Top Banner
BATUAN DAN MINERAL Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kebumian Program Studi Pendidikan IPA Disusun oleh: Kelompok : 6 (Enam) Anggota Kelompok : 1. Rizsa Candra Asih (4001414014) 2. Dwi Agus Sutomo (4001414022) 3. Ulim Masdiqoh (4001414036) 4. Reda Harwinanda (4001414043)
52

Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Aug 09, 2015

Download

Education

Nanda Reda
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

BATUAN DAN MINERAL

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kebumian

Program Studi Pendidikan IPA

Disusun oleh:

Kelompok : 6 (Enam)

Anggota Kelompok :

1. Rizsa Candra Asih (4001414014)

2. Dwi Agus Sutomo (4001414022)

3. Ulim Masdiqoh (4001414036)

4. Reda Harwinanda (4001414043)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2014

Page 2: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah tentang BATUAN DAN MINERALdengan baik.

Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang

telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.

Sebagaimana hasil karya manusia yang tidak luput dari kekurangan dan

kesempurnaan, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Harapan

kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, 16 Desember 2014

Penulis

Page 3: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................2

1.5  Metode Penulisan....................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN................................................................................................................3

2.1 Batuan......................................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Batuan.............................................................................................3

2.1.2 Siklus Batuan....................................................................................................3

2.1.3 Jenis-jenis Batuan..............................................................................................4

2.2 Mineral...................................................................................................................21

2.2.1 Definisi Mineral..............................................................................................21

2.2.2  Karakteristik Mineral.....................................................................................21

2.2.3Jenis-jenis Mineral...........................................................................................23

BAB III............................................................................................................................29

PENUTUP.......................................................................................................................29

3.1 Simpulan................................................................................................................29

3.2 Saran......................................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................30

Page 4: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jika kita membicarakan tentang batuan dan mineral, kita akan menemukan

banyak fakta tentang hal tersebut. Tidak hanya itu, contoh batuan maupun mineral

yang beragam juga memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain.

Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan

suatu agregat (kumpulan) mineral yang telah menghablur. Pemakaian batuan pada

dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan mengacu pada

kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat

kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir

(fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan

mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan

keterdapatannya.

Mineral adalah benda padat yang terbentuk oleh proses anorganik. Tiap

mineral memiliki susnan atom yang teratur dan komposisi kimia tertentu yang

memberikan sifat fisik yang spesifik. Mineral merupakan komponen batuan yang

mempunyai komposisi kimia tertentu dengan sifat-sifat fisik yang khas seperti

warna, kilap (luster), kekrasan (hardness), gores (streack), belahan (cleavage),

pecahan (fracture), struktur atau bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity)

dan kemagnetan. Mineral ini merupakan produk alami dari proses kimia fisika di

dalam kerak bumi. Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai sekarang ini,

dan usaha-usaha untuk menemukan mineral baru terus dilakukan. Dari jumlah

tersebut hanya beberapa yang umum atau sering dijumpai.l

Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami lakukan agar para pembaca

khususunya mahasiswa dapat dengan mudah memahami materi batuan dan

1

Page 5: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

mineral karena makalah ini menyajikan materi batuan dan mineral dengan

lengkap dan detail.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimanakah siklus batuan itu?

2. Apa sajakah jenis batuan yang terdapat di bumi?

3. Bagaimanakah karakteristikyang dimiliki oleh mineral?

4. Apa sajakah jenis mineral yang terdapat di bumi?

1.3 Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui siklus batuan.

2. Untuk mengetahui jenis-jenisbatuan yang terdapat di bumi.

3. Untuk mengetahuikarakteristikyang dimiliki oleh mineral.

4. Untuk mengetahui jenis-jenis mineral yang terdapat di bumi.

1.4 Manfaat Penulisan1. Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang batuan dan mineral.

2. Sebagai pengetahuan dan sumber informasi tentang batuan dan mineral

yang ada di bumi.

3. Sebagai dasar untuk mempelajari batuan dan mineral dalam mata kuliah

ilmu kebumian.

1.5  Metode PenulisanMetode penulisan yang dipakai adalah dengan menggunakan metode kajian

pustaka, yaitu mencari berbagai informasi baik dari buku literatur, internet,

maupun sumber-sumber lainnya yang mendukung dalam pembuatan makalah ini.

2

Page 6: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Batuan

2.1.1 Pengertian Batuan

Batuan adalah kumpulan atau agregat dari mineral yang sudah dalam

keadaan membeku/keras. Batuan adalah salah satu elemen kulit bumi yang

menyediakan mineral-mineral anorganik melalui pelapukan yang selanjutnya

menghasilkan tanah. Batuan mempunyai komposisi mineral, sifat-sifat fisik, dan

umur yang beraneka ragam. Jarang sekali batuan terdiri dari satu mineral, namun

umumnya merupakan gabungan dari dua mineral atau lebih.

