Top Banner
KESEIMBANGAN FIRM Keseimbangan dalam bahasa ekonomi memiliki arti suatu keadaan seimbang, dimana tiada ada tekanan –tekanan endogen, tekanan-tekanan dalam yang dapat mendatangkan perubahan. Kaum konsumen dikatakan berada dalam posisi keseimbangan jika ia berhasil mencapai kepuasan yang sebesar-besarnya dari uang yang dikerluarkannya. Soal kepuasan adalah sebuah soal yang lebih bersifat abstrak daripada kongkret dan oleh karena itu sukar diukur. Tetapi tidak salah lagi bahwa kepuasan itu selalu dikejar oleh setiap orang. Suatu firm dikatakan mencapai keseimbangan jika firm yang bersangkutan itu berhasil mencapai atau memperoleh laba maksimal. Pada hakikatnya suatu keadaan keseimbangan bagi firm adalah suatu keadaan yang sebaik-sebaiknya baginya. Tidak ada keadaan lain yang lebih baik baginya selain keadaan keseimbang. Laba maksimal adalah selisih sebesar-besarnya dari penerimaan atas biaya. Rugi minimal : selisih sekecil-kecilnya dari biayaatas penerimaan . A. Konsepsi Laba Laba : suatu kelebihan penerimaan atas biaya Rugi : kelebihan biaya atas penerimaan Laba dapat mempunyai 3 pengertian : a. Rugi Rugi adalah suatu keadaan dimana penerimaan lebih kecil daripada biaya. Dihubungkan dengan asumsi atau konsepsi mengenai posisi keseimbangan firm, maka dikala rugi firm yang bersangkutan harus berusaha agar rugi yang diderita merupakan rugi yang minimal atau rugi yang sekecil-kecilnya. b. Laba normal
23

KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Mar 17, 2019

Download

Documents

doanbao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

KESEIMBANGAN FIRM

Keseimbangan dalam bahasa ekonomi memiliki arti suatu

keadaan seimbang, dimana tiada ada tekanan –tekanan endogen,

tekanan-tekanan dalam yang dapat mendatangkan perubahan.

Kaum konsumen dikatakan berada dalam posisi keseimbangan jika

ia berhasil mencapai kepuasan yang sebesar-besarnya dari uang yang dikerluarkannya. Soal kepuasan adalah sebuah soal yang lebih

bersifat abstrak daripada kongkret dan oleh karena itu sukar diukur. Tetapi

tidak salah lagi bahwa kepuasan itu selalu dikejar oleh setiap orang.

Suatu firm dikatakan mencapai keseimbangan jika firm yang

bersangkutan itu berhasil mencapai atau memperoleh laba maksimal.

Pada hakikatnya suatu keadaan keseimbangan bagi firm adalah suatu

keadaan yang sebaik-sebaiknya baginya. Tidak ada keadaan lain yang

lebih baik baginya selain keadaan keseimbang.

Laba maksimal adalah selisih sebesar-besarnya dari penerimaan atas

biaya.

Rugi minimal : selisih sekecil-kecilnya dari biayaatas penerimaan .

A. Konsepsi Laba Laba : suatu kelebihan penerimaan atas biaya

Rugi : kelebihan biaya atas penerimaan

Laba dapat mempunyai 3 pengertian :

a. Rugi Rugi adalah suatu keadaan dimana penerimaan lebih kecil

daripada biaya. Dihubungkan dengan asumsi atau konsepsi

mengenai posisi keseimbangan firm, maka dikala rugi firm yang

bersangkutan harus berusaha agar rugi yang diderita merupakan

rugi yang minimal atau rugi yang sekecil-kecilnya.

b. Laba normal

Page 2: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Laba normal : suatu keadaan yang berada diantara rugi dengan

laba. Jelasnya suatu firm yang memperoleh laba normal berarti firm itu tidak menderita rugi tetapi juga tidak memperoleh laba.

Maka istilah laba normal seharusnya dapat disebut rugi normal. Karena dilihat dari sudut laba isilah laba normal berarti juga rugi

minimal. Namun istilah rugi minimal akan berbenturan dengan

pemakain istilah rugi, maka istilah rugi normal berarti rugi minimal

tidak dipakai orang, sehingga orang hanya memakai isitah laba

normal.

Dapat disimpulkan bahwa keadaan laba normal adalah suatu

keadaan dimana tidak ada laba dan pula rugi. Jelasnya laba normal adalah suatu keadaan dimana revenue sama dengan cost.

c. Laba supernormal Laba supernormal atau laba abnormal merupakan lawan daripada

rugi. Laba supernormal memiliki pengertian sebagai laba positif.

Dihubungkan dengan asumsi keadaan keseimbangan (equilibrium

position) maka supernormal profit itu berarti laba supernormal

maksimal.

