Top Banner

of 94

Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

Apr 05, 2018

Download

Documents

djuniprist
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    1/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    2/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    3/94

    Cover dalam

    KEBAKARANBahan Pengayaan Bagi Guru SD/MI

    Penulis: Drs. SuhermanNara Sumber: Sardio Sardi

    PUSAT KURIKULUM

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

    JAKARTA, 2009

    Modul Ajar

    Pengintegrasian Pengurangan Risiko

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    4/94

    Modul Ajar Pengintegrasian

    Pengurangan Risiko Kebakaran

    Bahan Pengayaan Bagi Guru SD/MI

    Penulis: Drs. Suherman

    Nara Sumber: Sardio Sardi

    Editor: Ninil R Mitahul Jannah dan Dian Ariyanie

    Ilustrator Sampul : Hastiah (SDN 3 Imogiri Yogyakarta)

    Ilustrator Isi:

    Rizki Goni, Feri Rahman, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rigan A.T.

    Lay Out Isi:

    Galang Gumilar, Antan Juliansyah, Feri Fauzi, Rudini Rusmawan, Ardi H, Agusbobos.

    ISBN : 978-979-725-228-1

    Program Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SCDRR)

    Jl. Tulung Agung No. 46, Jakarta 10310, INDONESIA

    Telp : +62 21 390 5484 (hunting)

    Fax : +62 21 391 8604E-mail : [email protected]

    Website : www.sc-drr.org

    Program masyarakat yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana (Safer Communities through

    Disaster Risk Reduction disingkat SCDRR), merupakan proyek kerja sama antara United Nations Development

    Programme (UNDP), BAPPENAS, BNPB dan Kementerian Dalam Negeri, dengan dukungan dana UNDP,

    Departement for International Development (DFID) Pemerintah Inggris danAustralian Agency For InternationalDevelopment (AusAID)

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    5/94

    SAMBUTAN

    Indonesia yang merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia

    berada di kawasan yang disebut cincin api, dimana risiko untuk terjadi

    bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir dan

    longsor sangat tinggi. Bencana alam ini telah menimbulkan ribuan korban

    jiwa, kerugian materil dan meninggalkan banyak orang untuk berjuang

    membangun kembali tempat tinggal dan mata pencahariannya.

    Kesiapsiagaan merupakan hal yang penting dan harus dibangun pada setiap tingkat

    kelompok di masyarakat. Pengalaman menunjukkan bahwa kehancuran akibatbencana dapat secara drastis dikurangi jika semua orang lebih siap menghadapi

    bencana. Sekolah adalah pusat pendidikan yang tidak hanya memberikan kita

    ilmu pengetahuan tetapi juga bekal untuk kelangsungan hidup kita, kesiapsiagaan

    terhadap bencana merupakan bagian dari ketrampilan untuk kelangsungan

    hidup kita. Sekolah juga seringkali menjadi tempat penghubung dan tempat

    belajar bagi seluruh masyarakat. Anak-anak merupakan peserta ajar yang paling

    cepat dan mereka tidak hanya mampu memadukan pengetahuan beru ke dalam

    kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi sumber pengetahuan bagi keluarga

    dan masyarakatnya dalam hal prilaku yang sehat dan aman, yang mereka dapatkan

    di sekolah. Oleh karenanya, menjadikan pencegahan bencana menjadi salah satu

    okus di sekolah dengan memberdayakan anak-anak dan remaja untuk memahamitanda-tanda peringatan bencana dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk

    mengurangi risiko dan mencegah bencana, merupakan suatu langkah awal yang

    penting dalam membangun ketangguhan bencana seluruh masyarakat. Jadi

    kesiapsiagaan haruslah menjadi bagian dari materi yang diberikan dalam dunia

    pendidikan khususnya pendidikan dasar dan menengah.

    Pusat Kurikulum sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam

    pengembangan model-model kurikulum sebagai reerensi satuan pendidikan

    dalam pengembangan kurikulumnya, telah berhasil dalam menyusun

    serangkaian modul ajar dan modul pelatihan untuk pengintegrasian

    pengurangan risiko bencana ke dalam tingkat satuan pendidikan. Secara

    keseluruhan modul ini terdiri atas 15 modul ajar dan 3 modul pelatihan, yaitu:

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SD.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMP.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Gempa untuk SMA.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SD.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMP.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Tsunami untuk SMA.

    KEPALA

    PUSAT KURIKULUM

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    6/94

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SD.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMP.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Longsor untuk SMA.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SD.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SMP.Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SMA.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SD.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMP.

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Banjir untuk SMA.

    Modul Pelatihan Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana untuk SD,

    SMP dan SMA.

    Penyusunan modul-modul tersebut merupakan hasil kerjasama antara Pusat

    Kurikulum dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS

    dalam sebuah Program Safer Community Through Disaster Risk Reduction (SCDRR)

    In Development yang didanai oleh United Nations Development Program (UNDP)yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui

    berbagai upaya pengurangan risiko bencana.

    Setiap modul ajar dilengkapi dengan contoh-contoh silabus, rencana pelaksanaan

    pembelajaran dan model bahan ajar. Sedangkan modul pelatihan terdiri dari

    panduan asilitasi dan bahan bacaan bagi pelatih mengenai penyelenggaraan

    penanggulangan bencana, pengurangan risiko bencana, sekolah siaga bencana,

    pendidikan PRB, dan strategi pengintegrasian pendidikan PRB ke dalam kurikulum

    satuan pendidikan.

    Diharapkan modul-modul tersebut dapat bermanaat dan dijadikan bahan acuanbagi para pihak yang berkepentingan dalam kesiapsiagaan di sekolah.

    Jakarta, Desember 2009

    Kepala Pusat Kurikulum

    Dra. Diah Harianti, M.Psi

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    7/94

    SAMBUTAN

    Indonesia sebagai negara kepulauan dengan letak geograsnya pada posisi

    pertemuan 4 lempeng tektonik, merupakan wilayah yang rawan bencana.

    Selain itu dengan kompleksitas kondisi demogra, sosial dan ekonomi di

    Indonesia yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan masyarakat

    terhadap ancaman bencana, serta minimnya kapasitas masyarakat dalam

    menangani bencana menyebabkan risiko bencana di Indonesia menjadi

    tinggi. Pada tahun 2005, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari sejumlah

    negara yang paling banyak dilanda bencana alam (ISDR 2006-2009, World

    Disaster Reduction Campaign, UNESCO).