2.1.2 Siklus Batuan

Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari 

magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu

sedimen, batuan sadimen dan batuan metamorphic dan akhirnya berubah menjadi

magma kembali.

Siklus batuan dapat dijelaskan sebagai berikut :

3

Page 7: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

a. Daerah sekitar magma itu dingin menyebabkan magma itu juga

mendingin. Secara lambat laun magma pun membeku. Tempat pembekuan

itu, mungkin di permukaan bumi, mungkin pula di lapisan litosfer yang

tidak begitu dalam, atau di dalam dapur magma bersama-sama dengan

proses pembekuan magma seluruhnya. Karena itu, batuan yang berasal dan

magma akan berbeda-beda pula. Semuanya dinamakan batuan beku.

b. Karena pengaruh atmosfer, maka batuan beku di permukaan bumi itu akan

rusak, hancur, dan kemudian terbawa oleh aliran air, hembusan angin, atau

4

Page 8: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

gletser. Tidak jarang pula pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur itu

meluncur pada lereng yang curam karena gravitasi dan akhirnya batuan

yang telah diangkut itu akan diendapkan di tempat baru. Akibatnya

terbentuklah batuan endapan yang tertimbun di dataran rendah, sungai,

danau, atau di laut.

c. Mungkin saja pada suatu masa, batuan beku dan batuan endapan mencapai

suatu tempat yang berdekatan dengan magma sebagai akibat tenaga

endogen. Karena persinggungan dengan magma itu, maka batuan sedimen

dan batuan beku dapat berubah bentuknya dan lazim dinamakan batuan

malihan (metamorf). Batuan malihan dapat juga terbentuk akibat tekanan

yang berlaku pada batuan sedimen.

d. Batuan malihan kemudian mengalami penelanan oleh magma dan berubah

menjadi magma.

2.1.3 Jenis-jenis Batuan

Secara umum, batuan terbagi menjadi tiga, yaitu batuan beku, batuan

sedimen dan batuan metamorf.

a. Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair

dan pijar yang dikenal dengan nama magma. Batuan beku yang terjadi dibangun

oleh mineral-mineral tertentu ataupun oleh suatu matrik dari silikat. Mineral

tersebut ukurannya berbeda-beda, tergantung dari kecepatan pembekuannya.

Mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur tertentu juga. Urutan

kristalisasi tersebut seperti digambarkan dalam “Bowen Reaction Series”.

Batuan beku hasil pembekuan lava dipermukaan bumi baik didaratan

maupun dibawah permukaan laut mempunyai ukuran kristal yang halus sampai

glassy, karena hasil pembekuan yang cepat disebut dengan batuan ekstrusi atau

batuan vulkanik.

Batuan beku hasil pembekuan di bawah permukaan, dimana sifat dari

batuan ini menerobos batuan yang sebelumnya telah terbentuk disebut dengan

batuan instrusi atau batuan plutonik.

5

Page 9: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Struktur Batuan Beku

Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan

beku ekstrusif dan intrusif. Hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan

pada tekstur masing-masing batuan tersebut. Kenampakan dari batuan beku yang

tersingkap merupakan hal pertama yang harus diperhatikan. Kenampakan inilah

yang disebut sebagai struktur batuan beku.

Pillow structure, yaitu struktur yang ditandai masa berbentuk bantal khas

pada batuan ekstrusi bawah laut.

Vesikular, yaitu struktur batuan beku yang ditandai dengan lubang-lubang

gas dengan arah tertentu.

Skoria, seperti vesikular tetapi tidak menunjukkan arah yang teratur.

Amigdalodal, yaitu struktur dimana lubang-lubang keluarnya gas terisi

oleh mineral-mineral sekunder, seperti zcolit, karbonat dan silika.

Xenolith, yaitu struktur yang memperlihatkan ada fragmen batuan yang

masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk akibat

peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma

yang menerobos.

Masif, yaitu struktur yang tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain

yang tertanam dalam tubuhnya.

Autobrecia, yaitu struktur yang terlihat pada lava yang memperlihatkan

fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.

Struktur Batuan Beku Ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya

berlangsung di permukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini, yaitu lava yang

memiliki bagian struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi

pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya sebagai berikut :

Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat

seragam.

Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.

6

Page 10: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah

poligonal seperti batang pensil.

Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-

gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan

beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.

Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral

lain seperti kalsit, kurasa atau zeolit.

Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran

mineral pada arah tertentu akibat aliran.

Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya

berlangsung dibawah permukaan bumi. Berdasarkan kedudukannya terhadai

perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagai

menjadi dua, yaitu konkordan dan diskordan.

Konkordan

Merupakan tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan

disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini yaitu :

Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan

batuan disekitarnya.

Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana

perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat

penerobosan tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar.

Diamater laccolih berkisat dari 2 sampai 4 mil dengan kedalama ribuan

meter.

Lapolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith,

yaitu bentuk tubuh batuan yang cembung kebawah. Lopolith memiliki

diameter yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan

kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

7

Page 11: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang

telah terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan

sampai ribuan kilometer.

