Top Banner
1
40

Kelompok 1 (Manusia Dan Agama)

Sep 30, 2015

Download

Documents

RezkiMuh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, yang telah memberi rahmat serta hidayahNya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sang pilihan dan sang pemilik ukhwah.Penulis membuat makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas pendidikan agama islam. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu dosen pembimbing Dra. Umi farikah M.Pd.J yang juga selaku dosen pendidikan agama islam kami.Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan karena masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, penulis dengan terbuka akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca khususnya.

Padang, 20 Desember 2013

DAFTAR ISI

SAMPULKATA PENGANTAR................................................................................................................... 2DAFTAR ISI................................................................................................................................. 3BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang............................................................................................................................... 4B. Rumusan Masalah......................................................................................................................... 4C. Maksud dan Tujuan....................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASANA. Manusia dan Alam Semesta.......................................................................................................... 6B.Manusia Menurut Agama Islam.................................................................................................... 9C. Agama: Arti dan Ruang Lingkup................................................................................................ 16D. Hubungan Manusia dengan Agama 22

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan.................................................................................................................................. 27B. Kritik dan Saran.......................................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 28

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar BelakangPendidikan Agama Islam merupakan sebuah mata kuliah yang berupaya mengkaji keislaman dengan wilayah telah materi ajaran agama dan fenomena kehidupan beragama, Sedangkan kajian tentang Islam yang bersifat historis-empiris biasanya dilakukan di berbagai perguruan tinggi meliputi bukan saja yang dianggap kebenaran oleh kaum muslimin melainkan juga yang hidup di tengah masyarakat yang merupakan ekspresi-ekspresi keagamaan kaum muslimin yang faktual.Untuk penulis mencoba untuk mengkaji pengertian Agama Islam lewat makalah dengan judul Manusia dan Agama yang di dalamnya terdapat asal-usul dan pengertian Agama Islam.

II. Rumusan masalah

1. Manusia dan Alam Semesta2. Manusia Menurut Agama Islam3. Agama : Arti dan Ruang Lingkupnya4. Hubungan Manusia dengan Agama

III. Tujuan1. Dapat memahami hubungan manusia dengan alam semesta.2. Dapat memahami apa arti manusia dari pandangan agama islam3. Dapat mengerti apa arti agama dan ruang lingkupnya.4. Memahami hubungan manusia dengan agama.

