanggar peringatan tertulis
penghentian sementara kegiatan penghentian sementara pelayanan umum penutupan lokasi pencabutan izin pembatalan izin pembongkaran bangunan pemulihan fungsi ruang; dan/atau denda administratif
Sanksi Administratif
Ps. 60 Ps. 61 Ps. 65 ayat (2)
Ps. 62
Ps. 63
BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB X. PENYIDIKAN
Selain pejabat penyidik kepolisian negara Republik Indonesia, PNStertentu dapat diberi wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidanabidang penataan ruang
Wewenang PPNS dalam tindak pidana bidang penataan ruang:Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan yangberkenaan dengan tindak pidana
Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukantindak pidana
Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang sehubungan denganperistiwa tindak pidana
Melakukan pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang berkenaandengan tindak pidana
Melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapatbahan bukti dan dokumen lain serta melakukan penyitaan danpenyegelan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapatdijadikan bukti
Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugaspenyidikan
Ps. 68 ayat (1)
Ps. 68 ayat (2) 43BHK-DJPR/Presentasi/DR
BAB XI. KETENTUAN PIDANAPidana Pidana Pokok:
penjara; denda;
Pidana Tambahan: Pemberhentian secara tidak hormat dari jabatannya Pencabutan izin usaha Pencabutan status badan hukum
Peraturan PemerintahPeraturan Pemerintah Diselesaikan paling lambat 2 tahun Diselesaikan paling lambat 2 tahun terhitung sejak UU diberlakukanterhitung sejak UU diberlakukan
Peraturan PresidenPeraturan Presiden Diselesaikan paling lambat 5 tahun Diselesaikan paling lambat 5 tahun terhitung sejak UU diberlakukan terhitung sejak UU diberlakukan
Peraturan MenteriPeraturan Menteri Diselesaikan paling lambat 3 tahun Diselesaikan paling lambat 3 tahun terhitung sejak UU diberlakukanterhitung sejak UU diberlakukan
Peraturan Pemerintah tentang Rencana Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah NasionalTata Ruang Wilayah Nasional
Disesuaikan paling lambat 1 tahun 6 Disesuaikan paling lambat 1 tahun 6 bulan terhitung sejak UU diberlakukanbulan terhitung sejak UU diberlakukan
Perda Provinsi tentang Rencana Tata Perda Provinsi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ProvinsiRuang Wilayah Provinsi
Disusun atau disesuaikan paling lambat Disusun atau disesuaikan paling lambat 2 tahun terhitung sejak UU 2 tahun terhitung sejak UU diberlakukandiberlakukan
Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Perda Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/KotaTata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Disusun atau disesuaikan paling lambat Disusun atau disesuaikan paling lambat 3 tahun terhitung sejak UU 3 tahun terhitung sejak UU diberlakukandiberlakukan
Ps. 78 ayat (1)
Ps. 78 ayat (2)
Ps. 78 ayat (3)
Ps. 78 ayat (4) a
Ps. 78 ayat (4) b
Ps. 78 ayat (4) c
46BHK-DJPR/Presentasi/DR
PERPRES No. 54 TAHUN 2008
TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
2
Tujuan penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur adalah untuk:
a. keterpaduan penyelenggaraan penataan ruang antar Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan dengan memperhatikan keseimbangan kesejahteraan dan ketahanan;
b. mewujudkan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan, untuk menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, serta penanggulangan banjir;
c. mengembangkan perekonomian wilayah yang produktif, efektif dan efisien berdasarkan karakteristik wilayah, bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan dan pembangunan yang berkelanjutan.
