Derita sang Direktur Pemicu 5a Blok Kegawatdaruratan Medik Falkutas Kedokteran Universitas Tarumanagara 2010 Tutor : dr. Octavia KELOMPOK 3
Derita sang Direktur
Pemicu 5a Blok Kegawatdaruratan MedikFalkutas Kedokteran Universitas Tarumanagara
2010
Tutor : dr. Octavia
KELOMPOK 3
In GrouP 3
405070038 REINECIA ANGGOTA
405070056 RIODIAN S. ANGGOTA
405070062 FORSALINA T. ANGGOTA
405070063 ALINE C. ANGGOTA
405070066 MAILAN J. ANGGOTA
405070128 SUSANTI L. PENULIS
405070129 ANDRUW T. ANGGOTA
405070134 GRISELDA T. ANGGOTA
405070137 CHRISTIE CINDY SEKRETARIS
405070148 HOSANA T. ANGGOTA
405070153 DANIEL Z. KETUA
405070163 EMELIA W. ANGGOTA
Skenario • tn. Ha, 56th masuk ke IGD dengan keluhan nyeri dada hebat yang menjalar ke leher
depan yang dirasakan sejak 3 jam yang lalu, pada saat memimpin rapat perusahaan. Nyeri dada tersebut disertai sesak napas, mual muntah dan keringat banyak.
• Pada PF: didapatkan pasien sangat kesakitan, agak gelisah, GCS 15, TD 80/50 mmHg, nadi 120 x/menit (teratur, isi kecil), RR 28x/menit, afebril, tekanan JVP meningkat, evaluasi jantung/paru dalam batas normal, akral dingin.
• PL: Hb 12,8g/dL, leukosit 10.800/L, HT 40%, LED 20 mm/jam, GDS 201mg/dL, ureum 41 mg/dL, serum kreatinin 0.8 mg/dL, AST 88 U/L, ALT 43 U/L,
• Evaluasi EKG: didapatkan depresi ST• Evaluasi enzim jantung: CPK 0.8 U/L, CK-MB 112 U/L, troponin T 2.0 ng/mL, Na
serum 135 meq/L, K serum 3.8 meq/L.• Sejak 6 tahun lalu tn. Ha memiliki riwayat TD , dan mempunyai kebiasaan yang
lama yaitu merokok rerata 15 batang serhari.• Apa yang dialami tn. Ha ?
Learning Objective Mengetahui dan menjelaskan syok• Hipovolemik• Kardiogenik• Distributif (anafilaktik, septik)• Neurogenik• Obstruktif
(Definisi, epidemiologi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan fisik dan penunjang, D.D, penatalaksanaan, K.I.E, komplikasi, prognosis, & pencegahan)
SYOK
PERFUSI JARINGAN YANG KURANG SEMPURNA UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN METABOLIK SEL, BIASANYA AKIBAT TEKANAN DARAH
YANG RENDAH
TANDA SYOK
JENIS SYOK MEKANISME ETIOLOGI
Hipovolemik Pengurangan volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah, plasma, atau cairan tubuh yang akut/banyak sekali :1.Perdarahan2.Dehidrasi :• GIT•Penguapan •Ruang ketiga
1. Perdarahan ekternal/internal 2. Muntah, diare3. Luka bakar 4. Pankreatitis , luka bakar
Kardiogenik Kegagalan pompa jantung akibat penurunan kontraktilitas jantung
1. Infark miokard 2. Payah jantung
Distributif Hilangnya tonus p.d yang normal sehingga tidak dapat terdistribusi ke seluruh tubuh
1. Sepsis2. Anafilaktif 3. Neurogenik 4. Overdosis obat
