Top Banner
KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA RAKSA Tesis Di susun oleh: Rittah Riani Romdin (NIM: 21170181000002) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
122

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Nov 01, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER

SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02

KECAMATAN TIGA RAKSA

Tesis

Di susun oleh:

Rittah Riani Romdin (NIM: 21170181000002)

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA
Page 3: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA
Page 4: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA
Page 5: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

iii

ABSTRAK

Rittah Riani Romdin (NIM: 21170181000002). Magister Manajemen

Pendidikan Islam. Kesejahteraan Subjektif Guru Honorer Sekolah Dasar

Negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan subjektif pada guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Penelitian ini

dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten

Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode dekskiptif kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, kuesioner, dan

analisa dokumen. Teknik analisis data berupa reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan. Adapun triangulasi yang digunakan berupa sumber dan

metode.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kesejahteraan subjektif pada guru honorer

sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa cukup tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari kategori kepuasan hidup guru honorer yaitu cukup puas dengan nilai

rata-rata 180.6. Adapun faktor optimis dalam kesejahteraan subjektif guru honorer

ada dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata 222.6.

Kata Kunci: Kesejahteraan Subjektif, Guru Honorer Sekolah Dasar

Page 6: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

iv

ABSTRACT

Rittah Riani Romdin (NIM: 21170181000002). Magister Manajemen

Pendidikan Islam. The Subjective Well-Being of Honorary Teachers of State

Primary Schools in Cluster 02 of Tigaraksa District.

This study aims to determine the subjective well-being of honorary teachers of

state primary schools in cluster 02 of Tigaraksa District. This research was

conducted in the Cluster 02 Public Elementary School Tigaraksa District,

Tangerang Regency. This study using qualitative descriptive method. Data

collection is done by interviews, observations, questionnaires, and document

analysis. Data analysis techniques such as data reduction, data presentation, and

drawing conclusions. The triangulation used is in the form of sources and methods.

The results showed that the subjective well-being of state primary school

honorary teachers in cluster 02 of Tigaraksa District was quite high. This can be

seen from the category of honorary teacher life satisfaction that is quite satisfied

with an average value of 180.6. The optimistic factor in the subjective well-being

of honorary teacher is in the high category with an average value of 222.6.

Keywords: Subjective Well-Being, Honorary Teacher of Primary School

Page 7: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

telah mencurahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini. Shalawat beserta salam tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, uswah hasanah yang menjadi junjungan bagi seluruh alam.

Penulis sadar bahwa dalam proses penyelesaian tesis ini banyak pihak yang

telah memberikan bimbingan serta bantuan baik materil dan moral kepada

penulis. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A. dan

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegurun (FITK) Dr. Hj. Sururin, M.Ag.

serta seluruh jajaran civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Jejen Musfah, M.Pd. Ketua Jurusan Magister Manajemen Pendidikan

Islam yang selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan tesis.

3. Dr. H. Nurochim, M.M. selaku Dosen Pembimbing dalam penulisan tesis,

beliau telah meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikirannya dalam

membantu, membimbing dan mendukung penulis sehingga terselesaikan

tesis ini dengan baik.

4. Ibu Pengawas Sekolah Dasar Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa, Kepala

Sekolah dan Guru-guru di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa karena telah

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah

masing-masing, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan baik.

5. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda dan Ibunda tersayang, berkat doa dan

support beliau, penulis dapat bertahan sampai saat ini, dan dapat

menyelesaikan tesis ini dengan baik.

6. Suami dan anak tercinta yang selalu memotivasi untuk segera

menyelesaikan penelitian agar segera pula menjadi orang yang sukses serta

bermanfaat untuk orang lain.

7. Teman-teman dekat dan teman seperjuangan Magister Manajemen

Pendidikan Islam Kelas A angkatan 2017, yang selalu bersedia berbagi ilmu

dan pengalaman, selalu memberi motivasi dan support tiada henti. Semoga

ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Akhirnya penulis berdoa kepada Allah SWT mudah-mudahan mereka yang

turut membantu study penulis dan kelancaran penelitian ini, baik yang disebut

maupun yang tidak disebut namanya dalam kata pengantar ini, semoga Allah

membalasnya dan diberikan keberkahan dalam kehidupanya. Aamiin.

Tangerang, Januari 2020

Rittah Riani Romdin

Page 8: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

vi

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... i

SURAT PERNYATAAN .................................................................................. ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

ABSTRACT ....................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ....................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6

C. Pembatasan masalah ....................................................................... 6

D. Rumusan Permasalahan ............................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI ............ .................................................................. 8

A. Kesejahteraan Subjektif ................................................................ 8

1. Pengertian Kesejahteraan Subjektif .......................................... 8

2. Aspek- Aspek Kesejahteraan Subjektif..................................... 11

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Subjektif .............. 12

B. Guru Honorer Sekolah Dasar ........................................................ 14

1. Pengertian Guru Honorer ......................................................... 14

2. Peran Guru .................................................................. 16

3. Hak dan Kewajiban Guru ......................................................... 18

C. Kerangka Berpikir .................................................................. 20

D. Penelitian Terdahulu .................................................................. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 24

B. Metode Penelitian ......................................................................... 24

C. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 25

E. Teknik Analisis Data .................................................................... 27

Page 9: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

vii

F. Keabsahan Data ............................................................................ 28

G. Kisi-Kisi Instrumen ...................................................................... 29

1. Kisi-kisi Studi Dokumen ........................................................... 29

2. Kisi-kisi Observasi .................................................................... 29

3. Kisi-kisi Wawancara ................................................................. 29

4. Kisi-kisi Angket ........................................................................ 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 33

A. Gambaran Objek Penelitian .......................................................... 33

1. Profil SDN di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa ...................... 34

2. Profil Guru Honorer di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa ........ 38

B. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian ......................................... 42

1. Kondisi Guru Honorer SDN di Gugus 02 Kec.Tigaraksa ....... 42

2. Kesejahteraan Subjektif Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri

Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa ............................................ 51

a. Kepuasan Hidup Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri ....... 51

3. Faktor Optimis Kesejahteraan Subjektif ................................. 59

C. Pembahasan .................................................................................. 68

BAB V PENUTUP ............ ...................................................................................... 71

A. Kesimpulan ................................................................................... 71

B. Saran ..... ...................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA........ ………………………. ................................................. 72

LAMPIRAN

Page 10: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 24

Tabel 3.2 Kisi-kisi Studi Dokumen ................................................................... 29

Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi ............................................................................ 29

Tabel 3.4 Kisi-kisi Wawancara ......................................................................... 30

Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket ................................................................................ 32

Tabel 4.1 Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02 Kec.Tigaraksa ......... 39

Tabel 4.2 Nilai Rentang Skala Kepuasan Hidup................................................ 53

Tabel 4.3 Nilai Rentang Skala Optimis ............................................................. 62

Page 11: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Sekolah Dasar Negeri di Gugus 02 Kec.Tigaraksa ....................... 37

Gambar 4.2 Kegiatan Guru Honorer di Sekolah ............................................... 50

Diagram 4.1 Guru di Gugus 02 Berdasarkan Status Kepegawaian .................... 38

Diagram 4.2 Guru Honorer Berdasarkan Jenis Kelamin.................................... 41

Diagram 4.3 Guru Honorer Berdasarkan Masa Kerja ....................................... 41

Diagram 4.4 Guru Honorer Berdasarkan Penghasilan Perbulan ........................ 47

Diagram 4.5 Skala Kepuasan Hidup Item 1....................................................... 54

Diagram 4.6 Skala Kepuasan Hidup Item 2....................................................... 55

Diagram 4.7 Skala Kepuasan Hidup Item 3....................................................... 56

Diagram 4.8 Skala Kepuasan Hidup Item 4....................................................... 57

Diagram 4.9 Skala Kepuasan Hidup Item 5....................................................... 58

Diagram 4.10 Skala Optimisme Item 1 ............................................................. 62

Diagram 4.11 Skala Optimisme Item 2 ............................................................. 63

Diagram 4.12 Skala Optimisme Item 3 ............................................................. 64

Diagram 4.13 Skala Optimisme Item 4 ............................................................. 65

Diagram 4.14 Skala Optimisme Item 5 ............................................................. 66

Diagram 4.15 Skala Optimisme Item 6 ............................................................. 67

Page 12: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Padanan Aksara

Bahasa Arab Bahasa Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts Te dan Es ث

J Je ج

H Ha dengan garis bawah ح

Kh Ka dan ha خ

D De د

Dz De dan Zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy Es dan Ye ش

S Es dengan garis bawah ص

D De dengan garis bawah ض

T Te dengan garis bawah ط

Z Zet dengan garis bawah ظ

Koma terbalik di atas „ ع

Gh Ge dan Ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

L El ل

M Em م

N En ن

W We و

H Ha ه

A Apostrof ء

Y Ye ي

Page 13: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

xi

B. Vokal

C. Vokal Panjang

D. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan arab dilambangkan dengan huruf ال,

dialihaksarakan menjadi huruf (l), baik diikuti huruf syamsiyyah

maupun qamariyyah. Contoh: al- syamsu bukan asy-syamsu dan al-

rahim bukan ar-rahim.

E. Syaddah/ Tasydid

Syaddah/tasydid dalam tulisan arab dilambangkan dengan ِـ, dalam

alih aksara dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi tanda

syiddah. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku pada huruf-huruf

syamsiyyah yang didahului kata sandang. Misalnya kata النوّم tidak

ditulis an-naum melainkan al-naum.

F. Ta Marbutah

Ta marbutah jika berdiri sendiri dan diikuti oleh kata sifat (na’at)

dialihaksarakan menjadi huruf (h). namun, jika huruf tersebut diikuti

kata benda (isim), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf (t).

Contohnya kata مدر سة (madrasah)

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah ـَ

I Kasrah ـِ

U Dommah ـِ

Ai A dan I ـَ ي

Au A dan U ـَ و

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ᾱ A dengan garis --ا

di atas

Ῑ I dengan garis --ي

di atas

U U dengan garis --و

di atas

Page 14: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah modal terpenting bagi seseorang dalam

kehidupannya. Pentingnya sebuah pendidikan bukan hanya memberikan

pengetahuan, akan tetapi memberikan pelajaran bagi orang tersebut kepada

hal-hal yang baik dan benar. Pendidikan juga menjadikan individu senantiasa

bersikap dewasa dalam menghadapi persoalan dalam hidup. Sebagaimana

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke

medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara

mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan

untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali

agar mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)

Dari ayat di atas, dapat dilihat bahwa Allah menerangkan pada setiap

hambaNya betapa pentingnya menuntut ilmu. Seseorang yang berilmu

memiliki tanggung jawab untuk menjadi pengingat bagi orang yang tidak

mengetahui sebuah ilmu. Hal ini juga disabdakan oleh Rasulullah SAW

“mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah).

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun

1945 telah mengamanatkan setiap warganya untuk memperoleh pendidikan

yang tercermin dalam tujuan bernegara yaitu “Mencerdaskan Kehidupan

Bangsa”. Hal ini juga telah menjadi agenda Prioritas Pembangunan 5 (Nawa

Cita 5) yaitu meningkatkan Kualitas Hidup Manusia dan Masyarakat

Indonesia.

Guru memegang peranan yang sangat penting di dunia pendidikan,

bahkan dikatakan pendidikan itu berhasil atau tidak di suatu negara

ditentukan oleh kualitas para guru-guru yang tersedia di negara tersebut.

Tugas utama guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah,

pelatih, penilai dan memberikan evaluasi atas siswanya. Dari tugas tersebut

dapat dilihat bahwa guru memiliki peran yang cukup besar dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. Faktor yang meningkatkan kualitas

pendidikan tegantung kepada kualitas pengajaran, sementara itu kualitas

Page 15: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

2

pengajaran bergantung pada kualitas guru.

Guru di Indonesia hari ini sangat dibutuhkan untuk kemajuan kualitas

pendidikan. Persaingan global sangat menuntut sumber daya manusia yang

mampu bersaing dan berdaya juang tinggi. Guru menjadi salah satu faktor

penentu yang sangat penting bagi keberhasilan pendidikan Indonesia di

dunia internasional. Namun, tidak dapat dipungkiri permasalahan pendidikan

amatlah kompleks dan membutuhkan waktu yang panjang, tenaga yang kuat,

dan bahkan materi yang cukup besar untuk mengatasi permasalahan-

permasalah pendidikan di Indonesia.

Dalam berita yang dirilis oleh SindoNews.com dikatakan bahwa

berdasarkan survei Program for International Student Assesment (PISA),

kemampuan peserta didik di Indonesia dalam kategori membaca masih

dibawah rata-rata yaitu 371, jauh tertinggal di bawah rata-rata OECD yaitu

487. Dalam kategori matematika Indonesia mendapatkan hasil 379,

sedangkan skor rata-rata OECD 487. Dan dalam kategori sains Indonesia

menduduki nilai 389, sedangkan skor rata-rata OECD adalah 489. Dan

berdasarkan fakta ini, OECD merekomendasikan perlu adanya peningkatan

sistem pendidikan di Indonesia.1

Hari ini, jika kita meninjau satu persatu permasalahan pendidikan dan

guru dan betapa penting keduanya, maka akan jelas bahwa pendidikan dan

guru harus sesegera mungkin untuk diperhatikan. Dalam menjawab

persoalan dan permasalahan pendidikan di Indonesia, posisi guru sebagai

pengajar di sekolah mendapatkan posisi terpenting sebagai pemeran

pendidikan yang harus diperhatikan secara utuh, penuh dan kontinu.

Pekerjaan guru seharusnya menjadi pekerjaan yang menyenangkan,

namun seringkali malah menjadi ketegangan lantaran iklim dan kondisi kerja

yang terlalu berat, ditambah dengan tugas dan beban kerja, beban sosial-

ekonomi, dan tantangan kemajuan karir yang sangat erat kaitannya dengan

jaminan akan kesejahteraan guru. Kebutuhan guru terkadang kurang

mendapatkan perhatian, padahal tuntutan kerja sebagai guru cukup besar.

Hal tersebut juga terjadi pada guru honorer.

Adanya guru honorer di lingkungan sekolah karena adanya masalah

dalam pengelolaan guru yang belum merata di seluruh wilayah Indonesia,

begitupun di wilayah Kabupaten Tangerang. Pengelolaan guru yang tidak

1 Diakses dari https://nasional.sindonews.com/ “Survei Jeblok, Sistem Pendidikan

Indonesia Butuhkan Terobsan” berita tanggal: 05 Desember 2019. Diambil pada tanggal

15 Januari 2020, pukul 22.10 WIB.

Page 16: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

3

baik mengakibatkan terjadinya kekurangan guru di sekolah-sekolah. Atas

kekurangan guru tersebut khususnya pada satuan pendidikan yang

diselenggarakan pemerintah atau pemerintah daerah, Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan Pemerintah

wajib memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik,

maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin keberlangsungan

satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal serta untuk

menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan menegah yang

diselenggarakan oleh pemerintah.

Di wilayah Kabupaten Tangerang khususnya Kecamatan Tigaraksa, guru

honorer masih banyak dijumpai di sekolah-sekolah. Pada tingkat sekolah

dasar negeri di Kecamatan Tigaraksa keberadaan guru honorer jumlahnya

hampir sebanding dengan guru pegawai negeri sipil (PNS). Guru pegawai

negeri sipil (PNS) di wilayah Kecamatan Tigaraksa tidak bisa menampung

semua peserta didik dengan jumlah rombongan belajar yang banyak.

Kebutuhan akan guru menyebabkan sekolah-sekolah harus mengangkat

tenaga honorer untuk membantu mengisi kekurangan tenaga pengajar di

sekolah.

Tugas seorang guru honorer sama dengan tugas guru pegawai negeri

sipil (PNS). Guru honorer bertanggung jawab atas pelaksanaan pendidikan di

sekolah sebagaimana guru PNS. Kesamaan tugas dan tanggung jawab

tersebut menjadikan beban kerja guru honorer pun sama dengan guru PNS.

Namun, hal yang membedakan antara keduanya hanyalah perbedaan status.

Guru dengan status PNS diangkat langsung oleh pemerintah sehingga

pemerintah bertanggung jawab atas kesejahteraan guru PNS tersebut.

Sedangkan guru honorer belum diangkat oleh pemerintah, sehingga

pemerintah belum sepenuhnya bertanggung jawab atas kesejahteraan guru

honorer.

Adanya perbedaan tersebut tentu menimbulkan permasalahan dan

kegelisahan bagi guru honorer, terutama dalam hal kesejahteraan. Guru

honorer masih mendapatkan gaji dibawah upah minimum. Gaji yang didapat

oleh guru honorer tiap sekolah berbeda mulai dari Rp. 300.000 sampai

dengan Rp.1.000.000, hal ini sangat berbeda dengan guru PNS yang

mendapatkan gaji yang jauh lebih tinggi diatas dengan tunjangan-tunjangan

yang mereka dapatkan.

Hal ini pun yang dirasakan guru honorer di Kecamatan Tigaraksa,

Kabupaten Tangerang. Pemerintah daerah Kabupaten Tangerang memiliki

peraturan daerah yang mengelola penyelenggaraan pendidikan termasuk di

dalamnya membahas tentang guru yaitu Peraturan Daerah Kabupaten

Page 17: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

4

Tangerang No.09 Tahun 2011. Pada perda tersebut pasal 123 menjelaskan

terkait guru non pegawai negeri sipil, yang dikategorikan menjadi dua yaitu

guru bantu dan guru sukarelawan. Guru bantu adalah guru yang diangkat

oleh kepala dinas sedangkan guru sukarelawan adalah guru yang diangkat

oleh satuan pendidikan. Adapun biaya personalia non pns dalam hal ini guru

bantu dan guru sukarelawan ditanggung oleh pemerintah daerah berupa

insentif bagi guru sukarelawan dan honorarium bagi guru bantu.

Namun yang terjadi dilapangan terkait perda tersebut belum terlaksana

dengan maksimal atau terimplementasi dengan baik. Guru honorer di

wilayah Kabupaten Tangerang, khususnya guru honorer sekolah dasar negeri

di Kecamatan Tigaraksa mengaku bahwa insentif atau honorarium dari

pemerintah daerah baru terealisasi pada tahun 2018. Adapun besaran insentif

dan honorarium hanya berkisar sejumlah Rp.800.000-Rp.1.600.000

tergantung dengan masa kerja guru yang bersangkutan. Guru honorer di

wilayah Kabupaten Tangerang khususnya di Kecamatan Tigaraksa merasa

belum puas sepenuhnya dengan kebijakan pemerintah daerah Kabupaten

Tangerang tersebut.

Permasalahan lain dirasakan oleh guru honorer yang baru mengajar di

tahun 2018. Mereka mengaku bahwa belum adanya pengangkatan sebagai

penerima dana bantuan operasional pendidikan (BOP) dari pemerintah

kabupaten Tangerang. Pemerintah daerah Kabupaten Tangerang hanya

mengangkat penerima dana BOP di awal tahun 2018 dan tidak melanjutkan

program tersebut di tahun berikutnya. Guru honorer yang baru mengajar di

tahun 2018 sampai dengan tahun 2019 hanya mendapatkan bantuan dari dana

bantuan operasional sekolah (BOS) sebesar Rp.300.000-Rp.500.000

perbulan.

Gaji rendah yang dirasakan oleh guru honorer di Kecamatan Tigaraksa

membuat mereka mengalami beberapa hambatan dalam memenuhi

kebutuhan fisik, serta untuk meningkatkan kemampuan, memuaskan minat,

dan memelihara hubungan, dimana hal tersebut dapat memberikan kepuasan

terhadap kebutuhan psikologis mereka. Kesejahteraan atau kebahagiaan

merupakan salah satu aspek psikologis yang harus diperhatikan pada guru.

Sesungguhnya kualitas guru tidak hanya dilihat dari peningkatan

kemampuan guru tetapi juga masalah kesejahteraan. Jika guru tidak sejahtera

maka pendidikan tidak berjalan dengan baik. Beban tanggung jawab menjadi

seorang guru tentu akan terganggu jika guru tidak merasa nyaman.

Pentingnya mengutamakan kesejahteraan guru dikarenakan mengajar

merupakan salah satu profesi atau pekerjaan yang penuh dengan tekanan.

Banyak guru yang mengalami stress kerja baik stres kerja yang serius,

Page 18: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

5

sedang, maupun rendah. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan melihat bahwa

guru memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.

Keadaan stress memberikan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi

guru. Hal ini mengurangi kebahagian individu jika terus berlanjut. Guru yang

mengalami stress kerja akan mempengaruhi kondisi fisiknya seperti rasa

kelelahan, bahkan jika berkepanjangan bisa mempengaruhi kesehatan fisik

dan mental. Pekerjaan juga akan terganggu sehingga kegiatan belajar

mengajar akan terbengkalai dan hubungan sosial dengan siswa, rekan kerja

atau keluarga juga kurang harmonis. Penelitian menunjukan bahwa semakin

tinggi tingkat stress situasi kerja guru honorer, maka semakin rendah tingkat

kesejahteraan psikologis guru honorer (Issom & Makbulah, 2017).

Proses belajar mengajar yang tidak berlangsung baik akan berdampak

langsung terhadap kualiatas pendidikan. Kondisi pendidikan saat ini sangat

mengkhawatirkan dan jauh dari kata cukup. Hal ini tercermin dari peringkat

Indonesia di dunia internasional yang dirilis oleh World Education

Rangking. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Komisi X DPR RI

Syaiful Huda bahwa peringkat Indonesia menempati posisi 75 dari 80 negara

di dunia. Ini menjadi indikator kemampuan para siswa yang masih jauh

tertinggal dibandingkan dengan siswa di negara lain.2

Fakta-fakta ini menunjukan bahwa kesiapan guru sangatlah besar, guna

memperbaiki kualitas pendidikan, terutama menghadapi berbagai persoalan

di lingkungan sekolah. Guru harus bersiap dengan lingkungan kerja yang

terkadang membuat jenuh dan kelelahan. Jika individu lebih banyak

mendapatkan pengalaman afek negatif dibandingkan dengan afek positif

maka kesejahteraan subjektif mereka kurang baik (Diener & Ryan, 2009).

Jadi, dapat dikatakan bahwa guru tidak bahagia jika banyak mengalami

peristiwa yang tidak menyenangkan.

Guru honorer memang menghadapi kenyataan yang memprihatinkan,

mulai dari tingkat penghasilan yang rendah dan tidak menentu, tidak

memperoleh tunjangan-tunjangan yang disediakan oleh pemerintah

sebagaimana para guru PNS, menjalani kondisi yang terpuruk dengan status

kepegawaian yang kurang begitu jelas. Namun dibalik semua permasalahan

yang dialami oleh guru honorer, mereka tetap menjalankan tugasnya dengan

upaya terbaik yang mereka berikan. Para guru honorer tetap memiliki

2 Diakses dari https://nasional.sindonews.com/ “Survei Jeblok, Sistem Pendidikan

Indonesia Butuhkan Terobsan” berita tanggal: 05 Desember 2019. Diambil pada tanggal

15 Januari 2020, pukul 22.10 WIB.

Page 19: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

6

kepuasan batin karena profesinya sebagai guru adalah profesi yang mulia

yaitu mengamalkan ilmu kepada peserta didik di sekolah.

Gambaran dari permasalahan guru honorer di atas menjadi salah satu

faktor ketidak sejahteraan guru honorer khususnya di sekolah dasar negeri di

gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Banyak guru honorer yang mengeluhkan

kecilnya pendapatannya perbulan, ditambah denga beban kerja yang cukup

banyak, permasalahan-permasalahan dengan anak didik dan rekan guru di

sekolah, dan permasalahan lain yang ada di lingkungan rumah atau

masyarakat. Guru honorer merasa kurang puas atas apa yang telah mereka

dapatkan, mereka berharap bahwa mereka bisa mendapatkan kebaikan dan

kesejahteraan dalam hidup dari apa yang sudah mereka dapatkan saat ini.

Ketidakpuasan dan ketidak bahagiaan guru honorer sekolah dasar akan

menjadi berpengaruh jika terus-menerus dibiarkan dan tidak diperhatikan.

Perlu adanya upaya dari pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat

untuk merubah kondisi guru honorer hari ini.

Dari pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk membahas

permasalahan terkait “Kesejahteraan Subjektif Guru Honorer Sekolah

Dasar Negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan

masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini yaitu:

a. Adanya kekurangan guru atau tenaga pendidik, sehingga kebutuhan

guru di sekolah cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan adanya

pengangkatan tenaga guru honorer di sekolah.

b. Adanya kesenjangan kesejahteraan antara guru honorer dengan guru

pegawai negeri sipil (PNS).

c. Adanya tantangan-tantangan mengajar di sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti berkewajiban memberi solusi

atas masalah-masalah tersebut. Dengan adanya keterbatasan waktu, pikiran,

materi dan sarana yang ada maka peneliti merasa perlu memberikan batasan

permasalahan agar hasil penelitian lebih fokus. Pembatasan masalah yang

akan dikaji secara komprehensif mengenai:

1. Kesejahteraan subjektif pada guru honorer sekolah dasar negeri di

gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

2. Faktor optimis dalam kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah

dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa.