    Berangkat dari hal tersebut dan guna mendukung paradigma pengurangan

    risiko bencana di sektor pendidikan, maka Pusat Kurikulum-sebuah unit eselon

    II di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan pada Kementerian Pendidikan

    Nasional bekerjasama dengan Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal

    BAPPENAS tengah melaksanakan kegiatan Program Safer Community Through

    Disaster Risk Reduction (SCDRR) In Development melalui dana hibah UNDP. Kegiatan

    ini bertujuan membangun masyarakat yang aman dari ancaman melalui berbagai

    upaya pengurangan risiko bencana.

    Dalam kerjasama ini, Pusat Kurikulum telah mengembangkan kurikulum khususnyadalam mengintegrasikan materi-materi dan kompetensi Pengurangan Risiko

    Bencana (PRB) ke dalam mata pelajaran IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Pendidikan

    Jasmani yang ada di sekolah mulai dari jenjang SD atau yang sederajat sampai

    SMA atau yang sederajat. Model pengintegrasian materi dan kompetensi PRB

    dengan mata pelajaran-mata pelajaran ini bertujuan agar muatan kurikulum dan

    beban belajar tidak menjadi lebih berat. Disamping mengintegrasikan ke mata

    pelajaran yang sudah ada PRB juga bisa dijadikan muatan lokal (Mulok) serta ekstra

    kurikuler.

    Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini disusun dalam rangka

    untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan tentang bencana

    dan mensosialisasikan langkah-langkah preventi untuk mengurangi risiko bencana

    yang dapat menimpa di wilayah Indonesia. Tanpa adanya upaya terus-menerus

    untuk mendiseminasikan inormasi tentang ancaman dan langkah-langkah yang

    dapat diambil untuk mengurangi risiko-risiko yang dapat ditimbulkannya, sulit bagi

    kita untuk mewujudkan guru dan peserta didik yang tangguh dalam menghadapi

    bencana.

    Modul ini dapat menjadi salah satu solusi yang memungkinkan bagi para guru untuk

    mengajarkan peserta didik dari hari ke hari di sekolah secara berkesinambungan,

    sehingga proses, internalisasi pengetahuan kebencanaan bukan hanya dipahami

    KEPALA BADAN PENELITIAN

    DAN PENGEMBANGAN

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    8/94

    dan diketahui dalam ingatan belaka tapi juga mendorong munculnya respon cepat

    penyelamatan yang benar dari peserta didik ketika menghadapi bencana.

    Diharapkan modul ini dapat dimanaatkan, antara lain:

    Sebagai alat pemandu dalam membantu para guru dalam melakukan

    pengajaran tentang pengurangan risiko bencana kepada peserta didik di

    sekolah sebagai upaya membangun kesiapsiagaan dan keselamatan dari

    bencana di sekolah.

    Membuka peluang dan membangun kreatitas guru dalam menerapkan

    pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana yang disesuaikan

    dengan konteks sekolah yang dibinanya

    Memberikan gambaran secara lebih sistematis dan komprehensi cara

    pengintegrasian pengetahuan tentang pengurangan risiko bencana

    ke dalam mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri di

    Sekolah.

    Mendorong inisiati para guru, sekolah dan gugus dalam mengupayakanpengurangan risiko bencana dan membangun budaya keselamatan di

    sekolah, lingkungan rumah dan lingkungan sekitar.

    Semoga Modul Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ini menjadi

    bermanaat dan membantu bagi semua guru untuk meningkatkan pengetahuan,

    meningkatkan ketrampilan dan membentuk sikap anak untuk menjadi lebih

    tanggap terhadap ancaman bencana.

    Jakarta, Desember 2009Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

    Kementerian Pendidikan Nasional

    Pro. Dr. H. Mansyur Ramly

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    9/94

    SAMBUTAN

    Menyikapi situasi kejadian bencana dan kenyataan luasnya cakupan wilayah

    tanah air yang memiliki berbagai ancaman bencana, pemerintah Indonesia

    telah melakukan sejumlah inisiati guna mengurangi risiko bencana ditanah

    air. Pada akhir tahun 2006 Bappenas meluncurkan buku Rencana Aksi Nasional

    Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB) 2006 2009, sebagai komitmen dalam

    mengarusutamakan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan nasional, yang

    merupakan pelengkap dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

    2005 2009 yang telah ada. Berdasarkan RAN PRB 2006 2009 tersebut, Pemerintah

    telah mengalokasikan anggaran untuk program pencegahan dan pengurangan risiko

    bencana, sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) mulai tahun

    2007. Lebih lanjut pada April 2007, Pemerintah menerbitkan Undang Undang Nomor

    24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang menjadi tonggak sejarah

    dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia, dan diikuti dengan peraturan

    turunannya, serta dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP)

    melalui Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008.

    Untuk mendukung prakarsa prakarsa yang telah dimulai oleh Pemerintah Indonesia

    tersebut, UNDP bekerjasama dengan Bappenas, BNPB dan Kementerian Dalam Negeri

    telah menginisiasi sebuah program yang ditujukan untuk mewujudkan masyarakat

    yang lebih aman melalui pengurangan risiko bencana dalam pembangunan atauyang dikenal dengan Program Safer Communities Through Disaster Risk Reduction in

    Development (SCDRR in Development). Program SCDRR ini kan berlangsung selama 5

    tahun (2007 2012) dan dirancang untuk mendorong agar pengurangan risiko bencana

    menjadi sesuatu yang lazim dalam proses pembangunan yang terdesentralisasi. Untuk

    mewujudkan hal itu maka upaya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana

    kedalam proses pembangunan mutlak harus dijalankan. Upaya tersebut dilaksanakan

    melalui 4 pilar sasaran program SCDRR, yaitu : (1) Diberlakukannya kebijakan, peraturan

    dan kerangka kerja regulasi pengurangan risiko bencana; (2) Diperkuatnya kelembagaan

    pengurangan risiko bencana dan kemitraan diantara mereka; (3) Dipahaminya risiko

    bencana dan tindakan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut oleh

    masyarakat dan pengambil kebijakan melalui pendidikan dan penyadaran publik;

    (4) Didemonstrasikannya pengurangan risiko bencana sebagai bagian dari program

    pembangunan.

