Top Banner

of 30

Kelompok 15 (PLC Siemens S7)

Oct 14, 2015

Download

Documents

Randi Novaldi

zzz
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • TUGAS KULIAH

    SISTEM KONTROL

    Randi Novaldi 1010952047

    Wanda Dwi Anugrah 1010952013

    Fadli Abul Hasan 1010952040

    M Doohan 1010951005

    Arif Viardiman 1210952028

    Jurusan Teknik Elektro

    Fakultas Teknik

    Universitas Andalas

    Padang

    2014

  • Programmable Logic Controller (PLC)

    Programmable Logic Controller ( PLC ) adalah suatu rangkaian micro controller yang

    terdiri dari beberapa bagian, yaitu CPU, Memory, Data Register, Internal relay, Input / Output

    Counter dan Timer yang terintegrasi dalam satu perangkat. Alasan penggunaan PLC dalam

    industri :

    a. Penghematan komponen seperti timer, relay dan counter.

    b. Tidak memerlukan pekerjaan wiring kabel yang rumit.

    c. Kecepatan respon yang tinggi dan efisinesi.

    d. Mudah untuk modifikasi system.

    e. Dapat digunakan untuk system yang kompleks ( MMI atau HMI ) dan dapat di komunikasikan antar PLC.

    Cara kerja PLC :

    Untuk dapat menggunakan PLC, cukup dengan menguhubungkan sensor pada bagian

    input device PLC dan alat alat yang dikontrol pada bagian output device PLC. Kemudian

    program yang ada dalam PLC akan memproses data dari masukan input device PLC dan

    outputnya akan bekerja sesuai dengan program yang dibuat dan tersimpan di dalam memory

    PLC. Peralatan input dapat berupa sensor photo-elektrik, push button dan panel kontrol, limit

    switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal yang dapat diterima

    PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang menggerakkan lampu indikator, relay yang

    menyalakan motor atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC.

    Selain itu, PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram untuk menyimpan

    instruksi-instruksi yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus seperti : logika, pewaktuan,

    sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin atau proses melalui modul

    modul I/O baik analog maupun digital.

    Programmer atau dengan menggunakan Personal Computer melalui software khusus.

    Metoda programnya menggunakan program yang berbentuk Ladder atau Statement List.

    MODUL-MODUL PADA PLC TIPE MODULAR

  • XGF-AD4S

    Merupakan salah satu aplikasi sepesial padaPLC yang mempunyai modul

    pengalamatan untuk analog INPUT yang bisa berupa tegangan atau arus. PLC hanya

    dapat mengolah data digital sehingga analog Input modul berfungsi untuk merubah

    input data analog dan mengirimkannya ke CPU untuk diproses. Berikut adalah

    karakteristik dari XGF-AD4S:

    Dari gambar berikut dapat dilihat bahwa Input yang berupa analog dirubah oleh

    Transducer menjadi keluaran digital yang kemudian akan diteruskan dan diolah oleh

    PLC.

    XGF-DV4A

    Merupakan modul untuk analog OUTPUT. Output dari PLC biasanya berupa

    digital, tetapi karena dalam dunia Industri PLC biasanya digunakan untuk mengatur

    peralatan yang analog maka digunakan modul ini. Oleh karena itu, data digital yang

    merupakan keluaran dari CPU dirubah menjadi data analog dengan menggunakan

    modul analog output. Berikut adalah karakteristik dari XGF-DV4A:

  • XGF-HO2A

    Merupakan salah satu modul spesial pada PLC. Modul untuk mencacah pulsa

    berkecepatan tinggi atau sering disebut dengan High Speed Counter. Salah satu

    contohnya adalah pulsa yang didapatkan dari output encoder, dimana modul ini dengan

    cepat mentransfer I/O dengan cepat. Berikut adalah cara kerjanya:

    Berikut ini adalah konfigurasi pin dari high speed counter:

  • XGL-EMFT

    Merupakan bagian dari suatu jaringan dalam PLC yang berguna sebagai modul untuk

    komunikasi Ethernet. Special modul Network ini sangat membantu dalan hal transfer

    data dalam suatu system jaringan yang terintegrasi. Berikut adalah tabel penjelasan

    mengenai Ethernet ini:

    Untuk bisa menggunakan komunikasi Ethernet ini, kita harus mengintegrasikan alamat

    yang ada pada program XG5000 dengan PLC.

