Top Banner

of 47

kepunahan (Autosaved)

Jul 16, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Setiap makhluk hidup mempunyai ciri-ciri tubuh yang sangat menarik jika kita perhatikan, karena alat-alat tubuh baik luar atau organ tubuh bagian dalam disesuaikan dengan tempat hidupnya. Lingkungan yang ditempati makhluk hidup untuk melakukan kegiatan disebut habitat. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan habitat yang sesuai. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan habitat sehingga tidak cocok/sesuai lagi dengan makhluk hidupnya. Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alamiah. Misalnya gunung meletus, musim, pergantian siang dan malam, perubahan lingkungan, dan akibat perbuatan manusia, misalnya perburuan hewan, penebangan hutan, pembangunan jalan, dan bendungan. Karena perubahan lingkungan ini maka terjadi perubahan jumlah individu yang menempati suatu daerah tertentu. Maka sekarang dikenal adanya istilah hewan dan tumbuhan langka atau mendekati kepunahan. Hewan dan tumbuhan langka dan mendekati kepunahan biasanya dilindungi oleh pemerintah dalam suatu tempat perlindungan karena jumlahnya di alam bebas sedikit.Berikut daftar hewan dan tumbuhan yang terancam kepunahan.

HEWAN DAN TUMBUHAN YANG TERANCAM PUNAH

A.HEWAN yang Mendekati Kepunahan1. Badak Sumatra

Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) adalah badak berukuran paling kecil di antara semua spesies badak di dunia. Badak kebanggaan Indonesia yang hidup di pulau Sumatera ini dinyatakan terancam punah karena saat ini hanya tersisa sekitar enam populasi di alam liar atau

tinggal 300 ekor saja. Faktor utama berkurangnya jumlah badak ini adalah perburuan liar. Di pasar gelap, cula badak ini dihargai 30.000 dolar AS atau setara dengan Rp 300 juta per kilogram. Selain itu, tingkat keberhasilan pengembangbiakan badak yang sangat kecil turut menuntun hewan ini menuju kepunahan.

2. Paus Abu-Abu

Lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan pada 2008 bahwa jumlah paus abu-abu (Esrichtiius robustus) berada dalam level aman. Namun, itu hanyalah paus abu-abu yang hidup di sejumlah tempat konservasi, bukan di alam liar. Sejak tahun 1947 pada masa-masa perburuan paus abu-abu, jumlah hewan berbobot 30 ton itu terus berkurang dan belum kembali normal hingga sekarang. Dari 100 paus abu-abu, kini hanya tersisa 23 betina yang masih mampu bereproduksi di wilayah perairan Pasifik Selatan.

3. Serigala Merah

Anda pernah menonton film animasi Ice Age? Film ini menceritakan kehidupan unik sejumlah satwa pada zaman es, zaman dimana hampir seluruh permukaan bumi ditutupi es. Nah, percaya atau tidak, hewan bernama serigala merah (Canis lupus rufus) ini adalah salah satu hewan "Ice Age" yang masih hidup hingga kini. Para ilmuwan mengestimasi hanya ada 100 serigala merah di

alam liar Carolina Utara, Amerika Serikat, dan sekitar 150 ekor di beberapa fasilitas penangkaran.

4. Harimau Siberia

Harimau Siberia atau disebut juga harimau amur (Panthera tigris altaica) adalah spesies harimau yang pernah tinggal di wilayah Cina, Semenanjung Korea, dan Mongolia. Namun, kini hewan tersebut hanya bisa bebas berkeliaran di Rusia, di wilayah perlindungan kawasan Amur-Ussuri. Sejumlah ahli meyakini masih terdapat 350 hingga 450 hewan ini di alam liar.Harimau Siberia adalah hewan yang terancam punah. Pada awal tahun 1900-an, harimau Siberia masih dapat ditemukan di sepanjang Semenanjung Korea, barat laut Mongolia, tenggara Rusia, dan barat laut Tiongkok. Kini subspesies ini telah hampir punah total dari Korea Selatan dan kebanyakan hidup di sebuah wilayah kecil di sebelah selatan Timur Jauh Rusia (kawasan Amur-Ussuri di Primorye dan Khabarovsk, sebuah tempat di mana Harimau Siberia dan Macan Tutul Amur sedang dilindungi). Tinggal sedikit yang masih hidup di Manchuria dan Korea Utara.

5. Musang Berkaki Hitam

Akibat ulah manusia yang terus membabat alam liar tanpa henti, musang berkaki hitam (Mustela nigripes) hampir punah dari muka bumi. Hewan asli Amerika Utara ini kini dinyatakan sebagai mamalia paling terancam punah di kontinen AS. Hewan malam hari atau nokturnal ini memburu hewan pengerat, prairie dog sebagai makanan utama. Seiring menurunnya jumlah populasi hewan buruannya, jumlah musang berkaki hitam ini juga ikut berkurang.

6. Buaya Filipina

Sesuai namanya, buaya Filipina (Crocodylus mindorensis) adalah spesies buaya yang dilindungi di Filipina. Berdasarkan survei pada 1995, buaya bertubuh relatif kecil ini hanya tersisa 100 ekor

di Filipina. Hal ini menjadikan buaya tersebut sebagai satu dari spesies hewan paling terancam di dunia.

7. Gorila Gunung

Sejak gorila gunung (Gorilla beringei beringei) ditemukan akhir 1902, jumlah populasi hewan ini terus berkurang akibat pembalakan liar, perburuan massal, dan perdagangan hewan ilegal. Saat ini, jumlah primata yang mampu hidup di daerah dingin maupun panas ini hanya ada 720 ekor yang tersebar di wilayah Uganda.Gorila Timur (Gorilla beringei) adalah sebuah spesies dari genus gorilla yang termasuk jenis primata terbesar. Saat ini, spesies ini dibagi menjadi dua subspesies. Yaitu The Eastern Lowland Gorilla (G. beringei graueri) dan The Mountain Gorilla (G. beringei beringei). Yang pertama disebut termasuk jenis gorila yang paling umum alias gampang dijumpai. Beringei Graueri adalah jenis gorila yang paling padat penduduknya, konon jumlahnya saat ini mencapai 16.000 ekor. Gorilla gunung mendiami wilayah sekitar Gunung Albertine Rift,salah puncak di kawasan Pegunungan Virunga, mulai ketinggian 2.225 hingga 4.267 m (7.300-14.000 kaki). Sebagian besar beringei beringei juga dapat ditemukan di lereng tiga gunung berapi aktif: Karisimbi, Mikeno, dan Kualitas. Vegetasi yang sangat padat di bagian bawah gunung, menjadikan hutan di mana Gorilla Mountain hidup menjadi lembab, mendung, berkabut dan dingin. Suatu habitat ideal buat si "real kingkong" hidup.

CIRI FISIK Gorila gunung memiliki rambut panjang dan lebih gelap daripada spesies gorila lain. Gorila gunung cenderung lebih banyak menghabiskan hidupnya di atas tanah. Suatu sifat yang berbeda dengan jenis primata pada umumnya. Kelebihan lainnya adalah sepasang kakinya yang sangat mirip dengan manusia.

Gorila gunung atau beringei beringei memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan Lowland Gorilla.Mereka memiliki kepala besar, lebar dada, dan lengan panjang. Hidung tampak datar dengan lubang hidung besar. Gunung gorila memiliki warna hitam yang lebih kebiru-biruan. Wajah, tangan, kaki, dan payudara botak. Laki-laki dewasa memiliki semacam "pelana" berwarna keperakkan di belakang mereka. Ketika gorila semakin besar, seluruh bulu menjadi keabu-abuan, sangat mirip dengan rambut abu-abu dari orang tua. Hingga terkadang beringei beringei juga disebut gorila berpunggung perak (silverbacks). Beringei beringei laki-laki tingginya mencapai 1,5-1,8 m (5-6 ft) tingginya, dengan rentang lengan 2,25 m (7 ft 5 in) dan berat 204-227 kg (450-500 lb). Gorila gunung yang tertinggi tercatat adalah 1,94 m (6 ft 4 in). Gorila ini ditembak di Alimbongo, utara Kivu Mei 1938 dan yang paling berat adalah beringei beringei yang ditembak di Ambam, Kamerun yang beratnya sekitar 266 kg (590 lb). Seperti gorila lainnya, gorila gunung membangun sarang dari vegetasi sekitarnya pada dahan pepohonan. Rumah ini digunakan sebagai tempat berlindung dan beristirahat. Namun gorila jantan jarang tidur di sarangnya. Hanya anak gorila dan ibunya saja yang memanfaatkan benar-benar fungsi sarang.

8. Hiu Gangga

Hiu penghuni Sungai Gangga di India bernama hiu gangga (Glyphis gangeticus) ini merupakan satu dari 20 daftar hiu terancam punah versi IUCN. Hiu yang memiliki reputasi sebagai pemakan manusia ini banyak diburu untuk diambil minyaknya. Selain itu, semakin tercemarnya Sungai Gangga menjadi faktor lain yang menyebabkan spesies ini kian sulit ditemukan.