    Terkait dengan sasaran ketiga mengenai perlunya pendidikan dan penyadaran

    publik terhadap pengurangan risiko bencana, selama beberapa tahun ini pemerintah

    bersama-sama beberapa lembaga swadaya masyarakat, dan institusi pendidikan di

    tingkat nasional maupun daerah telah melakukan berbagai upaya dalam pendidikan

    kebencanaan, termasuk memasukkan materi kebencanaan kedalam muatan lokal,

    pelatihan untuk guru, kampanye dan advokasi, hingga school road showuntuk kegiatan

    simulation drilldi sekolah-sekolah. Namun demikian, kegiatan-kegiatan tersebut belumterkoordinasi dengan baik dan belum terintegrasi dalam satu kerangka yang dapat

    DIREKTUR KAWASAN KHUSUS

    DAN DAERAH TERTINGGAL, BAPPENAS

    SELAKU NATIONAL PROJECT

    DIRECTOR SCDRR

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    10/94

    disepakati bersama. Dilain pihak, pemetaan aktivitas pendidikan diberbagai wilayah rawan

    bencana di Indonesia serta intervensi dan dukungan peningkatan kapasitas untuk pendidikan

    masih sangat minim dan terpusat, khususnya di wilayah Jawa dan Sumatera. Kajian kesiapsiagaan

    masyarakat terhadap bencana yang telah dilakukan di berbagai wilayah menunjukkan rendahnya

    tingkat kesiapsiagaan komunitas sekolah dibanding masyarakat serta aparat (LIPI, 2006 2007).Hal ini sangat ironis, karena sekolah adalah basis dari komunitas anak-anak, yang merupakan

    kelompok rentan yang perlu dlindungi dan secara bersamaan perlu ditingkatkan pengetahuan

    dan keterampilannya.

    Di sisi lain, tantangan dalam mengintegrasikan upaya-upaya pengurangan risiko bencana

    kedalam sistem pendidikan juga telah banyak dikaji, seperti : (1) Beratnya beban kurikulum siswa;

    (2) Kurangnya pemahaman guru mengenai bencana ; (3) Kurangnya kapasitas dan keahlian guru

    dalam integrasi PRB kedalam kurikulum; (4) Minimnya panduan, silabus dan materi ajar yang

    terdistribusi dan dapat diakses oleh guru; (5) Terbatasnya sumberdaya (tenaga, biaya dan sarana);

    dan (6) Kondisi bangunan sik sekolah, sarana dan prasarana pada ummnya memprihatinkan,

    tidak berorientasi pada AMDAL dan konstruksi tahan gempa.

    Untuk menjawab tantangan tersebut dan guna melaksanakan integrasi pengurangan risiko

    bencana ke dalam sistem pendidikan, dalam rangka mewujudkan budaya aman dan siaga

    bencana, maka SCDRR telah mendukung Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun

    Strategi Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana kedalam Sistem Pendidikan Nasional.

    Strategi ini akan disahkan melalui suatu bentuk kebijakan ditingkat nasional yang diharapkan

    dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan integrasi PRB ke dalam sistem pendidikan baik intra

    maupun ekstrakurikuler secara nasional.

    Untuk mendukung implementasi kebijakan tesebut, maka SCDRR mendukung Pusat Kurikulum,

    Kementerian Pendidikan Nasional dalam menyusun modul ajar dan modul pelatihanpengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam intra dan ekstrakurikuler. Modul-modul

    ini berisi model pembelajaran, materi ajar lengkap dengan panduan pengajarannya, dalam hal

    integrasi PRB kedalam intra dan ekstrakurikuler.

    Diharapkan modul-modul yang disusun oleh Pusat Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional

    ini dapat menjadi acuan standar dan/atau memperkaya bahan-bahan yang sudah ada dan sudah

    disusun oleh berbagai pihak lainnya, sehingga dapat bermanaat dan digunakan oleh praktisi

    pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan

    sekolah terutama didaerah rawan bencana. Terima Kasih.

    Jakarta, Desember 2009

    Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal, Bappenas

    Selaku National Project Director SCDRR

    Dr.Ir Suprayoga Hadi, MSP

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    11/94

    DAFTAR ISI

    SAMBUTAN KEPALA PUSAT KURIKULUM iii

    SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN,

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL vSAMBUTAN DIREKTUR KAWASAN KHUSUS DAERAH TERTINGGAL

    SELAKU NPD SC-DRR vii

    DAFTAR ISI ix

    DAFTAR TABEL xi

    DAFTAR GAMBAR xiii

    DAFTAR KOTAK xv

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 Landasan & Pedoman 11.1.1 Landasan Filosos 3

    1.1.2 Landasan Sosiologis 4

    1.1.3 Landasan Yuridis 4

    1.1.4 Pedoman Pengembangan Produk 4

    1.1.5 Pengintegrasian Pengurangan Risiko Bencana ke dalam

    Sistem Pendidikan Nasional 5

    1.2 Kerangka Kerja Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana 7

    1.2.1 Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana dan

    Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan 7

    1.2.2 Konsep Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana 8

    BAB II FENOMENA DAN PERISTIWA KEBAKARAN 9

    2.1 Fenomena Kebakaran 9

    2.2 Peristiwa Kebakaran di Indonesia 11

    BAB III PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN 12

    3.1 Pengurangan Risiko Bencana 12

    3.1.1 Pencegahan 12

    3.1.2 Mitigasi 12

    3.1.3 Kesiapsiagaan 13

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    12/94

    Datar Isi

    x

    3.2 Kesiapsiagaan 15

    3.2.1 Tindakan Sebelum Terjadi Kebakaran 15

    3.2.2 Tindakan Saat Terjadi Kebakaran 27

    3.2.3 Tindakan Setelah Terjadi Kebakaran 33

    BAB IV MATERI PEMBELAJARAN PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN 37

    4.1 Identikasi Materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Kebakaran 37

    4.2 Pemetaan Indikator Prilaku Siswa 39

    4.3 Pendekatan Kegiatan Belajar Mengajar 40

    BAB V PENGINTEGRASIAN PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN

    KE DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DASAR

    (SD/MI) 43

    5.1 Pengintegrasian Materi Pembelajaran

    Pengurangan Risiko Kebakaran Ke Dalam Mata Pelajaran 43

    5.1.1 Peta Integrasi Materi Pembelajaran

    Pengurangan Risiko Kebakaran 43

    5.1.2 Analisis Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi 43

    5.1.3 Penyusunan Silabus Pengurangan Risiko Kebakaran 48

    5.1.4 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 59

    5.1.5 Penyusunan Bahan Ajar 62

    5.2 Pengembangan Model Muatan Lokal

    Pengurangan Risiko Kebakaran 64

    5.2.1 Analisis Konteks Pengembangan Muatan Lokal 64

    5.2.2 Penyusunan Standar Kompetensi danKompetensi Dasar Muatan Lokal 66

    5.2.3 Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 68

    5.3 Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran

    Dalam Program Pengembangan Diri 68

    DAFTAR ISTILAH 74

    DAFTAR PUSTAKA 76

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    13/94

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1 Identikasi Materi Pembelajaran

    Pengurangan Risiko Kebakaran 38

    Tabel 4.2 Indikator Prilaku Siswa 39

    Tabel 5.1 Pemetaan SK/SD ke dalam mata pelajaran IPA, IPS.