BAB IIPEMBAHASAN

I. Manusia daN Alam Semesta

Manusia adalah satu-satunya makhluk di alam yang memiliki kapasitas untuk menyandang predikat khalifah Tuhan di muka bumi. Makhluk dengan kedudukan agung ini akan sangat merugi jika mencintai dunia secara berlebihan dan melalaikan posisi tingginya di jagad raya ini. Pada suatu hari, seseorang bertanya kepada Abu Said Abul Khayr, seorang tokoh sufi Persia, "Dimana engkau mencari Tuhan?" Abu Said menjawab, "Di tempat mana engkau telah mencari Tuhan dan tidak menemukan-Nya?"Manusia berusaha mengenal dirinya dan mengenal alam semesta. Ia ingin lebih tahu siapa dirinya dan bagaimana alam semesta. Dua jenis pengetahuan ini menentukan evolusi, kemajuan dan kebahagiaannya. Agama mengajak manusia untuk mengenal dirinya. Pokok-pokok ajaran agama adalah kenalilah dirimu agar engkau tahu Tuhanmu dan jangan melupakan Tuhanmu agar kamu tidak lupa akan dirimu. Imam Ali as mengatakan, "Semoga Allah merahmati manusia yang tahu asal-usulnya, tahu keberadaan dirinya, dan tahu hendak ke mana dirinya."Seorang arif berkata bahwa maksud dari mencari Tuhan bukanlah engkau menemukannya, tapi engkau harus menyelamatkan dirimu dari kelalaian dan mengenal dirimu sendiri. Pengenalan manusia merupakan sebuah jalan untuk mengenal Tuhan dan pada dasarnya, jalan mengenal Tuhan akan melewati gerbang pengenalan manusia itu sendiri. Imam Ali as berkata, "Barang siapa mengenal dirinya, maka sungguh dia akan mengenal Tuhannya". Dengan kata lain, barang siapa yang telah mengenal dirinya tentang bagaimana makhluk yang rendah ini bisa menggapai kesempurnaan, maka ia akan mengenal Tuhannya. Sebab, manusia mengetahui bahwa selain Tuhan Yang Maha Kuasa, tidak ada makhluk lain yang bisa mengantarkannya dari segumpal mani menuju kesempurnaan.Manusia dapat mengenal Tuhan dengan sifat Jamaliyah (keindahan) dan Jalaliyah (Keagungan) dengan cara tafakkur, perenungan, dan penyelaman terhadap dirinya sendiri. Imam Ali as berkata, "Barang siapa yang telah mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya dan karena ia telah mengenal Tuhan, maka ia telah sampai pada ilmu dan pengetahuan tentang seluruh keberadaan."Tujuan utama ilmu agama dan filsafat adalah mengenal manusia dan alam semesta serta hubungan keduanya dengan Sang Pencipta. Oleh sebab itu, pengenalan terhadap berbagai dimensi dan karakteristik manusia akan mendekatkan seseorang pada asal mula penciptaan dan tujuan dasarnya. Rasul Saw bersabda, "Orang yang paling tahu tentang dirinya, maka ia adalah orang yang paling mengenal Tuhannya." Dikisahkan bahwa seorang sufi berkata kepada sahabatnya demikian, "Wahai Tuhan, kenalkanlah diri-Mu kepadaku." Sementara aku berkata, "Wahai Tuhan, kenalilah aku pada diriku sendiri."Hubungan manusia dan alam semesta merupakan sebuah tema penting filsafat. Dengan kata lain, itu adalah sebuah masalah yang sangat esensial bagi manusia, dimana ia menyimpan potensi besar dalam dirinya. Mereka yang mengkaji tema-tema Ilahiyat dan ingin mengetahui hubungan antara makhluk dan khalik, atau mereka yang ingin mengenal dirinya sendiri dan juga orang-orang yang ingin mempelajari metode kehidupannya baik itu dalam dimensi individu, sosial atau bahkan universal, maka mereka akan berurusan dengan masalah manusia dan alam semesta. Jika masalah ini terpecahkan, kebanyakan dari problema umat manusia akan terselesaikan.Menurut kebanyakan orang, manusia adalah manusia dan alam semesta adalah alam semesta. Padahal, ada hubungan yang sangat erat dan penuh makna antara manusia dan alam semesta. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang memiliki ikatan abadi dengan seluruh dimensi alam. Seluruh bagian dan gerakan di alam memiliki hubungan satu dengan yang lain. Ada ikatan erat antara karakteristik dan fenomena-fenomena di alam ini.Segala sesuatu memiliki sebuah tampilan eksternal dan juga dimensi internal. Mungkin saja sesuatu terlihat kecil secara lahiriyah, tapi dari segi batin sangat besar atau sebaliknya yaitu, mungkin saja sesuatu tampak besar secara lahiriyah, namun dari segi batin sangat kecil. Alam penciptaan juga seperti itu. Alam secara lahir tampak besar dan agung, tapi pada dasarnya adalah kecil dan mungil dari segi batin. Sementara manusia terlihat kecil dari sisi lahiriyah, namun pada dasarnya adalah besar dan luar biasa. Imam Ali as berkata, "Apakah kalian mengira bahwa kalian hanya tubuh kecil ini, padahal kalian adalah alam yang sangat besar."Pada kenyataannya, manusia adalah model eksklusif dari seluruh makhluk hidup dan bahkan dapat disimpulkan bahwa jejak dan tanda-tanda dari seluruh makhluk di alam semesta ada dalam diri manusia. Segala sesuatu yang ada di alam, pada dasarnya juga terdapat dalam diri manusia. Oleh karena itu, jika kita mengamati diri dan alam sekitar dengan seksama, maka kita akan menemukan sebuah hubungan yang rumit antara diri kita dan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Seorang filosof Muslim, Mulla Shadra mengatakan, "Manusia sempurna adalah manusia yang menyelaraskan dirinya dengan seluruh ketentuan-ketentuan Ilahi."Kenyataan bahwa semua makhluk, dengan segala keterbatasan, merupakan tanda-tanda akan kesucian, keindahan, ilmu pengetahuan, hidup, dan kesempurnaan lainnya dari Tuhan. Seluruh makhluk tanpa terkecuali, diharuskan untuk memuji dan mengagungkan Tuhan, dan berdasarkan hal tersebut, Mulla Sadra percaya bahwa semua atribut kesempurnaan seperti hidup dan pengetahuan, beredar pada semua makhluk di seluruh alam raya.Setiap wujud di alam ini pada level keberadaan manapun, memiliki semua sifat kesempurnaan. Setiap wujud memiliki kehidupan, pengetahuan, kekuatan, kasih sayang, cinta sesuai dengan kadar keberadaannya. Sifat-sifat kesempurnaan mengalir di segenap makhluk alam ini baik yang material maupun yang tidak. Sebagai bentuk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia mengemban amanah yang berat dan tanggung jawab yang besar yang tidak dapat diterima makhluk lain. Manusia adalah perantara antara Pencipta dan makhluk lain mulai dari yang teratas (Tuhan) ke yang terbawah dari seluruh ciptaan-Nya.Melalui manusialah kesempurnaan dan rahmat turun ke bumi; dalam perjalanan menuju Tuhan, melalui manusialah seluruh alam raya dapat menggapai Tuhan; dengan kata lain, manusia adalah penjaga alam, pemelihara, dan penyebab kehidupan di dalamnya. Bagaimanapun juga, sangat menarik bahwa manusia yang sama juga mencari bantuan dari alam dalam pendakiannya dan pergerakan ke atas menuju Tuhan; kesempurnaanya tidak mungkin tanpa alam dan isinya.