TUJUAN PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
1. sinkronisasi pemanfaatan kawasan lindung dan budi daya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup penduduk;
2. sinkronisasi pengembangan prasarana dan sarana wilayah secara terpadu;3. kesepakatan antar daerah untuk mengembangkan sektorsektor prioritas dan kawasan-
kawasan prioritas menurut tingkat kepentingan bersama;
Sasaran penyelenggaraan penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur adalah:
a. terwujudnya kerjasama penataan ruang antar pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota dalam Kawasan Jabodetabekpunjur yaitu:
SASARAN PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
b. terwujudnya peningkatan fungsi lindung terhadap tanah, air, udara, flora, dan fauna dengan ketentuan:1. tingkat erosi yang tidak mengganggu;2. tingkat peresapan air hujan dan tingkat pengaliran air permukaan yang menjamin
tercegahnya bencana banjir dan ketersediaan air sepanjang tahun bagi kepentingan umum;
3. kualitas air yang menjamin kesehatan lingkungan;4. situ yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air, sumber air baku, dan sistem
Irigasi;5. pelestarian flora dan fauna yang menjamin pengawetan keanekaragaman jenis
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;6. tingkat perubahan suhu dan kualitas udara tetap menjamin kenyamanan kehidupan
lingkungan;
1. kegiatan budi daya yang tidak melampaui daya dukung dan ketersediaan sumber daya alam dan energi;
2. kegiatan usaha pertanian berskala besar dan kecil menerapkan teknologi pertanian yang memperhatikan konservasi air dan tanah;
3. daya tampung bagi penduduk yang selaras dengan kemampuan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan yang bersih dan sehat serta dapat mewujudkan jasa pelayanan yang optimal;
4. pengembangan kegiatan industri yang menunjang pengembangan kegiatan ekonomi lainnya;
5. kegiatan pariwisata yang tetap menjamin kenyamanan dan keamanan masyarakat, serasi dengan lingkungan, serta membuka kesempatan kerja dan berusaha yang optimal bagi penduduk setempat dalam kegiatan pariwisata,
6. sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk;7. tingkat gangguan pencemaran lingkungan yang serendahrendahnya dari kegiatan
transportasi, industri dan permukiman melalui penerapan baku mutu lingkungan hidup;
c. tercapainya optimalisasi fungsi budi daya dengan ketentuan:
d. tercapainya keseimbangan antara fungsi lindung dan fungsi budi daya.
SASARAN PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
Penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur memiliki peran sebagai acuan bagi penyelenggaraan pembangunan yang berkaitan dengan upaya konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, penanggulangan banjir, dan pengembangan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.
Fungsi penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur adalah menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan yang terlibat langsung ataupun tidak langsung di dalam penyelenggaraan penataan ruang secara terpadu di Kawasan Jabodetabekpunjur, melalui kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
PERAN DAN FUNGSI RTR KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
1. Kawasan Jabodetabekpunjur meliputi seluruh wilayah DKI Jakarta, sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat, dan sebagian wilayah Provinsi Banten.
2. Sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat mencakup seluruh wilayah Kabupaten Bekasi, seluruh Kota Bekasi, seluruh wilayah Kota Depok, seluruh wilayah Kabupaten Bogor, seluruh wilayah Kota Bogor, dan sebagian wilayah Kabupaten Cianjur yang meliputi Kecamatan Cugenang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi, dan Kecamatan Cipanas.
3. Sebagian wilayah Provinsi Banten mencakup seluruh wilayah Kabupaten Tangerang dan seluruh wilayah Kota Tangerang.
CAKUPAN KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
Strategi Penataan Ruanga. mendorong terselenggaranya pengembangan kawasan yang berdasar atas
keterpaduan antar daerah provinsi, kabupaten, dan kota sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan;
b. mendorong terselenggaranya pembangunan kawasan yang dapat menjamin tetap berlangsungnya konservasi air dan tanah, menjamin tersedianya air tanah dan air permukaan, serta penanggulangan banjir, dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan dalam pengelolaan kawasan;
c. mendorong pengembangan perekonomian wilayah yang produktif, efektif, dan efisien berdasarkan karakteristik wilayah, bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PR KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
Kebijakan Penataan RuangKebijakan penataan ruang Kawasan Jabodetabekpunjur adalah mewujudkan keterpaduan penyelenggaran penataan ruang kawasan dalam rangka keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan hidup.