    XGP-ACF1

    Merupakan modul untuk power supply pada PLC yang mempunyai supply input

    sebesar AC 220 v dan output sebesar DC 5V/3A DC 24 V/0.6A

    XGI-CPUS

    Merupakan modul CPU/ otak dari PLC. CPU ini menggunakan bahasa pemrograman

    ladder diagram dan instruction list.

  • XGI-D24A

    Merupakan modul untuk digital input. Modul ini mempunyai batas input yaitu DC

    24V/4mA. Modul ini juga mempunyai 32 jumlah input. Berikut adaalah spesifikasinya:

    XGQ-TR4A

    Merupakan modul untuk digital output. Output pada modul ini biasanya untuk

    mengontrol relay . Yang mempunyai 32 terminal sebagai output. Berikut adalah

    spesifikasinya:

    XGL-PMEA

    Merupakan modul jaringan untuk komunikasi Profibus-DP. Berikut adalah spesifikasi

  • dari PNET:

    XGL-DMEA

    Merupakan modul jaringan untuk komunikasi Device-Net. Berikut ini adalah

    spesifikasinya:

    XGL-CH2A

    Merupakan modul jaringan untuk komunikasi CNET(Computer Link Network). Yang

    mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

  • Adapun langkah-langkah dalam merancang CNET:

    XGL-FMEA

    Merupakan modul jaringan untuk komunikasi Field Bus. Berikut ini adalah

    spesifikasinya:

  • XGF-PD2A

    Merupakan modul untuk menentukan suatu posisi. Special modul ini dapat

    menggerakan sebuah benda dengan kecepatan tinggi namun tingkat kepresisiannya

    tinggi, actuator yang dikoneksikan dengan modul ini yaitu Servo dan Stepping Motor

    yang dikontrol melalui signal pulsa positioning.

  • XGF-TC4S

    Merupakan modul analog input untuk thermocouple. Thermocouple merupakan suatu

    transducer yang dapat merubah suatu besaran menjadi besaran lain. Biasanya

    thermocouple merubah dari tegangan menjadi suhu. Thermocouple ini juga mempunyai

    beberapa tipe dan masing-masing tipe memiliki range suhu (output) yang berbeda-beda.

    Spesifikasi PLC Siemens S7-300

    PLC Siemens S7-300 adalah PLC buatan SIEMENS Jerman. S7-300 ini didesain

    berbentuk modular, sehingga penggunanya dapat membangun suatu sistem dengan

    mengkombinasikan komponen-komponen atau susunan modul-modul S7-300. Komponen-

    Komponen sistem S7-300 disusun dari beragam komponen modular. Komponen-komponennya

    meliputi :

    1. Modular Power Supply (PS)

    Catu daya listrik digunakan untuk memberikan pasokan catu daya ke seluruh

    bagian PLC (termasuk CPU, memori dan lain-lain). Kebanyakan PLC bekerja pada catu daya

    24 VDC atau 220 VAC. Beberapa PLC catu dayanya terpisah (sebagai

    modul tersendiri). Yang demikian biasanya merupakan PLC besar, sedangkan

    yang medium atau kecil, catu dayanya sudah menyatu. Pengguna harus menentukan

    berapa besar arus yang diambil dari modul keluaran/masukan untuk

    memastikan catu daya yang bersangkutan menyediakan sejumlah arus yang memang

    dibutuhkan. Tipe modul yang berbeda menyediakan sejumlah besar arus listrik yang berbeda.

    Catu daya listrik ini biasanya tidak digunakan untuk memberikan catu daya

    langsung ke masukan maupun kelauran, artinya masukan dan keluaran murni merupakan

    saklar (baik relai maupun opto isolator). Pengguna harus menyediakan

    sendiri catu daya terpisah untuk masukan dan keluaran PLC. Dengan cara

    demikian, maka lingkungan industri dimana PLC digunakan tidak akan merusak PLC-nya itu

    sendiri karena memiliki catu daya terpisah antara PLC dengan jalur- jalur masukan dan

    keluaran.

  • 2. Central Processing Unit (CPU)

    Pada CPU ini seluruh data diolah sesuai dengan program yang dibuat. CPU

    adalahmikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem PLC. Ia mengeksekusi program,

    memproses sinyal input/ output, dan mengkomunikasikan dengan peralatan luar.

    Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data pemakai. Sistem operasi

    sesungguhnya software sistem yang mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan

    dalam memori pemakai.

