Top Banner
KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN Meghimatium bilineatum PADA 10 JENIS SAYURAN DI AGROPOLITAN, CIPANAS HAIFA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
24

KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

Mar 18, 2019

Download

Documents

duongkhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN

Meghimatium bilineatum PADA 10 JENIS SAYURAN DI

AGROPOLITAN, CIPANAS

HAIFA

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen
Page 3: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kepadatan dan

Persebaran Deroceras laeve dan Meghimatium bilineatum pada 10 Jenis Sayuran

di Agropolitan, Cipanas adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya ini kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

Haifa

NIM G34090102

Page 4: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

ABSTRAK

HAIFA. Kepadatan dan Persebaran Deroceras laeve dan Meghimatium

bilineatum pada 10 Jenis Sayuran di Agropolitan, Cipanas. Dibimbing oleh TRI

HERU WIDARTO dan HERYANTO.

Deroceras laeve dan Meghimatium bilineatum adalah siput telanjang (slug)

yang merupakan hama yang dapat menyerang sayuran. Tujuan penelitian ini

adalah mempelajari kepadatan dan persebaran (pola, aktivitas makan, dan ukuran)

D. laeve dan M. bilineatum pada 10 jenis sayuran di Agropolitan, Cipanas.

Sampling dilakukan dengan cara metode kuadrat. Rerata kepadatan D. laeve

tertinggi adalah 13.33 ind/m2

pada Allium fistulotum dan yang terendah adalah 4

ind/m2

pada Cripsum frutescens. Rerata kepadatan M. bilineatum tertinggi adalah

6.22 ind/m2

pada Solanum lycopersicum dan yang terendah adalah 0.56 ind/m2

pada Daucus carota. Pola persebaran D. laeve dan M. bilineatum adalah

mengelompok. Persebaran D. laeve ukuran kecil (< 1.5 cm), sedang (1.5−2.5 cm),

dan besar (> 2.5 cm) banyak ditemukan pada 9 jenis sayuran. Persebaran M.

bilineatum ukuran kecil (< 2 cm) jarang ditemukan, sedangkan ukuran sedang

(2−4 cm) dan besar (> 4 cm) banyak ditemukan pada 4 jenis sayuran. D. laeve dan

M. bilineatum lebih memilih memakan daun dibandingkan dengan batang dan

umbi akar.

Kata kunci: Deroceras laeve, Meghimatium bilineatum, kepadatan, persebaran

ABSTRACT

HAIFA. Density and Distribution Deroceras laeve and Meghimatium bilineatum

on 10 Types of Vegetables at Agropolitan, Cipanas. Supervised by TRI HERU

WIDARTO dan HERYANTO.

Deroceras laeve and Meghimatium bilineatum are slugs which are pest, that

attacks the vegetables crop. The aims of this research is to study the density and

distribution (pattern, feeding activity, and size) of D. laeve and M. bilineatum on

10 types of vegetables at Agropolitan, Cipanas. Sampling was conducted by

quadrat method randomly. The highest density of D. laeve was 13.33 ind/m2

on

Allium fistulotum and the lowest was 4 ind/m2 on Cripsum frutescens. The highest

density of M. bilineatum was 6.22 ind/m2

on Solanum lycopersicum whereas the

lowest was 0.56 ind/m2 on Daucus carota. Distribution Pattern of D.laeve and M.

bilineatum is group. Distribution of D. laeve of small size (< 1.5 cm), medium

(1.5−2.5 cm), and large (> 2.5 cm) were found in 9 different types of vegetables.

Distribution of M. bilineatum of small size (< 2 cm) are rare, while the medium

size (2−4 cm) and large (> 4 cm) were found in the 4 types of vegetables. Both D.

laeve and M. bilineatum were prefer to eat leave than stems and tuberous root.

Keywords: Deroceras laeve, Meghimatium bilineatum, density, distribution

Page 5: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Biologi

KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN

Meghimatium bilineatum PADA 10 JENIS SAYURAN DI

AGROPOLITAN, CIPANAS

HAIFA

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen
Page 7: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

Judul Skripsi : Kepadatan dan Persebaran Deroceras laeve dan Meghimatium

bilineatum pada 10 Jenis Sayuran di Agropolitan, Cipanas

Nama : Haifa

NIM : G34090102

Disetujui oleh

Ir Tri Heru Widarto, MSc

Pembimbing I

Ir Heryanto, MSc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, Msi

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Shalawat

serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Karya ilmiah ini berjudul “Kepadatan dan Persebaran Deroceras laeve dan

Meghimatium bilineatum pada 10 Jenis Sayuran di Agropolitan, Cipanas”.