9. Orangutan Sumatra

Satu lagi hewan terancam punah dari Tanah Air, Orangutan Sumatra (Pongo abelii). Primata langka bertubuh lebih kecil dari dua spesies orangutan yang lain ini adalah pemakan buahbuahan dan serangga. Seperti biasa, penyebab berkurangnya jumlah mereka adalah habitat yang hancur dan perburuan liar. Orangutan ini termasuk salah satu hewan yang memiliki kemampuan reproduksi rendah. Pongo abelli betina hanya mampu melahirkan tiga anak selama masa hidupnya.

10. Burung Kondor California

Burung kondor California (Gymnogyps californianus) adalah burung pemakan bangkai asal California, AS, yang mempunyai masa hidup paling panjang dibanding burung lain, yaitu sekitar 50 tahun. Gara-gara perburuan liar dan berkurangnya habitat, burung langka ini hampir punah secara keseluruhan pada 1980. Namun berkat upaya konservasi dari berbagai ahli hewan, burung ini selamat. Kini, terdapat 332 Burung Kondor California di beberapa penangkaran, termasuk 152 ekor di alam liar

11.Panda

Panda Besar (Hanzi: ;; pinyin: mao xiong), Ailuropoda melanoleuca ("Kaki-kucing hitamputih") atau diringkas Panda, adalah seekor mamalia yang biasanya diklasifikasikan ke dalam keluarga beruang, Ursidae, yang hewan asli Tiongkok tengah. Panda Besar tinggal di wilayah pegunungan, seperti Sichuan dan Tibet. Pada setengah abad ke-20 terakhir, panda menjadi semacam lambang negara Tiongkok, dan sekarang ditampilkan pada uang emas negara tersebut. Nama China-nya berarti "kucing-beruang," dan juga bisa dibaca dibalik tanpa mengubah arti. Ia dinamai panda di Barat karena mirip dengan Panda Merah, dan dulunya dikenal sebagai Beruang Belang (Ailuropus melanoleucus). Meskipun secara taksonomis ia adalah karnivora, makanannya seperti herbivora, sebagian besar tumbuh-tumbuhan, hampir hanya bambu saja. Secara teknis, seperti banyak hewan, panda adalah omnivora (Bisa disebut Karnivora, Omnivora, Herbivora), karena diketahui mereka juga makan telur, dan juga serangga selain bambu. Kedua makanan ini adalah sumber protein yang diperlukan. Telinganya bergerak-gerak saat mereka mengunyah. Panda Besar juga masih bersaudara dengan Panda Merah, tetapi mereka dinamai mirip sepertinya akrena kebiasaan mereka memakan bambu. Sebelum hubungannya dengan Panda Merah ditemukan pada tahun 1901, Panda Besar dikenal sebagai beruang berwarna dua. Selama puluhan tahun, klasifikasi taksonomi panda yang tepat diperdebatkan karena baik Panda Besar maupun Panda Merah memiliki ciri-ciri seperti beruang dan rakun. Namun, pengujian genetika mengungkapkan bahwa Panda Besar adalah beruang sejati dan termasuk keluarga Ursidae. Saudara terdekatnya dalam keluarga beruang adalah Beruang Berkacamata di Amerika Selatan. Sekarang masih diperdebatkan apakah Panda Merah termasuk keluarga Ursidaea tau keluarga rakut, Procyonidae. Panda Besar termasuk spesies terancam punah, terancam oleh kehilangan habitat dan tingkat kelahiran sangat rendah, baik di alam maupun di kandang. Sekitar 1.600 diyakini masih hidup di alam. Panda Besar adalah lambang World Wildlife Fund (WWF), organisasi pelestarian alam. Panda Besar memiliki cakar yang ganjil, dengan "jempol" dan lima jari; "jempol" ini sebenarnya tulang-pergelangan tangan yang termodifikasi. Stephen Jay Gould menulis esai tentang topik ini,

lalu menggunakan judul The Panda's Thumb untuk buku kumpulan esainya. Panda Besar pertama kali dikenal di dunia Barat pada 1869 oleh misionaris Perancis Armand David (18261900). Panda Besar lama menjadi hewan favorit masyarakat, sebagian karena spesies ini lucu seperti bayi, mirip dengan boneka beruang hidup. Panda juga sering digambarkan sedang berbaring santai sambil makan bambu, bukan berburu, sehingga meningkatlah citranya sebagai hewan manis dan cinta damai. Peminjaman panda besar ke kebun binatang Amerika Serikat dan Jepang merupakan bagian penting diplomasi Republik Rakyat Cina pada tahun 1970-an karena peminjaman ini menandai sebagian pertukaran budaya pertama antara Tiongkok dan dunia Barat. Namun, pada tahun 1984, panda sudah tidak lagi digunakan sebagai alat diplomasi. Alih-alih, China mulai menawarkan panda kepada negara-negara lain untuk peminjaman hanya sepuluh tahun. Ketentuan peminjaman standar mencakup tarif hingga US$1.000.000 per tahun dan syarat bahwa anak yang lahir semasa peminjaman adalah milik Republik Rakyat China. Pada 1998 akibat tuntutan hukum oleh WWF, U.S. Fish and Wildlife Service mengharuskan kebun binatang AS yang ingin mengimpor panda agar memastikan bahwa setengah tarif yang dipasang China disalurkan untuk upaya pelestarian panda liar dan habitatnya, barulah lembaga tersebut mau mengeluarkan izin pengimporan panda tersebut.

12. Tapir

tapir adalah pemakan daun-daun muda dan tumbuhan-tumbuhan bawah di hutan hujan primer pada vegetasi yang padat pinggiran hutan atau disepanjang pinggiran sungai. Dari ciri morfologinya Tapir adalahyang unik.Penyebaran populasi Tapir yaitu Asia Tenggara, sebelah selatan Thailand, Semenanjung Malaya dan Sumatera. Tinggi Tapir mencapai 100 cm, panjang badan mencapai 250 cm dan berat mencapai 260 kg - 375 kg. Umur Tapir hidup dialam bebas dengan kondisi alam/ habitat yang baik bisa mencapai 30 tahun. Tapir memiliki ciri khas yaitu bentuk hidungnya yang memanjang mirip dengan belalai pada Gajah, tetapi pada tapir tentu saja lebih pendek. Hidung ini didekatkan ditanah jika Tapir berjalan. Tapir juga memiliki

keunikan pada warna tubuhnya dimana bagian depan tubuh dari bagian kepala, leher dan kaki berwarna hitam, sedangkan bagian belakangnya berwarna putih. Selain memiliki keunikan pada warna tubuh, tapir mempunyai keunikan tersendiri pada jumlah jemari kaki. Pada kaki depan tapir memiliki empat jari sedangkan pada kaki belakang hanya tiga. Jejak kaki tapir ini sangat mirip dengan badak Sumatera, kecuali bentuk kuku yang lebih runcing. Jejak kaki depan individu dewasa berkisar antara 155 220 mm (panjang) dan 139 240 mm (lebar). Sedangkan kaki belakang berukuran 127 220 mm (panjang) dan 113 180 mm (lebar). Bentuk tubuh yang membulat dan kaki depan yang lebih pendek, memungkinkan tapir untuk berlari dengan cepat diantara rerimbunan semak. Selain itu, tapir mempunyai kemampuan untuk berenang dan menyelam dalam air untuk waktu yang lama. (dari berbagai sumber). pemakan daun-daun muda dan tumbuhan-tumbuhan bawah di hutan hujan primer pada vegetasi yang padat pinggiran hutan atau disepanjang pinggiran sungai. Dari ciri morfologinya Tapir adalah yang unik.Penyebaran populasi Tapir yaitu Asia Tenggara, sebelah selatanSemenanjung Malaya dan Sumatera. Tinggi Tapir mencapai 100 cm, panjang badan mencapai 250 cm dan berat mencapai 260 kg - 375 kg. Umur Tapir hidup dialam bebas dengan kondisi alam/ habitat yang baik bisa mencapai 30 tahun. Tapir memiliki ciri khas yaitu bentuk hidungnya yang memanjang mirip dengan belalai pada Gajah, tetapi pada tapir tentu saja lebih pendek. Hidung ini didekatkan ditanah jika Tapir berjalan. Tapir juga memiliki keunikan pada warna tubuhnya dimana bagian depan tubuh dari bagian kepala, leher dan kaki berwarna hitam, sedangkan bagian belakangnya berwarna putih Selain memiliki keunikan pada warna tubuh, tapir mempunyai keunikan tersendiri pada jumlah jemari kaki. Pada kaki depan tapir memiliki empat jari sedangkan pada kaki belakang hanya tiga. Jejak kaki tapir ini sangat mirip dengan badak Sumatera, kecuali bentuk kuku yang lebih runcing. Jejak kaki depan individu dewasa berkisar antara 155 220 mm (panjang) dan 139 240 mm (lebar). Sedangkan kaki belakang berukuran 127 220 mm (panjang) dan 113 180 mm (lebar). Bentuk tubuh yang membulat dan kaki depan yang lebih pendek, memungkinkan tapir untuk berlari dengan cepat diantara rerimbunan semak. Selain itu, tapir mempunyai kemampuan untuk berenang dan menyelam dalam air untuk waktu yang lama. (dari berbagai sumber).Karena perburuan liar dan habitatnya yang semakin berkurang akibat pembukaan hutan secara liar, mengakibatkan kepunahan Ayo kita lestarikan alam ini, jangan sampai kita hanya bisa melihat ini dari buku dan gambarnya saja. Apa yang nantinya akan kita wariskan dan banggakan pada anak dan cucu kita semua.