Diskordan

Merupakan tubuh batuan beku instrusif yang memotong perlapisan batuan

disekitarnya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini, yaitu :

Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan

memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa

sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.

Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar,

yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.

Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolithy tetapi ukurannya

lebih kecil, yaitu < 100 km2.

Tekstur Batuan Beku

Tekstur batuan beku adalah hubungan antara massa kristal dan massa gelas

yang membentuk massa yang merata dari batuan. Tekstur meliputi :

Derajat Kristalisasi

Jika hanya terdiri dari kristal saja, maka disebut holokristalin. Jika terdiri

dari sebagian kristal dan sebagian gelas di sebut hypokristalin atau merokristalin.

Dan jika hanya terdiri dari gelas saja disebut holohyalin.

Granularitas (ukuran kristal)

Apabila kristalnya sangat halus disebut afanitik. Apabila kristalnya dapat

diamati dengan mata disebut faneritik, sedangkan apabila terdiri dari massa gelas

semuanya disebut glassy.

Bentuk Kristal

Apabila mineral dibatasi bidang kristal yang sempurna disebut euhedral.

Apabila mineral dibatasi sebagian bidang kristal yang sempurna disebut

subhedral. Dan apabila mineral dibatasi bidang kristal yang tidak sempurna

disebut anhedral.

Hubungan antar Kristal/ Relasi

8

Page 12: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Merupakan keseragaman ukuran kristal dalam batuan. Relasi disebut

equiranular/granular apabila ukuran butirnya seragam. Dan disebut inequigranular

apabila butirannya tidak seragam.

Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, dan

dari zat kimia penyusunnya.

Berdasarkan tempat terbentuknya, batuan beku dibedakan atas :

1) Batuan Beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.

2) Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari

permukaan bumi.

3) Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan

bumi.

Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua, yaitu

mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotik, dan mineral

felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.

Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya adalah sebagai berikut :

1) Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%.

2) Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%.

3) Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%.

4) Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%.

Berdasarkan zat kimia penyusunnya

Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk

mineral. Kemudian mineral tersebut menyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi

batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidasinya, seperti SiO2, TiO2, AIO3,

Fe2O3, MnO, CaO, Na2O, K2O, H2O, P2O5. Dari prosentase setiap senyawa kimia

dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral.

Pembagian batuan beku berdasarkan kandungan Silikanya (SiO2)

Nama Batuan Kandungan Silika

Batuan Beku Asam

Batuan Beku Intermediate

Batuan Beku Basa

> 66%

52-66%

45-52%

9

Page 13: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Batuan Beku Ultrabasa < 45%

Contoh Batuan Beku

Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :

Granit

 Proses terbentuk :

Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan

magma berkomposisi asam yang

membeku di dalam dapur magma,

sehingga batu ini merupakan jenis batu

beku dalam.

Massa jenis     : 2,2 – 2,3 gram/cm3

Warna  : putih, abu-abu, atau campuran keduanya.

Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran

sungai besar ataupun di dasar sungai.

Batu Granit dapat digunakan sebagai batu bahan bangunan, monumen, dan

jembatan.

Gabro

Proses Terbentuk  : terbentuk dari

magma yang membeku di dalam

gunung. Termasuk batuan dalam

Massa Jenis           :2,9 – 3,21 gram/cm3

Warna                          : Gelap

kehijauan , coklat bercampur putih

Andesit

Proses terbentuk    :Batuan ini berasal

dari lelehan lava gunung merapi yang

meletus, batu Andesit terbentuk

(membeku) ketika temperatur lava yang

10

Page 14: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan

jenis batuan beku luar.

Massa Jenis            : 2,8 – 3 gram/cm3

Warna                    : Abu-abu tua

Batu andesit sering digunakan sebagai cobek, lumping jamu, dan punden

berundak.

Diorit

Proses terbentuk       : Merupakan batuan

hasil terobosan batuan beku (instruksi)

yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai

samudra yang bersifat mafic pada suatu

subduction zone. biasanya diproduksi pada

busur lingkaran volkanis, dan membentuk

suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua,

seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa

batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma

sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan

lahar andesite. Termasuk jenis batuan beku dalam

Massa jenis               : 2,8 – 2,9 gram/cm3

Warna                       : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur

putih

Kegunaan                 : batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen

dinding maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk

pondasi bangunan / jalan raya.

b.Batuan Sedimen (Sediment Rock)

Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok

utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang

terbentuk melalui tiga cara utama, yaitu pelapukan batuan lain (clastic).

Pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenic, dan pengendapan

(precipitation) dari larutan. Batuan endapan ada yang tersusun berlapis, tetapi ada

11

Page 15: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

juga yang tidak. Butiran endapan itu bisa berukuran macam-macam, dari halus

sampai ukuran besar. Bahan batuan endapan bisa dari batuan beku, bisa dari

batuan metamorf dan bisa juga dari batuan endapan. Pada batuan endapan tidak

terbentuk kristal. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung

termasuki dalam batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari permukaan

bumi.