Page 20: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar

negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa ?

2. Bagaimana faktor optimis dalam kesejahteraan subjektif pada guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa ?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka adapun tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan kesejahteraan subjektif pada guru honorer sekolah

dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa.

2. Untuk mengetahui faktor optimis dalam kesejahteraan subjektif pada

guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa.

F. Manfaat Penelitian

1. Dari aspek teoritis

a. Sebagai sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya ilmu yang berhubungan dengan kesejahteraan subjektif

guru honorer sekolah dasar negeri.

b. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan sosial yang berhubungan

dengan pendidikan dan pembangunan yang berkelanjutan.

c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam topik yang

relevan,

2. Dari aspek praktis

a. Dapat memberikan gambaran untuk meningkatkan

kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar negeri.

b. Dapat membantu mendorong guru honorer untuk meningkatkan

kinerjanya sebagai pendidik.

Page 21: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kesejahteraan Subjektif

1. Pengertian Kesejahteraan Subjektif

Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera. Arti sejahtera dalam

kamus Bahasa Indonesia adalah aman, sentosa dan makmur, selamat

yaitu terlepas dari segala macam bentuk gangguan. Menurut Fahrudin

(2012: 8) sejahtera berasal dari bahasa sansakerta “catera” yang

memiliki arti payung. Dalam hal ini “catera” (payung) dimaksudkan

kepada orang yang sejahtera dimana hidupnya terbebas dari kemiskinan,

ketakutan, kebodohan, atau ke khawatiran sehingga hidupnya terasa

lebih aman dan tentram baik lahir maupun batin.

Kesejahteraan yang berasal dari kata sejatera telah dijelaskan dalam

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 yaitu kesejateraan merupakan

kondisi terpenuhinya kebutuhan yang bersifat materil, spiritual, dan

sosial seorang warga negara agar hidup dengan lebih layak dan mampu

mengembangkan dirinya, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya

dengan baik.

Kesejahteraan juga bisa diartikan dengan banyaknya peristiwa dan

emosi menyenangkan yang dialami seseorang dalam hidupnya.

Kesejahteraan dapat didekati berdasarkan dua hal yaitu kesejahteraan

objektif dan kesejahteraan subjektif. Indikator dari kesejahteraan

objektif dinilai dari angka pengangguran, angka kemiskinan, angka

kematian bayi, dan tuna wisma. Sedangkan kesejahteraan subjektif

adalah salah satu bagian kesejahteraan yang lebih spesifik tentang

bagaimana seseorang merasa puas dalam hidupnya. Pengertian

kesejahteraan subjektif atau subjective well being (dalam Bahasa

Inggris) banyak diungkapkan oleh para ahli.

Menurut Diener Subjective well being research focuses on how and

why people experience their lives in positive ways (Deneve & Copper,

1998). Dalam hal ini Diener menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif

merupakan penelitian yang berfokus pada bagaimana dan mengapa

seseorang mengalami hidup mereka dengan cara yang positif.

Selanjutnya menurut Tov dan Diener (2007), Subjective well being

is composed of people’s evaluation of their lives, including pleasant

affect, infrequent unpleasant affect, life satisfaction. Dalam hal ini Tov

Page 22: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

9

dan diener menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif individu terdiri

dari evaluasi terhadap kehidupannya, termasuk sering merasakan

kebahagiaan, jarang merasakan ketidak bahagiaan, dan kepuasaan dalam

hidup.

Subjective-Well Being is defined as a person’s evaluations of their

lives – the degree to wich their thoughtful appraisals and affective

reactionindicate that their liver are desirable and proceeding well.

(Borualogo & Casas, 2019).kesejahteraan subjektif didefinisikan sebagai

evaluasi seseorang terhadap kehidupan mereka – sejauh mana penilaian

dan reaksi afektif mereka menunjukan bahwa kehidupan mereka

diinginkan dan berjalan dengan baik.

Husna dan Saidiyah (2014) mengemukakan hasil riset telah

menunjukan bahwa kesejahteraan subjektif memberikan dampak

terhadap kualitas hidup seseorang. Penelitian ini pun sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Keyes dan Magyar-Moe tahun 2003

bahwa kesejahteraan merupakan sarana untuk hidup yang lebih baik dan

produktif.

Kesejahteraan subjektif yang merupakan evaluasi kogitif dan afektif.

seseorang yang dikemukakan Diener yaitu meliputi penilaian emosional

terhadap berbagai peristiwa yang telah dialami sejalan dengan penilaian

kognitifnya terhadap kepuasan dan pemenuhan hidup (Husna &

Saidiyah, 2014). Kesejahteraan subjektif menurut Ariati (2010) adalah

persepsi seseorang terhadap pengalaman hidupnya, yang terjadi dari

evaluasi kognitif dan afeksi terhadap hidup dan merepresentasikan

dalam kesejahteraan psikologis.

Menurut Lazarus (dalam Ling dan Catling, 2012: 101) emosi selalu

mengikuti penilaian kognitif. Dampak emosional suatu peristiwa

berhubungan dengan bagaimana peristiwa tersebut dipandang, dan setiap

emosi tertentu memiliki profil-profil respons fisiologisnya sendiri.

Lazarus (dalam Ling dan Catling, 2012: 100) mengemukakan ada tiga

tahapan penilaian. Pertama primer, di mana situasi dievaluasi apakah

positif, negatif, atau tidak relevan bagi kesejahteraan diri. Kedua

sekunder, di mana sumber daya kebertahanan diri yang dimiliki

seseorang diuji. Dan ketiga penilaian ulang, di mana stimulus dan

sumber daya kebertahanan diri dikaji dan penilaian-penilaian diubah bila

diperlukan.

Dari pengertian kesejahteraan subjektif diatas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa kesejahteraan subjektif adalah sebuah evaluasi

seseorang terhadap kehidupannya, dimana orang tersebut memiliki

Page 23: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

10

penilaian bahwa ia memiliki emosi positif yang dominan dan jarang

merasakan emosi yang negatif, serta orang tersebut merasakan

kepuasaan dalam hidupnya. Individu dikatakan memiliki kesejahteraan

subjektif tinggi jika mengalami kepuasan hidup, sering merasakan

kegembiraan, dan jarang merasakan emosi yang tidak menyenangkan

seperti kesedihan atau kemarahan. Sebaliknya individu yang dikatakan

memiliki kesejahteraan subjektif rendah jika tidak puas dengan

kehidupannya, mengalami sedikit kegembiraan dan afeksi, serta lebih

sering merasakan emosi negatif seperti kemarahan atau kecemasan.

1) Buttom up theories

Teori memandang bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup yang

dirasakan dan dialami seseorang tergantung dari banyaknya

kebahagiaan kecil serta kumpulan peristiwa-peristiwa bahagia.

Secara khusus, kesejahteraan subjektif merupakan penjumlahan dari

pengalaman-pengalaman positif yang terjadi dalam kehidupan

seseorang. Semakin banyaknya peristiwa menyenangkan yang

terjadi, maka semakin bahagia dan puas individu tersebut.

Untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif, teori ini

beranggapan perlunya mengubah lingkungan dan situasi yang akan

mempengaruhi pengalaman individu, misalnya: pekerjaan yang

memadai, lingkungan rumah yang aman, dan pendaatan/gaji yang

layak.

2) Top down theories

Kesejahteraan subjektif yang dialami seseorang tergantung dari

cara individu tersebut mengevaluasi dan menginterpretasi suatu

peristiwa/kejadian dalam sudut pandang yang positif. Persfektif teori

ini menganggap bahwa individu lah yang menentukan atau

memegang peranan apakah peristiwa yang dialaminya menciptakan

kesejahteraan psikologis bagi dirinya.

Pendekatan ini mempertimbangkan jenis kepribadian, sikap, dan

cara-cara yang digunakan untuk menginterprestasi suatu peristiwa.

Sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan subjektif diperlukan

usaha yang berfokus pada mengubah persepsi, keyakinan dan sifat

kepribadian seseorang.

Dari pengertian-pengertian tentang kesejahteraan subjektif diatas

dapat ditarik kesimpulan bahwa kesejahteraan subjektif adalah keadaan

dasar individu mengenai kualitas hidupnya melalui proses evaluasi yang

dilakukan oleh seseorang terhadap berbagai kejadian dalam

kehidupannya yang telah dialami. Individu akan merasakan

Page 24: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

11

kesejahteraan subjektif yang tinggi ketika memiliki emosi positif yang

tinggi dan emosi negatif yang rendah serta sering merasakan kepuasan

dalam menjalani kehidupannya.

2. Aspek-Aspek Kesejahteraan Subjektif

Kesejahteraan subjektif merupakan sebuah konstruk psikologi

multidimensional, dimana aspek afektif yang menjadi salah satu aspek

kesejahteraan subjektif merujuk pada emosi dominan yang dirasakan

oleh seseorang dalam hidup mereka. Selanjutnya menurut Diener (dalam

Hasibuan, Anindhita, Hikmah, Maulida, & Nashori, 2018) kesejahteraan

subjektif memiliki dua dimensi yang sangat pokok, diantaranya adalah :

a. Aspek Afektif (afek positif dan afek negatif)

Aspek afektif merupakan salah satu aspek dalam kesejahteraan

subjektif. Aspek ini membahas tentang emosi yang dirasakan oleh

seseorang dalam hidup mereka, dalam aspek afektif ini dibahas dua

yaitu afek positif dan afek negatif. Afek positif berwujud seperti

kejadian yang membahagiakan, menyenangkan, dan perasaan kasih

sayang. Sedangkan afek negatif yaitu berwujud sebagai perasaan

takut, marah, dan sedih (Hasibuan et al., 2018)

b. Aspek Kognitif (kepuasan hidup)

Aspek ini membahas mengenai kepuasan hidup dari seseorang.

Aspek kognitif merujuk pada evaluasi yang diberikan oleh

seseorang terhadap kualitas hidupnya secara menyuluruh. Kepuasan

hidup merupakan bentuk kemampuan seseorang untuk dapat

menikmati pengalaman yang disertai dengan kegembiraan (Safarina,

2016). Seseorang akan memiliki kepuasan dalam hidup mereka

ketika mereka menilai bahwa hidup mereka sudah sesuai dengan apa

yang mereka harapkan sehingga mereka tidak mengharapkan banyak

perubahan yang berarti dalam hidup mereka (Diener, Suh, Lucas, &

Smith, 1999).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa

kesejahteraan subjektif memiliki dua dimensi pokok yaitu aspek afektif

yang membahas tentang afek positif dan negatif seseorang serta emosi

yang dirasakan oleh seseorang dalam hidupnya dan aspek kognitif yang

membahas mengenai kepuasan hidup seseorang berdasarkan evaluasi

secara menyeluruh tentang ekehidupannya.

Page 25: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

12

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan Subjektif

Menutut Afiatin (dalam Safarina, 2016) terdapat dua teori yang

mampu menjelaskan faktor-faktor yang menentukan kesejahteraan

subektif. Pertama, top-down theory yang menjelaskan bahwa faktor

kesejahteraan subjektif dipengaruhi oleh faktor kepribadian seseorang

seperti harga diri, optimisme, dan neurotisme. Dan yang kedua, buttom-

up theory yang menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif dipengaruhi

secara situasional atau lingkungan, seperti pekerjaan, keluarga, rekreasi,

dan komunitas. Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Harga Diri

Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri

baik secara positif ataupun negatif. Harga diri positif adalah

evaluasi individu yang mengacu pada penilaian positif yang

merupakan bagian dari konsep diri. Konsep diri dapat diartikan

sebagai gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri atau penilaian

terhadap dirinya sendiri (KBBI, 2008).

Harga diri merupakan prediktor yang menentukan kesejahteraan

subjektif. Harga diri yang tinggi akan menyebabkan seseorang

memiliki kontrol yang baik terhadap rasa marah, mempunyai

hubungan yang intim dan baik dengan orang lain, serta kapasitas

produktif dalam pekerjaan. Hal ini akan menolong individu untuk

mengembangkan kemampuan hubungan interpersonal yang baik dan

menciptakan kepribadian yang sehat.

2. Kontrol Diri

Kontrol diri diartikan sebagai keyakinan individu bahwa ia akan

mampu berperilaku dalam cara yang tepat ketika menghadapi suatu

peristiwa. Kontrol diri ini akan mengaktifkan proses emosi,

motivasi, perilaku dan aktifitas fisik. Dengan kata lain, kontrol diri

akan melibatkan proses pengambilan keputusan, mampu mengerti,

memahami serta mengatasi konsekuensi dari keputusan yang telah

diambil serta mencari pemaknaan atas peristiwa tersebut. Seseorang

yang memiliki kontrol diri yang baik akan lebih bijaksana dalam

menilai peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya, sehingga

individu tersebut jauh dari emosi negatif yang akan membuat

hidupnya tidak bahagia.

3. Ekstraversi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kepribadian

ekstraversi adalah sikap atau tipe kepribadian seseorang yang

Page 26: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

13

minatnya lebih mengarah ke alam luar dan fenomena sosial terhadap

dirinya dan pengalamannya sendiri.

Individu dengan kepribadian ekstravert akan tertarik pada hal-

hal yang terjadi di luar dirinya, seperti lingkungan fisik dan

sosialnya. Penelitian (Diener et al., 1999) mendapatkan bahwa

kepribadian ekstavert secara signifikan akan memprediksi terjadinya

kesejahteraan individual. Orang-orang dengan kepribadian

ekstravert biasanya memiliki teman dan relasi sosial yang lebih

banyak, merekapun memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai

penghargaan positif pada orang lain (Compton, 2005).

Karakteristik individu dengan kepribadian ekstraversi yaitu

memiliki kemampuan bersosialisasi dan sifat impulsif, senang

bercanda, penuh gairah, cepat dalam berfikir, optimis, serta sifat-

sifat lain yang mengindikasikan orang-orang yang menghargai

hubungan mereka dengan orang lain. Individu ektravert cenderung

lebih ramah dan terbuka serta menghabiskan banyak waktunya

untuk mempertahankan dan menikmati hubungan sosialnya.

Individu yang memiliki hubungan sosial yang baik akan lebih

bahagia hidupnya sehingga individu tersebut memiliki kesejahteraan

subjektif yang tinggi.

4. Optimis

Optimis dimengerti sebagai sebuah keyakinan diri bahwa apa

yang terjadi sekarang adalah baik, dan masa depan yang akan

terjadi akan memberikan harapan baik yang kita angankan (Safarina,

2016). Secara umum, orang yang optimis mengenai masa depan

merasa lebih bahagia dan puas dengan kehidupannya. individu yang

mengevaluasi dirinya dalam cara yang positif akan memiliki kontrol

yang baik terhadap hidupnya, sehingga memiliki impian dan

harapan yang positif tentang masa depan. Berfikir positif akan

menjadikan individu lebih optimis menghadapi hidup dan

memudahkan individu untuk beraktivitas dengan baik. Orang

optimis cenderung menunjukan kepuasan hidup yang lebih baik

karena memiliki pemikiran yang positif pada kehidupannya.

5. Relasi Sosial yang Positif

Relasi sosial yang positif akan tercipta bila adanya dukungan

sosial dan keintiman emosional. Hubungan yang dialamnya ada

dukungan dan keintiman akan membuat individu mampu

mengembangkan harga diri, meminimalkan masalah-masalah

psikologis, kemampuan pemecahan masalah yang adaptif, dan

Page 27: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

14

membuat individu menjadi sehat secara fisik. Hubungan yang baik

mampu membuat individu lebih menikmati hidupnya karena di

dalam relasi sosial yang positif terdapat dukungan sosial yang

terjadi. Menurut Bukhori dukungan sosial adalah suatu hubungan

interpersonal antara seseorang dengan orang-orang terdekatnya yang

memberikan bantuan kepadanya (Hasibuan et al., 2018).

6. Memiliki arti dan tujuan dalam hidup

Pencapaian tujuan hidup merupakan salah satu hal penting

dalam pembentukan kesejahteraan subjektif individu. Dalam

beberapa kajian, arti dan tujuan hidup sering dikaitkan dengan

konsep religiusitas. Penelitian melaporkan bahwa individu yang

memiliki kepercayaan religi yang besar memiliki kesejahteraan yang

besar. Individu yang mampu mengevaluasi kehidupannya lebih

cenderung memiliki tujuan hidup yang jelas serta lebih memahami

arti kehidupannya.

Berdasarkan dari penjelasan faktor-faktor yang mempengaruhi

kesejahteraan subjektif dapat disimpulkan bahwa harga diri, kontrol diri,

ekstraversi, optimism, relasi sosial yang positif, serta pemahaman

mengenai arti dan tujuan hidup dapat mempengaruhi kesejahteraan

subjektif seseorang.

B. Guru Honorer

1. Pengertian Guru

Kata “guru” (dalam Bahasa Indonesia) menurut Mudlofir (2012:

120) merupakan padanan dan kata teacher (dalam bahasa inggris). Kata

teacher sendiri diartikan sebagai ”the person who teach, especially in

school” yaitu seseorang yang mengajar, khususnya di lingkungan

sekolah. Berbeda dengan pendidik yang dalam Bahasa inggris yaitu

educator, educationist, atau educationalist yang berarti spesialis di

bidang pendidikan atau ahli pendidikan. Dalam hal ini dapat dibedakan

pengertian antara guru dan pendidik. Guru yang dimaksud adalah

seseorang yang tugas utamanya mengajar di sekolah. Sedangkan

pendidik adalah seorang yang ahli dalam bidang pendidikan atau

spesialis pendidikan.

Definisi Guru dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat 1 yaitu, Guru adalah

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

Page 28: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

15

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang guru,

bahwa sebutan guru itu sendiri mencakup: (1) guru itu sendiri, baik guru

kelas, guru pengajar bidang studi, ataupun guru bimbingan konseling;

(2) guru yang memiliki tugas tambahan sebagai kelapa sekolah; (3) guru

yang berada dalam jabatan pengawas. Mudlofir (2012 : 120)

meneruskan sebutan guru yang tertuang dalam Republic act 7784 di

Filipina, bahwa sebutan guru bermakna untuk semua tenaga

kependidikan yang melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di dalam

kelas untuk beberapa mata pelajaran, termasuk praktik dan seni

vokasional pada setiap jenjang pendidikan.

Guru menurut Uno dan Lamatenggo (2016: 2) adalah semua orang

yang memiliki wewenang dan tanggungjawab terhadap pendidikan

peserta didik, baik secara individual ataupun secara klasikal, baik

disekolah ataupun di luar sekolah. Selain itu, guru juga merupakan

seseorang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam

membina dan membimbing peserta didik, baik secara individu ataupun

secara klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.

Sedangkan Menurut Huda (2001: 10), menjelaskan tentang

pengertian guru yang dapat dilihat dari 2 (dua) sisi, yaitu : pertama,

secara lebih sempit guru adalah ia yang berkewajiban mewujudkan

program kelas, yakni orang yang tugasnya mengajar dan memberikan

pelajaran di dalam kelas. Kedua, secara luas guru adalah seseorang yang

bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung

jawab dalam membantu anak-anak atau peserta didik dalam mencapai

kedewasaannya masing-masing.

Selanjutnya, menurut Djaramah (2005: 45) guru sebagai pendidik

dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan

berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat

belajar dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara

optimal, hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan

mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.

Selain pengertian di atas, Imran (2011: 23) juga menambahkan

bahwa guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian

khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

menengah.

Page 29: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

16

Uno dan Lamatenngo (2016: 2-3) menjelaskan guru di Indonesia

dibagi menjadi tiga tipe, yaitu guru tetap, guru honorer, dan guru tidak

tetap. Guru tetap menurut penjelasannya adalah seorang guru yang telah

memiliki status minimal sebagai calon pegawai negeri sipil dan

ditugaskan secara langsung di sekolah tertentu sebagai instansi

induknya. Guru honorer adalah guru tidak tetap yang belum berstatus

sebagai calon pegawai negeri sipil dan digaji secara sukarela. Sedangkan

guru tidak tetap adalah seseorang yang diangkat oleh kepala sekolah

tanpa sepengatahuan pemerintah.

Guna menjamin pelayanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan

tuntutan perkembangan jaman maka pengangkatan guru dilakukan

berdasarkan kriteria mutu dan kebutuhan wilayah yang sebagaimana

dalam Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa Guru harus memiliki

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional.

Dari pengertian-pengertian tentang guru diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa guru adalah seseorang yang professional dengan

tugas dan tanggung jawabnya untuk mendidik, mengajar, melatih,

mengarahkan, membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik di

sekolah untuk mencapai tujuan peseta didik yang bisa menjawab

tuntutan zaman. Dan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional.

2. Peran dan Tugas Guru

Guru memiliki banyak tugas, baik tugas yang terkait oleh dinas

maupun di luar dinas, dalam bentuk pengamdian. Tugas guru sebagai

profesi meliputi mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik. Daryanto dan Tarsial (2015: 7)

mejelaskan 5 tugas guru yaitu:

1. Tugas guru adalah membantu, membimbing dan mengarahkan

pertumbuhan para peserta didik secara sistematis dan komprehensif.

2. Guru bertugas memotivasi peserta didik untuk belajar kreatif.

3. Guru mengajar peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan

yang dimilikinya.

4. Guru menanamkan nilai perilaku mulia peserta didik.

5. Guru membangun watak dan kepribadian peserta didik.

Page 30: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

17

6. Guru membantu menumbuhkan nilai sosial dalam perilaku peserta

didik.

Dari penjelasan terkait tugas guru di atas dapat disimpulkan bahwa

tugas guru sebagai suatu profesi adalah membantu, membimbing,

mengarahkan, meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai hidup kepada peserta didik guna dapat

diterapkan dalam kehidupan di masa depan anak didik.

Guru sebagai pelaku utama di sekolah dalam melakukan penerapan

program pendidikan memiliki peran yang begitu penting dalam

mencapai tujuan pendidikan. Arham dan Suyanto (2016) menjelaskan

bahwa guru merupakan komponen utama yang berperan dalam

pelaksanaan pendidikan yang peduli pada filosofi dan konsep dasar

pendidikan. Selain itu, untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang

baik tentunya sangat dibutuhkan pula peran seorang guru sebagai

sumber daya manusia yang berkualitas.

Menurut Mulyasa (2007: 197) peran guru adalah sebagai pendidik,

pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai dan pengevaluasi dari

anak didik. Arfa, Kandao, dan Munayang (2013) memberikan

penjelasan lebih lanjut bahwa peran guru amatlah berarti terhadap dunia

pendidikan karena selain menyampaikan informasi dan ilmu

pengetahuan, guru pun memiliki peran dalam pendidikan karakter guna

perkembangan moral peserta didiknya.

Juhji (2016) menjelaskan beberapa peran guru yaitu :

a. Guru adalah seorang pendidik.

b. Guru memilki peran mengajar dan membimbing peserta didik di

sekolah.

c. Guru adalah seorang pelatih dan penasehat dalam pembelajaran di

sekolah.

d. Guru adalah seorang pembaharu atau inovator kehidupan bagi

peserta didik.

e. Guru sebagai pribadi, model, dan teladan bagi para peserta didik dan

semua orang yang menggapnya sebagai guru.

f. Guru seoarang pembangkit pandangan atau motivator serta

pendorong kreativitas dalam proses pembelajaran.

g. Guru adalah seorang pekerja rutin dan aktor.

h. Guru adalah emansipator, pengawet dan kulmintor.

i. Guru adalah seorang peneliti dan evaluator

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru

amatlah luas perananya yaitu guru adalah sebagai seorang pendidik,

Page 31: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

18

sebagai seorang fasilitator, sebagai seorang pembimbing, sebagai

seorang model dan narasumber, sebagai seorang motivator, sebagai

agaen pengembangan kognitif, dan sebagai seorang manajer.

3. Hak dan Kewajiban Guru

Guru adalah seorang dengan jabatan professional, maka dari itu

seorang guru harus mengetahui dengan benar apa hak dan kewajibannya

selaku tenaga profesional. Kewajiban dan hak-hak guru yang tertuang

berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, adalah :

1. Kewajiban Guru tertuang dalam pasal 20, yaitu :

a. Guru diwajibkan merencanakan pembelajaran, melakukan

proses pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi

hasil pembelajaran;

b. Guru diwajibkan meningkatkan kualifikasi akademik dan

mengembangkan kompetensi secara berkelanjutan sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

c. Guru harus bertindak objektif dan tidak bersikap diskriminatif

atas dasar pertimbangan agama, jenis kelamin, suku, ras, kondisi

fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta

didik;

d. Guru diwajibkan untuk menjunjung tinggi peraturan perundang-

undangan, hokum yang berlaku, dan kode etik guru, serta nilai-

nilai agama dan etika; serta

e. Guru diwajibkan memelihara dan membangun persatuan dan

kesatuan bangsa.

