Top Banner
KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : OKTAVIANA TRIBAKTI UTAMI F. 100 090 145 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
13

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

Mar 08, 2019

Download

Documents

votuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN

JENIS KELAMIN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :

OKTAVIANA TRIBAKTI UTAMI

F. 100 090 145

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

ii

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN

JENIS KELAMIN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:

OKTAVIANA TRIBAKTI UTAMI

F. 100 090 145

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 3: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367
Page 4: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367
Page 5: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

v

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN

JENIS KELAMIN

Oktaviana Tribakti Utami1)

Partini 2)

Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang terkait dengan

aspek kepribadian yang lain dan harus dilatih sedini mungkin agar dalam

perkembangannya dapat sesuai dengan tugas perkembangannya. Kenyataannya, tidak

semua remaja mandiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kemandirian diantaranya

yaitu urutan kelahiran dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran dan jenis kelamin. Hipotesis

yang diajukan yaitu: (1) ada perbedaan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran

dan jenis kelamin (2) Ada perbedaan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran.

Dimana anak sulung memiliki kemandirian yang lebih tinggi dari pada anak bungsu.

(3) Ada perbedaan kemandirian ditinjau dari jenis kelamin. Dimana laki-laki

memiliki kemandirian yang lebih tinggi dari pada perempuan.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi SMA Negeri 2 Boyolali

dengan jumlah subjek169 orang, yang terdiri dari laki-laki sulung 30, laki-laki

bungsu 23, perempuan sulung 56 dan perempuan bungsu 60. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah populasi. Alat ukur yang digunakan adalah skala

kemandirian.

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 17.0 menggunakan teknik

analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367 (p>0,05).

Berdasarkan hasil analisis, diketahui variabel kemandirian mempunyai rerata empirik

(RE) sebesar 75,85 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 67,5 yang berarti kemandirian

pada subjek tergolong tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah

tidak ada perbedaan yang signifikan kemandirian ditinjau dari urutan kelahiran dan

jenis kelamin.

Kata kunci :kemandirian. 1)

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 2)

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Page 6: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

1

PENDAHULUAN

Mandiri merupakan

kemampuan individu untuk tidak

tergantung pada orang lain serta

bertanggung jawab atas apa yang

dilakukanya. Kemandirian merupakan

salah satu aspek kepribadian yang

terkait dengan aspek kepribadian yang

lain dan harus dilatih ssedini mungkin

agar dalam perkembangannya dapat

sesuai dengan tugas

perkembangannya. Kemampuan

untuk mandiri tidak dapat terbentuk

dengan sendirinya. Kemampuan

tersebut diperoleh dengan kemauan

dan dorongan dari orang di sekitar

subjek. Steinberg (2002) menyatakan

kemandirian merupakan kemampuan

individu dalam bertingkah laku,

merasakan sesuatu, dan mengambil

suatu keputusan berdasarkan kehendak

sendiri. Peningkatan tanggung jawab,

kemandirian, dan menurunnya tingkat

ketergantungan remaja terhadap orang

tua, adalah salah satu tugas

perkembangan yang harus dipenuhi

siswa pada periode remaja. Sehingga

ketika tidak adanya kemandirian pada

remaja akan menghasilkan berbagai

macam problem perilaku, misalnya;

rendahnya harga diri, pemalu, tidak

punya motivasi sekolah, kebiasaan

belajar yang jelek, perasaan tidak

aman, dan kecemasan.

Orang yang mandiri akan

memperlihatkan perilaku yang

eksploratif, mampu mengambil

keputusan, percaya diri dan kreatif.

Selain itu juga mampu bertindak kritis,

tidak takut berbuat sesuatu,

mempunyai kepuasan dalam

melakukan aktifitasnya, percaya diri,

dan mampu menerima realitas serta

dapat memanipulasi lingkungan,

mampu berinteraksi dengan teman

sebaya, percaya diri, terarah pada

Page 7: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

2

tujuan, dan mampu mengendalikan

diri (Monks dkk, 2006).