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun

batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm

dengan bentuk butiran yang bersudut.

2) Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2

mm dengan bentuk butiran yang membundar.

3) Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai

1/16 mm.

4) Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm

sampai 1/256 mm.

5) Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari

1/256 mm.

Klasifikasi Batuan Sedimen

Batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 5, yaitu :

1. Batuan Sedimen Detritus Klastik

Batuan ini diendapkan dengan proses mekanis. Terbagi dalam dua golongan

besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya

batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan, baik yang terbentuk di

lingkungan darat maupun di lingkungan air laut.

2. Batuan Sedimen Evaporit

Proses terbentuknya adalah pada air yang memiliki larutan kimia yang

cukup pekat. Pada umumnya terbentuk di danau atau lautan tertutup.

3. Batuan Sedimen Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik, yaitu dari tumbuh-

tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh

12

Page 16: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

lapisan yang tebal diatasnya, sehingga tidak memungkinkan untuk terjadi

pelapukan.

4. Batuan Sedimen Silika

Batuan ini terdiri dari rijang (chert), radiolarian dan tanah diatorn. Proses

terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organik, seperti radiolarian

atau diatom dan proses kimiawi untuk lebih menyempurnakannya.

5. Batuan Sedimen Karbonat

Batuan ini sudah umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkan moluska

alga, foraminifera atau lainnya yang bercangkang kapur. Atau proses

pengendapan yang merupakan rombakan batuan yang terbentuk lebih dulu dan

diendapkan disuatu tempat.

Berdasarkan genetisnya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 2

golongan, yaitu :

1. Batuan Sedimen Klasik

Batuan yang terbentuk dari pengendapan kembali datritus atau pecahan

batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf, dan sedimen.

Fragmentasi dimulai dari pelapukan mekanis maupun kimiawi, kemudian tererosi

dan tertransportasi menuju suatu sekungan pengendapan.

Setelah pengendapan berlangsung, kemudian mengalami diagenesa, yakni

proses perubahan-perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam

suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi terjadi. Litifikasi merupakan proses

yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras.

2. Batuan Sedimen Non Klastik

Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil kimia atau bisa juga dari hasil

kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau

reaksi organik.

13

Page 17: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Contoh Batuan Sedimen

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun

batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir,

batulanau, batulempung, stalaktit dan stalakmit, moraine

Konglomerat

Proses Terbentuk         :

Konglomerat merupakan suatu bentukan

fragmen dari proses sedimentasi,

batuan yang berbutir kasar, terdiri atas

fragmen dengan bentuk membundar

dengan ukuran lebih besar dari 2mm

yang berada ditengah-tengah semen

yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat serta dipadatkan lagi. Dalam

pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk

menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai

dan pantai.

Warna                       : Berwarna-warni

Manfaat                    : Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan

hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai

penghasil hidrokarbon (source rocks).

Batu Pasir

Proses Terbentuk         :Batupasir

adalah suatu batuan sedimen klastik

yang dimana partikel penyusunya

kebanyakan berupa butiran

berukuran pasir. Kebanyakan

batupasir dibentuk dari butiran-

butiran yang terbawa oleh

pergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai.

Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit

untuk membentuk batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir

14

Page 18: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat

menentang laju arus.

Warna           :Coklat dan putih

Manfaat        : Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri

konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian

dapat digunakan sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca.

Stalakmit dan Stalagmit

 

Proses Terbentuknya       : Stalaktit dan Stalakmit adalah bentukan alam

khas daerah Karst. Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-

lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke

dasar gua. Nah tetesan-tetesan air yang mengandung kapur ini lama-lama

kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi

batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing. Stalaktit adalah batu yang

terbentuk di atap gua, bentuknya meruncing ke bawah, sedangkan

stalakmit adalah batu yang terbentuk di dasar gua bentuknya meruncing ke

atas.

Warna                                   : kuning, coklat, krem, keemasan, putih

Manfaat                                 : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-

gua), dapat di jadikan hiasan rumah.

Tempat                                  : Sangat sering di temukan di daerah gua, ada

juga yang di sekitar air terjun.

Travertin

15

Page 19: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Calcium carbonat tidak larut dalam air murni, tetapi bila aornya mengandung

CO2 maka calcium carbonat itu mudah berubah menjadi biocarbonat. Jadi

dibawah tekanan atmosfer, air yang banyak mengandung CO2 secara perlahan-

lahan melarutkan calcium carbonat, terutama bila air tersebut berasal dari tempat

yang dalam dengan tekanan yang lebih besar dan kandungan CO2 nya lebih

banyak, maka daya melarutkan lebih tinggi. Bila larutan tersebut mencapai

permukaan bumi dibawah tekanan atmosfer, calcium carbonatnya segera

diendapkan oleh proses evaporasi, dan proses ini dapat dipercepat oleh adanya

kegiatan dari tumbuh-tumbuhan (algae). Calcum carbonat yang doiendapkan di

mulut/lubang mata air  itu disebut travertine. Pada gua-gua kapur, terjadi pula

pengendapan dari calcium carbonat oleh tetesan-tetesan air secara perlahan-lahan

yang terdiri dari kristal-kristal halus dan kompak, yang disebut dengan dripstone.