13.Proboscis Monkey (Nasalis Larvatus)

Salah satu lagi fauna Indonesia / Malaysia yang kini juga mulai jarang. Di Indonesia, monyet ini

lebih dikenal sebagai Bekantan , dapat ditemui di Kalimantan. Hidungnya yang panjang adalah salah satu keunikan monyet ini, namun ternyata hanya bekantan jantan lah yang memiliki hidung panjang. Bekantan hidup di hutan bakau, dan seperti layaknya monyet lainnya makanan kesukaan bekantan adalah buah, biji bijian dan juga daun. Saat ini, hanya tersisa 1000 ekor bekantan, menurun jauh dari 6700 di 1977. Hewan ini dilindungi di Taman Nasional Tanjung Puting.

14.Jalak Bali

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina serupa. Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi undang-undang. Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912. Karena penampilannya yang indah dan elok, jalak Bali menjadi salah satu burung yang paling diminati oleh para kolektor dan pemelihara burung. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas menyebabkan populasi burung ini cepat menyusut dan terancam punah dalam waktu singkat. Untuk mencegah hal ini sampai terjadi, sebagian besar kebun binatang di seluruh dunia menjalankan program penangkaran jalak Bali. Jalak Bali dinilai statusnya sebagai kritis di dalam IUCN Red List serta didaftarkan dalam CITES

Appendix I.

15.Komodo

Komodo atau kadal komodo merupakan hewan jenis kadal terbesar di jagad ini yang merupakan satu satunya hewan reptil terbesar dan peninggalan sejarah hewan purba yang masih tersisa di Indonesia, kadal Komodo merupakan warisan alam yang hingga kini masih hidup di Indonesia di Kepulauan Komodo Nusa Tenggara. Komodo Merupakan hewan carnivora yang memakan hewan atau binatang lain seperti babi, rusa, kancil, kambing, ayam dan binatang lainnya. Komodo termasuk kedalam binatang reptil/reptilia besar yang kelestariannya harus dijaga agar tidak terjadi kepunahan, karena itu sudah selayaknya kita sama sama harus menjaganya, jangan sampai komodo dan pulaunya hanya tinggal kenangan sejarah.

16.Elang

Elang (bahasa Inggris: eagle) merupakan salah satu dari hewan yang terdapat di seluruh Indonesia.

Ciri-ciriElang adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu pelepah. Sebagai burung, elang berkembang biak dengan cara bertelur yang mempunyai cangkang keras di

dalam sarang yang dibuatnya. Ia menjaga anaknya sampai mampu terbang. Elang merupakan hewan pemangsa. Makanan utamanya hewan mamalia kecil seperti tikus, tupai dan ayam. Terdapat sebagian elang yang menangkap ikan sebagai makanan utama mereka.Biasanya elang tersebut tinggal di wilayah perairan. Paruh elang tidak bergigi tetapi melengkung dan kuat untuk mengoyak daging mangsanya. Burung ini juga mempunyai sepasang kaki yang kuat dan kuku yang tajam dan melengkung untuk mencengkeram mangsa serta daya penglihatan yang tajam untuk memburu mangsa dari jarak jauh tak terkira. Elang mempunyai sistem pernafasan yang baik dan mampu untuk membekali jumlah oksigen yang banyak yang diperlukan ketika terbang. Jantung burung elang terdiri dari empat bilik seperti manusia. Bilik atas dikenal sebagai atrium, sementara bilik bawah dikenali sebagai ventrikel.

Jenis-jenis elang1. 2. 3. 4. Elang Hitam Elang Brontok Elang Merah Elang Jawa

17.Aye-aye

Aye-aye merupakan hewan paling aneh di dunia. Lemur yang keluar pada malam hari dan penyendiri ini terlihat seolah merupakan campuran dari beberapa variasi binatang. Aye-aye mirip kucing rumah yang besar tetapi memiliki wajah yang mirip ferret atau weasel (sejenis musang), telinga mirip kelelawar yang dapat berputar dengan bebas, gigi yang tumbuh secara konstan mirip gigi hewan pengerat, sepasang mata hijau yang tajam, dan sepasang tangan hitam dengan tulang jari tengah yang menonjol mengingatkan pada ranting kering. Aye-aye menggunakan jari tersebut untuk mengambil larva serangga yang tersembunyi di dalam kulit pohon, biji-bijian, dan buah-buahan. Sambil memanjat cabang pohon, aye-aye mengetuk-ngetuk permukaan kulit pohon dan mendengarkan suara rongga di dalam kayu. Ketika terdengar adanya suara yang berpotensi menunjukkan adanya makanan di bawah permukaan kayu, aye-aye akan menggerogoti kayu untuk berusaha mendapatkan hadiahnya. Sekarang ini aye-aye sangat terancam kehilangan habitat dan oleh perburuan. Di beberapa wilayah, masyarakat percaya bahwa aye-aye membawa sial dan akan membunuh hewan tersebut di mana pun mereka terlihat.

18.Pesut Mahakam

Pesut mahakam (Latin:Orcaella brevirostris) adalah sejenis hewan mamalia yang sering disebut lumba-lumba air tawar yang hampir punah karena berdasarkan data tahun 2007, populasi hewan tinggal 50 ekor saja dan menempati urutan tertinggi satwa Indonesia yang terancam punah. Secara taksonomi, pesut mahakam adalah subspesies dari pesut (Irrawaddy dolphin). Tidak seperti mamalia air lain yakni lumba-lumba dan ikan paus yang hidup di laut, pesut mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang dilindungi undangundang ini hanya terdapat pada tiga lokasi di dunia yakni Sungai Mahakam, Sungai Mekong, dan Sungai Irawady. Namun, diberitakan bahwa pesut di Mekong dan Sungai Irrawaddy sudah punah. Pesutini ditemukan di banyak muara-muara sungai di Kalimantan, tetapi sekarang pesut menjadi satwa langka. Selain di Sungai Mahakam, pesut ditemukan pula ratusan kilometer dari lautan, yakni di wilayah Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Habitat hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai pula di perairan Danau Jempang (15.000 ha), Danau Semayang (13.000 ha), dan Danau Melintang (11.000 ha). Pesut mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh pesut berwarna abu-abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah - tidak ada pola khas. Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar; tidak ada paruh. Sirip dada lebar membundar. Pesut bergerak dalam kawanan kecil. Walaupun pandangannya tidak begitu tajam dan kenyataan bahwa pesut hidup dalam air yang mengandung lumpur, namun pesut merupakan 'pakar' dalam mendeteksi dan menghindari rintangan-rintangan. Barangkali mereka menggunakan ultrasonik untuk melakukan lokasi gema seperti yang dilakukan oleh kerabatnya di laut. Populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya terganggu, terutama makin sibuknya lalu-lintas perairan Sungai Mahakam, serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengelolaan hutan di sekitarnya. Kelestarian Pesut Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang Sungai Mahakam.

19. Kura kura galapagos

adalah kura kura terbesar yang masih hidup, memiliki karapaks raksasa, kaki besar, dan leher panjang. Ada beragam bentuk dan ukuran cangkang, tergantung asal pulau kura kura itu di kepulauan galapagos. Mereka menghabiskan mayoritas waktu untuk makan dalam kelompok kecil dan berjemur dikolam atau kubangan lumpur. Pada musim kawin, jantan menjadi defensif dan mulai mencari pasangan. Betina membuat sarang dilubang ditanah untuk bertelur. Kecuali beberapa yang hidup hingga lebih dari 100 tahun, kura kua galapagos tetap rentan. Ancaman utama adalah pemusnahan pada usia muda oleh spesies baru seperti tikus hitam dan kucing, dan juga persaingan dengan kambing dan sapi untuk mendapatkan tumbuhan. Bentuk cangkang Cangkang kura kura galapagos bervariasi dan terkait dengan kebiasaan makanya. Cangkangnya berbentuk kubah biasa memiliki subspesies pemakan rumput, sementara cangkang berpelana diadaptasi untuk memakan semak belukar. Menyerupai raksasa Ukuran kura kura galapagos yang mengesankan sepertinya berasal dari adaptasinya untuk hidup dilingkungan keras dengan persediaan makanan yang tidak pasti. Semakin besar ukuranya, semakin banyak makanan yang disimpan. Kawin Teknik bercumbu kura kura galapagos jantan berlangsung kasar. Setelah menemukan pasangan yang cocok, jantan menubruk betina agar tunduk kepadanya. Betina dilumpuhkan dengan cara mengigit kaki kakinya. Kura kura jantan kemudian menaiki punggung betina untuk kawin.

20. Anoa

Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarleii) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150300 kg. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun. Kedua spesies tersebut dapat ditemukan di Sulawesi, Indonesia. Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya. Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines.

B.TUMBUHAN yang Mendekati Kepunahan1.VenusVenus adalah salah satu jenis tumbuhan yang paling unik di dunia. Tumbuhan ini adalah salah satu jenis tumbuhan pemakan serangga. Keahliannya berburu serangga, membuat tumbuhan venus dikategorikan sebagai tanaman insektivora ini sudah mulai menjadi bahan pengamatan para ahli semenjak ratusan tahun yang lalu.