Dewasa ini kajian terhadap isu

perkembangan kemandirian pada

remaja akan sangat menarik karena

fenomena perkembangan kemandirian

pada masyarakat, terutama kultur

masyarakat timur seperti di Indonesia,

sering di salah tafsirkan. Misalnya

perilaku kemandirian terkadang

ditafsirkan sebagai pemberontakan

(rebellion) karena pada kenyataannya

remaja yang memulai

mengembangkan kemandirian

seringkali diawali dengan

memunculkan perilaku yang tidak

sesuai dengan aturan keluarga.

Akibatnya orangtua kurang toleran

terhadap proses perolehan

kemandirian yang dilakukan remaja.

Tetapi dalam situasi lain orangtua

ternyata menginginkan remaja

memiliki kemandirian, bahkan mereka

berharap saat dewasa nanti tidak lagi

bergantung kepada orangtua.

Berdasarkan pertanyaan yang

telah diajukan oleh peneliti terhadap

80 siswa sekolah menengah atas

(SMA) di Boyolali pada bulan Maret

tahun 2013, didapatkan hasil bahwa

terdapat tanda-tanda yang belum

menunjukkan perilaku mandiri, hal ini

dapat dilihat dari hasil survey yang

dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat

sekitar 55% remaja ketika mendapat

masalah subjek lebih memilih untuk

curhat pada orangtua dari pada curhat

dengan teman sebaya, 91,25% remaja

ketika menentukan jurusan IPA/IPS

maupun jurusan kuliah harus terlebih

dahulu bermusyawarah dengan

orangtua, 55% remaja sulit untuk

menolak permintaan teman yang

mengajak bermain, meskipun saat itu

subjek sedang belajar.

Page 8: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

3

Dari hasil survey, remaja

perempuan sulung memiliki

prosentase tinggi sekitar 55,7% lebih

menunjukkan belum adanya perilaku

mandiri dibandingkan dengan remaja

laki-laki sulung, remaja laki-

lakibungsu,danremajaperempuanbung

su. Remajalaki-laki sulung memiliki

prosentase gejala ketidak mandirian

sekitar 52,5%, remaja laki-laki bungsu

sekitar 48,3%, remaja perempuan

bungsu sekitar 52,5%, sehingga

remaja perempuan sulung memiliki

gejala perilaku ketidak mandirian

dengan prosentase tertinggi

Berdasarkan fenomena

perkembangan kemandirian di atas,

tidak mudah bagi remaja dalam

pencarian kemandirian, sebab usaha

untuk memutuskan ikatan yang telah

berkembang dan dinikmati dengan

penuh rasa nyaman selama masa

kanak-kanak seringkali menimbulkan

reaksi yang sulit dipahami bagi kedua

belah pihak, yaitu remaja dan

orangtua. Remaja sering tidak mampu

memutuskan simpul-simpul ikatan

emosional kanak-kanaknya dengan

orangtua secara logis dan objektif. Hal

ini dapat kita lihat dari beberapa sikap

anak yang cenderung masih sangat

bergantung dengan orang tua yang

seharusnya pada masa perkembangan

remaja sudah dapat memutuskan

sendiri. Contohnya saja seperti survey

yang telah dilakukan dalam hal

memutuskan untuk memilih jurusan

kelas, dalam hal ini seharusnya anak

sudah dapat memutuskan sendiri

terkait dengan kemampuannya di

bidang akademik

Banyak factor yang

mempengaruhi kemandirian

diantaranya yaitu jenis kelamin dan

urutan kelahiran. Laki-laki lebih

mandiri dari perempuan. Perbedaan

Page 9: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

4

tersebut bukan karena factor

lingkungan semata akan tetapi karena

orang tua dalam memperlakukan anak

dalam kehidupan sehari-hari lebih

cenderung memberikan perlindungan

yang besar pada anak perempuan

(Masrun dkk, 2000).

