Top Banner
Jud Jud ul ul DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metedologi Penelitian Dosen Pengampu : Drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH, PhD OLEH : DINA SUPRIYATI 25010314410020 YENNI SUDITA 25010314410008 KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN HIV/AIDS MAGISTER PROMOSI KESEHATAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2015
68

Kelompok 5_desain Eksperimental

Nov 11, 2015

Download

Documents

Supriyatidina

Desain eksperimen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Judul *

    DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metedologi PenelitianDosen Pengampu : Drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH, PhD

    OLEH :

    DINA SUPRIYATI25010314410020YENNI SUDITA25010314410008KONSENTRASI KESEHATAN REPRODUKSI DAN HIV/AIDSMAGISTER PROMOSI KESEHATANUNIVERSITAS DIPONEGORO2015

  • DEFINISISuatu penelitian yang melakukan kegiatan percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala yang timbul sebagai akibat dari suatu perlakuan atau percobaan tertentu.

  • TUJUANMengetahui kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan mengadakan intervensi atau perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol)

    *

  • LANGKAH-LANGKAH1. Merumuskan masalah penelitian2. Membuat tujuan penelitian3. Merumuskan hipotesis penelitian4. Menyusun eksperimen meliputi: - Menentukan variabel indenpenden & dependen - Memilih desain yang digunakan - Menentukan sampel *

  • - Menyusun cara dan menyusun alat ukur - Membuat outline prosedur pengumpulan data - Merumuskan hipotesis statistik5. Melaksanakan pengumpulan data tahap pertama (pretest)6. Melakukan eksperimen7. Melakukan pengumpulan data tahap ke dua (post test) 8. Melakukan pengolahan dan analisi data

    *

  • VALIDITAS INTERNAL

    Validitas internal berhubungan dengan ketepatan mengidentifikasi perubahan variabel-variabel keluaran atau hasil eksperimen, hanya sebagai akibat dari adanya perlakuan.

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS1. Sejarah (History) Terjadinya perubahan variabel dependen kemungkinan bukan sepenuhnya disebabkan karena perlakuan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor sejarah atau pengalamam subjek penelitian.

    2. Kematangan (Maturitas) Terjadinya perubahan variabel dependen bukan saja karena adanya perlakuan, tetapi disebabkan oleh kematangan subjek yang mendapatkan perlakuan

  • 3. Seleksi (Selection) Terjadinya perubahan variabel dependen bukan saja karena pengaruh perlakuan, tetapi juga karena pengaruh dari adanya perbedaan ciri-ciri atau sifat-sifat anggota kelompok satu dengan yang lainnya

    4. Prosedur Test(Testing)Terjadinya perubahan variabel dependen bukan karena hasil perlakuan saja, tetapi juga karena pengaruh dari proses.

  • 5. Instrumen Terjadinya perubahan variabel dependen bukan karena perlakuan saja, tetapi pengaruh dari dari instrumen atau alat pengumpul data pada saat pretes biasanya dapat digunakan pada saat postes.

    6.Kehilangan subjek. Bila sebagian subjek dari kelompok eksperimen yang mengikuti pretes tidak melanjutkan mengikuti postes menyebabkan perbedaan jumlah subjek yang mencolok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka hal ini dapat menjadi pecemar kevalidan internal.

    *

  • 7.Regresi statistik. Ini bisa terjadi, bila peneliti hanya memilih subjek-subjek yang mempunyai skor ekstrim (skor tinggi saja), dan membuang skor-skor rendah

  • VALIDITAS EKSTERNAL

    Validitas eksternal berhubungan dengan kemungkinan generalisasi dari hasil eksperimen tersebut. Artinya seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan kepada subjek-subjek atau kondisi kondisi yang semacam/populasi lain.

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VALIDITAS EKSTERNALEfek seleksi berbagi biasKesalahan memilih anggota sampel dapat mengganggu hasil eksperimen, karena karakteristik dari anggota kelompok sampel eksperimen sangat menentukan generalisasi yang diperoleh.Efek Pelaksanan Pretes Pretes harus dilakukan dengan kontrol yang cermat, sehingga tidak berpengaruh pada perlakuan yang menjadi dasar membuat generalisasi.

  • 3. Efek Prosedur EksperimenPerlakuan yang diberikan kepada anggota- anggota sampel yang menyadari bahwa dirinya sedang diberi percobaan, maka akan menybabkan generalisasi yang diperoleh tidak berlaku bagi populasi, karena adanya perbedaan pengalaman antara anggota sampel dengan anggota populasi.

  • 4. Gangguan Penanganan Perilaku Berganda.Apabila subjek pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan dua kali atau lebih secara berturut-turut, maka perlakuan yang terdahulu mempunyai efek terhadap yang berikutnya, hal ini menyebabkan perlakuan terakhir yang muncul dipengaruhi oleh perlakuan yang sebelumnya.