Penelitian dilaksanakan sejak bulan Januari hingga Maret di Agropolitan, Cipanas,

Jawa Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir Tri Heru Widarto,

MSc dan Bapak Ir Heryanto, MSc atas arahan dan bimbingannya dalam penelitian

dan penyusunan karya ilmiah ini dan terima kasih pula kepada Bapak Dr Ir Aris

Tjahjoleksono, DEA selaku penguji.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pusat Pelatihan dan

Perdesaan Swadaya (P4S) Agropolitan, Cipanas yang telah memberikan

dukungan finansial dan izin untuk melaksanakan penelitian. Terimakasih juga

kepada Pak Mulyadi, Pak Lili, dan Pak Uus yang telah banyak membantu dalam

hal teknis di lapangan. Terima kasih kepada orang tua dan semua keluarga atas

dukungan dan do’anya. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada kawan-kawan

tim siput atas bantuannya, kepada Haris, Najmi, Theo, ikra nugraha, serta rekan-

rekan angkatan 46 yang telah memberikan dukungan, saran, dan semangat kepada

penulis. Rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada Friza Razan atas waktu

dan juga menjadi ladang curahan hati penulis selama ini.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menyadari masih banyak terdapat

kekurangan, maka kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2013

Haifa

Page 9: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2

BAHAN DAN METODE 2 Analisis Data 3

Kepadatan 3

Pola Persebaran 3

Aktivitas Makan 3

Persebaran Ukuran 3

HASIL 4 Suhu dan Kelembaban 4 Kepadatan D. laeve dan M. bilineatum pada 10 Jenis Sayuran 4 Pola Persebaran D. laeve dan M. bilineatum 5 Aktivitas Makan D. laeve dan M. bilineatum 6 Persebaran Ukuran D. laeve dan M. bilineatum 7

PEMBAHASAN 8 Faktor Abiotik 8 Kepadatan D. laeve dan M. bilineatum 9 Pola Persebaran D. laeve dan M. bilineatum 10 Aktivitas Makan D. laeve dan M. bilineatum 10 Persebaran Ukuran D. laeve dan M. bilineatum 10

SIMPULAN 11 DAFTAR PUSTAKA 11 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 14

Page 10: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

DAFTAR TABEL

1 Pola persebaran D. laeve dan M. bilineatum pada 10 jenis sayuran 5

DAFTAR GAMBAR

1 Rerata suhu dan kelembaban di Agropolitan pada pukul 20.00−23.00

WIB 4 2 Rerata kepadatan D. laeve pada 10 jenis sayuran 4 3 Rerata kepadatan M. bilineatum pada 10 jenis sayuran 5 4 Pola persebaran mengelompok M. bilineatum dan D. laeve 6 5 Aktifitas makan D. laeve pada daun, batang, dan umbi akar 6

6 Aktifitas makan M. bilineatum pada daun, batang, dan umbi akar 7 7 Persebaran ukuran D. laeve pada 9 jenis sayuran 7 8 Persebaran ukuran M. bilineatum pada 4 jenis sayuran 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 D. laeve pada daun R. sativus 13 2 D. laeve pada umbi akar D. carota 13 3 M. bilineatum pada daun S. lycopersicum 13

Page 11: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Subsektor hortikultura merupakan komoditas pertanian yang penting dan

berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu bagian subsektor hortikultura yang

cukup penting adalah sayuran. Menurut Departemen Pertanian (Deptan) tahun

2008, kawasan rintisan Agropolitan dengan komoditas unggulan sayuran adalah

kawasan Agropolitan Cianjur, Jawa Barat yang memiliki beberapa komoditas

unggulan seperti wortel, bawang daun, kubis, petsai, dan lobak.

Selama berproduksi ditemukan organisme hama pengganggu tanaman, asli

Indonesia ataupun yang muncul akibat samping dari perdagangan produk antar

negara. Organisme pengganggu tanaman tersebut merupakan faktor pembatas

produksi tanaman di Indonesia khususnya holtikultura. Salah satu hama sayuran

adalah anggota filum Moluska dalam kelas Gastropoda. Salah satu anggota

Gastropoda yang menyerang sayuran adalah siput. Sejauh ini, terdapat tiga jenis

siput yang berpotensi sebagai hama di kawasan pertanian di Jawa Barat yaitu

Parmarion pupillaris, Deroceras laeve, dan Filicaulis bleekeri (Mujiono 2010).

Siput merupakan hewan nokturnal yang aktif di malam hari atau di tempat

yang gelap (Barnes et al. 1987). Lingkungan yang lembab merupakan tempat

tinggal yang paling disukai siput dengan suhu 5º C−20º C (MacDonald 2007).

Siput dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman sayuran, tanaman pertanian,

kebun, tanaman hias, dan herbal (Kozlowski dan Kozlowska 2008). Siput dapat

menyebabkan tanaman membusuk (Barker 2001). Tanaman sayuran yang paling

rentan terhadap serangan siput adalah kentang, wortel, asparagus, kubis, dan

bayam (MacDonald 2007).

Deroceras laeve memiliki ukuran tubuh kecil, memiliki cangkang tipis dan

berwarna bening, berbentuk oval panjang hingga berbentuk seperti telur dengan

tepian yang lurus hingga cembung (Faberi et al. 2006). D. laeve merupakan

hewan polifag yaitu menyukai berbagai jenis inang untuk pakannya (Kozlowski

dan Kozlowska 2008). D. laeve berpotensi merugikan tanaman Brassica oleracea,

Vanda sp, dan Nasturtium officinale. Spesies ini menyerang bagian daun dan

batang yang menyebabkan bagian tersebut berlubang, sehingga dapat mengurangi

bobot dan nilai jualnya (Mujiono 2010).