Warna putih, kuning, atau cokelat. Struktur fibrous atau konsentris. Yang tumbuh

dari bawah disebut stalagnite.

c.Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)

Merupakan batuan yang berasal dari suatu batuan asal yang mengalami

perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat

perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur, tekanan dan temperatur).

Metamorfosa adalah proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi (3-20

km) yang keseluruhannya atau sebagai besar terjadi dalam keadaan padat, yakni

tanpa melalui fase cair, sehingga terbentuk struktur dan mineralogi baru akibat

dari pengaruh Temperatur (T=350oC – 1200oC), Tekanan (Pressure = 1-10000 bar/

0,9869 atm) dan cairan panas.

Tipe-tipe Metamorfosa

Tipe-tipe metamorfosa dibagi dua, yaitu :

1) Metamorfosa Lokal

a.Kontak/ Thermal, terjadi di intrusi magma, biasanya memiliki suhu 600oC –

800oC dan tekanan 300 MPA.

16

Page 20: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

b.Kaustik, terjadi akibat adanya intrusi magma yang lemah. Pada proses ini

aliran magma menerobos membelah lapisan (Dike) dan aliran mengikuti

batas Lapisan (Silk).

c.Kataklastik, terjadi akibat deformasi.

Reaksi patahan, adanya sesar sehingga lapisan disekitarnya membentuk

metamorf karena adanya panas akibat gesekan.

Milonit, hampir sama dengan diatas, tetapi lapisan disekitarnya memecah

dan meledak.

d.Hidrotermal, terjadi karena adanya larutan panas pada waktu terjadi instrusi

magma, patahan (gesekan), panas intibumi.

2) Metamorfosa Regional

a. Dinamotermal, terbentuk pada zona subduction dan terjadi pada

pembentukan gunung.

b. Burial (timbunan), terjadi pada lapisan bawah suatu lapisan sediment,

terbentuk karena tekanan yang besar dari lapisan di atasnya.

Proses Terjadinya Batuan Metamorfosa

Proses metamorfosa/ malihan terjadi karena adanya perubahan kumpulan

mineral dan tekstur batuan, dan dibedakan dengan proses diagenesa dan

proses pelapukan yang juga merupakan proses perubahan.

Faktor utama dalam proses perubahan ini adalah perubahan suhu dan

tekanan yang tinggi, diatas 200oC dan 300 Mpa, dan dalam keadaan padat.

Proses metamorfosa adalah perubahan kumpulan mineral dan tekstur

batuan dalam keadaan (fasa) pada (solid state) pada suhu diatas 200oC dan

tekanan 300 Mpa.

Pembentukan batuan Metamorf sangat kompleks, akibat pergerakan

lempeng-lempeng tektonik dan tumbukan fragmen-fragmen kerak bumi,

sehingga batuan terkoyak, tertarik (Extended), terlipat, terpanaskan dan

berubah.

Faktor Pengontrol Metamorfisme

17

Page 21: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Hasil dari proses metamorfisme tergantung pada komposisi batuan asal dan

kondisi metamorfisis. Komposisi kimia batuan asal sangat mempengaruhi

pembentukan himpunan mineral baru, demikian pula dengan suhu dan tekanan.

Pengaruh cairan terhadap reaksi kimia

Pori-pori pada batuan sediment atau batuan beku terisi oleh cairan, yang

adalah larutan dari gas-gas, garam dan mineral yang terdapat pada batuan

tersebut.

Pada suhu tinggi cairan intergranular ini lebih bersifat uap dari pada cair,

yang mempunyai peran penting dalam proses metamorfosis.

Dibawah suhu dan tekanan yang tinggi terjadi pertukaran unsur-unsur dari

larutan ke mineral-mineral begitu pula sebaliknya.

Fungsi cairan merupakan media transport dari larutan ke mineral dan

sebaliknya, sehingga mempercepat metamorfisme.

Suhu dan Tekanan

Batuan apabila dipanaskan akan membentuk mineral-mineral baru, yang

hasil akhirnya adalah batuan metamorf.

Sumber panas berasal dari panas dalam bumi. Bantuan dapat terpanaskan

oleh timbunan (burial) atau oleh terobosan batuan beku. Tetapi timbunan

atau terobosan dapat menimbulkan perubahan tekanan, sehingga sukar

dikatakan bahwa metamorfime hanya disebabkan oleh kenaikan suhu saja.

Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress, mempunyai

besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf menunjukkan bahwa batuan ini

terbentuk dibawah differensial stress, atau tidak sama besar dari segala arah.