Laba supernormal mengandung 3 pengertian : a. Laba rerata (average profit atau unit profit): laba yang diperoleh

untuk setiap satuan output yang dihasilkan/dijual.

Rumus laba rerata.

Average profit = AR-AC Keterangan,

AR: average revenue

AC: average cost

b. Laba marginal (marginal profit): besarnya tambahan laba yang

diperoleh pada saat jumlah output yang dihasilkan/dijual

diperbesar.posisi keseimbangan dicapai ketika besarnya laba

marginal =0 atau MR-MC=0 atau MR=MC

Page 3: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

c. Laba total (total profit): keseluruhan jumlah laba yang diterima

oleh karena dijualnya sejumlah satuan output tertentu. Pada saat

dicapainya posisi keseimbangan (pada saat laba maksimum), besar

total profit mencapai maksimum.

Keterangan mengenai laba supernormal/laba abnormal dirangkum

menjadi satu maka dapat disimpulkan bahwasannya posisi keseimbangan dicapai ketika :

1. Laba marginal=0

2. Laba total adalah maksimal

Besarnya laba total didapat melalui 3 cara : 1. TR-TC

2. (AR-AC)Q

3. ∑MR-∑MC

Ketiga rumus diatas tentu menghasilkan hasil yang sama.

Berikut penjelasan ke 3 rumus tersebut: 1. Rumus pertama total revenue dikurangi total cost sama

dengan total profit.

2. Rumus kedua laba total dicapai dari rumus (AR-AC)Q. dapat

ditulis pula (ARxQ)-(ACxQ). Dapat diketahui bahwa

ARxQ=TR dan ACxQ=TC. Dimana TR; penerimaan total

TC; biaya total

Rumus tersebut dapat dituliskan TR-TC.

3. Rumus ketiga didapat dengan ∑MR-∑MC, laba total yang

didapat melalui rumus ini tidak lain adalah penjumlahan laba marginal.

B. Keseimbangan Firm Keseimbangan firm ada 2 yaitu;

1. Persaingan sempurna Karakteristik persaingan sempurna :

Page 4: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

a. Produk yang dijual di dalam industri adalah homogen sempurna. Homogen dalam hal ini berarti setiap firm

menghasilkan output yang memiliki sifat yang sama persis

dengan output yang dihasilkan oleh setiap firm yang lain

sehingga konsumen tidak mempunyai pengutamaan atas

output yang manakah yang harus dipilihnya.

b. Jumlah firm dalam industri banyak sekali sehinga setiap

firm merupakan bagian yang sama sekali tidak berarti bagi

industry yang bersangkutan.

Dengan adanya dua anggapan diatas dapat dipastikan kurva

penerimaan rerata bagi setiap firm dalam industry persaingan

sempurna pasti berbentuk garis lurus horizontal. Kurva AR dalam industri persaingan sempurna

harga

AR

0 output

Total revenue dan marginal revenue Total revenue adalah penerimaan total yang didapatkan dari hasil

penjualan seluruh barang atau output yang bersangkutan. Total revenue

didapat dendan cara mengalikan antara harga dengan jumlah barang

yang diminta. Kurva total revenue akan berbentuk garis lurus keatas kanan, tetap mulai dari titik 0. Hal ini disebabkan karena besarnya

output=0, sehingga sekalipun harga tidak sama dengan 0 namun hasil kali

antara harga dan jumlah output akan menghasilkan angka 0.

Rumus untuk menemukan marginal revenue ∆TR/∆Q Bentuk kurva marginal revenue datar dan lurus, oleh karena itu

penggambaran kurva sumbu output diletakan sebagai sumbu datar,

Page 5: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

sedangkan sumbu tegak revenue. Maka bentuk kurva marginal revenue

haruslah lurus dan datar.

Cara lain untuk melihat kurva marginal revenue adalah dengan

mempergunakan elastisitas permintaan. Dapat dinyatakan sebagai berikut

𝑴𝑹 = 𝑨𝑹 − 𝑨𝑹𝒆

Dimana,

MR=marginal revenue

AR=-average revenue

𝒆 = koefisien elastisitas permintaan

Oleh karena itu di dalam industri persaingan sempurna kurva average

revenue berbentuk garis lurus horizontal, maka koefisien elastisitasnya tak

hingga (∞) atau elastis sempurna.bila dimasukkan di rumus baru maka

penulisannya :

𝑴𝑹 = 𝑨𝑹 − 𝑨𝑹∞

Lalu, oleh karena sesuatu bilangan itu juga dibagi dengan tak terhingga

akan menghasilkan nol (0), maka AR/∞ itu pun menghasilkan nol pula,

sehingga:

𝑴𝑹 = 𝑨𝑹 − 𝟎 , atau

𝑴𝑹 = 𝑨𝑹

Di dalam industri persaingan sempurna atau persaingan murni,

penerimaan marginal (marginal revenue) selalu sama dengan average

revenue (penerimaan rerata). Dan sebagai akibatnya, maka kurva

penerimaan marginal (MR) itu pun selalu berimpit dengan kurva

penerimaan rerata (AR), sebagaimana yang terlihat dalam Gambar 13.5.