    *

  • JENIS DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENEKSPERIMEN MURNIEKSPERIMEN SEMU

  • EKSPERIMEN MURNI

    Eksperimen yang menggunakan prosedur acak dalam penunjukkan subyek penelitian untuk mendapatkan salah satu dari berbagai tingkat faktor penelitian.*

  • EKSPERIMEN SEMUEksperimen yang menggunakan rancangan tertentu dan atau metode pengalokasian faktor penelitian secara nir-acak*

  • RANDOMISASIPengalokasian berbagai tingkat faktor penelitian secara acak kepada subyek-subyek penelitian. Tujuannya untuk mengontrol situasi penelitian dan faktorfaktor perancu sedemikian rupa sehingga peneliti dapat mengisolasikan dan menghitung pengaruh yang murni dari faktor penelitian terhadap terjadinya variabel dependen. *

  • JENIS DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENPRE-EKSPERIMENQUASI EKSPERIMENTRUE EKSPERIMEN

  • PRE-EKSPERIMEN*

  • 1. Postes Only Design (One Shot Case Study)Pada desain penelitian ini perlakuan telah dilakukan kemudian dilakukan observasi atau postes. Selama penelitian tidak ada kelompok kontrol, sehingga hasil postes tidak bisa di bandingkan dengan yang lain.

  • Contoh

    Peneliti ingin meneliti adakah hubungan pemberian tablet Fe dengan peningkatan kadar Hb pada ibu hamil ?Ibu hamil diberi tablet Fe setelah 3 bulan dilakukan pengukuran Hb.*

  • 2. One Group Pretest-PostestPada desain penelitian ini sudah dilakukan observasi pertama (pretes) sehingga peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah ada perlakuan, tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok kontrol (pembanding)

  • ContohPeneliti melakukan pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil, setelah itu ibu hamil diberikan tablet Fe selama 3 bulan, kemudian baru dilakukan pemeriksaan Hb lagi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan.*

  • 3. Static Group ComparisonPada desain penelitian ini perlakuan telah dilakukan kemudian dilakukan observasi. Selama penelitian adanya kelompok kontrol. Kelompok yang mendapatkan perlakuan yang diikuti dengan pengukuran ke dua (postes), kemudian hasil pengukuran ini akan dibandingkan dengan hasil pengukuran pada kelompok pembanding.

  • ContohPeneliti melakukan pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil pada kelompok eksperimen, setelah itu ibu hamil diberikan tablet Fe selama 3 bulan pada kelompok eksperimen, kemudian baru dilakukan pemeriksaan Hb baik pada kelompok eksperimen maupun kontrol. Setelah itu hasil pengukuran dibandingkan dengan kelompok kontrol*

  • QUASI EKSPERIMEN*

  • QUASI-EKSPERIMENPada penelitian eksperimen semu (Quasi) tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas

  • 1.Desain Rangkaian waktu (Time Series Design)Desain penelitian ini seperti pada desain pretes-postes tetapi mempunyai keuntungan dengan melakukan pengukuran yang berulang-ulang sebelum dan sesudah perlakuan. Validitasnya lebih tinggi dan pengaruh faktor luar dapat dikurangi karena pengukuran lebih dari satu kali baik sebelum dan sesudah perlakuan, desain ini tidak ada kelompok kontrol (pembanding)

  • ContohPeneliti melakukan pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil secara berulang-ulang, setelah itu ibu hamil diberikan tablet Fe selama 3 bulan, kemudian baru dilakukan pemeriksaan Hb berulang lagi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengaruh dari faktor luar karena pengukuran lebih dari satu kali

    *

  • 2. Desain Non-equivalent Control GroupUntuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan disuatu kontrol yang serupa, tetapi perlu kelompok yang benar- benar sama sehingga sering dilakukan dalam penelitian lapangan.

  • ContohPeneliti melakukan pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil baik kelompok eksperimen maupun kontrol, setelah itu ibu hamil diberikan tablet Fe selama 3 bulan hanya pada kelompok eksperimen, kemudian baru dilakukan pemeriksan Hb lagi pada kedua kelompok.

    *

  • 3.Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design)

    *Penelitian ini sama dengan rangkaian waktu, tetapi dengan menggunakan kelompok kontrol (Pembanding)

  • ContohPeneliti melakukan pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil baik kelompok eksperimen maupun kontrol secara berulang-ulang, setelah itu ibu hamil diberikan tablet Fe selama 3 bulan hanya pada kelompok eksperimen, kemudian baru dilakukan pemeriksan Hb secara berulang lagi pada kedua kelompok.