Obstruktif Obstruksi aliran ke sirkulasi sentral 1. Temponade perikardium 2. Tension pneumotoraks 3. Embolus paru 4. Diseksi aorta
Kompensasi α-adrenergik vasokonstriksi a. Vasokonstriksi arteri akan langsung
meningkatkan PVR. Vasokonsstriksi arteri diferensial akan memirau darah dari daerah uang kurang membutuhkan (mis, kulit, usus, ginjal) ke organ-organ penting (jantung, paru, otak)
b. Vasokonstriksi vena menurunkan waktu sirkulasi dan memirau darah ke sirkulasi arteri. Ini juga meningkatkan preload jantung sehingga meningkatkan kontraktilitas (SV)
Adrenergik-β1 jantung a. Kontraktilitas (SV) dinaikanb. HR dinaikan
Aktivitas metabolik a. Retensi Na dan air oleh ginjalb. Mobilisasi cairan ekstravaskuler ke
dalam pembuluh-pembuluh darah c. Haus d. Jangka lama, produksi sel darah
ditingkatkan oleh sumsum tulang
Tanda & GejalaPernafasan Cepat – dangkal (> 32 x/menit)Nadi Cepat – halus (> 112 x/menit)Tekanan darah Turun (diatolik < 60) Kulit Pucat, dingin & lembab, berkeringat, turgor
menurun, mata cekung, mukosa lidah keringWajah Pucat (terutama konjungtiva palpebra, telapak
tangan), sianosis (bibir, lidah, cuping telinga)Mata Pandangan hampa, pupil midriasisProduksi urin <<, normal dewasa 60 ml/jam (1/5-1 ml/kg/jam)
DIAGNOSIS SYOK
TD RENDAH (SISTOLIK < 90 mmHg) + KULIT DINGIN, AOTPUT URIN RENDAH
SYOK
JVP TINGGI + KULIT DINGIN , CAIRAN DI PARU:1.SYOK KARDIOGENIK2.SYOK OBSTRUKTIF
JVP RENDAH + DENYUT CEPAT + KULIT HANGAT :1.SYOK SEPTIK 2.SYOK ANAFILAKSIS
JVP RENDAH + HIPOTENSI POSTURAL + KULIT DINGIN:1.SYOK HIPOVOLEMIK
Penatalaksanaan
• Pasien diletakkan dalam posisi Tredelenburg atau telentang
dengan kaki ditinggikan.
• Bebaskan jalan napas dan yakinkan ventilasi yang adekuat:
– PaO2 minimal 60 mmHg
– Intubasi jika PaO2 < 60 mmHg atau PaCO2 > 55 mmHg
– Semua pasien harus mendapat suplemen oksigen untuk
meyakinkan oksigenasi yang adekuat
• Pasang akses ke intravena
– Pasang 2 jalur kateter intravena ukuran besar ( < no.16) jika
diduga syok hipovolemik
– Central Venous Pressure (CVP) harus dipasang jika syok berat
– Kateter Swan-Ganz
• Mengembalikan cairan
– Awalnya diberikan bolus 250 – 500 ml dalam 15 menit, diikuti
pemeriksaan TD, denyut jantung, vena jugularis, dan paru.
– Jika tidak terjadi kelebihan cairan berikan 1 – 2 liter
NaCl dalam 30 – 60 menit, dilanjutkan dengan pemberian
cairan berdasarkan tanda-tanda vital, CVP, atau PCWP
– Jika hipotensi menetap setelah penggantian cairan yang
adekuat, berikan dopamin 400 mg dalam 500 ml glukosa
5%, mulai dengan 2 – 5 μg/kgBB/menit dan titrasi dosis
untuk menjaga tekanan sistolik > 90 mmHg.
