Top Banner
Perbandingan antara Acetosolv dan Proses Pembuatan Pulp Formasel sebagai Proses Pembuatan Pulp Alternatif dan Ramah Lingkungan Abstrak Proses pembuatan pulp acetosolv mewakili satu dari proses pembuatan pulp organosol dengan menggunakan bahan kimia pembuat pulp yaitu asam asetat di bantu oleh katalis yaitu asam klorida atau alumunium klorida atau asam bromida pada 100 c. Temperatur dari proses dapat di rubah dari 110 c menjadi 185 c – 200 c dan tanpa menggunakan katalis. Berdasarkan dari investigasi ini, nomor KAPPA sama dengan 15-25 hasil penyaringan sama dengan tulisan 48%- 55% untuk kayu halus begitu juga nomor KAPPA sama dengan 10-20 dan hasil penyaringan sama dengan 50% untuk kayu keras. Selanjutnya, properti kertas dari pulp acetosolv lebih baik daripada pulp sulfat. Proses pembuatan pulp acetosolv masih memiliki kelemahan pada nomor KAPPA yang tinggi. Karena situasi ini, Nims Schone and Lehnen mengembangkan penelitian Hamburg Jerman dari 1990 – 2002. Proses pembuatan pulp yang baru di namakan formacell yang merupakan proses pembuatan pulp organosol menggunakan campuran dari reagen kimia antara asam asetat dan asam format. Hasil penelitian dari proses pembuatan pulp formasel sangatlah bagus, karena mengandung nomor KAPPA di bawah 5 dan hasil penyaringan lebih besar dari 50% untuk Propulus tremule. Sekarang, penelitian dari formacell masih terus di kembangkan untuk proses pemucatan dan pembuatan turunan selulosa seperti asetat selulosa dan format selulosa hal ini di sponsori oleh MEE, di bawah koordinasi dari Prof. Puls dan Dr. Saake kombinasi dari ozon, asam peresik dan horol menghasilkan hasil yang baik pada pemucatan dari pulp acetosolv, pada 88% keterangan ISO dan hanya 20%-30% di gradasi pada properti kertas. I. Pengenalan Ada banyak sekali pembuatan pulp pada tahun 2000, yang telah di kembangkan dengan tujuan utama untuk mengatasi masalah pemcemaran lingkungan dan untuk mrningkatkan kualitas dari hasil pulp dan kertas. Dengan tujuan untuk mencapai hasil maksimum, tidak ada jalan lain kecuali mengaplikasikan proses pembuatan pulp menggunakan reagen kimia organik, seperti alkohol dan asam organik. Pengembangan dri proses pembuatan
10

kertas (pulp)

Jul 01, 2015

Download

Documents

Mas Digun
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: kertas (pulp)

Perbandingan antara Acetosolv dan Proses Pembuatan Pulp Formasel sebagai Proses Pembuatan Pulp Alternatif dan Ramah Lingkungan

Abstrak

Proses pembuatan pulp acetosolv mewakili satu dari proses pembuatan pulp organosol dengan menggunakan bahan kimia pembuat pulp yaitu asam asetat di bantu oleh katalis yaitu asam klorida atau alumunium klorida atau asam bromida pada 100 c. Temperatur dari proses dapat di rubah dari 110 c menjadi 185 c – 200 c dan tanpa menggunakan katalis. Berdasarkan dari investigasi ini, nomor KAPPA sama dengan 15-25 hasil penyaringan sama dengan tulisan 48%- 55% untuk kayu halus begitu juga nomor KAPPA sama dengan 10-20 dan hasil penyaringan sama dengan 50% untuk kayu keras. Selanjutnya, properti kertas dari pulp acetosolv lebih baik daripada pulp sulfat.