Perlakuan orangtua berbeda

terhadap anak dengan urutan kelahiran

yang berbeda (Bigner, 1979).

Perbedaan ini juga mempengaruhi

perbedaan tingkat kemandirian antar

anak dengan masing-masing urutan

kelahiran. Ada anggapan dimasyarakat

bahwa anak bungsu selalu dimanja

oleh orang tuanya sehingga

menjadikannya kurang mandiri.

Sementara anak sulung cenderung

lebih mandiri karena dianggap sebagai

panutan bagi adiknya.

Berdasarkan latar belakang di

atas yang telah dikemukakan, bahwa

kemandirian menjadi masalah dalam

dunia remaja. Mengenai masalah

factor urutan kelahiran dan jenis

kelamin perlu di perhitungkan, karena

diketahui bahwa adanya perbedaan

perlakuan orangtua kepada anak

sulung, anak bungsu dan jenis

kelamin. Berdasarkan uraian di atas

maka rumusan masalahnya sebagai

berikut “Apakah ada perbedaan

kemandirian ditinjau dari urutan

kelahiran dan jenis kelamin” untuk

menjawab pertanyaan tersebut peneliti

mengajukan judul “Kemandirian

ditinjau dari urutan kelahiran dan Jenis

Kelamin”.

Tujuan dalam penelitian ini

adalah mengetahui :

1. Perbedaan kemandirian ditinjau

dari urutan kelahiran dan jenis

kelamin.

2. Perbedaan kemandirian ditinjau

dari urutan kelahiran

Page 10: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

5

3. Perbedaan kemandirian ditinjau

dari jenis kelamin

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan variable

bebas yaitu urutan kelahiran dan jenis

kelamin, sedangkan variable

tergantung adalah kemandirian.

Subjek penelitian ini adalah

siswa-siswi SMA Boyolali, dengan

karakteristik yaitu anak dengan urutan

kelahiran sulung atau bungsu dalam

keluarga. Subjek dalam penelitian ini

berjumlah 169 orang.

Untuk memperoleh data,

penelitian ini menggunakan skala

kemandirian.

Metode analisis data:

1. Validitas : korelasi product

moment dari Pearson (Hadi, 2000)

2. Reliabilitas : analisis varians yang

dikembangkan oleh Hoyt (Azwar,

2008)

3. Metode analisis data : analisis

statistik, analisis anava 2 jalur (two

way anava)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji statistik menunjukkan

bahwa nilai rata-rata kemandirian

dengan urutan kelahiran dan jenis

kelamin F= 0,817, p= 0,367 (p>0,05).

Dari hasil tersebut dapat diketahui

bahwa tidak perbedaan yang

signifikan kemandirian ditinjau dari

urutan kelahiran dan jenis kelamin.

Hasil uji statistik menunjukkan

bahwa nilai rata-rata kemandirian

dengan urutan kelahiran sulung

sebesar 75,70 sedangkan nilai rata-rata

kemandirian dengan urutan kelahiran

bungsu sebesar 76,01. Dari nilai rata-

rata tersebut terlihat ada selisih nilai

Page 11: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

6

rata-rata kemandirian ditinjau dari

urutan kelahiran 0,31. Hal ini berarti

bila dilihat dari nilai rata-rata

kemandirian antara remaja sulung dan

remaja bungsu relatif sama. Apabila

dilihat dari two way anava nilai F

sebesar 0,039 dan p= 0,844 dengan

p>0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan

kemandirian ditinjau dari urutan

kelahiran.

Santrock (2003) juga

menyatakan bahwa urutan kelahiran

bukan merupakan satu-satunya faktor

yang mempengaruhi perkembangan

kepribadian seorang remaja. Menurut

Santrock, masih banyak faktor lain

yang lebih penting dalam

memperkirakan perilaku seorang

remaja, termasuk perilaku mandiri.

