Siti Rahima Harahap STIK Muhammadiyah Pontianak
Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa sangat diperlukan untuk mempertahankan status kesehatan Dipertahankan dengan cara pengaturan intake, distribusi dan output Paru-paru dan ginjal memainkan peran yang penting Ada keadaan dimana keseimbangan tidak dapat dipertahankan
Intraseluler Didalam sel 40% dari BB. Mengandung Solut yang penting seperti kalium, magnesium dan natrium Ekstraseluler meliputi cairan intersitial dan intravaskuler. Cairan intrasitial berada disekitar sel (merupakan lingkungan eksternal sel). 15% dari BB
Cairan intravaskuler disebut juga plasma, merupakan 5% BB. Komposisi solut sama dengan cairan intraseluler tetapi proporsi berbeda, mis: kalium adalah ion utama di intrasel sementara natrium adalah ion utama di ekstraseluler
Elektrolit senyawa yang jika dilarutkan didalam air akan terurai menjadi partikel bermuatan (+) (kation) dan partikel bermuatan (-) (anion), misal natrium, kalium, kalsium, dan magnesium. Elektrolit diperlukan oleh tubuh unutk menjalankan fungsi vital seperti aktivitas neuromuskular
Mineral berperan dalam aktifitas penting tubuh seperti metabolisme makanan. Contoh mineral penting adalah Zinc dan zat besi Sel SDM dan SDP
1.
Cairan dan elektrolit selalu berpindah dari satu kompartemen ke kompartemen lain agar keseimbangan selalu terjaga. Cairan dan elektrolit berpindah dengan cara: Difusi pergerakan partikel dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke larutan dengan konsentrasi rendah
2. Osmosis pergerakan pelarut dari larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan dengan konsentrasi tinggi melalui membran semipermeable. Kecepatan osmosis bergantung pada konsentrasi solut, suhu larutan, muatan listrik zat terlarut dan perbedaan tekanan osmotik larutan
3. Transpor aktif perpindahan zat terlarut melawan gradien tekanan dan konsentrasi. Proses ini membutuhkan energi untuk melawan gradien dan konsentrasinya. Misal: perpindahan glukosa dari intersitial ke intrasel
Menggambarkan tekanan osmotik cairan. Osmolalitas plasma 280-295 mOsm/kg Isotonis: larutan dengan osmolalitas yang sama dengan plasma Hipotonis: 0, 45% NaCl, 2.5% dextrose Hipertonis: 5% dekstrose
Intake 1. Mekanisme haus diatur oleh pusat haus di hipotalamus. Bekerja karena sensor (osmoreseptor) mendeteksi peningkatan konsentrasi plasma. 2. Sumber lain: buah dan sayur
Output 1. Ginjal :urin 0,5-1cc/kgBB.jam 2. Kulit: sensible water loss insensible water loss 3. paru-paru 400ml 4. Pencernaan 100ml
Anti diuretik hormon dihasilkan dengan kelenjar hipofisis, berespon terhadap peningkatan osmolalitas. Bekerja dengan meningkatkan reabsorbsi cairan ditubulus ginjal Aldosteron dihasilkan cortex adrenal. Meningkatkan reabsorbsi natrium dan sekresi kalium
Sistem saraf otonom aktivasi saraf simpatis meningkatkan produksi kelenjar keringat
Natrium dipengaruhi oleh intake, aldosteron dan urin output. Nilai normal diplasma 135-145 mEq/l Kalium berperan dalam pengaturan keseimbangan asam basa dan neuromuskuler. Jika terjadi peningkatan reabsorbsi natrium, kalium akan diekskresi. Normal 3.5-5.3 mEq/l
Kalsium dipengaruhi oleh paratiroid hormon dan tirokalsitonin. PTH mengatur keseimbangan antara kalsium tulang, reabsorbsi kalsium di GIT dan eksresi diurin. Tirokalsitonin menghambat pelepasan kalsium dari tulang. Normal 4-5 mEq/l Magnesium berasal dari makanan, diabsorbsi di intestinal dan diekskresikan melalui ginjal. N:1.5-2.5mEq/l
Klorida diatur melalui intake, ekskresi dan reabsorbsi di ginjal. Berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik darah. N: 100-106mEq/l Bikarbonat ginjal mengatur ekskresi dan reabsorbsi bikarbonat. Bikarbonat adalah buffer kimia yang sangat penting. N:22-26 mEq/l Pospat Diatur oleh PTH, dan diatur oleh vit. D. berfungsi sebagai keseimbangan asam basa. N 2,54,5mEq/l
Dipengaruhi oleh konsentrasi ion hidrogen dalam plasma Menggambarkan keadaan dimana kecepatan pembentukan asam atau basa didalam tubuh sama dengan kecepatan ekskresi asam atau basa Diukur dalam bentuk PH 7= basa Darah: 7.35-7.45
Diatur oleh sistem buffer kimiawi, biologis, dan fisologis Buffer: substasi yang dapat melepaskan dan menerima ion hidrogen Buffer kimiawi bekerja sangat cepat untuk mempertahankan keseimbangan
CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 buffer terpenting: H2CO3 (asam karbonat) dan HCO3- (ion bikarbonat) Eksresi CO2 dilakukan oleh paru-paru, sedangkan ekresi ion hidrogen dan bikarbonat diatur oleh ginjal. Buffer kimiawi lain adalah protein plasma, yang mampu mengikat dan melepas ion hidrogen
Ion biologis dapat diabsorbsi atau dilepaskan oleh sel. Jika ion hidrogen berlebihan ion H akan diserap kedalam sel dan bertukar tempat dengan ion kalium.sebaliknya jika keasaman sudah teratasi ion kalium akan kembali ke sel Hemoglobin menyangga H+ yang dibentuk dari CO2 hasil metabolisme yang singgah dalam perjalanan antara jaringan dan paru.
Paru-paru Menghambat atau meningkatkan pelepasan CO2 dengan memperlambat dan mempercepat pernafasan Ginjal Mengatur keseimbangan dengan reabsorbsi dan eksresi ion bikarbonat, ion pospat amonia.
Cairan - kekurangan cairan - kelebihan cairan - sindrom kompartemen ketiga: cairan bertumpuk di intersitial - hiperosmolar (dehidrasi): penurunan ADH - Hipoosmolar, peningkatan ADH
Hipo dan hipernatremia Hipo dan hiperkalemia Hipo dan hipermagnesemia Hipo dan hiperkloremia
Asidosis respiratori Alkalosis respiratori Asidosis metabolik Alkalosis metabolik
Pengkajain 1. Faktor yang mempengaruhi: usia, ukuran
2. 3. 4. 5.
tubuh, suhu lingkungan, gaya hidup: diet, stress, dan latihan Faktor resiko: penyakit kronis, trauma, terapi Pemeriksaan fisik, termasuk BB Intake dan output Pemeriksaan laboratorium: ht, BUN, creatinin, dan AGD
Identifikasi hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa Identifikasi masalah yang dapat disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa Buatlah urutan sebab dan akibat dari 2 hal diatas
Tujuan apa yang hendak dicapai Intervensi bagaimana yang dapat mengatasi masalah klien Intervensi dibuat berdasarkan diagnosa yang dibuat
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengatasi gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Dapat berbentuk: 1. Peningkatan intake oral dan parenteral 2. Pembatasan intake 3. Pemberian elektrolit atau asam dan basa untuk tujuan koreksi 4. Monitor intake dan output
Bandingkan hasil yang diperoleh dengan tujuan yang telah dibuat Pertimbangkan perlu atau tidak untuk meneruskan atau menghentikan tindakan.