    Bahasa Indonesia dan Penjasorkes 44

    Tabel 5.2 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran

    ke dalam mata pelajaran IPA kelas IV/1 52

    Tabel 5.3 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran

    ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV/1 53

    Tabel 5.4 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran

    ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV/2 55

    Tabel 5.5 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran

    ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V/1 56

    Tabel 5.6 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaranke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V/2 57

    Tabel 5.7 Silabus Integrasi Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran

    ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VI/1 58

    Tabel 5.8 Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

    Muatan Lokal Sekolah Dasar 68

    Tabel 5.9 Kegiatan terprogram berupa kegiatan Pengembangan Diri 71

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    14/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    15/94

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kebakaran di perumahan padat penduduk 9

    Gambar 2.2 Proses terjadinya El Nino 9

    Gambar 3.1 Diagram proses terjadinya api 15

    Gambar 3.2 Korek api 20

    Gambar 3.3 Latihan cara keluar menyelamatkan diri jika terjadi

    kebakaran 22

    Gambar 3.4 Menyimpan selimut api dan pemadam api di dalam dapur 22

    Gambar 3.5 Racun Api 25

    Gambar 3.6 Hidran 25

    Gambar 3.7 Detektor Asap 26

    Gambar 3.8 Titik Panggil Manual 26

    Gambar 3.9 Sprinkler 27

    Gambar 3.10 Kebakaran di bangunan tinggi 29

    Gambar 3.11 Pertolongan pertama pada luka bakar 32Gambar 5.1 Peta Integrasi Materi Pembelajaran

    Pengurangan Risiko Kebakaran 43

    Gambar. 5.2 Skema Pengembangan Silabus 49

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    16/94

    Datar Gambar

    xiv

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    17/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    18/94

    Datar Kotak

    xvi

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    19/94

    1.1 Landasan dan Pedoman

    Berdasarkan hasil Konerensi Sedunia tentang Pengurangan Risiko Bencana

    yang diselenggarakan pada tanggal 18-22 Januari 2005 di Kobe, Hyogo,Jepang; dan dalam rangka mengadopsi Kerangka Kerja Aksi 2005-2015

    dengan tema Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Bencana

    memberikan suatu kesempatan untuk menggalakkan suatu pendekatan yang

    strategis dan sistematis dalam meredam kerentanan dan risiko terhadap bahaya.

    Konerensi tersebut menekankan perlunya mengidentikasi cara-cara untuk

    membangun ketahanan bangsa dan komunitas terhadap bencana.

    Pada bulan Januari 2005, lebih dari 4.000 perwakilan pemerintah, organisasi non-

    pemerintah , institusi akademik, dan sektor swasta berkumpul di Kobe, Jepang, pada

    World Conerence on Disaster Reduction (WCDR) kesebelas. Konerensi tersebut

    mengakhiri perundingan-perundingan tentang Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005-

    2015 : Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas terhadap Bencana (HFA).

    Kerangka Aksi ini diadopsi oleh 168 negara dan menetapkan tujuan yang jelas

    secara substansiil mengurangi kerugian akibat bencana, baik korban jiwa maupun

    kerugian terhadap aset-aset sosial, ekonomi, dan lingkungan suatu masyarakat

    dan negara dan merinci seperangkat prioritas untuk mencapai tujuan setindaknya

    pada tahun 2015.

    HFA menekankan bahwa pengurangan risiko bencana adalah isu sentral kebijakan

    pembangunan, selain juga menjadi perhatian berbagai bidang ilmu, kemanusiaan,

    dan lingkungan. Bencana merusak hasil-hasil pembangunan, memelaratkan rakyatdan negara. Tanpa usaha yang serius untuk mengatasi kerugian akibat bencana,

    bencana akan terus menjadi penghalang besar dalam pencapaian Sasaran

    Pembangunan Milenium. Untuk membantu pencapaian hasil yang diinginkan,

    HFA mengidentikasi lima Prioritas Aksi yang spesik: (1) Membuat Pengurangan

    Risiko Bencana sebagai prioritas; (2) Memperbaiki inormasi risiko dan peringatan

    dini; (3) Membangun budaya keamanan dan ketahanan; (4) Mengurangi risiko pada

    sektor-sektor utama; (5) Memperkuat kesiapan untuk bereaksi.

    BAB IPENDAHULUAN

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    20/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    21/94

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SD/MI

    3

    masyarakat; (2) asilitas bangunan sekolah yang bisa menyelamatkan hidup danmelindungi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dari suatu kejadianbencana alam; dan (3) pendidikan tentang risiko bencana dan asilitas keselamatandi sekolah akan membantu negara-negara menuju ke arah pencapaian Tujuan

    Pembangunan Millenium.

    Sekolah dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap generasi muda,yaitu dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan menyampaikan pengetahuantradisional dan konvensional kepada generasi muda. Untuk melindungi anak-anak dari ancaman bencana alam diperlukan dua prioritas berbeda namun tidakbisa dipisahkan aksinya yaitu pendidikan untuk mengurangi risiko bencana dankeselamatan dan keamanan sekolah.

    Sekolah juga harus mampu melindungi anak-anak dari suatu kejadian bencanaalam. Investasi dalam memperkuat struktur gedung sekolah sebelum suatubencana terjadi, akan mengurangi biaya/anggaran jangka panjang, melindungigenerasi muda penerus bangsa, dan memastikan kelangsungan kegiatan belajar-mengajar setelah kejadian bencana. Pendidikan di sekolah dasar dan menegahmembantu anak-anak memainkan peranan penting dalam penyelamatan hidup danperlindungan aset/milik masyarakat pada saat kejadian bencana. Menyelenggarakanpendidikan tentang risiko bencana ke dalam kurikulum sekolah sangat membantudalam membangun kesadaran akan isu tersebut di lingkungan masyarakat.

    Mengurangi risiko bencana dimulai dari sekolah. Seluruh komponen, dalam halini anak-anak sekolah, para guru, para pemimpin masyarakat, orangtua, maupunindividu yang tertarik dengan pendidikan tentang risiko bencana dan keselamatandi sekolah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, institusi lokal/regional/nasional/ internasional, sektor swasta dan publik untuk dapat berpartisipasisecara akti. Keterlibatan media juga diperlukan untuk mendorong sebuah budayaketahanan terhadap bencana dan keterlibatan komunitas yang kuat dalam rangkakampanye pendidikan publik secara terus-menerus dan dalam konsultasi publik disegenap lapisan masyarakat. Bencana?! Jika Siap Kita Selamat.