• Pertahankan produksi urin > 0,5 ml/kgBB/jam
SYOK HIPOVOLEMIK
Definisi
• Terganggunya sistem sirkulasi akibat volume darah dalam pembuluh darah yang berkurang
• Bisa terjadi akibat perdarahan masif atau kehilangan plasma darah
Etiologi • Perdarahan
– Hematom subkapsular hati
– Aneurisma aorta pecah– Perdarahan GI– Perlukaan ganda
• Kehilangan plasma– Luka bakar luas– Pankreatitis– Deskuamasi kulit– Sindrom dumping
• Kehilangan cairan ekstraseluler• Muntah• Dehidrasi• Diare• Terapi diuretik yang
sangat agresif• Diabetes insipidus• Insufisiensi adrenal
Faktor Resiko
• Usia• Penyakit kronis• Anestesi• << adrenalin
Patofisiologi • Perdarahan tekanan pengisian pembuluh
darah rata-rata ↓ aliran darah balik ke jantung ↓ curah jantung perfusi jantung dan otak ditingkatkan melebihi otot, kulit, GIT vasokontriksi perifer akral dingin dan pucat
• Hipovolemia pengisian ventrikel ↓ volume sekuncup ↓ mekanisme kompensasi frekuensi ↑ (terbatas)
• Aliran darah GIT ↓ absorpsi endotoksin yang berasal dari bakteri gram – di dalam usus ↑ pelebaran pembuluh darah dan metabolisme ↑ tidak memperbaiki nutrisi sel depresi jantung
Gejala Klinis Syok Hipovolemik
Diagnosis
• Ditemukan tanda ketidakstabilan hemodinamik
• Ditemukan adanya sumber perdarahan• Kehilangan plasma ditandai dengan
hemokonsentrasi • Kehilangan cairan bebas ditandai dengan
hipernatremia
Penatalaksanaan • Menempatkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi • Menjaga jalur pernapasan• Resusitasi cairan IV atau kateter CVP atau intraarterial (ringer
laktat atau garam isotonus) – 2 sampai 4 L dalam 20-30 menit• Kehilangan darah dengan Hb ≤ 10 g/dL tranfusi• Hipovolemi yang berkepanjangan dopamin, vasopressin,
dobutamin setelah volume darah tercukupi
Komplikasi Gagal ginjal
SYOK KARDIOGENIK
Definisi
• Gangguan disebabkan oleh ↓ curah jantugn sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup, dan dapat mengakibatkan hipoksia jaringan.
• Syok dapat terjadi karena disfungsi ventrikel kiri yang berat, tapi juga dapat terjadi dimana fungsi ventrikel kiri cukup baik.
• Manifestasi klinis ditemukan tanda-tanda hipoperfusi sistemik
mencakup perubahan status mental, kulit dingin, dan oliguria.
• Syok kardiogenik TD sistolik < 90 mmHg selama > 1 jam dimana:
– Tak responsif dengan pemberian cairan saja
– Sekunder terhadap disfungsi jantung, atau,
– Berkaitan dengan tanda-tanda hipoperfusi atau indeks kardiak < 2,2
l/menit per m2 dan tekanan baji kapiler paru > 18 mmHg
• Termasuk dipertimbangkan dalam definisi ini:
– Pasien dengan TD sistolik meningkat > 90 mmHg dalam 1 jam setelah
pemberian obat inotropik
– Pasien yang meninggal dalam 1 jam hipotensi, tetapi memenuhi
kriteria lain syok kardiogenik
• Penyebab terbanyak: infark miokard akut (terjadi kehilangan sejumlah besar miokardium akibat terjadinya nekrosis)
• Terjadi pada:– 2,9 % pasien angina pektoris tak stabil– 2,1 % pasien IMA non-elevasi ST– Lebih sering dijumpai sebagai komplikasi IMA
dengan elevasi ST• Tingkat mortalitas: 70 – 100%
26
Epidemiologi
Penyebab & Pencetus syok kardiogenik
Penyebab1. Infark Miokard Akut2. Gangguan mekanis akut :
• Ruptur katup mitral atau katup aorta• Defek akut septum ventrikel
3. Bedah pintas kardiopulmonal4. Payah jantung kongestif : iskemia, hipertensi, kardiomiopati atau peny. jantung katup
Pencetus1. Iskemia miokard atau infark2. Anemia : takikardia atau bradikardia3. Infeksi : endokarditis, miokarditis, atau infeksi diluar jantung4. Emboli paru5. Kelebihan cairan atau garam6. Obat penekan miokard seperti B blocker7. Lain-lain : kehamilan, tirotoksikosis, anemia, stres (fisik atau emosi), hipertensi akut
patofisiologi• Paradigma lama :
– Depresi kontraktilitas miokard yg mengakibatkan lingkaran setan penurunan curah jtg, tek darah rendah, insufisiensi koroner dan tjdi penurunan kontraktilitas dan curah jtg.