II. Manusia Menurut Agama Islam

1. Hakikat ManusiaKetika berbicara tentang manusia, Al-Quran menggunakan tiga istilah pokok. Pertama, menggunakan kata yang terdiri atas huruf alif, nun, dan sin, seperti kata insan, ins, naas, dan unaas. Kedua, menggunakan kata basyar. Ketiga, menggunakan kata Bani Adam dan dzurriyat Adam.Menurut M. Quraish Shihab, kata basyar terambil dari akar kata yang bermakna penampakan sesuatu dengan baik dan indah. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Al-Quran menggunakan kata basyar sebanyak 36 kali dalam bentuk tunggal dan sekali dalam bentuk mutsanna untuk menunjuk manusia dari sudut lahiriahnya serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Dengan demikian, kata basyar dalam Al-Quran menunjuk pada dimensi material manusia yang suka makan, minum, tidur, dan jalan-jalan. Dari makna ini lantas lahir makna-makna lain yang lebih memperkaya definisi manusia. Dari akar kata basyar lahir makna bahwa proses penciptaan manusia terjadi secara bertahap sehingga mencapai tahap kedewasaan.Allah swt. berfirman: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. (Q.S. ar-Rum [30]: 20)

Sementara itu, kata insan terambil dari kata ins yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Musa Asyarie menambahkan bahwa kata insan berasal dari tiga kata: anasa yang berarti melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-uns yang berarti jinak. Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampak lebih tepat daripada pendapat yang mengatakan bahwa kata insan terambil dari kata nasiya (lupa) dan kata naasa-yanuusu (berguncang). Dalam Al-Quran, kata insaan disebut sebanyak 65 kali. Kata insaan digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi menegaskan bahwa makna kata insaan inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang membuatnya pantas menjadi khalifah di muka bumi, menerima beban takliif dan amanat kekuasaan.Dua kata ini, yakni basyar dan insaan, sudah cukup menggambarkan hakikat manusia dalam Al-Quran. Dari dua kata ini, kami menyimpulkan bahwa definisi manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil Allah di muka bumi (khaliifah Allah fii al-ardl).

2. Asal-usul PenciptanyaAl-Quran telah memberikan informasi kepada kita mengenai proses penciptaan manusia melalui beberapa fase: dari tanah menjadi lumpur, menjadi tanah liat yang dibentuk, menjadi tanah kering, kemudian Allah swt. meniupkan ruh kepadanya, lalu terciptalah Adam a.s.[14] Hal ini diisyaratkan Allah dalam Surah Shaad [38] ayat 71-72. . .(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu menyungkur dengan bersujud kepadanya. (Q.S. Shaad [38]: 71-72.)