    Ada dua jenis memori yaitu: ROM (Read Only Memory) dan RAM (Random Access

    Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat diprogram sekali. Penyimpanan program

    dalam ROM bersifat permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada

    sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya dapat

    dihapus dengan cara menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi program

    ulang menggunakan PROM Writer.

    Interface adalah modul rangkaian yang digunakan untuk menyesuaikan sinyal pada

    peralatan luar. Interface input menyesuaikan sinyal dari peralatan input dengan sinyal yang

    dibutuhkan untuk operasi sistem. Interface output menyesuaikan sinyal dari PLC dengan

    sinyal untuk mengendalikan peralatan output.

  • 3. Signal modules (SM)

    4. Function modules (FM)

    5. Processors Communications(CPs)

    Untuk memprogram PLC Siemens S7-300 dapat dilakukan dengan 5 bahasa

    pemrograman. Dengan adanya 5 bahasa pemrograman, maka pengguna dapat memilih bahasa

    pemrograman apa yang lebih mudah untuk digunakan. Adapun 5 bahasa pemrograman yang

    disediakan adalah:

    1. Statement List (STL)

    2. Ladder Diagram (LAD)

    3. Function Block Diagram (FBD)

    4. Step 7 (S7)

    5. Structured Control Language (SCL)

    Pengalamatan S7-300 PLC Siemens :

    1. Alamat Input

  • Input pada PLC dimulai dari alamat I0.0 sampai I65535.7. Akan tetapi pada PLC

    Siemens S7-300, alamat yang berhubungan langsung dengan peripheral (ditampilkan di

    modul training) dimulai dari I124.0 sampai I124.7 dan I125.0 sampai dengan I125.1.

    Alamat-alamat yang tidak berhubungan dengan peripheral tersebut dapat digunakan

    sebagai alamat perantara.

    2. Alamat Output

    Sedangkan outputnya dimulai dari alamat Q0.0 sampai dengan Q65535.7. Dan yang

    terhubung langsung dengan peripheral (ditampilkan di di modul training) dimulai dari

    alamat Q124.0 sampai dengan Q124.5

    3. Alamat Memory

    Selain alamat input dan output, S7-300 PLC Siemens ini menyediakan lokasi memori

    yang berbeda beda, dengan pengalamatan yang sangat unik. Kita dapat memilih memori mana yang akan kita pakai dengan terlebih dahulu memilih spesifikasi alamat, yang

    meliputi Memory area, address Byte-nya dan Bit numbernya. Memory area pada PLC

    ada 5 macam yaitu : I, Q V dan M yang semuanya itu dapat diakses sebagai Byte, Word

    ataupun Double Word.

    Contoh penulisan pengalamatan baik input/output maupun memory address :

    Addressing Input Register (I) :

    Format :

    Bit I[alamat byte].[alamat bit] = I124.0

    Byte, Word, Double Word I[tipe][awal alamat byte] = IB4

    Addressing Output Register (Q) : Format :

    Bit Q[alamat byte].[alamat bit]

    Byte, Word, Double Word Q[tipe][awal alamat byte]

    = Q124.0

    = QW4

    Addressing Variabel Memory area (V) : Format :

    Bit V[alamat byte].[alamat bit]

    = V124.0

    Byte, Word, Double Word V[tipe][awal alamat byte] = VDW4

    Addressing Bit Memory area (M) : Format :

    Bit M[alamat byte].[alamat bit]

    = M25.7

    Byte, Word, Double Word M[tipe][awal alamat byte] = MD20

    Pemrograman PLC Siemens Dalam PLC Siemens, terdapat beberapa instruksi fungsi yang dapat kita gunakan untuk

    membantu kita dalam membuat suatu program, antara lain :

    Bit Logic Instruksi Bit logic bekerja dengan dua keadaan, yaitu 1atau 0. Logic 1

    menandakan aktif dan logic 0 menandakan tidak aktif.

    Berikut ini macam macam fungsi instruksi bit logic : --| |-- Normally Open Contact

    Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan

    normalnya adalah terbuka.

    Simbol

    --| |--

    Penjelasan :

    Address di atas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi alamat

  • instruksi lainnya, misalnya Counter. Normally Open Contact akan menjadi tertutup

    (Closed) ketika nilai bit dari address bernilai 1.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan :

    Nilai akhir pengoperasian bernilai 1 jika sinyal input I124.0 dan I124.1 bernilai 1 atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai 1.