• Paradigma klasik :– Vasokonstriksi sistemik berkompensasi dgn peningkatan resistensi vaskular
sistemik yg tjdi sbgai respon dr penurunan crh jtg.• Penelitian : pelepasan sitokin stlh infark miokard ↑ kadar iNOS, NO,
peroksinitrat yg berefek buruk multipel :– Inhibisi langsung kontraktilitas miokard– Supresi respirasi mitokondria pd miokard non iskemik– Efek thdp metabolisme glukosa– Efek proinflamasi– ↓ reponsivitas katekolamin– Merangsang vasodilatasi sistemik
• Ps infark miokard luas sering tjdi – ↑ suhu tubuh, leukosit, komplemen, interleukin, CRP & petanda inf lain
Diagnosis Anamnesa• Keluhan tipikal nyeri dada akut • Gejala tiba2 adanya edema paru akut atau bahkan henti jtg• Ps dgn aritmia adanya palpitasi, presinkop, sinkop atau merasakan
irama jtg yg berhenti sejenak, letargi akibat berkurangnya perfusi ke SSPPemeriksaan Fisik• TD < 90 mmHg• Denyut jtg ↑ akibat stimulasi simpatis• Frekuensi pernapasan ↑ akibat kongesti paru• Ronkhi• Vena2 di leher ↑ dsitensinya• Irama gallop disfungsi vent kiri bermakna
Pemeriksaan Penunjang• EKG • Foto Rontgen Dada
– Terlihat kardiomegali & tanda kongesti paru atau edema paru pd gagal jtg kiri berat
– Jk tjdi komplikasi defek septal vent atau regurgitasi mitral akibat IMA tampak gambarna kongesti paru yg tdk disertai kardiomegali, terutama pd onset infark yg pertama kali.
• Echocardiography• Pemantauan Hemodinamik
– Kateter Swan-Ganz mengukur tekanan arteri pulmonal dan tek. Baji pembuluh kapiler paru
• Saturasi oksigen– Mendeteksi adanya defek septal ventrikel
31
INTRA AORTIC BALOON PUMP
• Direkomendasikan pemasangan IABP dini pada pasien syok kardiogenik (ACC/AHA)– Menurunkan afterload– Meningkatkan TD diastolik– Meningkatkan curah jantung
32
33
Langka Penatalaksanaan Syok Kardiogenik
1. TINDAKAN RESUSITASI SEGERA2. MENENTUKAN SCR DINI ANATOMI KORONER3. MELAKUKAN REVASKULARISASI DINI
Obat-obatan meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi jantung : Dobutamine, Dopamine, Epinephrine, Norepinephrine
Prognosis • Jika diobati tingkat kematian 50 - 75%.
Komplikasi • Kerusakan otak• Kerusakan hati• Cardiopulmonary arrest• Dysrhythmia • Renal failure• Multisystem organ• Ventricular aneurysm• Thromboembolic sequelae• Stroke• Kematian
• SYOK SEPTIK/ Bacteremic shock; Endotoxic shock; Septicemic shock; Warm shock
• Infeksi: fenomena mikrobial yang ditandai oleh suatu repson inflamasi terhadap adanya mikroorganisme atau invasi jaringan host yang secara normal steril oleh organisme tersebut.