Perhatikan juga firman Allah dalam Surah al-H{ijr [15] ayat 28-29. . .

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. al-Hijr [15]: 28-29)

Dalam Al-Quran, kata ruh (ar-ruh) mempunyai beberapa arti. Pengertian ruh yang disebutkan dalam ayat-ayat yang menjelaskan penciptaan Adam a.s. adalah ruh dari Allah swt. yang menjadikan manusia memiliki kecenderungan pada sifat-sifat luhur dan mengikuti kebenaran. Hal ini yang kemudian menjadikan manusia lebih unggul dibanding seluruh makhluk yang lain. Karakteristik ruh yang berasal dari Allah ini menjadikan manusia cenderung untuk mengenal Allah swt. dan beribadah kepada-Nya, memperoleh ilmu pengetahuan dan menggunakannya untuk kemakmuran bumi, serta berpegang pada nilai-nilai luhur dalam perilakunya, baik secara individual maupun sosial, yang dapat mengangkat derajatnya ke taraf kesempurnaan insaniah yang tinggi. Oleh sebab itu, manusia layak menjadi khalifah Allah swt.Ruh dan materi yang terdapat pada manusia itu tercipta dalam satu kesatuan yang saling melengkapi dan harmonis. Dari perpaduan keduanya ini terbentuklah diri manusia dan kepribadiannya. Dengan memperhatikan esensi manusia dengan sempurna dari perpaduan dua unsur tersebut, ruh dan materi, kita akan dapat memahami kepribadian manusia secara akurat.Kemudian, dalam ayat lain juga disebutkan mengenai permulaan penciptaan manusia yang berasal dari tanah. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan, kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. (Q.S. al-Hajj [22]: 5)

. .Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Mahasuci-lah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. al-Muminuun [23]: 13-14)

Itulah di antara sekian banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang asal-usul penciptaan manusia. Penciptaan manusia yang bermula dari tanah ini tidak berarti bahwa manusia dicetak dengan memakai bahan tanah seperti orang membuat patung dari tanah. Akan tetapi, penciptaan manusia dari tanah tersebut bermakna simbolik, yaitu saripati yang merupakan faktor utama dalam pembentukan jasad manusia. Penegasan Al-Quran yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah ini merujuk pada pengertian jasadnya. Oleh karena itu, Al-Quran menyatakan bahwa kelak ketika ajal kematian manusia telah sampai, maka jasad itu akan kembali pula ke asalnya, yaitu tanah.

Secara komprehensif, Umar Shihab memaparkan bahwa proses penciptaan manusia terbagi ke dalam beberapa fase kehidupan sebagai berikut. Pertama, fase awal kehidupan manusia yang berupa tanah. Manusia berasal dari tanah disebabkan oleh dua hal: (1) manusia adalah keturunan Nabi Adam a.s. yang diciptakan dari tanah; (2) sperma atau ovum yang menjadi cikal bakal manusia bersumber dari saripati makanan yang berasal dari tanah. Kedua, saripati makanan yang berasal dari tanah tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh Al-Quran dengan istilah nutfah. Ketiga, kemudian sperma dan ovum tersebut menyatu dan menetap di rahim sehingga berubah menjadi embrio (alaqah). Keempat, proses selanjutnya, embrio tersebut berubah menjadi segumpal daging (mudlghah). Kelima, proses ini merupakan kelanjutan dari mudlghah. Dalam hal ini, bentuk embrio sudah mengeras dan menguat sampai berubah menjadi tulang belulang (idzaam). Keenam, proses penciptaan manusia selanjutnya adalah menjadi daging (lahmah). Ketujuh, proses peniupan ruh. Pada fase ini, embrio sudah berubah menjadi bayi dan mulai bergerak. Kedelapan, setelah sempurna kejadiannya, akhirnya lahirlah bayi tersebut ke atas dunia.Manusia islam pula manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu :a. Jasmani Yang terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah b. Ruh. Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja. c. Jiwa. (An Nafsun/rasa dan perasaan).