2. Hak guru tertuang dalam pasal 14, yaitu :

a. Guru berhak mendapatkan penghasilan di atas kebutuhan hidup

minimum dan memiliki jaminan atas kesejahteraan sosial;

b. Guru berhak mendapatkan promosi jabatan dan penghargaan

sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

c. Guru berhak mendapatkan perlindungan dalam melaksanakan

tugas dan memiliki hak atas kekayaan intelektual;

d. Guru berhak mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan

kompetensi;

e. Guru berhak mendapatkan dan memanfaatkan sarana dan

prasarana pembelajaran sebagai penunjang dalam kelancaran

tugas keprofesionalan;

Page 32: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

19

f. Guru berhak atas kebebasan dalam memberikan penilaian dan

turut menentukan kelulusan siswa, memberikan penghargaan,

dan sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah

pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;

g. Guru berhak mendapatkan rasa aman dan jaminan atas

keselamatan dalam melaksanakan tugas;

h. Guru berhak atas kebebasannya berserikat dalam organisasi

profesi;

i. Guru berhak atas kesempatan untuk berperan dalam menentukan

kebijakan pendidikan;

j. Guru berhak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan

serta meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi;

k. Guru berhak mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesi

dalam bidangnya.

Sementara terkait hak yang didapatkan oleh guru dalam bentuk

tunjangan, yaitu:

a. Tunjangan Profesi

1) Tunjangan profesi diberikan oleh pemerintah kepada guru

yang telah mempunyai sertifikat pendidik yang diangkat oleh

penyelenggara pendidikan dan/atau satuan pendidikan;

2) Tunjangan profesi yang diberikan pemerintah setara dengan

1(satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan

pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi

yang sama; serta

3) Tunjangan profesi dialokasikan dalam APBN dan/atau

APBD.

b. Tunjangan Fungsional

1) Tunjangan fungsional diberikan oleh pemerintah dan/atau

pemerintah daerah kepada guru yang diangkat oleh satuan

pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan

pemerintah daerah;

2) Subsidi tunjangan fungsional diberikan oleh pemerintah

dan/atau pemerintah daerah kepada guru yang diangkat oleh

satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat

sesuai dengan peraturan perundang- undangan; dan

3) Tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional

dialokasikan dalam APBN dan/atau APBD.

c. Tunjangan Khusus

Page 33: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

20

1) Tunjangan khusus diberikan oleh pemerintah kepada guru

yang bertugas di daerah khusus;

2) Tunjangan khusus yang diberikan pemerintah setara dengan

1 (satu) kali gaji pokok guru yang diangkat oleh satuan

pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau

pemerintah daerah pada tingkat, masa kerja, dan kualifikasi

yang sama; serta

3) Guru yang diangkat oleh pemerintah atau pemerintah daerah

di daerah khusus, memiliki hak atas rumah dinas yang

disediakan oleh pemerintah daerah.

d. Tunjangan Kemaslahatan Tambahan

1) Maslahat tambahan merupakan tambahan kesejahteraan yang

didapatkan dalam bentuk tunjangan pendidikan, asuransi

pendidikan, beasiswa, dan penghargaan bagi guru, serta

kemudahan dalam memperoleh pendidikan bagi putra dan

putri guru, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan

lain; dan

2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menjamin

terwujudnya maslahat tambahan tersebut.

C. Kerangka Berpikir

Supaya dapat memberikan gambaran general yang lebih sederhana

terkait penelitian ini, maka dibuat kerangka berfikir yang meliputi latar

belakang masalah, solusi dalam penanganannya dan tujuan penelitian ini.

Pertama, penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya persoalan yang

menyangkut guru honorer. Persoalan terkait guru honorer yang berawal dari

kebutuhan guru di lembaga satuan pendidikan. Kebutuhan guru di lembaga

satuan pendidikan tidak terpenuhi sepenuhnya dengan adanya guru PNS

yang ada di sekolah. Selain itu, kuota pengangkatan guru PNS setiap

periodenya tidak bisa memenuhi kebutuhan guru di lapangan. Persoalan

selanjutnya tentang kesejahteraan, dimana banyak guru honorer yang

kesejahteraannnya masih kurang bila dibandingkan dengan guru PNS. Guru

honorer masih mendapatkan gaji yang minim tanpa adanya tunjangan seperti

guru PNS. Masalah lain, adanya tuntutan sebagai guru yang tidak dibarengi

dengan pemenuhan kebutuhan atau kesejahteraan guru.

Selanjutnya, solusi yang mungkin dapat dilakukan sebagai alternatif

untuk menangani persoalan terkait guru honorer di atas adalah dengan

melihat sejauh mana tingkat kesejahteraan subjektif guru honorer yang

kemudian ditindaklanjuti dengan mengadakan perbaikan-perbaikan yang

Page 34: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

21

dirasa perlu serta memaksimalkan peran organisasi guru seperti PGRI

sebagai wadah untuk menampung segala aspirasi guru dan menjembataninya

dengan pemerintah selaku penyelenggara pendidikan.

Kemudian, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

memberikan hasil analisa yang mendalam terkait kesejahteraan subjektif

guru honorer sekolah dasar negeri khususnya di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa sehingga pada akhirnya dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar negeri dan

faktor optimis guru honorer dalam kesejahteraan subjektif. Selain itu,

penelitian ini diharapkan menjadi bahan yang memberikan dampak positif

bagi guru honorer guna perbaikan pendidikan yang lebih baik kedepannya

Secara garis besar, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan pada Gambar berikut ini:

Gambar diatas menunjukan bahwa dalam penelitian ini berfokus pada

kesejateraan guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamtan

Tigaraksa. Selanjutnya, berdasarkan dari fokus penelitian tersebut di lakukan

pengkajian terhadap masalah-masalah yang muncul dan dihadapi oleh guru

honorer. Dengan mengetahui permasalahan-permasalahan yang muncul

maka diharapkan dapat mengetahui bagaimana kesejahteraan subjektif pada

guru honorer sekolah dasar negeri dan faktor optimis dalam kesejahteraan

subjektif. guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat menemukan solusi guna

meningkatkan kesejahteraan subjektif pada guru honorer sekolah dasar

negeri di gugus 02 Kecamatan Tiga Raksa.

D. Penelitian Terdahulu

Monika Sulistiyanto. Tesis. Dengan judul; “Kesejahteraan subjektif guru

yang telah menikah ditinjau dari status sertifikasi dan jenis kelamin”.

Kesimpulan: pertama, guru-guru memiliki kesejahteraan subjektif yang

baik ditandai dengan besarnya jumlah guru yang merasa sangat Bahagia,

Bahagia, dan cukup Bahagia secara keseluruhan. Kedua, terdapat perbedaan

Kesejahteraan guru

honorer

Masalah kesejahteraan

guru honorer

Solusi pemecahan

masalah guru honorer

Page 35: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

22

kesejahteraan subjektif antara guru yang mendapat sertifikasi dan tidak

mendapat sertifikasi. Guru yang mendapat sertifikasi merasa lebih Bahagia

daripada guru yang tidak mendapatkan sertifikasi. Ketiga, terdapat

perbedaan antara kesejahteraan subjektif guru laki-laki dengan guru

perempuan. Guru perempuan merasa lebih Bahagia dari guru laki-laki.

Muslikh. Tesis. Dengan judul; “Implementasi Kebijakan Guru Honorer”.

Kesimpulan: Pertama, terdapat kesenjangan dalam hal kesejahteraan guru

honorer berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan di Kemendikbud dan

Kemenag; dalam hal ini alokasi dana yang berupa tunjangan Kemendikbud

yang diberikan bagi guru honorer di bawah naungannya lebih besar

dibandingkan besaran tunjangan yang didapat dari kemenag. Kedua, guru

honorer di Kota Tangerang Selatan masih belum mendapatkan

kesejahteraan yang layak. Hal ini dapat terlihat dari adanya guru honorer

yang bekerja paruh waktu disebabkan honor yang didapatkan belum

mencukupi untuk kebutuhannya.

Astrid Swandira dan Achmad Mujab. (2016). Jurnal Ilmiah. Dengan

Judul; “Memahami Subjective Well-being Guru Honorer Sekolah Dasar”.

Kesimpulan: subjek (guru honorer) menikmati profesinya saat ini. Motivasi

kerja yang ada pada individu memberikan efek pada kepuasan kerja

individu. Kegagalan CPNS tidak lantas membuat terpuruk karena subjek

resiliensi yang baik. Subjective well-being subjek dipengaruhi oleh cara

pandang terhadap profesinya. Subjek memandang guru adalah suatu

pekerjaan yang mulia, membanggakan, menyenangkan, dan membawa

berkah. Kesabaran, rasa syukur yang tinggi, serta dukungan sosial juga

turut membantu ketiga subjek dalam mengurangi emosi negatif sehingga

lebih mudah untuk mencapai kepuasan dalam hidup dan pekerjaan.

Heri Setiawan dan Tri Esti. (2014). Jurnal Ilmiah. Dengan judul:

“Psychological Well-being Pada Guru Honorer Sekolah Dasar di

Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang”. Kesimpulan: hasil penelitian

menunjukan bahwa sebagian besar atau 61,2 persen (41 orang) menyatakan

dirinya memiliki psychological well-being pada kriteria sedang, sedangkan

yang termasuk dalam kriteria tinggi hanya sebesar 7,5 persen (5 orang), dan

kriteria rendah sebesar 31,3 persen (21 orang). Dari enam dimensi

psycological well-being yang diteliti, yaitu dimensi penerimaan diri,

hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan,

tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi berada pada kategori yang sedang.

Fitri Lestari dan Raisata Makbulah. (2017) Jurnal Ilmiah. Dengan judul:

“Pengaruh Stress Kerja Terhadap Psychological Well-being Pada Guru

Honorer Madrasah Ibtidaiyah di Kota Tangerang”. Kesimpulan: hasil

Page 36: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

23

penelitian, analisis data dan pembahasan menunjukan adanya pengaruh

yang signifikan stress situasi kerja terhadap psychological well-being pada

guru honorer Sekolah ibtidaiyah di Kota Tangerang. Pada penelitian ini,

pengaruh yang dihasilkan bersifat negatif, yang artinya semakin tinggi

tingkat stress situasi kerja guru honorer, maka akan semakin rendah tingkat

psychological well-being guru honorer.

Page 37: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Untuk memudahkan penulis dalam memperoleh data-data penelitian,

maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada

kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar negeri. Penelitian ini

dilakukan di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten. Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan

Oktober sampai dengan Desember 2019.

Tabel 3.1

Waktu Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Oktober November Desember Januari

1 Observasi Awal

2 Sidang Proposal

3 Bimbingan dengan

Dosen

pembimbing

4 Pengolahan Data

5 Penyusunan Hasil

Penelitian

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam membahas penelitian ini adalah metode

kualitatif. Penelitian ini digunakan untuk meneliti kepada kondisi obyek

yang sangat alamiah atau fenomena yang dialami oleh subyek peneliti dalam

hal ini adalah guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa. Selain itu pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan

secara triangulansi atau gabungan, analasis data akan bersifat induktif, dan

hasil penelitan ini akan menekankan makna daripada generalisasi.

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriftif. Dimana

pendekatan deskriftif ini bermaksud untuk mendeskripsikan secara

sistematik, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, situasi-situasi atau

Page 38: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

25

kejadian-kejadian dan karakteristik populasi yang terjadi pada obyek

penelitian yaitu guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa.

Dengan demikian, kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang bagaimana kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah

dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini subjek penelitian adalah subjek yang

dituju untuk diteliti meliputi data maupun informasi berupa orang,

dokumentasi, dan sumber data lainya berupa tertulis ataupun cetak. Subjek

penelitian dibutuhkan sebagai sumber data dan informasi dalam penelitian.

Sumber data penelitian dipilih secara purposive yaitu dipilih dengan

pertimbangan dan tujuan tertentu dan bersifat snowball sampling yaitu

pengambilan sumber data yang pada awalnya kecil kemudian menjadi besar

sesuai dengan kebutuhan penelitian. Subjek penelitian atau sumber data

dalam penelitian ini adalah Pengawas Sekolah Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa, Kepala Sekolah, dan guru honorer.

Selanjutnya objek penelitian yang merupakan objek yang dijadikan titik

perhatian dalam penelitian ini adalah kesejahteraan subjektif pada guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa yang di

dalamnya terdapat faktor kesejahteraan subjektif yaitu harga diri, kontrol

diri, optimisme, ektraversi, relasi sosial, dan memiliki makna dan tujuan

hidup.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengumpulan data yang

dilakukan pada kondisi yang alamiah, dengan menggunakan sumber data

primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan

serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview),

studi dokumen dan angket. Teknik tersebut digunakan oleh peneliti dengan

kriteria:

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini berupa pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada

subjek dan objek penelitian. Metode observasi yang digunakan

yakni observasi langsung dengan menggunakan panduan

pengamatan. Alasan peneliti melakukan observasi yaitu untuk

menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, menjawab

Page 39: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

26

pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi

yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan

umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Dalam hal ini peneliti

melakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru

honorer sekolah dasar negeri di sekolah.

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk saling

bertukar informasi ataupun ide melalui tanya jawab aktif, sehingga

dapat dikonstruksikan kedalam makna dan dengan topik tertentu.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pengawas

sekolah, kepala sekolah dan guru honorer sekolah dasar negeri di

gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Data yang akan diperoleh melalui

wawancara ini adalah data tentang bagaimana kesejahteraan

subjektif pada guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02

Kecamatan Tigaraksa dan bagaimana faktor kesejahteraan subjektif

pada guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa.

3. Studi Dokementasi

Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen.

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa.

Dokumen-dokumen tersebut digunakan sebagai data penelitian

sehingga dapat ditampilkan gambaran tentang objek penelitian.

Adapun dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

berupa profil sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa, profil guru honorer sekolah dasar, dokumen kegiatan

guru honorer yang berupa foto-foto kegiatan di sekolah.

4. Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam

arti laporan pribadi tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Dalam Teknik ini peneliti melakukan dengan menggunakan angket

yang tujuannya untuk mengetahui bagaimana penilaian guru honorer

sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa terhadap

kesejahteraan subjektifnya dan sejauh mana faktor-faktor

kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar negeri di gugus

02 Kecamatan Tigaraksa.

Page 40: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

27

Kuesioner yang digunakan berupa Optimism Scale (Scheier,

Carver, & Bridges, 1994) untuk mengukur variabel optimis yang

berjumlah 6 butir pertanyaan, dan The Satisfaction With Life Scale

(Diener, 1993) untuk mengukur variabel kepuasan hidup yang terdiri

dari 5 butir pertanyaan. Skala atau alat ukur tersebut telah

dimodifikasi oleh peneliti dengan cara diterjemahkan ke dalam

Bahasa Indonesia.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses untuk mencari dan menyusun

secara sistematis terhadap data yang telah diperoleh dengan

mengorganisasikan data ke dalam kategori, kemudian menjabarkan ke dalam

unit-unit, selanjutnya melakukan sintesa dan menyusunnya ke dalam pola,

setelah itu memilih mana yang penting yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah untuk dipahami.

Analisis data kualitatif ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan

masalah mengenai kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar negeri

dan faktor kesejahteraan subjektif tersebut yang terdapat pada guru honorer

sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Adapun teknik yang

akan digunakan sebagai berikut:

a) Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini tidak mengenal segmen

waktu atau dalam kata lain pengumpulan data dilakukan sepanjang

waktu, yang berarti penelitian dilakukan pada saat sebelum penelitian,

pada saat penelitian berlangsung, dan bahkan di akhir penelitian.

Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan dan mendukung dalam penelitian. Ketika peneliti telah

mendapatkan data yang cukup untuk kemudian diproses dan dianalisis,

tahap selanjutnya adalah reduksi data.

b) Reduksi Data

Kegiatan reduksi data dalam penelitian ini bertujuan untuk

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu, dan mengorganisasi data dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Reduksi data berlangsung terus-menerus selama penelitian ini

berlangsung. Data yang ditemukan dalam proses observasi, wawancara,

studi dokumen dan angket merupakan data yang masih kompleks dan

kasar, sehingga peneliti perlu memilah data yang relevan agar dapat

digunakan yaitu dengan memilih data pokok yang mengarah pada tujuan

penelitian tentang kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar

Page 41: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

28

negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa dan faktor kesejahteraan

subjektif tersebut. Oleh karena itu, peneliti merangkum, memilih hal-hal

pokok dan membuang data yang tidak diperlukan, sehingga setelah

direduksi akan memberikan gambaran yang jelas tentang data yang

digunakan dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan data

selanjutnya.

c) Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini yaitu sekumpulan informasi

atau data-data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel. Tujuan dari

penyajian ini adalah mempermudah peneliti dalam mendeskripsikan

suatu peristiwa yang memberikan kemungkinan dalam penarikan

kesimpulan berupa kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar

negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa.

d) Kesimpulan atau Verifikasi Data

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini hanya bersifat

sementara, dan akan berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk

mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Setelah menganalisis

data kemudian dilanjutkan dengan keabsahan data kualitatif yaitu

dengan cara triangulasi. Triangulasi dalam penelitian ini adalah dengan

membandingkan informasi dari informan yang satu dengan informan

yang lain.

F. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pemeriksaan

keabsahan data dengan triangulasi. Triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan sesuatu yang lain diluar

data sebagai bahan pengecekan atau pembanding terhadap data penelitian.

Dalam hal ini peneliti menggunakan dua macam triangulasi yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Dalam triangulasi sumber peneliti mendapatkan data-data dari

sumber-sumber yang berbeda namun tetap menggunakan metode

yang sama. Dalam triangulasi sumber ini peneliti menggunakan

metode wawancara yang dilakukan dengan Pengawas Sekolah

Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa, Kepala Sekolah Dasar Negeri di

Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa, dan Guru Honorer yang bertugas di

Sekolah Dasar Negeri Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa.

2. Triangulasi Metode

Dalam triangulasi metode, peneliti menggunakan metode yang

berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.

Page 42: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

29

Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode yang berbeda seperti

wawancara, observasi, analisa dokumen, dan angket dari sumber

data yang sama.

G. Kisi-kisi Instrumen

1. Kisi-kisi Studi Dokumen

Kisi-kisi dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan data mengenai profil objek penelitian. Adapun kisi-kisi

dokumen yang dapat diamati pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Studi Dokumen

No Dokumen

1 Data Sekolah pada gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

2 Data dan profil guru honorer

3 Dokumen Sarana Prasarana

4 Dokumen kegiatan guru di sekolah maupun luar sekolah

2. Kisi-kisi Observasi

Kisi-kisi observasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan data tentang kesejahteraan subjektif pada guru honorer

sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Adapun kisi-kisi

observasi dapat diamati pada tabel berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Observasi

No Uraian Pengamatan

1. Keadaan fisik bangunan sekolah

2 Kegiatan guru di sekolah saat kegiatan belajar mengajar

3 Disiplin Guru

4 Kegiatan guru di sekolah di luar kegiatan belajar mengajar

(Mengamati sikap, interaksi dan sosialisasi guru ketika di

lingkungan sekolah)

3. Kisi-Kisi Wawancara

Kisi-kisi wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan informasi dan data dari pengawas sekolah dasar gugus 02

Page 43: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

30

Kecamatan Tigaraksa, Kepala Sekolah, Guru Honorer Sekolah Dasar

Negeri. Adapun kisi-kisi wancara pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-kisi Wawancara

Informan Aspek Pertanyaan

Pengawas

Sekolah

-Kebijakan

untuk guru

honorer

-Pembinaan

terhadap guru

honorer

-Hubungan

dengan guru

honorer

-Strategi

meningkatkan

kesejahteraan

guru honorer

a. Apakah ada kebijakan khusus untuk

guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

b. Jika ada, apa kebijakan tersebut?

c. Bagaimana pelaksanaan atau

implementasi dari kebijakan guru

honorer tersebut?

d. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan

tersebut sudah cukup untuk menjawab

masalah kesejahteraan guru honorer di

Kabupaten Tangerang?

e. Bagaimana menurut Bapak/Ibu

kondisi guru honorer di sekolah dasar

negeri di gugus 02 ?

f. Bagaimana hubungan bapak/ibu

dengan guru honorer di gugus 02?

g. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya

ketidak puasan dari guru honorer di

sekolah dasar negeri di gugus 02

h. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya

ketidak bahagiaan dari guru honorer di

sekolah dasar negeri di gugus 02?

i. Apakah ada pembinaan khusus untuk

guru honorer di gugus 02?

j. Apa stategi Bapak/Ibu sebagai

pengawas untuk meningkatkan

kesejahteraan subjektif guru honorer?

Kepala

Sekolah

Pemahaman

tentang

kesejahteraan

subjektif pada

guru honorer

a. Bagaimana menurut Bapak/Ibu

mengenai kesejahteraan guru honorer

di sekolah?

b. Apakah ada kebijakan khusus untuk

guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Page 44: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

31

-Kebijakan

untuk guru

honorer

-Pembinaan

terhadap guru

honorer

-Hubungan

dengan guru

honorer

-Strategi

meningkatkan

kesejahteraan

guru honorer

c. Jika ada, apa kebijakan tersebut?

d. Bagaimana pelaksanaan atau

implementasi dari kebijakan guru

honorer tersebut?

e. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan

tersebut sudah cukup untuk menjawab

masalah kesejahteraan guru honorer di

Kabupaten Tangerang?

f. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kondisi

guru honorer di sekolah?

g. Bagaimana hubungan Bapak/Ibu

Kepala Sekolah dengan guru honorer

di sekolah?

h. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya

ketidak puasan dari guru honorer di

sekolah?

i. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya

ketidak bahagiaan dari guru honorer di

sekolah?

j. Apakah ada pembinaan dan perhatian

khusus untuk guru honorer di sekolah?

k. Apa stategi yang dilakukan Bapak/Ibu

Kepala Sekolah untuk meningkatkan

kesejahteraan subjektif guru honorer

di sekolah?

Guru

Honorer

-Pemahaman

tentang

kesejahteraan

subjektif

-Pengertian

sejahtera

menurut

pemahaman

pribadi

-Pengetahuan

tentang

kebijakan

untuk guru

honorer

a. Apa pengertian sejahtera menurut

Bapak/Ibu?

b. Apa bapak/ibu mengetahui tentang

kebijakan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

c. Menurut Bapak/Ibu bagaimana

pelaksanaan atau implementasi atas

kebijakan terebut?

d. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan

tersebut sudah cukup untuk menjawab

masalah kesejahteraan guru honorer di

Kabupaten Tangerang?

e. Apakah pengawas dan kepala sekolah

ikut membantu membimbing

Page 45: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

32

-Perasaan

selama

menjadi guru

honorer

Bapak/Ibu sebagai guru?

f. Bagaimana perasaan bapak/ibu selama

menjadi guru honorer?

g. Apa yang menjadi masalah dan

kendala Bapak/Ibu sebagai guru

honorer di sekolah dasar negeri?

h. Apakah bapak/ibu merasa bahagia

menjadi guru honorer?

i. Apakah bapak/ibu merasa bahagia

menjadi guru honorer Apakah

Bapak/Ibu sudah merasa puas denga

kehidupan yang dijalani?

j. Apakah bapak/ibu merasa bangga dan

di hargai sebagai seorang guru

dilingkungan masyarakat?

k. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan

dukungan dari keluarga dan rekan

sejawat?

l. Bagaimana hubungan bapak/ibu

dengan keluarga, rekan sejawat, dan

masyarakat?

m. Apakah bapak/ibu merasa optimis

sebagai seorang guru?

n. Apa yang menjadi tujuan hidup

Bapak/Ibu?

o. Apa hal yang berarti dalam hidup

bapak/ibu?

4. Kisi-kisi Angket

Kisi-kisi angket dalam penelitian ini digunakan sebagai pelengkap

untuk memperoleh informasi dan data terkait kesejahteraan subjektif guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Sekaligus

untuk mengetahui faktor-faktor kesejahteraan subjektif pada guru honorer

di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Adapun kisi-kisi angket tersebut dapat

diamati pada tabel sebagai berikut:

Page 46: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

33

Tabel 3.5

Kisi-kisi Angket

Aspek Angket Item

Kepuasan

Hidup

The

Satisfaction

With Life

Scale

(Diener,

1993)

Secara umum, hidup saya sesuai dengan

apa yang saya harapkan

Kondisi hidup saya sangat memuaskan

Saya puas dengan kehidupan yang saya

jalani

Sejauh ini saya telah mendapatkan hal

penting yang saya inginkan dalam hidup

Jika saya diberi kesempatan untuk lahir

kembali dan mengulangi kehidupan saya

lagi, saya akan tidak berusaha mengubah

apa pun dalam kehidupan saya

Aspek Angket Item

Optimis Optimism Scale

(Scheier et al.,

1994)

Di kesempatan yang tidak pasti, saya tetap

mengharapkan yang terbaik

Jika ada yang salah bagi saya, itu akan

terjadi

Saya selalu optimis tentang masa depan

saya

Saya hampir tidak pernah berharap hal-hal

berjalan sesuai dengan keinginan saya

Saya jarang mengandalkan hal-hal baik

yang terjadi pada saya

Secara keseluruhan, saya mengharapkan

hal-hal yang lebih baik terjadi pada saya

daripada hal yang buruk

Page 47: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Sekolah Dasar Negeri (SDN) adalah sekolah jenjang yang paling dasar

pada pendidikan formal di negara Indonesia yang diselenggarakan oleh

pemerintah. Sekolah dasar negeri ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

kelas 1 (satu) sampai dengan kelas 6 (enam). Pelajar pada sekolah dasar

negeri umumnya berusia 6 sampai dengan 12 tahun. Pengelolaan sekolah

dasar negeri (SDN) pada awalnya berada dibawah tanggung jawab

Departemen Pendidikan Nasional, namun kini menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan

Nasional bertanggung jawab sebagai regulator dalam bidang standar

nasional pendidikan.