• Bakteriemia: adanya bakteri yang hidup dalam aliran darah.• Sindroma Respon Inflamasi Sistemik (SIRS): respon inflamasi
sistemik terhadap berbagai cedera klinis berat. Respon dinyatakan dalam >2 dari kondisi berikut:– Suhu >380C atau <360C– Denyut jantung >90x/menit (takikardi)– Frekuensi nafas >20x/menit (takipneu) atau PaCO2 <32 mmHg– Leukosit >12.000/mm3, <4.000/mm3, atau >10% leukosit muda
(bands)
• Sepsis : SIRS yang dibuktikan/ diduga penyebabnya kuman• Sepsis berat: Sepsis yang disertai dengan disfungsi organ,
hipoperfusi /hipotensi (asidosis laktat, oliguria / penurunan akut tingkat kesadaran)
• Syok septik: hipotensi yang diinduksi oleh sepsis sekalipun telah diberikan resusitasi cairan yang memadai, disertai abnormalitas perfusi yang tak terbatas pada asidosis laktat, oliguria atau penurunan akut tingkat kesadaran. Pasien yang diberi agen inotropik atau vasoaktif bisa jadi tidak dalam keadaan hipotensi saat dilakukan pengukuran terhadap abnormalitas perfusi.
• Hipotensi akibat sepsis: tekanan sistolik <90mmHg atau penurunan >40 mmHg dari nilai dasar tanpa disertai adanya penyebab hipotensi lainnya.
• Sindroma Disfungsi Organ Multipel (MODS): penurunan fungsi organ pada pasien sakit berat dimana homeostasis tidak dapat dipertahankan tanpa adanya intervensi.
Epidemiologi
• Sepsis merupakan penyebab terbanyak kematian di ruang intensif pada seluruh dunia dengan angka kematian :
• 20% untuk sepsis• 40% untuk sepsis berat• > 60% untuk syok septik
Etiologi
• Mikroorganisme penyebab bakteri gram negatif
Patofisiologi• Endotoksin basil gram negatif vasodilatasi kapiler dan terbukanya
hubungan pintas arteriovena perifer & permeabilitas kapiler.• Vasodilatasi perifer peningkatan kapasitas vaskuler hipovolemia
relatif, • permeabilitas kapiler kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial (
udem )• Syok septik hipoksia ketidakmampuan sel untuk menggunakan
oksigen karena toksin kuman• Stadium awal : curah jantung (akra hangat),denyut jantung > cepat
dan tekanan arteri rata-rata curah jantung ( tekanan vena sentral, akral dingin)
• Hipertensi paru tahanan pembuluh darah sumbatan lekosit pada kapiler paru (gagal paru,po2 arteri ,hiperventilasi,dispneu,batuk,asidosis)
• DIC kerusakan endotel kapiler
Pemeriksaan Penunjang
• Tes darah infeksi, kadar oksigen, gangguan keseimbangan asam-basa tubuh, fungsi organ
• Pemeriksaan darah jumlah sel darah putih yang banyak atau sedikit, dan jumlah faktor pembekuan yang menurun
• gagal ginjal kadar hasil buangan metabolik (urea nitrogen) dalam darah akan meningkat
• Analisa gas darah asidosis dan rendahnya konsentrasi oksigen• Biakan darah menentukan bakteri penyebab infeksi• Pemeriksaan EKG jantung ketidakteraturan irama jantung (suplai darah
yang tidak memadai ke otot jantung)• X-ray dada pneumonia / cairan di paru-paru (edema paru)• Contoh urin infeksi• Kultur darah, tidak mungkin menjadi positif selama beberapa hari setelah
darah diambil, atau beberapa hari setelah shock
Penatalaksanaan • Resusitasi secara intensif dalam 6 jam pertama• Tindakan :
– Airway• Breathing• Circulation• Oksigenasi
• Terapi cairan (koloid dan/atau kristaloid)• Vasopresor/inotropik dan transfusi bila diperlukan• Pemantauan dengan kateter vena sentral sebaiknya dilakukan
untuk mencapai tekanan vena sentral (CVP) 8-12 mmHg, tekanan arteri rata-rata (MAP) >65 mmHg dan produksi urin >0,5 ml/kg/jam
• Nutrisi – Berupa kalori, protein (asam amino), asam lemak, cairan,
vitamin, dan mineral perlu diberikan sedini mungkin, diutamakan pemberian secara enteral dan bila tidak memungkinkan parenteral
– Pengendalian kadar glukosa proses inflamasi dan penurunan mortalitas