Terdiri atas 3 unsur: Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat Jin, sifatnya adalah: Rakus, pemalas, Serakah, dll (kebendaan/materialis)-menjadi beban masyarakat. Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat Iblis, Sifatnya adalah: Sombong, Merusak, Angkara murka dll (Menentang)-Menjadi pengacau masyarakat. Natiqoh/Muthmainah (darah Putih), Dipengarui sifat malaikat, Sifatnya adalah: Bijaksana, Tenang, Berbudi luhur, Berachlak Tinggi dan Mulia- Menciptakan kedamaian dan kasih sayang.

3. Tujuan Penciptaan ManusiaTujuan penciptaan manusia adalah menyembah kepada penciptanya yaitu Allah. Pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan manusia dalam hokum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, baik yamg menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun manusia dengan manusia.

Oleh kerena penyembahan harus dilakukan secara suka rela, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun pada manusia karena termasuk ritual-ritual penyembahannya.

Penyembahan yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelolah alam semesta. Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukum-hukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.

4. Fungsi dan Peran Manusia

Berpedoman pada Al-Quran surah al-baqarah ayat 30-36, status dasar manusia yang mempelopori oleh adam AS adalah sebagai khalifah. Jika khalifah diartikan sebagai penerus ajaran Allah maka peran yang dilakukan adalah penerus pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor membudayakan ajaran Allah Swt.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah di antaranya adalah:a) Belajarb) Mengajarkan ilmuc) Membudayakan ilmu

Oleh karena itu semua yang dilakukan harus untuk kebersamaan sesama ummat manusia dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada 3 instansi yaitu pada diri sendiri, pada masyarakat, pada Allah SWT.

III. Arti Agama dan Ruang Lingkupnya

ARTI AGAMA

Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu dari kata a yang artinya tidak dan kata gama yang artinya kacau. Dengan demikian agama artinya tidak kacau. Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa kata agama berasal dari akar kata gam yang mendapat awalan dan akhiran a sehingga menjadi agama. Kadang-kadang mendapat awalan i atau u dengan akhiran yg sama, sehingga menjadi igama atau ugama yang berarti jalan. Dalam bahasa Bali, ketiga istilah tersebut mempunyai makna sebagai berikut : 1. Agama artinya peraturan, tata cara, upacara hubungan manusia dengan raja. 2. Igama artinya peraturan, tata cara, upacara dalam berhubungan dengan dewa-dewa. 3. Ugama artinya peraturan, tata cara dalam berhubungan antar manusia. Ketiga istilah tersebut kini dipakai dalam 3 bahasa, yaitu agama (bahasa Indonesia), igama (bhs Jawa) dan ugama (bhs Melayu) dengan pengertian yang sama. Setelah agama Nasrani masuk ke Indonesia, muncul istilah baru yg diidentikkan dengan istilah agama, yaitu religion (bhs Inggris) yang berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata relegere yang artinya berpegang kepada norma-norma. Dalam bahasa Indonesia kata religion dikenal dengan sebutan religi dibaca reliji. Istilah ini erat kaitannya dengan sistem dan ruang lingkup agama Nasrani yang menunjukkan hubungan tetap antara manusia dengan Tuhan saja.Dalam Islam kata agama merupakan arti dari kata ad- diin yang berarti pengaturan hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia, termasuk dengan dirinya sendiri dan alam lingkungan hidupnya (horisontal). Bagi orang Eropa, religion hanyalah mengatur hubungan tetap (vertikal) anatar manusia dengan Tuhan saja. Menurut ajaran Islam, istilah din yang tercantum dalam Al-Quran mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhan (vertikal) dan hubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat termasuk dirinya sendiri, dan alam lingkungan hidupnya (horisontal)." Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah kuridhai Islam itu jadi agama(din) bagimu " (QS 5:3)"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia " (QS 3:112) Persamaan istilah agama tidak dapat dijadikan alasan untuk menyebutkan bahwa semua agama adalah sama, karena adanya perbedaan makna atas istilah agama tersebut, yang berbeda atas sistem, ruang lingkupnya, dan klasifikasinya.Karena agama merupakan kepentingan mutlak setiap orang dan setiap orang terlibat dengan agama yang dipeluknya maka tidaklah mudah untuk membuat suatu defenisi yang mencakup semua agama, namun secara umum dapat didefenisikan sebagai berikut: agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan-Nya melalui upacara, penyembahan dan permohonan, dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan ajaran agama itu.Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige dll.Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri , yaitu: Menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan Menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari TuhanDengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.