Oleh karena itu, batuan metamorf mempunyai orientasi mineral yang

beraturan.

Waktu

Untuk mengetahui berapa lama berlangsungnya metamorfisme tidak mudah

dan sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana caranya.

18

Page 22: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Dalam penelitian laboratorium, memperlihatkan bahwa dibawah tekanan

dan suhu tinggi serta waktu reaksi yang lama menghasilkan kristal yang

besar, dengan kondisi sebaliknya menghasilkan kristal yang kecil.

Jenis Metamorfisme

Metamorfisme Kataklistik (Cataclastic metamorphism), metamorfisme yang

terjadi karena pengaruh deformasi mekanik dan tidak disertai dengan

rekristalisasi kimia.

Metamorfisme Kontak (Contact Metamorphism), metamorfisme yang

terjadi akibat intrusi tubuh magma panas pada batuan yang dingin dalam

kerak bumi. Proses rekristalisasi kimia memegang peran penting, karena

pengaruh dari kenaikan suhu.

Metamorfisme Timbunan (Burial metamorphism), proses sedimentasi yang

terjadi pada cekungan dalam dan memiliki kandungan H2O yang cukup,

maka akan menghasilkan himpunan kimia baru dari hasil rekristalisasi

kimia.

Metamorfisme Regional, pada umumnya dijumpai pada kerak benua dengan

penyebaran yang sangat luas, sampai puluhan ribu kilometer persegi,

dibentuk oleh proses metamorfisme regional. Proses ini melibatkan

deformasi mekanik dan rekristalisasi kimia.

Contoh Batuan Metamorf

Gneiss (Ganes)

Proses Terbentuk : Merupakan batuan

yang terbentuk dari hasil metamorfosisme

batuan beku dalam temperatur dan

tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat

diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari

kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.

Warna                                : Abu-abu

Komposisi                         : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika

Derajat metamorfisme       : Tinggi

Sekis

19

Page 23: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang

mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral

pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-

berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal

yang mengkilap.

Warna                          : Hitam, hijau, ungu

Komposisi                   : Mika, grafit,

hornblende

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

Marmer

 

Proses Terbentuk : Terbentuk ketika batu

gamping mendapat tekanan dan panas

sehingga mengalami perubahan dan

rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun

dari kalsium karbonat. Marmer bersifat

padat, kompak dan tanpa foliasi.

Warna                          : Bervariasi

Komposisi                   : Kalsit atau Dolomit

Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi

Kuarsit

  Adalah salah satu batuan metamorf yang

keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir

(sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang

tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi

kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi,

dan biasanya tekstur dan struktur asal pada

batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .

Warna                          : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah

Komposisi                   : Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi

20

Page 24: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Serpinit

  Serpentinit, batuan yang terdiri atas

satu atau lebih mineral serpentine dimana

mineral ini dibentuk oleh proses

serpentinisasi (serpentinization).

Serpentinisasi adalah proses proses

metamorfosis temperatur rendah yang

menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic

teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.

Warna            : Hijau terang / gelap

Komposisi     : Serpentine

2.2 Mineral

2.2.1 Definisi Mineral

21

Page 25: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara

alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana

atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.

Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan

padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal

secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang

memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi khusus yang

mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan padat

tersebut dinamakan kristalografi.

2.2.2  Karakteristik Mineral

Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama

adalah dengan melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling

umum dilakukan adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik

mineral antara lain bentuk kristalnya, berat jenis, bidang belah, warna,  goresan,

kilap, dan  kekerasan.

a. Bentuk kristal  (crystall form)

Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya

hambatan. Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan

Chlorit. Selama suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan

tidak terikat satu dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya

berkurang, mulai terikat dan berkelompok membentuk Natrium Chlorida.

Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan

membentuk mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral

Kuarsa terbatas, namun bentuknya yang tidak teratur tetap memperlihatkan

susunan ion-ionnya dengan struktur kristalnya yang khas berupa prisma bersisi

enam. Kristal mineral intan berbentuk segi-delapan atau Oktahedron dan mineral

grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya mempunyai susunan kimiawi sama,

terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi karena susunan atom karbonnya

yang berbeda.

22

Page 26: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan

kenampakan luar, terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk-

bentuk kristal : Prismatik, Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal,

Trigonal dll.

b. Berat jenis (specific gravity)

Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta

kepadatan ikatan unsur-unsur dalam susunan kristalnya.

c. Bidang belah (fracture)

Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang

mempunyai arah tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang

merupakan bidang lemah suatu mineral.

d. Warna (color)

Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar

mineral, namun terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di

dalamnya. Contohnya warna gelap mengindikasikan adanya unsur besi,

sedangkan warna terang mengindikasikan kandungan aluminium.

e. Goresan pada bidang (streak)

Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada

mineral kuarsa dan pyrite yang terlihat jelas dan khas.

f. Kilap (luster)

Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral.