Keseimbangan dalam Persaingan Sempurna Di Industri Persaingan Sempurna, masalah cost atau biaya di

industri yang bertipe bagaimanapun adalah sama saja; revenuenyalah

yang berbeda dari satu tipe keadaan pasar ke tipe yang lainnya.

Page 6: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Untuk memperlihatkan posisi keseimbangan firm dalam suatu

industri persaingan sempurna, maka berikut ini disertakan sebuah contoh

tabel.

Tabel 13.2 Keseimbangan Firm dalam Persaingan Sempurna

Output

(Q)

Ton

Harga

(P)

Rp

Total

Revenu

e

(TR)

Rp

Margina

l

Revenu

e

(MR)

Rp

Total

Cost

(TC)

Rp

Averag

e

Cost

(AC)

Rp

Marginal

Cost

(MC)

Rp

Averag

e

Profit

Rp

Margina

l

Profit

Rp

Total

Profit

Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

0

1

2

3

4

5

6

7

5

5

5

5

5

5

5

5

0

5

10

15

20

25

30

35

-

5

5

5

5

5

5

5

1

4

6

9

14

21

30

49

-

4

3

3

3,5

4,20

5

7

-

3

2

3

5

7

9

19

-

1

2

2

1,5

0,75

0

-2

-

2

3

2

0

-2

-4

-7

-1

1

4

6

6

4

0

-149

Total revenue (TR) atau penerimaan total adalah hasil kali antara

output dengan harga. Sedangkan, marginal revenue (MR) atau

penerimaan marginal didapatkan melalui rumus ∆𝑇𝑅∆𝑄

. Total cost (TC) atau

biaya total didapatka dari penjumlahan antara fixed cost (FC) atau biaya

tetap dengan variable cost (VC) atau biaya variabel, average cost (AC)

atau biaya rerata adalah biaya total dibagi dengan jumlah output, marginal

cost atau biaya marginal adalah ∆𝑇𝐶∆𝑄

.

Baik marginal revenue maupun marginal cost, kedua-duanya

menunjukkan koefisien arah daripada masing-masing kurva totalnya.

Marginal revenue merupakan koefisien arah (atau slope, atau

Page 7: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

kecondongan, atau kemiringan) kurva total revenue, sedangkan marginal

cost juga merupakan koefisien arah kurva total cost.

Pada Gambar 13.6 terlihat tiga bagian utama. Bagian pertama

adalah bagian sebelah kiri, dimana kurva biaya total (TC) lebih tinggi

daripada penerimaan total (TR). Kemudian pada bagian tengah, yaitu

pada bangun BEIF, terlihat bahwa kurva penerimaan total berada di atas

kurva penerimaan total. Pada bagian di sebelah kanan, di sebelah kanan

titik I, terlihat bahawa kurva biaya total mengatasi kurva penerimaan total.

Pada bagian kiri, pada bidang OBC yang diarsir, firm yang

bersangkutan menderita rugi. Karena pada seluruh bagian dari bidang

OBC itu, biaya lebih tinggi dari penerimaan. Titik potong di A memberi arti

bahwa biaya sama persis dengan penerimaan, atau dengan perkataan

lain, firm yang bersangkutan tidak menderita rugi lagi, walaupun juga

belum mendapatkan laba. Saat itu, firm yang bersangkutan hanya

mendapatkan laba normal atau normal profit saja.

Jika firm memperbesar outputnya lebih besar dari OA, maka firm

akan mendapatkan laba supernormal, sebab kuva penerimaan total

melebihi kurva biaya total. Pada tingkat output OG (=4 satuan), firm

mendapatkan laba supernormal maksimum. Laba maksimal dicapai ketika

penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal, atau dengan

perkataan lain, ketika laba marginal sama dengan nol. Di dalam Gambar

13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang

disebut sebagai laba maksimal bukanlah laba sebesar 6 pada tingkat

output 3, sebab kurva penerimaan total (TR) tidak sejajar dengan kurva

biaya total (TC). Barulah pada tingkat output 4, kedua kurva itu sejajar.

Page 8: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Gambar 13.6 Laba total dalam industri persaingan sempurna

Gambar ini diambil dari Tabel 13.2. pada tingkat output

OA>Q> OH, satuan firm menderita rugi karena TR<TC.