Meghimatium bilineatum memiliki ukuran tubuh sedang sampai besar dan

tidak memiliki cangkang. Spesies ini memiliki warna tubuh coklat kekuningan,

dua garis gelap di kedua sisi, dan satu di sepanjang garis tengah punggung atau

sering berbentuk bintik hitam (Wiktor et al. 2000). M. bilineatum dapat dijumpai

di lahan pertanian, semak-semak, bebatuan, dan kayu mati. Spesies ini juga dapat

merusak sayur-sayuran seperti wortel dan ketimun (Ikeda 1937). M. bilineatum

merusak tanaman anggrek di Taiwan (Tsai et al. 2011).

D. laeve dan M. bilineatum merupakan spesies yang harus diwaspadai

karena dapat berkembang biak dengan pesat di habitatnya dan mengganggu

keseimbangan lingkungan (Marwoto et al. 2010). Cara paling mudah

pemberantasan siput yang dilakukan petani di Agropolitan, Cipanas umumnya

dengan pemusnahan secara manual yaitu dengan mengambil siput dan

membuangnya. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang bertujuan mengetahui

Page 12: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

2

jumlah populasi D. laeve dan M.bilineatum di setiap jenis sayuran. Pengetahuan

yang didapatkan diharapkan dapat dipergunakan dalam usaha mengurangi dan

mengendalikan populasi siput tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mempelajari kepadatan dan persebaran (pola,

aktivitas makan, dan ukuran) D. laeve dan M. bilineatum pada 10 jenis sayuran di

Agropolitan, Cipanas.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari hingga Maret 2013 di

Agropolitan, Cipanas. Bahan yang digunakan adalah Deroceras laeve dan

Meghimatium bilineatum. Penentuan lokasi sampel dilakukan secara acak. Lokasi

tempat pengambilan sampel berada di kawasan holtikultura Agropolitan, Cipanas.

Terdapat 10 jenis sayuran yang diamati yaitu daun bawang (Allium fistulotum),

wortel (Daucus carota), daun mint (Mentha piperita), lobak (Raphanus sativus),

bit (Beta vulgaris), cabai rawit (Capsicum frutescens), brokoli (Brassica

oleracea), peterseli (Petroselinum crispum), tomat (Solanum lycopersicum), dan

pakcoy (Brassica rapa). Luasan terbesar dari jenis sayuran yang berbeda

mewakili area pengamatan. Jumlah area pengamatan yang digunakan yaitu

sebanyak 10 area dari 10 jenis sayuran. Setiap area pengamatan dibagi menjadi

beberapa petak ukuran 5 m x 5 m. Pemilihan petak yang digunakan dilakukan

secara acak. Setiap petak terpilih dibagi lagi menjadi 3 plot berukuran 1 m x 1 m

yang dipilih secara acak. Pada setiap area ditentukan titik pengamatan yang dipilih

secara acak (Fachrul 2008). Metode yang sama dilakukan sebanyak tiga ulangan

pada setiap jenis sayuran.

Pengamatan sampel dilakukan pukul 20.00–23.00 WIB. Pengambilan

sampel siput dari tiap plot dilaksanakan dengan cara manual. Suhu dan

kelembaban udara diukur di atas daun pada setiap pengamatan dari pukul 20.00

sampai 23.00 WIB dengan thermohigrometer.

Pengamatan aktivitas makan D. laeve dan M. bilineatum di setiap jenis

tanaman dilakukan secara visual. Pengamatan dilakukan pada lima tanaman

sebagai ulangan untuk setiap jenis sayuran. Kategori bagian sayuran yang

dimakan siput pada D. carota, R. sativus, dan B. vulgaris adalah daun dan umbi

akar. Kategori yang dimakan siput pada M. piperita, C. frutescens, dan S.

lycopersicum adalah daun dan batang. A. fistulotum, B.rapa dan P. crispum tidak

memiliki batang dan umbi akar, sehingga hanya bagian daun yang diamati.

Pengukuran panjang D. laeve dan M. bilineatum dilakukan setiap kali

pengamatan. Pengukuran panjang dilakukan pada saat D. laeve dan M. bilineatum

beraktifitas. Panjang diukur dengan penggaris dengan unit terkecil mm.

Page 13: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

3

Analisis Data

Kepadatan

Kepadatan populasi dihitung dengan menggunakan metode kuadrat

menurut Soegianto (1994) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

D = kepadatan

N = jumlah individu

A = luas plot

Pola Persebaran

Pola persebaran dihitung dengan menggunakan rumus indeks penyebaran

Morisita menurut Brower et al. (1997) sebagai berikut:

Keterangan:

Id = indeks Morisita

n = jumlah plot

X = jumlah individu tiap plot

N = jumlah individu keseluruhan

Jika:

Id = 1 pola persebaran adalah acak

Id > 1 pola persebaran adalah mengelompok

Id < 1 pola persebaran adalah teratur.

Aktivitas Makan

Presentase aktivitas makan D. laeve dan M. bilineatum disetiap jenis

sayuran berdasarkan jumlah aktivitas makan siput di bagian tanaman,

dibandingkan dengan jumlah total aktivitas makan siput di seluruh bagian pada

satu sayuran. Analisis perbedaan aktivitas makan siput di daun dengan umbi akar,

atau daun dengan batang menggunakan program Minitab 14 pada perintah 2

sample-t: two-Sample Assuming Equal Variance berdasarkan nilai P- Value.