    --| / |-- Normally Closed Contact

    Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memasukkan input yang keadaan

    normalnya adalah tertutup.

    Simbol

    --| / |--

    Penjelasan :

    Address diatas dimulai dari I0.0 sampai I65535.7 ataupun juga dapat diisi alamat

    instruksi lainnya, misalnya Counter. Pada normally closed contact, saat address

    bernilai 0 saklar sudah tertutup sehingga nilai pengoperasiannya bernilai 1, sedangkan untuk pemberian logic 1 pada saklar akan membuat saklar menjadi terbuka sehingga nilai akhir pengoperasiannya bernilai 0.

    Penjelasan :

    Nilai akhir pengoperasian bernilai 1 jika sinyal input I 124.0 dan I124.1 bernilai 1 atau hanya sinyal dari input I124.2 saja yang bernilai 0.

    --| NOT |-- Invert Power Flow

    Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membalik suatu keadaan,

    misalnya dari 0 menjadi 1 atau dari 1 menjadi 0.

    Simbol

    --| NOT|--

    Penjelasan :

    Fungsi dari --| NOT |-- adalah sebagai pembalik nilai sinyal dari input.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan :

  • Nilai sinyal output Q124.0 bernilai 0 saat kondisi input I124.0 bernilai 1 atau input I124.1 dan I124.2 bernilai 1, sedangkan Nilai sinyal output Q124.0 bernilai 1 saat kondisi input I124.0 bernilai 0 atau input I124.1 dan I124.2 bernilai 0

    --( ) Output Coil

    Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin memberikan sebuah output.

    Simbol

    --( )

    Penjelasan :

    Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh

    instruksi-instruksi yang ada di depannya.

    Address diatas dimulai dari Q0.0 sampai Q65535.7.

  • Penjelasan :

    Nilai sinyal output Q124.0 bernilai 1 jika sinyal input I 124.0 dan I124.1 bernilai 1 atau hanya sinyal inoput I 124.2 bernilai 0. Sedangkan untuk sinyal output Q124.1 akan bernilai 1 jika sinyal input I124.0 dan I124.1 bernilai 0 atau hanya sinyal input I124.2 bernilai 1.

    --( # )Midline Output

    Instruksi di atas digunakan apabila kita ingin membuat output yang terletak

    di tengah.

    Simbol

    --( # ) Penjelasan :

    Instruksi tersebut dipasang pada pertengahan network dan statusnya

    dipengaruhi oleh instruksi-instruksi yang ada di depannya.

    Address diatas dimulai dari M0.0 sampai M65535.7.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan :

    Pada ladder di atas, status output M0.0 akan aktif bila kedua saklar I1.0 dan I1.1 aktif.

    Sedangkan status output Q4.0 akan akan aktif bila ketiga saklar I1.0, I1.1 dan I1.2

    aktif.

    --( R ) Reset Coil

    Instruksi reset digunakan bila kita ingin mereset status sebuah bit, baik keluaran

    (output) maupun timer ataupun counter.

    Simbol

    Penjelasan :

    Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh

    instruksi-instruksi yang ada di depannya.

    Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin kita reset.

  • Penjelasan :

    Output Q124.0 akan aktif dan bernilai 1 jika nilai input I124.0 bernilai 1. Jika inputan I124.1 aktif atau bernilai 1 maka reset akan aktif dan akan mereset alamat Q124.0 sehingga nilainya berubah menjadi 0 meskipun input I124.0 yang mengaktifkannya masih aktif.

    --( S ) Set Coil

    Instruksi reset digunakan bila kita ingin mengeset status sebuah bit, baik keluaran

    (output) maupun timer ataupun counter.

    Simbol

    Penjelasan :

    Instruksi tersebut dipasang pada akhir network dan statusnya dipengaruhi oleh

    instruksi-instruksi yang ada di depannya.

    Address diatas diisi dengan address dari output/timer/counter yang ingin

    kita set.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan :

    Pada contoh di atas, output Q4.0 akan di set bila saklar I0.0 dan I0.1 berlogic atau

    saklar I0.2 berlogic 0. Output Q4.0 tersebut akan aktif walaupun saklar yang ada di

    depannya masih terbuka.

    Timers Timer merupakan instruksi yang berfungsi memberikan waktu tunda (delay).

    Dengan adanya timer, kita dapat mengatur kapan suatu output harus aktif setelah kita

    berikan input. Selain itu kita juga dapat mengatur seberapa lama output tersebut harus

    aktif.