Gugus sekolah merupakan sebuah lembaga atau organisasi yang bertujuan

sebagai pusat pengembangan sekolah dasar dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Gugus sekolah dibentuk bersama-sama dengan sekolah yang

memiliki letak geografis yang cenderung berdekatan. Pembentukan Gugus

diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam upaya peningkatan

kemampuan professional para guru sekolah dasar dalam upayanya

meningkatkan mutu proses di dalam belajar mengajar dengan

mendayagunakan segala sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh

sekolah, tenaga kependidikan, dan masyarakat sekitarnya.

Tigaraksa merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tangerang,

Provinsi Banten. Kecamatan Tigaraksa merupakan ibu kota dari Kabupaten

Tangerang. Sekolah dasar di Kecamatan Tigaraksa berjumlah 55 sekolah

dasar yang terdiri dari 38 sekolah dasar negeri dan 17 sekolah dasar swasta

yang tergabung dalam 5 Gugus sekolah yaitu Gugus 01, Gugus 02, Gugus

03, Gugus 04, dan Gugus 05.

Gugus 02 yang merupakan salah satu gugus sekolah dasar di Kecamatan

Tigaraksa terdiri dari 10 sekolah yaitu 8 sekolah dasar negeri dan 2 sekolah

dasar swasta yang secara letak geografis saling berdekatan. Adapun yang

menjadi anggota dari Gugus 02 adalah Sekolah Dasar Negeri Gudang,

Sekolah Dasar Negeri Kadongdong, Sekolah Dasar Negeri Cogreg I,

Sekolah Dasar Negeri Cogreg II, Sekolah Dasar Negeri Pasirnangka,

Sekolah Dasar Negeri Pasirbolang, Sekolah Dasar Negeri Seglog, Sekolah

Dasar Negeri Perum Mustika, Sekolah Dasar Swasta Al Izzah, dan SDIT

Tarbiyatul Mubtadiin.

Page 48: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

35

1. Profil Sekolah Dasar Negeri Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

a) SDN Gudang

Nama Sekolah : SDN Gudang

Kepala Sekolah : Momon Suherman, S.Pd

No. Statistik Sekolah : 101280302025

NPSN : 20604290

Status akreditasi : B

Alamat Lengkap : Jl. Aria Jaya Sentika, Ds.Pasirnangka,

Kec.Tigaraksa

Email : [email protected]

Luas Tanah : 5350 m2

b) SDN Kadongdong

Nama Sekolah : SDN Kadongdong

Kepala Sekolah : Engkar Sukarni, MM

No. Statistik Sekolah : 101280302032

NPSN : 20602937

Status akreditasi : A

Alamat Lengkap : Jl. Aria Jaya Sentika, Ds.Pasirnangka,

Kec.Tigaraksa

Email : [email protected]

Luas Tanah : 8000 m2

c) SDN Cogreg I

Nama Sekolah : SDN Cogreg I

Kepala Sekolah : Holis Ramaprihatin

No. Statistik Sekolah : 101280302013

NPSN : 20604355

Status akreditasi : A

Alamat Lengkap : Jl. Aria Jaya Sentika KM.3, Ds.Pasirnangka,

Kec.Tigaraksa

Email : [email protected]

Luas Tanah : 3003 m2

d) SDN Cogreg II

Nama Sekolah : SDN Cogreg II

Kepala Sekolah : Kusnawan

No. Statistik Sekolah : 101280302015

NPSN : 20604356

Page 49: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

36

Status akreditasi : B

Alamat Lengkap : Jl. Kp.Cogreg, Ds.Pasirbolang,

Kec.Tigaraksa

Email : [email protected]

Luas Tanah : 3419 m2

e) SDN Seglog

Nama Sekolah : SDN Seglog

Kepala Sekolah : Yuti Hartati Tholib, S.Pd

No. Statistik Sekolah : 101280302031

NPSN : 20602796

Status akreditasi : B

Alamat Lengkap : Jl. Aria Jaya Sentika, Ds.Pasirbolang,

Kec.Tigaraksa

Email : [email protected]

Luas Tanah : 2900 m2

f) SDN Perum Mustika

Nama Sekolah : SDN Perum Mustika

Kepala Sekolah : Babay Nurbaya, MM

No. Statistik Sekolah : 101280302050

NPSN : 69787020

Status akreditasi : B

Alamat Lengkap : Jl. Mustika Sari No.1, Ds.Pasirnangka,

Kec.Tigaraksa

Email : [email protected]

Luas Tanah : 3000 m2

g) SDN Pasirnangka

Nama Sekolah : SDN Pasirnangka

Kepala Sekolah : Rukmini, S.Pd.I

No. Statistik Sekolah : 101280302003

NPSN : 20602722

Status akreditasi : B

Alamat Lengkap : Jl. Aria Jaya Sentika, Kp.Cogreg

Ds.Pasirbolang, Kec.Tigaraksa

Email : [email protected]

Luas Tanah : 2900 m2

Page 50: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

37

h) SDN Pasirbolang

Nama Sekolah : SDN Pasirbolang

Kepala Sekolah : Akhmad Yani

No. Statistik Sekolah : 101280302026

NPSN : 20602715

Status akreditasi : B

Alamat Lengkap : Jl. Aria Jaya Sentika, Ds.Pasirbolang,

Kec.Tigaraksa

Email : -

Luas Tanah : 2000 m2

Gambar 4.1

Sekolah Dasar Negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

Sumber : Dokumen Pribadi Peneliti

Di atas merupakan beberapa gambaran sekolah-sekolah dasar negeri

yang ada di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Sekolah sejatinya adalah

tempat dimana peserta didik dapat mengembangkan ilmu dan potensi

Page 51: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

38

47%

53%

pns

non pns

para peserta didik. Terkhusus sekolah dasar adalah sekolah pertama

dimana peserta didik yang masih berusia 6-12 tahun mendapatkan

pengalaman pertamanya tentang sekolah. Oleh sebab itu, sekolah yang

nyaman dan menyenangkan akan memberikan kesan yang baik kepada

anak di sekolah. Sehingga, mereka merasa senang untuk belajar dan

bermain di sekolah. Sekolah-sekolah dasar negeri di gugus 02

Kecamatan Tigaraksa tergolong sekolah yang cukup nyaman dengan

kondisi sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang cukup

memadai untuk kegiatan belajar mengajar. Hal itu terlihat dari ruang

kelas yang sesuai dan mencukupi, perpustakaan yang nyaman, lapangan

olahraga yang luas, alat peraga yang mendukung, toilet yang bersih dan

lain-lain.

2. Profil Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri di Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa

Guru pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Tigaraksa dapat dibagi

menjadi 2 kategori sesuai dengan status kepegawaiannya yaitu guru

dengan status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru dengan status

honorer sekolah. Di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa jumlah guru yang

mengajar aktif di kelas secara keseluruhan berjumlah 111 orang yaitu 52

orang guru yang berstatus PNS dan 59 orang guru yang berstatus honorer

sekolah.

Diagram 4.1

Guru di Gugus 02 Berdasarkan Status Kepegawaian

Dari diagram di atas dapat dilihat perbandingan antara guru PNS

dengan guru honorer sekolah di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa hampir

Page 52: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

39

seimbang, yaitu dengan prosentase sebesar 47% guru berstatus PNS dan

53% guru bersatus honorer sekolah.

Berdasarkan dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa kebutuhan guru

di tingkat sekolah dasar negeri di Kecamatan Tigaraksa khususnya di

Gugus 02 cukup tinggi. Guru PNS yang mengajar di sekolah dasar negeri

Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa belum sepenuhnya bisa memenuhi

kebutuhan guru di sekolah. Oleh karena itu pengangkatan guru honorer

sekolah sangat dibutuhkan untuh memenuhi hal tersebut. Guru honorer

sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa berjumlah 59

orang. Berikut daftar guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa.

Tabel 4.1

Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

No Nama Tempat Tgl Lahir Unit Kerja Masa

Kerja

1 Mulya Heryadi Tangerang 27/05/1984 Sdn Gudang 13 Thn

2 Huriah Tangerang 15/10/1985 Sdn Gudang 10 Thn

3 Siti Salbiah Tangerang 25/12/1988 Sdn Gudang 9 Thn

4 Diki Oktriana Tangerang 27/12/1990 Sdn Gudang 5 Thn

5 Nani Mulyawaty Tangerang 2/10/1985 Sdn Gudang 3 Thn

6 Jaka Nuryadin Ciamis 13/05/1993 Sdn Gudang 5 Thn

7 Miftakh El Azizah Tangerang 1/3/1993 Sdn Gudang 2 Thn

8 Susilawati Tangerang 10/3/1989 Sdn Gudang 2 Thn

9 Hafifah Tangerang 2/16/1967 Sdn Kadongdong 16 Thn

10 Nur Aliah Tangerang 7/19/1975 Sdn Kadongdong 16 Thn

11 Nopitawati Tangerang 11/6/1978 Sdn Kadongdong 15 Thn

12 Elita Herawati Tangerang 1/24/1971 Sdn Kadongdong 15 Thn

13 Widiawati Tangerang 8/9/1981 Sdn Kadongdong 15 Thn

14 Nursafitri Tangerang 4/4/1988 Sdn Kadongdong 11 Thn

15 Nita Yuliana Tangerang 7/13/1993 Sdn Kadongdong 6 Thn

16 Ahmad Saefi Tangerang 7/21/1994 Sdn Kadongdong 6 Thn

17 Susanti Tangerang 6/3/1987 Sdn Kadongdong 2 Thn

18 Ismi Fauzi

Gurnida Tangerang 4/13/1985 Sdn Cogreg I 14 Thn

19 Neneng Mulyati Tangerang 1/1/1983 Sdn Cogreg I 14 Thn

20 Agus Auliya Tangerang 8/9/1984 Sdn Cogreg I 13 Thn

Page 53: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

40

21 Rahmat

Herdiyanto Tangerang 6/28/1986 Sdn Cogreg I 13 Thn

22 Lia Yuliani Tangerang 7/14/1988 Sdn Cogreg I 13 Thn

23 Suci Pujiani Tangerang 4/12/1985 Sdn Cogreg I 12 Thn

24 Achmad Furkon S. Tangerang 5/7/1963 Sdn Cogreg I 12 Thn

25 Suprayogi Tangerang 12/15/1981 Sdn Cogreg I 12 Thn

26 Ria Andriyani Tangerang 10/30/1987 Sdn Cogreg I 11 Thn

27 Suherman Tangerang 9/2/1988 Sdn Cogreg I 11 Thn

28 Siti Nuriah Tangerang 8/5/1987 Sdn Cogreg I 9 Thn

29 Putri Pratiwi Tangerang 8/23/1992 Sdn Cogreg I 4 Thn

30 Sisca Maria Tangerang 3/7/1993 Sdn Cogreg I 3 Thn

31 Abdul Halim Tangerang 4/8/1984 Sdn Cogreg Ii 16 Thn

32 Armelia Suryani Padang 9/30/1973 Sdn Cogreg Ii 15 Thn

33 Siti Makiah Pandeglang 11/26/1972 Sdn Cogreg Ii 14 Thn

34 Muhamad Saryadi Tangerang 6/2/1986 Sdn Cogreg Ii 8 Thn

35 Pengki Tangerang 3/1/1974 Sdn Cogreg Ii 7 Thn

36 Novi Yanti Tangerang 9/13/1989 Sdn Pasirnangka 10 Thn

37 Dera Ridwan Tangerang 12/16/1992 Sdn Pasirnangka 8 Thn

38 Marifatusolihah Tangerang 10/5/1981 Sdn Seglog 17 Thn

39 Wendi Kusuma Tangerang 1/1/1990 Sdn Seglog 11 Thn

40 Kurnia Peramadita Tangerang 8/17/1992 Sdn Seglog 6 Thn

41 M Abdul Rohim Tangerang 5/26/1996 Sdn Seglog 3 Thn

42 Milatul Ma'wa Tangerang 8/17/1994 Sdn Mustika 2 Thn

43 Tia Siti Amalia Tangerang 4/22/1997 Sdn Mustika 2 Thn

44 Cicih Kartini Jakarta 3/21/1983 Sdn Mustika 6 Thn

45 Restiana Munika Tangerang 6/20/1992 Sdn Mustika 2 Thn

46 Eti Rohayati Tangerang 1/1/1991 Sdn Mustika 2 Thn

47 Siti Rosdayani Jakarta 8/14/1991 Sdn Mustika 2 Thn

48 Nurfauziah Tangerang 8/10/1991 Sdn Mustika 2 Thn

49 Rida Maulani Tangerang 3/9/1996 Sdn Mustika 2 Thn

50 Iis Somriah Tangerang 12/2/1982 Sdn Mustika 5 Thn

51 Hafis Danarto Tangerang 3/21/1991 Sdn Mustika 6 Thn

52 Novi Ermiza Yasir Tangerang 10/3/1983 Sdn Mustika 5 Thn

53 Tri Puji Bogor 2/28/1990 Sdn Mustika 3 Thn

54 Ahmad Nurdiana Tangerang 10/15/1991 Sdn Mustika 4 Thn

55 Ahmad Nurhaji Tangerang 10/3/1982 Sdn Mustika 3 Thn

56 Aliudin Tangerang 7/15/1988 Sdn Pasirbolang 12 Thn

Page 54: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

41

Laki-Laki 32%

Perempuan 68%

Laki-Laki

Perempuan

36%

22%

42% < 5 tahun

6-10 tahun

>10 tahun

57 Dewi Purnamasari Tangerang 1/14/1987 Sdn Pasirbolang 12 Thn

58 Elvi Hapsari Bandung 9/11/1971 Sdn Pasirbolang 18 Thn

59 Riska Marinda Tangerang 3/7/1989 Sdn Pasirbolang 8 Thn

Dari daftar guru honorer sekolah di atas dapat dilihat sebagai berikut:

Diagram 4.2

Guru Honorer Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa guru honorer

sekolah dasar negeri Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa lebih banyak

didominasi oleh guru perempuan, yaitu dengan prosentase 68% guru

perempuan dengan jumlah 40 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 32%

merupakan guru laki-laki dengan jumlah 19 orang.

Guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa memiliki masa kerja yang beragam di masing-masing sekolah.

Banyak guru yang telah mengajar dan mengabdi diatas 10 tahun yaitu

sebanyak 25 orang guru honorer. Guru yang mengajar 6-10 tahun

sebanyak 13 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 21 orang guru honorer

memiliki masa kerja di bawah 5 tahun.

Diagram 4.3

Guru Honorer Bedasarkan Masa Kerja

Page 55: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

42

Berdasarkan dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa guru honorer

sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa banyak yang

telah mengabdi lebih dari 10 tahun. Adapun prosentase guru honorer

yang telah mengabdi lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 42%.

Sedangkan sisanya sebanyak 22% adalah guru dengan masa kerja 6-10

tahun dan sebanyak 36% telah mengajar dibawah 5 tahun. Jika dilihat

dari prosentase masa kerja guru honorer sekolah dapat dikatan bahwa

profesi menjadi seorang guru masih cukup diminati dengan bertahannya

guru-guru honorer sekolah dalam mengajar yang cukup lama walaupun

dengan status guru honorer sekolah.

Guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa memiliki latar belakang pendidikan S1 dengan jurusan yang

hampir secara keseluruhan yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD). Berdasarkan dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa guru

honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

memiliki latar pendidikan yang baik dan sesuai dengan kualifikasi.

B. Deskripsi dan Analisis Data Penelitian

1. Kondisi Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa

Guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa lebih banyak jumlahnya daripada guru yang berstatus Pegawai

Negeri Sipil (PNS). Hal ini dapat dilihat pada diagram 4.1 yang

menunjukan bahwa guru honorer menempati 53% dari keseluruhan guru

yaitu sebanyak 59 orang dari 111 orang guru dari 8 sekolah dasar negeri

di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Dari data tersebut dapat dilihat

bahwa kebutuhan akan guru di sekolah dasar negeri masih cukup tinggi.

Sekolah dasar negeri di Kecamatan Tigaraksa khususnya Gugus 02

mendapati kekurangan guru pegawai negeri sipil sehingga sekolah dasar

negeri mengangkat guru honorer sekolah untuk memenuhi kebutuhan

guru tersebut.

Guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa mengaku bahwa menjadi seorang guru tidak luput dari

masalah dan kendala. Guru dengan tugasnya mengajar, mendidik,

membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik memiliki

tantangannya tersendiri khususnya di sekolah dasar. Guru honorer di

sekolah dasar negeri selain dituntut untuk memiliki kemampuan untuk

mengajar, guru honorer sekolah dasar dituntut harus mampu menguasai

Page 56: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

43

semua bahan ajar, mulai dari Bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS,

sampai dengan muatan lokal. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibu

Susanti, beliau mengungkapkan bahwa:

“Kendala di sekolah mungkin dari anak didik. Tapi menurut

saya kendala yang saya rasakan juga tidak terlalu banyak

apalagi kalau kita mengerjakannya ikhlas, semuanya pasti bisa

dikerjakan asalkan kita mau belajar. Semuanya tidak ada yang

menjadi beban karena saya pun suka melakukan hal tersebut.

Kalau kendala di rumah pun anak sendiri, terkadang mood anak

yang berubah-ubah, kadang mau ditinggal saat sekolah,

terkadang juga tidak mau ditinggal.” (wawancara tanggal 03

Januari 2020)

Selain tantangan untuk menguasai bahan ajar, tantangan lain

dirasakan oleh guru honorer di sekolah dasar negeri yaitu menghadapi

anak-anak dan menghadapi perkembangan zaman. Perkembangan

teknologi bukan hanya ada di kalangan orang dewasa, namun anak-anak

juga ikut memanfaatkan hal tersebut. Banyak orang tua yang

mengeluhkan pada guru-guru di sekolah bahwa anaknya sudah addict

dengan gadget di rumah. Dari sinilah guru sekolah dasar harus bisa

menjadi penyeimbang dan pengarah bagi peserta didiknya agar

perkembangan teknologi tidak memberikan dampak negatif bagi anak-

anak usia sekolah dasar.

Masalah lain dirasakan oleh guru honorer di sekolah dasar yaitu

dalam hal manajemen kelas. Siswa sekolah dasar adalah siswa-siswa

dengan usia transisi antara anak-anak menuju remaja. Di masa transisi

inilah terkadang guru merasakan kesulitan dalam hal manajemen kelas

seperti merancang pembelajaran yang menyenangkan dan tidak

membosankan. Guru honorer di sekolah dasar mengaku sering kali

mencari bahan seperti di google atau youtube untuk membuat pelajaran

yang aktif, kreatif, dan menyenangkan agar pembelajarannya di kelas

bersama peserta didik tidak monoton dan membosankan.

Selain dari permasalahan pengajaran di kelas. Sebagai individu guru

honorer pun memiliki masalah lain secara internal. Dilihat dari

keseharian guru honorer di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa, umumnya

mereka meresa nyaman dengan rutinitas kesehariannya di sekolah.

Namun dibalik itu. Guru honorer di sekolah dasar negeri pun

menyimpan masalah-masalah internalnya tersendiri. Namun dengan

kontrol diri yang baik, mereka mampu menempatkan sesuatu sesuai

Page 57: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

44

dengan tempat dan waktunya. Hal ini sebagaimana diungkapkan Ibu Siti

Salbiyah yang juga merupakan guru honorer di sekolah dasar negeri.

Beliau mengatakan bahwa:

“Kendala yang saya rasakan lebih pada internal diri saya

dan keluarga. Jika masalah sebagai guru saya rasa tidak ada

masalah.” (wawancara tanggal 06 Januari 2020)

Dari cerita Ibu Salbiyah, beliau mengungapkan bahwa ditengah

perannya sebagai guru ia pun harus bisa berperan penuh dengan

keluarganya terkhusus anaknya dirumah. Beliau memiliki masalah

terkait kesehatan anaknya. Tentu masalah tersebut membuatnya sedih,

namun dibalik kesedihan itu beliau mengaku bahwa ia harus bisa terus

semangat menjalankan tugas dan perannya sebagai orangtua dan juga

sebagai guru.

Kendala lain diungkapkan oleh Ibu Nur Safitri selaku guru honorer

sekolah dasar negeri yang mengatakan bahwa:

“Masalahnya mungkin ada pada ketidakjelasan status guru

honorer. Karena saya mengajar sudah lama hampir 12 tahun,

tetapi masih begini saja. Seperti tidak dihargai ijazah sarjana

kita (guru). Masa kita kalah dengan buruh pabrik yang hanya

lulusan SMA namun kesejahteraannya diperhatikan, gaji yang

mereka dapat sesuai dengan upah minimum. Sedangkan kita

(guru) tidak.” (wawancara tanggal 28 Desember 2019)

Dari cerita Ibu Nursafitri, beliau banyak mengungkapkan keluh

kesahnya sebagai guru honorer. Sejak mengajar pada tahun 2008, ia

mengungkapkan bahwa ia tidak merasakan adanya perubahan yang

signifikan terhadap profesinya sebagai guru. Statusnya yang masih tetap

menjadi guru honorer menjadikannya merasa bahwa pemerintah tidak

cepat tanggap terhadap dunia penidikan khususnya pada guru honorer.

Beliau pun bercerita bahwa setiap kali ada tes untuk penerimaan calon

pegawai negeri sipil, sering kali ia tidak bisa mengikuti karena adanya

persyaratan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang cukup tinggi di

Kabupaten Tangerang. Namun, hal tersebut tidak membuatnya putus

semangat untuk mengajar anak-anak di sekolah dasar negeri.

Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Tangerang terkait

kesejateraan guru honorer sekolah telah tertuang dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Tangerang No.9 tahun 2011 tentang Pengelolaan dan

Page 58: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

45

Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Tangerang. Kebijakan

tersebut sebagai berikut:

“Pasal 144 ayat 4: Pengeluaran operasi non personalia

yang menjadi tanggung jawab jawab pemerintah daerah

dibiayai melalui belanja barang atau bantuan sosial sesuai

peraturan perundang- undangan yang berlaku.”

“Pasal 149: Tanggung jawab pemerintah daerah terhadap

pendanaan biaya personalia non pegawai negeri sipil pada

satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah daerah

meliputi :

a. Insentif guru sukarelawan dan tenaga sukarelawan

kependidikan;

b. Subsidi tunjangan fungsional bagi guru bantu dan guru

sukarelawan; dan

c. Honorarium bagi guru bantu dan tenaga kontrak kerja

kependidikan.”

Berdasarkan dari peraturan daerah Kabupaten Tangerang di atas

dapat dikatakan bahwa pemerintah daerah Kabupaten Tangerang sudah

berusaha untuk lebih memperhatikan guru honorer sekolah di wilayah

Kabupaten Tangerang. Hal ini dapat dilihat pada pasal 144 ayat 4 yang

menyatakan bahwa biaya operasi non personalia dalam hal ini guru

honorer sekolah sudah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Hal

ini pun dipertegas dalam pasal selanjutnya yaitu pasal 149 yang

menyatakan bahwa guru sukarelawan mendapatkan insentif dari

pemerintah daerah. Selanjutnya, guru bantu dan guru sukarelawan

mendapatkan subsidi tunjangan fungsional. Dan terakhir, honorarium

bagi guru bantu dan tenaga kontrak kerja kependidikan.

Kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Tangerang ini baru

dirasakan merata oleh guru honorer sekolah dasar negeri pada Januari

2018. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Nurlaela selaku

pengawas sekolah dasar Gugus 02 sebagai berikut:

”Kebijakan yang terkait untuk kesejahteraan guru honorer

yaitu berupa pemberian gaji yang disebut Bantuan Operasional

Pendidikan (BOP) yang diberikan kepada guru honorer dari

bulan Januari 2018 sampai sekarang.”(wawancara tanggal 06

Januari 2020)

Page 59: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

46

Hal ini juga dibenarkan oleh guru honorer sekolah dasar negeri yaitu

Ibu Siti Salbiyah yang mengatakan bahwa:

“Yang saya tahu kebijakannya berubah-ubah dari pertama

awal saya masuk sampai sekarang. Yang saya tahu sekarang

kebijakan untuk guru honorer itu berupa penerimaan dana yang

disebut Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), kami

menyebutnya bantuan bukan gaji karna kalau disebut gaji masih

jauh dari upah standar minimal. BOP tersebut terhitung sejak

januari tahun 2018, semua guru honorer mendapatkannya

termasuk yang baru masuk mengajar asalkan mereka memiliki

ijazah S1. Namun yang membedakan besarannya yaitu masa

kerja. Sebelum BOP ini juga sempat ada tunjangan daerah

untuk guru honorer tapi itu pun tidak semua dapat tunjangan

tersebut. Saya kurang mengetahui apa yang menjadi

persyaratannya, namun saya sendiri selama mengajar dari

tahun 2010 belum pernah mendapatkan tunjangan dari

pemerintah daerah. Baru ketika ada kebijakan BOP ini saya

mendapatkannya. Selama ini hanya mendapat kesejahteraan

dari sekolah yang berasal dari dana Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) sebesar empat ratus ribu rupiah dari awal

mengajar 2010 sampai dengan 2018 dan itu pun diberikan

pertiga bulan sekali.”