Persebaran Ukuran

Kategori ukuran D. laeve dan M. bilineatum ditentukan berdasarkan

ukuran terpanjang yang ditemukan pada 10 jenis sayuran di Agropolitan, Cipanas.

Ukuran D. laeve < 1.5 cm (kecil), 1.5−2.5 cm (sedang), dan > 2.5 cm (besar).

Ukuran M. bilineatum < 2 cm (kecil), 2−4 cm (sedang), dan > 4 cm (besar).

D = N

A

Id = n (∑ X

2) – n

N (N – 1)

Page 14: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

4

HASIL

Suhu dan Kelembaban

Berdasarkan pengukuran selama penelitian, suhu lingkungan di wilayah

Agropolitan memiliki kisaran 19−21.6 ºC dengan rerata 20.6 ºC. Kelembaban

lingkungan memiliki kisaran 76.3−94% dengan rerata 83 % (Gambar 1). Fluktuasi

suhu dan kelembaban secara tajam tidak terjadi selama pengamatan.

Gambar 1 Rerata suhu dan kelembaban di Agropolitan pada pukul

20.00−23.00 WIB

Kepadatan D. laeve dan M. bilineatum pada 10 Jenis Sayuran

Berdasarkan pengamatan, dari 10 jenis sayuran hanya satu jenis sayuran

yang tidak didatangi D. laeve yaitu pada B. oleracea. Berdasarkan perhitungan,

rerata kepadatan D. laeve tertinggi pada A. fistulotum sebesar 13.33 ind/m2,

sedangkan terendah pada C. frutescens sebesar 4 ind/m2. Rerata kepadatan

D.laeve pada D.carota sebesar 7.88 ind/m2, M. piperita 12.44 ind/m

2, P. crispum

9.11 ind/m2, R. sativus 12.77 ind/m

2, B. vulgaris 6.66 ind/m

2, S. lycopersicum

10.22 ind/m2, dan B. rapa 5.77 ind/m

2 (Gambar 2).

Gambar 2 Rerata kepadatan D. laeve pada 10 jenis sayuran

0

10

20

30

Kep

adat

an (

ind/m

²)

Sayuran

d

15

20

25

30

0

20

40

60

80

100

1 4 7 10 13

Suhu (

C

)

Kel

emb

aban

(%

)

Waktu (hari)

Kelembaban

Suhu

Page 15: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

5

Kepadatan M. bilineatum hanya terdapat pada empat jenis sayuran yaitu D.

carota, A. fistulotum, P. crispum, dan S. lycopersicum. Berdasarkan perhitungan,

rerata kepadatan M. bilineatum tertinggi pada S. lycopersicum sebesar 6.22

ind/m2, sedangkan terendah pada D.carota sebesar 0.56 ind/m

2. Rerata kepadatan

M. bilineatum pada A. fistulotum sebesar 3.78 ind/m2, P. crispum 1 ind/m

2

(Gambar 3).

Gambar 3 Rerata kepadatan M. bilineatum pada 10 jenis sayuran

Pola Persebaran D. laeve dan M. bilineatum

Berdasarkan Indeks Morisita, pola persebaran D. laeve pada 9 jenis

sayuran adalah mengelompok dengan nilai Id > 1, sedangkan pola persebaran D.

laeve tidak ditemukan pada B. oleracea. Pola persebaran mengelompok juga

ditemukan pada M. bilineatum pada D. carota, A. fistulotum, P. crispum, dan S.

lycopersicum (Tabel 1).

Tabel 1 Pola persebaran D. leave dan M. bilineatum pada 10 jenis sayuran

No Lokasi D. leave M. bilineatum

Id Pola distribusi Id Pola distribusi

1 D. carota 1.31 Mengelompok 1.25 Mengelompok

2. A. fistulotum 1.28 Mengelompok 1.54 Mengelompok

3 M. piperita 1.26 Mengelompok 0 0

4 P. crispum 2.38 Mengelompok 1.67 Mengelompok

5 R. sativus 1.17 Mengelompok 0 0

6 C. frutescens 1.33 Mengelompok 0 0

7 B. oleracea 0 0 0 0

8 B. vulgaris 1.10 Mengelompok 0 0

9 S. lycopersium 1.12 Mengelompok 1.30 Mengelompok

10 B. rapa 1.18 Mengelompok 0 0 Keterangan: Id = Indeks Morisita

0

10

20

30

Kep

adat

an (

ind

/m²)

Sayuran

Page 16: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

6

(a) (b)

Gambar 4 Pola persebaran mengelompok M. bilineatum (a) dan D. leave (b)

Aktivitas Makan D. laeve dan M. bilineatum

Hasil pengamatan menunjukkan perbedaan jumlah aktivitas makan D.

laeve di setiap bagian sayuran. Aktivitas makan D. laeve pada daun M. piperita

yaitu 100%. Aktivitas makan D. laeve pada batang C. frutescens yaitu 18% dan

pada batang S.lycopersicum 22%, sedangkan aktivitas makan tidak ditemukan

pada batang M. piperita. Sebagian aktivitas makan D. laeve ditemukan pada umbi

akar D. carota, R. sativus, dan B. vulgaris yaitu masing-masing 23%, 16.6%, dan

21%. Aktivitas makan tidak ditemui pada B. oleracea (Gambar 5). Setelah

dilakukan uji t, aktivitas makan D. laeve di C. frutescens dan S. lycopesicum

berbeda nyata antara daun dengan batang (P=0.036), sedangkan aktivitas makan

D. laeve di D. carota, R. sativus, dan B. vulgaris berbeda nyata antara daun

dengan umbi akar (P=0.008).