Pada tingkat output Q=OH satuan, firm hanya mendapatkan

laba normal, karena TC=TR. Pada tingkat OH>Q>OA

satuan, firm memperoleh laba supernormal karena TR>TC.

Pada tingkat output OG (=4 satuan), firm mendapatkan laba

supernormal maksimum.

Kurva penerimaan total sejajar dengan kurva biaya total pada

tingkat output sebesar 4 satuan, maka pada saat ini pulalah penerimaan

marginal(MR) sama dengan biaya marginal (MC), atau pada saat ini

pulalah laba marginal sama dengan nol sehingga tercapai laba maksimal.

Dalam Gambar 13.7, firm mendapatkan laba normal pada tingkat

output OA dan OH, karena TC=TR; rugi pada tingkat output OH>Q>OA

karena TR<TC; dan laba pada OA>Q>OH karena TR>TC.

Page 9: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Gambar 13.7 Kurva Laba Total dalam Idustri Persaingan Sempurna

Jika daerah rugi (OMBDO) maupun daerah laba (BEIFB)

dipindahkan ke bawah, terbentuklah kurva laba total (total

profit) π. Titik puncak kurva π ini ada di tingkat output OJ

dan OG, tetapi yang memberikan laba maksimum hanya OG

saja.

Di tingkat output OJ satuan, ketika kurva TR sejajar dengan kurva

TC, firm justru mendapatkan rugi maksimal. Sebaliknya, di tingkat output

OG satuan, ketika kurva TR sejajar dengan kurva TC. Di mana kurva TR

sejajar dengan kurva TC, hanya satu saja yang memberikan laba

maksimum, yakni yang akhir atau tingkat output OG. Tingkat output yang

memberikan laba maksimum ini disebut sebagai profitable output.

Garis singgung kurva TC itu menunjukkan besarnya biaya marginal

atau MC dan miringnya kurva TR itu menunjukkan besarnya penerimaan

marginal atau MR. Jika keduanya sejajar, maka berarti MR=MC. Keadaan

MR=MC ini disebut sebagai keseimbangan firm (equilibrium of the firm)

yakni keadaan yang sebaik-baiknya bagi sebuah firm. Itulah sebabnya,

profitable output itu juga disebut sebagai equilibrium output.

Posisi keseimbangan firm dalam persaingan sempurna, dapat

dilihat melalui kurva-kurva marginal dan kurva-kurva rerata. Posisi

keseimbangan dapat dilihat pada Gambar 13.8

Page 10: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Gambar 13.8 Keseimbangan Firm dalam Industri Persaingan Sempurna

Firm mencapai keseimbangan di titik T, pada tingkat output

OG satuan, di mana MR=MC=Rp OP. Laba rata-rata

(average profit atau Aπ) adalah Rp RT=Rp KP (didapatkan

dari AR-AC), dan laba total (maksimum) atau π (=Aπ x Q) =

Rp KPTR.

Pada bagian sebelah kiri, terlihat kurva biaya rerata terletak di atas

kurva penerimaan rerata, maka firm itu akan menderita rugi. Firm akan

mendapatkan laba normal (normal profit) disaat kurva penerimaan rerata

(AR) berpotongan dengan kurva biaya rerata (AC) di titik S, dan

mendapatkan laba supernormal (supernormal profit) di saat biaya rerata

terletak di bawah penerimaan rerata (di sebelah kanan titik A).

Kurva penerimaan marginal (MR) berpotongan dengan kurva biaya

marginal (MC) adalah merupakan keadaan dimana firm yang

bersangkutan memperoleh/mencapai keadaan keseimbangan. Dalam

keadaan laba, keadaan keseimbangan berarti dicapainya laba maksimal.

Pada tingkat output 4 satuan (atau OG satuan), penerimaan rerata adalah

sebesar OP, sedangkan biaya rerata adalah sebesar OK, sehingga laba

rerata adalah sama dengan KP.

Jadi, laba total saat keseimbangan adalah KP x OG atau RT x KR

(KR= OG). Dengan demikian laba total adalah sebesar segiempat KRTP.

Karena laba total dicapai saat keseimbangan, maka KRTP menyatakan

total maksimum supernormal profit. Laba total maksimal dicapai saat

Page 11: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

output = 4 satuan, dimana pada saat itu besarnya laba total adalah 6.

Laba total tersebut didapat melalui dua cara: Yang pertama, dikatakan

bahwa laba total = TR-TC. Yang kedua, laba total= Laba rerata x Jumlah

output.