Berdasarkan dari cerita Ibu Salbiyah, ia menceritakan bagaimana

perjalanannya menjadi seorang guru honorer di sekolah dasar negeri

sejak 2010. Menurutnya, ketika awal menjadi guru honorer ia

mendapatkan gaji dari sekolah sebesar tiga ratus ribu rupiah. Kemudian

gajinya naik menjadi empat ratus ribu rupiah sampai dengan lima ratus

ribu rupiah di tahun 2017. Ketika itu ada insentif dari pemerintah

daerah, namun hal itu pun tidak dirasakan merata oleh semua guru

honorer sampai dengan tahun 2017. Di tahun 2018 barulah pemerintah

daerah melanjutkan memberikan dana bantuan operasional pendidikan

kepada seluruh guru honorer negeri dengan kualifikasi S1 dan surat

tugas dari dinas pendidikan. Dari cerita Ibu Salbiyah di atas dapat dilihat

bahwa kebijakan pemerintah daerah Kabupaten Tangerang belum

terimplementasi secara sempurna. Hal tersebut berdaarkan pernyataan

Ibu Siti Salbiyah yang telah menjadi guru honorer sekolah dasar negeri

sejak 2010 namun belum mendapatkan dampak dari Perda Kabupaten

Tangerang nomor 9 tahun 2011 sampai dengan tahun 2018.

Page 60: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

47

8%

32%

24%

36%

< 500.000

500.001-1.000.000

1.000.001-1.500.000

1.500.001-2.000.000

Selanjutnya, permasalahan kebijakan pemerintah daerah yang

berupa pemberian dana operasional pendidikan (BOP) juga belum

sepenuhnya terimplementasi dengan baik dan menyeluruh. Hal ini

diungkapkan oleh Ibu Susanti yang sudah mulai mengajar di sekolah

dasar negeri pada Juli 2018. Ibu Susanti menyatakan bahwa:

“Saya tahu ada kebijakan pemerintah untuk guru honorer

terkait bantuan dana pendidikan (BOP). Namun dalam hal ini

saya belum mendapatkan karena saya masih tergolong baru.

Tahun 2019 lalu tidak ada pengangkatan guru honorer untuk

mendapatkan dana BOP. Hanya ada di tahun pertama di 2018.

Jadi guru yang masuk pertengahan 2018 itu belum

mendapatkan dana BOP sampai sekarang termasuk saya.”

(wawancara tanggal 03 Januari 2020)

Dari pernyataan Ibu Susanti di atas, beliau mengungkapkan bahwa

guru-guru honorer baru di pertengahan tahun 2018 sampai dengan 2019

belum mendapatkan bantuan operasional sekolah. Pemerintah tidak lagi

menambah kuota untuk pemberian dana bantuan operasional sekolah

setelah pengangkatannya pertama di tahun 2018.

Berdasarkan data yang didapat dari guru honorer sekolah dasar

negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa pendapatan atau gaji yang

didapatkan oleh guru honorer cukup beragam, baik pemberian berupa

gaji dari sekolah bagi guru yang tidak mendapatkan bantuan operasional

pendidikan (BOP) dan guru honorer yang telah mendapatkan bantuan

operasional pendidikan (BOP) dari pemerintah. Hal ini dapat dilihat

pada diagram di bawah:

Diagram 4.4

Guru Honorer Berdasarkan Penghasilan Perbulan

Page 61: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

48

Berdasarkan dari diagram di atas dapat dilihat bahwa terdapat 4

golongan pengahasilan guru honorer sekolah dasar negeri perbulannya.

Bagi guru honorer sekolah dasar negeri yang mendapatkan penghasilan

di bawah lima ratus ribu rupiah perbulannya mendapatkan prosentase

sebesar 8% yaitu sebanyak 5 orang guru honorer. Pengahasilan 5 orang

guru honorer ini berasal dari alokasi dana bantuan operasional sekolah

(BOS). Hal ini dikarenakan guru honorer tersebut masih tergolong baru

dan belum terdaftar sebagai penerima bantuan operasional pendidikan

(BOP).

Selanjutnya, terdapat 32% untuk guru honorer yang mendapatkan

gaji dibawah satu juta rupiah yaitu sebanyak 19 orang guru honorer. Dan

24% bagi guru honorer sekolah dasar negeri yang mendapatkan

penghasilan antara satu juta rupiah sampai dengan satu juta lima ratus

ribu rupiah yaitu sebanyak 14 orang guru honorer. Dan sisanya 36%

bagi guru honorer sekolah dasar negeri yang mendapatkan penghasilan

di atas satu juta lima ratus ribu rupiah dibawah dua juta rupiah yaitu 21

orang guru honorer. Perbedaan pada besaran dana bantuan operasaional

pendidikan (BOP) ini ditentukan oleh masa kerja guru honorer itu

sendiri, sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Nurlalela selaku Pengawas

Sekolah Dasar Negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa bahwa:

“Syarat ketentuan penerima dana BOP yang diberikan oleh

Bupati Tangerang adalah guru honorer yang telah memiliki

surat tugas dari Dinas Pendidikan. Kemudian besaran gaji juga

di sesuaikan dengan masa kerja guru tersebut. Adapun kendala

dari hal ini adalah keterlambatan atau tidak tepat waktunya

pemerintah dalam memberikan gaji setiap bulannya pada guru

honorer. Terkadang gaji yang harusnya diterima bulan ini baru

diberikan pada bulan berikutnya. Nah, disini terkadang guru

honorer merasa tidak diperhatikan. Padahal bapak bupati telah

berusaha memberikan yang terbaik. Mungkin saja

keterlambatan tersebut terkendala dari bagian pengelola

keuangan.” (wawancara tanggal 06 Januari 2020)

Dari pernyataan pengawas sekolah Gugus 02 di atas dapat dilihat

bahwa yang menjadi syarat seorang guru honorer sekolah dasar negeri

untuk mendapatkan bantuan operasional pendidikan (BOP) adalah

kepemilikan surat tugas mengajar dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Tangerang. Kemudian besaran dana bantuan yang diberikan di sesuaikan

dengan masa kerja guru. Adapun kendala dalam hal ini adalah

Page 62: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

49

penyaluran bantuan operasional pendidikan (BOP) yang terkadang

terlambat atau terhambat, sehingga terkadang guru honorer sekolah

dasar negeri merasa bahwa pemerintah kurang memperhatikan

kesejahteraan guru honorer.

Kondisi guru honorer sekolah dasar negeri lainnya adalah guru

honorer yang belum mendapatkan bantuan operasional pendidikan.

Seperti diungkapkan oleh Ibu Susanti seorang guru honorer sekolah

dasar negeri bahwa:

“Saya belum mendapatkan BOP karena tergolong baru.

Namun saya digaji oleh sekolah sebesar tiga ratus ribu rupiah

pertiga bulan. Ya kalau boleh mengeluh ya saya ingin mengeluh

kenapa harus diabayar pertiga bulan sedangkan kita juga

memiliki kebutuhan setiap harinya. Kalau bisa berbicara

langsung mungkin saya ingin berkata “Pak tolonglah gajinya di

sesuaikan dengan kinerjanya, kalau bisa disamakan dengan

upah minimum” Namun saya sih ya… lebih pasrah saja, di

syukuri saja jika kebijakannya seperti itu.” (wawancara tanggal

03 Januari 2020)

Menurut pernyataan Ibu Susanti di atas bahwa penghasilannya

sebagai guru yang digaji tiga ratus ribu rupiah pertiga bulannya kurang

bisa diterima karena adanya tuntutan kebutuhan ia bersama keluarga

setiap harinya. Menurut Eid dan Larsen (dalam Ariati: 2010) faktor yang

dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah imbalan, promosi, rekan

kerja, supervisi, dan pekerjaan itu sendiri. Imbalan dalam hal ini adalah

pemberian gaji pada setiap bulan. Oleh karena itu, kepuasan kerja

seorang guru honorer sekolah dasar negeri bisa dikataan rendah karena

adanya imbalan yang tidak sesuai dengan kinerja yang mereka berikan.

Selain itu Ariati (2010) juga menambahkan bahwa kepuasan kerja juga

mampu mempengaruhi job performance seseorang.

Berdasarkan dari hasil observasi dan hasil wawancara dengan

pengawas sekolah, kepala sekolah dan beberapa guru honorer dapat

disimpulkan bahwa kondisi guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus

02 Kecamatan Tigaraksa belum cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari

kondisi guru honorer yang merasa kurang sejahtera terhadap profesinya.

Adapun perhatian pemerintah dengan adanya bantuan operasional

pendidikan (BOP), dalam pelaksanaan belum sepenuhnya

terimplementasi dengan baik. Pemerintah daerah Kabupaten Tangerang

hanya mengangkat guru honorer sekolah dasar negeri pada Januari 2018

Page 63: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

50

dan belum ada pengangkatan kembali guru honorer lainnya setelah

Januari 2018 sampai dengan sekarang. Dengan seperti itu, kesejahteraan

guru-guru honorer sekolah dasar negeri lainnya yang belum terdaftar

sebagai penerima bantuan operasional sekolah (BOP) masih dikatakan

tidak sejahtera. Hal itu dikarenakan gaji nya yang masih dibawah lima

ratus ribu rupiah dan diberikan pertiga bulan sekali.

Gambar 4.2

Kegiatan Guru Honorer di Sekolah

Sumber : Dokumen Pribadi Peneliti

Di atas merupakan beberapa gambaran kegiatan guru honorer di

sekolah dasar negeri. Dari kegiatan membimbing peserta didik dalam

belajar, berdiskusi dengan rekan sejawat, sampai dengan praktik atau

kegiatan-kegiatan positif di sekolah turut dilakukan oleh guru honorer

dengan penuh semangat dan senang hati.

Page 64: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

51

2. Kesejahteraan Subjektif Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri

Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

a. Kepuasan Hidup Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa

Kesejateraan subjektif merupakan evaluasi seseorang terhadap

kehidupannya atau lebih dikenal sebagai kebahagiaan, hal ini

dikarenakan perasaan positif individu yang lebih dominan di dalam

dirinya. Menurut Hafiza dan Mawarpury (2019) kesejahteraan

subjektif memiliki tiga komponen yaitu pertama, kepuasan hidup

(life satisfaction) yang dinilai dari penilaian kognitif seseorang

secara global mengenai kehidupannya, yang terdiri dari kepuasan

yang dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan. Kedua, afek positif

yang ditandai dengan emosi-emosi dan suasana hati yang

menyenangkan. Ketiga, afek negatif atau afek yang tidak

menyenangkan. Afek negatif ini merupakan kombinasi dari hal-hal

yang tidak menyenangkan termasuk suasana hati yang tidak

menyenangkan.

Seseorang yang bahagia dan merasa puas akan hidupnya

cenderung lebih bersyukur atas nikmat yang telah diberikan

untuknya oleh Allah SWT. Sebagaimana Allah berfirman:

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya

jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat)

kepadamu, tetapi jika kamu menginkari (nikmat-Ku), maka pasti

azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7)

Dalam firman Allah pada Surah Ibrahim ayat 7, Allah

menjanjikan kepada hamba-Nya, jika hamba-Nya bersyukur kepada-

Nya maka Allah akan menambahkan nikmat-Nya. Seseorang yang

bersyukur akan merasa bahagia karena ia telah merasa cukup dan

berprasangka baik pada Allah, sehingga hatinya lebih tenang dalam

menjalani kehidupan.

Profesi guru adalah sebuah pekerjaan yang mulia karena

tugasnya adalah mengamalkan ilmu. Allah telah menjanjikan bahwa

sesungguhnya amal yang akan dibawa sampai ia kembali pada-Nya

adalah ilmu yang bermanfaat. Bagi seorang muslim janji Allah itu

adalah pasti. Maka janji akan ilmu yang bermanfaat adalah benar.

Hal ini sebagaimana diyakini oleh guru-guru honorer di sekolah

Page 65: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

52

dasar negeri gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Secara keseluruhan

guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

adalah muslim. Mereka yakin bahwa tugasnya sebagai guru tidak

hanya sebatas tugas mengajarkan anak di dalam kelas dan mereka

pun yakin bahwa keberkahan dan kenikmatan bukan hanya sebatas

dari besarnya pendapatan yang mereka dapatkan setiap bulannya.

Hal ini dapat dilihat dari tingkat harga diri dan kontrol diri guru-

guru honorer di sekolah. Setiap harinya guru honorer melakukan

tanggung jawab dan kewajibannya sama dengan guru PNS lainnya,

seperti datang tepat waktu di sekolah. Guru-guru di sekolah dasar

negeri diwajibkan datang lebih awal untuk menyambut siswa-

siswinya di depan gerbang sekolah. Dalam hal ini guru honorer ikut

bersemangat dalam hal menyambut siswa-siswi sebelum akhirnya

melakukan rutinitas seperti belajar di dalam kelas.

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara, kepuasan

hidup guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa dalam kategori cukup tinggi. Guru honorer di sekolah

dasar negeri gugus 02 Kecamatan Tigaraksa mengaku bahwa

mereka sudah cukup puas dan bahagia dengan kehidupan yang

sedang mereka jalani. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Saefi bahwa:

“Alhamdulillah saya bahagia. Insya Allah menjadi guru SD

bahagia dunia dan akhirat.” (wawancara tanggal 06 Januari

2020)

Menurut Bapak Saefi, menjadi seorang guru sekolah dasar

adalah hal yang menyenangkan, karena bisa belajar bersama dengan

anak-anak di sekolah. Selain itu, ia pun percaya bahwa apa yang ia

lakukan sebagai guru kelak akan menjadi pahala atau tabungannya

kelak di akhirat. Atas dasar keyakinan bahwa menjadi guru adalah

pekerjaan yang mulia, maka bagaimanapun sulitnya akan mereka

hadapi dengan penuh rasa syukur. Inilah yang membuat guru-guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

melakukan tugasnya sebagai guru dengan ikhlas.

Kebahagiaan lain yang dirasakan oleh guru honorer sekolah

dasar negeri adalah ketika melihat anak didiknya sukses. Sukses

dalam hal ini adalah ketika anak didik memiliki karater yang baik,

mampu memahami pelajaran, sampai dengan memiliki prestasi dari

segala bidang. Melihat kesuksesan anak didik adalah kepuasan bagi

guru honorer di sekolah. Guru honorer telah merasa berhasil

Page 66: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

53

mendidik dan mengajar anak-anak di sekolah ketika anak-anak

menunjukan sikap, nilai, dan prestasi yang baik dan memuaskan.

Penilaian kebahagiaan dan kepuasan hidup tidak dapat

disamakan antar individu satu dengan yang lainnya. Namun dalam

penelitian ini kepuasan hidup diukur dengan menggunakan skala

kepuasan hidup (satisfaction with life scale) oleh Diener (1985).

Berikut adalah hasil perhitungan angket guru honorer sekolah dasar

negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa mengenai kepuasan hidup.

1) Kepuasan Hidup

Kepuasan hidup dapat dilihat dari sejauh mana

seseorang merasa puas dengan apa yang sedang ia jalani dan

apa yang telah ia dapatkan selama ini. Secara keseluruhan

kepuasan hidup guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus

02 Kecamatan Tigaraksa ada pada kategori cukup tinggi.

Hal ini dilihat dari hasil rata-rata keseluruhan angket

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Nilai Rentang Skala

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil penilaian

guru honorer sekolah dasar negeri terhadap kehidupannya

cukup puas dengan nilai rata-rata 180.6. Hasil data yang

lebih lengkap dijabarkan pada setiap item sebagai berikut:

Nilai Rentang Nilai Nilai Rata-rata

Sangat Tidak Puas 59 106.2 Tidak Puas 107.2 153.4 Cukup Puas 154.4 200.6 180.6

Puas 201.6 247.8 Sangat Puas 248.8 295

Page 67: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

54

a. Item 1 “Secara umum, hidup saya sesuai dengan apa

yang saya harapkan”

Diagram 4.5

Skala Kepuasan Hidup Item 1

Berdasarkan dari diagram di atas, dapat dilihat

bahwa 44% guru honorer sekolah dasar negeri menilai

bahwa kehidupannya secara umum cukup sesuai dengan

apa yang mereka harapkan, 25% menilai kehidupannya

tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, 24% menilai

telah puas atas kehidupannya yang sesuai dengan apa

yang diharapkan, 5% merasa sangat puas, dan sisanya

2% sangat tidak puas dengan kehidupannya. Guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa mengaku bahwa hidupnya secara umum

sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Harapan guru

honorer pada umumnya adalah menjadi manusia yang

bermanfaat bagi orang lain. Seperti dikatakan Ibu

Nursafitri “yang menjadi tujuan hidup adalah menjadi

seseorang yang lebih bermanfaat bagi orang lain.”

(wawancara tanggal 28 Desember 2019). Hal serupa

diungkapkan oleh Ibu Salbiyah, “Saya memiliki tekad

untuk lebih bermanfaat untuk orang lain. Itu yang

menjadi semangat bagi saya.” (wawancara tanggal 06

Januari 2020). Dari penuturan guru honorer tersebut

dikatakan bahwa yang menjadi tujuan hidup adalah agar

dapat lebih bermanfaat bagi orang lain, sebagaimana

Rasulullah bersabda “sebaik-baiknya manusia adalah

yang paling bermanfaat bagi manusia lain.” (HR.

Ahmad). Namun pada sisi ketidak puasan guru honorer,

2%

25%

44%

24%

5%

Sangat Tidak Puas

Tidak Puas

Cukup Puas

Puas

Sangat Puas

Page 68: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

55

2%

18%

63%

12%

5%

Sangat Tidak Puas

Tidak Puas

Cukup Puas

Puas

Sangat Puas

mereka berharap bahwa hidupnya bisa lebih baik dari

yang sedang mereka jalani.

b. Item 2 “Kondisi hidup saya sangat memuaskan”

Diagram 4.6

Skala Kepuasan Hidup Item 2

Berdasarkan dari diagram di atas, dapat dilihat

bahwa 63% guru honorer sekolah dasar negeri menilai

bahwa kondisi hidupnya cukup memuaskan, 18%

menilai kondisi hidupnya tidak memuaskan, 12%

menilai kondisi hidupnya memuaskan, 5% merasa

sangat puas dengan kondisi hidupnya, dan sisanya 2%

sangat tidak puas dengan kondisi hidupnya.

Jika dilihat dari diagram di atas, kebanyakan guru

honorer merasa bahwa hidupnya telah cukup

memuaskan. Hal yang menjadi penilaian tersebut tentu

dari evaluasi terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi

dalam hidupnya. Bagi guru honorer sekolah dasar

negeri, profesi sebagai guru adalah hal yang memiliki

dua sisi yang berbeda. Satu sisi pekerjaan itu adalah

pekerjaan yang mulia. Namun di sisi lain mereka

merasa bahwa pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang

cukup sulit untuk dijalani karena sulitnya mengejar karir

pada profesi guru. Guru honorer mengakui sulitnya

lolos dalam tes penerimaan CPNS, tidak sekali atau dua

kali para guru honorer mencoba mengikuti tes tersebut.

Namun dengan persaingan yang sangat ketat membuat

tes CPNS terasa sulit. Sebagaimana Ibu Salbiyah

bercerita, “tentu, saya berupaya untuk hal itu dengan

saya mengikuti tes CPNS setiap kali ada pembukaan tes

Page 69: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

56

2%

10%

44% 29%

15% Sangat Tidak Puas

Tidak Puas

Cukup Puas

Puas

Sangat Puas

CPNS. Pada tahun 2018 saya mendapat nilai tertinggi,

namun terkendala karena tidak memiliki sertifikat

pendidik jadi saya dikalahkan dengan rekan saya yang

memiliki sertifikat pendidik.” (wawancara tanggal 06

Januari 2020). Dari cerita Ibu Salbiyah, ia menuturkan

bahwa upaya untuk mencapai karir yang lebih baik

sudah sering kali dilakukan, namun pencapaiannya

harus terhenti ketika penetuan CPNS ditentukan dengan

sertifikat pendidik.

c. item 3 “Saya puas dengan kehidupan yang saya jalani”

Diagram 4.7

Skala Kepuasan Hidup Item 3

Berdasarkan dari diagram di atas, dapat dilihat

bahwa 44% guru honorer sekolah dasar negeri menilai

bahwa mereka cukup puas dengan kehidupan yang

dijalani, 29% menilai sudah puas dengan kehidupan

yang dijalani, 10% menilai tidak puas dengan kehidupan

yang dijalani, 15% merasa sangat puas dengan

kehidupan yang dijalani, dan sisanya 2% sangat tidak

puas dengan kehidupan yang dijalani.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa

kebanyakan guru honorer menilai bahwa mereka cukup

puas dengan kehidupannya. Namun disisi lain, ada juga

guru honorer yang merasa belum puas dengan hidupnya.

Sebagaimana Bapak Saefi mengungkapkan bahwa,

“Jika dikatakan puas, saya merasa belum puas. Karena

saya ingin menjadi yang lebih baik lagi.”(wawancara

tanggal 06 Januari 2020). Dari penuturan tersebut,

Bapak Saefi mengungkapkan bahwa beliau masih belum

Page 70: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

57

2%

13%

32% 39%

14% Sangat Tidak Puas

Tidak Puas

Cukup Puas

Puas

Sangat Puas

merasa puas dengan apa yang sedang ia jalani, karena ia

berharap bisa menjadi yang lebih baik dari apa yang

sedang ia jalani sekarang. Namun, perasaan tidak puas

ini membuatnya terpicu untuk melakukan hal yang

lebih baik lagi kedepannya. Bapak Saefi juga

menuturkan banyak dari rekan guru honorer memiliki

usaha sampingan diluar jam mengajar, seperti

memberikan bimbingan belajar, berjualan, dan lain-lain.

Hal tersebut dilakukan oleh guru-guru honorer agar

mereka dapat memenuhi kebutuhan dalam hidupnya.

d. item 4 “Sejauh ini saya telah mendapatkan hal penting

yang saya inginkan dalam hidup”

Diagram 4.8

Skala Kepuasan Hidup Item 4

Berdasarkan dari diagram di atas, dapat dilihat

bahwa 39% guru honorer sekolah dasar negeri menilai

bahwa mereka puas dengan apa yang mereka dapatkan,

32% menilai cukup puas dengan apa yang telah mereka

dapatkan, 13% menilai tidak puas dengan apa yang

telah mereka dapatkan, 14% merasa sangat puas dengan

apa yang mereka dapatkan, dan sisanya 2% sangat tidak

puas dengan apa yang mereka dapatkan.

Sebagian guru honorer merasa bahwa mereka puas

atas apa yang mereka dapatkan. Bagi guru honorer

menjadi guru adalah hal yang baik yang dapat mereka

lakukan. Di sisi lain, perannya sebagai guru banyak di

hargai oleh oranglain. Sebagaimana diungkapkan oleh

Ibu Nursafitri, “sangat bangga karna memiliki tugas

yang mulia yaitu mencerdaskan anak bangsa dan

Page 71: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

58

20%

41%

29%

8%

2%

Sangat Tidak Puas

Tidak Puas

Cukup Puas

Puas

Sangat Puas

Alhamdulillah merasa dihargai oleh masyarakat

khususnya oleh anak murid dan orangtua murid.”

Menurut Ibu Nursafitri sikap baik dan penghargaan

yang diberikan oleh anak-anak murid dan orang tua

murid di sekolah cukup membuatnya bahagia dan puas

atas pekerjaan yang ia lakukan. Hal serupa juga

dirasakan oleh guru honorer lain di sekolah dasar negeri

di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa. Perasaan senang itu

muncul ketika mereka dihargai atas sesuatu yang telah

mereka lakukan.

e. Item 5 “Jika saya diberi kesempatan untuk lahir kembali

dan mengulangi kehidupan saya lagi, saya akan tidak

berusaha mengubah apa pun dalam kehidupan saya”

Diagram 4.9

Skala Kepuasan Hidup Item 5

Berdasarkan dari diagram di atas, dapat dilihat

bahwa 41% guru honorer sekolah dasar negeri menilai

bahwa mereka tidak puas dan ingin mengulangi dan

mengubah kehidupannya, 29% menilai cukup puas

dengan kehidupannya, 20% menilai sangat tidak puas

dan ingin mengulangi dan mengubah kehidupannya, 8%

merasa puas dengan kehidupannya, dan sisanya 2%

sangat puas dengan kehidupannya.

Dari penilaian di atas dapat dilihat bahwa

kebanyakan guru honorer merasa bahwa sesungguhnya

ia berharap mampu mengubah hidupnya. Hal tersebut

dilandasi atas keinginan guru honorer untuk menjalani

kehidupannya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa

yang sedang mereka jalani. Pekerjaannya sebagai guru

Page 72: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

59

memang telah menjadi keputusan baginya. Namun, di

sisi lain nalurinya sebagai manusia untuk mendapatkan

sesuatu yang lebih juga dirasakan oleh guru honorer

sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendapatan yang rendah

tidak membuatnya merasa cukup untuk memenuhi

kebutuhannya.