    Padatnya kurikulum pendidikan nasional tidak boleh kita jadikan alasan untuk tidakmelakukan kegiatan Pengurangan Risiko Bencana di sekolah secara berkelanjutan.Pembelajaran Pengurangan Risiko Bencana di sekolah-sekolah bisa dilaksanakandengan mengintegrasikan materi Pembelajaran Pengurangan Risiko Bencana kedalam (1) mata pelajaran pokok/paket, (2) muatan lokal, dan (3) ekstrakurikuler danpengembangan diri. Atau secara khusus megembangkan dan menyelenggarakankurikulum muatan lokal dan ektrakurikuler/pengembangan diri yang didedikasikankhusus untuk pendidikan pengurangan risiko bencana.

    1.1.1 Landasan Filosofs

    Bencana merupakan suatu bentuk gangguan terhadap kehidupan danpenghidupan masyarakat, oleh karena itu, secara losos, pengurangan risikobencana merupakan bagian dari pemenuhan tujuan bernegara RepublikIndonesia, yaitu melindungi segenap rakyat dan bangsa, serta seluruhtumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

    kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkankemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    22/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    23/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    24/94

    Pendahuluan

    6

    Kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

    2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penyusunan

    kurikulum merupakan tanggung jawab setiap satuan pendidikan (sekolah

    dan madrasah). Oleh karena itu tidak lagi dikenal apa yang disebut dengan

    kurikulum nasional, yang pada periode sebelumnya menjadi tanggung jawabpemerintah pusat.

    Dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17

    menyebutkan:

    1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/

    MA/SMALB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan

    sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah,

    sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik

    2. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,

    mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya

    berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan,

    dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di

    bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK dan departemen yang

    mengurusi urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan

    MAK

    Penjabaran kurikulum dilakukan dengan penyusunan silabus dan bahan ajar

    sesuai dengan kondisi geogras dan demogras untuk daerah, kebutuhan,

    potensi dan karkateristik satuan pendidikan dan peserta didik, yang selanjutnya

    diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam Permendiknas No.

    24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi

    Lulusan Pasal 1:

    1. Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan

    menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah

    sesuai kebutuhan satuan pendidikan.

    2. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan

    kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari standar isi dan standar

    kompetensi lulusan.

    3. Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh

    kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan

    pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah.Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional Pasal 32 Ayat 1, juga telah mengakomodasi kebutuhan pendidikan

    bencana dalam terminologi pendidikan layanan khusus. Yakni pendidikan

    bagi peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat

    yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak

    mampu dari segi ekonomi.

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    25/94

    Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran untuk SD/MI

    7

    1.2 Kerangka Kerja Pendidikan untuk Pengurangan Risiko

    Bencana

    1.2.1 Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana dan Pendidikan untuk

    Pembangunan BerkelanjutanPada bulan Desember 2002, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi 57/254

    untuk menempatkan Dekade Pendidikan Bagi Pembangunan Berkelanjutan,

    mulai 2005-2014, dibawah koordinasi UNESCO. Pendidikan untuk pengurangan

    bencana (alam) telah diidentikasi sebagai masalah inti yang akan dibahas

    di bawah DESD. Pendidikan dipandang dalam konsep yang lebih luas.

    Sebagaimana didenisikan dalam Bab 36 dalam Agenda 21, Pendidikan

    sangat penting untuk mencapai perlindungan lingkungan dan kesadaran

    etika, nilai-nilai dan sikap, keterampilan dan perilaku yang konsisten dengan

    pembangunan berkelanjutan. Baik ormal dan pendidikan non-ormal sangat

    diperlukan untuk pembangunan berkelanjutan . Pendidikan dan pengetahuanberkontribusi untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya (alam) serta

    kerentanan dan ancaman yang ada yang dihadapi oleh masyarakat. Juga

    memberikan kontribusi untuk menumbuhkembangkan keterampilan hidup.

    Dasawarsa ini didukung oleh Kerangka Aksi Hyogo 2005 2015 yang

    menyoroti pentingnya pendidikan dan pembelajaran sebagai bagian dari

    prioritas aksi, menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk

    membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat.

    Inisiati pengurangan risiko bencana harus berakar di semua lembaga-

    lembaga pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah dan memasukkan dalam

    program pendidikan. Pendidikan pengurangan risiko bencana yang mencakupsemua aspek peningkatan kesadaran publik, pendidikan dan pelatihan yang

    bertujuan untuk menciptakan dan atau meningkatkan budaya pencegahan

    melalui identikasi dan pemahaman risiko, serta belajar mengenai langkah-

    langkah pengurangan risiko bencana, dan tanggap bencana.

    Oleh karena itu Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana - sebagai

    bagian dari Pengurangan Risiko Bencana (PRB) - harus melekat dengan

    Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education or Sustainable

    Development - ESD), dan mendukung kerangka ESDyang mencakup 3 aspek,

    yaitu:

    1. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana adalah interdisipliner.Oleh karena itu, pertimbangan penting diberikan kepada dampak, dan

    hubungan antara, masyarakat, lingkungan, ekonomi dan budaya.

    2. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana dan meningkatkan

    pemikiran kritis dan pemecahan masalah, dan ketrampilan hidup sosial dan

    emosional untuk pemberdayaan kelompok rentan atau terkena bencana.

    3. Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana mendukung Tujuan

    Pembangunan Milenium. Tanpa mempertimbangkan Pengurangan Risiko

    Bencana dalam perencanaan pembangunan, semua upaya pembangunan

    termasuk inisiatiDESDdihancurkan dalam hitungan detik.

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    26/94

    Pendahuluan

    8

    Kerangka kerja Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana atau pendidikanpengurangan risiko bencana dikembangkan mengikuti arahan UN-ISDRsebagai berikut: Pendidikan pengurangan risiko bencana adalah sebuahproses pembelajaran bersama yang bersiat interakti di tengah masyarakat

    dan lembaga-lembaga yang ada. Cakupan pendidikan pengurangan risikobencana lebih luas daripada pendidikan ormal di sekolah dan universitas.Termasuk di dalamnya adalah pengakuan dan penggunaan kearian tradisionaldan pengetahuan lokal bagi perlindungan terhadap bencana alam.

    HFA pada PRIORITAS AKSI 3, Poin Aktivitas kunci termaktub rekomendasibahwa PRB dimasukkan dalam kurikulum sekolah, pendidikan ormal daninormal.

    Menggalakkan dimasukkannya pengetahuan pengurangan risiko bencanadalam bagian yang relevan dalam kurikulum sekolah di semua tingkat danmenggunakan jalur ormal dan inormal lainnya untuk menjangkau pemuda

    dan anak-anak; menggalakkan integrasi pengurangan risiko bencana sebagaisuatu elemen intrinsik Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan(2005-2015) dari PBB .