Bukti Keseimbangan dalam Persaingan Sempurna Kondisi keseimbangan akan dicapai pada saat penerimaan

marginal (MR) sama besarnya dengan biaya marginal (MC). Posisi Keseimbangan adalah suatu posisi yang terbaik bagi firm, sehingga jika

di waktu tercapainya posisi keseimbangan ini diperoleh laba, maka laba

itu tentulah laba maksimal, sedangkan jika di saat dicapainya posisi

keseimbangan ini diderita rugi, maka rugi ini niscaya adalah rugi minimal.

Marginal revenue atau penerimaan marginal adalah tambahan

terhadap total revenue untuk setiap satuan tambahan penjualan,

sedangkan marginal cost adalah biaya total tambahan untuk setiap

satuan tambahan output. Laba akan meningkat jika penerimaan marginal

(MR) lebih besar daripada biaya marginal (MC), dan akan menurun jika

biaya marginal lebih tinggi daripada penerimaan marginal. Oleh karena itu,

laba akan maksimal jika penerimaan marginal tepat sama dengan biaya

marginal. Pada Gambar 13.9 keseimbangan terjadi pada titik E, di mana

pada saat itu penerimaan marginal, MR, sama dengan biaya marginal,

MC.

Gambar 13.9 Posisi Keseimbangan Firm dalam Industri Persaingan Sempurna

Page 12: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Pada tingkat output OQa satuan, MR setinggi Rp QaS dan

MC setinggi QaR. ada kesempatan memperoleh laba

sebesar Rp SER yang tidak dimanfaatkan oleh firm. Dengan

cara yang sama pada tingkat output OQb satuan ada

kesempatan mengurangi kerugian sebesar Rp TEU yang

tidak dimanfaatkan oleh firm. Kedua kesempatan itu telah

dimanfaatkan oleh firm jika dihasilkan output sebesar OQ

satuan.

Laba akan senantiasa bertambah jika output juga bertambah,

selama penerimaan marginal (MR) masih lebih tinggi daripada biaya

marginal (MC). Laba maksimal (atau rugi minimal) akan dicapai pada saat

penerimaan marginal, MR, sama dengan biaya marginal, MC.

Dalam Gambar 13.9, OQ adalah jumlah output yang memberikan

posisi keseimbangan itu. Di dalam teori ekonomi, tingkat output yang

memberikan posisi keseimbangan ini disebut dengan sebutan the most

profitable output, atau seringkali disingkat dengan profitable output yang

artinya adalah (tingkat) output yang (paling) menguntungkan.

Biaya Pada Saat Keseimbangan Masalah keadaan biaya (cost) adalah bahwa baik kurva biaya

marginal maupu biaya rerata selalu berbentuk menyerupai huruf U. Saat

itu, kurva biaya marginal selalu memotong kurva biaya rerata di titiknya

yang paling rendah. Sementara itu, tingkat output dimana biaya rerata

adalah minimal itu disebut sebagai optimum output.

Persoalan biaya dibedakan menjadi dua macam preporsi. Pertama

adalah mengenai biaya rerata (AC) yang meningkat, konstan dan

menurun pada saat keseimbangan, dan kedua adalah mengenai biaya

marginal (MC) yang meningkat, konstan dan menurun pada saat

keseimbangan. Ketentuannya adalah sebagai berikut :

Preporsi pertama :

Page 13: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

a. Jikalau keseimbangan terjadi sesudah dicapainya optimum output,

maka terjadilah biaya rerata yang meningkat (increasing average cost

atau increasing cost);

b. Jikalau keseimbangan terjadi tepat pada saat dicapainya optimum

output, maka terjadilah biaya rerata yang konstan (constants average

cost atau constants cost);

c. Jikalau keseimbangan terjadi sebelum dicapainya optimum output,

maka terjadilah biaya rerata yang menurun (decreasing average cost

atau decreasing cost).

Preporsi kedua :

a. Jikalau keseimbangan terjadi sesudah biaya marginal mencapai

minimum, maka terjadilah biaya marginal yang meningkat (increasing

marginal cost);

b. Jikalau keseimbangan terjadi tepat ketika biaya marginal mencapai

minimum, maka terjadilah biaya marginal yang konstan (constants

marginal cost);

c. Jikalau keseimbangan terjadi sebelum biaya marginal mencapai

minimum, maka terjadilah biaya marginal yang menurun (decreasing

marginal cost).

Dalam Gambar 13.10 menunjukkan bahwa keseimbangan dicapai

pada tingkat output OA, optimum output adalah sebesar OB dan

minimum marginal cost (biaya marginal minimum) terjadi pada tingkat

output OD. Maka menurut preporsi di atas, firm yang gambarnya terlukis

dalam Gambar 13.10 mengalami increasing cost serta increasing marginal

cost.

Page 14: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Gambar 13.10 Biaya Maupun Biaya Marginal Meningkat

Waktu bergerak naik (increasing), kurva biaya rata-rata AC

memotong garis AS di titik T; demikian pun kurva biaya

marginal MC, di titik S.