Berdasarkan dari hasil penelitian tentang kepuasan

guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02

Kecamatan Tigaraksa berada dalam kategori cukup

tinggi. Hal ini dilihat dari beberapa aspek dalam

kehidupan guru honorer yaitu, guru honorer

menunjukan bahwa guru honorer sekolah dasar negeri

di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa cukup puas atas

pekerjaannya sebagai guru honorer. Banyak guru

honorer yang mengaku bahwa dirinya merasa bahagia

menjadi guru honorer dikarenakan adanya faktor

dukungan dari orang-orang di sekelilingnya, faktor

dihargai oleh masyarakat , dan faktor tujuan hidup yang

lebih baik. Selain itu, rasa bersyukur yang dirasakan

guru honorer telah cukup membuat mereka lebih tenang

dan ikhlas dalam menjalankan tugasnya.

3. Faktor Optimis Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri di Gugus

02 Kecamatan Tigaraksa

Optimis dapat diartikan sebagai sebuah keyakinan diri bahwa

apa yang terjadi sekarang dan akan datang adalah baik dan akan

membawa pada hal baik yang diharapkan. Seseorang yang optimis

percaya bahwa kegagalan dan kesulitan yang terjadi akan

membawakan dampak baik bagi pengembangan dirinya dan dibalik

kegagalan tersebut akan ada kesempatan yang lebih baik di depan.

Sebaliknya, seorang yang pesimis melihat bahwa kegagalan adalah

akhir dari semua.

Optimis menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan subjektif seseorang. Dengan sikap optimis seseorang

akan lebih berfikir positif dan merasa tenang akan kehidupannya.

Guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa telah memiliki optimis yang cukup tinggi. Banyak dari

guru honorer mengaku bahwa setiap kali ada kesempatan untuk

Page 73: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

60

penerimaan calon pegawai ngeri sipil (CPNS) mereka berusaha

untuk mengikuti tes tersebut. Kegagalan demi kegagalan tidak

membuatnya putus harapan untuk mencobanya kembali, bahkan

kegagalan tersebut dijadikan bahan evaluasi bagi dirinya. Adapula

guru honorer yang tidak bisa mendaftar ketika ada tes calon pegawai

negeri sipil karena tidak memenuhi persyaratan, namun hal tersebut

tidak membuatnya putus asa terhadap profesinya sebagai guru. Guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

selalu berharap akan ada kesempatan yang lebih baik di depan. Dan

sikap optimis inilah yang menjadikan guru-guru honorer di sekolah

dasar negeri menjalani kehidupannya dengan positif.

Sikap optimis guru honorer juga tercermin dari disiplin dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hampir semua guru honorer

memiliki disiplin diri yang tinggi, dengan datang di sekolah tepat

pada waktunya. Setiap harinya mereka datang ke sekolah pukul

06.30, menyambut siswa-siswi di gerbang atau di depan gedung

sekolah memberikan senyum, salam, dan sapa. Sampai akhirnya

membantu para siswa-siswi mempersiapkan ruang kelas dan

lingkungan sekolah sebelum jam pelajaran dimulai. Setalah kegiatan

bersih-bersih lingkungan sekolah, guru-guru dan siswa-siswi

melakukan apel pagi dan do’a bersama bersiap untuk memulai

pelajaran. Kegiatan tersebut setiap hari dilakukan agar tercipta

disiplin positif di sekolah bagi guru maupun para siswa.

Sikap optimis ditunjukan dan diungkapkan oleh Bapak Saefi,

sebagaimana beliau mengungkapkan bahwa:

“Saya optimis. Semuanya bermula dari ridho Allah ada di

Ridhonya orangtua” (wawancara tanggal 06 Januari 2020)

Menurut cerita Bapak Saefi, optimis itu muncul karena adanya

ridho orangtua. Beliau menjadi guru sejak lulus S1 PGSD di salah

satu universitas. Orang tua beliau menyarankannya untuk menjadi

guru sesuai dengan jurusan kuliah yang ia tekuni. Atas saran

orangtua Bapak Saefi mulai menjadi honorer di salah satu sekolah

swasta di Kecamatan Tigaraksa. Seiring berjalannya waktu, ketika

ada kesempatan untuk mengajar di sekolah dasar negeri maka ia pun

memutuskan untuk pindah. Tugasnya sebagai guru terus ia lakukan

dan tekuni sampai dengan sekarang. Menurutnya, jika orang tua

sudah meridhoinya menjadi seorang guru di sekolah maka semua

jalannya akan mudah dan penuh berkah. Dalam hal ini dapat dilihat

Page 74: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

61

bahwa rasa optimis seseorang juga ditentukan dari dukungan orang-

orang terdekat dan bagaimana ia berprasangka baik pada Tuhannya.

Sebagaimana Firman Allah dalam Surah Ar-Ra’d ayat 11:

“Baginya (manusia) ada malikat-malaikat yang selalu

menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu

kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka

sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan

terhadap suatu kaum, maka taka da yang dapat menolaknya

dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

(Qs: Ar-Ra’d: 11)

Dalam ayat ini Allah telah memberikan jalan bagi hamba-Nya

jika ia berkeinginan kuat untuk berubah maka Allah akan merubah

nasibnya atas kehendak-Nya. Oleh karena itu, sebagai hamba Allah

yang beriman manusia diperintahkan untuk tetap optimis dan

berusaha untuk kebaikan-kebaikan yang mereka harapkan dalam

hidupnya. Rasa optimis yang ada pada guru-guru honorer di gugus

02 Kecamatan Tigaraksa sedikit banyaknya karena dilandasi

kepercayaannya akan Allah dan janji Allah pada Surah Ar-Ra’d ayat

11. Selain itu, Allah telah menjanjikan mengangkat beberapa derajat

bagi orang-orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.

Sebagaimana dalam Surah Al-Mujadillah ayat 11 Allah Berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan

kepadamu, “berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,”

maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan

untukmu. Dan apabila dikatakan, “berdirilah kamu,” maka

berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang

yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu

beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa

yang kamu kerjakan.” (QS: Al-Mujadillah: 11)

Page 75: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

62

Berdasarkan hasil observasi dan angket dapat dilihat bahwa

secara keseluruhan sikap optimis guru honorer sekolah dasar negeri

di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa dalam kategori tinggi. Hal ini

dilihat dari hasil rata-rata keseluruhan angket sebagai berikut:

Tabel 4.3

Nilai Rentang Skala

Nilai Rentang Nilai Nilai Rata-rata

Sangat Tidak Optimis 59 106.2 Tidak Optimis 107.2 153.4 Cukup Optimis 154.4 200.6

Optimis 201.6 247.8 222.6

Sangat Optimis 248.8 295

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil penilaian guru

honorer sekolah dasar negeri terhadap optimis dirinya sudah cukup

tinggi dengan nilai rata-rata 222.6. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu menggunakan Life Orientation Test oleh Scheier

dan Bridges (1994). Skala ini mengukur optimis dan pesimis,

terdapat 3 item untuk mengukur optimis yaitu item nomor 1, 3, dan

6, dan mengukur pesimis yaitu item nomor 2, 4, dan 5. Dari hasil

yang diperoleh dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Item 1

Item 1 adalah pernyataan untuk mengukur optimis; “Di

kesempatan yang tidak pasti, saya tetap mengharapkan yang

terbaik”

Diagram 4.10

Skala Optimis Item 1

0% 2%

8%

56%

34%

sangat tidak optimis

tidak optimis

cukup optimis

optimis

sangat optimis

Page 76: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

63

Berdasarkan dari hasil angket dapat digambarkan pada

diagram di atas. Dapat dilihat bahwa 56% guru honorer

sekolah dasar negeri menilai bahwa mereka optimis dan

tetap mengharapkan yang terbaik walaupun dikesempatan

yang tidak pasti, 34% menilai bahwa mereka sangat optimis

dikesempatan yang tidak pasti, 8% menilai bahwa mereka

cukup optimis dan tetap mengharapkan yang terbaik

walaupun dikesempatan yang tidak pasti, 2% menilai

bahwa mereka tidak optimis dan tidak mengharapkan yang

terbaik dikesempatan yang tidak pasti. Dan tidak ada yang

menilai sangat tidak optimis dan tidak mengharapkan yang

terbaik dikesempatan yang tidak pasti.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru

honorer sekolah dasar negeri optimis dan tetap

mengharapkan yang terbaik walaupun dikesempatan yang

tidak pasti. Hal ini tercermin dari tingkat optimis guru

honorer dalam mencapai tujuan yang ia inginkan.

Dikesempatan yang tidak pasti seperti seleksi calon pegawai

negeri sipil yang sangat ketat dalam proses

penyeleksiaannya, mereka tetap mengharapkan yang terbaik

dengan turut mengikuti dan berusaha agar mereka

mendapatkan apa yang diinginkan.

2) Item 2

Item 2 adalah pernyataan untuk mengukur pesimis;

“Jika ada yang salah bagi saya, itu akan terjadi”.

Diagram 4.11

Skala Optimis Item 2

7%

32%

47%

12%

2%

sangat tidak optimis

tidak optimis

cukup optimis

optimis

sangat optimis

Page 77: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

64

Berdasarkan dari hasil angket dapat digambarkan pada

diagram di atas. Dapat dilihat bahwa sebanyak 47% guru

honorer menilai bahwa mereka cukup optimis. 32% guru

honorer menilai bahwa mereka pesimis. Sebanyak 12%

menilai optimis, 7% sangat pesimis dan 2% sangat optimis.

Dari penilaian di atas dapat dilihat bahwa guru honorer

cukup optimis dengan apa yang akan terjadi dalam

hidupnya. Guru honorer jarang merasa pesimis dan

berpikiran negatif atas apa yang belum terjadi dalam

hidupnya. Guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02

Kecamatan Tigaraksa selalu berusaha berprasangka baik

terhadap apa yang sedang dan akan terjadi dalam

kehidupannya.

3) Item 3

Item 3 adalah pernyataan untuk mengukur optimis;

“Saya selalu optimis tentang masa depan saya”

Diagram 4.12

Skala Optimisme Item 3

Berdasarkan dari hasil angket dapat digambarkan pada

diagram di atas. Dapat dilihat bahwa 46% guru honorer

sekolah dasar negeri menilai bahwa mereka optimis tentang

masa depan mereka, 44% menilai bahwa mereka sangat

optimis tentang masa depan mereka, 10% menilai bahwa

mereka cukup optimis tentang masa depan mereka, dan

tidak ada yang menilai bahwa mereka tidak optimis dan

sangat tidak optimis tentang masa depan mereka.

Dari penilaian di atas dapat dilihat bahwa guru honorer

sekolah dasar negeri memiliki optimis tentang masa depan

0% 0%

10%

46%

44%

sangat tidak optimis

tidak optimis

cukup optimis

optimis

sangat optimis

Page 78: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

65

mereka. Guru honorer mengaku bahwa mereka yakin bahwa

masa depan mereka akan lebih baik dari apa yang sedang

mereka jalani saat ini.

4) Item 4

Item 4 adalah pernyataan untuk mengukur pesimis;

“Saya hampir tidak pernah berharap hal-hal berjalan sesuai

dengan keinginan saya”.

Diagram 4.13

Skala Optimis Item 4

Berdasarkan dari hasil angket dapat digambarkan pada

diagram di atas. Dapat dilihat bahwa sebanyak 36% guru

honorer menilai bahwa mereka optimis. 29% guru honorer

menilai bahwa mereka cukup optimis. Sebanyak 20%

menilai sangat optimis, 12% menilai bahwa mereka pesimis

dan 3% sangat pesimis.

Dari penilaian di atas, guru honorer tidak berfikir

pesimis atas keburukan dalam hidupnya. Guru honorer

sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

selalu berharap hal-hal berjalan sesuai dengan keinginannya.

3%

12%

29%

36%

20% sangat tidak optimis

tidak optimis

cukup optimis

optimis

sangat optimis

Page 79: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

66

5) Item 5

Item 5 adalah pernyataan untuk mengukur pesimis;

“Saya jarang mengandalkan hal-hal baik yang terjadi pada

saya”.

Diagram 4.14

Skala Optimis Item 5

Berdasarkan dari hasil angket dapat digambarkan pada

diagram di atas. Dapat dilihat bahwa sebanyak 37% guru

honorer menilai bahwa mereka optimis. 37% guru honorer

menilai bahwa mereka cukup optimis. Sebanyak 14%

menilai sangat optimis, 7% menilai bahwa mereka pesimis

dan 5% sangat pesimis.

Dari penilaian di atas dapat dilihat bahwa guru honorer

tidak pesimis dan guru honorer selalu berusaha

mengandalkan hal-hal baik yang terjadi pada dirinya.

Mereka selalu percaya bahwa hal-hal yang baik dalam

hidupnya mampu menjadi sesuatu yang dapat membantunya

dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

5% 7%

37% 37%

14% sangat tidak optimis

tidak optimis

cukup optimis

optimis

sangat optimis

Page 80: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

67

6) Item 6

Item 6 adalah pernyataan untuk mengukur optimis;

“Secara keseluruhan, saya mengharapkan hal-hal yang lebih

baik terjadi pada saya daripada hal yang buruk”.

Diagram 4.15

Skala Optimis Item 6

Berdasarkan dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa

46% guru honorer sekolah dasar negeri menilai bahwa

mereka berharap hal-hal yang baik dalam hidupnya daripada

hal buruk, 44% menilai bahwa mereka sangat berharap hal-

hal yang baik dalam hidupnya daripada hal buruk, 10%

menilai bahwa mereka cukup berharap hal-hal yang baik

dalam hidupnya daripada hal buruk, dan tidak ada yang

menilai bahwa mereka tidak berharap dan sangat tidak

berharap tentang hal baik yang terjadi dalam hidupnya.

Dari penilaian di atas dilihat bahwa guru honorer

sekolah dasar negeri selalu berusaha optimis dan selalu

berharap mendapatkan hal-hal yang baik dalam hidupnya

daripada hal buruk. Bagi guru honorer sekolah dasar negeri

di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa memikirkan hal buruk

hanya dapat merugikan dirinya. Guru honorer sekolah dasar

negeri mengaku bahwa jika memikirkan hal yang buruk

hanya dapat membuat perasaannya menjadi lebih buruk dan

akan berimbas ketika mereka mengajar di dalam kelas. Oleh

karena itu, sebisa mungkin guru honorer sekolah dasar

negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa selalu menjaga

0% 0%

10%

46%

44%

sangat tidak optimis

tidak optimis

cukup optimis

optimis

sangat optimis

Page 81: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

68

pikirannya dan mood nya agar tidak menjadi pengaruh

buruk ketika mereka harus menjalankan tugasnya.

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa

sikap optimis guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus

02 Kecamatan Tigaraksa dalam kategori cukup tinggi. Hal

ini dilihat dari sikap guru honorer yang selalu yang optimis

atas kehidupannya dan selalu mengharapkan hal-hal baik

dalam hidupnya daripada hal buruk. Selain itu, guru-guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa selalu berfikir positif akan masa depannya, dan

mengharapkan yang terbaik dalam hidupnya.

C. Pembahasan

Guru honorer adalah seorang pendidik di sekolah yang status

kepegawaiannya bukan pegawai negeri sipil (PNS). Akan tetapi, tugas guru

honorer di sekolah sama dengan guru yang berstatus PNS yaitu memiliki

jam mengajar yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama terhadap

peserta didik di sekolah. Guru honorer di lingkungan pendidikan harus

menunggu kejelasan statusnya dengan waktu yang tidak ditentukan. Banyak

guru honorer di sekolah khususnya sekolah dasar negeri di wilayah

Kabupaten Tangerang yang mengajar sampai belasan tahun dengan status

yang masih sama yaitu guru honorer sekolah.

Guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

berjumlah 59 orang yaitu 19 orang guru laki-laki dan 40 orang guru

perempuan. Dengan latar pendidikan yang baik yaitu guru honorer sekolah

dasar negeri telah lulus S1 dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD). Guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa juga memiliki rentang masa kerja yang berbeda yaitu guru yang

telah mengajar dan mengabdi diatas 10 tahun yaitu sebanyak 25 orang guru

honorer. Guru yang mengajar 6-10 tahun sebanyak 13 orang. Sedangkan

sisanya sebanyak 21 orang guru honorer memiliki masa kerja di bawah 5

tahun.

Sejahtera atau kesejahteraan diartikan pada kondisi seseorang yang baik,

nyaman, makmur, dalam keadaan yang sehat dan damai. Sedangkan,

kesejahteraan subjektif lebih dikenal sebagai kebahagian seseorang yang

dinilai dari evaluasi diri terhadap peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam

hidupnya. Evaluasi ini berupa seberapa banyak emosi positif atau negatif

yang dialami seseorang setiap harinya. Kesejahteraan subjektif juga dinilai

Page 82: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

69

dari bagaimana seseorang merasa puas dan bersyukur terhadap hidup yang ia

jalani.

Kesejahteraan guru honorer sejauh ini masih dikatakan kurang sejatera.

Keadaan guru yang kurang sejahtera dilatar belakangi dengan keadaan guru

yang tidak sesuai dengan harapannya. Salah satu dari faktor ketidak

sejahteraan seorang guru honorer adalah minimnya pendapatan yang ia

dapatkan. Harapan seorang guru honorer adalah mendapatkan kesejahteraan

yang serupa dengan guru PNS. Namun pada kenyataannya, kesejahteraan

guru honorer masih jauh dibandingkan dengan guru PNS.

Dalam hasil penelitian dapat dilihat pendapatan guru honorer di Gugus

02 Kecamatan Tigaraksa cukup beragam. Bagi guru honorer sekolah dasar

negeri yang mendapatkan penghasilan di bawah lima ratus ribu rupiah

perbulannya mendapatkan prosentase sebesar 8% yaitu sebanyak 5 orang

guru honorer. Selanjutnya, terdapat 32% untuk guru honorer yang

mendapatkan gaji dibawah satu juta rupiah yaitu sebanyak 19 orang guru

honorer. Dan 24% bagi guru honorer sekolah dasar negeri yang

mendapatkan penghasilan antara satu juta rupiah sampai dengan satu juta

lima ratus ribu rupiah yaitu sebanyak 14 orang guru honorer. Dan sisanya

36% bagi guru honorer sekolah dasar negeri yang mendapatkan penghasilan

di atas satu juta lima ratus ribu rupiah dibawah dua juta rupiah yaitu 21

orang guru honorer..

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dolan, Peasgood, dan White

(2008) menyatakan bahwa ada 7 pengaruh potensial pada kesejahteraan,

salah satunya adalah pendapatan (income). Dalam penelitian lain yang

dilakukan oleh Clark, Frijters, dan Shields (dalam Dolan, Peasgood, dan

White: 2008) menyatakan bahwa adanya hubungan antara pendapatan

dengan kesejahteraan subjektif. Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat

bahwa pendapatan guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa telah menjadi indikasi guru honorer tidak merasa

bahagia dan puas dalam pekerjaannya dan berdampak pada kehidupannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait kesejahteraan

subjektif guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan

Tigaraksa dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan subjektif guru honorer

sekolah dasar negeri di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa dalam kategori

cukup tinggi dengan tingkat kepuasan guru honorer terhadap hidupnya

dengan kategori cukup puas dengan nilai rata-rata 180.6.

Ketidakpuasan diri guru honorer didasari dari beberapa aspek dalam

kehidupannya salah satunya yaitu pendapatan guru honorer yang rendah.

Namun dalam penelitian ini juga menunjukan penilaian lain yaitu guru

Page 83: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

70

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa cukup puas

atas pekerjaannya sebagai guru honorer. Guru honorer mengaku bahwa

dirinya merasa bahagia menjadi guru honorer dikarenakan adanya faktor

dukungan dari orang-orang di sekelilingnya, faktor dihargai oleh

masyarakat, dan faktor tujuan hidup yang lebih baik. Hal lain diungkapkan

oleh guru honorer bahwa mereka bersyukur atas apa yang sedang mereka

jalani saat ini sebagai guru honorer. Hal ini serupa dengan penelitian yang di

lakukan oleh Wangi dan Annissa (2015) dalam penelitiannya terkait

kesejahteraan subjektif pada guru honorer di SMP Terbuka 27 Bandung

bahwa hasil penelitian menunjukan secara umum guru honorer memiliki

tingkat kepuasan hidup dengan kategori cukup puas, dan memiliki afek

positif yang tinggi.

Faktor-faktor dalam kesejahteraan subjektif juga turut mempengaruhi

tingkat kesejahteraan subjektif guru honorer seperti harga diri, kontrol diri,

optimis, relasi sosial, ekstraversi, serta memiliki arti dan tujuan hidup.

Dalam penelitian ini faktor kesejahteraan subjektif dinilai dari faktor

optimis guru honorer. Pada kategori optimis, hasil penelitian menunjukan

bahwa guru honorer di Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa memiliki sikap

optimis yang tinggi dengan nilai rata-rata 222.6. Guru honorer sekolah dasar

negeri optimis terhadap masa depannya. Hal ini didasari dengan rasa percaya

bahwa Allah akan membantunya dan mengangkat derajat bagi orang-orang

berilmu dan mengamalkan ilmunya. Guru honorer sekolah dasar negeri di

Gugus 02 Kecamatan Tigaraksa selalu mengharapkan yang terbaik dalam

kehidupannya begitupun dalam karirnya sebagai guru. Hal ini dilihat dari

upaya guru honorer sekolah dasar negeri dalam mengikuti tes penerimaan

pegawai negeri sipil. Kegagalan-kegagalan yang diterima oleh guru honorer

tidak membuat putus asa dan putus semangat sebagai guru. Mereka optimis

bahwa mereka akan mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan apa

yang mereka harapkan kedepannya.

Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan

bahwa kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus

02 Kecamatan Tigaraksa cukup tinggi. Hal ini ditinjau juga dari hasil

penelitian yang menunjukan bahwa faktor optimis dalam kesejahteraan

subjektif pada guru honorer sekolah dasar negeri di Gugus 02 kecamatan

Tigaraksa menunjukan hasil yang cukup tinggi yaitu 222.6. Faktor optimis

tersebutlah yang membuat guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02

Kecamatan Tigaraksa tetap bertahan dan menyenangi profesinya sebagai

guru di sekolah dasar negeri.

Page 84: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penemuan dalam penelitian ini, peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Kesejahteraan subjektif guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02

Kecamatan Tigaraksa cukup tinggi. Hal ini dilihat dari tingkat

kebahagiaan dan kebersyukuran guru honorer yang cukup tinggi atas

profesi yang sedang mereka jalani.

2. Penilaian atas kepuasan hidup menunjukan bahwa guru honorer sekolah

dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa merasa cukup puas atas

kehidupannya. Guru honorer sekolah dasar negeri di gugus 02

Kecamatan Tigaraksa mengaku bahagia dan senang dengan tugasnya

sebagai guru.

3. Dilihat dari faktor kesejahteraan subjektif, pada faktor optimis guru

honorer sekolah dasar negeri di gugus 02 Kecamatan Tigaraksa

memiliki optimis yang tinggi. Guru honorer mengaku bahwa mereka

optimis atas masa depannya dengan selalu berpikir dan melakukan hal

yang positif.

B. Saran

Dalam penelitian ini terdapat saran sebagai berikut:

1. Kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang diharapkan lebih

memperhatikan kesejahteraan guru honorer sekolah dasar negeri,

khususnya di Kecamatan Tigaraksa. Hal ini dimaksudkan agar guru

honorer sekolah dasar negeri di wilayah Kabupaten Tangerang memiliki

kesetaraan kesejahteraan dengan guru honorer di wilayah lainnya.

2. Kepada Pengawas Sekolah Dasar dan Kepala Sekolah Dasar Negeri di

gugus 02 Kecamatan Tigaraksa agar dapat terus men-support, membina

dan membimbing guru honorer di sekolah, supaya guru honorer dapat

mencapai sesuatu yang mereka inginkan dan harapkan.

3. Kepada guru honorer sekolah dasar negeri agar terus berupaya

meningkatkan kualitas diri sebagai seorang guru agar apa yang

diinginkan dan diharapkan dapat tercapai.

Page 85: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

72

DAFTAR PUSTAKA

AlQur’anulkarim Terjemahan Perakata Warna. 2018. Al-Hijr. Cordoba

Arfa, R. K. ., L.F.J, K., & Munayang, H. (2013). Perbandingan Kejadian dan

Tingkat Depresi Guru Honorer di Sekolah Dasar Negeri Pada Empat

Kecamatan di Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal E-

Biomedik (EBM), 1(1), 733–742.

Arham, N., & Suyanto, T. (2016). Makna Profesi Guru Dalam Prespektif Guru

Honorer di Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Muniroh Kecamatan

Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan,

2(3), 547–561.

Ariati, J. (2010). Subjective Well-Being (Kesejahteraan Subjektif) Dan

Kepuasan Kerja Pada Staf Pengajar (Dosen) di Lingkungan Fakultas

Psikologi Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Undip, 8(2), 117–123.