Proses pembuatan pulp acetosolv masih memiliki kelemahan pada nomor KAPPA yang tinggi. Karena situasi ini, Nims Schone and Lehnen mengembangkan penelitian Hamburg Jerman dari 1990 – 2002. Proses pembuatan pulp yang baru di namakan formacell yang merupakan proses pembuatan pulp organosol menggunakan campuran dari reagen kimia antara asam asetat dan asam format. Hasil penelitian dari proses pembuatan pulp formasel sangatlah bagus, karena mengandung nomor KAPPA di bawah 5 dan hasil penyaringan lebih besar dari 50% untuk Propulus tremule. Sekarang, penelitian dari formacell masih terus di kembangkan untuk proses pemucatan dan pembuatan turunan selulosa seperti asetat selulosa dan format selulosa hal ini di sponsori oleh MEE, di bawah koordinasi dari Prof. Puls dan Dr. Saake kombinasi dari ozon, asam peresik dan horol menghasilkan hasil yang baik pada pemucatan dari pulp acetosolv, pada 88% keterangan ISO dan hanya 20%-30% di gradasi pada properti kertas.

I. PengenalanAda banyak sekali pembuatan pulp pada tahun 2000, yang telah di kembangkan dengan tujuan utama untuk mengatasi masalah pemcemaran lingkungan dan untuk mrningkatkan kualitas dari hasil pulp dan kertas. Dengan tujuan untuk mencapai hasil maksimum, tidak ada jalan lain kecuali mengaplikasikan proses pembuatan pulp menggunakan reagen kimia organik, seperti alkohol dan asam organik. Pengembangan dri proses pembuatan pulp ini di maulai oleh Sarkanen (1980), Johannson et all (1987), Anders dan Schimiga (1987), Aziz et all (1988), Surewicz (1988), Aziz dan Sarkanen (1989), Schli Ephake (1990), Muladi (1992), Stockbarger (1933), Kosik et all (1993).Proses pembuatan pulp organosol telah di buat menjadi proyek pilot di berbagai tempat seperti Aicell Procces ( Lora dan Aziz (1985), Ornanocell Process (Edgel, 1989), Acid Process (Patt dan KordsCHIA, 1986), Milox Process (Poppius – Levlin et all, 1993), Acetosolv Process (Nimz dan Casten,1984, Nimz dan Muladi 1993) dan juga Acetocell Process ( Nimz et all,, 1991 Neumann dan Balser 1993)Proses pembuatan pulp formacell adalah pengembangan dari proses pembuatan pulp acetocell dan acetosolv. Pada awalnya, hal itu menggunakan asam karbonat, tapi tidak berjalan dengan sukses. Berdasarkan hasil penelitian hal itu menghasilkan produk turunan seperti furfural dan sulfur lignin bebas. Selanjutnya, proses di kembangkan dengan menggunakan bahan kimia organik, yang merupakan campuran antara asam asetat dan asam format pada temperatur tinggi (Lehnen, 1998). Pada disertasi Lehnen (1998), penelitian meneliti tentang proses pembuatan pulp, struktur lignin dan produk turunan. Dari

Page 2: kertas (pulp)

hasil penelitian proses pembuatan pulp formacell, lalu proses sellulosa turunan di kembangkan, seperti asetat selulosa dan format selulosa dari 2001-2006 pada The Wood Chemistry Technology Institute – Hamburgh University Germany.

II. Metodologia. Proses pembuatan pulp

Proses pembuatan pulp acetosolv yang telah di sebutkan di hasil penelitian memperoleh nialai optimim tapi dengan masalah tertentu (Tabel 1) seperti proses pembuatan pulp formacell (Tabel 2)

Tabel 1 . Proses Pulping Acetosolv dengan Beberapa Spesies Kayu dari Hamburg – Jerman

Tabel 2. Proses Pulping Formasel untuk Nilai Optimal dari Spesies Aspe Wood

b. Proses pemucatanProses pemucatan seperti pada hasil penelitian hanya ada di nilai terbaik yang merupakan kombinasi antara ozon, asam peresig dan borol (campuran dari 40% NaOH dan 12% NaBH4), seperti yang terlihat pada tabel 3.

Tabel 3. Kondisi dari Proses Bleaching Acetosolv untuk Pohon Cemara

c. Standar pengujianStandar pengujian dari pulp dan kertas dapat di lihat dalam tabel 4.