Arahan Pengembangan Sistem Pusat Permukiman
1. Pengembangan sistem pusat permukiman diarahkan pada terbentuknya fungsi dan hierarki pusat permukiman sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
2. Pengembangan sistem pusat permukiman meliputi upaya untuk mendorong pengembangan Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan Jakarta, dengan kota inti adalah Jakarta dan kota satelit adalah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan kota lainnya.
3. Dalam arahan struktur ruang dikembangkan jalan lingkar luar kedua (Jakarta Outer Ring Road 2) dan jalan radialnya sebagai pembentuk struktur ruang Jabodetabekpunjur dan untuk memberikan pelayanan pengembangan sub pusat perkotaan antara lain Serpong/Kota Mandiri Bumi Serpong Damai, Cinere, Cimanggis, Cileungsi, Setu, dan Tambun/Cikarang.
ARAHAN SISTEM PUSAT PERMUKIMAN KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
Kota Inti
Kota satelitSub pusat perkotaan
Struktur ruang merupakan Struktur ruang merupakan rencana pengembangan rencana pengembangan susunan susunan pusatpusat--pusat pusat permukimanpermukiman dan dan sistem sistem prasarana dan saranaprasarana dan sarana yang yang berfungsi sebagai pendukung berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan hierarkis memiliki hubungan fungsional. fungsional.
Sistem Sistem jaringan prasaranajaringan prasaranameliputi meliputi sistem transportasi sistem transportasi darat, darat, laut dan udara, sistem laut dan udara, sistem penyediaan air baku, penyediaan air baku, pengelolaan air limbah, pengelolaan air limbah, pengelolaan limbah bahan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, berbahaya dan beracun, drainase dan pengendalian drainase dan pengendalian banjir, banjir, persampahan, persampahan, jaringan jaringan tenaga listrik dan tenaga listrik dan telekomunikasi.telekomunikasi.
Konsep pemanfaatan ruang di Konsep pemanfaatan ruang di Kawasan Jabodetabekpunjur Kawasan Jabodetabekpunjur dilaksanakan dengan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan menggunakan pendekatan EcoEco--regionregion berupa pengaturan berupa pengaturan intensitas pengembangan intensitas pengembangan berdasarkan fungsi ekologis berdasarkan fungsi ekologis kawasan (hulu, tengah, hilir). kawasan (hulu, tengah, hilir).
Berdasarkan konsep ini Berdasarkan konsep ini Kawasan Jabodetabekpunjur Kawasan Jabodetabekpunjur dibagi menjadi kawasan lindung dibagi menjadi kawasan lindung (2 gradasi) dan kawasan (2 gradasi) dan kawasan budidaya (budidaya dan budidaya (budidaya dan penyangga)penyangga)
Kaw. Bopunjur (Bogor, Puncak, Cianjur)
Kaw. Penyangga DKI (Depok, Bekasi, Tangerang, dll)
DKI Jakarta
Pola ruang rencana distribusi peruntukan ruang yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
–– Mencegah abrasi, erosi, Mencegah abrasi, erosi, amblasan, bencana banjir, dan amblasan, bencana banjir, dan sedimentasisedimentasi
–– Menjaga fungsi hidrologi tanah Menjaga fungsi hidrologi tanah untuk menjamin ketersediaan untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaanair permukaan
–– Mencegah atau mengurangi Mencegah atau mengurangi dampak akibat bencana alam dampak akibat bencana alam geologigeologi
DiarahkanDiarahkan untukuntuk ::–– Konservasi budaya dan Konservasi budaya dan
perlindungan keanekaragaman perlindungan keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam keunikan alam
–– Pengembangan kegiatan Pengembangan kegiatan pendidikan dan penelitian, pendidikan dan penelitian, rekreasi dan pariwisata ekologisrekreasi dan pariwisata ekologis