Prognosis• Syok septik memiliki tingkat kematian yang tinggi• Tingkat kematian tergantung : usia pasien, riwayat penyakit,
penyebab infeksi, organ yang gagal, dan penatalaksanaan medis
• Tingkat kematian 40-75%• Faktor prognosis buruk : usia lanjut, infeksi organisme
resisten, gangguan status tuan rumah imun, status fungsional yang buruk sebelumnya, dan kebutuhan lebih lanjut untuk vasopressors 24 jam terakhir
Komplikasi
• Kegagalan multi organ akibat penurunan aliran darah dan hipoksia jaringan yang berkepanjangan
• Sindrom distres pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus kapiler karena hipoksia
Pencegahan• Pengobatan infeksi bakteri yang adekuat• Menghindari penggunaan kateter• antibiotik profilaksis pada fase perioperatif, terutama setelah
operasi pencernaan• antibiotik topikal sekitar kateter invasif dan pasien dengan
luka bakar• Pemeliharaan gizi yang cukup, pemberian vaksin
pneumokokus pada pasien splenectomy, dan makanan enteral
• Pencegahan sepsis antibiotik topikal / sistemik untuk pasien berisiko tinggi
Syok Anafilaktik
Definisi • Anafilaksis suatu sindrom klinik yang terjadi akibat reaksi
alergik (reaksi imunologis) bersifat sistemik yang cepat mengenai beberapa organ, meliputi :– Respirasi– Sirkulasi– Perncernaan – Kulit, dllSindrom tsb menyebabkan syok syok anafilaksis ≠
ditangani dengan cepat dan tepat KEMATIANGangguan perfusi jaringan akibat adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan histamine dengan akibat peningkatan permeabilitas membran kapiler dan terjadi dilatasi arteriola sehingga venous return menurun
Anaphylactoid Non Imunologic Reaction
• Reaksi anafilaksis ≠ reaksi imunologik• Mekanisme belum jelas • Gejala = reaksi imunologis tetapi lebih ringan• > banyak ditemukan dibanding dengan reaksi
imunologis
Insidens syok anafilaksis
• Sangat jarang• Di Amerika :
– 40 – 60 % gigitan serangga– 20 – 40 % kontras radiografi– 10 – 20 % penisilin 9% fatal
Etiologi • Gigitan serangga, latex,
makanan, dll• Antibiotik : penisilin dan
sefalosporin• Kontras radiografi• Anestetik lokal• NSAID
• Opiate• Aspirin• Tubocurarin• Mannitol• Dextran
• Oleh Coomb dan Gell (1963), anafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas tipe 1 atau reaksi tipe segera (Immediate type reaction)
• Mekanisme anafilaksis melalui beberapa fase :– Fase Sensitisasi– Fase Aktivasi
FASE SENSITISASI• Waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan Ig E sampai
diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan basofil
• Alergen yang masuk lewat kulit, mukosa, saluran nafas atau saluran pencernaan di tangkap oleh Makrofag segera mempresen-tasikan antigen tersebut kepada Limfosit T mensekresikan sitokin (IL-4, IL-13) menginduksi Limfosit B berproliferasi menjadi sel Plasma (Plasmosit) memproduksi Immunoglobulin E (Ig E) spesifik terikat pada receptor permukaan sel Mast (Mastosit) dan basofil
FASE AKTIVASI
• Waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yang sama. • Mastosit dan Basofil melepaskan isinya yang berupa granula
menimbulkan reaksi pada paparan ulang . • Masuk alergen yang sama ke dalam tubuh diikat oleh Ig E spesifik
memicu terjadinya reaksi segera pelepasan mediator vasoaktif (histamin, serotonin, bradikinin dan beberapa bahan vasoaktif lain) Preformed mediators.
• Ikatan antigen-antibodi merangsang degradasi asam arakidonat dari membran sel menghasilkan Leukotrien (LT) dan Prostaglandin (PG) yang terjadi beberapa waktu setelah degranulasi Newly formed mediators.
• Fase Efektor waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmakologik pada organ organ tertentu.