Tidak adanya perbedaan kemandirian

dilihat dari urutan kelahiran baik anak

pertama, anak tengah, maupun anak

bungsu secara keseluruhan berarti

tidak mendukung teori dan asumsi

yang telah diajukan. Diharapkan teori

yang ada perlu ditinjau kembali. Tidak

terdapatnya perbedaan yang signifikan

tersebut mungkin disebabkan masih

ada faktor lain yang perlu

dipertimbangkan, seperti jarak usia

antar anak. Jarak usia yang terlalu jauh

dapat mengurangi pengaruh urutan

kelahiran terhadap perkembangan

kemandirian.

Hasil analisis data perbedaan

kemandirian ditinjau dari jenis

kelamin memiliki rata-rata

kemandirian laki-laki = 74,55 dan

kemandirian perempuan 76,45. Dari

nilai rata-rata tersebut dapat terlihat

ada selisih nilai rata-rata kemandirian

sebesar 1,9. Hal ini berarti bila dilihat

dari nilai rata-rata kemandirian, relatif

sama kemandirian antara remaja laki-

laki dengan perempuan. Apabila

Page 12: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

7

dilihat dari two way anava nilai

sebesar 2,595 dan p = 0,109 (p>0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan

kemandirian antara laki-laki dengan

perempuan.

Penelitian yang menunjukkan

perbedaan kemandirian antara laki-

laki dan perempuan, dinyatakan dalam

hasil penelitian Anindya (2008) bahwa

tidak ada perbedaan kemandirian

ditinjau dari jenis kelamin. Penelitian

Masrun dkk (2000) pada suku Jawa

ternyata tidak ada perbedaan

kemandirian yang signifikan antara

pria dengan wanita, bahkan ada

kecenderungan wanita lebih mandiri.

Hasil penelitian serupa didapatkan

juga pada penelitian yang dilakukan

Sugiyanto dan Murtini (1984). Yang

terakhir ini dilakukan juga di Jawa

dengan kekhususan pada nelayan di

daerah pantai utara. Berdasarkan

penelitian itu ternyata pria dan wanita

memiliki sifat tergantung yang tidak

berbeda.

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan maka kesimpulan yang

dapat penulis kemukakan adalah:

1. Tidak ada perbedaan kemandirian

ditinjau dari urutan kelahiran dan

jenis kelamin.

2. Tidak ada perbedaan yang

signifikan antara kemandirian

remaja sulung dan remaja bungsu,

3. Tidak ada perbedaan yang

signifikan antara kemandirian

laki-laki dengan kemandirian

perempuan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. 2008. Validitas dan

Reliabilitas. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Bigner, J.J. 1979. Parent-child

retations: An introduction to

parenting. New York:

MacMillan Publishing Co. Inc.

Page 13: KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN …eprints.ums.ac.id/29591/22/02._Naskah_Publikasi.pdf · analisis anava 2 jalur (two way anava), diperolah nilai F= 0,817 ; p = 0,367

8

Hadi. 2000. Statistik Psikologi. Jilid 2.

Yogyakarta:Yayasan Penerbitan

Fakultas Psikologi UGM.

Masrun, Martono Martaniah, S.M.

2000. Studi Mengenai

Kemandirian Pada Penduduk di

Tiga Suku (Jawa, Batak dan

Bugis). Laporan Penelitian.

Yogyakarta: Kantor Menteri

Negara dan Lingkungan Hidup

Fakultas Psikologi UGM.

Monks, F.J, Knoers, A.M.P. &

Haditono, S.R. 2006. Psikologi

perkembangan. (terjemahan).

Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Santrock, J. W. 2003. Adolescence:

Perkembangan Remaja. Jakarta:

Erlangga. Alih Bahasa: Shinto

B. Adelar, Sherli Saragih.

steinberg, L. 2002. Adolescence. New

York: Mc Graw Hill