    1.2.2 Konsep Pendidikan untuk Pengurangan Risiko Bencana

    Pendidikan Pengurangan Risiko Bencana adalah usaha sadar dan terencanadalam proses pembelajaran untuk memberdayaan peserta didik dalam upayauntuk pengurangan risiko bencana dan membangun budaya aman sertatangguh terhadap bencana. Pendidikan PRB lebih luas dari penddidikanbencana, bahkan lebih dari pendidikan tentang pengurangan risiko bencana.Tetapi mengembangkan motivasi, ketrampilan, dan pengetahuan agar

    dapat tertindak dan mengambil bagian dari upaya untuk pengurangan risikobencana.

    Tujuan pendidikan untuk pengurangan risiko bencana adalah:

    1. Menumbuhkembangkan nilai dan sikap kemanusiaan

    2. Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian terhadap risiko bencana

    3. Mengembangkan pemahaman tentang risiko bencana, pemahaman tentangkerentanan sosial, pemahaman tentang kerentanan sik, serta kerentananprilaku dan motivasi,

    4. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk pencegahan dan

    pengurangan risiko bencana, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkunganyang bertanggungjawab, dan adaptasi terhadap risiko bencana

    5. Mengembangkan upaya untuk pengurangan risiko bencana diatas, baik secaraindividu maupun kolekti

    6. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siaga bencana

    7. Meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana

    8. Mengembangkan kesiapan untuk mendukung pembangunan kembalikomunitas saat bencana terjadi dan mengurangi dampak yang disebabkankarena terjadinya bencana

    9. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan besar dan

    mendadak

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    27/94

    2.1 Fenomena Kebakaran

    Kebakaran selalu menghantui warga di perkotaan dimana terdapat banyak

    kelurahan rawan kebakaran di seluruh wilayah Indonesia. Umumnya kelurahan-kelurahan itu padat penduduk, rumahnya berdempetan, akses jalan sempit, dan

    banyak instalasi listrik yang tidak sesuai aturan.

    Gambar 2.1 Kebakaran di perumahan padat penduduk

    El Nino merupakan enomena alam yang terjadi secara natural setiap tahun.

    Terjadinya El Nino ini disebabkan temperatur di perairan tropis di bagian timur

    Samudra Pasik bertambah panas secara tidak wajar yang menyebabkan terjadinya

    pergerakan uap air. Udara yang lebih panas tersebut pada akhirnya menimbulkan

    kekeringan di sejumlah kawasan Asia Pasik, seperti Indonesia.

    Gambar 2.2 Proses terjadinya El Nino

    FENOMENA DAN PERISTIWA

    KEBAKARANBAB II

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    28/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    29/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    30/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    31/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    32/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    33/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    34/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    35/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    36/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    37/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    38/94

    Pengurangan Risiko Kebakaran

    20

    Penggunaan alat-alat elektrik

    1. Pastikan semua alat elektrik digunakan mengikuti buku panduan pabrikpembuat.

    2. Pastikan alat-alat elektrik berada dalam keadaan baik. Jika anda merasa

    ragu pada kondisi alat, panggil seorang juru elektrik supaya memeriksaalat-alat tersebut.

    3. Untuk memperbaiki alat-alat di rumah harus dengan orang yang ahlinya.

    4. Jika terjadi kebakaran dirumah, lakukan pemutusan arus listrik dari skringutama.

    Peringatan Bagi Perokok

    1. Jangan sekali-kali merokok di atas kasur.

    2. Jangan buang abu rokok sembarangan.

    3. Pastikan puntung rokok dipadamkan sebelum dibuang.

    Kebakaran dapat disebabkan oleh anak-anak, maka;

    1. Simpan semua korek api, pemetik api dan lilin di tempat tidak mudahdiambil anak-anak.

    2. Gunakan pemetik api yang tidak mudah dinyalakan oleh kanak-kanak.

    3. Ajar anak-anak kecil supaya menyerahkan semua mancis api dan pemetikapi kepada seorang dewasa.

    4. Pastikan korek api boleh digunakan oleh anak-anak hanya jika seorangdewasa ada bersama mereka.

    5. Ajar anak-anak supaya memanggil 113 dalam keadaan darurat kebakaran.

    6. Didik anak-anak supaya mereka tahu bagaimana keluar dari rumah jikaterjadi kebakaran.

    7. Jalankan latihan kebakaran selalu bersama anak-anak supaya mereka tahudimana keluarga harus berkumpul sesudah keluar dari rumah.

    8. Ajar anak-anak supaya merangkak dan cepat bergerak jika ada asap didalam rumah.

    9. Ajar anak-anak supaya berhenti, merebahkan badan dan bergolek-golek

    jika pakaian mereka terbakar.

    Gambar 3.2 Korek api

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    39/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    40/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    41/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    42/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    43/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    44/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    45/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    46/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    47/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    48/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    49/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    50/94

    Pengurangan Risiko Kebakaran

    32

    Tekan

    Tekan handle pada bagian kepala tabung pemadam api, maka

    bahan pemadam akan tersembur keluar dari dalam tabung.

    Sapukan.

    Mulai dari jarak yang agak jauh, sapukan hose (slang) pemadam

    kebakaran ke kiri dan kekanan, bergerak ke depan perlahan-lahan

    sampai api padam.

    Yang harus anda lakukan jika terjadi kebakaran di rumah anda

    Semua keluarga harus tenang dan berlatih menyelamatkan diri.

    1. Untuk dapat bersikap tenang, maka semua anggota keluarga harus tahu

    jalan untuk menyelamat diri ke luar rumah dan mengetahui tempat

    berkumpul yang aman

    2. Sediakan nomor-nomor panggilan darurat untuk kejadian kebakaran yaitunomor 113

    3. Letakkan nomor-nomor panggilan kebakaran, polisi, dan ambulan di dekat

    telepon rumah

    4. Jika ada asap di dalam rumah, cepat merangkakdan terus bergerak keluar

    5. Sentuh handel/pegangan pintu dengan punggung tangan untuk

    mengetahui apakah pegangan pintu panas, kemudian merangkak keluar.

    6. Jika pintu panas, gunakan jalan keluar lain.

    7. Keluarkan setiap anggota keluarga dari rumah secepat mungkin.

    8. Beritahu petugas pemadam kebakaran apabila ada anggota keluarga

    yang masih di dalam rumah saat rumah kebakaran.

    9. Jangan masuk ke dalam rumah untuk mengambil benda apapun apabila

    kobaran api telah besar

    Sejukkan bahagian tubuh yang terbakar dengan air yang mengalir.

    Gambar 3.11 Pertolongan pertama pada luka bakar

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    51/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    52/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    53/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    54/94

    Pengurangan Risiko Kebakaran

    36

    7. Jika tidak terjadi gangguan pada sistem pernaasan maka yang

    perlu dilakukan hanya memberikan oksigen tambahan melalui

    sungkup muka.