Zona P2Zona P2 zona perairan pantai yang berhadapan dengan zona N1 sehingga zona perairan pantai yang berhadapan dengan zona N1 sehingga diarahkan untuk menjaga zona N1 dari tekanan dan gangguan luar/dalam zona, diarahkan untuk menjaga zona N1 dari tekanan dan gangguan luar/dalam zona, mencegah abrasi, intrusi air laut, pencemaran, dan kerusakan ekosistem laut, serta mencegah abrasi, intrusi air laut, pencemaran, dan kerusakan ekosistem laut, serta mempunyai potensi untuk reklamasi.mempunyai potensi untuk reklamasi.Ketentuan :Ketentuan :••KZB maks. 40% dan/atau konstruksi bangunan secara bertahap KZB maks. 40% dan/atau konstruksi bangunan secara bertahap ••berjarak sekurangnya 200 meter dari titik surut terendah berjarak sekurangnya 200 meter dari titik surut terendah ••Kedalaman laut di lokasi pulau hasil reklamasi minimal 8 meterKedalaman laut di lokasi pulau hasil reklamasi minimal 8 meter••Mempertimbangkan karakteristik lingkungan Mempertimbangkan karakteristik lingkungan
Zona P3Zona P3 perairan pantai yang perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B1 pantai, berhadapan dengan Zona B1 pantai, sehingga diarahkan untuk menjaga sehingga diarahkan untuk menjaga fungsi Zona B1 dengan tidak fungsi Zona B1 dengan tidak mengganggu fungsi pembangkit tenaga mengganggu fungsi pembangkit tenaga listrik, muara sungai, dan jalur lalu lintas listrik, muara sungai, dan jalur lalu lintas laut dan pelayaran, tidak menyebabkan laut dan pelayaran, tidak menyebabkan abrasi pantai, dan mempunyai potensi abrasi pantai, dan mempunyai potensi untuk reklamasi. untuk reklamasi.
Ketentuan :Ketentuan :•• Reklamasi secara bertahap Reklamasi secara bertahap •• berjarak sekurangnya 300 meter dari titik surut berjarak sekurangnya 300 meter dari titik surut
terendah terendah •• Kedalaman laut di lokasi pulau hasil reklamasi Kedalaman laut di lokasi pulau hasil reklamasi
jalur lalu lintas laut dan pelayaran, serta jalur lalu lintas laut dan pelayaran, serta pelabuhan pelabuhan
Zona P4Zona P4 zona perairan pantai yang zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B2 pantai, berhadapan dengan Zona B2 pantai, dan diarahkan untuk menjaga fungsi dan diarahkan untuk menjaga fungsi Zona B2 dengan tidak mengganggu Zona B2 dengan tidak mengganggu muara sungai, jalur lalu lintas laut dan muara sungai, jalur lalu lintas laut dan pelayaran, usaha perikanan rakyat; tidak pelayaran, usaha perikanan rakyat; tidak menyebabkan abrasi pantaimenyebabkan abrasi pantai
Mempunyai potensi untuk reklamasi dengan Mempunyai potensi untuk reklamasi dengan ketentuan:ketentuan:
––Reklamasi secara bertahap Reklamasi secara bertahap ––berjarak sekurangnya 200 meter dari titik surut berjarak sekurangnya 200 meter dari titik surut terendah terendah ––Kedalaman laut di lokasi pulau hasil reklamasi Kedalaman laut di lokasi pulau hasil reklamasi minimal 8 meterminimal 8 meter––Mempertimbangkan karakteristik lingkungan Mempertimbangkan karakteristik lingkungan
Zona P5Zona P5 zona perairan pantai yang zona perairan pantai yang berhadapan dengan Zona B6/B7, dan berhadapan dengan Zona B6/B7, dan diarahkan untuk menjaga fungsi Zona diarahkan untuk menjaga fungsi Zona B6 dan/atau B7 dengan tidak B6 dan/atau B7 dengan tidak mengganggu muara sungai, jalur lalu mengganggu muara sungai, jalur lalu lintas laut dan pelayaran, usaha lintas laut dan pelayaran, usaha perikanan rakyat; tidak menyebabkan perikanan rakyat; tidak menyebabkan abrasi pantaiabrasi pantai
Mempunyai potensi untuk reklamasi dengan Mempunyai potensi untuk reklamasi dengan ketentuan:ketentuan:
––Reklamasi secara bertahap dengan KZB maks. 45%Reklamasi secara bertahap dengan KZB maks. 45%––berjarak sekurangnya 200 meter dari titik surut terendah berjarak sekurangnya 200 meter dari titik surut terendah ––Kedalaman laut di lokasi pulau hasil reklamasi minimal 8 Kedalaman laut di lokasi pulau hasil reklamasi minimal 8 metermeter––Mempertimbangkan karakteristik lingkungan Mempertimbangkan karakteristik lingkungan
Di Zona B1 dan B2 dilarang:a. membangun industri yang mencemarkan lingkungan dan banyak
menggunakan air bawah tanah;b. menambah dan/atau memperluas industri di Kecamatan Cimanggis,
Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Gunung Putri.