Gambar 5 Aktivitas makan D. laeve pada daun, batang, dan umbi akar

Aktivitas makan M. bilineatum yang diamati pada daun D. carota dan S.

lycopersicum yaitu masing-masing 83%, dan 79%. Aktivitas makan M. bilineatum

pada umbi akar D. carota yaitu 17%, sedangkan aktivitas pada batang S.

lycopersicum yaitu 21%. Aktivitas makan M. bilineatum di D. carota berbeda

nyata antara daun dengan umbi akar, sedangkan di S. lycopersicum aktivitas

makan berbeda nyata antara daun dengan batang (Gambar 6).

0

20

40

60

80

100

Per

senta

se (

%)

Sayuran

Daun

Batang

Umbi akar

Page 17: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

7

Gambar 6 Aktivitas makan M. bilineatum pada daun, batang, dan umbi akar

Persebaran Ukuran D. laeve dan M. bilineatum

Berdasarkan hasil pengukuran panjang, didapatkan rerata panjang D. laeve

2.7 cm, dengan ukuran terpanjang yaitu 3.5 cm. D. laeve ukuran kecil (< 1.5 cm)

dominan pada A. fistulotum dan P. crispum, sementara ukuran sedang (1.5−2.5

cm) dominan pada M. piperita, C. frutescens, B. vulgaris, dan S. lycopersicum. D.

laeve ukuran besar (> 2.5 cm) dominan pada R. sativus dan B. rapa (Gambar 7).

Gambar 7 Persebaran ukuran D. laeve pada 9 jenis sayuran

Berdasarkan pengamatan, M. bilineatum memiliki ukuran yang lebih

panjang dibandingkan dengan D. laeve. Rerata panjang M. bilineatum yaitu 3.4

cm, dengan ukuran terpanjang yang ditemukan yaitu 6.5 cm. Persebaran ukuran

M. bilineatum hanya ditemukan pada D. carota, A. fistulotum, P. crispum, dan S.

lycopersicum. M. bilineatum ukuran kecil (< 2 cm ) jarang ditemukan di setiap

jenis sayuran. Ukuran sedang (2−4 cm) dominan pada D. carota, P. crispum, S.

lycopersicum, sementara ukuran besar (> 4 cm) dominan pada A. fistulotum

(Gambar 8).

0

20

40

60

80

100

Per

sen

tase

(%)

Sayuran

Daun

Batang

Umbi akar

0

20

40

60

80

100

Per

senta

se (

%)

Sayuran

< 1.5 cm

(kecil)

1.5−2.5 cm

(sedang) > 2.5 cm

(besar)

Page 18: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

8

Gambar 8 Persebaran ukuran M. bilineatum pada 4 jenis sayuran

PEMBAHASAN

Faktor Abiotik

Faktor abiotik yang dapat mempengaruhi jumlah populasi siput yaitu suhu,

kelembaban, dan struktur tanah (MacDonald 2007). Menurut Odum (1971),

temperatur merupakan pengaruh umum dan faktor pembatas dari pertumbuhan

dan distribusi hewan dan tumbuhan. Rerata suhu selama pengamatan tidak

menunjukkan adanya penurunan ataupun kenaikan yang tajam. Suhu yang relatif

stabil tersebut membuat siput dalam penelitian ini hidup dalam keadaan normal

seperti biasanya.

Perbedaan tempat yang memiliki suhu sama belum tentu memiliki

kelembaban yang sama pada tempat tersebut. Rerata kelembaban selama

pengamatan tidak menunjukkan adanya penurunan ataupun kenaikan yang tajam.

Kondisi kelembaban lingkungan di Agropolitan, Cipanas yang tinggi

menyebabkan D. laeve dan M. bilineatum dapat ditemukan di kawasan ini.

Menurut Barnes et al. (1987), mayoritas dari pulmonata dapat hidup pada kondisi

lingkungan yang lembab.

Jenis tanah di kawasan Agropolitan, Cipanas yaitu andosol. Menurut

Darmawijaya (1990), tanah andosol terbentuk dari abu vulkanik yang umumnya

ditemukan di daerah dataran tinggi. Andosol merupakan tanah mineral yang

mempunyai value kurang dari 3 (lembab) (Munir 1986). Tekstur tanah lembab

tersebut cocok untuk dijadikan sarang oleh D. laeve untuk melakukan aktifitas

reproduksi ataupun melindungi diri dari kekeringan, oleh karena itu kepadatan

yang tinggi dapat ditemukan hampir pada seluruh jenis sayuran. Cara untuk

bertahan hidup yaitu menyusup ke bawah tanah hingga dua meter untuk mencari

tanah yang lembab. Siput akan mati pada kondisi tanah yang kering (MacDonald

2007).