  • Macam-macam timer

    Berdasarkan cara kerjanya, timer dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:

    - S_PULSE

    T no.

    S_PULSE

    S Q

    TV BI

    R BCD

    T no. = no indikasi timer

    S = input awal TV

    = nilai timer R =

    reset

    BI = nilai timer dengan format interger

    BCD = nilai timer dengan format BCD Q

    = status keluaran timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai 1, dan lamanya menghitung (delay time) sesuai dengan nilai pada TV . Ketika timer menghitung dan

    nilai input awal (S) berubah menjadi 0 maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat nilai S menjadi 1. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai 1 selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi 0. Timer akan di-reset (timer bernilai 0) ketika nilai Reset (R) bernilai

    1. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD

    yaitu kode BCD.

    Contoh aplikasi :

    Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0)

    bernilai 1. Jika nilai nilai input (I124.0) berubah dari 1 ke 0 maka hitungan timer akan berhenti. Jika nilai input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai 1 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi 0 seperti saat di-reset.

  • - S_PEXT (Extended Pulse Timer) T

    no.

    S_PEXT

    S Q

    TV BI

    R BCD

    T no. = no indikasi timer

    S = input awal

    TV = nilai timer

    R = reset

    BI = nilai timer dengan format interger

    BCD = nilai timer dengan format BCD Q

    = status keluaran timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai 1. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah

    nilai menjadi 0 ketika ditengah tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi 0 dan berubah lagi menjadi 1 maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai 1 selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi 0.Timer akan di-reset (timer bernilai 0) ketika nilai Reset (R) bernilai 1. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD

    yaitu kode BCD.

    Contoh aplikasi :

    Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0)

    telah berubah menjadi 0. Jika nilai input (I124.0) berubah dari 0 menjadi 1 sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. . Jika nilai

    input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai 1 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi 0 seperti saat di- reset.

  • - S_ODT (On Delay Timer)

    T no.

    S_ODT

    S Q

    TV BI

    R BCD

    T no. = no indikasi timer

    S = input awal

    TV = nilai timer

    R = reset

    BI = nilai timer dengan format interger

    BCD = nilai timer dengan format BCD Q

    = status keluaran timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai 1 , jika saat menghitung (S) berubah dari nilai 1 menjadi 0 maka hitungan timer akan berhenti. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi 0 dan berubah lagi menjadi 1 maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) saat timer menghitung adalah 0, jika telah selesai menghitung nilai Q berubah menjadi 1. Timer akan di-reset (timer bernilai 0) ketika nilai Reset (R) bernilai 1. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD yaitu kode BCD.

    Contoh aplikasi :

    Penjelasan : Jika sinyal input (I 124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0)

    bernilai 1. Nilai output (Q124.0) benilai 0 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi 1. Jika nilai input (I124.0) berubah dari 1 menjadi 0 maka timer akan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi 0. Jika nilai input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset).

  • - S_ODTS (Retentetive On Delay Timer) T

    no.

    S_ODTS

    S Q

    TV BI

    R BCD

    T no. = no indikasi timer

    S = input awal

    TV = nilai timer

    R = reset

    BI = nilai timer dengan format interger

    BCD = nilai timer dengan format BCD Q

    = status keluaran timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai 1. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah

    nilai menjadi 0 ketika ditengah tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi 0 dan berubah lagi menjadi 1 maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai 0 selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi 1.Timer akan di-reset (timer bernilai 0) ketika nilai Reset (R) bernilai 1. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD

    yaitu kode BCD.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0)

    telah berubah menjadi 0. Jika nilai input (I124.0) berubah dari 0 menjadi 1 sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai

    input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai 0 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi 1.

  • - S_OFFDT (Off Delay Time)

    T no.

    S_OFFDT

    S Q

    TV BI

    R BCD

    T no. = no indikasi timer

    S = input awal

    TV = nilai timer

    R = reset

    BI = nilai timer dengan format interger

    BCD = nilai timer dengan format BCD Q

    = status output timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal (S) bernilai 1. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer (TV) habis walaupun nilai input awal (S) berubah

    nilai menjadi 0 ketika ditengah tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi 0 dan berubah lagi menjadi 1 maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output (Q) akan bernilai 1 selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai Q akan berubah menjadi 0.Timer akan di-reset (timer bernilai 0) ketika nilai Reset (R) bernilai 1. Nilai timer dapat juga menggunakan BI yaitu kode biner atau dengan BCD

    yaitu kode BCD.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0)

    telah berubah menjadi 0. Jika nilai input (I124.0) berubah dari 0 menjadi 1 sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai

    input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai 1 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi 0 seperti saat di- reset.