Ada 2 jenis kilap, yaitu kilap Logam dan Non-logam.

g. Kekerasan (hardness)

Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan

mengalami abrasi atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika

mineral saling digoreskan dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif

lebih lunak dibanding lawannya.

Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala

10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

23

Page 27: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

2.2.3Jenis-jenis Mineral

Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral

Silikat dan Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya beberapa

yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan

Mineral Pembentuk Batuan atau Rock Forming Minerals, yang merupakan

penyusun utama batuan kerak dan mantel Bumi.

Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat,

Oksida,  Sulfida, Sulfat dan Karbonat.

a. Mineral Silikat

Sembilan puluh persen mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok

ini, yang merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa

unsur metal. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu

seperti batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

Mineral ferromagnesium

Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.

1. Olivine: warnanya yang olive. Berat jenis 3.27- 3.37, tumbuh sebagai

mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.

24

Kekerasan (Hardness) Mineral

1 Talc

2 Gypsum

3 Calcite

4 Fluorite

5 Apatite

6 Orthoclase

7 Quartz

8 Topaz

9 Corundum

10 Diamond

Page 28: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

2. Augitite: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Berat jenis berkisar

antara 3.2 – 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak

lurus.

3. Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; Berat jenis 3.2 dan

mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut antara 56°

dan 124° yang sangat membantu dalam cara mengenalnya.

4. Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah dapat

terkelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-

hitam. Berat jenis 2.8 – 3.2.

Mineral non-ferromagnesium

1. Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning

muda, coklat, hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8 – 3,1.

2. Felspar      : Mineral pembentuk batuan yang paling banyak. Dalam

bahasa Jerman Feld  adalah lapangan, didalam kerak bumi jumlahnya

hampir  54%. Terdapat dua nama yang diberikan kepada felspar yaitu

Plagioklas dan ortoklas. Dari nama Plagioklas tersebut dibagi lagi

menjadi dua yaitu albit dan anorthit. Dimana arti nama Orthoklas

mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit

mengandung Kalsium.

3. Orthoklas : mempunyai warna yang khas yaitu abu-abu atau merah

jambu dengan Berat jenis 2,57.

4. Kuarsa : Dapat disebut dengan silika, terbentuk dari senyawa silikon

dengan oksigen. Terkadang berwarna smooky, atau berwarna ungu.

Nama kuarsa yang seperti itu amethyst. Warna yang bermacam-macam

terjadi karena terdapat unsur yang tidak bersih.

b. Mineral Oksida

Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara

oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral

oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka

juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah

25

Page 29: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang

paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

c. Mineral Sulfida

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk

dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada

umumnya unsure utamanya adalah logam (metal).

Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah

gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya

terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang

bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi

oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi

dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya

dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan

hidrotermal (air panas).

Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih

(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang

cukup tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada

industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk

memisahkan unsur logam dari sulfurnya.

Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena

unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat

atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur

pembentuknya yang bersifat logam.

Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit

(Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk

juga didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan

juga sulfosalt.

d. Mineral Sulfat

Mineral Sulfat adalah kelompok mineral yang memiliki ciri khas memiliki

komposisi kimia berkation sulfur yang berikatan dengan 4 anion oksigen

26

Page 30: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

membentuk (SO4)2- yang berkombinasi dengan logam atau semi-logam

membentuk mineral sulfat. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada

daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan

menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Contoh-contoh mineral

yang termasuk kelompok sulfat antara lain  Anhydrite (CaSO4), Celestite (SrSO4), 

Barit (BaSO4), Anglesit (PbSO4), Alunit, Gysum (CaSO4.2H2O)  Kelompok

mineral ini mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Pemanfaatan

kelompok mineral ini diantaranya:

Anhydrite (CaSO4), varietas anhydrite yang mengandung unsur silika

biasanya dimanfaatkan sebagai ornamen-ornamen

Celestite (SrSO4), digunakan dalam pembuatan senyawa Stronsium yang

banyak digunakan sebagai warna merah kembang api

Barite (BaSO4),  terjadi pada sejumlah besar lingkungan pengendapan, dan

diendapkan melalui sejumlah besar proses biogenik termasuk penguapan

dan  hidrotermal. Biasanya digunakan sebagai agen pembobotan untuk

pengeboran cairan dalam eksplorasi minyak dan gas untuk menekan

tekanan formasi yang tinggi dan mencegah ledakan gas. Kegunaan lain

adalah pada nilai tambah aplikasi yang meliputi pengisi dalam cat dan

plastik, pengurangan suara di kompartemen mesin, lapisan selesai mobil

untuk kelancaran dan ketahanan korosi, gesekan produk untuk mobil dan

truk, radiasi perisai semen, keramik kaca dan aplikasi medis ( misalnya,

makan barium sebelum CAT scan kontras)