0

20

40

60

80

100P

erse

nta

se (

%)

Sayuran

< 2 cm

(kecil)

2−4 cm

(sedang)

> 4 cm

(besar)

Page 19: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

9

Kepadatan D. laeve dan M. bilineatum

Variasi jumlah populasi hewan disebabkan oleh perbedaan tingkat

kelahiran, kematian, dan imigrasi atau emigrasi (Odum 1971). Pergerakan siput

yang sangat lambat dan memiliki kebiasaan pulang ke sarangnya menyebabkan

faktor imigrasi dan emigrasi menjadi tidak penting (Barnes et al. 1987).

Kepadatan Moluska menunjukkan individu yang hidup pada habitat tertentu,

luasan tertentu, dan waktu tertentu (Brower et al. 1977).

D. laeve memiliki sarang di tanah lahan sayuran, sehingga menyebabkan

D. laeve hampir dapat ditemukan di seluruh jenis sayuran. Sumber makanan yang

berada di lahan sayuran dan disukai siput dapat mengakibatkan jumlah kepadatan

meningkat. Rerata kepadatan D. laeve tertinggi ditemukan pada A. fistulotum,

sedangkan yang terendah ditemukan pada C. frutescens. Rerata kepadatan D.

laeve yang tinggi pada A. fistulotum kemungkinan disebabkan adanya aroma yang

khas pada sayuran tersebut. A. fistulotum memiliki kandungan allicin yang dapat

menghasilkan bau yang khas pada sayuran tersebut (Wibowo 2009). Kandungan

allicin pada A. fistulotum ini yang mungkin membuat jenis sayuran ini lebih

disukai dan dapat dideteksi dari jarak yang cukup jauh oleh D. laeve. Seperti

diketahui, Gastropoda memiliki tentakel untuk penciuman, jika terdapat signal

dengan intensitas tinggi maka gastropoda tersebut akan bergerak kearah signal

tersebut (Chase 1986). Komponen volatil mungkin dapat dideteksi dari kejauhan

oleh penciuman dan dapat bertindak sebagai atraktan (Pickett dan Stephenson

1980). Rerata kepadatan D. leave yang rendah pada C. frutescens, mungkin

disebabkan adanya musuh alami yaitu kumbang yang ditemukan pada saat

pengamatan. Kumbang merupakan musuh alami dan terbukti dapat mengurangi

jumlah populasi siput (MacDonald 2007).

Berbeda dengan D. laeve, M. bilineatum memiliki sarang di bebatuan yang

berada di selokan. Siput M. bilineatum hanya ditemukan di D. carota, A.

fistulotum, P. crispum dan S. lycopersicum. Lahan tempat ditanamnya keempat

sayuran tersebut berada di dekat selokan berbatu yang menjadi sarang M.

bilineatum. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa kepadatan M. bilineatum

ditentukan oleh letak sarang yang berada dekat dengan sumber makanan yang

disukai. Pendapat ini sesuai dengan Barker (2001), bahwa Gastropoda memiliki

lokomosi yang lambat, sehingga menyebabkan siput mengambil strategi mencari

makanan dengan meminimalkan pergerakan atau lokomosi.

Rerata kepadatan M. bilineatum tertinggi ditemukan di S. lycopersicum,

sedangkan yang terendah ditemukan di D. carota. Rerata kepadatan M. bilineatum

yang tinggi di S. lycopersicum disebabkan karena letak lahan lebih dekat dengan

sarang M. bilineatum daripada letak lahan-lahan sayuran lainnya.

William (1996) menyatakan bahwa salah satu tanaman yang paling disukai

hama Moluska yaitu Brassicaceae. Pada penelitian ini kepadatan M. bilineatum

dan D. leave tidak ditemukan pada sayuran B. oleracea, hal ini disebabkan petani

memberikan pestisida secara teratur dan melakukan pengolahan tanah dengan

baik. Kondisi lahan yang bersih dari tanaman yang tidak diinginkan juga dapat

merupakan salah satu faktor rendahnya kepadatan siput. Menurut MacDonald

(2007), cara mengurangi populasi siput yaitu dengan tidak membiarkan adanya

tanaman yang tidak diinginkan yang dapat menjadi tempat tinggal siput.

Page 20: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

10

Pola Persebaran D. laeve dan M. bilineatum

Pola persebaran mengelompok ditemukan pada D. laeve dan M. bilineatum

mungkin disebabkan karena individu-individu sebagai anggota dari populasi

mempunyai anggapan yang sama terhadap habitatnya, terutama faktor makanan

yang mencukupi kebutuhan nutriennya. Pernyataan ini didukung oleh Soetjipto

(1994), bahwa pola distribusi mengelompok terjadi karena ketertarikan individu

pada suatu sumber seperti tempat berlindung, makanan, dan adanya keseragaman

habitat sehingga terjadi pengelompokan di tempat yang banyak makanan.

Pola pesebaran D. laeve dan M. bilineatum yang mengelompok

kemungkinan disebabkan karena faktor lokomosi yang lambat. Telur D. laeve dan

M. bilineatum yang berkelompok menyebabkan siput tersebut tidak dapat

berpergian jauh dari tempat penetasannya, sehingga terjadi pola mengelompok.