Di Zona B3, B4, dan B5 dilarang melakukan pembangunan yang:a. mengurangi areal produktif pertanian dan wisata alam;b. mengurangi daya resap air;c. mengubah bentang alam.
PENGELOLAAN KAWASAN BUDIDAYA KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
Di Zona B6 dan B7 dilarang melakukan pembangunan yang dapat mengganggu atau merusak fungsi lingkungan hidup, perumahan dan permukiman, pariwisata, bangunan gedung, sumber daya air, konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Kegiatan pembangunan yang diperkenankan di Zona B6 dan B7dilakukan berdasarkan hasil kajian mendalam dan komprehensif dansetelah mendapat rekomendasi dari ketua badan yang tugasnyamengkoordinasikan penataan ruang nasional.
PENGELOLAAN KAWASAN BUDIDAYA KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
Dalam perencanaan kawasan budi daya ditetapkan kawasan budi daya prioritas dengan kriteria sebagai berikut:
PENGELOLAAN KAWASAN BUDIDAYA KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
a. memiliki aksesibilitas tinggi yang didukung oleh prasarana transportasi yang memadai;
b. memiliki potensi strategis yang memberikan keuntungan dalam pengembangan sosial-ekonomi;
c. berdampak luas terhadap pengembangan regional, nasional dan internasional;
d. memiliki peluang investasi yang menghasilkan nilai tinggi.
Kawasan budi daya prioritas meliputi:a. kawasan perbatasan antar daerahb. kawasan pertanian beririgasi teknis;c. daerah aliran sungai yang kritis;d. kawasan pusat kegiatan ekonomi (perdagangan dan industri);e. kawasan sekitar bandar udara;f. kawasan sekitar pelabuhan laut.
PENGELOLAAN KAWASAN BUDIDAYA KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
Penetapan lokasi kawasan budi daya prioritas yang mencakup 2 (dua) atau lebih daerah ditetapkan dengan keputusan bersama antar daerah.