  • ---( SP ) Pulse Timer Coil < T no. >

    ---( SP )

    < Time Value >

    T no. = no indikasi timer

    Time Value = nilai timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja selama ada sinyal positif pada input (1). Jika input berubah menjadi 0 pada saat timer menghitung maka timer akan berhenti menghitung. Output bernilai 1 saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi 0.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan : Timer T5 akan bekerja selama input (I124.0) bernilai 1. Timer bekerja selama 2 detik. Jika input nilainya berubah menjadi 0 sebelum nilai hitungan timer selesai, maka timer T5 akan berhenti. Sinyal output bernilai 1 selama timer bekerja. Jika nilai input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset).

    ---( SE ) Extended Pulse Timer Coil

    < T no. >

    ---( SE )

    < Time Value >

    T no. = no indikasi timer

    Time Value = nilai timer

    Penjelasan : timer akan mulai menghitung sesuai dengan nilai timer saat ada inputan

    awal bernilai positif atau 1 . Timer akan terus menghitung walaupun nilai inputan berubah menjadi negatif atau 0. Output bernilai

    1 saat timer menghitung, setelah hitungan selesai nilai timer berubah menjadi 0. Ketika timer menghitung dan nilai input awal (S) berubah menjadi 0 maka hitungan timer akan berhenti dan hitungannya akan kembali ke awal saat nilai S menjadi 1.

    Contoh Aplikasi :

  • Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0)

    telah berubah menjadi 0. Jika nilai input (I124.0) berubah dari 0 menjadi 1 sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai

    input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai 1 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi 0 seperti saat di- reset.

    ---( SD ) On-Delay Timer Coil

    < T no. >

    ---( SD )

    < Time Value >

    T no. = no indikasi timer

    Time Value = nilai timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja selama input awal (S) selalu bernilai 1 , jika saat menghitung (S) berubah dari nilai 1 menjadi 0 maka hitungan timer akan berhenti

    Contoh Aplikasi :

  • Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik selama nilai input (I124.0)

    bernilai 1. Nilai output (Q124.0) benilai 0 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi 1. Jika nilai input (I124.0) berubah dari 1 menjadi 0 maka timer akjan berhenti dan nilai output (Q124.0) menjadi 0. Jika nilai input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset).

    ---( SS ) Retentive On-Delay Timer Coil

    < T no. >

    ---( SS )

    < Time Value >

    T no. = no indikasi timer

    Time Value = nilai timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai 1. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi

    0 ketika ditengahtengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal berubah menjadi 0 dan berubah lagi menjadi 1 maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Timer akan bernilai 0 hanya ketika nilai Reset bernilai 1.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan : : Jika sinyal input (I124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai

    input (I124.0) telah berubah menjadi 0. Jika nilai input (I124.0) berubah dari 0 menjadi 1 sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai input (I

    124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai 0 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output

    akan menjadi 1.

  • ---( SF ) Off-Delay Timer Coil < T no. >

    ---( SF )

    < Time Value >

    T no. = no indikasi timer

    Time Value = nilai timer

    Penjelasan : Timer akan bekerja ketika input awal bernilai 1. Timer akan terus menghitung sampai nilai timer habis walaupun nilai input awal berubah nilai menjadi

    0 ketika ditengah tengah hitungan. Ketika timer menghitung dan nilai input awal berubah menjadi 0 dan berubah lagi menjadi 1 maka hitungan akan dimulai dari awal lagi. Nilai sinyal output akan bernilai 1 selama timer menghitung, ketika timer selesai menghitung nilai output akan berubah menjadi 0.Timer akan bernilai 0 ketika nilai Reset bernilai 1.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan : Jika sinyal input (I124.0) bernilai 1 maka timer T5 akan memulai hitungannya. Timer akan menghitung selama 2 detik walaupun nilai input (I124.0)

    telah berubah menjadi 0. Jika nilai input (I124.0) berubah dari 0 menjadi 1 sebelum hitungan timer selesai maka timer akan menghitung lagi dari awal. Jika nilai

    input (I124.1) bernilai 1 saat timer menghitung maka hitungan akan berhenti dan timer T5 bernilai 0 (di-reset). Nilai output (Q124.0) benilai 1 ketika timer menghitung, jika telah selesai menghitung nilai output akan menjadi 0 seperti saat di- reset.