Adapun ciri-ciri tumbuhan venus atau yang yang bernama latin Dionaea muscipula ini adalah berbentuk menyerupai buku yang terbuka. warna bagian dalamnya merah menawan, sangat menarik perhatian serangga, ditambah pada bagian tengah daunnya keluar aroma sedap diiringi keluarnya kelenjar disekelilingnya, membuat serangga semakin penasaran ingin hinggap. Begitu serangga hinggap dan terjadi beberapa kali gesekan antara serangga dengan permukaan daun, maka tumbuhan ini segera menutup daunnya rapat-rapat. Seranggapun akhirnya terperngkap di dalamnya. Gerakan-gerakan serangga yang hendak membebaskan diri justru membuat daun semakin erat mengapit. Tumbuhan ini kemudian mengeluarkan cairan untuk menghancurkan dan melarutkan tubuh serangga. Tumbuhan ini juga mampu menutup daunnya dengan kecepatan yang sangat tingi,Jauh lebih cepat daripada manusia menangkap seekor lalat, serangga yang bergerak cepatpun tak bisa lolos dari sergapan daun Venus.

2.Bunga Bangkai

Bunga bangkai atau suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum Becc., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Aracae) endemik dari Sumatera,Indonesia yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m. Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Banyak orang sering salah mengira dan tidak bisa membedakan bunga bangkai dengan "Rafflesia arnoldii" mungkin karena orang sudah mengenal bahwa Rafflesia sebagai bunga terbesar dan kemudian menjadi bias dengan ukuran bunga bangkai yang juga besar. Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya dapat mencapai 6m.Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman .Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang tumbuh kembali daunnya. Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri.Hingga tahun 2005, rekor bunga tertinggi di penangkaran dipegang oleh Kebun Raya Bonn, Jerman yang menghasilkan bunga setinggi 2,74m pada tahun 2003. Pada tanggal 20 Oktober 2005, mekar bunga dengan ketinggian 2,91m di Kebun Botani dan Hewan Wilhelma, stuttgart,juga di Jerman. Namun demikian, Kebun Raya Cibodas,Indonesia mengklaim bahwa bunga yang mekar di sana mencapai ketinggian 3,17m pada dini hari tanggal 11 Maret 2004 . Bunga mekar untuk waktu sekitar seminggu,

Lain-lainBunga bangkai sekarang telah tersebar di berbagai tempat di penjuru dunia, terutama dimiliki oleh kebun botani atau penangkar-penangkar spesialis. Di Amerika, bunga yang muncul seringkali diberi julukan atau nama tertentu dan selalu menarik perhatian banyak pengunjung. Uniknya banyak pengunjung datang untuk "menikmati bau"nya.

3.Genus Nepenthes

Genus Nepenthes (Kantong semar, bahasa Inggris:Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari 80-100 spesies, baik yang alami maupun hibrida.Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis Dunia Lama,kini meliputi negara Indonesia (55 spesies, 85%), Republik Rakyat Cina bagian selatanMalaysia, Filipina, Madagaskar, seychelles Australia, Kaledonia baru,India, danSri lanka. Habitat dengan spesies terbanyak ialah di pulau Borneo dan Sumatra. Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga,pacet,anak kodok) yang masuk ke dalam.

Pada umumnya, Nepenthes memiliki tiga macam bentuk kantong, yaitu kantong atas, kantong bawah, dan kantong roset. Kantong atas adalah kantong dari tanaman dewasa, biasanya berbentuk corong atau silinder, tidak memiliki sayap, bagian sulur menghadap ke belakang dan dapat melilit ranting tanaman lain, kantong atas lebih sering menangkap hewan yang terbang seperti nyamuk atau lalat. Kantong bawah adalah kantong yang dihasilkan pada bagian tanaman muda yang biasanya tergelatak di atas tanah, memiliki dua sayap yang berfungsi sebagai alat bantu bagi serangga tanah seperti semut untuk memanjat mulut

kantong dan akhirnya tercebur dalam cairan berenzim di dalamnya, adapun kantong roset, memiliki bentuk yang sama seperti kantong bawah, namun kantong roset tumbuh pada bagian daun berbentuk roset.

Dracaena cinnabari adalah tanaman suji yang berasal dari kepulauan Socotra. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai Suji Socotra dan Dragon Blood Tree (Suji Darah). Floar ini dijuluki demikian karena getah merah yang diproduksi oleh tumbuhan ini. Tumbuhan ini pertama kali dideskripsikan oleh Isaac Bayley Balfour pada tahun 1882.Lambang miniatur pohon ini digunakan oleh Windows sebagai Network-Icon.

4.Pohon Andalas

Pohon Andalas merupakan tanaman khas Sumatera Barat. Pohon dengan nama latin Morus macroura ini ditetapkan menjadi flora identitas bagi provinsi Sumatera Barat. Pohon Andalas (Morus macroura) masih berkerabat dekat dengan pohon Murbei (Morus alba) yang biasa digunakan sebagai pakan ulat sutra (Bombyx mori). Tanaman yang disebut sebagai Himalayan Mulberry atau Sumatra Mulberry ini dalam bahasa daerah sering dinamai juga sebagai Kertau, Hole Tanduk, dan Andaleh. Sedangkan dalam bahasa ilmiah pohon yang menjadi maskot (flora identitas) Sumatera Barat ini dinamakan Morus macroura yang bersinonim dengan Morus laevigata. Ditetapkannya pohon Andalas sebagai flora identitas Sumatera Barat mungkin tidak terlepas dari pemanfaatan kayu Andalas sebagai bahan pembangunan rumah adat di daerah Minangkabau. Sayangnya pohon ini mulai langka dan sulit ditemukan. Bahkan untuk memperoleh kayunya seringkali memerlukan perjalanan berhari-hari menuju lokasinya di hutan.

Buah dan daun pohon Andalas yang menyerupai Murbei

Diskripsi Pohon Andalas.Pohon Andalas mempunyai tinggi sekitar 40 meter dengan diameter batang mencapai 1 meter. Bentuk daun mirip daun murbai (Morus alba), seperti jantung namun permukaan daunnya sedikit kasar karena berbulu. Bagian tepi daunnya bergerigi. Tangkai daun maupun cabang Andalas juga berbulu, bulu-bulu tersebut bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang peka. Buah Andalas pun mirip dengan buah murbai. Buahnya berbentuk majemuk, menggerombol berwarna hijau jika masih muda dan menjadi ungu kemerahan bila telah masak. Buahnya berair dan dapat dimakan dengan rasa asam-asam manis. Perbanyakan pohon ini bisa dengan cara stek. Pohon Andalas (Morus macroura) tumbuh tersebar mulai dari India, China bagian selatan, Kamboja, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia tanaman ini hanya bisa ditemukan di Sumatera dan Jawa bagian barat.Habitat pohon Andalas terdapat di hutan-hutan dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup banyak pada ketinggian antara 900-2.500 meter dpl. Pohon yang ditetapkan sebagai tanaman khas (flora identitas) provinsi Sumatera barat ini terkenal sebagai kyu yang kuat, tahan serangga dan tidak mudah lekang oleh panas maupun lapuk oleh hujan. Oleh karenanya kayu Andalas sering dimanfaatkan sebagai bahan bangunan untuk rumah baik sebagai tiang, balok landasan rumah, papan dinding, maupun lantai. Selain itu kayunya juga kerap kali dipergunakan untuk pembuatan perabot rumah tangga. Meskipun tidak termasuk dalam daftar merah (red list) IUCN, tetapi di Indonesia (baik di Jawa maupun di Sumatera), tanaman ini mulai langka dan sulit ditemukan. Tentunya kita tidak menginginkan sebuah maskot provinsi akan menjadi punah.

5.Lada Loa Janan

Tanaman lada (Piper nigrum) yang sejak 1970-an telah menjadi primadona petani di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, terancam punah akibat perubahan fungsi lahan dari kebun lada menjadi lahan tambang batu bara. Lada yang sedang berbuah Dikhawatirkan, apabila pemerintah tidak turun tangan untuk membudidayakan tanamn ini akan semakin berkurang karena petani lada kian terdesak oleh eksploitasi pertambangan batubara yang dinilai lebih menjanjikan dengan menjual lahan pada pengusaha batu bara. Bukan tidak mungkin dalam tiga tahun ke depan sejumlah lahan pertanian lada milik masyarakat akan berlaih fungsi menjadi garapan batu bara, karena saat ini sudah banyak pengusaha yang mengincar lahan tersebut yang dibawahnya terdapat cadangan batu bara cukup menjanjikan. Demikian disampaikan peneliti dari Balai Peneltian Tanaman Rempah dan Obat-obatan Bogor, DR. Diah Manohara, didampingi Kepala Dinas Perkebunan Ir. Nurdin, saat menutup Sekolah Lapang Hama Terpadu (SLPHT), di Loa Janan Kamis (26/10). Dihadapan 75 orang anggota Kelompok Tani Tunas Mekar, DR Diah Manohara mengatakan lada yang dihasilkan oleh Kaltim, khususnya Kecamatan Loa Janan, merupakan lada terbaik di Indonesia, sehingga perlu dipertahankan. Lada yang dihasilkan petani di Loa Janan merupakan lada terbaik dengan rasa, aroma dan rasa pedas yang sangat berbeda dengan lada lain di Indonesia, katanya. Guna mempertahankan keberadaaan tanaman lada, menurut DR Diah, pemerintah harus turun tangan untuk mencari jalan keluar dan memfasilitasi petani bagaimana mengganti lahan yang hilang dengan kebun-kebun baru. Luas areal lada rakyat di Kaltim pada tahun 2008 tercatat 15.100 hektare dengan produksi 9.516,50 ton lada kering. Produksi dari tanaman lada Kaltim ini seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor. Isu pemanasan global dan isu lingkungan hidup dunia juga harus disikapi oleh para petani dengan lebih memperhatikan isu-isu yang berkembang. Saat ini kebun lada di dunia telah menggunakan tajur (tiang rambatan) dari tanaman hidup dan bukan dari pohon mati yang berasal dari penenbangan pohon, sebagaimana yang selama ini digunakan petani. Dunia lebih peduli dengan isu-isu lingkungan, agar lada Indonesia dapat bersaing dengan lada produksi negara lain di dunia, petani harus mengikuti isu-isu tersebut, jelasnya.(vb-01)