    Membantu Korban KebakaranKebakaran mendatangkan kerugian dan penderitaan bagi korbannya. Untuk

    membantu korban bencana kebakaran, usaha-usaha yang bisa kita lakukan

    adalah:

    1. Mendirikan tenda-tenda pengungsian.

    Tenda pengungsian ini dapat digunakan sebagai penampungan sementara

    untuk para korban. Tenda-tenda ini didirikan di tempat-tempat yang

    aman.

    2. Mendirikan dapur-dapur umum

    Dapur umum berungsi untuk menyediakan makanan dan minuman bagi

    para korban kebakaran. Keberadaan dapur umum ini memberikan

    banyak manaat bagi para korban.

    3. Pos kesehatan

    Pos kesehatan perlu didirikan di tempat-tempat pengungsian karena

    sesudah terjadi kebakaran biasanya ada saja korban mengalami cedera atau

    luka-luka, dari cedera ringan sampai berat. Pos kesehatan ini menyediakan

    obat-obatan yang diperlukan.

    4. Mengumpulkan bantuan dan membagikannya kepada korban. Sumbangan

    dapat berupa: pakaian pantas pakai, makanan siap saji (mie instan, susu,

    biskuit, minuman, dsb), obat-obatan, selimut, dan sebagainya.

    5. Menyediakan air bersih

    Para korban kebakaran sangat membutuhkan air bersih terutama untuk

    minum, memasak dan mandi sementara air yang tersedia sudah tercemar

    berbagai macam bakteri sehingga tidak layak untuk di konsumsi. Bantuan

    dan penyediaan air bersih sangat dibutuhkan bagi para korban bencana.

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    55/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    56/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    57/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    58/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    59/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    60/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    61/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    62/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    63/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    64/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    65/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    66/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    67/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    68/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    69/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    70/94

    Stan

    dar

    Kompe

    tensi

    Kompe

    tensi

    Dasar

    Ma

    teri

    Po

    ko

    k

    Keg

    iatan

    Pem

    be

    lajaran

    Indika

    tor

    Pen

    ila

    ian

    Alokasi

    Wa

    ktu

    Sum

    ber/

    ba

    han

    /

    Ben

    dadanSifatnya

    6.M

    emahami

    beragam

    sifatdan

    perubahanwujud

    ben

    daserta

    berbagaicara

    pen

    ggunaan

    ben

    da

    berdasarkan

    sifatnya

    6.2

    Mendeskripsi-

    kanterjadinya

    perubahanwujud

    cairpadat

    cair;

    cair

    gascair;

    padat

    gas

    Perubahan

    wujudbenda

    akibat

    pembakaran

    Siswamengidentika

    si

    benda-bendapadaty

    ang

    dapatberubahwujud

    Siswaditugaskan

    melakukanpercobaan

    pembakarankertasdan

    membuatlaporan

    hasilpengamatan

    perubahanwujudbenda

    wujudbendapadat

    daripadakegas

    Tertulis

    performance

    2x35

    menit

    BukuIPAkelasIV

    Kertaskorandan

    korekapi

    Tabel5.2

    Sila

    busIntegrasiPenguranganRisikoBencanaKebakarankedalamm

    atape

    lajaranIPAkelasIV/1

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    71/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    72/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    73/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    74/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    75/94

    Standar

    Kompetensi

    Kompetensi

    Dasar

    Materi

    Pokok

    Kegiatan

    Pembelajaran

    Indikator

    Penilaian

    Alokasi

    Waktu

    Sumber/

    bahan/

    Me

    mahamicerita

    ten

    tangsuatu

    peristiwadan

    ceritapendek

    anakyang

    dis

    ampaikan

    sec

    aralisan

    Memahamicerita

    tentangsuatu

    peristiwadan

    ceritapendek

    anakyang

    disampaikan

    secaralisan

    Cerita

    pendek

    anak

    tentang

    bencana

    kebakaran

    tokoh-tokohcerita

    tentangpenyelama

    tan

    seoranganakdalam

    peristiwakebakaran

    latarceritadengan

    mengutipkalimata

    tau

    paragrafyang

    mendukung

    temacerita

    amanatyang

    terkandungdalam

    ceritadantakan

    kembaliceritadeng

    an

    bahasasendiri

    dansifat-sifatnya.

    mengutipkalimatatauparag

    raf

    yangmendukung

    terkandungdalamc

    erita

    denganbahasasendiri

    Tertulis

    Tertulis

    Tertulis

    Tertulis

    10X35

    Menit

    Ce

    ritatentang

    be

    ncana

    ke

    barakan

    Tabel5.6

    SilabusInt

    egrasiPenguranganRisikoBencana

    Kebakarankedalamm

    atapelajaran

    BahasaIndonesiakelasV/2

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    76/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    77/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    78/94

    Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran

    ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar (SD/MI)

    60

    6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan

    7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

    awal, inti, dan akhir.

    8. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan

    9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik

    penskoran, dll.

    Kotak 5.1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi Pengurangan Risiko Kebakaran

    Mata Pelajaran : Pengetahuan Alam

    Kelas/Semester : IV

    Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

    Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara siat bahan dengan

    penyusunnya dan perubahan siat benda sebagai hasil

    suatu proses

    Kompetensi Dasar : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan

    siat benda, baik sementara maupun tetap

    Indikator : Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan

    sementara siat benda

    Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan

    menetap siat benda

    TUJUAN PEMBELAJARAN :

    Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik dapat:1. Siswa dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sementara siat

    benda

    2. Siswa dapat menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan menetap siat

    benda

    MATERI PEMBELAJARAN

    Perubahan siat benda

    METODE PEMBELAJARAN

    1. Ceramah

    2. Percobaan

    3. Diskusi

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    79/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    80/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    81/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    82/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    83/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    84/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    85/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    86/94

    Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran

    ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar (SD/MI)

    68

    Tabel 5.8 Contoh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Sekolah Dasar

    KELAS

    IV

    V

    VI

    STANDAR KOMPETENSI

    1. Mengenal Macam-

    Macam Bencana

    2. Mengidentikasi

    jenis kebakaran

    1. Melakukan cara

    penanggulangan

    bencana kebakaran

    1. Menerapkan

    pertolongan

    luka bakar

    KOMPETENSI DASAR

    1.1 Mengidentikasi penyebab terjadinya

    bencana kebakaran

    1.2 Mengidentikasi akibat bencana

    kebakaran

    2.1 Menjelaskan penyebab kebakaran

    pemukiman

    2.2 Menjelaskan penyebab kebakaran

    hutan

    2.3 Menjelaskan akibat kebakaran

    pemukiman

    1.1 Mengidentikasi daerah rawan

    bencana kebakaran

    1.2 Memahami cara penanggulangan

    sebelum terjadi bencana

    1.1 Dapat mengidentikasi pengertian

    luka bakar

    1.2 dapat mengidentikasi langkah-

    langkah pertolongan luka bakar

    1.3 dapat mempraktekkan langkah-

    langkah pertolongan luka bakar.