    *

  • 4. Desain Separate Sampel Pretes- PostesDalam desain penelitian ini pengukuran pertama (pretes) dilakukan terhadap kelompok eksperimen, kemudian dilakukan perlakuan atau program pada kedua kelompok penelitian. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (postes) pada hanya pada kelompok kontrol.

  • ContohDilakukan pengukuran kadar Hb Ibu hamil hanya pada kelompok eksperimen, kemudian diberikan tablet Fe pada kedua kelompok penelitian selama 3 bulan. Selanjutnya dilakukan pengukuran Hb kembali hanya pada kelompok kontrol.*

  • TRUE EKSPERIMEN*

  • 1. Desain Postes dengan Kelompok Kontrol (Postest Only Control Group Design)

    Peneliti dapat mengukur pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan kelompok kontrol, tetapi peneliti tidak dapat menentukan sejauh mana atau seberapa besar perubahan itu terjadi sebab pretes tidak dilakukan untuk data awal.

  • ContohPeneliti memiliki dugaan bahwa praktik konsumsi air mengkudu dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes melitus. Perlakuan dilakukan hanya pada kelompok eksperimen dalam jangka waktu 3 bulan dan selanjutnya dilakukan pengukuran kadar gula darah pada kedua kelompok penelitian.

    *

  • 2.Desain Pretes-Postes dengan Kelomok Kontrol (Pretest-Posttest with Control Group)

    Pada desain penelitian ini pengelompokkan anggota-anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan cara random. Kemudian dilakukan pretes pada kedua kelompok tersebut dan diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen, selanjutnya setelah beberapa waktu dilakukan postes pada kedua kelompok tersebut.

  • ContohPeneliti memiliki dugaan bahwa praktik konsumsi air mengkudu dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes melitus. Sebelumnya dilakukan pengukuran kadar gula darah pada kedua kelompok, kemudian dilakukan perlakuan hanya pada kelompok eksperimen dalam jangka waktu 3 bulan dan selanjutnya dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya pada 2 kelompok.*

  • Desain penelitian ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validitas yang ada pada desain pretest-postest with control group. Apabila pretes mungkin mempengaruhi subyek sehingga mereka menjadi lebih sensitive terhadap perlakuan dan mereka bereaksi secara berbeda dari subyek yang tidak mengalami pretes, maka eksternal validitas terganggu dan kita tidak dapat membuat generalisasi dari penelitian itu untuk populasi, demikian pula kalau ada interaksi antara pretes dengan perlakuan.*3. Desain Randomized Salomon Four Group

  • 3. Desain Randomized Salomon Four Group

  • ContohPeneliti memiliki dugaan bahwa praktik konsumsi air mengkudu dapat menurunkan kadar gula darah penderita diabetes melitus. Sebelumnya dilakukan pengukuran kadar gula darah pada dua kelompok yaitu 1 pada kelompok eksperimen dan 1 pada kelompok kontrol, kemudian dilakukan perlakuan selama 3 bulan hanya pada kelompok eksperimen dan selanjutnya dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya pada 2 kelompok. Selain itu ada 2 kelompok kontrol lainnya dimana sebelumnya tidak dilakukan pengukuran kadar gula darah, kemudian dilakukan perlakuan hanya pada salah satu kelompok kontrol dan selanjutnya dilakukan pengukuran kedua kalinya pada kedua kelompok.

    *

  • Kekuatan dan KelemahanPre-Eksperimen dan Quasi-EksperimenKekuatan:Secara umum quasi-eksperimen lebih mungkin diterapkan dan lebih murah dibandingkan true eksperimen, terutama pada penelitian-peneltiian dengan ukuran smapel sangat besar atau sangat kecil.Kelemahan:Karena alokasi perlakuan tidak dilakukan acak, maka peneliti akan kurang mampu mengendalikan faktor-faktor perancu*

  • Kekuatan dan Kelemahan True-EksperimenKekuatanRancangan studi eksperimental terandomisasi memberikan kontrol maksimal terhadap situasi penelitian, sehingga peneliti dapat memisahkan pengaruh murni perlakuan (faktor penelitian) terhadap pengaruh faktor-faktor perancu. Penyebaran karakteristik dasar (termasuk faktor-faktor perancu) sebanding kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.*

  • Kekuatan dan Kelemahan True-EksperimenKelemahanKontrol berlebihan terhadap situasi penelitian, dapat mengakibatkan situasi yang sangat artifisial, dan pada gilirannya menghasilkan kelompok-kelompok studi yang dalam beberapa hal memiliki karakteristik yang berbeda dengan populasi sasaran. Jika efek sesungguhnya dari perlakuan berkaitan dengan karakteristik itu, maka efek yang teramati pada kelompok-kelompok studi dapat berbeda dengan efek sesungguhnya pada populasi sasaran*