Tabel 4, Metode Pengujian untuk Pulp dan Kertas

Page 3: kertas (pulp)

III. Hasil penelitian dan diskusia. Proses pembuatan pulp acetosolv

Hasil penenlitian dari proses pembuatan pulp acetosolv mewakili sebuah nilai optimum yang di susun dari 6 disertasi di Humberg University dari 1980-1985. Prinsipnya, semua jenis kayu dapat di masak menggunakan asam asetat dengan bantuan HCL, HICL atau katalis HGr. Hasil penelitian telah membuka pengetahuan tentang proses pembuatan pulp yang ramah lingkunagan karena filtratnya dapat di ambil kembali dengan destilasi. Masalah kesulitan untuk mengaplikasikannya pada skala industri adalah harga yang terlalu mahal karena setelah pembuatan pulp, pulp harus di cuci menggunakan 85% asam asetat panas.Pulp acetosolv memiliki nomor KAPPA rendah hingga sedang, hasil penyaringan tinggi dan properti kertas lebih baik di banding pupl sulfat. Hasil penelitian dari proses pembuatan pulp acetosolv dari beberapa spesies kayu dapat di lihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kualitas dari Pulp Acetosolv dan Kertas (pada 30 0SR pemukulan interpolasi

b. Perbandingan antara proses pembuatan pulp acetosolv, acetocell dan formacell.Penelitian ini hanya berfokus pada Aspe. Perkiraan dasar dari pengembangan formacell adalah nomor KAPPA. Proses pembuatan pulp acetosolv dan acetocell menghasilkan nomor KAPPA sebesar 11-22. Dimana properti fisik dari pulp hasil proses formacell adalah nomor KAPPA sebesar 1,9-2,5, dimana hal ini tidak pernah dicapai pada sulfat, sulfit, asam dan proses pembuatan pulp organosolv lain ; hasil penyaringan dari formasel lebih dari 50 % dan kecerahannya sebesar 31-37.

Tabel 6. Nilai Perbandingan dari Proses Pulping Organosol untuk Spesies Kayu Aspe

c. Proses pemucatan untuk pulp acetosolv dari spesies kayu Spruce (Picca abics)Pemucatan dari pulp Spuce ditunjukkan hanya pada nilai optimum, sama seperti proses pemucatan untuk spesies kayu yang lain tidak ditunjukkan pada paper ini. Kombinasi terbaik untuk pulp Acetosolv adalah kombinasi antara gas ozon pada keadaan sedang dari 93% asam asetat, asam peressig pada keadaan sedang dari butil asetat dan borol (campuran dari 40% NaOH dan 12% NaBH4) pada keadaan sedang dari aquades. Hasil

Page 4: kertas (pulp)

yang baik, dimana 88% kecerahan ISO, didapat dari pemucatan pulp acetosolv yang menggunakan tiga kombinasi.Properti kertas sebelum dan sesudah proses pemucatan dapat dilihat pada tabel 7 – 8 dan gambar 1. Properti kertas berkurang secara drastis setelah pemucatan dengan menggunakan borol. Ini sangatlah wajar, karena perubahan pada keadaan sedang dari asam dan netral menjadi alkalin.

Tabel 7. Bleaching Pulp Acetosolv dari Spesies Kayu Picea abies

Tabel 8. Proses Bleaching Pulp Asetosol dari Spesies Kayu Picea abies

Gambar 1. Kekuatan Kertas Acetosolv Sebelum dan Sesudah Bleaching

Page 5: kertas (pulp)

IV. Kesimpulan dan Sarana. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari pembuatan pulp yang beragam dan proses pemucatan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Proses pembuatan pulp acetosolv adalah proses pembuatan pulp alternatif untuk

mengatasi masalah pencemaran lingkungan, yang diperoleh kualitas pulp dan kertas yang baik.

2. Proses pembuatan pulp formacell adalah pengembangan dari proses pembuatan pulp dari acetosolv dan acetocell dengan nomor KAPPA dibawah 5, hasil penyaringan pulp lebih dari 50% dan kecerahan kertas yang lebih tinggi dari pulp sulfat.