    5.2.3 Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

    Penyusunan silabus untuk muatan lokal pada dasarnya sama dengan pola

    dan sistem pengembangan silabus dan RPP pada mata pelajaran. Penyusunan

    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk muatan lokal pada dasarnya sama

    dengan pola dan sistem pengembangan silabus dan RPP pada mata pelajaran.

    Pada akhirnya guru diharapkan dapat meyusun bahan ajar yang sesuai.

    5.3 PENGINTEGRASIAN PENGURANGAN RISIKO KEBAKARAN

    DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN DIRIPengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran

    sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan

    pengembangan diri diklasikasi ke dalam program bimbingan konseling

    dan kegiatan ekstrakurikuler. Program bimbingan konseling merupakan

    upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan

    melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi

    dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, sedangkan

    kegiatan ekstrakurikuler diarahkan untuk menyalurkan bakat, minat dan

    potensi peserta didik.

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    87/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    88/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    89/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    90/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    91/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    92/94

    Datar Istilah

    74

    DAFTAR ISTILAH

    Alarm Kebakaran, adalah suatu sistem instalasi alarm kebakaran yang bekerja

    secara otomatis, yang dipasang di dalam bangunan gedung yang dimaksudkan

    sebagai peralatan peringatan dini / awal kepada para penghuni bangunan tentangterjadinya kebakaran.

    Alarm Bell, adalah suatu komponen dalam system alarm kebakaran gedung

    yang akan berbunyi / berdering apabila sistem alarm akti. Alarm bell biasanya

    terpasang pada setiap lantai pada bangunan gedung yang telah dipersyaratkan

    untuk dipasang sistem alarm kebakaran.

    APAR, singkatan dari Alat Pemadam Api Ringan, ialah alat pemadam yang pada

    umumnya dalam kemasan tabung logam dalam berbagai ukuran mulai 1,2 s.d 6 Kg.

    Bahan pemadam ini bervariasi, misalnya: serbuk kimia kering, gas CO2, dan busa/

    oam. APAR digunakan untuk memadamkan berbagai klasikasi kebakaran sesuaidengan isi/bahan pemadamnya.

    Api, adalah reaksi kimia yang terjadi secara berantai dan cepat antara bahan bakar

    (uel), Oksigen (O2), dan panas dalam perbandingan yang sesuai diikuti dengan

    evolusi pengeluaran cahaya, panas dan gas hasil pembakaran.

    Dinas Pemadam Kebakaran, adalah suatu lembaga, pada umumnya lembaga

    pemerintah yang ada pada suatu kota atau kabupaten yang dipersiapkann untuk

    menanggulangi kebakaran.

    Evakuasi, adalah tindakan keluar secara bersama-sama dari dalam bangunan

    gedung, dengan panduan petugas pengelola gedung, menuju ke tempat yangaman di bagian luar bangunan.

    Hidran kebakaran, adalah alat pemadam api dalam bentuk sistem instalasi dengan

    bahan dasar air. Terdapat 3 jenis hidran kebakaran, yakni instalasi hidran gedung,

    instalasi hidran halaman, dan instalasi hidran kota.

    Kebakaran, Adalah bentuk nyala api yang sudah tak terkendali. Kebakaran dapat

    menimbulkan dampak kerugian yang tak diharapkan. Kerugian itu bisa berupa

    harta benda maupun korban jiwa manusia.

    Kebakaran Klas A, Kebakaran dari bahan biasa yang mudah terbakar seperti kayu,kertas, pakaian dan sejenisnya. Jenis alat pemadam : yang menggunakan air harus

    digunakan sebagai alat pemadam pokok.

    Kebakaran Klas B, Kebakaran bahan cairan yang mudah terbakar seperti minyak

    bumi, gas, lemak dan sejenisnya. Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis

    busa sebagai alat pemadam pokok.

    Kebakaran Klas C, Kebakaran listrik (seperti kebocoran listrik, korsleting) termasuk

    kebakaran pada alat-alat listrik. Jenis alat pemadam : yang digunakan adalah jenis

    kimia dan gas sebagai alat pemadam pokok.

    Kebakaran Klas D, Kebakaran logam seperti Zeng, Magnesium, serbuk Aluminium,

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    93/94

  • 8/2/2019 Kemdiknas SCDRR Modul Ajar Pengintegrasian Pengurangan Risiko Kebakaran SD

    94/94

    Datar Pustaka

    DAFTAR PUSTAKAApotik online dan media inormasi obat - penyakit ::

    m e d i c a s t o r e . c o m

    Biro Instalatir, Inormasi Kelistrikan dan Panduan Pelayanan Pelanggan, PTPLN, PLN Dis Jaya & Tangerang, 1996/1997, Jakarta.

    Bush, Loren. S. & MeLaughlin, James H., Introduction to Fire Science,

    Macmillan Publishing Co, Inc, New York, 1979, USA.

    Hoover, Stephen R., Fire Protection for Industry, Van Nostrand Reinhold, 1991, New

    York, USA.

    Cote, Arthur, & Bugbee, Percy, Principles of Fire Protection, NFPA, Quincy

    Park, 1988.

    Buku Pegangan Guru Panduan Siaga Bencana Pusat Mitigasi Bencana Institut

    Teknologi Bandung

    Buku Panduan Guru Pendidikan Siaga Bencana. Muhammadiyah Disaster

    Management Center

    Deni Almanda, Penghantar Energi Listrik, Majalah Elektro Indonesia, No. 15, Tahun

    III, April/Mei 1997, Jakarta.

    Ir. Karel Pijpaert, Anggota Dewan Redaksi E.I. bekerja di PT Schneider

    Indonesia

    Listrik potensial penyebab kebakaran, waspadalah, Majalah Konstruksi, April 1998,

    Jakarta.Penaggulangan Kebakaran dan Bencana Di Lingkungan Padat Hunian Dinas

    Pemadam Kebakaran Provinsi DKI Jakarta 2007.

    Penaggulangan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Tinggi Dinas Pemadam

    Kebakaran Provinsi DKI Jakarta 2007.

    http://sains.kompas.com/read/xml/2009/09/08/15440098/Walhi..3.626 Ha.Hutan.

    dan.

    Medy Santoso, Liam Fogarty dan Bert Boorger Early Warning System And

    Fire Danger Rating In Pt. Inhutani 1

    http://www cartenzadventure com/pengendalian bahaya kebakaran html