6.Drakaea ElasticaDrakaea Elastica adalah spesies anggrek yang terancam punah yang asli dari Australia. Anggrek dari genus ini umumnya disebut "Hammer Orchid". Nama yang mengacu pada bentuk anggrek dan cara bergeraknya yang menyerupai palu. Genus yang namanya berasal dari Miss Drake, seorang seniman yang menggambar tanaman anggrek dan tanaman lainnya untuk membantu taksonomis di Inggris

pada 1800-an.

Anggota dari genus Drakaea dicirikan oleh insectival labellum (bagian khusus pada anggrek untuk menarik perhatian serangga) yang menempel pada batang, berengsel sempit di tengahnya, tetapi kokoh. engselnya hanya dapat bergerak ke belakang, yang mana terdapat serbuk sari untuk dibawa ke stigma.

Hammer Orchid telah menetapkan metode penyerbukan mereka yang HANYA diserbuki oleh tawon thynnid. Itu karena labellum bunga ini telah berkembang menyerupai perut seekor tawon thynnid

betina.

Sang tawon jantan yang sedang terbang di sekitar anggrek sangat terpikat oleh pheromone yang diproduksi bunga lalu mendarat di atasnya, membuat batang bereaksi bergerak mundur (gerakan berulang-ulang sehingga menyerupai gerakan palu). yang lalu membawa tawon jantan ke paket serbuk sari lengket. tawon jantan yang sadar telah tertipu lalu akan menjadi bosan mencoba dan terbang.

Agar hammer orchid berhasil diserbuki, tawon jantan harus tertipu oleh individu anggrek lain, ia akan melalui prosedur yang sama. tapi kali ini serbuk sari disimpan dalam stigma, dan tentu setelahnya tanaman telah sukses diserbuki oleh sang tawon.

Bentuk simbiosis ini tidak mutualistik, tawon tidak mendapatkan apa-apa sebagai imbalan karena telah menyerbuki hammer orchid. metode ini tidak selalu berhasil untuk penyerbukan tanaman karena tawon jantan tidak selalu turun untuk itu. mungkin inilah salah satu sebab kenapa anggrek ini terancam punah. alasan lainnya adalah karena tekanan seperti spesies invasif dan panen ilegal oleh manusia.

7.Alloxylon

Alloxylon adalah genus dari 5 spesies dari suku proteaceae,yang kebanyakan berupa pohonpohon kecil. Tumbuhan ini berasal dari Papua nugini sampai Australia. Genus ini termasuk baru dan adalah pecahan dariOreocallis. Nama Alloxylon berasal dari bahasa yunani kuno. Allo yang berarti lain dan xylon yang artinya kayu. Pohon ini mirip dengan Telopea, yang

masih dalam kerabat dekat dengan tanaman ini. Menurut (IUCN) spesies ini yang endemis di Indonesia dianggap terancam hampir punah.

KlasifikasiBersama dengan Telopea,Oreocalis dan Embothrium, Alloxylon termasuk pohon kecil yang bunganya merah. Tumbuhan ini banyak ditemui di sekitar laut Pasifik. Pohon-pohon ini masih termasuk jenis Embothriinae, ini adalah nama jenis tumbuhan yang tumbuh di zaman kapur, pada waktu benua-benua Antartika,Australia dan Amerika Selatan masih satu benua.

FungsiTumbuhan ini ditanam sebagai tanaman hias,terutama untuk bunganya. Tetapi sebagai tanaman kebun kurang disukai karena ukurannya yang relatif besar dan memakan waktu lama hingga tanaman ini berbunga. Semua jenis tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang kering dan subur serta rendah kandungan Poshophornya.

8.Pohon Ulin

Pohon Kayu Ulin di Kaltim Nama lain dari pohon ulin adalah pohon kayu besi. Dan sebenarnya, pohon ulin (eusideroxylon zwageri) adalah salah satu pohon yang terkenal dari hutan Kaltim dengan ciri kayunya keras dan kuat, warna gelap, dan tahan terhadap air laut. Tinggi pohon ulin mencapai 50 m dengan diameter hingga 120 cm, dan tumbuh di dataran rendah.

Pohon tersebut agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Di bagian bawah pohon ada bagian yang berlobang. Jenis kayu dari pohon ulin ini tidak mudah lapuk baik di air maupun darata. Itulah sebabnya kayu ini banyak dipakai sebagai bahan bangunan khususnya untuk rumah yang didirikan di atas tanah berawa. Sayangnya, pohon ini tidak bisa tumbuh pada semua kawasan hutan. Biasanya tumbuh pada dataran tinggi dengan tanah berpasir. Oleh karena itu, pembibitan dan pembudidayaannya agak sulit dilakukan.

9.Pohon Kapur

Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica)Pohon Kapur (Dryobalanops aromatica); Indonesia (Sumatera, Kalimantan) dan

Malaysia. Endangered (Terancam Punah) Daftar tanaman langka Indonesia yang masuk dalam daftar status konservasi Endangered (Terancam Punah), yaitu:y

Shorea Sp. Beberapa spesies Shorea berpredikat spesies berstatus konservasi Endangered (Terancam Punah) sehingga keberadaannya semakin langka, seperti; Shorea agami (Meranti Putih), Shorea albida (Meranti Merah Terang), Shorea argentifolia (Meranti Merah Gelap atau Dark Red Meranti), Shorea balanocarpoides (Meranti Putih), Shorea blumutensis (Meranti Kuning), Shorea bracteolata (Meranti Putih), Shorea dasyphylla (Meranti Putih), Shorea domatiosa, Shorea elliptica,

y

Shorea faguetiana (Damar Siput), Shorea falcifera, Shorea glauca (Balau Bunga), Shorea gratissima, Shorea leprosula (Meranti Tembaga atau Tengkawang), Shorea maxwelliana, Shorea obscura, Shorea ovata, Shorea pauciflora (Tengkawang), Shorea platyclados, Shorea teysmanniana. Nepenthes Sp (Kantong Semar). Terdapat 3 spesies kantong semar (Nepenthes) yang tergolong sebagai tanaman langka dengan status Endangered (Terancam), yaitu: Nepenthes boschiana, Nepenthes pilosa, dan Nepenthes talangensis.

10.Sansevieria

Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing. Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan. Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.

Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan. Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuh subur. Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag. Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian NASA bekerja sama dengan ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu mengurangi polusi tersebut.

Ditinjau berdasarkan jenisnya sansevieria ada dua jenis yakni yang pertama yaitu sansevieria keturunan asli/spesies sedangkan yang kedua adalah jenis hasil persilangan/hibridasi yang bisa disebut dengan jenis sansevieria hibrid. Dari bentuk hibrid inilah sansevieria akan tercipta dengan karakter dan fisik yang berbeda dari induknya atau yang sering disebut dengan spesies hibrid atau sansevieria hibrid. Mutasi sansevieria juga dapat terjadi dari perbanyakan melalui stek daun.

11.Getah perca

Getah perca atau Palaquium adalah salah satu tumbuhan asli Nusantara yang tersebar diIndonesia Bagian Barat dan Semenanjung Malaya. Tumbuhan ini juga terdapat Australia, Taiwan

bahkan sampai ke Kepulaun Solomon.

Ciri-ciri:1. 2. 3. 4. 5. 6. Pohon dengan tinggi sampai 30 meter dan diameter 0,5 meter. Berbatang tegak dengan warna merah kecoklat-coklatan. Pepagannya berwarna kuning sampai merah dan bergetah putih. Berdaun tunggal dengan bentuk bundar telur sungsang sampai jorong. Bunga mengelopak pada ketiak daun. Tumbuh di hutan tanah rendah dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

KegunaanTumbuhan ini mempunyai kelas keawetan IV dan kelas kekuatan II. Sehingga cocok digunakan sebagai bahan bangunan, alat rumah tangga, alat olahraga maupuun alat musik tradisional. Getahnya (terutama P. gutta) dapat disadap unutk pembuatan mainan anak-anak. Bijinya mengandung kadar lemak yang tinggi.