RUANG LINGKUP AGAMA

A. Aturan tentang hubungan manusia dengan Tuhan atau sesuatu yang dianggap tuhan (vertikal). Firman Allah:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS. Az Zariyat: 56)

Firman Allah:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (QS. Al Bayyinah: 5)

B. Aturan tentang hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya (horisontal). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al Maidah: 2)Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup berkelompok berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan saling mengisi sehingga manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Demikian pula keragaman daerah asal.Tidak pada tempatnya andai kata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab kelebihan suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya, warna kulit, kecantikan/ketempanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia dari takwanya.C. Aturan hubungan manusia dengan makhluk lainnya/lingkungannyaSeluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung manfaat bagi manusia. Alam raya ini berwujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi diciptak oleh Allah dengan sengaja dan dengan hak.Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? (QS. Ibrahim; 19)Manusia dikaruniai akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khalifah di muka bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum Allah. Alam diciptakan oleh Allah dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia.

Ruang lingkup ajaran islam

Ruang lingkup ajaran islam meliputi tiga bidang yaitu aqidah, syariah dan akhlak

a) Aqidah

Aqidah arti bahasanya ikatan atau sangkutan. Bentuk jamaknya ialah aqaid. Arti aqidah menurut istilah ialah keyakinan hidup atau lebih khas lagi iman. Sesuai dengan maknanya ini yang disebut aqidah ialah bidang keimanan dalam islam dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh seorang muslim/mukmin. Terutama sekali yang termasuk bidang aqidah ialah rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Akhir dan kepada qadadan qadar.

b) Syariah

Syariah arti bahasanya jalan, sedang arti istilahnya ialah peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-Quran dan sunnah Rasululah Saw.

Selanjutnya muamalah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari Munakahat (perkawinan), termasuk di dalamnya soal harta waris (faraidh) dan wasiat Tijarah (hukum niaga) termasuk di dalamnya soal sewa-menyewa, utang-piutang, wakaf. Hudud dan jinayat keduanya merupakan hukum pidana islam. Hudud ialah hukum bagi tindak kejahatan zina, tuduhan zina, merampok, mencuri dan minum-minuman keras. Sedangkan jinayat adalah hukum bagi tindakan kejahatan pembunuhan, melukai orang, memotong anggota, dan menghilangkan manfaat badan, dalam tinayat berlaku qishas yaitu hukum balas Khilafat (pemerintahan/politik islam) Jihad (perang), termasuk juga soal ghanimah (harta rampasan perang) dan tawanan)

c) Akhlak/etika

Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamat dari khuluq yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian ajaran islam yang mengatur tingkahlaku perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan akhlak dengan keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran.Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada tuhan, kepada nabi/rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim. Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. Etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat (Amin, 1975 : 3)Jadi, etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang melakukannya dengan sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk perbuatan baik atau buruk.Etika harus dibiasakan sejak dini, seperti anak kecil ketika makan dan minum dibiasakan bagaimana etika makan atau etika minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak kecil akan berdampak setelah dewasa. Sama halnya dengan etika berpakaian, anak perempuan dibiasakan menggunakan berpakaian berciri khas perempuan seperti jilbab sedangkan laki-laki memakai kopya dan sebagainya. Islam sangat memperhatikan etika berpakai sebagaimana yang tercantum dalam surat al-Ahsab.