  • Counter Counter mempunyai area memory cadangan dalam CPU. Memory cadangan ini

    terdiri dari 16 bit word di tiap-tiap counter. Di diagram ladder di sini

    memungkinkan insruksi ini sebanyak 256 counter,

    Instruksi counter hanya merupakan fungsi yang dapat diakses dari memory area.

    Nilai counter seharga 0 sampai 999

    Macam macam counter dilihat dari jenis menghitung dan daerah nilai

    S_CUD Up-Down Counter

    S_CD Down Counter

    S_CU Up Counter

    ---( SC) Set Counter Coil

    ---( CU) Up Counter Coil

    ---( CD) Down Counter Coil

    S_CUD

    Symbol

    C no. Nama counter

    CU input Count up

    CD input Count down

    S set input untuk menjalankan counter

    PV nilai banyaknya menghitung : C#

    R reset input

    Q status dari counter

    Penjelasan

    S_CUD ( Up-Down Counter) mengeset jika nilai S adalah 1. Dan nilai input untuk

    CU semisal berubah dari 0 ke 1 dan nilai tersebut tidak lebih dari

    999. Namun untuk CD, counter akan mengurangi penghitungan satu per satu dan nilai input counter-nya harus lebih dari satu.

    Signal state pada output Q adalah 1 jika menghitung lebih dari nol dan 0 jika

    menghitung sehingga menjadi nol.

  • Contoh

    Penjelasan

    Pada instruksi counter C1, jika set counter bernilai 1 maka dapat

    dijalankan Counter Up atau Counter Down jika input diset. Nilai counter dicontohkan

    dengan format binary coded decimal ( C#995) jika count up maka Q124.0 akan

    bernilai 1, sebaliknya jika count down maka diakhir perhitungan akan bernilai 0.

    Dan begitu pula penerapan pada S_CD dan S_CU.

    ---( SC )

    Symbol

    < C no.> nama counter

    ---( SC)

    < preset value > nilai set counter

    Penjelasan

    ---( SC) dieksekusi dan nilainya dapat ditransfer ke suatu counter.

    Contoh

    Jika I0.0 aktif maka alamat C5 akan aktif sesuai nilai counternya C#100

    ---( CU )

    Symbol

    < C no.> nama counter

    ---( CU )

    Penjelasan

    ---( CU ) dieksekusi sesuai pada alamat counter yang dituju.

  • Contoh

    Penjelasan

    Ketika I0.0 aktif maka SC aktif dan jika I0.1 aktif maka C10 dapat di akses dan

    untuk mereset jika I0.2

    ---( CD )

    Dan begitu pula penerapan pada ---( CD ) sama dengan --- ( CU )

    RS ( Reset-Set Flip Flop)

    Simbol

    Penjelasan :

    RS ( Reset-Set Flip Flop) akan me-reset jika signal di R adalah 1 dan 0 di S

    input. Jika sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di set.

    Contoh Aplikasi :

    Penjelasan :

    Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai 1 jika nilai set (S) I124.1 bernilai 1. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi 0 nilai output Q124.0 tetap 1. Nilai output Q124.0 bernilai 0 jika kedua input bernilai 0 (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I124.0 bernilai 1 (saat set telah aktif) Jika input keduanya bernilai 1 maka yang mendominasi adalah input set sehingga nilai outputnya menjadi 1.

  • SR Set-Reset Flip Flop

    Simbol

    Penjelasan :

    SR (Set-Reset Flip Flop) akan me-set jika signal di R adalah 1 dan 0 di S input. Jika

    sebaliknya signal 0 di R dan 1 di S input, maka flip flop di reset. Contoh Aplikasi :

    Penjelasan :

    Output Q 124.0 akan aktif atau bernilai 1 jika nilai set (S) I 124.0 bernilai 1. Walaupun nilai set (S) berubah menjadi 0 nilai output Q 124.0 tetap 1. Nilai output Q 124.0 bernilai 0 jika kedua input bernilai 0 (saat set belum diaktifkan) atau ketika input I 124.1 bernilai 1 (saat set telah aktif) Jika input keduanya bernilai 1 maka yang mendominasi adalah input reset (R) sehingga nilai outputnya menjadi 0.