  • DESAIN EKSPERIMEN PADA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI*

  • UJI KLINIKUji klinik adalah jenis eksperimen dengan pasien sebagai subyek. Tujuannya adalah menilai efek profilaktik suatu faktor atau efikasi suatu terapi terhadap penyakit. Prevensi tersebut mencakup prevensi prirmer (mencegah dan menunda rekurensi penyakit baru), prevensi sekunder (memperpendek durasi penyakit dan memperpanjang hidup), maupun prevensi tersier (mencegah akibat buruk penyakit seperti cacat, disfungsi, dan kematian).*

  • *

  • ContohRiset tentang efikasi kemoterapi baru dalam memperpanjang hidup anak yang menderita leukemia akut limfatik; riset tentang efikasi kemoterapi baru dalam mencegah rekurensi kanker dan sebagainya.

    *

  • EKSPERIMEN LAPANGANEksperimen yang dilakukan di lapangan dengan individu-individu yang belum sakit sebagi subyek. Subyek-subyek penelitian dibagi ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, lalu diikuti perkembangannya apakah subyek mengalami penyakit yang diteliti atau tidak.*

  • *

  • ContohRiset Salk untuk meneliti efikasi vaksin polio. Vaksin tersebut tampaknya mempunyai prospek untuk memberantas poliomyelitis, suatu jenis penyakit yang insidensinya termasuk rendah, namun dampaknya bagi anak-anak sangat serius. Eksperimen itu diawali dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut :Adakah perbedaan dalam persentase di antara murid-murid sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga setelah setahun mendapat vaksinasi Salk dibandingkan dengan tidak mendapat vaksinasi ?

    *

  • Anak-anak kemudian dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yakni kelompok 1 mendapat vaksin dan kelompok ke 2 mendapat plasebo (yang isinya larutan garam). Hasil eksperimen mendukung hipotesis bahwa vaksin polio efektif menurunkan insidensi poliomyelitis.

    *

  • INTERVENSI KOMUNITASStudi eksperimen dimana intervensi dialokasikan kepada komunitas, bukan kepada individu-individu.*

  • *

  • ContohRiset tentang efektivitas fluoridasi air minum untuk mencegah karies gigi masyarakat. Riset memberikan natrium fluorida ke tempat-tempat persediaan air minum yang dikonsumsi komunitas. Komunitas lainnya menerima air minum seperti sebelumnya (tanpa suplementasi fluor). Eksperimen ini memperilihatkan kemaknaan pengaruh fluoridasi, baik secara statistik maupun klinik, dalam mengurangi kerusakan, kehilangan, pengerakan gigi masyarakat.

    *

  • BIAS DALAM EKSPERIMEN*

  • Bias KontaminasiBias kontaminasi terjadi ketika subyek-subyek dalam kelompok kontrol sengaja atau tidak sengaja terpengaruh oleh perlakuan, sehingga penaksiran efek perlakuan akan lebih kecil dari yang sesungguhnya. *

  • Contoh : Sebuah uji klinik meneliti efikasi aspirin dalam mereduksi kematian kardiovaskuler. Andaikata sebagian subyek kelompok kontrol secara itdak sengaja mengkonsumsi ramuan obat yang mengandung komponen aspirin, maka efek preventif aspirin yang dihipotesiskan akan lebih kecil daripada yang sebenarnya.

    *

  • Bias PenarikanBias penarikan (withdrawal bias) terjadi ketika pengunduran diri subyek dari penelitian yang mengakibatkan ketidakseimbangan proporsi faktor perancu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. *

  • Contoh : Sebuah uji klinik membandingkan efektivitas terapi bedah syaraf (eksperimen) dan terami medik (kontrol) dalam mengobati penyakit serebrovaskuler. Pasien yang meninggal atau mengalami stroke selama pembedahan dikeluarkan dari analisis data penelitian, karena dianggap tidak bisa di follow up. Jika pasien yang dikeluarkan itu menyebabkan perbedaaan proporsi faktor perancu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka akibatnya adalah distorsi penaksiran pengaruh terapi.*

  • Bias Kepatuhan Bias kepatuhan (compliance bias) terjadi ketika terdapat perbedaan tingkat kepatuhan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam mematuhi aturan pemakaian terapi eksperimen dan terapi alternatif (plasebo). *

  • Setiap eksperimen menuntut partisipasi aktif dan kerjasama yang baik dari subyek penelitian mungkin tidak dapat mematuhi protokol penelitian karena beberapa alasan, misalnya mengalami efek samping, lupa minum obat, kondisi pasien yang semakin buruk, atau sekedar menarik persetujuannya. Ketidaktaatan ini mengacaukan penilaian efikasi terapi yang sesungguhnya. *

  • STRATEGI MENGONTROL BIAS

    *

  • *

  • *Gracias

    **