Pada Gambar 13.11 menunjukkan bahwa keseimbangan dicapai

pada tingkat output OA, dan minimum marginal cost tercapai pada tingkat

output OD. Optimum output adalah sebesar OA juga, persis sama dengan

profitable output. Dalam keadaan seperti ini, maka firm yang bersangkutan

bekerja dengan biaya rerata yang konstan (constant cost) dan biaya

marginal yang meningkat (increasing marginal cost).

Page 15: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Gambar 13.11 Biaya Tetap dan Biaya Marginal Meningkat Kurva biaya rata-rata AC memotong garis AS di titik terendah, dan kurva

biaya marginal MC memotong ketika bergerak naik (increasing), di titik S.

Pada Gambar 13.12 menunjukkan bahwa keseimbangan dicapai

pada tingkat output OA, marginal cost sama dengan marginal revenue di

titik S. Selanjutnya, optimum output adalah sebesar OB dan minimum

marginal cost terjadi pada tingkat output OD. Dalam posisi seperti ini, firm

yang bersangkutan bekerja dengan biaya rerata yang menurun

(decreasing cost) dan biaya marginal yang meningkat (increasing marginal

cost).

Page 16: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Gambar 13.12 Biaya Menurun dan Biaya Marginal Meningkat

Ketika bergerak turun (decreasing), kurva biaya rata-rata AC

memotong garis AS di titik T, sementara kurva biaya

marginal MC memotongnya ketika bergerak naik (increasing)

di titik S.

Demikianlah, telah digambarkan tiga keadaan bagi tiga buah firm

yang kesemuanya bekerja dalam industri persaingan sempurna, masing-

masing dengan keadaannya sendiri-sendiri. Gambar 13.10 firm

memperoleh laba supernormal, di dalam Gambar 13.11 firm memperoleh

laba normal, sedangkan di dalam Gambar 13.12 dilukiskan menderita rugi.

Membaca seluruh uraian di atas, terdapat semacam ketentuan bahwa :

dalam industri persaingan sempurna, maka firm yang di dalam

keseimbangan.

1. Mendapatkan laba supernormal, tentu bekerja dengan biaya rerata

yang meningkat (increasing average cost atau increasing cost);

2. Mendapatkan laba normal, tentu bekerja dengan biaya rerata yang

konstan (constant average cost atau constant cost);

3. Menderita rugi, tentu akan bekerja dengan biaya rerata yang menurun

(decreasing average cost atau decreasing cost); dan

4. Memperoleh apapun juga, laba supernormal, laba normal, maupun rugi

tentu akan bekerja dengan biaya marginal yang meningkat (increasing

margial cost).

Page 17: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

2. Persaingan Tidak Sempurna

Di dalam industri persaingan tidak sempurna terdapat banyak firm,

setiap firm yang masih berada di luar industri mempunyai kebebasan

untuk memasuki industri. Ini adalah karakteristik persaingan sempurna.

Namun, di dalam industri persaingan tidak sempurna, setiap produsen

menghasilkan output yang satu sama lain terbedakan (differentiated

product), sehingga setiap orang produsen memiliki beberapa derajat

monopoli tertentu atas produknya sendiri.

Kurva-kurva Revenue Oleh karena karakteristik persaingan tidak sempurna, maka bentuk

revenuenya jadi sangat berbeda dengan apa yang terdapat dalam industri

persaingan sempurna. Perbedaan bentuk kurva-kurva revenue antara

industri persaingan tidak sempurna ini dengan industri persaingan

sempurna adalah adanya kenyataan bahwa produk di dalam pasar

persaingan tidak sempurna atau pasar monopolistik ini adalah terbedakan

satu sama lain. Untuk selanjutnya, lihatlah Gambar 13.13.

D

D D

D’

0 Output

Gambar 13.13 Kurva AR dalam Industri Persaingan Tidak Sempurna

Kurva D adalah kurva AR untuk persaingan sempuna,

sedang kurva D’ untuk persaingan tidak sempurna. Semakin

curam kurva AR, semakin tidak sempurnalah persaingan.

Page 18: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

Di dalam industri persaingan monopolistik, pada harga yang tinggi

jumlah barang yang diminta itu akan berkurang, dan pada harga yang

rendah jumlah barang yang diminta akan bertambah. Pada akhirnya,

kurva permintaan atau kurva penerimaan rerata (AR) bagi sebuah firm

yang berada dalam industri persaingan tidak sempurna akan berbentuk

seperti kurva D’D’ dari Gambar 13.13.