ARAHAN PENGEMBANGAN KOTA TANGERANG
BERDASARKAN PERPRES No. 54 TAHUN 2008
TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JABODETABEKPUNJUR
3
Kota Tangerang dikembangkan sebagai upaya untuk mendorong pengembangan Kota Tangerang dikembangkan sebagai upaya untuk mendorong pengembangan Pusat Kegiatan NasionalPusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan Jakarta, dengan kota inti adalah Kawasan Perkotaan Jakarta, dengan kota inti adalah Jakarta dan kota satelit adalah Bogor, Depok, Jakarta dan kota satelit adalah Bogor, Depok, TangerangTangerang, Bekasi, dan kota , Bekasi, dan kota lainnya lainnya
•• Peningkatan pemanfaatan jaringan jalur kereta api pada ruasPeningkatan pemanfaatan jaringan jalur kereta api pada ruas--ruas tertentu ruas tertentu sebagai prasarana pergerakan komuter dari wilayah Bogor, Tangerang, Bekasi, sebagai prasarana pergerakan komuter dari wilayah Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok ke Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sebaliknya; dan Depok ke Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sebaliknya;
•• Pengembangan jalan yang menghubungkan antar wilayah dan antar pusatPengembangan jalan yang menghubungkan antar wilayah dan antar pusat--pusat pusat permukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dan simpulpermukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dan simpul--simpul simpul transportasi serta pengembangan jalan penghubung antara jalan selain jalan tol; transportasi serta pengembangan jalan penghubung antara jalan selain jalan tol;
•• Pengembangan sistem jaringan transportasi masal yang menghubungkan Pengembangan sistem jaringan transportasi masal yang menghubungkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan pusatDaerah Khusus Ibukota Jakarta dengan pusat--pusat di sekitarnya;pusat di sekitarnya;
•• Penentuan lokasi tempat pembuangan akhir di Kawasan Jabodetabekpunjur Penentuan lokasi tempat pembuangan akhir di Kawasan Jabodetabekpunjur dengan memperhatikan daya tampung dan volume sampah domestik dan non dengan memperhatikan daya tampung dan volume sampah domestik dan non domestik dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, dan Cianjur, serta domestik dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, dan Cianjur, serta berada pada jarak aman yang tidak mencemari lingkungan di sekitarnya.berada pada jarak aman yang tidak mencemari lingkungan di sekitarnya.
2. Arahan Pengembangan Kota Tangerang … (2)2. Arahan Pengembangan Kota Tangerang … (2)
Kota Tangerang terbagiKota Tangerang terbagimenjadi 2 zona, yaitu:menjadi 2 zona, yaitu:••Zona Budidaya B1, meliputi Zona Budidaya B1, meliputi Kecamatan Jatiuwung, Kecamatan Jatiuwung, Tangerang, Batuceper, Tangerang, Batuceper, Cipondoh, Ciledug dan sebagian Cipondoh, Ciledug dan sebagian BendaBenda••Zona Budidaya B2, meliputi Zona Budidaya B2, meliputi sebagian Kecamatan Benda yang sebagian Kecamatan Benda yang merupakan Bandara merupakan Bandara Internasional SoekarnoInternasional Soekarno--Hatta.Hatta.
Untuk meningkatkan aksesibilitas antara Kota Inti dan kota satelit Tangerang dan Untuk meningkatkan aksesibilitas antara Kota Inti dan kota satelit Tangerang dan antar kota satelit, direncanakan pengembangan jaringan transportasi sebagai antar kota satelit, direncanakan pengembangan jaringan transportasi sebagai berikut:berikut:
•• Rencana Jalan Tol Rencana Jalan Tol dari dan ke Kabupaten Tangerang (Pakuhajidari dan ke Kabupaten Tangerang (Pakuhaji--Serpong) Serpong) dan Tol Bandara (Soedyatmo), yang melalui Kecamatan Benda, Tangerang dan dan Tol Bandara (Soedyatmo), yang melalui Kecamatan Benda, Tangerang dan Batuceper (Kota Tangerang). Batuceper (Kota Tangerang). •• Rencana Jalan Arteri:Rencana Jalan Arteri:
•• KalideresKalideres--BatuceperBatuceper--Tangerang Tangerang •• BatuceperBatuceper--CipondohCipondoh--Ciledug Ciledug •• CurugCurug--CipondohCipondoh--DKI Jakarta (Jakarta Barat)DKI Jakarta (Jakarta Barat)
•• Rencana Jalur Angkutan MasalRencana Jalur Angkutan Masal•• DKIDKI--Jakarta (Kalideres)Jakarta (Kalideres)--BatuceperBatuceper--TangerangTangerang•• CipondohCipondoh--CiledugCiledug•• CiledugCiledug--DKI Jakarta (Blok M)DKI Jakarta (Blok M)