IV. Hubungan Manusia dengan Agama

Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.Kita mungkin telah dapat merasakan bagaimana pentingnya peranan yang telah dimainkan oleh agama dalam kehidupan manusia. Hal itu malah mungkin menimbulkan kekecewaan pada manusia, karena betapa sering perwujudan agama gagal. Begitu juga kita telah merasakan betapa pentingnya mutu kehidupan beragama itu bagi seluruh tradisi manusia.Barangkali kita juga telah mengambil sikap baru terhadap agama lain yang bukan agama kita peluk sendiri. Bukan dalam arti bahwa kita menyetujui semua agama tersebut. Dalam menelaah kehidupan semua agama manusia tersebut, tidak ada hal yang mengharuskan garis batas keyakinan agama lain terlewati. Namun barangkali kita telah dapat memandang agama-agama tersebut sebagai keyakinan yang dianut oleh manusia yang hidup, yaitu orang-orang yang juga mempertanyakan berbagai masalah dasar yang juga kita pertanyakan, mereka juga mencari hidup yang lebih luhur terhadap agamanya.Agama mengambil bagian pada saat-saat yang paling penting dan pada pengalaman hidup. Agama merayakan kelahiran, menandai pergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan perkawinan, serta kehidupan keluarga, dan melapangkan jalan dari kehidupan kini menuju kehidupan yang akan datang. Bagi juataan manusia, agama berada dalam kehidupan mereka pada saat-saat yang paling khusus maupun pada saat-saat yang paling mengerikan. agama juga memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan kita. Adakah kekuatan tertinggi lain yang mampu memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kita? Bagaimanakah kehidupan dimulai? Apa arti semuanya ini? Mengapa orang menderita? Apa yang terjadi terhadap diri kita apabila kita telah mati?Mengingat hal demikian wajarlah jika agama menjadi sangat dibutuhkan oleh manusia, karenanya ia mampu memberikan jawaban sekaligus inspirasi bagi terwujudnya kehidupan yang diinginkan manusia.Kondisi umat islam dewasa ini semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :1. Tayangan media televisi tentang cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang berbau porno.2. Majalah atau tabloid yang covernya menampilkan para model yang mengubar aurat.3. Krisis ketauladanan dari para pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku yang menyimpang dari nilai-nilai agama.4. Krisis silaturahmi antara umat islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan kelompoknya (partai atau organisasi) masing-masing.Sosok pribadi orang islam seperti di atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat kenajuan umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat islam itu sendiri. Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi Rahmatan lilalamin maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). Mereka diharapkan mampu mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna esensial ibadah itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti : pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan saling menghormatai tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga dikatakan bahwa umat islam harus mampu menyatu padukan antara mila-nilai ibadah mahdlah (hablumminalaah) dengan ibadag ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam rangka membangun Baldatun thaibatun warabun ghafur Negara yang subur makmur dan penuh pengampunan Allah SWT.Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan : a. sumber moral, b. petunjuk kebenaran, c. sumber informasi tentang masalah metafisika, dan d. bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun duka.

a) Agama Sumber moralDapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.

b) Agama Petunjuk KebenaranSekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-carioleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.

c) Agama Sumber Informasi MetafisikaSesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya. Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.

d) Agama pembimbing rohani bagi manusiaDengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7). Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah rsau yang terus-menerus.

BAB IIIPENUTUP

I. KESIMPULAN

Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA. Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara outomatis dan langsung, akan tetapi melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru karena ada proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut kehidupan baik bagi manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi hidup oleh Allah, yakni flora dan fauna.Kehidupan yang demikian adalah proses hubungan interaktif secara harmonis dan seimbang yang saling menunjang antara manusia, alam dan segala isinya utamanaya flora dan fauna, dalam suatu tata nilai maupun tatanan yang disebut ekosistem. Tata nilai dan tatanan itulah yang disebut pula moral dan etika kehidupan alam yang sering dipengaruhi oleh paradigma dinamis yang berkembang dalam komunitas masyarakat disamping pengaruh ajaran agama yang menjadi sumber inspirasi moral dan etika itu.

II. SARAN

Demikian Penyusunan Makalah ini, agar kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi diri penulis sendiri. Saran dan kritik dari pembaca akan selalu penulis terima untuk penulisan makalah selanjutnya yang lebih baik.

III. DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul KarimMansoer, Hamdan. 2004. Materi Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta : DIKTI.Anonim, 2008. Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam, blogspot : Al-Ikhwan.net.Zuhairini, dkk, 1991. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,.http: ferdahartanti.blogspot.comwww. untukku.comhttp: koesandi. Wordpress.comhttp: /atd. eprints. ums.ac.idhttp: dkmfahutan. Wordpress.com

27