Selanjutnya, oleh karena kurva penerimaan rerata (AR) sudah jelas

berbentuk garis (baik linear maupun nonlinier) yang miring ke kanan

bawah. Jelasnya, kurva penerimaan total dalam industri persaingan

monopolistik akan berbentuk garis lengkung dan bermula dari titik origin,

sedangkan kurva penerimaan marginal dalam industri persaingan tidak

sempurna berbentuk garis yang membagi setiap jarak horizontal antara

sumbu tegak dengan kurva penerimaan rata-rata menjadi dua sama

besar.

Keseimbangan dalam Persaingan Tidak Sempurna Tabel 13.2 Keseimbangan Firm dalam Persaingan Tidak Sempurna

Output

(Q)

Ton

Harga

(P)

Rp

Total

Revenu

e

(TR)

Rp

Margina

l

Revenu

e

(MR)

Rp

Total

Cost

(TC)

Rp

Averag

e

Cost

(AC)

Rp

Marginal

Cost

(MC)

Rp

Averag

e

Profit

Rp

Margina

l

Profit

Rp

Total

Profit

Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

0

1

2

3

22.5

20

17.5

15

0

20

35

45

_

20

15

10

1

4

6

9

_

4

3

3

_

3

2

3

_

16

14.5

12

_

17

13

7

-1

16

29

36

Page 19: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

4

5

6

7

12.5

10

7.5

5

50

50

45

35

5

0

-5

-10

14

21

30

49

3.5

4.2

5

7

5

7

9

19

9

5.75

2.5

-2

0

-7

-14

-24

36

29

15

-14

Apabila biaya lebih tinggi daripada permintaan maka firm yang

bersangkutan akan mengalami kerugian. Artinya selama output (Q) yang

dihasilkan oleh firm yang bersangkutan belum mencapai jumlah OA

satuan. Sehingga pada waktu tersebut biaya yang ditanggung akan lebih

tinggi daripada penerimaannya, artinya perusahaan akan menanggung

rugi. Tetapi apabila output yang dihasilkan sebesar OA satuan maka

kerugian yang ditanggung oleh perusahaan akan semakin menghilang.

Keterangan tambahan: Keseimbangan firm dalam industri prsaingan tidak sempurna Keuntungan maksimal dapat diperoleh ketika tercapainya posisi

keseimbangan, yaitu pada saat penerimaan marginal sama dengan biaya

marginal (MR = MC).

Bukti Keseimbangan Pada Persaingan Tidak Sempurna Posisi kseimbangan akan dicapai pada saat laba marginal

(Marginal Profit) sebesar 0 (nol). Penerimaan marginal (marginal revenue)

adalah tambahan penerimaan total untuk setiap satuan output.

Sedangkan biaya marginal (Marginal Cost) adalah tambahan biaya total

untuk setiap satuan output.

Selama kurva penerimaan marginal (Marginal Revenue) lebih tinggi

daripada kurva biaya marginal (Marginal Cost), maka laba akan

bertambah ketika jumlah output firm juga bertambah. Hal ini berarti bahwa

tambahan untuk penerimaan tota (Total Revenue) masih lebih besar

daripada tambahan untuk biaya total (Total Cost). Sebaliknya, jika kurva

biaya marginal (Marginal Cost) lebih tinggi daripada kurva penerimaan

marginal (Marginal Revenue) maka belum tentu rugi yang akan terjadi,

ttapi laba akan berkurang jika jumlah output firm bertambah. Hal ini

Page 20: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

dikarenakan tambahan terhadap biaya total lebih besar daripada

tambahan terhadap penerimaan total (TC>TR).

Biaya Pada Saat Keseimbangan Didalam industri persaingan tidak sempurna atau persaingan

monopolitik, segala kemungkinan mengenai arah biaya bisa terjadi antara

lain sebagai berikut :

a. Biaya Rerata 1. Increasing Cost

Apabila firm bekerja dengan biaya rerata yang

meningkat(Increasing Cost), maka firm pasti akan bekerja pula

dengan biaya marginal meningkat (Increasing Marginal Cost).

2. Constant Cost

Apabila firm bekerja dengan biaya rerata yang konstan (Constant

Average ), maka biaya marginalnya akan meningkat (Increasing

Marginal Cost).

3. Decreasing Cost

Apabila firm bekerja dengan biaya rerata menurun (Decreasing

Cost), maka banyak kemungkinan yang bisa terjadi dengan biaya

marginalnya (Marginal Cost). Kemungkinan-kemungkinan tersebut

dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :

a. Decreasing Cost pada saat diperoleh laba Supernormal

• Kemungkinan Pertama untuk firmn yang bekerja dengan

Decreasing Cost pada saat firm memperoleh laba

supernormal adalah biaya marginal (Marginal Cost) nya akan

meningkat. Dalam industri persaingan monopolistik, firm

akan mendapatkan laba supernormal dengan biaya rerata

menurun (Decreasing Cost), sedangkan biaya marginalnya

meningkat.