Anglesite (PbSO4), terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat

pengaruh cuaca. Mineral ini bermanfaat karena merupakan bijih timah

Alunite, digunakan dalam copper-plating, baterai, bahan penyemprot

tanaman, dan dalam pengawetan kayu

Gypsum (CaSO4.2H2O),  memiliki banyak kegunaan sejak zaman

prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gypsum yaitu sebagai

Drywall, bahan perekat,campuran bahan pembuatan lapangan tenis,

sebagai pengental tofu (tahu) karena memiliki kadar kalsium yang tinggi,

sebagai penambah kekerasan untuk bahan bangunan, untuk bahan baku

27

Page 31: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

kapur tulis, sebagai salah satu bahan pembuat portland semen, sebagai

indikator pada tanah dan air, dan sebagai agen medis pada ramuan

tradisional China yang disebut Shi Gao.

e. Mineral Karbonat

Mineral Karbonat adalah kelompok mineral yang memiliki komposisi anion

berupa (CO3)2- yang berikatan dengan kation berupa unsur logam maupun semi-

logam, merupakan mineral penyusun utama batugamping dan dolostone.

Kelompok mineral ini mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan manusia.

Mineral-mineral yang termasuk kelompok mineral karbonat antara lain Kalsit

(CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), dan Aragonit (CaCO3).

Kalsit, pemanfaatannya antara lain di sektor pertanian (misalnya dalam

pembuatan campuran pupuk), industri kimia (pembuatan bahan-bahan

kimia), makanan, logam, bangunan (sebagai ornament, bahan bangunan,

hiasan, pembuatan patung) dan sebagainya.

Aragonit, Aragonite adalah produk yang juga dapat digunakan sebagai

substrat air asin. Sebuah substrat yang dianggap hidup ketika mengandung

organisme menguntungkan dan bakteri.  Aragonite  bisa menjadi pilihan

buffering lebih efektif daripada substrat lain, kandungan kalsium karbonat

memiliki kemampuan yang lebih baik untuk membantu mengontrol pH

dalam tangki ikan. Warna artifisial pada kerikil harus dihindari dalam

sebuah tangki air asin karena biasanya tidak memiliki kemampuan

buffering substrat hidup laut. Seperti substrat lain, aragonit harus dibilas

berulang kali sebelum ditempatkan di dalam tangki. Namun aragonit yang

memiliki warna yang indah biasanya digunakan untuk hiasan atau koleksi.

Dolomit (CaMg(CO3)2), banyak dimanfaatkan baik dalam pertanian, bahan

bangunan ataupun dalam industri. Dolomite banyak dimanfaatkan untuk:

-  Industri refraktori

-  Dalam tungku pemanas atau pencair

-  Dalam pupuk digunakan unsur Mg untuk meningkatkan pH tanah

-  Dalam industri cat sebagai pengisi

-  Industri kaca, plastik, kertas

28

Page 32: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

-  Bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia

Magnesit (MgCO3), sering digunakan untuk:

-  Bahan refraktori

-  Industri semen sorel

-  Bahan isolasi

-  Pertanian, peternakan

-  Industri karet

29

Page 33: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan1.Siklus batuan adalah suatu proses pembentukan batuan yang menggambarkan

perubahan dari  magma yang membeku akibat pengaruh cuaca hingga menjadi

batuan beku, lalu sedimen, batuan sadimen dan batuan metamorphic dan

akhirnya berubah menjadi magma kembali.

2. Di bumi terdapat tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen,

danbatuan metamorf.

3. Mineral adalah bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, memiliki

karakteristik antara lain : warna, cerah, kilap, kekerasan, belahan, pecahan,

berat jenis, struktur dan sifat optik, sedangkan sifat kimia mineral antara lain

kandungan unsur atau senyawa kimia.

4. Terdapat empat jenis mineral di bumi, yaitu Silikat, Oksida,  Sulfida, Sulfat dan

Karbonat.

3.2 Saran

Adapunsaran yang dapatdisampaikanolehpenulisyaitu :

1. Kepadatenagapendidik, yaitu agar lebihmenambahwawasantentangmineral

sehinggadapatmempermudahtransferinformasitentangmineral.

2. Kepadapembaca, yaitu agar dapatlebihmengaitkanantarateori yang ada

denganfenomena-fenomena yang

terjadisehinggadapatmemperdalampengetahuan.

30

Page 34: Kelompok 6(makalah batuan dn mineral)

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Herry. 2013. Mineral dan Batuan. Diunduh di

https://askiravistara.wordpress.com/2013/09/28/mineral-dan-batuan/.

(Tanggal 18 Oktober 2014)

Jauhari, Noor. 2010. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan.

Rahmadani, Rizki. 2013. Pengelompokan Mineral. Diunduh di

http://damniloverahmandani.blogspot.com/2013/02/pengelompokan-

mineral.html. ( Tanggal 16 Desember 2014)

Fahmi, Ali. 2010. Diunduh di Fahmi, Ali.Geologi-

struktur ,http://alifahmi.wordpress.com/122/12/2010. (Tanggal 16 Desember

2014)

31