Preferensi siput oleh tanaman tertentu baik sebagai sumber makanan atau tempat

istirahat mengakibatkan persebaran mengelompok.

Aktivitas Makan D. laeve dan M. bilineatum

Aktivitas makan D. laeve di daun berbeda nyata dengan batang pada

sayuran C. frutescens dan S. lycopersicum, sedangkan di daun berbeda nyata

dengan umbi akar pada sayuran D. carota, R. sativus, dan B. vulgaris. D. laeve

lebih memilih memakan daun daripada batang dan umbi akar. Hal ini karena daun

memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan batang ataupun umbi akar.

Menurut Spesier dan Rowell (1991), siput hanya memakan sebagian kecil dari

tanaman yang memiliki tekstur keras. Sayuran A. fistulotum, P. crispum, dan B.

rapa memiliki bagian batang yang pendek atau hampir tidak ada sehingga

pengamatan aktivitas makan hanya dilakukan pada bagian daun.

Sebagian D. laeve memakan batang C. frutescens dan S. lycopersicum. S.

lycopersicum memiliki batang yang lunak dan berair, sehingga memudahkan D.

laeve untuk memakannya. Gastropoda memiliki gigi parut atau radula yang

bertindak sebagai parutan dan pemotong yang berfungsi untuk memotong bagian

tanaman yang berair dan berdaging (Barnes et al. 1987). D. laeve lebih memilih

untuk memakan batang sekunder C. frutescens yaitu percabangan yang memiliki

tekstur yang lebih lembut dari batang utama. Batang M. piperita tidak dimakan

oleh D. laeve karena tekstur yang berkayu. Sebagian kecil D.laeve memakan

umbi akar dari D. carota, B. vulgaris, dan R. sativus. Aktivitas makan pada buah

C. frutescens tidak ditemukan, karena pengamatan dilakukan setelah panen.

M. bilineatum hanya ditemukan pada D. carota, A. fistulotum, P. crispum,

dan S. lycopersicum, hal ini menyebabkan adanya aktivitas makan pada sayuran

tersebut. Pengamatan aktivitas makan pada A. fistulotum dan P. crispum

dilakukan di bagian daun. M. bilineatum lebih memilih untuk memakan daun D.

carota dan S. lycopersicum dibandingkan dengan bagian umbi akar atau batang

pada sayuran tersebut.

Persebaran Ukuran D. laeve dan M. bilineatum

Seluruh fase kehidupan D. laeve dapat ditemui di setiap lahan sayuran

yang diamati. Hal ini disebabkan karena D. laeve melakukan aktifitas reproduksi

Page 21: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

11

ditanah. Pada kondisi menguntungkan D. laeve dapat memproduksi telur

sepanjang tahun, terlepas dari musim kawin, sehingga individu dari semua tahap

kehidupan dapat ditemukan (Jordaens et al. 2005). D. laeve ukuran kecil dominan

pada A. fistulotum diduga karena sayuran ini berongga dan daunnya berpelepah,

sehingga digunakan sebagai tempat berlindung. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Mujiono 2010), bahwa D.laeve tidak memiliki cangkang dan bentuknya kecil

maka siput ini dapat menyusup masuk lebih dalam pada bagian sayuran. Ukuran

kecil juga banyak ditemukan di P. crispum, karena pada lahan tersebut terdapat

tumpukan kayu yang basah yang dijadikan sebagai tempat berlindung. D. laeve

ukuran sedang dan besar pada saat mencari makan cendrung keluar dari tanah,

sehingga pada pengamatan banyak ditemukan persebaran D.laeve ukuran tersebut.

Persebaran M. bilineatum ukuran kecil jarang ditemukan pada D. carota,

A. fistulotum, P. crispum, dan S. lycopersicum. Hal ini mungkin disebabkan

karena ukuran kecil lebih banyak menghabiskan waktu di sarang. M. bilineatum

ukuran sedang dan besar mencari makan dengan cara meninggalkan sarangnya di

selokan dan bergerak menuju sumber makanan, sehingga pada saat pengamatan

banyak ditemukan persebaran ukuran sedang dan besar di setiap lahan sayuran.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan persebaran variasi ukuran yaitu

pengaruh lingkungan, iklim, dan wilayah (Wilbur dan Yonge 1964).

SIMPULAN

Rerata kepadatan D. laeve tertinggi ditemukan pada A. fistulotum,

sedangkan kepadatan terendah di temukan pada C. frutescens. Rerata kepadatan

M. bilineatum tertinggi ditemukan pada S. lycopersicum, sedangkan kepadatan

terendah ditemukan pada D. carota. Pola persebaran D. laeve dan M. bilineatum

adalah mengelompok di setiap jenis sayuran. D. laeve dan M. bilineatum lebih

memilih memakan daun dibandingkan batang dan umbi akar. Persebaran ukuran

D. laeve sangat bervariasi, sedangkan persebaran ukuran M. bilineatum

didominasi oleh ukuran sedang dan besar.

DAFTAR PUSTAKA

Barker GM. 2001. The Biology of Terrestrial Molluscs. Amerika Serikat (US):

CABI.