3. Proses pemucatan bebas chlorin dapat dilakukan dengan menggunakan kombinasi dari gas ozon, asam peressig dan borol yang menghasilkan 88% kecerahan ISO dan hanya 20% - 30% degradasi kekuatan kertas dari kekuatan kertas awal.

b. SaranBerdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk:1. Dibutuhkan penelitian yang sama dan lebih lanjut dari pertumbuhan kayu di

Indonesia.2. Dibutuhkan penelitian secara intensif tentang pulp dan kertas, sehingga harga dari

penelitian dapat lebih efisien dengan hasil yang lebih terfokus.

REFERENSI

Azis, S., T. Medonough, N. Thompson and M.R. Doshi (1998). Solven Pulping Promise and Program, Tappi 71(2), 251-256

Aziz. S and K. Sarkanen (1989), Organosolv Pulping – A Review, Tappi 71 (2), 251-256

Edel, E. (1989), Das Organocell – Vervahren. Bericht Uber Den Betrieb Einer Demonstrationsanlage. Das Papier 43(10a). V116 – V123

Johannson , A., Und G. Miksche (1972), Uber Die Benzylarylatherbindung Im Lignin. Ii. Versuche An Modellen. Acta Chem, Scand. 26, 289-308

Kosik, M., Vodny, R. Brezny, L. Paszner and M. Micko (1993), Some Aspect On The Evaluation Of New Processes Of Chemical Pulping. Cell. Chem. Technol. 27. 47-57

Lora, J and S. Aziz (1985), Organosolv Pulping: A Versatile Approach To Wood Refining. Tappi 61(6), 47-50

Lehnen, (1998). Aufschluss Von Aspenholz Nach Dem Formacell- Vervahren. Dissertation, Universitat Hamburg

Muladi, S. (1992), Aufschluβ Und Bleiche Von Fichtenholz (Picea Abies (L.) Karst) Nach Dem Acetosolv-Vervahren. Dissertation, Universitat Hamburg

Page 6: kertas (pulp)

Nimz, H. H., A. Berg, C. Granzow, R. Casten and Muladi, S. (1989), Zellstoffegewinnung Und Bleiche Nach Dem Acetosolv-Vervahren. Das Papier 43(10a), V102-V108

Poppius-Levlin, K., B. Hortling and J. Sundquist (1993), Milox Pulping And Bleaching- Possibilities To Avoid Chlorine Chemicals, 7th Int. Symp. Wood Pulp. Chem., Beijing, China, 214-222

Patt, R. And O. Kordsachia, (1986), Herstellung Von Zellstoffen Unter Verwendung Von Alkalinschen Sulfitlosungen Unter Zusatz Von Antrachinon Und Methanol Das Papier 40(10a), 1-8

Sarkanen, K. V. (1980). Acid-Catalyzed Delignification Of Lignocellulosies In Organic Solvents, In: K. V. Sarkanen And T. A. Tillmann (Eds.): Progress In Biomass Conversion. Vol. 2, Academic Press, New York, 127-144

Surewics, W. (1988), Background And Prospects Of Ideas For Some New Chemical Pulping Processes. Acta Polym. 39(1/2), 51-54

Schliephake (1990), Umwelschonende Aufschluβvervahren Von Pflanzlichem Material Zur Gewinnung Von Faserzellstoffen. Lenzinger Berichte, Heft 69, 21-28

Stockburger, P. (1993). An Overview Of Near Commercials And Commercial Solvent-Based Pulping Processes. Tappi 76(6), 71-74

Page 7: kertas (pulp)

Perbandingan antara Acetosolv dan Proses Pembuatan Pulp Formasel sebagai Proses Pembuatan Pulp Alternatif dan Ramah

Lingkungan

Disusun oleh:

Kelompok 3

Sriyono L0C009042

Rio Adiguna S. L0C009053

Antariksa Lazimul A. L0C009056

Desy Erizha W.F. L0C009089

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011