12.pachypodium

Pachypodium Tanaman Purba yang Langka nan Eksotisanaman hias yang satu ini Pachypodium sebenarnya pernah populer di Indonesia disekitar awal era tahun 1990-an. Tapi entah kenapa baru di awal tahun 2007 peminat terhadap tanaman ini kembali ramai. Padahal di luar negeri, sudah lebih dari 1 abad, para peneliti, para pencinta dan kolektor tanaman langka memburu dan mengkoleksi tanaman yang konon terancam punah ini. Tumbuhan Pachypodium yang konon dipercaya sudah hidup selama jutaan tahun lalu sebelum era jaman batu, merupakan tanaman yang dapat terus berevolusi dan mampu menyesuaikan diri terhadap habitat di mana ia tumbuh. Sisa tanaman purba yang satu ini tetap bisa bertahan hidup dan lestari sampai sekarang ini telah mampumenarik minat para peneliti dan kolektor tanaman langka sejak akhir abad ke-18. Spesies-spesies baru dari tanaman Pachypodium terus dilahirkan, karena mampu berevolusi yang terjadi pada tanaman ini terus melahirkan spesies hibrida baru, tidak hanya pada habitat aslinya (Madagaskar), namun juga di seluruh benua di mana tanaman ini bisa tumbuh dan berevolusi. Konon masih terdapat ratusan spesies tanaman Pachypodium yang belum dapat teridentifikasi maupun terklasifikasi.

Sementara ini baru sekitar 25 spesies saja yang dikenal secara luas di dunia. Di Indonesia, yang baru mengenal tanaman ini pada era tahun 1990-an, jenis yang dibudidayakan masih terbatas (sekitar kurang lebih 15 species yang dapat dijumpai di Indonesia) dikarenakan kesesuaian syarat tumbuh maupun terhambat masalah proteksi yang diberlakukan oleh negara asalnya (Madagaskar), maupun negara-negara lain di Afrika SeMeski demikian ada spesies tanaman Pachypodium amat menarik perhatian para pecinta tanaman hias diIndonesia karena bentuk bonggolnya yang berduri dan bentuk daun dan bunganya yang cantik. Pachypodium adalah tanaman asli (tanaman endemik) di Pulau Madagaskar, Afrika bagian selatan (Mozambique, Angola, Botswana, Afrika Selatan, Zimbabwe, Namibia, dan Swaziland). Banyak orang menganggap Pachypodium mirip dengan tanaman kaktus, dan bahkan ada pula yang menganggapnya termasuk dalam golongan tanaman hias palem latan.

13.Mangga Kasturi

Mangga kasturi atau Mangifera casturi merupakan buah mangga spesifik Kalimantan Selatan.

MorfologiPohon mangga kasturi bisa mencapai tinggi 25 m dengan diameter batang 40 115 cm. Kulit kayu berwarna putih keabu-abuan sampai coklat terang, kadangkala terdapat retakan atau celah kecil 1 cm berupa kulit kayu mati dan mirip dengan Mangifera indica. Daun bertangkai, berbentuk lanset memanjang dengan ujung runcing dan pada kedua belah sisi tulang daun tengah terdapat 12 25 tulang daun samping. Daun muda menggantung lemas dan berwarna ungu tua. Bunga majemuk berkelamin ganda dengan bentuk bunga rasemos dan kerapkali berambut rapat. Panjang tangkai bunga 28 cm dengan anak tangkai sangat pendek, yaitu 2 4 mm. Daun kelopak bulat telur memanjang dengan panjang 2 3 mm. Daun mahkota bulat telur memanjang dan bunga berbau harum. Benang sari sama panjang dengan mahkota, staminodia sangat pendek dan seperti benang sari yang tertancap pada tonjolan dasar bunga.

Buah berbentuk bulat sampai ellipsoid dengan berat kurang dari 80 gram, daging buah kuning atau oranye dan berserabut. Biji batu dengan dinding yang tebal. Mangga ini berbuah pada awal musim hujan atau sekitar bulan Januari.

VarietasTerdapat tiga varietas Mangifera casturi. Varietas mangga ini dikenal masyarakat Kalimantan Selatan dengan sebutan kasturi, cuban / kastuba dan asem pelipisan / palipisan. Buah kasturi kenampakannya mirip dengan buah mangga tetapi berukuran kecil, berbentu bulat sampai ellipsoid dengan ukuran panjang 5 6 cm, lebar 4 5 cm dan berat 65,6 gram. Kulit buah tipis dengan warna hijau terang dengan bintik-bintik berwarna gelap dan apabila masak maka kulit buah berubah menjadi kehitaman. Daging buah berwarna oranye gelap, kandungan serat 1,06% dan memiliki rasa yang manis dan lezat. Sifat yang menonjol dari kasturi adalah aroma buah yang harum sehingga banyak disukai masyarakat Kalimantan Selatan. Mangga cuban berbentuk bulat sampai ellipsoid dengan ukuran panjang 6 6,3 cm dan lebar 4,2 5,2 cm. Kulit buah berwarna merah mawar dan tidak berwarna hitam penuh bila telah masak. Daging buah berwarna oranye terang, mengandung serat dan tidak beraroma harum seperti buah kasturi. Asem pelipisan atau palipisan memiliki kenampakan mirip dengan buah kasturi, tetapi tidak menimbulkan aroma harum. Buah berbentuk ellipsoid dengan panjang 6 7,2 cm, lebar 3 4,4 cam dan berat 66,26 gram Warna kulit buah hijau dengan bintik-bintik coklat dan jika telah masak berwarna hijau agak kehitaman serta memiliki banyak getah di bagian bekas batang. Daging buah berwarna kuning oranye dengan kandungan serat 1,89%.

y

Mangifera casturi, Borneo, Indonesia

y

Mangifera casturi, Borneo, Indonesia

Status Mangifera casturiDari 31 jenis marga Mangifera yang ditemukan di Kalimantan, 3 jenis diantaranya bersifat endemik. Berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989 tentang identitas flora masing-masing propinsi, tumbuhan Mangifera casturi ditetapkan menjadi identitas flora propinsi Kalimantan Selatan.

Mangga kasturi adalah tumbuhan endemik khas Kalimantan Selatan yang keberadaannya terancam punah. Populasi taksonnya cenderung berkurang, baik dalam segi jumlah individu, populasi maupun keanekaragaman genetisnya. Status kelangkaan buah ini dianalisis dengan menggunakan kategori dan kriteria tumbuhan langka menurut IUCN Red List Categories 30 November 1994. Tim penilai dari World Conservation Monitoring Centre pada tahun 1998 menetapkan Mangifera casturi berada pada kategori punah in situ atauExtinct in the Wild = EW. Mangga ini diketahui hanya hidup dan tumbuh secara alami di kebun hutan dan atau kawasan konservasi lain, namun tidak ditemukan lagi di habitat asli.

Penyebaran Populasi Mangifera casturiLokasi penyebaran populasi Mangifera casturi di Desa Mataraman Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar terdapat di kebun campuran. Pada umumnya kebun campuran ini berisi tanaman padi diselingi pohon kasturi yang umurnya sudah lebih dari 50 tahun serta tidak sengaja ditanam oleh penduduk setempat. Kebun ini kebanyakan berada di pekarangan rumah dengan pola tanam tidak teratur. Akan tetapi, data kelimpahan spesies ini tidak diketahui secara pasti. Kasturi mulai dipanen pada awal musim hujan dan melimpah pada bulan Januari. Selain itu, tanaman buah lain seperti pisang dan rambutan juga mulai dipanen. Karena umur pohon kasturi banyak yang lebih dari 50 tahun, maka produktivitasnya semakin menurun. Oleh karena itu, pada tahun 1980 masyarakat Desa Mataraman mencoba belajar membuat pembibitan buah kasturi.

14.Philodendron

Philodendron adalah sejenis tumbuhan dari suku Araceae, yang mempunyai banyak spesies. Namanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata philo ("cinta") dan dendron ("pohon"). Karena keindahan bentuk dan warna-warni daunnya, Philodendron banyak disukai sebagai tanaman penghias ruangan atau taman. Philodendron adalah tumbuhan yang banyak dijumpai di hutan tropis seperti di Indonesia. Biasanya tumbuh di tempat-tempat yang lembab, di rawa, pada tepi sungai, maupun di

pinggir jalan. Banyak anggotanya yang hidup merambat pada tumbuhan lain dengan bantuan akarnya.

15. Anthurium

Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Tanaman berdaun indah ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema, philodendron,keladi hias, dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium. Tanaman ini termasuk jenis tanaman evergreen atau tidak mengenal masa dormansi. Dialam, biasanya tanaman ini hidup secara epifit dengan menempel di batang pohon. Dapat juga hidup secara terestrial di dasar hutan. Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif. Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja. Secara umum anthurium dibedakan menjadi dua yaitu jenis anthurium daun dan jenis anthurium bunga. Anthurium daun memiliki daya pikat terutama dari bentuk-bentuk daunya yang istimewa. Sedangkan anthurium bunga lebih menonjolkan keragaman bunga baik hasil hibrid maupun spesies. Biasanya jenis anthurium bunga dijadikan untuk bunga potong.

16. Ginkgo

(Gingko Biloba) merupakan spesies tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh liar di Asia Timur Laut, namun telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya sebagai pohon penghias taman atau pekarangan. Bentuk tumbuhan modern ini tidak banyak berubah dari fosil-fosilnya yang ditemukan.