Balkis, A. S., & Masykur, A. M. (2016). Memahami Subjective Well-Being

Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri (Sebuah Studi Kualitatif

Fenomenologis). Jurnal Empati, 5(2), 223–228.

Borualogo, I. S., & Casas, F. (2019). Adaptation and Validation of The Children

’ s Worlds Subjective Well-Being Scale ( CW-SWBS ) in Indonesia.

Jurnal Psikologi, 46(2), 102–116. https://doi.org/10.22146/jpsi.38995

Compton, W.C. (2005). Introduction to Positive Psychology. New York:

Thomson Wodsworth

Data Statistik Kemendikbud. Diakses dari https://nasional.sindonews.com/ pada

28 Oktober 2019, pukul 15.04

Deneve, K. M., & Copper, H. (1998). The Happy Personality : A Meta-Analysis

of 137 Personality Traits and Subjective Well-Being. Psychological

Bulletin, 124(2), 197–229.

Diener, E. (1993). The Satisfaction With Life Scale. Journal of Personality

Assessment, 5(2), 164–172. https://doi.org/10.1207/s15327752jpa4901

Diener, E., Suh, E. M., Lucas, R. E., & Smith, H. L. (1999). Subjective Well-

Being: Three Decades of Progress. Psychological Bulletinological, 125(1),

276–302. https://doi.org/10.1006/pupt.1998.0157

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Page 86: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

73

Jakarta: Rineka Cipta,

Fahrudin, Adi. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: PT. Refika

Aditama.

Grove, G. A. (2016). The Introversion-Extroversion Scale The I-E Scale.

(March), 4–7. https://doi.org/10.13140/RG.2.1.2717.6086

Hafiza, S., & Mawarpury, M. (2019). Kesejahteraan Subjektif pada Pemulung :

Tinjauan Sosiodemografi. Gadjah Mada Journal Of Psychology, 5(2),

139–150. https://doi.org/10.22146/gamajop.49945

Hasibuan, M. A. I., Anindhita, N., Hikmah, N., Maulida, & Nashori, F. (2018).

Hubungan antara Amanah dan Dukungan Sosial dengan Kesejahteraan

Subjektif Mahasiswa Perantau. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian

Psikologi, 3(1), 101–116.

Husna, S., & Saidiyah, S. (2014). Kekuatan Karakter dan Kesejahteraan

Subjektif Penduduk Dewasa Muda Asli Yogyakarta. Psikologika, 19(1), 3–

11.

Imran, Ali. 2011. Supervisi pembelajaran tingkat satuan pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Issom, F. L., & Makbulah, R. (2017). Pengaruh Stres Situasi Kerja Terhadap

Psychological Well-Being Pada Guru Honorer Madrasah Ibtidaiyah di

Kota Tangerang. Perspektif Ilmu Pendidikan, 31(1), 61–67.

Juhji. (2016). Peran Urgen Guru Dalam Pendidikan. Studia Didaktika, 10(1),

52–62.

Ling, Jonathan dan Catling, Jonathan. 2012. Psikologi Kognitif. Terjemahan oleh

Noormalasari Fajar Widuri. Jakarta: Erlangga

Mudlofir, Ali. 2012. Pendidikan Profesional; Konsep, Strategi dan Aplikasinya

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurul, Huda, 2001. “Benarkah guru merupakan profesi?”, Jurnal Pendidikan

Islam-X, Nomor 2.

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang No.09 Tahun 2011 tentang Pembiayaan

dan Pengelolaan Dana Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

Page 87: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

74

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 tentang Pengangkatan Guru

Honorer

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Guru

Richard, M. L., & Steven, B. R. (1995). Measuring Belongingness:The Social

Connectedness and The Social Assurance Scales. Journal of Counseling

Psychology, 42(2), 232–241.

Rosenberg, M. (1965). Society and The Adolescent Self-Image. Princeton, NJ:

Princeton. University Press.

Scheier, M. ., Carver, C. ., & Bridges, M. . (1994). Distinguishing Optimism

From Neuroticism (and trait anxiety, self-mastery, and self-esteem): A Re-

Evaluation of Life Orientation Test. Journal of Personality and Social

Psychology, 67, 1063–1078.

Safarina, N. afni. (2016). Hubungan Harga Diri dan Optimisme Dengan

Kesejahteraan Subjektif Pada mahasiswa Magister Psikologi Universitas

Medan Area. Analitika, 8(2), 99–107.

Setiawan, H., & Budiningsih, T. E. (2014). Psychological Well-Being Pada Guru

Honorer Sekolah Dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.

Educational Psychology Journal, 3(1), 8–14. Retrieved from

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/epj

SindoNews.com. 2019. “Survei Jeblok, Sistem Pendidikan Indonesia Butuhkan

Terobsan” 05 Desember 2019. Diakses dari

https://nasional.sindonews.com/ pada 15 Januari 2020, pukul 22.10 WIB.

Tangney, J. ., Baumeister, R. ., & Boone, A. . (2004). High Self-Control Predicts

Good Adjusment, Less Pathology, Better Grades, and Interpersonal

Success. Journal of Personality, 5, 2004.

Tov, W., & Diener, E. (2007). Culture and Subjective Well-Being. Handbook of

Cultural Psychology, 691–713.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Undang-Undang No. 15 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Wangi, E. N., & Annisaa, F. R. (2015). Subjective Well-Being pada Guru

Honorer di SMP Terbuka 27 Bandung. Seminar Psikologi & Kemanusiaan,

978–979. Bandung.

Page 88: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

75

Page 89: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 1

Daftar Checklist Studi Dokumen SDN Gudang, SDN Kadongdong, SDN

Pasirnangka, SDN Pasirbolang, SDN Seglog, SDN Perum Mustika, SDN Cogreg

I, dan SDN Cogreg II.

No Dokumen Ada Tidak Ket.

1 Data Profil Sekolah √

2 Data Tenaga Pendidik √

3 Dokumen Sarana dan Prasarana √

4 Dokumen Kegiatan Guru √

Pedoman Observasi SDN Gudang, SDN Kadongdong, SDN Pasirnangka, SDN

Pasirbolang, SDN Seglog, SDN Perum Mustika, SDN Cogreg I, dan SDN

Cogreg II.

No Uraian Pengamatan Deskripsi Hasil Pengamatan

1 Keadaan fisik bangunan sekolah Cukup Baik

2 Keadaan guru saat melakukan

kegiatan belajar mengajar.

Kebanyakan guru merasa

senang dalam mengajar di

kelas.

Sebagian kecil merasa

tidak bersemangat dan

kurang mampu

menguasai kelas.

3 Disiplin Guru Hampir keseluruhan guru

sudah disiplin dalam

setiap kegiatan yang ada

di sekolah.

Hanya sedikit yang tidak

disiplin karena beberapa

faktor.

4 Keadaan Guru di luar kegiatan

belajar mengajar (Mengamati

sikap, interaksi dan sosialisasi

guru ketika di lingkungan

sekolah)

Hampir keseluruhan guru

memiliki sikap yang baik,

hubungan yang positif

dan saling mendukung

satu sama lain.

Page 90: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 2

Pedoman Wawancara

Wawancara Pengawas Sekolah

1. Apakah ada kebijakan khusus untuk guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

2. Jika ada, apa kebijakan tersebut?

3. Bagaimana pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan guru honorer

tersebut?

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

5. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kondisi guru honorer di sekolah dasar

negeri di gugus 02 ?

6. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan guru honorer di gugus 02?

7. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak puasan dari guru honorer di

sekolah dasar negeri di gugus 02?

8. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak bahagiaan dari guru honorer

di sekolah dasar negeri di gugus 02?

9. Apakah ada pembinaan khusus untuk guru honorer di gugus 02?

10. Apa stategi Bapak/Ibu sebagai pengawas untuk meningkatkan

kesejahteraan subjektif guru honorer?

Wawancara Kepala Sekolah

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai kesejahteraan guru honorer di

sekolah?

2. Apakah ada kebijakan khusus untuk guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

3. Jika ada, apa kebijakan tersebut?

4. Bagaimana pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan guru honorer

tersebut?

5. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

6. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kondisi guru honorer di sekolah?

7. Bagaimana hubungan Bapak/Ibu Kepala Sekolah dengan guru honorer

di sekolah?

Page 91: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

8. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak puasan dari guru honorer di

sekolah?

9. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak bahagiaan dari guru honorer

di sekolah?

10. Apakah ada pembinaan dan perhatian khusus untuk guru honorer di

sekolah?

11. Apa stategi yang dilakukan Bapak/Ibu Kepala Sekolah untuk

meningkatkan kesejahteraan subjektif guru honorer di sekolah?

Wawancara guru honorer

1. Apa pengertian sejahtera menurut Bapak/Ibu?

2. Apa bapak/ibu mengetahui tentang kebijakan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelaksanaan atau implementasi atas

kebijakan terebut?

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

5. Apakah pengawas dan kepala sekolah ikut membantu membimbing

Bapak/Ibu sebagai guru?

6. Bagaimana perasaan bapak/ibu selama menjadi guru honorer?

7. Apa yang menjadi masalah dan kendala Bapak/Ibu sebagai guru honorer

di sekolah dasar negeri?

8. Apakah bapak/ibu merasa bahagia menjadi guru honorer?

9. Apakah ibu merasa puas dengan kehidupan bapak/ibu ?

10. Apakah bapak/ibu merasa bangga dan di hargai sebagai seorang guru

dilingkungan masyarakat?

11. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan dukungan dari keluarga dan rekan

sejawat?

12. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan keluarga, rekan sejawat, dan

masyarakat?

13. Apakah bapak/ibu merasa optimis sebagai seorang guru?

14. Apa yang menjadi tujuan hidup Bapak/Ibu?

15. Apa hal yang berarti dalam hidup bapak/ibu?

Page 92: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 3

Hasil Wawancara dengan Pengawas Sekolah Dasar Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Informan : Nurlaela, S.Pd, M.Si

Jabatan : Pengawas Sekolah Dasar Gugus

Waktu dan tempat : Kantor UPT Kecamatan Tigaraksa, 06-01-2020

1. Apakah ada kebijakan khusus untuk guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Ada kebijakan untuk kesejahteraan guru honorer dari pemerintah

daerah

2. Jika ada, apa kebijakan tersebut?

Kesejahteraan tersebut berupa pemberian gaji yang disebut Bantuan

Operasional Pendidikan (BOP) yang diberikan kepada guru honorer

dari bulan Januari 2018 sampai sekarang.

3. Bagaimana pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan guru honorer

tersebut?

Syarat ketentuan penerima dana BOP yang diberikan oleh Bupati

Tangerang adalah guru honorer yang telah memiliki surat tugas dari

Dinas Pendidikan. Kemudian besaran gaji juga di sesuaikan dengan

masa kerja guru tersebut. Adapun kendala dari hal ini adalah

keterlambatan atau tidak tepat waktunya pemerintah dalam memberikan

gaji setiap bulannya pada guru honorer. Terkadang gaji yang harusnya

diterima bulan ini baru diberikan pada bulan berikutnya. Nah, disini

terkadang guru honorer merasa tidak diperhatikan. Padahal bapak

bupati telah berusaha memberikan yang terbaik. Mungkin saja

keterlambatan tersebut terkendala dari bagian pengelola keuangan.

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Sudah. Namun saja kita tahu sendiri bahwa manusia tidak pernah ada

puasnya. Ada perasaan ingin mendapatkan lebih. Apalagi jika kita

melihat pada tetangga kita yaitu Kota Tangerang dan Tangerang

Selatan yang pemerintah kota nya lebih memperhatikan kesejahteraan

guru honorer dengan memberikan dana bantuan operasional

pendidikan yang lebih besar jadi kita termasuknya masih rendah.

Padahal kita tahu sendiri bahwa sumber pemasukan kabupaten banyak.

Namun hal tersebut kembali lagi pada otonomi daerah.

Page 93: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

5. Bagaimana menurut Bapak/Ibu Kondisi guru honorer di sekolah dasar

negeri di gugus 02?

Guru honorer sejauh yang saya lihat memiliki potensi yang bagus,

semangat yang tinggi, kemauan belajar yang tinggi. Justru saya lihat

semangat guru honorer lebih bagus daripada guru PNS. Jika diberikan

tugas lebih giat, kalaupun dia belum mengetahuinya dia akan berusaha

belajar untuk bisa mengerjakan tugas tersebut.

6. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan guru honorer di gugus 02?

Alhamdulillah, semua berjalan dengan baik.

7. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak puasan dari guru honorer di

sekolah dasar negeri di gugus 02?

Secara tidak langsung terlihat bahwa adanya ketidak puasan dalam diri

guru honorer. Namun perasaan tersebut tidak membuat guru honorer

putus semangat menurut saya.

8. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak bahagiaan dari guru honorer

di sekolah dasar negeri di gugus 02?

Saya melihat guru-guru honorer di sekolah dasar semua bersemangat

jadi saya rasa mereka bahagia.

9. Apakah ada pembinaan khusus untuk guru honorer di gugus 02?

saya berusaha banyak melibatkan guru honorer dalam program-

program sekolah karena guru honorer lebih semangat dan saya ingin

lebih memberdayakan guru honorer.

10. Apa strategi Bapak/Ibu sebagai pengawas untuk meningkatkan

kesejahteraan subjektif guru honorer?

Jika dari pengawas sekolah, kami seberusaha mungkin menjadi partner

terbaik untuk guru disekolah agar guru mampu mengembangkan potensi

dalam dirinya dengan perasaan yang senang dan penuh kepuasan.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Nurlaela, S.Pd, M.Si Rittah Riani

Page 94: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 4

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Informan : Momon Suherman, S.Pd,

Jabatan : Kepala SDN Gudang

Waktu dan tempat : SDN Gudang, 28-12-2019

1. Bagaimana menurut Bapak mengenai kesejahteraan guru honorer di

sekolah?

Jawaban : Kesejahteraan guru honorer di sekolah itu tergantung dari

bagaimana guru tersebut. Jika sekolah hanya bisa membantu dalam hal

materi (gaji) sesuai dengan dana BOS yang di dapat, dan akan dibagi

sesuai dengan masa guru honorer tersebut. Sejauh ini saya melihat

bahwa guru-guru honorer di sekolah terlihat senang dan menyukai

pekerjaannya. Hal ini juga dilihat dari tidak ada keluhan yang begitu

serius dari para guru.

2. Apakah ada kebijakan khusus untuk guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Jawaban : yang saya ketahui ada kebijakan khusus untuk guru honorer

sekolah.

3. Jika ada, apa kebijakan tersebut?

Jawaban : kebijakan tersebut berupa peraturan untuk guru honorer yang

diharuskan berijazah S1 agar memuhi persyaratan sebagai pengajuan

BOP. Jika guru tersebut sudah bergelar S1 dan telah memiliki surat

tugas dari dinas pendidikan kabupaten mereka berhak mendapatkan

dana (gaji) dari pemerintah daerah setiap bulannya. Selain itu juga ada

dana 15% yang diperuntukan untuk guru honorer dari dana BOS pusat

yang diterima oleh sekolah.

4. Bagaimana pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan guru honorer

tersebut?

Jawaban : menurut saya implementasinya sudah cukup baik

5. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Jawaban : sedikitnya sudah menjawab masalah kesejahteraan guru

honorer walaupun belum sepenuhnya

6. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kondisi guru honorer di sekolah?

Jawaban : Alhamdulillah saya lihat semuanya baik, disiplin,

bersemangat.

Page 95: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

7. Bagaimana hubungan Bapak Kepala Sekolah dengan guru honorer di

sekolah?

Jawaban : hubungan dengan guru di sekolah saya rasa baik

8. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak puasan dari guru honorer di

sekolah dasar negeri di gugus 02?

Jawaban : ada mungkin ya, tergantung orangnya

9. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak bahagiaan dari guru honorer

di sekolah dasar negeri di gugus 02?

Jawaban : ketika ada masalah mungkin terlihat tidak bahagia. Kalau

biasa semua kelihatan bahagia saja.

10. Apakah ada pembinaan dan perhatian khusus untuk guru honorer di

sekolah?

Jawaban : pembinaan selalu dilakukan setiap kali rapat bulanan dengan

guru baik guru pns dan guru honorer, pembinaan tersebut tidak dibeda-

bedakan antara keduanya.

11. Apa stategi yang dilakukan Bapak Kepala Sekolah untuk meningkatkan

kesejahteraan subjektif guru honorer di sekolah?

Jawaban : strategi yang saya lakukan yaitu memberikan treatment yang

sama antara guru pns dan guru honorer karna memiliki beban kerja

yang sama.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Momon Suherman, S.Pd, Rittah Riani

Page 96: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Informan : Engkar Sukarni, S.Pd, MM.

Jabatan : Kepala SDN Kadongdong

Waktu dan tempat : SDN Kadongdong, 28-12-2019

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai kesejahteraan guru honorer di

sekolah?

Jawaban : kesejahteraan guru honorer itu relative. Tergantung dari

orang tersebut bagaimana menanggapi hidupnya. Walaupun dengan

pendapatan yang sedikit namun ia bersyukur maka ia akan merasa

puas. Namun berbeda jika ia tidak bersyukur pendapatan sebanyak

apapun akan terasa kurang.

2. Apakah ada kebijakan khusus untuk guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Jawaban : ada

3. Jika ada, apa kebijakan tersebut?

Jawaban : kebijakan itu berupa pemberiaan honor bagi guru sebesar

15% dari dana BOS.

4. Bagaimana pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan guru honorer

tersebut?

Jawaban : implementasi sudah cukup baik

5. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Jawaban : dalam hal ini pemerintah sudah cukup memberi solusi untuk

pemasalahan guru honorer di sekolah walaupun belum sepenuhnya.

6. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kondisi guru honorer di sekolah?

Jawaban : kondisi semua terlihat baik dan saling mendukung, guru-guru

disini baik PNS atau honor semua saling bekerjasama dan saling

menyemangati.

7. Bagaimana hubungan Bapak/Ibu Kepala Sekolah dengan guru honorer

di sekolah?

Jawaban : hubungan saya dengan guru guru di sekolah sudah baik,

begitupun antar guru sudah sangat baik. Guru-guru di sekolah saling

mendukung dan bekerja sama dengan baik.

8. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak puasan dari guru honorer di

sekolah dasar negeri di gugus 02?

Jawaban : terkadang iya, ada beberapa yang mengeluh

Page 97: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

9. Apakah Bapak/Ibu melihat adanya ketidak bahagiaan dari guru honorer

di sekolah dasar negeri di gugus 02?

Jawaban : saya rasa tidak terlalu ya, kebanyakan pada seneng aja guru-

guru honor disini.

10. Apakah ada pembinaan dan perhatian khusus untuk guru honorer di

sekolah?

Jawaban : pembinaan khusus tidak ada. Semua sama. Namun jika ada

guru honorer yang membutuhkan bantuan saya sebagai kepala sekolah

maka akan saya bantu semampu saya.

11. Apa strategi yang dilakukan Bapak/Ibu Kepala Sekolah untuk

meningkatkan kesejahteraan subjektif guru honorer di sekolah?

Jawaban : mungkin ini lebih pada strategi pengembangan guru honorer,

saya melakukan kombinasi dan kolaborasi antara guru pns (senior)

dengan guru honore. Misalnya kelas 4 terdapat 3 kelas, maka di kelas 4

akan saya tempatkan guru pns dengan guru honorer supaya saling

berkolaborasi dan bekerja sama sehingga guru honorer bisa belajar

bersama dengan guru pns atau guru senior.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Engkar Sukarni, S.Pd, MM. Rittah Riani

Page 98: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 5

Hasil Wawancara dengan Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Informan : Nursafitri, S.Pd,

Jabatan : Guru Honorer

Waktu dan tempat : Kediaman, 28-12-2019

1. Apa pengertian sejahtera menurut Bapak/Ibu?

Jawaban : sejahtera dalam pekerjaan , jika gaji yang diberikan sudah

sesuai dengan upah minimum regional (UMR). Jika masih dibawah itu

saya rasa belum sejahtera, karena kita sudah memiliki ijazah S1namun

tidak dihargai dibandingkan dengan orang yang hanya lulusan SMA

namun memiliki penghasilan jauh lebih baik seperti buruh pabrik.

2. Apa bapak/ibu mengetahui tentang kebijakan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Jawaban : tidak tahu, saya hanya mendapatkan surat tugas mengajar

dari dinas pendidikan dan mendapatkan insentif.

3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelaksanaan atau implementasi atas

kebijakan tersebut?

Jawaban : saya sudah lama mengajar dari tahun 2008 saya

mendapatkan insentif dalam waktu tiga bulan sekali sebesar tiga ratus

lima puluh ribu rupiah, kemudian empat ratus ribu rupiah, sampai

terakhir tujuh ratus ribu rupiah sebelum ada perubahan nama menjadi

BOP di tahun 2017. Namun pemberian insentif juga terakhir dilakukan

pada tahun 2008, guru yang mengabdi di tahun 2009 sampai 2017 tidak

lagi mendapatkan insentif hanya mendapatkan gaji sekolah yang

besarannya sebesar 15% dari dana BOS yang diterima oleh sekolah,

besarannya tidak menentu karna hal tersebut tergantung dana BOS

yang diterima sekolah. Kemudian setelah ada BOP di tahun 2017 gaji

menjadi satu juta enam ratus. Namun untuk besaran BOP juga

ditentukan dengan masa kerja. Masa kerja yang lama mendapatkan satu

juta enam ratus ribu rupiah dan yang tergolong masih sebentar masa

kerjanya hanya mendapatkan satu juta rupiah. Syaratnya harus

mendapatkan surat mengajar dari dinas, yang belum mendapatkan surat

tersebut belum bisa menerima dana BOP.

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Page 99: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Jawaban : belum cukup, apalagi dibandingkan dengan kota Tangerang

dan Tangerang Selatan yang saya dengar mendapatkan gaji yang lebih

besar dibandingkan kabupaten padahal setahu saya APBD kabupaten

Tangerang lebih besar dari keduannya.

5. Apakah pengawas dan kepala sekolah ikut membantu membimbing

Bapak/Ibu sebagai guru?

Jawaban : ya, pengawas dan kepala sekolah ikut membimbing dan

membantu apa saja yang dibutuhkan oleh guru baik itu dalam hal

mengajar di sekolah maupun di luar hal mengajar seperti membantu

mengurusi apa yang diperlukan guru untuk pengajuan BOP atau hal-hal

lainnya..

6. Bagaimana perasaan bapak/ibu selama menjadi guru honorer?

Jawaban : ada perasaan senang mengajar, kadang juga merasa kesal

dengan anak-anak yang sulit di atur. Begitupun juga merasa kesal

dengan pemerintah yang tidak ada kejelasan dan tindak lanjut untuk

guru honorer. Diangkat menjadi guru PNS pun rasanya sangat sulit,

ditambah dengan IPK saya yang belum memenuhi persyaratan, hal ini

menjadi kendala tersendiri, ingin berkuliah kembali namun

membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit, sedangkan saya harus

memikirkan anak-anak saya di rumah yang lebih membutuhkan di masa-

masa nya sedang bersekolah.

7. Apa yang menjadi masalah dan kendala Bapak/Ibu sebagai guru

honorer?

Jawaban : masalah ketidakjelasan pemerintah untuk kesejahteraan guru

honorer. Mungkin khususnya saya terkendala di IPK yang kecil. Ada

beberapa teman yang terkendala umur padahal masa mengabdi di

sekolah sudah lama sekali.

8. Apakah bapak/ibu merasa bahagia menjadi guru honorer?

Jawaban : Alhamdulillah senang, karena keinginan sendiri. Dan

mendapat banyak dukungan dari orangtua, suami, dan orang sekitar

9. Apakah ibu merasa puas dengan kehidupan bapak/ibu?

Jawaban : belum cukup puas

10. Apakah bapak/ibu merasa bangga dan di hargai sebagai seorang guru di

lingkungan masyarakat?

Jawaban : sangat bangga karna memiliki tugas yang mulia yaitu

mencerdaskan anak bangsa dan Alhamdulillah merasa dihargai oleh

masyarakat khususnya oleh anak murid dan orangtua murid.

11. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan dukungan dari keluarga dan rekan

sejawat?

Page 100: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Jawaban : tentu sangat didukung. Karena menjadi guru pun awalnya

karena orangtua. Suami pun ikut mendukung. Setelah dijalani saya

merasa banyak manfaatnya juga menjadi seorang guru. Sebagai

seorang ibu pun saya merasa memiliki banyak waktu dengan anak-anak

saya dibandingkan jika saya bekerja sebagai pegawai atau buruh.

12. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan keluarga, rekan sejawat, dan

masyarakat?

Jawaban : Alhamdulillah semuanya baik. Jika ada sedikit masalah

dengan rekan guru di sekolah semua akan berlalu dan kembali baik.

13. Apakah bapak/ibu merasa optimis sebagai seorang guru?

Jawaban : InsyaAllah saya optimis untuk menjadi guru yang lebih baik

lagi

14. Apa yang menjadi tujuan hidup Bapak/Ibu?

Jawaban : yang menjadi tujuan hidup adalah menjadi seseorang yang

lebih bermanfaat bagi orang lain.