• Histamin efek bronkokonstriksi, meningkatkan permeabilitas kapiler menyebabkan edema, sekresi mukus dan vasodilatasi.
• Serotonin meningkatkan permeabilitas vaskuler • Bradikinin kontraksi otot polos. • Platelet activating factor (PAF) berefek bronchospasme dan
meningkatkan permeabilitas vaskuler, agregasi dan aktivasi trombosit.
• Prostaglandin dan Leukotrien menyebabkan bronchokonstriksi
Diagnosis• Gejala klinik sistematik yang muncul beberapa detik/menit
setelah pasien terpajan oleh alergen/faktor pencetusnya.
• Gejala yang timbul dapat ringan seperti pruritus atau
urtikaria sampai kepada gagal napas atau syok anafilaktik
yang mematikan.
• Gejala dapat timbul pada satu organ saja, tetapi dapat pula
timbul secara serentak atau hampir serentak pada
beberapa organ.
• Kombinasi gejala yang sering dijumpai adalah urtikaria atau
angioedema yang disertai gangguan pernapasan baik karena
edema laring atau spasme bronkus.
• Kadang didapatkan kombinasi urtikaria dengan gangguan KV
seperti syok yang berat sampai terjadi penurunan kesadaran.
Diagnosis Banding
• Reaksi vasovagal
• Infark miokard akut
• Reaksi hipoglikemik
• Reaksi histerik
• Angioedema herediter
Terapi
• Dua hal penting yang harus diperhatikan dalam memberikan
terapi pada pasien anafilaksis, yaitu:
– Sistem pernapasan yang lancar, sehingga oksigenasi
berjalan dengan baik.
– Sistem kardiovaskular yang juga harus berfungsi baik
sehingga perfusi jaringan memadai.
• Memelihara saluran napas yang memadai:
– Suntikan epinefrin untuk mengatasi edema laring atau spasme
bronkus.
– Trakeostomi
• Pemberian oksigen 4 – 6 L/menit
• Bronkodilator : larutan salbutamol atau agonis beta-2 lainnya 0,2 cc
dalam 2 – 4 ml NaCl 0,9% diberikan melalui nebulisasi atau aminofilin 5 –
6 mg/kgBB yang diencerkan dalam 20 cc dekstrosa 5% atau NaCl 0,9% dan
diberikan perlahan-lahan sekitar 15 menit diperlukan bila terjadi
obstruksi saluran napas bagian bawah seperti pada gejala asma atau
status asmatikus.
SISTEM PERNAPASAN
• Pemberian cairan intravena secara cepat cairan kristaloid
(NaCl 0,9%) atau koloid (plasma, dextran)
• Oksigen
• Natrium bikarbonat jika asidosis metabolik
• CVP untuk memantau kebutuhan cairan dan menghindari
kelebihan pemberian cairan
• Bila tekanan darah masih belum teratasi dengan pemberian
cairan vasopresor melalui cairan infus intravena
SISTEM KARDIOVASKULAR
Terapi Lain
• Inhalasi agonis beta-2 atau sulfas atropin
• Antihistamin kombinasi AH1 dan AH2 (simetidin
atau ranitidin)
• Kortikosteroid tablet prednison atau
hidrokortison IV dengan dosis 5 mg/kgBB
diberikan setiap 4 – 6 jam
Pencegahan • Mencegah reaksi ulang• Anamnesa penyakit alergi sebelum terapi diberikan (obat,makanan,atopik)• Lakukan skin test bila perlu• Encerkan obat bila pemberian dengan SC/ID/IM/IV dan observasi selama
pemberian• Catat obat pada status yang menyebabkan alergi• Hindari obat-obat yang sering menyebabkan syok anafilaktik.• Desensitisasi alergen spesifik• Edukasi supaya menghindari makanan atau obat yang menyebabkan alergi• Bersiaga selalu bila melakukan injeksi dengan emergency kit
Prognosis Bila penanganan cepat, klinis masih ringan dapat membaik dan tertolong
SYOK NEUROGENIK
Definisi