PemerianPohon tahunan, tipe peluruh, dan dapat berumur ratusan tahun. Daun berbentuk kipas, tumbuh dari ujung batang/cabang. Urat-urat daun memanjang dari pangkal. Ia tidak berbunga dan berbuah karena merupakan tumbuhan berbiji terbuka. Biji terlindungi oleh selapis jaringan lunak yang dikenal sebagai salut biji.

Paleobiologi dan ekologiPetunjuk adanya Ginkgo diperoleh dari fosil-fosil berumur dari kala Perm awal (280 juta tahun yang lalu). Pada masa keemasannya, anggota Ginkgoaceae diperkirakan mencakup 16 marga (genera) dan merupakan bagian penting dari vegetasi dunia[1]. Diperkirakan keragaman ini terakhir menyusut ketika terjadi periode glasial di awal Pleistosen. Akibatnya, pada masa kini hanya tinggal satu jenis yang menjadi representasinya, yaitu pohon yang dikenal sebagai ginkgo. Berdasarkan kajian cpDNA, populasi yang berhasil bertahan adalah yang tumbuh di wilayah barat daya Cina sekarang[3]. Dari sini, para rahib Buddhisme menyebarkannya ke berbagai tempat di Asia Timur Laut. Tumbuhan ini dimasukkan ke dalam Daftar Merah IUCN[4] sejak 1997 karena populasipopulasi alami di pedalaman Cina terancam oleh desakan populasi.

17.Daun SangTumbuhan Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons ini mempunyai ukuran daun yang sangat besar mencapai 6 meter. Lebar daunnya mencapai 1 meter. Sayangnya hanya sedikit saja yang mengetahui keberadaan tanaman unik daun sang ini. Daun Sang oleh beberapa kalangan (termasuk Kementerian Kehutanan RI) diklaim sebagai tanaman endemik Sumatera, Indonesia yang hanya bisa ditemui di kawasan Aras Napal, Besitang. Sebuah wilayah di Kabupaten Langkat yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Namun dari beberapa referensi yang saya dapat, Daun sang yang unik ternyata juga bisa ditemui di Thailand, Malaysia, Serawak, Kalimantan bagian barat dan Sumatera, Indonesia.

Daun sang merupakan salah satu dari 4 spesies anggota genus Johannestijsmania yang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Daun Sang merupakan anggota famili Arecaceae (Pinang-pinangan atau Palem). Tanaman Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons, disebut juga sebagai Daun Payung Sal, Sal (Malaysia), Bang Soon (Thailand), Joey Palm, Diamond Joey Palm, Umbrella Leaf Palm (Inggris). Nama ilmiah daun sang diambil dari nama Profesor Teijsman (Elias Teymann Johannes) seorang ahli botani dari Belanda yang pertama kali menemukan genus tanaman unik ini di pedalaman Sumatera Indonesia pada awal abad ke-19. Ciri-ciri Daun Sang. Tumbuhan unik daun sang (Johannestijsmania altifrons) merupakan anggota palmae atau palem (arecaceae). Ciri khas tanaman unik ini mempunyai daun berbentuk berlian dengan ukuran mencapai panjang 6 meter dan lebar 1 meter, meskipun rata-rata yang ditemui hanya sepanjang 3 meter. Daun dari tumbuhan unik daun sang langsung menyembul dari tanah karna batang tanaman unik ini hanya pendek dan biasanya tersembunyi di tanah. Daun tanaman bernama ilmiah Johannestijsmania altifrons ini bergerigi pada tepinya. Daun sang termasuk tumbuhan yang tidak tahan terhadap sinar matahari langsung sehingga tanaman unik ini lebih sering ditemukan hidup di bawah naungan pepohonan. Daun sang (Johannestijsmania altifrons) hidup secara berkelompok membentuk rumpun namun penyebarannya sangat terbatas. Perkembangbiakan tanaman unik daun sang lebih banyak berasal dari dari anakan ketimbang dari bijinya yang tertutup oleh kulit tebal yang berbentuk bulat dan bergigi.

Daun Sang yang unik Karena ukuran dan daunnya yang kuat, masyarakat setempat dahulu memanfaatkan daun sang yang unik sebagai atap rumah. Bahkan hingga sekarang banyak masyarakat di Besitang, Langkat yang menggunakan daun sang (Johannestijsmania altifrons) untuk membuat atap gubuk di ladang-ladangnya. Untuk membuat atap dari daun sang yang unik ini tidak sulit, hanya tinggal mengambil setiap helai daun, dan memotongnya mulai dari pangkalnya untuk menghindari daun yang terbelahbelah. Selanjutnya tinggal menjemur helai demi helai daun sang. Jika cuaca cukup terik, dalam 5 hari daun sudah mengering. Setelah daun sang kering tinggal merajutnya menjadi atap. Atap yang terbuat dari tumbuhan berdaun unik ini akan bertahan hingga bertahun-tahun. Seiring meningkatnya deforestasi hutan, kebakaran hutan, dan pembukaan lahan sehingga tanaman-tanaman bertajuk besar yang menjadi naungan pohon unik daun sang berkurang. Ini mengakibatkan sinar matahari langsung menyinari daun sang yang pada akhirnya membunuh daun sang yang unik ini. Semoga daun sang tanaman unik dengan daun mencapai 6 meter panjangnya ini tetap mampu bertahan dari kepunahan meskipun sampai sekarang masih sedikit orang yang mengenalnya apalagi mempedulikannya. Klasifikasi Ilmiah: Kingdom: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Johannesteijsmannia; Spesies: Johannesteijsmannia altifrons. Sinonim: Teysmannia altifrons.

18.Bayur

Bayur, bayor atau wadang (Pterospermum javanicum) adalah sejenis pohon penghasil kayu pertukangan berkualitas baik. Pohon yang biasa didapati di dataran rendah ini dikenal juga dengan nama-nama lain, seperti bayur, cayur (Sd.); bayur, wayur, wadang, walang (Jw.); phenjur (Md.); dan lain-lain[1]. Juga bolang (Bal.); buli (Slw.); damarsala (NTT); teunggi leuyan (Kal.). Bayur diketahui menyebar luas di dunia, khususnya di wilayah tropis, mulai dari India bagian selatan, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, dan juga Amerika Tengah serta Brasil.[3] Dalam perdagangan, kelompok kayu bayur dari Indonesia juga mencakup beberapa spesies Pterospermum yang lain, terutama P. celebicum dan P. diversifolium. Kayu ini dikenal pula di dunia sebagai bayor, bayok, bayuk atau litak.

Pemerian botanisPohon besar, tingginya dapat mencapai 45 m dan gemang batangnya 1 m. Pepagan berwarna keabu-abuan, halus hingga memecah dangkal. Ranting-ranting berambut halus. Daun tunggal terletak berseling, bertangkai pendek, 36 mm. Helaian daun bundar telur sampai lanset, sekira 414 x 2,57 cm, dengan ujung meluncip dan pangkal asimetris: sebelah membundar dan sebelahnya menyempit runcing. Sisi atas hijau terang, sisi bawah daun berambut bintang halus kecoklatan, pada pangkal dengan tiga tulang daun.[3] Perbungaan berupa malai terminal atau di ketiak. Bunga panjang hingga 6 cm, kuning, berambut halus. Buah kotak silindris, 513 x 25 cm, mula-mula berambut halus kemudian gundul. Bijinya banyak dan bersayap.

Ekologi

Ranting dan pepagan. Sesaot, Narmada, Lombok Barat

Bayur adalah penghuni hutan dataran rendah, dan kemudian juga hutan-hutan sekunder, di bawah 1.000 m dpl. Tidak jarang pula dijumpai di hutan-hutan tepi sungai dan hutan pantai. Biji-bijinya memencar dengan bantuan angin. Tumbuh dengan sendirinya di kebun-kebun wanatani yang berdekatan, bayur biasanya dibiarkan hidup hingga besar untuk dipanen kayunya yang berharga. Meski umum ditemukan pada tanah lembab yang tidak tergenang air, bayur juga tumbuh baik pada tanah-tanah kering di dalam hutan hujan gugur daun di atas tanah liat, tanah pasir atau tanah liat berpasir. Iklim yang disukainya adalah basah hingga kemarau agak kering, dengan tipe curah hujan A-C.[2]

ManfaatBayur terutama dimanfaatkan kayunya yang dipujikan berkualitas baik, dan karenanya menjadi salah satu jenis kayu penting di luar jati dan jenis-jenis dipterokarpa.[1][3] Kayu bayur kerap digunakan untuk konstruksi bangunan seperti rumah, perahu, dibuat balok dan papan, bahkan juga untuk membuat jembatan. Akan tetapi kayu ini tidak begitu awet, sehingga dianjurkan untuk digunakan hanya di bawah naungan atap dan dihindarkan dari sentuhan dengan tanah. Kayu bayur juga sering dimanfaatkan dalam pembuatan mebel dan perkakas rumah tangga.[1] Pada masa lalu, kulit kayunya juga diperdagangkan sebagai subal (pengganti) kulit kayu soga (Peltophorum pterocarpum) yang mahal. Kulit kayu bayur ini di pasar disebut sebagai kulit kayu Timor.[1]Sifat-sifat kayu

Kayu teras bayur berwarna merah pucat, merah-coklat muda, hingga keungu-unguan atau semu lembayung. Kayu gubalnya putih kotor hingga kelabu. Berat jenis kayu bayur berkisar antara 0,350,70 (rata-rata 0,53), dan dimasukkan ke dalam kelas kuat III. Kayu ini termasuk mudah dikerjakan dengan hasil yang baik; walaupun teksturnya agak kasar, namun permukaan kayu yang dihasilkan umumnya licin dan berkilap. Kayu ini mudah dipelitur, dan mudah dijadikan venir (lembaran tipis bahan kayu lapis).[4] Dari segi keawetan, bayur berada dalam kelas IV-V (kurang awet); namun daya tahannya terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas II-III. Dalam pada itu, keterawetannya tergolong sedang sampai mudah diawetkan.[4]

19.Meranti Merah

Meranti merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer dalam perdagangan. Berbagai jenis kayu meranti dihasilkan oleh marga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Sekitar 70 spesies dari marga ini menghasilkan kayu meranti merah[1].