15. Apa hal yang berarti dalam hidup bapak/ibu?

Jawaban : keluarga adalah hal yang sangat berarti bagi saya

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Nursafitri, S.Pd, Rittah Riani

Page 101: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Hasil Wawancara dengan Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Informan : Siti Salbiyah, S.Pd,

Jabatan : Guru Honorer

Waktu dan tempat : SDN Gudang, 06-01-2020

1. Apa pengertian sejahtera menurut Bapak/Ibu?

Menurut saya sejahtera itu ketika hidup terasa nyaman dan bahagia.

2. Apa bapak/ibu mengetahui tentang kebijakan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Yang saya tahu kebijakannya berubah-ubah dari pertama awal saya

masuk sampai sekarang. Yang saya tahu sekarang kebijakan untuk guru

honorer itu berupa penerimaan dana yang disebut Bantuan Operasional

Pendidikan (BOP), kami menyebutnya bantuan bukan gaji karna kalau

disebut gaji masih jauh dari upah standar minimal. BOP tersebut

terhitung sejak januari tahun 2018, semua guru honorer

mendapatkannya termasuk yang baru masuk mengajar asalkan mereka

memiliki ijazah S1. Namun yang membedakan besarannya yaitu masa

kerja. Sebelum BOP ini juga sempat ada tunjangan daerah untuk guru

honorer tapi itu pun tidak semua dapat tunjangan tersebut. Saya kurang

mengetahui apa yang menjadi persyaratannya, namun saya sendiri

selama mengajar dari tahun 2010 belum pernah mendapatkan

tunjangan dari pemerintah daerah. Baru ketika ada kebijakan BOP ini

saya mendapatkannya. Selama ini hanya mendapat kesejahteraan dari

sekolah yang berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS)sebesar empat ratus ribu rupiah dari awal mengajar 2010

sampai dengan 2018 dan itu pun diberikan pertiga bulan sekali.

3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelaksanaan atau implementasi atas

kebijakan tersebut?

Saya rasa dalam kebijakan ini pemerintah daerah belum sepenuhnya

melihat kondisi real guru honorer di sekolah. Saya merasa kurang adil

saja karena guru honorer yang baru di tahun 2018 bisa mendapatkan

BOP yang sama dengan guru honoren yang telah mengajar tahunan.

Walaupun besarannya ditentukan masa kerja namun perbedaan itu

hanya berbeda sedikit.

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Page 102: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Sedikitnya sudah, namun kita juga tidak bisa memungkiri bahwa

kebutuhan kita sehari-hari pun melebihi angka tersebut. Apalagi suami

saya sama-sama guru honorer di sekolah dasar. Jadi besarannya juga

bisa diketahui sendiri. Sedangkan saya memiliki 2 orang anak. Namun,

ya..kita syukuri saja semuanya.

5. Apakah pengawas dan kepala sekolah ikut membantu membimbing

Bapak/Ibu sebagai guru?

Tentu, kepala sekolah khususnya banyak membantu, membimbing dan

mengarahkan.

6. Bagaimana perasaan bapak/ibu selama menjadi guru honorer?

Selama ini saya senang dan enjoy menjalani tugas saya sebagai guru.

7. Apa yang menjadi masalah dan kendala Bapak/Ibu sebagai guru

honorer?

Masalah mungkin lebih pada internal keluarga. Jika masalah sebagai

guru saya rasa tidak ada masalah. Semuanya berjalan dengan baik dan

sesuai. Jika kendala di sekolah pasti ada, entah itu saat mengajar

dengan anak murid atau dengan rekan guru. Namun saya belajar lebih

bijak menanggapinya dan juga memaklumi jika mungkin ada

keselahpahaman dengan rekan guru di sekolah.

8. Apa ibu sudah merasa bahagia menjadi guru?

Bahagia itu relative. Saya mensyukuri semua yang telah terjadi dan

telah saya dapatkan. Kuncinya bahagia adalah syukur.

9. Apakah ibu merasa puas dengan kehidupan ibu?

Cukup puas

10. Apakah bapak/ibu merasa bangga dan di hargai sebagai seorang guru

dilingkungan masyarakat?

Saya merasa bangga bisa menjadi seorang guru. Dan saya merasa

sangat dihargai oleh orang-orang disekitar saya.

11. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan dukungan dari keluarga dan rekan

sejawat?

Alhamdulillah saya mendapatkan dukungan dari orangtua, suami, dan

teman-teman yang lain.

12. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan keluarga, rekan sejawat, dan

masyarakat?

Alhamdulillah hubungan dengan semuanya baik.

13. Apakah bapak/ibu merasa optimis sebagai seorang guru?

Sangat optimis, walaupun sulit namun kuasa Allah, menurut kita sulit

atau bahkan tidak mungkin bagi Allah itu sangat mudah.

14. Apa yang menjadi tujuan hidup Bapak/Ibu?

Page 103: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Menjadikan anak-anak saya menjadi anak yang sholeh/solehah dan

sukses dikemudian hari. Untuk karir saya juga memiliki tujuan atau

impian yang lebih baik kedepannya tidak hanya menjadi guru honorer,

saya berharap bisa menjadi guru PNS.

15. Apa hal yang berarti dalam hidup bapak/ibu?

Tentu keluarga yang sangat berarti dalam hidup ini

16. Apakah ada upaya untuk mencapai tujuan tersebut?

Tentu, saya berupaya untuk hal itu dengan saya mengikuti tes CPNS

setiap kali ada pembukaan tes CPNS. Pada tahun 2018 saya mendapat

nilai tertinggi, namun terkendala karena tidak memiliki sertifikat

pendidik jadi saya dikalahkan dengan rekan saya yang memiliki

sertifikat pendidik.

17. Bagaimana kondisi di sekolah ?

Alhamdulillah saya nyaman di sekolah. Nyaman dengan kepala sekolah,

nyaman dengan guru, nyaman dengan anak-anak. Secara keseluruhan

faktor eksternal semua saya rasa baik. Mungkin hanya permasalahan

internal saja yang membuat saya harus lebih belajar lagi membagi

waktu antara sekolah dan keluarga di rumah, menjaga kondisi tubuh

agar tetap sehat karena saya harus berperan dengan baik sebagai ibu

dan guru.

Karena saya berkomitmen bagaimana caranya saya bisa berguna di

rumah maupun di sekolah. Semua bisa saya kerjakan dengan baik.

18. Apa yang menjadi semangat ibu sebagai guru ?

Saya memiliki tekad untuk lebih bermanfaat untuk orang lain. Itu yang

menjadi semangat bagi saya.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Siti Salbiyah, S.Pd, Rittah Riani

Page 104: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Hasil Wawancara dengan Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Informan : Saefi, S.Pd,

Jabatan : Guru Honorer

Waktu dan tempat : SDN Kadongdong, 06-01-2020

1. Apa pengertian sejahtera menurut Bapak/Ibu?

Sejahtera ketika hidup penuh dengan keberkahan

2. Apa bapak/ibu mengetahui tentang kebijakan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Saya rasa kebijakan pemerintah terkait kesejahteraan guru honorer

tidak jelas

3. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelaksanaan atau implementasi atas

kebijakan tersebut?

Implementasinya dari kebijakan tersebut juga belum cukup baik

menurut saya. Jika dibandingkan dengan guru yang mengajar di SMP

atau SMA honor yang diterima sesuai dengan jam mengajar. Namun

jika guru SD berapapun jumlah jam mengajarnya besaran honor yang

didapatkan sama saja.

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Ya…karna ketidakjelasan itu saya rasa belum cukup menjawab masalah

kesejahteraan guru.

5. Apakah pengawas dan kepala sekolah ikut membantu membimbing

Bapak/Ibu sebagai guru?

Tentu ada bimbingan dari pengawas dan kepala sekolah bagi guru-guru

disekolah untuk meningkatkan kinerja dan mutu di sekolah.

6. Bagaimana perasaan Bapak/ibu selama menjadi guru honorer?

Menjadi guru adalah hal yang susah susah gampang menurut saya.

Susah mungkin dalam segi materi, namun kembali lagi saya ingin

mendapatkan Ridho orang tua saya yang menginginkan saya menjadi

guru, maka saya berusaha untuk memiliki Ridho orangtua tersebut.

7. Apa yang menjadi masalah dan kendala bapak sebagai guru di sekolah?

Yang menjadi faktor kendala di sekolah mungin hanya dari segi siswa.

Karakter siswa yang beragam, semangat belajarnya juga yang beragam

jadi saya perlu banyak mengolah kelas agar lebih menyenangkan.

Namun kendala lain saya rasa tidak ada, Alhamdulillah dengan rekan

guru di sekolah semua baik.

8. Apa bapak merasa bahagia sebagai guru honorer?

Page 105: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Alhamdulillah saya bahagia. insyaAllah menjadi guru SD bahagia

dunia dan akhirat.

9. Apa bapak sudah merasa puas dengan kehidupan bapak?

Jika dikatakan puas, saya merasa belum puas. Karena saya ingin

menjadi yang lebih baik lagi.

10. Apakah bapak/ibu merasa bangga dan di hargai sebagai seorang guru

dilingkungan masyarakat?

sejauh ini saya merasa dihargai. Terkadang banyak juga yang meminta

saya untuk memberikan les pada anaknya. Saya terima selama anaknya

memiliki keinginan belajar yang kuat.

11. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan dukungan dari keluarga dan rekan

sejawat?

Justru saya menjadi guru karena keinginan dan dukungan orangtua

pada awalnya. Kemudian setelah memiliki istri, karena istri tahu bahwa

saya guru honorer dari awal jadi istri pun mendukung saja karena

kebetulan istri saya pun bekerja sebagai guru honorer. Jadi semua

insyaAllah mendukung saya menjadi seorang guru.

12. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan keluarga, rekan sejawat, dan

masyarakat?

Hubungan semuanya baik

13. Apakah bapak/ibu merasa optimis sebagai seorang guru?

Saya optimis. Semuanya bermula dari ridho Allah ada di Ridhonya

orangtua.

14. Apa yang menjadi tujuan hidup Bapak/Ibu?

Saya ingin menjadi seorang tokoh agama dalam kata lain menjadi

seorang kyai itu yang menjadi impian saya. Dengan upaya yang

dilakukan dengan saya terus belajar memperdalam ilmu.

15. Apa hal yang berarti dalam hidup bapak/ibu?

yang berarti tentu orangtua dan keluarga.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Saefi, S.Pd, Rittah Riani

Page 106: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Hasil Wawancara dengan Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Informan : Susanti, S.Pd,

Jabatan : Guru Honorer

Waktu dan tempat : SDN Kadongdong, 03-01-2020

1. Apa pengertian sejahtera menurut Bapak/Ibu?

Sejahtera menurut saya ketika kita bisa melakukan dan mendapatkan

sesuai dengan apa yang kita harapkan

2. Apa bapak/ibu mengetahui tentang kebijakan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Saya tahu ada kebijakan pemerintah untuk guru honorer terkait bantuan

dana pendidikan (BOP). Namun dalam hal ini saya belum mendapatkan

karena saya masih tergolong baru. Tahun 2019 lalu tidak ada

pengangkatan guru honorer untuk dana BOP. Hanya ada di tahun

pertama di 2018. Jadi guru yang masuk setelah januari 2018 itu belum

mendapatkan dana BOP sampai sekarang termasuk saya

3. Berapa kesejahteraan yang ibu dapat dari sekolah karena belum

mendapatkan BOP dari pemerintah daerah?

Saya setiap bulannya mendapat tiga ratus ribu rupiah yang diberikan

pertiga bulan.

4. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pelaksanaan atau implementasi atas

kebijakan tersebut?

Ya kalau boleh mengeluh ya saya ingin mengeluh kenapa harus

diabayar pertiga bulan sedangkan kita juga memiliki kebutuhan setiap

harinya. Kalau bisa berbicara langsung mungkin saya ingin berkata

“pak tolonglah gajinya di sesuaikan dengan kinerja kerjanya, kalau

biasa disamakan dengan upah minimum” Namun saya sih ya lebih

pasrah saja, di syukuri saja jika kebijakannya seperti itu.

5. Menurut Bapak/Ibu, apakah kebijakan tersebut sudah cukup untuk

menjawab masalah kesejahteraan guru honorer di Kabupaten

Tangerang?

Tentu belum jika menurut saya. Karena belum adanya pemerataan.

6. Apakah pengawas dan kepala sekolah ikut membantu membimbing

Bapak/Ibu sebagai guru?

Tentu kepala sekolah ikut membantu kami karena itu adalah salah satu

tugas dan kewajibannya.

7. Bagaimana perasaan bapak/ibu selama menjadi guru honorer?

Page 107: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Perasaan saya menjadi guru, tentu senang karena saya bisa mengabdi

sesuai dengan keinginan saya dan saya bersemangat karena saya ingin

menunjukan pada suami saya bahwa suami tidak sia-sia membiayai

saya kuliah.

8. Apa yang menjadi masalah atau kendala Bapak/Ibu sebagai guru

honorer?

Kendala di sekolah mungkin dari anak didik. Tapi menurut saya kendala

yang saya rasakan juga tidak terlalu banyak apalagi kalau kita

mengerjakannya ikhlas, semuanya pasti bisa dikerjakan asalkan kita

mau belajar. Semuanya tidak ada yang menjadi beban karena saya pun

suka melakukan hal tersebut. Kalau kendala di rumah pun anak sendiri,

terkadang mood anak yang berubah-ubah, kadang mau ditinggal saat

sekolah, terkadang juga tidak mau ditinggal.

9. Apa Ibu merasa bahagia sebagai guru honorer?

Alhamdulillah saya syukuri, dengan bersyukur bisa lebih bahagia.

10. Apa Ibu sudah merasa puas dengan kehidupan Ibu?

Alhamdulillah sudah puas

11. Apakah bapak/ibu merasa bangga dan di hargai sebagai seorang guru

dilingkungan masyarakat?

Alhamdulillah ada sedikit perubahan ketika saya sebelum menjadi guru

dan sesudah menjadi guru. Sekarang di lingkungan rumah lebih

memandang pada hal yang positif, semuanya merasa terkesan saya bisa

menjadi seorang guru, sampai ada yang bertanya “kok bisa jadi guru?”

ya saya jawab “iya saya berkuliah lagi, jadi sekrang bisa jadi guru dan

alhamdulillah ada peluang untuk menjadi guru” karena lingkungan

tidak ada yang tahu kalau saya berkuliah lagi. Jadi perubahan

pandangan masyarakat pun ikut berubah.

12. Apakah Bapak/Ibu mendapatkan dukungan dari keluarga dan rekan

sejawat?

Alhamdulillah semua mendukung. Apalagi orangtua sangat senang

ketika saya bisa kuliah dan menggapai impian saya menjadi seorang

guru. Lingkungan juga mendukung dan ikut senang saya menjadi guru.

13. Bagaimana hubungan bapak/ibu dengan keluarga, rekan sejawat, dan

masyarakat?

Dengan keluarga baik, jika di sekolah saya terhitung masih baru jadi

masih belajar saling memahami dan saling mengerti. Jika dengan

lingkungan dirumah yang awalnya sebelum mengajar saya banyak

waktu untuk bertetangga seperti ibu-ibu pada umumnya, kalau sekarang

mungkin sedikit berbeda karena keterbatasan waktu. Tapi sejauh ini

semuanya bai-baik saja.

14. Apakah bapak/ibu merasa optimis sebagai seorang guru?

Page 108: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Optimis sudah pasti, semuanya harus dijalani dengan optimis. Allah

menjanjikan“sudah kamu lakukan saja, kamu lelah saja dulu,

insyaAllah ada yang manis di depan kamu.

15. Apa yang menjadi tujuan hidup Bapak/Ibu?

Menjadi orang yang lebih baik lagi.

16. Apa hal yang berarti dalam hidup bapak/ibu?

Tentu yang berarti adalah kehidupan yang penuh berkah bersama

keluarga

17. Apa ibu sudah merasa sukses?

Saya rasa belum sukses, saya rasa saya sukses jika saya melihat anak-

anak saya bahagia dan bisa menjadi anak-anak yang beguna

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Susanti, S.Pd, Rittah Riani

Page 109: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 6

Angket Penelitian

LEMBAR IDENTITAS DIRI

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Ttl :

4. Usia :

5. Status :

6. Lembaga/Instansi :

7. Jabatan :

8. Masa Kerja :

9. Pendapatan Bulanan (lingkari salah satu)

A. < 500.000

B. 500.000 – 1.000.000

C. 1.000.000 – 1.500.000

D. 1.500.000 – 2.000.000

E. > 2.000.000

Dengan ini saya menyatakan, bahwa saya bersedia untuk mengisi kuesioner ini

secara jujur dan terbuka, serta data yang saya berikan dapat dijadikan bahan

penelitian.

Tigaraksa,

Responden

Page 110: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia, sesuai dengan apa yang anda

rasakan atau yang anda alami pada pernyataan yang ada. Jawablah secara

terbuka dan jujur sesuai dengan kondisi anda. Mohon untuk mengisi semua

pernyataan dan memeriksa kembali jawaban agar tidak ada pernyataan yang

terlewatkan.

Pilihan jawaban :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

NO Pernyataan STS TS N S SS

1 Secara umum, hidup saya sesuai

dengan apa yang saya harapkan

2 Kondisi hidup saya sangat

memuaskan

3 Saya puas dengan kehidupan yang

saya jalani

4 Sejauh ini saya telah mendapatkan

hal penting yang saya inginkan

dalam hidup

5 Jika saya diberi kesempatan untuk

lahir kembali dan mengulangi

kehidupan saya lagi, saya akan tidak

berusaha mengubah apa pun dalam

kehidupan saya

Page 111: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia, sesuai dengan apa yang anda

rasakan atau yang anda alami pada pernyataan yang ada. Jawablah secara

terbuka dan jujur sesuai dengan kondisi anda. Mohon untuk mengisi semua

pernyataan dan memeriksa kembali jawaban agar tidak ada pernyataan yang

terlewatkan.

N

o Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Netral Setuju

Sangat

Setuju

1 Di kesempatan yang tidak pasti,

saya tetap mengharapkan yang

terbaik

2 Jika ada yang salah bagi saya, itu

akan terjadi

3 Saya selalu optimis tentang masa

depan saya

4 Saya hampir tidak pernah

berharap hal-hal berjalan sesuai

dengan keinginan saya

5 Saya jarang mengandalkan hal-

hal baik yang terjadi pada saya

6 Secara keseluruhan, saya

mengharapkan hal-hal yang

lebih baik terjadi pada saya

daripada hal yang buruk

Page 112: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 7

Hasil Angket Kepuasan Hidup Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Responden 1 2 3 4 5

1 3 2 4 5 1

2 3 3 4 3 3

3 4 3 3 3 3

4 3 3 3 3 3

5 4 4 4 3 4

6 3 3 4 4 3

7 3 3 4 4 2

8 3 2 3 3 3

9 4 4 4 4 4

10 4 3 3 3 3

11 2 2 2 2 2

12 4 4 4 4 3

13 3 3 5 5 1

14 3 3 5 4 1

15 3 3 5 4 1

16 2 3 3 4 3

17 2 3 3 4 3

18 3 3 3 2 2

19 3 3 5 5 1

20 3 3 5 4 1

21 2 3 3 4 3

22 4 4 4 4 3

23 3 3 3 2 1

24 2 3 3 3 1

25 2 3 3 3 2

26 3 3 3 3 2

27 2 3 3 3 3

28 3 3 4 4 4

29 3 3 3 3 3

30 4 3 4 4 4

Page 113: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

31 2 2 3 5 2

32 4 3 4 3 1

33 4 2 4 4 4

34 2 3 3 4 2

35 2 3 3 3 2

36 3 2 3 3 3

37 2 3 3 3 2

38 3 3 3 3 3

39 4 3 4 4 2

40 2 2 2 2 2

41 2 2 2 4 2

42 4 4 2 4 2

43 2 2 3 2 1

44 2 2 2 2 1

45 1 1 1 1 1

46 5 5 5 5 2

47 3 4 3 2 5

48 3 3 4 4 2

49 5 5 5 5 2

50 3 3 3 3 2

51 3 3 4 4 2

52 5 5 5 5 2

53 3 3 3 3 2

54 4 4 4 4 3

55 3 2 2 2 2

56 4 3 5 4 2

57 3 3 4 5 2

58 3 3 3 4 3

59 4 3 3 3 2

Page 114: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

A. Menentukan banyaknya jawaban responden berdasarkan skor jawaban

Skor Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5

1 1 1 1 1 12

2 15 11 6 8 24

3 26 37 26 19 17

4 14 7 17 23 5

5 3 3 9 8 1

Jumlah Responden 59 59 59 59 59

B. Mengalikan nilai skor dengan banyaknya jawaban responden

Skor Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5

1 1 1 1 1 12

2 30 22 12 16 48

3 78 111 78 57 51

4 56 28 68 92 20

5 15 15 45 40 5

Jumlah Akhir

180 177 204 206 136

Nilai rata-rata

180.6

n Jumlah sampel 59

m Nilai tertinggi skor 5

A. Menentukan Retang skala (RS)

RS n*(m-1) 236

47.2 m 5

B. Menentukan Batas Skala Min 1 X n 59 Max 5 X n 295

Page 115: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Nilai Rentang Nilai Nilai Rata-rata

Sangat Tidak Puas 59 106.2 Tidak Puas 107.2 153.4 Cukup Puas 154.4 200.6 180.6

Puas 201.6 247.8 Sangat Puas 248.8 295

Page 116: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 8

Hasil Angket Optimis Guru Honorer Sekolah Dasar Negeri Gugus 02

Kecamatan Tigaraksa Kabupaten Tangerang

Responden 1 2 3 4 5 6

1 5 3 5 2 4 4

2 4 3 4 3 3 4

3 5 2 5 1 5 4

4 5 2 5 1 5 4

5 4 3 5 3 3 4

6 5 1 5 5 1 5

7 5 1 5 5 1 5

8 4 3 5 4 3 5

9 5 1 5 5 1 5

10 4 3 4 4 3 3

11 4 3 4 4 3 5

12 4 3 5 4 3 4

13 4 3 4 4 4 4

14 3 4 3 4 3 4

15 4 3 4 4 3 4

16 5 2 4 2 4 4

17 5 2 4 2 4 4

18 4 2 4 4 3 4

19 4 2 4 4 3 3

20 4 3 4 4 3 4

21 5 2 4 2 4 4

22 4 3 5 3 4 5

23 4 2 4 3 3 4

24 5 3 5 4 4 5

25 4 2 4 3 3 3

26 5 2 4 3 4 5

27 4 3 4 5 3 5

28 4 4 4 2 4 4

29 2 2 4 3 2 4

30 4 4 4 4 4 4

Page 117: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

31 5 2 5 3 4 5

32 4 2 5 3 5 5

33 4 4 4 4 4 4

34 4 3 3 4 3 5

35 5 3 5 3 2 5

36 5 3 5 4 4 5

37 4 2 4 4 4 5

38 4 3 3 3 3 3

39 4 3 4 3 3 4

40 4 2 4 3 2 4

41 4 4 4 4 4 4

42 3 3 4 4 3 4

43 5 1 5 5 5 5

44 5 3 5 5 5 5

45 3 5 3 5 5 3

46 5 3 5 5 4 5

47 4 4 5 4 4 4

48 4 2 5 5 4 5

49 5 3 5 5 4 5

50 4 3 3 3 4 5

51 4 2 5 5 5 5

52 5 3 5 5 4 5

53 4 3 3 3 4 5

54 5 3 4 4 3 5

55 4 2 4 2 5 3

56 3 3 5 3 3 4

57 4 2 4 4 2 4

58 3 3 5 3 3 4

59 4 4 5 2 3 5

Page 118: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

A. Menentukan banyaknya jawaban responden berdasarkan skor jawaban

Skor Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6

1 0 4 0 2 3 0

2 1 19 0 7 4 0

3 5 28 6 17 22 6

4 33 7 27 21 22 27

5 20 1 26 12 8 26

Jumlah Responden

59 59 59 59 59 59

B. Mengalikan nilai skor dengan banyaknya jawaban responden

Skor Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6

1 0 4 0 2 3 0

2 2 38 0 14 8 0

3 15 84 18 51 66 18

4 132 28 108 84 88 108

5 100 5 130 60 40 130

Jumlah Akhir 249 159 256 211 205 256

Nilai rata-rata

222.6

n Jumlah sampel 59

m Nilai tertinggi skor 5

C. Menentukan Retang skala (RS)

RS n*(m-1) 236

47.2 m 5

D. Menentukan Batas Skala Min 1 X n 59 Max 5 X n 295

Page 119: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Nilai Rentang Nilai Nilai Rata-rata

Sangat Tidak Optimis 59 106.2

Tidak Optimis 107.2 153.4 Cukup Optimis 154.4 200.6

Optimis 201.6 247.8 222.6

Sangat Optimis 248.8 295

Page 120: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA

Lampiran 9

Dokumentasi Penelitian

Page 121: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA
Page 122: KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50798...KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF GURU HONORER SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS 02 KECAMATAN TIGA