• Merupakan syok yang disebabkan kegagalan pusat vasomotor, yang ditandai dengan hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh sehingga terjadi penurunan tekanan darah secara masif
Etiologi1. Disfungsi saraf simpatis, disebabkan oleh trauma
tulang belakang2. Rangsangan nyeri yang besar3. Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya
penggunaan obat anastesi4. Rangsangan parasimpatis pada jantung yang
menyebabkan bradikardi jantung mendadak, misalnya pada orang yang pingsan
5. Rangsangan emosi yang mempengaruhi sistem saraf otonom
Patofisiologi
• Kegagalan sistem saraf otonom untuk mengontrol vasokonstriksi pembuluh darah arteri dan vena tidak dapat berkontraksi secara normal / teratur arteri dan vena vasodilatasi curah jantung menurun dan tekanan darah menurun pooling darah pada venula perifer extermitas terasa hangat hipotensi, bradikardi
Tanda dan Gejala
• Hipotensi• Bradikardi• Ekstermitas hangat
dan kering• Hipotermi
Gejala Prodormal• Pucat• Keringat dingin• Lemah• Badan terasa ringan• Mual• Pingsan
Diagnosis Banding
• Spinal shock• Hypovolemic shock• Hemorrhagic shock• Septic shock• Cardiogenic shock• Anaphylaxis shock• SIRS
Diagnosis
• Anamnesa SCI (Spinal Cord Injury) di atas T6• Pemeriksaan fisik, terutama sumber
perdarahan lainnya
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan darah lengkap
• Urinalisa• Elektrolit• Kreatinin & BUN• Glukosa• AGD• Kultur darah dan urin
• AST dan ALT• CT scan• EKG
Penatalaksanaan
• ABCDE– Amankan jalan napas– Respiratori support : ventilator, ambu bag
• Perbaikan cairan : kristaloid (RL, NaCl) 20 cc/kg, koloid 10 cc/kg
• Vasopresor : dopamin, epinefrin, norepinefrin• Nalokson dan Steroid agent neuroprotektif• Tujuan utama meningkatak MAP sampai > 90mm
Hg
• Dapat sembuh sendiri• Beristirahat dengan posisi berbaring / posisi
kepala > rendah dari kaki (posisi Trendelenburg)
• Jika duduk, bungkukkan kepala diantara lutunya
SYOK OBSTRUKTIF
Definisi
Ketidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama diastol sehingga secara nyata menurunkan volume sekuncup dan endnya curah jantungMisalnya : tamponade kordis, koarktasio aorta, emboli paru, hipertensi pulmoner primer
Kesimpulan & Saran• Pada kasus ini didapatkan pasien gelisah,
hipotensi, takirdi (isi kecil), takipneu, akral dingin, diaporesis, mual muntah SYOK
• ST elevasi STEMI• CK-MB dan troponin T meningkat• AST dAn ALT meningkat• Riwayat hipertensi, merokok, nyeri dada
hebat syok kardiogenik
SARAN
• Berikan cairan ifus iv : Ringer laktat/ NaCl• Berikan terapi definitif berupa dopamin,
dobutamin
Daftar Pustaka• Sudoyo Aru W, Setiyohadi B, Alwi I, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jilid I Edisi V. Jakarta: Interna Publishing , 2009• auci, et al ; 2008 ; HARRISON’s Principles of Internal Medicine 17th
edition Volume II ; New York : Mc Graw Hill• Humphries, et al ; 2008 ; LANGE Current Diagnosis & Treatment
Emergency Medicine Sixth Editiom International Edition ; New York : Mc Graw Hill
• NANDA ; 2002 ; Nursing Diagnosis : Definitions and Classifications ; Philadelphia
• Scharschmidt ; 2007 ; Internal Medicine Pocket Clinician ; Cambridge : Cambridge University Press
• http://emedicine.medscape.com/article/168689-followup• http://emedicine.medscape.com/article/322480-overview• http://www.tpub.com/corpsman/136.htm
THANK YOU