Sifat-sifat kayuMeranti merah tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Berdasarkan BJnya, kayu ini dibedakan lebih lanjut atas meranti merah muda yang lebih ringan dan meranti merah tua yang lebih berat. Namun terdapat tumpang tindih di antara kedua kelompok ini, sementara jenis-jenis Shorea tertentu kadang-kadang menghasilkan kedua macam kayu itu[1]. Menurut kekuatannya, jenis-jenis meranti merah dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV; sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV. Kayu ini tidak begitu tahan terhadap pengaruh cuaca, sehingga tidak dianjurkan untuk penggunaan di luar ruangan dan yang bersentuhan dengan tanah. Namun kayu meranti merah cukup mudah diawetkan dengan menggunakan campuran minyak diesel dengan kreosot[1].

PemanfaatanMeranti merah merupakan salah satu kayu komersial terpenting di Asia Tenggara. Kayu ini juga yang paling umum dipakai untuk pelbagai keperluan di kawasan Malesia[1]. Kayu ini lazim dipakai sebagai kayu konstruksi, panil kayu untuk dinding, loteng, sekat ruangan, bahan mebel dan perabot rumahtangga, mainan, peti mati dan lain-lain. Kayu meranti merah-tua yang lebih berat biasa digunakan untuk konstruksi sedang sampai berat, balok, kasau, kusen pintu-pintu dan jendela, papan lantai, geladak jembatan, serta untuk membuat perahu[1][2]. Meranti merah baik pula untuk membuat kayu olahan seperti papan partikel, harbor, dan venir untuk kayu lapis. Selain itu, kayu ini cocok untuk dijadikan bubur kayu, bahan pembuatan kertas[1]. Di samping menghasilkan kayu, hampir semua meranti merah menghasilkan damar, yakni sejenis resin yang keluar dari batang atau pepagan yang dilukai. Damar keluar dalam bentuk cairan kental berwarna kelabu, yang pada akhirnya akan mengeras dalam warna kekuningan, kemerahan atau kecoklatan, atau lebih gelap lagi[2] . Beberapa jenis meranti merah menghasilkan buah yang mengandung lemak serupa kacang, yang dikenal sebagai tengkawang[1]. Pada musim-musim tertentu setiap beberapa tahun sekali, buah-buah tengkawang ini dihasilkan dalam jumlah yang berlimpah-ruah.

20.Nipah

Nipah adalah sejenis palem (palma) yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut dekat tepi laut. Tumbuhan ini juga dikenal dengan banyak nama lain seperti daon, daonan (Sd., Bm,.), buyuk (Jw., Bali), bhunyok (Md.), bobo (Menado, Ternate, Tidore), boboro (Halmahera), palean, palenei, pelene, pulene, puleanu, pulenu, puleno, pureno, parinan, parenga (Seram, Ambon dan sekitarnya).[1] Di beberapa negara lain, tumbuhan ini dikenal dengan nama (dalam bahasa Inggris) Attap Palm (Singapura), Nipa Palm atau losa (Filipina), atau umumnya disebut Nypa palm. Nama ilmiahnya adalah Nypa fruticans Wurmb, dan diketahui sebagai satu-satunya anggota marga Nypa. Tumbuhan ini merupakan satu-satunya jenis palma dari wilayah mangrove. Fosil serbuk sari palma ini diketahui berasal dari sekitar 70 juta tahun yang silam.

Tempat tumbuh dan penyebaran

Tegakan nipah di hutan bakau Maitum, Filipina

Nipah tumbuh di bagian belakang hutan bakau, terutama di dekat aliran sungai yang memasok lumpur ke pesisir. Palma ini dapat tumbuh di wilayah yang berair agak tawar, sepanjang masih terpengaruh pasang-surut air laut yang mengantarkan buah-buahnya yang mengapung. Di tempat-tempat yang sesuai, tegakan nipah membentuk jalur lebar tak terputus di belakang lapisan hutan bakau, kurang lebih sejajar dengan garis pantai. Nipah mampu bertahan hidup di atas lahan yang agak kering atau yang kering sementara air surut. Palma ini umum ditemukan di sepanjang garis pesisir Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik, khususnya di antara Bangladesh hingga pulau-pulau di Pasifik. Nipah termasuk jenis tumbuhan yang terancam punah di Singapura.

Pemanfaatan

Buah nipah Daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-5 tahun. Daun nipah yang masih muda mirip janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah yang disebut kajang. Daun nipah juga dapat dianyam untuk membuat tikar, tas, topi dan aneka keranjang anyaman. Di Sumatra, pada masa silam daun nipah yang muda (dinamai pucuk) dijadikan daun rokok --yaitu lembaran pembungkus untuk melinting tembakau-- setelah dikelupas kulit arinya yang tipis, dijemur kering, dikelantang untuk memutihkannya dan kemudian dipotong-potong sesuai ukuran rokok.[1] Beberapa naskah lama Nusantara juga menggunakan daun nipah sebagai alas tulis, bukannya daun lontar.

Tangkai daun dan pelepah nipah dapat digunakan sebagai bahan kayu bakar yang baik. Pelepah daun nipah juga mengandung selulosa yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp (bubur kertas). Lidinya dapat digunakan untuk sapu, bahan anyam-anyaman dan tali. Nipah dapat pula disadap niranya, yakni cairan manis yang diperoleh dari tandan bunga yang belum mekar. Nira yang dikeringkan dengan dimasak dipasarkan sebagai gula nipah (palm sugar). Dari hasil oksidasi gula nipah dapat dihasilkan cuka. Di Pulau Rote dan Sawu, Nusa Tenggara Timur, nira nipah diberikan ke ternak babi di musim kemarau. Konon, hal ini bisa memberikan rasa manis pada daging babi.

Usaha yang Dilakukan untuk Mencegah Kepunahan Hewan dan Tumbuhan Agar tidak terjadi kepunahan maka pemerintah beserta instansi terkait melakukan usaha untuk mencegah terjadinya kepunahan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Menetapkan suaka margasatwa sebagai tempat untuk melindungi hewan tertentu terutama yang sudah langka. 2. Membuat cagar alam sebagai tempat perlindungan dan pelestarian hewan, tumbuhan, tanah dan air. 3. Membuat hutan lindung sebagai tempat untuk melindungi air/daerah resapan air karena di hutan dengan tumbuhan yang menutupinya jika terjadi hujan maka air akan tertahan dan diserap tanah 4. Inseminasi Buatan adalah perkembangbiakan pada hewan dengan cara menyuntikkan sperma dari hewan jantan pada hewan betina. Inseminasi buatan ini biasa dilakukan pada hewan mamalia terutama yang hampir punah karena jumlahnya di alam bebas yang semakin

sedikit. Tidak semua orang dapat melakukan inseminasi buatan, biasanya dilakukan oleh dokter hewan di suatu lembaga pelestarian, misalnya kebun binatang. 5. Kultur Jaringan Kultur jaringan adalah perkembangbiakan tumbuhan dengan cara memperbanyak sel tumbuh (jaringan) menjadi tumbuhan baru. Media tempat menumbuhkan sel tumbuh (jaringan) dikenal dengan media agar-agar yang telah ditambahkan beberapa unsur hara yang diperlukan tumbuhan. 6. Berpartisipasi dalam pelestarian makhluk hidup Pelestarian makhluk hidup bukan tanggung jawab pemerintah saja namun kita sebagai manusia dan makhluk Tuhan harus ikut menjaga kelestarian makhluk hidup dan lingkungannya. Apa saja yang kita dapat lakukan untuk melestarikan lingkungan dan makhluk hidup? Kita mulai dari lingkungan terkecil, misalnya rumah dan tempat tinggal kita dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Pemeliharaan hewan tertentu oleh pribadi misalnya memelihara orang utan, burung yang termasuk langka sebaiknya tidak dilakukan melainkan kita serahkan kepada lembaga yang bertugas menjaga kelestarian lingkungan misalnya kebun binatang. Memperbanyak jenis hewan tertentu yang biasa kita gunakan sebagai sumber makanan misalnya dengan berternak ayam, sapi. Kesadaran manusia akan pentingnya keseimbangan alam diharapkan sekali dalam usaha pelestarian makhluk hidup. Pemburuan liar yang dilakukan untuk menangkap hewan harus dihindari dan didukung dengan cara tidak membeli hewan langka dan bagian bagian hewan tersebut. Dengan demikian usaha penjualan hewan langka menjadi terhenti.