Barnes RD, Fox RS, Ruppert EE. 1987. Invertebrata Zoology. London (UK):

Saunders Collage.

Brower JE, Zar J, Von EC. 1997. Field and Laboratory Methods for General

Ecology: Brown Pub

Chase R. 1986. Lessons from snail tentacles. Chem Sense. 11: 411-426.

Darmawijaya. 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta (ID): Gajah Mada University.

[Deptan] Departement Pertanian. 2009. Program Penyuluhan pertanian BPP.

Cipanas (ID): Deptan.

Page 22: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

12

Faberi AJ, Lȍpez AN, Mantti PL, Clemente CL and Castillo A. 2006. Growth

and reproduction of the slug Deroceras laeve (Mueller) (Pulmonata:

Stylommathophora) under control condition. Span J Agric Resear. 4: 345-

350.

Fachrul MF. 2008. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Ikeda K. 1937. Cytogenetic studies on the self-fertilization of Philomycus

bilineatus Benson (Studies of hermefroditism in Pulmonata II). J of Scien

of the Hirosh Univ. 5: 67-123.

Jordaens K, Pinceel J, Backeljau T. 2005. Life history variation in selfing

multilocus genotypes of the land slug Deroceras laeve (Pulmonata:

Agriolimacidae). Mollus Oxf J. 72: 229-233.

Kozlowski J, Kozlowska M. 2008. Differences in acceptability of herb plants and

oilseed rape for slug (A.lusiyanicus, A.rufus and D. raticulum) in food

choice test. J Plant Protec Resear. 48: 461-472.

MacDonald N, penemu; Horticultural Development Company. 2007. Slug control

in field vegetables. Paten Amerika Serikat (US).

Marwoto RM, Heryanto, Isnaningsih N. Mujiono. 2010. Invasive spesies: status

taksonomi keong hama Pomacea sp dan siput (slug) di Indonesia. Laporan

Kegiatan Program lnsentif Bagi Peneliti dan perekayasa LIPI. Puslit

Biologi- LIPI.

Mujiono N. 2010. Siput dan slug (Gastropoda: Pulmonata) yang berpotensi

sebagai hama pada pertanian di Jawa. Berk Ilm Biol. 9: 17-25.

Munir M. 1986. Perkembangan Tanah Berasal dari Abu Volkan di Lereng Utara

dan Selatan G.Arjuno, Jawa Timur [skripsi]. Malang (ID): UNIBRAW.

Odum EP. 1971. Basic of Ecology. Philadelphia (US): WB Saunder.

Pickett JA, Stephenson JW. 1980. Plant volatiles and components influencing

behavior of the field slug D. reticulatum. J Chem Ecol. 6: 6-20.

Soegianto A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Jakarta (ID): Usaha Nasional

Soetjipto. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Jakarta (ID): Depdikbud.

Spesier B, Rowell M. 1991. Effects of food availability, nutritional value, and

alkaloids on food choice in the generalist herbivore Arianta arbustorum

(Gastropoda: Helicidae). Oikos. 63: 306-318.

Tsai CL, Lu CC, Kao HW. 2001. Morphology and molecular phylogeny of the

East and Southeast Asian Meghimatium slugs (Gastropoda: Pulmonata:

Philomycidae) and description of a new species. Zootaxa. 2890: 1-19

Wibowo S. 2009. Budidaya bawang. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Wiktor A, Chen DN, Wu M. 2000. Stylommatophora slugs of China (Gastropoda:

Pulmonata). Fol Mal. 8: 3-35.

Wilbur KM, Yonge CM. 1964. Physiology Of Mollusca. Amerika Serikat (US):

Academic Press Inc.

William OC. 1996. Slug control. Amerika Serikat (US): BBC Books.

Page 23: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

13

LAMPIRAN

Lampiran 1 D. laeve pada daun R. sativus

Lampiran 2 D. laeve pada umbi akar D. carota

Lampiran 3 M. bilineatum pada batang S. lycopersicum

Page 24: KEPADATAN DAN PERSEBARAN Deroceras laeve DAN … · kepadatan dan persebaran deroceras laeve dan meghimatium bilineatum pada 10 jenis sayuran di agropolitan, cipanas haifa departemen

14

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Jakarta pada tanggal 21 Januari 1992. Penulis

merupakan putri ke-2 dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak M. Zaki Chotib dan

Ibu Titin Kurniati. Tahun 2009 penulis menyelesaikan pendidikan di SMA 26,

Jakarta. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Ujian Talenta Mandir (UTM) sebagai mahasiswi di Departemen

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Tahun 2011 penulis mengikuti kegiatan studi lapang di Gunung Walat,

Sukabumi dengan judul Kandungan Asam Askorbat Daun Sirih Merah. Penulis

mengikuti kegiatan praktik lapang pada tahun 2012 dengan judul Pengaruh

Kesehatan Terhadap Kualitas dan Kuantitas Sperma Sapi Limousin di Balai

Inseminasi Buatan, Lembang. Tahun 2013 penulis menjadi asisten praktikum

Biologi Tingkat Persiapan Bersama pada tahun ajaran 2012/2013 dan asisten

praktikum Fisiologi Tumbuhan tahun ajaran 2012/2013.