• Kemungkinan kedua untuk firm yang bekerja dengan

Decreasing Cost pada saat ia memperoleh laba supernormal

adalah bahwa biaya Marginal (Marginal Cost) nya berada

pada posisi konstan. Firm yang bekerja pada industri

Page 21: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

persaingan monopolistik, mendapatkan laba supernormal

pada saat keseimbangan dengan biaya rerata menurun

(Decreasing Cost), maka biaya marginalnya adalah Konstant

(Constant Marginal Cost).

• Kemungkinan ketiga untuk firm yang bekerja dengan

Decreasing Cost adalah bahwa biaya Marginal (Marginal

Cost) nya juga akan menurun. Tetapi kemungkinan ini tidak

mungkin terjadi, karena kurva biaya Marginal (MC) menurun

dan memotong kurva permintaan marginal (MR). Artinya

kurva biaya Marginal (MC) lebih landai daripada kurva

permintaan Marginal (MR). Dalam keadaan ini, firm justru

akan menderita kerugian maksimum. Untuk memperoleh

laba maksimum, kurva permintaan marginal (MR) memiliki

koefisien kecondongan yang lbih kecil daripada kurva biaya

marginal (MC). Dengan demikian equilibrium of firm atau

keseimbangan firm untuk mendapatkan laba supernormal

maksimum hanya dapat terjadi jika firm bekerja pada biaya

marginal yang constant atau meningkat (Constant atau

Increasing Marginal Cost).

b. Decreasing Cost pada saat diterima laba normal atau diderita

rugi

• Jika suatu firm didalam persaingan monopolistik hanya

mendapatkan laba normal saja, maka biaya rerata pasti

menurun (Decreasing Cost). Pada saat kurva biaya rerata

(AC) bersinggungan dengan kurva penerimaan rerata (AR),

penerimaan rerata sama dengan biaya rerata (AR=AC) dan

firm nya hanya akan mendapatkan laba normal saja.

• Jika suatu firm didalam persaingan monopolostik mendrita

kerugian, maka biaya reratanya pasti akan menurun

(Decreasing Cost). Apabila biaya rerata lebih besar daripada

biaya penerimaan , maka secara tersendirinya firm tersebut

sdang menderita kerugian, yakni rugi rerata (Average Lost)

Page 22: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

dan rugi total (Total Lost). Kesimpulannya, sebuah firm

dalam dalam persaingan tidak sempurna yang menderita

kerugian, maka biaya reratanya pasti akan menurun

(Decreasing Cost).

b. Biaya Marginal 1. Increasing Marginal Cost

Apabia firm dalam industri persaingan monopolistik bekerja dengan

biaya marginal yang meningkat, maka ada 3 kemungkinan yang

dapat terjadi, antara lain sebagai berkut :

a. Suatu firm dalam persaingan tidak sempurna yang bekrja

dengan biaya marginal meningkat (Increasing Marginal Cost)

akan bekerja dengan biaya rerata yang menurun. Dengan

Increasing Marginal Cost dan Decreasing Cost, firm dapat

menerima laba suprnorma, laba normal maupun menderita

suatu kerugian.

b. Suatu firm dalam persaingan tidak sempurna yang biaya

marginanya meningkat, dan biaya reratanya konstan.

2. Constant marginal cost

Apabila firm bekerja dengan biaya marginal yang konstan(constant

marginal cost) maka satu-satunya kemungkinan yang dapat terjadi

atas biaya reratanya menurun

3. Decreasing marginal cost

Gejala biaya marginal menurun (decreasing marginal cost) ini,

sebagaimana yang telah diterangkan di depan tidak ada, karena

dalam keadaan seperti itu firm hanya akan menderita rugi

maksimum.

C. Pertentangan berbagai tujuan Sekurang-kurangnya masih ada dua lagi sesuatu yg dapat dipakai

sebagai tujuan alternative firm:

1. Tingkat output optimal

Dapat diacapai ketika firm yang bersangkutan menghasilkan output

optimal dicapai pada waktu dicapainya the optimum rate of output.

Page 23: KESEIMBANGAN FIRM - Share ITSshare.its.ac.id/pluginfile.php/1301/mod_resource/content/1/... · 13.6, output sebesar 3 juga memberikan laba sebesar 6. Namun yang disebut sebagai laba

2. Tingkat penjualan maksimal

Adalah suatu tingkat penjualan output yang memberikan penerimaan

maksimal. Jadi yang hendak dimaksimalkan adalah hasil penjualan

output, bukan laba. Tingkat penjualan maksimal ini sebenarnya identik

dengan penerimaan maksimal.